• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil Di Kabupaten Dairi Tahun 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil Di Kabupaten Dairi Tahun 2006"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

ANEMIA IBU HAMIL DI KABUPATEN DAIRI

TAHUN 2006

TESIS

OLEH :

MANGIHUT SILALAHI

047023012 / EPIDEMIOLOGI

.

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

ANEMIA IBU HAMIL DI KABUPATEN DAIRI

TAHUN 2006

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH :

MANGIHUT SILALAHI

NIM.047023012 / EPIDEMIOLOGI

.

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Ibu

Hamil di Kabupaten Dairi Tahun 2006

Nama Mahasiswa : Mangihut Silalahi Nomor Induk Mahasiswa : 047023012

Program Magister : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi : Administrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi

Menyetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu MSc, Sp.A(K) Ketua

dr. Ria Masniari Lubis, MSi Dra.Jumirah, Apt, MKes Anggota Anggota

Ketua Program Magister Direktur SPs USU

Dr.Drs. Surya Utama, MS Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc

(4)

Telah diuji

Pada tanggal : 6 Agustus 2007-12-20

Panitia Penguji Tesis

Ketua : Prof. dr. Syahril Pasaribu, MSc, DTM&H, SpA(K)

Anggota : dr. Ria Masniari Lubis, MSi Dra. Jumirah, Apt, Mkes

Dr. Dra. Ida Yustina, MS

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

ANEMIA IBU HAMIL DI KABUPATEN DAIRI

TAHUN 2006

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Desember 2007-12-2007

(6)

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA IBU HAMIL DI KABUPATEN DAIRI

TAHUN 2006

Mangihut Silalahi

Mahasiswa Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan

ABSTRAK

Prevalensi anemia pada kehamilan di Kabupaten Dairi masih tinggi walaupun suplementasizat besi dilaksanakan sebagai penanggulangan.

Tujuan penelitian adalah mengetahui persentase anemia ibi hamil, persentase cakupan suplementasi zat besi, persentase kejadian anemia dan persentase konsumsi tablet besi cukup pada yang tercakup suplementasi zat besi serta faktor yang berhubungan dengan anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi.

Penelitian dilakukan dengan studi sekat silang pada bulan Januari 2007. Sampel diambil secara simple random sampling sebanyak 70 orang ibu dengan usia kehamilan 36-40 minggu. Data kejadian anemia ibu hamil dikumpulkan melalui pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode kolorimeter cyanmethemoglobine. Kecukupan konsumsi tablet besi, umur, pendidikan, pengetahuan, paritas, penyakit kronis, kecukupan konsumsi kalori dan kecukupan konsumsi protein dikumpulkan dengan wawancara. Jarak kehamilan dikumpulkan melalui wawancara dan pemeriksaan. Infestasi parasit dikumpulkan melalui pemeriksaan telur parasit cacing pada tinja.

Hasil analisis menunjukkan persentase ibu hamil anemia adalah 55,7%, cakupan suplementasi zat besi adalah 65,7%, kejadian anemia pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi adalah 52,2% dan konsumsi tablet besi cukup pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi adalah 56,5%. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil adalah kecukupan konsumsi kalori dengan p= 0,000. OR= 46,143, parasit dengan p= 0,000. OR= 12,078, pengetahuan dengan p= 0,006. OR= 4,386, jarak kehamilan dengan p=0,014. OR=3,889 dan pendidikan dengan p= 0,042. OR= 2,372.

Untuk meningkatkan keberhasilan penanggulangan anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi diperlukan peningkatan pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil, memperpanjang jarak kehamilan serta pemberian obat cacing secara berkala terhadap ibu usia subur untuk mengatasi infestasi parasit dan pemberian makanan tambahan tinggi kalori terhadap ibu hamil.

(7)

ANALYSIS OF THE FACTORS RELATED TO ANEMIA IN PREGNANCY IN DAIRI DISTRICT, 2006

Mangihut Silalahi

Community Health/ Epidemiology Study Program School of Postgraduate Studies University of North Sumatera

ABSTRACT

Prevalence of anemia in pregnancy in Dairi District is still high, although iron supplement has been applied as a trearment.

The purpose of this study was to examine the percentage of anemia in pregnancy, the percentage of pregnant women who have got iron supplement, the percentage of anemia in pregnant women who have got iron supplement, the percentage of sufficiency of iron tablet consumed by the pregnant women who have got iron supplement and the factor related to the incident of anemia in pregnant women in Dairi district.

The cross sectional study was conducted in January 2007. Seventy (70) pregnant women with 36-40 weeks of pregnancy were selected through the simple random sampling technique to be the sample of this study. The data for the incident of anemia in pregnancy were obtained by examining their level of hemoglobine by using colorimeter method. The data include sufficiency of iron tablets consumption, age, education, knowledge, parity, chronic illness, sufficiency of calori and protein consumption were obtained by interview. The data for the parasite infestation was obtained by examining the eggs of the worm found in the faeces.

The result of analysis shows the percentage of pregnant women with anemia was 55.7%, who have got iron supplement was 65.7%. The percentage of anemia in pregnancy who have got iron supplement was 52.2% and sufficiency of iron tablets consumption of pregnant women who have got iron supplement was 56.5%.

The factors significantly related to the incident of anemia in pregnancy were sufficiency of calorie consumption with p= 0.000. OR= 40.533, parasite infestation with p= .000. OR= 8.735, knowledge with p= .006. OR= 4.386, interval of pregnancy with p= .014. OR= 3.889 and education with p= 0.042. OR= 2.732.

So to improve the success in treating of anemia in pregnancy in Dairi district needs i.e to improve the level of knowledge on anemia in pregnant women, to extend the interval of pregnancy, to periodically provide the women of productive age with vermifuge to overcome parasite infestation and to prvide pregnant women with food supplement with high calorie.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha kuasa, bahwa atas rahmat dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan yesis yang berjudul :

“ ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA IBU HAMIL DI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2006 “

Penulisan ini merupakan tugas akhir pada Sekolah Pascasarjana Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi Universitas Sumatera Utara yang meneliti ” Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Ibu Hamil di Kabupaten Dairi Tahun 2006 ”.

Dalam melakukan penelitian dan penulisan laporan ini penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada bapak/ ibu : 1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, DSAK sebagai Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs Surya Utama, MS sebagai Ketua Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

(9)

5. dr. Ria Masniari Lubis, MSi sebagai anggota Ketua Komisi Pembimbing. 6. Dra Jumirah, Apt, MKes sebagai Ketua Komisi Pembimbing.

7. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi sebagai Pembanding dalam Penguji tesis ini. 8. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK sebagai Pembanding dalam Penguji tesis

ini.

9. dr. Budiman Simanjuntak, MKes sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi.

10.dr. Renfil Capah, MKes sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Sidikalang. 11.Para Kepala Puskesmas dan seluruh staf Puskesmas.

12.Para Pimpinan Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa se Kabupaten Dairi. 13.Rugun Sianturi sebagai petugas Laboratorium Rumah Sakit Umum

Sidikalang yang membantu penulis dalam pemeriksaan hemoglobin dan telur parasit cacing.

14.Seluruh staf Pengajar dan staf Administrasi yang telah memberikan pengajaran, bimbingan dan arahan selama menjalani pendidikan.

15.Isteri dan anak anak saya tercinta yang memberikan dorongan selama menjalani pendidikan.

16.Rekan rekan mahasiswa Studi Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi yang memberikan dorongan moril.

(10)

Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan, untuk itu diharapkan kritik dan saran dari yang berkepentingan untuk penyempurnaan tesis ini. Segala kritik dan saran yang disampaikan untuk perbaikan tesis ini sebelumnya diucapkan terima kasih yang sebesar besarnya.

