54 BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian aplikatif karena peneliti ingin mengetahui penerapan suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Modul dengan alat bantu Media Audio Visual, sedangkan variabel yang diamati adalah prestasi belajar siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kuasi eksperimen. Gambaran tentang desain ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
A O1 X1 O2
B O1 O2
Keterangan:
A : Kelas Eksperimen B : Kelas Kontrol O1 : Pretes (Tes awal)
X1 : Perlakuan Pembelajaran Menyimak dengan Modul dengan alat bantu Media Audio Visual
O2 : Postes (Tes akhir)
B. Definisi Operasional
Berikut ini pengertian istilah-istilah yang digunakan pada perumusan masalah dan hipotesis secara operasional.
1. Sistem Pembelajaran Modul (SPM) adalah sistem pembelajaran dengan
dijadikan pangkal proses belajar mengajar, materi pokok yang mengacu pada tujuan pembelajaran, lembar kerja yang berisi pertanyaan dan soal-soal latihan, media sebagai alat bantu dalam pembelajaran, serta program evaluasi yang akan dilaksanakan.
2. Media Audio Visual dalam penelitian ini adalah alat-alat fisik yang
menggunakan kemampuan audio visual berjenis video yang dapat digunakan untuk menjelaskan isi pembelajaran berupa film tentang cerita rakyat Malin Kundang.
3. Kemampuan menyimak adalah kemampuan siswa menceritakan kembali bahan
simakan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia. Kemampuan menyimak ini diukur dengan tes hasil belajar dengan menggunakan tiga indikator ketepatan menceritakan kembali isi bahan simakan yaitu (1) keruntutan alur, (2) kelengkapan peristiwa, dan (3) kejelasan tokoh.
4. Kemampuan menulis adalah kemampuan siswa mencurahkan gagasan yang
diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia yang diukur melalui tes hasil belajar. Kemampuan menulis ini diukur dengan tes hasil belajar dengan menggunakan tiga indikator kemampuan menulis yaitu (1) penggunaan kalimat efektif, (2) pilihan kata, dan (3) penggunaan tanda baca.
kemampuan menulis dinilai dari aspek kebahasaan karangan. Dengan demikian hasil penilaian setiap siswa hanya satu sebagai perpaduan kemampuan menyimak dan menulis dengan bobot 70 untuk menyimak dan 30 untuk menulis dan skor totalnya adalah 100.
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Cirebon. Pemilihan sumber data dilakukan secara acak dan dipilih sebanyak satu kelas untuk aplikasi tindakan yang telah dirancang penulis dan satu kelas kontrol. Dari hasil pemilihan terpilih kelas V SD Negeri Argasunya Cirebon yang terdiri atas dua kelas yakni kelas V A sebagai kelas eksperimen yaitu siswa yang memperoleh pembelajaran menyimak dan menulis melalui penggunaan modul dengan alat bantu audio visual dan kelas V B sebagai kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran menyimak dan menulis melalui penggunaan metode ceramah dan penugasan.
D. Langkah - langkah Penelitian
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian
PEMBUATAN RANCANGAN PENELITIAN
PEMBUATAN RANCANGAN PEMBELAJARAN
PENYUSUNAN INSTRUMEN VALIDASI
Teoretis : Pertimbangan Ahli Empiris : Uji coba dan dianalisa
PELAKSANAAN PENELITIAN
PRETES KELAS KONTROL
POSTES KELAS KONTROL
ANALISIS DATA
Rata-rata Kelompok
Uji t-tes Standar Deviasi
Kelompok
SIMPULAN DAN SARAN
Aplikasi Pembelajaran melalui metode ceramah dan penugasan PRETES KELAS EKSPERIMEN
POSTES KELAS EKSPERIMEN Aplikasi Pembelajaran melalui
E. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yakni data primer dan data sekunder. Secara terperinci kedua data ini dijelaskan sebagai berikut.
1. Data primer dihasilkan dari hasil kemampuan siswa menyimak dan menulis yang dinilai secara intergratif dari sebuah karangan hasil siswa menceritakan kembali bahan simakan yang dikumpulkan dengan cara tes kemampuan menyimak dan menulis berbentuk kemampuan menceritakan kembali.
2. Data sekunder yang diolah yakni data statistik sebagai tindak lanjut pengolahan data dari penilaian kemampuan menyimak dan menulis yang dinilai secara intergratif dari sebuah karangan hasil siswa menceritakan kembali bahan simakan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan desain penelitian yang telah ditetapkan, pengumpulan data diawali dengan uji coba instrumen, hasil analisis uji coba ditetapkan sebagai instrumen penelitian, observasi yang terdiri atas pretes, treatment, dan postes. 1. Penyusunan Instrumen
Tes kemampuan menyimak disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan konsep-konsep yang terdapat di KTSP. Dari hasil uji coba instrumen akan diperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya yang akan dijadikan ukuran kelayakan digunakannya instrumen penelitian yang dibuat.
a. Validitas Soal
Validitas merupakan salah hal yang penting dalam menentukan instrumen penelitian. Menurut Suherman (1990: 24) suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Menurut Ruseffendi (1994: 76) suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur.
Menurut Fraenkel (1990: 156) validitas suatu instrumen yaitu kebenaran yang digambarkan sebagai acuan pada kepantasan penuh arti dan kegunaan sebuah instrumen yang menyangkut kebenaran atau keabsahan dalam penarikan kesimpulan secara spesifik berdasarkan pada data yang dikumpulkan.
1) Validitas Muka
Validitas muka suatu alat evaluasi berkenaan dengan keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain (Suherman, 1990: 87).
menimbulkan salah pengertian.
2) Validitas Isi
Penentuan tingkat validitas isi soal dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara item/aspek penilaian soal dengan skor total yang diperoleh siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah:
dengan: rxy = koefisien validitas
Tabel 3.1
Klasifikasi Koefisien Korelasi Menurut Suherman (1990: 147)
Besarnya rxy Interpretasi
0,90 < rxy ≤ 1,00 0,70 < rxy ≤ 0,90 0,40 < rxy≤ 0,70 0,20 < rxy ≤ 0,40 0,00 < rxy ≤ 0,20 rxy = 0,00
Validitas sangat tinggi (sangat baik) Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup) Validitas rendah (jelek)
Validitas sangat rendah (sangat jelek) Tidak valid
Ada dua langkah yang dilakukan dalam perhitungan validitas soal, yaitu menghitung validitas soal secara keseluruhan dan menghitung validitas item soal.
Perhitungan validitas soal secara keseluruhan diperoleh nilai validitas instrumennya adalah 0,71. Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat memiliki validitas tinggi.
Selanjutnya untuk menentukan validitas item, maka digunakan perhitungan korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total. Perolehan nilai korelasi tersebut disajikan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Korelasi antara Skor Masing-masing Item Soal dengan Skor Total No Soal Korelasi Pearson Sig (2-tailed) Kategori
1 0,637 0,000 Sedang
2 0,542 0,000 Sedang
3 0,5 0,001 Sedang
4 0,597 0,000 Sedang
5 0,473 0,002 Sedang
6 0,459 0,003 Sedang
b. Reliabilitas Soal
Selain validitas, reliabilitas juga mempengaruhi terhadap pemilihan instrumen. Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan keajegan suatu instrument yang digunakan. Sebagaimana diungkapkan oleh Suherman (1990: 156), suatu alat evaluasi dikatakan reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama pada waktu yang berbeda.
Selanjutnya menurut Ruseffendi (1994: 276), reliabilitas instrumen adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut.
Menurut Fraenkel (1990: 312), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau ketetapan nilai yang diperoleh untuk setiap individu, artinya ketetapan pada perhitungan dari suatu instrumen ke instrumen lainnya dan dari satu materi ke materi lainnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas yaitu rumus Alpha:
SMI x x
DP= a − b
Tabel 3.3
Klasifikasi Derajat Reliabilitas Menurut Suherman (1990, h.177) Besarnya r11 Interpretasi
r11≤ 0,20
0,20 < r11≤ 0,40 0,40 < r11≤ 0,70 0,70 < r11 ≤ 0,90 0,90 < r11≤ 1,00
Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan perhitungan data diperoleh nilai reliabilitasnya adalah 0,82. Berdasarkan kriteria pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi.
c. Daya Pembeda
Menurut Suherman (1990: 78) Daya Pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dan siswa yang tidak dapat menjawab soal.
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah:
dengan xa = rata-rata skor kelompok atas xb = rata-rata skor kelompok bawah
SMI x IK =
Tabel 3.4
Klasifikasi Daya Pembeda (dalam Suherman, 1990, h.202) Besarnya DP Interpretasi
DP ≤ 0,00
0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat jelek Jelek
Cukup Baik
Sangat baik
Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2, diperoleh prosentase daya pembeda soal menunjukkan kriteria daya pembeda cukup (65%) dan daya pembeda baik (35%).
d. Indeks Kesukaran
Menurut Suherman (1990: 189) Indeks Kesukaran menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran yaitu
dengan x = nilai rata-rata tiap butir soal SMI = skor maksimal ideal
Tabel 3.5
Klasifikasi Indeks Kesukaran (dalam Suherman, 1990:213) Besarnya IK Interpretasi
IK = 0,00
0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00
IK = 1,00
Soal terlalu sukar Soal sukar
Berdasarkan perhitungan data yang diperoleh pada Tabel A.2 diperoleh prosentase indeks kesukarannya adalah soal mudah (5%), soal sedang (85%) dan soal sukar (10%).
Dari hasil pengujian instrumen yang dilakukan oleh peneliti, dengan memperhatikan nilai validitas soal, nilai reliabilitas soal, Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dibuat cukup baik untuk digunakan dalam penelitian.
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Primer
2. Analisis Data Sekunder (Statistik)
Langkah-langkah analisis data tes awal adalah sebagai berikut. a. Menguji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tes yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah:
dengan dk = n-1
Oi = hasil pengamatan
Ei = hasil yang diharapkan
N = banyaknya siswa
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika χtabel2 <χhitung2 dan terima H0 untuk
kondisi lainnya pada taraf signifikansi yang telah ditentukan. b. Menguji Homogenitas.
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang varians yang sama.
Tes yang digunakan untuk menghitung homogenitas adalah:
penyebut
kondisi lainnya pada taraf signifikansi yang telah ditentukan.
c. Menguji Perbedaan Dua Rata-rata untuk Prestasi Belajar Awal
Uji ini digunakan untuk menentukan apakah data kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak.
1. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka
digunakan uji t' dengan rumus:
untuk kondisi lainnya dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan.
2. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan tidak homogen,
maka digunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ztabel < zhitung dan terima H0
3. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji t dengan rumus:
1
dengan : x1 = nilai rata-rata eksperimen
2
x = nilai rata-rata kontrol
n1 = banyaknya siswa
n2 = banyaknya siswa
2 1
s = varians eksperimen
2 2
s = varians kontrol
Sgab= simpangan gabungan
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ttabel <thitung dan terima H0 untuk