• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN DANA ITS TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN DANA ITS TAHUN 2020"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN UNGGULAN

DANA ITS TAHUN 2020

MODEL RISIKO PEMBIAYAAN KERJASAMA DAN

OTOMASI KEPUTUSAN UNTUK KEBERLANJUTAN

PENGEMBANGAN TRAM DI SURABAYA

Tim Peneliti :

Ketua: Christiono Utomo, ST, MT, PhD / Manajemen Konstruksi Anggota1: Ir. Ervina Ahyudanari, MSc. Ph.D / Manajemen Transportasi

Anggota 2: Gita Widhi Bawika, MMT / Manajemen Teknologi Anggota 3: Nugroho Priyo Negoro, ST. MM. MT / Manajemen Bisnis

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 RINGKASAN 6 BAB 2 PENDAHULUAN 8

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA 11

3.1 Konsep dan State of The Art 11

3.2 Peta Jalan Penelitian 13

3.3 Penelitian Terdahulu 15

BAB 4 METODE PENELITIAN 18

4.1 Konsep Riset 18

4.2 Organisasi Tim Peneliti dan Tugas 18

4.3 Bagan Alir 19

BAB 5 JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA 21

5.1. Jadwal 21

5.2. Anggaran Biaya 22

BAB 6 DAFTAR PUSTAKA 23

BAB 7 LAMPIRAN 24

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Risk Breakdown Struktur Tram Surabaya 16

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Rencana 13

Gambar 4.1

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

(6)

BAB I RINGKASAN

Ketersediaan infrastruktur adalah faktor utama penggerak perekonomian. Rendahnya tingkat investasi penyediaan infrastruktur akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pembiayaan merupakan faktor penting dalam pengembangan suatu infrastruktur dan merupakan hal yang sangat kompleks. Studi Bappenas tahun 2015 menyajikan kebutuhan pembeayaan infrastruktur transportasi pada tahun 2015 – 2019 dengan total 139 Milyar USD yang meliputi pembeayaan pemerintah sebesar 86,8 milyar USD, kerja sama 31,6 Milyar USD dan swasta 21,4 milyar USD. Besarnya kebutuhan pembiayaan infrastruktur transportasi memunculkan masalah sumber pendanaan termasuk proyek transportasi LRT sebagai kereta ringan diantaranya adalah Tram. Lebih dari 90% rencana dibatalkan atau ditunda. Ini menunjukkan kelemahan dalam pemahaman dan praktik pembiayaan dan manajemen risiko.

LRT pernah dikembangkan di beberapa kota di Indonesia seperti di Jakarta dan Surabaya dalam bentuk tram, Berbagai perencanaan LRT di Indonesia telah lama dilakukan, di Jakarta, Bandung dan Surabaya dengan rencana monorail dan LRT, serta Surabaya ditambah rencana tram. Saat ini yang sudah berlangsung pembangunannya adalah LRT di Palembang dan Jakarta. Sebagai kereta api ringan yang beroperasi di kawasan perkotaan, biaya pembangunan jalur kereta api ringan relatif lebih mahal dari moda rel yang lain karena kebutuhan teknologi tinggi dan tuntutan aspek teknis termasuk presisi yang tinggi. Biaya sebagian besar sistem LRT Tram berkisar antara USD 9 juta sampai lebih dari USD 62 juta per km. Besarnya beaya pembangunan LRT Tram menyebabkan ketidakpastian pada pembeayaan atau pendanaannya. Beberapa ketidakpastian dalam keuangan dan pembeayaan pengembangan adalah ketersediaan dana pemerintah pusat, ketersediaan dana pemerintah daerah, meningkatnya beaya investasi, keterlambatan waktu, dan peningkatan pajak.

Optimasi pembeayaan diperlukan untuk menemukan skema yang paling tepat untuk pengembangan Tram. Ada dua skema yang paling menonjol yaitu adalah pembeayaan modal sendiri melalui skema anggaran daerah atau nasional, dan pembeayaan kerjasama dengan melibatkan swata dalam hal ini menggunakan skema PPP (Publik private partnership). Ada batasan yang melekat di masing masing skema. Pada pembeayaan ekuiti, batasan nilai yang menjadi dasar persetujuan sangatlah kecil, ada juga masa konsesi yang muncu di PPP. Masing masing sumber pembiayaan memiliki biaya modal dan tingkat penerimaan resiko

(7)

pemberi modal. Pendekatan biaya modal dan resiko dari berbagai sumber dana memerlukan pendekatan dengan pilihan pemuasan seluruh pihak selain dari hasil perhitungan penerimaan finansial.

Sebagai penelitian multidisiplin, anggota tim terdiri berbagai latar belakang keilmuan dan departemen yang berbeda, Yaitu dari keilmuan manajemen konstruksi, manajemen transportasi, kerjasama pembiayaan, dan logistik. Departemen yang terlibat adalah Teknik Sipil, Manajemen Bisnis, dan Manajemen Teknologi.

Penelitian ini direncanakan selama dua tahun dalam tingkat kesiapan teknologi sampai TKT 3, sebagai bagian dari keseluruhan peta jalan penelitian hingga TKT 9 selama 6 tahun. Pada tahun pertama diharapkan bisa diselesaikan hasil hingga TKT 2 yang meliputi model empiris dan konseptual serta hubungan antar variabel, dan sistem manajemen pengetahuan untuk resiko finansial, sumber daya dan perilakunya. Pada tahun kedua direncanakan tercapai hasil model otomasi keputusan untuk seluruh shareholder atau penyandang dana, persepsi resiko, dan preferensi untuk optimasi.