Medan, Desember 2007

Penulis

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : MANGIHUT SILALAHI Tempat/ Tanggal lahir : Pangururan/ 10 Mei 1961 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sisingamangaraja No. 151 Sumbul Kabupaten Dairi

Telepon Nomor : 0627.450.209 RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1967 – 1972 : SD Santo Josef Sidikalang

2. Tahun 1973 – 1975 : SMP Tuanku Imam Bonjol Medan 3. Tahun 1976 – 1979 : SMA Negeri II Medan

4. Tahun 1979 - 1986 : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

5. Tahun 2004 – 2007 : Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Medan

RIWAYAT PEKERJAAN

1. Tahun 1987 : Dokter lepas pantai BKKA Pertamina

2. Tahun 1988 – 1992 : Kepala Puskesmas Pulau Tello Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Tk II Nias

3. Tahun 1993 – 1995 : Kepala Puskesmas Sumbul Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Tk II Dairi

4. Tahun 1996 – 2006 : Kepala Puskesmas Kentara Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ……… vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

RIWAYAT HIDUP ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB.1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Perumusan Masalah ………. 4

1.3. Tujuan Penelitian ……… 5

1.4. Hipotesis ………. 5

1.5. Manfaat Penelitian ………. 6

BAB.2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia ……… 7

2.2. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hanil ... 12

2.3. Landasan Teori ……… 12

2.4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Anemia Gizi Besi pada Ibu hamil ……… 13

2.5. Kerangka Konsep ………….……… 17

BAB.3 .METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………... 19

(13)

3.3. Populasi dan Sampel ……… 20 3.4. Metode Pengumpulan Data ………. 22 3.5. Metode Analisis Data ……… 30 BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36 4.3. Hasil Analisis Statistik ... 42

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. Kejadian Anemia pada Ibu Hamil ... 50 5.2. Program Suplementasi Zat Besi ... 50 5.3. Hubungan Faktor yang Diteliti dengan Kejadian Anemia

di Kabupaten Dairi ... 51 5.4. Keterbatasan Penelitian ... 58

BAB 6. KESIMPULAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 62 6.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ……… 65

(14)

DAFTAR TABEL

HALAMAN Tabel 3.1 : Deffinisi Operasional dan Metode Pengukuran

Variabel Independen ... 26 Tabel 3.2 : Deffinisi Operasional dan Metode Pengukuran

Variabel Dependen ... 30 Tabel 3.3 : Crosstabs Variabel Dependen dan Independen 32 Tabel 4.1 : Distribusi Jumlah Kepala Keluarga, Jiwa dan

Kepadatan Penduduk pada Tiap Kecamatan di

Kabupaten Dairi Tahun 2006 ... 35 Tabel 4.2 : Sarana Kesehatan di Kabupaten Dairi ... 36 Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut

Kejadian Anemia dan Tidak Anemia ... 37 Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut

Cakupan Suplementasi Zat Besi ... 37 Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Anemia

Menurut yang Tercakup Suplementasi Zat Besi 38

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut

Kecukupan Konsumsi Tablet Besi ... 38 Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut

Variabel Independen yang Diteliti ... 41 Tabel 4.8 : Hasil Analisis Univariat beberapa faktor yang

Diteliti ... 43 Tabel 4.9 : Hasil Analisis Chi square Variabel Independen

(15)

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1 : Format Hasil Pemeriksaan/ Pengukuran ... 68

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian ... 70

Lampiran 3 : Tabel Angka Acak ... 82

Lampiran 4 : Perhitungan Hasil Uji Statistik ... 83

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Anemia defisiensi gizi merupakan salah satu masalah di berbagai belahan dunia. Pada masa kehamilan anemia ini mempunyai kecenderungan prevalensi tinggi terutama di negara negara berkembang bahkan di negara negara maju, khususnya masyarakat kelompok ekonomi rendah (Indriasari dkk, 2005).

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut “Anemia kekurangan besi” (Depkes RI, 1995).

Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya (Depkes RI, 1999).

(18)

dan segera setelah bersalin. Keadaan ini antara lain adalah ibu hamil menderita Kurang Energi Protein (KEK) sebanyak 37% dan oleh karena anemia 40% (Depkes RI, 2005).

Anemia kekurangan besi sebenarnya tidak akan terjadi bila pada makanan sehari hari cukup mengandung besi dan asam folat serta tidak ada faktor yang mengganggu penggunaan zat besi tersebut dalam tubuh. Akan tetapi sumber makanan yang kaya akan zat besi umumnya terdapat pada protein hewani seperti hati, ikan dan daging yang harganya mahal sehingga tidak sepenuhnya terjangkau kebanyakan masyarakat di Indonesia.

Suplementasi zat besi adalah salah satu upaya dalam pencegahan dan penanggulangan anemia, yang dilengkapi dengan asam folat dan sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan asam folat.

Program suplementasi zat besi pada ibu hamil dilaksanakan dengan pemberian tablet besi folat kepada ibu hamil, telah dilakukan diseluruh Indonesia sejak tahun 1975 dalam rangka pencegahan dan penanggulangan. Pada ibu hamil pemberian tablet besi untuk pencegahan anemia dengan Hb >11 g% yaitu 1 tablet besi (60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat) per hari selama 90 hari, mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu hamil memeriksakan

kehamilannya (K1). Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi

(19)

infeksi kronis (malaria,TBC), kehilangan besi yang berlebihan, sering melahirkan dan infestasi cacing, sehingga dengan demikian suplementasi zat besi adalah hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan anemia yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

Berdasarkan data dari Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi bahwa ibu hamil anemia di Kabupaten Dairi tahun 2001 sebanyak 47,15% , tahun 2002 (35,92%), tahun 2003 (24,20%), tahun 2004 ( 24,90%) , tahun 2005 ( 44,23%). Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi terjadi peningkatan kejadian anemia ibu hamil dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Komitmen yang ditunjukkan oleh pemerintah adalah penurunan prevalensi anemia pada ibu hamil menjadi 40% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2000). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi adalah merupakan masalah oleh karena prevalensi masih di atas angka tersebut.

AKI di Kabupaten Dairi pada tahun 2002 adalah sebesar 206/100.000 kelahiran, tahun 2003 (115/100.000 kelahiran), tahun 2004 (197/100.000 kelahiran). Data ini menunjukkan bahwa AKI merupakan masalah sehubungan dengan terjadinya peningkatan kematian ibu melahirkan dari tahun 2003 sampai tahun 2004.

(20)

mengalami kenaikan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 sehingga masih merupakan masalah.

Masalah AKI dan BBLR kemungkinan disebabkan oleh masih tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil .

Di Kabupaten Dairi pemberian tablet besi kepada ibu hamil sebagai penanggulangan adalah merupakan kegiatan rutin akan tetapi keberhasilan program tersebut belum pernah dievaluasi, demikian juga faktor apa sebenarnya yang dapat mempengaruhi ibu hamil menjadi anemia belum pernah dianalisis.

1.2.Perumusan Masalah

Penanggulangan anemia melalui program suplementasi zat besi, efektifitas biologisnya telah banyak dibuktikan dan di Kabupaten Dairi sudah berlangsung lama dilaksanakan sehingga seharusnya anemia ibu hamil tidak menjadi masalah lagi demikian juga dengan prevalensi BBLR dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 terjadi peningkatan, demikian juga dengan AKI dari tahun 2003 terjadi peningkatan pada tahun 2004 dan prevalensi anemia pada ibu hamil terjadi peningkatan pada tahun 2005 sebagai dampak dari anemia ibu hamil.

(21)

mengetahui faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di Kabupaten Dairi.

1.3.Tujuan Penelitian

a. Mengetahui persentase anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi.

b. Mengetahui keberhasilan program suplementasi zat besi dengan:

1). Mengetahui persentase ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi.

2). Mengetahui persentase kejadian anemia pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi.

3). Mengetahui persentase yang cukup mengkonsumsi tablet besi

pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi. c. Mengetahui hubungan kecukupan konsumsi tablet besi, umur,

pendidikan, pengetahuan, paritas, jarak kehamilan, penyakit kronis, infestasi parasit, kecukupan konsumsi kalori dan kecukupan konsumsi protein dengan anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi.

1.4. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara kecukupan konsumsi tablet besi dengan kejadian anemia ibu hamil.

(22)

anemia ibu hamil.

5. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia ibu hamil. 6. Ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia ibu hamil.

