• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Tidur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gangguan Tidur"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GAN GGUAN TI D UR

D r I SKAN D AR JAPARD I

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Ba gia n Be da h

Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN

Ganguan t idur m erupakan salah sat u keluhan yang paling sering dit em ukan pada penderit a yang berkunj ung ke prakt ek. Gangguan t idur dapat dialam i oleh sem ua lapisan m asyarakat baik kaya, m iskin, berpendidikan t inggi dan rendah m aupun orang m uda, sert a yang paling sering dit em ukan pada usia lanj ut .

Pada orang norm al, gangguan t idur yang berkepanj angan akan m engakibat kan perubahan- perubahan pada siklus t idur biologiknya, m enurun daya t ahan t ubuh sert a m enurunkan prest asi kerj a, m udah t ersinggung, depresi, kurang konsent rasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat m em pengaruhi keselam at an diri sendiri at au orang lain. Menurut beberapa penelit i gangguan t idur yang berkepanj angan didapat kan 2,5 kali lebih sering m engalam i kecelakaan m obil dibandingkan pada orang yang t idurnya cukup

Diperkirakan j um lah penderit a akibat gangguan t idur set iap t ahun sem akin lam a sem akin m eningkat sehingga m enim bulkan m aslah kesehat an. Di dalam prakt ek sehari- hari, kecendrungan unt uk m em pergunakan obat hipnot ik, t anpa m enent ukan lebih dahulu penyebab yang m endasari penyakit nya, sehingga sering m enim bulkan m asalah yang baru akibat penggunaan obat yang t idak adekuat . Melihat hal diat as, j elas bahw a gangguan t idur m erupakan m asalah kesehat an yang akan dihadapkan pada t ahun- t ahun yang akan dat ang.

I I . TI D UR FI SI OLOGI S

Tidur m erupakan salah sat u cara unt uk m elepaskan kelelahan j asm ani dan kelelahan m ent al. Dengan t idur sem ua keluhan hilang at au berkurang dan akan kem bali m endapat kan t enaga sert a sem angat unt uk m enyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Sem ua m akhluk hidup m em punyai iram a kehidupan yang sesuai dengan beredarnya w akt u dalam siklus 24 j am . I ram a yang seiring dengan rot asi bola dunia disebut sebagai iram a sirkadian. Pusat kont rol iram a sirkadian t erlet ak pada bagian vent ral ant erior hypot halam us.

Bagian susunan saraf pusat yang m engadakan kegiat an sinkronisasi t erlet ak pada subst ansia vent rikulo ret ikularis m edulo oblogat a yang disebut sebagai pusat t idur. Bagian susunan saraf pusat yang m enghilangkan sinkronisasi/ desinkronisasi t erdapat pada bagian rost ral m edulo oblogat a disebut sebagai pusat penggugah at au aurosal st at e.

Tidu r diba gi m e n j a di 2 t ipe ya it u :

(2)

Fase aw al t idur didahului oleh fase NREM yang t erdiri dari 4 st adium , lalu diikut i oleh fase REM. Keadaan t idur norm al ant ara fase NREM dan REM t erj adi secara bergant ian ant ara 4- 7 kali siklus sem alam . Bayi baru lahir t ot al t idur 16-20 j am / hari, anak- anak 10- 12 j am / hari, kem udian m enurun 9- 10 j am / hari pada um ur diat as 10 t ahun dan kira- kira 7- 7,5 j am / hari pada orang dew asa.

Tipe N REM diba gi da la m 4 st a diu m ya it u : 1 . Tidu r st a diu m Sa t u .

Fase ini m erupakan ant ara fase t erj aga dan fase aw al t idur. Fase ini didapat kan kelopak m at a t ert ut up, t onus ot ot berkurang dan t am pak gerakan bola m at a kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3- 5 m enit dan m udah sekali dibangunkan. Gam baran EEG biasanya t erdiri dari gelom bang cam puran alfa, bet ha dan kadang gelom bang t het a dengan am plit udo yang rendah. Tidak didapat kan adanya gelom bang sleep spindle dan kom pleks K

2 . Tidu r st a diu m du a

Pada fase ini didapat kan bola m at a berhent i bergerak, t onus ot ot m asih berkurang, t idur lebih dalam dari pada fase pert am a. Gam baran EEG t erdiri dari gelom bang t het a sim et ris. Terlihat adanya gelom bang sleep spindle, gelom bang vert eks dan kom plek K

3 . Tidu r st a diu m t iga

Fase ini t idur lebih dalam dari fase sebelum nya. Gam baran EEG t erdapat lebih banyak gelom bang delt a sim et ris ant ara 25% - 50% sert a t am pak gelom bang slee[ spindle.

4 . Tidu r st a diu m e m pa t

Merupakan t idur yang dalam sert a sukar dibangunkan. Gam baran EEG didom inasi oleh gelom bang delt a sam pai 50% t am pak gelom bang sleep spindle.

Fase t idur NREM, ini biasanya berlangsung ant ara 70 m enit sam pai 100 m enit , set elah it u akan m asuk ke fase REM. Pada w akt u REM j am pert am a prosesnya berlangsung lebih cepat dan m enj adi lebih inst en dan panj ang saat m enj elang pagi at au bangun.

Pola t idur REM dit andai adanya gerakan bola m at a yang cepat , t onus ot ot yang sangat rendah, apabila dibangunkan ham pir sem ua organ akan dapat m encerit akan m im pinya, denyut nadi bert am bah dan pada laki- laki t erj adi eraksi penis, t onus ot ot m enunj ukkan relaksasi yang dalam .

Pola t idur REM berubah sepanj ang kehidupan seseorang sepert i periode neonat al bahw a t idur REM m ew akili 50% dari w akt u t ot al t idur. Periode neonat al ini pada EEG- nya m asuk ke fase REM t anpa m elalui st adium 1 sam pai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persent asi t ot al t idur REM berkurang sam pai 40% hal ini sesuai dengan kem at angan sel- sel ot ak, kem udian akan m asuk keperiode aw all t idur yang didahului oleh fase NREM kem udian fase REM pada dew asa m uda dengan dist ribusi fase t idur sebagai berikut :

- NREM ( 75% ) yait u st adium 1: 5% ; st adium 2 : 45% ; st adium 3 : 12% ;

st adium 4 : 13%

(3)

I I I . PERAN AN N EUROTRAN SM I TER

Keadaan j aga at au bangun sangat dipengaruhi oleh sist im ARAS ( Ascending Ret iculary Act ivit y Syst em ) . Bila akt ifit as ARAS ini m eningkat orang t ersebut dalam keadaan t idur. Akt ifit as ARAS m enurun, orang t ersebut akan dalam keadaan t idur.

Ak t ifit a s ARAS in i sa n ga t dipe n ga r u h i ole h a k t ifit a s n e u r ot r a n sm it e r sepert i sist em serot oninergik, noradrenergik, kholonergik, hist am inergik.

Sist e m se r ot on e r gik

Hasil serot onergik sangat dipengaruhi oleh hasil m et abolism a asam am ino t rypt hopan. Dengan bert am bahnya j um lah t rypt opan, m aka j um lah serot onin yang t erbent uk j uga m eningkat akan m enyebabkan keadaan m engant uk/ t idur. Bila serot onin dari t rypt opan t erham bat pem bent ukannya, m aka t erj adikeadaan t idak bisa t idur/ j aga.

Menurut beberapa penelit i lokasi yang t erbanyak sist em serot ogenik ini t erlet ak pada nukleus raphe dorsalis di bat ang ot ak, yang m ana t erdapat hubungan akt ifit as serot onis dinukleus raphe dorsalis dengan t idur REM.

Sist e m Adr e n e r gik

Neuron- neuron yang t erbanyak m engandung norepineprin t erlet ak di badan sel nukleus cereleus di bat ang ot ak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat m em pengaruhi penurunan at au hilangnya REM t idur.

Obat - obat an yang m em pengaruhi peningkat an akt ifit as neuron noradrenergik akan m enyebabkan penurunan yang j elas pada t idur REM dan peningkat an keadaan j aga.

Sist e m Kh olin e r gik

Sit aram et al ( 1976) m em bukt ikan dengan pem berian prost igim in int ra vena dapat m em pengaruhi episode t idur REM. St im ulasi j alur kholihergik ini, m engakibat kan akt ifit as gam baran EEG sepert i dalam keadaan j aga. Gangguan akt ifit as kholinergik sent ral yang berhubungan dengan perubahan t idur ini t erlihat pada orang depresi, sehingga t erj adi pem endekan lat ensi t idur REM. Pada obat ant ikolinergik ( scopolam ine) yang m engham bat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus m aka t am apk gangguan pada fase aw al dan penurunan REM.

Sist e m h ist a m in e r gik

Pengaruh hist am in sangat sedikit m em pengaruhi t idur

Sist e m h or m on

(4)

I V. I N SI D EN SI

Ham pir sem ua orang pernah m engalam i gangguan t idur selam a m asa kehidupannya. Diperkirakan t iap t ahun 20% - 40% orang dew asa m engalam i kesukaran t idur dan 17% diant aranya m engalam i m asalah serius.

Prevalensi gangguan t idur set iap t ahun cendrung m eningkat , hal ini j uga sesuai dengan peningkat an usia dan berbagai penyebabnya. Kaplan dan Sadock m elaporkan kurang lebih 40- 50% dari populasi usia lanj ut m enderit a gangguan t idur. Gangguan t idur kronik ( 10- 15% ) disebabkan oleh gangguan psikiat ri, ket ergant ungan obat dan alkohol.

Menurut dat a int ernasional of sleep disorder, prevalensi penyebab- penyebab gangguan t idur adalah sebagai berikut : Penyakit asm a ( 61- 74% ) , gangguan pusat pernafasan ( 40- 50% ) , kram kaki m alam hari ( 16% ) , psychophysiological ( 15% ) , sindrom a kaki gelisah ( 5- 15% ) , ket ergant ungan alkohol ( 10% ) , sindrom a t erlam bat t idur ( 5- 10% ) , depresi ( 65) . Dem ensia ( 5% ) , gangguan perubahan j adw al kerj a ( 2-5% ) , gangguan obst ruksi sesak saluran nafas ( 1- 2% ) , penyakit ulkus pept ikus ( < 1% ) , narcolepsy ( m endadak t idur) ( 0,03% - 0,16% )

V. KLASI FI KASI

I n t e r n a sion a l Cla ssifica t ion of Sle e p D isor de r s 1 . D issom n ia

Ga n ggu a n t idu r in t r isik

Narkolepsi, gerakan anggot a gerak periodik, sindrom a kaki gelisah, obst ruksi saluran nafas, hipovent ilasi, post t raum at ik kepala, t idur berlebihan ( hipersom nia) , idiopat ik.

Ga n ggu a n t idu r e k st r isik

Tidur yang t idak sehat , lingkungan, perubahan posisi t idur, t oksik, ket ergant ungan alkohol, obat hipnot ik at au st im ulant

Ga n ggu a n t idu r ir a m a sir k a dia n

Jet - lag sindrom a, perubahan j adw al kerj a, sindrom a fase t erlam bat t idur, sindrom a fase t idur belum w akt unya, bangun t idur t idak t erat ur, t idak t idur selam a 24 j am .

2 . Pa r a som n ia

• Gangguan aurosal

Gangguan t idur berj alan, gangguan t idur t eror, aurosal konfusional

• Gangguan ant ara bangun- t idur

Gerak t iba- t iba, t idur berbicara,kram kaki, gangguan gerak beriram a

• Berhubungan dengan fase REM

Gangguan m im pi buruk, gangguan t ingkah laku, gangguan sinus arrest

• Parasom nia lain- lainnya

Bruxism ( ot ot rahang m engeram ) , m engom pol, sukar m enelan, dist onia parosism al

3 . Ga n ggu a n t idu r be r h u bu n ga n de n ga n ga n ggu a n k e se h a t a n / psik ia t r i

• Gangguan m ent al

Psikosis, anxiet as, gangguan afekt if, panik ( nyeri hebat ) , alkohol

(5)

Penyakit degenerat if ( dem ensia, parkinson, m ult iple sklerosis) , epilepsi, st at us epilepsi, nyeri kepala, Hunt ingt on, post t raum at ik kepala, st roke, Gilles de- la t ouret t e sindrom a.

• Berhubungan dengan kondisi kesehat an

Penyakit asm a,penyakit j ant ung, ulkus pept ikus, sindrom a fibrosit is, refluks gast roint est inal, penyakit paru kronik ( PPOK)

4 . Ga n ggu a n t idu r ya n g t ida k t e r k la ssifik a si

1 . D I SSOM N I A

Adalah suat u keadaan dim ana seseorang m engalam i kesukaran m enj adi j at uh t idur ( failling as sleep) , m engalam i gangguan selam a t idur ( difficult y in st aying as sleep) , bangun t erlalu dini at au kom binasi daint aranya.

A. Ga n ggu a n t idu r spe sifik

N a r k ole psi

Dit andai oleh serangan m endadak t idur yang t idak dapat dihindari pada siang hari, biasanya hanya berlangsung 10- 20 m enit at au selalu kurang dari 1 j am , set elah it u pasien akan segar kem bali dan t erulang kem bali 2-3 j am berikut nya. Gam baran t idurnya m enunj ukkan penurunan fase REM 30- 70% . Pada serangan t idur dim ulai dengan fase REM.

Berbagai bent uk narkolepsi:

- Narkolepsi kat aplesia, adalah kehilangan t onus ot ot yang sem ent ara

baik sebagian at au seluruh ot ot t ubuh sepert i j aw drop, head drop

- Hypnagogic halusinasi audit orik/ visual adalah halusinasi pada saat

j at uh t idur sehingga pasien dalam keadaan j aga, kem udian ke kerangka pikiran norm al.

- Sleep paralis adalah ot ot volunt er m engalam i paralis pada saat m asuk

t idur sehingga pasien sadar ia t idak m am pu m enggerakkan ot ot nya. Gangguan ini m erupakan kelainan heridit er, kelainannya t erlet ak pada lokus krom oson 6 didapat kan pada orang- orang Caucasian w hit e dengan populasi lebih dari 90% , sedangkan pada bangsa Jepang 20- 25% , dan bangsa I srael 1: 500.000. Tidak ada perbedaan ant ara j enis kelam in laki dan w anit a. Kelainan ini diduga t erlet ak ant ara bat ang ot ak bagian at as dan kronik pada m alam harinya sert a t idak rst orasi sepert i t erput usnya fase REM

Ga n ggu a n ge r a k a n a n ggot a ge r a k ba da n se ca r a pe r iodik ( pe r iodik lim b m ove m e n t disor de r s) / m iok lon u s n or t u k n a l

Dit andai adanya gerakan anggot a gerak badan secara st reot ipik, berulang selam a t idur. Paling sering t erj adi pada anggot a gerak kaki baik sat u at au kedua kaki. Bent uknya berupa skt ensi ibu j ari kaki dan fleksi sebagian pada sendi lut ut dan t um it . Gerak it u berlangsung ant ara 0,5- 5 det ik, berulang dalam w akt u 20- 60 det ik at au m ungkin berlangsung t erus-m enerus dalaerus-m beberapa erus-m enit at au j aerus-m . Bent uk t onik lebih sering dari pada m ioklonus.

Sering t im bul pada fase NREM at au saat onset t idur sehingga m enyebabkan gangguan t idur kronik yang t erput us. Lesi pada pusat kont rol pacem aker bat ang ot ak. I nsidensi 5% dari orang norm al ant ara usia 30- 50 t ahun dan 29% pada usia lebih dari 50 t ahun.

(6)

Sin dr om a k a k i ge lisa h ( Re st le ss le gs syn dr om e ) / Ek bom s syn dr om e

Dit andai oleh rasa sensasi pada kaki/ kaku, yang t erj adi sebelum onset t idur. Gangguan ini sangat berhubungan dengan m ioklonus nokt urnal. Pergerakan kaki secara periodik disert ai dengan rasa nyeri akibat kej ang ot ot M. t ibialis kiri dan kanan sehingga penderit a selalu m endorong-dorong kakinya.

Dit em ukan pada penyakit gangguan ginj al st adium akut , parkinson, w anit a ham il. Lokasi kelainan ini diduga diant ara lesi bat ang ot ak-hipot alam us

Ga n ggu a n be r n a fa s sa a t t idu r ( sle e p a pn e a )

Terdapat t iga j enis sleep apnea yait u cent ral sleep apnea, upper airw ay obst ruct ive apnea dan bent uk cam puran dari keduanya.

Apnea t idur adalah gangguan pernafasan yang t erj adi saat t idur, yang berlangsung selam a lebih dari 10 det ik. Dikat akan apnea t idur pat ologis j ika penderit a m engalam i episode apnea sekurang kurang lim a kali dalam sat u j am at au 30 episode apnea selam a sem alam . Selam a periodik ini gerakan dada dan dinding perut sangat dom inan.

Apnea sent ral sering t erj adi pada usia lanj ut , yang dit andai dengan int erm it en penurunan kem am puan respirasi akibat penurunan sat urasi oksigen. Apnea sent ral dit andai oleh t erhent inya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selam a t idur, sehingga pergerakan dada dan dinding perut m enghilang. Hal ini kem ungkinan kerusakan pada bat ang ot ak at au hiperkapnia.

Gangguan saluran nafas ( upper airw ay obst ruct ive) pada saat t idur dit andai dengan peningkat an pernafasan selam a apnea, peningkat an usahas ot ot dada dan dinding perut dengan t uj uan m em aksa udara m asuk m elalui obst ruksi. Gangguan ini sem akin berat bila m em asuki fase REM. Gangguan saluran nafas ini dit andai dengan nafas m egap- m egap at au m endengkur pada saat t idur. Mendengkur ini berlangsung 3- 6 kali bersuara kem udian m enghilang dan berulang set iap 20- 50 det ik. Serangan apnea pada saat pasien t idak m endengkur. Akibat hipoksia at au hipercapnea, m enyebabkan respirasi lebih akt if yang diakt ifkan oleh form asi ret ikularis dan pusat respirasi m edula, dengan akibat pasien t erj aga danrespirasi kem bali norm al secara reflek.

Baik pada sent ral at au obst ruksi apnea, pasien sering t erbangun berulang kali dim alam hari, yang kadang- kadang sulit kem bali unt uk j at uh t idur. Gangguan ini sering dit andai dengan nyeri kepala at au t idak enak perasaan pada pagi hari. Pada anak- anak sering berhubungan dengan gangguan kongenit al saluran nafas, dysot onom i syndrom e, adenot onsilar hypert ropi. Pada orang dew asa obst ruksi saluran nafas sept al defek, hipot iroid, at au bradikardi, gangguan j ant ung, PPOK, hipert ensi, st roke, GBS, arnord chiari m alform at ion.

Pa sk a t r a u m a k e pa la

Sebagian besar pasien dengan paska t raum a kepala sering m engeluh gangguan t idur. Jarak w akt u ant ara t raum a kepala dengan t im bulnya keluhan gangguan t idur set elah 2- 3 t ahun kem udian.

(7)

dengan proses program rehabilit asi sepert i sleep hygine. Lit ium carbonat dapat m enurunkan angka frekw ensi gangguan t idur akibat t raum a kepala

B. Ga n ggu a n t idu r ir a m a sir k a dia n

Sleep w ake schedule disorders ( gangguan j adw al t idur) yait u gangguan dim ana penderit a t idak dapat t idur dan bangun pada w akt u yang dikehendaki,w alaupun j um lah t idurnya t at ap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan iram a t idur sirkadian norm al.

Bagian- bagian yang berfungsi dalam pengat uran sirkadian ant ara lain t em perat ur badan,plasm a darah, urine, fungsi ginj al dan psikologi. Dalam keadan norm al fungsi iram a sirkadian m engat ur siklus biologi iram a t idur-bangun, dim ana sepert iga w akt u unt uk t idur dan dua pert iga unt uk bangun/ akt ivit as. Siklus iram a sirkadian ini dapat m engalam i gangguan, apabila iram a t ersebut m engalam i peregseran. Menurut beberapa penelit ian t erj adi pergeseran iram a sirkadian ant ara onset w akt u t idur reguler dengan w akt u t idur yang irreguler ( bringing iram a sirkadian) .

Perubahan yang j elas secara organik yang m engalam i gangguan iram a sirkadian adalah t um or pineal. Gangguan iram a sirkadian dapat dikat egorikan dua bagian:

1. Sem ent ara ( acut w ork shift , Jet lag) 2. Menet ap ( shift w orker)

Keduanya dapat m engganggu iram a t idur sirkadian sehingga t erj adi perubahan pem endekan w akt u onset t idur dan perubahan pada fase REM

Be r ba ga i m a ca m ga n ggu a n t idu r ga n ggu a n ir a m a sir k a dia n a da la h se ba ga i be r ik u t :

1. Tipe fa se t idu r t e r la m ba t ( de la ye d sle e p ph a se t ype ) yait u dit andai oleh w akt u t idur dan t erj aga lebih lam bat yang diinginkan. Gangguan ini sering dit em ukan dew asa m uda, anak sekolah at au pekerj a sosial. Orang-orang t ersebut sering t ert idur ( kesulit an j at uh t idur) dan m engant uk pada siang hari ( insom nia sekunder) .

2. Tipe Je t la g ialah m enangant uk dan t erj aga pada w akt u yang t idak t epat m enurut j am set em pat , hal ini t erj adi set elah berpergian m elew at i lebih dari sat u zone w akt u. Gam baran t idur m enunj ukkan sleep lat ensnya panj ang dengan t idur yang t erput us- put us.

3. Tipe pe r ge se r a n k e r j a ( sh ift w or k t ype ) . Pergeseran kerj a t erj adi pada orang t g secara t erat ur dan cepat m engubah j adw al kerj a sehingga akan m em pengaruhi j adw al t idur. Gej ala ini sering t im bul bersam a- sam a dengan gangguan som at ik sepert i ulkus pept ikum . Gam barannya berupa pola irreguler at au m ungkin pola t idur norm al dengan onset t idur fase REM.

4. Tipe fa se t e r la lu ce pa t t idu r ( a dva n ce d sle e p ph a se syn dr om e ) .

Tipe ini sangat j arang, lebih sering dit em ukan pada pasien usia lanj ut ,dim ana onset t idur pada pukul 6- 8 m alam dan t erbangun ant ara pukul 1- 3 pagi. Walaupun pasien ini m erasa cukup ubt uk w akt u t idurnya. Gam baran t idur t am pak norm al t et api penem pat an j adw al iram a t idur sirkadian yang t dk sesuai.

5 . Tipe ba n gu n - t idu r be r a t u r a n

6 . Tipe t ida k t idu r - ba n gu n da la m 2 4 j a m .

C. Le si su su n a n sa r a f pu sa t ( n e u r ologis)

(8)

vent ral pons, yang m ana fase 1 dan 2 m enet ap t et api fase REM berkurang at au t idak ada sam a sekali. Penderit a chroea dit andai dengan gangguan t idur yang berat , yang diakibat kan kerusakan pada raphe bat ang ot ak. Penyakit sepert i Gilles de la Touret t es syndrom e, parkinson, khorea, dyst onia, gerakan- gerakan penyakit lebih sering t im bul pada saat pasien t idur. Gerakan ini lebih sering t erj adi pada fase aw al dan fase 1 dan j arang t erj adi pada fase dalam . Pada dem em sia sinilis gangguan t idur pada m alam hari, m ungkin akibat diorganisasi siklus sirkadian, t erut am a perubahan suhu t ubuh. Pada penderit a st roke dapat m engalam i gangguan t idur, bila t erj adi gangguan vaskuler didaerah bat ang ot ak epilepsi seringkali t erj adi pada saat t idur t erut am a pada fase NREM ( st adium ½ ) j arang t erj adi pada fase REM.

D . Ga n ggu a n k e se h a t a n , t ok sik

Sepert i neurit is, carpal t unnel sindrom a, dist essia, m iopat i dist ropi, low back pain, gangguan m et abolik sepert i hipo/ hipert iroid, gangguan ginj al akut / kronik, asm a, penyakit , ulkus pept ikus, gangguan saluran nafas obst ruksi sering m enyebabkan gangguan t idur sepert i yang dit unj ukkan m ioklonus nort uknal.

E. Oba t - oba t a n

Gangguan t idur dapat disebabkan oleh obat - obat an sepert i penggunaan obat st im ulan yang kronik ( am phet am ine, kaffein, nikot ine) , ant ihipert ensi, ant idepresan, ant iparkinson, ant ihist am in, ant ikholinergik. Obat ini dapat m enim bulkan t erput us- out us fase t idur REM.

2 . PARASOM N I A

Yait u m erupakan kelom pok het erogen yang t erdiri dari kej adian- kej adian episode yang berlangsung pada m alam hari pada saat t idur at au pada w akt u ant ara bangun dan t idur. Kasus ini sering berhubungan dengan gangguan perubahan t ingkah laku danaksi m ot orik pot ensial, sehingga sangat pot ensial m enim bulkan angka kesakit an dan kem at ian, I nsidensi ini sering dit em ukan pada usia anak berum ur 3- 5 t ahun ( 15% ) dan m engalam i perbaikan at au penurunan insidensi pada usia dew asa ( 3% ) .

Ada 3 fa k t or u t a m a pr e sipit a si t e r j a din ya pa r a som n ia ya it u :

a. Pem inum alkohol

b. Kurang t idur ( sleep deprivat ion) c. St ress psikososial

Kelainan ini t erlet ak pada aurosal yang sering t erj adi pada st adium t ransm isi ant ara bangun dan t idur. Gam baran berupa akt ivit as ot ot skelet al dan perubahan sist em ot onom . Gej ala khasnya berupa penurunan kesadaran ( konfuosius) , dan diikut i aurosal dan am nesia episode t ersebut . Seringkali t erj adi pada st adium 3 dan 4.

Ga n ggu a n t idu r be r j a la n ( sle pp w a lk in ) / som n a bu lism e

(9)

Pada gam baran EEG m enunj ukkan iram acam puran t erut am a t het a dengan gelom bang rendah. Bahkan t idak didapat kan adanya gelom bang alpha.

Ga n ggu a n t e r or t idu r ( sle e t e r or )

Dit andai dengan pasien m endadak bert eriak, suara t angisan dan berdiri dit em pat t idur yang t am pak sepert i ket akut an dan bergerak- gerak. Serangan ini t erj adi sepert iga m alam yang berlangsung selam a t idur NREM pada st adium 3 dan 4. Kadang- kadang penderit a t et ap t erj aga dalam keadaan t erdisorient asi, at au sering diikut i t idur berj alan. Gam baran t eror t idur m irip dengan t eror berj alan baik secara klinis m aupun dalam pem eriksaan polisom nografy. Teror t idur m ungkin m encerm inkan suat u kelainan neurologis m inor pada lobus t em poralis. Pada kasus ini sering kali t erj adi perubahan sist em ot onom nya sepert i t akhicardi, keringat dingin, pupil dilat asi, dan sesak nafas.

Ga n ggu a n t idu r be r h u bu n ga n de n ga n fa se REM

I ni m eliput i gangguan t ingkah laku, m im pi buruk dan gangguan sinus arrest . Gangguan t ingkah laku ini dit andai dengan at onia selam a t idur ( EMG) dan selanj ut nya t erj adi akt ifit as m ot orik yang keras, episode ini sering t erj adi pada larut m alam ( 1/ 2 dari larut m alam ) yang disert ai dengan ingat m im pi yang j elas. Paling banyak dit em ukan pada laki- laki usia lanj ut , gangguan psikiat ri at au dengan j anis penyakit - penyakit degenerasi, pem inum alkohol. Kem ungkinan lesinya t erlet ak pada daerah pons at au j uga didapat kan pada kasus sepert i perdarahan subarakhnoid. Gam baran m enunj ukkan adanya REM burst dan m ioklonik pot ensial pada rekam an EMG.

I V. D I AGN OSA ETI OLOGI

Sebelum m encari diagnosa penyebab suat u gangguan t idur, sebaiknya dit ent uk an t erlebih dahulu j enis danlam any a gangguan t idur ( durat ion of sleep disorder) , dengan m enget ahui j enis dan lam anya gangguan t idur, selain unt uk m em bant u m engident ifikasi penyebabnya, j uga dapat m em berikan pengobat an yang adekuat .

A. Pa da t a h u n 1 9 8 4 , The I nt ernat ional I nst it ut e of Healt h m em buat suat u konsensus pengelom pokan gangguan t idur berdasarkan lam anya gangguan yang t erdiri dari:

1. Transient yait u j ika gangguan t idurnya kurang dari 7 hari

2. Short t erm yait u j ika gangguan t idurnya m enet ap lebih dari 7 hari dan kurang dari 3 m inggu. Kedua gangguan t ersebut biasanya berhubungan dengan st ress yang akut sepert i perubahan kehidupan sosial, peningkat an em osional, fakt or lingkungan, fakt or sist em ik, kelainan gangguan kesehat an, desinkronisaso iram a sirkadian

3. Long t erm yait u j ika gangguan t idur m enet ap lebih dari 3 m inggu. Biasanya berhubungan dengan gangguan t idur prim er, gangguan psikiat ri, gangguan kesehat an, gangguan psikologi.

B. Pa da t a h u n 1 9 9 0 , Am erican Sleep Disorders Associat ion m em buat re-klasifikasi unt uk m encari kem ungkinan penyebab gangguan t idur m enj adi 4 kelom pok yait u:

1. D issom n ia, m isalnya: ganguan int risik, gangguan ekst risik, gangguan iram a sirkadian

(10)

3. Ga n ggu a n k e se h a t a n / psik ia t r i, m isalnya: gangguan m ent al, gangguan neurologi, gangguan kesehat an

4 . Ga n ggu a n ya n g t ida k t e r k la sifik a si

VI . PEN ATALAKSAN A UM UM

1. Pe n de k a t a n h u bu n ga n a n t a r a pa sie n da n dok t e r , t u j u a n n ya:

• Unt uk m encari penyebab dasarnya danpengobat an yang adekuat

• Sangat efekt if unt uk pasien gangguan t idur kronik

• Unt uk m encegah kom plikasi sekunder yang diakibat kan oleh penggunaan obat hipnot ik,alkohol, gangguan m ent al

• Unt uk m engubah kebiasaan t idur yang j elek

2 . Kon se lin g da n Psik ot h e r a pi

Psikot herapi sangat m em bant u pada pasien dengan gangguan psikiat ri sepert i ( depressi, obsessi, kom pulsi) , gangguan t idur kronik. Dengan psikot erapi ini kit a dapat m em bant u m engat asi m asalah- m asalah gangguan t idur yang dihadapi oleh penderit a t anpa penggunaan obat hipnot ik.

3 . Sle e p h ygie n e t e r dir i da r i:

a. Tidur dan bangunlah secara reguler/ kebiasaan b. Hindari t idur pada siang hari/ sam bilan

c. Jangan m engkonsum si kafein pada m alam hari

d. Jangan m enggunakan obat - obat st im ulan sepert i decongest an e. Lakukan lat ihan/ olahraga yang ringan sebelum t idur

f. Hindari m akan pada saat m au t idur, t api j angan t idur dengan perut kosong

g. Segera bangun dari t em pat bila t idak dapat t idur ( 15- 30 m enit ) h. Hindari rasa cem as at au frust asi

i. Buat suasana ruang t idur yang sej uk, sepi, am an dan enak

4 . Pe n de k a t a n fa r m a k ologi

Dalam m engobat i gej ala gangguan t idur, selain dilakukan pengobat an secara kausal, j uga dapat diberikan obat golongan sedat if hipnot ik. Pada dsarnya sem ua obat yang m em punyai kem am puan hipnot ik m erupakan penekanan akt ifit as dari ret icular act ivat ing syst em ( ARAS) diot ak. Hal t ersebut didapat kan pada berbagai obat yang m enekan susunan saraf pusat , m ulai dari obat ant i anxiet as dan beberapa obat ant i depres.

Obat hipnot ik selain penekanan akt ivit as susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses fisiologis, j uga m em punyai efek kelem ahan yang dirasakan efeknya pada hari berikut nya ( long act ing) sehingga m engganggu akt ifit as sehari- hari. Begit u pula bila pem akain obat j angka panj ang dapat m enim bulkan over dosis dan ket ergant ungan obat . Sebelum m em pergunakan obat hipnot ik, harus t erlebih dahulu dit ent ukan j enis gangguan t idur m isalnya, apakah gangguan pada fase lat ensi panj ang ( NREM) gangguan pendek, bangun t erlalu dini, cem as sepanj ang hari, kurang t idur pada m alam hari, adanya perubahan j adw al kerj a/ kegiat an at au akibat gangguan penyakit prim ernya.

(11)

t erselubungnya kondisi yang m endasarinya sert a akan berlanj ut t anpa penyelesaian yang m em uaskan.

Jadi yang t erpent ing dalam penggunaan obat hipnot ik adalah m engident ifikasi dari problem gangguan t idur sedini m ungkin t anpa m enilai kondisi prim ernya danharus berhat i- hat i pada pem akain obat hipnot ik unt uk j angka panj ang karena akan m enyebabkan t erselubungnya kondisi yang m endasarinya sert a akan berlanj ut t anpa penyelesaian yang m em uaskan. Jadi yang t erpent ing dalam penggunaan obat hipnot ik adalah m engident ifikasi penyebab yang m endasarinya at au obat hipnot ik adalah sebagai pengobat an t am bahan. Pem ilihan obat hipnot ik sebaiknya diberikan j enis obat yang bereaksi cepat ( short act ion) dgnm em bat asi penggunaannya sependek m ungkin yang dapat m engem balikan pola t idur yang norm al.

Lam anya pengobat an harus dibat asi 1- 3 hari unt uk t ransient insom nia, dan t idak lebih dari 2 m inggu unt uk short t erm insom nia. Unt uk long t erm insom nia dapat dilakukan evaluasi kem bali unt uk m encari lat ar belakang penyebab gangguan t idur yang sebenarnya. Bila penggunaan j angka panj ang sebaiknya obat t ersebut dihent ikan secara berlahan- lahan unt uk m enghindarkan w it hdraw t erapi.

D AFTAR PUSTAKA

Ada m RD. principle of neurology. 4t h ed. New York : McGraw Hill, 1989: 302- 319

Asbu r y M cKh a n. Diseases of t he nervous syst em clinical neurobiology. Hospit al Medicine Journal. Oct ober 1990: 96- 104

Goodm a n a n d Gilm a n s. The Pharm acological basis of t herapeut ics. 9t h ed. Vol. 1, 1996: 361- 398

H u gh e s JR. EEG in clinical pract ice. 2nd ed, 1994: 55- 104

Joh n A.G. The Diagnosis and m anagem ent of insom nia. The NEJM, 322( 4) January 25, 1990: 239- 247

M oh r , JPS M D. Guide t o clinical neurology. 1st ed. New York: Churchill, 1995: 833- 889

N ie de r m e yr e E.M D. Da silva f L. Elect roencephalograpy. Basic principle clinicalapplicat ions ralat ed field. 3rd ed.. Maryland, 1993: 765- 802

Ph ilip M B. I nsom nia use of a desion t ree t o assess and t reat . Post Medicine Journal. 93( 1) January 1993, 66- 85

R. Jose ph. Neuropsychyat ri, neuropsychology and clinical neuroscience. 2nd ed. Philadelpia ; William & Wilkins, 1996: 354- 372

Robe r t A. W. Hum an sleep and it s disorders. Univbersit y of Pennysilavania

Robe r t ER. I nsom nia : concerns of fam ily physician. Journal of fam ily pract ice. 36( 5) , 1993: 551- 557

Row la n d LP. Different diagnosis and t um or, in Merrit ’s t ext book of neurology. 9t h ed. New York : Rose Tree, 1995: 875- 883

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) merupakan bagian dari sistem pemastian mutu yang mengatur obat dan memastikan obat diproduksi dan mutunya dikendalikan secara konsisten

refleksi terhadap strategi metode dan media pembelajaran yang telah dilakukan, apakah sudah tepat bagi siswa2. refleksi terhadap pembentukan kelompok belajar, apakah perlu

[r]

Tempat : Sekretariat Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Belitng. Demi kelancaran proses klarifikasi dan pembuktian kualifikasi,

Selesai Selesai

&#34;Referring to the Agreement between the GovenlIJlent of the Republic of Indonesia and the Government of the Czecho- slovak Socialist Republic on the

: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Karet Rakyat Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten..., 2000... : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Karet

Pondasi sebuah bangunan berbentuk prisma tegak yang mempunyai ukuran seperti pada gambar di samping ini.. Jika tinggi pondasi 30 cm, maka volume pondasi bangunan itu