LAMPIRAN 1
Uji Reabilitas Cronbach's Alpha N of Items
LAMPIRAN 2 LAMPIRAN PENILAIAN DOKTER DAN PERAWAT
No Kualitas Pelayanan Dokter Mean S.D Perawat Mean S.D
Keandalan SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Kemampuan Penanganan
Gawat Darurat -
3 Kecepatanan Dalam
Mengatasi Kerusakan Alat 0
5
4 Kecil Kemungkinan Kejadian Operasi Salah Sisi
6
8 Kecil Kemungkinan Pasien JatuhSsaat Berobat
9 Kecil Kemungkinan Pasien Kembali < 72Jam
10 Kecepatan Pelayanan Ambulance
7
100% - - - - 5,00 0,00
37
100% - - - - 5,00 0,00
11 Kecil Kemungkinan
Persalinan Dengan Cesaria -
3
No Kualitas Pelayanan Dokter Mean S.D Perawat Mean S.D
Bukti Terukur SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Kelengkapan Pelayanan
Rawat Jalan -
2 Kelengkapan Pelayanan
Rawat Inap -
3 Pemberi Pelayanan Rawat Inap
2 Waktu Tunggu Proses Rawat Inap
4 Waktu Tunggu Pelayanan Obat
5 Waktu Memberikan Makan Pasien
6 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat Jalan
7 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat Inap
8 Waktu Pelayanan Ambulance
No Kualitas Pelayanan Dokter Mean S.D Perawat Mean S.D
Jaminan SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Pelayanan Gawat Darurat Ditangani Ahli
2 Kepuasan Pelanggan Gawat Darurat
3 Kepuasan Pelanggan Rawat Jalan
6 Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
9 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
1 Tidak Ada Keharusan Membayar Uang Muka
7
100% - - - - 5,00 0,00
37
100% - - - - 5,00 0,00
2 Kepedulian Kepada Masyarakat Miskin
7
100% - - - - 5,00 0,00
37
100% - - - - 5,00 0,00
No Dokter Mean S.D Perawat Mean S.D
2 Pasien Mematuhi Aturan
Rumah Sakit - -
3 Pasien Mematuhi Anjuran
Dokter - -
7
100% - - 3,00 0,00 - -
37
100% - - 3,00 0,00
4 Pasien Mematuhi Jadwal Minum Obat
Data : Kuesioner, Maret 2016
Keterangan :
SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai SD = Standar Deviasi
S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai
LAMPIRAN 3 LAMPIRAN PENILAIAN BIDAN DAN PEGAWAI TERAPI
No Kualitas Pelayanan Bidan Mean S.D Pegawai Terapi Mean S.D
Keandalan SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Kemampuan Penanganan Gawat Darurat
3 Kecepatanan Dalam Mengatasi
Kerusakan Alat -
4 Kecil Kemungkinan Kejadian Operasi Salah Sisi
5 Kecil Kemungkinan Kematian Ibu Saat Persalinan
6 Kecil Kemungkinan Kesalahan Memberikan Obat
8 Kecil Kemungkinan Pasien Jatuh Saat Berobat
3
100% - - - - 5,00 0,00
3
100% - - - - 5,00 0,00
9 Kecil Kemungkinan Pasien Kembali <
72Jam -
11 Kecil Kemungkinan Persalinan Dengan
Cesaria - -
No Kualitas Pelayanan Bidan Mean S.D Pegawai Terapi Mean S.D
6 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat Jalan
7 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat
Inap -
No Kualitas Pelayanan Bidan Mean S.D Pegawai Terapi Mean S.D
Jaminan SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Pelayanan Gawat Darurat Ditangani Ahli
5 Kecil Kemungkinan Kejadia Infeksi Pasca Operasi
8 Kecil Kemungkinan Kematian Dimeja Operasi
1 Tidak Ada Keharusan Membayar Uang
Muka - -
No Bidan Mean S.D Pegawai Terapi Mean S.D
Perilaku Pasien SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Sisa Makanan Pasien Inap 2 66,7% -
1
33,3% - - 4,33 1,15 -
3
100% - - - 4,00 0,00
2 Pasien Mematuhi Aturan Rumah Sakit - - 3
100% - - 3,00 0,00 -
1
33,3% - -
2
66,7% 2,00 1,73
3 Pasien Mematuhi Anjuran Dokter - - 3
100% - - 3,00 0,00 - -
3
100% - - 3,00 0,00
4 Pasien Mematuhi Jadwal Minum Obat - - 3
100% - - 3,00 0,00
2 66,7% -
1
33,3% - - 4,33 1,15
Data : Kuesioner, Maret 2016
Keterangan :
SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai SD = Standar Deviasi
S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai
LAMPIRAN 4 PENILAIAN PEGAWAI GIZI DAN PEGAWAI FARMASI
No Kualitas Pelayanan Pegawai Gizi Mean S.D Pegawai Farmasi Mean S.D
3 Kecepatanan Dalam Mengatasi
Kerusakan Alat -
4 Kecil Kemungkinan Kejadian Operasi Salah Sisi
5 Kecil Kemungkinan Kematian Ibu Saat
Persalinan -
6 Kecil Kemungkinan Kesalahan
Memberikan Obat -
8 Kecil Kemungkinan Pasien Jatuh Saat Berobat
9 Kecil Kemungkinan Pasien Kembali <
72Jam -
11 Kecil Kemungkinan Persalinan Dengan
Cesaria - -
No Kualitas Pelayanan Pegawai Gizi Mean S.D Pegawai Farmasi Mean S.D
6 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat
Jalan -
7 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat
Inap -
No Kualitas Pelayanan Pegawai Gizi Mean S.D Pegawai Farmasi Mean S.D
5 Kecil Kemungkinan Kejadia Infeksi
Pasca Operasi - -
8 Kecil Kemungkinan Kematian Dimeja Operasi
1 Tidak Ada Keharusan Membayar Uang Muka
No Pegawai Gizi Mean S.D Pegawai Farmasi Mean S.D
Perilaku Pasien SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Sisa Makanan Pasien Inap - 3
100% - - - 4,00 0,00 -
2 40%
3
60% - - 3,40 0,54
2 Pasien Mematuhi Aturan Rumah Sakit - - 1 33,3%
1 33,3%
1
33,3% 2,00 1,00 - -
5
100% - - 3,00 0,00
3 Pasien Mematuhi Anjuran Dokter - - 3
100% - - 3,00 0,00 - -
5
100% - - 3,00 0,00
4 Pasien Mematuhi Jadwal Minum Obat 2 66,7%
1
33,3% - - - 4,66 0,57 - -
4 80%
1
20% - 2,80 0,44
LAMPIRAN 5 PENILAIAN PEGAWAI ADMINISTRASI DAN PEGAWAI SARANA
No Kualitas Pelayanan Pegawai Administrasi Mean S.D Pegawai Sarana Mean S.D
Keandalan SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Kemampuan Penanganan Gawat
Darurat -
3 Kecepatanan Dalam Mengatasi
Kerusakan Alat -
4 Kecil Kemungkinan Kejadian Operasi Salah Sisi
5 Kecil Kemungkinan Kematian Ibu Saat Persalinan
6 Kecil Kemungkinan Kesalahan Memberikan Obat
8 Kecil Kemungkinan Pasien Jatuh Saat Berobat
9 Kecil Kemungkinan Pasien Kembali < 72Jam
10 Kecepatan Pelayanan Ambulance
11 Kecil Kemungkinan Persalinan Dengan Cesaria
No Kualitas Pelayanan Pegawai Administrasi Mean S.D Pegawai Sarana Mean S.D
Bukti Terukur SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Kelengkapan Pelayanan Rawat Jalan
2 Kelengkapan Pelayanan Rawat
Inap -
No Kualitas Pelayanan Pegawai Administrasi Mean S.D Pegawai Sarana Mean S.D
Daya Tanggap SS S CS TS STS SS S CS TS STS
6 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat Jalan
7 Waktu Menyediakan Dokumen Rawat Inap
No Kualitas Pelayanan Pegawai Administrasi Mean S.D Pegawai Sarana Mean S.D
Jaminan SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Pelayanan Gawat Darurat Ditangani Ahli
2 Kepuasan Pelanggan Gawat Darurat
5 Kecil Kemungkinan Kejadia Infeksi Pasca Operasi
8 Kecil Kemungkinan Kematian Dimeja Operasi
No Kualitas Pelayanan Pegawai Administrasi Mean S.D Pegawai Sarana Mean S.D
Kapedulian SS S CS TS STS SS S CS TS STS
1 Tidak Ada Keharusan Membayar Uang Muka
10
100% - - - - 5,00 0,00
3
100% - - - - 5,00 0,00
2 Kepedulian Kepada Masyarakat Miskin
10
100% - - - - 5,00 0,00 -
3
100% - - - 4,00 0,00
No Pegawai Administrasi Mean S.D Pegawai Sarana Mean S.D
2 Pasien Mematuhi Aturan Rumah
Sakit -
4 Pasien Mematuhi Jadwal Minum
Obat -
Data : Kuesioner, Maret 2016
Keterangan :
SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai SD = Standar Deviasi
S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai
LAMPIRAN 6 GAMBAR
GEDUNG INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PROF DR MA HANAFIAH SM BATUSANGKAR
RUANG TUNGGU UNTUK KELUARGA PASIEN RAWAT INAP
KONDISI SAAT KELUARGA PASIEN MENUNGGU DI LUAR RUANGAN
KONDISI PARA PASIEN DAN KELUARGA PASIEN YANG MENUNGGU OBAT DI APOTIK RAWAT INAP DAN APOTIK RAWAT JALAN
LAMPIRAN 7 KUESIONER PENELITIAN
No Responden
KUESIONER KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN PERILAKU PASIEN PerkenalkanNamaSayaZamriMardianJurusanSosiologi,
FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik, Universitas Sumatera Utara.
Penelitianinidiperlukansesuaidengantugasnya, untukmengumpulkan
10 Pegawai Terapi 11 Pegawai Gizi 12 Pegawai Farmasi 13 Pegawai Administrasi 14 Teknisi Medis
Jawablah pertanyaan di bawah ini yang sesuai dengan keadaan kualitas pelayanan kesehatan dan perilaku pasien di Rumah Sakit Umum Prof DR M.A Hanafiah SM Batusangkar dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang telah tersedia berikut :
Petunjuk Pengisian
1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kemampuan rekan medis dalam menanganilife saving di pelayanan gawat darurat di rumah sakit ini ?
a. Sangat Berkemampuan d. Tidak Berkemampuan
b. Berkemampuan e. Sangat Tidak Berkemampuan
2. Menurut Bapak/Ibu, apakah waktu pelayanan gawat darurat sudah sesuai dengan ketentuan yang di berlakukan dan ditangani oleh rekan medis yang sesuai ?
a. Sudah Sesuai Ketentuan dan Ditangani Secara Maksimal b. Sudah Sesuai Ketentuan Tetapi Penanganan Belum Maksimal c. Belum Sesuai Ketentuan Tetapi Penanganan Maksimal d. Belum Sesuai Ketentuan dan Penanganan Belum Maksimal e. Tidak Sesuai Ketentuan dan Penanganan Tidak Maksimal
3. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kecepatan waktu teknisis dalam menanggapi kerusakan alat di rumah sakit ini ?
a. Sangat Cepat c. Cukup Cepat e. Sangat Tidak Cepat
b. Cepat d. Tidak Cepat
4. Menurut Bapak/Ibu, apakah sering ada kejadian operasi salah sisi saat operasi berlangsung di rumah sakit ini ?
a. Tidak Pernah Terjadi c. Cukup Sering Terjadi e. Sangat Sering Terjadi
b. Pernah Terjadi d. Sering Terjadi
5. Menurut Bapak/Ibu, pernahkah ada kejadian kematian ibu kerena persalinan di rumah sakit ini ?
a. Tidak Pernah Terjadi c. Cukup Sering Terjadi e. Sangat Sering Terjadi
b. Pernah Terjadi d. Sering Terjadi
6. Menurut Bapak/Ibu, apakah pernah mendengar ada kejadian salah dalam pemberian obat kepada pasien di rumah sakit ini ?
a. Tidak Pernah Terjadi c. Cukup Sering Terjadi e. Sangat Sering terjadi
b. Pernah Terjadi d. Sering Terjadi
7. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi sudah terpenuhi di rumah sakit ini ?
a. Sangat Terpenuhi c. Cukup Terpenuhi e. Sangat Kurang Terpenuhi
b. Terpenuhi d. Kurang Terpenuhi
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian saat berobat di rumah sakit ini ?
a. Tidak Pernah Terjadi c. Cukup Sering Terjadi e. Sangat Sering Terjadi
b. Pernah Terjadi d. Sering terjadi
9. Menurut Bapak/Ibu, adakah pasien yang kembali keperawatan intensif ke rumah sakit ini dengan kasus yang sama < 72 jam ?
a. Sangat Kecil Kemungkinan Kembali d. Besar kemungkinan kembali
b. Kecil Kemungkinan Kembali d. Sangat Besar kemungkinan kembali
c. Cukup Besar Kemungkinan Kembali
10.Menurut Bapak/Ibu, Seberapa cepat rumah sakit ini dalam memberikan pelayanan ambulance ?
a. ≤ 230 menit c. ≤ 280 menit e. ≥ 320 menit
b. ≤ 250 menit d. ≥ 300 menit
11.Menurut Bapak/Ibu, apakah sering terjadi pertolongan persalinan melalui seksio cesaria pada saat ibu akam melahirkan di rumah sakit ini ?
a. Sangat Jarang Terjadi c. Pernah Terjadi e. Sangat Sering Terjadi
12.Menurut Bapak/Ibu, apakah ketersediaan pelayanan pada rawat jalan sudah lengkapdi rumah sakit ini ?
a. Sangat Lengkap c. Cukup Lengkap e. Sangat Tidak Lengkap
b. Lengkap d. Kurang Lengkap
13.Menurut Bapak/Ibu, apakah ketersediaan pelayanan pada rawat inap sudah lengkap di rumah sakit ini ?
a. Sangat Lengkap c. Cukup Lengkap e. Sangat Tidak Lengkap
b. Lengkap d. Tidak Lengkap
14.Menurut Bapak/Ibu, siapakah yang harus memberikan pelayanan pada rawat inap di rumah sakit ?
a. Dr. Spesialis + perawat + bidan c. Perawat + Bidan e. Bidan
b. Dr. Spesialis + perawat d. Perawat
15.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu tanggap paling efektif dalam memberikan pelayanan gawat darurat yang di lakukan oleh rekam medikterhadap pasien di rumah sakit ini ?
a. ≤ 5 menit c. ≤ 10 menit e. ≥ 20 menit
b. ≤ 8 menit d. ≥ 15 menit
16.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu tunggu pasien saat proses di pelayanan rawat jalan di rumah sakit ini ?
a. ≤ 60 menit c. ≤ 100 menit e. ≥ 150 menit b. ≤ 80 menit d. ≥ 120 menit
17.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu tunggu pasien dalam menerima hasil pelayanan laboratorium di rumah sakit ini ?
a. ≤ 120 menit c. ≤ 160 menit e. ≥ 200 menit
b. ≤ 140 menit d. ≥ 180 menit
18.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu tunggu pelayanan obat jadi yang diberikan kepada pasien di apotik rumah sakit ini ?
a. ≤ 30 menit c. ≤ 60 menit e. ≥ 100 menit
b. ≤ 50 menit d. ≥ 80 menit
19.Menurut Bapak/Ibu, apakah rumah sakit ini sudah tepat waktu dalam memberian makanan kepada pasien rawat inap ?
a. Sangat Tepat Waktu c. Cukup Tepat Waktu e. Sangat Tidak Tepat
waktu
b. Tepat Waktu d. Tidak Tepat Waktu
20.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu yang di butuhkanrumah sakit ini dalam menyediaan dokumen rekam medik pada pelayanan rawat jalan ?
a. ≤ 10 menit c. ≤ 30 menit e. ≥ 60 menit
b. ≤ 20 menit d.≥ 40 menit
21.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu yang di butuhkan rumah sakit ini dalam menyediaan dokumen rekan medik pelayanan rawat inap ?
a. ≤ 10 menit c. ≤ 20 menit e. ≥ 50 menit
b. ≤ 15 menit d. ≥ 30 menit
22.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu tanggap pelayanan pemusaran jenazah yang di berikan oleh rumah sakit ini ?
b. ≤ 3 jam d. ≥ 5 jam
23.Menurut Bapak/Ibu, apakah waktu pelayanan ambulan / kereta jenazah selalu tersedia di rumah sakit ini ?
a. Selalu Tersedia c. Cukup Tersedia e. Tidak Tersedia + Tidak Ada
Supir
b. Tersedia d. Tidak Tersedia
24.Menurut Bapak/Ibu, apakah pelayanan di gawat darurat rumah sakit ini ditangani oleh ahli dan bersertifikat?
a. Sangat Ahli + Bersertifikat d. Tidak Ahli Tapi Bersertifikat b. Sangat Ahli Tanpa Sertifikat e. Tidak Ahli + Tidak Bersertifikat c. Cukup Ahli Tapi Bersertifikat
25.Menurut Bapak/Ibu, bagaimana bentuk kepuasan pelanggan yang ingin di peroleh pada gawat darurat yang di berikan oleh rumah sakit ini terhadap pasien ?
a. Rasa Sangat Puas c. Rasa Cukup Puas e. Rasa Sangat Tidak Puas
b. Rasa Puas d. Rasa Tidak Puas
26.Menurut Bapak/Ibu, bagaimana bentuk kepuasan pelanggan yang ingin di peroleh pada rawat jalan yang di berikan oleh rumah sakit ini terhadap Pasien ?
a. Rasa Sangat Puas c. Rasa Cukup Puas e. Rasa Sangat Tidak Puas
b. Rasa Puas d. Rasa Tidak Puas
27.Menurut Bapak/Ib,u apakah jam visit Dokter di rumah sakit ini sudah sesuai dengan ketentuan terhadap pasien rawat inap ?
a. Jam 08.00 – 14.00 d. Jam 10.00 – 12.00
b. Jam 08.00 – 12.00 e. Jam 12.00 – 14.00
c. Jam 10.00 – 14.00
28.Menurut Bapak/Ibu, berapa persen terjadinya kejadian infeksi pasca operasi di rumah sakit ini ?
a. ≤ 1,5% c. ≤ 3% e. ≥ 6%
b. ≤ 2% d. ≥ 4%
29.Menurut Bapak/Ibu, bagaimana bentuk kepuasan yang ingin di peroleh rumah sakit ini terhadap pelanggan rawat inap ?
a. Rasa Sangat Puas c. Rasa Cukup Puas e. Rasa Sangat Tidak Puas
b. Rasa Puas d. Rasa Tidak Puas
30.Menurut Bapak/Ibu, berapa lama waktu tunggu pasca operasi paling efektif yang di rasakan pasien di rumah sakit ini ?
a. ≤ 2 hari c. ≤ 4 hari e. ≥ 8 hari
b. ≤ 3 hari d. ≥ 6 hari
31.Menurut Bapak/Ibu, berapa persen ada kejadian kematian saat berada di meja operasi di rumah sakit ini ?
a. ≤ 1% c. ≤ 4% e. ≥ 7%
b. ≤ 2% d. ≥ 6%
32.Menurut Bapak/Ibu, apakah pernah terjadi kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium oleh rumah sakit ini terhadap pasien ?
a. Tidak Pernah Terjadi c. Cukup Sering Terjadi e. Sangat Sering Terjadi
b. Pernah Terjadi d. Sering Terjadi
a. Tidak Ada Ketentuan Membayar Uang Muka d. Membayar Uang Muka
b. Hanya Melengkapi Berkas Saja e. Harus Membayar Uang Muka
c. Ada Ketentuan Membayar Uang Muka
34.Menurut Bapak/Ibu, apakah rumah sakit ini sudah memiliki rasa kepedulian terhadap masyarakat miskin yang berobat ? (boleh di isi lebih dari satu)
a. Menerima Pasien BPJS c. Ada Keringanan Pembiayaan e. Sangat Tidak
Peduli
b. Tidak Meminta Uang Muka d. Tidak Menerima Pasien BPJS
35.Menurut Bapak/Ibu, seberapa banyak sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien rawat inap di rumah sakit ini ?
a. Semua Makanan Terhabiskan d. Hanya Sedikit Yang Termakan
b. Hampir Semua Makanan Terhabiskan e. Tidak Termakan Sedikit pun c. Setengah Makanan Yang Terhabiskan
36.Menurut Bapak/Ibu, apakah pasien sudah mematuhi semua aturan di rumah sakit ini ? a. Sangat Mematuhi c. Ada juga yang tidak mematauhi e. Banyak yang tidak
mematuhi
b. Mematuhi d. Sering Tidak Mematuhi
37.Menurut Bapak/Ibu, apakah pasien di rumah sakit ini sudah mematuhi anjuran / larangan yang diberikan oleh dokter ?
a. Sangat mematuhi c. Ada juga yang tidak mematauhi e. Banyak yang tidak
mematuhi
b. Mematuhi d. Sering tidak mematuhi
38.Menurut Bapak/Ibu, apakah pasien di rumah sakit ini sudah tepat waktu dalam jadwal minum obat yang telah ditetapkan oleh dokter ?
a. Sangat tepat waktu c. Ada juga yang tidak tepat waktu e. Banyak yang tidak tepat waktu
DRAF WAWANCARA PASIEN
1. Sudah berapa kali bapak / ibu berobat di rumah sakit Batusangkar ?
2. Menurut bapak / ibu bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit Batusangkar ?
a. Bagaimana bentuk kualitas pelayanan gawat darurat ? b. Bagaimana bentuk kualitas pelayanan rawat jalan ? c. Bagaimanan bentuk kualitas pelayanan rawat inap ?
3. Apakah bapak / ibu sudah mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit Batusangkar ?
a. Aturan untuk minum obat tepat waktu ?
b. Aturan untuk mematuhi aturan/ anjuran yang diberikan dokter ?
c. Aturan untuk menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit ?
4. Pertanyaan untuk pasien yang sudah berobat lebih dari 2 kali di rumah sakit Batusangkar ?
a. Apakah sudah ada perkembangan kulitas pelayanan yang bapak / ibu rasakan ? b. Jika sudah ada perkembangan jelaskan !
c. Jika belum ada perkembangan jelaskan ! dan mengapa masih memilih rumah sakit Batusangkar untuk berobat ?
DAFTAR PUSTAKA
Abro, Zahida dan Amanat Ali Jalbani. 2012. Health Care Facilities And Patients Satisfaction: A Case Study Of Civil Hospital Karachi, Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business
Abas, Fatmawati R. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pada Rumah Sakit Umum Daerah Otanaha Kota Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.
. Volume 4 Nomor 1.
Ajaryani, Wike Diah. 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhada Pelayanan Perawat Di RSUD Tugurej, Tesis. Semarang PromosiKesehatan Kajian Sumber daya manusia UNDIP.
Akib, Andi Taufik. 2011. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Tenriawaru Kab.Bone.Skripsi (tidak diterbitkan). UniversitasHasanuddin Makassar.
Alamsyah, Dedi. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Nuha Medika, Jakarta.
Alrubaiee, Laith. 2011. The Mediating Effect of Patient Satisfaction in the Patients'Perceptions of Healthcare Quality – Patient Trust Relationship, International Journal of Marketing Studies
Amiruddin, dkk. 2011. Pengaruh Perilaku Pasien Terhadap PemanfaatanPelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Jalan Rumah SakitUmum Kota Baubau Sulawesi Tenggara. Universitas Hasanuddin, Makasar.
. Volume 3 Nomor 1.
Anna, (2009). Hubungan Antara Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Pasien di RSUD Dr. Soeradji Tirtonegoro. KlatenJawa Tengah.
Andriani, S.Sunarto. 2009. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan, Vol 2 (1): 71-79.
Anjaryani, Wike Diah. 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Perawat di RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Arifah, Umi. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien RawatJalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Bbkpm) Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Azis Slamet Wiyono dan M. Wahyuddin. 2005. Studi Tentang Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten, Surakarta: Program Pascasarjana Universitas MuhammadiyahSurakarta.
Azwar, A. 1996. Administrasi Kesehatan. PT. Bina Rupa. Jakarta.
Badri, M.A., S. Attia And A.M. Ustadi. 2008.Healthcare Quality And Moderators Of PatientSatisfaction: Testing For Causality. International Journal Of Health Care Quality Assurance Vol. 22 No. 4.
Bhirawa. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasie Pengguna Kartu Pemeliharaan Kesehatan Masyaraka Surakarta (Pkms)Di Surakarta. Volume 2 Nomor 2.
Brahmbhatt, M., N. Baser and N. Joshi. 2011.Adapting the SERVQUAL Scale to HospitalServices: An Empirical Investigation Of Patients’ Perceptions Of Service Quality. International Journal of MultidisciplinaryResearch Vol.1 Issue 8, pp. 27 – 42.
Bustami. 2011. Penjamin Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta. Erlangga.
Citra. 2012. Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSU.Bunda Thamrin Medan Tahun 2012. Medan: JurnalAdministrasi dan Kebijakan Kesehatan(AKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Calisir, F., C.A. Gumussoy, A.E. Bayraktaroglu and B. Kaya. 2012. Effects of Service Quality Dimensions on Customer Satisfaction and Return Intention in Different Hospital Types. Proceedings of the 2012 InternationalConference on Industrial Engineering andOperations Management, pp. 518 – 522.
Eny Kustiyah, Astuti. 2014. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Atas Pelayanan RumahSakit Umum Kabupaten Sragen. Universitas Islam Batik Surakarta.
Erviana, Okky. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan DanKepercayaan Terhadap Kepuasan PasienRawat Inap Di Rsud Dr. Soewondo Kendal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Essiam, J.O. 2013. Service Quality and Patients Satisfaction with Healthcare Delivery:Empirical Evidence from Patients of the Out Patient Department of a Public University Hospital in Ghana. European Journal ofBusiness and Management Vol 5, No. 28, pp. 52 – 59.
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou Kota Manado. Jurnal Kesehatan MasyarakatUniversitas Sam Ratulangi, Vol. 1, No. 9.
Fandi, Tjiptono. 2008. Service Manajemen Mewujudkan Pelayanan Prima. Andi, Yogyakarta.
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hamid,R, Darmawansyah, Balqis. 2013. Hubungan mutu pelayananKesehatan dengan Kepuasan PasienRawat Jalan di Puskesmas Batua KotaMakassar 2013. Universitas Hasanuddin.
Hanjon, et al. 2000 Methods of Measuring Health Care Service Quality, Journal of Bussiness Research, Volume 48. New York.
Haryanti, T. 2011. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap peserta ASKES sosial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pringadi Medan (Tesis).Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM USU.
Haryanto, O dan Ollivia. 2009. Pengaruh Faktor Pelayanan Rumah Sakit, Tenaga Medis, dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Intensi Pasien Indonesia Untuk Berobat di Singapura dalam Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2Vo. 14, Agustus 2009.
Hayaza, Yaseer Tariq. 2013. Analisis Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Kamar Obat di Puskesmas Surabaya Utara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Volume 2, Nomor 2.
Herawati, Nunuk dan Nur Qomariah. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Puskesmas TerhadapKepuasan PasienPengguna Kartu Pemeliharaan Kesehatan MasyarakatSurakarta (PKMS)Di Surakarta. Biharawa. Volume 2, Nomor 2.
Herman, dkk. 2014. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Lembasada KabupatenDonggala. Universitas Tadulako.
Hertiana, Siska. 2009. Analisis Harapan dan Kepuasan Pasien Terhadap Mutu pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kartasura II Tahun 2009.FKM.Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Irfan, dkk. 2012. Patient Satisfaction and Service Quality of Public Hospital in Pakistan : An Empirical Assessment, Middle-East Journal of Scientific Research
Jenkinson, C., A. Coulter, S. Brouster, N. Richards And T. Chandola. 2002. Patients’ ExperiencesAnd Satisfaction With Health Care: Results Of AQuestionnaire Study Of Specific Aspects Of Care.Qual Saf Health Care Vol 11, Pp. 335-339.
12 (6): 870-887.
Kamanto, Sunarto. 2001. Sosiologi Kesehatan, Buku Materi Pokok, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta : BIP.
Khamis, K. And B. Njau. 2014. Patients’ Level OfSatisfaction On Quality Of Healthcare AtMwananyamala Hospital In Dar Es Salaam,Tanzania. BMC Health Services Research Vol.14 No. 400.
Khusnawati. 2010. Analisis Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan pada Puskesmas Sungai Durian, Kab.Kubu Raya. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Kurniati, 2013. “ Kepuasan Pasien Rawat Inap Lontara III Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makasar. Skripsi Universitas Hasanuddin, Makasar.
Loyra, Dolfina Ernie. 2012. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Serwaru Kecamatan Letti Kabupaten Maluku Barat Daya Tahun 2012. Skripsi (tidak diterbitkan).Universitas Hasanuddin Makassar.
Lubis, Arlina Nurbaity, dkk. 2009. Pengaruh harga (price) dan kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Deli Medan dalam JurnalManajemen Bisnis. Volume 2, Nomor 1.
Lumintang, S.S. 2012. Faktor-Faktor YangBerhubungan Dengan Kepuasan Pasien AskesTerhadap Pelayanan Instalasi Rawat Inap B DiRSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Tesis.Universitas Sam Ratulangi Manado.
Mandey, Silvya. 2010 Pengaruh Kualitas Layanan dan Perilaku Peran Exra Terhada Kepuasan Pasien Rumah Sakit Bersalin Di Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal AplikasiManajemen. Volume 8, Nomor 2.
Miranty, K. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Rantepao Kabupaten Toraja Utara. Skripsi Kesahatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar.
Munaryo. 2008. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasiendi
Puskesmas Pangala’ Kecamatan RindingalloKabupaten Toraja Utara.
SkripsiFakultas Kesehatan MasyarakatUNHAS. Makassar.
Mustofa, A. 2008. Hubungan antara Persepsi Pasien Terhadap Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung, Jurnal Keperawatan, Volume 1 (2) : 23-27.
Mosadeghrad, Ali Mohammad. 2014. Factors influencing healthcare service quality, International Juornal of Health Policy and Management
Nawawi, Hadari. 1994. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
3(2), 77-89.
Ochir, Odgerel Chimed. 2012. Patient Satisfaction and Service Quality Perception at District Hospitals in Mongolia, Ritsumeikan Journal of Asia Pacific Studies
Prastiwi, Ellya Niken, Dian Ayubi. Hubungan Kepuasan Pasien Bayar Dengan Minat Kunjungan Ulang Di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi Tahun 2007. PAK. Jurnal kesehatan Indonesia vol.1 nomor 2.
Volume 31.
Ramez, Wathek S. 2012. Patients' Perception of Health Care Quality, Satisfaction and Behavioral Intention: An Empirical Study in Bahrain, International Journal of Business and Social Science.
Rahmulyono, A. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas. Yogyakarta.
Volume 3 Nomor 18.
Roos, Dhyana Sharon dan Venkatesh. 2007. An Empirical Study of the Factors InfluencingQuality of Healthcare and Its Effects on Patient Satisfaction, International Journal ofInnovative Research in Science, Engineering and Technology
Rusdiana. 2014. Studi Tentang Pelayanan Perawat TerhadapKepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap MawarRumah Sakit Umum Abdul Wahab SjahranieSamarinda,
. Volume 4 Issue 2.
eJournal Sosiologi Konsentrasi
Rahman, R. And S.S. Kutubi. 2013. Assessment OfService Quality Dimensions In HealthcareIndustry A Study On Patient’s Satisfaction WithBangladeshi Private Hospitals. InternationalJournal Of Business And Management InventionVol. 2 Issue 4, Pp. 59 – 67.
. Volume 2 Nomor 4.
Rahmulyono, Anjar. 2009. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas Depok I di Sleman. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Rully Dedy Setiawan. 2010. Kualitas Pelayanan Puskesmas Karangdowo Kabupaten Klaten Kepada PasienJamkesmas. Fakultas Ilmu Sosial DanPolitik Universitas Sebelas Maret.
Sharmila, S. and J. Krishnan. 2013. Has the Service Quality in Private Corporate Hospitals Meet the Patient Expectations? A Study About Hospital Quality in Chennai. Asia PacificJournal of Marketing & Management Vol 2No. 1.
Saputra, Tri Agus. 2010. Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Pengguna Kartu Jamkesmas Dalam Pelayanan Keperawatan di RSUD Cenkareng Jakarta Barat.
Saragih, R Lubis dkk. 2010. Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Loyalitas Pasien Rumah Sakit Umum Herna Medan, Tesis, Program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Sayed, H.Y., H.A. Mohamed and E.E. Mohamed. 2013. Patients' Perceptions As Indicators of Quality of Nursing Service Provided At Al Noor Specialist Hospital at Makkah Al Moukarramah, KSA. J Am Sci Vol. 9 No. 5, pp. 71 – 78.
Setyaningsih, Ira. 2013. Analisis Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Pasien Menggunakan Pendekatan Learn Servperf, Spektrum Industri. UIN Sunanan Kalijaga. Volume 11 Nomor 2.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suharto, Ahmad. 2013. Analisis Dimensi Kualitas Pelayanan TerhadapKepuasan Pelanggan Pada Laboratorium ParahitaDiagnostic Center Cabang Jember. Universitas Muhammadiyah Jember.
Susmaneli, H. Dan A. Triana. 2014. Dimensi MutuPelayanan Kebidanan Terhadap Kepuasan PasienProgram Jampersal. Kesmas, Jurnal KesehatanMasyarakat Nasional Vol. 8, No. 8.
Sumardi, Mulyadi dan Hans Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Rajawali, Jakarta.
Sumarno dan Agustiono, B. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit ST. Elisabeth Semarang.
Supriyono dan Poniman, B. 2009. Pengaruh dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rumah sakit “Nirmala Suri” Kabupaten Sukoharjo dalam jurnalSTIE AUB Surakarta.
Sabarguna, B.S. 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.
Sofiana, Liena dan Dwi Wahyuni. 2015. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Di Puskesmas Tepus I Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta, Jurnal Medika Respati. Volume 10 Nomor 2.
Subekti, Dede. 2009. Analisis Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Balai Pengobatan (BP) Umum Puskesmas Di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009. Tesis Magister Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro Semarang.
Suswardji E. Martini N. Meliana R. 2012. Pengaruh Pelayanan Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas Adiarsa Karawang Timur. (Jurnal). Manajemen Vol.09. No. 2.
Supriyanto, Yuda dan Soesanto Harry. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Diponegoro Journal Of ManagementVolume 1 Nomor 1.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Todaro, Michel P. 1999. Pembangunan Ekonomi di Dunia ke -3. Erlangga, Jakarta.
Tokunaga, et al. 2000. Effects of Patient Demands on Satisfaction With JapaneseHospital Care. International Journal of Quality Health Care
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
. Oct ; 12 (5) : 395-401.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
Pasinringi. 2009. Hubungan Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Di RSUD Dr. M Haulussy. Ambon.
V. Doda, Diana, dkk. 2015. Analysis of Factors Associated with Patients’ Satisfaction at the Outpatient Clinic of Internal Medicine Department of RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
Wati, Hardina Sosila 2012. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daya Tahun 2012. Skripsi (tidak diterbitkan). UniversitasHasanuddin Makassar.
Widagdo, Bayu Kumulo. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wira I. A. D, 2014. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di RSUD Wangaya Kota Denpasar. (Jurnal) Universitas Udayana. Bali.
Wiyono, A.S, Dkk. 2005. Studi Tentang Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen
Dirumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten. Dalam Jurnal Program
Pascasarjanauniversitas Muhammadiyah Surakarta.
Wolinsky, Fredric. 1980. The Sosiology of Healthy Principles, Professions,and Issues, Little Brown and Company, Toronto.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang menggunakan metode pendekatan desktriptif. Pendekatan deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi objek
penelitian melalui teknik pengumpulan data (Maleong, 2006). Pendekatan deskriptif yang
bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan penilaian tenaga kesehatan terhadap
kualitas pelayanan kesehatan dan perilaku pasien di rumah sakit umun batusangkar.
Untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data kuantitatif, maka peneliti akan
dibantu dengan program software SPSS 21, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh
lebih akurat. Proses pengolahan data menggunakan SPSS dalam penelitian ini dilakukan
melalui tahap sebagai berikut:
a. Pengeditan Data (Editing)
Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah diisi,
berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi, dan konsistensi
jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.
b. Pengkodean Data (Coding)
Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data
dan juga mempercepat pada saat pemasukan data, yaitu dengan memberikan kode
pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner
Tahapan ini dilakukan dengan cara menghitung data secara statistik untuk diolah
dan dianalisis menggunakan SPSS.
d. Pengecekan Data (Cleaning)
Adalah pengecekan data yang sudah dimasukkan, apakah ada kesalahan atau
tidak.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. M. A Hanafiah SM
Batusangkar, sebagai pelaksana kebijakan pusat maupun daerah yang memberikan pelayanan
kesehatan di Sumatera Barat khususnya Kabupaten Tanah Datar (Batusangkar). Adapun yang
menjadi alasan pemilihan lokasi tersebut adalah:
1. Rumah Sakit Umum Prof. DR. M.A Hanafiah SM Batusangkar adalah
satu – satunya rumah sakit milik pemerintah daerah yang berada di
Kabupaten Tanah Datar Batusangkar sehingga menjadi rujukan utama
bagi masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan di Batusangkar.
2. Lokasi ini merupakan daerah asal peneliti, sehingga peneliti dapat
memanfaatkan waktu, tenaga, pikiran, dan dana atau biaya yang
diperlukan untuk dimaksimalkan dalam penelitian ini.
3.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Sakit Prof DR MA Hanafiah SM Batusangkar
Keberadaan Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar dimulai dari
sebuah Klinik Pengobatan yang berdiri di Jalan S.Parman atas inisiatif seorang dokter
berkebangsaan Belanda yang bekerja sebagai Dokter Pemerintah Belanda dan kemudian
berkembang menjadi Rumah Sakit yang didirikan pada tahun 1937 terletak berseberangan
(TT) 45 buah terdiri dari Zall Anak 17 TT, Zall Kebidanan 18 TT dan Zall Penyakit Dalam
10 TT dengan tenaga yang terdiri dari 2 orang Dokter Umum dan 44 orang Paramedis.
Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar dikukuhkan sebagai pusat
rujukan kesehatan di Kabupaten Tanah Datar, dengan status demikian Rumah Sakit
Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar harus berbenah diri memperluas wawasan agar
dapat menjalankan fungsi dan tugas pokok dengan baik. Salah satu upaya adalah
memasyarakatkan keberadaan Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar berikut
program-program pembinaannya yang telah dan akan dilaksanakan.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, maka mulai dirintis pembangunan gedung terpisah yang berlokasi di
Daerah Kecamatan Tanjung Emas Kenagarian Pagaruyung + 3 KM dari tempat semula.
Pembangunan Rumah Sakit pada lokasi yang baru dimulai pada tahun 1982 secara bertahap
dengan berbagai upaya dari segenap unsur Pemerintah dan Masyarakat serta Lembaga
Swadaya Masyarakat melalui kegiatan gotong royong Manunggal Sakato dan lain-lain yang
akhirnya pada tahun 1985 secara berangsur-angsur kegiatan pelayanan Rumah Sakit dapat
pindah ke lokasi yang baru dan diresmikan pemakaiannya oleh Gubernur Propinsi Sumatera
Barat Bapak Ir.H.AZWAR ANAS pada tanggal 12 November 1985 dengan status Rumah
Sakit Type “D” dengan 75 TT.
Dengan berpindahnya kegiatan RSU Batusangkar ke lokasi yang baru, maka
perkembangan dan kemajuan yang dialami RSU Batusangkar semakin meningkat seiring
dengan perkembangannya melalui pembangunan gedung-gedung baru dan penambahan
Sumber Daya Manusia dalam rangka memenuhi standar Rumah Sakit Type “C” dan sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 192/Menkes/ SL/II/1993 tanggal 26 April
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Type “C” yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI
Bapak Prof.ADIYATMA, MpH
Dengan meningkatnya status Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar
kemudian dibarengi dengan pembentukan Struktur Organisasi RSU Batusangkar melalui
Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Tanah Datar Nomor 17 Tahun 1994 tanggal 5
Desember 1994.
Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pembentukan
Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, dimana susunan organisasi Rumah Sakit
Umum daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dalam lampiran V (lima) tentang
Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar No 10 Tahun 2010 ,Tanggal 16 November 2010.
3.2.2 Struktur dan Fungsi RSU Prof DR MA Hanafiah SM batusangkar A. Struktur
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 6 Tahun
2003 ditetapkan pembentukan Struktur Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah
SM Batusangkar dan pada SK Bupati Tanah Datar Tahun 2003 ditetapkan Visi,
Misi, Kedudukan dan Status, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar.
VISI : Menjadi Rumah Sakit Bertaraf Nasional
MISI : Menyelengarakan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Tinggi Dan
Profesional Dengan Mengutamakan Kepuasan Pasien.
MOTTO : Mengutamakan Keselamatan, Kesembuhan, Kenyamanan, Dan
Kepuasan Pasien Adalah Merupakan Kebahagiaan Kami.
KEDUDUKAN DAN STATUS
Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar adalah unit
rujukan dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Tanah Datar. Direktur Rumah
Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar berada dibawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Bupati Tanah Datar.
TUGAS
Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar mempunyai tugas
untuk melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna, bermutu, terpadu
dan berkesinambungan, kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan dibidang kesehatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
FUNGSI
Untuk melaksanakan Visi dan tugas diatas, maka Rumah Sakit
Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Melaksanakan Pelayanan Medis
b. Melaksanakan Pelayanan Penunjang Medis
c. Melaksanakan Kegiatan UTDRS (Unit Transfusi Darah Rumah Sakit)
d. Melaksanakan Asuhan Keperawatan dan Pelayanan Keperawatan
e. Melaksanakan Pelayanan Rujukan
f. Melaksanakan Kegiatan Pendidikan (Pendidikan Profesi/ keahlian
serta Tenaga kesehatan lainya), Pelatihan dan Penyuluhan
g. Melaksanakan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan serta
Penyebarluasan informasi kesehatan
h. Melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan dan Kegiatan Humas,
serta Bimbingan Konseling / Konsultasi Rohani
j. Kegiatan Penanggulangan Bencana, sesuai dengan Pembentukan Tim
Reaksi Cepat (TRC) Kabupaten Tanah Datar.
Untuk menjalankan fungsinya Rumah Sakit Prof.DR.M.A Hanafiah SM Batusangkar
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 06 Tahun 2008 Susunan
Organisasinya berbentuk Lini dan staf sebagai berikut :
a. Direktur
b. Kepala Tata Usaha (KTU), terdiri dari :
1. Subbagian Umum dan perlengkapan
2. Subbagian Keuangan
3. Subbagian kepegawaian
c. Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Medis
2. Seksi Keperawatan
d. Bidang Penunjang, terdiri dari :
1. Seksi Penunjang Medis
2. Seksi Penunjang Non Medis
e. Bidang Bina Program, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pelaporan
2. Seksi Promosi Kesehatan dan Hubungan Masyarakat
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Kegiatan pelayanan langsung diselenggarakan oleh 4 instalasi dibidang pelayanan dan
7 penunjang. Kepala Instalasi adalah jabatan non structural yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
Instalasi tersebut terdiri dari :
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Radiologi
6. Instalasi Laboratorium/ Patologi Klinik dan Unit Transfusi Darah
7. Instalasi Farmasi
8. Instalasi Gizi
9. Instalasi Rehabilitasi Medik / Unit Fisiotherapi
10. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
11. Instalasi Kamar Mayat / Unit Ambulance
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang memiliki karakteristik
tertentu atau populasi merupakan keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini merupakan tenaga kesehatan baik medis maupun
non medis seperti :
1. Dokter 26 orang
2. Perawat 136 orang.
3. Pegawai khusus terapi 10orang.
4. Pegawai Sarana dan Prasarana 11 orang.
5. Pegawai khusus bidan 12 orang.
6. Pegawai khusus gizi 10 orang.
7. Pegawai khusus kefarmasian 17 orang
Sehingga memiliki jumlah keseluruhan sebanyak 257 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu sampel
harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri.
Untuk menghitung sampel yang akan diteliti pada penelitian ini digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
Maka,
�
=
2573,57+1
= 71,9
= 71 atau 72
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik motode
acak berlapis (stratified random sampling). Metode ini digunakan jika didalam populasi
terdapat perbedaan atau starata tertentu. Teknik sampling dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini digunakan dengan teknik dimana sampel penelitian atau responden ditentukan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Prof DR MA Hanafiah SM Batusangkar dengan jumlah
257 orang dikelompokkan berdasarkan profesi yaitu Dokter 26, Perawat 155, Bidan 12,
Pegawai Terapi 5, Pegawai Sarana dan Prasarana 3, Pegawai Gizi 4, Pegawai Farmasi 17,
dan Pegawai Administrasi 35 dengan tingkat kesalahan 10% maka jumlah sampel penelitian
ini adalah 71 orang. Dengan rincian sebagai berikut :
1. Dokter = 26/257x 71 = 7,1 = 7 orang
2. Perawat = 137/257 x 71 = 37,5 = 37 orang
3. Bidan = 12/257x 71 = 3,3 = 3 orang
4. Pegawai Terapi 10/257x 71 = 2,7 = 3 orang
5. Pegawai Sarana dan Prasarana 11/257x 71 = 3,0 = 3 orang
6. Pegawai Gizi 10/257x 71 = 2,7 = 3 orang
7. Pegawai Farmasi 17/257x 71 = 4,6 = 5 orang
8. Pegawai Administrasi 35/257x 71 = 9,6 = 10 orang
Jadi jumlah sampelnya adalah 7 + 37 + 3 + 3 + 3 + 3 + 5 + 10 = 71 orang.
3.4 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Tenaga Kesehatan yang bekerja di RSU Prof
DR MA Hanafiah SM Batusangkar sebanyak 71 responden. Menganalisis data merupakan
suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu bagian-bagian tertentu
berdasarkan jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah interpretasi langsung
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan. Adapun data yang dianalisa pada
3.4.1 Identitas Responden
Tabel 3.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Percent
Laki - laki 16 22,50%
Perempuan 55 77,50%
Jumlah 71 100%
Sumber:Data Kuesioner, Maret 2016
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak menitikberatkan pada jenis kelamin
tertentu, setiap jenis kelamin memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumalah responden laki-laki adalah 16 jiwa
atau 22,5 % dan jumlah responden perempuan adalah 55 jiwa atau 77,5 %.
Tabel 3.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Percent
20 - 30 Tahun 8 11,30%
31 - 40 Tahun 42 59,20%
41 - 51 Tahun 19 26,80%
> 51 Tahun 2 2,80%
Jumlah 71 100%
Sumber:Data Kuesioner, Maret 2016
Berdasarkan hasil kuesioner, kebanyakan responden berusia antara 31–40 tahun yang
berjumlah 42 orang atau 59,2 %, sedangkan pada posisi kedua terbanyak dengan responden
yang berusia 41-50 tahun dengan jumlah 19 orang atau 26,8 %, sedangkan pada posisi ketiga
dengan responden yang berusia 20-30 tahun dengan jumlah 8 orang atau 11,3 %, sedangkan
jumlah yang paling sedikit terdapat pada responden yang berusia diatas 51 tahun dengan
Tabel 3.3
Identitas Responden Berdasarkan Profesi
Profesi Frekuensi Percent
Dokter 7 9,90%
Perawat 37 52,10%
Bidan 3 4,20%
Pegawai Terapi 3 4,20%
Pegawai Gizi 3 4,20%
Pegawai farmasi 5 7%
Pegawai Administrasi 10 14,10%
Pegawai Sarana 3 4,20%
Jumlah 71 100%
Sumber : Data Kuesioner, Maret 2016
Fokus penelitian ini adalah kualitas pelayanan kesehatan dan perilaku pasien yang di nilai oleh tenaga kesehatan rumah sakit atau penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti dokter 7 orang, perawat 37 orang, bidan 3 orang, pegawai terapi 3 orang, pegawai gizi 3 orang, pegawai farmasi 5 orang, pegawai administrasi 10 orang, dan pegawai sarana dan prasarana 3 dengan total keseluruhan berjumlah 71 responden.
Tabel 3.4
Identitas Responden Berdasarkan Lama Profesi
Lama Profesi Frekuensi Percent
0 - 10 Tahun 27 38%
11 - 20 Tahun 34 47,90%
> 21 Tahun 10 14,10%
Jumlah 71 100%
Sumber: Data Kuesioner, Maret 2016
3.5Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Untuk mendapatkan data primer dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian.
Data primer tersebut dilakukan dengan instrumen berupa kuesioner (angket), yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis
untuk memperoleh informasi. Kuesioner akan disebarkan kepada tenaga kesehatan baik
medis maupun non medis seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, bagian administrasi
terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan perilaku pasien di RSU Prof Dr M.A Hanafiah
Batusangkar. Isi kuesioner merupakan pertanyaan sebanyak 38 pertanyaan yang bersifat
tertutup. Setiap pertanyaan dikelompokkan berdasarkan indikator, yaitu sebegai berikut:
1. Identitas responden terdiri atas 4 pertanyaan.
2. Indikator keandalan terdiri atas 11 pertanyaan.
3. Indikator bukti terukur terdiri atas 3 pertanyaan.
4. Indikator daya tanggap terdiri atas 9 pertanyaan.
5. Indikator jaminan luas terdiri atas 9 pertanyaan.
6. Indikator kepedulian terdiri atas 2 pertanyaan.
7. Indikator perilaku pasien terdiri atas 4 pertanyaan.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian.
Data ini sebagai salah satu aspek pendukung keabsahan penelitian. Teknik pengumpulan data
sekunder dapat dilakukan melalui :
a. studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data yang diperoleh dari
buku-buku ilmiah , tulisan ilmiah, jurnal, situs-situs internet, dan hasil
b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subjek penelitian, namun melalui dokumen sebagai pendukung
penelitian. Misalnya foto.
3.6SkalaPengukuran
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert dimana digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
atau gejala sosial yang terjadi, hal ini secara spesifik telah ditetapkan oleh peneliti yang
selanjutnya disebut variabel peneliti. Variabel peneliti ini dijabarkan melalui dimensi menjadi
sub variabel, kemudian sub variabel dijadikan indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak
ukur untuk menyusun butir pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan dengan variabel
penelitian. Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positifdan sangat negatif yang
diungkap melalui kata – kata sebagai berikut :
Sangat sesuai (SS) = 5 Tidak Sesuai (TS) = 2
Sesuai (S) = 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) = 1
Cukup Sesuai (CS)= 3
3.7Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah setelah data terkumpul maka
akan dilakukan pengkodean data yang kemudian diteruskan dengan mengolah data, mengedit
dan menganalisa (Singarimbun, 1989). Penelitian ini menggunakan teknik analisia tabel
tunggal, yaitu analisayang dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke dalam kategori
yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam
menganalisa data yang terdiri dari kolom (Singarimbun, 1995 : 266) yaitu sejumlah frekuensi
tunggal adalah jenis kelamin responden, umur/usia responden, profesi responden, lama
profesi responden serta jawaban responden pada setiap pertanyaan di kuesioner penelitian.
Analisis data dan interpretasi data merupakan tahap pengumpulan data dan informasi,
penyebaran data kemudian data di interprestasi dan dianalisis berdasarkan teori yang
digunakan sampai kapada kesimpulan. Kemudian data yang disajikan berupa kesimpulan data
yang sudah dianalisis.
3.8 Keterbatasan Peneliti
Keterbatasan penelitian mencakup uraian tentang keterbatasan dan hambatan yang
ditemui dalam penelitian, baik yang berkaitan dengan metode dan teknik penulisan yang
digunakan, maupun keterbatasan peneliti sendiri. Keterbatasan dalam penelitian ini
disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk
melakukan kegiatan penelitian ilmiah. Selain itu, peneliti juga belum menguasai secara penuh
teknik dan metode penelitian, sehingga dapat menjadi keterbatasan dalam menyajikan dan
mengolah data, akan tetapi kendala tersebut dapat diatasi melalui proses bimbingan skripsi
dan peneliti berusaha untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang mendukung proses
penelitian ini. Walaupun terdapat berbagai keterbatasan, peneliti tetap berusaha semaksimal
mungkin dalam mengumpulkan informasi dariresponden, serta informasi yang diperoleh
dapat dipertanggung jawabkan validitasnya.
3.9Uji Reabilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat pengukur
tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah walaupun
diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat
tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk
angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi.
Reliabilitas adalah kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur
dilihat dari stabilitas atau konsistensi interna
pengukuran atau pengamatan dilakukan berulang. Pengujian reliabilitas dapat dihitung
dengan menggunakan formula Alpha’s Cronbach. Jika koefisien reliabilitas (α) ≥ 0, 1
penelitian memperlihatkan hasil nilai Alpha’s Cronbachsebesar 0,875 dengan 38 item
pertanyaan. Dengan demikian alat ukur yang digunakan peniliti dalam mengukur kualitas
3.10 Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan
Bulan Ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pra Observasi √
2 ACC Judul Penelitian √
3 Penyusunan Proposal √ √ √
4 Seminar Desain Penelitian √
5 Revisi Proposal Penelitian √
6 Penelitian Laporan √ √ √
7
Pengumpulan dan
Interpretasi Data
√ √
8 Bimbingan √ √ √
9 Penulisan Laporan Akhir √ √ √
BAB IV
4.1 Penilaian Tenaga Kesehatan Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Perilaku Pasien.
4.1.1 Penilaian Tenaga Kesehatan Terhadap Keandalan.
Berdasarkan hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai mean tertinggi pada keandalan
menurut tenaga kesehatan adalah kecepatan pelayanan ambulance (mean 4,85 dan standar
deviasi 0,51), dan nilai mean terendah dari keandalan adalah kemampuan penanganan gawat
darurat (mean 3,07 dan standar deviasi 1,03). Dari nilai mean tertinggi dapat dilihat bahwa
sebanyak 91,5% responden menjawab sangat cepat (kurang dari 230 menit), 4,2% responden
menjawab cepat (kurang dari 250 menit), 2,8% responden menjawab cukup cepat (kurang
dari 280 menit) dan 1,4% responden menjawab tidak cepat (lebih dari 300 menit). Seperti
yang diungkapkan oleh salah satu responden berikut ini :
“...pelayanan ambulance itu memang harusnya kurang dari 3 jam, soalnya
kalau ada pasien yang meninggal harus ditunggu 2 jam dulu baru bisa
diantar kerumahnya, makanya gak sampai 3 jam lah menunggu pelayanan
ambulance itu. lain lagi dengan yang pasien rujukan mereka harus menunggu
rekomendasi dari rumah sakit setelah pasien melengkapi berkas untuk
menggunakan ambulance baru pasin bisa menggunakan saran ambulance
tersebut...”
Sementara dari nilai mean terendah diketahui bahwa sebanyak 7% responden
menjawab sangat berkemampuan, 35,2% responden menjawab berkemampuan, 15,5%
responden menjawab cukup berkemampuan, dan 42,3% responden menjawab tidak
berkemampuan. Hal ini disebabkan karena saat memberikan pelayanan gawat darurat para
parawat dan bidan tidak dibantu oleh dokter umum dan dokter spesialis, karena saat ada
pasien yang masuk ke gawat darurat para dokter tidak ada ditempat untuk memberikan
pelayanan gawat darurat karena para dokter yang bertugas ada yang lagi bereada diruangan
tidak mampuan mereka (perawat dan bidan) dalam menangani pasien digawat darurat secara
maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden berikut ini :
“...seharusnya ya semua petugas yang ada di rumah sakit ini harus bisa
menangani life saving di gawat darurat itu, karena menurut ISO seperti itu
memang ada batasan – batasan yang diberikan kecuali mendiagnosa itu
memang harus dari dokternya, terkadang kami pun hanya bisa menangani
saja gak bisa menindak lanjuti, karena kan untuk selanjutnya dokternya
langsung ke ruangan pasiennya untuk mendiagnosa penyakit pasien...”
Seharusnya penanganan pelayanan gawat darurat harus ditangani oleh rekam medis
yang sangat ahli dan berkemampuan karena menurut standar pelayanan minimal rumah sakit
mengatakan bahwa pelayanan gawat darurat harus 100% mampu ditangani oleh tenaga medis
yang bertugas di gawat darurat, sehingga mengahasilkan penanganan maksimal yang diterima
oleh pasien di gawat darurat.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat untuk pertanyaan jam buka gawat darurat
responden yang menjawab jam buka gawat darurat sudah sesuai ketentuan dan ditangani
secara maksimal adalah 51 orang (71,8%). Sedangkan yang menjawab sudah sesuai
ketentuan tetapi penanganan belum maksimal adalah 16 orang (22,5%). Sedangkan yang
menjawab belum sesuai ketentuan tetapi penanganan maksimal adalah 3 orang (4,2%).
Sedangkan yang menjawab belum sesuai ketentuan dan penanganan belum maksimal adalah
1 orang (1,4%). Hal ini menyimpulkan bahwa jam buka pelayanan gawat darurat masih
belum sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh standar pelayanan minimal rumah sakit
dimana jam buka pelayanan gawat darurat harus 24 jam dan ditangani secara maksimal.
Seperti yang diungkapkan salah satu responden berikut ini :
“...gawat darurat ini bukanya memang 24 jam tapi belum tentu kan semua
yang menangani di gawat darurat ini selalu ada 24 jam. Kalau perawat dan
tengah malam kalau pasien yang kecelakaan bisa lah kami tangani dulu
sampai dokternya datang, tapi kalau pasien yang penyakitnya lain seperti
stroke, jantung dan yang lain itu ya kami harus nunggu dokter dulu baru bisa
ikut menangani pasiennya...”
Tabel 4.1
Penilaian Tenaga Kesehatan Terhadap Keandalan
No Kualitas Pelayanan Tenaga Kesehatan Mean S.D
Keandalan SS S CS TS STS
1 Kemampuan Penanganan Gawat Darurat
7 Kebutuhan Tranfusi Darah
8 Kecil Kemungkinan Pasien Jatuh Saat Berobat
43
9 Kecil Kemungkinan Pasien Kembali < 72Jam
39
10 Kecepatan Pelayanan Ambulance
Data : Kuesioner, Maret 2016
SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai SD = Standar Deviasi
S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai
Untuk pertanyaan kecepatan dalam mengatasi kerusakan alat responden yang
menjawab kecepatan dalam mengatasi kerusakan alat sangat cepat hanya 27 orang (38%).
Sedangkan menjawab cepat adalah 18 orang (25,4%). Sedangkan yang menjawab cukup
cepat adalah 23 orang (32,4%). Sedangkan yang menjawab tidak cepat adalah 3 orang
(4,2%). Hal ini menyimpulkan bahwa tim teknisi medis masih belum cepat dalam mengatasi
kerusakan alat yang terjadi hal ini disebabkan karena adanya kerusakan alat tidak dilaporkan
langsung kepada tim teknisi untuk memperbaiki atau mengganti peralatan yang sedang rusak.
Karena menurut standar pelayanan minimal rumah sakit setiap ada alat yang rusak teknisi
medis harus melakukan pemeriksaan langsung setelah maksimal 15 menit dilaporkan kepada
mereka. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden berikut ini :
“...dirumah sakit ini memang tidak memiliki teknisi tetap melainkan harus
memanggil teknisi dari rumah sakit lain, itu lah sebabnya jika ada kerusakan
alat kami ada sedikit terkendala waktu untuk memperbaikinya. Meskipun
tim sudah melaporkan ada kerusakan alat kami segera kok menghubungi
teknisinya...”
Untuk pertanyaan kecil kemungkinan kejadian operasi salah sisi responden yang
menjawab kejadian operasi salah sisi tidak pernah terjadi adalah 57 orang (80,3%).
Sedangkan yang menjawab pernah terjadi adalah 13 orang (18,3%). Sedangkan yang
menjawab cukup sering terjadi adalah 1 orang (1,4%). Hal ini menyimpulkan bahwa kejadian
operasi salah sisi pernah terjadi, salah sisi pada saat operasi disebabkan karena dokter yang
akan melakukan operasi pembedahan terburu – buru dan kurangnya komunikasi dengan
dokter lain sebelum melakukan pembedahan sehingga menyebabkan salah sisi saat operasi
berlangsung. Meskipun menurut standar pelayanan minimal bahwa operasi salah sisi 100%
tidak boleh terjadi dalam operasi, namun tidak akan menjamin suatu rumah sakit tidak pernah
melakukan operasi terhadap pasien dimana seharusnya operasi sebelah kanan namun yang
terbedah bagian kiri. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden berikut ini :
“...ya pernah terjadi, terkadang karena tidak ada pemberi tahuan dari
perawatnya bagian mana yang mau di operasi, terkadang juga memang
terburu – buru kaminya, ya terjadi lah operasi salah sisi pada pasiennya yang
harusnya di sebelah kiri ada yang terbedah disebelah kanannya...”
Untuk pertanyaan kecil kemungkinan kematian ibu saat persalinan responden yang
menjawab kematian ibu saat persalinan tidak pernah terjadi hanya 28 orang (39,4%).
Sedangkan yang menjawab pernah terjadi adalah 41 orang (57,7%). Sedangkan yang
menjawab cukup sering terjadi adalah 2 orang (2,8%). Hal ini menyimpulkan bahwa
kematian ibu saat persalinan pernah terjadi di rumh sakit batusangkar, kematian ibu saat
persalinan disebabkan karena saat atau setelah persalinan terjadinya hipertensi, pendarahan
dan diabetes low yang mengakibatkan tidak tertolongnya ibu saat melahirkan bayinya.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden berikut ini :
“...kalau sudah urusan melahirkan sama operasi sebenarnya tidak bisa dipastikan karena saat melahirkan dan operasi itu ada 2 kemungkinan antara hidup dengan mati, seperti hipertensi itu kan memicu terjadinya pendarahan hebat karena ada takut, karena stress, itu memicu jantung lebih cepat makanya bisa pendarahan, jika pendarahan tidak bisa berhenti saat melahirkan yan gak bisa tertolong lah jadinya...”
Untuk pertanyaan kecil kemungkinan salah memberikan obat responden yang
menjawab kesalahan memberikan obat tidak pernah terjadi adalah 45 orang (63,4%).
Sedangkan yang menjawab pernah terjadi adalah 25 orang (35,2%). Sedangkan yang
menjawab cukup sering terjadi adalah 1 orang (1,4%). Hal ini menyimpulkan bahwa
kesalahan dalam memberikan obat pernah terjadi kepada pasien yang meminta obat di
menimta obat di bagian farmasi menyebabkan mereka terburu – buru dalam memberikan obat
yang seharusnya diterima oleh pasien A diberikan kepada pasien B. Kesalahan dalam
memberikan obat dapat diatasi pada saat keluarga pasien memberikan obat kepada perawat
yang bertugas di ruangan karena setiap selesai dari farmasi perawat selalu mencek ulang obat
yang akan diberikan kepada pasien. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden
berikut ini :
“...pernah terjadi itu karena ramainya yang ngantri jadi terburu – buru kami
ngasihnyaterkadang salah kasih sama orang lain, nanti kembali lagi orang itu
kesini dibilangnya salah obatnya, karena kan sebelum obat dikasih sama
pasien dikasih liat dulu sama perawatnya obatnya sesuai ada gak, terkadang
jumlahnya ada yang berlebih ada yang kurang, terkadang ada yang dosisnya
gak sesuai...”
Untuk pertanyaan kebutuhan tranfusi darah responden yang menjawab kebutuhan
tranfusi darah sangat terpenuhi hanya 29 orang (40,8%). Sedangkan yang menjawab
terpenuhi adalah 7 orang (9,9%). Sedangkan yang menjawab cukup terpenuhi adalah 23
orang (32,4%). Sedangkan yang menjawab kurang terpenuhi adalah 12 orang (16,9%). Hal
ini menyimpulkan bahwa kebutuhan tranfusi darah di rumah sakit batusangkar masih belum
memadai (terpenuhi), seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden dari tenaga
kesehatan menyebutkan bahwa kebutuhan tranfusu darah belum terpenuhi karena tidak
adanya stok di rumah sakit dan PMI, serta minimnya pendonor. Hal ini juga mengakibatkan
terlantarnya pasien yang akan dioperasi seperti yang diungkapankan salah satu responden
dari keluarga pasien berikut ini “kami sudah seminggu yang harusnya dioperasi rabu kemarin
sampai saat ini belum jadi dioperasi karena belum ada darah yang dibutuhkan pasien
sehingga masih menunggu dilakukannya operasi. Seperti yang diungkapan oleh salah satu