7. Ada hubungan antara penyakit kronis dengan kejadian anemia ibu hamil.

8. Ada hubungan antara infestasi parasit dengan kejadian anemia ibu hamil yang ada tidak ada infestasi parasit.

9.a. Ada hubungan antara kecukupan konsumsi kalori dengan kejadian anemia ibu hamil.

b. Ada hubungan antara kecukupan konsumsi protein dengan kejadian anemia ibu hamil.

1.5. Manfaat Penelitian

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Anemia

2. 1. 1. Pengertian

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal,yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Batas normal kadar Hb berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, yaitu ibu hamil sebesar 11 gr%, anak balita (11g%), anak usia sekolah (12 gr%), wanita dewasa (12 gr%), laki laki dewasa (13 gr%), ibu menyusui > 3 bulan (12 gr%), (Depkes RI 1999 ).

Hb adalah suatu bahan dalam sitoplasma sel darah merah merupakan senyawa protein yang terdiri dari heme dan globin. Heme terdiri dari 4 struktur pyrole dengan atom Fe di tengahnya, sedangkan globin terdiri dari 2 pasang polypeptide. Fungsi dari Hb adalah untuk mengikat dan transportasi O2 dan CO2 di

dalam jaringan tubuh. Hb dibentuk di dalam sel darah merah ketika sel darah merah berada pada sumsum tulang. Kegagalan pembentukan Hb dapat disebabkan kekurangan protein dan besi dalam makanan (Tambunan, 2001).

(24)

zat besi dimana cadangan besi di dalam tubuh berkurang atau tidak ada, tetapi besi di dalam plasma masih normal dan Hb juga normal. Defisiensi zat besi tanpa anemia yaitu selain cadangan zat besi , zat besi dalam plasma juga sudah berkurang, tapi Hb masih normal. Anemia defisiensi besi terjadi bila cadangan zat besi dan zat besi dalam plasma dan Hb kurang dari normal (Conrad, 2006 ).

2.1.2. Mekanisme terjadinya anemia ibu hamil

Pada kehamilan volume darah bertambah banyak pada waktu kehamilan yang lazim disebut hydremia atau hipervolemia ( Prawirohardjo dkk,1981). Volume darah darah ibu bertambah lebih kurang 50% yang menyebabkan konsentrasi sel darah merah mengalami penurunan. Keadaan ini tidak normal bila konsentrasi turun terlalu rendah yang menyebabkan Hb sampai <11 gr%. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel sel darah merah sebagai kompensasi tubuh untuk menormalkan konsentrasi hemoglobin (Fauzi dkk, 2005).

(25)

terjadi anemia. Keadaan ini dapat terjadi mulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan umur 32 sampai 36 minggu.

2.1.3. Klasifikasi anemia pada ibu hamil

Berdasarkan berat ringannya anemia pada ibu hamil dikategorikan adalah anemia ringan dan anemia berat. Anemia ringan apabila kadar Hb dalam darah adalah 8 gr% sampai kurang dari 11 gr%, anemia berat apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr% dan (Depkes RI,1999).

Menurut etiologinya anemia diklasifikasikan sebagai berikut,

1. Anemia post hemorrhagic yaitu anemia akibat suatu perdarahan yang akut atau yang kronis.

2. Anemia hemolitik yaitu anemia akibat hemolysis eritrosit yang dapat

terjadi akibat : a. Faktor intrasel misalnya thalasemia, hemoglobinopathia, congenital

spherocytosis, defisiensi enzim eritrosit.

b. Faktor ekstrasel misalnya intoksikasi, infeksi, immunologik.

3. Anemia defisiensi yaitu anemia karena kurangnya faktor yang digunakan untuk pematangan eritrosit ( zat besi, asam folat, vitamin B12, protein, pyridoxin).

(26)

2.1.4. Gejala anemia

Gejala anemia adalah, mata berkunag kunang, lemah, badan lesu, cepat lelah, gampang mengantuk, disertai warna pucat pada lidah, bibir, kuku dan wajah/muka.

2.1.5. Prevalensi anemia pada ibu hamil

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization= WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35% – 75% dan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan (Riswan, 2003 ).

Pada negara negara yang masyarakatnya mengkonsumsi sedikit daging

mempunyai prevalensi anemia defisiensi besi enam sampai delapan kali lebih banyak dari negara Amerika Utara dan Eropah yang mengkonsumsi daging lebih banyak (Conrad, 2006). Keadaan ini disebabkan pada daging didapat heme iron yang mudah diserap dibanding non heme iron.

Sesuai dengan SKRT tahun 2001 di Indonesia anemia pada ibu hamil adalah 41% dan SKRT tahun 2004 di Daerah khusus Ibukota adalah 43,5% yang masih berada di atas angka yang menjadi sasaran yaitu 40%.

2.1.6. Dampak anemia pada ibu hamil

(27)

mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, BBLR, perdarahan sebelum dan waktu melahirkan serta pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi. Penderita kekurangan besi akan turun daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terkena penyakit infeksi.

2.1.7. Penanggulangan anemia pada ibu hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi anemia akibat kekurangan besi adalah sebagai berikut :

a. Penanggulangan melalui perbaikan pangan/ gizi yaitu:

1). Dengan meningkatkan konsumsi makanan yang kaya zat besi, terutama dari sumber hewani yang mudah diserap seperti hati, ikan, daging. Selain itu perlu ditingkatkan makanan yang banyak vitamin C dan vitamin A untuk membantu penyerapan besi dan membantu proses pembentukan hemoglobin.

2). Fortifikasi yaitu menambahkan besi, asam folat, vitamin A dan asam amino essensial (fortifikasi) pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran.

3). Suplementasi zat besi secara massal pada kelompok sasaran selama jangka waktu tertentu.

(28)

selama 90 hari masa kehamilan sampai 42 hari sesudah melahirkan.

b). Dosis pengobatan.

Diberikan pada ibu hamil dengan kadar hb <11 g%, yaitu 3 tablet/ hari selama 90 hari pada kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan.

b. Penanggulangan anemia pada dasarnya adalah mengatasi penyebabnya. Anemia berat (kadar Hb <8 gr%) biasanya ada penyakit yang melatar belakangi seperti penyakit TBC dan infestasi cacing. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengobatan terhadap penyakit tersebut.

2.2. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil

Kebutuhan akan zat besi sehari hari pada wanita tidak hamil pada usia 20-45 tahun adalah 14 mg. Wanita hamil memerlukan rata rata 18- 27 mg besi setiap hari (Linden, 2006).

2.3. Landasan Teori

Anemia lebih sering dijumpai pada kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan akan zat zat makanan bertambah.

(29)

Walaupun diketahui pada ibu hamil program suplementasi zat besi telah terbukti efektifitas biologisnya, tidak tertutup kemungkinan anemia akan terjadi pada ibu hamil disebabkan oleh faktor faktor lain baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga mempengaruhi keberhasilan program suplementasi zat besi itu sendiri. Penyebab secara langsung misalnya konsumsi tablet besi yang tidak cukup, perdarahan kronis dan gangguan absorbsi zat zat gizi dari saluran pencernaan, kurangnya asupan zat zat gizi dari makanan sehari hari, persalinan yang terlalu sering, jarak kehamilan yang singkat, sedangkan penyebab tidak langsung yaitu pengetahuan, pendidikan mempengaruhi motivasi ibu hamil untuk memelihara kesehatannya sendiri dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi.

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Anemia pada Ibu Hamil

2.4.1. Kecukupan konsumsi tablet besi

(30)

2.4.2. Umur

Umur 15 – 20 tahun ( remaja ) membutuhkan energi, protein dan zat zat gizi lainnya yang lebih banyak dibanding dengan kelompok umur lain untuk pematangan seksual dan pertumbuhan (Permaesih dkk, 2005) sehingga pada umur ini rentan untuk terjadinya anemia.

2.4.3. Paritas

Paritas adalah jumlah anak lahir hidup dan mati oleh si ibu. Pada setiap persalinan maka akan terjadi perdarahan lebih kurang 400 cc. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan cadangan besi dan akan menimbulkan anemia pada ibu bila si ibu tidak mendapat suplai zat gizi dan zat besi yang cukup.

