• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif Penderita Stroke Non Hemoragik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif Penderita Stroke Non Hemoragik"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

FAKTOR

±

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI KOGNITIF

PENDERITA STROKE NON HEMORAGIK

Arina Pramudita Triasti1, Dwi Pudjonarko2

1

Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2

Staf Pengajar Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK

Latar Belakang : Stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030. Stroke non hemoragik atau stroke iskemik adalah yang terbanyak. Sejumlah faktor risiko stroke sudah diketahui seperti usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas, kebiasaan merokok, serta pola hidup sedentari. Pengaruh stroke juga sudah diketahui salah satunya mempengaruhi fungsi kognitif. Salah satu pemeriksaan fungsi kognitif bagi penderita stroke adalah MMSE dimana pemeriksaan ini merupakan skrining penilaian psikometri yang paling sering dipakai. MMSE ini sangat mudah dan relatif cepat.

Tujuan : Mengetahui faktor ± faktor yang mempengaruhi gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Saraf RSUP Dr Kariadi Semarang. Subyek penelitian sebanyak 15 pasien dengan teknik consecutive sampling. Data yang digunakan merupakan data primer yaitu hasil MMSE dan data sekunder yaitu rekam medis dari April 2016 sampai Juni 2016. Uji statistik menggunakan uji Chi-square.

Hasil : Terdapat 15 pasien yang terdiri dari 9 wanita dan 6 pria. Tidak didapatkan pengaruh antara faktor usia (p 0,842), jenis kelamin (p 0,792), riwayat keluarga stroke (p 0,519), hipertensi (p 0,080), riwayat penyakit kardiovaskular (p 0,080) , DM (p 0,792), dislipidemia (0,438), obesitas (0,438), kebiasaan merokok (p 0,770), serta pola hidup sedentari (p 0,519).

Kesimpulan : Tidak terdapat faktor ± faktor yang mempengaruhi gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik.

Kata Kunci : fungsi kognitif, faktor risiko stroke, MMSE , stroke non hemoragik

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING COGNITIVE IMPAIRMENT IN NON HEMORRHAGIC STROKE PATIENTS

Background : Stroke and other cardiovascular diseases are still the number one cause of death in Indonesia. Number of death because of which is predicted to increase to 23.3 million deaths in 2030. Non hemorrhagic stroke or ischemic stroke is the most common type. There are known risk factors such as age, sex, race, family history, hypertension, cardiovascular diseases, diabetes mellitus, dyslipidemia, obesity, smoking, and sedentary lifestyle. Stroke is also known to affect cognitive function causing impairment. There are ways to assess cognitive impairment in stroke patients, one of which is MMSE as a screening test of psychometric assessment. It is extensively used in research because it is very easy and quick to be done.

(2)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474 Aim : To investigate factors affecting cognitive impairment in non hemorrhagic stroke patiens.

Methods : This analytical observational study used cross-sectional design. This study was done in neurology clinic of RSUP Dr Kariadi Semarang. Subjects of this study consisted of 15 patients chosen with purposive sampling method. Data used in this study are primary data from MMSE and secondary data from medical records ranging from April to June 2016. Data then were analyzed by Chi-square test.

Results : There were 15 patients including 9 females and 6 males. There were no significant correlations among age (p=0.842), sex (p=0.792), stroke in family history (p=0.519), hypertension (p=0.080), cardiovascular disease history (p=0.080), DM (p=0.792), dyslipidemia (p=0.438), obesity (p=0.438), smoking (p=0.770), and sedentary lifestyle (p=0.519).

Conclusions : There were no factors affecting cognitive impairment in non hemorrhagic stroke patients.

