• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kredit Perbankan Bank Rakyat Indonesia Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kredit Perbankan Bank Rakyat Indonesia Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

OKI WANARIJKI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN KREDIT

PERBANKAN BANK RAKYAT INDONESIA UNIT DESA

CIKEDUNG, KECAMATAN CIKEDUNG,

KABUPATEN INDRAMAYU

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kredit Perbankan Bank Rakyat Indonesia Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

OKI WANARIJKI. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kredit Perbankan Bank Rakyat Indonesia Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu. Di bawah bimbingan NINUK PURNANINGSIH.

Komunikasi pemasaran merupakan proses penyampaian pesan kepada khalayak mengenai produk yang ditawarkan dengan tujuan khalayak mengetahui informasi tentang produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi pemasaran kredit perbankan BRI dan efektivitas komunikasi pemasaran pada Bank BRI Unit Desa Cikedung. Hasil dari penelitian ini adalah, strategi komunikasi pemasaran kredit perbankan BRI dipengaruhi oleh faktor eksternal debitur yaitu, frekuensi promosi bank lain dan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain. Efektivitas komunikasi pemasaran pada Bank BRI Unit Desa Cikedung, dipengaruhi oleh strategi komunikasi pemasaran yaitu penilaian rancangan pesan ANSVA dan frekuensi penerimaan bauran komunikasi pemasaran.

Kata kunci: komunikasi pemasaran, strategi komunikasi pemasaran kredit perbankan, efektivitas komunikasi pemasaran

ABSTRACT

OKI WANARIJKI. Effectiveness Marketing Communications of Bank Rakyat Indonesia Unit Cikedung Village Banking Credit, Subdistrict Cikedung, District Indramayu. Under supervised by NINUK PURNANINGSIH.

Marketing communication is a process of conveying a message to the public about products offered and the goal is the public know the information about the products. The purpose of this study is to analyze the factors that affect the strategy of marketing communication BRI banking credit and the effectiveness of marketing communication at Bank BRI Unit Desa Cikedung. The results of this study is the strategy of marketing communication BRI banking credit is influence by the external factors of debtor that is, the frequency of other bank promotion and the frequency of credit loan on the other bank. The effectiveness of marketing communication at Bank BRI Unit Desa Cikedung is influence by strategy of marketing communication, that is the value of ANSVA message plan and the frequency of receipt marketing communication mix.

(6)
(7)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN KREDIT

PERBANKAN BANK RAKYAT INDONESIA UNIT DESA

CIKEDUNG, KECAMATAN CIKEDUNG,

KABUPATEN INDRAMAYU

OKI WANARIJKI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kredit Perbankan Bank Rakyat Indonesia Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu

Nama : Oki Wanarijki NIM : I34090059

Disetujui oleh

Dr Ir Ninuk Purnaningsih, MSi NIP 19690108 199303 2 001

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS NIP 19550630 198103 1 003

(10)
(11)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, anugerah, serta kesempatan-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya tulis ini berjudul Efektivitas Komunikasi Pemasaran Kredit Perbankan Bank Rakyat Indonesia Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Ninuk Purnaningsih MSi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian karya tulis ini. Kepada Pimpinan Cabang Bank BRI Unit Jatibarang serta Kepala Bank BRI Unit Desa Cikedung yang telah memberi izin kepada penulis untuk dapat melakukan peneilitian dan juga kepada bapak – bapak mantri serta seluruh karyawan Bank BRI Unit Desa Cikedung yang telah membantu penulis ketika penelitian berlangsung. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada Ibunda Eti sebagai orangtua tercinta yang selalu mendoakan, memberi semangat, dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis serta almarmahum Ayahanda Durachman yang penulis yakinin selalu mengawasi, mendoakan dan menaruh harapan besar kepada penulis di atas sana. Terima Kasih kepada Devinta Ratna Sari yang selalu menemani, menyemangati, dan memberi masukan kepada penulis. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Denissa Aryandi dan Adhistya Artik selaku teman sebimbingan yang selalu menyemangati dan menjadi teman diskusi yang baik. Terimakasih kepada seluruh teman-teman SKPM 46, terutama Faiza Libby, Indra Setiyadi, Hamdani Pramono, Zhakiyah Rasyied, Rahayu Arizona, Femmy A P, Firza Triana Z dan Reyna Velayati yang telah memberi bantuan, semangat, dorongan, ide-ide, serta teman diskusi selama proses penulisan karya tulis ini.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak. .

Bogor, September 2013

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah Penelitian 3

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

Kredit Perbankan 4

Komunikasi Pemasaran 4

Bauran Komunikasi Pemasaran 7

Efektivitas Komunikasi Pemasaran 10

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran 11

Perilaku Konsumen 12

Kerangka Pemikiran 15

Definisi Operasional 16

PENDEKATAN LAPANGAN 20

Metode Penelitian 20

Lokasi dan Waktu Penelitian 20

Teknik Pemilihan Responden 20

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 21

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 21

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 22

Sejarah Singkat Bank BRI Unit Desa Cikedung 22

Visi dan Misi Bank BRI Unit Desa Cikedung 23

Struktur Organisasi Bank BRI Unit Desa Cikedung 23

Segmentasi Pasar Bank BRI Unit Desa Cikedung 23

Produk Kredit Perbankan yang Ditawarkan Bank BRI Unit Desa

Cikedung 24

(14)

Ikhtisar 34

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN 35

Bentuk Bauran Komunikasi Pemasaran yang Digunakan 35 Rancangan Pesan ANSVA pada Bauran Komunikasi Pemasaran 37 Frekuensi Penerimaan Bauran Komunikasi Pemasaran 40

Ikhtisar 41

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI KOMUNIKASI

PEMASARAN 43

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Bentuk Bauran Komunikasi

Pemasaran yang Diterima 43

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Komunikasi

Pemasaran Berdasarkan Penilaian Rancangan Pesan ANSVA 49 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Komunikasi Pemasaran

Berdasarkan Frekuensi Penerimaan Bauran Komunikasi Pemasaran 55

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN 61

Aspek Kognitif 61

Aspek Afektif 62

Aspek Konatif 63

Ikhtisar 64

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS

KOMUNIKASI PEMASARAN 65

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi

Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif 65

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi

Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif 69

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi

Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif 72

SIMPULAN 76

SARAN 76

DAFTAR PUSTAKA 77

LAMPIRAN 79

(15)

Daftar Tabel

1 Karakteristik Demografi dan Subbudaya di Indonesia 14

2 Populasi dan sampel penelitian 20

3 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan faktor internal debitur 26

4 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan usia 27

5 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan jenis kelamin 28

6 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan pekerjaan 29

7 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan pendidikan terakhir 30

8 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan jumlah pendapatan per bulan 31

9 Frekuensi penerimaan debitur terhadap promosi bank lain 32 10 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain 33 11 Matrik penggolongan debitur berdasarkan karakteristik debitur 34 12 Jumlah dan presentase bentuk bauran komunikasi pemasaran yang

digunakan dalam memberikan informasi kredit perbankan Bank

BRI Unit Desa Cikedung 37

13 Jumlah penilaian debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung terhadap pesan komunikasi pemasaran berdasarkan rancangan pesan ANSVA

pada bauran komunikasi pemasaran 38

14 Jumlah penilaian total debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung terhadap pesan komunikasi pemasaran berdasarkan rancangan pesan ANSVA

pada bauran komunikasi pemasaran 39

15 Jumlah frekuensi penerimaan bentuk bauran komunikasi pemasaran oleh debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung dalam 6 bulan terakhir 40 16 Matrik penggolongan debitur berdasarkan strategi pemasaran 41 17 Hasil uji statistik analisis regresi linear berganda pengaruh faktor

internal dan faktor eksternal (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, frekuensi penerimaan promosi bank lain, dan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain) terhadap bentuk bauran

komunikasi pemasaran yang diterima 44

18 Hasil uji statistik analisis regresi linear berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, frekuensi penerimaan promosi bank lain, dan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain) terhadap penilaian