2.4.4. Jarak kehamilan

(31)

2.4.5. Pengetahuan

Pengetahuan ibu hamil akan pengertian, penyebab, akibat dan cara penanggulangan anemia merupakan predisposisi ibu untuk berperilaku sehat dalam hal ini yaitu menanggulangi anemia terhadap dirinya sendiri.

2.4.6. Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya.

2.4.7. Penyakit kronis

Bila seseorang mendapat suatu penyakit kronis maka sebagian zat gizi yang diperolehnya akan dipergunakan untuk keperluan penyakit yang diderita misalnya penyakit penyakit infeksi. Kerusakan eritrosit misalnya Malaria. Adanya perdarahan perdarahan kecil yang menyebabkan kurangnya zat besi melalui hilangnya sel sel darah seperti pada penyakit TBC, disamping adanya beberapa komplikasi misalnya selera makan menurun, organ organ hemopoetik tidak berfungsi dengan baik misalnya hepatitis, ginjal dan sebagainya.

2.4.8. Infestasi parasit

(32)

2.4.8.1. Askariasis. Agent penyebab adalah Ascaris lumbricoides.Cacing ini dapat menyebabkan malnutrisi. Gangguan yang disebabkan oleh cacing ini adalah mual, nafsu makan kurang dan diare. Pada infeksi berat dapat menimbulkan gangguan absorbsi makanan ( malabsorbsi ) sehingga menyebabkan malnutrisi (Gandahusada dkk, 1998).

2.4.8.2. Cacing tambang. Agent penyebab adalah Ankylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing ini mempunyai kemampuan mengisap darah dan menggigit sehingga melukai jaringan usus sehingga mengeluarkan darah. Roche dan Layrisse 1960 meneliti kehilangan darah tiap ekor Necator americanus 0,05 -0,1 ml sehari, sedangkan tiap ekor Ancylostoma duodenale 0,08 - 0,34 ml sehari (Gandahusada dkk, 1998).

2.4.8.3. Trikuriasis. Agent penyebab adalah Trichuris trichiura. Cacing ini mengisap darah, dan memasukkan kepalanya kedalam mukosa usus sehingga terjadi peradangan dan perdarahan dan kadang kadang terjadi diare yang kronis yang menyebabkan malnutrisi dan memperberat anemia (Gandahusada dkk, 1998).

2.4.9. Kecukupan konsumsi zat gizi

(33)

maka zat zat gizi lain (vitamin, mineral) dianggap juga ikut terpenuhi baik untuk kebutuhan ibu sendiri maupun kebutuhan janin dalam kandungan (PT. Nestle Indonesia, 1995).

2.5. Kerangka Konsep

Anemia ibu hamil masih merupakan masalah di Kabupaten Dairi, anemia ibu hamil sebagian besar disebabkan oleh kekurangan zat besi, sedangkan program supplementasi zat besi tetap dilaksanakan. Dengan alasan tersebut perlu dilakukan analisis faktor yang berhubungan dengan anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi.

Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia tersebut dapat disebabkan program suplementasi zat besi yang dilaksanakan tidak dapat mencakup sepenuhnya ibu hamil sehingga tidak cukup mengkonsumsi tablet besi. Faktor lain yang juga diduga dapat mempengaruhi adalah umur, pengetahuan, pendidikan, paritas, jarak kehamilan, penyakit kronis , investasi parasit dan kecukupan konsumsi zat gizi.

(34)

Variabel Independen Variabel Dependen

Karakteristik Ibu Hamil

• Umur

• Pendidikan

• Pengetahuan

• Paritas

• Jarak kehamilan

• Penyakit kronis

• Infeksi parasit

• Kecukupani konsumsi kalori

• Kecukupan konsumsi protein

Program Suplementasi Zat Besi

• Kecukupan konsumsi tablet besi

Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

(35)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan sesuai dengan pendekatan adalah rancangan studi sekat silang. Alasan memilih rancangan ini adalah oleh karena pengukuran variabel yang diteliti baik dependen maupun independen dilakukan dalam waktu bersamaan.

3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Dairi bulan November 2006 sampai dengan bulan Januari tahun 2007. Lokasi penelitian ini dipilih adalah dengan alasan sebagai berikut :

a. Lokasi penelitian diketahui dari studi pendahuluan mempunyai masalah anemia pada ibu hamil.

b. Penulis bertugas di wilayah lokasi penelitian sehingga lebih mudah untuk berkodinasi dengan petugas setempat.

(36)

3. 3. Populasi dan Sampel

3. 3. 1. Populasi

Adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 36 minggu – 40 minggu pada saat pemeriksaan Hb di 14 Kecamatan Kabupaten Dairi pada bulan Januari tahun 2007. Populasi pada usia kehamilan dimaksud bertujuan untuk memastikan asumsi sementara bahwa ibu hamil yang menjadi subjek penelitian sudah tercakup dan cukup mendapat tablet besi sesuai dengan prosedur suplementasi zat besi pada ibu hamil.

3. 3. 2. Sampel

a.Besar sampel menurut Issac dan Michael

² N pq

Jumlah sesuai dengan rumus : s = (3.1) d²(N-1)+Χ² pq

- s = Jumlah sample

- p = perkiraan proporsi (prevalensi) penyakit pada populasi. Pada penelitian ini p sesuai dengan studi pendahuluan rata rata proporsi

ibu hamil anemia mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah :

47,5 % + 35,92 % + 24,20 % + 24,95 % + 44,23 %

p = = 35,36 %

(37)

- q = 1-p

- N= Jumlah populasi, tergantung dari jumlah populasi ibu hamil

dengan usia kehamilan 36 – 40 minggu pada saat penelitian - ²∝ = Harga tabel chi square untuk ∝ tertentu. Pada penelitian

ini harga ² tergantung dari harga derajat kebebasan (dk) masing masing variabel.

Seluruh variabel mempunyai harga derajat kebebasan

adalah 1 sehingga ² tabel pada ∝= 0.05 adalah 3,841 - d = Presisi absolut yang diinginkan

Dalam penelitian ini adalah 10 % (0,10).

N pada saat penelitian adalah sebanyak 200 orang, maka dari Persamaan (3.1) didapat jumlah sample adalah :

( 3,841) 200 x 0,3536 ( 1- 0,3536 ) s = = 61,223

( 0,10)² ( 200 -1 ) + ( 3,841) x 0,3536 ( 1- 0,3536 )

Jumlah sampel minimum adalah 62 orang.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 70 orang.

b. Cara pengambilan sampel

(38)

Puskesmas Pembantu. Kerangka sampel disususn sesuai dengan populasi. Kemudian sampel diambil dari seluruh populasi dengan cara simple random sampling dengan bantuan tabel angka acak.

3. 4. Metode Pengumpulan Data

3. 4. 1. Data sekunder

Data sekunder yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data populasi ibu hamil pada usia kehamilan 36-40 minggu yang berdomisili di wilayah Kabupaten Dairi. Metode pengumpulan data adalah dengan melihat catatan medik dari bidan desa, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan dokumen Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi. Deskripsi lokasi penelitian diperoleh dari dokumen Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dairi.

3.4.2. Data primer.

1. Kejadian anemia

Metode pengumpulan data : Sampling survey. Teknik : Pemeriksaan.

Alat pengumpul data : Kolorimeter cyanmethemoglobin. 2. Kecukupan konsumsi tablet besi

(39)

3. Umur

Metode pengumpulan data : Sampling survey. Teknik : Wawancara. Alat pengumpul data : Kuesioner.

4. Pendidikan

Metode pengumpulan data : Sampling survey. Teknik : Wawancara. Alat pengumpul data : Kuesioner.

5. Pengetahuan

Metode pengumpulan data : Sampling survey. Teknik : Wawancara. Alat pengumpul data : Kuesioner.

6. Paritas

Metode pengumpulan data : Sampling survey. Teknik : Wawancara. Alat pengumpul data : Kuesioner.

7. Jarak kehamilan

Metode pengumpulan data : Sampling survey.

Teknik : Wawancara, pemeriksaan. Alat pengumpul data : Kuesioner, pemeriksaan fisik.

