• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Tanaman Stroberi (Fragaria Sp ) Di Lapangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Tanaman Stroberi (Fragaria Sp ) Di Lapangan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

INDEKS KERAGAMAN JENIS SERANGGA PADA TANAMAN STROBERI (Fragaria Sp ) DI LAPANGAN

SKRIPSI

OLEH

AGUSTINA SARAGIH 030302048

HPT

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

INDEKS KERAGAMAN JENIS SERANGGA PADA TANAMAN STROBERI (Fragaria Sp ) DI LAPANGAN

SKRIPSI

OLEH

AGUSTINA SARAGIH 030302048

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat MemperolehGelar Sarjana diFakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

(Ir. Amansyah Siregar )

2008

( Ir. Fatimah Zahara)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN

(3)

ABSTRACT

Agustina Saragih, Diversity of Insect population of Strwberry (Fragaria SP.) at Tongkoh, Berastagi in Sub-Province of Karo. With Counselor commission Ir. Amansyah Siregar as Chiep and Ir. Fatimah Zahara as a member.

The purpose of this reseach is to find index of insect variety of strawberry, also need to find the absolute frequency value, relative frequency value, accuracy absolute, accuracy relative in all field of this research.

This research held in Tongkoh, Berastagi, Sub- Province of Karo Insect executed by net snare, pit fall trap, light trap and snaring yellow. General result of research was identifying in laboratory. Diversity index of insects population analyze by using calculation Shannon- Weinner.

Final result of research indicated that insects executed in vegetative vase counted in the amount 173 pieces consist of 7 orders and 20 families. Result of generative vase was counted with 1102 pieces consist of 22 families.

The absolute accurate of strawberry plant start from I, II, III, IV, V, observation. The result in vegetative vase as followed 7.20, 6.40, 6.60, 5.40, 7.20, 42.00, 41.80, 37.80. Value of absolute frequency in observation as followed 7.20, 6.40, 6.60, 5.40, 7.20, andin generative vase as followed 10.20, 9.90, 10.80, 8.80, 12.20.

(4)

ABSTRAK

Agustina Saragih , Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Stroberi ( Fragaria Sp. ) di Lapangan, di Desa Tongkoh Berastagi kecamatan Berastagi Kabupaten Karo dibawah bimbingan Ir. Amansyah Siregar selaku ketua dan Ir. Fatimah Zahara selaku anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga yang tertangkap pada pertanaman stroberi untuk mengtahui nilai Kerapatan Mutlak, Kerapatan Relatif, Frekuensi Mutlak dan Frekuensi Relatif pada setiap pengamatan untuk mengetahui nilai indeks keragaman jenis serangga pada pertanaman stroberi.

Penelitian ini dilaksanakan didesa Tongkoh Kecamatan Berastagi. Penangkapan serangga digunakan dengan menggunakan perangkap jaring, perangkap jatuh, perangkap kuning dan perangkap cahaya. Hasil pengamatan diidentifikasi dilaboratorium. Indeks keanekaragaman dianalisis dengan menggunakan perhitungan Shanon-Weinner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah serangga yang tertangkap pada fase vegetatif sebanyak 173 ekor, yang terdiri atas 7 ordo dan 20 famili dan fase Generatif sebanyak 1102 ekor terdiri dari 22 famili.

Adapun nilai Kerapatan mutlak (KM) pada pertanaman stroberi pada fase vegetatif mulai dari pengamatan I, II, III, IV dan V secara berturut-turut yaitu: 7.20, 6.40, 6.60, 5.40, dan 7.20.Pada fase generatif nilai Kerapatan Mutlak pada setiap pengamatan dari I samapai V yaitu: 50.60, 49,40, 42,00, 41.80, 38,80. Sedangkan nilai Frekuensi Mutlak pada fase vegetatif pada pengamatang I sampai V yaitu: 7.20, 6,40, 6,60, 5.40, 7.20 dan pada fase generatif yaitu: 10.20, 9.90, 10.80, 8,80, 12,20.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Agustina Saragih dilahirkan pada tanggal 11 Agustus 1984 dari

pasangan Ayahanda T. Saragih dan Ibunda M. Purba. Penulis merupakan

putri ketujuh dari 7 bersaudara.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah SD Inpres

094134 Tigaurung lulus tahun 1996, SLTP N I Sidamanik lulus tahun

1999, SMU Negeri I Sidamanik lulus tahun 2002 dan pada tahun 2003

masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB di Departemen

Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Perkebunan

(6)

KATA

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa

karena berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari Skripsi adalah INDEKS KERAGAMAN JENIS

SERANGGA PADA TANAMAN STROBERI ( Fragaria Sp ) DILAPANGAN.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Ir. Amansyah Siregar selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu

Ir. Fatimah Zahara selaku anggota komisi pembimbing dan juga kepada

teman-teman yang telah memberikan saran dan arahan sehingga Skripsi

ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan Kripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh

pihak, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2008

(7)

DAFTAR ISI

Jenis Serangga Pada Tanaman Stroberi ... 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan Dan Alat ... 11

Metode Analisis Data ... 12

Pelaksanaan Penelitian ... 13

Perangkap Jaring ... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Serangga Yang Teratangkap Fase Vegetatif ... 20

(8)

Nilai KM, KR, FM, FR Fase ... 24 Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 33

Saran ... 33

(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Jumalah Serangga yang Terangkap Pada Fase vegetatif ... 20 2. Jumlah Seangga Yang tertangkap Pada Fase Generatif ... 22

3. Nialai Kerapatan Mutlak(KM), Kerapatan Relatif(KR), Frekuensi Mutlak(FM) dan Frekuensi Relatif (FR) pada Fase Vegetatif ... 25

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Perangkap Jaring (Swepp Net) ... 14

2. Perangkap Jatuh ( Pit fall Trap) ... 15

3. Perangkap Cahaya (Light Trap) ... 16

4. Perangkap Kuning (Yellow Trap)... 17

5. Gambar Lokasi Penelitian ... 48

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1.Populasi Serangga pada Fase Vegetatif ... 36

2. Populasi Serangga Pada Fase Generatif ... 37

3. Contoh analisa Data ... 38

4. Foto Lahan Penelitian ... 48

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman stroberi telah dikenal sejak jaman Romawi. Stroberi

merupakan salah satu buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Daya pikatnya terletak pada warna buah, yang merah mencolok dengan

bentuk yang mungil, menarik, serta rasa yang manis segar

(Kurnia, 2005).

Negara penghasil utama didunia adalah Amerika Serikat. Kemajuan

produksi stroberi di Amerika didukung oleh penelitian-penelitian intensiv

selama 60-70 tahun, yang meliputi aspek genetika, fisiologi, kimia,

agronomi, hama dan penyakit, pasca panen, pengolahan, serta tata

niaganya (Gunawan, 2003).

Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang

dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika

Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu

menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil)

Fragaria x annanassa var Duchesne. Varietas stroberi introduksi yang

dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara,

Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet

(13)

Di Cianjur ditanam varietas Hokowaze asal Jepang yang cepat

berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama menanam stroberi,

menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk

membuat makanan olahan dari stroberi seperti jamu (Anonimus, 2005).

Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan

pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu species stroberi yaitu

Fragaria chiloensis L. menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan

Asia . Selanjutnya species lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas

dibandingkan species lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali

masuk ke Indonesia (Anonimus, 2007).

Dibandingakan dengan di luar negeri, usaha stroberi di Indonesia

masih tergolong skala sangat kecil. Skala usaha budidaya stroberi di

Indonesia hanya antara 2-10 Ha. Usaha ini dicoba oleh beberapa

perusahaan di daerah Jawa Barat seperti Sukabumi, Cipanas, Lembang,

serta Bali. (Kurnia, 2005).

Perusahaan-perusahaan ini mendatangkan bibit dari Amerika dan

sebagian kecil dari New Zealand. Produksi sudah menunjukkan angka

yang menggembirakan pada kultivar tertentu. Puncak produksi adalah

Juni sampai Oktober. Pada bulan-bulan lain masih ada produksi, tetapi

kecil dan kualitasnya pun tidak sebaik yang terjadi pada bulan

Juni-Oktober (Gunawan, 2003).

Stroberi termasuk tanaman yang memerlukan perawatan intensif.

(14)

suhu, kelembaban, kondisi tanah, serta serangan hama dan penyakit.

Namun dengan pemeliharaan yang tepat, stroberi bisa tumbuh optimal

dan memberikan hasil yang diharapkan baik secara kualitas maupun

kuantitas (Bappenas, 2003).

Hama yang sering menyerang stroberi adalah kutu daun

(Chaetosiphon fragaefolii). Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil

(1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala:

pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat.

Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.

Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.) Tungau berukuran sangat

kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga dan telur

kemerah-merahan. Gejala yang ditimbulkan yaitu daun berbercak kuning

sampai coklat, keriting, mengering dan gugur. Pengendalian dengan

insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC. Kumbang

penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek (Otiorhynchus

rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O. sulcatus).Gejala

serangan hama ini adalah di bagian tanaman yang digerek terdapat

tepung. Pengendalian dengan insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400

EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga. Kutu

putih (Pseudococcus sp.) Gejala serangan hama ini adalah bagian

tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal (Kurnia, 2005).

(15)

1. Untuk mengetahui jenis hama yang terdapat pada tanaman Stroberi

( Fragaria sp.)

2. Untuk mengetahui jenis serangga bukan hama yang terdapat pada

pertanaman stroberi (Fragaria sp.)

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan indeks keragaman jenis serangga pada

pertanaman stroberi dilapangan pada fase vegetatif dan fase generatif.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di

Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak-pihak yang

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Stroberi

Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang rata-rata

memiliki 200 biji kecil per satu buahnya. Ada 700-an macam jenis stroberi.

Salah satu jenis spesiesnya bernama Fragaria hiloensis L. Jenis ini yang

menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia . Spesies yang

lainnya yaitu F. vesca L. Yang satu ini lebih menyebar luas dibandingkan

spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke

Indonesia (Anonimus, 2007).

Heterozigositas genetik yang tinggi pada Fragaria Spp. Telah

memungkinkan pemulia tanaman mengembangkan kultivar-kultivar yang

berbeda serta resistensi terhadap beberapa hama. Masing-masing kultivar

telah dikembangkan untuk suatu daerah tertentu. Dengan demikian,

stroberi dapat dikembangkan pada kisaran regional yang luas dengan

lingkungan yang berbeda (Hancock, 1999).

Satu-satunya sifat yang tidak menguntungkan dari stroberi adalah

(17)

Untuk penyimpanan jangka panjang, stroberi dibekukan atau dalam

bentuk olahan berupa jus dan konsentrat (Puls, 1990).

Syarat Tumbuh

Tanaman stroberi bisa tumbuh dengan baik dilingkungan beriklim

sedang, tetapi suhu dan kelembaban yang ekstrem. Kondisi yang

menyebabkan berkurangnya kelembaban, seperti embusan angin yang

kuat merupakan kondisi yang kurang baik bagi stroberi. Hal tersebut dapat

diantisifasi dengan keberadaan tanaman penahan angin, rumah angin,

rumah kaca, pemberian mulsa dan pengairan yang memadai

(Kurnia, 2005).

Tanaman stroberi merupakan tanaman yang responsif terhadap

pemberian air, namun kendala yang sering dihadapi dalam pemberian air

irigasi adalah terbatasnya air irigasi selama pemberian air, sehingga

diperlukan usaha pemberian air irigasi yang efisien. Salah satu usaha

untuk menghemat air irigasi adalah dengan menggunakan lapisan

penutup tanah atau mulsa. Penggunaan mulsa mampu mereduksi panas

dari sinar matahari yang langsung menimpa permukaan tanah sehingga

mampu memperkecil besarnya jumlah evaporasi pada tanaman serta

menciptakan kondisi yang cocok bagi tanaman (Anonimus, 2007).

Tanaman stroberi menyukai kondisi lingkungan dengan rentang

kelembaban tinggi. Air menjadi kebutuhan utama dalam pembentukan

(18)

teduh atau memiliki naungan akan mempengaruhi terhadap perumbuhan

dan pembentukan stolon (Kurnia, 2005).

Kondisi tanah yang baik adalah Podsolik dan Alluvial. Tanah-tanah

dengan kandungan hara yang baik, mutlak dibutuhkan dalam

maksimalisasi pembentukan bunga dan buah. Kisaran pH untuk budidaya

stroberi adalah antara 5.8-6.5. pemilihan lokasi untuk penanaman stroberi

sedapat mungkin dihindari tanah yang pernah ditanami kentang, tomat,

atau cabai dalam tiga tahun terakhir. Ketinggian tempat yang baik untuk

penanaman stroberi adalah 1000-1500 meter dari permukaan laut

(Gunawan, 2003).

Tanah untuk penanaman stroberi perlu ditambah dengan pupuk

kandang. Apabila pupuk kandang yang diberikan belum terdekomposisi,

maka perlu diberikan jauh sebelum penanaman dengan jumlah mencapai

40 ton per hektar (Berat basah), akan tetapi bila pupuk kandang yang

dipergunakan berupa kotoran ayam maka jumlahnya cukup 20 ton per

hektar. Bila pupuk kandang diberikan dalam waktu yang dekat denga

penanaman, maka harus digunakan pupuk yang sudah matang atau jadi.

Syarat utama penaman stroberi adalah sebagai berikut:

1. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan

curah hujan 600-700 mm/tahun.

2. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam

(19)

3. Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan

baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20 0C.

4. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi

antara 80-90%.

(Anonimus, 2006).

Keragaman Jenis Serangga

Tanaman stroberi termasuk tanaman yang sering terserang hama.

Kerusakan yang ditimbulkan hama dan penyakit sering berdampak buruk

karena dapat menggagalkan panen. Semua bagian dari tanaman stroberi

dapat terserang oleh berbagai organisme pengganggu tanaman, dari

tanaman stroberi dapat terserang oleh beragam organisme penganggu

tanaman dari serangga, jamur, virus, tungau, nematoda.

(Anonimus, 2007).

Keragaman jenis adalah komunitas yang memperlihatkan tingkat

keanekaragaman jenis organisme yang ada didalamnya. Untuk

memperoleh keragaman jenis cukup diperlukan kemampuan mengenall

atau membedakan jenis meskipun tidak dapat mengidentifikasi jenis hama

(Odum, 1971).

Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi

dan perilaku adaptasi dalam lingkungannya dan demikian banyaknya

serangga yang terdapat dimuka bumi, menyebabkan banyak kajian ilmu

(20)

sebagai model. Kajian dinamika populasi misalnya bertumpu pada

perkembangan populasi serangga. (Tarumingkeng, 2001).

Didalam ekosistem alami semua mahluk hidup berada dalam

keadaan seimbang dan saling mengkontrol sehingga tidak terjadi hama.

Diekosistem alamiah keragaman jenis sangat tinggi yang berarti dalam

setiap kesatuan ruang terdapat flora dan fauna yang beragam. Tingkat

keanekaragaman pertanaman mempengaruhi timbulnya masalah hama.

Sistem pertanaman yang beraneka ragam berpengaruh terhadap populasi

hama (Oka, 1995).

Berbeda dengan ekosistem alami Agro-ekosistem memiliki keaneka

ragaman biotik dan genetik yang rendah malahan cendrung semakin

seragam seperti yang kita lihat pada sistem persawahan kita, keadaan

agro-ekosistem tidak stabil dan selalu berubah karena tindakan manusia

untuk mengolah dan mengelola ekosistem untuk kepentingannya. Dalam

keadaan demikian diekosistem pertanian sangat mudah terjadi

peningkatan populasi hama (Untung,1996).

Jenis Serangga Hama pada Tanaman Stroberi

Hama-hama yang sering menyerang tanaman stroberi yaitu

serangga, tungau dan nematoda merupakan ancaman yang selalu ada

didalam setiap penanaman. Hama-hama ini sering menyebabkan

kerusakan pada akar,daun,bunga dan buah. Disamping kerusakan

(21)

tanaman sakit dan ditularkan pada tanaman- tanaman sehat lainnya

(Gunawan, 2003).

Hama serangga dan tungau pada stroberi dapat dibagi atas

beberapa kelompok yaitu kelompok penghisap cairan tanaman (Aphid,

tungau, Tarsonemus fragariae, Kepik, Kutu Putih), Kelompok pemakan

bagian tanaman (Kumbang moncong Anthonomus Sp, kumbang moncong

Otrhynchus, lundi (Larva kumbang) kelompok penggerek yaitu larva

kupu-kupu (Aristotelia fragaria) dan larva kumbang (Tyloderma fragaria)

(Hyams, 1992).

Tidak semua jenis serangga dalam agro-ekosistem merupakan

serangga yang berbahaya atau merupakan hama, malahan sebagian

besar jenis serangga yang kita jumpai merupakan serangga bukan hama

yang dapat berupa musuh alami hama (predator, parasitoid) atau

serangga- serangga berharga lainnya seperti serangga penyerbuk bunga

(22)
(23)

BAHAN DAN METODA

Waktu dan Tempat Percobaan

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tongkoh Kecamatan

Sigundaling, Kabupaten Karo dengan ketinggian tempat 1200 mdpl.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2008

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah imago

serangga yang terdapat pada tanaman stroberi, kapas, tissue, air bersih,

kertas warna kuning, cery glue dan alkohol 70%.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stoples,

kain kasa, sweep net, light trap, pit fall trap, perangkap warna kuning,

mikroskop, pinset, lup, kalkulator, kamera, killing botle, buku kuncii

identifikasi dan alat tulis-menulis.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh pada setiap penangkapan kemudian dihitung

dan diidentifikasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan

rumus-rumus sebagai berikut:

Frekuensi Mutlak (FM) suatu jenis serangga:

Frekuensi mutlak menunjukkan jumlah individu serangga tertentu

yang ditemukan pada habitat yang dinyatakan secara mutlak (Suin, 1997).

(24)

Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis serangga:

Frekuensi Relatif menunjukkan kesering hadiran suatu jenis

serangga pada habitat dan dapat menggambarkan penyebaran jenis

serangga tersebut (Suin, 1997)

Kerapatan Mutlak (KM) suatu jenis serangga:

Kerapatan Mutlak menunjukkan jumlah serangga yang ditemukan

pada habitat yang dinyatakan secara mutlak (Suin, 1997).

KM =

- Kerapatan Relatif (KR) suatu jenis serangga

KR =

Indeks Keanekaragaman Jenis serangga

Untuk membandingkan tinggi rendahnya keragaman jenis serangga digunakan indeks shanon - Weiner (H) dengan rumus:

H= -

Pi Ni Pi

(25)

Dimana: Pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan

keseluruhan Jenis

= Jumlah jenis yang tertangkap

Ni = Jumlah individu ke-I

N = Jumlah total individu semua jenis

Dengan kriteria indeks keanekaragaman menurut krebs (1989) sebagai

berikut: H>3 (Tinggi)

H<1<3 (Sedang)

H<1 (Rendah)

Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil serangga pada

daerah pertanaman stroberi sebanyak mungkin dan mengumpulkan

semua serangga tertangkap pada areal pertanaman stroberi. Sampel

serangga yang diambil berupa imago dari serangga yang ada pada areall

pertanaman. Penangkapan serangga dilakukan dengan menggunakan

berbagai perangkap sebagai berikut: Perangkap cahaya (light trap) untuk

serangga yang respon terhadap cahaya pada malam hari (nokturnal),

perangkap warna kuning, sweep net (jaring perangkap) dan pit fall trap

(perangkap jatuh) di lapangan untuk menangkap serangga yang hidup

diatas permukaan tanah, tempat pengambilan sampel serangga (hama,

(26)

Perangkap jaring

Perangkap jaring (Sweep net) terbuat dari bahan ringan dan kuat

seperti kain kasa, mudah diayunkan dan serangga yang tertangkap dapat

terlihat. Pada pengambilan serangga degan menggunakan perangkap

jaring dibutuhkan 2 yaitu Satu untuk fase vegetatif dan satu lagi untuk

fase generatif dan penangkapan dilakukan secara serentak. Perangkap

jaring ( Sweep net ) diayunkan 2 kali dan Serangga yang tertangkap

kemudian dikumpulkan dan dipisahkan lalu dimasukkan kedalam botol

kocok untuk diidentifikasi. Penangkapan serangga dilakukan pada sore

dan pagi hari. Pada pagi hari sekitar pukul 07.00 – 09.00 Wib dan sore

hari jam 17.00 – 18.00 Wib

Gambar 1 : Sweep net

Perangkap Jatuh

Perangkap jatuh (fit fall trap) digunakanuntuk menangkap serangga

yang hidup diatas permukaan tanah. Alat ini dibuat dari baskom plastik

(27)

yang diamati. Baskom dimasukkan kedalam tanah yang diletakkan rata

dengan permukaan tanah. Serangga yang jatuh kedalam baskom

dikumpulkan, dihitung dan dimasukkan kedalam botol kocok untuk

diidentifikasi. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam sekali selama 5 kali

pegambilan data dan dipasang mulai pukul 06.00-18.00

Gambar 2 : Perangkap Jatuh

Perangkap Cahaya

Perangkap cahaya lampu (light trap) digunakan untuk menangkap

cahaya yang respon pada malam hari (nokturnal). Alat ini diletakkan pada

sebuah papan yang telah dipakukan pada sebuah tiang kayu dengan

ketinggian 1 meter. Pada bagian tengah baskom diletakkan sebuah lampu

minyak atau semprong sebagai sumber cahaya. Alat ini diletakkan

sebanyak 2 buah pada daerah pengamatan. Serangga yang jatuh

kedalam baskom dikumpulkan, dihitung dan dimasukkan kedalam botol

kocok untuk diidentifikasi. Alat ini dipasang pada pukul 18.00 dan diamati

(28)

Gambar 3 : Perangkap Cahaya

Perangkap Perekat

Perangkap perekat yang terbuat dari kertas berwarna kunig yang

berukuran 16 x 20 cm yang diolesi dengan perekat dengan merek dagang

Cehry glue merata pada permukaan kertas berwarna kuning. Alat ini

diletakkan sebanyak 6 buah pada daerah pengamatan. Serangga yang

diperoleh pada perangkap ini dikumpulkan, dihitung dan dimasukkan

kedalam botol kocok untuk diidentifikasi. Perangkap ini dipasang pada

(29)

Gambar 4 : Perangkap Kuning

Identifikasi Serangga

Serangga yang dikenali spesiesnya diidentifikasi langsung

dilapangan, sedangkan serangga yang belum dikenal diidentifikasi di

Laboratorium dengan memakai lup dan mikroskop serta mengacu pada

buku kunci determinasi serangga, antara lain Kalshoven (1981),

Borror (1992). Identifikasi dilaksanakan maksimal pada tingkat famili.

serangga yang tartangakap dari lapangan dimasukkan kedalam botol

kocok apabila ukurannya kecil dan kedalam stoples berukuran 20 x 20 cm

serangga yang berukuran besar.

Apabila ditemui larva dilapangan akan dilakukan periringan dengan

menyungkup tanaman langsung dilapangan supaya iklim cocok dan

ketersediaan bahan makanan untuk memperoleh imago dengan

pertumbuhan yang maksimal.

Peubah Amatan

(30)

Pada setiap pengamatan yang dilakukan pada berbagai cara

penangkapan yang serangga dikumpulkan diamati dan diidentifikasi

dengan menggunakan mikroskop kemudian dihitung sesuai dengan jenis

famili masing-masing pada setiap pengamatan.

2. Nilai indeks keragaman jenis serangga

Setelah jumlah serangga yang tertangkap pada setiap pengamatan

dihitung maka dihitung nilai indeks keragaman pada masing-masing

pengamatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus

H= -

Pi Ni Pi

Dengan Pi =Ni N

Dimana:

Pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan Jenis

= Jumlah jenis yang tertangkap

Ni = Jumlah individu ke-I

N = Jumlah total individu semua jenis

Dengan kriteria indeks keanekaragaman menurut krebs (1989) sebagai

berikut: H>3 (Tinggi)

H<1<3 (Sedang)

H<1 (Rendah)

3. Nilai Frekuensi Mutlak, Frekuensi Relatif, Kerapatan Mutlak, Kerapatan Relatif pada setiap pengamatan.

Setelah jumlah populasi serangga yang tertangkap diketahui

(31)

Frekuensi Relatif, Kerapatan Mutlak, Kerapatan Relatif pada setiap

pengamatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KM =

Setelah diperoleh data hasil penghitungan dari KM, KR(%), FM,

FR(%) maka akan diketahui nilai tertinggi KM, KR(%), FM, FR(%) pada

masing – masing fase vegetatif dan generatif setiap pengamatan

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa serangga yang tertangkap

pada fase vegetatif tanaman stroberi sebanyak 7 ordo yang terdiri atas 20

famili dengan jumlah populasi sebanyak 173 ekor. Hasil tangkapan dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Serangga Yang Tertangkap Pada Pertanaman Stroberi Fase Vegetatif.

No Serangga Pengamatan TOTAL

(33)

Cicadellidae 0 0 3 0 0 3

6 Hymenoptera

Formicidae 3 5 1 2 1 12

Siricidae 0 0 0 0 1 1

7 Lepidoptera

Gelechidae 1 0 1 2 1 5

Noctuidae 0 3 5 1 2 11

Total 39 36 35 29 35 173

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah serangga yang paling banyak

tertangkap adalah ordo diptera famili tephritidae hal ini didukung oleh

pernyataan Boror (1992) yang menyatakan bahwa diptera menyusun

salah satu dari ordo-ordo yang terbesar dari serangga dan

anggota-anggotanya secara individual dan jenisnya sangat banyak dan terdapat

hamper dimana-mana.

Dari pengamatan yang dilakukan pada tabel 1 dapat dilihat

bahwa jumlah serangga yang paling sedikit yang tertangkap yaitu

melandrydae, blattidae dan siricidae yaitu sebanyak 1 serangga pada

masing-masing penangkapan pada setiap Family yang tertangkap.

Dari empat cara penangkapan serangga yang dilakukan dapat

dilihat bahwa serangga lebih banyak tertangkap dengan menggunakan

perangkap warna kuning dan yang paling sedikit tertangkap yaitu dengan

menggunakan perangkap cahaya hal ini disebabkan karena perekat atau

cehry glue yang digunakan mempunyai bau yang khas sehingga seragga

tertarik dan lengket dilem tersebut dan rata-rata serangga tersebut aktif

pada siang hari. Noviar ( 2007 ) menyatakan bahwa kelimpahan populasi

(34)

kelimpahan pakan maupun sumber daya lain yang tersedia pada habitat

tersebut.

Pengamatan terhadap jumlah serangga yang tertangkap pada fase

generatif pertanaman stroberi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tabel Jumlah Serangga yang tertangkap pada fase Generatif Pertanaman stroberi.

(35)

Tettigonidae 13 2 3 8 5 31

TOTAL 253 245 205 212 187 1102

Hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa selama periode

pengamatan fase generatif pertanaman stroberi yaitu 7 ordo dan terdiri

dari 22 famili dan total serangga yang diproleh selama 5 kali pengamatan

yaitu 1102 serangga.

Tabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah serangga yang paling

banyak adalah familii tephritidae yaitu sebanyak 685, diikuti dari famili

muscidae 125, famili grillidae sebesar 89 ekor dan formicidae sebanyak 45

ekor. Lalat buah atau famili tephrtidae merupakan hama penting pada

tanaman stroberi dan hama ini akan meletakkan telurnya pada kulit buah

atau pada celah atau bagian yang luka dipermukaan buah masak atau

buah yang sedang masak dan larvanya akan mengisap cairan yang

terdapat dalam buah stroberi sehingga buah tersebut busuk dan

kadang-kadang menyebabkan daun yang muda gugur. Menurut Suputa (2006 )

famili tephritidae berjumlah kurang lebih 4000 spesies dan dikelompokkan

dalam 5 genus. Jumlah tersebut termasuk yang terbesar diantara

ordo-ordo diptera yang secara ekonomis penting.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada fase vegetatif dan

genratif diketahui jenis hama dan musuh alami yang terdapat pada

pertanaman stroberi adalah famili carabidae, coccinellidae, formicidae dan

ichneumidae. Menurut Untung (1996) bahwa musuh alami yang berupa

parasitoid, predator dan patogen dikenal sebagai faktor pengaturan dan

(36)

tergantung kepadatan. Prinsip pengaturan populasi organisme oleh saling

keterkaitan antar anggota komunitas pada jenjang tertentu juga terjadi

didalam agro-ekosistem yang dikembangkan oleh manusia.

Musuh alami Sebagai bagian komunitas agro-ekosistem memiliki

peranan yang sangat menentukan dalam pengaturan dan pengendali

hama. Sebagai faktor yang bekerjanya dan tergantung pada kepadatan

yang tidak lengkap dalam kisaran tertentu dalam populasi musuh alamii

utuk tetap berada didalam aras keseimbangan.

Nilai Kerapatan Mutlak, Kerapatan Relatif, Frekuensi Mutlak dan Frekuensi Relatif.

Nilai frekuensi mutlak, frekuensi relatif ,kerapatan mutlak, dan

kerapatan relatif dari serangga yang tertangkap pada fase vegetatif

pertanaman stroberi dapat dilihat pada tabel 3.

Dari hasil penelitian yang terdapat pada tabel 3 menunjukkan

bahwa nilai frekuensi mutlak (FM) yang tertinggi terdapat pada

pengamatan III yaitu 8,80 sedangkan nilai frekuensi mutlak yang terendah

adalah terdapat pada pengamatan I yaitu sebesar 6,40. Hal ini disebabkan

karena jumlah family srangga yang diperoleh pada pengamatan I leih

banyak atau lebih tinggi dari pada jumlah family serangga yang diperoleh

pada pengamatan yang lain. Kaitan antara perubahan nilai FM dengan

kondisi pertanaman dijelaskan oleh Pielou (1985) dalam teori kompetisi.

Dimana kompetisi yang tinggi didalam relung yang sempit akan

(37)

Kerapatan Mutlak (KM) yang tertinggi terdapat pada pengamatan

ke V sebesar 7.20 dan terrendah terdapat pada pengamatan IV yaitu

sebesar 5,40. Hal ini menunjukkan bahwa populasi serangga yang paling

tinggi pada pengamatan V hal ini didukung dengan pernyataan Suin

(2002) Bahwa besarnya nilai KM menunjukkan banyaknya jumlah populasi

(38)
(39)

Gelechidae 0.20 2.78 0.80 12.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20 3.03 0.80 9.09 0.40 7.41 0.80 9.76 0.20 2.78 0.80

Noctuidae 0.00 0.00 0.00 0.00 0.60 9.38 0.80 9.52 1.00 15.15 0.80 9.09 0.20 3.70 0.80 9.76 0.40 5.56 0.80

(40)

Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan pada nilai Frekuensi

Relatif dari pertanaman Stroberi yang tertinggi terdapat pada pengamatan

IV yaitu sebesar 11,36% pada famili dolichopodidae ,tephritidae,

formicidae, acridiidae dan tettigonidae pada pengamatan yang sama,

diikuti dengan ffamili nemestrinidae pada pengamatan IV sebesar 9,09%

berikutnya famili grillidae, acridiidae, tettigonidae pada pengamatan yang

sama yaitu pengamatan ke V sebesar 8,20%. Hal ini disebabkan karena

jumlah famili serangga yang tertangkap pada pengamatan IV dan V lebih

tinggi daripada jumlah famili serangga yang tertangkap pada pengamatan

lainnya.

Nilai kerapatam mutlak (KM) serangga yang tertinggi pada fase

generatif tanaman stroberi terdapat pada pengamatan I yaitu 50,60 dan

terendah pada famili I sebesar pada pengamatan V yaitu sebesar 37,80

Hal ini didukung dengan pernyataan Suin (2002) bahwa besarnya nilai KM

menunjukkan banyaknya jumlah populasi serangga yang terdapat dalam

(41)
(42)

Nilai Indeks Keragaman Jenis Serangga

Data jenis-jenis serangga yang tertangkap setiap pengamatan pada

setiap komunitas tanaman stroberi dapat dilihat pada lampiran (1-2). Nilai

indeks keanekaragaman jenis serangga Shanon-winer (H), tanaman

stroberi pada fase vegetatif dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Indeks keanekaragaman Jenis Serangga Tanaman Stroberi pada fase vegetatif.

Serangga Pengamatan

I II III IV V

Dari data indeks keanekaragaman pada tabel 5 dapat dilihat bahwa

(43)

pengamatan. Hal ini sesuai dengan literature Untung (1996) bahwa

populasi setiap organisasi pada setiap ekosistem tidak pernah sama dari

waktu kewaktu lainnya tetapi naik turun. Demikian pula ekosistem yang

terbentuk dari populasi serta lingkungan fisiknya selalu berubah setiap

waktu.

Cecydomidae Muscidae Tephritidae Coleoptera Melandrydae Coccinelidae Tettigonidae Grillidae

Acrididae Formicidae Noctuidae Cc

Gambar 5: Histogram Nilai Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Fase Vegetatif.

Menurut Michael (1995) ada 3 kriteria keragaman jenis serangga dimana:

• Keaneka ragaman jenis rendah bila H=<1 (Kondisi Lingkungan

Tidak Stabil)

• Keaneka Ragaman Jenis seadang bila H= 1-3 (Kondisi lingkungan

(44)

• Keaneka ragaman Jenis Tinggi Bila H=> 3 (Kondisi Lingkungan

Stabil)

Berdasarkan kriteria tersebut ekosistem tanaman stroberi pada fase

vegetatif tergolong tidak stabil (rendah). Nilai keragaman jenis serangga

tertinggi pada yaitu 1,03 pada pengamatan I dan hal ini menunjukkan

bahwa kondisi lingkungan pada pengamatan I tergolong sedang. Menurut

Untung (1996) bahwa keadaan agro-ekosistem tidak stabil dan selalu

berubah karena tindakan manusia untuk mengolah dan mengelola

ekosistem untuk kepentingannya. Dalam keadaan demikian diekosistem

pertanian sangat mudah terjadi peningkatan populasi hama.

Kondisi lingkungan pada fase vegetatif tergolong sedang hal ini

mungkin disebabkan sistem budidaya tanaman yang brsifat konvensional

dimana adanya digunakan pestisida untuk mengendalikan hama sehingga

dapat mempengaruhi keberadaan serangga lain, karena penggunaan

pestisida dalam ekosistem pertanian dapat mengakibatkan berbagai

kerusakan dan pencemaran lingkungan. Selain itu dapat juga

memusnahkan keanekaragaman athropoda dalam ekosistem.

Tabel 6. Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Stroberi Fase Generatif.

Serangga

Pengamatan

I II III IV V

Diptera

(45)

Grilotalpidae 0.05 0.02 0.09 0.00 0.12

TOTAL 0.21 0.31 0.26 0.34 0.27

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa pada pengamatan I, II, IV dan ke V

indeks keragaman serangga yang diamati tergolong tidak stabil. Dari tabel

juga dapat dilihat bahwa nilai keragaman serangga pada setiap periode

pengamatan mengalami perubahan. Naik turunnya nilai keragaman jenis

serangga diduga erat kaitannya dengan pengaplikasian pestisida. Hal ini

didasarkan pada fungsi utama pestisida itu sendiri yang ditujukan untuk

mengendalikan populasi hama yang secara langsung berdampak pada

serangga keseluruhan. Terjadinya kenaikan yang cukup cepat ini sebagai

kemungkinan adanya resistensi dan resurgensi hama sebagai akibat lain

dari penggunaan pestisida.

Hama dapat hidup dan berkembang pada suatu agro-ekosistem

karena semua yang diperlukan untuk kehidupan hama tersedia

diekosistem tersebut. Keperluan hama antara lain dalam bentuk makanan,

habitat yang sesuai, tempat untuk pletakan telur dan tetap untuk

persembunyian. Semakin sesuai keadaan ekosistem peningkatan

populasi akan semakin cepat dan mungkin berakibat pada kerusakan

tanaman. Dengan membuat ekosistem kurang sesuai bagi perkembangan

(46)

0.15

Gambar 6: Histogram Nilai Indeks Keragaman Jenis Pada Fase Generatif

Seiiring dengan pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi

keragaman jenis serangga, Krebs (1978) mengatakan bahwa nilai

keragaman komunitas sejalan dengan berjalannya waktu, berarti

komunitas tua yang sudah lama berkembang lebih banyak terdapat

(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Populasi serangga tertinggi fase vegetatif pada pengamatan I yaitu 39

famili dan terendah pengamatan IV sebesar 29 famili dan fase

generatif yaitu 253 pada pengamatan I dan jumlah populasi trendah

terdapat pada pengamatan IV yaitu sebesar 187.

2. KM tertinggi pada fase vegetatif pada pengamatan I dan V sebesar

7,20 dan terendah pengamatan IV sebesar 5,40. FM tertinggi yaitu

pada pengamatan III sebesar 8,80 Sedangkan nilai Frekuensi terendah

pada pengamatan I sebesar 6,4 dan nilai KM fase Generatif yaitu

50,60 pada pengamatan I dan terendah yaitu pada pengamatan V

sebesar 37,80. Sedangkan Frekuensi Mutlak (FM) tertinggi pada fase

generatif yaitu 12,20 pada pengamatan V dan terendah sebesar 8,80

pada pengamatan IV.

3. Ekosistem pertanaman fase vegetatif dan generatif tergolong pada

kondisi lingkungan tidak stabil dan selalu berubah karena tindakan

(48)

kepentingannya dan penggunaan pestisida yang dapat mempengaruhi

populasi hama.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan hama penting dan musuh alami pada

tanaman stroberi dan sejauh mana hubungan perkembangan hama

terhadap parasitoid

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2005. Stroberi.http: /

September 2007

---, 2006. Budidaya Stroberi.

tanggal 15 September 2007

---. 2007. Fragraria sp.http://www.healthnotes. info/http/new

hope/images/logocpprtt. gift. diakses tanggal 15 September 2007

Bappenas, 2003. Sistem Inpormasi Manajemen Pembangunan

diPedesaan, Jakarta.

Borror. D. J. Triplehorn,C. A dan N. F. Johson, 1992. Pengenalan PelajaranSerangga edisi ke-6. Terjemahan S. Partosoejono,M.Sc. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Childers N. F, 1980. The Strawbery Cultivar to Marketing Gains Ville, Florida. Holtikultura publication.

Gunawan, 2003. Stroberi. Penebar swadaya, Jakarta.

(49)

Huffaker. C. B dan P. S. Messanger,, 1989.Teori dan Teknik Pengendalian. Biologi Terjemahan, Mangoedihardjo, UI Press, Jakarta.

Hyams. T, 1962. Strawbery Growing Complete a System of Processing Fruit Trought the year. Newyork

Kalshoven. L. G. E, 1981. The pest of krops in Indonesia PT. Ictiar Baru, Van hoeve, Jakarta.

Krebs, C,,J., 1978. Ecology. The eksperimental Analysis of Distibution and abudance. Third Edition. Harper and Row Publishers, New York

Kurnia, A, 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Stroberi. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Noviar, P,, Purnomo dkk 2007. Daya Mangsa Predator Micropis crocea Mulsant.

Odum. E. P, 1971. Fundamental of Ecolgy, W. B. Sounders, Philadelpia. Oka. I. N., 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Inplementasinya di

Indonesia. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Michael, P,. 1995. Metode Ekology Untuk Penyelidikan lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanty. R. Koester. UI- Press, Jakarta.

Suin. N. M, 1997. Ekologi Hewan. Bumi Aksara, Jakarta.

Suputa, P,. S,. 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat Buah Penting di Indonesia. Departement of Agricultur , Fisheries of Australia.

Untung, K., 1996. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

(50)
(51)

Lampiran 1. Populasi Serangga Pada Pertanman Stroberi pada Fase Vegetatif

Stapilinidae 1

Melandrydae 1

Cocinellidae 2 1 1 1

Cicadellidae 3

(52)

Formicidae 3 5 1 2 1

Siricidae 1

Lepidoptera

Gelechidae 1 1 1 1 1

Noctuidae 3 5 1 2

TOTAL 11 16 2 12 4 16 3 14 6 6 9 20 4 6 3 14 5 13 4 15

Keterangan:

P : Perangkap Warna Kuning Ft : Pit fall Trap

(53)

Lampiran 2. Populasi Serangga Pertanaman Stroberi pada fase Generatif

Serangga PENGAMATAN

I II III IV V

Sciomyzidae 2

Muscidae 3 10 39 12 52 9

Stotoimidae 1

Tachinidae 1

Coleoptera

Carabidae 1 2

Curculionidae 1 1

Dermestidae 1

(54)

Lepidoptera

Gelechidae 3

Noctuidae 1 5 7

Mecoptera

Panorpidae 2

Orthoptera

Acrididae 5 3 8 1 2

Blattidae 5 7 1 2

Grillidae 33 17 3 21 15

Grllotalphidae 3 1 5 7

Tettionidae 9 4 2 6 2 5

TOTAL

Keterangan:

P : Perangkap Warna Kuning Ft : Pit fall Trap

(55)

Lampiran 3. Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Fase Vegetatif Pada Pengamatan I

(56)

Lampiran 4. Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Fase Vegetatif Pengamatan ke II

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

Lampiran 9. Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Fase Generatif

Hymenoptera 245

(62)
(63)

Tettigonidae 3 205 0.01 1 0.00 0.00

(64)
(65)

Lampiran 12. Indeks Keragaman Jenis Serangga Pada Fase Generatif

Homoptera 187

(66)

Lampiran 13 Gambar Lokasi Penelitian

(67)

Lampiran 14. Gambar Serangga Yang Tertangkap

Tephritidae Nemestrinidae

(68)

Gelechidae Grillidae

Ichneumidae Pentatomidae

(69)

Gambar

Gambar 1 : Sweep net
Gambar 2 : Perangkap Jatuh
Gambar 3 : Perangkap Cahaya
Gambar 4 : Perangkap Kuning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan peran domestik suami merupakan faktor risiko terjadinya anemia kehamilan trimester III dengan nilai OR sebesar 2,489 (1,071&lt;

Pembakaran batubara menghasilkan limbah padat berupa Abu terbang batubara (Fly Ash) yang berdasarkan penelitian memiliki kapasitas adsorbsi yang baik untuk

tergantung pada bagaimana mereka berinteraksi dengan UMNO dan PAS, dua partai politik yangbanyak bersaing memperebutkan massa dari kelompok Islam. Namun demikian,

22 Hal itu dipahami dari arti bai’at yang berarti seseorang telah menyatakan dirinya terjual ( / ) atau dia telah menjual diri secara total untuk berupaya menegakkan aturan

Pencatatan aset barang menggunakan Excel memiliki keterbatasan-keterbatasan antara lain: (1) tiadanya record menyangkut detil aset seperti spesifikasi, tanggal pengadaan,

Adapun permainan tersebut dapat berupa suatu program permainan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan berhitung dan logika bagi anak-anak maupun orang dewasa yang dibuat

Bagi peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan ini sesuai ketentuan dalam Perpres 70/ 2013, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan

Untuk menentukan solusi numerik dari sebuah masalah nilai batas yang terdefinisi dalam suatu domain  menggunakan metode elemen hingga, maka akan dilakukan