• Tidak ada hasil yang ditemukan

FIKIH XI MA BUKU GURU 2013.A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FIKIH XI MA BUKU GURU 2013.A"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Pedoman Guru

FIKIH

Untuk Kelas XI

Madrasah Aliyah

Peminatan Matematika dan Ilmu ilmu Alam,

Ilmu ilmu Sosial dan

Ilmu ilmu Bahasa

Tim Penyusun:

1. Ahmad Alfan

2. Ahmad Taufiq Wahyudi AS

3. Tri Bimo Soewarno

(2)

Buku Pedoman Guru

FIKIH

Untuk Kelas XI

Madrasah Aliyah

Peminatan Matematika dan Ilmu ilmu Alam,

Ilmu ilmu Sosial dan

Ilmu ilmu Bahasa

Tim Penyusun:

1. Ahmad Alfan

2. Ahmad Taufiq Wahyudi AS

3. Tri Bimo Soewarno

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena atas bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan buku fiqih Madrasah Aliyah (MA) untuk guru kelas XI peminatan reguler ini.

Salawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai pencerah kehidupan manusia. Buku guru fiqih untuk Kelas XI Madrasah Aliyah peminatan reguler disusun secara metodologis berdasarkan aturan-aturan yang ada. Buku ini disusun dengan ringkas, singkat, faktual, mudah dipahami, dan dilengkapi kerangka pembelajaran sehingga jauh dari kesan menggurui dan diharapkan dapat menjadi mitra belajar bagi guru serta disusun secara komprehensif sesuai dengan tuntutan (kurikulum) dan fakta sejarah yang telah ada.

Buku ini disusun dengan mengacu pada Kurikulum 2013, penyampaian dan penyajian materi dalam buku ini menggunakan metode naratif, hal ini terlihat dalam uraian-uraiannya yang jelas. Lebih dari itu, keterkaitan antar materi dan antar bab juga sangat jelas. Buku ini juga dilengkapi dengan kolom hikmah yaitu penggalan informasi penting yang perlu diketahui oleh guru terkait dengan materi yang sedang dibahas. Kolom ini membantu guru mendapat gambaran yang lebih komprehensif tentang materi yang sedang dibahas sehingga lebih bermakna.

Sejalan dengan tuntutan dari kurikulum 2013, sajian dalam buku ini terdiri atas materi dan berbagai bentuk kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung juga penanaman karakter-karakter tertentu untuk peserta didik. Guru diharapkan bisa kreatif untuk merencanakan dan mengarahkan proses pembelajaran sehingga karakter benar-benar terbentuk.

Akhirnya kami menyadari buku ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, baik isi, sitematika, maupun lainnya. Oleh karena itu segala masukan, kritik kami terima dengan senang hati, dan semoga buku ini bermanfaat.

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Sambutan Kementerian Agama Daftar Isi

Bagian I

Petunjuk Umum

A. Maksud dan Tujuan Mata pelajaran Fiqih B. Struktur KI dan KD Mapel Fiqih

C. Strategi dan Model Umum Pembelajaran D. Format Buku Teks Pelajaran Fiqih

Bagian II

Petunjuk Khusus Pelajaran per Bab

Bab I Jinayat

A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar (KD) C. Indikator

D. Tujuan pembelajaran E. Materi pembelajaran F. Proses Pembelajaran G. Proses Penilaian H. Pengayaan I. Remidial

J. Interaksi Guru dan Orang Tua

Bab II Hudud dan hikmahnya

(6)

C. Indikator

D. Tujuan pembelajaran E. Materi pembelajaran F. Proses Pembelajaran G. Proses Penilaian H. Pengayaan I. Remidial

J. Interaksi Guru dan Orang Tua

Bab III Peradilan dalam Islam

A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar (KD) C. Indikator

D. Tujuan pembelajaran E. Materi pembelajaran F. Proses Penilaian G. Indikator

H. Tujuan pembelajaran I. Materi pembelajaran J. Proses Pembelajaran K. Pengayaan

L. Remidial

M. Interaksi Guru dan Orang Tua

Bab IV Pernikahan dalam Islam

A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar (KD) C. Indikator

(7)

G. Proses Penilaian H. Pengayaan I. Remidial

J. Interaksi Guru dan Orang Tua

Bab V Ketentuan hukum waris dalam Islam

A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar (KD) C. Indikator

D. Tujuan pembelajaran E. Materi pembelajaran F. Proses Pembelajaran G. Proses Penilaian H. Pengayaan I. Remidial

J. Interaksi Guru dan Orang Tua

(8)

BAGIAN I

Petunjuk Umum

A. Maksud dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

1. Pengertian

Mata pelajaran Fikih di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari fikih yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian fikih baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah usul fikih serta menggali tujuan dan hikmahnya, sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat.

Secara substansial, mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

2. Tujuan

Mata pelajaran Fikih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk:

a. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, dan tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Aliyah program reguler sebagai mata pelajaran peminatan: meliputi bidang fiqih. Bidang Fikih meliputi:

a. Jinayat

b. Hudud dan hikmahnya

(9)

d. Pernikahan dalam Islam

e. Ketentuan hukum waris dalam Islam

B. Struktur KI dan KD Mapel Fiqih

Mata pelajaran Fiqh Kelas XI memiliki 4 (empat) Kompetensi Inti (KI) yang dijabarkan dalam 26 Kompetensi Dasar (KD). Adapun kompetensi inti dan kompetensi dasar itu adalah sebagai berikut:

FIKIH KELAS XI SEMESTER GANJIL

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama Islam.

1.1. Meyakini syariat Islam tentang hukum jinayat

1.2. Meyakini syariat Islam tentang hukum hudud

1.3. Meyakini syariat Islam tentang hukum bughat

1.4. Menerima hukum peradilan Islam

2. Menghayati dan

mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro -aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2.1 Menunjukkan sikap adil dan

tanggungjawab dalam penerapan materi hukum jinayat

2.2 Menunjukkan sikap adil dan

tanggungjawab dalam penerapan materi hukum hudud

2.3 Menunjukkan sikap adil dan

tanggungjawab dalam penerapan materi hukum bughat

2.4 Menunjukkan sikap patuh pada hukum

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, d an metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

3.1 Menjelaskan ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya

3.2 Menjabarkan ketentuan Allah tentang hudud dan hikmahnya

3.3 Memahami hukum Islam tentang bughat dan hikmahnya

(10)

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedur al pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret da n ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta

bertindak secara efektif dan kreatif, mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.1.Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan jinayat

4.2.Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan hudud

4.3.Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan bughat

4.4.Mempraktikkan contoh penerapan ketentuan Islam tentang peradilan

FIKIH KELAS XI SEMESTER GENAP

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama Islam.

1.1 Menerima ketentuan Islam tentang pernikahan

1.2 Menghayati ketentuan syariat Islam dalam melakukan pembagian harta warisan dan wasiat santun, responsif dan pro -aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian d ari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

2.1 Membiasakan sikap tanggungjawab dalam menerpkan hukum Islam

2.2 Mematuhi undang-undang pernikahan dalam Islam

(11)

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, d an metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan prosedur al pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan.

3.1 Menjelaskan ketentuan perkawinan dalam Islam dan hikmahnya

3.2 Memahami ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan

3.3 Menguraikan ketentuan hukum mawaris dan wasiat dalam Islam

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret da n ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan.

4.1 Mengkritisi praktik perkawinan yang salah di masyarakat berdasarkan ketentuan hukum Islam

4.2 Menunjukkan contoh perbedaan ketentuan perkawinan dalam Islam dengan UU

Perkawinan 1975

4.3 Mengkritisi praktik waris dalam

masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam

Perlu diketahui, bahwa KD-KD mata pelajaran Fiqih diorganisasikan ke dalam empat Kompetensi Inti (KI). KI 1 berkaitan dengan penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam. KI 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI 3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI 4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. KI 1 dan KI 2 tidak diajarkan langsung (direct teaching), tetapi

(12)

Empat Kompetensi Inti (KI) yang kemudian dijabarkan menjadi 26 Kompetensi Dasar (KD) itu merupakan bahan kajian yang akan ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran selama satu tahun (dua semester).

Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan pembelajaran, pihak pemerintah melalui Kementerian Agama menerbitkan buku teks pelajaran untuk mata pelajaran Fiqh Kelas XI, berdasarkan jumlah KD terutama yang terkait dengan penjabaran KI ke-3. Buku teks pelajaran Fiqh Kelas XI disusun menjadi 5 bab, yang terdiri atas:

Bab I : Jinayat

Bab II : Hudud dan hikmahnya Bab III : Peradilan dalam Islam

Bab IV : Pernikahan dalam Islam

Bab V : Ketentuan hukum waris dalam Islam

C. Strategi dan Model Umum Pembelajaran 1. Pengembangan Indikator

Penguasaan KD dicapai melalui proses pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas dasar indikator yang telah dirumuskan dari setiap KD, terutama KD-KD penjabaran dari KI ke-3 dan KI ke-4

2. Pencapaian pembelajaran.

Melalui proses pembelajaran, diharapkan indikator-indikator yang telah dirumuskan dapat tercapai. Tercapainya indikator-indikator itu berarti tercapai pula KD-KD yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum pada mata pelajaran Fiqih. Oleh karena itu dalam kaitan pencapaian indikator, guru perlu juga mengingat pengalaman belajar yang secara umum diperoleh oleh peserta didik sebagaimana dirumuskan dalam KI dan KD. Beberapa tarjet pencapaian pembelajaran yaitu terkait dengan :

a. Pengembangan ranah afektif atau pengembangan sikap (sikap sosial) dapat dilakukan dengan pemberian tugas belajar dengan beberapa sikap dan unjuk kerja: menerima, menghargai, menghayati, menjalankan dan mengamalkan.

(13)

c. Pengembangan ranah psikomotorik atau pengembangan keterampilan (skill) melalui tugas belajar dengan beberapa aktivitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyaji dan mencipta.

Terkait dengan beberapa aspek pencapaian pembelajaran, dalam setiap pembelajaran Fiqih kelas XI peserta didik diharapkan mampu memiliki karakter yang ada di KI-1 dan KI-2, mengembangkan proses kognitif yang lebih tinggi, dari pemahaman sampai dengan metakognitif pendalaman pengetahuan. Pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, yaitu menerapkan konsep, prinsip atau prosedur, menganalisis masalah, dan mengevaluasi sesuatu produk atau mengembangkan keterampilan, seperti: mencoba membuat sesuatu atau mengolah informasi, menerapkan prosedur hingga mengamalkan ajaran Islam.

D.Model dan Skenario Pembelajaran

Paradigma belajar bagi peserta didik menurut jiwa kurikulum 2013 adalah peserta didik aktif mencari tahu bukan lagi peserta didik menerima. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikembangkan menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif. Indonesia sebenarnya sudah lama mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan Paikem. Pendekatan ini tampaknya sangat relevan dengan kemauan model pembelajaran untuk mendukung pelaksanakan Kurikulum 2013. Begitu juga pembelajaran fiqih sangat cocok dengan pendekatan

Paikem (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

(14)

d. Efektif, guru harus secara tepat memilih model dan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi dan situasi sehingga tujuan dapat tercapai dan bermakna bagi peserta didik.

e. Menyenangkan, guru harus berusaha dan menciptakan proses pembelajaran itu menjadi menyenangkan bagi peserta didik. Apabila suasana menyenangkan maka peserta didik akan memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Melalui pendekatan tersebut banyak model pembelajaran yang dapat dikembangkan, misalnya: STAD (Student Teams-Achievement Divisions) dan TGT ( Team-Game-Turnament), TAI (Team-Assisted Individualization), CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition),

Group Investigation, Jigsaw, dan lain-lain (selengkapnya baca Robert E. Slavin, Cooperative Learning:Teori, Riset dan Praktik).

Dalam proses pembelajaran Fiqih, untuk kelas XI guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kegiatan Pertama: Membaca

1) Setiap awal pembelajaran, peserta didik harus membaca teks yang tersedia di buku teks pelajaran Fiqih. yang disampaikan. Guru dapat memperkaya materi dengan membandingkan buku teks pelajaran Fiqih dengan buku literatur lain yang relevan.

5) Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, guru dapat menampilkan foto-foto, gambar, denah, peta, dan dokumentasi audiovisual (film) yang relevan.

b. Kegiatan Kedua: Menanya

(15)

2) Peserta didik dapat dilatih dalam bertanya dari pertanyaan yang faktual sampai pertanyaan yang hipotetikal (bersifat kausalitas).

c. Kegiatan Ketiga: Ekplorasi Informasi

1) Guru merancang kegiatan untuk mencari informasi mengenai hal-halyang berkaitan dengan materi fiqh 2) Guru merancang kegiatan untuk mengindentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan materi fiqh kelas XI. 3) Guru merancang kegiatan untuk melakukan

wawancara kepada tokoh masyarakat atau ilmuwan yang dianggap paham tentang permasalahan yang dibahas.

4) Jika memungkinkan, peserta didik dianjurkan untuk menggunakan sumber dari internet.

5) Peserta didik membuat catatan mengenai informasi penting dari apa yang dibaca dan diamati.

d. Kegiatan Keempat: Berdiskusi

1) Peserta didik dapat dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan apa yang sudah mereka baca dan amati dari gambar, foto, peta, atau ilustrasi lain. Akan tetapi, peserta didik dapat juga mendiskusikan isi bacaan itu dalam bentuk tanya jawab kelas.

2) Peserta didik menuliskan pemahaman mereka dari hasil diskusi dan yang belum mereka pahami dari hasil diskusi.

3) Peserta didik dapat membuat tulisan singkat untuk kemudian didiskusikan.

e. Kegiatan Kelima: Analisis/Mengasosiasi Informasi

1) Peserta didik dapat membandingkan informasi dari situasi saat ini dengan sumber bacaan yang terakhir diperoleh dengan sumber yang diperoleh dari buku untuk menemukan hal yang lebih mendalam, meluas atau bahkan berbeda.

2) Peserta didik menarik kesimpulan atau generalisasi dari informasi yang dibaca di buku dan informasi yang diperoleh dari sumber lainnya.

f. Kegiatan Keenam: Mengomunikasikan Hasil Analisis

(16)

2) Peserta didik dapat membuat cerita drama atau sinopsis kemudian diperankan oleh setiap peserta didik.

E. Prinsip-Prinsip penilaian

Prinsip-prinsip penilaian dalam mata pelajaran Fiqih kelas XI antara lain:

a. Menentukan aspek dari hasil belajar fiqih yang sudah dan belum dikuasai peserta didik setelah suatu proses pembelajaran.

b. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum dikuasai.

c. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan

e. Aspek-aspek yang dinilai/dievaluasi mencakup: 1) pengetahuan dan pemahaman tentang materi. 2) kemampuan mengomunikasikan pemahaman

mengenai materi dalam bahasa lisan dan tulisan. 3) kemampuan menerapkan pelajaran/nilai yang

dipelajari dari materi fiqh dalam kehidupan sehari-hari.

4) kemampuan melakukan kritik terhadap sumber dan mengumpulkan informasi dari sumber,

5) kemampuan berfikir historis dalam mengaji berbagai peristiwa yang berkaitan dengan materi yang terjadi dalam kehidupan keseharian masyarakat dan bangsa;

Pendidik melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian observasi dapat dilakukan untuk menilai keaktifan peserta didik dalam: bertanya, berdiskusi, mengekplorasi, dan menganalisis. Indikator ini digunakan untuk menilai sikap dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang di baca atau di sampaikan. Observasi dilakukan dengan tujuan yang jelas dan aspek-aspek yang menjadi tujuan observasi. Pendidik membuat indikator yang jelas dalam melakukan observasi. Beberapa indikator yang digunakan dalam melakukan observasi terhadap peserta didik adalah sebagai berikut:

(17)

kesopanan dalam berbahasa, menghargai orang lain dan menunjukkan sikap terpuji.

b. Bahasa dapat diukur melalui pemilihan kata-kata yang tepat, jelas, menarik, dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar.

c. Keaktifan peserta didik dalam memberikan masukan dapat diukur melalui relevansi dengan materi yang dibahas, sistematis, dan jelas.

d. Kemampuan mengeksplorasi informasi dapat diukur dari, atau kemampuan peserta didik untuk mengaitkan hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain dengan menggunakan berbagai literatur dan sumber yang relevan.

e. Kemampuan menganalisis dapat diukur dari kemampuan peserta didik untuk menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan dan mengaitkan kondisi masa lalu dengan kondisi saat ini.