(8)

BAB II PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia mulai membangun infrastruktur besar dan transportasi kereta api termasuk LRT. Berbagai bentuk LRT meliputi tram, MRT, dan monorail menjadi pilihan dibanyak negara untuk kegiatan transportasi kota. Studi [1] menyampaikan data empiris yang menunjukkan hubungan yang kuat antara ketersediaan infrastruktur dasar dengan pendapatan per kapita masyarakat di berbagai negara. Permintaan terhadap pelayanan infrastruktur akan meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Tantangan baru kota-kota di dunia diantaranya adalah terbatasnya ruang terbuka publik, ruang untuk parkir, kemacetan lalu lintas, dan standar emisi yang semakin ketat. Karenanya pilihan transportasi semakin banyak beralih moda rel yang ringan sebagai sarana transportasi yang kuat, ramah lingkungan dan juga sangat ekonomis termasuk perluasan jaringan yang ada dan pembangunan baru. Jenis ini dikenal di dunia dalam bentuk LRT dan tram yang lebih ringan. Transportasi ini sering dibandingkan dengan kendaraan mobil dan motor serta bus dan angkutan umum lainnya. Di Indonesia, moda LRT saat ini sedang mulai dikembangkan dan beroperasi, di Jakarta dan di Palembang. Meskipun sebenarnya tram memiliki sejarah panjang keberhasilan pada masa sebelum dan di awal kemerdekaan, baik tram di Jakarta mapun kota lainnya seperti Semarang, Surabaya, dan Malang, namun saat ini rencana tram di Indonesia termasuk rencana di Jakarta, Bandung dan Surabaya, belum memasuki tahap konstruksi.

Sejak lima tahun terakhir, Kota Surabaya telah merencanakan dikembangkannya moda transportasi tram sebagai bagian dari rencana transportasi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Pada awalnya rencana tram akan melayani transportasi dari selatan kota ke utara, menyatu dengan LRT yang melayani bagian timur ke barat kota Surabaya. Rencana keseluruhan ini telah sampai pada tahapan desain awal dalam bentuk Basic Engineering Design (BED) dan DED. Untuk menguji ulang perencanaan tram diperlukan sebuah pilot project dengan layanan sebagian dari rute yang telah direncanakan. Didasarkan pada BED, DED dan hasil kajian lain serta beberapa keputusan yang telah disesuaikan untuk rute pilot project, penelitian ini akan dilakukan.

Proposal ini menyajikan suatu rencana kegiatan untuk menentukan batas-batas penerimaan terhadap berbagai aspek kelayakan dari rencana pembangunan pilot project Tram Kota Surabaya. Sebuah kajian kelayakan membahas dua isu utama: (1) potensi kehadiran proyek yang diusulkan; dan (2) kinerja keuangan potensial. Masalah pertama

(9)

dibahas dalam segmen studi pasar, sedangkan masalah kedua ditujukan dalam analisis keuangan untuk menentukan penerimaan terhadap rencana pengembangan proyek. Keberhasilan sebuah proyek didefinisikan, pertama dalam bentuk penerimaan terhadap tingkat pengembalian, berupa perbandingan antara harapan dan perhitungan perencanaan. Kedua, nilai manfaat yang bisa mengatasi beaya proyek, dan ketiga penerimaan pemangku kepentingan.

Studi ini diharapkan dapat menetapkan bahwa sistem tram yang diusulkan dalam bentuk pilot project diharapkan dapat menunjukkan manfaat yang bisa diperoleh untuk memperkuat rencana lanjutan pengembangan tram di Surabaya, sekaligus untuk menguji apakah masyarakat menerima tram sebagai moda transportasi, membawa manfaat ekonomi dan menjadi pendorong bagi tahapan pengembangan tram yang lebih luas di Surabaya. Manfaat ini dapat diringkas dalam beberapa hal, yaitu:

1. Karena kemampuan tram mengangkut penumpang yang jauh lebih banyak dari penggunaan kendaraan pribadi, maka layanan tram akan menghasilkan penghematan dengan mengurangi biaya operasional kendaraan, kecelakaan, emisi dan kemacetan lalu lintas. Selain itu, karena tram meningkatkan mobilitas di sepanjang lintasan, maka akan ada lebih banyak orang memiliki akses ke perjalanan yang terjangkau dan layanan sosial. Penghematan biaya dan manfaat mobilitas secara langsung dihasilkan oleh pengguna. Layanan ini menawarkan peningkatan mobilitas dan mempromosikan penumpang baru, yang pada gilirannya menghasilkan pendapatan tambahan. Selain itu, karena kemungkinan menarik penumpang jauh dari penggunaan kendaraan pribadi untuk mengakses pekerjaan dan tujuan rekreasi dan belanja, sistem layanan tram memiliki kemampuan untuk mengurangi kemacetan di daerah pusat kota. Pengurangan kemacetan ini menghasilkan penggunaan lebih sedikit bahan bakar dan waktu bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi.

2. Manfaat pengembangan ekonomi diasumsikan menghasilkan manfaat pembangunan ekonomi besar karena investasi swasta, yang akan menghasilkan apresiasi nilai properti dan peningkatan kepadatan pembangunan. Berdasarkan pengalaman dari kota-kota lain, asumsi ini diharapkan berlaku untuk properti perumahan dan komersial. Manfaat pengembangan ekonomi ini merupakan 85% hingga 90% dari total manfaat sistem tram. Sistem layanan tram akan menstimulasi pembangunan ekonomi di sepanjang jalurnya dan sekitarnya. Peningkatan nilai properti dan kepadatan penggunaan lahan cenderung meningkat untuk penggunaan komersial dan residensial dari lahan di jalur yang dilalui. Baik melalui penggunaan lahan kosong, lahan dianggap kosong ataupun properti dalam

(10)

pengembangan. Meskipun tidak dapat dipastikan berapa banyak perkembangan yang akan terjadi, pengalaman kota-kota lain memberikan bukti kuat bahwa pembangunan ekonomi akan menjadi hal utama nilai manfaat.

