• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. T dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. T dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN

1. Pengkajian

I. Biodata

Nama : Tn. T

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 71 Tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani

Alamat : Jln. Panca No. 20 Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

Golongan Darah : O

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015 Diagnosa Medis : Asma Bronchial

II. Keluhan Utama

Klien mengatakan sesak jika melakukan aktivitas maupun sedang istirahat.

III.Riwayat Kesehatan Masa Lalu A. Penyakit yang pernah diami

Klien mengatakan penyakit yang pernah dialami adalah kanker prostat. B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan pernah dilakukan prostatectomy. C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien mengatakan dirawat di Rs. Pringadi, Sembiring dan Imelda. D. Lama dirawat

Klien mengatakan dirawat selama 2 minggu. E. Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi. F. Imunisasi

(2)

IV.Riwayat Kesehatan Keluarga A. Orangtua

Klien mengatakan orangtuanya tidak ada yang menderita penyakit saluran pernafasan.

B. Saudara kandung

Klien mengatakan saudaranya tidak menderita penyakit saluran pernafasan.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan di keluarganya. D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada naggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. E. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orangtua dari klien sudah meninggal dan 2 orang anak. F. Penyebab meninggal

Klien mengatakan anggota keluarganya meninggal karena mengalami penyakit diabetes.

V. Riwayat Keadaan Psikososial A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan yakin bahwa penyakitnya adalah cobaan dan merupakan akibat dari merokok sejak remaja dan yakin akan sembuh. B. Konsep diri

 Gambar diri : Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuh.  Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya.

 Harga diri : dalam keluarganya pasien sebagai kepala keluarga.  Identitas : selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu

oleh keluarga.

C. Keadaan emosi : Emosi klien tampak stabil. D. Hubungan sosial

 Orang yang berarti : Orang yang berarti bagi pasien adalah semua

(3)

 Hubungan dengan keluarga : Hubungan pasien dengan keluarga baik.  Hubungan dengan orang lain : Hubungan pasien dengan orang lain baik.  Hambatan dalam berhubungan : Tidak ada hambatan dalam berhubungan

dengan orang lain. E. Spiritual

 Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan menganut agama islam.  Kegiatan ibadah : Klien mengatakan rajin melaksanakan

ibadah sholat 5 waktu dan membaca Al qur’an.

VI.Status mental

 Tingkat kesadaran : Kompos mentis.  Penampilan : Klien tampak rapi.

 Pembicaraan : Lambat

 Alam perasaan : Sedih.

 Afek : Datar.

 Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang.

 Memori : Gangguan daya ingat jangka panjang.

VII. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan umum

Pasien sadar, lemah dan kesulitan melakukan aktivitas sehingga pasien berbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu oleh keluarganya. B. Tanda-tanda vital

 Suhu tubuh : 37C

 Tekanan darah : 120/70 mmHg.

 Nadi : 60x/menit.

 Pernafasan : 30x/menit.

(4)

C. Pemeriksaan head to toe a. Kepala dan rambut

1. Bentuk : Oval dan simetris.

2. Ubun-ubun : Tepat di tengah dan tidak ada benjolan. 3. Kulit Kepala : Bersih dan tidak ada bekas trauma.

a. Rambut

1. Penyebaran rambut : Rambut rontok dan tidak merata.

2. Bau : Rambut tidak berbau.

3. Warna kulit : Sawo matang.

b. Wajah

1. Warna kulit : Sawo matang.

2. Struktur wajah : Merah muda dan lembam.

c. Mata

1. Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris. 2. Palpebra : Merah muda dan lembam.

3. Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva merah mudah, sclera putih 4. Pupil : Isokor, reflex terhadap cahaya.

5. Cornea dan iris : Bening.

6. Visus : Ketajaman penglihatan sudah mulai menurun.

7. Tekanan bola mata : Baik.

d. Hidung

1. Tulang hidung : Tulang hidung simetris dan tepat di medial. 2. Lubang hidung : Lubang hidung normal dan bersih.

3. Cuping hidung : Pernafasan menggunakan cuping hidung

e. Telinga

(5)

2. Ukuran telinga : Normal dan simetris kika. 3. Lubang telinga : Lubang telinga normal. 4. Ketajaman pendengaran : Sudah mulai berkurang.

f. Mulut dan faring

1. Keadaaan bibir : Kering, pucat dan simetris. 2. Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gusi pucat dan gigi 25. 3. Keadaan lidah : Lidah kurang bersih dan pucat. 4. Orofaring : Pita suara baik.

g. Leher

1. Posisi trachea : Posisi trachea medial.

2. Thyroid : Tidak ada pembesaran.

3. Suara : Suara normal.

4. Kelenjer limfe : Tidak ada pembesaran. 5. Vena jugularis : Tidak ada distensi.

6. Denyut nadi karotis : Denyut teraba manun lemah.

h. Pemeriksaan integuman

1. Kebersihan : Kulit tampak kurang baik. 2. Kehangatan : Akral hangat.

3. Warna : Warna kulit sawo matang.

4. Turgor : Turgor kulit jelek, CRT> 2 dtk. 5. Kelembahan : Kelembaban kulit baik.

6. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit.

i. Pemeriksaan payudara daan ketiak

1. Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pemeriksaan. 2. Warna payudara dan areola : Tidak dilakukan pemeriksaan. 3. Kondisi payudara dan putting : Tidak dilakukan pemeriksaan. 4. Produksi ASI : Tidak ada.

(6)

D. Pemeriksaan thoraks/dada

1. Inspeksi thoraks : Normal dan simetris.

2. Pernafasaan (frekuensi dan irama) : 30 kali/menit, irama tidak teratur. 3. Tanda kesulitan bernafas : Klien menggunakan pernafasan

cuping hidung dan takipnea.

E. Pemeriksaan paru

1. Palpasi getaran suara : Getaran dada klien normal.

2. Perkusi : Didapati suara resonam.

3. Auskultasi : Suara nafas vesikuler tidak ada suara tambahan.

Pemeriksaan jantung

1. Inspeksi : Tidak ada sianosis.

2. Palpasi : Pulsasi teraba.

3. Perkusi : Suara dullness saat perkusi.

4. Ausklutasi : Bunyi jantung normal.

F. Pemeriksan abdomen

1. Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan.

2. Auskultasi : Peristaltik usus 8-15x/menit.

3. Palpasi : Ada nyeri tekan pada area

suprapubis.

G. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak ada kelainan.

2. Anus dan perineum : Tidak ada kelainan pada anus.

H. Sistem muskulokletal

1. Kesimetrisan otot : Simetris kika.

2. Pemeriksaan edema : Tidak terdapat edema. 3. Kekuatan otot : Kekuatan otot 4.

(7)

 Tingkat kesadaran

GCS : 15 E : 4 V : 5 M : 6

 Nervus cranialis

1. Nervus olfaktorius/N I

Pasien dapat membedakan bau-bauan dengan jelas dan baik.

2. Nervus optikus/N II

Lapangan pandang klien sedikit mengalami9 gangguan visus mata terganggu pada jarak 2 meter.

3. Nervus okulomotorius/N III, Trochealis/N IV, Abdusen/N VI

Tidak terdapat edema pada kelopak mata, tidak terdapat hiperemi konjungtiva, kelopak mata tidak jatuh (pitos), reaksi pupil terhadap cahaya normal, ukuran mata kanan dan kiri normal, tidak ada tanda pendarahan, gerakan bola mata normal kesegala arah.

4. Nervus triggeminus/N V

Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxilla dan mandibulla kiri dan kanan serta bagian frontal klien, klien bisa merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getatan yang diberikan di kulit klien, reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kiri dan kanan baik, gerakkan mandibulla simetris.

5. Nervus fasialis/N VII

(8)

6. Nervus vestibulocochlearis/N VIII

Keseimbangan klien masih baik. Klien masih dapat berdiri dengan normal.

7. Nervus glossopharingeus/N IX, Vagus/N X

Gerakkan palatum dan vulva normal, palatum lunak dan sedikit trangkat, letak uvula ditengah, gag reflek pasien normal, gerakan menelan pasien baik dan vocal suara pasien jelas.

8. Nervus assesoris/N XII

Gerakan bahu tidak simetris kiri dan kanan, rentang gerak sendi servikal normal, kekuatan daya dorong di sisi bahu pasien baik, kekuatan otot.

9. Nervus hipoglosus/N VIII

Gerakan lidah pasien normal dan baik, kekuatan otot lidah sangat baik. a. Fungsi motorik

1. Cara berjalan

Tn. T mampu berjalan normal. 2. Romberg tes

Tn. R dapat berdiri tegak 3. Pronasi-supinasi tes

Pronasi tes klien tampak baik. Klien dapat melakukan posisi telungkup secara mandiri. Supinasi test klien tampak baik. Klien saat berbaring dapat meluruskan kakinya.

b. Fungsi sensosi

1. Identifikasi sentuhan ringan

Klien dapat menegtahui area kulit tubuhnya yang disentuh. 2. Test tajam-tumpul

Klien dapat mengidentifikasi barang tajam dan tumpul yang disentuhkan kekulitnya.

(9)

Klien dapat mengidentifikasi rasa panas dan dingin yang disentuhkan kekulitnya.

4. Test getaran

Klien dapat merasakan getaran dengan baik yang disentuhkan di area wajahnya.

c. Refleks

1. Reflek bisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan dan kiri. 2. Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanak dan kiri. 3. Reflek pateler

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan sebelah kiri.

4. Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan sebelah kiri.

5. Reflek plantar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan dan sebelah kiri.

VIII. Pola kebiasaan sehari-hari I. Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan/hari : 3 kali/hari.

b. Nafsu makan : Berkurang.

c. Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati.

d. Alergi : Tidak ada alergi.

e. Mual dan muntah : Pagi, siang dan malam.

f. Waktu pemberian makan : 1 piring nasi dan makanan padat. g. Jumlah dan jenis makanan : Nafsu makan berkurang dan tidak

(10)

II. Perawatan diri

1. Kebersihan tubuh : Klien tampak bersih.

2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut klien tampak bersih. 3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan tampak kotor

III. Pola kegiatan/aktivitas

a. Klien kadang dimandikan oleh keluarga di atas tempat tidur, makan sendiri, eliminasi dilakukan secara mandiri dang anti pakaian dilakukan secara sendiri.

b. Klien mengatakan masih melaksanakan sholat, namun untuk sholat

jum’at klien tidak dapat melakukan dikarenakan klien kesulitan untuk

berjalan terlalu jauh.

IV. Pola eliminasi 1. BAB

a. Pola BAB : Teratur 2x/hari. b. Karakter feses : Lembek.

c. Riwayat pendarahan : Tidak ada riwayat pendarahan d. BAB terakhir : 17 Mei 2015.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan dasar Manusia Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.

Doengoes, dkk, (2000). Rencana asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC Potter & perry. 2005. Buku Aljar Fundamental Keperawatan. Volume 1. Jakarta:

EGC.

Potter & Perry. 2005. Buku Aljar Fundamental Keperawatan. Volume 2. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Kepewatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Kepewatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

(12)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut:

1. Penulis melakukan asuhan keperawatan dengan komprehensif dari pengkajian didapatkan data antara lain data subyektif yang meliputi Tn. T mengatakan sesak nafas. Data objektif meliputi Tn. T umur 71 tahun, bekerja sebagai petani, konjungtiva mata merah, TD: 120/70 mmHg, HR: 60x/menit, RR: 30x/menit dan T: 37C.

2. Berdasarkan data yang ada penulis menentukan 2 diagnosa yaitu ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan ditandai dengan klien tampak kesulitan bernafas, frekuensi pernafasan: 30x/menit, dispnea, adanya penurunan tekanan ekspirasi dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan frekuensi pernafasan: 30x/I (sebelum melakukan aktivitas) 35x/I sesudah melakukan aktivitas, nadi melemah dan menurun sesudah melakukan aktivitas (55x/i), TD sebelum aktivitas 120/70mmHg dan sesudah aktivitas 140/100mmHg. 3. Rencana intervensi yang disusun dapat di implementasikan pada pasien sesuai dengan yang penulis rencanakan, meski penulis hanya diberi waktu 5 hari dalam pengambilan kasus.

(13)

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit

Rumah Sakit melalui petugas yang ada di ruangaan lebih aktif dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar ketidakefektifan pola nafas.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan telah banyak memberikan informasi tentang kesehatan khususnya tentang masalah kebutuhan dasar ketidakefektifan pola nafas. Tuntutan zaman yang terus berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan harus terus ditingkatkan yaitu dengan memberikan lebih banyak materi pada para mahasiswanya selain itu sebagai bahan bacaan di perpustakaan.

3. Bagi Keluarga

Keluarga adalah orang terdekat dari klien, diharapkan dapat saling bekerja sama dalam mengatasi masalah kebutuhan dasar ketidakefektifan pola nafas yang dialami klien.

4. Bagi Penulis

(14)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Fokus pada Konsep Oksigenasi Keperawatan

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ sel tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2010).

1. Pengkajian

a. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan yang telah ada lalu perawat juga mengkaji keadaan pasien dan keluarganya. Kajian tersebut berfokus kepada manifestasi klinik utama, kejadian yang membuat kondisi saat ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat psikososial.

b. Riwayat kesehatan masa lalu

Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernafasan pasien. Secara umum perawat perlu menanyakan mengenai hal seperti riwayat merokok, pengobatan saat ini dan masa lalu, alergi dan tempat tinggal.

c. Riwayat kesehatan keluarga

(15)

d. Kajian sistem (head to toe) a. Inspeksi

Prosedur inspeksi yang dilakukan oleh perawat adalah pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus dalam keadaan duduk dan inspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisinya (lesi dan masa), catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan dan kesimetrisan pergerakan dada, observasi tipe pernafasan diafragram serta penggunaan otot bantu pernafasan dan kesimetrisan pergerakan dada, observasi tipe pernafasan seperti pernafasan hidung atau pernafasan diafragma serta penggunaan otot bantu pernafasan, catat durasi dari fase inspirasi dan eksprasi kemudian observasi kesimetrisan pergerakan dada (Irman Soemantri, 2008).

Rasio pada fase ini normalnya adalah 1:2 bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan diameter lateral/transversal (T). Rasio normal berkisar antara 1:2 sampai 5:7 tergantung dari kondisi cairan tubuh pasien.

Kelainan pada bentuk dada: 1. Barrel chest

Timbul akibat terjadinya overinflation paru-paru. Terdapat peningkatan diameter AP:T (1:1) sering terjadi pada pasien emfisema.

2. Funnel chest

Timbul jika terjadi depresi pada bagian bawah dari sternum. Kondisi ini terjadi pada ricketsia atau akibat kecelakan kerja.

3. Pigeon chest

Terjadi pada paien dengan kifoskoliosis berat. 4. Kiposkoliosis

(16)

b. Palpasi

Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui fremitus taktil (vibrasi). Palpasi berguna untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti massa, lesi dan bengkak. Perhatikan adanya getaran dada yang dihasilkan ketika berbicara. Normalnya fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan akan meningkat pada kondisi konsolidasi (Irman soemantri, 2008)

c. Perkusi

Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya dan pengembangan diafragma dan mengkaji adanya abnormalitas, cairan atau udara di dalam paru. Perkusi dilakukan dengan jari tengah (tangan non-dominan) pemeriksa mendatar di atas dada pasien. Kemudian jari tersebut diketuk dengan menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tangan sebelahnya. Jenis suara prekusi ada dua jenis yaitu suara perkusi normal dan abnormal. Suara perkusi normal meliputi resonan (sonor) yaitu dihasilkan pada jaringan paru normal umumnya bergabung dan bernada rendah, dullness yaitu dihasilkan di atas bagian atas jantung atau paru-paru dan tympani yaitu dihasilkan di atas perut yang berisi udara umunya bersifat musical.

Sedangkan suara perkusi abnormal meliputi hiperresonan yaitu bergabung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru-paru yang abnormal berisi udara dan flatness yaitu nadanya lebih tinggi dari dullness dan di dengar pada perkusi daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan (Irman soemantri, 2008)

d. Auskultasi

(17)

bunyi nafas normal adalah bronchial, bronkovesikuler dan vesikuler. Sedangkan bunyi nafas abnormal yaitu wheezing, ronchi, pleural friction rub dan crakles (Soemantri, 2008).

2. Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisi mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Selama pengkajian, data di kumpulan dari berbagai sumber, divalidasi dan diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontinu direvisi sejalan dengan perubahan dalam fisik status dan emosi klien. Hal ini juga mencakup hasil laboratorium dan diagnostic. Selama langkah ini, perawat menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalis dan menginterpretasi dan menarik konklusi tentang kelompok dan pola data (Potter & Perry, 2006).

Pada pasien dengan gengguan pernafasan sering ditemui data subjektif dan objektif. Datab subjektif meliputi lemah, sesak, nyeri dada, demam, ansietas, berat badan menurun. Sedangkan data objektif meliputio gelisah, dispnea, trauma, suara nafas tidak normal, perubahan frekuensi dan kedalaman pernafasan, perubahan irama pernafasan dan atelektasis.

3. Rumusan Masalah

Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan perawatan masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik. Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau actual (Potter & Perry, 2006).

Adapun masalah yang sering muncul pada gangguan oksigenasi ialah: a. Ketidakefektifan pola nafas.

(18)

d. Penurunan curah jantung. e. Intoleransi aktivitas.

f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubah.

4. Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan merupakan mata rantai antara penetapan kebutuhan klien dan pelaksanaan keperawatan. Dengan demikian rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosa keperawatan.

Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan klien secara optimal agar dalam proses pencapain tujuan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.

Adapun rencana keperawatan yang kemungkinan muncul pada gangguan oksigenasi adalah:

1) Ketidakefektifan pola nafas a. Batasan karakteristik

Yang menjadi batasan karakteristik dari ketidakefektifan pola nafas adalah perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya), perubahan nadi (frekuensi, irama dan kualitas), ortopneu, irama pernafasan tidak teratur dan pernafasan yang berat.

b. Faktor yang berhubungan

(19)

Menurut (Wilkinson) intervensi dan rasional dari masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Intervensi

a. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu nafas.

b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius, seperti krekels, mengi, gesekan pleural.

c. Tingginya kepala dan bantu mengubah posisi dan ambulasi segera mungkin.

d. Dorong /bantu pasien dalam nafas dalam dan latihan batuk. e. Ajarkan kepada keluarga cara penggunaan obat yang benar.

2. Rasional

a. Kecepatan biasanya meningkat, dispnea dan terjadi peningkatan kerja nafas. Kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada.

b. Bunyi nafas menurun/tidak ada bila jalan nafas obstruksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan atau kolaps jalan nafas kecil (atelektasis). Ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas/kegagalan pernafasan.

c. Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. Pengubahan posisi dan ambulasi meningkatkan pengisian udara segmen paru berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.

d. Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi dan menurunkan/mencegah atelektasis.

2) Intoleransi aktivitas a. Definisi

(20)

b. Batasan karakteristik

Perubahan respon fisiologis terhadap aktivitas, misalnya pada sistem pernafasan yaitu dispnea, nafas pendek, frekuensi nafas meningkat dan penurunan frekuensi. Pada nadi yaitu denyut nadi melemah, menurun, peningkatan berlebihan, dan perubahan irama. Pada tekanan darah yaitu gagal meningkat dengan aktivitas, diastolic meningkat >15mmhg. Yang mungkin terdapat yaitu kelemahan, kelelahan, pucat atau sianosis, kacau, mental dan vertigo.

c. Faktor yang berhubungan

Faktor yang berhubungan dengan intoleransi aktivitasnya diantaranya tirah baring atau imobilisasi, kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, atelektasis, anemia, malnutrisi dan diet tidak kuat.

d. Kriteria hasil

Adapun kriteria dari intoleransi aktivitas hasil adalah berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan frekuensi pernafasan mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, tanda-tandaviatl normal serta status respirasi, pertukaran gas dan ventilasi adekuat.

Menurut Potter & Perry (2006) invertasi dan rasional dari masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Intervensi

a. Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas. b. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan dan

kelemahan otot.

(21)

d. Ubah pusing klien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. e. Ajarkan keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi,

misalnya mandi dengan duduk dan duduk untuk melakukan aktivitas. f. Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada,

nafas pendek, kelemahan atau pusing terjadi.

2. Rasional

a. Memperngaruhi pilihan intervensi/bantuan.

b. Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 memperngaruhi keamanan klien/resiko cedera.

c. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumah oksigen adekuat ke jaringan.

d. Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cidera.

e. Mendorong klien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan.

(22)

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

A. Anamnase

Pengkajian yang sudah didapat berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan penulis dan keluhan klien kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktvitas berbagai organ dan kehidupan sel.

B. Pemeriksaan fisik Inspeksi:

A. Penentuan tipe jalan nafas.

B. Penghitungan frekuensi pernafasan dalam waktu 1 menit. C. Pemeriksaan pernafasan.

D. Pengkajian irama pernafasan.

E. Pengkajian terhadap dalam/dankalnya pernafasan.

Palpasi:

Berguna untuk mendeteksi kelanian seperti nyeri, palpasi dilakukan untuk menentukan besar, konsistensi, suhu, apakah dapat atau tidak digerakkan dari dasar.

Perkusi:

Bertujuan untuk menilai normal atau tidaknya suara perkusi paru.

Auskultasi:

Bertujuan untuk menilai adanya suara nafas.

C. Pemeriksaan diagnostik

(23)

2. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS: Klien mengatakan sesak nafas

DO:

a. Klien tampak kesulitan bernafas

b. RR:30X/menit c. Dispnea

Adanya penurunan tekanan ekspirasi mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas

(24)

3. Rumusan masalah

a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan ditanai dengan klien tampak kesulitan bernafas, frekuensi pernafasan 30x/menit, dispnea dan adanya penurunan tekanan ekspirasi.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan frekuensi pernafasan 30x/I (sebelum melakukan aktivitas) 35x/I sesudah melakukan aktivitas. Nadi meleh dan menurun sesudah melakukan aktivitas (55x/i). TD sebelum melakukan aktivitas 120/80mmHg dan sesudah aktivitas 140/100mmHg.

4. Perencanaan

Berdasarkan masalah yang ditemukan dari analisa data diatas maka penulis membuat rencana keperawatan yang dapat mengatasi masalah keperawatan tersebut yang tercantum didalam table berikut:

No. Waktu Perencanaan Keperawatan

1. Kamis, 21 Mei 2015 Tujuan:

Menunjukkan pola nafas yang efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal.

Kriteria hasil:

1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dispnea (mampu bernafas dengan mudah dan tidak ada pernafasan bibir).

2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal dan tidak ada suara nafas abnormal.

(25)

Rencana tindakan Rasional

2.Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius, seperti krekles, mengi dan gesekan pleural. 3.Tinggikan kepala

dan Bantu mengubah

1. Kecepatan biasanya meningkat. Dispnea dan terjadi peningkatan kerja nafas. Kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi dada

menurun/tidak ada bila jalan nafas obstruksi sekunder terhadap pendarahan.

(26)

2. Kamis, 22 Mei 2015 Tujuan:

Aktivitas dapat terpenuhi selama perawatan.

Kriteria hasil:

1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR. 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri. 3. TTV normal.

Tindakan keperawatan Rasional 1. Kaji kemampuan upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen.

4. Adekuat ke jaringan hipotensi postural mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan. 5. Manifestasi

(27)

peningkatan denyut jantung/TD,

disritmia, pusing, dispneu dan takipnea.

4. Ubah posisi klien dengan perlahan

Berdasarkan intervensi yang sudah dibuat, penulis melakukan implementasi sesuai intervensi tersebut yang tercantum didalam table berikut:

Hari

1. 1. Mengkaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk otot bantu nafas. 2. Mengauskultasi bunyi nafas dan

catat adanya bunyi nafas adventisius, seperti krekels, mengi dan gesekan pleural.

(28)

3. Menganjurkan kepala dan bantu mengubah posisi dan ambulasi sesegera mungkin.

4. Mendorong/membantu pasien dalam nafas dalam dan latihan batuk.

5. menajarkan kepada klien cara penggunaan obat yang benar.

A:Masalah belum teratasi 1. Klien tampak sesak 2. RR:28x/menit

P:Intervensi dilanjutkan Mengkaji frekuensi membantu klien dalam nafas dalam, membantu mengubah posisi semifowler.

2. 1. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas.

2. Mengawasi tekanan darah, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas (misalnya peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispneu dan takipneu).

S: Klien mengatakan masih mengalami kelelahan dalam melaksanakan tugas.

O:1. Klien tampak sesak 2.TD sebelum

aktivitas 120/80 mmHg, sesudah 130/100 mmHg. 3. RR:30x/menit.

A:Masalah belum teratasi 1.Klien tampak sesak 2.TD dan RR meningkat

selama aktivitas.

(29)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme di dalam sel tubuh, agar dapat mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan kehidupan sel (Tarwoto & Wartonah, 2010). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat di butuhkan dalam proses metabolisme sel. Hasilnya terbentuklah karbon dioksida, energi dan air akan tetapi penambahan yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Hidayat, 2006).

Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ dan sel. Apabila dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Hidayat, 2006).

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat (2005) yaitu Pernafasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan. Fungsi utama pernafasan adalah untuk memperoleh agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil dari lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh tubuh (sel-selnya) melalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya sisa pembakaran berupa akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.

(30)

A. Tujuan

Tujuan Umum

Mengetahui, memahami dan mampu memberikan asuhan keperawatan klien dengan prioritas masalah ketidakefektifan pola nafas.

B. Manfaat Penulisan 1. Bagi Mahasiswa

Agar mampu memahami dan melakukan tentang bagaimana asuhan keperawatan pada klien gangguan oksigenasi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar dapat memberikan penjelasan dan melakukan yang lebih luas tentang asuhan keperawatan pada klien dan dosen.

3. Bagi Masyarakat

(31)

Asuhan Keperawatan pada Tn. T dengan Prioritas

Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Lingkungan V

Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Immanuel Ginting

122500020

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(32)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Immanuel Ginting NIM : 122500020

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. T dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas” adalah benar hasil karya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya dan belum pernah dianjurkan kepada institusi manapun serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada tekanan atau paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, Juli 2015

(33)
(34)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. T dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas” ini dengan baik.

Adapun tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini/, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinanta, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Cholina Trisa Siregar, M.Kep., SP., KMB selaku Dosen Pembimbing KTI yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan yang sangat berharga dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkulihan di Fakultas Keperawatan dan penyusunan Karya Tuis Ilmiah ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

6. Kepada pasien yang sudah bersedia menjadi pasien kelolaan saya.

(35)

dukungan, motivasi, nasehat, kasih sayang dan doa buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan D-III Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada Sahabat-sahabat dekat saya yang tersayang, seperjuangan di D-III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Alisadikin, Israel, Dani, Edy, Nico, Try dan Boy yang memberikan dukungan dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Kepada teman-teman D-III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2012 yang saling memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini dan juga telah membantu saya dalam menyelesaikan perkulihan.

Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis, maka dari itu penulis mohonh kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan penulis selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Semoga Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan kasih karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu mendukung penulis. Sekian dan terima kasih.

Medan, 08 Juli 2015 Penulis

(36)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ...ii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 2

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 3

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi ... 3

1. Pengkajian ... 3

2. Analisa Data ... 6

3. Rumusan Masalah ... 7

4. Perencanaan ... 7

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 11

1. Pengkajian ... 11

2. Analisa Data ... 12

3. Rumusan Masalah ... 13

4. Perencanaan ... 14

5. Implementasi dan Evaluasi ... 17

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

A. Kesimpulan ... 19

B. Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

KI: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata. pelajaran

Setelah materi disampaikan, mahasiswa diminta mencari jurnal dengan topik PMDN, dosen. membimbing mahasiswa melakukan review pada

KD: Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulisan, reseptif dan produktif dalam segala aspek. komunikatifnya (linguistik,wacana,sosiolinguistik

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume III-1, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech Republic... sensors

Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012;2. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk

The basic concept behind this is the detection, extrac- tion, localisation and matching of high-level features present in the aerial imagery (road network and its components, areas

Intensities of taxiway mark lines in the point cloud for horizontally (top) and vertically (bottom) oriented scanners ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and