Penilaian dapat dilakukan dengan memberikan skor dari angka 1– 5 dengan kriteria sebagai berikut:

 1 : sangat kurang

 2 : kurang

 3 : cukup  4 : baik

 5 : sangat baik

F. Format Buku Teks Fiqih

(18)

BAGIAN II

Petunjuk Khusus Per Bab

(19)

BAB I

JINAYAT

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD)

1.1. Meyakini syariat Islam tentang hukum jinayat

2.1. Menunjukkan sikap adil dan tanggungjawab dalam penerapan materi hukum jinayat

3.1. Menjelaskan ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya 4.1. Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan jinayat

C. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu:

1. Menunjukkan sikap adil dan tanggungjawab dalam penerapan materi hukum jinayat.

2. Menjelaskan ketentuan Allah tentang jinayat dan hikmahnya.

(20)

D. Materi Pembelajaran

BAB 1 : JINAYAT

I. PEMBUNUHAN

a. Pengertian pembunuhan

Membunuh artinya melenyapkan nyawa seseorang dengan sengaja atau tidak sengaja, dengan menggunakan alat yang mematikan ataupun tidak mematikan.

b. Macam-macam pembunuhan

Pembunuhan dibedakan menjadi tiga. Pertama: pembunuhan sengaja, kedua: pembunuhan seperti sengaja, ketiga: pembunuhan tersalah. Berikut penjelasan singkat ketiga jenis pembunuhan tersebut:

Pertama: Pembunuhan sengaja

(دمع لتق)

yaitu pembunuhan terencana dengan menggunakan alat-alat atau cara-cara yang biasanya mematikan seseorang. Dalam konteks pembunuhan sengaja pelaku pembunuhan harus sudah baligh, dan korban terbunuh adalah orang baik-baik yang terjaga darahnya.

Contoh: seseorang yang mewujudkan niatnya membunuh orang lain dengan cara meracunnya.

Kedua: Pembunuhan semi sengaja

(دمع هبش لتق)

yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang tanpa didasari niatan membunuh, dengan alat yang tidak mematikan akan tetapi menyebabkan kematian orang lain. Contoh: Seseorang yang dengan sengaja memukulkan sapu kepada temannya, dan akibat perbuatannya tersebut temannya mati.

Ketiga: Pembunuhan tersalah

(ءاطخ لتق)

yaitu pembunuhan yang terjadi karena salah dalam perbuatan, salah dalam maksud, ataupn kelalaian. Contoh: pemburu yang membidikkan senapannya kepada binatang, akan tetapi targetnya meleset dan mengenai seseorang hingga meninggal. Ini merupakan kesalahan dalam perbuatan yang masuk dalam kategori pembunuhan tersalah.

(21)

Membunuh merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam, karena Islam menghormati dan melindungi hak hidup setiap manusia. Diantara teks yang menegaskan larangan membunuh adalah firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 33:

ق

ق ح

ح للابب للإب ههللا محرلحح ِيتبللا س

ح

فلنللااوللهتهقلتح لحوح

Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu alasan yang benar” (QS. Al Isra : 33)

d. Hukuman bagi pelaku pembunuhan

Berikut keterangan singkat tentang hukuman bagi pembunuh sesuai dengan macamnya

1. Pembunuhan sengaja: qishash (pelaku pembunuhan harus dibunuh). Jika keluarga korban memaafkan, maka hukumannya adalah membayar diyat mughaladzah (denda berat) yang diambilkan dari harta pembunuh dan dibayarkan secara tunai. Selain itu pembunuh harus menunaikan kaffarah. 2. Pembunuhan semi sengaja: tidak diqishash akan tetapi membayar diyat

mughaladzah (denda berat) yang diambilkan dari harta keluarga pembunuh dan dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun kepada keluarga korban, setiap tahun sepertiganya. Selain itu pembunuh harus menunaikan kaffarah 3. Pembunuhan tersalah: membayarr diyat mukhaffafah (denda ringan) yang

diambilkan dari harta keluarga pembunuh dan dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun kepada keluarga korban, setiap tahunnya sepertiganya. Selain itu pembunuh harus menunaikan kafffarah.

Untuk ketiga jenis pembunuhan tersebut kaffarahnya adalah memerdekan budak, jika tidak mampu maka pelaku pembunuhan harus berpuasa dua bulan berturut-turut sebagaimana hal ini dijelaskan dalam surat an-Nisa’: 92.

e. Pembunuhan berkelompok

(دحاو ىلع ةعامجلا لتق)

(22)

ل

ح تتتحقح ههتتنلعح ههتتللا ِي

ح تتض

ب رح رحتتمحعه ن

ل أح ب

ب يلتتس

ح مهللا ن

ب بلا دبيلعبس

ح ن

ل ع

ح

ولتتلح :لحاتتقحوح ٍ،للاتتخح علتتض

ب ولمحبب ةةلحيلغب لةجهرح اوللهتحقح ةةتلس

ب ولأ

ح ةةسحملخح

هاور) .اتتعةيلمبجح هبتتبب ملتتههتهللتحقحلح ءحاعحنلتتص

ح ل

ه تتهلأح هبتتيللحعح لح

ح اتتمحتح

ِيعفاش

ش لا)

Artinya : “Dari Sa’id bin Musayyab bahwa Umar ra telah menghukum bunuh lima atau enam orang yang telah membunuh seseorang laki – laki secara dzalim (dengan ditipu) di tempat sunyi. Kemudian ia berkata : Seandainya semua penduduk sun’a secara bersama – sama membunuhnya niscaya akan aku bunuh semua.” (Diriwayatkan oleh asy-Syafi’i)

f. Hikmah larangan membunuh

1. Memelihara kehormatan dan keselamatan jiwa manusia.

2. Memberikan pelajaran bagi siapapun agar tidak mudah menghilangkan nyawa orang lain, karena pelaku pembunuhan diancam dengan hukuman qishash di dunia, dan neraka jahannam di akhirat, hingga pada akhirnya seluruh elemen masyarakat dapat merasakan keamanan dan ketentraman.

II. PENGANIAYAAN

a. Pengertian penganiayaan

Yang dimaksud dengan penganiayaan adalah perbuatan pidana (tindak kejahatan) yang berupa melukai, merusak, atau menghilangkan fungsi anggota tubuh.

b. Macam-maam penganiayaan

Penganiayaan dibagi menjadi dua yaitu penganiayaan berat, dan penganiayaan ringan. Berikut penjelasan singkatnya:

Pertama: Penganiayaan berat yaitu perbuatan melukai atau merusak bagian badan yang menyebabkan hilangnya manfaat atau fungsi anggota badan tersebut, seperti memukul tangan sampai patah, merusak mata sampai buta dan lain sebagainya

(23)

c. Dasar hukuman tindak aniaya

Perbuatan menganiaya orang lain tanpa alasan yang dibenarkan dalam Islam dilarang. Larangan berbuat aniaya ini sama dengan larangan membunuh orang lain tanpa dasar. Allah berfirman dalam surat surat al-Maidah ayat 45:

ن

ب يلعحللاتتبب ن

ح تتيلعحللاوح س

ب

فلنللاتتبب س

ح

تتفلنللا ن

ل أح اهحيلفب ملهبيللحعح انحبلتحكحوح

ححولرهتتجهللاوح ن

ق تتس

ق لابب ن

ل س

ق لاوح ن

ب ذهلل

ه ابب نحذهلهالوح ف

ب نللل

ح ابب ف

ح نللل

ح اوح

ص

ص

اص

ح قب

Artinya : “ Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (At – Taurat) bahwasannya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka – lukapun ada qishashnya.” (Q.S. al-Maidah: 45)

III. QISHASH

a. Pengertian qishash

Menurut syara’ qishash adalah hukuman balasan yang seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun pelaku tindak pidana merusak atau menghilangkan fungsi anggota tubuh orang lain yang dilakukan secara sengaja.

b. Macam – macam qishash

Berdasarkan pengertian di atas maka qishash dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Qishash pembunuhan (yang merupakan hukuman bagi pembunuh). 2. Qishash anggota badan (yang merupakan hukuman bagi pelaku

tindak pidana melukai, merusak atau menghilangkan manfaat / fungsi anggota badan).

c. Hukum qishash

(24)

ن

ب يلعحللاتتبب ن

ح تتيلعحللاوح س

ب

فلنللاتتبب س

ح

تتفلنللا ن

ل أح اتتهحيلفب ملتتهبيللحعح اتتنحبلتحكحو

ححولرهتتجهللاوح ن

ق تتس

ق لابب ن

ل تتس

ق لاوح ن

ب ذهلل

ه اتتبب نحذهلهالوح ف

ب نللل

ح اتتبب ف

ح نللل

ح اوح

ص

ص اص

ح قب

ج

ههلح ةصرحافلكح وحههفح هببب ق

ح دلص

ح تح ن

ل محفح

ج

م

ل تتك

ه حليح ملتتلح نلمحوح

ن

ح ولمهلباظ

ل لا مههه كحئبلحأهفح ههللا لحزحنلأح امحبب

Artinya : “ Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (At – Taurat) bahwasannya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka – lukapun ada qishashnya. Barang siapa melepaskan ( hak qishashnya ) akan melepaskan hak itu ( menjadi ) penebus dosa baginya. Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang – orang yang dzalim.” (QS. Al – Maidah : 45 )

d. Syarat-syarat qishash

1. Orang yang terbunuh terpelihara darahnya. 2. Pembunuh sudah baligh dan berakal.

3. Pembunuh bukan bapak (orang tua) terbunuh.

4. Orang yang dibunuh sama derajatnya dengan yang membunuh. Semisal; merdeka dengan merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya dsb.

5. Qishash dilakukan dalam hal yang sama, jiwa dengan jiwa, mata dengan mata, dan lain sebagainya.

e. Hikmah qishash

1. Memberikan pelajaran bagi setiap insan bahwa neraca keadilan harus ditegakkan. Betapa tinggi nilai manusia, jiwa diganti dengan jiwa, anggota badan diganti dengan anggota badan.

(25)

3. Dapat mencegah pertentangan dan permusuhan yang mengundang terjadinya pertumpahan darah.

IV. DIYAT

a. Pengertian Diyat

Diyat adalah sejumlah harta yang wajib diberikan kepada pihak terbunuh atau teraniaya.

b. Sebab – sebab ditetapkannya diyat

Diyat wajib dibayarkan karena beberapa sebab berikut;

1. Pembunuhan sengaja yang pelakunya dimaafkan pihak terbunuh (keluarga korban)..

2. Pembunuhan seperti sengaja. 3. Pembunuhan tersalah.

4. Pembunuh lari, akan tetapi identitasnya sudah diketahui secara jelas. Dalam konteks semisal ini, diyat dibebankan kepada keluarga pembunuh.

5. Qishash sulit dilaksanakan. Ini terjadi pada jinayah ‘ala ma dunan nafsi (tindak pidana yang terkait dengan melukai anggota badan atau menghilangkan fungsinya).

c. Macam – macam Diyat

Diyat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Diyat Mughalladzah atau denda berat.

Tekhnis diyat mughaladzah adalah membayarkan 100 ekor unta yang terdiri dari  30 hiqqah ( unta betina berumur 3-4 tahun )

(26)

A. Pelaku tindak pidana pembunuhan sengaja dan ia dimaafkan oleh keluarga korban. Dalam hal ini diyat harus diambilkan dari hartanya dan dibayarkan secara kontan sebagai pengganti qishash.

B. Pelaku pembunuhan seperti sengaja. Diyat mughalladzah pada pembunuhan jenis ini diberikan kepada keluarga korban dengan cara diangsur selama tiga tahun, setiap tahunnya dibayar sepertiganya. Diyat mughaladzah pada kasus pembunuhan seperti sengaja ini dibebankan kepada keluarga pembunuh.

C. Pelaku Pembunuhan di tanah haram (Mekkah), atau pada asyhurul hurum (Muharram, Rajab, Dzulqo’dah, Dzulhijjah), atau pembunuhan yang dilakukan seseorang terhadap mahramnya.

2. Diyat Mukhaffafah atau denda ringan.

Diyat mukhoffafah yang dibayarkan kepada keluarga korabn ini berupa 100 ekor unta, terdiri dari

 20 unta hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun),  20 unta jadza’ah (unta betina berumur 4-5 tahun),  20 unta binta makhath ( unta betina lebih dari 1 tahun),

 20 unta binta labun (unta betina umur lebih dari 2 tahun), dan 20 unta ibnu labun (unta jantan berumur lebih dari 2 tahun).

Yang wajib membayarkan diyat mukhaffafah adalah:

A. Pelaku pembunuhan tersalah, dengan tekhnis pembayaran diangsur selama 3 tahun, setiap tahunnya sepertiga dari jumlah diyat.

B. Pelaku tindak pidana yang berupa menciderai anggota tubuh, atau menghilangkan fungsinya yang dimaafkan oleh korban atau keluarganya.

Jika diyat tidak bisa dibayarkan dengan unta, maka diyat wajib dibayarkan dengan sesuatu yang seharga dengan unta.

d. Diyat karena kejahatan melukai atau memotong anggota badan

Aturan diyat untuk kejahatan melukai atau memotong anggota badan tidak seperti aturan diyat pembunuhan. Berikut penjelasan ringkasnya:

(27)

atau sepasang anggota badan (sepasang mata, sepasang telinga, sepasang tangan dan lain – lain).

2. Wajib membayar setengah diyat berupa 50 ekor unta, jika seseorang memotong salah satu anggota badan yang berpasangan semisal satu tangan, satu kaki, satu mata, satu telinga dan lain sebagainya.

3. Wajib membayar sepertiga diyat apabila melukai anggota badan sampai organ dalam, semisal melukai kepala sampai otak

4. Wajib membayar 15 ekor unta jika seseorang melukai orang lain hingga menyebabkan kulit yang ada di atas tulang terkelupas.

5. Wajib membayar 10 ekor unta bagi seseorang yang melukai orang lain hingga mengakibatkan jari-jari tangannya atau kakinya putus (setiap jari 10 ekor unta). 6. Wajib membayar 5 ekor unta bagi seseorang yang melukai orang lain hingga

menyebabkan giginya patah atau lepas (setiap gigi 5 ekor unta).

Adapun tekhnis pembayaran diyat, jika diyat tidak bisa dibayarkan dengan unta, maka ia bisa digantikan dengan uang seharga unta tersebut.

e. Hikmah Diyat

Hikmah terbesar ditetapkannya diyat terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan ataupun penganiayaan adalah mencegah pertumpahan darah serta sebagai obat hati dari rasa dendam keluarga korban terhadap pelaku tindak pidana.

V. KAFFARAH

a. Pengertian kaffarah

Menurut makna terminologi (istilah) kaffarah adalah denda yang wajib dibayarkan oleh seseorang yang telah melanggar larangan Allah tertentu.

b. Macam-macam kaffarah

Berikut penjelasan singkat macam-macam kaffarah:

(28)

Kaffarah bagi pembunuh adalah memerdekakan budak muslim. Jika ia tak mampu melakukannya maka pilihan selanjutnya adalah berpuasa 2 bulan berturut-turut. Hal ini sebagaimana diterangkan Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 92.

2. Kaffarah Dzihar

Kaffarah seorang suami yang mendzihar istrinya adalah, memerdekakan hamba sahaya. Jika ia tak mampu melakukannya, maka ia beralih pada pilihan kedua yaitu berpuasa 2 bulan berturut-turut. Dan jika ia masih juga tak mampu melakukannya, maka ia mengambil pilihan terakhir yaitu memberikan makan 60 fakir miskin.

3. Kaffarah melakukan hubungan biologis di siang hari pada bulan Ramadhan

Kaffarah yang ditetapkan untuk pasangan suami istri yang melakukan hubungan biologis pada siang hari di bulan Ramadhan sama dengan kaffarah dzihar ditambah qadha sebanyak jumlah hari mereka melakukan hubungan biologis di siang hari bulan Ramadhan.

4. Kaffarah karena melanggar sumpah

Kaffarah bagi seorang yang bersumpah atas nama Allah kemudian ia melanggarnya adalah memberi makan 10 fakir miskin, atau memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan budak. Jika ketiga hal tersebut tak mampu ia lakukan, maka diwajibkan baginya puasa 3 hari berturut-turut. Dalil naqli terkait hal ini adalah firman Allah ta’ala dalam surat al-Maidah ayat 89.

5. Kaffarah ila’

Ila’ adalah sumpah suami untuk tidak melakukan hubungan biologis dengan istrinya dalam masa tertentu. Semisal perkataan suami kepada istrinya,”Wallâhi lâ ujâmi’uka” (demi Allah aku tidak akan menggaulimu). Konsekuensi yang muncul karena ila’ adalah suami membayar kaffarah ila’ yang jenisnya sama dengan kaffarah yamîn (kaffarah melanggar sumpah).

6. Kaffarah karena membunuh binantang buruan pada saat berihram.

(29)

c. Hikmah Kaffarah

Secara umum, hikmah kaffarah terangkum dalam 3 pointer berikut;

1. Menyadarkan manusia bahwa ia telah berbuat dosa kepada Allah dan merugikan manusia lainnya.

2. Menuntun manusia agar segera bertaubat kepada Allah atas tindak maksiat yang ia lakukan hingga dosanya dileburkan Allah.

3. Menstabilakan mental manusia, hingga ia merasakan ketengan diri karena tuntunan agama (membayar kaffarah) telah ia tunaikan.

E. Proses Pembelajaran

1. Persiapan

a. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama.

b. Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

c. Guru menyapa peserta didik dengan memperkenalkan diri kepada peserta didik.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

e. Media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca), atau dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya. f. Model pengajaran alternatif yang dapat digunakan dalam pencapaian

kompetensi ini adalah bermain peran (role playing). Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengeksplorasi perasaan peserta didik, mentransfer, dan mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai dan persepsi peserta didik, mengembangkan keterampilan (skill) pemecahan masalah dan tingkah laku, dan mengeksplorasi materi pelajaran dalam cara yang berbeda.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran pertemuan ke-1

a. Guru meminta peserta didik untuk mencermati Q.S. al-Maidah: 45.

b. Peserta didik mengemukakan hasil pencermatan tersebut.

c. Peserta didik mengamati gambar yang ada pada kolom “Mengamati”.

d. Peserta didik mengemukakan isi gambar.

e. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang isi gambar tersebut.

f. Peserta didik membaca literatur tentang jinayat.

(30)

h. Peserta didik menuliskan hasil temuannya di buku catatan mereka. Kegiatan Pembelajaran pertemuan ke-2

a. Guru membentuk kelompok kemarin, dengan meminta peserta didik berhitung 1 sampai 5. Masing-masing peserta didik berkumpul/membentuk kelompok dengan cara nomer yang sama.

b. Guru memberi judul materi yang ada dalam pembahasan jinayat, masing-masing kelompok diberi topik yang berbeda.

c. Guru meminta tiap kelompok peserta didik untuk membagi diri sebagai moderator, penyaji materi, dan penjawab materi ketika presentasi.

d. Guru meminta peserta didik mengamati/mencari tahu tentang latar belakang terjadinya beberapa kasus pidana – dalam kajian fiqh normatif-yang bisa dihubungkan dengan fenomena tindak pidana pembunuhan atau penganiayaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

e. Peserta didik saling tukar informasi dan berdiskusi tentang tema yang didapat dalam kelompoknya.

f. Guru menanya kepada peserta didik apakah ada kesulitan untuk mendiskusikan tema yang mereka dapatkan.

3. Kegiatan akhir pembelajaran

Guru memberi evaluasi, penguatan materi, dan mengajak berefleksi tentang salah satu materi yaitu:

- Jinayah ‘alan nafs (tindak pidana pembunuhan) dan hukuman yang paling tepat bagi pelaku tindak pidana tersebut (perbandingan antara aturan hukum fiqh Islam dengan aturan hukum konvensional).

- Fungsi kompensasi finanisal yang diterima keluarga korban, baik berupa diyat mughaladzah atau mukhaffafah.

- Peran aturan fiqh Islam terkait tindak pidana dalam membantu program pemerintah menghilangkan berbagai kasus pidana.

Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membuat kliping tentang Beberapa kasus tindak pidana dan kompensasi hukuman yang seharusnya diterima oleh para pelaku tindak pidana tersebut.

UJI KOMPETENSI

(31)

1. Pembunuhan yang dilakukan tanpa adanya niat membunuh dan dengan cara atau alat yang biasanya tidak mematikan disebut … .

a. Pembunuhan sengaja

b. Pembunuhan seperti sengaja c. Pembunuhan tersalah

d. Pembunuhan tidak sengaja e. Pembunuhan seperti tersalah

2. Hukuman bagi pelaku pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh keluarga korban adalah … .

a. Qishash

b. Kaffarah

c. Diyat mukhaffafah dan kaffarah

d. Diyat mughaladzah

e. Dyat mughaladzah dan kaffarah

3

. …ةصيحدبوح ةلنحمبؤلمه ةلبحقحرح رهيلربحلتحفح ائةط

ح خح انةمبؤلمه لحتحقح نلمحوح

هبلبهلأح َىلحإب ةصمحللس

ح مه…

Ayat di atas menjelaskan tentang jenis pembunuhan … .

a. Pembunuhan sengaja b. Pembunuhan missal c. Pembunuhan tersalah d. Pembunuhan semi masal e. Pembunuhan seperti tersalah

(32)

a. Qishash

b. Kifarat

c. Diyat

d. Jinayah e. uqubah

.

5. Apabila sekelompok orang membunuh seseorang dengan sengaja secara massal, maka semua pelaku harus di qishash. Hal ini berdasarkan pada pendapat … .

a. Sa’id Ibnu Musayyab b. Imam Syafi’i

c. Imam Hambali d. Umar bin Khattab e. Imam maliki

6.

هبدبلحوحبح دهلباوح لهتحقليه لح

Hadits di atas menjelaskan tentang…

a. Tidak diqishasnya anak yang membunuh orang tuanya

b. Tidak diqishasnya orang tua yang membunuh anaknya

c. Tidak diqishasnya pemimpin yang membunuh rakyatnya

d. Diqishasnya orang tua yang membunuh anaknya e. Diqishasnya anak yang membunuh orang tuanya 7. Berikut ini merupakan syarat-syarat diwajibkannya qishash,

kecuali…

(33)

e. Pembunuh belum mimpi basah

8. Diyat mughalladzah terdiri dari … .

a. 30 hiqqoh, 30 jadza’ah dan 30 khilfah b. 40 hiqqoh, 30 jadza’ah dan 30 khilfah c. 30 hiqqoh, 40 jadza’ah dan 30 khilfah d. 30 hiqqoh, 30 jadza’ah dan 40 khilfah e. 40 hiqqoh, 40 jadza’ah dan 20 khilfah

9. A menusuk mata sebelah kiri B dengan sebilah pisau sehingga mata kiri B menjadi buta, sedangkan mata kiri A sudah buta. Dalam konteks semisal ini, konsekuensi hukuman yang harus diterima A adalah … .

a. Qishash

b. Kaffarah

c. Membayar diyat 35 ekor unta

d. Diyat mukhaffafah

e. Membayar setengah diyat

10. Jenis denda yang wajib dibayarkan oleh seseorang sebagai tanda taubat kepada Allah Swt dinamakan … .

a. Qishash

b. Kaffarah

c. Diyat

d. Uqubah

(34)

B. Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini dengan tepat dan benar!

1. Apa yang anda ketahui tentang pembunuhan sengaja? Jelaskan!

2. Sebutkan 2 contoh pembunuhan tersalah!

3. Jelaskan konsekuensi yang harus diterima oleh sekelompok orang yang membunuh seseorang secara massal beserta dalilnya!

4. Sebutkan hikmah larangan membunuh!

5. Jelaskan secara singkat macam-macam penganiayaan!

6. Sebutkan nash syar’i yang menjelaskan tentang qishash!

7. Sebutkan dalil yang menjelaskan bahwa orang yang tidur, anak kecil yang belum baligh, dan orang gila tidak diqishash saat melakukan praktik pembunuhan!

8. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan seseorang membayar diyat!

9. Jelaskan hikmah utama diberlakukannya diyat!

10. Jelaskan hikmah yang terkandung dalam kaffarah pembunuhan!

KUNCI JAWABAN

A. Pilihan ganda.

(35)

5. D

1. Pembunuhan sengaja adalah pembunuhan terencana dengan menggunakan alat atau cara-cara yang biasanya mematikan seseorang. Semisal seorang yang dengan sengaja membunuh orang baik-baik dengan menggunakan pisau. Pelaku pembunuhan sengaja diqishash (dibunuh). Adapun jika keluarga korban memaafkan pembunuh maka hukuman bagi pembunuh adalah membayar diyat mughaladzah yang diambilkan dari hartanya dan dibayarkan secara tunai. Selain itu pembunuh juga harus membayar kaffarah.

2. - Seseorang yang terjatuh dari tangga dan menimpa bayi yang berada di bawahnya hingga mati. Kesalahan semisal ini masuk dalam kategori kelalaian. - Pemburu yang membidikkan senanpannya ke binatang, akan tetapi targetnya meleset dan mengenai seseorang hingga meninggal. Kesalahan ini disebut salah dalam perbuatan.

3. Apabila sekelompok orang secara bersama-sama membunuh seseorang, maka mereka semaua diqishash. Hal ini disandarkan pada pernyataa Umar bin Khatthab r.a.:

اعةيلمبجح هببب ملههتهللتحقحلح ءحاعحنلص

ح ل

ه هلأح هبيللحعح لح

ح امحتح وللح

“ kalau seandainya semua penduduk Shan’a secara bersama-sama membunuhnya

maka niscaya aku akan membunuh mereka semua ”.

4. Untuk memelihara kehormatan dan keselamatan jiwa manusia. Karenanya, pembunuh diancam dengan qishash di dunia, dan neraka jahannam di akhirat. 5. Penganiayaan terbagi menjadi dua:

Pertama: penganiayaan berat yaitu perbuatan melukai atau merusak bagian badan yang menyebabkan hilangnya fungsi atau manfaat anggota badan tersebut. Seperti memukul tangan hingga patah dan sejenisnya.

Kedua: penganiayaan ringan, yaitu perbuatan melukai bagian badan yang tidak sampai merusak atau menghilangkan fungsinya melainkan hanya menimbulkan cacat ringan. Seperti melukai hingga menyebabkan cacat ringan.

(36)

ن

ب يلعحللاتتبب ن

ح يلعحللاوح س

ب

فلنللابب س

ح

فلنللا ن

ل أح اهحيلفب ملهبيللحعح انحبلتحكح وح

ححولرهجهللاوح ن

ق س

ق لابب ن

ل س

ق لا وح ن

ب ذهلل

ه ابب نحذهلهالوح ف

ب نللل

ح ابب ف

ح نلل

ح الوح

ص

ص

اص

ح قب

Artinya : “ Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (At – Taurat) bahwasannya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka – lukapun ada qishashnya.” (QS. Al – Maidah : 45 )

7.

: ل

ح اتتقح .م.ص ِي

ق تتببنللا ن

ب ع

ح اهحنلعح ههللا ِي

ح ض

ب رح ةحش

ح ئباع

ح ن

ل ع

ح

ن

ب تتع

ح وح ظ

ح قبيلتحتتس

ل يح َىتلحح م

ب ئبانللا ن

ب ع

ح ةلثحلحثح ن

ل ع

ح م

ه لحقحللا عحفبره

ولأح لحتتقبعليح َىتتتلحح نبولتتنهجلمحللا نبتتعح وح رحتتبحكليح َىتتتلحح ربيلغبص

ل لا

(دواد وبأ و دمحأ هاور) ق

ح يلفبيه

Artinya : “Dari Aisyah ra bahwa Nabi saw bersabda: terangkat hukum (tidak kena hukum) dari tiga orang yaitu; orang tidur hingga ia bangun, anak – anak hingga ia dewaasa, dan orang gila hingga ia sembuh dari gilanya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

8. Hal-hal yang menyebabkan seseorang membayar diyat adalah: a. Pembunuhan sengaja yang pelakunya dimaafkan keluarga korban b. Pembunuhan semi sengaja

c. Pembunuhan tersalah

d. Pembunuh lari akan tetapi sudah diketahui identitasnya

e. Qishash sulit dilaksanakan (ini terkait dengan tindakan menciderai anggota badan atau menghilangkan fungsinya)

(37)

1. Menyadarkan manusia bahwa ia telah berbuat dosa kepada Allah dan merugikan manusia lainnya.

2. Menuntun manusia agar segera bertaubat kepada Allah atas tindak maksiat yang ia lakukan hingga dosanya dileburkan Allah.

3. Menstabilakan mental manusia, hingga ia merasakan ketengan diri karena tuntunan agama (membayar kaffarah) telah ia tunaikan

F. Penilaian

Rubrik Penilaian

Skor Penilaian untuk pilihan ganda 0,1 x 10 = 1 Skor penilaian uraian 10 soal 0,3 x 10 = 3 Jumlah skor akumulatif 1 + 3 = 4

Rubrik Penilaian soal uraian: No.

Soal

Rubrik

penilaian Skor

1

a. Jika peserta didik dapat menjelaskan pembunuhan secara sengaja dengan sempurna, maka nilai yang ia dapatkan 0,3.

b. Jika peserta didik belum mampu menejelaskan pembunuhan secaa sengaja dengan sempurna, maka nilainya 0,150.

0.3

2 a. Jika peserta didik dapat m e n ye b u t k a n d u a c o n t o hp e m b u n u h a n t e r s a l a h , m a k a n i l a i ya n g i a d a p a t k a n 0 , 3 .

b. Jika peserta didik d a p a t m e n ye b u t k a n s a l a h s a t u d a r i 2 c o n t o h p e m b u n u h a n t e r s a l a h , m a k a n i l a i n ya 0 , 1 5 0 .

(38)

3 a. Jika peserta didik dapat menjelaskan konsekuensi yangharus diterima oleh sekelompok orang yang membunuh seseorang secara massal dengan sempurna maka nilai yang ia dapatkan 0,3.

b. Jika peserta didik h a n ya dapat menjelaskan konsekuensi yang harus diterima oleh sekelompok orang yang membunuh seseorang secara massal tanpa disertai dengan dalil, maka nilai yang ia peroleh 0,150.

c. Jika peserta didik hanya dapat menyebutkan dalil yang terkait dengan pembunuhan secara berkelompok tanpa mampu menjelaskan konsekuensi yang harus diterima oleh sekelompok orang yang membunuh seseorang secara berkelompok, maka nilai yang ia peroleh 0,150.

0,3

4. a. Jika peserta didik dapat menjelaskan hikmah laranganmembunuh secara sempurna maka nilai yang ia peroleh 0,3.

b. Jika peserta didik dapat menjelaskan hikmah larangan membunuh akan tetapi tidak sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,150.