3. Efek gaya hidup. Meskipun kajian ini tidak mencakup masalah gaya hidup, tram memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi gaya hidup. Secara keseluruhan, dengan mendorong masyarakat yang dapat hidup dan dinamis secara sosial dengan pembangunan perumahan baru di daerah pusat kota, tram dapat berfungsi sebagai hal yang menarik profesional muda ke sekitarnya. Besarnya efek ini tidak diketahui, tetapi hampir pasti menjadi manfaat positif.

4. Perbandingan manfaat dan biaya. Kajian studi kasus yang memasukkan nilai manfaat termasuk bentuk pengembangan kota melalui aktivitas dan kenaikan nilai lahan, angka rasio manfaat biaya berkisar pada 2,1 hingga 2,7 . Ini berarti bahwa pengembalian ekonomi selama masa pengembalian investasi minimum 20 tahun tahun diperkirakan rata rata 2,4 kali lebih besar daripada investasi yang dikeluarkan.

5. Pertimbangan manfaat dan biaya menjadi rumit karena fakta bahwa hasil di masa mendatang tidak pasti. Untuk mengatasi masalah ketidakpastian digunakan kerangka analisis risiko pada kajian yang berbeda. Dalam kerangka ini, setiap nilai dihitung untuk dua tingkat yang berbeda: risiko rendah dan risiko tinggi. Analisis risiko menunjukkan kepastian manfaat bersih. Analisis risiko menunjukkan bahwa, bahkan dengan menggunakan angka “risiko rendah” yang konservatif, sistem tram yang diusulkan memiliki manfaat ekonomi.

6. Ada manfaat lain yang mungkin muncul yaitu menjadi katalisator bagi pejalan kaki. Fasilitas pedestrian dengan street furniture yang baik telah siap di sepanjang rute yang direncanakan. Berikutnya pejalan kaki akan mendorong tumbuhnya komersial ritel dalam bentuk perdagangan, makanan dan lainnya.

(11)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep dan State of The Art

Salah satu faktor penting penting untuk LRT adalah operator kereta api. Tidak seperti kereta api rapid transit, yang dapat melakukan perjalanan tanpa pengawasan di bawah Automatic Train Operation(ATO), keamanan, operasi LRT berkualitas tinggi bergantung pada operator manusia sebagai elemen utamanya. Alasan bahwa operator begitu penting adalah karena rel kereta api sering berbagi jalur dengan mobil, kendaraan lain, dan pejalan kaki. Jika kereta sedang di jalan, tak seorang pun akan berada di sana untuk menghentikan kereta tersebut, karena diprioritaskan. LRT yang sebenarnya sangat kokoh dibangun untuk keselamatan penumpang, dan untuk mengurangi kerusakan dari dampak tubrukan dengan mobil atau kendaraan lain.

Kendaraan LRT dapat membawa penumpang 20.000 orang per jam. LRT dapat dijalankan melalui jalan-jalan kota yang ada dan taman, atau ditempatkan di median jalan. Jika berjalan di jalan-jalan, kereta api biasanya dibatasi oleh panjang blok kota sekitar empat kendaraan 180-penumpang (720 penumpang). Beroperasi pada dua menit headways menggunakan perkembangan sinyal lalu lintas, yang dirancang dengan baik sistem dua jalur dapat menangani hingga 30 kereta per jam per track, mencapai tingkat puncak lebih dari 20.000 penumpang per jam di setiap arah

Dibutuhkan investasi yang tidak sedikit, biaya per kilometer LRT sangatlah tinggi, dengan biaya per kilometer yang 5x lebih mahal daripada Bus Rapid Transit (BRT) maka diperlukan pertimbangan biaya pembangunan yang tinggi, selain dari revenue yang didapatkan dari LRT itu sendiri. Dikhawatirkan dengan biaya pembangunan yang tinggi dan dana didapat dari pinjaman pada lembaga tertentu, sehingga mengakibatkan tarif yang tinggi dan akhirnya sepi dari pengguna LRT

Pembeayaan proyek dapat didefinisikan sebagai penggalangan dana untuk membiayai investasi proyek di mana penyedia dana melihat bahwa arus kas dari proyek adalah suatu hal penting untuk pengembalian pinjaman mereka dalam proyek tersebut [2]. Dari sudut pandang smber pembeayaan pinjaman, [3] mendefinisikan sebagai sebuah pembeayaan unit ekonomi tertentu di mana arus kas dan pendapatan dari unit ekonomi tersebut memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjaman, dan aset unit ekonomi sekaligus berfungsi sebagai jaminan atas pinjaman

(12)

Pembeayaan proyek sangat menentukan keputusan tentang berbagai pilihan yang berpengaruh, misalnya desain kontrak utang, penggabungan hukum yang terpisah, distribusi kepemilikan modal dan bagaimana keputusan mempengaruhi perilaku manajerial dan nilai suatu perusahaan bisnis [2]. Menurut [3] sumber dana untuk suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri dan pinjaman. Pinjaman dapat berasal dari institusi deposito misalnya bank, investor, perusahaan asuransi, reksa dana, dana pensiun, dana pemerintah dan sebagainya. Pendapat bahwa dana untuk membiayai suatu proyek suatu badan usaha atau pemerintah daerah tidak ubahnya seperti seseorang yang ingin membangun rumah,dapat berasal dari modal sendiri ataupun dari pinjaman. Secara potensial berbagai macam sumber pembeayaan bagi suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi modal sendiri (equity capital) atau pinjaman dari luar (hutang)

Tiga mekanisme utama pembeayaa kerja sama PPP dalam infrastruktur adalah Pertama, Pemerintah dapat memilih untuk mendanai sebagian atau seluruh investasi modal dalam proyek dan melihat sektor swasta untuk membawa keahlian dan efisiensi. Ini umumnya terjadi dalam proyek yang disebut Design-Build-Operate di mana operator dibayar sekaligus untuk menyelesaikan tahap konstruksi dan kemudian akan menerima biaya operasi untuk menutupi operasi dan pemeliharaan proyek. Contoh lain adalah di mana Pemerintah memilih untuk mengeluarkan pekerjaan sipil untuk proyek melalui pengadaan tradisional dan kemudian membawa operator swasta untuk mengoperasikan dan memelihara fasilitas atau menyediakan layanan tersebut.. Bahkan di mana Pemerintah lebih suka bahwa pembiayaan dibesarkan oleh sektor swasta, semakin banyak Pemerintah mengakui bahwa ada beberapa aspek proyek atau beberapa risiko dalam proyek yang mungkin lebih mudah atau lebih masuk akal untuk diambil oleh Pemerintah.

Kedua, operator swasta dapat menerima untuk membiayai sebagian dari investasi modal untuk proyek dan memutuskan untuk mendanai proyek melalui pembiayaan perusahaan - yang akan melibatkan mendapatkan pembiayaan untuk proyek berdasarkan pada neraca dari operator swasta daripada proyek itu sendiri. Ini biasanya mekanisme yang digunakan dalam proyek bernilai lebih rendah di mana biaya pembiayaan tidak cukup signifikan untuk menjamin mekanisme pembiayaan proyek atau di mana operator begitu besar sehingga memilih untuk mendanai proyek dari neraca sendiri. Manfaat dari keuangan perusahaan adalah bahwa biaya pendanaan akan menjadi biaya pendanaan dari operator swasta itu sendiri dan oleh karena itu biasanya lebih rendah daripada biaya pendanaan keuangan proyek. Ini juga kurang rumit daripada pembiayaan proyek. Namun, ada biaya peluang yang melekat pada pembiayaan perusahaan karena perusahaan hanya akan dapat

(13)

menaikkan tingkat keuangan terbatas terhadap ekuitasnya (rasio utang terhadap ekuitas) dan semakin banyak investasi dalam satu proyek, semakin sedikit dana itu akan tersedia untuk mendanai atau berinvestasi dalam proyek lain.

Ketiga, salah satu yang paling umum dan seringkali paling efisien biasanya mengambil bentuk pinjaman terbatas yang memiliki hak untuk melaksanakan konstruksi dan operasi proyek. Ini biasanya digunakan dalam pembangunan baru atau situasi perbaikan yang ekstensif dan karenanya tidak memiliki bisnis yang ada. Akan bergantung pada aliran pendapatan dari pengaturan kontrak dan / atau dari tarif dari pengguna akhir yang hanya akan dimulai setelah konstruksi selesai dan proyek sedang beroperasi. Oleh karena itu, ini adalah perusahaan yang berisiko dan sebelum mereka setuju untuk memberikan pembiayaan kepada proyek, pemberi pinjaman akan ingin melakukan uji tuntas yang ekstensif terhadap kelayakan potensi proyek dan tinjauan terperinci mengenai apakah alokasi risiko proyek melindungi perusahaan proyek secara memadai.

3.2 Peta Jalan Penelitian

Peta jalan penelitian hingga TKT 9 disajikan di Gambar berikut. Berturut turut secara konseptual maupun empiris membangun model dan penerapan untuk optimasi resiko pembiayaan pembangunan LRT di Indonesia. Lima hasil dijalankan dalam enam tahun penelitian dengan masing masing mencapai satu sampai dua TKT

Gambar 3.1 Peta Rencana

Tram di Surabaya direncanakan dengan panjang rencana keseluruhan 22,5 km dan dengan rute pilot project sepanjang 6,86 km. Kendaraan kereta ringan Tram Surabaya telah diteliti dan dikembangkan selama lebih dari 5 tahun dan dirancang untuk memberikan standar

(14)

keamanan, kenyamanan dan presentasi kontemporer, sambil menawarkan biaya operasi dan pemeliharaan ekonomi yang terjangkau. Meskipun tram memiliki sejarah di kota-kota besar di Indonesia pada masa lalu, namun dalam bentuk modern, sebagai proyek yang dikembangkan untuk pertama kalinya bagi Indonesia dan Pemerintah Kota Surabaya, memiliki ketidakpastian yang sangat tinggi. Kajian manajemen risiko diperlukan untuk memahami ketidakpastian tersebut dan mengukurnya serta menyiapkan rencana mitigasi.

Penelitian ini akan menjelaskan cara untuk menghindari atau mengurangi risiko yang teridentifikasi. Lingkup risiko yang dikaji mengikuti tahapan proyek yang terdiri dari tahap perencanaan dan desain, tahap pembangunan, dan tahap operasional. Keseluruhan risiko yang dikaji berjumlah 19 meliputi pembeayaan investasi, lingkungan dan sosial, pengadaan lahan, desain, sumber daya, penyelesaian proyek, konstruksi, kinerja, perubahan teknologi, politik, force majeure, nilai tukar uang dan interest rate, asuransi, inflasi, perawatan, permintaan, perubahan hukum dan peraturan, kecelakaan, dan strategi.

Penelitian ini tidak hanya akan berfokus pada aspek manajemen risiko konstruksi tetapi menggunakan pendekatan sistematis dan keseluruhan untuk mengidentifikasi risiko dan menganalisis kemungkinan terjadinya dan dampak dari risiko. Mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang terkait dengan pengembangan tram Surabaya dari pemangku kepentingan proyek dan perspektif siklus hidup berarti bahwa risiko yang diidentifikasi meliputi tahap perencanaan dan desain, tahap pembangunan dan konstruksi, dan tahap pengelolaan. Dalam rencana penelitian ini, dimulai dari 19 kelompok resiko yang diturunkan menjadi 61 kejadian resiko yang diperoleh dari tiga tahap dalam siklus proyek dan diidentifikasi, dianalisa serta diajukan perencanaan mitigasinya.

