• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

þ Pada bulan Maret 2007 terjadi inflasi 0,24 persen. Dari 45 kota tercatat 36 kota mengalami inflasi dan 9 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,91 persen dan inflasi terendah di Ternate 0,04 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Batam 0,50 persen, dan deflasi terkecil di Tegal 0,01 persen.

þ Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa sebagai berikut : kelompok bahan makanan 0,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,36 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,29 persen, kelompok sandang 0,41 persen, kelompok kesehatan 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 persen, dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,09 persen.

þ Laju inflasi tahun kalender (Januari - Maret) 2007 sebesar 1,91 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2007 terhadap Maret 2006) sebesar 6,52 persen.

þ Inflasi komponen inti pada bulan Maret 2007 sebesar 0,17 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari - Maret) 2007 sebesar 1,48 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti “year on year” (Maret 2007 terhadap Maret 2006) sebesar 5,87 persen.

No. 18/04/Th. X, 2 April 2007

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

MARET 2007 INFLASI SEBESAR 0,24 PERSEN

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 45 kota pada bulan Maret 2007 terjadi inflasi 0,24 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 148,32 pada bulan Februari 2007 menjadi 148,67 pada bulan Maret 2007. Laju inflasi tahun kalender (Januari - Maret) 2007 sebesar 1,91 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2007 terhadap Maret 2006) adalah 6,52 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa sebagai berikut : kelompok bahan makanan 0,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,36 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,29 persen, kelompok sandang 0,41 persen, kelompok kesehatan 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 persen, dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,09 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Maret 2007 antara lain: daging ayam ras, cabe merah, nangka muda, pisang, rokok kretek filter, tarif kontrak rumah, emas perhiasan, ikan segar, buncis, kacang panjang, jeruk, melon, pepaya, cabe rawit, minyak goreng, kue

(2)

Komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: tomat sayur, beras, telur ayam ras, kentang, bayam, wortel, semangka, tomat buah, bawang merah dan minyak tanah.

Pada bulan Maret 2007 kelompok-kelompok komoditi memberikan andil/sumbangan inflasi adalah sebagai berikut : kelompok bahan makanan 0,05 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,07 persen; kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00 persen; dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,02 persen.

Tabel 1

Laju Inflasi Gabungan 45 Kota, Maret 2007, Tahun Kalender 2007 dan Maret 2007 Terhadap Maret 2006 menurut Kelompok Pengeluaran (2002 = 100)

Kelompok Pengeluaran Maret IHK 2006 IHK Desember 2006 IHK Maret 2007 Inflasi bulan Maret 2007 *) Laju Inflasi tahun Kalender 2007 **) Inflasi Tahun ke tahun ***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 139,57 145,89 148,67 0,24 1,91 6,52 1 Bahan Makanan 132,37 142,92 148,22 0,16 3,71 11,97

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan

Tembakau 134,44 139,93 142,58 0,36 1,89 6,05

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 143,79 148,34 151,03 0,29 1,81 5,04

4 Sandang 123,16 129,50 130,43 0,41 0,72 5,90

5 Kesehatan 122,22 127,03 128,79 0,20 1,39 5,38

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 136,64 147,70 148,23 0,03 0,36 8,48 7 Transpor dan Komunikasi dan Jasa

Keuangan 165,77 167,06 167,42 0,09 0,22 1,00

*) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2007 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2007 terhadap IHK bulan Desember 2006 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2007 terhadap IHK bulan Maret 2006.

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional Maret 2007 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi (%)

(1) (2)

UMUM 0,24

1. Bahan Makanan 0,05 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,07 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,07 4. Sandang 0,02 5. Kesehatan 0,01 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,00 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,02

(3)

0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 PERSEN Umum 1. Bhn.makanan

2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang

5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

Gambar 1

Perkembangan IHK 45 Kota (2002 =100) Maret 2006-Maret 2007 110 120 130 140 150 160 170

Maret'06 April'06 Mei'06 Juni'06 Juli'06 Agust'06 Sept'06 Okt'06 Nov'06 Des'06 Jan'07 Feb'07 Maret'07

INDEKS

umum bhn makanan makanan jadi perumahan

sandang kesehatan pendidikan transpor

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Nasional Maret 2007

(4)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2007 mengalami inflasi 0,16 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 147,99 pada Februari 2007 menjadi 148,22 pada Maret 2007.

Dari 11 sub kelompok dalam kelompok ini 7 sub kelompok mengalami inflasi dan 4 sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok daging dan hasil-hasilnya 4,17 persen dan inflasi terendah pada sub kelompok ikan diawetkan 0,36 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran 3,60 persen dan deflasi terkecil pada sub kelompok ikan segar 0,19 persen.

Kelompok ini pada Maret 2007 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: daging ayam ras 0,10 persen; cabe merah 0,04 persen; nangka muda dan pisang masing-masing 0,02 persen; ikan segar, buncis, kacang panjang, jeruk, melon, pepaya, cabe rawit dan minyak goreng masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah: tomat sayur 0,06 persen; beras, telur ayam ras dan kentang masing-masing 0,04 persen; bayam, wortel, semangka, tomat buah dan bawang merah masing-masing 0,01 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2007 mengalami kenaikan indeks dari 142,07 pada Februari 2007 menjadi 142,58 pada Maret 2007 atau terjadi inflasi 0,36 persen.

Semua sub kelompok yang ada dala m kelompok ini mengalami inflasi, masing-masing yaitu : sub kelompok makanan jadi 0,30 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol 0,23 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,55 persen.

Kelompok ini pada Maret 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah : rokok kretek filter 0,02 persen; kue basah, mie, nasi beserta lauk dan rokok kretek masing-masing 0,01 persen.

3. Perumahan

,

Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Maret 2007 mengalami inflasi sebesar 0,29 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 150,60 pada bulan Februari 2007 menjadi 151,03 pada Maret 2007.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini tiga sub kelompok mengalami inflasi, dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal 0,48 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,30 persen. Sedangkan sub kelompok bahan bakar penerangan dan air mengalami deflasi 0,05 persen.

Pada Maret 2007 secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen. Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: tarif kontrak rumah 0,02 persen; cat tembok, semen dan tarif sewa rumah masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah minyak tanah 0,01 persen.

(5)

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini tiga sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lain 1,34 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki 0,06 persen. Sedangkan sub kelompok sandang wanita mengalami deflasi 0,02 persen.

Kelompok ini pada Maret 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah : emas perhiasan 0,02 persen.

5. Kesehatan

Kelompok kesehatan pada Maret 2007 mengalami inflasi 0,20 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 128,53 pada bulan Februari 2007 menjadi 128,79 pada Maret 2007.

Semua sub kelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok obat-obatan 0,25 persen dan inflasi terendah pada sub kelompok jasa perawatan jasmani 0,10 persen.

Kelompok ini pada Maret 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,01 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan indeks dari 148,19 pada Februari 2007 menjadi 148,23 pada Maret 2007, atau terjadi inflasi sebesar 0,03 persen.

Dari lima sub kelompok yang ada dalam kelompok ini empat sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan 0,30 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok rekreasi 0,01 persen. Sedangkan sub kelompok pendidikan relatif stabil 0,00 persen.

Kelompok ini pada Maret 2007 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi yang tidak signifikan 0,00 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2007 mengalami inflasi 0,09 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 167,27 pada Februari 2007 menjadi 167,42 pada Maret 2007.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini tiga sub kelompok mengalami inflasi dan satu sub kelompok relatif stabil. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,12 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok komunikasi dan pengiriman 0,05 persen. Sedangkan sub kelompok jasa keuangan relatif stabil 0,00 persen.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Maret 2007 memberikan sumbangan/andil inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bensin 0,01 persen.

(6)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender sampai dengan Maret 2007 sebesar 1,91 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2005 dan 2006 masing-masing sebesar 3,19 persen dan 1,98 persen.

Besarnya laju inflasi ”year on year” untuk Maret 2007 terhadap Maret 2006 sebesar 6,52 persen. Sedangkan laju inflasi ”year on year” untuk Maret 2005 terhadap Maret 2004 sebesar 8,81 persen dan Maret 2006 terhadap Maret 2005 sebesar 15,74 persen.

Tabel 3

Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year

2005-2007

Inflasi 2005 2006 2007

(1) (2) (3) (4)

1. Maret 1,91 0,03 0,24 2. Januari – Maret (Tahun Kalender) 3.19 1.98 1,91 3. Maret terhadap Maret (year on year)

(tahun n) (tahun n-1)

8,81 15,74 6,52

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender, 2005-2007

Gabar 4

Perbandingan Inflasi Year On Year, 2005-2007

5 10 15 20 INFLASI (%) 0 1 2 3 4

Jan Jan-Feb Jan-Mrt

INFLASI (%)

(7)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan Maret 2007 terjadi inflasi 0,24 persen. Dari 45 kota tercatat 36 kota mengalami inflasi dan 9 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,91 persen dan inflasi terendah di Ternate 0,04 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Batam 0,50 persen, dan deflasi terkecil di Tegal 0,01 persen.

Perbandingan antar Kota di Pulau Sumatera

Pada bulan Maret 2007 kota-kota IHK di wilayah pulau Sumatera yang berjumlah 14 kota, 12 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,91 persen dan inflasi terendah di Pekanbaru 0,13 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Batam 0,50 persen dan Palembang 0,20 persen (lihat Tabel 4).

Tabel 4

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2007 Kota-kota di Pulau Sumatera dengan Nasional (2002=100)

Maret 2007 K O T A IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1 Lhokseumawe 154,74 1,64 2 Banda Aceh 188,75 0,78 3 Padang Sidempuan 157,80 0,54 4 Sibolga 153,81 1,91 5 Pematang Siantar 148,79 0,66 6 Medan 156,67 0,09 7 Padang 155,45 1,22 8 Pekanbaru 157,57 0,13 9 Batam 134,40 -0,50 10 Jambi 158,00 0,68 11 Palembang 158,33 -0,20 12 Bengkulu 153,14 1,26 13 Bandar Lampung 149,84 0,24 14 Pangkal Pinang 154,41 0,71 Nasional 148,67 0,24

Perbandingan antar Kota di Pulau Jawa

Pada bulan Maret 2007 kota-kota IHK di pulau Jawa yang berjumlah 14 kota, 10 kota di antaranya mengalami inflasi dan 4 kota menglami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tasikmalaya 1,10 persen dan inflasi terendah terjadi di Purwokerto 0,10 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Surakarta 0,26 persen dan deflasi terkecil di Tegal 0,01 persen (lihat Tabel 5).

Perbandingan antar kota di luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada bulan Maret 2007 dari kota-kota IHK di wilayah ini yang berjumlah 17 kota, 14 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 1,73 persen dan

(8)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2007 Kota-kota di Pulau Jawa dengan Nasional (2002=100)

Maret 2007 K O T A IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1 Jakarta 145,44 0,21 2 Tasikmalaya 158,98 1,10 3 Bandung 151,77 0,17 4 Cirebon 142,85 0,42 5 Purwokerto 144,89 0,10 6 Surakarta 137,43 -0,26 7 Semarang 150,50 0,31 8 Tegal 147,33 -0,01 9 Yogyakarta 153,78 0,42 10 Jember 146,53 -0,14 11 Kediri 145,95 0,15 12 Malang 143,99 0,17 13 Surabaya 143,82 -0,02 14 Serang/Cilegon 150,19 0,21 Nasional 148,67 0,24 Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2007

Kota-kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera dengan Nasional (2002=100) Maret 2007 K O T A IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1 Denpasar 139,88 0,25 2 Mataram 143,86 0,08 3 Kupang 160,72 0,51 4 Pontianak 144,34 -0,12 5 Sampit 138,83 -0,13 6 Palangkaraya 142,71 0,64 7 Banjarmasin 155,49 1,24 8 Balikpapan 151,95 0,24 9 Samarinda 148,73 -0,14 10 Manado 146,30 0,74 11 Palu 153,78 0,24 12 Makassar 143,79 0,20 13 Kendari 160,76 0,31 14 Gorontalo 143,85 0,50 15 Ambon 138,32 1,73 16 Ternate 148,57 0,04

(9)

INFLASI KOMPONEN INTI MARET 2007

Inflasi komponen inti pada bulan Maret 2007 sebesar 0,17 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 137,59 pada bulan Februari 2007 menjadi 137,83 pada bulan Maret 2007. Sedangkan inflasi komponen yang harganya diatur pemerintah dan inflasi komponen bergejolak pada bulan Maret 2007 masing-masing adalah 0,14 persen dan 0,47 persen (lihat Tabel 7).

Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk tahun kalender (Januari-Maret) 2007 masing-masing sebesar 1,48 persen, 1,03 persen dan 4,27 persen. Sedangkan inflasi ”year on year” (Maret 2007 terhadap Maret 2006) untuk ketiga komponen tersebut masing-masing adalah 5,87 persen, 2,40 persen dan 13,73 persen. (lihat Tabel 8).

Tabel 7

Perkembangan Indeks dan Inflasi/Deflasi menurut Kelompok Komponen Maret 2006-Maret 2007

Komponen Inti Komponen Yang Harganya Diatur Pemerintah Komponen Bergejolak Bulan

Indeks Inflasi Indeks Inflasi Indeks Inflasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Maret 2006 130,19 0,28 176,73 0,33 134,81 -1,11 April 130,61 0,32 177,00 0,15 133,58 -0,91 Mei 131,18 0,44 177,40 0,23 134,07 0,37 Juni 131,59 0,31 177,73 0,19 135,64 1,17 Juli 132,07 0,36 177,90 0,10 137,11 1,08 Agustus 133,10 0,78 178,03 0,07 136,35 -0,55 September 133,57 0,35 178,12 0,05 137,42 0,78 Oktober 134,53 0,72 178,38 0,15 140,42 2,18 November 134,94 0,30 178,62 0,13 141,38 0,68 Desember 135,82 0,65 179,13 0,29 147,04 4,00 Januari 2007 136,82 0,74 179,78 0,36 151,05 2,73 Februari 137,59 0,56 180,73 0,53 152,61 1,03 Maret 137,83 0,17 180,98 0,14 153,32 0,47 Tabel 8

Laju Inflasi Maret 2007, Inflasi Tahun Kalender 2007 dan Inflasi

Year on Year menurut Kelompok Komponen

Komponen Des 2006 IHK

IHK Maret 2006 IHK Maret 2007 Inflasi Maret 2007 Laju Inflasi Tahun Kalender 2007 Laju Inflasi Year on Year (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 145,89 139,57 148,67 0,24 1,91 6,52 Inti 135,82 130,19 137,83 0,17 1,48 5,87 Harga Diatur Pemerintah 179,13 176,73 180,98 0,14 1,03 2,40 Bergejolak 147,04 134,81 153,32 0,47 4,27 13,73

(10)

Dari tiga komponen inflasi tersebut masing-masing memberikan sumbangan terhadap inflasi nasional sebagai berikut: komponen inti memberikan sumbangan inflasi 0,10 persen, komponen yang harganya diatur pemerintah memberikan sumbangan inflasi 0,03 persen, dan komponen bergejolak memberikan sumbangan inflasi 0,11 persen (lihat Tabel 9).

Tabel 9

Sumbangan Kelompok Komponen terhadap Inflasi Nasional Maret 2007 (persen)

Komponen Andil Inflasi (%)

(1) (2)

U m u m (Headline) 0,24

1 Inti 0,10

2 Yang Harganya Diatur Pemerintah 0,03

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya membantu Credit Analyst dalam kegiatan pengambilan keputusan konsumen layak kredit, diperlukan sebuah model sistem pendukung keputusan berbasis komputer

Pada tahap ini data yang telah terkumpul dianalisis berdasarkan sistem sapaan dalam bahasa Dayak Iban yang berkenaan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti yaitu

Adakah pengaruh tatanan interior studio gambar manual lantai 3 lab FPTK UPI terhadap motivasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan teknik arsitektur FPTK UPI angkatan 2004 dan

Hasil penelitian ini meliputi: (1) unsur pembangun novel Ibu karya Poerwadhie Atmodihardjo meliputi: (a) tema: kasih sayang seorang Ibu terhadap anaknya dan ketabahan dalam

Kestabilan emulsi lateks polistirena dengan penambahan deterjen komersil menggunakan uji densitas diperoleh perbandingan emulsi lateks PS : air yaitu 90:10 dengan nilai densitas

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam

Ya Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, Tuhan kami, yang telah lahir di Betlehem.. Kami puji namaMu yang kudus, karena Engkau telah melawat

Penelitian ini memberikan hasil bahwa perusahaan ITMG berada dalam kondisi undervalued yaitu kondisi dimana keputusan investasi yang dapat diambil yaitu dengan