(16)

19 Hasil uji statistik analisis regresi linear berganda pengaruh faktor internal dan faktor eksternal (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, frekuensi penerimaan promosi bank lain, dan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain) terhadap frekuensi

penerimaan bauran komunikasi pemasaran 55

20 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung,

berdasarkan efektivitas komunikasi pemasaran 61 21 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan aspek kognitif 61

22 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

berdasarkan aspek afektif 62

23 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung

aspek konatif 63

24 Matrik penggolongan debitur berdasarkan aspek kognitif, afektif,

dan konatif 64

25 Hasil uji statistik analisis regresi linear berganda pengaruh strategi komunikasi pemasaran (bentuk bauran komunikasi pemasaran, penilaian rancangan pesan ANSVA dan frekuensi penerimaan bauran komunikasi pemasaran) terhadap aspek kognitif 66 26 Hasil uji statistik analisis regresi linear berganda pengaruh strategi

komunikasi pemasaran (bentuk bauran komunikasi pemasaran, penilaian rancangan pesan ANSVA dan frekuensi penerimaan bauran

komunikasi pemasaran) terhadap aspek afektif 69

27 Hasil uji statistik analisis regresi linear berganda pengaruh strategi komunikasi pemasaran (bentuk bauran komunikasi pemasaran, penilaian rancangan pesan ANSVA dan frekuensi penerimaan bauran

komunikasi pemasaran) terhadap aspek konatif 72

Daftar Gambar

1 Model Komunikasi Pemasaran 6

2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 13

3 Hubungan antar Tiga Komponen Sikap 13

(17)

Daftar Lampiran

1 Jadwal Penelitian 79

2 Sketsa Lokasi Bank BRI Unit Desa Cikedung 80

3 Kuesioner penelitian 81

4 daftar nama responden 89

5 Hasil uji regresi linear berganda 91

(18)
(19)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian menjadi sektor andalan dalam hal meningkatkan perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) pada sektor pertanian, terus meningkat setiap tahunnya, menurut Berita Resmi Statisik1, pada tahun 2012 nilai Produk Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian meningkat sebesar 0.97 persen dari jumlah nilai pada tahun sebelumnya sebesar 3.0 persen. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari adanya peran modal usaha yang ada bagi petani. Salah satu contoh modal usaha yang banyak dimanfaatkan oleh petani adalah kredit modal kerja perbankan. Menurut data dari BPS pada bulan November tahun 2012, pemanfaatan kredit modal kerja perbankan pada sektor pertanian mencapai angka Rp 65 369 miliar2. Besarnya angka pemanfaatan kredit modal kerja tersebut dikarenakan adanya peran serta Bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali kepada masyarakat.

Bank Rakyat Indonesia (BRI), merupakan lembaga keuangan yang termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bank BRI telah ada dan beroperasi sejak tanggal 16 Desember 1895. Produk-produk dari bank BRI banyak jenisnya, salah satunya adalah kredit perbankan. Kredit perbankan yang dikembangkan oleh bank BRI adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES). Bank BRI sudah tersebar luas diseluruh penjuru Indonesia, terutama di pedesaan. Segmentasi pasar Bank BRI adalah masyarakat di pedesaan. Salah satu contoh Bank BRI yang terletak di pedesaan adalah Bank BRI Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu.

Terletak di pedesaan, menjadikan Bank BRI Unit Desa Cikedung berada pada kondisi penuh tantangan dalam menghadapi serta melayani masyarakat sebagai nasabah, khususnya masyarakat di wilayah Kecamatan Cikedung. Umumnya karakteristik masyarakat di Kecamatan Cikedung berstatus sosial ekonomi menengah kebawah, mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani, dan pedagang, selain itu tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Cikedung, cenderung berpendidikan rendah. Hal-hal tersebutlah yang menjadi kendala tersendiri untuk Bank BRI Unit Desa Cikedung dalam memasarkan produknya. Selain itu tantangan lain yang dihadapi adalah ekspansi bank-bank perkotaan yang melakukan pemasaran hingga ke wilayah Kecamatan Cikedung menyebabkan Bank BRI Unit Desa Cikedung harus melakukan berbagai cara dalam memasarkan produknya agar konsumenya tidak beralih ke bank lain.

Kotler (2002) mendefinisikan promosi ialah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan membujuk

1BPS. Berita Resmi Statistik No.14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013. [internet]. [dikutip 9 Februari 2013] Dapat diunduh dari: http://www.bps.go.id

(20)

konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Promosi yang dilakukan oleh pihak bank sebagai pemasar merupakan perpaduan antara proses komunikasi dan pemasaran. Komunikasi pemasaran didefinisikan oleh Kotler (2000) dalam Kususmastuti (2009) sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan suatu produk di pasar. Menurut Tjiptono (2008) komunikasi pemasaran memiliki tiga tujuan utama yaitu untuk menyebarkankan informasi, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen dan untuk mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang. Tahap awal dalam proses pembelian diawali dengan tahapan pengenalan kebutuhan. Konsumen pada tahapan ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Setiadi 2003). Faktor internal konsumen menurut Setiadi (2003) berkaitan dengan karakteristik yang ada pada diri konsumen dan faktor eksternal berkaitan dengan faktor-faktor diluar diri konsumen yang dapat mempengaruhi konsumen tersebut. Tahap pengenalan kebutuhan ini sangat penting untuk diperhatikan oleh pemasar, karena menjadi awal bagi konsumen untuk melakukan pembelian.

Strategi komunikasi pemasaran banyak digunakan pemasar untuk mempengaruhi konsumen agar mau melakukan pembelian. Bauran komunikasi pemasaran dan desain rancangan pesan dengan konsep ANSVA termasuk kedalam strategi komunikasi pemasaran. Bauran komunikasi pemasaran bertujuan untuk memperkenalkan dan menginformasikan produk yang dipasarkan, agar terciptanya suatu arti pada pelanggan atau konsumennya sehingga pelanggan atau konsumennya tertarik untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan. Bauran komunikasi pemasaran ini terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal (Kotler dan Keller 2009). Desain rancangan pesan menurut Monroe (1935) dalam Syam dan Sugiana (2004) terdiri dari 5 tahapan sesuai urutan cara berpikir manusia, yaitu: attention, need, satisfaction, visuapization, dan action atau disingkat ANSVA. Desain rancangan pesan dengan kosep ANSVA, bertujuan untuk melihat sampai tahap mana konsumen terpengaruh oleh pesan yang disampaikan.

Setelah terjadinya proses penyampaian pesan melalui strategi komunikasi pemasaran diharapkan konsumen mengalami perubahan dalam dirinya, yang meliputi 3 tahapan perubahan yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku. Tahap perubahan pengetahuan adalah dimana konsumen diharapkan mengetahui informasi-informasi terkait produk yang ditawarkan, seperti bentuk produk, kegunaan dari produk, keberadaan produk, dan lain-lain. Tahap kedua adalah tahap perubahan sikap, dalam perubahan sikap ini berkaitan dengan perasaan konsumen, setelah konsumen mengetahui mengenai produk yang ditawarkan diharapkan konsumen menyukai produk tersebut. Tahap ketiga yaitu tahap perubahan perilaku, adalah tahap dimana konsumen sudah memiliki pengetahuan dan rasa suka terhadap produk sehingga diharapakan konsumen melakukan pembelian produk dan terbiasa menggunakan produk tersebut sehingga tidak beralih pada produk lain (Setiadi 2003).

(21)

Menurut Effendy (2000) dalam Djunaedi (2003) komunikasi dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan konatif pada diri komunikan. Agar terciptanya komunikasi pemasaran yang efektif, cara yang dapat dilakukan oleh pemasar atau produsen adalah dengan menganalisis konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen tersebut, lalu merencanakan bauran komunikasi pemasaran yang akan digunakan sehingga dapat menimbulkan dampak perubahan pada aspek kognitif, afektif dan konatif konsumen.

Perumusan Masalah Penelitian

Berdasar uraian latar belakang di atas, disusunlah beberapa perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung?

2. Bagaimana bentuk strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Bank BRI Unit Desa Cikedung?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran pada Bank BRI Unit Desa Cikedung, dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan konatif?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian di atas, dapat dibangun beberapa tujuan penelitian seperti berikut ini:

1. Mendeskripsikan karakteristik debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung. 2. Mengidentifikasi bentuk strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan

oleh Bank BRI Unit Desa Cikedung.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran, dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan konatif.

Kegunaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan bagi peneliti dan pihak lain, yaitu:

1. Bagi Pengelola

Sebagai masukan bagi Bank BRI Unit Desa Cikedung yang bermanfaat dalam pemasaran produk kredit pertanian juga sebagai bahan pertimbangan penyusunan strategi promosi.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengetahui bagaimana Bank BRI Unit Desa Cikedung melakukan kegiatan promosi, juga agar masyarakat dapat memanfaatkan informasi yang ada didalam promosi tersebut.

3. Bagi Akademisi

(22)
(23)

TINJAUAN PUSTAKA

Kredit Perbankan

Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan. Kredit merupakan salah satu bentuk kegiatan dari bank sebagai lembaga keuangan, yang kegiatannya berbentuk menyalurkan dana (lending) kepada nasabah. Istilah kredit lebih dikenal pada bank-bank konvensional (barat). Kasmir (2006) menyebutkan kredit adalah pinjaman dana yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya. Kredit perbankan banyak jenisnya, diantaraya adalah kredit usaha makro, kredit usaha mikro, kredit pemilikan rumah, dan kredit usaha rakyat. Tujuan dari kredit perbankan adalah membantu masyarakat mendapatkan bantuan dana dengan cara yang cepat dan mudah. Selain itu menurut Suyatno et al. (2007) adapun tujuan kredit adalah menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan, meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya.

Kredit perbankan yang tersedia saat ini, sudah tentu memiliki fungsi. Fungsi dari kredit perbankan yang tersedia, dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan menurut Suyatno et al. (2007) antara lain: (a) Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang, (b) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang, (c) Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang, (d) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi, (e) Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha, (f) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan, dan (g) Kredit sebagai alat untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

Adanya fungsi-fungsi dan tujuan dari kredit tersebut, mengakibatkan para pemasar, khususnya bank-bank konvensional yang menyediakan kredit berlomba-lomba untuk memasarkan produk kredit perbankan yang dimilikinya. Dalam penelitian ini jenis kredit yang diteliti adalah kredit usaha mikro dan kredit usaha rakyat. Adapun fungsi dari keduanya adalah membantu masyarakat kecil khususnya di pedesaan dalam bantuan permodalan guna melakukan usaha.

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Rogers (1986) dalam Cangara (1998) dalam Mulyana (2001) menyatakan komunikasi sebagai proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Proses komunikasi terjadi karena ada unsur yang melakukan proses komunikasi. Menurut Berlo (1960) dalam Lubis (2009), terdapat enam unsur komunikasi, yaitu sebagai berkut:

(24)

(2) Penerima yaitu orang atau sekelompok orang yang menjadi sasaran komunikasi, atau disamakan dengan decoder

(3) Pesan sangat diutamakan dalam proses komunikasi, apakah mencapai kesamaan makna antara pengirim dan penerima pesan. Pesan dapat berupa ide atau tujuan, yang dikemukakan dalam bentuk kode atau kumpulan simbol yang tersusun secara sistematis.

(4) Saluran mencakup tiga pengertian, yaitu moda pesan, kendaraan pesan, dan pembawa pesan.

(5) Akibat adalah hasil komunikasi atau respon penerima terhadap pesan yang disampaikan oleh sumber. Ada akibat komunikasi yang langsung terlihat, misalnya mengangguk atau memberi sesuatu karena terpengaruh oleh iklan. Ada juga akibat yang tidak terlihat langsung, seperti perubahan motivasi.

(6) balik adalah respon penerima yang diterima oleh sumber. Umpan-balik dapat berupa isyarat non-verbal, dapat berupa verbal.

Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha 2006). Komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008) didefinisikan sebagai aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009) mengartikan komunikasi pemasaran sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama konsumen sasaran, mengenai keberadaan suatu produk di pasar.

(25)

Gambar 1 Model Komunikasi Pemasaran

Sumber: Setiadi (2003)

Pengirim pesan dalam hal ini pihak Bank harus memahami siapa khalayak yang dituju, yaitu nasabah yang datang dan atau berada diwilayah sekitar tempat Bank berada dan respon apa yang diharapkan. Pengirim pesan juga harus melakukan proses encoding (menerjemahkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu, seperti tulisan, kata-kata, gambar, bahasa tubuh) sehingga pesan yang disampaikan bisa dipahami dan diinterpretasikan sama oleh penerima pesan dalam proses decoding (menerjemahkan simbol ke dalam makna atau pemahaman tertentu) yang biasa dilakukan. Selain itu, pengirim pesan harus menyampaikan pesan yang dimaksud melalui saluran atau media yang tepat menjangkau penerima pesan yang diinginkan serta mengembangkan umpan balik, sehingga dapat memantau respon audiens yang bersangkutan. Namun perlu diperhatikan juga bahwa dalam proses komunikasi, terdapat gangguan/noise misalnya bunyi dering telepon ketika di tengah presentasi kepada calon pengunjung, masalah semantik, perbedaan budaya, dan ketiadaan umpan balik (Markenesis 2009).

Komunikasi pemasaran menurut Tjiptono (2008) memiliki tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen, dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang..

Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan meningkatnya kesadaran (awareness) produk yang ditawarkan, menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut tentang produk tersebut. Selanjutnya, khalayak akan mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya, kemudian mengambil langkah (act) seperti membeli atau tidak membeli, hingga tindak lanjut (follow-up) seperti membeli kembali (Tjiptono 2008).

Analisis komunikasi pemasaran verbal maupun visual dapat dilakukan dengan merujuk pada teori ANSVA dari Alan H Monroe. Menurut Monroe (1935) dalam Syam dan Sugiana (2004) terdapat lima tahapan urutan motif sesuai cara

Umpan Balik

Sumber Encoding Transmisi Decoding Tindakan

Pemasar Agency, tenaga penjual, iklan, personal selling, sales promotion, public relation, direct marketing

Radio, TV, surat kabar, majalah,

brosur

Respon & inerpretasi

oleh penerima

(26)

berfikir manusia dalam formula ANSVA: Attention (perhatian), Need (kebutuhan), Satisfaction (kepuasan), Visualization (visualisasi), Action (tindakan).

(1) Attention (perhatian)

Penyusunan pesan dimulai dengan upaya menimbulkan atau membangkitkan perhatian pembaca atau khalayak dengan membangkitkan perhatian terhadap ide, gagasan, program yang ditawarkan. Ini merupakan langkah awal yang harus ditempuh karena sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi selanjutnya. Bila sebuah pesan berhasil menarik perhatian khalayaknya maka langkah-langkah selanjutnya akan ebih lancer. Jika mendapat perhatian, mereka aan berkeinginan menyimak lebih lanjut.

