LAPORAN TUGAS AKHIR
PELAKSANAAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN
PAJAK PRATAMA BINJAI O
L E H
NAMA : PUTRIA CHAIRUL NIM : 102600063
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala
nikmat dan karunianya sehingga saya dapat meyelesaikan Laporan Tugas Akhir
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini yang diberi judul “Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai”
Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan terkhusus kepada kedua orang
tua saya, Ayah Chairul Tanjung dan ibunda Elda Juliati yang sangat saya sayangi dan
cintai. Ketulusan dan kesabaran mereka dalam mendidik dan membimbing saya serta
selalu mendoakan dan mendukung saya baik secara moral maupun materil. Saya tidak
akan mampu menyelesaikan segala proses mulai dari awal pendidikan hingga sampai
tahap akhir saya meyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini tidak mugkin dapat terselesaikan secara baik dan
benar tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya juga
mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara,Msi, selaku Ketua Program Studi Diploma
3. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA, selaku Dosen Pembimbing saya yang
telah memberikan waktu, pemikiran,serta mengarahkan saya dengan sabar
hingga terselesaikanya Laporan Tugas Akhir ini.
4. Seluruh staf pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FISIP USU yang telah membantu saya dalam segala urusan yang
berhubungan dengan administrasi.
5. Bapak M.Husni Hatib,S.Sos, sebagai Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai.
6. Bapak Hermansyah,SH.sebagai Kepala Sub bagian Umum di Kantor
Pelayanan Pratama Binjai.
7. Bapak Akhid Manhal Muna Rifky selaku Kepala Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan serta pegawai-pegawai lainya kak Julia, Pak Andri, dan Pak Rudi
yang turut membantu dalam memberikan dara di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai.
8. Untuk Adikku Tersayang Kiranti Chairul , Titari Chairul, Al-Ubay Chairul.
Terimakasih untuk semua doa dan dukungan yang telah kalian berikan, yang
telah membuatku selalu bersemangat dalam menyelesaikan perkuliahan.
9. Untuk teman-teman ku yang unik Wirdha Rahma Siagian, Jenny Yelina
Rambe, Nurma Riflawati dan Corlina Fince Matondang, Ayu Retno
Anggraini, makasi atas kesetiaanya .
10.Special thanks buat Mhd syariffudin Lubis,ST makasi perhatian dan kasih
11.Untuk teman-teman Angkatan 2010 Administrasi Perpajakan kelas B ,
terimakasih karena kita selalu saling mendukung satu sama lain. Semoga kita
dapat meraih keberhasilan,Amin.
Saya menyadari akan keterbatasan kemampuan,pengetahuan dan pengalaman
dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir saya ini .Saya juga menyadari bahwa di
dalam penulisan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun, saya mengusahakan agar Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
dengan baik dan berjalan sebagaimana seharusnya. Oleh karena itu saya
mengharapkan kepada semua pembaca untuk memberi kritik dan saran yang dapat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Medan,20 Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik kerja Lapangan Mandiri ... 3
C. Uraian Teoritis Praktik kerja Lapangan Mandiri ... 5
D. Ruang Lingkup Praktik kerja Lapangan Mandiri ... 9
E. Metode Praktik kerja Lapangan Mandiri ... 9
F. Metode Pengumpulan Data ... 12
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik kerja Lapangan Mandiri 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum KPP Pratama Binjai ... 14
B. Struktur Organisasi KPP Pratama Binjai ... 17
C. Bidang Kerja dan Fungsi Organisasi Instansi ... 18
D. Jumlah Pegawai KPP Pratama Binjai ... 24
BAB III GAMBARAN DATA PKLM A. Pengertian Ekstensifikasi Wajib Pajak ... 26
B. Dasar Hukum Pelaksanaan Ekstensifikasi ... 28
C. Ruang Lingkup Ekstensifikasi Wajib Pajak ... 29
E. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi ... 34
F. Pengawasan dalam kegiatan Ekstensifikasi ... 35