Keywords : Cognitive Function; Stroke Risk Factors; MMSE; Non hemorrhagic Stroke

PENDAHULUAN

Stroke bukan lagi penyakit yang asing bagi masyarakat. Sudah banyak orang yang mengalaminya, mulai dari usia produktif sampai usia tua dan mengenai seluruh lapisan masyarakat. Stroke disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak. Biasanya gangguan suplai darah ke otak ini akibat pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah.1

Ada berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya stroke. Faktor risiko stroke terdiri dari dua macam, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, ras, serta riwayat keluarga dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, dislipidemia, anemia sel sabit, terapi hormon pascamenopause, diet yang buruk, obesitas, kebiasaan merokok, serta pola hidup sedentari (sedentary lifestyle).2 Pada tahun 2008, komplikasi dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi khususnya hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di seluruh dunia setiap tahunnya dimana 51% kematian diantaranya karena penyakit stroke.

Sebagian besar penderita stroke kondisinya tidaklah sama seperti sedia kala. Stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik dapat menyebabkan kerusakan pada otak yang mempengaruhi fungsi fisik dan sensorik, fungsi kognitif, cara berkomunikasi dan atau psikis penderita tersebut. Penderita stroke dapat mengalami gangguan motorik ringan sampai berat yang biasanya berupa hemiplegi atau hemiparesis, selain itu penderita dapat pula mengalami gangguan penglihatan, dan gangguan emosi.3

(3)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

Stroke juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif penderita. Seperti kita ketahui bahwa fungsi kognitif sangat penting dalam kehidupan seseorang karena dengan fungsi kognitif yang normal kita dapat memusatkan perhatian, mengingat, memiliki inisiatif, memecahkan suatu masalah, dan memiliki fungsi perencanaan yang baik. Fungsi kognitif sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, genetik, tingkat pendidikan, dan pekerjaan penderita. Gangguan kognitif akibat sroke sering terjadi pada penderita stroke sekitar 20% sampai 80% tergantung dari beberapa faktor seperti asal negara, ras, dan kriteria diagnostik. Pada penelitian terdahulu disebutkan bahwa 30% penderita pasca stroke non hemoragik mengalami gangguan fungsi kognitif. 4

Salah satu pemeriksaan fungsi kognitif bagi penderita stroke yang sering digunakan adalah mini mental state examination (MMSE) dimana MMSE merupakan suatu alat yang digunakan secara sistematis untuk penilaian status mental. Pemeriksaan menggunakan MMSE relatif mudah dan cepat karena pemeriksa tidak harus menggunakan alat canggih yang mahal dan hanya butuh waktu sekitar 5 sampai 10 menit. MMSE ini terdiri dari 11 pertanyaan untuk menilai beberapa fungsi kognitif, yaitu orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa.5

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang (cross sectional) pada 15 penderita stroke non hemoragik. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah penderita stroke non hemoragik berusia 45 ± 60 tahun dengan onset stroke minimal 3 bulan. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah penderita memiliki riwayat gangguan mental sebelum terkena stroke non hemoragik.

Variabel bebas penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga terkena stroke, hipertensi, riwayat penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas, kebiasaan merokok, dan pola hidup sedentari. Variabel terikat penelitian ini adalah fungsi kognitif.

Penderita stroke non hemoragik yang datang berobat ke poliklinik ilmu penyakit saraf RSUP Dr. Kariadi dipilih sesuai dengan kriteria penelitian. Pasien tersebut diminta persetujuannya untuk menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed consent

tertulis. Subjek penelitian kemudian diukur fungsi kognitifnya menggunakan Mini Mental

(4)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

State Examination (MMSE) kemudian dilakukan pencatatan mengenai usia, jenis kelamin,

pekerjaan, riwayat keluarga, riwayat hipertensi, riwayat penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dan juga dislipidemia melalui rekam medis.

Penyajian dan analisis data menggunakan software SPSS. Analisis data meliputi statistik deskriptif dan uji hipotesis. Analisis univariat untuk melihat deskripsi seluruh data penelitian. Analisis multivariate untuk menguji berbagai variabel dari faktor yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif dengan menggunakan regresi logistik sedangkan analisis bivariat dengan menggunakan chi-square. Hasil analisis dinyatakan bermakna bila didapatkan p<0,05.