(2) Need (kebutuhan)

Pesan yang disampaikan harus mampu mengkondisikan pembaca kurang memiliki pengetahuan mengenai pokok persoalan yang sedang dibahas atau dibicarakan, serta menyadari betapa pentingnya informasi yang akan diterimanya. Kesimpulannya adalah isi dan penyusunan yang baik adalah yang dapat “menjawab” kebutuhan khalayak atau pembacanya dalam memecahkan persoalannya.

(3) Satisfaction (kepuasan)

Pesan yang disampaikan berisi penawaran jalan keluar atau pemecahan masalah serta pemenuhan kebutuhan yang dirasakan oleh khalayak atau pembaca sehingga mereka memahami dan menyetujui gagasan yang diajukan dalam pesan.

(4) Visualization (visualisasi)

Pesan yang disampaikan harus mampu memproyeksikan gagasan atau program ke masa yang akan datang. Perusahaan mengajak pembacanya atau pendengarnya berpikir ke masa depan tentang untung rugi bila gagasan yang ditawarkan diterima atau ditolak.

(5) Action (tindakan)

Pesan yang disampaikan harus mampu mendorong konsumen pada sikap atau tindakan nyata.

Setiadi (2003) menggambarkan model komunikasi pemasaran dengan enam unsur, yaitu pengirim, encoding, transmisi, decoding, tindakan dan umpan balik. Unsur yang diteliti dalam penelitian ini adalah unsur encoding, decoding, dan tindakan. Rancangan pesan ANSVA digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap proses decoding dan tindakan dari model komunikasi pemasaran atau respon dan perilaku konsumen yang ditimbulkan.

Bauran Komunikasi Pemasaran

(27)

promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity), dan pemasaran langsung (direct marketing). Bentuk bauran promosi lain selain lima bauran promosi yang sudah ada adalah word of mouth, yaitu komunikasi dari mulut ke mulut (Kotler dan Keller 2009).

1. Periklanan

Periklanan merupakan segala bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi (Markenesis 2009). Periklanan memiliki keunggulan berupa:

- Presentasi publik, yaitu menawarkan pesan yang sama kepada banyak orang; - Pervasiveness, yaitu memungkinkan produsen untuk mengulang pesan

berulang kali dan sekaligus memberikan kesempatan kepada audiens untuk menerima dan membandingkan pesan dari sejumlah produsen yang saling bersaing;

- Amplified expressiveness, yakni memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui pemanfaatan suara, gambar, warna, bentuk, dan tata cahaya; serta

- Impersonality, artinya audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau merespon iklan, karena iklan bersifat monolog.

Ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan periklanan, antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan papan reklame. Menurut Alma (2005), bentuk-bentuk iklan yang dapat dilakukan yaitu papan reklame, poster, katalog produk dan jasa atau brosur, folder, spanduk, slide dan iklan pada media cetak atau media elektronik.

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan berbagai macam insentif jangka pendek, seperti undian, kupon/voucher, diskon, kontes, sampel, trading stamps, point of purchase display, dan potongan rabat (Amir 2005). Promosi penjualan cenderung efektif untuk menciptakan respon pembeli yang kuat dan segera, mendramatisasi penawaran produk, dan mendongkrak penjualan dalam jangka pendek (Markenesis 2009).

Tjiptono (2008) mengelompokkan promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:

- Consumer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang/mendorong pelanggan untuk membeli.

- Trade promotion, bertujuan untuk mendorong/merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importer untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor.

- Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual

- Business promotion, bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan „mendidik‟ pelanggan.

3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas

(28)

dipaparkan Amir (2005) yaitu kredibilitas yang tinggi, alternatif alat komunikasi, dan dramatisasi perusahaan atau produk.

Kredibilitas yang tinggi menurut Amir (2005) ditentukan oleh berbagai liputan tentang perusahaan yang dibuat oleh para jurnalis. Nilai dari sebuah liputan di media terkemuka lebih tinggi nilainya dari pada nilai sebuah iklan. Kehumasan bisa menjadi alternatif alat komunikasi bagi konsumen yang tidak senang dengan cara komunikasi pemasaran atau alergi dengan iklan. Dengan caranya sendiri pula, kehumasan menjalankan teknik-teknik untuk dapat mendramatisasi kondisi produk atau perusahaan.

Implementasi kehumasan dalam sejumlah program meliputi (Markenesis 2009):

a. Publikasi, di antaranya laporan tahunan, brosur, artikel, company newsletter, company magazines, dan materi audiovisual.

b. Events, di antaranya konferensi pers, seminar, pameran, kontes dan kompetisi, perayaan ulang tahun, sponsorship (olahraga dan budaya), penggalangan dana, peragaan busana, tur, dan lain-lain.

c. Berita, yakni konferensi pers atau press release.

d. Pidato, berkaitan dengan informasi dan relasi dengan publik. e. Aktivitas layanan publik

f. Identity media, meliputi logo perusahaan, alat tulis, brosur, signs, business cards, business forms, gedung, seragam, dan dress codes.

4. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Penjualan tatap muka digunakan sebagai suatu cara untuk menyampaikan informasi dan sekaligus membujuk calon pelanggan untuk melakukan pembelian (Yoeti 2006). Program penjualan tatap muka menawarkan keuntungan strategis yang nyata. Keuntungan tersebut menurut Engel et al (1991) sebagai berikut:  Komunikasi tatap muka. Dengan demikian, akan mungkin untuk mencapai

bagian dimana empati dan makna dapat dipertukarkan.

 Umpan balik langsung. Jika usaha pertama keluar dari target, kemampuan yang digunakan untuk mendapat umpan balik langsung memungkinkan karena ada kesempatan untuk mencoba lagi untuk membangun kepercayaan konsumen.

 Keterbukaan secara sengaja. Hal ini berarti konsumen secara aktif mencari informasi atau membantu dan karena itu akan mau menerima proses apa yang dikatakan.

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung memungkinkan perusahaan berkomunikasi langsung ke konsumennya dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan/atau transaksi penjualan. Dalam direct marketing menurut Tjiptono (2008), komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi oleh konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau datang langsung ke tempat pemasar.

(29)

bersangkutan langsung kepada pembuatnya. Teknik pemasaran langsung juga digunakan untuk mendistribusikan contoh produk (Morrisan 2010).

6. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth)

Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth) atau yang biasa disebut WOM adalah bentuk promosi yang dilakukan oleh konsumen melalui perbincangan dengan konsumen lain, dan tidak ada satupun dari mereka adalah pemasar. Bentuk komunikasi pemasaran ini dapat terjadi karena kesan mendalam konsumen terhadap produk atau perusahaan tertentu sehingga konsumen tersebut ingin menyampaikan informasi yang dia ketahui tentang produk atau perusahaan tersebut kepada kerabat dekatnya. Komunikasi pemasaran melalui WOM tidak memerlukan biaya yang begitu besar, namun dapat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan (Kotler dan Keller 2009).

Pada penelitian ini yang dilakukan adalah melihat seberapa kuat pengaruh dari bentuk - bentuk bauran komuikasi pemasaran tersebut dalam mempengaruhi unsur decoding dan tindakan dalam model komunikasi pemasaran.

Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Komunikasi dikatakan tidak efektif jika sumber gagal dalam mendorong penerima pesan untuk bertindak. Komunikasi yang efektif menurut Tubbs dan Moss (1974) dalam Rakhmat (2004) yaitu komunikasi yang paling tidak menimbulkan lima hal, yaitu:

(1) Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator.

(2) Kesenangan, artinya tidak semua informasi disampaikan untuk menyampaikan informasi, dan membentuk pengertian, akan tetapi juga dilakukan untuk menimbulkan kesenangan.

(3) Pengaruh pada sikap. Komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan perubahan sikap, perilaku, atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak komunikator.

(4) Hubungan sosial yang baik. Komunikasi juga ditunjukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri.

(5) Tindakan efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikan.

(30)

komunikasi pemasaran dapat dilihat dari dampak komunikasi pemasaran terhadap khalayak sasaran, seperti kesadaran khalayak terhadap pesan yang disampaikan, frekuensi khalayak menerima bentuk komunikasi pemasaran, dan perubahan sikap atau perilaku khalayak setelah menerima bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Efektivitas komunikasi pemasaran bergantung juga pada alat promosi yang digunakan dalam komunikasi pemasaran.

Dampak dari efektivitas komunikasi pemasaran pada penelitian ini dianalisis dengan melihat pengaruh rancangan pesan ANSVA, Bentuk bauran komunikasi pemasaran, terhadap dampak dari efektivitas komunikasi pemasaran yang berupa, kognitif, afektif dan konatif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Aspek-aspek yang dapat menjadi indikator efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan hasil penelitian Arindi (2011) adalah aspek kognitif, afektif, dan konatif. Aspek kognitif adalah pengetahuan konsumen terhadap produk atau perusahaan, aspek afektif merupakan tingkat kesukaan konsumen atau ketertarikan konsumen terhadap suatu produk/perusahaan, dan aspek konatif adalah tingkat tingkah laku yang dimiliki konsumen terhadap perilaku pembelian suatu produk/perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian Yassiranda (2011) dan Amalia (2012), efektivitas komunikasi pemasaran dapat dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu rancangan pesan, ragam media yang digunakan, dan frekuensi penyampaian pesan. Rancangan pesan dianalisis dengan teori ANSVA, ragam media yang digunakan adalah bentuk komunikasi pemasaran yang digunakan untuk mempromosikan produk/perusahaan tersebut, dan frekuensi penyampaian pesan adalah jumlah berapa kali suatu pesan komunikasi pemasaran tersebut diperlihatkan. Berdasarkan hasil penelitian Amalia (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara dimensi rancangan pesan, ragam media yang digunakan, serta frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Anggraeni (2012), menyatakan bahwa karateristik individu yang terdiri dari usia, pekerjaan, pendidikan, pengeluaran dan motivasi dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran. Karateristik individu tersebut dapat mempengaruhi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

(31)

Perilaku Konsumen

Konsumen pada kredit perbankan adalah masyarakat yang terdaftar menjadi debitur di bank BRI unit Desa Cikedung. Setiap konsumen yang menjadi debitur, memiliki tujuan tertentu untuk memutuskan mengaplikaskan kredit perbankan. Dalam proses pengambilan keputusan untuk mengaplikasikan kredit perbankan, konsumen dipengerahui oleh faktor-faktor tertentu. Tujuan konsumen terhadap produk, pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen termasuk kedalam perilaku konsumen. menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1993) dalam Sumarwan (2004) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Definisi perilaku konsumen lainnya seperti yang dikutip oleh Sumarwan (2004) dari Loudon dan Della-Bitta (1984) adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh,menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa. Sumarwan (2004) mengartikan perilaku konsumen sebagai semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Beberapa definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya perilaku konsumen adalah suatu proses dimana seseorang sebagai konsumen dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk dalam proses pemasaran melibatkan aktivitas fisik, mental dan psikologis. Pemasaran sendiri bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen yang dituju atau konsumen sasaran (target konsumen). Sebagai pemasar, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana memengaruhi perilaku konsumen agar dapat mendukung produk yang ditawarkan kepada para konsumen. Hal ini menjadi dasar dilakukannya kegiatan promosi oleh pihak pemasar. Tujuan promosi yang dilakukan pemasar adalah untuk memengaruhi konsumen untuk melakukan proses pembelian.

(32)

Gambar 2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Sumber: Setiadi (2003)

Proses keputusan pembelian oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh cara pandang konsumen terhadap suatu masalah atau kebutuhan dan bagaimana motivasi yang muncul dalam dirinya. Menurut Sumarwan (2004) motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Motivasi terbentuk karena adanya stimulus atau rangsangan yang akan menyebabkan pengenalan kebutuhan individu. Pengenalan kebutuhan individu akan menyebabkan tekanan kepada konsumen sehingga adanya dorongan untuk dalam dirinya untuk melakukan tindakan yang bertujuan. Tindakan tersebut akan menyebabkan tercapainya tujuan konsumen atau terpenuhinya kebutuhan konsumen atau konsumen memperoleh insentif yang bisa berbentuk produk, jasa, dan informasi yang dianggap bisa memenuhi kebutuhan konsumen.

Selain motivasi, proses keputusan pembelian juga bergantung pada sikap konsumen. Sikap konsumen merupakan hal penting bagi pemasar karena sikap menyimpulkan evaluasi konsumen terhadap suatu objek dan menunjukkan perasaan positif dan negatif serta kecenderungan dalam perilaku konsumen. Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Selain motivasi dan sikap, pengetahuan konsumen juga penting,karena bila konsumen tidak mengetahui tentang suatu produk maka, motivasi dalam dirinya tidak akan muncul dan sikap konsumen akan biasa saja atau cenderung netral. Pengetahuan konsumen termasuk kedalam komponen kognitif, sikap konsumen termasuk kedalam komponen afektif, dan motivasi termasuk kedalam komponen konantif, dan ketiganya termasuk kedalam satu komponen sikap yang didalamnya termasuk ketiganya. Engel, Blackwell, dan Miniard (1993) mengemukakan bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan apa yang tidak disukai.

Gambar 3 Hubungan antar Tiga Komponen Sikap Sumber: Setiadi (2003)

Komponen Kognitif

Kepercayaan terhadap merek

Komponen Afektif

Evaluasi merek

Komponen Konatif

Maksud untuk membeli Mengenali

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan membeli

(33)

Setiadi (2003) menyatakan bahwa dari ketiga komponen sikap, evaluasi merek adalah pusat dari telaah sikap karena evaluasi merek merupakan ringkasan dari kecenderungan konsumen untuk menyenangi atau tidak menyenangi merek tertentu. Kesimpulan yang dapat ditarik dari gambar hubungan antar tiga komponen sikap adalah kepercayaan merek mempengaruhi evaluasi merek dan evaluasi merek menentukan perilaku berkehendak.

Karakteristik konsumen dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu barang. Mempelajari kebutuhan konsumen dapat memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru, keunggulan produk, penentuan harga, saluran pemasaran, dan pesan iklan serta bauran pemasaran lainnya. Konsumen memiliki karaketristik yang dapat dilihat berdasarkan demografi, ekonomi, dan sosial.

Karakteristik demografi konsumen sangat terkait dengan konsep subbudaya. Subbudaya merupakan bagian yang lebih kecil dari budaya. Yang menggambarkan nilai-nilai, kepercayaan, ide, sikap, dan tindakan dari seorang individu. Keterkaitan antara demografi dan subbudaya terlihat dari dalam satu variabel demografi akan ada didapatkan subbudaya yang berbeda.

Tabel 1 Karakteristik Demografi dan Subbudaya di Indonesia

No. Karakteristik Demografi Contoh Subbudaya

1. Usia Anak-anak, remaja, dewasa awal, dewasa lanjut, lansia.

2. Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha. 3. Suku bangsa Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak,

Minahasa, Bugis. 4. Warga Indonesia

keturunan

Pribumi, Tionghoa, India, Arab. 5. Pendapatan Miskin, menengah, kaya. 6. Jenis kelamin Laki-laki, wanita.

7. Status pernikahan Lajang, menikah, janda, duda.

8. Jenis keluarga Orang tua tunggal, orang tua lengkap, keluarga dengan satu anak, dua anak.

9. Pekerjaan Dosen, guru, buruh, karyawan, dokter, akuntan, montir, pengacara.

10. Lokasi geografi Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa.

11. Jenis rumah tangga Rumah Tangga Keluarga, Bukan Rumah Tangga Keluarga (tinggal sendiri, tinggal bersama teman di asrama).

12. Kelas sosial Kelas atas, kelas menengah, kelas bawah. Sumber: Sumarwan (2004)

(34)

Karakteristik konsumen yang dianalisis pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Karakteristik – karakteristik tersebut dianalisis, lalu kemudian dilihat pengaruhnya terhadap strategi komunkasi pemasaran yang digunakan oleh Bank BRI Unit Desa Cikedung.

Kerangka Pemikiran

(35)

Faktor internal merupakan karakteristik konsumen, meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jenis kelamin. Faktor eksternal terdiri dari, frekuensi penerimaan debitur terhadap promosi bank lain dan frekuensi peminjaman kredit debitur pada bank lain. Kedua faktor tersebut memiliki hubungan dengan strategi komunikasi pemasaran. Strategi komunikasi pemasaran ini diukur melalui bentuk bauran komunikasi pemasaran yang digunakan oleh bank, Penilaian rancangan pesan ANSVA, dan frekuensi penyampaian bauran komunikasi pemasaran tersebut. Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat diukur melalui sejauh mana tujuan komunikasi pemasaran itu tercapai. Tujuan komunikasi pemasaran adalah menyampaikan pesan informasi kepada khalayak dengan tujuan dapat merubah sikap konsumen yang terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan konatif.

Hipotesis

1. Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, frekuensi penerimaan promosi bank lain, dan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain berpengengaruh terhadap bentuk bauran komunikasi pemasaran

2. Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, frekuensi penerimaan promosi bank lain, dan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain berpengengaruh terhadap penilaian rancangan pesan ANSVA

3. Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, frekuensi penerimaan promosi bank lain, dan frekuensi peminjaman kredit pada bank lain berpengaruh terhadap frekuensi penerimaan bauran komunikasi pemasaran

4. Bentuk bauran komunikasi pemasaran, penilaian rancangan pesan ANSVA, dan frekuensi penerimaan bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap aspek kogntif

5. Bentuk bauran komunikasi pemasaran, penilaian rancangan pesan ANSVA, dan frekuensi penerimaan bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap aspek afektif

6. Bentuk bauran komunikasi pemasaran, penilaian rancangan pesan ANSVA, dan frekuensi penerimaan bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran berpengaruh terhadap aspek konatif

Definisi Operasional

Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal merupakan karakteristik nasabah, yaitu keadaan spesifik nasabah Bank BRI Unit Desa Cikedung yang berkaitan langsung dengan dirinya, dapat diukur dengan variabel:

(36)

dikelompokkan berdasarkan rentang usia Havighurst dalam Mugniesyah (2009) yaitu masa dewasa awal (18-30 tahun), usia pertengahan (31-50 tahun), dan usia tua (> 50 tahun).

b. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden. Pengukuran berdasarkan lamanya tahun jenjang pendidikan terakhir. Variabel ini merupakan jenis data interval dalam uji statistik, dan untuk analisis deskriptif pendidikan dikelompokkan ke dalam kategori yaitu:

- Rendah (Tidak Sekolah dan atau SD) - Sedang (SMP)

- Tinggi (SMA)

c. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh responden sebagai sumber utama yang menghasilkan uang. Variabel ini merupakan jenis data nominal dalam uji statistik. Variabel ini digolongkan kedalam tiga kategori untuk analisis deskripitif, yaitu:

- Bekerja (Petani, PNS, dan Pegawai Swasta) - Berdagang (Wiraswasta)

- Tidak bekerja (ibu rumah tangga dan pensiunan)

d. Pendapatan adalah rata-rata uang (rupiah) yang diperoleh pada setiap bulan. Diukur dengan skala interval. Variabel ini merupakan jenis data interval saat uji statistik, dan untuk analisis deskriptif pengeluaran dikelompokkan menjadi:

- Rendah (Rp300 000 – Rp8 535 000) - Sedang (Rp8 535 001 – Rp16 770 000) - Tinggi (Rp16 770 001 – Rp25 000 000)

e. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden. Diukur dengan menggunakan skala nominal.

2. Faktor eksternal merupakan faktor-faktor dari luar diri responden yang mempengaruhi responden dalam menilai kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bank BRI unit Desa Cikedung, diukur menggunakan variabel:

a. Frekuensi penerimaan promosi bank lain adalah intensitas konsumen dalam menerima informasi mengenai produk kredit sejenis yang disediakan oleh bank lain. Variabel ini merupakan jenis data interval saat uji statistik, dan untuk analisis deskriptif variabel ini digolongkan menjadi tiga kategori:

- Rendah (0-1 kali) - Sedang (2-3 kali) - Tinggi (4-5 kali)

b. Frekuensi peminjaman kredit adalah banyaknya atau tingkat keseringan konsumen meminjam kredit dari lembaga keuangan lainnya dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Variabel ini merupakan jenis data interval saat uji statistik, dan untuk analisis deskriptif variabel ini digolongkan menjadi 3 kategori:

(37)

3. Strategi komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Dapat diukur dengan variabel:

a. Bentuk bauran komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berhubungan dengan promosi yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produk yang dipasarkan kepada khalayak. Bentuk bauran komunikasi pemasaran diukur dengan banyaknya jumlah bentuk media komunikasi pemasaran yang diterima oleh responden pertama kali. Bentuk bauran komunikasi pemasaran ini terdiri dari brosur/leaflet, acara hiburan, pameran, kunjungan mantri, dan cerita dari teman atau kerabat. Variabel ini merupakan jenis data interval dalam uji statistik, dan untuk analisis deskriptif variabel ini digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu:

- Rendah (skor 1, jika mendapatkan 1 buah bentuk bauran komunikasi pemasaran)

- Sedang (Skor 2, jika mendapatkan 2 buah bentuk komunikasi pemasaran)

- Tinggi (Skor 3, jika mendapatkan 3 buah bentuk komunikasi pemasaran )

b. Penilaian rancangan pesan ANSVA adalah penilaian tingkat kekuatan desain pesan dalam memberikan informasi kepada responden. Rancangan pesan diukur berdasarkan 5 unsur ANSVA yang dikategorikan menjadi : 1) Attention adalah unsur pesan didalam bentuk elemen-elemen bauran

promosi yang digunakan oleh Bank BRI unit Desa Cikedung yang dapat membangkitkan perhatian konsumen terhadap ide atau gagasan yang ditawarkan mengenai kredit perbankan. Variabel ini merupakan jenis data interval

2) Need adalah unsur pesan didalam bentuk elemen-elemen bauran promosi yang digunakan oleh Bank BRI unit Desa Cikedung yang dapat membangkitkan rasa kebutuhan konsumen terhadap ide atau gagasan yang ditawarkan mengenai kredit perbankan. Variabel ini merupakan jenis data interval

