• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Analisis Sikap Kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UNTAN Angkatan 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan antara Analisis Sikap Kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UNTAN Angkatan 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 Hubungan antara Analisis Sikap Kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK UNTAN Angkatan 2015

Octa Tirandha1; Fitri Sukmawati2; Sari Eka Pratiwi3

1

Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

2

Departemen Bimbingan Konseling Islam, Institusi Agama Islam Negeri, Kalimantan Barat.

3

Departemen Pre Klinik Biologi dan Patobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Aspek-aspek sikap kerja yang meliputi kecepatan, ketelitian, ketahanan, dan konsistensi kerja dapat menentukan bagaimana seseorang berkonsentrasi dengan baik. Kinerja mahasiswa kedokteran yang dapat dilihat berdasarkan keseluruhan prestasi mahasiswa dalam satu waktu tertentu yaitu Indeks Prestasi Kumulat if (IPK). Metodologi. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan studi kohort tunggal prospektif melalui pendekatan single blind, dilakukan di Fakultas Kedokteran Untan pada bulan Desember 2015. Instrumen data yang digunakan yaitu hasil penilaian Kraepelin Test meliputi aspek sikap kerja serta nilai prestasi akademik diambil dari rekapitulasi IPK di dua (2) semester dengan sampel sebanyak 56 orang Hasil. Hasil penelitian menunjukkan keempat aspek sikap kerja yaitu kecepatan kerja mahasiswa mayoritas dalam kategori baik sebesar 28,60% (16 mahasiswa), ketelitian kerja mahasiswa mayoritas dalam kategori baik sekali sebesar 78,60% (44 mahasiswa), konsistensi kerja mayoritas dalam kategori sedang sebesar 82,10% (46 mahasiswa) dan ketahanan kerja mahasiswa mayoritas dalam kategori kurang sebesar 39,30% (22 mahasiswa). Indeks Prestasi Kumulatif didapatkan mahasiswa mayoritas dalam kategori Sangat Memuaskan sebesar 62,50% (35 mahasiswa), Dengan Pujian 17,90% (10 mahasiswa), Memuaskan 17,90% (10 mahasiswa), dan Tidak Memuaskan 1,80% (1 mahasiswa). Dengan menggunakan uji korelasi Spearman rho didapatkan nilai p sebesar 0,590 (p>0,05) pada kecepatan kerja, p sebesar 0,598 (p>0,05) pada ketelitian kerja, p sebesar 0,367 (p>0,05) pada konsistensi kerja, p sebesar 0,608 (p>0,05) pada ketahanan kerja dengan kekuatan korelasi (r) = 0,070, -0,074, 0,367, 0,070. Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara analisis sikap kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2015.

Kata Kunci: Analisis Sikap Kerja, Indeks Prestasi Kumulatif

Abstract

Background. Aspects of work ethic which include speed, accuracy, consistency, and endurance can determine how people can concentrate properly. Performance of a medical student within a certain timeframe can be assessed using grade-point average (GPA). Method. This research was an analytical observation with a single cohort prospective study and a single blind approach, held at University of Tanjungpura, Medical Faculty on December 2015. Data were collected using Kraepelin test which includes the students’ work ethic and their GPA from their first semester to their second semester. Fifty six students took part in this research. Result.

Majority of students showed good consistency (28,6%), excellent accuracy (78,6%), moderate consistency (82,1%) and unsatisfactory endurance (39,3%). Their GPAs were categorized into 4 groups: unsatisfactory (1 student (1,8%)), good (17 students (62,5%)), excellent (10 students (17,9%)) and cum laude (10 students (17,9%)). The data were analyzed using the Spearman-Rho analysis which gave p values of 0.590, 0,598, 0,367 and 0,608 for their speed, accuracy, consistency and endurance, respectively. These numbers showed no significant correlation between aspects of work ethic and GPA. The strength of correlation values (r) are 0.070, -0.074, 0.367 and 0.070. Conclusion. There is no correlation between work ethic and GPA among medical students in University of Tanjungpura.

(2)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 LATAR BELAKANG

Sikap kerja dapat menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan baik.1. Sikap kerja yang perlu diperhatikan meliputi sistematika kerja atau perencanaan, inisiatif, kecepatan kerja, ketelitian kerja, konsistensi kerja, kemampuan kerja dalam kondisi stress dan daya konsentrasi.2 Beberapa aspek dalam sikap kerja cenderung mengacu kepada fungsi klerikal seperti kecepatan, ketelitian, ketahanan, dan konsistensi dalam bekerja. Pada dasarnya keempat aspek ini merupakan faktor penting dalam hal kemampuan seseorang berkonsentrasi dalam pekerjaannya.2,3

Kemampuan kerja seseorang dapat diukur berdasarkan pekerjaannya sehari hari. Pada mahasiswa kedokteran dituntut untuk berkonsentrasi tinggi dalam hal ilmu kedokteran. Kinerja mahasiswa dapat dilihat berdasarkan keseluruhan prestasi mahasiswa dalam satu waktu tertentu yaitu Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).4

Salah satu tes psikologi yang dapat mengukur sikap kerja yaitu Kraepelin Test

Tes ini merupakan suatu tes kepribadian yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor khusus non-intelektual seperti ketelitian, kecepatan, ketahanan, dan konsistensi kerja.5 Penelitian yang telah dilakukan Irasanti tahun 2014 mengenai hubungan pelaksanaan tes psikometri pada mahasiswa kedokteran tahun pertama dengan Indeks Prestasi Kumulatif menyimpulkan bahwa tes psikometri dapat digunakan untuk melihat kinerja mahasiswa kedokteran khusunya di tahun pertama.6

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara analisis sikap kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2015.

(3)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan studi kohort tunggal prospektif melalui pendekatan single blind. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2015.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2015 yang masih aktif mengikuti kegiatan perkuliahan dan bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi meliputi mahasiswa yang mengundurkan diri atau drop out pada semester 1 dan semester 2 serta tidak ikut dalam penelitian.

Jumlah sampel dalam penelitian yang memenuhi kriteria inklusi adalah 56 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Intrepretasi Hasil Sikap Kerja melalui Tes Kraepelin dan rekapitulasi nilai Indeks Prestasi Semester.

Data dianalisis secara univariat dan bivariat.

HASIL

Analisis Univariat

Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2015. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 56 orang yang telah memenuhi karakteristik sampel penelitian

a. Karakteristik Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Jenis kelamin perempuan berjumlah 37 orang (66,10%) lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki yaitu 19 orang (33,90%).

b. Karakteristik Usia Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini memiliki usia antara 17 hingga 19 tahun. Usia paling banyak dalam penelitian ini adalah Usia 18 tahun yaitu sebanyak 37 orang (66,10%).

(4)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 c. Karakteristik Kecepatan Kerja

Subjek Penelitian

Distribusi subjek penelitian berdasarkan tingkat kecepatan kerja diperoleh subjek dengan kategori baik memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 16 orang (26,80%)

d. Karakteristik Ketelitian Kerja Subjek Penelitian

Distribusi subjek penelitian berdasarkan tingkat ketelitian kerja diperoleh subjek dengan kategori baik sekali memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 44 orang (78,60%).

e. Karakteristik Konsistensi Kerja Subjek Penelitian berdasarkan

Range

Distribusi konsistensi kerja subjek penelitian berdasarkan Range diperoleh subjek penelitan dengan kategori kurang memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 20 orang (35,70%)

f. Karakteristik Konsistensi Kerja Subjek Penelitian berdasarkan

Average Deviation

Distribusi konsistensi kerja subjek penelitian berdasarkan Average Deviation

diperoleh subjek penelitian dengan kategori sedang memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 46 orang (82,10%).

g. Karakteristik Ketahanan kerja Subjek Penelitian

Distribusi subjek penelitian berdasarkan tingkat ketahanan kerja diperoleh subjek penelitian dengan kategori kurang memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 22 orang (39,30%)

h. Karakteristik Indeks Prestasi Kumulatif Subjek Penelitian

Distribusi subjek penelitian berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif diperoleh subjek penelitian dengan predikat sangat memuaskan memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 35 orang (62,50%).

(5)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan masing-masing variable bebas yaitu Sikap kerja yang meliputi kecepatan, ketelitian, konsistensi, serta ketahanan kerja dengan variabel terikat yaitu Indeks Prestasi Kumulatif. Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson yang mana salah satu syarat penggunaannya adalah setiap variabel harus memenuhi uji normalitas, jika tidak lulus uji normalitas maka digunakan uji korelasi Spearman rho.

Hasil analisis hubungan antara kecepatan kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif memberikan nilai korelasi (r) yaitu 0,074 yang artinya kekuatan korelasi lemah, dan nilai p Value 0,590. Angka ini lebih besar dari nilai α (0,05) yang menginterprestasikan bahwa Ho ditolak, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara kecepatan kerja dengan indeks prestasi kumulatif Mahasiswa PSPD FK Untan Angkatan 2015.

Hasil analisis hubungan antara ketelitian kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif memberikan nilai korelasi (r) negative yaitu -0,074 yang artinya kekuatan korelasi sangat lemah, dan nilai p Value 0,598. Angka ini lebih besar dari nilai α (0,05) yang menginterprestasikan bahwa Ho ditolak, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara ketelitian kerja dengan indeks prestasi kumulatif Mahasiswa PSPD FK Untan Angkatan 2015.

Hasil analisis hubungan antara konsistensi kerja berdasarkan Range dan Indeks Prestasi Kumulatif memberikan nilai korelasi (r) yaitu 0,083 yang artinya kekuatan korelasi sangat lemah, dan nilai p Value 0,543. Angka ini lebih besar dari nilai α (0,05) yang menginterprestasikan bahwa Ho ditolak, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara range konsistensi kerja dengan indeks prestasi kumulatif Mahasiswa PSPD Untan Angkatan 2015.

Hasil analisis hubungan konsistensi kerja berdasarkan Average Deviation dan

(6)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

Indeks Prestasi Kumulatif memberikan nilai korelasi (r) yaitu 0,123 yang artinya kekuatan korelasi lemah, dan nilai p Value 0,367. Angka ini lebih besar dari nilai α (0,05) yang menginterprestasikan bahwa Ho ditolak, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara konsistensi kerja berdasarkan Average Deviation dan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa PSPD FK Untan Angkatan 2015.

Hasil analisis hubungan antara ketahanan kerja dan Indeks prestasi kumulatif memberikan nilai korelasi (r) yaitu 0,070 yang artinya kekuatan korelasi lemah, dan nilai p Value 0,608. Angka ini lebih besar dari nilai α (0,05) yang menginterprestasikan bahwa Ho ditolak, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara ketahanan kerja kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa PSPD FK Untan Angkatan 2015.

PEMBAHASAN

Karakteristik Berdasarkan Subjek Usia

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK Untan angkatan 2015. Hasil penelitian yang didapatkan usia terbanyak yaitu 18 tahun sebanyak 37 orang.

Penelitian Meta Analisis yang telah dilakukan oleh Thomas dan Daniel pada tahun 2010 menunjukkan bahwa usia mempengaruhi sikap kerja seseorang. Berdasarkan teori selective emotional

menyatakan bahwa semakin tinggi usia seseorang, cara mereka menggunakan waktu dan menyimpan energi nya dan menggunakannya dalam menentukan sikap kerja cenderung tinggi dibandingkan yang lebih rendah usianya.7 Setidaknya ada tiga alasan mengapa hubungan usia dengan pekerjaan sikap menjadi fokus utama yang pertama adanya perbedaan produktivitas antara usia tua dan usia muda pekerja yang mungkin didorong oleh perbedaan sikap kerja. Yang kedua, usia dapat berpengaruh

(7)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

secara langsung terhadap kinerja seseorang, sikap kerja dapat mempengaruhi tingkat intensitas kerja dan keterlibatan dalam pekerjaan masing-masing individu. Yang ketiga adalah penelitian sebelumnya mengamati bahwa sikap kerja cenderung berubah dari waktu ke waktu.8 Pada penelitian ini didapatkan sebagian besar subjek penelitian berusia 18 tahun dimana usia tersebut memiliki aspek sikap kerja yang sudah baik dimana komponen pembentuk sikap kerja sudah baik juga seperti kemampuan kognitif, perilaku, dan sosial.9

Sebagian besar mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter memilik Indeks Prestasi Kumulatif yang sangat memuaskan hingga cum laude. Hal ini tidak memengaruhi karakteristik usia pada subjek, ini terlihat bahwa usia tidak memengaruhi prestasi akademik seseorang dikarenakan dipengaruhi faktor internal, eksternal, serta pendekatan belajar.10,11

Jenis kelamin

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2015. Subjek Penelitian sebanyak 56 Orang yang terdiri atas 19 orang Laki-laki (33,90%) dan 37 orang Perempuan (66,10%). Faktor kultural serta jenis kelamin merupakan faktor penting dalam penentuan aspek sikap kerja. Selain faktor tersebut, Perbandingan sikap kerja antara laki-laki dan perempuan tergantung dari beberapa faktor seperti motivasi, ketahanan terhadap stress, dan lain-lain.12

Kemampuan seseorang dalam meningkatkan produktivitasnya yaitu ketahanan kerja memiliki perbedaan yang tidak signifikan antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar yang menyebabkan perbedaan tingkat sikap kerja yang didapat. Prestasi Akademik yang menghasilkan suatu

(8)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

Indeks Prestasi Kumulatif juga tidak mengalami perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.

Nilai IPK didapat berdasarkan faktor faktor eksternal dan internal seperti gaya belajar, motivasi serta faktor ekternal dan internal lainnya yang kuat sehingga apapun gendernya, prestasi akademik dapat diraih setinggi mungkin. Prestasi akademik tidak dapat dijelaskan melalui perbedaan biologis. Faktor sosial dan kultural merupakan alasan utama yang menyebabkan terdapat perbedaan gender dalam prestasi akademik.13,14,15

Hubungan Analisis Sikap Kerja

terhadap Indeks Prestasi Kumulatif

Peneliti menggunakan uji statistik korelasi Spearman rho untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel analisis sikap kerja dengan indeks prestasi kumulatif mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2015. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pelaksanaan

psikotest yang menilai analisis sikap kerja terhadap indeks prestasi kumulatif pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Untan angkatan 2015. Hasil yang didapat sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunariningsih (2010) yang menyatakan bahwa pelaksanaan psikotest dalam penilaian tingkat intelektual mahasiswa tidak berhubungan dengan Indeks Prestasi Kumulatif.16

Penelitian ini dilakukan dengan mahasiswa. Dengan demikian, hubungan antara sikap kerja mahasiswa dan perilaku mungkin tidak secara umum sama dengan hubungan antara sikap kerja antara prestasi seseorang yang sudah bekerja. Hal ini tidak tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ika Restu Novita (2013). Perbedaan dari penilaian sikap kerja memiliki hubungan yang kuat antara sikap kerja dan prestasi kerja. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya teknik pengambilan sampel dan instrumen data yang digunakan.17 Pada penelitian ini menggunakan tes psikologi berupa

(9)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

Kraepelin Test, sementara pada penelitan

Novita (2013) menggunakan kuisioner untuk menilai sikap kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Karno (2013) dalam penilaian hubungan prestasi kerja siswa SMK terhadap prestasi belajar memiliki hubungan yang kuat antar variabel. Hal ini dikarenakan meskipun belum memasuki dunia pekerjaan, siswa SMK sudah diberi pengalaman dalam menggunakan pikiran, tenaga dalam melakukan tugas atau pekerjaan.18

Dalam penelitian yang dilakukan Lounsbury, Gibson, Sundstrom, Wilburn, dan Loveland (2004) menemukan hubungan yang sama antara ciri-ciri kepribadian dan langkah-langkah dari pekerjaan antara karyawan dan mahasiswa. Mereka menyatakan bahwa pekerjaan sekolah seperti mahasiswa secara psikologis mirip dengan bekerja secara nyata, sama halnya dengan bekerja secara umum.

Dalam Meta-Analisis kepribadian-akademik hubungan kinerja dengan ukuran

sampel kumulatif lebih dari 70.000, Poropat (2009) menemukan bahwa tes kesadaran dan kecerdasan adalah prediktor signifikan akademik kinerja.19,20,21

Penelitian ini bertentangan dengan Irasanati (2014) bahwa tes psikometri dapat menggambarkan Indeks Prestasi Akademik Mahasiswa di tahun pertama. Hasil yang berbeda ini dikarenakan perbedaan jenis tes serta tes dilakukan di akhir semester. Perbedaan ini dikarenakan jenis tes yang dilakukan. Jenis tes penelitian merupaka psikotes berupa tes kraepelin, sementara penelitian yang dilakukan irasanti jenis tes yang dilakukan berupa tes psikometri. Waktu pengerjaan tes juga memiliki perbedaan dengan pelaksaan psikotest seperti tes kraepelin.6

Dalam sistem perkuliahan, mahasiswa kedokteran tidak hanya dituntut belajar secara teori, melainkan melalui praktek, seperti keterampilan klinis dasar yang harus dikuasai oleh tiap mahasiswa Pendidikan Dokter. Dengan kata lain, sikap kerja mahasiswa harus dikategorikan

(10)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017

baik. Akan tetapi, prestasi akademik yang memuaskan dapat dimungkinkan sejalan dengan analisis sikap kerja yang baik, meskipun dalam penelitian ini dibuktikan bahwa hubungan korelasi antar dua variabel sangat lemah dikarenakan pada mahasiwa belum dituntut untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan dunia pekerjaan.

Hal ini diperkuat dengan subjek penelitan yang baru memasuki tahun pertama dunia perkuliahan, dimana mahasiswa tingkat pertama masih memerlukan adaptasi sehingga dapat memahami seluk-beluk dunia kedokteran, seiring berjalannya waktu, sikap kerja mereka dapat dalam kondisi yang baik terutama dalam ketahanan kerja mereka terhadap stress.22

Penelitian di atas menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain seperti minat, motivasi, dan kecerdasan emosional yang secara garis besar mmiliki hubungan yang bermakna terhadap sikap kerja seseorang maupun tingkat prestasi akademik

mahasiswa. Namun, peneliti tidak meneliti faktor-faktor tersebut, sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti hubungan antara faktor minat, motivasi, dan kecerdasan emosional terhadap kedua variabel penelitian yaitu aspek sikap kerja maupun prestasi akademik.23,24

KESIMPULAN

Tidak terdapat hubungan antara analisis sikap kerja dan Indeks Prestasi Kumulatif pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura angkatan 2015.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mucci, James. Principles of management. British: Jupiter Corporation; 2010. h. 47-8. 2. Zaman, Saeful; Helmi, Dyan. Memahami dan mengerjakan psikotes dengan benar dan tepat waktu ed. Ke-1. Jakarta: Transmedia pustaka; 2008.

3. Menaldi, SL. Model pengembangan keterampilan interpersonal dalam pencapaian kompetensi klinik mahasiswa kedokteran dengan hasil uji psikometrik kategori 4 dan 5.Yogyakarta: Universitas Gajahmada; 2013. (Disertasi).

4. Syah, M. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya; 2008

5. Tim Redaksi Psikologi. Kisi-kisi psikotes. Cetak Buku Publisher; 2013.

6. Irasanti, NS, Rahmawaty I,Akbar IB.A Study about correlation between psychometrics test as a tools for student selection and first year academic performances in medical school.Bandung :

(11)

Jurnal Cerebellum. Volume 3. Nomor 2. Mei 2017 Universitas Islam Bandung. Journal of the

Unisba; 2014.

7. Ng, Thomas; Feldman, Daniel. The Relationship of Age With Job Attitudes : A Metaanalisis. Journal of Personnel Pschycology; 2010 Vol. 6.

8. Bentein K, Vandenberg RJ, Vandenberghe C, Stinglhamber F. The role of change in the relationship between commitment and turnover: A latent growth modeling approach. Journal of Applied Psychology; 2005

9. Zubaidah, L; Dwijanto, A. Pengaruh Faktor Komunikasi, Kepribadian Ekstravarsasi, Dan Kepribadian Ketelitian terhadap Prestasi Kerja. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya; 2013. (Skripsi)

10. Hasibuan,M.I. Pengaruh keahlian, konsistensi, dan kondisi lingkungan kerja terhadap efisiensi tenaga kerja pada PDAM Tirta Bina Labuhanbatu. Program Studi Ilmu Manajemen Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara; 2011. (Tesis) 11. Cohen, RJ; Swerdlik, M; Turman, E.

Psychological Testing and Assessment. 8th Ed. McGraw-Hill Education; 2012. 12. Dan Hutagalung, Inge. Pengembangan

Kepribadian. Bekasi: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional; 2007.

13. Chriss, B.R. Gender differences in multitasking. National undergraduate research clearinghouse 9. Available

online at

http://www.webclearinghouse.net/volume/ . Diunduh 24 September 2016

14. Yusuf, Muhammad. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Indeks Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Unsyiah Banda Aceh; 2013. Vol. 4 No. 3. (Skripsi)

15. Firmanto, Ari. Kecerdasan, kreativitas, task commitment dan jenis kelamin sebagai prediktor prestasi hasil belajar siswa. Malang: Jurnal sains dan praktik psikologi; 2013. (Skripsi)

16. Wardojo,SSI. Hubungan pelaksanaan

psikotest ditinjau dari aspek intelektual terhadap prestasi belajar mahasiswa program s1 keperawatan fakultas ilmu kesehatan.Malang: UMM. Jurnal UMM.; 2010. (Skripsi)

17. Kristini, R.E. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi. Akademik pada Mahasiswa Prodi Keperawatan S1

Program A Angkatan I. STIKES RS.

Baptis Kediri; 2010 (Skripsi)

18. Ike Restu Novita,2013. Hubungan antara sikap kerja dan prestasi kerja pada karyawan bagian manajemen sumber daya manusia pt. Industri telekomunikasi indonesia (Persero) Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia; 2013. (Skripsi) 19. Karno,K . Hubungan sikap kerja dengan

prestasi belajar pada proses las busur metal manual di SMKN 1 Karawang . S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.; 2010. (Tesis)

20. Munson, H.L; Rubenstein, B.J. School IS work: work task learning in the classroom,

Journal of Career Development; 1992. 21. Lounsbury; Gibson; Sundstrom; Wilburn;

Loveland. An empirical investigation of the proposition that ‘school is work’: a comparison of personality–performance correlations in school and work settings. Journal of Education and Work: USA; 2007.

22. Slattery, July. Psychology Textbook. Boundless; 2011 .

23. Poropat, AE. A Meta-Analysis of the Five-Factor Model of Personality and Academic Performance. Psychological Bulletin : American Psychological Association 2009, Vol. 135, No. 2

24. Santtrock, John W.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta; 2008.

http://www.webclearinghouse.net/volume/

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kecamatan kecamatan yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan Kota Bekasi, pengembangan kawasan untuk pemukiman khususnya, seyogyanya tidak dilakukan

Bagi mempastikan bulatan tersebut adalah titik hitam dan penumpuan kemalangan bukan berlaku dengan tidak sengaja yang memungkinkan peningkatan kemalangan tersebut disebabkan oleh

Posyandu sebagai sebuah institusi merupakan organisasi pelayanan kesehatan terpadu yang berada di tingkat RT dan RW. Dengan demikian merupakan lini terdepan dalam

ARSY Tour and Travel tidak hanya menawarkan perjalanan yang nyaman, tapi juga memberikan komitmen aman dengan penyediaan layanan Global Positioning System (GPS)

Kami ulangi dan kami katakan: Apakah kalian mampu membuktikan dengan dalil yang jelas, bahawa Allah tidak maksudkan Diri-Nya adalah SESUATU -YANG MAHA MENCIPTAKAN segala sesuatu

pelaksanaannya. Kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan kerahasiaan, integritas dan keberadaan data dan sistem komputer perlu mendapat perhatian khusus, sebab

Rangkaian dengan karakteristik band-pass gain dapat diperoleh dengan menghubungkan secara bertingkat dua rangkaian orde pertama dengan menjaga agar rangkaian yang di

Penghargaan Nihil Kecelakaan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Transmigrasi untuk Proyek Australian Embassy - 2014. Penghargaan Nihil Kecelakaan dari Menteri Pekerjaan Umum