• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

9 2.1.1 Good Corporate Governance

2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance

Good corporate governance merupakan suatu prinsip dasar pengelolaan perusahaan secara transparan, akuntabel dan adil sesuai dengan aturan dan etika yang berlaku umum.

Malaysia High Level Finance Committee for Corporate Governance

dalam Tunggal menyebutkan bahwa good corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis guna meningkatkan kemajuan dan akuntabilitas perusahaan sehingga pada jangka panjang mampu mendobrak value perusahaan tanpa mengabaikan kepentingan semua stakeholders. (Tunggal, 2009 : 34)

Menurut keputusan Mentri BUMN No. KEP 117 /M-MBU12002 Tahun 2002 menyatakan bahwa Good Corporate Governance adalah:

“suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan-undangan dan nilai-nilai etika.”

(2)

10

2.1.1.2 Pinsip-prinsip Good Corporate Governance

Berdasarkan Peraturan menteri BUMN PER-01/MBU/2011 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang dimaksud dalam Keputusan ini meliputi:

1. Transparansi (transparancy), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan;

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan korporasi yang sehat;

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.

Berdasarkan Agoes dan Ardana (2013:103) prinsip-prinsip good corporate governance adalah sebagai berikut:

(3)

a. Kewajaran (fairness)

Merupakan prinsip agar pengelola memperlalukan semua pemangku kepentingan secara adil dan setara, baik pemangku kepentingan primer (pemasok, pelanggan, karyawan, pemodal) maupun pemangku kepentingan sekunder (pemerintah, masyarakat, dan lainnya). Hal ini yang memunculkan stakeholders (seluruh kepentingan pemangku kepentingan), bukan hanya kepentingan

stockholders (pemegang saham saja). b. Transparansi (transparancy)

Artinya kewajiban bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi. Keterbukaan dalam menyampaikan informasi saja juga mengandung arti bahwa informasi harus lengkap, benar, dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan. Tidak boleh ada hal-hal yang dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-tutupi, atau ditunda-tunda pengungkapannya.

c. Akuntabilitas (accountability)

prinsip ini dimana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan (financial statement) yang dapat dipercaya. Untuk itu, diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban setiap organ sehingga pengelolaan berjalan efektif.

(4)

12

d. Pertanggung jawaban (responsibility)

Prinsip dimana para pengelola wajib memberikan pertanggung jawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku kepentingan. Prinsip tanggung jawab ada konsekuensi logis dari kepercayaan dan wewenang yang diberikan oleh para pemangku kepentingan kepada pengelola perusahaan. e. Kemandirian (independency)

Artinya suatu keadaan dimana para pengelola dalam mengambil keputusan bersifat professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan, dan bebas dari tekanan/pengaruh dari manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan yang sehat.

2.1.1.3 Unsur-unsur Good Corporate Governance

Unsur-unsur Dalam Corporate Governance menurut Tunggal (2009:36) yaitu sebagai berikut:

1. Shareholders

Kerangka yang dibangun dalam corporate governance harus mampu melindungi hak-hak pcmcgang saham. Hak (Rights) tersebut mencakup hak-hak dasar pemegang saham, yaitu:

a. Hak untuk menghadiri dan ikut berperan memberikan suara dalam Rapat Umum Pcmegang Saham (RUPS).

b. Hak untuk memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan secara berkala dan teratur.

(5)

c. Hak untuk memperoleh pembagian keuntungan perusahaan.

2. Board of Commissioners

Komisaris memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan supervisi atas semua kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan pertimbangan (advices) jika dibutuhkan.

3. Board of Directors

Direksi harus terdiri atas orang-orang yang berkarakter baik dan memiliki pengalaman mengendalikan Perusahaan. Direksi harus mengendalikan perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan dan pemegang saham.

4. Audit System

Khusus untuk Perusahaan yang sudah Go Public dibutuhkan suatu pemeriksaan yang profesional dan independen atas pembukuan yang telah dilakukan (accounting practices).

5. Corporate Secretary

Tugas utamanya adalah sebagai pihak yang menjembatani antara Perusahaan dan Investor (Investor Relation) di samping juga sebagai

Compliance Officer dan kustodian dokumen-dokumen panting Perusahaan.

6. Stakeholders

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah masyarakat di mana Perusahaan beroperasi, pegawai, Pelanggan, Pemasok, Kreditur dan kelompok-kelompok lainnya yang berpengaruh terhadap kelangsungan Perusahaan.

(6)

14

7. Disclosure

Perusahaan seyogianya berinisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya diwajibkan oleh hukum tetapi juga hal-hal penting yang berkaitan dengan pembuatan keputusan oleh investor, pemegang saham, kreditur dan pemegang kepentingan lainnya. Perusahaan harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan.

2.1.1.4 Tujuan Good Corporate Governance

Tujuan dari penerapan good corporate governance menurut Tunggal (2009 : 34)adalah sebagai berikut :

1. Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan. 2. Aktiva perusahaan dijaga dengan baik.

3. Perusahaan menjalankan praktik-praktik bisnis yang sehat 4. Kegiatan-kegiatan perusahaan dilakukan dengan transparan

Menurut keputusan menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 yang kemudian diubah menjadi PER-01/MBU/2011, tujuan dari penerapan GCG pada BUMN adalah:

1. mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan BUMN;

(7)

2. mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero/Organ Perum;

3. mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN;

4. meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;

5. meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional 2.1.1.5 Manfaat Menerapkan Good Corporate Governance

Terdapat 5 (lima) manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang menerapkan good corporate governance menurut Herry (2018 : 83) yaitu sebagai berikut:

1) GCG secara tidak langsung akan dapat mendorong pemanfaatan sumber daya perusahaan kearah yang lebih efektif dan efisien.

2) GCG dapat membantu perusahaan dalam hal menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui perbaikan kepercayaan investor dan kreditor domestic maupun internasional.

3) Membantu pengelolaan perushaan dalam memastikan/menjamin bahwa perusahaan telah taat pada ketentuan, hukum, dan peraturan.

4) Membantu manajemen dan corporate board dalam pemantauan penggunaan asset perusahaan.

(8)

16 5) Mengurangi korupsi

2.2.1 Audit Internal

2.2.1.1 Pengertian Audit Internal

Audit Internal merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. (Mulyadi, 2010:211)

Definisi Audit Internal menurut Standar Profesi Audit Internal (2004:9) adalah sebagai berikut:

“Untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi, audit internal membantu organisasi, audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance”

Committee of Sponsoring Organization (COSO) mendefinisikan audit internal sebagai suatu proses yang dijalankan dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya dari suatu organisasi didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam penacapaian: 1) efektivitas dan efisensi operasi, 2) keandalan laporan keuangan, 3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (Arens, 2008:65)

2.2.1.2 Fungsi Audit Internal

Fungsi audit internal adalah salah satu fungsi penilaian bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. (Tugiman, 2006 : 11)

(9)

menyebutkan bahwa fungsiaudit internal adalah sebagai berikut:

“Fungsi audit internal harus ditempatkan pada posisi yang memungkinkan fungsi tersebut memenuhi tanggung jawabnya. Independensi akan meningkat jika fungsi audit internal memiliki akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan atau Dewan Pengawas Organisasi.”

2.2.1.3Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Tujuan audit internal mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian efektif dengan biaya yang wajar (Tugiman, 2006 : 11)

Menurut Agoes (2012:222) menyebutkan bahwa tujuan audit internal adalah sebagai berikut :

“Audit internal bertujuan untuk membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.”

Untuk mencapai tujuan tersebut, audit internal harus melakukan kegiatan- kegiatan berikut:

1. Menelaah dan menilai kebaikan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian internal, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dan biaya yang tidak terlalu mahal.

2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana-rencana dan prosedur- prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

(10)

18

3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.

4. Memastikan bahwa pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.

5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh manajemen.

6. Menyerahkan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas

Ruang lingkup audit internal menurut Tugiman (2006,99) adalah sebagai berikut:

“ruang lingkup audit internal menilai keefektifan sistem pengendalian intern serta mengevaluasi terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas dan tanggung jawab pelaksanaan yang diberikan.”

2.2.1.4Tugas dan Tanggung jawab Auditor Internal

Tugas auditor internal adalah menyelidiki dan menilai pengendalian dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi, audit internal juga bertanggung jawab untuk memantau kinerja pengendalian internal entitas yang diperiksanya. (Mulyadi, 2010 : 211)

Menurut Tugiman (2006 : 11) menyebutkan Tanggung jawab auditor internal adalah sebagai berikut:

”audit internal berkewajiban untuk menyediakan informasi tentang kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas suatu pelaksanaan tanggung jawab yang ditugaskan.”

(11)

2.2.1.5Standar Profesi Audit Internal

Standar professional audit internal menurut Herry (2017:266) terbagi atas lima macam diantaranya yaitu:

1. Indepedensi

Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. Auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian auditor internal sangat penting terutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak (netral). Hal ini hanya dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif dari para auditor internal. Status organisasi unit audit internal harus dapat memberikan keleluasaan bagi auditor internal dalam menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan secara maksimal.

2. Kemampuan Profesional

Audit internal harus dilaksanakan secara ahli dan dengan ketelitian profesional. Pengetahuan dan kemampuan kemampuan professional wajib dimiliki oleh audit internal. Dalam setiap pemeriksaan, pimpinan audit internal haruslah menugaskan orang-orang secara bersama-sama atau keseluruhan memiliki pengetahuan dan kemampuan dari berbagai disiplin ilmu, seperti akuntansi, ekonomi, keuangan, statistik, pemrosesan data elektronik, perpajakan, dan hukum yang memang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. Bagian audit internal harus dapat memberikan jaminan atau kepastian bahwa secara teknis latar belakang pendidikan dari para pemeriksa telah sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Bagian audit internal haruslah juga

(12)

20

memberikan kepastian bahwa pelaksanaan pemeriksaan internal telah diawasi sebagaimana mestinya.

3. Lingkup Pekerjaan

Pengujian dan evaluasi lingkup pekerjaan audit internal meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi. Tujuan peninjauan terhadap kecukupan dan keefektifan suatu sistem pengendalian internal ini adalah untuk menentukan apakah sistem yang telah ditetapkan dapat memberikan kepastian yang layak bahwa tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai secara efisien, ekonomis, serta untuk memastikan apakah sistem tersebut telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan

Kegiatan pemeriksaan meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, penyampaian hasil pemeriksaan, dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan. Auditor internal bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan internal harus didokumentasikan dan meliputi:

1) Penetapan tujuan dan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan 2) Memperoleh informasi dasar tentang objek yang akan diperiksa 3) Penentuan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan 4) Pemberitahuan kepada pihak-pihak yang dipandang perlu

5) Melaksanakan survei secara tepat untuk lebih mengenali bidang atau area yang akan diperiksa

(13)

6) Penetapan program pemeriksaan

7) Menentukan bagaiamana, kapan, dan kepada siapa hasil pemeriksaan akan disampaikan

8) Memperoleh persetujuan atas rencana kerja pemeriksaan.

Kemudian dilakukan pengujian dan pengevaluasian informasi, hal tersebut diperlukan untuk membuktikan kebenaran informasi dan mendukung hasil pemeriksaan, terakhir pemeriksaan internal harus melaporkan hasil dan terus menerus meninjau serta melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.

5. Manajemen Bagian Audit Internal

Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat. Memiliki permyataan tujuan, kewenangan harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan, harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggungjawab bagian audit internal. Harus membuat berbagai kebijaksanaan dan prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan sebagai pedoman oleh staf internal audit.

2.3 Penelitian Terdahulu

Peneliti terdahulu yang mendukung terhadap penelitian yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

(14)

22 Tabel 2.1

Ringkasan Peneliti Terdahulu No Judul Penelitian Nama Peneliti Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Pengaruh Internal Audit Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. FIF Cabang Palopo Rismawati dkk (2015) X: Audit Internal Y: Good Corporate Governance Regresi Linear Sederhana Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corporate governance pada PT. FIF Cabang Palopo. 2 Pengaruh Audit Internal Terhadap Good Corporate Governance Pada BUMN Toni, Vita (2009) X: Audit Internal Y: Good Corporate Analisis Jalur Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara audit intemal dengan

(15)

No Judul Penelitian Nama Peneliti Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian Governance GCG. 3 Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal dan Komite Audit terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (Survey pada Perusahaan BUMN di Kota Bandung) Anamukti dkk (2015) X: Audit Internal (X1), Pengendalian Internal (X2), Komite Audit (X3) Y: Good Corporate Governance Analisis Regresi Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh signifikan positif terhadap pelaksanaan good corporate governance 4 Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal terhadap Penerapan Good Soedijatno dan Teddy (2013) X: Audit Internal Y: Good Corporate Analisis Regresi Sederhana Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh terhadap

(16)

24 No Judul Penelitian Nama Peneliti Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian Corporate Governance (Studi Pada BUMN yang Berkantor Pusat di Bandung)

Governance penerapan good

corporate governance 5 Pengaruh Audit Internal dan Pelaksanaan Pengendalian Internal Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (Survey Pada Bank BUMN diKota Bandung) Rahayu (2014) X: Pengendalian Internal (X1), Audit Internal (X2) Y: Good Corporate Governance Analisis regresi berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh signifikan terhadap Good Corporate Governance. Audit Internal mempunyai hubungan yang cukup bertanda positif terhadap GCG.

(17)

2.4 Kerangka Pemikiran

2.4.1 Pengaruh Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance

Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses governance

(Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004: 9). Dalam hal ini audit internal bertujuan untuk membantu organisasi menerapkan kontrol yang efektif dengan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta mendukung perbaikan terus menerus. (Sawyer, 2005 : 55).

Audit internal sebagai agen yang paling pas untuk mewujudkan internal control, risk management, dan good corporate governance yang pastinya memberi nilai tambah bagi sumber daya perusahaan (Kumat, 2011:35). Audit internal merupakan bagian yang memainkan peranan penting dalam mewujudkan terciptanya good corporate governance seperti, membantu direksi dan dewan komisaris dalam menyusun dan mengimplementasikan kriteria GCG sesuai dengan kebutuhan perusahaan, membantu direksi dan dewan komisaris dalam menyediakan data keuangan dan operasi serta data lain yang dapat diperrcaya,

accountable, akurat, tepat waktu obyektif, mudah dimengerti dan relevan bagi para stakeholder untuk pengambilan keputusan, memastikan bahwa seluruh elemen perusahaan dalam setiap aktivitasnya telah mengikuti ketentuan secara

(18)

26

konsisten, mengembangkan dan mengimplementasikan sistem audit yang baik, khususnya mendorong pembentukan komite audit yang ideal, merancang pedoman audit internal, serta menumbuhkan efektifitas penggunan dan pemanfaatan hasil kinerja auditor independen. (Herry, 2017:85)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismawati dkk (2015) Hasil penelitian menyatakan bahwa peranan audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corporate, peran internal audit akan semakin dapat diandalkan dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal, pengelolaan resiko dan good corporate governance guna menopang terwujudnya suatu perusahaan yang sehat. Suatu mekanisme dalam sistem pengendalian internal merupakan salah satu sarana utama untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Anamukti dkk (2015) Hasil penelitian menyatakan bahwa audit internal berpengaruh signifikan positif terhadap pelaksanaan good corporate governance.

Audit internal memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan good corporate governance. Perubahan pelaksanaan good corporate governance akibat perubahan audit internal adalah positif atau searah dimana semakin baik audit internal akan diikuti pelaksanaan good corporate governance yang semakin baik.

Demikian penelitian dilakukan oleh Karli dan Morena (2013) yang meneliti pengaruh pelaksanaan audit internal terhadap good corporate governance pada BUMN. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup kuat antara pelaksanaan audit internal terhadap penerapan prinsip-prinsip good corporate

(19)

governance (GCG). Hal ini menunjukkan bahwa fungsi audit intemal mempunyai pengaruh dalam membantu manajemen untuk mengelola perusahaan. Audit internal berfungsi dalam mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen yang dilanggar oleh anggota organisasi, sehingga tindakan perbaikan bisa dilakukan secara efektif. Perbaikan-perbaikan tersebut bisa merupakan perbaikan jangka pendek atau bisa merupakan perbaikan ke akar masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja manajemen.

Berdasarkan uaraian di atas maka pengaruh dari variable independent terhadap variable dependent dapat digambarkan dalam model paradigma berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan tentang dugaan terdapatnya hubungan secara logis antardua atau lebih variabel penelitian, yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. (Nuryaman dan Veronica, 2015 : 69)

Mengacu pada pemaparan mengenai penelitian yang akan dilakukan maka diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H1: audit internal berpengaruh terhadap penerapan good corporate governance

Audit Internal

(X)

(Herry, 2017)

Good Corporate Governance (Y)

(Peratuan Menteri BUMN PER-01/MBU/2011)

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran  2.5  Hipotesis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Jadi kata santri adalah orang yang sedang belajar pada seseorang (guru). Maka istilah santri sama dengan istilah murid. Kajian teoretis di atas mengandung permasalahan

Selain faktor diatas keberhasilan toilet training pada anak juga dipengaruhi oleh pola asuh orangtua yang mengabaikan toilet training pada malam hari, hal ini

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kelurahan Nusukan terutama di RW 22 sudah terdapat Posyandu Lansia, namun dalam pelaksanaannya jarang sekali dilakukan

Perancangan Buku Ilustrasi Anak Berjudul Kerajaan Fantasi Indonesia Bertema Gotong Royong untuk Anak Sekolah Dasar Kelas 1-2. Banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk ke

Melihat dari fenomena tersebut sudah jelas fungsi dari pada Institut Kemandirian yang telah didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa, bahwa keberadaan program

Asas Umum Pemerintahan yang baik sesuai Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme

yang terlalu pendek kurang dari 85 hari akan memperpendek panjang laktasi yang berakibat kepada berkurangnya jumlah produksi susu pada laktasi yang sedang berjalan

Untuk proses pengiriman data dari aplikasi pada smartphone ke mini computer yang disini menggunakan Arduino untuk membaca dan memproses datanya, penulis sudah merancang sistem