HASIL

Karakteristik subjek penelitian

Subjek terbanyak penelitian ini adalah wanita (60,0%) dengan kelompok usia tertinggi yaitu kelompok usia 51-60 tahun (80,0%). Onset stroke paling banyak yaitu lebih dari 3 bulan (66,7%). Subjek penelitian dengan riwayat keluarga stroke sebanyak 3 subjek (20,0%) dan 12 subjek (80,0%) tidak. Subjek dengan hipertensi sebanyak 11 subjek (73,3%) sedangkan subjek yang tidak hipertensi sebanyak 4 subjek (26,7%). Dari 11 subjek dengan hipertensi, 7 (63,6%) diantaranya memiliki hipertensi derajat I dan 4 (36,4%) sisanya prahipertensi. Subjek dengan riwayat penyakit kardiovaskuler 4 subjek (26,7%) dan 11 subjek (73,3%). Subjek dengan diabetes mellitus 9 subjek (60,0%) dan subjek tanpa diabetes mellitus 6 subjek (40,0%). Terdapat 8 subjek (53,3%) dislipidemia dan 7 subjek (46,7%) tanpa dislipidemia. Subjek penelitian yang mengalami obesitas ada 4 subjek (26,7%) sedangkan tanpa obesitas 11 subjek (73,3%). Subjek penelitian dengan kebiasaan merokok sebanyak 4 subjek (26,7%) sedangkan yang tidak sebanyak 11 subjek (73,3%). Karakteristik subjek penelitian dengan pola hidup sedentari sebanyak 3 subjek (20,0%) dan yang tidak sebanyak 12 subjek (80,0%). Subjek penelitian yang tidak mengalami gangguan fungsi kognitif atau normal sebanyak 12 subjek (80,0%) sedangkan yang mengalami gangguan fungsi kognitif sebanyak 3 subjek (20,0%).

(5)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474 Tabel 1. Karakteristik Umum Subjek Penelitian

Variabel Frekuensi % Modus

Onset Stroke 3 bulan > 3 bulan Usia < 50 50-59 • Jenis Kelamin Wanita Pria

Riwayat Keluarga Stroke Ya Tidak Hipertensi Ya Tidak Stage Hipertensi Prahipertensi Stage I Penyakit Kardiovaskular Ya Tidak Diabetes Mellitus Ya Tidak Dislipidemia Ya Tidak Obesitas Ya Tidak Merokok Ya 5 10 3 11 1 9 6 3 12 11 4 4 7 4 11 9 6 8 7 4 11 4 33,3 66,7 20,0 73,3 6,7 60,0 40,0 20,0 80,0 73,3 26,7 36,4 63,6 26,7 73,3 60,0 40,0 53,3 46,7 26,7 73,3 26,7 > 3 bulan 50-59 Wanita Tidak Ya Stage I Tidak Ya Ya Tidak Tidak

(6)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

Tidak

Pola Hidup Sedentari Ya Tidak Fungsi Kognitif Ya Tidak 11 3 12 12 3 73,3 20,0 80,0 80,0 20,0 Tidak Normal Analisis Bivariat

Dari diagram scatter Gambar 1. dapat dilihat bahwa titik tidak saling berdekatan dan tidak saling menyatu yang diartikan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan fungsi kognitif. Hal ini sesuai dengan hasil dari uji korelasi Spearman dimana diperoleh nilai p > 0,05 (0,842). Nilai korelasi Spearman (r) sebesar 0,056 menunjukkan kekuatan korelasi sangat lemah. Dapat disimpulkan bahwa faktor usia tidak berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif.

6SHDUPDQ¶V UKR= 0,056, p = 0,842

Gambar 1. Hubungan Faktor Usia dengan Gangguan Fungsi Kognitif

Penelitian ini juga menemukan korelasi negatif antara jenis kelamin terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik (p=0,792). Tidak terdapat pengaruh antara riwayat keluarga terkena stroke terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non

(7)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

hemoragik (p=0,519). Selain itu juga didapatkan hasil yang tidak bermakna antara hipertensi terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik (p=0,080), begitu pula riwayat penyakit kardiovaskular terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik (p=0,080). Dalam penelitian ini juga tidak terlihat pengaruh antara diabetes mellitus terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik (p=0,792). Pengaruh yang tidak bermakna (p=0,438) juga terlihat antara dislipidemia terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik.

Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa obesitas tidak berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik (p=0,770). Kebiasaan merokok pun ternyata tidak memiliki pengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik dalam penelitian ini (p=0,770). Pola hidup sedentari dalam penelitian ini juga tidak terdapat pengaruhnya terhadap gangguan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik (p=0,519).

Tabel 2. Analisis Bivariat

Variabel Fungsi Kognitf P Normal Gangguan Fungsi Kognitif )LVKHU¶V Exact Test N % n % Onset 3 bulan 5 41,7 0 0 0,264 0,171 > 3 bulan 7 58,3 3 100 Jenis Kelamin Wanita 7 58,3 2 66,7 1,000 0,792 Pria 5 41,7 1 33,3

Riwayat Keluarga Stroke

Ya 2 16,7 1 33,3 0,516 0,519 Tidak 10 83,3 2 66,7

Hipertensi

Ya 10 83,3 1 33,3 0,154 0,080 Tidak 2 16,7 2 66,7

(8)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474 Stage Hipertensi Prahipertensi 4 40,0 0 0 0,636 0,428 Stage I 6 60,0 1 100 Riwayat Penyakit Kardiovaskular Ya 2 16,7 2 66,7 0,154 0,080 Tidak 10 83,3 1 33,3 Diabetes Mellitus Ya 7 58,3 2 66,7 1,000 0,792 Tidak 5 41,7 1 33,3 Dislipidemia Ya 7 58,3 1 33,3 0,569 0,438 Tidak 5 41,7 2 66,7 Obesitas Ya 3 25,0 1 33,3 1,000 0,770 Tidak 9 75,0 2 66,7 Merokok Ya 3 25,0 1 33,3 1,000 0,770 Tidak 9 75,0 2 66,7

Pola Hidup Sedentari

Ya 2 16,7 1 33,3 0,516 0,519 Tidak 10 83,3 2 66,7

Analisis Multivariat

Pada analisis multivariat faktor- faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik, variabel bebas yang dianalisis adalah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga stroke, hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas, kebiasaan merokok, dan pola hidup sedentari. Untuk keperluan analisa, usia dibagi menjadi 2 kategori, yaitu 45 ± 52 tahun dengan 53 ± 60 tahun. Interpretasi hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik didapatkan bahwa tidak terdapat faktor yang berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik.

(9)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474 Tabel 3. Hasil Regresi Logistik Faktor ± Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Fungsi

Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Variabel

Analisis Bivariat Analisis Multivariat Fungsi Kognitif p p OR IK 95% Normal Gangguan N % n % Min Maks Usia 45 ± 52 5 83,3 1 16,7 0,842 53 ± 60 7 77,7 2 22,3 Jenis Kelamin Wanita 7 58,3 2 66,7 0,792 Pria 5 41,7 1 33,3

Riwayat Keluarga Stroke

Ya 2 16,7 1 33,3 0,519

Tidak 10 83,3 2 66,7

Hipertensi

Ya 10 83,3 1 33,3 0,080 0,999 1042 0,000 .