3) Satisfaction adalah unsur pesan didalam bentuk elemen-elemen bauran promosi yang digunakan oleh Bank BRI unit Desa Cikedung berupa penawaran jalan keluar dan pemenuhan kebutuhan dari masalah yang dirasakan oleh konsumen. Variabel ini merupakan jenis data interval 4) Visualization adalah unsur pesan didalam bentuk elemen-elemen bauran

promosi yang digunakan oleh Bank BRI unit Desa Cikedung yang memproyeksikan gagasan atau ide mengenai kredit perbankan ke masa yang akan datang. Variabel ini merupakan jenis data interval

(38)

Hasil pengukuran pesan ANSVA, kemudian digolongkan menjadi : - Lemah (skor 60-80)

- Sedang (skor 81-100) - Kuat (101-120)

c. Frekuensi penerimaan pesan adalah banyaknya atau tingkat keseringan responden menerima masing-masing bentuk media pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Bank BRI Unit Desa Cikedung dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Variabel ini merupakan jenis data interval dalam uji statistik, dan untuk analisis deskriptif variabel ini digolongkan menjadi:

- Rendah (1-4 kali) - Sedang (5-8 kali ) - Tinggi (9-12 kali )

4. Efektivitas komunikasi pemasaran adalah keberhasilan pelaksanaan komunikasi pemasaran dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi pemasaran. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat diketahui melalui aspek kognitif, afektif, dan konatif.

a. Aspek kognitif adalah peningkatan pengetahuan dan persepsi responden mengenai produk kredit perbankan yang diperoleh dari informasi berbagai sumber. Variabel ini merupakan jenis data interval dalam uji statistik, dan untuk analisis deskriptif digolongkan menjadi:

- Rendah (Skor 4-6)

- Sedang (Skor 7-9)

- Tinggi (Skor 10-12)

b. Aspek afektif adalah aspek yang berkenaan dengan emosi, keinginan, dan rasa suka yang dimiliki oleh responden mengenai produk yang ada, dan juga hal-hal yang berkaitan dengan Bank BRI Unit Desa Cikedung. Variabel ini merupakan jenis data interval dalam uji statistik, dan untuk analisis deskriptif digolongkan menjadi:

- Rendah (Skor 5-6)

- Sedang (Skor 7-8)

- Tinggi (Skor 9-10)

c. Konatif adalah tindakan responden untuk mesebarluaskan informasi serta mengaplikasikan produk kredit perbankan dan serta menyebarluaskan apa yang responden ketahui tentang produk tersebut. Variabel ini merupakan jenis data interval dalam uji statistik, dan untuk analisis deskriptif digolongkan menjadi:

- Rendah (Skor 5-6)

- Sedang (Skor 7-8)

(39)

PENDEKATAN LAPANGAN Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya data analisis. Metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam dengan pihak Bank BRI Unit Desa Cikedung. Metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data primer (Singarimbun dan Effendi 1989).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Bank BRI Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu. Penentuan lokasi untuk Bank BRI Unit Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Bank BRI Unit Desa Cikedung telah melakukan promosi penjualan guna mengenalkan dan memasarkan produk perbankan yang lebih lengkap dan baik dibandingkan bank-bank lainnya yang ada di pedesaan. Bank BRI Unit Desa Cikedung juga memiliki banyak debitur yang mayoritas mengambil kredit untuk membantu usahanya di bidang pertanian, sehingga mendukung penelitian ini. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan survei langsung ke lokasi penelitian, penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa peneliti, artikel dari internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai lokasi penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013. Kegiatan penelitian meliputi pra survey, penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi dan perbaikan laporan penelitian.

Teknik Pemilihan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah debitur Bank Rakyat Indonesia baik debitur Kredit Usaha Rakyat KUR), Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES), dan Kredit Skala Mikro (KSM) yang diperoleh berdasarkan data debitur yang ada dan telah terdaftar menjadi debitur sejak 6 bulan sebelum dilaksanakannya penelitian ini. Jumlah populasi penelitian ini berdasarkan data debitur yang ada, berjumlah 600 orang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Populasi dan sampel penelitian

No. Cluster Populasi Sampel

1. KUR 200 20

2. KUPEDES 202 20

3. KSM 198 20

(40)

Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu dengan membagi responden kedalam tiga jenis kredit yang diambil yaitu KUR, KUPEDES dan KSM dengan tujuan agar mengurangi kemungkinan adanya bias dan keseragaman dalam pengambilan data. Agusta (2011) menyatakan ketika melakukan perbandingan antar kelompok, maka masing-masing kelompok minimal berisikan 20 sampel. Pengambilan sampel untuk masing-masing kelompok dapat dilaksanakan secara proporsional sesuai populasi masing-masing kelompok, atau tidak proporsional. Pemilihan responden dalam cluster KUR, KUPEDES dan KSM ditentukan secara acak yaitu dengan cara mengentri nomor urut debitur 1-600 untuk seluruh populasi, kemudian dipilih secara acak 60 sampel penelitian menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows version 20.0. Lalu hasil dari pengacakan nomor urut tersebut diserahkan kepada petugas Bank BRI untuk kemudian dimintai datanya. Dari data yang didapat terpilih secara acak 20 orang responden dari masing-masing cluster KUR, KUPEDES dan KSM. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu.

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan instrumentasi berupa kuesioner. Dalam pelaksanaan penelitian, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa pengamatan langsung terhadap seluruh kegiatan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak Bank BRI Unit Desa Cikedung. Selain itu, dilakukan pula teknik wawancara mendalam terhadap sejumlah informan untuk mendapatkan data kualitatif sebagai pendukung data kuantitatif deskriptif. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu Pimpinan serta Account Officer (Mantri) dari Bank BRI Unit Desa Cikedung.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian (responden) di lapangan yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder berupa profil Bank BRI Unit Desa Cikedung, brosur yang digunakan sebagai media komunikasi pemasaran kredit perbankan yang diteliti, data dalam website, serta data-data dari pustaka serta penelitian sebelumnya.

Instrumentasi diperlukan untuk keperluan pengumpulan data dalam bentuk kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Kuesioner dibagi menjadi empat bagian untuk mempermudah pelaksanaan faktor internal yang mempengaruhi responden, bagian kedua untuk penggalian data mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi responden, bagian ketiga untuk penggalian data mengenai strategi komunikasi pemasaran dan bagian keempat untuk penggalian data mengenai efektivitas komunikasi pemasaran.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(41)

diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Data kuantitatif diuji dengan menggunakan uji statistik analisis regresi linear berganda dengan nilai signifikansi sebesar α (0.05). Uji statistik analisis regresi linear berganda menurut Sunyoto (2011) adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas (x) dan variabel terikat (y), dan dalam pengukuran pengaruh variabel melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Jenis data yang digunakan untuk analisis regresi linear berganda adalah jenis data interval dan rasio, dan untuk data yang bukan interval dan rasio (nominal dan ordinal) dimasukkan sebagai variabel dummy dalam pengolahan data. Sunyoto (2011) menyatakan bahwa variabel dummy juga termasuk dalam variabel kuantitatif, meskipun memiliki karakteristik tertentu variabel ini tetap dapat mempengaruhi hasil estimasi persamaan regresi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows version 20.0 untuk mempermudah dalam pengolahan data.

Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bank BRI Unit Desa Cikedung yang berlokasi di Jalan Raya Cikedung-Tugu, Desa Cikedung, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu. Bank BRI Unit Desa Cikedung merupakan salah satu pengembangan bisnis serta cabang dari Bank BRI Unit Jatibarang, Kabupaten Indramayu.

Sejarah Singkat Bank BRI Unit Desa Cikedung

(42)

teresbut, tidak disambut baik oleh para debitur, karena hal tersebut menyebabkan debitur kesulitan untuk beradaptasi dengan mantri yang baru. Hal ini dikarenakan setiap mantri memiliki karakteristik yang berbeda, dan mayoritas debitur memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pada mantri sebelumnya, sehingga terkadang hal tersebut, membuat debitur enggan untuk berinteraksi dengan mantri yang baru.

Visi dan Misi Bank BRI Unit Desa Cikedung

Bank BRI Unit Desa Cikedung merupakan cabang pembantu dari Bank BRI pusat, sehingga visi dan misi yang dianut sama. Visi dari Bank BRI sendiri adalah Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah, dan misi dari Bank BRI antara lain:

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Struktur Organisasi Bank BRI Unit Desa Cikedung

Struktur organisasi Bank BRI Unit Desa Cikedung terdiri dari Kepala Unit Desa yang berperan sebagai penanggung jawab utama seluruh kegiatan operasional dari Bank BRI Unit Desa Cikedung. Kemudian, di bawah Kepala Unit Desa ada Mantri (Account Officer), Teller, Costumer Service, Security, dan Office Boy. Mantri (Account Officer) memiliki tanggung jawab atas seluruh kegiatan pengelolaan penjualan produk kredit perbankan, dari mulai mencari nasabah, promosi produk, mensurvey tempat tinggal nasabah, mempersiapkan berkas-berkas pengajuan kredit nasabah dan menagih cicilan pembayaran kredit nasabah. Teller memiliki tanggung jawab atas seluruh kegiatan keluar masuk uang nasabah, dari mulai setoran tabungan, pengambilan tabungan, pengiriman uang, deposito, pembayaran cicilan kredit nasabah dan pembayaran tagihan nasabah lainnya, seperti listrik, telepon, dll. Costumer Service memiliki tanggung jawab atas seluruh pelayanan kebutuhan nasabah, seperti mempersiapkan berkas pembukaan rekening baru, memberikan informasi mengenai produk kredit perbankan, dan membantu permasalahan mengenai hal-hal perbankan yang dihadapi nasabah. Security memiliki tanggung jawab atas seluruh keamanan serta ketertiban pada Bank, dan Office Boy bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan pegawai Bank dan perawatan Bank.

Segmentasi Pasar Bank BRI Unit Desa Cikedung

(43)

Indonesia dan secara khusus adalah seluruh masyarakat yang berada di Kecamatan Cikedung yang baru akan atau sudah memiliki usaha, baik itu usaha mikro, kecil dan menengah guna meninggkatkan ekonomi masyarakat.

Produk Kredit Perbankan yang Ditawarkan Bank BRI Unit Desa Cikedung Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit Usaha Rakyat atau disingkat KUR adalah salah satu jenis pinjaman yang ditawarkan oleh Bank BRI Unit Desa Cikedung kepada masyarakat. KUR juga merupakan Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi dengan plafonkredit sampai dengan Rp 500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari perusahaan penjamin. KUR yang ditawarakan oleh Bank BRI Unit Desa Cikedung kepada masyarakat adalah KUR Mikro dengan plafon kredit maksimal 20 juta. Persyaratan KUR mikro secara umum adalah, 1. Calon debitur adalah individu yang melakukan usaha produktif yang layak, 2. Memiliki legalitas yang lengkap seperti KTP/ SIM dan KK, dan 3. Lama usaha minimal 6 bulan. Suku bunga yang berlaku berdasarkan situs resmi bank BRI adalah maksimal 22% per tahun.

Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES)

Kredit Usaha Pedesaan atau disingkat KUPEDES adalah kredit dengan bunga bersaing yang bersifat umum untuk semua sektor ekonomi, ditujukan untuk individual (badan usaha maupun perorangan) yang memenuhi persyaratan dan dilayani di seluruh BRI Unit dan Teras BRI. Plafon kredit untuk KUPEDES adalah Rp 5 juta sampai dengan Rp 100 juta. Persyaratan KUPEDES adalah (a) Melampirkan dokumen identitas diri KTP / SIM, (b) Pengalaman usaha minimal 1 tahun, (c) Melampirkan legalitas usaha (Minimal surat keterangan usaha dari Kepala Desa / Lurah / Pasar) dan (d) Menyertakan Agunan ( Surat keterangan kepemilikan lahan, sertifikat rumah atau tanah, BPKB kendaraan, dll). Pinjaman KUPEDES memiliki keunggulan antara lain, memperoleh asuransi jiwa kredit, angsuran sesuai kebutuhan (bulanan / musiman / dll) dan bonus bagi debitur yang angsurannya dibayar tepat waktu.

Kredit Skala Mikro (KSM)

(44)
(45)

KARAKTERISTIK DEBITUR BANK BRI UNIT DESA CIKEDUNG

Karakteristik debitur merupakan faktor internal dan faktor eksternal debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung. Faktor internal merupakan karakteristik pengunjung yang meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir dan pendapatan per bulan debitur. Faktor eksternal meliputi frekuensi penerimaan promosi bank lain dan frekuensi kredit kepada bank lain.

Faktor Internal Debitur Bank Bri Unit Desa Cikedung

Faktor Internal dari debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung yang diamati dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir,dan pendapatan per bulan. Para debitur yang menjadi responden pada penelitian ini dibagi berdasarkan jenis produk kredit perbankan yang diambil yaitu KUR, KUP, dan KSM. Faktor internal debitur secara keseluruhan dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah dan persentase debitur Bank BRI Unit Desa Cikedung berdasarkan faktor internal debitur

Faktor Internal

Debitur Kategori n %

Total (%) Usia Masa dewasa awal (18 – 30 tahun) 4 6.67

100.00 Usia pertengahan (31 – 50 tahun) 38 63.33

Usia tua (>50 tahun) 18 30.00

Jenis Kelamin Laki-laki 35 58.33

100.00

Perempuan 25 41.67

Pekerjaan Bekerja 33 55.00

100.00

Berdagang 20 33.33

Tidak Bekerja 7 11.67

Pendidikan Terakhir

Rendah (Tidak Sekolah dan SD) 40 66.67

100.00

Sedang (SMP) 12 20.00

Tinggi (SMA) 8 13.33

Pendapatan Rendah

(Rp300 000 – Rp8 535 000) 53 88.33

100.00 Sedang

(Rp8 535 001 – Rp16 770 000 6 10.00 Tinggi

(Rp16 770 001 – Rp25 000 000) 1 1.67

Usia

Gambar

Gambar 1 Model Komunikasi Pemasaran
Gambar 3 Hubungan antar Tiga Komponen Sikap
Tabel 1 Karakteristik Demografi dan Subbudaya di Indonesia
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat suku bunga kredit perbankan dari tahun ke tahun, mengetahui perkembangan kredit bank konvensional dan pembiayaan

Roy Juahsa : Peranan strategi pemasaran jasa perbankan dalam meningkatkan tabungan..., 2003 USU Repository © 2008.... Roy Juahsa : Peranan strategi pemasaran jasa perbankan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan perjanjian kredit antara Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Klaten, hak dan kewajiban

Kegiatan komunikasi pemasaran pada jasa pembiayaan kredit pemilikan rumah Bank Tabungan Negara Cabang Jember menarik untuk diteliti karena jasa pembiayaan KPR BTN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit terhadap usaha kecil yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Girimulyo, apakah sudah sesuai

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif strategi yang perlu dibangun untuk membangun bauran pemasaran guna meningkatkan keputusan penggunaan kredit mikro BRI

Bank Rakyat Indonesia juga merupakan lembaga pembiayaan kredit. yang bergerak dalam usaha

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Rasio Keuangan Bank terhadap Tingkat Penyaluran Kredit Bank Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa