• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1001609 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SOS 1001609 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Keluarga adalah suatu lembaga paling kecil yang ada di masyarakat yang

memiliki banyak fungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup seseorang, karena

dari keluarga sebuah kehidupan baru akan dimulai. Keluarga merupakan lembaga

yang bertugas meneruskan pewarisan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat,

karena keluarga merupakan lembaga pertama tempat seseorang melakukan

sosialisasi dalam kehidupannya.

Manusia tentu sudah ditakdirkan untuk hidup berpasangan sesuai garis

kehidupannya. Menikah adalah langkah awal untuk menjadi sebuah keluarga yang

sah, baik menurut agama maupun hukum yang berlaku di negara Indonesia. Setiap

pasangan tentu mendambakan sebuah keluarga yang bahagia dan mempunyai

keturunan yang dirasa cukup bagi setiap pasangan. Kehidupan yang dialami oleh

setiap individu pasti tidak akan berjalan lancar sesuai dengan apa yang

diinginkannya, begitupun sebuah keluarga yang telah lama menjalin suatu

kehidupan bersama, pasti tidak akan luput dari permasalahan yang ada di

dalamnya. Semua itu terjadi begitu saja seiring dengan berjalannya waktu, maka

dituntut suatu kedewasaan dalam memecahkan setiap permasalahan yang terjadi.

Suatu permasalahan tentunya tidak selalu dapat diselesaikan dengan mudah.

Apalagi ketika suatu masalah dalam keluarga muncul dan berkembang menjadi

masalah besar, hal ini tentu dapat mengakibatkan munculnya kekacauan dalam

keluarga. Hal tersebut menandakan bahwa suatu keluarga sedang mengalami

suatu goncangan keluarga yang dapat berakibat pada munculnya disorganisasi

keluarga. Dalam menghadapi permasalahan yang muncul tentu terdapat keluarga

yang dapat mempertahankan keluarganya tetap harmonis dan ada juga keluarga

yang tidak dapat mempertahankan keluarganya ketika dilanda permasalahan

keluarga yang dapat berujung pada perceraian.

Ada kalanya sebuah keluarga mengalami sebuah krisis keluarga, seperti

(2)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Krisis keluarga artinya kehidupan dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran terus menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal mendidik anak-anak.

Krisis keluarga seperti ini tentu tidak ingin dialami oleh setiap keluarga,

maka perlu adanya suatu pola kehidupan yang tertata rapih serta selalu

menyesuaikan kehidupan dengan nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat,

hal ini harus dilakukan untuk dapat menjaga keutuhan dan keharmonisan

keluarga. Menurut catatan yang didapatkan dari beberapa sumber yang ada,

ditemukan bahwa dalam beberapa tahun ini masalah yang dihadapi keluarga

semakin meningkat, dapat kita ketahui bersama bahwa banyak muncul

permasalahan yang kompleks, diantaranya saja perceraian, perselingkuhan,

penjualan anak, anak jalanan, dan lain sebagainya. Semua masalah tersebut tentu

muncul sebagai akibat dari adanya krisis pada sebuah keluarga yang

menyebabkan timbulnya disorganisasi keluarga.

Ekonomi merupakan hal yang penting yang harus ada pada setiap keluarga

untuk memenuhi kebutuhan keluarga, keperluan keluarga, biaya hidup keluarga,

serta dapat mempertahankan keutuhan keluarga. Untuk menunjang kebutuhan

tersebut maka setiap individu akan giat bekerja untuk memenuhinya, tidak

terkecuali sosok ayah sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai kewajiban

untuk memenuhi setiap kebutuhan keluarga. Sebagaimana dikemukakan oleh

Ramulyo (1996, hlm. 89) bahwa:

Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: a) Nafkah, kiswah, dan tempat kediaman bagi istri;

b) Biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan biaya pengobatan bagi istri dan anak;

c) Biaya pendidikan bagi anak.

Suami tentu akan giat bekerja untuk mendapatkan uang demi terpenuhinya

kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam pemenuhan ekonomi, individu tentu harus

mempunyai lapangan pekerjaan serta harus mampu bekerja serta bersaing dengan

(3)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negara Indonesia masih banyak penduduk yang kesulitan mencari lapangan

pekerjaan. Tercatat bahwa jumlah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia

masih sangat banyak serta masih sangat sulit untuk diminimalisir.

Desa Jalatrang Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis adalah sebuah desa

yang masih hijau serta penduduknya masih memegang teguh asas kekeluargaan

dan gotong royong. Banyak petani yang masih giat bekerja di sawah dan kebun

untuk tetap bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya dan keluarganya,

namun menurut pengamatan yang peneliti lakukan sudah jarang ditemukan petani

usia muda. Rata-rata petani yang bekerja adalah mereka yang umumnya berumur

sudah tua, jumlah anak muda yang menjadi petani bisa dihitung hanya dengan

hitungan jari saja. Fenomena ini terjadi tentu saja beriringan dengan kemajuan

zaman, penduduk Desa Jalatrang tentu mempunyai keinginan yang kuat untuk

bisa menjadi orang yang sukses dan hidup sejahtera. Melihat potensi yang ada di

Desa Jalatrang, sesungguhnya cukup banyak potensi yang bisa dikembangkan

apabila masyarakat dapat mengelolanya dengan baik, namun banyak dari

masyarakat Desa Jalatrang yang memilih untuk pergi merantau ke kota dan

menjadi orang sukses di perantauan serta mampu memenuhi kebutuhan ekonomi

keluarganya.

Telah kita ketahui bersama bahwa lapangan pekerjaan di desa memang

sangat sulit, maka dari itu muncul pemikiran bahwa dengan merantau ke kota

tentu penghasilan akan bertambah banyak serta kesuksesan akan mudah diraih.

Pandangan ini muncul setelah mendengar cerita dan pengalaman orang lain bahwa

orang-orang yang merantau ke kota pasti akan menjadi orang sukses. Tentu

pilihan ini mereka jalani dengan berat karena mereka yang sudah berkeluarga

tentu harus siap menerima segala resiko yang ada. Mereka memilih untuk bisa

menjadi orang sukses dengan bekerja di kota serta rela untuk bertempat tinggal

terpisah dengan anggota keluarga lainnya.

Menurut data yang diperoleh dari catatan kependudukan pemerintahan Desa

Jalatrang, menunjukkan sebuah catatan tentang jumlah keluarga dan juga jenis

(4)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah sebanyak 1887 pasangan, dan sebanyak 40% dari jumlah keluarga yang

ada di Desa Jalatrang suaminya bekerja di luar kota atau merantau ke kota dengan

tidak membawa istrinya ke kota sehingga mereka menjalani suatu hubungan jarak

jauh. Suatu pilihan hidup yang harus mereka jalani dengan berat, karena ketika

mereka harus bertempat tinggal terpisah bukan tidak mungkin keberlakuan

fungsi-fungsi ideal keluarga akan berkurang atau bahkan akan hilang. Biasanya mereka

yang hidup dalam suatu keluarga dengan bertempat tinggal terpisah akan memiliki

intensitas waktu bertemu secara langsung sangat terbatas, mereka selalu mencari

celah dan kesempatan yang ada ketika memang mereka memiliki waktu yang

cukup serta keuangan yang memadai untuk bisa kembali ke kampung halaman

untuk bertemu dengan anggota keluarga lainnya.

Ketika suami memilih untuk bertempat tinggal terpisah, tentu memunculkan

banyak kekhawatiran. Apalagi jika melihat kenyataan yang ada bahwa Kabupaten

Ciamis mempunyai angka perceraian yang sangat tinggi, bahkan menduduki

posisi kedua setelah Kabupaten Cirebon, data ini peneliti ambil dari internet

bahwa:

Berdasarkan data Pengadilan Agama Kab. Ciamis, pernah dilaporkan menduduki posisi runner up atau ranking kedua tertinggi untuk jumlah kasus perceraian. Tidak lagi level Jawa Barat, melainkan tingkat nasional setelah Kabupaten Cirebon pada tahun 2010. Padahal, tiga tahun sebelumnya Kabupaten Ciamis hanya menempati ranking 10 besar di Jawa Barat.

(Kuswan SP (2013), http://www.kabar-priangan.com/news/detail/8954).

Pengadilan Agama Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mencatat hingga Maret

2010, angka gugat cerai di Kabupaten Ciamis mencapai 1.140 kasus. Rata-rata

angka penceraian tiap bulan mencapai 350 kasus. Kondisi ini menempatkan

Ciamis sebagai kabupaten tertinggi kedua secara nasional dalam hal tingkat

perceraian. Menurut sumber yang peneliti temukan bahwa rata-rata angka

perceraian tersebut dikarenakan faktor ekonomi karena kurangnya penghasilan

suami, serta adanya ego dari masing-masing pasangan sehingga mengakibatkan

sebuah perceraian dalam keluarga. Hal ini tentunya harus dijadikan kewaspadaan

(5)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pentingnya pranata keluarga dan harus selalu menjalankan keberlakuan fungsi

keluarga sesuai dengan apa yang seharusnya dijalankan.

Keluarga yang utuh adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, serta anak

yang terlahir dari pasangan suami istri. Pada permasalahan kali ini sang suami

selaku ayah dari anak-anak dan penanggung jawab keluarga rela pergi merantau

ke kota. Keluarga yang ada menjadi kurang utuh dan kurang lengkap karena

suami berada di perantauan dan rela bertempat tinggal terpisah dengan keluarga

yang tidak ikut merantau. Tentu dikhawatirkan akan timbul berbagai masalah

keluarga, karena kita ketahui bersama bahwa masyarakat desa belum terbiasa

dengan kehidupan modern serta masyarakat desa bukanlah masyarakat industri

yang mempunyai gaya hidup serba praktis dan modern, maka akan menjadi suatu

hal yang tabu ketika suami dan istri bertempat tinggal berjauhan bahkan sampai

berbeda kota. Pemenuhan kebutuhan akan fungsi-fungsi keluarga pasti akan

berkurang.

Meskipun banyak fungsi keluarga yang nantinya akan hilang, mau tidak

mau mereka harus pergi mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi salah satu

fungsi ekonomi keluarga. Selain fungsi yang hilang tentu dikhawatirkan akan

munculnya pihak ketiga sebagai penghancur suatu hubungan keluarga yang

harmonis. Semua seakan dihiraukan dan para pencari lapangan pekerjaan di Desa

Jalatrang ini tetap merantau ke kota dan masih tetap dapat menjaga keutuhan

keluarganya. Adapun yang menarik dalam permasalahan ini adalah ketika kita

melihat adanya sepasang suami istri yang bertempat tinggal terpisah yang mampu

mempertahankan keutuhan keluarganya. Padahal jika kita amati, rasa rindu akan

sosok suami pasti ada, peran setiap anggota keluarga akan dirasa kurang, serta

jarang berkumpulnya keluarga yang lengkap di rumah cenderung rawan

menimbulkan disorganisasi keluarga. Seperti kita ketahui bersama, Kabupaten

Ciamis sendiri menempati urutan kedua tingkat nasional dengan angka perceraian

yang tinggi. Namun, keluarga-keluarga yang ada di Desa Jalatrang Kabupaten

Ciamis masih bisa mempertahankan keutuhan keluarganya meskipun banyak

(6)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan dari peneliti untuk bisa memecahkan masalah yang terjadi melihat

kenyataan masih bertahannya suatu keluarga meskipun bertempat tinggal terpisah.

Penelitian ini sekiranya sangat penting, melihat penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terdahulu tentang adanya fenomena keluarga pada pasangan suami

istri yang bertempat tinggal terpisah. Pada kenyataannya keluarga yang bertempat

tinggal terpisah masih bisa mempertahankan keutuhan keluarganya. Adapun

penelitian yang dilakukan oleh Maylan (2010) menjelaskan tentang adanya

faktor-faktor yang mendukung kohesi keluarga pada pasangan yang bertempat tinggal

terpisah di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendukung kohesi keluarga

antara lain karena adanya interaksi yang kuat antara pasangan suami istri maupun

ayah dengan anak dengan didukung adanya alat komunikasi serta memanfaatkan

waktu pertemuan dengan sebaik-baiknya. Kemudian ditemukan bahwa

pemenuhan akan fungsi keluarga dapat berjalan dengan baik walaupun dengan

media yang terbatas. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anora (2008)

tentang strategi mempertahankan keutuhan keluarga pada keluarga terpisah. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Anora ini menunjukkan bahwa strategi

mempertahankan keluarga pada keluarga terpisah diantaranya adalah dengan terus

mengupayakan keutuhan keluarga dengan cara melakukan komunikasi keluarga

untuk meminimalisir terjadinya disfungsi keluarga, mengadakan acara kedekatan

keluarga dengan berlibur, makan di luar, jalan-jalan, dan saling berbagi dengan

konsultasi diantara anggota keluarga, serta adanya kerjasama yang baik diantara

anggota keluarga.

Peneliti lebih menekankan pada ketertarikan tentang pola interaksi yang

dilakukan oleh pasangan yang bertempat tinggal terpisah yang berhubungan

dengan keberlakuan peran dan fungsi dari setiap anggota keluarga, serta masalah

yang dihadapi oleh suatu keluarga ketika memang mereka hidup atau harus

bertempat tinggal terpisah. Tentunya dengan adanya teori interaksi sosial, konsep

(7)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berumah tangga akan menjadikan penelitian ini menjadi lebih relevan dengan

keilmuan sosiologi dan juga permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis

bermaksud mengadakan penelitian tentang “ POLA INTERAKSI KELUARGA

PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERTEMPAT TINGGAL

TERPISAH (Studi Deskriptif pada masyarakat Desa Jalatrang Kecamatan

Cipaku Kabupaten Ciamis).”

B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas penulis dapat

membatasi beberapa permasalahan yang menjadi fokus penelitian. Identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah dengan memfokuskan penelitian pada pola

interaksi yang dijalani oleh keluarga yang bertempat tinggal terpisah. Pada

umumnya, interaksi yang dilakukan oleh keluarga yang hidup bersama dalam satu

lingkungan akan dengan mudah dijalankan karena setiap angota keluarga berada

di rumah. Berbeda dengan cara yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang

bertempat tinggal terpisah dalam menjalankan interaksi diantara anggota

keluarganya. Hal ini berhubungan dengan cara yang dilakukan oleh pasangan

suami istri yang bertempat tinggal terpisah dalam menjalankan fungsi keluarga

serta cara yang dilakukan oleh keluarga dalam menyelesaikan masalah ketika

suatu keluarga dihadapkan pada sutu permasalahan keluarga.

Cara yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal

terpisah dalam menjalankan interaksi diantara anggota keluarga tentu akan

berhubungan dengan cara yang dijalankan oleh setiap keluarga dalam

menjalankan fungsi keluarganya. Penulis memfokuskan penelitian pada pola

interaksi yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang bertempat tinggal

terpisah karena dengan demikian peneliti akan memperoleh seluruh gambaran

mengenai interaksi yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang

berhubungan dengan cara yang dilakukan oleh setiap keluarga yang bertempat

(8)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam menyelesaikan permasalahan ketika suatu keluarga dihadapkan dalam suatu

masalah.

C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pola interaksi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat

tinggal terpisah?

2. Bagaimana cara menjalankan fungsi-fungsi keluarga pada pasangan suami

istri yang bertempat tinggal terpisah?

3. Adakah masalah keluarga yang timbul dan bagaimana cara yang dilakukan

untuk menyelesaikan masalah pada pasangan suami istri yang bertempat

tinggal terpisah?

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang pola interaksi keluarga pada pasangan suami

istri yang bertempat tinggal terpisah.

2. Untuk mengetahui cara menjalankan fungsi-fungsi keluarga pada pasangan

suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

3. Untuk mengetahui masalah keluarga yang timbul dan cara yang dilakukan

untuk menyelesaikan masalah pada pasangan suami istri yang bertempat

tinggal terpisah.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian akan dikatakan bermanfaat apabila memiliki nilai manfaat baik

secara teoretis maupun praktis. Berikut beberapa manfaat penelitian yang

diharapkan dengan melihat beberapa aspek.

1. Manfaat Teoretis

Dalam rangka pembangunan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya

serta hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan

tentang keluarga yang menjadi kajian sosiologi keluarga. Hal ini tentu

(9)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosiologi keluarga serta bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya bagi

guru sosiologi dalam pemahaman konsep interaksi sosial dan lembaga sosial

khususnya lembaga keluarga.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat membuka wawasan dan pengetahuan masyarakat

tentang adanya sebuah fenomena pada masyarakat tentang suatu pola

interaksi yang diterapkan dalam suatu keluarga yang bertempat tinggal

terpisah. Diharapkan akan menjadikan masyarakat tetap bisa

mempertahankan keutuhan keluarganya dengan melakukan pola interaksi

yang baik antara anggota keluarga. Kemudian hasil penelitian ini

diharapkan dapat meminimalisir angka perceraian yang ada pada

masyarakat.

b. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang akan

meneliti masalah keluarga, khususnya penelitian yang berkaitan dengan

pola interaksi keluarga pada pasangan yang bertempat tinggal terpisah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penelitian ini terdiri dari lima bagian besar, yang terdiri

dari Bab I sampai Bab V. Bab I Pendahuluan yang merupakan inti dari

permasalahan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi skripsi.

Bab II Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Bertempat

Tinggal Terpisah. Pada bab ini menjelaskan tentang teori yang dipakai dan

relevan dengan penelitian serta masalah yang ada di dalam penelitian yang terdiri

dari interaksi sosial, keluarga, fungsi keluarga, pasangan suami istri yang

bertempat tinggal terpisah, peran suami dan istri, hak dan kewajiban suami istri,

(10)

Emal Purnama, 2014

Pola Interaksi Keluarga Pada Pasangan Suami Istri Yang Bertempat Tinggal Terpisah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III merupakan metodologi penelitian. Isi bab ini adalah pendekatan dan

metode penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, prosedur penelitian, tekhnik pengumpulan data, analisis

data, dan pengujian keabsahan data.

Bab IV pembahasan hasil penelitian. Bab ini tentu berisi tentang hasil

penelitian dan pembahasan penelitian, yang terdiri dari pola interaksi keluarga

pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah, cara menjalankan

fungsi-fungsi keluarga pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah,

serta masalah keluarga yang timbul dan cara yang dilakukan untuk menyelesaikan

masalah pada pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah.

Bab V merupakan bab terakhir dalam pelaporan penelitian yang terdiri dari

kesimpulan dan rekomendasi. Bagian kesimpulan akan menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari rumusan masalah berdasarkan hasil penelitian. Untuk

rekomendasi sendiri yakni menjelaskan tentang luaran yang diharapkan dari hasil

Referensi

Dokumen terkait

Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Antar Pasangan Suami Istri Yang Tinggal Berjauhan (Studi Kasus Pada Pasangan Suami Istri di Yogyakarta).. Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah

Dari empat informan pasangan suami istri beda agama, diperoleh kesimpulan, Ada 2 variasi interaksi keagamaan pasangan orangtua beda agama yaitu pasangan suami istri

dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan subjektif pada pasangan suami istri yang tinggal serumah maupun pasangan suami istri yang tinggal jarak

pada suami, pada pasangan suami-istri yang belum dikarunia anak dan pasangan suami-istri yang tinggal dirumah scndiri schingga dapat dilihat bagaimana suami atau

kepuasan pernikahan suami yang memiliki istri berkarir menunjukkan bahwa. pasangan dengan dual career merasa kurang puas pada keintiman

Sangiang Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka. Dampak-dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini di Desa Sangiang. Pola asuh yang diterapkan oleh pasangan pernikahan dini

Nilai Kesopanan Pasangan suami istri yang bertempat tinggal terpisah juga melakukan hal demikian, meski sosok seorang ayah tidak berada dirumah ia juga memberikan pengajaran kepada

Komonlokal, yaitu pasangan suami istri bertempat tinggal dalam kelompok yang terdiri dari orang tua kedua belah pihak.. fungsi cinta dan kasih sayang,