• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Dokter Muda tentang Syok Hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Dokter Muda tentang Syok Hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Jesika Andrea S N

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/28 Juni 1994

Agama : Kristen Protestan

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Jalan Pantai Barat No.52 Medan

E-mail : cikajean@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Methodist Binjai (1998-2000) 2. SD Methodist Binjai (2000-2006) 3. SMP Methodist Binjai (2006-2009) 4. SMA Methodist Binjai (2009-2012)

(2)

LAMPIRAN 2

(3)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Salam sejahtera,

Saya Jesika Andrea, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2012. Sehubungan dengan persyaratan penyelesaian studi saya untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran, saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dokter Muda tentang Syok Hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik”.

Adapun latar belakang saya memilih judul penelitian ini karena penanganan syok hipovolemik harus dilakukan dengan cepat dan tepat agar pasien terhindar dari komplikasi dan bahkan kematian. Oleh karena itu, dokter muda sebagai tenaga yang terampil harus memiliki pengetahuan yang baik agar mampu menangani syok hipovolemik dengan cepat dan tepat.

Manfaat penelitian ini adalah dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi institusi yang bersangkutan, menjadi sumber informasi bagi masyarakat, mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Saudara sebagai dokter muda tentang syok hipovolemik, pada penelitian ini saya akan memberikan beberapa pertanyaan melalui kuesioner yang berhubungan dengan syok hipovolemik. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan Saudara untuk mengisi data identitas dan menjawab setiap pertanyaan tersebut. Untuk menghindari resiko terganggunya proses pendidikan dokter muda, maka penelitian ini dilakukan pada jam istirahat.

(4)

Demikian lembar penjelasan ini saya buat. Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(5)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian yang berjudul:

“Gambaran Pengetahuan Dokter Muda tentang Syok Hipovolemik di RSUP

Haji Adam Malik Medan”

Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :

Umur : Stase :

Menyatakan bersedia dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Jesika Andrea sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan catatan apabila suatu ketika saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan persetujuan ini.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Medan, 2015 Yang membuat pernyataan,

(6)

LAMPIRAN 5

KUESIONER

Petunjuk: Bacalah setiap pertanyaan di bawah ini dengan teliti dan beri tanda silang pada jawaban yang menurut Anda paling benar.

1. Pria usia 20 tahun mengalami kecelakaan dan kehilangan darah sebanyak 1800 ml. Manakah dari pilihan di bawah ini yang mungkin dijumpai pada pemeriksaan?

a. denyut nadi <120, frekuensi nafas 20-30x/menit, tekanan darah dan produksi urin normal

b. denyut nadi <120, frekuensi nafas 20-30x/menit, tekanan darah menurun, produksi urin normal

c. denyut nadi >120, frekuensi nafas 30-35x/menit, tekanan darah dan produksi urin menurun

d. denyut nadi >120, frekuensi nafas 30-35x/menit, tekanan darah normal, produksi urin menurun

2. Manakah dari parameter di bawah ini yang seharusnya tidak digunakan untuk memonitor pasien syok hipovolemik pada stadium awal?

a. status kesadaran b. tekanan darah c. produksi urin d. saturasi oksigen

3. Manakah pilihan di bawah ini yang paling awal ditemukan pada syok hipovolemik?

a. suara usus berkurang b. peningkatan produksi urin c. takikardi

(7)

4. Seorang pasien diberi bolus cairan untuk menangani syok hipovolemik. Manakah dari kondisi di bawah ini yang mengakibatkan bolus cairan harus segera dihentikan?

a. takikardi dan hipotensi

b. suara ronki pada lapangan paru c. sianosis perifer

d. peningkatan saturasi oksigen

5. Tanda yang paling utama menunjukkan terjadinya hipoperfusi pada syok adalah..

a. syncope

b. tekanan darah sistolik dibawah 100 mmHg

c. pada palpasi dijumpai telapak tangan dan kaki (akral) dingin d. oliguria

(Untuk soal nomor 6-7)

Laki-laki, 45 tahun, 60 kg, datang ke IGD setelah terjatuh dari sepeda motor. Dari hasil foto rontgen dijumpai fraktur pada 1/3 tengah tulang femur. Dari pemeriksaan fisik dijumpai pasien sedikit cemas dan masih bisa mengikuti perintah, tekanan darah 140/100 mmHg, denyut nadi 120x/menit, frekuensi nafas 25x/menit.

6. Berapa persen perdarahan yang terjadi pada pasien ini? a. 15%

(8)

7. Berapa Estimated Blood Volume pasien tersebut? a. 3875 cc

b. 4500 cc c. 3500 cc d. 4200 cc

(Untuk soal nomor 8-9)

Laki-laki, 20 tahun, 50kg, datang ke IGD dengan fraktur femur kiri tertutup. Dari pemeriksaan diperoleh tekanan darah 80/45 mmHg, denyut nadi 128x/menit, frekuensi nafas 28x/menit. Akral dingin, sianosis, dan keringat dingin. Pasien mulai mengantuk dan membuka mata bila dipanggil dengan suara keras.

8. Pasien di atas mengalami perdarahan kelas berapa?

a. I c. III

b. II d. IV

9. Jenis cairan apa yang kita gunakan untuk resusitasi? a. ringer solution

b. packed red cell + koloid + kristaloid c. HES 6%

d. ringer laktat

(Untuk soal nomor 10-11)

(9)

10.Apakah faktor yang menimbulkan gangguan hantaran oksigen pada kasus di atas?

a. perdarahan

b. penurunan preload c. penurunan hemoglobin d. penurunan saturasi oksigen

11.Apakah tindakan yang harus segera dilakukan terhadap pasien pada kasus di atas?

a. resusitasi cairan b. pemberian dopamin

c. pemberian sodium bikarbonat d. pemberian transfusi darah segar

(Untuk soal nomor 12-13)

12.Perempuan, 28 tahun, 60 kg, datang ke IGD RS HAM setelah mengalami kecelakaan lalu lintas sepeda motor sekitar 1 jam yang lalu. Pasien gelisah, mengeluhkan nyeri dan luka dengan fraktur terbuka pada punggung kaki kiri dan beberapa luka lecet di tempat lain. Tekanan darah 120/70 mmHg, denyut jantung 100x/menit, frekuensi nafas 18x/menit. Termasuk kelas manakah pasien ini?

a. perdarahan kelas 2 b. perdarahan kelas 1 c. dehidrasi kelas 1 d. dehidrasi kelas 3

13.Apa yang perlu dilakukan untuk memonitoring kecukupan cairan resusitasi? a. menilai kesadaran

(10)

14.Bayi perempuan berusia 7 hari dibawa ke RS dengan keluhan kaki dan tangan dingin. Tampak ada perdarahan dari daerah umbilicus. Perdarahan mulai terjadi sejak 2 hari yang lalu dan belum berhenti hingga sekarang. Pasien sudah 6 jam tidak buang air kecil. Pada pemeriksaan dijumpai anak pucat, merengek, nadi teraba cepat dan halus, waktu pengisian kapiler >3 detik, tekanan darah tidak terukur, frekuensi nafas 84x/menit. Saat akan dilakukan pemasangan akses intravena, dokter kesulitan dalam menemukan vena bayi tersebut. Apakah pilihan tindakan terbaik yang dapat dilakukan?

(11)

LAMPIRAN 6

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

UJI REABILITAS KUESIONER

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 25 100.0

Excludeda 0 .0

Total 25 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(18)

RESPONDEN UMUR L/P STASE P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 TOTAL PERSEN KATEGORI

JS 22 L Penyakit dalam 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 8 57.14 cukup

AJS 22 L Penyakit dalam 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10 71.43 cukup

DSM 22 L Penyakit dalam 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 85.71 baik

PB 22 P Penyakit dalam 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

A 22 P Penyakit dalam 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

MLH 22 L Penyakit dalam 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

JR 22 P Penyakit dalam 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

WP 22 P Penyakit dalam 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10 71.43 cukup

LYT 22 P Penyakit dalam 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

NS 22 P Penyakit dalam 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

BRCF 22 P Anak 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 10 71.43 cukup

VRP 22 P Anak 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 10 71.43 cukup

DM 21 P Anak 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 10 71.43 cukup

MF 22 L Anak 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 78.57 baik

FM 22 P Anak 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 85.71 baik

TAN 22 L Anak 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 10 71.43 cukup

SC 22 L Anak 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 5 35.71 kurang

PB 22 L Anak 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 9 64.29 cukup

A 21 P Anak 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 9 64.29 cukup

RM 22 P Anak 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 9 64.29 cukup

JC 22 P Anak 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

HP 22 L Anak 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

RTS 21 L Anak 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 71.43 cukup

LAMPIRAN 7

(19)

RA 22 P Anak 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 7 50.00 kurang

SCZ 22 P Anak 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 78.57 baik

DG 22 L Anak 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 85.71 baik

J 23 P Anak 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 85.71 baik

ND 22 P Anak 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 10 71.43 cukup

SK 22 P Anak 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 7 50.00 kurang

GT 22 L Anak 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 8 57.14 cukup

BN 22 L Anak 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 8 57.14 cukup

BA 21 P Anak 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 9 64.29 cukup

AE 22 L Anak 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 8 57.14 cukup

SCS 22 P Paru 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 8 57.14 cukup

CS 22 P Paru 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 8 57.14 cukup

P 22 L Paru 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 64.29 cukup

JBS 23 L Paru 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

KR 22 L Paru 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 85.71 baik

JS 22 P Anak 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 8 57.14 cukup

T 22 P Anak 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10 71.43 cukup

IPP 22 L Gigi & mulut 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 71.43 cukup

DH 22 L Gigi & mulut 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

BTH 22 L Gigi & mulut 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 9 64.29 cukup

BR 22 L Gigi & mulut 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

A 22 P Gigi & mulut 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 71.43 cukup

LT 22 P Gigi & mulut 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 9 64.29 cukup

SVS 23 P Gigi & mulut 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

YTH 22 P Gigi & mulut 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 71.43 cukup

FNS 22 P Gigi & mulut 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 9 64.29 cukup

SAS 22 L Gigi & mulut 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 11 78.57 baik

(20)

COS 22 P Anak 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 8 57.14 cukup

S 22 L Anak 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

LS 22 P Anak 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 8 57.14 cukup

M 22 L Anak 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

K 22 P Anak 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 8 57.14 cukup

YD 23 P Anak 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 6 42.86 kurang

RG 23 P Anak 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 6 42.86 kurang

T 23 P Anak 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 11 78.57 baik

MF 22 L Anak 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10 71.43 cukup

SVR 22 P Saraf 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 4 28.57 kurang

D 22 P Saraf 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 8 57.14 cukup

A 22 L Saraf 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 9 64.29 cukup

SM 22 L Saraf 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 7 50.00 kurang

ACS 22 P Saraf 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 78.57 baik

A 22 P Saraf 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

F 22 P Saraf 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 7 50.00 kurang

IK 22 L Saraf 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 28.57 kurang

PI 22 L Saraf 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 8 57.14 cukup

YA 22 P Saraf 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 7 50.00 kurang

YP 23 L Kulit & Kelamin 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 64.29 cukup

MAA 22 L Kulit & Kelamin 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 8 57.14 cukup

F 22 P Kulit & Kelamin 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9 64.29 cukup

BP 22 P Kulit & Kelamin 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

S 22 P Kulit & Kelamin 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 71.43 cukup

A 22 P Kulit & Kelamin 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

GP 21 P Kulit & Kelamin 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 85.71 baik

ZC 22 L Kulit & Kelamin 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 85.71 baik

(21)

NA 22 P Kulit & Kelamin 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 9 64.29 cukup

S 22 P Paru 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 64.29 cukup

HP 22 L Paru 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 9 64.29 cukup

ON 22 P Paru 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 10 71.43 cukup

RM 22 P Jantung 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 10 71.43 cukup

RK 22 P Jantung 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 78.57 baik

SE 23 L Jantung 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11 78.57 baik

GR 22 P Jantung 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 7 50.00 kurang

FP 22 P Jantung 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 42.86 kurang

AS 22 L Jantung 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 8 57.14 cukup

(22)

LAMPIRAN 8

OUTPUT SPSS

KARAKTERISTIK RESPONDEN umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21 5 5.6 5.6 5.6

22 77 85.6 85.6 91.1

23 8 8.9 8.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 38 42.2 42.2 42.2

perempuan 52 57.8 57.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

stase responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid anak 33 36.7 36.7 36.7

penyakit dalam 10 11.1 11.1 47.8

paru 10 11.1 11.1 58.9

gigi dan mulut 10 11.1 11.1 70.0

saraf 10 11.1 11.1 81.1

kulit dan kelamin 10 11.1 11.1 92.2

jantung 7 7.8 7.8 100.0

(23)

HASIL ANALISA DATA

tingkat pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 23 25.6 25.6 25.6

cukup 54 60.0 60.0 85.6

kurang 13 14.4 14.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

jenis kelamin responden * tingkat pengetahuan responden Crosstabulation Count

tingkat pengetahuan responden

Total

baik cukup kurang

jenis kelamin responden laki-laki 11 23 4 38

perempuan 12 31 9 52

Total 23 54 13 90

stase responden * tingkat pengetahuan responden Crosstabulation Count

tingkat pengetahuan responden

Total

baik cukup kurang

stase responden anak 8 19 6 33

penyakit dalam 6 4 0 10

paru 2 8 0 10

gigi dan mulut 1 9 0 10

saraf 1 4 5 10

kulit dan kelamin 2 8 0 10

jantung 3 2 2 7

(24)

pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 20 22.2 22.2 22.2

benar 70 77.8 77.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 74 82.2 82.2 82.2

benar 16 17.8 17.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 3 3.3 3.3 3.3

benar 87 96.7 96.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 10 11.1 11.1 11.1

benar 80 88.9 88.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 28 31.1 31.1 31.1

benar 62 68.9 68.9 100.0

(25)

pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 59 65.6 65.6 65.6

benar 31 34.4 34.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 58 64.4 64.4 64.4

benar 32 35.6 35.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 30 33.3 33.3 33.3

benar 60 66.7 66.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 50 55.6 55.6 55.6

benar 40 44.4 44.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 4 4.4 4.4 4.4

benar 86 95.6 95.6 100.0

(26)

pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 10 11.1 11.1 11.1

benar 80 88.9 88.9 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 29 32.2 32.2 32.2

benar 61 67.8 67.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 17 18.9 18.9 18.9

benar 73 81.1 81.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 40 44.4 44.4 44.4

benar 50 55.6 55.6 100.0

(27)

30

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

American College of Surgeons Committee on Trauma. 2008. Shock. In: Advanced Trauma Life Support for Doctors (Student Course Manual). 8th Edition. USA: American College of Surgeons.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Awwaliah, 2011. Perbedaan Gender. Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana. Yogyakarta.

Baren, J. M., Rothrock, S. G., Brennan, J. A., and Brown, L. 2007. Circulatory Emergencies: Shock. In: Pediatric Emergency Medicine. 1st Edition.

Philadelphia: Elsevier Saunders.

Greenberg, M. I. 2005. Hypovolemic Shock. In: Greenberg's Text Atlas of

Emergency Medicine. Philadelphia: Lippicott Williams & Willkins.

Harahap, Dashari Ermandi. 2011. Gambaran Pengetahuan Dokter Muda Terhadap Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Skripsi. Program Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Hardisman. 2013. Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok Hipovolemik. Jurnal Kesehatan Andalas. 2(3): 178-182.

(28)

31

Kelley, D. M. 2005. Hypovolemic Shock: An Overview. Critical Care Nursing Quarterly. 28(1): 2-19.

Kolecki, P. and Menckhoff, C. R. 2014. Hypovolemic Shock. Medscape Reference. http://emedicine.medscape.com/article/760145-overview. Diakses

pada tanggal 15 Mei 2015.

Leksana, Ery. 2015. Dehidrasi dan Syok. CDK-228. 42(5): 391-394.

Lupy, I.K., Kumaat, L.T., dan Mulyadi. 2014. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Syok Hipovolemik dengan Penatalaksanaan Awal Pasien di Instalasi

Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

Maryunani. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan. Jakarta: Trans Info Media.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nur, Jihan. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Penatalaksanaan Diare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Privette, A. R. and Dicker, R. A. 2013. Recognition of Hypovolemic Shock: Using Base Deficit to Think Outside of The ATLS Box. Critical Care. 17: 124.

Rahman, D. 2009. Perempuan Lebih Baik Dibandingkan Pria Dalam Multitasking Jobs. Diunduh dari www.psikologi.or.id pada tanggal 7 Desember 2015.

Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.

(29)

32

Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M. dan Setiati, S. 2009. Syok Hipovolemik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna

Publishing.

Strickler, J. 2010. Traumatic Hypovolemic Shock: Halt The Downward Spiral. Nursing. 40(10): 34-40.

Wang, J., Liang, T., Louis, L., Nicolaou, S. and McLaughlin, P. D. 2013. Hypovolemic Shock Complex in The Trauma Setting: A Pictoral Review. Canadian Association of Radiologist Journal. 64: 156-163.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

(30)

16

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional 1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Cara ukur : angket Alat ukur : kuesioner

Hasil ukur : baik : 76-100% cukup : 56-75%

kurang : ≤55% Skala pengukuran : ordinal

2. Dokter Muda

Dokter muda adalah mahasiswa fakultas kedokteran yang sudah mendapatkan gelar sarjana kedokteran dan sedang menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) (Harahap, 2011).

Pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik

(31)

17

3. Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik adalah penurunan perfusi dan oksigenasi jaringan disertai kolaps sirkulasi yang disebabkan oleh hilangnya volume intravaskular akut akibat berbagai keadaan bedah atau medis (Greenberg, 2005).

4. Pengetahuan Baik

Tingkat pengetahuan baik adalah jika responden mampu menjawab 76-100% dari seluruh jumlah pertanyaan (Arikunto, 2006).

5. Pengetahuan Cukup

Tingkat pengetahuan cukup adalah jika responden mampu menjawab 56-75% dari seluruh jumlah pertanyaan (Arikunto, 2006)

6. Pengetahuan Kurang

(32)

18

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran pengetahuan dokter muda terhadap syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan setelah diberikan kebenaran oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP Haji Adam Malik Medan dengan alasan bahwa RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit pendidikan sehingga diperkirakan lokasi ini memiliki sampel yang memadai untuk dilakukan penelitian dan lokasi mudah dijangkau oleh peneliti sehingga efisien waktu dan biaya. Penelitian dilaksanakan mulai dari Maret 2015 sampai Desember 2015 dan pengumpulan data dilakukan pada Oktober 2015.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 702 orang.

4.3.2 Sampel

(33)

19

Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus:

n = 1 + N dN

Keterangan: n = besar sampel N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan dengan ketepatan 0,1

Perhitungan:

n = + , 2

n = ,

n = 87,53

Berdasarkan perhitungan di atas, besar sampel pada penelitian ini dibulatkan menjadi 88 orang.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer, yaitu data yang diambil langsung dari responden. Pengumpulan data ini dilakukan dengan metode angket dengan menggunakan instrumen kuesioner.

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

(34)

20

Setelah itu, dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Productand Service Solution). Untuk melakukan uji validitas dapat digunakan uji korelasi Pearson sedangkan untuk uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Chronbach’s Alpha. Kuesioner dikatakan valid jika nilai Total Pearson Correlation >0,005 dan reliabel jika nilai Chronbach’s Alpha >0,06.

[image:34.595.113.517.379.737.2]

Pertanyaan awal yang disajikan oleh peneliti berjumlah 30 pertanyaan yang berhubungan dengan syok hipovolemik. Kemudian kuesioner diuji coba pada dokter muda di RS Pirngadi Medan sebanyak 25 orang. Setelah itu, data diolah menggunakan program komputer SPSS. Dari 30 pertanyaan yang diujikan, hanya 14 pertanyaan yang memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Variabel Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Tingkat 1 0,694 Valid 0,715 Reliabel

Pengetahuan 2 0,697 Valid 0,715 Reliabel

3 0,523 Valid 0,715 Reliabel

4 0,763 Valid 0,715 Reliabel

5 0,461 Valid 0,715 Reliabel

6 0,580 Valid 0,715 Reliabel

7 0,763 Valid 0,715 Reliabel

8 0,523 Valid 0,715 Reliabel

9 0,697 Valid 0,715 Reliabel

10 0,688 Valid 0,715 Reliabel

11 0,584 Valid 0,715 Reliabel

12 0,694 Valid 0,715 Reliabel

13 0,523 Valid 0,715 Reliabel

(35)

21

4.6 Pengolahan dan Analisa data 4.6.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut (Wahyuni, 2007):

1. Editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

2. Coding, data yang telah terkumpul dikoreksi, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry, data dimasukkan ke dalam program komputer.

4. Cleaning data, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari kesalahan dalam pemasukan data.

5. Saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis. 6. Analisis data

4.6.2 Analisa Data

(36)

22

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, kota Medan, Sumatera Utara.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan merupakan Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan menjadi Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

[image:36.595.106.519.569.675.2]

Penelitian dilakukan pada 90 responden yang merupakan dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di RSUP Haji Adam Malik Medan. Adapun karakteristik responden menurut umur, jenis kelamin, dan stase dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

21 5 5,6

22 77 85,6

23 8 8,9

Jumlah 90 100

(37)

23

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 38 42,2

Perempuan 52 57,8

Jumlah 90 100

[image:37.595.110.516.156.239.2]

Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa frekuensi jenis kelamin responden banyak adalah perempuan yaitu 52 orang (57,8%) dan paling sedikit adalah laki-laki yaitu 38 orang (42,2%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Stase

Stase Frekuensi (n) Persentase (%)

Anak 33 36,7

Penyakit dalam 10 11,1

Paru 10 11,1

Gigi & mulut 10 11,1

Saraf 10 11,1

Kulit & kelamin 10 11,1

Jantung 7 7,8

Jumlah 90 100

[image:37.595.115.518.362.554.2]
(38)

24

5.1.3 Hasil Analisa Data

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Syok Hipovolemik

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 23 25,6

Cukup 54 60

Kurang 13 14,4

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak adalah pengetahuan cukup yaitu 54 orang (60%) dan tingkat pengetahuan responden paling sedikit adalah pengetahuan kurang yaitu 13 orang (14,4%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

Laki-laki 11 29 23 60,5 4 10,5

Perempuan 12 23 31 59,7 9 17,3

[image:38.595.106.518.176.282.2] [image:38.595.107.509.446.553.2]
(39)
[image:39.595.115.516.133.346.2]

25

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Stase

Stase

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

Anak 8 22,2 22 61,1 6 16,7

Penyakit dalam 6 60 4 40 0 0

Paru 2 28,6 5 71,4 0 0

Gigi & mulut 1 10 9 90 0 0

Saraf 1 10 4 40 5 50

Kulit & kelamin 2 20 8 80 0 0

Jantung 3 42,8 2 28,6 2 28,6

(40)

26

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan

Jenis

Pertanyaan No Pertanyaan

Distribusi Jawaban Responden

Benar Salah

n % n %

Patofisiologi 10

Faktor yang

menimbulkan gangguan hantaran oksigen

86 95,6 4 4,4

Gejala 1 Gejala yang dijumpai

pada pemeriksaan 70 77,8 20 22,2

3

Yang paling awal ditemukan pada syok hipovolemik

87 96,7 3 3,3

4 Yang mengakibatkan

cairan harus dihentikan 80 88,9 10 11,1 5 Tanda hipoperfusi 62 68,9 28 31,1 6 Persentase perdarahan 31 34,4 59 65,5 7 Estimated Blood Volume 32 35,6 58 64,4 8 Kelas perdarahan 60 66,7 30 33,3 12 Kelas perdarahan 61 67,8 29 32,2

Tatalaksana 2 Monitor pada stadium

awal syok hipovolemik 16 17,8 74 82,2 9 Cairan untuk resusitasi 40 44,4 56 55,6

11 Tindakan yang harus

dilakukan 80 88,9 10 11,1

13 Monitor kecukupan

resusitasi 73 81,1 17 18,9

14 Pilihan pemasangan

[image:40.595.112.514.149.721.2]
(41)

27

5.2 Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik diukur melalui kuesioner yang berisi 14 pertanyaan yang berhubungan dengan syok hipovolemik. Selanjutnya, gambaran pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kategori berdasarkan persentase jawaban benar yang diperoleh yaitu baik, cukup, dan kurang.

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengetahuan responden adalah baik sebanyak 23 orang (25,6%), cukup sebanyak 54 orang (60%), dan kurang sebanyak 13 orang (14,4%). Gambaran pengetahuan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya media dan pengalaman. Pada orang yang lebih banyak mengakses informasi melalui media, baik media cetak maupun elektronik, akan didapati pengetahuan yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak. Selain itu, semakin banyak pengalaman yang diperoleh seseorang, misalnya mengikuti seminar atau organisasi, maka semakin banyak pula informasi yang didapatnya sehingga pengetahuannya juga akan bertambah (Notoatmodjo, 2007).

Pada analisa gambaran pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin seperti pada tabel 5.5, didapatkan bahwa pengetahun baik dimiliki 52,2% responden perempuan dan 47,8% responden laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan laki-laki.

(42)

28

Pada analisa gambaran pengetahuan berdasarkan stase seperti pada tabel 5.6, didapatkan bahwa mayoritas pengetahuan responden pada setiap stase adalah cukup. Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Pada dasarnya setiap sampel yang merupakan dokter muda telah diberikan teori yang berhubungan dengan syok hipovolemik, baik selama masa perkuliahan maupun selama menjalani Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D), sehingga diharapkan pengetahuan dokter muda adalah baik.

Pada analisa jawaban responden terhadap setiap pertanyaan seperti pada tabel 5.7, dapat dilihat bahawa untuk pertanyaan yang berhubungan dengan patofisiologi, 95,6% responden menjawab dengan benar yang berarti hampir seluruh responden memahami patofisiologi syok hipovolemik.

Untuk pertanyaan yang berhubungan dengan tanda dan gejala, lebih dari 60% responden menjawab dengan benar pertanyaan tentang gejala-gejala yang mungkin terjadi pada keadaan syok hipovolemik. Namun, untuk pertanyaan tentang persentase perdarahan dan EBV, kurang dari 35% responden yang menjawab dengan benar. Dari hal ini, dapat kita lihat bahwa pada umumnya responden memahami gejala klinis syok hipovolemik, namun tidak dapat memperkirakan jumlah kehilangan darah yang terjadi.

Untuk pertanyaan yang berhubungan dengan tatalaksana syok hipovolemik, 88,9% responden menjawab dengan benar tindakan yang harus dilakukan, namun hanya 44,4% respon yang menjawab dengan benar pilihan cairan yang sesuai untuk resusitasi. Dari hal ini, dapat dilihat bahwa responden memahami apa yang harus dilakukukan jika dihadapkan pada kasus syok hipovolemik namun tidak bisa memilih dengan tepat cairan apa yang akan diberikan.

(43)

29

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah baik sebanyak 23 orang (25,6%), cukup sebanyak 54 orang (60%) dan kurang sebanyak 13 orang (14,4%).

2. Karakterisitik dokter muda di RSUP Haji Adam Malik mayoritas perempuan, berusia 22 tahun, dan berada pada stase anak.

3. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah kategori cukup pada perempuan.

4. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan stase yang paling banyak adalah kategori cukup pada satase anak.

5. Tingkat pengetahuan dokter muda tentang patofisiologi adalah baik. Untuk gejala klinis, pengetahuan responden baik namun responden kurang mampu memperkirakan jumlah kehilangan darah yang terjadi. Sedangkan untuk tatalaksana, responden mampu memilih tatalaksana yang akan dilakukan namun kurang mampu memilih jenis cairan yang tepat untuk resusitasi.

6.2 Saran

1. Bagi dokter muda, agar bisa memanfaatkan hasil penelitian ini dan dijadikan sebagai bahan evaluasi.

(44)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Syok Hipovolemik 2.1.1 Definisi

Syok hipovolemik didefinisikan sebagai penurunan perfusi dan oksigenasi jaringan disertai kolaps sirkulasi yang disebabkan oleh hilangnya volume intravaskular akut akibat berbagai keadaan bedah atau medis (Greenberg, 2005).

2.1.2 Etiologi

Penurunan volume intravaskular yang terjadi pada syok hipovolemik dapat disebabkan oleh hilangnya darah, plasma atau cairan dan elektrolit (Tierney, 2001). Menurut Sudoyo et al. (2009), penyebab syok hipovolemik, antara lain: 1. Kehilangan darah

a. Hematom subkapsular hati b. Aneurisma aorta pecah c. Perdarahan gastrointestinal d. Trauma

2. Kehilangan plasma a. Luka bakar luas b. Pankreatitis c. Deskuamasi kulit d. Sindrom Dumping

3. Kehilangan cairan ekstraselular a. Muntah (vomitus)

b. Dehidrasi c. Diare

d. Terapi diuretik yang agresif e. Diabetes insipidus

(45)

6

2.1.3 Patofisiologi

Respon dini terhadap kehilangan darah adalah mekanisme kompensasi tubuh yang berupa vasokonstriksi di kulit, otot, dan sirkulasi viseral untuk menjaga aliran darah yang cukup ke ginjal, jantung, dan otak. Respon terhadap berkurangnya volume sirkulasi akut yang berkaitan dengan trauma adalah peningkatan detak jantung sebagai usaha untuk menjaga cardiac output. Dalam banyak kasus, takikardi adalah tanda syok paling awal yang dapat diukur (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

Pelepasan katekolamin endogen akan meningkatkan tahanan vaskular perifer. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah diastolik dan menurunkan tekanan nadi tetapi hanya sedikit meningkatkan perfusi organ. Hormon-hormon lainnya yang bersifat vasoaktif dilepaskan ke sirkulasi selama kondisi syok, termasuk histamin, bradikinin, dan sejumlah prostanoid dan sitokin-sitokin lainnya. Substansi-substansi ini mempunyai pengaruh besar terhadap mikrosirkulasi dan permeabilitas vaskular (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

Pada syok perdarahan yang dini, mekanisme pengembalian darah vena dilakukan dengan mekanisme kompensasi dari kontraksi volume darah dalam sistem vena yang tidak berperan dalam pengaturan tekanan vena sistemik. Namun kompensasi mekanisme ini terbatas. Metode yang paling efektif dalam mengembalikan cardiac output dan perfusi end-organ adalah dengan menambah volume cairan tubuh/darah (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

(46)

7

kemampuan untuk mempertahankan kekuatannya dan gradien elektrik normal pun akan hilang (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

Pembengkakan retikulum endoplasma adalah tanda struktural pertama dari hipoksia seluler, menyusul segera kerusakan mitokondria, robeknya lisosom, dan lepasnya enzim-enzim yang mencerna elemen-elemen struktur intraseluler lainnya. Natrium dan air masuk ke dalam sel dan terjadilah pembengkakan sel. Penumpukan kalium intraseluler juga terjadi. Bila proses ini tidak membaik, maka akan terjadi kerusakan seluler yang progresif, penambahan pembengkakan jaringan, dan kematian sel. Proses ini meningkatkan dampak kehilangan darah dan hipoperfusi jaringan (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

2.1.4 Gejala Klinis

Gejala dan tanda yang disebabkan oleh syok hipovolemik akibat non-perdarahan serta non-perdarahan adalah sama meskipun ada sedikit perbedaan dalam kecepatan timbulnya syok (Baren et al., 2009).

Gejala klinis pada suatu perdarahan bisa belum terlihat jika kekurangan darah kurang dari 10% dari total volume darah karena pada saat ini masih dapat dikompensasi oleh tubuh. Bila perdarahan terus berlangsung maka tubuh tidak mampu lagi mengkompensasinya dan menimbulkan gejala-gejala klinis. Secara umum, syok hipovolemik menimbulkan gejala peningkatan frekuensi jantung dan nadi (takikardi), pengisian nadi yang lemah, kulit dingin dengan turgor yang jelek, ujung-ujung ekstremitas dingin, dan pengisian kapiler lambat (Hardisman, 2013).

Pasien hamil bisa saja menunjukkan tanda dan gejala syok hipovolemik yang atipikal hingga kehilangan 1500 ml darah tanpa terjadi perubahan tekanan darah (Strickler, 2010).

Keparahan dari syok hipovolemik tidak hanya tergantung pada jumlah kehilangan volume dan kecepatan kehilangan volume, tetapi juga usia dan status kesehatan individu sebelumnya (Kelley, 2005).

(47)

8

[image:47.595.108.513.256.411.2]

dimulai dan distribusi aliran darah mulai terhambat. Pada syok sedang, yaitu kehilangan volume darah 20-40%, terjadi penurunan perfusi ke beberapa organ seperti ginjal, limpa, dan pankreas. Pada syok berat, dengan kehilangan volume darah lebih dari 40%, terjadi penurunan perfusi ke otak dan jantung (Kelley, 2005).

Tabel 2.1 Gejala Klinis Syok Hipovolemik

Ringan Sedang Berat

Ekstremitas dingin Waktu pengisian kapiler

meningkat Diaporesis Vena kolaps Cemas Sama, ditambah: Takikardia Takipnea Oliguria Hipotensi ortostatik Sama, ditambah:

Hemodinamik tidak stabil Takikardia bergejala Hipotensi

Perubahan kesadaran

Sumber: Baren et al., 2009.

Perubahan dari syok hipovolemik ringan menjadi berat dapat terjadi bertahap atau malah sangat cepat, terutama pada pasien lanjut dan yang memiliki penyakit berat (Baren et al., 2009).

2.1.5 Diagnosa

Syok hipovolemik didiagnosis ketika ditemukan tanda berupa ketidakstabilan hemodinamik dan ditemukan adanya sumber perdarahan (Baren et al., 2009). Ketidakstabilan hemodinamik yang terjadi pada kondisi syok

hipovolemik berupa penurunan curah jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan tahanan pembuluh darah, dan penurunan tekanan vena sentral (Leksana, 2015).

(48)

9

[image:48.595.108.512.193.424.2]

Berdasarkan persentase volume kehilangan darah, syok hipovolemik dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau stadium:

Tabel 2.2 Klasifikasi Syok Hipovolemik

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kehilangan darah (ml) <750 750-1500 1500-2000 >2000 Kehilangan darah

(%EBV) <15% 15-30% 30-40% >40%

Denyut nadi (x/menit) <100 >100 >120 >140

Tekanan darah N N ↓ ↓

Tekanan nadi N / ↑ ↓ ↓ ↓

Frekuensi napas 14-20 20-30 30-35 >35 Produksi urin (ml/jam) >30 20-30 5-15 sangat sedikit

Status mental sedikit cemas agak cemas cemas, bingung bingung, letargi Sumber: American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008.

Penurunan tekanan darah sistolik lebih lambat terjadi karena adanya mekanisme kompensasi tubuh terhadap terjadinya hipovolemia. Pada awal-awal terjadinya kehilangan darah, terjadi respon sistem saraf simpatis yang mengakibatkan peningkatan kontraktilitas dan frekuensi jantung. Dengan demikian, pada tahap awal tekanan darah sistolik dapat dipertahankan. Namun kompensasi yang terjadi tidak banyak pada pembuluh perifer sehingga terjadi penurunan diastolik dan penurunan tekanan nadi. Oleh sebab itu, pemeriksaan klinis yang seksama sangat penting dilakukan karena pemeriksaan yang hanya berdasarkan pada perubahan tekanan darah sistolik dan frekuensi nadi dapat menyebabkan kesalahan atau keterlambatan diagnosa dan penatalaksanaan (Harisman, 2013).

(49)

10

kondisi pasien itu sendiri. Pemeriksaan laboratorium awal yang mungkin ditemukan pada keadaan syok hipovolemik, antara lain (Schub dan March, 2014): 1. Complete Blood Count (CBC), mungkin terjadi penurunan hemoglobin,

hematokrit dan platelet.

2. Blood Urea Nitrogen (BUN), mungkin meningkat menandakan adanya disfungsi ginjal.

3. Kadar elektrolit dalam serum mungkin menunjukkan abnormalitas. 4. Produksi urin, mungkin <400 ml/hari atau tidak ada sama sekali. 5. Pulse oximetry, mungkin menunjukkan penurunan saturasi oksigen. 6. AGDA, mungkin mengidentifikasi adanya asidosis metabolik. 7. Tes koagulasi, mungkin menunjukkan pemanjangan PT dan APTT.

Untuk pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan pemeriksaan berikut, antara lain (Kolecki dan Menckhoff, 2014):

1. Ultrasonografi, jika dicurigai terjadi aneurisma aorta abdominalis.

2. Endoskopi dan gastric lavage, jika dicuriga adanya perdarahan gastrointestinal. 3. Pemeriksaan FAST, jika dicurigai terjadi cedera abdomen.

4. Pemeriksaan radiologi, jika dicuriga terjadi fraktur.

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi dari syok hipovolemik meliputi sepsis, sindrom gawat napas akut, koagulasi intravaskular diseminata, kegagalan multiorgan, hingga kematian (Greenberg, 2005).

2.1.7 Penatalaksanaan

(50)

11

Akses intravena dilakukan dengan memasang 2 kateter intravena ukuran besar (minimal nomor 16) pada vena perifer. Lokasi terbaik untuk intravena perifer pada orang dewasa adalah vena di lengan bawah atau kubiti. Namun, bila keadaan tidak memungkinkan pada pembuluh darah perifer, maka dapat digunakan pembuluh darah sentral. Bila kaketer intravena sudah terpasang, contoh darah diambil untuk pemeriksaan golongan darah dan crossmatch, pemeriksaan laboratorium yang sesuai, dan tes kehamilan pada semua wanita usia subur. (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

Setelah akses intravena terpasang, selanjutnya dilakukan resusitasi cairan. Tujuan resusitasi cairan adalah untuk mengganti volume darah yang hilang dan mengembalikan perfusi organ (Kelley, 2005). Tahap awal terapi dilakukan dengan memberikan bolus cairan secepatnya. Dosis umumnya 1-2 liter untuk dewasa. Cairan resusitasi yang digunakan adalah cairan isotonik NaCl 0,9% atau Ringer Laktat. Pemberian cairan terus dilanjutkan bersamaan dengan pemantauan tanda vital dan hemodinamik (Hardisman, 2013).

Jumlah darah dan cairan yang diperlukan untuk resusitasi sulit diprediksi dalam evaluasi awal pasien. Namun, Tabel 2.2 dapat menjadi panduan untuk menentukan kehilangan volume darah yang harus digantikan. Adalah sangat penting untuk menilai respon pasien terhadap resusitasi cairan dengan adanya bukti perfusi dan oksigenasi yang adekuat, yaitu produksi urin, tingkat kesadaran, dan perfusi perifer serta kembalinya tekanan darah yang normal (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

Jika setelah pemberian cairan tidak terjadi perbaikan tanda-tanda hemodinamik, maka dapat dipersiapkan untuk memberi transfusi darah (Harisman, 2013). Tujuan utama transfusi darah adalah untuk mengembalikan kapasitas angkut oksigen di dalam intravaskular (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008).

(51)

12

tersedia, maka dapat diberikan tranfusi darah dengan golongan O. Golongan darah spesifik biasanya dapat tersedia dalam waktu 10-15 menit (Kelley, 2005).

Evaluasi harus dilakukan untuk melihat perbaikan pasien syok hipovolemik. Jumlah produksi urin merupakan indikator yang cukup sensitif dari perfusi ginjal karena menandakan aliran darah ke ginjal yang adekuat. Jumlah produksi urin yang normal sekitar 0,5 ml/kgBB/jam pada orang dewasa (American College of Surgeons Committee on Trauma, 2008). Defisit basa juga dapat digunakan untuk evaluasi resusitasi, prediksi morbiditas serta mortalitas pada pasien syok hipovolemik (Privette dan Dicker, 2013).

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

(52)

13

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum–hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen–komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi–formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

(53)

14

2.2.3 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu: 1. Umur

Daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Oleh karena itu, bertambahnya umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya. Akan tetapi, pada umur–umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Ahmadi, 2001).

2. Hubungan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara continue akan lebih banyak mendapat informasi. Selain itu, faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu dalam komunikasi untuk menerima pesan menurut model komunikasi media (Notoatmodjo, 2007).

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain. Melalui hubungan ini, seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat juga dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2010). Status ekonomi akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga stastus sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Pendidikan

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah juga (Notoatmodjo, 2007).

5. Media

(54)

15

terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain - lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media (Notoatmodjo, 2007).

6. Pengalaman

(55)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Rumah sakit merupakan terminal terakhir dalam menanggulangi pasien gawat darurat. Oleh karena itu, fasilitas rumah sakit khususnya instalasi gawat darurat dan intensive care unit harus dilengkapi sehingga dapat menanggulangi kasus gawat darurat (Maryunani, 2009).

Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan profesional yang ditujukan kepada pasien yang mempunyai masalah yang mengancam kehidupan, terjadi secara mendadak atau tidak diperkirakan (Maryunani, 2009). Sebagai salah satu penyedia layanan pertolongan, dokter dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat agar dapat menangani kasus-kasus kegawatdaruratan.

Salah satu kasus kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera adalah syok. Syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai tidak adekuatnya transpor oksigen ke jaringan yang disebabkan oleh gangguan hemodinamik. Gangguan hemodinamik tersebut dapat berupa penurunan tahanan vaskuler sistemik, berkurangnya darah balik, penurunan pengisian ventrikel, dan sangat kecilnya curah jantung (Hardisman, 2013).

Syok dibagi menjadi 4 kategori, yaitu syok hipovolemik, syok obstruktif, syok kardiogenik, dan syok distributif. Dari keempat kategori ini, syok hipovolemik adalah jenis syok yang paling sering terjadi (Kelley, 2005).

Syok hipovolemik terjadi sebagai akibat dari berkurangnya volume sirkulasi darah (Kelley, 2005). Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat (Hardisman, 2013).

(56)

2

Syok hipovolemik yang disebabkan oleh perdarahan merupakan salah satu penyebab kematian di negara dengan mobilitas tinggi. Salah satu penyebab terjadinya syok hemoragik tersebut diantaranya adalah kecelakaan lalu lintas. Angka kematian pada pasien trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan tingkat pelayanan yang lengkap mencapai 6%, sedangkan di rumah sakit dengan peralatan yang kurang memadai mencapai 36% (Lupy et al., 2014).

Syok hipovolemik juga terjadi pada wanita yang mengalami perdarahan karena kasus obstetri dengan angka kematian mencapai 500.000 per tahun. Diare pada balita juga merupakan salah satu penyebab terjadinya syok hipovolemik. Sebagian besar pasien syok hipovolemik meninggal karena tidak mendapat penatalaksanaan yang tepat dan adekuat (Lupy et al., 2014).

Ketika terjadi perfusi jaringan yang tidak adekuat akibat sedikitnya jumlah volume sirkulasi darah, tubuh akan mengaktifkan mekanisme kompensasi sebagai usaha untuk meningkatkan perfusi. Penyedia layanan seharusnya mampu mengenali tanda-tanda dari aktifnya mekanisme kompensasi ini karena pada keadaan tertentu, mekanisme kompensasi bisa saja gagal (Kelley, 2005).

Dengan memahami patofisiologi, mengetahui tanda dan gejala, serta mengetahui respon yang hendak dilakukan akan membantu memberikan hasil yang baik pada penanganan pasien syok hipovolemik (Kelley, 2005). Dalam melakukan penanganan terhadap kasus syok hipovolemik, penting untuk mengetahui banyaknya kehilangan darah, jumlah volume resusitasi yang harus diberikan, dan mengidentifikasi penyebab terjadinya syok (Wang et al., 2013).

Oleh karena itu, sebagai calon dokter dan tenaga yang terampil, dokter muda perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang baik berhubungan dengan syok hipovolemik agar dokter muda dapat menangani syok hipovolemik dengan cepat dan tepat untuk menghindari komplikasi dan bahkan kematian.

(57)

3

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut: “Bagaimana gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan?”

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik dokter muda di RSUP Haji Adam Malik Medan.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda berdasarkan jenis kelamin.

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda berdasarkan stase.

4. Untuk mengetahui pengetahuan dokter muda tentang patofisiologi, tanda dan gejala, serta tatalaksana syok hipovolemik.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Institusi

a. RSUP Haji Adam Malik Medan

Hasil penelitian dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu rumah sakit.

b. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(58)

4

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat tentang tingkat pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik.

3. Bagi Peneliti

a. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta memperluas wawasan peneliti mengenai syok hipovolemik.

(59)

iii

ABSTRAK

Syok merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan. Jenis syok yang paling sering terjadi adalah syok hipovolemik yang bisa disebabkan oleh perdarahan hebat, trauma, dan dehidrasi berat. Dengan mengetahui patofisiologi, tanda dan gejala, serta mengetahui respon yang hendak dilakukan pada kasus akan memberikan hasil yang baik pada pasien syok hipovolemik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 702 orang. Sampel berjumlah 90 orang yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah baik (25,6%), cukup (60%), dan kurang (14,4%).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik adalah cukup.

(60)

iv

ABSTRACT

Shock is one of emergency cases. The type of shock that commonly happens is hypovolemic shock that can be caused by massive bleeding, trauma, and severe dehydration. By knowing the pathophysiology, sign and symptoms, and the respond that should be done will give a good outcome of the hypovolemic shock patients.

The objective of the research was to find out the knowledge level about hypovolemic shock of young doctors in RSUP Haji Adam Malik Medan. This research was a descriptive cross sectional study. Population were young doctors of Medical Faculty of North Sumatera University in RSUP Haji Adam Malik Medan which were 702 people. Samples were 87 people who were taken with consecutive sampling technique.

The result showed that the knowledge levels about hypovolemic shock of young doctors in RSUP Haji Adam Malik were good (25,6%), good enough (60%), and poor (14,4%).

Based on the study result, it can be concluded that the knowledge level about hypovolemic shock of young doctors in RSUP Haji Adam Malik was good enough.

(61)

GAMBARAN PENGETAHUAN DOKTER MUDA TENTANG SYOK HIPOVOLEMIK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

Oleh :

JESIKA ANDREA S N 120100280

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(62)

GAMBARAN PENGETAHUAN DOKTER MUDA TENTANG SYOK HIPOVOLEMIK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

JESIKA ANDREA S N 120100280

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(63)
(64)

iii

ABSTRAK

Syok merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan. Jenis syok yang paling sering terjadi adalah syok hipovolemik yang bisa disebabkan oleh perdarahan hebat, trauma, dan dehidrasi berat. Dengan mengetahui patofisiologi, tanda dan gejala, serta mengetahui respon yang hendak dilakukan pada kasus akan memberikan hasil yang baik pada pasien syok hipovolemik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 702 orang. Sampel berjumlah 90 orang yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah baik (25,6%), cukup (60%), dan kurang (14,4%).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan dokter muda tentang syok hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik adalah cukup.

(65)

iv

ABSTRACT

Shock is one of emergency cases. The type of shock that commonly happens is hypovolemic shock that can be caused by massive bleeding, trauma, and severe dehydration. By knowing the pathophysiology, sign and symptoms, and the respond that should be done will give a good outcome of the hypovolemic shock patients.

The objective of the research was to find out the knowledge level about hypovolemic shock of young doctors in RSUP Haji Adam Malik Medan. This research was a descriptive cross sectional study. Population were young doctors of Medical Faculty of North Sumatera University in RSUP Haji Adam Malik Medan which were 702 people. Samples were 87 people who were taken with consecutive sampling technique.

The result showed that the knowledge levels about hypovolemic shock of young doctors in RSUP Haji Adam Malik were good (25,6%), good enough (60%), and poor (14,4%).

Based on the study result, it can be concluded that the knowledge level about hypovolemic shock of young doctors in RSUP Haji Adam Malik was good enough.

(66)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang

berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dokter Muda tentang Syok

Hipovolemik di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penyusunan karya tulis ilmiah

ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi dalam memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP(K), selaku ketua komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin penelitian.

3. dr. Soejat Harto, Sp.An, KAP, selaku dosen pembimbing yang telah mendukung, membimbing, dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penelitian ini.

4. dr. Siska Mayasari Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A dan dr. Khairani Sukatendel, Sp.OG selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan penelitian ini.

5. Kedua orangtua penulis, Arifin Darius Napitupulu danYuniar Siahaan, serta kakak dan adik penulis, Regina Napitupulu dan Edo Napitupulu, yang telah member dukungan, doa, dan semangat.

6. Teman-teman yang telah memberikan saran dan bantuan selama proses pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

(67)

vi

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti, serta member informasi dan manfaat dalam pengembangan ilmu kedokteran.

Medan, Desember 2015

(68)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Syok Hipovolemik ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Etiologi ... 5

2.1.3 Patofisiologi ... 6

2.1.4 Gejala Klinis... 7

2.1.5 Diagnosa ... 8

2.1.6 Komplikasi ... 10

(69)

viii

2.2 Pengetahuan ... 12

2.2.1 Definisi Pengetahuan ... 12

2.2.2 Tingkat Pengetahuan ... 12

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 16

3.1 Kerangka Konsep ... 16

3.2 Definisi Operasional... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1 Jenis Penelitian ... 18

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

4.3 Populasi dan Sampel ... 18

4.3.1 Populasi ... 18

4.3.2 Sampel ... 18

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 19

4.6 Pengolahan dan Analisa Data... 21

4.6.1 Pengolahan Data... 21

4.6.2 Analisa Data ... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1 Hasil Penelitian ... 22

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 22

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.1.3 Hasil Analisa Data... 24

5.2 Pembahasan ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

6.1 Kesimpulan ... 29

(70)

ix

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(71)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Gejala Klinis Syok Hipovolemik 8

2.2 Klasifikasi Syok Hipovolemik 9

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 20 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 22

Berdasarkan Umur

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 23 Berdasarkan Jenis Kelamin

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 23 Berdasarkan Stase

5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan 24 Responden tentang Syok Hipovolemik

5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden 24 Berdasarkan Jenis Kelamin

5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden 25 Berdasarkan Stase

(72)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(73)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Surat Ethical Clearance Lampiran 3 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 4 Lembar Persetujuan

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik radiologi foto toraks pada dokter muda (Co-Ass) di Rumah Sakit Haji

Saya mengikutsertakan anda dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan durasi tidur terhadap timbulnya akne pada dokter muda di RSUP H Adam

Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa gambaran perilaku dokter muda terhadap pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah baik.. Kata kunci :

menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Dokter Muda tentang Transportasi Pasien Kecelakaan Lalu Lintas di RSUP H.. Penelitian ini dilakukan

Tujuan : Mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda terhadap transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H.Adam Malik Medan.. Metode : Penelitian ini bersifat

Manuver yang dapat dilakukan untuk membebaskan jalan napas pada pasien dengan kecurigaan trauma servikal adalah.... Berikut ini yang merupakan indikasi dari pemasangan airway

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik radiologi foto toraks pada dokter muda (Co-Ass) di Rumah Sakit Haji

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang