• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. tepat prosedur penelitian yang telah ditentukan. Hal yang terpenting dalam penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. tepat prosedur penelitian yang telah ditentukan. Hal yang terpenting dalam penelitian"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

88 A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah upaya untuk menemukan sesuatu (an attempt to discovery something) (Wimmer and Dominic, 2011:2). Dalam penelitian harus mengikuti secara tepat prosedur penelitian yang telah ditentukan. Hal yang terpenting dalam penelitian harus memahami dan mengikuti metode yang benar untuk memastikan hasil yang baik. Untuk itu, pemilihan metode sangat memberikan pengaruh kepada penelitian yang akan dilakukan. Jika pemilihan metode sudah benar, maka selanjutnya adalah bagaimana memahami dan mengikuti metode tersebut, sehingga mendapatkan hasil yang baik.

Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos, gabungan dari kata meta dan modos, meta artinya menuju, melalui, sesudah dan mengikuti, sedangkan modos adalah jalan, cara atau arah. Pendapat lain mengemukakan bahwa metode adalah suatu pengakajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1995:42). Menurut Samsuddin (2012:10-11), metode mempunyai hubungan dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek yang diteliti. Ada berbagai metode dalam penelitian, seperti kualitatif, kuantitatif, pengembangan dan berbagai bentuk metode penggabungan.

(2)

Menurut Brog and Gall (1989:625), education research and development is a process used to develop and validate educational product. Dapat diartikan bahwa penelitian pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvaliditasi produk pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya mengembangkan sebuah produk yang sudah ada, melainkan juga untuk menemukan suatu pengetahuan atas jawaban permasalahan praktis. Metode penelitian dan pengembangan juga didefenisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2012:297).

Selanjutnya, penelitian pengembangan atau Research and development (R&D) adalalah sebuah strategi dan metode penelitian yang cakap ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009). Penelitian pengembangan juga diartikan sebagai suatu proses atau lngkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukardi, 2003:164).

Sejalan dengan hal tersebut, menurut pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik yang berkaitan dengan desain belajar sistematik, pengembangan dan evaluasi memproses dengan maksud menetapkan dasar empiris untuk mengkrasikan produk belajar dan non-pembelajaran yang baru atau model peningkatan pengembangan yang sudah ada. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat luas.

(3)

Berdasarkan beberapa defenisi yang telah di jelaskan, dapat dipahami bahwa penelitian pengembangan adalah suatu langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau penyempurnaan terhadap produk yang sudah ada dan mengembangkan keefektifannya, serta bersifat longitudinal atau bertahap dapat multy years. Dalam penelitian ini akan dikembangkan berupa Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-Nilai Resolusi Konflik untuk Meningkatkan Harmonisasi dalam Kehidupan Masyarakat Kerinci.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Kerinci. SMA Negeri 4 Kerinci dipilih sebagai sekolah untuk kepentingan uji coba atau implementasi model pembelajaran yang telah dirancang atau dikembangkan. Sekolah ini dipilih sebagai tempat melakukan penelitian karena sesuai dengan konsep yang dikembangkan tentang resolusi konflik. Untuk subjek penelitian atau sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Pertimbangan tersebut karena model pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Dilibatkannya siswa sebagai subjek penelitian meliputi studi pendahuluan (pra-survey), dan uji coba bahan ajar yang dikembangkan secara terbatas yakni di SMA Negeri 4 Kerinci, kemudian dilibatkan dalam evaluasi model pembelajaran yang telah diuji coba secara empiris. Waktu pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun 2016.

(4)

C. Prosedur Penelitian

Richey and Klein (2007:1) pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik yang berkaitan dengan desaian belajar sistematik, pengembangan dan evaluasi memproses dengan maksud menetapkan dasar empiris untuk mengkrasiskan produk pembelajaran dan non-pembelajaran yang baru atau model peningkatan pengembangan yang sudah ada. Pada penelitian pengembangan, gagasan teoritis dari perancangan produk diuji dalam kelas yang ditentukan. Hal tersebut mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris untuk menemukan produk dalam proses pembelajaran.

Sejalan dengan definisi tersebut Nusa Putra (2012:88) mengemukakan research and development tepat digunakan untuk peneliti yang akan melakukan inovasi dengan mencari temuan model, produk, prosedur, metode baru, dan hendak mengukur efektivitas, produktivitas dan kualitasnya. Dalam tulisannya, Sugiono (2012:298) ada sepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6) Uji coba Produk, (7) revisi Produk, (8) Uji Pemakain, (9) revisi produk dan (10) produksi masal.

(5)

Gambar 5. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Borg and Gall, 2003)

Demi kepentingan penyususnan tesis ini, digunakan penyederhanaan dalam tahap-tahap penelitian dan pengembangan menjadi tiga yaitu penelitian pendahuluan, pengembangan model, dan uji efektivitas model.

1.Studi pendahuluan (pra survey)

Tahap penelitian pendahuluan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melihat model pembelajaran sejarah yang selama ini diterapkan, pengaruh dari pembelajaran tersebut terhadap sikap harmonisasi pada siswa, dan bentuk kebutuhan terhadap model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolui Konflik. Hasil penelitian pendahuluan ini akan diperoleh sebagai suatu kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas untuk meningkatkan

Potensi dan masalah Pengumpul an data Desain data Validasi desain Revisi desain Revisi produk Uji coba produk Uji coba pemakaian Potensi dan masalah Produksi massal

(6)

rasa perdamaian atau harmonisasi pada diri siswa. Dalam penelitian pendahuluan ini dimulai dari studi literatur dan studi lapangan berupa observasi pembelajaran, analisis perangkat pembelajaran, wawancara guru dan siswa, dan analisis kebutuhan pembelajaran.

2.Pengembangan Model

Pengembangan model yang dirujuk dan digunakan dalam pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai resolusi konflik adalah pengembangan yang mengikuti langkah-langkah yang telah ditulis Borg and Gall. Orientasi model ini bertumpu pada hasil, serta pada sistem yang mengarah untuk upaya pemecahan masalah pembelajaran secara sistematis dan terprogram. Hasil studi kepustakaan dan survey lapangan digunakan untuk menyusun draf awal model pembelajaran.

3.Pengujian Efektifitas Model

Tahap efektivitas model terdiri atas kegiatan uji model melalui kuasi eksperimen dengan kelompok (pretest-posttest) satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Hasil eksperimen akan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat rekomendasi tentang efektivitas dan adaptabilitas model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolusi Konflik. Model produk yang baik memenuhi dua kriteria, yakni: kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan kriteria penampilan (presentation criteria). Uji coba dilakukan tiga kali yang meliputi: (1) uji ahli (2) uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk, (3) uji lapangan (field testing).

(7)

D. Implementasi Tahap Penelitian 1. Studi Pendahuluan

a) Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mencari literatur dan landasan teori. Dalam penelitian ini studi pustaka yang dimaksud berhubungan dengan pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolusi Konflik dan disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di SMA. Penelitian ini mengangkat judul tentang model pembelajaran sejarah dengan mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam Resolusi Konflik. Melakukan telaah terhadap resolusi konflik sebagai budaya lokal dalam menyelesaikan konflik. Selanjutnya mengambil nilai-nilai moral dan karakter yang terkandung di dalamnya. Hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori penyusun model dan angket untuk meningkatkan sikap harmonisasi dalam kehidupan siswa. Landasan teori model pembelajaran akan tercermin dalam sintaks dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b) Studi Lapangan

Studi lapangan adalah untuk memperoleh data dan informasi di lapangan atau observasi di sekolah yang akan diteliti. Observasi akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung (mengamati guru dan siswa), menganalisis kebutuhan pembelajaran, bagaimana proses pembelajaran sejarah saat ini dan sikap harmonisasi pada siswa di sekolah. Mengamati dan

(8)

menganalisis pada proses pembelajaran berlangsung, melihat kondisi yang terjadi di sekolah, dan melihat bagaimana keterampilan guru dalam mengajar di kelas. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan siswa.

c) Pengolahan data hasil studi pendahuluan

Teknis analisa data ini dilakukan untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperlukan. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis data kualitatif dengan pendekatan induktif. Penelitian ini berawal dari fakta, bahwa kemampuan peserta didik dalam menganalisa sejarah masih tergolong rendah. Selain itu peserta didik masih belum sepenuhya paham tentang konsep sosial, khususnya tentang kehidupan yang harmonis. Dengan demikian perlu sebuah teori bahwa pembelajaran sejarah membutuhkan sebuah sarana agar hasil yang dicapai menjadi maksimal. Hasil yang diperoleh tidak hanya kemampuan akademik, melainkan juga kompetensi sosial, baik di dalam maupun di luar sekolah. Dari data yang diperoleh, kemudian akan dikelompokkan menjadi tiga, yakni data wawancara, arsip sekolah dan data kelas.

Dalam proses pengumpulan data, beberapa hal yang menjadi instrumen penunjang, antara lain: lembar wawancara dan lembar observasi. Untuk menunjang instrumen tersebut diperlukan beberapa alat bantu, seperti kamera/video, alat perekam suara, dan catatan lapangan.

(9)

1) Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa langkah antara lain:

a) Pengamatan lapangan (observasi) untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran lama. Tujuan dilakukan ini adalah untuk mengamati proses pembelaajran guna mendapatkan informasi tentang perkembangan guru dalam mengelola kelas, karakter siswa, kreativitas siswa, serta sikap percaya diri siswa dalam pembelajaran. Hasil observasi dan temuan penelitian di kelas didiskusikan dengan guru untuk menyusun prototype (draf awal) bahan ajar sejarah.

b) Wawancara mendalam bertujuan untuk mengumpulkan hasil yang fleksibel dan berstandar, dari hasil wawancara kemudian ditafsirkan pendapat narasumber tentang kelayakan model yang digunakan serta langkah yang dilakukan terhadap permasalahan yang ada dalam temuan penelitian. Pengumpulan data dalam hasil wawancara terhadap guru dan siswa serta angket mencakup permasalahan model lama hal ini berdasarkan penilaian.

c) Analisis dokumen, yakni guna mengkaji kelayakan semua model pembelajaran yang digunakan guru dan siswa berdasarkan angket, dalam analisis dokumen penilaian kelayakan model pembelajaran

(10)

sejarah akan mengacu pada model pembelajaran yang digunakan guru dan siswa yang mencakup buku ajar, LKS, dan sumber lain. Selanjutnya hasil analisis model pembelajaran dan temuan dasar akan untuk meyusun prototype (draf awal) bahan ajar sejarah.

2) Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik Pemeriksaan keabsahan data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menunjukkan keabsahan data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh agar bisa dipertanggungjawabkan maka dilakukan dengan triangulasi data dan diskusi dengan teman atau guru mata pelajaran sejarah. Triangulasi data dalam pemeriksaan keabsahan adalah triangulasi sumber. Tahap ini merupakan proses penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada (Sugiyono, 2014: 330- 331).

Kegiatan yang ini berupa pengumpulan sumber data yang tersedia. Data tersebut bisa dari berbagai sumber yang ditemukan dan dikumpulkan. Maksudnya, data yang sama atau sejenis akan lebih tanpak kebenarannya saat digali dari berbagai sumber yang berbeda. Data yang diperoleh dari sumber satu, bisa lebih teruji kebenarannya bila dibandingkan dengan data yang sejenis diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik dari kelompok sumber sejenis maupun yang berbeda jenis. Salah satu cara dalam triangulasi data ini adalah dengan wawancara

(11)

kepada guru sejarah dengan mengajukan pertanyaan dan dari jawaban guru tersebut akan dibandingkan dengan hasil observasi lapangan yaitu dalam proses belajar mengajar. Hal ini guna untuk mengetahui jawaban guru sesuai atau tidak dengan observasi lapangan tentang bahan ajar lama yang digunakan.

3) Pengolahan Data Penelitian Pendahuluan

Tahapan selanjunya sebagai pedoman untuk mengolah hasil penelitian yaitu: pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan verifikasi/kesimpulan.

Gambar 6. Komponen analisis data

Sumber: Milles & Hubarman (1984)

Pada penelitian tahap pendahuluan, peneliti akan menganalisis data yang sesuai dengan bagan di atas yang bersumber dari hasil wawancara dan observasi di sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Peneliti memulai

Pengumpulan Data Reduksi Data Kesimpulan- kesimpulan Penarikan/Verifikasi Penyajian Data

(12)

dengan mengumpulkan serta menelaah seluruh data yang diperoleh dari pengamatan di kelas, wawancara dan angket kepada guru dan siswa. Setelah itu peneliti melakukan reduksi data agar data yang digunakan lebih fokus pada penelitian. Kemudian dilakukan kodifikasi data berdasarkan satuan instrument penelitian, data diberi kode-kode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya (Lincoln dan Guba, 1985). Tahap selanjutnya adalah penafsiran data.

2. Pengembangan Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-Nilai Resolusi Konflik (PS-RESKON).

a. Draf Model

Analisis terhadap kebutuhan dilakukan untuk mengembangkan model hipotetik dengan menggunakan penelitian dasar. Pengujian model hipotetik dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan pretest-postest control group design. Dalam penelitian ini akan dihasilkan sebuah produk yaitu sebuah model Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-Nilai Resolusi Konflik (PS-RESKON). Atas dasar hal tersebut, maka fokus penelitian ini adalah untuk menyempurnakan pembelajaran yang selama ini berlangsung, yaitu dengan mengimplementasikan pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolusi Konflik.

Dalam resolusi konflik ada nilai-nilai yang sangat penting, mencakup musyawarah, kerjasama, kerukunan sehingga diharapkan akan menjadikan keharmonisan hidup dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu. Kekayaan

(13)

budaya lokal, termasuk dalam mengatasi konflik sering terabaikan selama ini. Dengan memberikan nilai-nilai lokal tentang resolusi konflik diharapkan dapat memberikan kesadaran dan memperkuat harmonisasi pada siswa terutama di sekolah dan dalam masyarakat.

Berdasarkan kajian teori, hasil prasurvei, dan hasil diskusi dengan guru dan peserta didik yang menjadi subjek penelitian, maka dikembangkan desain awal (draf) model perencanaan pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolusi Konflik (PS-RESKON). Uji coba desain awal (draf) model PS-RESKON yang dibuat dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi pelajaran sejarah sebagai upaya untuk harmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Uji coba ini bertujuan untuk mengembangkan draf awal yang telah dirancang. Berikut desain awal (draf) model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolusi Konflik:

(14)

Guru Tahapan Siswa

Tahap 1

Fase 1 PBL (orientasi peserta didik pada masalah)

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dipelajari. Menyakan materi telah dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih menghargai pentingnya mempelajari sejarah.

Tahap 1

Fase 1 PBL (orientasi peserta didik pada masalah)

Memahami tujuan pembelajaran Merespon dan memberikan tanggapan mengenai materi yang telah dipelajari dan dikaitkan dengan topickbaru. Menyimak penjelasan guru tentang sosialisasi dan prosedur pembelajaran.

Tahap 2

Fase 2 PBL (Mengorganisasi Peserta didik) fase 1 VCT (Memilih)

Membagi peserta didik menjadi beberapa kelomopok dan menyampaikan materi yang akan dipilih dan diskusikan. Guru memberikan pengantar materi yang berkaitan tentang transformasi etnik dan berkembangnya identitas kebangsaan Indonesia.

Tahap 2

Fase 2 PBL (Mengorganisasi) fase 1 VCT (Memilih)

Peserta didik duduk berdasarkan kelompok, dan memilih materi yang akan mereka diskusikan.

Mengarahkan siswa tentang materi yang masih di rasa belum mereka mengerti.

Tahap 4

Fase 4 PBL (Mengembangkan dan Menyajikan Hasil) fase 3 VCT (Berbuat)

Setiap kelompok mengembangkan dan menyajikan hasil dari topik yang mereka pilih. Serta mempraktekkan nilai-nilai yang mereka pilih tersebut.

Tahap 4

Fase 4 PBL (Mengembangkan dan Menyajikan Hasil) fase 3 VCT (Berbuat)

Membaerikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangakan dan

menyajikan hasil kerja kelompok mereka. Siswa mempraktekkan nilai-nilai yang mereka ambil di dalam kelompok sendiri.

Tahap 3

Fase 3 PBL (membimbing) fase 2 VCT (menghargai)

Membimbing kelompok dalam

berdiskusi, serta mengarahkan dan tetap mengingatkan kepada siswa untuk menghargai pendapat kelomok lain

Tahap 3

Fase 3 PBL (membimbing) fase 2 VCT (menghargai)

Siswa dibimbing dalam berdiskusi sehingga tidak keluar dari tujuan pembelajaran. Serta siswa dituntut untuk saling menghargai jika teman meraka memberikan pandapat dan masukan berkaitan dengan materi yang mereka palajari.

2 Elaborasi INTI 1 Eksplorasi PENDAHULUAN

Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-Nilai Resolusi Konflik Problem Based Learning (PBL) & Value Clarification Technique (VCT)

(15)

b. Validitas Draf Model

Draf model yang akan dikembangkan diajukan kepada tim ahli/tim pakar untuk memvalidasi model yang akan dikembangkan sudah layak atau tidak untuk diimplementasikan. Validitas draf model dilakukan untuk mengetahui kekurangan- kekurangan yang ada, agar dapat direvisi. Sehingga draf model yang dikembangkan akan menjadi maksimal sesuai dengan tinjauan, tujuan pembelajaran yang dilakukan. c. Revisi Draf Model

Revisi draf model yang dikembangakan, dilakukan berdasarkan catatan-catatan atau saran yang diberikan oleh ahli/pakar agar pengembangan model menjadi lebih baik. Model yang direvisi menjadi model hipotetik yang akan diuji cobakan.

Tahap 5

Fase 5 PBL (menganalisis dan mengevaluasi) fase 3 VCT (Berbuat) Menganalisis dan memberikan nilai terhadap kinerja kelompok serta memberikan penghargaan siswa dari pekerjaan yang mereka lakukan.

Tahap 5

Fase 5 PBL (menganalisis dan mengevaluasi) fase 3 VCT (Berbuat) Melakukan analisis terhadap nilai yang mereka pilih, serta

mengevaluasi apakah nilai tersebut berguna dalam kehiudupan bermasyarakat.

PENUTUP 3 Konfirmasi

Penutup

Guru dan siswa memberikan

kesimpulan dari materi yang dibahas. apresiasi kepada seluruh siswa dan memberikan motivasi untuk meningkatkan kekompakan kerja kelompok.

Penutup

Memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Mengambil nilai-nilai yang relevan dan dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

(16)

d. Uji Coba/ Implementasi Model

Uji coba dilakukan belum secara luas masih bersifat terbatas, yakni dilakukan satu kelas. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kemampuan penjelasan sejarah dengan model yang dikembangkan. Model yang dikembangkan akan terlihat kekurangan-kekurangan yang perlu direvisi kembali sebelum mejadi model hipotetik. Untuk mengujicobakan model yang telah di rancang, dilakukan dengan cara penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan pendidik. Penelitian kualitatif (Sutopo, 2006:1) merupakan penelitian yang hasilnya berupa deskripsi dalam bentuk narasi yang rinci dan mendalam, mudah dipahami dan secara langsung manfaatnya, sebagai usaha perbaikan dan juga dalam menentukan pilihan bentuk tindakan.

Berikut gambaran prosedur yang akan digunakan dalam uji coba model:

Siklus 1

Siklus II

Gambar 7. Prosedur Uji Coba

Draf Model

Studi Pendahuluan

Action/observati

on

Reflective

Revised Plan

Action/observati

on

Reflection

Plan

(17)

Proses Pembelajaran Problem Based Learning & VCT

Kegiatan Guru Tahap 1

orientasi peserta didik pada masalah

Kegiatan Guru Tahap 6 Penutup

Penyimpulan dan memberikan motivasi kepada siswa

Kegiatan Guru Tahap 2

Mengorganisasi Peserta didik dan memberikan kebebasan meraka dalam memilih.

Tahap 3

Membimbing dan menghargai pendapat dari peserta didik

Kegiatan Guru Tahap 4

Mengembangkan dan Menyajikan Hasil dari diskusi, serta

mengarahkan siswa untuk berbuat

Kegiatan Guru Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi kerja siswa dan memberikan tindakan terhadap hasil kerja mereka

Kegiatan Siswa Tahap 5

Menganalisis nilai-nilai yang telah didiskusikan serta bertidak sesuai dengan nilai tersebut

Kegiatan Siswa Tahap 2

Duduk berkelompok dan memilih materi yang akan mereka diskusikan

Tahap 3

Siswa dibimbing dan setiap tanggapan yang diberikan akan dihargai.

Kegiatan siswa Tahap 1

Memahami tujuan pembelajaran, menyimak penjelasan dari guru dan memberikan tanggapan.

Kegiatan Siswa Tahap 6 Penutup

Mengambil kesimpulan dari materi yang dipelajari serta memilih nilai-nilai yang relevan dalam kehidupan. PENDAHULUAN PENUTUP 3 Konfirmasi 2 Elaborasi INTI 1 Eksplorasi Kegiatan Siswa Tahap 4

Siswa berdiskusi berdasarkan kelomopok dan menyajikan hasi diskusi mereka.

(18)

Sintak Model Pembelajaran Berbasis Nilai-Nilai Resolusi Konflik

Sintak

Tahap Pertama : Orientasi peserta didik pada masalah

Tahap kedua : Mengorganisasi dan memberikan kebebasan memilih. Tahap ketiga : Membimbing dan menghargai pendapat dari peserta didik Tahap keempat : Mengembangkan dan Menyajikan hasil diskusi, serta

mengarahkan siswa untuk bertindak. Tahap kelima : Menganalisis dan mengevaluasi Tahap keenam : Penutup

Sistem Sosial

Model ini bersifat kooperatif, guru menjadi fasilitator, motivator dan bersikap demokratis terhadap siswanya.

Prinsip Reaksi

Guru menyesuaikan tugas yang diberikan kepada siswa. Bebas menggunakan referensi, tetapi harus relevan dan sesuai dengan pembehasan mereka.

Sistem Pendukung

Siswa memerlukan dokumen untuk dianalisis serta dijadikan sumber informasi dalam pembuatan makalah.

Dampak Pengiring

Dampak pengiring, melalui model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolusi Konflik ini diharapkan dapat meningkatkan harmonisasi pada masyarakat, khususnya pada diri siswa. Selain itu, siswa diharapkan menjadi lebih memahami tentang sejarah lokal yang ada di daerah mereka sehingga eksistensi budaya lokal bisa tetap terjaga dan tidak tergeser ditengah perkembangan arus global. Hal ini akan tercapai bila model pembelajaran ini diterapkan sesuai dengan alur yang benar.

(19)

3. Uji Efektivitas Model

Uji atau analisis efektivitas model pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai Resolusi Konflik dilakukan dengan analisis kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dalam uji coba lapangan. Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebagai kelompok kontrol adalah siswa SMAN 4 Kerinci kelas XI IPS 1 yang menggunakan model pembelajaran lama, sementara kelompok eksperimen adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan model pembelajaran yang baru. Pengujian efektivitas model menggunakan desain kuasi eksperimen dengan formula sebagai berikut:

Tabel 2. Desain Ketuasi Eksperimen

Berdasarkan table di atas, ada beberapa tahap yang digunakan sebagai validasi program, yaitu pertama, pemberian pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil tes ini nantinya dijadikan bahan pertimbangan untuk melihat peningkatan penguasaan materi sejarah dan sikap harmoni pada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Kedua, melakukan proses

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen

(KE) O X O

(20)

pembelajaran dengan menggunakan model hipotetik yang telah dibuat. Ketiga, evaluasi terhadap setiap pembelajaran pada akhir kegiatan. Hasil evaluasi proses digunakan untuk mengukur sejauh mana sikap harmonis pada siswa yang dijadikan sebagai umpan balik terhadap model yang dikembangkan.

a.Instrumen Uji Efektifitas 1.Kuisioner

Alat pengumpulan data kuisioner berbentuk skala yang digunakan karena merupakan seperangkap nilai angka yang ditetapkan pada persepsi yang diberikan untuk mengukur efektifitas suatu model pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala likert, dengan pertimbangan-pertimbagnan sebagai berikut:

a) Untuk mempermudahkan menggali informasi dari responden

b) Mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan yang dinilai paling sesuai dengan dirinya

c) Memudahkan dalam penelitian karena skor telah ditentukan terlebih dahulu sasuai dengan tingkatannya.

Skala linkert yang digunakan mempunyai dua macam penskoran, yaitu untuk item dengan pernyataan positif dan item negatif, seperti bertikut ini : a) skoring untuk item positif dengan ketentuan:

(1)Sangat setuju : skor 5

(21)

(3)Tidak mempunyai pilihan : skor 3 (4)Tidak setuju : skor 2 (5)Sangat tidak setuju : skor 1 b) skoring untuk item negatif dengan ketentuan:

(1)Sangat setuju : skor 1

(2)Setuju : skor 2

(3)Tidak mempunyai pilihan : skor 3 (4)Tidak setuju : skor 4 (5)Sangat tidak setuju : skor 5 2.Tes hasil belajar

Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas hasil pengukuran sangat ditentukan oleh kualitas alat ukur (tes) yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan tes hasil belajar tertulis ranah kognitif dan afektif. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis terbagi menjadi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif. Sementara sikap berangkat dari perasaan (suka dan tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon suatu objek. Sikap juga suatu ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.

(22)

b. Validitas dan Reliabilitas instrumen

1) Validitas kuasioner menggunakan rumus Korelasi Produk Momen dan Relatianal.

Keterangan:

i : skor responden pada pernyataan tertentu X : skor responden pada skala sikap

n : banyaknya responden keseluruhan

2)Validitas instrumen dan angket dihitung dengan menggunakan rumus indek Daya Diskriminasi item, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

niT = banyaknya penjawab item degan benar dari kelompok tinggi

NT = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi

niR = banyaknya penjawab item degan benar dari kelompok rendah

NR = banyaknya penjawab dari kelompok rendah

d = niT/NT - niR/NR

 

 

                   

n X X n i i n X i iX rxy 2 2 2 2

(23)

Dengan acuan :

0,40 atau lebih : valid/bagus sekali 0,30 - 0,29 : valid/bagus 0,20 - 0,29 : valid/revisi

Kurang dari 0,20 : tidak valid harus dibuang

3)Uji Reliabilitas menggunakan teknik belah 2 daea Pearman Brown dan bisa juga menggunakan rumus Alpha Cronbach’s dengan bantuan program SPSS. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan :

α : koefisien reliabilitas Alpha K : banyaknya belahan

s2j : varian skor belahan

s2x : varian skor total

Untuk mengetahui tingkat korelasi dapat menggunakan daftar sebagai berikut : 0,80 - 1,00 reliabilitas yang sangat tinggi

0,60 - 0,80 reliabilitas tinggi           

x s j s k k 2 2 1 1 

(24)

0,40 - 0,60 reliabilitas sedang 0,20 - 0,40 reliabilitas rendah

0,00 - 0,20 reliabilitas sangat rendah 4)Reliabilitas

Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Isntrumen yang baik tidak akan bersifat terdensius, yaitu tidak mengerahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila dinyatakan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keteradalan sesuatu. Reliabel dapat dipercaya, dapat diandalkan. Dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder Richardson yang selanjutnya disingkat KR-20. Berikut ini rumusnya:

Keterangan :

k : banyaknya item p : indeks kesukaran item

2

x

s : varian skor tes (X)

             1

12 1 20 x s p p k k KR

(25)

c. Analisis Data Uji Efektifitas

Analisis ini membandingkan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, serta menganalisis keadaan peserta didik sebelum dan sesudah eksperimen dilakukan. Rumus yang digunakan adalah uji-T sebagai berikut :

Pengambilan keputusan mengenai hasil analisis statistik degnan uji t, dengan menggunakan norma pengujian :

1.Hipotesis:

a. Ho = tidak ada pengaruh yang signifikan terahadap model yang dikembangkan.

b. Ha = terdapat pengaruh yang signifikan terhadap model yang dikembangkan.

2.Taraf signifikansi α = 0,05 3.Pengambilan keputusan

a. Tarafi signifikan jika peluang kekeliruan (sig/α) ≤ 0,05 berarti signifikan, artinya Ho ditolak.

b. Tarafi signifikan jika peluang kekeliruan (sig/α) > 0,05 berarti tidak signifikan, artinya Ho ditarima.

Sebelaum dilakaukan uji t, terlebih dahulu dilakukan prasyarat analisis. Pertama                   

2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 n n n n x xi t

(26)

adalah uji normalitas untuk mengetahu normalitas kedua variasi dengan menggunakan uji Liliefors. Pengambilan keputusan sebagai berikut.

1. Hipotesis

a. Ho = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal b. Ha = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal 2.Taraf signifikan α = 0,05

3.Keputusan Uji :

a. Taraf signifikansi uji > 0,05 Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang bertribusi normal.

b. Jika taraf signifikansi uji ≤ 0,05 Ho ditolak, maka sampel tidak berasal dari populasi yang bertribusi normal.

Setelah didapatkan normalitas kedua variansi, maka uji persyaratan kedua adalah homogenitas. Homogenitas kedua variansi dicari dengan uji Barl. Pengambilan keputusan dengan uji sebagai berikut.

1. Hipotesis

a. Ho = Tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Ha = Terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(27)

3.Keputusan Uji

a. Jiak taraf signifikansi uji > 0,05 Ho diterima, maka tidak terdapat perbedaan variansi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (homogen).

b. Jika taraf signifikansi uji ≤ 0,05 Ho ditolak, maka terdapat perbedaan variasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (tidak homogen).

Gambar

Gambar 5. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Borg and  Gall, 2003)
Gambar 6. Komponen analisis data
Gambar 7. Prosedur Uji Coba
Tabel 2. Desain Ketuasi Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

POB ini digunakan untuk proses administrasi yang berkaitan dengan persiapan agenda untuk semua rapat rutin KEPK-FK Unpad dan dibagi ke dalam 3 (tiga) tahap, yaitu

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

- Pengalaman kerja diutamakan dibidangnya - Familiar dengan bidang pemasaran property - Memiliki kemampuan negosiasi/presentasi - Networking luas, berpenampilan menarik,

Hal ini terlihat hasil survey, dari 57 negara di dunia Indonesia hanya menduduki urutan ke-37 (The World Economic Forum Swedia Report, 2000). Predikat Indonesia pun hanya

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Penggunaan daun gamal (Gliricidia sapium), guna mempercepat kematangan buah pisang Raja Sere dan Emas yang dilakukan Yulianingsih dan Dasuki (1989), menyatakan bahwa daun gamal

Pada teks tersebut, bisa dilihat dengan gamblang bagaimana proses pergeseran struktur yang mengacu kepada bahasa sasaran. Faktor komunikasi yang efektif terhadap bahasa