Sebagai kegiatan enjinering dalam skala besar, mengelola proyek tram memiliki tantangan dalam pengelolaan risiko. Manajemen risiko yang sukses dan efektif membutuhkan pemahaman yang jelas tentang risiko yang dihadapi oleh proyek dan bisnis. Ini melibatkan lebih dari sekadar daftar risiko yang teridentifikasi dan berdampak pada tujuan. Sejumlah data risiko yang dihasilkan selama proses kajian disusun untuk membantu pemahaman dan interpretasinya, dan untuk memungkinkannya digunakan sebagai dasar untuk bertindak. Kerangka kerja Risk Breakdown Structure (RBS) yang hierarkis digunakan untuk menguraikan sumber-sumber risiko potensial menjadi lebih detail. RBS sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi risiko, penilaian dan pelaporan, dan kemampuan untuk memberikan wawasan baru ke dalam paparan risiko keseluruhan pada proyek. RBS menjadi alat dalam membantu memahami dan mengelola risiko.

(15)

3.3 Penelitian Terdahulu

Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai cara sistematis untuk melihat area risiko dan secara sadar menentukan bagaimana masing-masing harus diperlakukan. Sebagai alat manajemen yang bertujuan mengidentifikasi sumber risiko dan ketidakpastian, menentukan dampaknya, dan mengembangkan tanggapan manajemen yang tepat. Metode manajemen risiko yang efektif dapat membantu untuk memahami jenis risiko apa yang dihadapi, juga bagaimana mengelola risiko-risiko ini dalam fase-fase proyek yang berbeda.

Penelitian sebelumnya terutama berfokus pada identifikasi dampak risiko pada satu aspek strategi proyek dengan memperhatikan biaya, waktu dan keselamatan. Beberapa peneliti menyelidiki manajemen risiko untuk proyek konstruksi dalam konteks fase proyek tertentu, seperti fase konseptual / kelayakan, fase desain, fase konstruksi, daripada dari perspektif siklus hidup proyek. Selain itu, ada penelitian yang menyelidiki risiko dari perspektif pemangku kepentingan proyek. Sebagai bagian dari proyek yang jauh lebih besar yang bertujuan untuk mengartikulasikan dan mengelola risiko utama yang terkait dengan pengembangan proyek.

Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, yang merupakan kondisi penyebab

timbulnya risiko sehingga mengakibatkan keragu-raguan seseorang mengenai

kemampuannya untuk meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang akan terjadi di masa datang. Kondisi yang tidak pasti itu disebabkan oleh, antara lain:

1) Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir atau menghasilkan, dimana makin panjang tenggang waktu makin besar ketidakpastiannya. 2) Keterbataan informasi yang tersedia dalam penyusunan rencana.

3) Keterbatasan pengetahuan/kemampuan/teknik pengambilan keputusan dari perencana. Secara garis besar ketidakpastian dapat diklasifikasikan ke dalam:

1) Ketidakpastian ekonomi, yaitu kejadian-kejadian yang timbul sebagai akibat kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya perubahan sikap konsumen, perubahan harga, perubahan teknologi, penemuan baru, dan sebagainya.

2) Ketidakpastian alam, yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku alam, misalnya badai, banjir, tanah longsor, dan sebagainya

3) Ketidakpastian kemanusiaan, yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia.

Risk Breakdown Structure dari beberapa penelitian terdahulu disajikan dalam Tabel 3.1.

(16)

Tabel 3.1 Risk Breakdown Struktur Tram Surabaya

Tingkat 1 Tingkat 2 Konten

Tahap perencanaan dan desain

1 Pembeayaan investasi

Sumber dana, konflik kerjasama pembiayaan, penerimaan anggaran DPRD

2 Lingkungan dan sosial

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi proyek dan risiko kerusakan lingkungan atau komunitas lokal.

3 Pengadaan lahan Risiko memperoleh hak atas tanah yang akan digunakan, pemilihan lokasi dan kondisi geofisik. Perencanaan ijin, Hak akses dan keamanan, cagar budaya/arkeologi, instalasi utilitas eksisting, polusi, persoalan laten yang ada sampai saat ini

4 Desain Risiko bahwa proyek belum dirancang secara memadai untuk tujuan yang diperlukan. studi kelayakan, persetujuan desain, dan perubahan desain

Tahap

pembangunan

5 Risiko sumberdaya Risiko bahwa sumber daya yang diperlukan proyek terganggu atau biaya meningkat. 6 Penyelesaian proyek Risiko tepat waktu dan sesuai anggaran serta

konsekuensi kehilangan salah satu dari dua kriteria tersebut.

7 Konstruksi Sengketa perburuhan, hubungan dalam manajemen proyek, kerusakan pada saat komisioning, pelanggaran hak, standar penjaminan mutu, kerusakan/cacat, konflik kontraktor, cost dan time overran,

8 Kinerja Risiko bahwa aset mampu mencapai kinerja yang ditetapkan. Gangguan polusi proyek, pemenuhan persyaratan, Kesehatan dan keselamatan, Perusakan, Peralatan menjadi usang secara premature, Ekspansi dan segregasi dari lalu lintas.

Tahap operasional

9 Perubahan teknologi Risiko bahwa teknologi baru yang muncul tiba-tiba menggantikan teknologi yang mapan yang digunakan dalam sektor kereta api ringan

(17)

10 Politik Risiko intervensi pemerintah, diskriminasi, penyitaan atau pengambilalihan proyek, Penganggaran sektor publik.

11 Force majeure Risiko bahwa kejadian tak terduga terjadi yang berada di luar kendali pihak-pihak dan menunda atau melarang kinerja.

12 Nilai tukar uang dan interest rate

Risiko fluktuasi mata uang dan atau tingkat bunga selama umur proyek.

13 Asuransi Risiko bahwa asuransi untuk risiko tertentu adalah atau menjadi tidak tersedia.

14 Inflasi Risiko bahwa biaya proyek meningkat lebih dari yang diharapkan.

15 Perawatan Risiko mempertahankan aset dengan standar dan spesifikasi yang tepat untuk masa pakai proyek, Peningkatan biaya pemeliharaan karena

peningkatan volume, Perkiraan yang salah dan pembengkakan biaya.

16 Permintaan Ketersediaan volume dan kualitas terhadap transportasi tramatau permintaan untuk produk layanan tram oleh konsumen / pengguna. 17 Perubahan

hukum/peraturan

Risiko perubahan hukum dan mempengaruhi kemampuan proyek untuk melakukan dan harga di mana kepatuhan terhadap hukum dapat dipertahankan, Perubahan dalam perpajakan. 18 Kecelakaan Risiko terjadinya kecelakaan antara pejalan kaki

dan pengguna sepeda motor dan kendaraan lain dengan Tram

(18)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Konsep Riset

Ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) penyusunan risk breakdown structure (RBS) pembangunan tram kota Surabaya mulai tahap perencanaan dan desain, tahap pembangunan, hingga tahap operasional, (2) identifikasi resiko yang mungkin terjadi pada keseluruhan tahapan pembangunan rram meliputi pembeayaan investasi, lingkungan dan sosial, pengadaan lahan, desain, sumber daya, penyelesaian proyek, konstruksi, kinerja pelaksanaan konstruksi, perubahan teknologi, politik, nilai tukar uang, asuransi, inflasi, perawatan, permintaan pasar, perubahan hukum dan peraturan, kecelakaan operasional, dan kemungkinan perubahan strategi pengelolaan, (3) menganalisa dan mengukur potensi resiko yang teridentifikasi,serta menyusun klasifikasi potensi resiko yang ada dengan menganalisa, mensintesa dan mengelola resiko melalui perencanaan mitigasi terhadap resiko yang ada berdasarkan klasifikasi resiko yang dihasilkan.

4.2 Organisasi Tim Peneliti dan Tugas

Tabel 4.1 Anggota Tim dan Tugas

No Nama / NIDN Kompetensi

Bidang Ilmu

Tanggung Jawab dan Uraian Tugas

1 Christiono Utomo, ST., MT., Ph.D / 0019036707

Teknik Sipil / Manajemen Konstruksi

1. Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan penelitian

2. Membuat penjadualan dan pembagian tugas.

3. Melakukan monitoring perkembangan tahap pengumpulan data, analisa dan hasil penelitian

4. Persetujuan laporan penelitian. 2 Ir. Ervina Ahyudanari, MSc.

PhD / 0024026906

Teknik Sipil / Manajemen Transportasi

1. Melakukan monitoring perkembangan tahap pengumpulan data, analisa dan hasil penelitian.

2. Studi pustaka; membuat rumusan masalah; membuat rancangan

(19)

metodologi; membuat rancangan kuisioner; merumuskan hasil analisa faktor.

3 Gita Widi Bhawika, S.ST., M.MT. /0011128801

Manajemen Teknologi

1. Ikut aktif dalam tahap studi pustaka; membuat rumusan masalah; membuat rancangan metodologi; membuat rancangan kuisioner; melakukan tahap analisa dan merumuskan hasil analisa faktor.

2. Membuat laporan penelitian. 4 Nugroho Priyo Negoro, ST,

MT. / 0001077601

Manajemen Bisnis

1. Ikut aktif dalam tahap studi pustaka; membuat rumusan masalah; membuat rancangan metodologi; membuat rancangan kuisioner; melakukan tahap analisa dan merumuskan hasil analisa faktor

2. Membuat laporan penelitian 3 Mahasiswa Manajemen

Konstruksi

1. Pelaksana survey 2. Kompilasi data 3. Analisa data 4 Staf Laboratorium Manajemen

Konstruksi

Administrasi umum dan keuangan

(20)
(21)

BAB V

JADWAL DAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

Tahun ke-1

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Studi pendahuluan kepustakaan v

2 Observasi awal v

3 Perumusan topik penelitian v

4 Perumusan masalah riset usulan v v

5 Penetapan metode riset usulan v v

6 Rancangan survey v

7 Tryout dan evaluasi instrumen v

8 Penyebaran kuosioner survey v v v

9 Studi kasus awal tram Jakarta

Palembang v v

10 Studi kasus awal tram Kuala

Lumpur v v v

11 Kompilasi data v v

12 Analisa resiko pembiayaan v

13 Perumusan model empiris v v

14 Penetapan kesimpulan v

15 Penyusunan laporan v v v

16 Penulisan paper konseptual v v v

17 Penulisan paper hasil v v

Tahun ke-2

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Rancangan usulan riset v v

2 Kompilasi dan penetapan kasus v

3 Rancangan studi kasus v v

4 Pengumpulan data kasus v v v

5 Pengujian model empiris v

6 Analisa dan sintesa v v

7 Model dasar produk optimasi

pembiayaan v v v

8 Desain model opsi kepuasan beaya

modal v

9 Penetapan kesimpulan v

10 Penyusunan laporan v v v

11 Penulisan paper model resiko v v v

(22)

Rencana Anggaran Biaya

Total anggaran untuk Tahun pertamu sebesar Rp 104.795.000 dan untuk anggaran tahun Kedua sebesar Rp 105.270.000

ITEM Honor per jam Waktu (jam/ming gu)

Minggu Tahun 1 Minggu Tahun 2

HONOR Administrasi riset 25,000 20 10 5,000,000 10 5,000,000

Analis data 30,000 20 5 3,000,000 5 3,000,000

Surveyor 25,000 40 8 8,000,000 2 2,000,000

Programmer 40,000 20 0 0 5 4,000,000

16,000,000 14,000,000

PERJALANANKonferensi Internasional Luar indonesia, tiket, hotel, taxi, harian

7,500,000 1 2 7,500,000 2 15,000,000

Perjalanan Survey Dalam kota surabaya

125,000 3 21 7,875,000 10 3,750,000

Oservasi studi kasus Dalam kota surabaya

125,000 3 10 3,750,000 10 3,750,000

Observasi studi kasus Luar negeri 15,000,000 3 0 0

Pertemuan diskusi Dalam kota surabaya

125,000 9 8 9,000,000 8 9,000,000

19,125,000 22,500,000

BELANJA LAINKonferensi Internasiona Registrasi 7,500,000 1 2 15,000,000 2 15,000,000

Penyusunan laporan Bundel laporan 25,000 3 3 225,000 2 150,000

Proofreding Paper publikasi internasional

250,000 10 1 2,500,000 1 2,500,000

FGD Akomodasi 250,000 3 10 7,500,000 9 6,750,000

Diseminasi Akomodasi 2,500,000 3 2 15,000,000 2 15,000,000

Luaran Paper Q1 Open accsess 21,000,000 1 1 21,000,000 1 21,000,000

61,225,000 60,400,000

BAHAN HABISPeralatan kantor rapat dan dikumentasiSewa LCD, kamera, komputer, printer 50,000 1 50 2,500,000 50 2,500,000 ATK Kertas 35,000 1 5 175,000 10 350,000 Tinta 250,000 1 5 1,250,000 10 2,500,000 Kuosioner Cetak 500 1 2,000 1,000,000 500 250,000 Kirim 500 1 2,000 1,000,000 500 250,000

Diskusi koordinasi Konsumsi 35,000 9 8 2,520,000 8 2,520,000

8,445,000 8,370,000

(23)

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Noor, H. F. (2007), Ekonomi Manajerial, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta

2. Finnerty, J.D. (2007), Project Financing Asset Based Financing Engineering, Second Edition, John Wiley & Son Inc., New Jersey, USA

3. Merna, A. & Chu, Y. (2010), Project Finance in Construction – A Structured Guide to Assessment, JohnWiley & Sons, Ltd, England

4. Tan, W. (2007), Principles of Project & Infrastructure Finance, New York, USA 5. Morrison, R. (2018) Principles of Project Finance. Gower

6. Ashley, M. (2013) Managing Cost Risk & Uncertainty In Infrastructure Projects. Institute of Risk Management

7. Cervero, R. (2007). Journal report: light rail transit and urban development. Journal of the American Planning Association 50(2): 133-147

8. Pan, Q. (2013). The impacts of an urban light rail system on residential property values: a case study of the Houston METRORail transit line. Transportation Planning and Technology 36(2): 145-169

9. Hodgson, P. & Potter, S. (2010). Refining light rapid transit typology: a UK perspective. Transportation Planning and Technology 33(4): 367-384

10. Currie, G. & Burke, M. (2013). Light Rail in Australia – Performance and Prospects. Proceedings Australasian Transport Research Forum 2-4 October, Brisbane: 1-17 11. Carpintero, S. & Petersen, O.H. (2014). PPP projects in transport: evidence from light

rail projects in Spain. Public Money & Management 34 (1): 43-50

12. Cornillie, T.C. (2017). Light rail systems: principles – technology – operation – financing. Transport Reviews 37(6): 808-810

13. Lesley, L. (2009). Value for money in urban transport public expenditure: The case of light rail. Public Money & Management 13(1): 27-33

(24)

BAB VII

LAMPIRAN

I. Ketua

a Nama Lengkap Christiono Utomo, ST. MT. PhD b NIP / NIDN 196703192002121005 /

c Fungsional/Pangkat/Gol. Lektor Kepala/IIID/Penata Tingkat 1

d Bidang Keahlian Manajemen konstruksi dan keuangan proyek e Departemen /Fakultas Teknik Sipil / FTSPK

f Alamat Rumah dan No.Telp Jl. Manyar Tirtoyoso Selatan I, 031-5940289, 087773336036

g Riwayat Penelitian 1. Pengembangan model kinerja properti residensial bertingkat tinggi pada peningkatan keberlanjutan tata ruang perkotaan, riset dua tahun 2018-2019. Penelitian Dasar Ristek Dikti dengan nilai kontrak total Rp 280 juta, sebagai Ketua Tim peneliti.

2. Pengembangan tata ruang pasar perkotaan untuk produktivitas lahan tertinggi dan terbaik

berwawasan lingkungan, riset dua tahum 2017-2018. Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi Ristek Dikti dengan nilai kontrak total Rp 320,5 juta, sebagai Ketua Tim Peneliti

h Publikasi 1. Agreement options for negotiation on material location decision of housing development (2020). Construction Innovation, Emerald (Scopus Q1) – Article in Press

2. Theoretical framework of collaborative design issues (2014). Jurnal Teknologi 70(7): 47-53

i Paten -

j Tugas Akhir 1. Analisa Produktivitas Tertinggi dan Terbaik pada Penggunaan Lahan Pasar Genteng Baru Surabaya (2016). Rintih PA Kasih, S1 Teknik Sipil

2. Alternatif Penggunaan Tertinggi dan Terbaik pada Lahan Pasar Blauran Surabaya (2016). Mifta Afiata, S1 Teknik Sipil.

(25)

Tesis 1. Peranan Urban Farming dalam menarik minat beli konsumen pada Real Estate Perumahan di

Surabaya (2014). Ayu Kemala Ghana, S2 Perancangan Real Estate.

2. Model Teoritis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Manajemen Pengetahuan pada Keberhasilan Kolaborasi Desain (2015). Yuni Ulfiyati, S2 Teknik Sipil, bidang Manajemen Konstruksi Disertasi 1. Model Kolaborasi Desain Proyek Konstruksi di

Indonesia (2015) Yani Rahmawati, S3 Teknik Sipil, bidang Manajemen Konstruksi

2. Pemodelan Estimasi Nilai Tanah Akibat Perkembangan Infrastruktur Jalan di Surabaya (2016) Nyoman Dita Pahang Putra, S3 Teknik Sipil, bidang Manajemen Konstruksi

II. Anggota Peneliti 1

a Nama Lengkap Ir. Ervina Ahyudanari, MSc., PhD. b NIP / NIDN 196902241995122001

c Fungsional/Pangkat/Gol. Lektor Kepala/IVA/Pembina d Bidang Keahlian Manajemen Transportasi e Departemen /Fakultas Teknik Sipil / FTSPK

III. Anggota Peneliti 2

a Nama Lengkap Nugroho Priyo Negoro, ST., MM., MT. b NIP / NIDN 0001077601

c Fungsional/Pangkat/Gol. Lektor /IIIC

d Bidang Keahlian Pembiayaan Kerjasama, PPP e Departemen /Fakultas Manajemen Bisnis

IV. Anggota Peneliti 3

a Nama Lengkap Gita Widi Bhawika, S.ST. M.MT. b NIP / NIDN 0011128801

c Fungsional/Pangkat/Gol. Asisten Ahli/ IIIB d Bidang Keahlian Persediaan dan logistik e Departemen Manajemen Teknologi

(26)

DATA USULAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL DANA LOKAL ITS 2020

1. Judul Penelitian

MODEL RISIKO PEMBIAYAAN KERJASAMA DAN OTOMASI KEPUTUSAN UNTUK KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN TRAM DI SURABAYA

Skema : PENELITIAN UNGGULAN ITS (DASAR MULTIDISIPLIN)

Bidang Penelitian : Manufaktur, Transportasi dan Logistik Topik Penelitian : Transportation & Logistics Engineering 2. Identitas Pengusul

Ketua Tim

Nama : Dr Christiono Utomo S.T., M.T.

NIP : 196703192002121005

No Telp/HP :

-Laboratorium : Laboratorium Manajemen Konstruksi

Departemen/Unit : Departemen Teknik Sipil

Fakultas : Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian

Anggota Tim

No Nama Lengkap Asal Laboratorium Departemen/Unit Perguruan

Tinggi/Instansi 1 Dr Christiono Utomo S.T., M.T. Laboratorium Manajemen Konstruksi Departemen Teknik Sipil ITS 2 Ir. Ervina Ahyudanari ME, PhD Laboratorium Perhubungan dan Bahan Konstruksi Jalan

Departemen Teknik Sipil ITS 3 Nugroho Priyo Negoro ST, SE, M.T. Departemen

Manajemen Bisnis ITS

4 Gita Widi Bhawika S.ST.,M.MT Laboratorium Komputasi Bisnis Departemen

Manajemen Teknologi ITS

3. Jumlah Mahasiswa terlibat : 0

4. Sumber dan jumlah dana penelitian yang diusulkan

a. Dana Lokal ITS 2020 :

b. Sumber Lain :

(27)

115.000.000,-Tanggal Persetujuan Nama Pimpinan Pemberi Persetujuan Jabatan Pemberi Persetujuan Nama Unit Pemberi Persetujuan QR-Code 09 Maret 2020 Erwin Widodo ST., M.Eng. Kepala Pusat Penelitian/Kajian/Unggulan Iptek Manufaktur, Transportasi dan Logistik 09 Maret 2020 Agus Muhamad Hatta , ST, MSi, Ph.D Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Gambar

Gambar 3.1 Peta Rencana
Tabel 4.1 Anggota Tim dan Tugas
Gambar 4.1 Proses Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pemetaan bidang Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dengan mengikut sertakan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan instansi

Sebagai sebuah kawasan yang disusun oleh berbagai tipe ekosistem hutan maka dinamika yang paling umum yang dapat ditemukan pada kawasan Taman Nasional

Jurnal Hukum Ekonomi Islam (JHEI) Vol. 6 Menurut Valanciene L dan Jegeleiciute, Crowdfunding merupakan metode yang menghubungkan antara entrepeneur yang membutuhkan pendanaan guna

cukup banyak dan menyebar di gedung- gedung yang berbeda sehingga jangkauan video yang terekam dapat lebih luas. Dengan pelatihan penggunaan dan manajemen

Anak-anak di desa ini mulai dari kecil sudah diajari bagaimana cara menenun ulos, karena menurut orang tua ulos adalah masa depan anak-anaknya apabila orang tua

Tabel 14 di atas menunjukan besarnya nilai mean atau nilai rata-rata dan standar deviasi untuk variabel  Organizational Citizenship Behavior  yang diukur 

karyawan terhadap prosedur atau peraturan dalam melakukan pekerjaan. 4) Kualitas pekerjaan, merupakan kesempurnaan hasil pekerjaan, kerapihan, kebenaran prosedur kerja,

Antena monopole yang dirancang dengan analisis elemen groundplane,elemengroundplane dibuat menyerupai struktur satelit yang berukuran 1U (10 x 10 x 10 cm)Teknik deployment