Tidak 2 16,7 2 66,7

Riwayat Penyakit Kardiovaskular

Ya 2 16,7 2 66,7 0,080 0,999 0,000 0,000 . Tidak 10 83,3 1 33,3 Diabetes Mellitus Ya 7 58,3 2 66,7 0,792 Tidak 5 41,7 1 33,3 Dislipidemia Ya 7 58,3 1 33,3 0,438 Tidak 5 41,7 2 66,7 Obesitas Ya 3 25,0 1 33,3 0,438 Tidak 9 75,0 2 66,7 Kebiasaan Merokok Ya 3 25,0 1 33,3 0,770 Tidak 9 75,0 2 66,7

Pola Hidup Sedentari

Ya 2 16,7 1 33,3 0,519

Tidak 10 83,3 2 66,7

(10)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474 PEMBAHASAN

Pengaruh Faktor Usia terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, tidak terdapat pengaruh dari usia terhadap gangguan kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Philip B. Gorelick et al. bahwa terjadinya gangguan fungsi kognitif pasca stroke akan meningkat seiring dengan tingginya usia. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa orang dengan usia lebih dari 60 tahun berisiko mengalami demensia vaskular 6, sedangkan dalam penelitian ini usia dari subjek penelitian berkisar antara 45 ± 60 tahun. Kemungkinan hal ini dapat menjadi alasan mengapa hasil dari penelitian ini tidak bermakna seperti penelitian tersebut.

Pengaruh Faktor Jenis Kelamin terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Hasil dari penelitian ini, tidak terdapat pengaruh faktor jenis kelamin terhadap gangguan kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Terdapat 15 subjek dengan perbandingan jumlah wanita 9 dan laki ± laki 6. Dari penelitian ini tidak didapatkan hasil yang signifikan antara pengaruh jenis kelamin wanita atau pun laki ± laki terhadap gangguan fungsi kognitif. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Maya Danovska dimana pengaruh jenis kelamin terhadap terjadinya gangguan fungsi kognitif pasca stroke masih kontradiktif dan karena jenis kelamin tidak berhubungan dengan terjadinya gangguan fungsi kognitif dalam penelitian tersebut sehingga belum bisa dikatakan bahwa jenis kelamin mempengaruhi gangguan fungsi kognitif.7 Menurut Guido Falcone, jenis kelamin lebih berpengaruh pada etiologi stroke dibanding gangguan fungsi kognitif.8

Pengaruh Faktor Riwayat Keluarga Stroke terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara riwayat keluarga terkena stroke terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Daniele Lo Coco dari University of Palermo Italy bahwa riwayat keluarga terkena stroke tidak berhubungan atau tidak berpengaruh terhadap terjadinya gangguan fungsi kognitif pasca stroke, tetapi riwayat keluarga gangguan fungsi kognitif yang dapat berpengaruh besar dalam terjadinya gangguan fungsi kognitif pre dan pasca stroke.9

(11)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474 Pengaruh Hipertensi terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pula pengaruh hipertensi terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik dalam hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Philip B. Gorelick et al. yaitu tekanan darah yang tinggi pada usia dewasa muda mempengaruhi kejadian gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut.6 Perbedaan hasil ini terjadi mengingat ada perbedaan dalam kedua penelitian ini, yaitu penelitian tersebut menggunakan metode penelitian cohort sedangkan penelitian ini menggunakan cross

sectional. Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis. Komplikasi akibat hipertensi terjadi

secara perlahan dan bersifat kronis sehingga dengan metode penelitian cross sectional sulit untuk didapatkan adanya pengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif.

Dalam penelitian ini didapatkan 11 subjek dengan hipertensi dimana 7 diantaranya menderita hipertensi derajat I (menurut JNC VII) dan 4 lainnya prahipertensi, tetapi tidak ada pengaruh antara derajat hipertensi tersebut dengan gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Hal ini bisa dikaitkan dengan hipertensi subjek yang terkontrol karena subjek mengonsumsi obat antihipertensi. Sesuai dengan pernyataan dari Laure Riuch et al.

bahwa obat antihipertensi menurunkan risiko terjadinya gangguan fungsi kognitif seperti demensia dan Alzheimer, khususnya jenis calcium channel blocker dan angiotensin system

blocker yang bisa mengurangi risiko dan perkembangan gangguan kognitif dan demensia

dengan menurunkan tekanan darah dan mempengaruhi efek saraf tertentu.10

Pengaruh Faktor Riwayat Penyakit Kardiovaskular terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pengaruh antara faktor riwayat penyakit kardiovaskular terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Beata Wozakowska-Kaplon yang menyatakan bahwa seseorang dengan penyakit kardiovaskular yaitu atrial fibrilasi akan mengalami penurunan fungsi kognitif.11 Perbedaan ini dapat saja terjadi karena perbedaan variabel penelitian dimana penelitian tersebut fokus pada atrial fibrilasi sedangkan dalam penelitian ini meneliti riwayat penyakit kardiovaskular yang non spesifik terhadap gangguan fungsi kognitif dan juga jumlah sampel yang berbeda yaitu 113 subjek dengan 15 subjek. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian Anne Be Newman dimana seseorang dengan penyakit kardiovaskular

(12)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

berisiko lebih tinggi terkena demensia.12 Perbedaan ini terjadi mengingat metode penelitian tersebut menggunakan cohort sedangkan penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa membutuhkan waktu 12 bulan untuk mengetahui pengaruh antara penyakit kardiovaskular terhadap fungsi kognitif sehingga dengan metode cross sectional sulit menemukan pengaruh tersebut.

Pengaruh Diabetes Mellitus dan Dislipidemia terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pengaruh antara diabetes mellitus maupun dislipidemia terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian C. Qiu et al. bahwa diabetes mellitus dan kadar kolesterol total pada dislipidemia pada walaupun sudah dikombinasikan dengan faktor lain tetap tidak memiliki pengaruh terhadap berkurangnya ukuran hipokampus yang akhirnya dapat menimbulkan gangguan fungsi kognitif.13 Pada penelitian ini juga tidak ditemukan pengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif.

Pengaruh Obesitas terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pengaruh antara obesitas terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Hasil penelitian ini berbeda sama penelitian Fitzpatrick et al

dimana hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang kuat antara obesitas dengan terjadinya gangguan fungsi kognitif yaitu demensia. Hal ini dikarenakan pada penelitian tersebut menggunakan waist circumference dalam menilai profil lemak subjek dimana nilai dari waist circumference tersebut memiliki hubungan yang lebih signifikan dengan terjadinya demensia, sedangkan dalam penelitian ini digunakan IMT sebagai penilaian profil lemak subjek sehingga didapatkan hasil tidak bermakna dalam pengaruh obesitas terhadap gangguan fungsi kognitif. Jumlah subjek penelitian yang jauh lebih banyak juga mempengaruhi hasil penelitian sehingga hal ini juga bepengaruh dalam perbedaan hasil penelitian ini.14

Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pengaruh antara faktor kebiasaan merokok terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Hal ini berbeda dari pernyataan Kaarin J.

(13)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

Anstey dimana lama kebiasaan merokok berpengaruh terhadap terjadinya gangguan fungsi kognitif.15 Perbedaan ini mungkin saja terjadi mengingat dalam penelitian tersebut mengukur lama subjek merokok sedangkan pada penelitian ini tidak. Penelitian tersebut juga menggunakan metode penelitian prospective cohort dimana penelitian dilaksanakan dalam waktu lama sehingga hasil yang didapatkan pun lebih maksimal sedangkan penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana penelitian hanya dilakukan dalam satu waktu sehingga tidak didapatkan hasil yang maksimal.

Pengaruh Faktor Pola Hidup Sedentari terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pengaruh antara faktor pola hidup sedentari yaitu seseorang dengan pekerjaan fisik yang kurang terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Douiri et al. yaitu seseorang dengan pekerjaan fisik yang tinggi seperti buruh cenderung lebih tinggi risikonya mengalami gangguan fungsi kognitif dibandingkan seseorang yang lebih banyak bekerja di balik meja.16 Dalam peneitian ini, 3 subjek yang mengalami gangguan fungsi kognitif satu subjek bekerja sebagai guru dan dua lainnya sebagai ibu rumah tangga dimana aktivitas fisik yang dilakukan tidak terlalu banyak.

Pengaruh Onset Stroke terhadap Gangguan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Non Hemoragik

Tidak terdapat pengaruh antara stroke dengan onset 3 bulan terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan dari Lisa Mellon et al. yang menyebutkan bahwa gangguan fungsi kognitif didapatkan lebih banyak pada penderita stroke dengan onset stroke 6 bulan. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa mengonsumsi obat antihipertensi dan antikoagulan pada pasien stroke non hemoragik dengan hipertensi dapat memperlambat terjadinya gangguan fungsi kognitif paska stroke.17 Hal ini dapat menjadi alasan dalam penelitian ini tidak terdapat pengaruh antara stroke dengan onset 3 bulan terhadap gangguan fungsi kognitif karena 4 dari 5 subjek penelitian dengan onset stroke 3 bulan memiliki riwayat hipertensi dan mengonsumsi obat ±

obat antihipertensi dan antikoagulan.

(14)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474 SIMPULAN dan SARAN

Simpulan

Faktor usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, hipertensi, riwayat penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dislipidemia, obesitas, kebiasaan merokok, dan pola hidup sedentari tidak berpengaruh terhadap gangguan fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik.

Tidak terdapat faktor ± faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif pada penderita stroke non hemoragik.

Saran

Perlu penelitian dengan waktu yang lebih lama untuk mengetahui lebih tentang pengaruh faktor ± faktor risiko stroke terhadap gangguan fungsi kognitif. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke non hemoragik dengan lokasi infark berdasarkan pemeriksaan MSCT scan yang mungkin memiliki nilai signikansi pada fungsi kognitif. Penelitian menggunakan metode penelitian yang lain untuk mengetahui pengaruh yang berjalan kronis sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Organisation WH. WHO: Stroke, Cerebrovascular accident. Stroke. doi:http://www.who.int/topics/cerebrovascular_accident/en/index.html.

2. Goldstein LB, Adams R, Alberts MJ, et al. Primary Prevention of Ischemic Stroke: A Guideline From the American Heart Association/American Stroke Association Stroke Council: Cosponsored by the Atherosclerotic Peripheral Vascular Disease

Interdisciplinary Working Group; Cardiovascular Nursing Counc. Vol 37.; 2006.

3. IRISS. Life after Stroke: The Long Term Emotional and Pyschological Needs of Stroke

Surviors and Their Carers.; 2010.

www.irss.org.uk\nhttp://www.iriss.org.uk/resources/life-after-stroke-long-term-emotional-and-psychological-needs-stroke-survivors-and-their-c.

4. Hasra IWPL, Munayang H, Kandou LFJ. Prevalensi Gangguan Fungsi Kognitif dan Depresi Pada Pasien Stroke di Irina F Blu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. 2014. 5. Wallace M, Kurlowicz L. The Mini Mental State Examination (MMSE). 1999;3(3). 6. Gorelick PB, Scuteri A, Black SE, et al. Vascular contributions to cognitive impairment

and dementia: a statement for healthcare professionals from the american heart association/american stroke association. Stroke. 2011;42(9):2672-2713.

7. Danovska M, Stamenov B, Alexandrova M, Peychinska D. POST-STROKE COGNITIVE IMPAIRMENT - PHENOMENOLOGY AND PROGNOSTIC. J IMAB. 2012;18.

(15)

JKD, Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 : 460 - 474

8. Falcone G, Chong JY. Gender Differences in Stroke Among Older Adults. Geriatr Aging. 2007;10(08):497-500.

9. Lo Coco D, Lopez G, Corrao S. Cognitive impairment and stroke in elderly patients.

Vasc Health Risk Manag. 2016;12:105-116.

10. Rouch L, Cestac P, Hanon O, et al. Antihypertensive drugs, prevention of cognitive decline and dementia: A systematic review of observational studies, randomized controlled trials and meta-analyses, with discussion of potential mechanisms. CNS Drugs. 2015;29(2):113-130.

11. Wozakowska-Kaplon B, Opolski G, Kosior D, Jaskulska-Niedziela E, Maroszynska-Dmoch E, Wlosowicz M. Cognitive disorders in elderly patients with permanent atrial fibrillation. Kardiol Pol. 2009;67(5):487-493. http://www.new.termedia.pl/showpdf.php?article_id=12458&filename=Cognitive.pdf&pr iority=1\nhttp://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&CSC=Y&NEWS=N&PAGE=fullte xt&D=emed9&AN=2009288731\nhttp://sfx.leidenuniv.nl:9003/sfx_local?sid=OVID:Em base&issn=0022-9032&isb.

12. 1HZPDQ $% )LW]SDWULFN $/ /RSH] 2 HW DO 'HPHQWLD DQG $O]KHLPHU¶V GLVHDVH

incidence in relationship to cardiovascular disease in the cardiovascular health study cohort. J Am Geriatr Soc. 2005;53(7):1101-7.

13. Qiu C, Zhang Y, Bronge L, et al. Medial temporal lobe is vulnerable to vascular risk factors in men: A population-based study. Eur J Neurol. 2012;19(6):876-883.

14. Fitzpatrick AL, Kuller LH, Lopez OL, et al. Mid- and Late-Life Obesity: Risk of Dementia in the Cardiovascular Health Cognition Study. Arch Neurol. 2009;66(3):336-342.

15. $QVWH\ .- 9RQ 6DQGHQ & 6DOLP $ 2¶.HDUQH\ 5 6PRNLQJ DV D ULVN IDFWor for dementia and cognitive decline: A meta-analysis of prospective studies. Am J Epidemiol. 2007;166(4):367-378.

16. Douiri A, Rudd AG, Wolfe CDA. Prevalence of Poststroke Cognitive Impairment.

Stroke. 2013:138-146.

17. Mellon L, Brewer L, Hall P, Horgan F, Williams D, Hickey A. Cognitive impairment six months after ischaemic stroke: a profile from the ASPIRE-S study. BMC Neurol. 2015;15(1):288.

Gambar

Gambar 1. Hubungan Faktor Usia dengan Gangguan Fungsi Kognitif
Tabel 2. Analisis Bivariat

Referensi

Dokumen terkait

PINCARUH I'I]BER{PI DOSIS IUFU( ORC^NIX.. LMAAU TABRIX KI]T,AP:\ S{IIIT

Fase perkecambahan dan pertumbuhan anakan merupakan faktor penting karena menentukan hasil akhir tebu pada saat panen (Parathasarthy, 1962).Hasil menunjukkan bahwa pemakaian

Hasil penelitian adalah persepsi masyarakat tentang pengurangan risiko bencana tanah longsor di Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas tergolong

albicans isolat klinis maupun strain ATCC yang dipaparkan SDB dengan kandungan xylitol 1% meningkat dibanding dengan kontrol (tanpa xylitol) seperti terlihat pada

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, pengetahuan, sikap, kemudahan transportasi, peran bidan dan dukungan keluarga (p&lt;0,05) dan tidak ada hubungan antara

Siswa merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan

KETERANGAN Gabungan Serikat Pekerja Manufaktur Independen Indonesia Hubungan Industrial Herzien Inlandsch Reglement Hubungan Perburuhan Pancasila International Labour

Dengan anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing di satu pihak serta relatif besarnya jumlah pinjaman perusahaan swasta dalam bentuk valuta asing baik terhadap