LAMPIRAN
RELASI SOSIAL MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN SMARTPHONE
(Studi Kasus: Mahasiswa/I Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara )
PEDOMAN WAWANCARA
I. Data Informan
Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Alamat :
Usia :
Agama :
Suku Bangsa :
II. Pertanyaan Umum
1. Berapa lama anda menggunakan jenis ponsel smartphone ?
2. Apa penyebab awal anda mengganti ponsel lama anda ke ponsel jenis smartphone ?
3. Sejak kapan Anda menggunakan smartphone ?
4. Aplikasi apa yang paling anda sukai di dalam smartphone anda ?
5. Bagaimana respon orangtua Anda, saat Anda mengeluarkan biaya yang lebih banyak saat menggunakan smartphone dibanding ponsel biasa ?
7. Apakah Anda mengisi pulsa untuk mengaktifkan paket lebih sering daripada mengisi pulsa untuk sekedar sms dan telpon ?
8. Apakah Anda menjadi lebih boros setelah menggunakan smartphone, karena banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk sebuah smartphone ?
9. Apakah setelah menggunakan smartphone komunikasi Anda dengan keluarga dan teman menjadi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan ponsel biasa ?
10. Apa yang Anda lakukan jika smartphone Anda kehabisan paket ataupun kehabisan daya ?
III RELASI SOSIAL MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN
SMARTPHONE
III. 1. Relasi Sosial Dengan Orangtua
1. Apakah dengan menggunakan smartphone yang mana memilki aplikasi yang canggih membuat Anda sering berkomunikasi dengan orangtua Anda ?
2. Apakah waktu Anda lebih banyak Anda luangkan untuk bermain games yang ada di smartphone Anda, atau berbincang secara tatap muka dengan orangtua ?
4. Apa perbedaan yang Anda rasakan saat berinteraksi dengan orangtua Anda dengan menggunakan smartphone dibandingkan ponsel biasa ? 5. Apakah dengan memiliki smartphone, membuat Anda mengabaikan
orangtua Anda dengan memilih “asyik” sendiri bermain ponsel ? III.2 Relasi Sosial dengan Teman Sebaya
1. Apakah jika Anda memiliki masalah yang mendesak dengan teman Anda, Anda lebih memilih menyelesaikannya via aplikasi yang ada di smartphone atau tatap muka dengan yang bersangkutan ?
2. Apakah smartphone yang anda gunakan membantu Anda dalam berorganisasi, maupun membantu Anda dalam kegiatan perkuliahan ? 3. Apakah Anda lebih sering menggunakan aplikasi yang ada di
smartphone untuk bercerita dengan teman Anda, atau bercerita secara tatap muka ?
4. Apakah Anda lebih sering memberi informasi mengenai apapun kepada teman Anda lewat smartphone atau disampaikan secara langsung ?
DAFTAR PUSTAKA
Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung: Refika Aditama
Arikunto, Suharsimi. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Irawan, Prasetya. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. DIA Fisip UI
Siagian, Matias. 20011. Metode Penelitian Sosial. Medan: PT Grasindo Monoratama
Soetomo, 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Fiati, Rina. Akses Internet Via Ponsel. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta, 2005.
Gea, Antonius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari. Character Building II, Relasi Dengan Sesama. Jakarta : PT Gramedia, 2003.
Sumber Lain :
Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang penggunaan Penggunaan Ponsel
https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas diakses pada 10 September 2015 pukul 14.20
http://www.pengertianku.net/2014/11/kenali-pengertian-mahasiswa-dan-menurut-para-ahli.html diakses pada 13 September 2015 pukul 15.55
https://herrystw.wordpress.com/2013/01/05/teman-sebaya/ diakses pada 30 September 2015 pukul 16.55
https://mcdens13.wordpress.com/2013/03/26/pengertian-teman-sebaya/ diakses pada 30 September 2015 pukul 17.15
Simanjuntak, Fritz E. Aspek Sosial Telepon Selular, diakses pada www.kompas.com 13 Oktober 2015 pada pukul 14.45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Tipe Penelitian
Metode dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
3.2Lokasi Penelitian
Adapun penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara. Alasan melakukan penelitian ini adalah karena banyaknya mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial yang kurang relasi sosialnya dengan lingkungan sekitar akibat penggunaan ponsel pintar (smartphone)
3.3Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis
Adapun yang menjadi unit analisis atau objek kajian dalam penelitian ini adalah 5 (lima) orang mahasiswa yang menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-harinya.
3.3.2 Informan
3.3.2.1Informan Utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah 5 orang mahasiswa yang menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-harinya.
3.4Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan melalui penelitian kepustakaan (Library Research). Data akan diolah dari berbagai sumber kepustakaan, antara lain buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, jurnal dan bahan tulisan lainnya yang erat kaitannya dengan subjek penelitian.
2. Studi Lapangan
Studi Lapangan yaitu pengumpulan data yang duperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan subjek penelitian, yakni:
b. Wawancara mendalam (in-depth interview), yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara bertatap muka dengan informan yang bertujuan untuk melengkapi data dan menganalisa masalah yang ada dan diperlukan dalam penelitian ini.
3.5Tehnik Analisis Data
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Kualitas hasil penelitian dari tipe penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari informan dan informasi-informasi yang didapat oleh peneliti (Moleong, 2007:247).
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Lembaga
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial pertama kali dibuka pada tahun 1986 dari hasil pilihan mahasiswa yang mengambil semester VII,di masa FISIP-USU dipimpin oleh Prof. Drs. M. Adham Nasution. Pertamakali diberinama Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial dan kemudian berubah menjadi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.Pembukaan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial mengacu pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara.
4.1.2 Visi & Misi Lembaga
Adapun yang menjadi visi dan misi dari Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah sebagai berikut:
VISI:
Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial yang menguasai teori-teori ilmu kesejahteraan sosial dan terampil dalam menggunakan metode-metode pemberdayaan masyarakat sehingga mampu tampil secara professional dalam memecahkan masalah-masalah sosial pada umumnya dan masalah-masalah kesejahteraan sosial pada khususnya dan memberdayakan masyarakat, baik secara individu, organisasi/kelompok, maupun masyarakat secara kolektif, serta berpartisipasi dalam pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial sesuai dengan tuntutan jaman.
Misi :
1. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan sifat disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial sebagai suatu ilmu terapan.
3. Berperan aktif dalam mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni khususnya yang berkaitan dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial sehingga teori-teori dan metode-metode yang dikembangkan dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial selalu mampu menjadi alat untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah sosial pada umumnya dan masalah-masalah kesejahteraan sosial pada khususnya serta dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
4. Menjalin kebersamaan dan toleransi sesame tenaga pengajar, mahasiswa, dan masyarakat sehingga terjalin hubungan yang kondusif dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dengan tetap mempertahankan kaidah-kaidah moralitas yang baik.