0,3

5. a. Jika peserta didik dapat menjelaskan secara singkatmacam-macam penganiayaan secara sempurna,maka nilai yang ia peroleh 0,3.

b. Jika peserta didik dapat menjelaskan secara singkat macam-macam penganiayaan akan tetapi tidak sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,150.

0,3

6.

a. Jika peserta didik dapat menyebutkan nash syar’i yang menjelaskan qishash secara sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,3.

b. Jika peserta didik dapat menyebutkan nash syar’i yang terkait dengan masalah qishash akan tetapi kurang sempurna, maka ia memperoleh nilai 0,150.

(39)

7. a. Jika peserta didik dapat menyebutkan nash syar’i yangmenjelaskan tentang tidak diqishashnya orang yang tidur, anak kecil yang belum baligh, dan orang gila yang melakukan praktik pembunuhan secara sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,3

b. Jika peserta didik dapat menyebutkan nash syar’i yang menjelaskan tentang tidak diqishashnya orang yang tidur, anak kecil yang belum baligh, dan orang gila yang melakukan praktik pembunuhan, akan tetapi tidak sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,150

0,3

8.

a. Jika peserta didik dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan seseorang membayar diyat dengan sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,3.

b. Jika peserta didik dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan seseorang membayar diyat akan tetapi kurang sempurna, maka nilai yang ia peroleh antara 0,2-0,150 (tergantung kekurangan sempurnaan jawaban peserta didik).

0,3

9. a. Jika peserta didik dapat menjelaskan hikmah utamadiberlakukannya diyat dengan sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,3.

b. Jika peserta didik dapat menjelaskan hikmah utama diberlakukannya diyat akan tetapi kurang sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,150.

0,3

10 a.terkandung dalam kaffarah pembunuhan secara sempurna,Jika peserta didik dapat menjelaskan hikmah yang maka nilai yang ia peroleh 0,3.

b. Jika peserta didik dapat menjelaskan hikmah yang terkandung dalam kaffarah pembunuhan akan tetapi tidak sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,150.

(40)

1. Pedoman penilaian kolom diskusi

Penilaian psikomotorik

NO NAMA ASPEK YANG DINILAI

1 2 3 4

Aspek yang dinilai dan skornya:

1. Kedalaman materi presentasi = 1,00 2. Ketepatan jawaban = 1,00 3. Keberanian menyampaikan = 1,00 4. Kerjasama dalam kelompok = 1,00

Total skor : 4.00

Rubrik Penilaian:

1. Kedalaman materi presentasi:

a. Jika peserta didik dapat menjelaskan macam-macam tindak jinayat (pidana) beserta motif beberapa kasus pidana kekinian secara sempurna maka nilai yang ia peroleh 1,00.

b. Jika peserta didik dapat menjelaskan macam-macam tindak jinayat (pidana) beserta beberapa motif kasus pidana kekinian akan tetapi kurang sempurna, maka nilai yang ia peroleh 0,5. 2. Ketepatan Jawaban:

a. Jika peserta didik dapat menjelaskan 4 soal atau lebih maka mendapat nilai 1,00.

b. Jika peserta didik dapat menjelaskan 2 soal atau lebih maka mendapat nilai 0,5

3. Keberanian menyampaikan:

a. Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan lantang dan jelas dari 4 soal atau lebih maka mendapat nilai 1,00.

(41)

4. Kerja sama dalam kelompok

a. Jika peserta didik dalam kelompok dapat memimpin kerja sama kelompok dengan sangat kompak maka nilai yang diperoleh adalah 1,00.

b. Jika peserta didik dalam kelompok dapat memimpin kerja sama kelompok dengan cukup kompak maka nilainya 0,5.

Penilaian afektif

NO NAMA ASPEK YANG DINILAI

1 2 3

Aspek yang dinilai:

1. Keaktifan dalam diskusi 2. Menghormati pendapat 3. Kecermatan

Rubrik Penilaian:

1. Jika peserta didik sangat aktif nilai A, cukup aktif nilai B kurang aktif C dan tidak aktif nilai D.

2. Jika peserta didik sangat menghormati pendapat nilai A, cukup menghormati B, kurang menghormati nilai C dan jika tidak menghormati sama sekali nilai D.

3. Kecermatan dan ketelitian dalam mengungkapkan pendapat dan penulisan maka nilai A, jika cukup nilai B, kurang nilai C dan jika tidak cermat sama sekali maka nilai D

Rubrik nilai karakter siswa

(42)

1. Perilaku jujur dalam mengakui ketika mampu memberi tanggapan atau tidak nilai 1 2 3 4

2. Disiplin dalam mengatur waktu diskusi nilai 1 2 3 4 3. Tanggung jawab kala diberi tugas nilai 1 2 3 4

Keterangan:

Nilai 1/ BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).

Nilai 2/ MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).

Nilai 3/ MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).

Nilai 4/ MK : Mulai membudaya/terbiasa (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Mengetahui, ..., ...20... Guru Mata Pelajaran Fikih Orang Tua/Wali Siswa

... ...

• Setiap karya peserta didik sesuai Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1-4. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai.

G. Pengayaan

(43)

berhasil dalam pengayaan). H. Remedial

Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi tentang jinayat. Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan. Contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).

Catatan:

Peserta didik yang belum bisa membuat contoh macam-macam jinayat (baik yang terkait dengan pembunuhan atau penganiayaan) maka akan diberikan bimbingan khusus.

I. Interaksi Guru Dengan Orang Tua

(44)

BAB II

HUDUD DAN HIKMAHNYA

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD)

2.2. Menunjukkan sikap adil dan tanggungjawab dalam penerapan materi hukum hudud

2.3.Menunjukkan sikap adil dan tanggungjawab dalam penerapan materi hukum bughat

3.2. Menunjukkan sikap adil dan tanggungjawab dalam penerapan materi hukum hudud

3.3.Menunjukkan sikap adil dan tanggungjawab dalam penerapan materi hukum bughat

4.2 Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan hudud 4.3.Menunjukkan contoh pelanggaran yang terkena ketentuan bugh

C. Tujuan Pembelajaran

(45)

2. Siswa dapat menjelaskan sebab perbuatan zina, miras, mencuri dan bughah 3. Siswa dapat menunjukkan dasar hukum dilarangnya zina, miras, mencuri dan

bughah

4. Siswa dapat menunjukkan akibat perbuatan zina, miras, mencuri dan bughah 5. Siswa dapat berperan serta untuk senantiasa menjauhi jaraimul hudud

(perbuatan-perbuatan yang menyebabkan pelakunya dikenai hukuman had).

D. Materi Pembelajaran

HUDUD DAN HIKMAHNYA

Menurut istilah syar’i, hudud adalah hukuman-hukuman tertentu yang telah ditetapkan Allah sebagai sanksi hukum terhadap pelaku tindak kejahatan selain pembunuhan dan penganiayaan. Tujuan inti dari hudud yaitu mewujudkan kemaslahatan manusia.

Dalam istilah fiqh, berbagai tindak kejahatan yang diancam dengan hukuman had diistilahkan dengan jaraimul hudud. Macam jaraimul hudud yang senantiasa dikupas dalam berbagai referensi fiqh adalah;

1. Zina

2. Qadhaf (menuduh wanita baik-baik berbuat zina) 3. Mencuri

4. Meminum minuman keras 5. Murtad

6. Bughat

7. Hirabah (mengambil harta orang lain dengan kekerasan / ancaman senjata, dan terkadang diikuti dengan aksi pembunuhan).

I. ZINA

(46)

Zina adalah memasukkan alat kelamin laki – laki ke dalam alat kelamin perempuan yang mendatangkan syahwat, dalam persetubuhan yang haram menurut zat perbuatannya, bukan karena syubhat.

b. Status hukum zina

Sudah menjadi ijma’ para ulama’ bahwa zina hukumnya haram dan termasuk salah satu bentuk dosa besar. Allah Swt berfirman :

انحزقلا اولبهرحقلتح لحوح

َىلص

لةيلببس

ح ءحاس

ح وح ةةش

ح حبافح ن

ح اك

ح ههنلإب

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al – Isra’:32)

Keharaman zina juga dijelaskan dalam berbagai riwayat. Diantaranya hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud berikut:

ل

ح تتعحجلتح ن

ل أح : ل

ح اقح ُ؟مهظ

ح علأح ب

ب نلذللا ي

ي أ

ح هبللا لحولسهرح ايح تهللقه

ك

ح دحتتلحوح لحتتتصقلتح نلأح ُ؟ي

ي أ

ح ملتتثه تهتتللقه , كحتتقحلحخح وحتتههوح اددتتنب هبلشلب

ِي

ح تتنبازحته ن

ل أح : ل

ح اتتقح ُ؟ي

ي أ

ح ملتتثه تهتتللقه ,كحعحمح لحكهأليح نلأح ةةيحشلخح

ك

ح رباجح ةحلحيللبحح

(ملسمو ىراخبلا هاور)

Artinya : “Saya (Abdullah Ibnu Mas’ud) bertanya ; “Ya Rasulullah dosa apakah yang paling besar?” Nabi menjawab : “Engkau menyediakan sekutu bagi Allah Swt, padahal dia menciptakan kamu.” Saya bertanya lagi:”Kemudian (dosa) apalagi?” Nabi menjawab :”Engkau membunuh anakmu karena khawatir jatuh miskin” Saya bertanya lagi: “Kemudian apalagi?” Beliau menjawab : “Engkau berzina dengan istri tetanggamu.” (HR.Bukhari dan Muslim)

(47)

Dasar-dasar yang dapat digunakan untuk menetapkan bahwa seseorang telah benar-benar berbuat zina:

1. Adanya empat orang saksi laki – laki yang adil. Kesaksian mereka harus sama dalam hal tempat, waktu, pelaku dan cara melakukannya.

2. Pengakuan pelaku zina.

Sebagian ulama’ ada yang berpendapat bahwa kehamilan perempuan tanpa suami dapat dijadikan dasar penetapan perbuatan zina. Akan tetapi Jumhurul Ulama’ berpendapat sebaliknya. Kehamilan saja tanpa pengakuan atau kesaksian empat orang yang adil tidak dapat dijadikan dasar penetapan zina.

Had zina dapat dijatuhkan terhadap pelakunya, jika telah terpenuhi syarat – syarat sebagai berikut :

1. Pelaku zina sudah baligh dan berakal 2. Perbuatan zina dilakukan tanpa paksaan

3. Pelaku zina mengetahui bahwa konsekuensi dari perbuatan zina adalah had 4. Telah diyakini secara syara’ bahwa pelaku tindak zina benar-benar

melakukan perbuatan keji tersebut.

d. Macam-macam zina dan hadnya

Dalam kajian Fiqh, zina dibedakan menjadi dua, pertama: zina mukhshon, dan kedua: zina ghairu mukhshon.

1. Zina mukhshon yaitu perbuatan zina yang dilakukan oleh seorang yang sudah menikah. Ungkapan “seorang yang sudah menikah” mencakup suami, istri, janda, atau duda. Had (hukuman) yang diberlakukan kepada pezina mukhshon adalah rajam.

(48)

 Imam Syafi’i dan imam Ahmad berpendapat bahwa had bagi pezina ghoiru mukhshon adalah cambukan sebanyak 100 kali dan pengasingan selama 1 tahun.

 Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa had bagi pezina ghoiru mukhshon hanya cambukan sebanyak 100 kali. Pengasingan menurut Abu Hanifah hanyalah hukuman tambahan yang kebijakan sepenuhnya dipasrahkan kepada hakim.

 Imam Malik dan imam Auza’i berpendapat bahwa had bagi pezina laki-laki merdeka ghoiru mukhshon adalah cambukan sebanyak 100 kali dan pengasingan selama 1 tahun, adapun peziina perempuan merdeka ghoiru mukhshon hadnya hanya cambukan 100 kali.

Dalil yang menegaskan bahwa pezina ghoiru mukhshon di kenai had berupa cambukan 100 kali dan pengasingan adalah;

 Firman Allah ta’ala dalam surat an-Nur ayat 2.

 Sabda Rasulullah Saw:

.م.ص ِي

ل ببنللا ت

ه علمبس

ح ل

ح اقح ِينيهحجهللا دللباخح نببل دبيلزح نلعح

ب

ح تتيلربغلتح وح ةلتتئحامب دحتتللجح ن

ل تتص

ح ح

ل يه م

ل تتلحوح َىتتنحزح ن

ل تتمحيلفب رهمهأ

ل يح

(يراخبلا هاور) .م

ل اع

ح

Artinya : “ Dari Zaid bin Khalid Al-Juhaini, dia berkata : “Saya mendengar Nabi menyuruh agar orang yang berzina dan ia bukan muhshan, didera 100 kali dan diasingkan selama satu tahun.”(HR. Bukhari)

e. Hikmah diharamkannya zina

Zina merupakan sumber berbagai tindak kemaksiatan. Diantara hikmah terpenting diharamkannya zina adalah:

(49)

2. Menjaga harga diri dan kehormatan manusia. 3. Menjaga ketertiban dan keteraturan rumah tangga.

4. Memunculkan rasa kasih sayang terhadap anak yang dilahirkan dari pernikahan syah.

II. QADZAF

a.Pengertian Qadzaf

Menurut istilah syar’i qadhaf adalah melempar tuduhan zina kepada seorang yang dikenal baik secara terang-terangan.

b. Hukum Qadzaf

Qadzaf merupakan salah satu dosa besar yang diharamkan syariat Islam. Diantara dalil-dalil yang menegaskan keharaman qadzaf adalah:

 Firman Allah ta’ala dalam an-Nur ayat 23-24:

 Sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a, -yang artinya-”Dari Abu Hurairah ra. Nabi bersabda : “ Jauhilah olehmu tujuh (perkara) yang membinasakan”, Nabi ditanya : “Apa saja perkara itu, ya Rasulullah?” Rasul menjawab : “ Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan jalan yang sah menurut syara’, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari medan perang, dan menuduh zina wanita baik – baik yang tak pernah ingat berbuat keji, lagi beriman.” (H.R. Bukhori Muslim)

c. Had qadzaf

Had (hukuman) bagi pelaku qadzaf adalah cambukan sebanyak 80 kali bagi yang merdeka, dan cambukan 40 kali bagi budak, karena hukuman budak setengah hukuman orang yang merdeka. Had tentang pelaku qadzaf dijelaskan dalam Q.S. an-Nur:4.

Referensi

Dokumen terkait

Melalui diskusi kelompok, peserta didik dapat menunjukkan contoh perilaku kriminalitas yang termasuk dalam kategori bughot dengan baik.. Melalui ceramah, peserta didik dapat

d. Guru meminta kembali peserta didik untuk mengamati materi menerima, mengamalkan dan menghargai orang yang berzakat, infak dan sedekah e. Peserta didik mengemukakan isi

Untuk memberi layanan bagi peserta didik yang telah menyelesaikan tugas belajarnya juga bagi yang memiliki kemampuan lebih dapat diberikan pengayaan berupa pengembangan

1) Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang tatacara wudu yang benar. 2) Guru meminta peserta didik menerapkan materi pelajaran yang baru diberikan di

Jika peserta didik dapat menjelaskan kelompok yang disebut dengan “dzalimu li nafsihi” , kurang lengkap, skor 4.. Jika peserta didik dapat menerjemahkan QS an-Nahl [16]: 9 dan

9. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang materi tersebut... Guru dan peserta didik menyimpulkan intisari dari pelajaran

Jika Peserta didik dapat menuliskan syarat dan rukun shalat jenazah yang akan dimandikan dengan lengkap, skor 3 c.. Jika Peserta didik dapat menuliskan syarat dan

Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian salat sunah rawatib ghairu muakkad dengan lengkap dan sempurna, skor 4 b.. Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian