• Tidak ada hasil yang ditemukan

Material beton Judul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Material beton Judul"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MATERIAL BETON RENDAH EMISI

YANG BERKELANJUTAN

(2)

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

MATERIAL BETON RENDAH EMISI

YANG BERKELANJUTAN

DR. IR. ERNI SETYOWATI, MT PROF. DR.

ING. IR. GAGOEKHARDIMANIR.

PURWANTO., M.ENG

ISBN: 978-979-097-403-6

(3)

PENGANTAR DARI DEKAN

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya dalam menuntun kami, akademisi yang selalu mengobarkan api semangat menularkan ilmu bermanfaat bagi lingkungan akademik tercinta, peneliti, dosen, mahasiswa, dan siapapun yang tiada henti-hentinya belajar menuntut ilmu. Sebagai Pimpinan Fakultas Teknik, senantiasa mendorong semangat kepada para dosen untuk berjuang mengembangkan ilmu, meneliti, mengabdi demi mencerdaskan generasi penerus bangsa.

Sebagaimana telah dituangkan ke dalam Undang-undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi bahwa Pendidikan Tinggi sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional, Dosen memiliki peranan yang strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi dituntut untuk melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu manifestasi bidang penelitian tersebut adalah penulisan buku teks maupun buku ajar yang menjadi salah satu bagian dari sistem infrastruktur pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan di Perguruan Tinggi.

Buku ini merupakan hasil penelitian serial Material beton yang didanai oleh Universitas Diponegoro dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia. Dengan terbitnya buku teks berjudul: “Material Beton Rendah Emisi yang Berkelanjutan” ini, maka diharapkan perkembangan ilmu material beton

yang ramah lingkungan akan semakin ditingkatkan.

Sekali lagi, kami selalu bersyukur jika kualitas pendidikan didorong menjadi semakin baik, semakin berkembang. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat serta memberikan api semangat bagi dosen dan peneliti di Perguruan Tinggi manapun untuk terus berkarya dan menulis, meneliti dan mengembangkan keilmuan.

Februari, 2016

Dekan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan karunia-Nya atas terselesaikannya buku bertema Material Beton ini. Buku teks ini merupakan luaran dari kegiatan Hibah Penelitian yang didanai baik oleh Universitas Diponegoro maupun Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam 3 tahun terakhir. Hibah Penelitian tersebut adalah: Hibah Penelitian Unggulan Fakultas Teknik UNDIP, Hibah Riset Publikasi Internasional (RPI) UNDIP, dan Hibah Kompetensi. Harapan penulis agar buku ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkepentingan.

Buku ini diawali dengan bagian pendahuluan, kemudian dilanjtkan dengan Kajian teori tentang material beton. Bagian ketiga buku ini akan membicarakan tentang metode penelitian yang terdiri dari:density, compressive strength, modulus of elasticity, acoustic dan nano technology method. Bagian selanjutnya berisi tentang deskripsi

Material beton yang diawali dengan material beton dari limbah styrofoam, pada bagian kedua menceritakan tentang material beton dari limbah polymer. Pada bagian ketiga, penulis menceritakan tentang material beton berbahan limbah cangkang kerang.

Bagian terakhir buku ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi dari sudut pandang bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan.Akhir kata, semoga bermanfaat dan selamat membaca. Sekali lagi, penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga pada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Universitas Diponegoro yang telah memberikan Hibah Penelitian yang sangat bermanfaat bagi berkembangnya ilmu material, terutama material yang berkaitan dengan bangunan dan industri konstruksi.

Semarang, Februari, 2016

Penulis,

(5)

ABSTRAK

Dunia konstruksi baik secara langsung maupun tidak langsung turut berperan dalam kerusakan lingkungan yang berakibat pada pemanasan global dan perubahan iklim. Salah satunya adalah penggunaan semen dalam pembangunan yang telah menyumbang emisi CO2 terbesar kedua setelah pembangkit tenaga listrik, yaitu sekitar

sekitar 930 juta ton/tahun atau sekitar 7% dari total emisi gas CO2 yang berkisar13.470

juta ton/tahun (data Inter-Governmental Panel on climate Change/IPCC). Dalam

mengatasi permasalahan ini, penerapan konsep hijau dalam pembangunan berkelanjutan atau yang sekarang ini dikenal dengan green construction harus dilakukan, salah

satunya dengan modifikasi material penyusun beton. Isu lain tentang kenaikan harga minyak bumi mengakibatkan produk material konstruksi cenderung melambung tinggi termasuk material pengisi dinding jenis apapun dan sejumlah material konstruksi bangunan lainnya. Oleh karena itu rekayasa material hijau ini akan menjawab tantangan produk yang ekonomis dan berwawasan lingkungan.

Substitutor semen dalam rekayasa material ini digunakan untuk menghasilkan

beton dengan bobot yang ringan, atau paling tidak lebih ringan daripada beton normal. Sedangkan penggunaan abu ampas tebu dalam rekayasa material ini dimaksudkan sebagai bahan substitusi semen, sehingga pemakaian semen dalam campuran beton dapat dikurangi. Penggunaan abu ampas tebu diambil dari Pabrik Gula Trangkil, Jawa Tengah. Dalam publikasi sebelumnya, penambahan abu ampas tebu terbukti mampu meningkatkan kuat tekan beton ringan yang dihasilkan karena sifatnya yang menyerupai fly ash. Namun demikian ada beberapa kelemahan, yaitu proses

penghancuran sterofom dilakukan secara manual. Mix design beton yang dilakukan

pada rekayasa material ini masih menggunakan metodeDOE dengan penambahan abu

ampas tebu komposisi 15% sebagaimana yang diterapkan pada kegiatan sebelumnya.

Sterofom, polymer dan cangkang kerang digunakan sebagai pengganti agregat kasar

sedangkan agregat halus yang digunakan adalah pasir muntilan. Metode yang sangat berbeda adalah disubstitusikannya sterofom dengan agregat polymer dan

diaplikasikannya teknologi nano terhadap luaran produk material hijau ini sebagai upaya peningkatan mutu kualitas produk sehingga memiliki nilai jual dan nilai diseminasi massal ke masyarakat luas. Kebaharuan lain tentang material beton ini adalah dikembangkannya material pre-pack concrete sebagai bentuk perpaduan antara

ilmucivil engineering danarchitecture engineering sebagai produk material bangunan

yang bernilai estetis sekaligus memiliki performa akustik yang dapat dipertimbangkan.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ... i

PENGANTAR DARI DEKAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR TABEL ... xi

GLOSSARY...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 1

1.3 Prinsip Alur Kegiatan Penelitian... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 5

2.1. Beton ringan (Lightweight Concrete)... 6

2.2. Material ramah lingkungan pada Perumahan Bising ... 7

2.3. Material beton berbahan limbah... 11

2.4. Desain Rumah Prefabrikasi Modular ... 12

BAB III METODE REKAYASA MATERIAL BETON ... 16

3.1 Diagram Alir Rekayasa Material ... 16

3.2 Proses Pembuatan Beton Ringan ... 17

3.3 Modulus of Elasticity... 19

3.4 Metode Uji Koefisien Absorpsi ... 19

3.5 Metode UjiSound Transmission Loss(STL) ... 20

3.6 Teknologi Nano (Nano technology)... 21

3.7 X-ray Difractometry... 22

3.8 Scanning Electron Microscope(SEM) ... 23

BAB IV MATERIAL BETON DARI LIMBAH STEROFOM ... 24

4.1 Latar Belakang ... 24

4.2 Limbah Styrofoam Dan Abu Ampas Tebu ... 24

4.3 Metode Pembuatan ... 26

(7)

BAB V MATERIAL BETON BERBAHAN LIMBAHPOLYMER... 32

5.1 Latar Belakang ... 32

5.2 Limbah Polymer... 33

5.3 Metode Pembuatan ... 34

5.4. Uji Material... 39

5.5 Hasil Kegiatan... 39

5.5.1. Kerapatan (Density) ... 39

5.5.2. Kuat Tekan (Compressive Strength)... 40

5.5.3.X-ray Difractometry... 42

5.5.4. SEM (Scanning Electron Microscope) ... 44

5.5.5. Uji Akustik Material ... 45

BAB VI MATERIAL BETON BERBAHAN LIMBAH CANGKANG KERANG... 57

6.1 Latar Belakang ... 57

6.2 Limbah Cangkang Kerang ... 57

6.3 Metode Pembuatan ... 59

6.4 Uji Material... 60

6.4.1. Kuat Tekan (Compressive Strength)... 60

6.4.2. Koefisien Absorpsi danSound Transmission Loss... 62

6.5 Kesimpulan ... 68

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 76

7.1. Kesimpulan... 76

7.2. Rekomendasi dan Ucapan Terimakasih... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

BIODATA RINGKAS PENULIS ... 82

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.01: Alur Rekayasa Material Beton ... 2

Gambar 1.02: Road Map rekayasa material berbahan limbah ... 3

Gambar 1.03: State of the Art Material Beton ... 4

Gambar 2.01:Road MapMaterial Hijau... 5

Gambar 2.02: Master plan yang Antisipatif terhadap bising ... 7

Gambar 2.03: Model Rumah dengan Sterofom ... 8

Gambar 2.04: (a,b) Model Rumah dibawa ke lokasi observasi bising ... 8

Gambar 2.05: Master plan Perumahan Kawasan Bandara ... 9

Gambar 2.06: Disain unit rumah dengan pola deret cermin ... 9

Gambar 2.07: Disain unit rumah dengan pola deret berulang ... 10

Gambar 2.08: Desain Tampak depan Rumah dengan pola deret cermin dan deret berulang ... 10

Gambar 2.09: (a) Contoh maket rumah prefab modular pada ABC housing, (b) Sistem rangka yang fleksibel terhadap bencana di Jepang .... 13

Gambar 2.10: (a) Sistem rangka wall panel rumah di Kobe, Jepang; (b)Detail material finishing pada rangka panel dinding... 13

Gambar 2.11: Disain sistem panel dinding dengan rekayasa material beton .... 14

Gambar 2.12: Model Rumah prefab modular sebagai output Rekayasa Material Beton ... 15

Gambar 3.01: SkemaFish BoneRekayasa Material ... 16

Gambar 3.02:(a) Sampel hasilScanning Electron Microscope (SEM); (b)Planetory Ball Mills (PBM)di Laboratorium Terpadu ... 22

Gambar 3.03:(a) Perbesaran 2000 x serbuk serabut kelapa; (b) Unsur yang terkandung dalam serbuk serabut kelapa ... 23

Gambar 4.01. Limbah Sterofom ... 25

Gambar 4.02. Persiapan material... 27

Gambar 4.03. Pencampuran material... 27

Gambar 4.04. Penimbangan bahan ... 28

Gambar 4.05. Persiapan pengadukan... 28

Gambar 4.06. Benda uji kuat tekan... 28

Gambar 4.07. Pencetakan material uji ... 28

Gambar 4.08. Uji kuat tekan... 28

Gambar 4.09. Output data kuat tekan ... 28

(9)

Gambar 4.11.(a) Batafoam yang dihasilkan

(b) Proses UjiSound Insulation[5] ... 31

Gambar 5.01. (a) Limbah Sterofom dan (b) limbah plastik ... 33

Gambar 5.02. Pengambilan limbah abu ampas tebu di pabrik gula Trangkil .... 35

Gambar 5.03. Penimbangan limbah abu ampas tebu... 35

Gambar 5.04. Persiapan alat prosesmix design... 36

Gambar 5.05. Pencampuran agregat dengan pasir... 36

Gambar 5.06. Pengadukan bahan pada laboratorium ... 36

Gambar 5.07. Penuangan campuranmix designke dalam cetakan benda uji .... 36

Gambar 5.08. Pencetakan campuran beton ... 36

Gambar 5.09. Pencetakan campuran beton ... 36

Gambar 5.10. Persiapanmix design... 37

Gambar 5.11. Persiapan pengadukan material ... 37

Gambar 5.12.Planetary Ball Millspada laboratorium Terpadu UNDIP ... 37

Gambar 5.13. Agregatpolymerdalam penelitian... 37

Gambar 5.14. Persiapan penimbangan material ... 37

Gambar 5.15. Persiapanmix design... 37

Gambar 5.16. Pengadukan agregat material beton (mortar) ... 38

Gambar 5.17. Penimbangan vaselin... 38

Gambar 5.18. Proses pencetakan ... 38

Gambar 5.19. Cetakan benda uji... 38

Gambar 5.20. Material uji Kuat tekan (Compressive Strength) ... 38

Gambar 5.21. Uji Kuat Tekan (Compressive Strength Test)... 38

Gambar 5.22: (a) SEM Nano abu ampas tebu setelah pengabuan; (b) SEM 3000 X Nano abu ampas tebu setelah pengabuan ... 44

Gambar 5.23: KomputerisasiOutputUji Akustik ... 46

Gambar 5.24:Settingsample ke dalam tabung impedansi... 46

Gambar 5.25: Proses pemasangan sampel pada tabung Impedansi... 47

Gambar 5.26: Uji Koefisien Absorpsi dengan tabung impedansi ... 47

Gambar 5.27: Koefisien Absorpsi mortarPolymer... 47

Gambar 5.28: Proses analisis Uji STL ... 49

Gambar 5.29:SettingAlat Uji Akustik ... 49

Gambar 5.30: Nilai STL tersistem secara komputerisasi... 50

Gambar 5.31: Tabung Impedansi ... 50

Gambar 5.32:Sound Transmission Loss(STL) mortarPolymer... 51

Gambar 5.33. Limbah sedotan plastik ... 51

Gambar 5.34. Limbah sedotan plastik ... 51

(10)

Gambar 5.36. Butiran agregat plastik ... 52

Gambar 5.37. Pemanasan limbah plastik ... 52

Gambar 5.38. Butiran agregat plastik ... 52

Gambar 5.39. Pemanasan limbah ... 52

Gambar 5.40. Proses pembuatan agregat ... 52

Gambar 5.41. Agregat yang direndam air ... 53

Gambar 5.42. Perendaman agregat plastik ... 52

Gambar 5.43. Agregat polimer ukuran sedang... 53

Gambar 5.44. Agregat polimer ukuran kecil ... 53

Gambar 5.45. Pengemasan agregat ... 53

Gambar 5.46. Agregatpolymerukuran besar... 53

Gambar 5.47. Agregatpolymerdengan berbagai ukuran ... 54

Gambar 5.48. Agregatpolymerukuran sedang dan kecil ... 54

Gambar 5.49. Agregatpolymerukuran kecil ... 54

Gambar 5.50. Agregatpolymerberbagai ukuran... 54

Gambar 5.51.Mix designpada pabrik batako cetak ... 54

Gambar 5.52.Mix designbatapolymer... 54

Gambar 5.53. Pembuatan BataPolymerpada perusahaan mitra... 55

Gambar 5.54. Pembuatan BataPolymerpada perusahaan mitra... 55

Gambar 5.55. Mitra pemilik pabrik bata cetak... 55

Gambar 5.56. Mesinpressbatako cetak ... 55

Gambar 5.57. Diskusishell-brickdi laboratorium ... 55

Gambar 5.58. Proses cetak batapolymer... 56

Gambar 5.59. Proses cetak batapolymer... 56

Gambar 5.60. Hasil cetakan batapolymer... 56

Gambar 5.61. Hasil cetakan batapolymer... 56

Gambar 6.01.Scanning Electron Microscope(SEM) dari (a) kerang hijau (b) kerang darah (c) kerang simping ... 58

Gambar 6.02.(a) Test Akustik: STL dan Koefisien Absorpsi (α) (b) Tabung impedansi ... 60

Gambar 6.03. Komposit mortar cangkang kerang (a) Kerang hijau; (b) Kerang simping; (c). Kerang darah ... 61

Gambar 6.04. Grafik Koefisien Absorpsi Mortar Cangkang Kerang ... 63

Gambar 6.05. GrafikMeans PlotKoefisien Absorpsi Mortar Cangkang Kerang... 64

Gambar 6.06.Sound Transmission Loss(STL) Mortar cangkang Kerang ... 65

(11)

Gambar 6.08. Cangkang kerang darah (Perna viridis Linn) ... 69

Gambar 6.09. Serpihan cangkang kerang hijau (Perna viridis Linn) ... 69

Gambar 6.10. Cangkang kerang darah (Anadara granosa Linn) ... 69

Gambar 6.11. Serpihan cangkang kerang darah (Anadara granosa Linn) ... 69

Gambar 6.12. Cangkang kerang simping (Placuna placenta Linn) ... 69

Gambar 6.13. Serpihan cangkang kerang simping (Placuna placenta Linn)... 69

Gambar 6.14. Penggerus manual dalam penelitian... 70

Gambar 6.15. Mortar cangkang kerang dari ketiga jenis kerang... 70

Gambar 6.16. Mortar cangkang kerang hijau (Perna viridis Linn) ... 70

Gambar 6.17. Mortar cangkang kerang simping (Placuna placenta Linn)... 70

Gambar 6.18. Tabung Impedansi di Laboratorium Akustik ... 70

Gambar 6.19. Output data komputer pada laboratorium Akustik ... 70

Gambar 6.20. Mesinpresspada pabrik batako pracetak mitra penelitian ... 71

Gambar 6.21. Kegiatanmix-designpada mitra penelitian ... 71

Gambar 6.22. Bata pracetak dari cangkangPerna viridis Linn... 71

Gambar 6.23. Bata pracetak dari cangkangAnadara granosa Linn... 71

Gambar 6.24. Bata pracetak dari cangkangPlacuna placenta Linn... 71

Gambar 6.25. Detail bata pracetak dari cangkang kerang... 71

Gambar 6.26. Bata pracetak dari cangkang kerang ... 72

Gambar 6.27. Bata pracetak dari cangkang kerang ... 72

Gambar 6.28. Persiapan pembuatan panel dinding... 72

Gambar 6.29. Persiapan pasir dan semen untuk pembuatan panel dinding ... 72

Gambar 6.30. Alat-alat yang digunakan ... 72

Gambar 6.31. Pencampuran agregat pada pembuatan panel dinding ... 72

Gambar 6.32. Proses pengadukan bahan... 73

Gambar 6.33. Proses pengadukan bahan... 73

Gambar 6.34. Pemberian air pada campuran beton ... 73

Gambar 6.35. Agregat pada beton ... 73

Gambar 6.36. Proses penuangan adonan pada rangka cetakan ... 73

Gambar 6.37. Proses pencetakan ... 74

Gambar 6.38. Proses pencetakan hampir selesai, tebal 5 cm ... 74

Gambar 6.39. Proses pencetakan sampai dengan beton mengeras ... 74

Gambar 6.40. Percobaan pembuatanterazzoberbahan cangkang kerang ... 75

Gambar 6.41. Pola cangkang kerang pada permukaan terazzo ... 75

Gambar 6.42. Detail pola cangkang kerang pada permukaanterazzo... 75

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel III.01: Jumlah Benda Uji Silinder Komposisi Ampas Tebu... 18 Tabel IV.01: Unsur yang terkandung dalam ampas tebu ... 26 Tabel IV.02: Jumlah Obyek Uji Silinder Komposisi Variasi Ampas Tebu ... 30 Tabel IV.03: Persentase penambahan optimal abu ampas tebu adalah 15% .... 30 Table V.01: Kerapatan sampel material mortarpolymer ... 40

Table V.02: Kuat tekan Sampel material mortarpolymer... 41

Tabel V.03: Komposisi Oksida Nano abu ampas tebu tanpa pengabuan... 42 Tabel V.04: Perbandingan ukuran unsur kimia dalam NSCBA

sebelum dan sesudah pengabuan ... 43 Tabel V.05: Unsur dalam nano abu ampas tebu setelah pengabuan ... 44 Tabel V.06: Perbandingan kandungan unsur nano baggase ash

sebelum dan sesudah pengabuan ... 45 Table V.07: Kategori Nilai STC/STL Bahan ... 49 Table VI.01: Kubus 5x5x5 cm3uji Kuat Tekan Material Cangkang Kerang ... 59 Tabel VI.02: Test Kuat tekan pada mortar Cangkang kerang ... 61 Tabel VI.03: Statistik Deskriptif Performa Koefisien Absorpsi

Mortar Cangkang Kerang... 64 Tabel VI.04: Performa Akustik (frekuensi 500–1000 Hz)

(13)

GLOSSARY

Compare Means Methods

: Analisis Statistik dalam penelitian eksperimental untuk mengetahui nilai perbedaan sekelompok data, disebut juga Metode Uji Beda Rata-rata.

dB ( A ) : Deci Bell ( dengan skala pengukuran / pembobotan A)

H1 : Hipotesa Satu (Alternative Hypothesis)

Leq : Level of Sound equivalent( dBA )

log : logarithmic

Lsum : Sum of Sound Level( dBA )

Ltotal : Total of Sound level( dBA )

r’ : Jarak antara sumber bunyi dan bangunan setelah perputaran

orientasi

r1 : Jarak antara sumber bunyi L1dan penerima ( meter )

R2 : Nilai Asosiasi Korelasi (

R square)

r2 : Jarak antara sumber bunyi L2dan penerima ( meter )

STC : Sound Transmission Criteria

STL : Sound Transmission Loss

Ti : Durasi waktu level Li

TL (STL) : Nilai rerugi transmisi suara /STL partisi didefinisikan sebagai rasio logaritma antara tekanan bunyi yang ditransmisikan (Wt) dan tekanan suara yang datang pada permukaan bahan/material partisi (Wi).

Planetory Ball Mills

(PBM)

: Mesin penggiling material, dari berukuran mikro menjadi berukuran nano (10-9meter)

σ : kuat tekan dalam MPa atau N/mm2

E : Modulus Elastisitas dalam MPa atau N/mm2

ϵ : merupakan konstanta tegangan

P : merupakan kekuatan dalam Ton atau kg

A : adalah luas permukaan material dalam m2, cm2atau mm2 α0

ScEanning Electron

Mϵicroscopy

: : Sokunatdtaekbasonrdpatiloamn cMoePffaicaiteanutN(d/Bm)m2

: : mMikordosukluospEellaesktitsriotnas ydaanlagmmMenPgagautnaaukNan/msmin2ar elektron berenergi : timngegriupuanktuank kmoennsgtaunjitaotbejgeakn.gHanal ini karena ukuran partikel nano ang sangat kecil (10-9meter) sehingga tidak dapat dilihat oleh

P : ymikroskop cahaya yang hanya memiliki panjang gelombangmerupakan kekuatan dalam Ton atau kg

(14)

Analisis

X-Ray Diffraction

Rumus

Debyee Scherer

: dilakukan untuk mengetahui struktur dan ukuran kristal. Informasi tentang jenis kristal yang terdapat pada bagasse adalah untuk mengetahui target ukuran yang akan dihasilkan dari proses milling berdasarkan persamaanDebye Scherrer

: Rumus yang dipergunakan untuk memprediksi ukuran kristalin dalam material. Rumus ini juga dipergunakan untuk memastikan apakah partikel dalam suatu material sudah berukuran nanometer.

D57,3K  cos

D : Ukuran bulir Kristal (nanometer)

K : Suatu konstanta (untuk semua bahan oksida adalah 0,94)

 : Panjang gelombang sinar-x yang digunakan ( =1,54060 Å)

β : nilai FWHM (Full Width at Half Maximum, diperoleh dari data

X-Ray Difraction)

θ Sudut puncak difraksi Kristal pada persamaan Scherer.

n : rasio gelombang berdiri

F : Gaya (kg)

A : Luas penampang (cm2)

Wt : tekanan bunyi yang ditransmisikan

(15)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

h.. belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri”. Dorongan dari internal individu memiliki kunci

Jika dibandingkan dengan hasil yang didapatkan ketika piezoelektrik ditekan secara bersama-sama (gambar 7) dapat dilihat bahwa dari hasil tegangan keluaran dari piezoelektrik

Diction does not merely mean about a word choice but it is also used to express the author’s feeling and ideas by using language expressions, language style,

Dengan adanya konsep Strategi Humas Ronald D Smith yang detail dan terkonsep, di mana terdapat 4 fase dengan di dalamnya terdapat 9 step dapat digunakan oleh Humas Perum

Pada grafik diatas diketahui bahwa pada pemanasan dengan temperature 60 o C didapat densitas bernilai konstan pada menit ke-150, dibandingkan dengan temperature 65 o C

Pemeriksaan semen segar secara mikroskopik dilakukan dengan pengamatan menggunakan mikroskop yang meliputi pengamatan gerak (motilitas) massa, gerak individu,

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap masalah pokok teknologi komunikasi yaitu; televisi, radio, handphone dan komputer melihat

Brutu (2009), meneliti tentang “Analisis Ekonomi Usahatani Kulit Manis di Kabupaten Pakpak Barat”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistemusahatani