• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kualitas Hidup di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kualitas Hidup di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Moonisha A/P Puspanathan

Tempat/tanggal lahir : Perak, Malaysia / 28 Februari 1991

Alamat : Lot 5821, D-3, Lorong Titiwangsa, Batu 11, 36400 Hutan Melintang, Perak, Malaysia.

Nomor Telefon : 087791165048

Orang Tua : Ayah : Puspanathan A/L Narayanasamy Ibu : Indradevi A/P Suberamaniam Email : moonisha.cutegal@ymail.com Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Hindu

Riwayat Pendidikan : - Sekolah Rendah Kebangsaan Sungai Buloh, 36400 Hutan Melintang (1997-2003)

-Sekolah Menengah Kebangsaan Hutan Melintang, 36400 Hutan Melintang (2004-2008)

-Sekolah Menengah Kebangsaan Saint Anthony, 36000 Teluk Intan (2009-2011)

(2)

LAMPIRAN 2

PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Kualitas Hidup Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Medan Amplas Peneliti : Moonisha A/P Puspanathan

NIM : 120100518

Saya, mahasiswa Fakultas Kedokteraan Universitas Sumatera Utara, bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara Diabetes Melitus tipe 2 dengan kualitas hidup pada responden. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kualitas hidup pasien DM tipe 2. Ibu/Bapak/Saudara tidak dapat dan tidak akan dipaksa ikut dalam penelitian ini. Partisipasi dalam penelitian ini mengikut kehendak sendiri dan peneliti menghargai keinginan Ibu/Bapak/Saudara untuk tidak meneruskan dalam penelitian ini, kapan saja saat penelitian berlangsung.

Untuk mendukung keperluan data penelitian ini Ibu/Bapak/Saudara akan diwawancara dan diambil satu tetes darah dari ujung jari. Pengambilan darah ini hanya dilakukan satu kali dan menyebabkan rasa sakit sedikit, tetapi hanya sesaat. Untuk risiko lain yang mungkin terjadi adalah infeksi. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meniadakannya dengan menggunakan alat yang steril dan baru. Manakala, manfaat yang diperoleh adalah dengan diketahuinya kadar gula darah sewaktu Ibu/Bapak/Saudara.

(3)

Dengan penjelasan ini, saya sangat mengharapkan partisipasi dari Ibu/Bapak/Saudara. Atas perhatian dan partisipasi Ibu/Bapak/Saudara dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2015 Hormat saya,

(4)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Umur :

Tempat / Tanggal Lahir :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian ini yang berjudul “Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Kualitas Hidup Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas”. Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian ini dengan catatan bila suatu waktu merasakan dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Medan, 2015 Hormat saya,

(5)

LAMPIRAN 4

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kualitas Hidup di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas

Petunjuk penelitian

1. Menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda ceklist ( √ ) pada tempat yang disediakan

2. Semua pertanyaan harus dijawab

3. Setiap 1 pertanyaan diisi dengan 1 jawapan

Karakteristik Demografi Kode diisi peneliti:

1. Umur : ... tahun

2. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Wanita

3. Tingkat pendidikan : 1. Tidak sekolah 2. SD

3. SMP 4. SMA

(6)

4. Pekerjaan :

1. Tidak bekerja

2. Petani / pedagang / buruh 3. PNS / TNI / POLRI

4. Lain-lain

5. Jumlah pendapatan : 1. < Rp. 1.625.000

2. ≥ Rp. 1.625.000 - Rp. 4.000.000 3. ≥ Rp. 4.000.000

6. Status pernikahan : 1. Menikah

2. Tidak / Belum menikah 3. Janda / Duda

7. Riwayat menderita Diabetes Melitus Tipe 2 : 1. Ada

2. Tidak ada

8. Kadar gula darah sewaktu : ……... mg/dL

9. Lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2 : 1. ≤10 tahun

(7)

KUESIONER KUALITAS HIDUP

Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal–hal lain dalam hidup anda. Saya akan membacakan setiap pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan pilihan jawaban. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin tentang jawaban yang akan anda berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak anda seringkali merupakan jawaban yang terbaik.

Camkanlah dalam pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan anda pada empat minggu terakhir.

Sangat buruk

Buruk Biasa-biasa saja

Baik Sangat baik 1 Bagaimana menurut

anda kualitas hidup anda?

1 2 3 4 5

Sangat tidak memuaskan

Tidak Memuaskan

Biasa-biasa saja

Memuaskan Sangat memuaskan

2 Seberapa puas anda terhadap kesehatan anda?

(8)

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir.

Tidak sama sekali

Sedikit Dalam jumlah sedang Sangat sering Dalam jumlah berlebihan 3 Seberapa jauh rasa sakit

fisik anda mencegah anda dalam beraktivitas sesuai kebutuhan anda?

5 4 3 2 1

4 Seberapa sering anda membutuhkan terapi medis untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari anda?

5 4 3 2 1

5 Seberapa jauh anda

menikmati hidup anda? 1 2 3 4 5

6 Seberapa jauh anda merasa hidup anda berarti?

1 2 3 4 5

7 Seberapa jauh anda

mampu berkonsentrasi? 1 2 3 4 5

8 Secara umum, seberapa aman anda rasakan dalam kehidupan anda sehari-hari?

1 2 3 4 5

9 Seberapa sehat

lingkungan dimana anda tinggal (berkaitan dengan sarana dan prasarana)?

(9)

Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam 4 minggu terakhir.

Tidak sama sekali

Sedikit Sedang Sering Sekali

Sepenuhnya dialami

10 Apakah anda memiliki vitalitas yang cukup untuk beraktivitas sehari-hari?

1 2 3 4 5

11 Apakah anda dapat menerima penampilan tubuh anda?

1 2 3 4 5

12 Apakah anda memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan anda?

1 2 3 4 5

13 Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi kehidupan anda dari hari ke hari?

1 2 3 4 5

14 Seberapa sering anda memiliki kesempatan untuk bersenang-senang

/ rekreasi?

1 2 3 4 5

15 Seberapa baik kemampuan anda dalam bergaul?

1 2 3 4 5

16 Seberapa puaskah anda dengan tidur anda?

1 2 3 4 5

17 Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda untuk

menampilkan aktivitas kehidupan anda sehari-hari?

1 2 3 4 5

18 Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda untuk bekerja?

1 2 3 4 5

19 Seberapa puaskah anda terhadap diri anda?

1 2 3 4 5

20 Seberapa puaskah anda dengan hubungan personal / sosial anda?

1 2 3 4 5

21 Seberapa puaskah anda dengan kehidupan seksual anda?

1 2 3 4 5

22 Seberapa puaskah anda dengan dukungan yang anda peroleh dari teman anda?

1 2 3 4 5

23 Seberapa puaskah

anda dengan kondisi tempat anda tinggal saat ini?

1 2 3 4 5

24

Seberapa puaskah anda dengan akses anda pada layanan kesehatan?

1 2 3 4 5

25 Seberapa puaskah anda dengan transportasi yang harus anda jalani?

(10)

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.

Tidak pernah

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu

26 Seberapa sering anda memiliki perasaan negatif seperti ‘feeling blue’ (kesepian), putus asa, cemas dan depresi?

5 4 3 2 1

(11)

LAMPIRAN 5

TABEL PERHITUNGAN NILAI

Rumus perhitungan nilai domain

Raw score Transformed score 4 – 20 0 – 100 1 Domain 1 Q3 + Q4 + Q10 + Q15 +

Q16 + Q17 + Q18

A = B: C:

2 Domain 2 Q5 + Q6 + Q7 + Q11 + Q19 + Q26

A = B: C:

3 Domain 3 Q20 + Q21 + Q22 A = B: C:

4 Domain 4 Q8 + Q9 + Q12 + Q13 + Q14 + Q23 + Q24 + Q25

(12)

LAMPIRAN 6

TABEL KONVERSI DOMAIN

Domain 1 Domain 2 Domain 3 Domain 4

Raw 4 -20

0 -100

Raw 4 -20

0 -100

Raw 4 -20

0 -100

Raw 4 -20

0 -100

7 4 0 6 4 0 3 4 0 8 4 0

8 5 6 7 5 6 4 5 6 9 5 6

9 5 6 8 5 6 5 7 19 10 5 6

10 6 13 9 6 13 6 8 25 11 6 13

11 6 13 10 7 19 7 9 31 12 6 13

12 7 19 11 7 19 8 11 44 13 7 19

13 7 19 12 8 25 9 12 50 14 7 19

14 8 25 13 9 31 10 13 56 15 8 25

15 9 31 14 9 31 11 15 69 16 8 25

16 9 31 15 10 38 12 16 75 17 9 31

17 10 38 16 11 44 13 17 81 18 9 31

18 10 38 17 11 44 14 19 94 19 10 38

19 11 44 18 12 50 15 20 100 20 10 38

20 11 44 19 13 56 21 11 44

21 12 50 20 13 56 22 11 44

22 13 56 21 14 63 23 12 50

23 13 56 22 15 69 24 12 50

24 14 63 23 15 69 25 13 56

25 14 63 24 16 75 26 13 56

26 15 69 25 17 81 27 14 63

27 15 69 26 17 81 28 14 63

28 16 75 27 18 88 29 15 69

29 17 81 28 19 94 30 15 69

30 17 81 29 19 94 31 16 75

31 18 88 30 20 100 32 16 75

32 18 88 33 17 81

33 19 94 34 17 81

34 19 94 35 18 88

35 20 100 36 18 88

37 19 94

38 19 94

(13)
(14)
(15)
(16)

LAMPIRAN 10

DATA INDUK

Nama P

1 P 2

D1 D2 D3 D4 K

P 1 K P 2 KD 1 KD 2 KD 3 KD 4

S 4 3 75 56 75 81 1 2 1 2 1 1

WL 5 4 100 100 81 75 1 1 1 1 1 1

V 2 4 31 31 56 50 3 1 3 3 2 2

SH 4 4 100 31 25 88 1 1 1 3 3 1

HSA 2 2 69 75 44 88 3 3 1 1 2 1

E 4 4 19 94 31 75 1 1 3 1 3 1

SF 4 5 81 88 81 75 1 1 1 1 1 1

HWS 4 5 25 50 56 94 1 1 3 2 2 1

R 4 4 50 94 81 81 1 1 2 1 1 1

HH 3 4 56 50 50 25 2 1 2 2 2 3

P 4 2 100 56 44 100 1 3 1 2 2 1

HNB 5 5 63 81 75 88 1 1 2 1 1 1

I 4 4 88 94 50 25 1 1 1 1 2 3

HI 5 4 50 25 50 44 1 1 2 3 2 2

HT 4 4 88 88 94 81 1 1 1 1 1 1

IS 3 4 63 75 81 94 2 1 2 1 1 1

TL 4 5 19 81 75 94 1 1 3 1 1 1

DSP 5 3 94 81 94 81 1 2 1 1 1 1

RT 3 3 31 31 81 63 2 2 3 3 1 2

RN 3 2 44 75 25 94 2 3 2 1 3 1

SU 3 3 31 31 69 31 2 2 3 3 1 3

ER 2 4 56 56 50 31 3 1 2 2 2 3

RRO 4 2 88 50 50 44 1 3 1 2 2 2

HN 2 2 81 81 44 88 3 3 1 1 2 1

MY 5 4 88 81 81 94 1 1 1 1 1 1

HSO 3 3 50 75 31 69 2 2 2 1 3 1

HSH 4 5 100 88 100 31 1 1 1 1 1 3

NH 4 3 25 50 56 31 1 2 3 2 2 3

ABM 4 2 69 56 31 100 1 3 1 2 3 1

HA 1 3 63 56 25 25 3 2 2 2 3 3

HRDT 4 3 100 75 94 31 1 2 1 1 1 3

MNL 4 4 25 94 81 31 1 1 3 1 1 3

DEL 2 3 38 56 75 88 3 2 2 2 1 1

SAL 3 3 94 56 50 56 2 2 1 2 2 2

(17)

WWK 4 4 50 81 56 88 1 1 2 1 2 1

KUS 4 4 63 81 50 25 1 1 2 1 2 3

SUO 2 3 88 31 94 94 3 2 1 3 1 1

ASN 3 2 25 31 50 25 2 3 3 3 2 3

MRKT 2 2 13 100 25 69 3 3 3 1 3 1

ANT 4 4 81 56 75 69 1 1 1 2 1 1

MAN 2 3 56 81 75 75 3 2 2 1 1 1

SWY 3 4 69 56 75 75 2 1 1 2 1 1

MDMH 4 3 50 50 81 50 1 2 2 2 1 2

SART 4 3 69 75 94 88 1 2 1 1 1 1

SUW 4 5 81 94 94 63 1 1 1 1 1 2

LGH 2 2 88 75 75 75 3 3 1 1 1 1

EM 4 4 50 88 50 63 1 1 2 1 2 2

NTM 5 4 88 75 44 94 1 1 1 1 2 1

AFYD 4 4 13 94 75 88 1 1 3 1 1 1

LIN 4 4 69 94 81 94 1 1 1 1 1 1

NUR 3 3 88 81 50 75 2 2 1 1 2 1

MUR 3 5 94 50 50 75 2 1 1 2 2 1

SOF 4 5 19 81 94 81 1 1 3 1 1 1

SUP 2 3 88 94 94 75 3 2 1 1 1 1

JUM 3 3 75 63 81 25 2 2 1 2 1 3

DH 4 1 100 56 81 88 1 3 1 2 1 1

PON 2 4 31 75 19 50 3 1 3 1 3 2

NA 3 4 100 75 44 94 2 1 1 1 2 1

ML 2 3 44 88 94 63 3 2 2 1 1 2

SP 5 4 100 81 50 100 1 1 1 1 2 1

TM 4 4 81 94 75 25 1 1 1 1 1 3

SRW 4 4 13 25 19 94 1 1 3 3 3 1

SYM 3 5 50 94 94 44 2 1 2 1 1 2

SYT 4 4 75 81 94 100 1 1 1 1 1 1

SRR 4 3 44 25 50 75 1 2 2 3 2 1

HBB 3 4 56 88 75 25 2 1 2 1 1 3

IRH 4 4 25 25 94 88 1 1 3 3 1 1

RIT 4 4 69 81 25 50 1 1 1 1 3 2

HJN 3 3 63 69 25 50 2 2 2 1 3 2

RSM 2 1 31 31 56 31 3 3 3 3 2 3

HMD 1 2 38 25 81 25 3 3 2 3 1 3

NRWN 4 3 88 25 44 25 1 2 1 3 2 3

YN 4 4 100 69 50 75 1 1 1 1 2 1

YNI 4 5 19 81 94 94 1 1 3 1 1 1

WGN 4 5 63 56 44 94 1 1 2 2 2 1

SML 3 3 50 44 75 63 2 2 2 2 1 2

AMD 4 4 81 100 81 63 1 1 1 1 1 2

(18)

SBDN 5 2 88 31 94 56 1 3 1 3 1 2

MDH 2 4 19 94 56 50 3 1 3 1 2 2

SHWA 4 4 75 75 50 56 1 1 1 1 2 2

SPM 5 4 44 75 25 81 1 1 2 1 3 1

SSI 4 2 88 81 56 31 1 3 1 1 2 3

FS 2 2 69 81 81 75 3 3 1 1 1 1

RMI 3 3 25 31 19 25 2 2 3 3 3 3

NHS 4 4 56 81 81 44 1 1 2 1 1 2

ABM 3 4 88 88 31 94 2 1 1 1 3 1

IW 4 2 31 75 25 75 1 3 3 1 3 1

JM 2 4 19 31 56 25 3 1 3 3 2 3

EMM 3 2 75 63 56 75 2 3 1 2 2 1

RDW 4 2 50 31 25 75 1 3 2 3 3 1

ID 4 3 63 56 31 50 1 2 2 2 3 2

WT 4 4 94 69 25 56 1 1 1 1 3 2

RST 4 5 81 75 44 88 1 1 1 1 2 1

SFD 5 4 69 56 50 31 1 1 1 2 2 3

KDR 5 4 100 88 81 88 1 1 1 1 1 1

ZIY 4 5 100 56 56 63 1 1 1 2 2 2

SMY 5 5 100 88 50 44 1 1 1 1 2 2

STN 2 1 25 25 44 25 3 3 3 3 2 3

P1,P2= Pertanyaan 1,Pertanyaan 2

D1,D2,D3,D4= Domain 1,Domain 2, Domain 3, Domain 4 (0-100)

KP1,KP2,KP3,K4= Kelompok Pertanyaan 1, Kelompok Pertanyaan 2, Kelompok Pertanyaan 3, Kelompok Pertanyaan (1=Baik) (2=Sedang) (3=Buruk)

(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2012. Standard of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care, 35(1), p.11.

American Diabetes Association, 2013. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 36(1), pp.67-74.

American Diabetes Association, 2014. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 37(1), pp.81-90.

Ariani, Y., (2008). Pengetahuan Diabetes Melitus dengan Kadar Gula Darah pada Pasien DM Tipe 2.

Bani-Issa, W., (2011). Evaluation of The Health-Related Quality of Life of Emirati People with Diabetes: Integration of Sociodemographic and Disease Related Variables. Eastern Mediterranean Health Journal 17(11),pp.825-830

Billington, D. R., Landon, J., Krangeloh, C.U. & Shepherd, D., 2010. The New Zealand World Organization Quality of Life (WHOQOL) Group. The New Zealand Medical Journal, Volume 123, pp. 65-70.

Cornelis, M.C., Glymour M., Kawachi, I., Chiuve, S.E., Chang, S.C.,Koenen, K. C., Liang L., Rimm, E. B., Tchetgen, E. J. T. & Kubzansky, L., 2012. Marital status and Risk of type 2 Diabetes in the Health Professionals Follow-up Study. Circulation Journals Home . Available from:http://circ.ahajournals.org/

cgi/content/meetingabstract/125/10MeetingAbstracts/AP213. [Accessed 15 May 2015]

Grant, J.F., Hicks, N., Taylor, A.W., Chittleborough, C.R., Phillips P.J., 2009. Gender-Specific Epidemiology of Diabetes:A Representative Cross-Sectional Study. International Journal for Equity in Health.8(6),pp.1-12

Huang, E.S., Brown, S.E.S., Ewigman, B.G., Folley, E.C., Meltzer, D.O., 2007. Patient Perception of Quality of Life With Diabetes-Related Complication and Treatments. Diabetes Care, 30(10), pp.2478-2483.

International Diabetes Federation (IDF)., 2013. About Diabetes. 6thed.

(20)

56

Issa, B. A. & Baiyewu, O., 2006. Quality of Life of Patients with Diabetes Mellitus in a Nigerian Teaching Hospital. Hong Kong Journal Psychiatry, 16(1), pp. 27-33.

Jelantik, I. M. G. & Haryati, E., (2014). Hubungan faktor umur, jenis kelamin, kegemukan dan hipertensi dengan kejadian DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Mataram. Jurnal Media Bina Ilmiah. Available from: http://lpsmataram.com. [Accessed 18 November 2015]

Kemenkes RI.,2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta.

Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)., 2013. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Odili, V., Ugboka, L. & Oparah, A., 2008. Quality of Life of People with Diabetes in Benin City as Measured with WHOQOL-BREF. Healthcare and Ethics.6(2),pp.1-7

PERKENI., 2011. Konsensus Pengelolahaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta.

Pompili, M., Lester, D., Innamorati, M., Pisa, E. D., Amore, M., Ferrara C., Tatarelli, R. & Girardi, P., 2009. Quality of Life and Suicide Risk in Patients With Diabetes Melitus. The Academy of Psychosomatic Medicine, 50(1), pp.16-23.

Powers, A. C., 2008. Diabetes Mellitus. 17th ed. USA : Harrison’s Internal Medicine.

Rahmat, W. P., (2010). Pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien DM di Kecamatan Kebakkramat. Available from: eprints.uns.ac.id. [Accessed 23 November 2015]

Rochmah, W., 2009. Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut. In: A.W.Sudoyo, et al. 5th ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Interna Publishing, pp. 1967- 1971.

Sari, R. M., Thobari, J.A., & Andayani, M. T.,(2011). Evaluasi kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang diterapi rawat jalan dengan anti diabetik oral di RSUP dr. sardjito. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Available from: http://jmpf.farmasi.ugm.ac.id. [Accessed 23 November 2015]

(21)

57

Soewando, P., 2009. Ketoasidosis Diabetik In: A.W.Sudoyo, et al. 5th ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Interna Publishing, pp. 1906-1911.

Soewando, P., 2009. Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik. In: A.W.Sudoyo, et al. 5th ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Interna Publishing, pp. 1912-1916.

Tamara. E., Bayhakki, & Nauli. F. A., (2014). Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Journal Program Studi Ilmu Keperawatan. 1(2),pp.1-7.

Waspadji, S., 2009. Komplikasi Kronik DM: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. In: A.W.Sudoyo, et al. 5th ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Interna Publishing, pp.1922-1929.

World Health Organization, 2004. Introducing the WHOQOL Instrument.

Available from:

http://depts.washington.edu/seaqol/docs/WHOQOL_Info.pdf [Accessed 15 May 2015]

(22)

26

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara DM tipe 2 dengan kualitas hidup di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional 1. Variabel Independen

Diabetes Melitus

a. Definisi Operasional : Responden yang mempunyai riwayat Diabetes

Melitus dan/atau kadar gula darah sewaktu ≥ 200 Diabetes Melitus

Karakteristik Responden:  Usia

 Jenis Kelamin  Tingkat Pendidikan  Pekerjaan

 Status Sosial Ekonomi  Status Pernikahan

 Lama Menderita Diabetes Melitus

(23)

27

mg/dL

b. Cara ukur : Wawancara dan mengambil sampel darah untuk tes kadar gula darah sewaktu

c. Alat ukur : Kuesioner dan glukometer d. Skala Ukur : Kategorik dan numerik e. Hasil Ukur : Dinyatakan dengan

1) Diabetes Melitus

2) Non Diabetes Melitus

Usia

a. Definisi Operasional : Lamanya hidup dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Alat Ukur : Kuesioner d. Skala Ukur : Rasio

e. Hasil Ukur : Dinyatakan dengan

1) Usia pertengahan : 45-59 tahun 2) Lanjut usia : 60-75 tahun 3) Lanjut usia tua : 75-90 tahun 4) Usia sangat tua : ≥ 90 tahun

Jenis Kelamin

a. Definisi Operasional : Keadaan tubuh yang membedakan manusia secara fisik berdasarkan fungsinya

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Alat Ukur : Kuesioner d. Skala Ukur : Nominal

(24)

28

Tingkat Pendidikan

a. Definisi Operasional : Pendidikan formal terakhir yang telah diselesaikan oleh responden

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Alat Ukur : Kuesioner d. Skala Ukur : Ordinal

e. Hasil Ukur : Dinyatakan dengan 1) Tidak bersekolah 2) SD

3) SMP 4) SMA

5) PT / Akademi

Pekerjaan

a. Definisi Operasional : Pekerjaan responden saat dilakukan penelitian

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Alat Ukur : Kuesioner d. Skala Ukur : Nominal

e. Hasil Ukur : Dinyatakan dengan 1) Tidak berkerja

2) Petani / Pedagang / Buruh 3) PNS / TNI / POLRI 4) Lain – lain

Status Sosial Ekonomi

a. Definisi Operasional : Tingkat sosial ekonomi responden berdasarkan jumlah penghasilan keluarga / bulan

b. Cara Ukur : Wawancara

(25)

29

e. Hasil Ukur : Dinyatakan dalam rupiah, dengan Upah Minimal Propinsi Sumatera Utara sebanyak Rp. 1.625.000 / bulan

1) Rendah : < Rp. 1.625.000

2) Cukup : Rp. 1.625.000 – Rp. 4.000.000 3) Tinggi : > Rp. 4.000.000

Status Pernikahan

a. Definisi Operasional : Status pernikahan responden saat ini

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Alat Ukur : Kuesioner d. Skala Ukur : Nominal

e. Hasil Ukur : Dinyatakan dengan 1)Menikah

2)Tidak / belum menikah 3)Janda / duda

Lama Menderita Diabetes Melitus

a. Definisi Operasional : Rentang waktu responden menderita Diabetes Melitus dihitung semenjak pertama kali diagnosa

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Alat Ukur : Kuesioner d. Skala Ukur : Interval

e. Hasil Ukur : Dinyatakan dengan 1) ≤ 10 tahun 2)11- 15 tahun 3) ≥ 15 tahun

(26)

30

a. Definisi Operasional : Persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standar dan perhatian

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Alat Ukur : Kuesioner World Health Organisation Quality of Life (WHOQOL-BREF) terdiri atas 26 pertanyaan.

d. Skala Ukur : Numerik

e. Hasil Ukur : Dinyatakan dengan scoring (0-100) 1)Baik : (66-100)

2)Sedang : ( 33-65) 3)Buruk : ( < 33)

3.3 Hipotesis

Ada hubungan antara DM tipe 2 dengan kualitas hidup di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

(27)

31

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analytic dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Tujuan spesifik penelitian cross sectional study adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam satu waktu atau sesaat. Peneliti menggunakan pendekatan cross sectional study karena penelitian ini bermaksud mengidentifikasi ada tidaknya

hubungan antara DM tipe 2 dengan kualitas hidup di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas dalam satu kali pengukuran menggunakan alat ukur berupa kuesioner.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia yang terletak di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2015. Manakala, pengambilan dan pengumpulan data penelitian dilakukan dari bulan September hingga November 2015.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh subjek pada suatu kelompok dengan karakteristik tertentu (spesifik), yang menjadi fokus peneliti untuk kesimpulan. Populasi kasus penelitian ini adalah responden yang dinyatakan mempunyai riwayat Diabetes Melitus di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

(28)

32

sampel yang didasarkan atas pertimbangan dan sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : 1. Responden yang berusia ≥ 45 tahun

2. Responden yang berobat jalan

3. Responden yang mampu berkomunikasi verbal dengan baik, mampu membaca dan berbahasa Indonesia

4. Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : 1.Responden yang mengalami disabilitas

Untuk perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yaitu:

Keterangan

n : besar sampel minimum

Z²- /2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu 1,96 p : harga proporsi di populasi Persentase taksiran variabel yang diteliti, diambil dari referansi atau bila tidak diketahui adalah 50% d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir 10%

Berdasarkan rumus diatas, maka besar minimum yang dibutuhkan adalah 100.

(29)

33

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data primer, yaitu kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara langsung dengan responden dan jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.

Adapun proses dalam pengumpulan data yaitu dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Menjelaskan kepada subjek penelitian tujuan dan cara kerja.

2. Meminta persetujuan (informed consent) subjek untuk dijadikan sampel dalam penelitian.

3. Setelah responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

4. Mengukur kadar gula darah sewaktu (GDS) responden dengan glukometer.

5. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh peneliti kepada responden.

6. Pengisian kuesioner untuk tiap responden dilakukan ± 10-15 menit. 7. Peneliti memeriksa kembali kelengkapan pengisian kuesioner.

4.4.1 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen merupakan suatu alat ukur yang dikembangkan untuk menerjemahkan variabel yang dipergunakan dalam mengungkap data suatu penelitian. Instrumen penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian karena menentukan keakuratan data yang diperoleh. Instrumen pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner, yang terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner karakteristik demografi responden dan kuesioner World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL-BREF).

(30)

34

darah sewaktu dan lama menderita DM.

Dalam penelitian ini juga, digunakan instrumen kualitas hidup yang dibuat oleh World Health Organization (WHO) yaitu WHOQOL-BREF. Kuesioner ini berbentuk self-report dimana subjek diminta untuk memberikan respon yang sesuai dengan kondisi dirinya. Responden diberikan sejumlah pertanyaan yang sama kemudian jawabannya dikumpulkan dan dianalisis. Instrumen WHOQOL-BREF ini yang cukup valid dan terpercaya. Pada saat ini di Indonesia sudah dilakukan penyesuaian WHOQOL-BREF dalam versi Indonesia. Sebagai instrumen pengukuran kualitas hidup, WHOQOL-BREF Versi Indonesia merupakan salah satu standar pengukuran kualitas hidup yang sudah teruji reliabilitas dan validitasnya dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data harus diolah terlebih dahulu dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Dalam proses pengolahan data terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh, diantaranya:

1. Editing

Editing adalah pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah diperoleh atau

dikumpulkan. Pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap:

a. Kelengkapan jawaban b. Keterbacaan tulisan c. Relevansi jawaban 2. Coding (pengkodean)

Coding adalah memberikan tanda atau kode-kode tertentu pada kuesioner

(31)

35

3. Scoring

Scoring adalah memberikan nilai pada setiap pertanyaan untuk

menentukan nilai keseluruhan hasil jawaban responden. 4. Entry

Entry adalah memasukan data atau menyimpan data dengan bantuan

program computer. 5. Cleaning

Cleaning adalah pemeriksaan data kembali yang telah di entry, untuk

memastikan bahwa data telah bersih. 6. Sorting

Sorting adalah mensorting dengan memilih atau mengelompokan data

menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data).

4.5.2 Analisis data 1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada dua atau lebih variabel yang hanya memiliki satu variabel terikat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel karakteristik responden yang meliputi (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi, status pernikahan) dan lama menderita DM. Penyajian masing-masing variabel menggunakan tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.

2.Analisis Bivariat

(32)

36

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas. Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Amplas berbatasan dengan Medan Johor di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Kabupaten Deli Serdang di selatan, dan Medan Kota dan Denai di utara. Kecamatan ini juga terdiri daripada Kelurahan Harjosari I, Kelurahan Harjosari II, Kelurahan Timbang Deli, Kelurahan Bangun Mulia, Kelurahan Sitirejo II, Kelurahan Sitirejo III, dan Kelurahan Amplas.

5.1.2 Analisis Univariat

Hasil analisis univariat menggambarkan distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi, status pernikahan), riwayat menderita Diabetes Melitus, kadar gula darah sewaktu, dan lama menderita Diabetes Melitus. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

5.1.2.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Demografi Responden

(33)
[image:33.595.112.518.162.566.2]

37

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Demografi Responden

No Jumlah Sampel

n %

1 Kategori Usia

Usia Pertengahan (45-59 tahun) 66 66,0

Lanjut Usia (60-74 tahun) 31 31,0

Lanjut Usia Tua (75-90 tahun) 3 3,0

2 Jenis Kelamin

Laki-laki 22 22,0

Wanita 78 78,0

3 Tingkat Pendidikan

Tidak Bersekolah 4 4,0

SD 34 34,0

SMP SMA 29 19 29,0 19,0

PT/Akademik 14 14,0

4 Pekerjaan

Tidak bekerja 55 55,0

Petani/Pedagang/Buruh 16 16,0

PNS/TNI/POLRI 9 9,0

Lain-lain 20 20,0

5 Status Sosial Ekonomi

< RP. 1.625.000 (rendah) 51 51,0

≥ Rp. 1.625.000 - Rp. 4.000.000

(cukup) 43 43,0

≥Rp. 4.000.000 (tinggi) 6 6,0

6 Status Pernikahan

Menikah 71 71,0

Tidak / Belum menikah 5 5,0

Janda/ Duda 24 24,0

(34)

38

responden yang tidak bekerja sebanyak 55 orang (55,0%), petani/pedagang/buruh sebanyak 16 orang (16,0%), PNS/TNI/POLRI sebanyak 9 orang (9,0%) dan lain-lain sebanyak 20 orang (20,0%).

Berdasarkan status sosial ekonomi sebanyak 51 orang (51,0%) responden mempunyai status sosial ekonomi yang rendah, cukup sebanyak 43 orang (43,0%) dan tinggi sebanyak 6 orang (6,0%). Sebanyak 71 orang (71,0%) adalah menikah, yang tidak atau belum menikah sebanyak 5 orang (5,0%), dan janda atau duda sebanyak 24 orang (24,0%).

5.1.2.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Menderita Diabetes Melitus Dan Kadar Gula Darah Sewaktu

[image:34.595.122.515.463.580.2]

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia. Umumnya DM pada orang dewasa hampir 90% masuk DM tipe 2. Berdasarkan Tabel 5.2 kita dapat melihat distribusi frekuensi riwayat menderita DM dan kadar gula darah sewaktu responden.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Menderita Diabetes Melitus Dan Kadar Gula Darah Sewaktu

No. Jumlah Sampel

N %

1 Riwayat Menderita Diabetes Melitus Diabetes Melitus

Non Diabetes Melitus

27 73

27,0 73,0 2 Kadar Gula Darah Sewaktu

Normal Tinggi

75 25

75,0 25,0

(35)

39

5.1.2.3 Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Melitus Berdasarkan Karakteristik Demografi Responden

[image:35.595.117.509.251.644.2]

Dari 100 orang responden pada penelitian ini, sebanyak 27 orang responden yang menderita DM. Berdasarkan Tabel 5.3 kita dapat melihat distribusi frekuensi karakteristik demografi responden.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Yang Menderita Diabetes Melitus Berdasarkan Karakteristik Demografi Responden

No. Jumlah Sampel

n %

1 Kategori Usia

Usia Pertengahan (45-59 tahun) 16 59,3 Lanjut Usia (60-74 tahun) 10 37,0 Lanjut Usia Tua (75-90 tahun) 1 3,7 2 Jenis Kelamin

Laki-laki 2 7,4

Wanita 25 92,6

3 Tingkat Pendidikan

Tidak bersekolah 2 7,4

SD 8 29,6

SMP 9 33,3

SMA 7 25,9

PT / Akademi 1 3,7

4 Pekerjaan

Tidak bekerja 19 70,4

Petani/Pedagang/Buruh 2 7,4

PNS/TNI/POLRI 1 3,7

Lain-lain 5 18,5

5 Status Sosial Ekonomi

< RP. 1.625.000 (kurang) 14 51,9

≥ Rp. 1.625.000 - Rp. 4.000.000 (cukup)

6 Status Pernikahan Menikah Janda/duda 13 20 7 48,1 74,1 25,9

(36)

40

Berdasarkan karakteristik responden menurut tingkat pendidikan responden, diperoleh data distribusi bahwa SMP sebanyak 9 orang (33,3%), diikuti dengan SD sebanyak 8 orang (29,6%), SMA sebanyak 7 orang (25,9%), tidak bersekolah sebanyak 2 orang (7,4%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang (3,7%). Berdasarkan karakterikstik pekerjaan pula, responden DM yang tidak bekerja sebanyak 19 orang (70,4%), diikuti pekerjaan lain-lain sebanyak 5 orang (18,5%), petani / pedagang / buruh sebanyak 2 orang (7,4%) dan PNS / TNI / POLRI sebanyak 7,4%.

Seperti dalam Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa kejadian DM terbanyak pada kelompok status sosial ekonomi rendah yaitu sebanyak 14 orang (51,9%) dan status sosial ekonomi cukup sebanyak 13 orang (48,1%). Manakala berdasarkan status pernikahan sebanyak 20 orang (74,1%) adalah menikah dan janda / duda sebanyak 7 orang (25,9%).

[image:36.595.120.510.587.706.2]

5.1.2.4 Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Melitus Berdasarkan Kadar Gula Darah Sewaktu dan Lama Menderita Diabetes Melitus Terkendalinya DM ditunjukkan dengan normalnya kadar gula darah karena kadar gula darah merupakan indikator dalam diagnosa DM pada penelitian ini. Berdasarkan Tabel 5.4 kita dapat melihat distribusi frekuensi responden Diabetes Melitus berdasarkan kadar gula darah sewaktu dan lama menderita Diabetes Melitus.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Diabetes Melitus Berdasarkan Kadar Gula Darah Sewaktu dan Lama Menderita Diabetes Melitus

Jumlah Sampel

n %

1 Kadar Gula Darah Sewaktu

Normal Tinggi

2 Lama Menderita Diabetes Melitus

(37)

41

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, sebanyak 2 orang (7,4%) responden DM mempunyai kadar gula darah yang normal manakala 25 orang (92,6%) lagi memiliki kadar gula darah sewaktu yang tinggi. Berdasarkan kategori lama menderita DM pula sebanyak 20 orang (74,1%) menderita menderita DM selama 1 hingga 10 tahun, 5 orang (18,5%) menderita selama 11 hingga 15 tahun dan 2 orang (7,4%) lebih dari 15 tahun.

5.1.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan chi-square untuk melihat hubungan diantara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan kualitas hidup. Konsep ini meliputi beberapa dimensi yang luas yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.

5.1.3.1 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Kualitas Hidup Secara Umum

[image:37.595.111.514.533.656.2]

Pada kuesioner WHOQOL-BREF terdapat 2 pertanyaan yang diiuji secara terasing. Salah satu pertanyaan tersebut adalah persepsi responden tentang kualitas hidupnya secara umum. Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat hubungan antara Diabetes Melitus dengan kualitas hidup secara umum pada responden.

Tabel 5.5 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Kualitas Hidup Secara Umum

Variabel Kualitas Hidup

Jumlah Sampel DM Non DM

n % n % Total % p Baik 11 40,7 50 68,5 61 61,0

Sedang 10 37,0 10 13,7 20 20,0 0,018 Buruk 6 22,2 13 17,8 19 19,0

Total 27 100,0 73 100,0 100 100,0

(38)

42

sebanyak 11 orang (40,7%) mempunyai tingkat kualitas hidup baik, dengan 10 orang (37,0%) mempunyai tingkat kualitas hidup sedang dan 6 orang (22,2%) dengan tingkat kualitas hidup buruk. Manakala bagi responden yang tidak menderita Diabetes Melitus yang mempunyai tingkat kualitas hidup baik sebanyak 50 orang (68,5%), 10 orang (13,7%) dengan tingkat kualitas hidup sedang , dan 13 orang (17,8%) diantaranya dengan kualitas hidup buruk. Untuk mengetahui hubungan antara Diabetes Melitus dengan kualitas hidup secara umum maka digunakan uji Chi-Square. Berdasarkan uji chi-square didapat nilai significancynya adalah 0,018. Oleh karena p<0,05 , dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Diabetes Melitus dengan kualitas hidup.

5.1.3.2 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Kepuasan Terhadap Kesehatan Secara Umum

Berdasarkan kuesioner WHOQOL-BREF dapat diketahui persepsi responden tentang kepuasan terhadap kesehatan mereka. Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat hubungan antara Diabetes Melitus dengan kepuasan terhadap kesehatan secara umum pada responden.

Tabel 5.6 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Kepuasan Terhadap Kesehatan Secara Umum

Variabel Kepuasan Terhadap

Kesehatan

Jumlah Sampel DM Non DM

n % n % Total % p Baik 8 29,5 48 65,8 56 56,0

Sedang 11 40,7 14 19,2 25 25,0 0,005 Buruk 8 29,6 11 15,1 19 19,0

Total 27 100,0 73 100,0 100 100,0

(39)

43

dengan 11 orang (40,7%) mempunyai kepuasan sedang dan 8 orang (29,6%) dengan kepuasan buruk. Manakala bagi responden non Diabetes Melitus yang mempunyai kepuasan baik terhadap kesehatan mereka sebanyak 48 orang (65,8%), 14 orang (19,2%) dengan tingkat kualitas hidup sedang , dan 11 orang (15,1%) orang diantaranya dengan kualitas hidup buruk. Untuk mengetahui hubungan antara Diabetes Melitus dengan kepuasan terhadap kesehatan secara umum maka digunakan uji chi-square. Berdasarkan uji chi-square nilai significancynya adalah (p=0,005) berarti terdapat hubungan antara Diabetes Melitus dengan kepuasan terhadap kesehatan secara umum.

[image:39.595.108.515.445.567.2]

5.1.3.3 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Kesehatan Fisik Domain kesehatan fisik merupakan salah satu aspek dari WHOQOL-BREF. Jadi kesehatan fisik ini menyangkut kemampuan energi dan kelelahan, rasa nyeri dan ketidaknyamanan, pola tidur dan istirahat. Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat hubungan antara Diabetes Melitus dengan domain kesehatan fisik pada responden.

Tabel 5.7 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Kesehatan Fisik

Variabel Domain Kesehatan Fisik

Jumlah Sampel DM Non DM

n % n % Total % p Baik 8 29,6 42 57,8 50 50,0

Sedang 10 37,0 18 24,7 28 28,0 0,043 Buruk 9 33,3 13 17,8 22 22,0

Total 27 100,0 73 100,0 100 100,0

(40)

44

mempunyai kualitas hidup baik pada domain kesehatan fisik sebanyak 42 orang (57,5%), 18 orang (24,7%) dengan kualitas hidup sedang , dan 13 orang (17,8%) diantaranya dengan kualitas hidup yang buruk. Untuk mengetahui hubungan antara Diabetes Melitus dengan domain kesehatan fisik digunakan uji chi-square. Berdasarkan uji chi-square nilai significancy–nya adalah 0,043. Oleh karena p<0,05 , dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Diabetes Melitus

dengan domain kesehatan fisik.

5.1.3.4 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Kesehatan Psikologis

[image:40.595.109.516.481.582.2]

Domain kesehatan psikologis merupakan salah satu aspek dari WHOQOL-BREF. Jadi kesehatan psikologis ini menyangkut faktor penampilan dan gambaran diri, perasaan negatif, perasaan positif dan konsep diri. Berdasarkan Tabel 5.8 dapat dilihat hubungan antara Diabetes Melitus dengan domain kesehatan psikologis pada responden di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

Tabel 5.8 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Kesehatan Psikologis Variabel

Domain Psikologis

Jumlah Sampel DM Non DM

n % n % Total % p Baik 11 40,7 47 64,4 58 58,0

Sedang 6 22,2 17 23,3 23 23,0 0,016 Buruk 10 37,0 9 12,3 19 19,0

Total 27 100,0 73 100,0 100 100,0

(41)

45

Manakala responden non Diabetes Melitus dengan kualitas hidup baik pada domain psikologis berjumlah 47 orang (64,4%), sedang sebanyak 17 orang (23,3%) dan buruk 9 orang (12,3%). Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,016. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara Diabetes Melitus dengan kualitas hidup karena nilai p<0,05.

[image:41.595.112.513.391.513.2]

5.1.3.5 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Hubungan Sosial Domain hubungan sosial merupakan salah satu aspek dari WHOQOL-BREF. Jadi domain ini menyangkut faktor hubangan personal, dukungan sosial , dan aktifitas seksual. Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat hubungan antara Diabetes Melitus dengan domain hubungan sosial pada responden di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

Tabel 5.9 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Hubungan Sosial

Variabel Domain Hubungan Sosial

Jumlah Sampel DM Non DM

n % n % Total % p Baik 7 25,9 38 52,1 45 45,0

Sedang 10 37,0 26 35,6 36 36,0 0,009 Buruk 10 37,0 9 12,3 19 19,0

Total 27 100,0 73 100,0 100 100,0

(42)

46

domain hubungan sosial maka digunakan uji chi-square. Berdasarkan uji chi square nilai significancy-nya (p=0,009) berarti terdapat hubungan antara Diabetes

Melitus dengan domain hubungan sosial.

5.1.6 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Lingkungan

[image:42.595.110.512.407.533.2]

Domain lingkungan merupakan salah satu aspek dari WHOQOL-BREF. Jadi domain ini menyangkut masalah finansial, kebebasan, rasa aman, keselamatan secara psikis,ketersediaan dan kualitas pelayanan kesehatan dan sosial, lingkungan rumah, kesempatan mendapatkan informasi baru, peran dalam aktifitas rekreasional, lingkungan fisik dan transportasi. Berdasarkan Tabel 5.9 dapat dilihat hubungan antara Diabetes Melitus dengan domain lingkungan pada responden di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

Tabel 5.10 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Lingkungan

Variabel Domain Lingkungan

Jumlah Sampel DM Non DM

n % n % Total % p Baik 9 33,3 45 61,6 54 54,0

Sedang 8 29,6 16 21,9 24 24,0 0,027 Buruk 10 37,0 12 16,4 22 22,0

Total 27 100,0 73 100,0 100 100,0

(43)

47

orang (16,4%). Untuk mengetahui hubungan antara Diabetes Melitus dengan domain lingkungan maka digunakan uji chi-square. Berdasarkan uji chi-square didapat nilai significancynya adalah 0,027. Oleh karena p<0,05 , dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Diabetes Melitus dengan domain lingkungan.

5.2 Pembahasan

Dalam penbahasan ini, diuraikan tentang makna hasil penelitian hubungan antara Diabetes Melitus tipe 2 dengan kualitas hidup di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas. Tujuan penelitian ini meliputi penjelasan karakteristik responden (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi, status pernikahan), riwayat menderita Diabetes Melitus, kadar gula darah sewaktu, dan lama menderita Diabetes Melitus. Selanjutnya dijelaskan hubungan antara Diabetes Melitus dengan kualitas hidup secara umum, kepuasan terhadap kesehatan, domain kesehatan fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial, dan domain lingkungan.

5.2.1 Gambaran Karakteristik Demografi Responden Yang Menderita Diabetes Melitus, Kadar Gula Darah Sewaktu Dan Lama Menderita Diabetes Melitus

(44)

48

kegagalan dalam mempertahankan homeostatis terhadap stres. DM tipe 2 merupakan suatu kondisi gangguan metabolik yang dapat muncul seiring bertambahnya usia. Hal ini tentunya akan menimbulkan berbagai keterbatasan yang akan bermuara kepada penurunan kualitas hidup.

Berdasarkan kategori jenis kelamin dapat dilihat mayoritas responden berjenis kelamin wanita yaitu berjumlah 25 orang responden (92,6%) yang mempunyai riwayat DM. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamara et al., (2014) dimana kejadian DM tinggi pada wanita disebabkan oleh

penurunan hormon esterogen akibat menopause.

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat mayoritas responden

memiliki tingkat pengetahuan rendah dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 9 orang (33,3%). Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik akan lebih matang dalam proses perubahan dirinya sehingga akan lebih mudah menerima pengaruh dari luar yang positif, obyektif dan terbuka terhadap berbagai informasi terkait kesehatan. Sehingga dengan mudahnya penerimaan terhadap informasi terkait kesehatan tentunya akan memudahkan pasien DM tipe 2 dalam melaksanakan manajemen perawatan DM tipe 2 yang akan meningkatkan kualitas hidupnya (Tamara et al., 2014).

Berdasarkan jenis pekerjaan sebanyak 19 orang (70,4%) responden Diabetes Melitus didapati tidak bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tamara et al,. (2014) dimana mayoritas responden DM tidak bekerja yaitu sebanyak 19 orang responden (41,3%). Aktivitas fisik yang dilakukan oleh orang yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga kemungkinan besar lebih sedikit dibanding orang yang memiliki aktifitas pekerjaan diluar rumah.

Berdasarkan hasil penelitian ini, frekuensi terbanyak adalah responden DM dengan status sosial ekonomi rendah yaitu sebanyak 14 orang (51,9%). Penelitian yang dilakukan Grant yang berjudul Gender-Specific Epidemiology of Diabetes yang dilaksanakan di Adelaide Australia mendapatkan hasil bahwa

(45)

49

untuk bekerja dengan lebih giat sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk berolahraga dan mengamalkan pola makan sehat.

Dari hasil penelitian ini juga, didapatkan frekuensi terbanyak responden DM memiliki status telah menikah yaitu sebanyak 20 orang (74,1%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tamara et al,.(2014) dimana mayoritas responden yang menderita DM memiliki status pernikahan telah menikah yaitu sebanyak 41 orang responden (89,1%). Penderita DM yang telah menikah lebih sering mendapat dukungan dari pasangan sehungga dapat meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan stress sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat mayoritas responden DM mempunyai kadar gula darah sewaktu yang tinggi yaitu sebanyak 25 orang (92,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ariani (2008), dimana mayoritas responden memiliki kadar gula darah sewaktu yang tinggi dan dari penelitian ini juga dapat diketahui ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien DM tipe 2 dengan kadar gula darah sewaktu. Rendahnya pengetahuan yang dimiliki responden mengenai penyakit DM sehingga tidak mampu mengontrol kadar gula darah dan mengakibatkan kadar gula darah menjadi tinggi.

Manakala berdasarkan kategori lama menderita DM, didapati sebanyak 20 orang (20%) menderita DM kurang dari 10 tahun. Menurut penelitian Tamara et al., (2014) dapat dilihat mayoritas responden telah menderita DM tipe 2 selama 1 – 5 tahun dengan jumlah 27 responden (58,7%). Pasien dengan DM tipe 2 terjadi penurunan kualitas hidup. Penurunan kualitas ini dirasakan setelah penderita minimal menderita DM tipe 2 selama satu tahun. Hal ini disebabkan karena setelah satu tahun pasien telah mengalami dan merasakan perubahan atau keluhan fisik dan psikis selama menderita (Rahmat, 2010).

5.2.2 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Kualitas Hidup Secara Umum

(46)

50

Melitus dengan kualitas hidup. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari pada tahun 2011 menunjukkan bahwa jenis kelamin, usia, lama menderita DM tipe 2, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan keseimbangan antara tingkat kualitas hidup hal ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya kategori umur yang bervariasi dan pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki rentang umur 46 – 55 tahun. Selain itu, tingkat pendidikan yang bervariasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan pengelolaan terhadap penyakit DM tipe 2.

5.2.3 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Kepuasan Terhadap Kesehatan Secara Umum

Hasil analisa data chi-square nilai significancy–nya adalah 0,005. Oleh karena p < 0,05 , artinya ada hubungan antara Diabetes Melitus dengan kepuasan terhadap kesehatan. Penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan Pompili (2009) di Italia tentang kualitas hidup dan resiko bunuh diri pada pasien DM tipe 2, diketahui bahwa pasien DM tipe 2 menunjukan keputusasaan yang lebih besar dan ide bunuh diri, serta kualitas hidup yang buruk terkait dengan self efficacy yang rendah. Brannon dan Feist dalam Sholichah (2009) mengemukakan

bahwa penderita sakit kronis cenderung menunjukkan ekspresi emosi yang bersifat negatif dengan kondisi sakitnya. Mereka juga menjelaskan bahwa penderita sakit kronis sangat membutuhkan dukungan keluarga.

(47)

51

kemampuannya untuk melakukan aktivitas ditambah lagi dengan keadaan sakitnya yang sudah lebih dari satu tahun yang menimbulkan berbagai keluhan fisik lainnya seperti penurunan fungsi penglihatan, tekanan darah tinggi, serta masalah jantung. Kondisi – kondisi seperti inilah yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup seseorang.

5.2.5 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domian Kesehatan Psikologis

Hasil analisa data chi-square nilai significancy–nya adalah 0,016. Oleh karena p < 0,05 , artinya ada hubungan antara Diabetes Melitus dengan domain kesehatan psikologis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat pada tahun 2010 dimana penurunan fungsi psikis disebabkan karena adanya kebutuhan perawatan penyakit yang terus-menerus akan menyebabkan dampak pada mood seorang pasien dalam jangka panjang atau pendek. Sering terjadi rasa frustasi karena penyakitnya. Juga sering terjadi adanya perasaan bahwa tidak ada harapan pada penyakitnya, dan hal ini menyebabkan gangguan secara psikis yang akhirnya menurunkan kualitas hidup secara psikis.

(48)

52

5.2.7 Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Lingkungan

(49)

53

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan seperti yang berikut: 1. Mayoritas responden yang menderita Diabetes Melitus paling banyak

adalah kelompok usia 45 hingga 59 tahun, berjenis kelamin wanita, bertingkat pendidikan SMP, tidak bekerja, kelompok status sosial ekonomi rendah, memiliki status sudah bernikah, kadar gula darah sewaktu yang tinggi dan menderita DM selama 1 hingga 10 tahun.

2. Ada hubungan antara DM dengan kualitas hidup secara umum pada responden di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

3. Ada hubungan antara DM dengan kepuasan terhadap hidup secara umum pada responden di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

4. Ada hubungan antara DM dengan kualitas hidup disetiap domain WHO (kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan) pada responden di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Amplas.

6.2 Saran

Dari pengamatan selama saya melakukan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang ingin saya berikan. Diantaranya :

(50)

54

2. Penulis menyarankan bahwa perlu dilakukan penyuluhan atau program untuk meningkatkan kualitas hidup pada pasien yang menderita Diabetes Melitus melalui Dinas Kesehatan.

3. Bagi keluarga diharapkan agar dapat mengoptimalkan dukungan dan membantu mengembangkan aktivitas yang dapat meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga yang mengalami Diabetes Melitus.

(51)

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus (DM) 2.1.1 Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) adalah kumpulan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat adanya gangguan sekresi insulin, kerja insulin, ataupun keduanya. Hiperglikemia tersebut berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. DM tipe 2 ini membentuk 90 - 95% dari semua kasus diabetes, dahulu disebut DM non-dependen insulin atau diabetes onset dewasa. Diabetes ini meliputi individu yang memiliki resistensi insulin dan biasanya mengalami defisiensi insulin relatif atau kekurangan insulin pada awalnya dan sepanjang masa hidupnya, individu ini tidak membutuhkan pengobatan insulin untuk bertahan hidup. Ada banyak kemungkinan berbeda yang menyebabkan timbulnya diabetes ini. Walaupun etiologi spesifiknya tidak diketahui, tetapi pada diabetes tipe ini tidak terjadi destruksi sel beta. Kebanyakan pasien yang menderita DM tipe ini mengalami obesitas, dan obesitas dapat menyebabkan beberapa derajat resistensi insulin (ADA, 2013).

2.1.2 Klasifikasi dan Etiologi Diabetes Melitus

(52)

7

HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ). DM gestasional adalah DM yang berkembang saat kehamilan (ADA, 2012).

Berdasarkan American Diabetes Association (ADA, 2013), klasifikasi etiologis DM adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi Etiologis DM

I. Diabetes Melitus tipe 1 ( destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut)

a. Melalui proses imunologik b. Idiopatik

II. Diabetes Melitus tipe 2 ( bervariasi mulai dari predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin)

III. Diabetes Melitus tipe lain

A. Defek genetik fungsi sel beta

1. Kromosom 12, HNF-1α (MODY 3) 2. Kromosom 20, HNF-4α (MODY 1) 3. Kromosom 7, glukokinase (MODY 2)

4. Kromosom 13, Insulin Promotor Factor-1 (IPF-1; MODY4) 5. Diabetes Melitus neonatal sementara

6. Diabetes Melitus neonatal persisten 7. DNA mitokondria

8. lainnya

B. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, leprechaunism, sindrom Rabson-Medenhall, diabetes lipoatrofik lainnya.

C. Penyakit eksokrin pankreas : pankreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasia, fibrosis kistik, hemokromositoma, pankreatopati fibrokalkulus, lainnya.

D. Endokrinopati : akromegali, sindrom Cushing, glukagonoma, feokromositoma, hipertiroidisme, somatostationoma, aldosteronoma, lainnya.

E. Induksi oleh obat atau zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxide, agonis -adrenergik, tiazid, dilantin, interferon- , lainnya.

F. Infeksi : rubella kongenital, Cytomegalovirus, lainnya.

G. Imunologi (jarang terjadi) : sindrom Stiff-man, antibodi anti reseptor insulin, lainnya.

H. Sindrom genetik lain : sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindom turner, sindrom Wolfram, ataksia Friedreich, korea Huntington, sindrom Laurence-Moon-Biedl, distropi misotonik, porfiria, sindrom Prader-Willi, lainnya.

IV. Diabetes melitus gestasional

(53)

8

2.1.3 Faktor Resiko Diabetes Melitus

Faktor risiko diabetes terdiri dari faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi dan yang bisa dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi : 1. Ras dan etnik.

2. Riwayat keluarga dengan diabetes (anak penyandang diabetes).

3. Umur. Risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Usia > 45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM. 4. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau riwayat

pernah menderita DM gestasional.

5. Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan berat badan normal.

Faktor risiko yang bisa dimodifikasi: 1. Berat badan lebih (IMT > 23 kg/m2). 2. Kurangnya aktivitas fisik.

3. Hipertensi (> 140/90 mmHg).

4. Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL).

5. Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan meningkatkan risiko menderita prediabetes dan DM tipe 2.

Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes :

1. Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin.

2. Penderita sindrom metabolik memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya. Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, PJK, atau PAD (Peripheral Arterial Diseases) (PERKENI, 2011).

2.1.4 Patofisiologi Diabetes Melitus

(54)

9

Obesitas, khususnya visceral atau pusat (yang dibuktikan dengan rasio pinggul/pinggang), sangat umum di DM tipe 2. Pada tahap awal gangguan, toleransi glukosa tetap mendekati normal, meskipun resistensi insulin, karena sel-sel pankreas mengkompensasi dengan meningkatkan produksi insulin. Resistensi insulin dan kompensasi hiperinsulinemia, pankreas pada individu tertentu tidak dapat mempertahankan keadaan hiperinsulinemia. Toleransi glukosa terganggu (TGT), ditandai dengan peningkatan glukosa postprandial, kemudian berkembang. Lebih lanjut, penurunan sekresi insulin dan peningkatan produksi glukosa hepatik menyebabkan diabetes dengan hiperglikemia puasa. Akhirnya, kegagalan sel mungkin terjadi (Powers, 2008).

2.1.5 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus

Gejala hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, kadang-kadang dengan polifagia, dan penglihatan kabur. Penurunan pertumbuhan dan kerentanan terhadap infeksi tertentu juga dapat menyertai hiperglikemia kronik. Konsekuensi dari diabetes yang tidak terkontrol yang mampu mengancam jiwa adalah hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindrom hiperosmolar non ketotik.

Komplikasi jangka panjang dari diabetes termasuk retinopati dengan potensi kehilangan penglihatan; nefropati menyebabkan gagal ginjal; neuropati perifer dengan risiko ulkus kaki, amputasi, dan sendi Charcot; dan neuropati otonom menyebabkan gejala gastrointestinal, urogenital, dan jantung dan disfungsi seksual . Pasien dengan diabetes memiliki peningkatan kejadian kardiovaskular aterosklerotik, arteri perifer, dan serebrovaskular penyakit. Hipertensi dan kelainan metabolisme lipoprotein sering ditemukan pada penderita diabetes (ADA, 2013).

2.1.6 Diagnosis Diabetes Melitus

(55)

10

sebabnya. Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

Diagnosis DM berdasarkan PERKENI (2011) dapat ditegakkan melalui tiga cara:

1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. 2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan

klasik.

3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, bergantung pada hasil yang diperoleh, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

1. TGT

Diagnosis TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140 – 199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L).

2. GDPT

Diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL (5,6 – 6,9 mmol/L) dan pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam < 140 mg/dL.

Cara pemeriksaan TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral) sesuai dengan PERKENI (2011).

(56)

11

2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.

3. Diperiksa kadar glukosa darah puasa.

4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit. 5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai.

6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah beban glukosa.

7. Selama proses pemeriksaan, subjek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok (PERKENI, 2011).

2.1.7 Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Tujuan penatalaksanaan secara umum menurut PERKENI (2011) adalah meningkatkannya kualitas hidup penderita DM. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku. Penatalaksanaan dikenal dengan empat pilar utama pengelolaan DM, yang meliputi edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani dan intervensi farmakologis. Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan (PERKENI, 2011).

2.1.7.1 Edukasi

(57)

12

pasien menuju perubahan perilaku sehat. Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi. Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus (PERKENI, 2011).

2.1.7.2 Terapi medis gizi

Terapi Nutrisi Medis (TNM) me

Gambar

TABEL PERHITUNGAN NILAI
TABEL KONVERSI DOMAIN
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik  Demografi Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

2.3.3 Project to ideal camera space The jitter corrections are applied and used to update the SPICE before finally project- ing all the RED cubes with noproj. This transformation

kegiatan/aktivitas siswa secara individu dan dalam diskusi dengan checklist lembar pengamatan atau dalam bentuk

Age map of the floor of crater T siolkovsky using the CSFD obtained by the template matching method with an optimal threshold value in combination with the binned

Mengamati kegiatan diskusi tentang prosedur pencarian kesalahan dasar pada komputer dengan checklist lembar pengamatan atau dalam bentuk

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-3/W1, 2017 2017 International Symposium on Planetary Remote Sensing

Pengukuran Waktu kerja ( Time Study ) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang diperlukan oleh seorang operator untuk

bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya bagi sekolah baik negeri maupun swasta, perlu peningkatan sumber daya manusia bagi guru bukan pegawai negeri sipil yang

Makanan dan zat gizi yang terkandung di dalam makanan yang yang berguna bagi kesehatan dan di konsumsi ibu pada saat hamil disebut ….. Kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah makanan