• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

32

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal atau variabel tertentu (Sugiyono, 2014). Sedangkan menurut Nuryaman dan Christina (2015) objek penelitian adalah karaktiristik yang melekat pada subjek penelitian. Karakteristik ini jika diberikan nilai maka nilainnya akan bervariasi (berbeda) antar individu satu dengan lainnya. Dalam suatu penelitian, objek penelitian dinamakan variabel penelitian.

Selain objek penelitian, dalam sebuah penelitian terdapat juga subjek penelitian. Subjek penelitian dalam metode penelitian adalah unit analisis atau unit observasi yang akan diteliti (Nuryaman dan Christina, 2015). Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Audit Internal, Pengendalian Intern dan Penerapan Good Corporate Governance. Sedangkan subjek dalam penelitin ini adalah Bank Intan Jabar Garut Jawa Barat.

3.1.1 Profil Perusahaan 3.1.1.1Sejarah Pendirian 1973

Pada Tahun 1973 Kabupaten Garut mendirikan Lembaga Keuangan dengan nama Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 446/A.III/SK/1973 tentang Pembentukan Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) di Provinsi Jawa Barat.

(2)

3.1.1.2Perubahan Badan Usaha 1998

Pada tanggal 31 Juli 1998 PD. LPK di Kabupaten Garut berubah status menjadi PD. BPR LPK berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor KEP-467/KM.17/1998 Tentang Pemberian Izin Usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat kepada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Lembaga Perkreditan Kecamatan Garut Kota.

3.1.1.3Proses Merger 2010

Pada tahun 2010 dimulai proses Merger terhadap 7 (tujuh) PD. BPR LPK di Kabupaten Garut, ke 7 (tujuh) PD. BPR LPK di Kabupaten Garut tersebut yaitu :

1. PD. BPR LPK Garut Kota 2. PD. BPR LPK Sukawening 3. PD. BPR LPK Bayongbong 4. PD. BPR LPK Cikajang 5. PD. BPR LPK Banjarwangi 6. PD. BPR LPK Leuwigoong 7. PD. BPR LPK Cibalong

Selanjutnya, pada tanggal 3 Oktober 2011 PD. BPR LPK di Kabupaten Garut mendapatkan izin dari Deputi Gubernur Bank Indonesia Nomor 13/7/KEP.DPG/2011 tentang Pemberian Izin Pengabungan Usaha/Merger terhadap 7 (tujuh) PD. BPR LPK menjadi PD. BPR LPK Garut Kota dan mulai beroperasi tanggal 27 Desember 2011.

3.1.1.4Perubahan Bentuk Badan Hukum dan Nama – 2014

Di latarbelakangi oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Perubahan Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Hasil Merger Di Kabupaten Garut, Kabupaten Subang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Tasikmalaya menjadi Perseroan Terbatas, maka pada tanggal 11 Desember 2014 telah didirikan suatu Perseroan Terbatas dengan nama PT. BPR Intan Jabar, sesuai dengan Akta Notaris Pendirian Perseroan Terbatas nomor 47 tanggal 11

(3)

Desember 2014 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-39238.40.10.2014 tanggal 11 Desember 2014 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perseroan Terbatas PT. BPR Intan Jabar dengan call name bank bij.

Transformasi perubahan bentuk badan hukum dan nama dari PD. BPR LPK Garut Kota menjadi PT. BPR Intan Jabar telah mendapatkan izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 Mei 2015 berdasarkan Keputusan Kepala Regional 2 Jawa Barat Nomor Kep-21/KR.2/2015 tentang Pengalihan Izin Usaha Atas Perubahan Badan Hukum PD. BPR LPK Garut Kota Kepada PT. BPR Intan Jabar dan Keputusan Kepala Regional 2 Jawa Barat Nomor Kep-22/KR.2/2015 tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PD. BPR LPK Garut Kota Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. BPR Intan Jabar dan secara resmi mulai beroperasi pada Tanggal 5 Juni 2015.

(4)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan proses kegiatan dalam bentuk pengumpulan data, analisis dan memberikan interpretasi yang terkait dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2017:2). Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory dengan menggunakan pendekatan metode survey. Explanatory Research menurut Husein Umar (2011:36) adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Sementara itu menurut Moh. Nazir (2013), metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dalam mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

Pengumpulan data dilakukan dengan sumber, yaitu dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Maksud dari sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017:219), Untuk menunjang analisis pada penelitian, sumber primer digunakan sebagai sumber data utama, sedangkan sumber sekunder hanya digunakan sebagai data pendukung

Data primer tersebut nantinya akan dikumpulkan melalui pendekatan survey kemudian diolah dan dilihat melalui penelitian explanatory apakah terdapat kausal (hubungan) antara variabel satu dengan yang lainnya.

(5)

3.2.1 Unit Analisis

Unit analisis yaitu tingkat pengumpulan data yang dikumpulkan selama analisis data (Sekaran & Bougie, 2017). Unit analisis dapat berupa: orang (manusia), organisasi, peristiwa, dan berbagai hal lainny yang menjadi perhatian dalam kegiatan penelitian (Nuryaman & Veronica, 2015). Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yaitu kepala dan anggota Divisi Satuan Pengawas Intern, Divisi Pelaporan, Divisi Umum, Divisi Pemasaran, dan Divisi PYMP Kepatuhan & APU-PPT.

3.2.2 Populasi dan Sampel Penilitian 3.2.2.1Populasi Penelitian

Populasi adalah menunjukkan seluruh kelompok orang, kejadian atau suatu yang menjadi ketertarikan peneliti untuk diinvestigasi (Nuryaman dan Christina, 2015). Sedangkan menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari pengertian diatas, dapat diambil bahwa populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Pengawas Intern (SPI) dan seluruh Divisi yang berkaitan dengan audit internal, pengendalian intern dan Good Corporate Governance pada Bank BIJ Garut.

3.2.2.2Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi, sampel berisi beberapa anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, yang membentuk sampel hanyalah beberapa elemen populasi saja, bukan seluruh elemen (Nuryaman dan Christina, 2015). Sedangkan menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik sampling yang digunakan dipenelitian ini adalah teknik sampling total/sensus yaitu teknik penentuan

(6)

sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua (Sugiyono, 2017:146)

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya (Darmawan, 2013:159). Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuisioner (angket), obsevasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2017:137). Teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan membaca menelaah dan meneliti jurnal-jurnal artikel, buku dan literature lainnya yang berhubungan erat dengan topic pengungkapan wajib laporan tahunan sehingga diperoleh informasi sebagai dasar teori dan acuan untuk mengolah data yang diperoleh.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan secara langsung ke perusahaan untuk memperoleh data primer. Data tersbut diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner. Kuesioner ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017:224).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumbe primer melalui angket (kuesioner) yang disebarkan secara langsung kepada responden penelitian.

(7)

3.2.4 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pelaksanaan audit internal dan pengendalian intern terhadap penerapan good corporate governance. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel independen (X1: audit internal dan X2: pengendalian internal) dan variabel dependen (Y: good corporate governance). Menurut Sugiyono (2017) variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Narimawati (2010:31) operasionalisasi variabel tentunya diperlukan untuk menentukan jenis indicator, serta skala dan variabel-variabel yang terkait didalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh pelaksanaan audit internal dan pengendalian intern terhadap penerapan good corporate governance, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2017:68) varibel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang mejadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah audit internal (X1) dan pengendalian intern (X2).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2017:68) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerapan Good Corporate Governance.

(8)

Lebih jelasnya mengenai variabel, indikator, sub indikator, dan skala pengukurannya akan dibahas dalam bentuk tabel operasionalisasi pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indicator Sub Indikator Skala

Audit Internal (X1)

Audit internal adalah

aktivitas independen

keyakinan obyektif dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan

meningkatkan operasi

organisasi. Audit internal ini membantu organisasi

mencapai tujuannya

dengan melakukan

pendekatan sistematis dan

disiplin untuk

mengevaluasi dan

eningkatkan efektifitas

manajemen risiko,

pengendalian, dan proses tata kelola. 1. Indepedensi 2. Kemampuan Profesional 3. Lingkup Kerja 4. Pelaksanaan Kegiatan Opeasional 5. Manajemen Bagian Audit Internal (Hery 2010) a. Bertanggungjawab

b. Bersikap objektif dan kompeten a. Kecakapan teknis b. Memiliki pengetahuan a. Melakukan pemeriksaan b. Melakukan perlindungan harta perusahaan c. Melakukan penilaian a. Pengujian dan evaluasi b. Menyampaikan hasil audit

c. Tindak lanjut hasil

pemeriksaan

a. Membuat kebijakan

dan prosedur

b. Penyiapan program

c. Melakukan koordinasi

dengan audit internal

(Hery 2010)

Skala Interval

(9)

Pengendalian intern

(X2)

Pengendalian intern

merupakan sebuah proses

yang dipengaruhi oeh

dewan komisaris, direksi, manajemen, dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberi jaminan

yang wajar atas

tercapainya tujuan

organisasi yang meliputi tujuan operasi yang efektif

dan efisien, pelaporan

yang andal, dan ketaatan

pelaksanaan kegiatan

organisasi terhadap semua kebijakan dan regulasi yang berlaku. (COSO, 2013) 1.Lingkup Pengendalian 2.Penilaian Risiko 3.Aktivitas pengendalian 4.Informasi dan komunikasi 5.Pemantauan (COSO, 2013)

a. Nilai integritas dan

etika b. Komitmen terhadap kompetensi c. Kepemimpinan yang kondusif d. Struktur organisasi e. Pembagian wewenang

dan tanggung jawab

a. Adanya pemahaman

terhadap tujuan yang ingin dicapai

b. Adanya identifikasi

terhadap risiko terkait

c. Adanya pengukuran terhadap bedarnya risiko. Risiko diprioritaskan berdasarkan ukuran signifikannya a. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi b. Review kinerja c. Pembinaan SDM d. Pengendalian atas asset e. Pemisahan fungsi a. Informasi yang

relevan dan andal

b. Ketepatan informasi

c. Akses laporan

a. Adanya penilaian

terhadap kualitas dan efektifitas

pengendalian internal b. Adanya audit internal

yang independen

(COSO, 2013)

Skala Interval

(10)

Good Corporate Governance

(Y)

Seperangkat aturan yang

mengatur hubungan

antara pemegang,

pengurus (pengelola)

perusahaan, pihak

kreditur, pemerintah,

karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan

dengan hak-hak dan

kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance adalah untuk menciptakan nilai

tambah bagi semua

pihak yang berkepentingan. (Sedarmayanti, 2012:52 1.Transparansi 2.Akuntabilitas 3. Pertanggung-jawaban 4.Kemandirian 5.kewajaran (Sanim, 2011) a. Memberikan informasi transaksi b. Memberikan laporan keuangan secara berkala a. Membantu stakeholdes b. Perusahaan sesuai

dengan korporasi yang sehat a. Menetapkan sistem penilaian kinerja melalui akuntansi b. Menjalankan kegiatan secara professional

dan mematuhi etika

a. Pertangungjawaban

terhadap masyarakat

b. Menjalankan aktivitas

perusahaan dengan

baik

a. Tidak ada pengaruh

intervensi dari pihak lain

b. Tidak ada tekanan dari

pihak tertentu

Skala Interval

(11)

3.2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.5.1Penetapan Signifikasi

Standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi adalah 5% (RIduwan, 2009). Tingkat ketetapan ini menunjukan penyimpangan maksimal dari hasil pengukuran yang sebenarnya dan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan bila terdapat kekeliruan dalam proses penelitian tidak melebihi dari 5%. Sedangkan tingkat keyakinan menunjukan besarnya keyakinan pengukuran bahwa hasil taraf nyata menentukan hipotesis dapat diterima atau ditolak.

3.2.5.2Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkupul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017:232). Analisis deskriptif digunakan dengan cara megolah data hasil pernyataan pada instrument penelitian yang penyusun sajikan dengan menggunakan pertanyaan umum dan pernyataan khusus.

Skala pengukuran untuk variabel independen dan variabel dependen adalah skala interval dengan tipe skala likert. Tipe skala likert digunakan agar responden dapat menyatakan sikapnya seberapa kuat ia setuju atau tidak setuju atas suatu pernyataan tertentu (Nuryaman & Christina, 2015). Pada umumnya, tipe skala likert menggunakan lima angka penilaian atau jawaban yang harus dipilih oleh responden dan masing-masing jawaban diberi skor sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1; Tidak Setuju (TS) diberi skor 2; Netral (N) diberi skor 3; Setuju (S) diberi skor 4; dan Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 (Riduwan, 2009:66) menjelaskan rumus anlisis deskriptif sebagai berikut:

(12)

Persentase = ∑ Nilai Jawaban Kuesioner

∑ Nilai Jawaban Maksimal Kuesioner x 100%

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Gambar 3.1 Garis Kontinum

Menurut Umi Narimawati (2010,45) menjelaskan analisis deskripsi tetang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atau kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Sudjana (2005:47) menjelaskan untuk menentukan panjang kelas interval yang digunakan dengan rumus sebagai berikut:

“Skor Minimum = 20% Skor Maksimum = 100%

Interval/Rentang = Skor Maksimum - Skor Minimum

= 100% - 20%

Banyak Kelas/Jenjang = 5

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

(13)

Jarak Interval = interval : Jenjang (5)

= 80% : 5 = 16%”

Hasil perhitungan tersebut dapat diketahui tingkat jawaban responden pada setiap item pernyataan dengan tafsiran daerah seperti pada tabel halaman selanjutnya.

Tabel 3.2

Kriteria Pengklasifikasian Presentanse Skor Tanggapan Responden

Interval Kategori

20,00% – 36,00% Sangat Tidak Baik

36,01% – 52,00% Tidak Baik

52,61% – 68,00% Cukup Baik

68,01% - 84,00% Baik

84,0%1 – 100% Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2010:46)

Pernyataan yang berhubungan dengan audit Internal dikembangkan dari Hery (2010), terdiri dari 9 item pernyataan dengan skala pengukuran interval. Pernyatan yang berhubungan dengan Pengendalian Internal dikembangkan dari COSO (2013), terdiri dari 11 item pernyataan dengan skala pengukuran interval. Pernyataan yang berhubungan dengan Good Corporate Governance dikembangkan oleh Sanim (2011) terdiri dari 18 item pernyataan dengan skala pengukuran interval.

3.2.5.3Pengujian Instrumen

Sub pengujian instrument membahas mengenai pengujian yang dilakukan untuk menguji instrument penelitian. Instrument yang telah dibangun harus bisa mengukur apa yang mau diukur dan mampu mengukur secara akurat dan konsisten.

(14)

Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliable (Arikunto, 2014)

3.2.6 Uji Statistik 3.2.6.1Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Imam Ghozali, 2011:52). Menurut (Uma Sekaran, 2009 : 248) validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016). Validitas ditentukan dari suatu item kuesioner digunakan rumus Product Moment Pearson Correlation, yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing responden dengan skor masing-masing item. Arikunto (2014:317) menjelaskan rumus koefisien korelasi product moment pearson sebagai berikut:

R = 𝑛∑𝑥𝑦−(∑𝑥)(∑𝑦)

√(𝑛∑𝑥2 −(∑𝑥)2)𝑥(𝑛∑𝑦2 −(∑𝑦2)) Keterangan:

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Koresponden

x = Jumlah skor yang diperoleh tiap item x

y = Jumlah skor total yang diperoleh seluruh item y ∑x = Jumlah skor variabel X

∑y = Jumlah skor variabel Y

∑x2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor variabel X ∑y2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor variabel Y

(15)

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut

Kriteria diterima dan tidaknya suatu data valid atau tidak jika:

1. Jika fhitung > ftabel, maka item-item pada pernyataan dikatakan berkolerasi signifikan terhadap skor total item tersebut, maka item dinyatakan valid. 2. Jika fhitung ≤ ftabel, maka item-item pada pernyataan dinyatakan tidak berkorelasi

signifikan terhadap skor total item tersebut, maka item dinyatakan tidak valid.

Pengujian validitas untuk setiap variabel dibantu menggunakan software IBM SPSS 21.0 For Windows, setelah dinyatakan valid maka skor-skor tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Syarat validitas suatu item adalah saat koefisien r tidak kurang dari 0,30, jika korelasi skor tiap item instrument dengan skor totalnya kurang dari 0,30 maka butir didalam instrument tersebut dapat dinyatakan tidak memenuhi syarat atau tidak valid, dengan kata lain butir tersebut disisihkan (Sarjono & Julianita, 2011)

3.2.6.2Uji Reabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik dapat dipercaya artinya dapat diandalkan (Arikunto, 2014). Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan suatu instrumen sehingga dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk uji reliable, penulis menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien Cronbach's Alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa instrumen penelitian reliabel (Sarjono & Julianita, 2011:45).

(16)

Koefisien keandalan menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data suatu penelitian (Arikunto, 2014:239) menyatakan koefisien Cronbach’s Alpha ditunjukkan sebagai berikut:

"𝑟 = [ 𝑘 𝑘 − 1] [1

∑𝜎𝑏2 𝜎12 ] " Keterangan:

r = Koefisien reliabilitas instrumen k = Banyaknya jumlah item pertanyaan ∑𝜎𝑏2 = Jumlah varians skor items

𝜎12 =Varians skor total

3.2.7 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat sebelum dilakukannya pengujian regresi linier (Ghozali, 2016). Sub asumsi klasik menjelaskan mengenai pengujian yang dilakukan pada uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

3.2.7.1Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya terdistribusi secara normal. (Ghozali 2016: 154) menyatakan “Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Terdapat dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi Normal atau tidak, yaitu dengan cara sebagai berikut:

(17)

1. Uji Kolmogorov Smirnov, dilakukan dengan bantuan software SPSS 20.0 for Windows, Dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah:

a. Jika nilai signifikan > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikan < 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal 2. Grafik Normality Probability Plot, dasar pengambilan keputusan yang

dilakukan yaitu:

a. apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal.

b. apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan distribusi normal (Ghazali, 2016)

3.2.7.2Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak. Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID (Ghozali, 2016). Dasar analisis untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudi menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.2.7.3Uji multikolinearitas

Menurut Imam Ghazali (2011), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(18)

(independen). Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel independen sangat tinggi Maka sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen.

Untuk mengetahui hasil uji dari multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

1. Dengan melihat nilai tolerance

a. Apabila nilai tolerance nya sendiri lebih besar dari 0,10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

b. Sedangkan bila nilai tolerance nya lebih kecil dari 0,10 maka kesimpulan yang didapat adalah terjadi multikolinearitas

2. Dengan melihat nilai VIF:

a. Jika nilai VIF lebih dari 10, maka kita akan mendapat kesimpulan bahwa data yang Kita uji tersebut memiliki multikolinearitas.

b. Sedangkan Jika nilai VIF dibawah 10, maka kita akan mendapat kesimpulan bahwa data yang Kita uji tidak memiliki kolinearitas.

c. Rumus: VIF=1/1R2

3.2.8 Penetapan Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan nya (Riduwan, 2009). Peneliti akan melakukan pengujian hipotesis yang berkaitan dengan signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Hipotesis nol (H0) merupakan suatu hipotesis mengenai tidak signifikan nya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis kerja dari peneliti yaitu mengenai adanya pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

(19)

H0 dan Ha dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. H01: β1 = 0, Audit internal tidak berpengaruh terhadap Good Corporate Governance.

b. H1.1: β1 ≠ 0, Audit internal berpengaruh terhadap Good Corporate Governance. H02: β2 = 0, Pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap Good Corporate Governance.

c. H1.2: β2 ≠ 0, Pengendalian intern berpengaruh terhadap Good Corporate Governance.

d. H03: β1 = β2 = 0, Audit internal dan Pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap Good Corporate Governance.

e. H1.3: β1 ≠ β2 ≠ 0, Audit internal dan pengendalian intern berpengaruh terhadap Good Corporate Governance.

3.2.9 Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013) pengertian hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. hipotesis yang akan diuji Dalam penelitian ini berkaitan dengan seberapa besar pengaruh audit internal, pengendalian intern terhadap penerapan Good Corporate Governance yang dihasilkan.

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% (α= 0,05) yang memiliki arti bahwa kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas sebesar 95% atau toleransi terhadap kesalahan sebesar 5%

(20)

3.2.9.1Analisis regresi linear berganda dan hasil uji parsial ( Uji T)

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat (Sarjono & Julianita, 2011). Analisis ini digunakan untuk menjawab bagaimana pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Intern terhadap Good Corporate Governance. Sarjono &Julianita (2011:91) menyatakan model yang digunakan dalam analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

“Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + E“ Keterangan:

Y = Variabel terikat (Good Corporate Governance) X1 = Variabel bebas (Audit Internal)

X2 = Variabel bebas (Pengendalian Intern) a = Konstanta

b = Koefisien regresi e = Error

Persamaan tersebut harus diuji terlebih dahulu untuk menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh dan sebagai alat untuk pengambilan keputusan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali, 2016). pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik level 0,05 (α=5%). penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:

a. Jika nilai t hitung> t tabel, maka Ho ditolak. Artinya, secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai t hitung< ttabel, maka H0 diterima. Artinya, secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Gambar

Gambar 3.1  Garis Kontinum

Referensi

Dokumen terkait

Perbuatan tidak menyenangkan adalah suatu tindak pidana yang terjadi antara individu dengan individu yang lain. Tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan memang

Hasil penelitian, tingkat kesepian sebelum dilakukan terapi musik angklung masuk kedalam kategori kesepian rendah dan berat, dan setelah dilakukan terapi musik angklung

PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (PTK pada Siswa Kelas X2 SMA Swadhipa Natar TP 2009-2010). Nama Mahasiswa :

pembelajaran yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas,.. berdasarkan RPP itulah guru diharapkan bisa

Bentuk sediaan obat yang ideal diantaranya harus meliputi hal-hal berikut ini: kenyamanan pasien, reproducibility, mudah di absorpsi, biokompabilitas dan tidak

Penelitian ini termasuk penelitian PTK dengan responden penelitian adalah siswa SMA Negeri 10 Semarang kelas X-3 yang berjumlah 31 siswa dan seorang guru.

Hasil pengujian ini menyatakan bahwa besarnya kemampuan ekuitas memperoleh laba bersih tahun berjalan pada BUMN sektor konstruksi ditentukan oleh besarnya nilai

No Mata Pelajaran Jenis Sekolah Kelas Tahun. KEGIATAN ORGANISASI