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak ... 36
B. Hambatan-Hambatan dalam melakukan Ekstensifikasi ... 45
C. Upaya-Upaya dalam Mengatasi Hambatan ... 46
D. Hasil Pelaksanaan Ekstensifikasi yang dilakukan pada KPP .. Pratama Binjai ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 52
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Sumber-sumber penerimaan Negara Indonesia berasal dari berbagai sektor
dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat indonesia .Salah satu
sumber penerimaan negara yang paling potensial adalah dari penerimaan pajak. Pajak
merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat besar pengaruhnya terhadap roda
pemerintahan Negara. Negara bias maju apabila pajaknya juga maju, membayar pajak
secara teratur dan benar tidak akan terjadi apabila kesadaran masyrakat dalam
membayar pajak masih kurang ,
Guna meningkatkan penerimaan pajak yang lebih optimal, peran serta
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan ketentuan
perpajakan sangat diharapkan pemerintah. Berdasarkan pada sistem self assessment
system ,yang mana prinsip ini berlaku mulai 1 januari 1984 berdasarkan UU No 6
Tahun 1983. Prinsip ini merupakan suatu pemberian kepercayaan dan tanggung
jawab yang lebih besar kepada wajib pajak untuk menghitung, memeperhitungkan
,melapor dan membayar sendiri kewajiban perpajakanya sehingga dapat
meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dan diharapkan administrasi perpajakan dapat
dijalankan dengan rapi, terkendali, sederhana, dan mudah dipahami oleh masyarakat
Tetapi pada kenyataanya seperti yang kita ketahui , masih banyak masyarakat
yang seharusnya telah ber-Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) namun mereka belum
mendaftarkan diri untuk memeperoleh NPWP . Berdasarkan hal tersebut DJP
menghimbau kepada masyarakat ,yang mempunyai penghasilan diatas PTKP tetapi
belum ber-NPWP agar segera mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP .Ini
menjadi penting karena dalam menjalankan kewajiban perpajakanya , setiap wajib
pajak memerlukan sarana administrasi . Dan sarana administrasi tersbut adalah
NPWP yang dipakai sebagai tanda pengenal diri dan identitas Wajib Pajak.
Untuk meningkatkan jumlah wajib pajak ,salah satu upaya yang
dilakukanDirektorat jendral pajak adalah program ekstensifikasi Wajib pajak.
Program ini merupakan kegiatan dalam rangka untuk meningkatkan jumlah wajib
pajak yang terdaftar .Selama bertahun-tahun kegiatan ekstensifikasi wajib pajak
dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat melalui media massa
seminar,maupun sensus pajak nasional yang telah dilakukan sejak tahun 2011,Dari
sini dapat diketahui bahwa betapa direktorat Jendral pajak gencar menggali semua
potensi dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak melalui kegiatan
ekstensifikasi.Harapanya utamanya adalah kesadaran Wajib Pajak mendaftarkan diri
secara sukarela untuk memeperoleh NPWP.
Prosedur tata cara untuk memperoleh NPWP di setiap Kantor Pelayanan
Pajak adalah sama sesuai dengan tempat tinggal(domisili),tempat kedudukan (badan),
maupun tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang bersangkutan .Sejalan dengan
dilakukan oleh wajib pajak baru tersebut dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang–undangan perpajakan dan diharapkan kepatuhan wajib pajak
akan menigkat sehingga penerimaan terhadap kas negara pun meningkat .Denagn
melihat fenomena tersebut ,dalam rangka menigkatkan penerimaan dan pengenaan
pajak, penulis tertarik untuk membuat Poposal Tugas Akhir dengan judul
“Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai”
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah
1.1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dan seberapa besar
pengaruh kegiatan tersebut terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Binjai.
1.2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi tersebut.
1.3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Binjai .
