• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karsinoma Sel Skuamosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karsinoma Sel Skuamosa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KARSINOMA SEL SKUAMOSA

Dr. Donna Partogi, SpKK

NIP. 132 308 883

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK.USU/RSUP H.ADAM MALIK/RS.Dr.PIRNGADI

(2)

KARSINOMA SEL SKUAMOSA

PENDAHULUAN

Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis

yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari

kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Faltor predisposisi karsinoma sel

skuamosa (KSS) antara lain radiasi sinar ultraviolet, bahan karsinogen, arsenic dan

lain-lain.1,2,3,4

Nama lain KSS adalah epitelioma sel skuamosa (Prickle), karsinoma sel prickle,

karsinoma epidermoid, pavement epithelioma, spinalioma, karsinoma Bowen dan

cornified epithelioma. 4

EPIDEMIOLOGI

KSS lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit berwarna dan

lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita, terutama pada usia 40-5- tahun.

Insiden KSS meninggi seiring dengan bertambahnya usia.1,2,3

ETIOLOGI

Seperti pada umumnya kanker yang lain, penyebab kanker kulit ini juga belum

diketahui secara pasti. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan

KSS pada kulit yaitu faktor sinar matahari, arsen, hidrokarbon, suhu, radiasi kronis, parut,

virus. 5

GAMBARAN KLINIS

KSS pada umunya sering terjadi pada usia 40-50 tahun dengan lokasi yang

tersering adalah pada daerah yang terbanyak terpapar sinar matahari seperti wajah,

telinga, bibir bawah, punggung, tangan dan tungkai bawah.

Secara klinis ada 2 bentuk KSS, yaitu:

1. KSS in situ

(3)

hidrokarbon keratosis, arsenikal keratosis, kornu kutanea, penyakit bowen, dan

eritroplasia Queyrat. KSS in situ ini dapat menetap di epidermis dalam jangka

waktu lama dan tak dapat diprediksi, dapat menembus lapisan basal sampai ke

dermis dan selanjutnya bermetastase melalui saluran getah bening regional.

2. KSS invasif

KSS invasiv ini dapat berkembang dari KSS in situ dan dapat juga dari kulit

normal, walaupun jarang. KSS invasif yang dini baik yang muncul pada

karsinoma in situ, lesi premaligna atau kulit normal, biasanya adalah berupa nodul

keciol dengan batas yang tidak jelas, berwarna sama dengan warna kulit atau agak

sedikit eritema. Permukaannya mula-mula lembut kemudian berkembang menjadi

verukosa atau papilomatosa. Ulserasi biasanya timbul didekat pusat dari tumor,

dapat terjadi cepat atau lambat, sering sebelum tumor berdiameter 1-2 cm.

Permukaan tumor mungkin granular dan mudah berdarah, sedangkan pinggir

ulkus biasanya meninggi dan mengeras. Dapat dijumpai krusta.5,6,7

METASTASIS

Sebagian besar KSS bermetastasis melalui saluran kelenjar limfe regional.

Kemampuan metastasis KSS berhubungan dengan ukuran kedalaman invasi tumor, lokasi

tumor dan status imunologi penderita. 4,5

HISTOPATOLOGI

Secara histopatologi KSS terdiri dari massa yang irreguler dari sel-sel epidermis

yang berproliferasi dan menginvasi ke dermis. KSS yang berdiferensiasi baik

menunjukkan keratinisasi yang cepat dari lapisan sel skuamosa. Sel-sel tumor tersusun

secara fokal dan konsentris disertai massa keratin, sehingga terbentuklah mutiara tanduk

(horn pearls) yang khas pada KSS berdiferensiasi baik. 2,8.

Pada KSS diferensiasi buruk menunjukkan keratinisasi yang terbatas atau kurang

sel-sel atipik dengan gambaran mitosis yang abnormal. Tidak dijumpai interseluler

(4)

DIAGNOSIS

Diagnosis KSS ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan histopatologis. 4,8

DIAGNOSIS BANDING 1,4,5,8

1. Keratoakantoma

2. Keratosis aktinik

3. Pseudo epitheiomatous hiperplasia

4. Karsinoma sel basal

5. Kutaneus granuloma

PENATALAKSANAAN

Pengobatan KSS tergantung dari ukuran tumor, bentuk dan lokasi tumor, sefat

dasar dari kulit dimana tumor itu timbul, tipe, kedalaman jaringan yang diinvsi tumor

tersebut. Sbaiknya pemilihan cara pengangkatan KSS ini menghasilkan seminimal

mungkin cacat dan gangguan pada pasien.

Ada 4 metode pengobatan yang umumnya dilakukan pada KSS yaitu: bedah

listrik, bedah eksis, radiasi, kemoterapi. 5,6

LAPORAN KASUS

Seorang pria berumur 50 tahun datang berobat ke sub bagian bedah kulit RSU Dr.

