• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Ekstrak Tomat Sebagai Air Minum Terhadap Profil Darah Putih Ayam Broiler yang Diinfeksi Bakteri E. coli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penambahan Ekstrak Tomat Sebagai Air Minum Terhadap Profil Darah Putih Ayam Broiler yang Diinfeksi Bakteri E. coli"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019

“Sumber Daya Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0”

Pengaruh Penambahan Ekstrak Tomat Sebagai Air Minum Terhadap Profil Darah

Putih Ayam Broiler yang Diinfeksi Bakteri E. coli

Irfan Maulana, Hanny Indrat Wahyuni, Turrini Yudiarti

Laboratorium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto,S.H. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275

Email: irfanm50246@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan ekstrak tomat sebagai air minum terhadap profil leukosit dan differensial sel leukosit ayam broiler yang diinfeksi dengan bakteri avian

pathogenic escherichia coli (APEC). Materi yang digunakan adalah 128 ekor day old chick (DOC)

dengan bobot awal 43,21±3,30g. Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari T0 (kontrol), T1 (ekstrak tomat 40 ml), T2 (ekstrak tomat 80 ml), T3 (120 ml ekstrak tomat), kemudian saat umur 24, 26 dan 28 hari semua ayam perlakuan diinfeksi secara oral dengan bakteri APEC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecuali limfosit penggunaan ekstrak tomat berpengaruh nyata terhadap leukosit, eosinofil dan neutrofil. Uji Duncan menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak tomat sebagai air minum sebesar 40-120 ml nyata (P>0,05) menurunkan eosinofil dan neutrofil, sedangkan penurunan sel leukosit baru dicapai pada pemberian 80 ml ekstrak tomat pada ayam broiler yang diinfeksi APEC. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa 40 ml ekstrak tomat dapat digunakan sebagai air minum untuk mempertahankan profil darah putih ayam broiler yang diinfeksi APEC, yang ditunjukkan oleh jumlah leukosit, limfosit, eosinofil dan neutrofil yang masih dalam keadaan normal.

Kata kunci:Ayam broiler, air minum, APEC, ekstrak tomat, profil leukosit.

Pendahuluan

Kesehatan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam broiler. Ayam yang sehat mudah mengkonversikan pakan yang dikonsumsi menjadi daging, karena energi yang diperoleh dari pakan dapat sepenuhnya digunakan untuk pertumbuhan. Status kesehatan ayam broiler dapat dilihat dari profil hematologinya terutama jumlah sel leukosit dan diferensial leukosit. Secara umum total leukosit dan diferensial leukosit dapat memberikan gambaran tentang status kesehatan pada ayam (Sugiharto, 2016).

Leukosit merupakan sel yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yang sangat tanggap terhadap agen infeksi penyakit. Leukosit berfungsi melindungi tubuh terhadap berbagai penyakit dengan cara fagosit dan menghasilkan antibodi (Purnomo dkk., 2015). Diferensial leukosit

(2)

merupakan kesatuan dari sel darah putih yang terdiri dari dua kelompok yaitu granulosit yang terdiri atas heterofil, eosinofil, dan basofil dan kelompok agranulosit yang terdiri dari limfosit dan monosit (Jannah dkk., 2017). Faktor –faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit dan diferensialnya antara lain kondisi lingkungan, umur dan kandungan nutrisi pakan, serta ada tidaknya infeksi penyakit. Stres oksidatif terjadi saat ayam mengalami infeksi penyakit yang dapat diantisipasi dengan penggunaan ekstrak tomat sebagai air minum yang banyak mengandung antioksidan.

Penelitian ini menggunakan ekstrak tomat karena tomat merupakan sumber vitamin, mineral dan antioksidan yang kaya senyawa karotenoid, terutama likopen. Likopen pada tomat, berikatan dengan membran pigmen merah terang dan tidak mudah lepas, namun dengan proses pemasakan, ikatan tersebut melemah (Lengkong dkk., 2015). Hal ini yang menjadi penyebab kandungan likopen pada tomat yang dimasak lebih tinggi dibandingkan tomat segar. Likopen dan vitamin C dalam tomat berperan sebagai antioksidan yang merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas yaitu dengan melengkapi kekurangan elektron sehingga dapat mencegah kerusakan asam nukleat, protein, lemak dan DNA dalam sel - sel (Solihat, 2009). Radikal bebas dapat muncul akibat stress ataupun karena ada infeksi penyakit. Radikal bebas mengambil partikel dari molekul lain, kemudian menimbulkan senyawa yang abnormal dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel dengan menyebabkan perubahan yang mendasar pada materi genetis (Kusnadi, 2008).

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengkaji dan mengevaluasi pengaruh dari penambahan ekstrak tomat dalam air minum sebagai sumber antioksidan terhadap profil sel leukosit dan differensialnya pada ayam broiler yang diinfeksi oleh APEC. Hipotesis penelitian adalah dapat mengetahui jumlah ekstrak tomat yang dapat digunakan sebagai air minum yang dapat menjaga leukosit dan differensialnya pada ayam broiler yang dipapar APEC.

Metodologi

Materi yang digunakan adalah DOC ayam broiler dari strain Lohman MB 202 berjumlah 128 ekor dengan bobot badan awal rata - rata 43,21±3,30 g, limbah tomat dan APEC. Ayam ditempatkan secara acak ke dalam 4 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan, setiap unit percobaan terdiri dari 8 ekor ayam. Kandang yang digunakan adalah kandang koloni dengan ukuran tiap petak yaitu 100×100×80 cm. Ayam broiler pada fase starter, umur 1 – 21 hari dan fase finisher umur 22 – 35 hari diberi pakan komersial dengan kandungan nutrisi seperti pada Tabel 1. Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum dari awal pemeliharaan hingga panen.

(3)

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Ayam Broiler Periode Starter dan Finisher (dalam 100% Bahan Kering.

Kandungan Nutrisi Pakan Starter Finisher

---(dalam 100% Bahan

Kering)---Abu 7,00 6,86

Lemak Kasar 5,00 3,96

Protein Kasar 21,00 21,27

Serat Kasar 5,00 4,19

Pembuatan jus tomat dilakukan dengan cara limbah tomat yang didapatkan dari pasar tradisional selanjutnya dipilih dan dicuci dengan air sampai bersih lalu tomat dipotong - potong, kemudian diblender hingga halus. Tomat yang sudah halus diberi air dengan perbandingan 1 kg : 300 ml dan disaring, kemudian ekstrak tomat direbus dengan suhu 65 °C - 70 °C selama 5 menit sambil terus diaduk, selanjutnya didinginkan dan siap diberikan pada ayam sesuai perlakuannya yaitu: T0 = 0 ml/hari + dipapar APEC, T1 = 40 ml/hari + dipapar APEC, T2 = 80 ml/hari + dipapar APEC dan T3 = 120 ml/hari + dipapar APEC. Ayam mulai diberi perlakuan pada saat umur 15 hari sampai umur 35 hari dengan cara diberikan sebagai air minum yang disajikan setiap pagi sesuai dengan jumlah masing-masing perlakuan dan setelah habis dikonsumsi kemudian dilanjutkan dengan air minum tanpa perlakuan.

Metode pembuatan bakteri untuk pemaparan dimulai dengan sterilisasi alat yang akan digunakan menggunakan suhu 170 °C selama satu jam, untuk bahan dilakukan sterilisasi basah menggunakan autoklaf pada tekanan 121 atm selama 15 menit. Alat dan bahan yang telah disterilisasi digunakan untuk memperbanyak/ mengembang biakan bakteri avian patogenic escherichia coli (APEC). Bakteri APEC yang dipaparkan pada ayam adalah fenotip 2. Bakteri diremajakan dengan medium nutrien agar (NA), masa inkubasi bakteri adalah satu hari dengan suhu 38 °C menggunakan oven, setelah satu hari bakteri dipanen dengan cara mencampurkan 100 ml larutan phospate buffered saline (PBS). Bakteri yang telah dipanen selanjutnya dipaparkan pada ayam secara oral dengan dosis 0,5 ml setiap ekor ayam saat ayam berumur 24, 26 dan 28 hari.

Pengambilan sampel ayam dilakukan dengan cara, ayam diambil secara acak dari setiap unit percobaan saat umur 35 hari untuk pengambilan sampel darah. Darah diambil dari vena brachialis dibawah sayap dengan menggunakan spuit ukuran 1–1,5 ml, kemudian dipindahkan dalam tabung dengan antikoagulan EDTA dan dikocok perlahan sampai homogen, disimpan dalam cool box sampai siap dianalisis. Jumlah leukosit dihitung dengan metode kamar hitung Burker, sedangkan diferensial leukosit dilakukan dengan cara pengamatan preparat apus dengan mikroskop cahaya (Julendra dkk., 2010).

(4)

Hasil dan Pembahasan

Rata-rata total leukosit, limfosit, eosinofil, dan neutrofil ayam broiler umur 35 hari yang diberi ekstrak tomat selama 3 minggu terakhir dan dipapar APEC ditunjukkan pada Tabel 2. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tomat sebagai air minum memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap total leukosit, jumlah eosinofil dan neutrofil darah ayam broiler, sedangkan untuk jumlah limfosit tidak nyata dipengaruhi (P>0,05) pemberian ekstrak tomat sebagai air minum dan dipapar APEC.

Tabel 2. Rata - Rata Jumlah Leukosit dan Diferensial Leukosit pada Ayam Broiler yang Diberi Ekstrak Tomat Sebagai Air Minum dan Dipapar APEC.

Variabel T0 T1 T2 T3 ---( x 103 /ml)---Leukosit 58,25b 61,75a 49,37b 54,50b Limfosit 43,00 48,62 41,12 42,00 Eosinofil 4,75a 4,62b 3,25b 4,25b Neutrofil 10,50a 8,50b 5,00b 8,25b

Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata (p<0,05)

Pada ayam broiler yang dipapar APEC menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak tomat sebagai air minum sebesar 80-120 ml berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap penurunan leukosit. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah leukosit ayam broiler pada perlakuan T2 dan T3 sebesar 49,37 dan 54,50 x 103/ml, jumlah tersebut tergolong normal dan pada perlakuan T0 dan T1 meskipun berbeda nyata dan T1 nyata paling tinggi, tetapi jumlah leukositnya sebesar 58,25 dan 61,75 x 103/ml, dimana jumlah tersebut (T0 dan T1) sedikit lebih tinggi dari normal. Ailleo dan Moses (1998) melaporkan bahwa jumlah leukosit ayam broiler normal berkisar antara 9 - 56 x 103/ml. Jumlah leukosit darah ayam broiler pada perlakuan T0 dan T1 tersebut menunjukkan kondisi yang tidak sehat sehingga ayam melakukan upaya untuk melawan bakteri APEC yang diinfeksikan ke dalam tubuh ayam saat umur 24, 26 dan 28 hari. T0 dan T1 total leukosit ayam berada diatas kisaran normal, karena pada T0 ayam tidak diberi ekstrak tomat sebagai air minum sedangkan pada T1 pemberian ekstrak tomat adalah yang terendah (40 ml/hari). Peningkatan tersebut dapat mengindikasikan bahwa pemberian antioksidan dalam ekstrak tomat sebagai air minum sebesar 40 ml/hari tersebut belum mampu melakukan perlawanan terhadap agen infeksi (bakteri APEC). Saputro dkk. (2013) menyatakan bahwa ternak yang terinfeksi bakteri patogen maupun virus akan menyebabkan kesehatan ayam tersebut menurun dengan ditandai adanya peningkatan sel darah putih.

Penurunan jumlah leukosit pada perlakuan T2 dan T3 dapat mengindikasikan bahwa pemberian antioksidan dalam ekstrak tomat sebagai air minum sebesar 80 ml/hari tersebut mampu

(5)

melakukan perlawanan terhadap agen infeksi (bakteri APEC). Penurunan potensi infeksi dapat terjadi karena adanya antioksidan yang mampu menurunkan jumlah bakteri patogen yang menyerang tubuh ayam secara maksimal. Purnomo dkk. (2015) menyatakan bahwa penurunan leukosit dalam darah menunjukkan bahwa tidak adanya infeksi atau bakteri patogen yang menyerang tubuh.

Jumlah limfosit ayam broiler yang diperoleh pada penelitian ini berkisar 41,12 – 48,62 x 103/ml dan berada diatas kisaran normal serta tidak dipengaruhi oleh pemberian air minum ekstrak tomat. Talebi dkk. (2005) menyatakan bahwa jumlah limfosit yang normal pada darah ayam broiler berkisar antara 5,52 - 20,36 x 103/ml. Peningkatan jumlah limfosit pada semua kelompok ayam perlakuan menunjukkan adanya indikasi ayam mengalami suatu infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme APEC yang telah dipaparkan pada ayam broiler pada umur 24, 26 dan 28 hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo dan Ariyadi (2015) yang menyatakan bahwa suatu infeksi pada ayam dapat memicu peningkatan jumlah limfosit. Pemberian air minum ekstrak tomat yang meningkat tidak mampu menekan jumlah limfosit, karena antioksidan pada ekstrak tomat tidak dapat membantu ataupun berperan terhadap peningkatan jumlah limfosit. Julendra dkk. (2010) melaporkan bahwa tidak ada pengaruh antioksidan terhadap jumlah sel limfosit dalam darah. Ulupi dan Ihwantoro (2014) menambahkan bahwa peningkatan jumlah limfosit dapat disebabkan oleh paparan dari berbagai agen penyakit yang menyerang tubuh ayam. Limfosit memproduksi antibodi untuk membantu mencegah penyakit dengan meningkatkan imunitas tubuh melalui produksi interferon yang membunuh virus dalam tubuh dan meningkatkan glutathione dalam tubuh. Purnomo dkk. (2015) menyatakan bahwa peningkatan limfosit terjadi karena adanya respon antigen dan stress dengan meningkatkan sirkulasi antibodi dalam pengembangan sistem imun.

Pada ayam broiler yang dipapar APEC menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak tomat sebagai air minum sebesar 40-120 ml berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap penurunan eosinofil. Jumlah eosinofil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu berada pada 3,25– 4,75 x 103/ml. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah eosinofil berada diatas kisaran normal, karena telah diinfeksi bakteri APEC. Ailleo dan Moses (1998) menyatakan bahwa jumlah eosinofil pada ayam broiler yaitu 0 – 1,71 x 103/ml. Eosinofil diproduksi pada saat infeksi parasit dan pada saat terjadinya reaksi alergi. Lokapirnasari dan Yulianto (2014) menyatakan bahwa eosinofil menetralisir adanya bahan - bahan toksik, sehingga keberadaannya meningkat dengan adanya reaksi antigen-antibodi dalam melakukan penetrasi terhadap bahan asing di dalam tubuh ayam broiler. Suriansyah dkk. (2016) menjelaskan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya eosinofil yaitu reaksi dalam tubuh ayam yang berlebihan atau hipersensitivitas respon imun terhadap alergi dan parasit serta tingkat peradangan. Eosinofil merupakan bagian dari diferensial leukosit yang dibentuk dalam

(6)

Lokapirnasari dan Yulianto (2014) menyatakan bahwa eosinophil memiliki fungsi sebagai menetralisir adanya bahan bahan toksik, sehingga keberadaannya dalam jumlah besar di tempat -tempat tertentu berhubungan dengan adanya reaksi antigen-antibodi. Adanya senyawa likopen yang terdapat pada ekstrak tomat mampu merangsang peningkatan proliferasi sel sebagai imunostimulator yang berfungsi untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem imun sehingga jumlah eosinofil pada ayam broiler dapat menurun.

Uji duncan menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak tomat sebagai air minum sebesar 40-120 ml berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap penurunan neutrofil. Jumlah neutrofil yang diperoleh pada penelitian yang diperoleh memiliki kisaran 5,00–10,50 x 103/ml. Hal ini menunjukkan bahwa persentase neutrofil berada pada kisaran normal. Talebi dkk. (2005) menyatakan bahwa jumlah neutrofil yang normal pada darah ayam broiler berkisar antara 3,33 - 17 x 103/ml. Agen infeksi merupakan salah satu pemicu produksi neutrofil, secara umum jumlah neutrofil yang berada pada kisaran normal menunjukkan bahwa bakteri yang diinfeksikan pada ayam broiler melemah yang dapat diindikasikan bahwa ayam ada infeksi selain dari bakteri yaitu fungi. Fungi yang berasal dari limbah tomat yang hanya dipanaskan pada suhu 65 – 70 °C akan tetapi bakteri pada suhu tersebut akan mati tetapi fungi yang ada pada limbah tomat tidak mati. Sugito dkk. (2011) menyatakan bahwa kondisi tubuh ayam akan mempertahankan homeostatis tubuh, jika tubuh ayam mengalami gangguan infeksi yang berbeda maka profil hematologinya dapat mengalami perubahan. Cahyaningsih dkk. (2007) melaporkan neutrofil dapat mengalami peningkatan jumlah secara cepat saat terjadi infeksi, sedangkan penurunan neutrofil dapat disebabkan karena menurunnya indikator infeksi dalam tubuh ayam. Penurunan jumlah agen infeksi dapat disebabkan karena adanya antioksidan. Kandungan antioksidan dalam ekstrak tomat dapat menekan stres oksidatif dengan cara menstimulasi sistem imun. Lengkong dkk. (2015) menyatakan bahwa antioksidan dapat menekan terjadinya agen infeksi yang menyerang dengan menghambat terjadinya reaksi berantai dari agen infeksi yang menimbulkan stress oksidatif.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian 40 ml ekstrak tomat dapat digunakan sebagai air minum untuk mempertahankan profil darah putih, yang ditunjukkan oleh jumlah leukosit, limfosit, eosinofil dan neutrofil yang masih dalam keadaan kisaran normal.

Pembuatan ekstrak tomat dalam air minum dilakukan pemanasan yang lebih lama agar bakteri dan fungi pada limbah tomat dapat mati dan mampu mempertahankan tingkat kestabilan kandungan antioksidan dalam ekstrak tomat.

(7)

Ucapan Terimakasih

Ucapan terima kasih juga penulis ucapakan kepada seluruh pihak khususnya kepada Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro yang telah membantu biaya penelitian sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Daftar Pustaka

Ailleo, S. E. dan M. A. Moses. 1998. The Merck Veterinary Manual 8th Ed. Meck & Co., New Jersey.

Cahyaningsih, U., H. Malichatin dan Y. E. Hedianto. 2007. Diferensial leukosit pada ayam setelah diinfeksi Eimeria tanella dan pemberian serbuk kunyit (Curcuma domestica) dosis bertingkat. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 21-22 Agustus 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Hal: 593-599.

Jannah, P. N., Sugiharto dan Isroli. 2017. Jumlah leukosit dan differensiasi leukosit ayam broiler yang diberi minum air rebusan kunyit. J. Ternak Tropika. 18 (1): 15-19.

Julendra, H., Zuprizal dan Supadmo. 2010. Penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) sebagai aditif pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging, profil darah dan kecernaan protein. Buletin Peternakan. 34 (1): 21-29.

Kusnadi, E. 2008. Pengaruh temperatur kandang terhadap konsumsi ransum dan komponen darah ayam broiler. J. Indonesia Tropical Animal Agriculture. 33 (3): 197-202.

Lengkong, E. M., J.R. Leke., L. Tangbau dan S. Sane. 2015. Substitusi sebagian ransum dengan tepung tomat merah (Solanum lycopersicum l) terhadap penampilan produksi ayam ras petelur. J. Zootek. 35 (2): 247-257.

Lokapirnasari, W. P. dan A. B. Yulianto. 2014. Gambaran sel eosinofil, monosit dan basofil setelah pemberian spirulina pada ayam yang diinfeksi virus flu burung. J. Veteriner. 15 (4): 499-505. Prastowo, J. dan B. Ariyadi. 2015. Pengaruh infeksi cacing Ascaridia galli terhadap gambaran darah

dan elektrolit ayam kampung (Gallus domesticus). J. Met. Vet. 9 (1) : 12-17.

Purnomo, D., Sugiharto dan Isroli. 2015. Total leukosit dan diferensial leukosit darah ayam broiler akibat penggunaan tepung onggok fermentasi rhizopus oryzae pada ransum. J. Ilmu-Ilmu Peternakan. 25 (3): 59-68.

Saputro, B., P. E. Santoso dan T. Kurtini. 2013. Pengaruh cara pemberian vaksin nd live pada broiler terhadap titer antibodi, jumlah sel darah merah dan sel darah putih. J. Ilmiah Peternakan Terpadu 2 (3): 43-48.

Sinurat, A. P., T. Purwadaria, I.A.K. Bintang, P.P. Ketaren, N. Bermawie, M. Raharjo Dan M. Rizal. 2009. Pemanfatan Kunyit dan Temulawak sebagai Imbuhan Pakan untuk Ayam Broiler. J. Ilmu Ternak dan Veteriner (14) 2: 90-96.

Solihat R. 2009. Antioksidan, penyelamat sel-sel tubuh manusia. BioTrends. 1 (4) : 5-9.

Sugiharto, S. 2016. Role of nutraceuticals in gut health and growth performance of poultry. J. Saudi Soc. Agric. Sci. 15: 99–111.

Sugito, Fakhrurrazi dan M. Isa. 2011. Efek pemberian ekstrak jaloh dikombinasi dengan probiotik dan kromium terhadap profil hematologi dan titer antibodi vaksin ND pada ayam broiler yang mengalami stres panas. J. Agripet. 11 (2): 8-15.

Suriansyah., I. B. K. Ardana., M. S. Anthara dan L. D. Anggreni. 2016. Leukosit ayam pedaging setelah diberikan paracetamol. J. Indonesia Medicus Veterinus. 5 (2): 165-174.

Talebi, A., S. Asri-Rezaei, R. Rozeh-Chai dan R. Sahraei. 2005. Comparative studies on hematological values of broiler strains (Ross, Cobb, Arbor-acres and Arian). Inter. J. Poul. Sci. 4 (8) : 573-579.

(8)

Ulupi, N. dan T. T. Ihwantoro. 2014. Gambaran darah ayam kampung dan ayam petelur komersial pada kandang terbuka didaerah tropis. J. Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 2 (1) : 219-223.

Gambar

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Ayam Broiler Periode Starter dan Finisher (dalam 100% Bahan Kering.
Tabel  2.  Rata - Rata  Jumlah Leukosit  dan  Diferensial  Leukosit  pada Ayam  Broiler yang  Diberi Ekstrak Tomat Sebagai Air Minum dan Dipapar APEC.

Referensi

Dokumen terkait

Agar penilitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka peneliti membatasi penelitian hanya terhadap perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

Dari berbagai data dan informasi yang telah dikumpulkan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam penelitian tentang perancangan alat pengering pakaian

Tujuan: Menganalisis pengaruh penambahan kayu manis terhadap pH, tingkat kecerahan (L*), aktivitas antioksidan, gula total dan organoleptik yang meliputi warna,

1 Wawancara dengan Arifin, Petani, pada tanggal 18 Juli 2016 di Gampong Bineh Blang.. iuran untuk khanduri blang. 2 Kewajiban tersebut sudah selayaknya dibebankan kepada

Berdasarkan dalil di atas jelaslah bahwa ada perbedaan yang mendasar antara yang memiliki ilmu dengan yang tidak memiliki ilmu, ilmu didapat dari pendidikan

Metode yang akan digunakan dalam mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Ceramah, metode ini dilakukan untuk menyampaikan materi tentang gerakan shalat

oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memikirkan bagai mana cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia agar dapat mendorong kemajuan

Penelitian ini bertujuan untuk memahami mekanisme pengujian test of control pada audit pendapatan sebagai bagian dari penetapan risiko pengendalian.. Penelitian