• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 0909525 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 0909525 Chapter1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Emi Dwiyanti, 2015

Pembelajaran Keterampilan Menenun Kain Pel Bagi Anak Tunagrahita Sedang Di Kelas Unit Bersama (KUB)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

Keterampilan merupakan salah satu program yang penting dan perlu

dikembangkan disekolah terutama pada kelas-kelas lanjutan. Di lihat dari

fungsi dan kegunaannya keterampilan menjadi sangat penting untuk dapat

hidup secara mandiri di lingkungan masyarakat.

Setiap orang membutuhkan keterampilan untuk bekal di masa mendatang.

Begitu juga dengan anak tunagrahita, keterbatasan kemampuan intelektual

anak tunagrahita hendaknya mendorong pengembangan keterampilan sebagai

bagian yang penting untuk bekal kehidupan mereka kelak setelah lulus dari

sekolah. Semakin bertambah usia seseorang, semakin bertambah pula tuntutan

hidup yang harus di penuhi, begitu pula dengan anak tunagrahita. Semakin

dewasa anak tunagrahitapun memiliki kebutuhan untuk memenuhi tuntutan

hidup agar dapat mandiri, dan dapat bekerja.

Anak tunagrahita tidak selamanya harus bergantung pada orang lain secara

penuh. Karena pada dasarnya mereka dapat di latih untuk bekerja dan hidup

mandiri. Ketika siswa tunagrahita berada pada jenjang SMALB, kebutuhan

pendidikannya lebih mengarah kepada pendidikan keterampilan. Pendidikan

keterampilan merupakan sebuah usaha yang di lakukan untuk membimbing

siswa agar dapat memiliki kesiapan dalam menghadapi dunia kerja. Menurut Asmani (2009:56), ”Keterampilan vokasional / kecakapan vokasional adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat”. Keterampilan vokasional ini sangat penting di berikan kepada siswa tunagrahita karena berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak siswa

tunagrahita yang setelah selesai menempuh pendidikan formal tidak

mengetahui harus berbuat apa di rumahnya.

Pembelajaran keterampilan untuk siswa tunagrahita di tentukan oleh

karakteristik dan tingkat kemampuan yang di milikinya. Siswa tunagrahita

memiliki kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang kompleks, tetapi mereka

dapat diarahkan untuk melakukan suatu pekerjaan sederhana dengan sedikit

(2)

2

Emi Dwiyanti, Emi Dwiyanti, 2015

Pembelajaran Keterampilan Menenun Kain Pel Bagi Anak Tunagrahita Sedang Di Kelas Unit Bersama (KUB)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah luar Biasa sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan

pelayanan pendidikan bagi anak tunagrahita selayaknya dapat memberikan

pelayanan pendidikan yang dapat mengembangkan potensi anak secara

optimal. Memberikan bekal keterampilan vokasional ini menjadi penting,

karena dengan memiliki keterampilan vokasional anak tunagrahita memiliki

kesempatan kerja yang lebih luas, dan dengan menjalankan suatu pekerjaan

anak tunagrahita dapat mengurangi ketergantungannya terhadap orang lain dan

mencapai kemandiriannya walaupun masih dalam aspek-aspek yang terbatas.

Selain itu, dengan bekerja anak tunagrahita akan menjadi manusia yang

produktif bukan konsumtif, dengan bekerja pula anak tunagrahita dapat

meningkatkan harga diri dan kepercayaan dirinya.

Pembelajaran keterampilan untuk siswa tunagrahita ditentukan oleh

karakteristik dan tingkat kemampuan yang di milikinya. Siswa tunagrahita

memiliki kesulitan dalam melakukan tugas-tugas yang kompleks, tetapi mereka

dapat diarahkan untuk melakukan suatu pekerjaan sederhana sesuai dengan

tingkat kemampuannya, dan berada dalam pengawasan orang tua atau guru

pembimbingnya.

Sekolah Luar Biasa C1 Dharma Asih Kota Depok adalah salah satu lembaga

Pendidikan formal yang menyelenggarakan kelas khusus bagi siswa

tunagrahita sedang yang telah menyelesaikan pendidikan formal tingkat SDLB

sampai dengan SMALB. Kelas Khusus tersebut di namakan Kelas Unit

Bersama atau di singkat KUB. Latar Belakang dibukanya kelas khusus tersebut

adalah agar siswa-siswi alumni tunagrahita sedang dapat memiliki

keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat. Keterampilan yang diajarkan

di Kelas Unit Bersama adalah keterampilan menenun/membuat kain pel. Hasil

karya anak yang telah dibuat, dijual di koperasi sekolah, di tempat pameran, di

toko perabot rumah tangga dekat sekolah. Hasil dari penjualan kain pel tersebut

siswa tunagrahita sedang mendapat penghasilan Rp 50.000

Dari Uraian yang telah dikemukakan, peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana proses pembelajaran keterampilan vokasional khususnya di bidang

Menenun pada Anak Tunagrahita Sedang di Kelas Unit Bersama, mulai dari

(3)

3

Emi Dwiyanti, Emi Dwiyanti, 2015

Pembelajaran Keterampilan Menenun Kain Pel Bagi Anak Tunagrahita Sedang Di Kelas Unit Bersama (KUB)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran, dan Evaluasi pembelajaran, di SLB-C1 Dharma Asih Kota

Depok.

B.FokusMasalah

Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah peneliti memfokuskan

masalah Pembelajaran Keterampilan Menenun kain pel pada Anak Tunagrahita

sedang Kelas Unit Bersama di SLB C1 Dharma Asih Kota Depok.

Adapun yang menjadi sub focus masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah persiapan Pembelajaran Keterampilan Menenun kain pel

yang dilakukan guru selama ini pada Anak Tunagrahita Sedang di Kelas

Unit Bersama SLB-C1 Dharma Asih Kota Depok?

2. Bagaimanakah Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menenun kain pel

yang dilakukan oleh guru selama ini pada Anak Tunagrahita Sedang di

Kelas Unit Bersama SLB-C1 Dharma Asih Kota Depok?

3. Bagaimanakah Evaluasi Pembelajaran Keterampilan menenun kain pel yang

dilakukan oleh guru pada Anak Tunagrahita Sedang di Kelas Unit Bersama

SLB-C1 Dharma Asih Kota Depok?

4. Hmbatan-hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran keterampilan

menenun pada Anak Tunagrahita Sedang di Kelas Unit Bersama SLB-C1

Dharma Asih Kota Depok?

5. Upaya-upaya untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran keterampilan

menenun kain pel pada anak tunagrahita sedang di kelas Unit bersama

SLB-C1 Dharma asih Kota Depok?

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh gambaran tentang persiapan pembelajaran

keterampilan menenun kain pel, yang dilakukan guru bagi anak

tunagrahita sedang di Kelas Unit Bersama SLB-C1 Dharma Asih Kota

(4)

4

Emi Dwiyanti, Emi Dwiyanti, 2015

Pembelajaran Keterampilan Menenun Kain Pel Bagi Anak Tunagrahita Sedang Di Kelas Unit Bersama (KUB)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran

keterampilan menenun kain pel yang dilakukan oleh guru bagi anak

tunagrahita sedang di Kelas Unit Bersama SLB-C1 Dharma Asih Kota

Depok.

c. Untuk memperoleh gambaran tentang evaluasi pembelajaran

keterampilan menenun kain pel yang dilakukan oleh guru bagi anak

tunagrahita sedang di Kelas Unit Bersama SLB-C1 Dharma Asih Kota

Depok.

d. Untuk memperoleh gambaran tentang hambatan yang dihadapi guru

dalam proses pembelajaran keterampilan menenun kain pel, bagi anak

tunagrahita sedang di Kelas Unit Bersama SLB-C1 Dharma Asih Kota

Depok.

e. Untuk memperoleh gambaran tentang upaya untuk mengatasi hambatan

yang dihadapi dalam proses pembelajaran keterampilan menenun kain

pel, bagi anak tunagrahita sedang di kelas Unit bersama SLB-C1 Dharma

asih Kota Depok.

2. KegunaanPenelitian

a. Untuk Guru

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi referensi bagi

guru didalam mengembangkan keterampilan menenun kain pel bagi anak

tunagrahita.

b. Untuk Orang tua

Memberikan informasi kepada orang tua tentang peluang yang mungkin

dapat di kembangkan di kemudian hari.

c. Bagi peneliti

Sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti mengenai pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan Gizi, dan Status Kesehatan dengan Kejadian KEK Pada Ibu. Hamil di Kabupaten

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk

 Hubungan keruangan : anak sudah dapat memahami peta, memahami jalan dari sekolah ke rumah dan sebaliknya, memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menuju ke suatu lokasi,

If this message is not eventually replaced by the proper contents of the document, your PDF viewer may not be able to display this type of document.. You can upgrade to the

Manajemen rantai pasokan sebagai sistem informasi internal digunakan untuk pengelolaan kegiatan yang optimal yang terkait dengan produksi, pasokan dan distribusi, sementara

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan metode wawancara dan observasi maka diperoleh gaya kepemimpinan pada kepala sekolah SMA Muhammadiyah 3 Tangerang tersebut