Pirngadi medan dengan keluhan adanya daging tumbuh pada kelamin os sejak kira-kira

10 tahun yang lalu, mula-mula benjoilan kecil makin lama makin besar dan mudah

berdarah. OS belum pernah disunat. Pada pemeriksaan fisik dijumpai status generalisata

baik, status dermatologi terlihat benjolan dengan permukaan tidak rata, ulserasi, berwarna

kuning kemrahan, mudah berdarah dengan pinggiran keras.

Pada pemeriksaan histopatologi dijumpai sediaan jaringan dengan epitel tatah

berlapis yang mengalami disorganisasi dengan inti membesar pleomorfik. Kromatin

(5)

(massa keratin). Stroma terdiri dari jaringan ikat dengan sebukan sel-sel radang limfosit.

Kesimpulan: Keratinizing Squamous Cell

Diagnosis kerja: Karsinoma sel skuamosa. Penatalaksanaan : eksisi

DISKUSI

Diagnosis Karsinoma sel skuamosa pada pasien ini ditegakkan berdasarkan pada

gambaran klinis dan histopatologis. Gambaran klinis yang menyokong ialah terdapatnya

benjolan yang membesar secara lambat dengan ulserasi kemerahan, mudah berdarah dan

pinggiran yang keras.

Gambaran histopatologis menyokong ke arah KSS karena dijumpai masa keratin

dengan formasi mutiara tanduk. Pada kasus ini os belum disirkumsisi, hal ini merupakan

salah satu faktor predisposisi timbulnya KSS.

Pengobatan utama KSS adalah bedah eksisi, bedah listrik, radiasi dan kemoterapi.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Schawarth RA, Stoll HL. Squamous cell carcinoma. Dalam: Fitzpatrick TB, Eizen

AZ, Wolff K, Freedberg IM, Auten KF, penyunting. Dermatology in general

medicine, 4th ed, New York: Mc Graw Hill. 1993:821-35.

2. Koh HK, Bhawan J. Tumours of the skin. Dalam : Moschella, Hurley,

penyunting. Dermatology, 3rd ed. Philadephia: WB Saunders Co. 1992: 1735-37. 3. Mackie RM. Epidermal skin tumoura,. Dalam: Rook, Wilkinson, Ebling,

penyunting. Textbook of dermatology, 5th ed. London: Blackwell Scientific Pub. 1993: 1497-1501.

4. Rata IGAK. Tumor kulit. Dalam: Ilmu Penyakit kulit dan kelamin, edisi ketiga.

Jakarta:FKUI. 1999: 207-15.

5. Habib TP. Squamous Cell Carcinoma. Dalam: A colour guide to diagnosis and

terapi. St Louis: Mosby.. 1996: 666-8

6. Karo WA. Benign & Malignant growth. Dalam: a Lange medical Book ed,

Dermatology. Canada: Prentice Hall International. 1991:508-10.

7. Farmer ER, Hood AF. Malignant Tumours of the epidermis in oathology of the

skin. Cana: Prentice Hall International. 1990: 579-85

8. Kelompok kerja kanker FK UI / RSUPNCM. Protokol Larsinoma sel skuamosa

Referensi

Dokumen terkait

Hastuti : Karsinoma Sel Basal Pada Wajah, 2005... Hastuti : Karsinoma Sel Basal Pada

Karsinoma sel basal adalah tumor kulit ganas yang jarang bermetastase, sering dijumpai pada orang kulit putih, laki –laki lebih banyak dariw anita. Faktor predisposisi dan

Distribusi tampilan pewarnaan imunohistokimia Lmp-1 positif pada KSS rongga mulut (Tabel 7) yang merupakan hasil perkalian intensitas tampilan warna (tabel 5) dengan

Invasi limfovaskular positif terdapat pada sebagian besar kasus KSS serviks dengan derajat diferensiasi buruk, tetapi tidak ada hubungan yang bermakna antara

Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang menilai ekspresi E-cadherin pada KSS kepala leher primer dan mendapatkan tidak terdapat hubungan antara ukuran tumor

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dimana kejadian karsino- ma sel skuamosa pada sinonasal ditemukan pada beberapa kasus sebagai

Daerah wajah merupakan daerah yang sering terpapar sinar matahari sehingga jumlah NP yang ditemukan di daerah wajah lebih banyak.4,6 Simpulan Berdasar atas penelitian ini dapat

Sunscreen sangat penting bagi kulit remaja, karena pada usia remaja, kulit wajah sudah mulai terpapar sinar matahari akibat tingginya aktivitas diluar ruangan, namun pemilihan sunscreen