• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRONOUN ISIM DHOMIR DALAM BAHASA ARAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRONOUN ISIM DHOMIR DALAM BAHASA ARAB"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PRONOUN (ISIM DHAMIR) dalam BAHASA ARAB

untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Teori Linguistik

Diampu oleh Prof. Dr. Soepomo Poedjosodarmo

Oleh:

Amanah 14/370991/PSA/7737

ILMU LINGUISTIK

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

(2)

Keragaman dan keistimewaan tentang suatu bahasa baik dari struktur dan pola pembentukan kata sangat menarik untuk diteliti. Karena masing-masing bahasa memilki keistimewaan sendiri. Seperti bahasa Arab yang termasuk bahasa fleksi dimana struktur katanya terbentuk oleh perubahan bentuk kata deklinasi dan konjugasi. Selain itu, bahasa Arab memilki keistimewaan yaitu kaya akan kosa kata, misalnya dhomir atau yang disebut dengan kata ganti orang. Pada tata bahasa Arab dhamir (kata ganti orang) sebanyak 14 tetapi ada yang berpendapat ada 12. Kemudian tata bahasa Arab itu ada perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta tunggal, dua dan jamak atau plural dalam hal identifikasi suatu kata. Selain itu, bahasa Arab mempunyai tanda ‘irob sehingga kedudukan kata tergantung pada ‘irob dan distribusinya. Menurut Al Gholayaini (2009) dalam buku jami’ud durus, ‘irob adalah perubahannya akhir suatu kata karena disebabkan oleh perbedaan ‘amil yang masuk seperti rofa’, nashob, jar, dan jazm.

Alqottan (2004) dalam artikel Kaidah-kaidah Bahasa Arab dalam Penerjemahan Al-qur’an oleh Rahmat berpendapat bahwa keunikan manusia bukan terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak dalam kemampuan berbahasa. Oleh karena itu, bahasa Arab memilki tata bahasa yang sangat kompleks sekali dan pembuatan kosa kata itu dari akar suatu kata (Parera, 2007:136 ).

Pada dasarnya tiap kalimat memberikan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan satu peserta, atau lebih, dengan peran semantik yang berbeda-beda (Alwi dkk, 2014:341). Seperti itu juga dalam tata bahasa Arab tentang dhamir (kata ganti orang) sehingga lebih padat dan singkat. Karena pada dasarnya dhamir (kata ganti orang) digunakan untuk mempersingkat perkataan seperti: بتكي artinya : dia laki-laki (1) sedang menulis. Jadi, satu kata bisa mencakup subjek dan predikat . Selain itu, juga terdapat pada kata perintah yangmana kalimat perintah atau imperatif biasanya hanya berupa verba dasar (Chaer, 2008:197). Karena sudah mengandung subjeknya, akan tetapi jika subjeknya itu khusus maka harus disebutkan subjeknya tersebut. Pada tata bahasa Arab ketika kata ganti berada pada kata kerja perintah maka harus diperhatikan siapa yang diperintah dan konsisten memperhatikan gender, jumlah dan ‘irobnya.

(3)

contoh-contohnya. Karena menurut Rahmat (2006) dalam artikelnya yang berjudul Kaidah-kaidah Bahasa Arab dalam Penerjemahan Al-Qur’an bahwa sebanyak apapun teori yang sudah dikuasai tetapi tidak faham aplikasinya dan terbiasa tentunya ilmu tersebut tidak membekas. Selain itu, di dalam tata bahasa Arab dijelaskan juga tentang gaya bahasa yang menggunakan perpindahan dengan menggunakan dhamîr (pronomina) yaitu persona I, persona II, dan persona III atau ‘adad dhamîr (bilangan pada pronomina) yang disebut dengan iltifat . Jadi, melalui tulisan ini semoga dapat memberi pengetahuan baru dan mengetahui bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kompleks serta produktif dalam hal kosa kata terutama pada pembahasan kata ganti (dhamir).

PEMBAHASAN

Pembagian dan pengertian dhamir ( kata ganti orang)

Dhamir termasuk dalam kelompok isim ma’rifat. Al Qattan (2004) dalam artikelnya Rahmat berpendapat bahwa dhamir merupakan isim (kata benda) yang berfungsi untuk menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak dan menempati kata-kata itu dengan sempurna tanpa merubah makna yang dimaksud.Dhamir (kata ganti orang) dalam bahasa arab memiliki 14 bentuk yangmana itu juga disebut dengan dhamir munfasil , yaitu sebagai berikut :

(4)

(perempuan)

14. Kami نحن Jamak Mutakallim ma’al ghair

(Orang yang berbicara)

Jadi, kata ganti orang (dhamir) dalam bahasa arab itu terdiri dari tiga kriteria yaitu : ghaib (orang III), mukhatab (orang II) dan mutakallim (orang yang berbicara). Selain itu, ada perbedaan gender yaitu laki-laki dan perempuan serta jumlah yaitu mufrod (singular), mustanna (double) dan jamak (plural).

Dhamir (kata ganti orang) dalam bahasa Arab dibagi menjadi beberapa yaitu dilihat dari segi : ittishol (bersambung) dan infishol (berpisah), bentuknya, dan fungsinya (Khaironi, 2008:20-14).

1. Dhomir dari segi ittishol (bersambung) dan infishol (berpisah) dibagi menjadi 2 :

1. Dhamir munfasil merupakan kata ganti yang penulisannya berpisah dengan kata lain atau yang dapat berdiri sendiri. Macam-macamnya seperti pada tabel 1 terdiri dari 14 bentuk. Dhamir munfasil dari segi fungsi dibagi menjadi dua:

(5)

gantinya berupa وه (huwa) merupakan kata ganti orang III tunggal maskulin yang mana kedudukannya sebagai subjek.

b. Nashob dimana dhamir berfungsi sebagai objek. Contohnya : نيعتسن كايإ و ددبعن كاّيإ , (iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’inu ) artinya hanya kepadamu kita menyembah dan hanya kepadamu kami meminta pertolongan , jadi kata gantinya berupa ك (ka) yaitu yang menunjukkan kata ganti orang II tunggal maskulin yang mana kedudukannya sebagai objek.

2. Dhamir muttasil merupakan kata ganti yang penulisannya bersambung dengan kata lain atau tidak bisa berdiri sendiri. Dhamir muttasil ada sembilan jenis yaitu: ta’ ( ءات), naa ( ان), wawu ( واو), alif ( فلا), nun (نون ), kaf ( فاك), ya’ ( ءاي), ha’ (ءاه ), dan haa (اه ). Dhamir muttasil terdapat pada fi’il madhi ( kata kerja lampau ), fi’il mudhari’ ( kata kerja yang sedang dikerjakan ), fi’il amar (kata perintah) dan kalimat kepemilikan ( possessive pronoun ) .

Dilihat dari segi fungsinya Dhamir muttasil dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Rafa’ dimana kata ganti orang berfungsi sebagai subjek. Ini terjadi pada kata kerja yang sedang dikerjakan (fi’il mudhari’) dan kata perintah (fi’il amar). Contohnya : ملقلاب نابلاطلا نابتكي (yaktubaani at thoolibaani bi al-qolami ) artinya Dua siswa laki-laki sedang menulis dengan pena, pada kalimat tersebut kata ganti yang menunjukkan orang II jumlahnya dua dan berjenis laki-laki serta berfungsi sebagai subjek.

b. Nashob dimana dhamir berfungsi sebagai objek. Contohnya : ketika kata ganti digabungkan dengan kata kerja lampau (f’iil madhi) dan kata ganti digabung dengan preposisi (kharful jar) seperti : هرددصن (nashorohu) artinya orang laki-laki telah menolongnya, kata gantinya yaitu berupa ه (hu) yangmana menunjukkan orang III tunggal laki-laki dan kedudukannya sebagai objek.

c. Jar dimana dhamir berfungsi sebagai sifat (adjective) . Contohnya : ketika kata ganti digabungkan kata benda sehingga menunjukkan kepemilkikan seperti : اهباتك (kitabuhaa) artinya bukunya (dia perempuan satu) , jadi kata gantinya berupa اه (ha) yangmana menunjukkan kata ganti orang III tunggal dan berjenis perempuan.

(6)

1. Kata ganti berfungsi sebagai objek ketika digabungkan dengan harfu jar (preposisi), contohnya : كيلإ (ilaika) artinya kepadamu , kata gantinya berupa ك (ka) yang menunjukkan arti orang II tunggal laki-laki .

2. Kata ganti yang menunjukkan arti kepemilkikan (possessive pronoun) yaitu ketika kata ganti orang digabungkan dengan kata benda (isim) dan dalam bahasa arab disebut dengan susunan idhofah (frase) sehingga menunjukkan arti kepemilkikan, contohnya : اهملق (qolamuha) artinya penanya, kata gantinya berupa اه yang menunjukkan arti orang III tunggal perempuan.

2. Dhamir dilihat dari segi bentuknya dibagi menjadi dua :

1. Dhamir Baris yaitu kata gantiyang terlihat atau nampak dalam kalimat. Maksudnya yaitu ketika kata ganti orang digabungkan dengan yang lainnya tetap nampak. Ini seperti kata ganti jika dilihat dari segi ittishol (bersambung) dan infishol (berpisah) sehingga dhamir Baris dibagi menjadi dua, yaitu : munfasil dan muttasil.

a. Dhamir Baris Munfasil yaitu kata ganti yang nampak dan penulisannya terpisah dengan kata yang lain, contohnya: نارهاددم نابلاط امه (huma thoolibaani jaamilaani) artinya dia adalah dua siswa yang pandai . jadi, kata gantinya امه (huma) yang menunjukkan orang III jumlahnya dua dan jenisnya laki-laki.

b. Dhamir Baris Muttasil yaitu kata ganti yang nampak dan penulisannya bersambung dengan kata yang lain, contohnya: َةلسرلا ُتبتك (katabtu ar risalata ) artinya : saya sedang menulis surat. Jadi, kata gantinya ُت (tu) yang menunjukkan orang I (orang yang berbicara) jumlahnya tunggal dan jenisnya bisa laki-laki dan perempuan.

2. Dhamir Mustatir yaitu kata ganti yang tidak terlihat atau tidak nampak tetapi bermakna. dhamir mustatir dibagi menjadi dua yaitu :

a. wujuban (nampak), yaitu kata ganti yangada pada beberapa keadaan sebagai berikut:

 Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja yang sedang dilakukan (fi’il

mudhori) yang berupa kata ganti orang I (orang yang berbicara) contohnya : أرددقأ (aqrou) artinya saya sedang membaca, jadi kata gantinya berupa saya dengan wujud أ (hamzah) .

 Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja perintah (fi’il amar) yang

(7)

 Ketika kata ganti orang berada pada kata yang menunjukkan takjub (kata

interjektif), contohnya : ردبلا لمجأام (maa ajmala al badru) artinya alangkah indahnya bulan itu, jadi kata gantinya berupa وه (huwa) artinya dia untuk jenis kata benda laki-laki dan tunggal yang berada dalam kata yang menunjukkan takjub.

b. jawaz (tidak nampak atau tersembunyi). Kata ganti orang terdapat pada kata kerja yang sedang dilakukan yaitu pada kata ganti orang III baik laki-laki dan perempuan tunggal contohnya : بتك(kataba) artinya dia (laki-laki) sedang menulis dan بتك (katabat) artinya dia (perempuan) sedang menulis. Jadi kata gantinya tersembunyi tetapi memilki arti didalam bahasa arab disebut dengan muqoddar.

3. Dhamir apabila dilihat dari segi fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu : 1. marfu’un dibagi menjadi tiga yaitu :

a. munfasil ada beberapa sebab yaitu :

 karena menjadi mubtada’ (diawal kalimat), contohnya: يهةلماج ةددبيباط (hiya

thoobiibah jaamilah) artinya dia adalah seorang dokter yang cantik, jadi kata gantinya berupa يه (hiya) yang menunjukkan orang III tunggal perempuan dan berada pada awal kalimat.

 karena menjadi badal (pengganti), contohnya : انأ ، نوملددسملا نحن (nahnu al

muslimuna, anaa ) artinya kita adalah orang islam , seperti halnya aku. Jadi, kata gantinya انأ (anaa) yang menunjukkan orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan yangmana menjadi pengganti dari kata ganti نحن (nahnu) yang menunjukkan orang I atau orang yang berbicara lebih dari satu dan juga bisa laki-laki atau perempuan.

 karena ‘athof (kata yang jatuh setelah kata penghubung) , contohnya : تنأ و انأ

نارهاددم ناذدديملت (anaa wa anta tilmiidzani maahironi ) artinya aku dan kamu adalah siswa yang pandai, jadi kata gantinya berupa تنأ (anta) yang menunjukkan orang II tunggal laki-laki dan berada setelah konjungsi (kata penghubung) و (wawu). Sehingga kata ganti تنأ (anta) mengikuti pada kata sebelum kata konjungsi (penghubung) yaitu kata انأ (anna) yang menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan.

(8)

 karena menjadi fa’il (subjek), contohnya اديز ترصن (nashortu zaidan) artinya

saya menolong zaid, jadi kata gantinya berupa ت (tu) yang menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan dan kedudukannya sebagai subjek.

 karena menjadi na’ibul fa’il (pengganti subjek), contohnya : ُت ْرِصُن (nushirtu)

artinya saya dipukul dia, jadi kata gantinya berupa ت (tu) yang menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan. Kalimat seperti ini dalam bahasa arab dinamakan fi’il majhul (kata kerja pasif) .

 karena menjadi isim kana wa akhotuha (subjek kata kana) ,

contohnya :امئاص تنك (kuntu shoiman) artinya saya menjadi orang yang ahli puasa. Jadi kata gantinya berupa ت (tu) yang menunjukkan arti orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan . kata ganti ini disebut isimnya kanna karena jatuh setelah kata kerja ناك (kaana) yang mana termasuk ‘amil perusak atau disebut dengan ‘amil nawasih .

c. mustattir ada beberapa sebab yaitu :

 karena menjadi fa’il (subjek), contohnya :أرق باتكلا (qoroa al kitaab) artinya

dia membaca buku, jadi kata gantinya tersimpan dalam kata أرق yaitu berupa وه (huwa) yang menunjukkan arti orang III tunggal laki-laki dan fungsinya sebagai subjek.

 karena menjadi na’ibul fa’il (pengganti subjek), contohnya: ْتَر ِدددصُنًديز

(nushirot zaydun) artinya zaid telah dipukul oleh dia . jadi kata gantinya tersimpan dalam kata ْتَرِصُن )nushirot) yaitu berupa kata ganti يه (hiya) yang menunjukkan orang III tunggal perempuan. Kalimat ini disebut dengan fi’il majhul (kata kerja pasif).

 Kata gantiyang tersimpan pada af’al istisna’ (kata kerja yang berfungsi untuk

(9)

III tunggal laki-laki dan yang tersimpan dalam kata ل (kholaa) yang memilki arti pengecualian.

 Kata ganti terdapat pada af’alu ta’ajub (kata interjektif) yang menunjukkan

rasa heran, takjub dan kagum.

contohnya : نسحأام ملعلا (maa ahsana al-‘ilma) artinya alangkah bagusnya ilmu, jadi kata gantinya itu berupa وه (huwa) yang menunjukkan orang III tunggal laki-laki dan yang tersimpan dalam نسحأام .

2. mansubun dibagi menjadi dua yaitu :

a. Munfasil yangmana dhomir berfungsi sebagai maf’ul bih (objek), contohnya : كايإ (iyyaka) artinya kepadamu , jadi kata gantinya berupa ك (ka) yang menunjukkan arti orang II tunggal laki-laki .

b. Muttasil yangmana dhomir berfungsi sebagai maf’ul bih (objek),

contohnya : ديز ينرصن (nashoroni zaidun) artinya zaid telah menolongku, jadi kata gantinya berupa ين (nii) yang menunjukkan orang I tunggal bisa laki-laki atau perempuan. Pada kata ganti muttasil yang berfungsi sebagai objek maka susunannya adalah V-O-S .

3. Majrurun yaitu dhamir muttasil dimana dhamir terletak setelah kharful jar (preposisi) atau idhofah (frase)

 Karena kata ganti setelah kharful jar (preposisi), contohnya : بهذأ ةسردملا ىلإ هب

(adzhabu bihi ila almadrosati ) artinya saya pergi dengannya ke sekolah, jadi kata gantinya berupa ه (hu) yang menunjukkan orang III tunggal laki-laki.

 Karena kata ganti dengan kata benda sehingga didalam bahasa arab disebut

dengan idhofah (frase), contohnya : ةنازخلا يف هباتك (kitaabuhu fii al khozaanati ) artinya kitabnya didalam almari, jadi kata gantinya berupa ه (hu) yang menunjukkan orang III tunggal laki-laki.

(10)

Kata ganti orang dalam bahasa Arab yang menunjukkan orang III laki-laki dan perempuan baik tunggal, double, serta plural dapat digunakan untuk menggantikan kata benda selain orang seperti: kata ganti yang terdapat pada kata kerja yang menunjukkan arti takjub (af’alul ta’jub) contoh: رحبلا لمجاام ( maa ajmala al bahru) artinya alangkah indahnya laut, jadi kata gantinya berupa وه (huwa) yang menggantikan kata رحبلا .

Kata ganti orang yang terdapat pada kata kerja perintah (fi’il ‘amar) menggunakan orang II karena kalimat yang meminta pendengar atau pembaca melakukan suatu tindakan. Penggunaan kata kerja perintah (fi’il ‘amar) dalam bahasa Arab harus diperhatikan siapa yang diperintah baik jenis (laki-laki dan perempuan) dan jumlah (tunggal, double dan plural).

Selain itu, dalam bahasa arab gaya bahasa yang menggunakan perpindahan dengan menggunakan dhamîr (pronomina) yang tiga (persona I, persona II, dan persona III) atau ‘adad dhamîr (bilangan pada pronomina) yang dalam bahasa Arab terdiri dari tiga macam, yaitu mufrad (tunggal), mutsannâ (dual) dan jamak (banyak/tiga ke atas) yang disebut dengan iltifat (Zainuddin, 2014: 218). Menurut Al-Hasyimi (dalam el-Boyani, 2014:3) Iltifat adalah perpindahan dari semua dhamir (kata ganti) kepada dhamir lain, karena tuntutan dan keserasian yang lahir melalui pertimbangan dalam menggubah perpindahan itu, untuk menghiasi percakapan dan mewarnai seruan agar tidak jemu dengan satu keadaan dan sebagai dorongan untuk lebih memperhatikan, karena dalam setiap yang baru itu ada kenyamanan, sedangkan sebagian iltifat memiliki kelembutan, pemiliknya adalah yang memiliki rasa bahasa yang baik. Sebenarnya, dalam bahasa Indonesia dapat ditemukan iltifat seperti ungkapan seorang ibu terhadap anaknya yang bersikap tidak sopan terhadapnya : “ Aku ini orangtuamu, kenapa sikap kamu seperti itu terhadap orang tua”?, kalimat seperti ini di dalam bahasa Arab disebut dengan iltifat karena ada perubahan kata ganti orang II yaitu kata “orang tuamu” menjadi kata ganti orang III yaitu kata “ orang tua”.

Imam Abdurrahman al Ahkdhari (1982) mengenalkan bentuk iltifat menjadi 6 variasi yaitu sebagai berikut :

(11)

berbicara) yaitu “aku” انا (anaa) menjadi orang II yaitu متنا (antum) “kalian”. Akan tetapi, ini sudah jelas bahwa “kalian” dalam ayat ini sama hakikatnya atau kembali pada “aku” yang telah disebut sebelumnya.

2. Iltifat dari mutakallim (orang I) menjadi ghaib (orang III), seperti yang dicontohkan dalam surat al kautsar ayat 1 dan 2 : رحنا و كبرل لصف رثوكلا كانيطعأ انإ (inna ‘athoynaakal kautsar fasholi lirobbika wankhar) artinya : sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di surga, maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkonbanlah. Pada contoh ayat ini terdapat perubahan dari kata ganti orang I (orang yang berbicara) yaitu نحن (nahnu) “kami” berubah menjadi orang III yaitu وه (huwa) “ Tuhanmu”.

3. Iltifat dari mukhathab (orang II) menjadi ghaib (orangIII) seperti : مهب نيرج و كلفلا يف متنك اذإ (idza kuntum fi al-fulki wa jaroyna bihim ) artinya: ketika kalianberada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang ada di dalamnya). Pada contoh ini terdapat perubahan dari kata ganti orang II متنا (antum) “kalian” menjadi orang III مه (hum) “mereka”.

4. Iltifat dari ghaib (orang III) ke mukhathab (orang II) seperti dalam surat al fatihah ayat 3 dan 4:

ددبعن كايإ نيدلا موي كلام (maaliki yaumi ad-diin iyyaka na’budu ) artinya: Yang menguasai

diHari Pembalasan, hanya Engkaulah yang kami sembah. Pada contoh ini terdapat perubahan kata ganti orang III وه (huwa) “dia” yang terdapat dalam pada kata كلام (maaliki) berupa dhamir mustatir (kata ganti yang tersimpan) menjadi kata ganti orang II تنأ (anta) “ kamu”.

(12)

6. Iltifat dari mukhatab (orang II) ke mutakallim (orang I), seperti pujangga ‘Ilqimah bin ‘ubdah dalam syairnya:

بيشم ناحرصع بابشلا ديعب # بورط ناسحلا يف بلق كب احط بوطل و اننيب داوع تد اع و # اهيل و ّطش دق و ىليل ينفلكي

Artinya : telah membinasakan kepada kamu hatimu yang sangat ingin mencari perempuan cantik. Sesudahnya kamu tidak muda lagi dan sudah hamper tua. Hatiku telah memaksa aku untuk menemui nona Laila, padahal sungguh jauh dan lama waktu yang harus di tempuh dan lagi banyak penghalang yang hebat antara kita dengan dia.

Pada contoh ini terdapat perubahan kata ganti orang II تنأ (anta) “kamu” menjadi kata ganti orang I (orang yang berbicara) انأ (anna) “aku”.

Iltifat memilki beberapa tujuan diantaranya: Menarik perhatian pendengar kepada pembicaraan itu karena jiwa manusia itu suka tertarik oleh sesuatu hal yang baru. Bilamana orang yang sedang berbicara dengan suatu sistem lalu berpindah kepada sistem lain, biasanya suka menimbulkan perhatian yang sungguh-sungguh tidak membosankan (Akhdlori, 1982: 90). Selain itu, sebagian iltifat memiliki kelembutan, pemiliknya yangmana memiliki rasa bahasa yang baik, bahkan menurut imam As sakaki (dalam Liehen, 2014) perkataan seorang amir (pemimpin) pada bawahannya “atasanmu menyuruhmu mengerjakan hal itu”.

KESIMPULAN

Kata ganti dalam bahasa Arab dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut : 1. Kata ganti dalam bahasa Arab terdapat 12 yaitu :

. نحن و انأ و ّنتنأ و متنأ و امتنأ و ِتنأ و َتنأ و ّنه و مه و امه و يه و وه

2. kata ganti orang dalam bahasa Arab ditunjukkan untuk kata ganti orang ketiga (ghaib atau ghaibah ), orang kedua (mukhatab atau mukhatabah ) dan orang pertama (mutakallim).

3. Kata ganti orang dalam bahasa Arab menunjukkan jenis (laki-laki atau perempuan) dan jumlah (tunggal, double, plural).

(13)

a. Kata ganti dari segi ittishol (tersambung) dan infishol (terpisah) terbagi menjadi dua yaitu : pertama muttasil yaitu kata ganti yang bersambung dengan kata lain dan kedua munfashil yaitu kata ganti yang terpisah dengan kata lain.

b. Kata ganti dari segi bentuknya dibagi menjadi dua yaitu : pertama, bariz yaitu kata ganti yang nampak, dan terdapat dua jenis yaitu muttasil (tersambung) dan munfasihil (terpisah), kedua, mustatir yaitu kata ganti yang tersembunyi tetapi memilki arti . c. Kata ganti dari segi ‘irob nya dibagi menjadi tiga yaitu: rofa’ (berfungsi sebagai

subjek), nashob (berfungsi sebagai objek), dan jar (berfungsi sebagai kata keterangan dan menunjukkan arti kepemilikian atau disebut dengan possessive pronoun).

5. Kata ganti orang dalam bahasa Arab memilki beberapa fungsi yaitu: sebagai subjek, sebagai objek, sebagai kata pengganti, sebagai pengganti fungsinya subjek dan menunjukkan arti kepemilkikan (possessive pronoun).

6. Bahasa arab memilki gaya bahasa yang menggunakan perpindahan dengan menggunakan dhamîr (pronomina) yaitu persona I, persona II, dan persona III atau ‘adad dhamîr (bilangan pada pronomina) yang disebut dengan Iltifat, yangmana merupakan perpindahan dari semua dhamir (kata ganti) kepada dhamir lain, karena tuntutan dan keserasian yang lahir melalui pertimbangan dalam menggubah perpindahan itu, untuk menghiasi percakapan dan mewarnai seruan agar tidak jemu dengan satu keadaan dan sebagai dorongan untuk lebih memperhatikan, karena dalam setiap yang baru itu ada kenyamanan, sedangkan sebagian iltifat memiliki kelembutan, pemiliknya adalah yang memiliki rasa bahasa yang baik.

7. Iltifat memilki enam variasi yaitu : Iltifat dari kata ganti mutakallim (orang I) menjadi mukhathab (orang II), Iltifat dari mutakallim (orang I) menjadi ghaib (orang III), Iltifat dari mukhathab (orang II) menjadi ghaib (orangIII) , Iltifat dari ghaib (orang III) ke mukhathab (orang II), Iltifat dari ghaib (orangIII) pada muttakallim (orang I), dan Iltifat dari mukhatab (orang II) ke mutakallim (orang I).

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghalayaini . M. (2009). Jami’u al-Durus al-‘Arabiyah . Beirut: Daar al-Fikr.

Akhdlori, Imam. (1982). Ilmu Balaghoh Tarjamah Jauhar Maknun (Alih Bahasa: Moch.Anwar). Bandung: PT al-Ma’arif.

Al-Khotib, Thohir Yusuf. (2011). al-Mu’jam al-Mufashil fii al-‘Irob.Libanon: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyah.-Beirut.

Alwi, Hasan dkk. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta : PT Rineka Cipta.

(15)

Haryanti, Agung Tri. (2012). Kamus Kebahasaan Dan Kesusastraan. Surakarta: Aksara Sinergi Media.

Khairin, A.Shohib. (2008). Audhohu al-Manahij fii Mu’jami Qawa’ida al-Lugho al-‘arabiyah. (A Complete Guide to Arabic Grammar ),Volume 1: The Fundamental Theory. Mesir: al-Azhar Cairo.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.

Lyons, Jhon. Pengantar Teori Linguistik (Production to Theoretical Linguistics) Terj. Soetikno. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ma’shum, M. (TT). al-Amtsilatu at-Tashrif. Surabaya: Maktabah Syaikh Salim.

Massih, George.M.Abdul . (2001) . Mu’jamu Qawa’idi al-Lughoti al-‘Arabiyah fii jadawali walaukhat (A Dictionary of Arabic Grammar in Charts and Tables). Beirut: Maktabah Libanon Nasyirun

Parera, Jos Daniel. (2007). Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Verhaar, J.W.M. (2012). Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soepomo, Poedjosoedarmo. (TT). Kumpulan Makalah dan Jurna (di dokumentasikan oleh: Mahasiswa Program Pascasarjana Linguistik 2007 Fakultas Ilmu Budaya UGM).

Utsman, Abu. (2014). Bahasa Arab Dasar Ilmu Nahwu dan Shorof (disadur dari http://badaronline.com).(Online).(https://www.academia.edu/4602630/Bahasa_Arab_ Dasar, Diakses 19 Desember 2014)

Zainuddin, Mamat. (2014). Gaya Bahasa Iltifat. (Online).

(16)

GLOSARIUM

‘adad al-dhamîr

Bilangan dalam pronomina, yaitu mufrad (tunggal), mutsannâ (dual) dan jama’ (jamak).

Amr

Jenis kalimat yang maknanya memerintahkan pihak lain agar melakukan suatu pekerjaan dengan memakai kata sarana perintah atau bentuk perintah. Konsep ini sepadan dengan kalimat imperatif.

Anwa’ al-jumlah

Macam-macam kalimat, seperti kalimat nominal, kalimat verbal, kalimat deklaratif, kalimat bertanya, kalimat melarang, kalimat do’a dan sebagainya.

Balâghah

Cabang ilmu linguistik Arab yang menelaah gaya bahasa dilihat dari strukturnya, baik struktur lahir maupun batin, dan semantiknya. Konsep ini sepadan dengan istilah stilistika dan elokuensi.

(17)

Penanda bunyi (u) yang dilambangkan dengan wawu kecil di atas huruf konsonan (ُ ).

Dhamîr

Kata ganti nama (pronomina).

Dhamîr mutakallim

Persona I, merupakan kata ganti dalam bahasa Arab yang menununjukkan orang yang berbicara, yaitu : انا (anaa) ، نحن (nahnu).

Dhamîr mukhâthab

Persona II, merupakan kata ganti dalam bahasa Arab yang menunjukkan orang yang diajak berbicara, yaitu: َتنا (anta), متن أ (antum), امتنأ (antumaa), ِتنأ (anti), ّنتنأ (antunna).

Dhamîr ghâib

Persona III, merupakan kata ganti dalam bahasa Arab yang menunjukkan orang yang dibicarakan, yaitu : وه (huwa), مه (hum), امه (humaa), يه (hiya), ّنه (hunna).

Fat-hah

Penanda bunyi (a) yang dilambangkan dengan garis miring kecil di atas huruf konsonan .

Fi’il

Kategori kata yang menunjukkan pada perbuatan yang dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu melalui proses morfologis tertentu.

Fâ’il

Subfungsi pada kalimat verbal (jumlah fi’liyah) yang menyatakan orang atau sesuatu yang melakukan suatu tindakan (fi’il). Istilah ini berpadanan dengan subjek.

Ghâib

Segala sesuatu yang tidak terjangkau oleh panca indra, yang meliputi masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Kata itu juga digunakan sebagai salah satu dhamîr, yaitu dhamîr ghâib (persona III).

Iltifât

gaya bahasa yang menggunakan perpindahan dalam menggunakan dhamîr (pronomina) yang tiga (persona I, persona II, dan persona III) atau ‘adad dhamîr (bilangan pada pronomina) yang dalam bahasa Arab terdiri dari tiga macam, yaitu mufrad (tunggal), mutsannâ (dual) dan jamak (banyak/tiga ke atas).

(18)

Vokal pendek dan panjang yang dilambangkan dengan dhammah, fathah, kasrah, huruf alif, huruf wawu, dan huruf ya’, yang menunjukkan posisi sebuah kata dalam menjalankan fungsinya pada sebuah kalimat, sehingga tanda itu sangat menentukan makna kata, frase, dan klausa pada sebuah kalimat.

Ism

Kategori kata yang merujuk pada nama, sifat, dan kata ganti, yang dapat menempati fungsi subjek, predikat, pelengkap, dan aposisi. Ism dapat diperluas dengan menambah partikel penanda jumlah, jenis, definitif, dan preposisi. Istilah ini berpadanan dengan istilah nomina.

Jar majrûr

Frase preposisi yang menjelaskan kalimat inti. Pada (bahasa arab) preposisi (bahasa arab) merupakan jar dan (bahasa arab) sebagai majrur.

Kasrah

Penanda bunyi (i) yang dilambangkan dengan garis miring kecil di bawah huruf konsonan (ِ ).

Maf’ûl

Fungsi sintaktis yang melengkapi informasi pada kalimat verbal (jumlah fi’liyah) dengan verba transitif. Istilah ini berpadanan dengan istilah objek.

Mubtada

Subfungsi sintaktis yang berkategori nomina dan terdapat pada kalimat nominal yang merupakan pokok pembicaraan, ini sepadan dengan istilah subjek dan tema.

Mudzakkar

Setiap kata yang dikategorikan laki-laki, baik orang, binatang ataupun tempat dan benda dengan tanda-tanda khusus.

Nâ’ib Fâ’il

Gambar

TABEL 1

Referensi

Dokumen terkait

Ishak (2012) menjelaskan bahwa jika persepsi yang tercipta baik, maka lembaga keuangan mikro agribisnis akan dapat lebih berperan dalam kemajuan usahatani yang

Untuk mengembangkan peran dan fungsi Politeknik ATK Yogyakarta serta untuk memenuhi tuntutan pasar global, maka sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan dari proses pengujian yang dilakukan; pertama dengan melakukan uji stasioner untuk

Untuk potensi komunikasi matematis siswa (komunikasi tertulis) dengan subjek TFI, RAP, FUW kelompok tingkat kemampuan atas dalam mengerjakan soal open ended penjumlahan

Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeliharaan, agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, meliputi : Persiapan perintah

Apapun tujuan anda dibalik keputusan anda melamar pekerjaan, anda tetap harus memilih jawaban terbaik yang memberikan kesan bahwa anda memiliki tekad dan niat yang bulat untuk terjun

Kerja Sama Usaha tani Tebu Rakyat (KSU-TR), yaitu kerja sama saling menguntungkan dalam melaksanakan usaha tani tebu antara petani/kelompok tani/Koperasi dengan Pabrik

ASHLEY MEFGHERRY DAVID KOTA KENDARI... RIFFAT