(40)

Teknik : Wawancara Alat pengumpul data : Kuesioner.

9. Infestasi parasit

Metode pengumpulan data : Sampling survey. Teknik : Pemeriksaan. Alat pengumpul data : Mikroskop.

10.Kecukupan konsumsi zat gizi

Metode pengumpulan data : Sampling survey. Teknik : Wawancara.

Alat pengumpul data : Kuesioner yang dikutip dari Pedoman Survei Gizi Tingkat Kecamatan Dep Kes RI.

3.4.3. Uji reliabilitas dan validitas

(41)

Koefisien korelasi reliabilitas (r11) adalah 0,638 yaitu lebih besar dari harga kritik r product moment pada = 0,05 adalah 0,632 atau alat tersebut adalah reliabel. Koefisien korelasi validitas (rxy) dengan rumus Pearson yaitu korelasi product moment adalah 0,867 yaitu lebih besar dari harga kritis product moment pada = 0,05 adalah yaitu 0,632 ,dengan kesimpulan alat tersebut adalah valid.

3.5. Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran

3.5.1. Variabel

3.5.1.1. Variabel dependen pada penelitian adalah kejadian anemia pada ibu hamil pada usia kehamilan 36 – 40 minggu.

3.5.1.2. Variabel independen adalah: kecukupan konsumsi tablet besi , umur, pendidikan, pengetahuan, paritas, jarak kehamilan, penyakit kronis, infestasi parasit, kecukupan konsumsi zat gizi yang terdiri dari kecukupan konsumsi kalori dan kecukupan konsumsi protein.

3.5.2. Definisi operasional dan metode pengukuran

(42)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Independen

Metode Pengukuran besi oleh ibu hamil mulai kehamilan sampai pemeriksaan Hb a. 0 tablet sampai 60 tablet disebut tidak cukup

2.Umur Usia responden pada saat pemeriksaan hemoglobin yang dihitung sesuai dari tanggal lahir responden yang dikategorikan

Pendidikan formal yang pernah diikuti oleh responden berdasarkan sertifikat yang terahir didapat oleh responden

Pendidikan dikategorikan yaitu a.tidak sekolah sampai tamat SLTP adalah rendah.

(43)

Tabel 3.1 lanjutan 4. Pengobatan dan penanggulangan anemia ibu hamil

Masing masing item di atas bila diketahui oleh responden akan mendapat skor = 1,

Bila tidak diketahui mendapat skor = 0.

(44)

Tabel 3.1 lanjutan

7.Penya kit kronis

Penyakit yang sedang diderita oleh responden yaitu Penyakit TBC, yang dikategorikan dengan,

a. Ada menderita penyakit kronis b.Tidak ada menderita penyakit

Yaitu adanya infes tasi cacing pada responden berupa Ascaris Lumbricoides, Necator americanus, Ankylosto ma duodenale, Tri churis trichiura yang dikategorikan

(45)

Tabel 3.1 lanjutan

Yaitu pola makan responden dinilai berdasarkan angka kecukupan gizi per hari dengan mngevaluasi makanan sehari hari melalui kuesioner yang dikutip dari Pedoman Survei Gizi Tingkat Kecamatan Depkes RI. Pola makan dengan konsumsi Gizi , yang ditetapkan sesuai dengan Widya

(46)

Tabel 3.2

Jenis Variabel, Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Dependen

Metode Pengukuran

Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran persentase kejadian ibu hamil, ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi, kejadian anemi pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi dan persentase yang cukup mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi di Kabupaten Dairi, dilanjutkan dengan menghitung 95% Confidence Interval p yaitu estimasi persentase pada populasi.

(47)

p = x/n (3.2)

95% CI p = p ± z

p .q / n .

(N-n) / (N-1) (3.3)

dimana: p= persentase faktor yang diteliti pada sampel. = 0,05 maka z= 1,96

q= 1-p

95% CI p= persentase faktor yang diteliti pada populasi n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

3.7.2. Analisis bivariat

Untuk melihat ada tidaknya hubungan kejadian anemia oleh masing masing variabel independen dilakukan uji chi square dengan tingkat signifikan

(48)

Tabel 3.3

Crosstabs Variabel Dependen dan Independen

Variabel Dependen Vaiabel

Independen Anemia Tidak Anemia

Jumlah

0 a b r1

1 c d r2

Jumlah s1 s2 N

0 dan 1 = kategori sampel yang mempunyai karakteristik sesuai dengan definisi operasional variabel.

Dari tabel 3.1 didapat persamaan sebagai pberikut :

( ad – bc )² N

² = (3.4) r1 r2 s1 s2

dimana : ² = chi square

a = jumlah sampel anemia dengan kategori 0 b = Jumlah sampel tidak anemia dengan kategori 0

(49)

Pada perhitungan bila ² > ² =0,05 atau p <0,05 kesimpulan adalah bahwa ada perbedaan yang bermakna antara variabel yang diteliti menjadi risiko kejadian anemia. Bila ² < ² =0,05 atau p >0,05 kesimpulan adalah tidak ada perbedaan yang bermakna antara variabel yang diteliti menjadi risiko kejadian anemia.

3.7.3. Menghitung OR

Perhitungan OR dilakukan untuk mengetahui estimasi risiko relatif kejadian anemia oleh masing masing variabel independen yang berhubungan sesuai dengan hasil yang ditunjukkan oleh uji chi square, kemudian dilanjutkan dengan menghitung (1- ) CI OR atau 95% CI OR yaitu estimasi risiko relatif pada populasi.

Rumus statistik menghitung OR variabel variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

a/b ad

OR = = (3.5) c/d bc

1 ± ( Z∝/ ²)

95% Confidence Interval OR = OR (3.6) dimana : z = 1,96

(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Geografi

Kabupaten Dairi mempunyai luas 1.916,25 km² yang terdiri dari 14 Kecamatan yang terletak pada posisi 98º' 00' BT – 98º 30' BT dan 2º.15'LU – 3º.00' LU. Sebagian besar tanahnya berbukit bukit dengan kemiringan yang bervariasi dan ketinggian antara 700 m s/d 1.250 m di atas permukaan laut.

4.1.2. Keadaan penduduk

(51)

Tabel 4.1

Distribusi Jumlah Kepala Keluarga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk pada tiap Kecamatan di Kabupaten Dairi Tahun 2006

No Kecamatan Kepala Keluarga Jiwa Kepadatan Penduduk Sumber : BPS Kabupaten Dairi tahun 2006.

* Tidak ada data.

4.1.3. Sarana kesehatan

(52)

1 berbanding 136.399. Puskesmas adalah 1 berbanding 12.500 penduduk sedangkan sarana yang tersedia adalah 1 berbanding 17.000 penduduk.

Tabel.4.2

Sarana Kesehatan di Kabupaten Dairi

No Jenis sarana Jumlah

Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah Sakit Umum Swasta

Puskesmas Rawat Inap Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi Tahun 2006.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Kejadian Anemia

(53)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Ibu hamil menurut Kejadian Anemia dan Tidak Anemia

No Kejadian Anemia Frekuensi Persentase

1 2

Anemia Tidak anemia

39 31

55,7 44,3

Total (n) 70 100,0

4.2.2. Program suplementasi zat besi

4.2.2.1.Cakupan suplementasi zat besi. Dari tabel.4.4 terlihat bahwa di Kabupaten Dairi ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi yaitu 65,7% yaqng masih lebih kecil dari sasaran yaitu 90%.

Tabel.4.4

Distribusi Frekwensi Ibu Hamil menurut Cakupan Suplementasi Zat Besi

No Cakupan supplementasi zat besi Frekuensi Persentase

1 2

Tidak tercakup

Tercakup

24

46

34,3

65,7

Jumlah (n) 70 100,0

(54)

Tabel 4.5

Distribusi Ibu Hamil yang Tercakup Suplementasi Zat Besi menurut Kejadian Anemia

No Kejadian Anemia Frekuensi Persentase

4.2.2.3. Kecukupan konsumsi tablet besi pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi. Pada tabel 4.6 ditunjukkan bahwa pada ibu hamil mendapat suplementasi zat besi yang cukup mengkonsumsi tablet besi hanya 56,5 % sedangkan 43,5% tidak cukup mengkonsumsi tablet besi. Ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi ternyata tidak seluruhnya cukup mengkonsumsi tablet besi.

Tabel.4.6

Distribusi Frekuensi Ibu Hamil yang Tercakup Suplementasi Zat Besi menurut Kecukupan Konsumsi Tablet Besi

(55)

4.2.3. Distribusi frekuensi variabel independen yang diteliti

4.2.3.1. Kecukupan konsumsi tablet besi dari seluruh ibu hamil. Seluruh ibu hamil maksudnya adalah ibu hamil yang tercakup dan yang tidak tercakup oleh program suplementasi zat besi. Kecukupan konsumsi tablet besi adalah salah satu variabel independen yang diteliti. Dari tabel 4.7 bahwa persentase ibu hamil yang tidak cukup mengkonsumsi tablet besi masih tinggi yaitu sebesar 62,9% sedangkan yang cukup mengkonsumsi tablet besi masih rendah yaitu 37,1%. Walaupun pada tabel 4.4 ditunjukkan bahwa yang tercakup suplementasi zat besi 65,7% tetapi yang cukup mengkonsumsi tablet besi adalah 37,1%.

4.2.3.2. Umur.Tabel 4.7 menunjukan bahwa ibu hamil di Kabupaten Dairi kebanyakan adalah mempunyai umur ≥ 20 tahun yaitu sebesar 95,7%, sedangkan ibu hamil yang mempunyai umur < 20 tahun adalah 4,3%.

4.2.3.3. Pendidikan. Tabel 4.7 menunjukan bahwa persentase ibu hamil yang mempunyai pendidikan rendah adalah 58,6% lebih besar dari ibu hamil dengan pendidikan tinggi 41,4%.

(56)

4.2.3.5. Paritas. Tabel 4.7 menunjukan bahwa persentase ibu hamil yang mempunyai paritas >4 adalah 18,6 % lebih kecil dari ibu hamil yang mempunyai paritas 0 – 4 adalah sebesar 81,4%.

4.2.3.6. Jarak kehamilan. Tabel 4.7 menunjukan bahwa persentase ibu hamil dengan jarak kehamilan < 2 tahun adalah 40% atau lebih kecil dibanding jarak kehamilan ≥2 tahun yaitu sebesar 60%. Pada peenelitian ini, dengan variabel dependen jumlah sampel adalah 65 orang karena 5 orang sampel belum pernah melahirkan (Primigravida).

4.2.3.7. Penyakit kronis. Tabel 4.7 menunjukan bahwa seluruh ibu hamil tidak mempunyai penyakit kronis.

4.2.3.8. Infestasi parasit. Tabel 4.7 menunjukan bahwa dijumpai ibu hamil yang terinfestasi parasit (+) dengan persentase sebesar 35,7%.

4.2.3.9. Kecukupan konsumsi kalori. Tabel 4.7 menunjukan bahwa sebagian besar ibu hamil adalah dengan konsumsi kalori tidak cukup mempunyai persentase sebesar 74,3%.

(57)

Seluruhnya ibu hamil yang diteliti sebagian besar mengkonsumsi protein yang berasal dari hewani terutama ikan kering.

Tabel.4.7

Distribusi Frekwensi Ibu Hamil menurutVariabel Independen yang Diteliti

No Variabel Yang diteliti Frekuensi Persentase Kecukupan konsumsi tablet besi

(58)

Tabel 4.7 lanjutan

(59)

Tabel 4.8

Hasil Analisis Univariat beberapa faktor yang diteliti

No Faktor yang Diteliti Persentase = P (%)

4.3.1.1. Persentase kejadian anemia pada ibu hamil. Dari tabel 4.8 terlihat bahwa persentase ibu hamil anemia cukup tinggi yaitu 55,7% (95% CI

P=46,3%;65,1%)artinya bahwa pada populasi proporsi anemia ibu hamil berada pada level 46,3%;65,1%.

4.3.1.2. Persentase ibu hamil yang mendapat suplementasi zat besi. Pada Tabel 4.8 ditunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak mendapat supplementasi zat besi 65,7% (95%CI P=56,7%;74,7%) artinya bahwa pada populasi proporsi ibu hamil yangmendapat suplementasi zat besi berada pada level 56,7%;74,7%.

(60)

bahwa pada populasi, persentase ibu hamil anemia pada yang mendapat suplementasi zat besi berada pada level 39,5%;64,9%.

4.3.1.4. Persentase yang cukup mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil yang mendapat suplementasi zat besi. Pada tabel 4.8 ditunjukkan bahwa persentase ibu hamil yang cukup mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil yang mendapat suplementasi zat besi adalah 56,5% (95%CI P= 43,9%;69,1%) artinya bahwa pada populasi proporsi ibu hamil anemia pada yang mendapat suplementasi zat besi berada pada level 43,9%;69,1%.

4.3.2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan kecukupan konsumsi tablet besi, umur, pendidikan, pengetahuan, paritas, jarak kehamilan, penyakit kronis, infestasi parasit serta konsumsi zat gizi terhadap kejadian anemia.

4.3.2.1. Hubungan kejadian anemia dengan kecukupan konsumsi tablet besi. Hasil analisis statistik yang ditunjukkan oleh tabel 4.9 adalah p >0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kejadian anemia konsumsi tablet besi tidak cukup dengan cukup pada ibu hamil .

(61)

tidak ada perbedaan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai umur < 20 tahun dengan ibu hamil yang mempunyai umur ≥20 tahun.

4.3.2.3. Hubungan kejadian anemia dengan pendidikan. Dalam tabel 4.9 terlihat bahwa hasil analisis statistik yang ditunjukkan oleh tabel di atas adalah p <0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai pendidikan rendah dengan ibu hamil yang mempunyai pendidikan tinggi dengan OR= 2,732 (95% CI OR = 1,024; 7,288) artinya bahwa pada populasi, estimasi risiko relatif terjadinya anemia pada ibu hamil yang mempunyai pendidikan rendah adalah antara 1,024 – 7,288 kali dibanding ibu hamil yang mempunyai pendidikan tinggi.

4.3.2.4. Hubungan kejadian anemia dengan pengetahuan. Dalam tabel 4.9 terlihat bahwa hasil analisis statistik yang ditunjukkan oleh tabel di atas adalah p <0,05 artinya ada ada perbedaan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai pengetahuan rendah dengan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan tinggi dengan OR=4,386 ( 95% CI OR= 1,475: 13,045 ) artinya bahwa pada populasi estimasi risiko relatif terjadinya anemia pada ibu hamil pengetahuan rendah adalah antara 1,475 ; 13,045 kali dibanding ibu hamil yang pengetahuan tinggi.

(62)

perbedaan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai paritas > 4 dengan ibu hamil yang mempunyai paritas 0-4.

4.3.2.6. Hubungan kejadian anemia dengan jarak kehamilan. Dalam tabel 4.9 terlihat bahwa hasil analisis statistik yang ditunjukkan adalah p< 0,05 artinya ada ada perbedaan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan <2 tahun dengan ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan ≥2 tahun OR= 3,889 ( 95% CI OR=1,284: 11,782 ) artinya bahwa pada populasi estimasi risiko kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan <2 tahun adalah antara 1,284: 11,782 kali dibanding ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan ≥2 tahun .

4.3.2.7. Hubungan kejadian anemia dengan penyakit kronis. Tabel 4.9 menunjukkan hasil analisis chi square bahwa hubungan penyakit kronis yang diderita dengan kejadian anemia ibu hamil tidak dapat dianalisis karena ternyata semua responden tidak ada yang menderita penyakit kronis.

(63)

risiko relatif kejadian anemia pada ibu hamil yang terinfestasi parasit adalah antara 2,563: 29,768 kali dibanding ibu hamil yang tidak terinfestasi parasit.

4.3.2.9. Hubungan kejadian anemia dengan kecukupankalori. Dari tabel 4.9 terlihat bahwa hasil analisis statistik yang ditunjukkan oleh tabel di atas bahwa p <0,05 artinya ada ada perbedaan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan kecukupan konsumsi kalori tidak cukup dengan ibu hamil dengan kecukupan konsumsi kalori cukup OR = 46,143 ( 95% CI OR= 5,606; 379,769) artinya pada populasi bahwa estimasi risiko terjadinya anemia pada ibu hamil mengkonsumsi kalori tidak cukup pada sampel adalah antara 5,606: 379,769 kali dibanding ibu hamil yang mengkonsumsi kalori cukup.

(64)

Tabel 4.9

Hasil Analisis Chi Square Variabel Independen terhadap Kejadian Anemi Ibu Hamil

Anemia Tidak

(65)

Tabel 4.9 lanjutan

(66)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Kejadian Anemia pada Ibu hamil

Persentase anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi terlihat pada deskripsi penelitian adalah 55,7%. Angka ini adalah prevalensi anemia pada ibu hamil di Kabupaten Dairi. Keadaan ini menunjukkan angka yang lebih tinggi dari angka Kabupaten Dairi tahun 2005 sebesar 35,36%. Angka yang didapat pada penelitian ini juga lebih tinggi dari SKRT tahun 2001 di Indonesia (41%) dan SKRT tahun 2004 di Daerah Khusus Ibukota sebesar 43,5% yang masih berada di atas angka sasaran sebesar 40% pada tahun 2010.

Prevalensi anemia yang masih cukup tinggi di Kabupaten Dairi memerlukan penanggulangan dengan mengatasi faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia di samping program suplementasi zat besi yang sudah dilaksanakan seperti di daerah lain di Indonesia.

5.2. Program Suplementasi Zat Besi

(67)

Persentase kejadian anemia pada ibu hamil yang tercakup suplementase zat besi adalah sebesar 52,2%, yang berarti suplementasi zat besi yang dilaksanakan di Kabupaten Dairi belum dapat sepenuhnya menanggulangangi kejadian anemia pada ibu hamil. Dapat disimpulkan bahwa penanggulangan anemia di Kabupaten Dairi harus diikuti cara lain di samping program suplementasi zat besi.

Ibu hamil yang cukup mengkonsumsi tablet besi dari yang tercakup suplementasi tablet besi adalah sebesar atau 56,5%. Cakupan ini adalah relatif kecil dan ibu hamil yang drop out mengkonsumsi tablet besi adalah sebesar 43,5%. Faktor yang menyebabkan tidak cukup mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil yang mendapat suplementasi zat besi belum diketahui, dalam hal ini masih diperlukan penelitian untuk mengetahui kejadian tersebut.

5.3. Hubungan Faktor yang Diteliti dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Kabupaten Dairi

5.3.1. Hubungan pendidikan dengan kejadian anemia ibu hamil

(68)

antara 1,024 – 7,288 kali dibanding ibu hamil yang mempunyai pendidikan tinggi. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Badan Litbangkes di Kabupaten Magelang tahun 2003.

Pendidikan dapat menanggulangi anemia secara tidak langsung yaitu dengan pendidikan yang tinggi yang dimiliki ibu hamil maka akan mempermudah mengadopsi pengetahuan untuk menanggulangi anemia.

5.3.2. Hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia ibu hamil

Penelitian yang dilakukan oleh Herlina dkk (2005) di wilayah kerja kota Bogor menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan kejadian anemia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai pengetahuan tidak baik sebanyak 38,5% lebih kecil dari yang mempunyai pengetahuan baik sebesar 61,5%. Pada penelitian ini hasil analisis statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian anemia ibu hamil. OR=4,386 ( 95% CI OR= 1,475: 13,045 ) artinya bahwa pada populasi estimasi risiko terjadinya anemia pada ibu hamil pengetahuan rendah adalah antara 1,475 ; 13,045 kali dibanding ibu hamil yang pengetahuan tinggi.

(69)

penanggulangan anemia, oleh sebab itu pengetahuan sangat dibutuhkan untuk penanggulangan anemia ibu hamil, sehingga penyuluhan untuk menambah pengetahuan ibu sangat diperlukan.

5.3.3. Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia ibu hamil

Penelitian yang dilakukan oleh Herlina dkk (2005) di wilayah kerja kota Bogor menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan jarak kehamilan <2 tahun sebesar 40% lebih kecil dibanding ibu hamil dengan jarak kehamilan ≥ 2 tahun yaitu sebesar 60%..

Dari hasil analisis statistik diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan jarak kehamilan. OR= 3,889 ( 95% CI OR=1,284: 11,782 ) artinya bahwa pada populasi estimasi risiko kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan <2 tahun adalah antara 1,284: 11,782 kali dibanding ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan ≥2 tahun Hasil ini sesuai dengan penelitian Aminuddin dan Wahyudin (2007) di Baltimurung Sulawesi Selatan. Oleh sebab itu salah satu penanggulangan anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi dapat dilakukan dengan memperpanjang jarak kehamilan dengan penggunaan alat alat kontrasepsi dan penyuluhan keluarga berencana.

(70)

5.3.4. Hubungan infestasi parasit dengan kejadian anemia ibu hamil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang terinfestasi parasit sebesar 35,7%, lebih kecil dari yang tidak terinfestasi parasit sebanyak 64,3%.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan infestasi parasit. OR=12,078 ( 95% CI OR =3,136: 46,519) artinya pada populasi bahwa estimasi risiko kejadian anemia pada ibu hamil yang terinfestasi parasit adalah antara 2,563: 29,768 kali dibanding ibu hamil yang tidak terinfestasi parasit.

Kecacingan pada manusia baik oleh cacing gelang, cacing cambuk maupun cacing tambang dapat menyebabkan perdarahan yang menahun yang berakibat turunnya cadangan besi dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan timbulnya anemia ( Rasmaliah,2004). Oleh karena itu dalam penanggulangan anemia ibu hamil diperlukan tindakan dengan mengatasi infestasi parasit pada kelompok sasaran dengan pemberian obat cacing secara berkala pada wanita usia subur di samping memperbaiki kesehatan lingkungan.

5.3.5. Hubungan kecukupan konsumsi kalori dengan kejadian anemia ibu hamil Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan konsumsi kalori tidak cukup adalah sebesar 74,3%, lebih besar dari persentase ibu hamil yang cukup mengkonsumsi kalori.

(71)

46,143 ( 95% CI OR= 5,606: 379,769) artinya pada populasi bahwa estimasi risiko relative untuk terjadinya anemia pada ibu hamil mengkonsumsi kalori tidak cukup pada sampel adalah antara 5,606: 379,769 kali dibanding ibu hamil yang mengkonsumsi kalori cukup.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa bila intake kalori tidak cukup maka lemak dan protein akan dipecah menjadi kalori (Ganong,1983), sedangkan untuk pembentukan hemoglobin membutuhkan protein (Karyadi,2007). Akibat dari pemecahan protein menjadi kalori pada ibu hamil maka protein yang dibutuhkan untuk sintesa hemoglobin akan berkurang sehingga dapat menimbulkan anemia. Oleh karena itu untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil diperlukan penambahan kalori pada ibu hamil.

5.3.6. Hubungan kecukupan konsumsi tablet besi dengan kejadian anemia ibu hamil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak cukup mengkonsumsi tablet besi masih tinggi yaitu sebesar 62,3%, sedangkan yang cukup adalah sebesar 37,1%. Hasil ini lebih rendah dari target pelayanan kesehatan seharusnya yang cukup adalah sebanyak 90% (Depkes RI, 1999).

(72)

Landasan teori dalam Bab Pendahuluan yang menyebutkan bahwa penyebab anemia pada ibu hamil sebagian besar adalah disebabkan oleh defisiensi zat besi.

Analisis statistik pada penelitian ini bertentangan dengan hasil yang disebutkan di atas yaitu bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan konsumsi tablet besi. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi tidak ada hubungannya dengan kecukupan konsumsi tablet besi.

Hal ini kemungkinan disebabkan konsumsi protein yang cukup yaitu 95,7% ibu hamil cukup mengkonsumsi protein dan sebagian besar berasal dari hewani (ikan kering) yang cukup mengandung heme iron yang dapat mencukupi kebutuhan zat besi pada ibu hamil dengan konsumsi tablet besi tidak cukup.

5.3.7. Hubungan umur dengan kejadian anemia ibu hamil

(73)

95,7%, sehingga faktor umur tidak dapat menunjukkan hubungan dengan kejadian anemia.

5.3.8. Hubungan paritas dengan kejadian anemia ibu hamil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mempunyai paritas > 4 orang adalah 18,6% dan paritas 0-4 orang adalah 81,4%.

Dari hasil analisis statistik diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan paritas. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina dkk (2005) di wilayah kerja kota Bogor menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia, akan tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin dkk (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor lain yang mempengaruhi pada ibu hamil dengan paritas >4 seperti pendidikan, pengetahuan dan jarak kehamilan dan kecukupan konsumsi kalori.

5.3.9. Hubungan konsumsi protein dengan kejadian anemia ibu hamil

(74)

Dari hasil analisis statistik diperoleh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian anemia pada ibu hamil dengan kecukupan konsumsi protein.

Karyadi (2007) menyatakan untuk membangun sel sel baru termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku dan jaringan otot dibutuhkan protein, sehingga seharusnya ada hubungan yang bermakna antara kecukupan konsumsi protein dengan kejadian anemia.

Keadaan yang menyebabkan tidak ada hubungan yang signifikan kemungkinan disebabkan faktor lain yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil dengan konsumsi protein cukup yaitu kecukupan konsumsi kalori. Menurut Ganong (1983) bahwa bila intake kalori yang tidak cukup maka lemak dan protein akan dipecah sebagai sumber energi. Pada ibu hamil dengan kekurangan konsumsi kalori, protein yang cukup dikonsumsi akan dipecah sebagai energi sehingga tidak ada perbedaan antara yang cukup mengkonsumsi dan tidak cukup mengkonsumsi protein untuk menimbulkan anemia pada ibu hamil.

5.4. Keterbatasan Penelitian

(75)

5.4.1. Bias

Bias yang mungkin terjadi pada penelitian ini adalah bias seleksi dan bias informasi.

5.4.1.1. Bias seleksi yaitu kesalahan dalam memilih subjek.Tujuan penelitian adalah untuk, mengetahui persentase ibu hamil yang mendapat suplementasi tablet besi, mengetahui persentase kejadian anemi pada ibu hamil yang mendapat tablet besi, mengetahui persentase ibu hamil yang cukup mengkonsumsi tablet besi dan mengetahui Odds Ratio (OR) faktor yang berhubungan yang diteliti yaitu kecukupan konsumsi tablet besi, umur, pendidikan, pengetahuan, paritas, jarak kehamilan, penyakit kronis, infestasi parasit dan konsumsi kalori dan protein. Sesuai dengan judul penelitian adalah analisis faktor yang berhubungan dengan anemia ibu hamil maka subjek adalah berasal dari populasi ibu hamil, akan tetapi sesuai dengan salah satu tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persentase ibu hamil yang mendapat suplementasi zat besi, sedangkan cakupan program suplementasi zat besi dapat dievaluasi pada bulan terahir kehamilan. Maka untuk mengurangi kemungkinan bias subjek yang diambil adalah ibu dengan usia kehamilan 36-40 minggu.

(76)

angka kesalahan maka pencuplikan sampel diambil sesuai dengan metode statistik untuk menentukan subjek dan jumlah sampel.

5.4.1.2. Bias informasi. Bias Informasi yaitu kesalahan dalam mengamati, memilih instrumen, mengukur, membuat klasifikasi, mencatat informasi dan membuat interpretasi tentang paparan maupun penyakit.

Pada penelitian ini instrumen yang dipakai sebagian dengan memakai quesioner dengan teknik wawancara. Bias yang mungkin timbul adalah dari pewawancara dan dari responden. Bias yang timbul dari pewawancara pada penelitian ini diperkecil dengan terlebih dulu memberikan pelatihan. Bias yang berasal dari responden terutama dari kuesioner dipergunakan untuk mengumpul data konsumsi gizi per hari. Untuk memperkecil bias yang berasal dari responden maka yang diwawancarai adalah konsumsi gizi dalam satu bulan terahir.

5.4.2. Keterbatasan peneliti

(77)

dengan teman teman mahasiswa untuk memecahkan permasalahan permasalahan dalam melakukan penelitian ini.

(78)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Persentase anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi masih tinggi yaitu sebesar 55,7% (95% CI = 46,3,7%;65,1%) . Persentase ini di atas target keberhasilan perbaikan status gizi yaitu 40%. 2. Persentase ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi masih

rendah adalah 65,7% (95%CI = 56,7%; 74,7%) yaitu di bawah indikator keberhasilan cakupan yaitu 90%.

3.Persentase kejadian anemia pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi adalah 52,2% (95%CI =39,5,7%;64,9%). Suplementasi zat besi pada ibu hamil belum dapat menanggulangi anemia pada ibu hamil. 4. Persentase yang cukup mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi adalah sebesar 56,5% (95%CI = 43,9%;69,1%) yang masih dibawah target yaitu sebesar 90%.

5. Hasil analisis dengan uji chi square menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil di Kabupaten Dairi

tahun 2006 adalah kecukupan konsumsi kalori, infestasi parasit pengetahuan, jarak kehamilan,pendidikan.

(79)

379,769).

b. Infestasi parasit dengan OR=12,078 ( 95% CI =3,136: 46,519) c. Pengetahuan dengan OR=4,386 ( 95% CI = 1,475: 13,045 ) d. Jarak kehamilan dengan OR= 3,889 ( 95% CI=1,284: 11,782 ). e. Pendidikan dengan OR= 2,732 (95% CI= 1,024: 7,288).

6.2. Saran

1. Perlu adanya pemberian makanan tambahan tinggi kalori kepada ibu hamil untuk meningkatkan kecukupan konsumsi kalori oleh Pemerintah Kabupaten.

2. Perlu adanya pemberian obat cacing terhadap ibu pasangan usia subur secara berkala untuk mencegah infestasi parasit cacing pada kehamilan oleh Pemerintah Kabupaten.

3. Perlu ditingkatkan pengetahuan pasangan usia subur untuk mengetahui bahwa jarak kehamilan dapat mempengaruhi keadaan hemoglobin oleh Pemerintah Kabupaten.

4. Perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang pengertian, penyebab, akibat akibat dan cara penanggulangan anemia melalui penyuluhan terhadap kelompok pasangan usia subur secara rutin oleh pihak Pemerintah Kabupaten secara terkoordinasi antara instansi .

(80)

yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi untuk meningkatkan cakupan program suplementasi zat besi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi.

Gambar

Gambar 1            : Bagan Kerangka Konsep ..................................            18
Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep
Tabel  3.1 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Independen
Tabel 3.1 lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan di Kabupaten Nias memiliki asertivitas yang rendah antara lain adalah jenis kelamin, budaya patriarki, tingkat pendidikan

penelitian yang akan saya lakukan yaitu pada variabel terikat yaitu kecerdasan emosional sedangkan perbedaannya terdapat pada variable bebas yaitu tingkat

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik. seharusnya terjadi korelasi antara variabel bebas. Akibat bagi

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas didalam penelitian ini yaitu gaya hihup yang ditinjau dari variabel pembelian produk bermanfaat, kesukaan, gaya hidup mewah, dan hasrat

Prestasi Memanah Jarak 18 Meter Ronde Nasional, dengan kata lain semakin baik kemampuan kekuatan otot lengan atlet panahan memiliki kecenderungan dapat

Dengan menggunakan F hitung dapat diartikan bahwa menerima Ha dan Ho ditolak yaitu 204.811 ≥ 3.162 F hitung lebih besar dari F tabel berarti variabel

Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian meliputi identifikasi sejauh mana tingkat kepuasan kerja pegawai dan faktor-faktor pentingldominan apa saja yang menyebabkan kepuasan

Tari ini merupakan penuangan ide serta kreativitas dari rangsang kinestetik dan rangsang gagasan yaitu pengalaman empiris penata tari yang pernah berproses dengan