4.1.3 Mata Kuliah Yang Ditawarkan 1. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial, 2. Metode-Metode Pekerjaan Sosial, 3. Sistem Sosial Indonesia
4. Metode Penelitian Sosial,
5. Lembaga-Lembaga Pembangunan,
6. Teori Sosiologi untuk Kesejahteraan Sosial, 7. Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial,
8. Statistik Sosial
11.Dinamika Masyarakat Perdesaan
12.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (COCD) 13.Studi Kemiskinan
14.Perundanng-undangan Sosial
15. Penelitian Kesejahteraan Sosial (Penelitian Evaluatif) 16. Metode Pekerjaan Sosial Industri
17.Organisasi dan Administrasi Kesejahteraan Sosial 18.Intervensi Mikro
19.Teori Konsultasi dan Supervisi 20.Dampak Sosial Pembangunan 21.Teori dan Praktek Pekerjaan Sosial 22.Pekerjaan Sosial Internasional
23.Pengembangan Masyarakat Tertinggal
24.Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial 25.Hukum dan Masalah Agraria
4.1.4 Tenaga Pengajar
1. Hairani Siregar, S.Sos, M.SP 2. Mastauli Siregar, S.Sos,M.Si 3. Drs. Matias Siagian, M.Si 4. Agus Suriadi, S.Sos, M.Si
5. Prof.Dr.Risnawati Sinulingga, M.Th 6. Dra. Tuti Atika, M.SP
7. Drs. Bengkel Ginting,M.Si 8. Drs.Edward, M.SP
4.2 Jumlah Mahasiswa
1. Tabel 1 Jumlah mahasiswa yang masih aktif berdasarkan stambuk/tahun masuk ke Ilmu Kesejahteraan Sosial
Stambuk/Tahun Masuk Jumlah Mahasiswa
2011 20
2012 78
2013 117
2014 128
2015 68
TOTAL 421
2. Tabel 2 Jumlah mahasiswa yang masih aktif berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Mahasiswa
Pria 164
Perempuan 257
BAB V
ANALISIS DATA
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh sesuai teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data secara kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung kelengkapan data penelitian serta observasi yang dapat mendukung penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah 5 orang mahasiswa yang menggunakan smartphone.
5.1Hasil Penelitian
Dalam tahapan analisis ini peneliti akan memaparkan latar belakang tentang informan yang diharapkan dapat memberikan gambaran awal. Untuk dapat melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka peneliti akan menarasikan data-data yang telah peneliti dapatkan, disertai dengan petikan-petikan wawancara dengan informan.
5.1.1 Informan 1
Informan yang pertama bernama AY, 20 tahun, lahir di 5 April 1996 merupakan mahasiswi yang tinggal di salah satu kost di daerah Pajak Sore Jl. Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan. AY berasal dari Tebing Tinggi, saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Sumatera Utara.
AY dulunya tidak menggunakan smartphone, dia hanya menggunakan handphone bermerek Nokia, yang tidak smartphone AY baru meenggunakan smartphone 2 tahun belakangan ini,
“HPku dulu nggak ini kak, yang baru kugantinya ini. Dulu hpku cuma bbsnya kak
(blackberry senter)”
Seiring berjalannya waktu, dan semakin cepatnya teknologi baru dalam bentuk handphone dipasarkan, AY mulai tergiur untuk memiliki sebuah smartphone.
“Kutengok kawan-kawanku udah pada pake HP yang canggih kak, udah yang
komunikasi”
Akan tetapi, setelah memiliki smartphone AY malah sering sibuk atau “asyik” dengan dunianya sendiri, seringkali dia mengabaikan orangtuanya yang tinggal di Tebing Tinggi, dengan jarang memberi kabar kepada orangtuanya.
“ Ya memang jadi agak malas kak ngabari mamak di Tebing sana kak, apalagi
kan mamak disana gak makek android kak, jadi kan gak ada BBMnya ka, malas kan ngabarin apalagi kalo pulsa sekarat, hehehe. Paling ngabari kalo memang ada perlu kak, apalagi kalo keuangan sudah menipis kak.”
AY juga orang yang sangat suka bermain games melalui smartphone-nya, yang mana games yang sering AY mainkan mengharuskan dia tetap terkoneksi dengan internet. Sementara provider yang AY gunakan signalnya tidak kuat dikampungnya. Hal ini menjadi penyebab utama AY jarang pulang ke Tebing.
“Aku ada mainkan game online dari HP kak, padahal kartu yang kupakek ini
signalnya timbul-tenggelam disana ka, udah gitu kalo lagi main aku kak, memang sering lupa semuanya kak, fokusku digames itu aja kak.”
“ Ya kekmanala kak, nantikan kalo nelpon mamakku bisa sampe 30-40 menitan
kak, ya namanya mamak2 kan kak, semua ditanyai mamak kak, makanya lama kalo bertelepon kak, jadi terputus aku main game kak, hahaha.”
Tapi AY adalah orang yang tetap menjalin relasi sosialnya dengan teman sebaya dengan baik.
“Aku kalo sama kawan-kawanku memang sering ngumpul kak, komunikasian,
pokoknya bagus memang relasi kami, apalagi aku salah satu pengurus di salah satu komunitas kak, jadi seringlah kami komunikasian.”
Melalui penelitian ini didapatkan hasil, bahwa AY tipe yang menjalin relasi sosial dengan baik terhadap teman sebaya-nya, namun kurang begitu dekat dengan orangtuanya.
5.1.2 Informan 2
GLYM adalah seorang perantau dari Pulau Jawa yang datang ke Sumatera Untuk kuliah, karena GLYM dinyatakan lulus di Universitas Sumatera Utara. GLYM lahir pada 5 Mei 1993, bertempat tinggal di Pasar V Padang Bulan, GLYM mengontrak rumah sederhana bersama teman-temannya yang juga perantau.
“Bosku masih enak diajak bicara android kak, orang itu soalnya mengerti kali
teknologi. Biarpun jauh kami, masih tau orang itu ber-video call samaku kak.” GLYM sama dengan AY, sama-sama pencinta game-online, walaupun jenis game-nya berbeda.
“Aku suka main game-online kak, mulai dari SMP udah candu game-online
aku kak, cuman memang kalo lagi ada yang lebih penting dari main game, bisa kutinggalkan dulu game itu kak, entah pas mau video call sama bosku, entah mau ngerjakan tugas kuliah, entah mau ada kumpul sama kawan-kawan kak.” GLYM menyadari jika berkomunikasi dengan orangtua yang jauh maupun bersosialisasi dengan teman-teman kampus lebih penting dibandingkan dengan sekedar bermain games di smartphone.
5.1.3 Informan 3
“Ya cemanala wak, kalo gak update aku soal kampus ya gak tau apa-apa aku,
kan susah kalok nanya cuma dari sms, mending dibalas, ini enggak. Makanya aku sering nanya dari BBM, Line, Facebook, Twitter, Path, dll,”
Perlu diketahui EPA adalah orang yang sangat suka menggunakan semua media sosial, hampir semua media sosial dia punya. Dari BBM (Blackberry Messegers), Line, Whatsapp, Path, Twitter, Facebook, Instagram dia punya.
“Aku kan hobi main sosmed wak, makanya punya aku hampir semua sosmed,
apalagi aku memang termasuk orang yang suka apdet-apdet, eceknya aku anak gehol wak.”
Akan tetapi EPA orang yang biarpun aktif di media sosial, dia juga memiliki relasi sosial yang baik dengan keluarga maupun dengan teman-teman sebayanya.
“Aku punya kawan-kawan dekat wak, sering kok kami pergi bareng, kalo kami
lagi ngumpul bareng ya selalu apdet bareng-bareng wak, sama orangtuaku pun gitu juga, kan bosku makek BBM, bahkan mamakku makek Line, jadi enak kalo mau komunikasian pas lagi gak di Binje aku wak.”
5.1.4 Informan 4
Informan ini berinisial TS, dia adalah salah satu mahasiswa asal Jambi, yang lahir pada tanggal 12 Maret 1995. TS termasuk tipe orang yang “gadget addict” mungkin satu-satunya yang bisa membuat dia lepas dari smartphone-nya itu adalah tidur apalagi dia sudah lama menggunakan smartphone yakni dari tamat SMP, yang berarti hampir 8 tahun lamanya.
“Aku pencinta bahkan mungkin termasuk pecandu smartphone kali, kalo uda
keluar tipe smartphone yang baru, langsung ku ganti memang smartphone yang lama.”
TS adalah orang yang tidak begitu baik dalam hal menjalin relasi sosial dengan teman sebaya-nya, bahkan dia cenderung cuek dan tidak peduli kepada oranglain. Begitu juga dengan relasinya dengan orangtuanya, dia sangat jarang menjalin komunikasi dengan orangtuanya di Jambi
“Aku memang kalo ga penting samaku, gak pala peduli aku sama oranglain Rin,
apalagi kalo uda kumainkan smartphone-ku, makin ga ku pedulikanlah, kalo masalah komunikasi sama orangtuaku memang jarang Rin, ya cumin rahasia perusahaan kenapa bisa jarang Rin, hehehe”
5.1.5 Informan 5
Informan yang terakhir ini berdomisili di Pematangsiantar, tapi dia kost di Medan ini, karna dia adalah mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. AIA lahir pada 19 Agustus 1992, dia adalah salah satu pengguna smartphone, yang sama dengan EPA, sama-sama memiliki banyak akun media sosial, dan aktif di media-media sosial tersebut. Dia menggunakan smartphone sudah sekitar 3 tahun.
“Ya aku gak munafiklah, aku tipe yang suka apdet, udah gitu memang aktif aku di
beberapa sosmed, kayak Path, Instagram, Line, FB ya yang gitu-gitulah pokoknya.”
Tapi biarpun dia “sibuk” dengan segala sosial media yang dimilikinya, dia tidak
mengabaikan orangtuanya yang tinggal di Pematangsiantar, dia sering berkomunikasi dengan orangtuanya.
“ Kalo aku seringnya komunikasian sama bosku, sama mamakku smsan terus,
kalo sama bapakku lebih sering dari facebook, soalnya bapakku aktif di facebook, tengah malam pun mau kami chat dari facebook.”
AIA juga sama dengan EPA yang memiliki relasi sosial yang baik dengan teman sebayanya.
“Kalo kawan dekat ku dari semester 1 sampe sekarang ada, kawan dari stambuk
Melalui penelitian ini, didapatkan hasil bahwa biarpun AIA menggunakan smartphone, tidak membuat relasi sosialnya dengan orangtua maupun dengan teman sebayanya rendah.
5.2Pembahasan
Beda-beda setiap informan ini dalam relasi sosialnya dengan orangtua dan teman sebayanya, ada yang tidak dekat dengan orangtuanya, tetapi dekat dengan teman sebaya-nya, ada yang memiliki relasi sosial yang baik dengan orangtuanya maupun dengan teman sebaya-nya, ada juga yang malah tidak memiliki relasi sosial yang baik dengan kedua belah pihak.
5.2.1 Data Karekteristik Informan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 5 orang informan yaitu AY, GLYM TS, dan AIA maka didapatlah beberapa data dan karakterisitik dari kelimanya yang akan diuraikan dalam sub-bab ini.
Informan dalam penelitian adalah 5 (lima) orang mahasiswa yang menggunakan smartphone. Kelimanya merupakan pendatang dari luar Kota Medan dan bertempat tinggal di kost-kostan yang berada di sekitar Kelurahan Padang Bulan. Adapun karakteristik dari ketiga informan akan diuraikan dalam 3 kriteria berdasarkan sudah berapa lamanya menggunakan smartphone, penyebab mengganti ponsel lama ke ponsel jenis smartphone dan sejak kapan mulai menggunakan smartphone.
5.2.1.1 Kriteria pertama yaitu, sudah berapa lama menggunakan smartphone dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 3
No Inisial Informan Usia Lama Menggunakan Smartphone
1 AY 20 2 Tahun
2 GLYM 22 5 Tahun
4 TS 21 7 Tahun
5 AIA 23 3 Tahun
Sumber: Wawancara Penelitian, Januari 2016
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa TS yang paling lama menggunakan smartphone, sedangkan yang masih tergolong baru menggunakan smartphone adalah AY dan EPA. GLYM dan AIA memiliki lama penggunaan smartphone yang sedang.
5.2.1.2 Kriteria kedua yaitu, penyebab mengganti ponsel lama ke ponsel jenis smartphone dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4
No Inisial Informan Alasan Mengganti Ponsel Lama ke Jenis Smartphone 1 AY Agar lebih mudah bermain game-online
2 GLYM Agar lebih mudah bermain game-online 3 EPA Agar lebih mudah mengakses media sosial 4 TS Agar lebih mudah bermain game-online 5 AIA Agar lebih mudah mengakses media sosial Sumber: Wawancara, Januari 2016
alasan mereka sama mengganti menjadi menggunakan smartphone karena keduanya suka menggunakan berbagai macam media sosial.
5.2.1.3 Untuk kriteria terakhir, yaitu sejak kapan menggunakan smartphone, dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 5
No Inisial Informan Awal Menggunakan Smartphone 1 AY Sejak semester 3
5.3Relasi Sosial Mahasiswa yang Menggunakan Smartphone (Studi Kasus: Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara?
Tabel 6
No Inisial Informan Relasi Sosial
Orangtua Teman Sebaya
1 AY Sedang Dekat
2 GLYM Dekat Dekat
3 EPA Dekat Dekat
4 TS Kurang Kurang
5 AIA Dekat Dekat
Sumber: Wawancara, Januari 2016
BAB VI
KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan smartphone pada remaja cenderung tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa smartphone sebagai media komunikasi dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang penting bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan. Selain itu juga remaja menggunakan smartphone cenderung pada waktu yang tidak tentu, tergantung dari panggilan yang ada dan keinginan untuk mengisi waktunya.
Mengenai fasilitas pada smartphone, remaja cenderung tinggi memanfaatkan dalam kesehariannya. Tetapi dari jenis-jenis fasilitas yang dimanfaatkan tersebut dapat terlihat bahwa remaja juga mempertimbangkan faktor-faktor biaya, sehingga tidak terlalu memberatkan pihak orang tua sebagai sumber biaya pengeluaran sehari-hari. Dengan begitu biaya pengeluaran smartphone remaja tergolong rendah, tetapi biaya tersebut diperkirakan akan meningkat ketika remaja mulai memasuki kegiatan diluar perkuliahan.
Remaja dalam menggunakan smartphonenya sebagian besar menghubungi pihak yang berada dalam lingkungan sebayanya, yaitu teman atau pacar. Hal ini dikarenakan remaja merasa belum cukup untuk berkomunikasi atau berhubungan ketika bertemu saja dengan teman atau pacar. Selain itu faktor kesibukan orang tua atau saudara dapat menjadikan remaja jarang
Karakteristik internal yang informan yang menggunakan smartphone pada karya ilmiah ini adalah lamanya menggunakan smartphone, apa penyebab mengganti ponsel lama dengan smartphone, dan sejak kapan menggunakan smartphone.
Berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa relasi sosial antara remaja dengan lingkungan teman lebih baik dalam hal kuantitas, yang berarti lebih sering waktunya dalam bertemu secara tatap muka. Sedangkan relasi dengan lingkungan keluarga lebih baik dalam hal kualitas, yang berarti topik pembicaraan yang dibicarakan lebih intens. Remaja lebih membicarakan beragam topik pembicaraan dengan keluarga mereka, mulai dari pembicaraan ringan sampai pada pembicaraan yang penting (menyangkut masa depan remaja).
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penggunaan smartphone tidak mempengaruhi interaksi remaja secara tatap muka. Hal tersebut berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh Budyatna (2005), yaitu dengan munculnya penggunaan smartphone dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka.
6.2Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan tersebut, maka penulis memberikan saran kepada beberapa pihak :
1. Masyarakat
Kepada kelompok remaja hendaknya dapat meluangkan waktu yang lebih banyak lagi secara tatap muka (langsung) dengan lingkungan sosialnya serta menambah kegiatan atau aktivitas di luar jam kuliahnya. Mengingat dalam penelitian ini sebagian besar remaja memiliki tingkat aktivitas yang rendah dan adanya karakteristik remaja cenderung melepaskan diri dengan lingkungan keluarganya. Dengan begitu dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas interaksi secara tatap muka remaja tersebut. Khusus kepada orang tua hendaknya lebih berperan dalam meminimalkan pengaruh-pengaruh negatif yang dapat muncul dari pergaulan remaja saat ini. Mengingat bahwa pengaruh eksternal dari teman dekat sangatlah kuat bagi remaja itu sendiri.
2. Pengusaha smartphone
3. Penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Relasi Sosial
2.1.1 Pengertian Relasi Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dengan suatu proses yang dinamakan interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial manusia juga akan cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang diinginkan. Interaksi tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, tetapi juga bisa terjadi antara satu individu dengan kelompok individu, atau antara kelompok individu dengan kelompok individu lain.
Sejak manusia lahir dan dibesarkan, ia sudah merupakan bagian dari kelompok sosial yaitu keluarga. Disamping menjadi anggota keluarga, sebagai seorang bayi yang lahir disuatu desa atau kota, ia akan menjadi warga salah satu umat agama; warga suatu suku bangsa atau kelompok etnik dan lain sebagainya.
Hubungan antara sesama disebut relasi atau relation. Relasi sosial juga disebut hubungan sosial merupakan hasil dari interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematik antara dua orang atau lebih. Relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu dengan individu yang lain dan saling mempengaruhi.
Merry Richmond Tokoh pekerjaan sosial mengatakan bahwa konsep mengenai relasi dipandang sebagai konsep yang SENTRAL karena :
a. Praktek pek-sos itu sendiri dilaksanakan melalui relasi b. Relasi antara peksos dengan kelayan
c. Relasi antara peksos dengan sistem lainnya atau disiplin ilmu lain
d. Semua ahli dalam peksos mempunyai pandangan bahwa tujuan dari peksos memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian social
e. Melalui relasi peksos bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Melalui relasi peksos bisa menjajagi dan mengungkapkan masalah masalah kalayan dan relasi antara kalayan dengan peksos dapat terjadi tukar pikiran dan saling menyesuaikan diri.
Felix B mengumpamakan relasi sebagai BRIDGE/jembatan artinya yang dapat menghubungkan anatara lain :
a. Relasi itu sebagai atmosfir.
b. Yang dimaksud atmosfir adalah suasan artinya harus bisa memberikan suasana dalam hubungan antara peksos dengan kalayan.
c. .Relasi bisa diumpamakan darah dan daging artinya memberikan hidup, maksudnya hidupnya peksos dengan kelayan bergantung pada relasi.
d. Relasi sebagai open table atau meja terbuka artinya suatu keleluasaan tersedia untuk diisi dengan relasi.
f. Dalam peksos terjadi saling pertukaran emosional yang sifatnya kooperatif. emotional cooperatif artinya bekerjasama bukan kepada konflik
g. Relasi memiliki sifat yang dinamik artinya selalu berubah rubah dan berkembang
Menurut Spradley dan McCurdy, relasi sosial atau hubungan sosial yang terjalin antara individu yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan membentuk suatu pola, pola hubungan ini juga disebut sebagai pola relasi sosial.
Manusia ditakdirkan sebagai makhluk pribadi dan sekaligus sebagai makhluk sosial.Sebagai makhluk pribadi, manusia berusaha mencukupi semua kebutuhannya untuk kelangsungan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia tidak mampu berusaha sendiri, mereka membutuhkan orang lain. Itulah sebabnya manusia perlu berelasi atau berhubungan dengan orang lain sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial dalam rangka menjalani kehidupannya selalu melakukan relasi yang melibatkan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Hubungan sosial merupakan interaksi sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, ataupun antara individu dengan kelompok.
Hubungan sosial atau relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Relasi sosial merupakan proses mempengaruhi diantara dua orang atau lebih.
berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itulah manusia tumbuh dan berkembang adalah hasil dari relasi.
2.1.2 Jenis-Jenis Hubungan Sosial
Adapun jenis – jenis hubungan sosial adalah sebagai berikut A. Akulturasi
Pola akulturasi akan terjadi manakala kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu. Misalnya kita melihat bahwa kebudayaan orang belanda di Indonesia menyerap berbagai unsur kebudayaan Indonesia, seperti cara berbusana, cara makan, dan gaya berbahasa.
B. Dominasi
Pola ini akan terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Contoh: kedatangan bangsa eropa ke benua asia untuk memperoleh SDA. Atau kita jumpai dalam pengelompokan, misalnya suatu kelompok etnik mendominasi kelompok etnik lain,laki-laki mendominasi perempuan, orang kaya mendominasi orang miskin, dan lain sebagainya.
C. Paternalisme
D. Integrasi
Suatu pola hubungan yg mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus atau makna penting pada perbedaan ras tersebut.
E. Pluralisme
2.1.3 Unsur-unsur hubungan sosial : 1. Hubungan timbal balik atau saling berinteraksi. 2. Belangsungan di tengah-tengah masyarakat.
3. Ada tujuan tertentu ( yaitu memenuhi kebutuhan hidup ).
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Sosial 2.1.4.1Faktor Pendorong Terjadinya Hubungan Sosial a.Kondisi geografis
b.Hasrat untuk mempertahankan diri c.Hasrat atau keinginan untuk berjuang d.Hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidup e.Hasrat untuk hidup bersama
f.Hasrat untuk mewujudkan hari esok yang lebih baik g.Rasa simpati dan hasrat tolong-menolong
2.1.5.2 Faktor Penghambat Terjadinya Hubungan Sosial a.Keadaan alam
b.Bencana alam
2.2 Mahasiswa
2.2.1 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.
Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia.
Sedangkan mahasiswa menurut Sarwono [1978] – adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 – 30 thn. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27).
2.2.2 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa
Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal, terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya (Santrock, 2002: 74)
Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti; terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya, dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru.
Pilihan perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa depan (Papalia dkk, 2008: 672 ). Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai 21 tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu (Gunarsa: 2001: 129-131);
Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang
akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaannya.
Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada
masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya.
Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan
hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada.
Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah
Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan
penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai.
Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai
pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya. Baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang berlaku dilingkungannya.
Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa ialah pada penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas dikampus, mulai memiliki intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya, memiliki kebebasan emosional untuk memiliki pergaulan dan menentukan kepribadiannya. Mahasiswa juga ingin meningkatkan prestasi dikampus, memiliki tanggung jawab dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana dia berada.
2.2.3 Peran & Fungsi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa berbagai macam label pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya yg banyak
2. Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan perubahan
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis. 4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik. 5. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,contoh
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiwa, yaitu :
Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
2.3 Smartphone (Ponsel Pintar)
2.3.1 Pengertian Smartphone (Ponsel Pintar)
Ponsel cerdas (bahasa Inggris: smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa orang, ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book). Dengan kata lain, ponsel cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah telepon. Pertumbuhan permintaan akan alat canggih yang mudah dibawa ke mana-mana membuat kemajuan besar dalam pemroses, ngingatan, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur telepon genggam sejak beberapa tahun ini.
Belum ada kesepakatan dalam industri ini mengenai apa yang membuat telepon menjadi “pintar”, dan pengertian dari ponsel cerdas itu pun berubah
mengikuti waktu. Menurut David Wood, Wakil Presiden Eksekutif PT Symbian OS, "Ponsel cerdas dapat dibedakan dengan telepon genggam biasa dengan dua cara fundamental, yakni bagaimana mereka dibuat dan apa yang mereka bisa lakukan."
cerdas kelas atas ini biasanya memiliki desain yang premium. Beberapa vendor ponsel cerdas yang bermain di level ini di antaranya:
Apple dengan produk andalannya iPhone
Samsung dengan jajaran seri ponsel cerdas Galaxy S dan Galaxy Note HTC dengan seri HTC One
LG dengan seri Optimus G dan L9 Nokia dengan seri Lumia 9XX Blackberry dengan seri Qxx
2.3.2 Sejarah Smartphone (Ponsel Pintar)
Ponsel cerdas pertama dinamakan Simon; dirancang oleh IBM pada 1992 dan dipamerkan sebagai produk konsep tahun itu di COMDEX, sebuah pameran komputer di Las Vegas, Nevada. Ponsel cerdas tersebut dipasarkan ke publik pada tahun 1993 dan dijual oleh BellSouth. Tidak hanya menjadi sebuah telepon genggam, ponsel cerdas tersebut juga memiliki kalender, buku telepon, jam dunia, tempat pencatat, surel, kemampuan mengirim dan menerima faks dan permainan. Telepon canggih tersebut tidak mempunyai tombol-tombol. Melainkan para pengguna menggunakan layar sentuh untuk memilih nomor telepon dengan jari atau membuat faksimile dan memo dengan tongkat stylus. Teks dimasukkan dengan papan ketik “prediksi” yang unik di layar. Bagi standar masa kini, Simon merupakan produk
Nokia Communicator merupakan ponsel cerdas pertama Nokia, dimulai dengan Nokia 9000, pada tahun 1996. Ponsel cerdas yang serupa dengan komputer tangan yang unik ini adalah hasil dari usaha penggabungan model PDA buatan Hewlett Packard yang sukses dan mahal dengan telepon Nokia yang laris pada waktu itu. Nokia 9210 merupakan komunikator berlayar warna pertama dan juga merupakan ponsel cerdas sejati yang menggunakan sistem operasi. Komunikator 9500 menjadi komunikator berkamera dan ber-WiFi pertama. Komunikator 9300 memiliki perubahan dalam bentuk yang lebih kecil dan komunikator yang terbaru E90 menyertakan GPS. Meskipun Nokia 9210 dapat diargumentasikan sebagai ponsel cerdas sejati pertama dengan sistem operasi, Nokia tetap menyebutnya sebagai komunikator.
Handspring menyajikan ponsel cerdas yang popular dipasaran Amerika dengan bergabung dengan Palm OS berbasis Visor PDA dengan jaringan telepon GSM, VisorPhone. Tahun 2002, Handspring menjual ponsel cerdas terintegasi bernama Treo; perusahaan ini bergabung karena penjualan PDA sudah mulai mati, tetapi ponsel cerdas Treo secara cepat menjadi populer sebagai telepon berfitur PDA. Pada tahun yang sama, Microsoft mengumumkan Windows CE komputer kantong OS dinobatkan sebagai "Microsoft Windows Powered Smartphone 2002".
Pada tahun 2005 Nokia menerbitkan seri-N ponsel cerdas 3G yang dijual bukan sebagai telepon genggam tetapi sebagai komputer multimedia. Android, OS untuk ponsel cerdas keluaran tahun 2008. Android didukung oleh Google, bersama pengusaha piranti keras dan lunak yang terkemuka lainnya seperti Intel, HTC, ARM, Motorola dan eBay, yang kemudian membentuk Open Handset Alliance.
Pada Juli 2008 Apple memperkenalkan App Store dengan aplikasi gratis dan dengan biaya. App store dapat menyampaikan aplikasi ponsel cerdas yang dikembangkan oleh pihak ketiga langsung dari iPhone atau iPod Touch dengan WiFi atau jaringan selular tanpa menggunakan komputer untuk mengunduh. App Store telah menjadi suatu kesuksesan bagi Apple dan pada Juni 2009 terdapat lebih dari 50,000 aplikasi yang ada. App store menembus satu juta unduh aplikasi pada 23 April 2009.
2.3.3 Dampak Penggunaan Smartphone (Ponsel Pintar)
Penggunaan smartphone dapat membawa dampak tertentu. Dampak- dampak tertentu dibagi pada aspek psikologis, sosial, keuangan, dan kesehatan atau keselamatan jiwa seseorang. Tetapi yang akan dijelaskan disini adalah pada aspek psikologis dan sosial.
1. Aspek Psikologis
Banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Contohnya yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika. Selain itu juga terdapat peredaran pesan teks, gambar, maupun video yang bersifat pornografi. Mudahnya askes keluar-masuk pesan tersebut melalui ponsel membawa dampak negatif, terutama untuk generasi muda sekarang ini.
2. Aspek Sosial
langsung (tatap muka). Sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung.
Menurut http://www.plimbi.com/article/143502/dampak-negatif-smartphone yang diakses pada 30 Januari 2016, dikatakan bahwa smartphone, perangkat yang di anggap sebagai pengganti komputer untuk kita. Sederhana, tidak merepotkan dan fungsinya yang sangat banyak. Dan semakin ke sini, semakin canggih saja. Bila dahulu spesifikasinya terbatas, sekarang malah melewati spesifikasi komputer. Bila dahulu hanya memperkuat pada sisi jaringa internet maka saat ini hampir semua kemampuan komputer bisa dilakukannya misalnya, game, editing gambar dan video, office dan lain-lain.
Sepertinya perusahaan-perusahaan telekomunikasi ingin menerapkan benar-benar istilah “komputer di genggaman kita”. Orang-orang sangat ramai
membicarakan smartphone, membandingkan teknologinya, update tentang smartphone atau di Eropa di sebut sebagai gee. Membuat smartphone menjadi wacana yang sangat hangat.
lebih parah lagi, ketika berbicara dengan orang Anda malah sibuk chatting dengan orang lain (terlalu).
Mungkin bagi beberapa orang belum terasa dampak negates smartphone ini tetapi, smartphone memiliki kapasitas dan kemampuan untuk merusak hidup Anda nantinya bila Anda tidak bisa mengendalikan diri. Setiap hari, hampir ada fitur handphone dan handphone yang baru. Dan itu dibeli oleh orang-orang walau perbedaannya hanya sedikit. Ini membuat indikasi bahwa setiap hari ada pengguna smartphone baru.
Ini berita yang sangat bagus untuk perusahaan-perusahaan seperti Apple, Google, Samsung, HTC dan perusahaan yang berhubungan lainnya. Tetapi, itu mungkin tidak begitu baik untuk umat manusia secara keseluruhan atau pengguna personal. Berikut dampak negatif smartphone tersebut:
1. Menghancurkan hubungan pertemanan
kepada orang baru, ini juga akan berimbas ke orang dekat sekeliling Anda. Saran: komunikasi tatap muka adalah yang apling efektif. Bilapun terpakssa, Anda harus tau bahwa smartphone bergerak di dunia maya dan Anda di dunia nyata.
2. Gila Mengabadikan Kejadian
Ada sisi yang menguntungkan dari kegilaan memoto atau merekam, bagi pengguna smartphone. Tidak jarang, rekaman amatir pengguna smartphone bisa menjadi bukti beberapa kasus seperti pengeboman, pembunuhan, kecelakan dan lain sebagainya. Sayangnya kegilaan mengabadikan itu terkadang berlebihan, sampai-sampai hal yang tidak perlu diabadikan pun tetap di rekam atau di foto, di share jejaring sosial. Lebih parahnya, bila ada kejadian yang seharusnya si perekam mampu menolong korban tetapi dia memilih untuk merekam terus. Ini sesuatu hal yang sangat tidak manusiawi tetapi, itu memang terjadi.
Selfie - Sebuah Fenomena yang menjamur akibat munculnya Smartphone
3. Mendominasi waktu Luang Anda
Smartphone merupakan gadget yang sangat serbaguna, menawarkan kesempatan tak terbatas untuk menghabiskan waktu luang Anda, produktif atau tidak. Sebenarnya ini adalah pilihan, tetapi pilihlah dengan bijaksana. Misalnya, Apakah bermain Angry Bird lebih baik daripada membaca buku? Apakah curhat di Facebook atau Twitter lebih baik daripada makan di tempat yang unik? Berselancar berjam-jam tanpa arah dibanding dengan belajar bahasa Inggris atas bahasa asing lainnya. Memang pilihan pertama menyenangkan tetapi kurang produktif.
4. Sharing yang berlebihan
update status tiap 30 detik atau bahkan kurang karena saat ini dipermudah dengan smartphone.
5. Sulit melepaskan diri
Dahulu kehidupan digital dipegang oleh komputer. Dunia maya juga masih di kuasai komputer. Saat itu, bila Anda meninggalka rumah, kantor atau dimanapun Anda mengakses komputer maka selamat tinggal juga dengan dunia maya. Mungkin terbantu dengan laptop yang memang memiliki sisi mobile. Tetapi, laptop tetap saja ada akhirnya. Tentu ada saatnya laptop kita tutup (off) dan berkegiatan yang lain. Tidak dengan smartphone. Kapanpun, dimanapun asal masih memiliki jaringan internet maka Anda bisa langsung masuk ke dunia maya. Anda langsung bisa dengan sekejap membaca email masuk, menjawab komentar orang di website pribadi Anda. Ini yang membuat orang-orang sulit terlepas dari smartphone. Sepertinya, sebagian hidupnya sudah ada di sana. Saran Paseban, matikan semua perangkat Anda dan menyatulah dengan alam agar menemukan rasa yang baru dari hidup.
6. Mengandalkan Teknologi
1. Hubungan Timbal Balik atau Saling Berinteraksi 2. Dilakukan antar manusia dalam bentuk individu
dan kelompok
3. Berlangsung di tengah-tengah masyarakat
4. Ada Tujuan tertentu (yaitu memenuhi kebutuhan hidup)
2.6 Kerangka Pemikiran
Penggunaan smartphone yang berlebihan menjadi salah satu masalah sosial saat ini, dimana para pengguna smartphone menjadi “sibuk” dengan dunianya sendiri. Para peminat smartphone saat ini tidak begitu memperdulikan tujuan utama sebuah ponsel, yaitu, komunikasi. Banyak dari pengguna smartphone saat ini mengabaikan orang-orang disekitar mereka karena sibuk dengan smartphone miliknya.
BAGAN ALUR PEMIKIRAN Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara
Relasi Sosial Mahasiswa yang Menggunakan
Smartphone
2.7 Definisi Konsep
Definisi konsep adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu (www.laodesyamri.net diakses pada 28 September 2015).
Konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan istilah dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan tidak muncul salah pengertian pemakaian istilah yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.
Untuk memperjelas penelitian ini, maka peneliti membatasi konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut :
a) Hubungan sosial atau relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. b) Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di
2.8 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
Adapun yang menjadi definisi operasional ataupun indikator dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan/ relasi sosial, yang terdiri dari faktor pendorong terjadinya hubungan sosial, maupun faktor penghambat suatu hubungan sosial, yaitu :
Faktor Pendorong Terjadinya Hubungan Sosial
3 Kondisi geografis
4 Hasrat untuk mempertahankan diri 5 Hasrat atau keinginan untuk berjuang 6 Hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidup 7 Hasrat untuk hidup bersama
Faktor Penghambat Terjadinya Hubungan Sosial
1 Keadaan alam 2 Bencana alam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan serta mudah dibawa-bawa. Tetapi dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, juga terdapat banyak dampak negatif bermunculan.
Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat yang sangat luar biasa. Gadget smartphone tidak hanya membantu anda untuk tetap terhubung dengan teman-teman dan keluarga, mereka juga memiliki banyak aplikasi multimedia seperti browsing internet, mendengarkan musik, menonton video dan film.
Gadget smartphone adalah sebuah ponsel yang menawarkan kemampuan komputasi yang lebih maju dan konektivitas dari fitur telepon kontemporer. Gadget smartphone dan fitur ponsel terkadang dianggap sebagai komputer genggam yang terintegrasi dengan telepon seluler.
smartphone semakin banyak dan beragam pula. Dampak positif dan negatif pun bermunculan, seperti dampak negatifnya yaitu mengganggu perkembangan kualitas keagamaan, bahaya kesehatan, rawan terhadap tindak kejahatan, perubahan perilaku, dan pemborosan. Sedangkan dampak positifnya yaitu mempermudah komunikasi, menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi, dan memperluas jaringan persahabatan.
Hassan (1999) mengemukakan teknologi komunikasi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam kehidupan manusia. Transformasi tersebut telah memunculkan perubahan dari berbagai pola hubungan antar manusia (patterns of human communication), yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi (interpersonal relations). Pertemuan tatap muka (face to face) secara berhadapan dapat dilaksanakan dalam jarak yang sangat jauh melalui tahap citra (image to image).
Sekarang telah bermunculan alat komunikasi yang sangat canggih salah satunya adalah ponsel pintar (smartphone). Dan ini merupakan kemudahan dalam berkomunikasi karena di lengkapi dengan berbagai tampilan yang mendukung untuk mengakses internet dan sekarang ini ponsel pintar sangat familiar dimata masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa sebagai calon ilmuan yang membutuhkan informasi setiap saat.
Banyaknya aplikasi-aplikasi yang dapat diakses melalui sebuah ponsel pintar atau biasa disebut smartphone, membuat para penggunanya tertarik untuk memiliki sebuah smartphone, bahkan lebih dari satu, apalagi smartphone bisa didapat dengan harga relative murah. Dengan harga yang relative murah dengan banyaknya aplikasi yang bisa diakses maka banyak yang tertarik untuk memiliki smartphone. Hal ini menjadikan ponsel sebagai salah satu perkembangan komunikasi yang paling actual di Indonesia selama lebih dari lima tahun terakhir (Nurudin, 2005).
Pengguna ponsel terbesar merupakan kelompok mahasiswa perkotaan terutama pada kota-kota besar. Dengan begitu permasalahan yang muncul dalam penelitian ini yaitu mengenai penggunaan ponsel dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana pengaruhnya terhadap relasi yang ada, dalam hal ini antara mahasiswa dengan lingkungan sosial mereka.
internalyang mempengaruhi penggunaan ponsel adalah status ekonomi keluarga dan tujuan penggunaanponsel, sedangkan pada karakteristik eksternal adalah keberadaan teman dekat responden
Mengenai relasi, penelitian ini melihat suatu variabel relasi sosial dari waktu dan intensitas (tingkat keluasan pembicaraan) interaksi secara tatap muka antara responden dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan semua data yang diperoleh dapat diketahui bahwa relasi antara responden dengan lingkungan teman atau pacar lebih baik dalam hal kuantitas. Sedangkan relasi antara responden dengan lingkungan keluarga lebih baik dalam hal kualitas
Penggunaan ponsel menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan saat ini yang memerlukan mobilitas tinggi. Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalamnya pun tidak hanya terbatas pada fungsi telepon dan SMS (short messages service) saja. Ponsel dapat digunakan sebagai sarana bisnis, penyimpan berbagai macam data, sarana musik/hiburan, untuk mengakses berbagai media sosial bahkan sebagai alat dokumentasi untuk acara tertentu maupun sekedar untuk koleksi pribadi.
Masing-masing tidak berhenti bersaing mencari pangsa pasar melalui produk terbaru hanya dalam kurun waktu yang relatif singkat. Dalam kaitannya dengan kondisi masyarakat, dapat disaksikan bahwa percepatan arus informasi, dan globalisasi telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, bahkan telah mengikis motivasi belajar para mahasiswa dikampus.
Disini pendidikan dihadapkan pada masalah yang sangat mendasar. Di satu sisi, dituntut mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dengan motivasi belajar yang tetap stabil dan meningkat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar menjadi wahana untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah prilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global. Selain itu, perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan dunia tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial yang berlangsung secara cepat. Pesatnya perkembangan teknologi telah membentuk masyarakat internasional. Sehingga jarak antara belahan dunia menjadi sempit dan berjarak pendek. Ponsel disamping itu juga dapat merubah makna dari “kesendirian”. Kesendirian itu dapat menjadi suatu suasana yang lebih ramai dan hidup. Dengan satu ponsel yang canggih saja, kita dapat mendengarkan musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video, dan lain-lain meskipun kita berada dalam satu ruangan sendirian tanpa ada apapun.
Seringkali komunikasi yang dinamis dan timbal balik dirasakan menurun kualitas dan kuantitasnya pada interaksi tatap muka. Terdapat banyak fenomena dimana tidak jarang individu lebih memilih memainkan atau menggunakan ponselnya, meskipun ia berada ditengah-tengah suatu kegiatan atau sosialisasi dengan orang-orang disekitarnya.
Remaja (dalam hal ini mahasiswa) merupakan kelompok manusia yang penuh potensi yang perlu untuk dimanfaatkan. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama (Hurlock, 1980).
banyak remaja yang menyalahgunakan kecanggihan ponsel pintar tersebut untuk hal-hal yang negative, seperti judi online, download video-video syur, menghina orang lain melalui status pribadi dari berbagai media sosial, dan lainnya.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana relasi sosial mahasiswa yang menggunakan smartphone di kalangan mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Utara ?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana relasi sosial mahasiswa yang menggunakan smartphone dengan lingkungan sosialnya.
1.3.2 Manfaat Penelitian Secara Teoritis
Hasil dari penelitian diharapkan bisa jadi masukan sebagai sebuah sumbangan dalam kajian ilmu kesejahteraan sosial terutama yang berkaitan dengan relasi dengan teman sebaya akibat penggunaan smartphone untuk bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Secara Praktis
1.4Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, maka diperlukan sebuah sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan sejarah singkat gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.
BAB V : ANALISIS DATA
BAB VI : PENUTUP
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Arina Indah
NIM : 110902011
ABSTRAK
RELASI SOSIAL MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN SMARTPHONE (STUDI KASUS: MAHASISWA/I ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)
(Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 6 Tabel, 6 Lampiran)
Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan serta mudah dibawa-bawa. Tetapi dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, juga terdapat banyak dampak negatif bermunculan. Penggunaan ponsel sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi
tatap muka. Disini interaksi yang terbentuk kemudian “dipercepat” prosesnya melalui suara dan teks atau tulisan (Brotosiswoyo, 2002).
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penggunaan smartphone tidak mempengaruhi interaksi remaja secara tatap muka. Hal tersebut berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh Budyatna (2005), yaitu dengan munculnya penggunaan smartphone dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka. Penggunaan smartphone remaja (laki-laki maupun perempuan) memang cenderung tinggi. Tetapi dalam hal interaksi tatap muka antara remaja dengan lingkungan sosialnya tetap saja cenderung kurang. Dapat disimpulkan bahwa interaksi remaja tersebut tidak hanya disebabkan oleh tingkat penggunaan smartphone yang tinggi.
Dikarenakan aktifitas masyarakat dan kebutuhan mereka yang beragam dan memacu, kemudian dengan keinginan yang serba instan atau cepat dan mudah, membuat penggunaan smartphone semakin banyak dan beragam pula. Dampak positif dan negatif pun bermunculan, seperti dampak negatifnya yaitu mengganggu perkembangan kualitas keagamaan, bahaya kesehatan, rawan terhadap tindak kejahatan, perubahan perilaku, dan pemborosan. Sedangkan dampak positifnya yaitu mempermudah komunikasi, menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi, dan memperluas jaringan persahabatan.
UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE
DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE
Name : Arina Indah
Student Id Number : 110902011
ABSTRACT
A SOCIAL RELATION OF COLLEGE STUDENTS WHO USE SMARTPHONES
(CASE STUDY: STUDENT/I SOCIAL WELFARE SCIENCE, UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA)
(This Thesis consists of 6 chapters, 6 tables, Attachment 6)
Communication technology in the form of a mobile phone is the phenomenon of the most unique and interesting in its use, because it includes electronic objects are easy to use and easy to carry around. But of the many advantages that have been offered from a cell phone, there are also many negative effects emerged. The use of mobile phones is now not just as means of communication, but also encourage the formation of an entirely different interaction with face-to-face interaction. Here the interaction formed then "expedited" process through sound and text or text (Brotosiswoyo, 2002).
This research also concluded that the use of the smartphone does not affect the teenage interaction face-to-face. It is contrary to the theory advanced by Budyatna (2005), that with the rise of the smartphone usage can influence a process that are transactional in face-to-face interaction. The use of smartphones teens (male or female) is indeed likely to be high. But in terms of interaction face-to-face between teenagers with social environment still tend to be less. It can be concluded that the interaction of teens are not only caused by the high level of use of smartphones. Due to the activities of the community and their needs are diverse and spur, then with the desire of a versatile instant or quick and easy, makes use of smartphones more and diverse anyway. Positive and negative impacts have sprung up, such as disruptive i.e. intrusive religious quality developments, health hazards, vulnerable to crime, behavior change, and waste. While the impact of easing communication, i.e. plus adds to knowledge about the development of technology, and expanding the network of friendship.
Relasi Sosial Mahasiswa yang Menggunakan Smartphone
( Studi Kasus: Mahasiswa/i Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Sumatera Utara)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Sosial di Universitas Sumatera Utara
OLEH : ARINA INDAH
110902011
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Arina Indah
NIM : 110902011
ABSTRAK
RELASI SOSIAL MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN SMARTPHONE (STUDI KASUS: MAHASISWA/I ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)
(Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 6 Tabel, 6 Lampiran)
Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan serta mudah dibawa-bawa. Tetapi dari sekian kelebihan yang telah ditawarkan dari suatu ponsel, juga terdapat banyak dampak negatif bermunculan. Penggunaan ponsel sekarang bukan hanya sebagai alat komunikasi semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi
tatap muka. Disini interaksi yang terbentuk kemudian “dipercepat” prosesnya melalui
suara dan teks atau tulisan (Brotosiswoyo, 2002).
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penggunaan smartphone tidak mempengaruhi interaksi remaja secara tatap muka. Hal tersebut berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh Budyatna (2005), yaitu dengan munculnya penggunaan smartphone dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka. Penggunaan smartphone remaja (laki-laki maupun perempuan) memang cenderung tinggi. Tetapi dalam hal interaksi tatap muka antara remaja dengan lingkungan sosialnya tetap saja cenderung kurang. Dapat disimpulkan bahwa interaksi remaja tersebut tidak hanya disebabkan oleh tingkat penggunaan smartphone yang tinggi.
Dikarenakan aktifitas masyarakat dan kebutuhan mereka yang beragam dan memacu, kemudian dengan keinginan yang serba instan atau cepat dan mudah, membuat penggunaan smartphone semakin banyak dan beragam pula. Dampak positif dan negatif pun bermunculan, seperti dampak negatifnya yaitu mengganggu perkembangan kualitas keagamaan, bahaya kesehatan, rawan terhadap tindak kejahatan, perubahan perilaku, dan pemborosan. Sedangkan dampak positifnya yaitu mempermudah komunikasi, menambah pengetahuan tentang perkembangan tekn