1.4. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan ekstensifikasi yang dilakukan pada
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tentunya sangat bermanfaat bagi
semua pihak, diantaranya adalah :
2.1 Bagi Mahasiswa/i
a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang perpajakan .dan dapat
memeperoleh kesempatan dan pengalaman secara langsung untuk belajar pada
suatu instansi pemerintah , dalam hal ini Kantor Pelayanan pajak sehingga
mahasiswa/I mengetahui situai kerja yang sebenarnya.
b. Mendorong mahasiswa/I untu lebih profesional dalam mengembangkan
tanggung jawab dan kemampuan berfikir ketika memasuki dunia kerja.
c. Merangsang mahasiswa untuk berkreativitas dalam melakukan pekerjaan
secara efisien dan efektif melaluiPraktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
d. Memahami pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak secara langsung
2.2 Bagi Program Studi DIII Adminstrasi Perpajakan
a. Mempererat hubungan kerjasama Program Studi DIII Adminstrasi perpajakan
dengan instansi pemerintah, khususnya KPP Pratama Binjai
b. Menciptakan mahasiswa yang berkualitas dan berintegritas dalam dunia
pendidikan,pekerjaan dan masyarakat.
2.3Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
a. Mempromosikan image yang baik tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai kepada Masyarakat khususnya Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai
b. Membina Hubungan baik dengan Program Studi DIII Adminstrasi perpajakan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
c. Membantu pihak KPP Pratama Binjai dalam hal sosialisasi perpajakan kepada
masyarakat melalui mahasiswa/I peserta PKLM yang setelah menyelesaikan
studi akan mengaplikasikan ilmu perpajakan yang dipelajarinya kepda
masyarakat.
C. Uraian Teoritis
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki
kontribusi sangat besar terhadap pembangunan dan roda pemerintahan negara.
Dengan pajak inilah pembiayaan negara dapat dilakukan dengan baik.Oleh karena itu
pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang sangat penting dalam
pembiayaan pembangunan.Dalam melaksanakan pembangunan nasional,pemerintah
memerlukan dana yang sangat besar.Dana yang digunakan dari penerimaan kas
1. Definisi Pajak
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masrayakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayararnya
menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas-tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan (Zain,2007:10).
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum (zain,2007:11).
Menurut Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace R,
Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan
akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang
sudah ditentukan dan tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar
pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
2. Fungsi Pajak
Fungsi pajak ada dua yaitu:
a. Fungsi Budgeter
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah untuk membiayai
pengeluaran baik rutin maupun pembangunan(Resmi,2008:3).
b. Fungsi Regulerend
Pajak mempunyai fungsi pengantur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi ,serta
mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan(Resmi,2008:3).
3. Ekstensifikasi Pajak
Pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak telah melakukan berbagai
kebijakan dan salah satunya adalah melalui ekstensifikasi. Ekstensifikasi adalah
upaya menambah jumlah wajib pajak. Ekstensifikasi pajak dilakukan untuk
menjaring wajib pajak baru karena potensi calon wajib pajak itu sangat
besar.Ekstensifikasi wajib pajak memfokuskkan pada peningkatan kesadaran wajib
pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal
Pajak. Dengan Ekstensifikasi, masyarakat dihimbau untuk melaksanakan pendaftaran
sebagai wajib pajak secara sukarela. Tujuan ekstensifikasi adalah pemberian NPWP
dengan memperhatikan asas domisili,sedangkan pemenuhan kewajiban perpajakan
yang timbul sebagai akibat pemberian NPWP tetap mengacu pada prinsip self
menyeluruh terhadap gerai/tempat usaha yang dimiliki,dikuasai,dan/atau
dimanfaatkan oleh wajib pajak orang pribadi baik yang telah memiliki NPWP
maupun belum.Bagi Wajib Pajak Orang pribadi yang telah memiliki NPWP,data dan
identitasnya di mutakhirkan sesuai denga ketentuan.
Agar pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dapat dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya dengan ketentuan sebagai berikut :
1. KPP melakukan identifikasi terhadap data yang diperoleh dan mencocokanya
dengan data Master File Lokal (MFL) melalui program Sistem Informasi
Perpajakan (SIP).
2. KPP membuat daftar nominatif Wajib Pajak yang belum mempunyai NPWP
dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP PKP) sesuai dengan
data yang dimiliki.
3. KPP mempersiapkan sarana dan prasarana administratif yang diperlukan.
4. KPP melaksanakan koordinasi dengan instansi di luar DJP yang terkait dalam
pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak.
5. KPP membuat dan mengirimkan Pemberitahuan kepada Wajib Pajak yang
terdapat dalam daftar administratif. Data yang diterima KPP secara selektif
akan dihibau untuk mendaftarkan diri.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi Ruang Lingkup di dalam Praktik Kerja Lapangan
1. Mengetahui Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dan seberapa besar pengaruh
kegiatan tersebut terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai
2. Mengetahui Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
3. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan
pelaksanaan ekstensifikasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
4. Mengetahui hasil pelaksanaan ekstensifikasi yang dilakukan pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) adalah sebagai berikut:
1.Tahap persiapan
Di dalam tahap persiapan ini, penulis akan melakukan persiapanyang dimulai
dari penetuan judul,penetuan tempat pelaksanaan praktek, mencari bahan untuk
melengkapi pembuatan proposal serta melakukan konsultasi atau diskusi dengan
dosen.
2. Tahap Literatur
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber pustaka
atau daftar bacaan untuk mendukung penulisan laporan seperti undang-undang,
buku-buku, media ,teknologi informasi seperti internet dan bahan-bahan lainya yang
3.Observasi Lapangan
Pada tahap ini penulis melakukan peninjauan secara langsung pada objek
Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk mengetahui tentang pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.
4. Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penyusunan Laporan
Proposal dengan target melalui,yaitu :
4.1 Data Primer,yaitu meliputi Wawancara dan Pengamatan.
4.2 Data Sekunder,yaitu meliputi Studi Kepustakaan dan Dokumentasi.
5. Analisis dan Evaluasi
Setelah penulis mengumpulkan data secara lengkap dan relevan dari objek
praktik kerja lapangan mandiri ,kenmudian melakukan analisa dan evalusi secara
objektif,jelas dan sistematis mengenai pelaksanaan ekstensifikasi dalam upaya
meningkatakan penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai serta
menarik kesimpulan tentang data-data tersebut.
F. Metode pengumpulan Data
1. Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) ini,maka penulis menggunakan metode pengumpulan
tanya jawab secara langsung dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai yang dianggap mengetahui dan memahami permasalahan dalam
memahami permasalahan dalam penulisan laporan ini.
2. Pengamatan (observasi) yaitu melakukan pengamatan langsung kepada objek
Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dalam melengkapi penulisan laporan ini.
3. Dokumentasi yaitu mengumpulakan berbagai dokumen
administrasi,peraturan-peraturan atau dasar hokum yang berhubunhan dengan pelaksanaan ekstensifikasi
dalam upaya meningkatkan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai.
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM
Untuk memudahkan dalam penulisan, proposal tugas akhir ini akan dibagi
dalam beberapa bab, dan masing-masing bab mempunyai sub bab yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan Latar Belakang dalam
penyusunan laporan PKLM, Tujuan dan Manfaat PKLM,
Uraian Teoritis, Ruang Lingkup PKLM, Metode PKLM,
Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan Laporan
PKLM serta alasan penulisan memilih juduk dan sekaligus
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasi
pelaksanaan PKLM. PKLM dilaksanakan pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Binjai ,meliputi sejarah singkat KPP
Prata Binjai ,Struktur Organisasi,Uraian Tugas dan Fungsi
masing-masing seksi serta Visi Misi KPP Pratama Binjai
tersebut.
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM
Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran pelaksanaan
kegiatan ekstensifikasi ,ruang lingkup pelaksanaan
ekstensifikasi, kerangka konsep pelaksanaan ekstensifikasi
,proses pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dan
usaha yang dilakukan oleh petugas ekstensifikasi wajib pajak
khususnya di seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis menguraikan tentang analisis dan evaluasi
data yang diperoleh selama PKLM yaitu pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi , hambatan, kondisi dan pengaruh terhadap
penerimaan serta hasil dari kegiatan ekstensifikasi pada Kantor
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menyajikan data yang telah di evaluasi dan
kesimpulan yang dapat diambil serta saran yang dapat
diberikan serta disini penulis berharap tulisan ini dapat berguna
bagi masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai didirikan pada tanggal 1 April
1994, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:
94/KMK-01/1994 tanggal 29 Maret 1994, dengan wilayah kerja sebagai berikut:
1) Kotamadya Binjai
2) Kabupaten Langkat
3) Kabupaten Deli Serdang
a. Kec. Labuhan Deli
b. Kec. Sunggal
c. Kec. Pancur Batu
d. Kec. Hamparan Perak
e. Kec. Sibolangit
f. Kec. Kutalimbaru
4) Kabupaten Tanah Karo
Pada tanggal 27 Mei 2008, KPP Binjai berubah nama menjadi KPP Pratama
Binjai yang artinya KPP Pratama Binjai telah menjadi KPP Modern dimana
pelayanan perpajakan telah menjadi pelayanan satu atap. KPP Pratama Binjai
1) Kota Binjai
a. Kec. Binjai Timur
b. Kec. Binjai Kota
c. Kec. Binjai Utara
d. Kec. Binjai Barat
e. Kec. Binjai Selatan
2) Kabupaten Langkat
a. Kec. Pangkalan susu
b. Kec. Gebang
c. Kec. Hinai
d. Kec. Secanggang
e. Kec. Sawit Sebrang
f. Kec. Babalan
g. Kec. Sei Lepan
h. Kec. Stabat
i. Kec. Sirapit
j. Kec. Tanjung Pura
k. Kec. Wampu
l. Kec. Pematang Jaya
m. Kec. Brandan barat
n. Kec. Kuala
p. Kec. Bahorok
q. Kec. Kutambaru
r. Kec. Padang Tualang
s. Kec. Sei Bingai
t. Kec. Batang serangan
u. Kec. Salapian
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai terletak di jalan Jambi Nomor
1 Rambung Barat, Binjai Selatan. Kantor Pemerintah ini mempunyai kewajiban untuk
memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam
membayar pajak.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai dikepalai oleh seorang Kepala
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang terdiri atas Kepala Kantor, Sub Bagian Umum,
dan beberapa seksi yang di pimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi agar
dapat lebih jelas dan transparan tentang keadaan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Binjai. Maka disini, penulis akan menggambarkan tentang struktur
organisasi.
B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
Struktur organisasi adalah wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama
dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat
penting untuk terlaksanakan fungsi pengorganisasi dengan baik sebab dengan adanya
terdapat dalam hierarki organisasi dan akan memudahkan setiap karyawan untuk
menjalankan tugas dan fungsinya.
Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Kantor
2. Sub Bagian Umum
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III)
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
7. Seksi Pemeriksaan
C. Bidang Kerja dan Fungsi Organisasi Instansi
Dalam melaksanakan tugas, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai memiliki fungsi:
a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan,
penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian
objek Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan
Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;
d. Penyuluhan perpajakan;
e. Pelaksanaan registrasi wajib pajak;
f. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;
g. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;
h. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;
i. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;
j. Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi;
k. Pembetulan ketetapan pajak;
l. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan;
m. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Keputusan Menteri
Keuangan No.94/kmk.01/1994 Tanggal 29 Maret 1994, Maka pembagian tugas dan
1. Kepala Kantor
Tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan
pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak tidak langsung lainnya
dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) berdasarkan Undang-Undang yang berlaku
2. Sub Bagian Umum
Berikut ini adalah tugas dari Sub Bagian Umum :
a. Penerimaan dan penyampaian dokumen di KPP.
b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Sub bagian umum.
c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta pengambilan
sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS).
d. Permintaan pengujian kesehatan pegawai.
e. Pembuatan kartu tanda pengenal pemeriksa.
f. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada
rekanan.
g. Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan
laporan tahunan.
h. Penyusunan laporan/daftar realisasi anggaran belanja.
3. Seksi Pelayanan
Berikut ini adalah tugas dari Seksi Pelayanan :
b. Penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak pada Tempat
Pelayanan Terpadu (TPT).
c. Perubahan identitas Wajib Pajak.
d. Penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak.
e. Penerbitan surat teguran penyampaian SPT Masa dan SPT tahunan PPh.
f. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi.
g. Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak lama.
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Berikut ini adalah tugas dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI.
b. Penatausahaan alat keterangan.
c. Pembentukan bank data.
d. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan (SPH) kirim ke Kantor
Pelayanan Pajak lainnya.
e. Penyusnan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
f. Penerbitan STP Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan
Pencabutan Sita.
g. Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan terhadap wajib pajak
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III)
Seksi Pengawasan dan Konsutasi atau yang biasa disebut seksi Waskon,
terbentuk setelah kantor pelayanan pajak melakukan modernisasi, dimana pembagian
seksi berorientasi pada fungsi seksi. Fungsi umum dari seksi waskon adalah
melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam menjalankan
kewajiban perpajakannya. Pada KPP Pratama Binjai seksi ini dibagi menjadi 3 bagian
yaitu: Seksi Waskon I, Waskon II, dan Waskon III. Tugas dari ketiga seksi tersebut
pada dasarnya sama, yang membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal
ini bertujuan mempermudah dan membantu tugas fungsi KPP Pratama Binjai.
Berikut ini adalah tugas dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III)
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pengawasan dan
konsultasi.
b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP).
c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB).
d. Penyelesaian permohonan perubahan metode pembukuan.
e. Penetapan Wajib Pajak patuh.
f. Penyelesaian permohonan pembetulan ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP.
g. Penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Berikut ini adalah tugas dari Seksi Ekstensifikasi Perpajakan:
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan.
b. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor.
c. Penerbitan surat himbauan untuk ber-NPWP.
d. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian lapangan.
e. Penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) pemotongan PPh
atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau
diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan.
f. Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian Surat Pemberitahuan
Objek Pajak (SPOP) dan mutasi sebagian atau seluruhnya objek dan subjek
pajak PBB.
g. Penerbitan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak
(SP3) PSL, Ekstensifikasi dan lain-lain.
7. Seksi Pemeriksaan
Berikut ini adalah tugas dari Seksi Pemeriksaan
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pemeriksaan.
b. Penyelesaian usulan pemeriksaan.
d. Pemeriksaan kantor.
e. Penyelesaina Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Lebih
Bayar.
f. Penatausahaan laporan pemeriksaan pajak dan nota perhitungan.
g. Pengamatan KPP, pemeriksaan kantor, pemeriksaan lapangan dan
penyelesaian usulan pemeriksaan dan lain-lain.
8. Seksi Penagihan
Berikut ini adalah tugas dari Seksi Penagihan :
a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi penagihan.
b. Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak.
c. Penyelesaian permohonan penundaan pembayaran pajak.
d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.
e. Penerbitan dan penyampaian surat teguran penagihan.
f. Penghapusan piutang pajak.
g. Penerbitan STP bunga penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan
D. Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai
Aspek kepegawaian yang mendukung operasional Kantor Pelayanan Pajak Pratama
berikut:
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki
Perempuan
49
20
2. Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah
Kepala Kantor Kasi/Kasubbag Fungsional Account Representative Pelaksana 1 9 8 17 34
3. Berdasarkan Seksi
Seksi Jumlah
Subbag Umum
Seksi Pelayanan
Seksi PDI
Seksi Waskon I
7
9
9
Seksi Waskon II
Seksi Waskon III
Seksi Penagihan
Seksi Ekstensifikasi
Seksi Pemeriksaan
Fungsional
8
7
5
6
4
8
4. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Golongan Jumlah
IV
III
II
I
1
33
35
BAB III
GAMBARAN DATA
A. Pengertian Ekstensifikasi Wajib Pajak
Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak , pemerintah telah melakukan
berbagai kebijakan dan salah satunya adalah melalui ekstensifikasi. Ekstensifikasi
adalah upaya menambah wajib pajak . Ekstensifikasi pajak dilakukan untuk
menjaring wajib pajak baru karena potensi wajib pajak baru itu sangat besar.
Ekstensifikasi wajib pajak memfokuskan pada peningkatan kesadaranwajib pajak
terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak.
Dengan ekstensifikasi, masyarakat di himbau untuk melaksanakan pendaftaran
sebagai wajib pajak secara sukarela.
Beberapa hal yang perlu di jelaskan tentang kegiatan ekstensifikasi adalah :
1. Tujuan kegiatan Ekstensifikasi
Pemberian NPWP dengan memperhatikan asas domisili, sedangkan
pemenuhan kewajiban perpajakan timbul sebagai akibat pemberian NPWP tetap
mengacu pada prinsip self assessment.
2. Sasaran kegiatan Ekstensifikasi
Kegiatan ini harus dilaksanakan secara menyeluruh terhadap setiap tempat
Pribadibaik yang telah memiliki NPWP maupun belum memiliki NPWP. Bagi waib
Pajak Orang Pribadi yang telah memiliki NPWP, data dan identitasnya dimuthakirkan
sesuai dengan ketentuan. Pemutakhiran data adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menyesuaikan dalam basis data dengan data yang sebenarnya di lapangan.
Sebagai seorang petugas pajak yang melaksanakan kegiatan ekstensifikasi
harus berdasarkan norma-norma dan kaidah-kaidah yang harus dipatuhi.Norma dan
kaidah tersebut adalah :
a. Tujuan dan sasaran kegiatan ekstensifikasi
b. Ruang lingkup kegiatan ekstensifikasi
c. Tata cara pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
1. Persiapan pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
2. Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
3. Pengawasan
Kegiatan ekstensifikasi dilakukan dengan berbagai cara,diantaranya :
1. Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan melalui Pemberi Kerja.
2. Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan Tempat Usaha.
Ketentuan ini ditetapkan berdasarkan PER-116/PJ/2007 sebagaimana telah di
ubah dengan PER No. PER-32/PJ/2008.
3. Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan kegiatan Sensus Pajak
Nasional . Ketentuan ini ditetapkan berdasarkan PER No. PER-30/PJ/2011
B. Dasar Hukum Pelaksanaan Ekstensifikasi
Berikut ini adalah dasar Hukum Pelaksanaan Ekstensifikasi
1. UU No.6 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali di ubah terakhir
dengan UU No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
2. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2007 tentang Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagaiu pengurus,
komisaris,pemegang saham/pemilik dan pegawai melalui pemeberian
kerja/bendaharawan pemerintah.
3. Peraturan Dirjen Pajak No.PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib
Pajak Orang Pribadi melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan
4. Peraturan Dirjen Pajak No.PER-32/PJ/2010 tentang Pelaksanaan Pengenaan
pajak penghasilan Pasal 25 bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Penguasah
Tertentu.
5. Surat Edaran Dirjen Pajak No.SE-113/PJ/2010 tentang Penggalian Potensi
dan Pengamanan Penerimaan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Baru.
C. Subjek dan Objek Pajak
1. Subjek Pajak
Yang dimaksud dengan Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan dan
bentuk usaha tetap, warisan tidak/belum dibagi yang bertempat tinggal di Indonesia
yang memungkinkan dapat menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia.
2. Objek Pajak
Secara teoritis yang dimaksud dengan Objek Pajak adalah
keadaan-keadaan,peristiwa-peristiwa, atau perbuatan yang melibatkan objek berupa
penghasilan yang selayakanya dikenaan pajak.
3. Subjek dan Objek Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak
Kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak dilakukan terhadap :
2. Pelanggan telkom dengan pembayaran pulsa rata-rata perbulan
Rp.300.000,-atau lebih
3. Pemilik Mobil dengan nilai Rp.200.000.000,- atau lebih, atau pemilik motor
dengan nilai Rp.100.000.000,- atau lebih;
4. Pemegang Paspor Indonesia, kecuali pemegang paspor Haji dan pemegang
Paspor Tenaga Kerja Indonesia (tidak termasuk awak pesawat terbang atau
kapal laut);
5. Tenaga Kerja Asing (expatriate) yang bertempat tinggal atau berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan;
6. Karyawan lokal kedutaan besar asing atau organisasi internasional
7. Pemilik tanah dan atau bangunan dengan Nilai jual Objek Pajak (NJOP)
Rp.1000.000.000,- atau lebih berdasarkan data kartu jalan atau peta blok atau
DHR atau data SPOP;
8. Data orang pribadi atau badan selaku penjual atau pembeli tanah dan atau
bangunan dari laporan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) atau informasi dari
Notaris dengan nilai Rp.60.000.000.-atau lebih;
9. Pemilik telepon selular pasca bayar;
11.Pemegang polis atau premi asuransi;
12.Pemegang kartu keanggotaan Golf;
13. Artis;
14.Pemilik atau Penyewa ruang apartemen atau kondominium;
15.Pemilik kapal pesiar atau “yacht” , “speed boat”. Dan pesawat terbang ;
16. Pemilik saham yang diperdagangkan di pasar bursa;
17.Pemilik rumah sewa dan kost;
18.Pemegang saham,komisaris,direktur dan penerima deviden;
19.Pemilik atau penyewa atau pengguna dan pengelola ruangan pada sentra
perdagangan atau perbelanjaan atau pertokoan atau perkantoran atau mal atau
plaza atau kawasan industri atau sentra ekonomi lainya.
20.Subyek pajak yang berdasarkan data pada lampiran Surat Pemberitahuan (SPT),
telah memenuhi syarat sebagai wajib Pajak, tetapi belum mempunyai NPWP;
D. Ruang Lingkup Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak
1. Pemberian NPWP termasuk pemeberian NPWP secara jabatan terhadap Wajib
Pribadi yang Bertempat Tinggal di wilayah atau lokasi pemukiman atau
perumahan, dan orang pribadi lainya(termasuk orang asing yang bertempat
tinggal si Indonesia atau Orang Pribadi berada di indonesia lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan),yang menerima atau memperoleh penghasilan
melebihi batas penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Setiap Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai karyawan
wajib mendaftarkan diri dan kepadanya di berikan NPWP. Wajib Pajak Orang
Pribadi yang berstatus sebagai karyawan dapat mengajukan permohonan
untuk mendapatkan NPWP di KPP domisili atau melalui KPP lokasi.
Pemberian NPWP secara jabatan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang
berstatus sebagai karyawan didahului dengan kegiatan pencarian data Wajib
Pajak Orang Pribadi berstatus karyawan.
2. Pemberian NPWP di lokasi usaha terhadap Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
yang mempunyai lokasi usaha di sentra perdagangan atau perbelanjaan,
pertokooan, perkantoran, mal,plaza. Kawasan industri dan sentra ekonomi
lainya.
Dalam rangka tertib administrasi pada Peraturan Dirjen Pajak
No.PER-32/PJ/2010 menegaskan bahwa setiap Pengusaha Orang Pribadi yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) ATAU Jasa Kena Pajak (JKP) wajib memiliki
memiliki usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan wajib mendaftarkan diri
untuk memeperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Wajib Pajak Orang Pribadi yang mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
ke KPP yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak.
Wajib Pajak yang telah memiliki pemghasilan diatas PTPK juga wajib memiliki
NPWP atau mendaftarkan diri, dan apabila belum terdaftar akan di berikan NPWP
berdasarkan domisili.
3. Pemberian NPWP berdasarkan data yang dimiliki atau di peroleh, ternyata
belum terdaftar sebagai WP baik di domisili atau lokasi
Wajib Pajak Orang Pribadi yang mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
ke KPP yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak.
Wajib Pajak yang telah memiliki pemghasilan diatas PTPK juga wajib memiliki
NPWP atau mendaftarkan diri, dan apabila belum terdaftar akan di berikan NPWP
berdasarkan domisili atau lokasi.
4. Penentuan jumlah angsuran PPh pasal 25 yang harus di setorkan dalam tahun
berjalan
PPh Pasal 25 merupakan angsuran Pajak Penghasilan yangharus dibayar
sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan dalan tahun pajak berjalan, sebagaimana
dimkasud dalam pasal 25 UU No 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
Tahun 2008. Angsuran Pajak Penghasilan tersebut dapat dijadikan sebagai kredit
pajak terhadap tunggkan pajak yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak
untuk Tahun Pajak yang bersangkutan.
E. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi
Agar Pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak dapat dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan ketentuan sebagai berikut :
6. KPP melakukan identifikasi terhadap data ya KPP melakukan identifikasi
terhadap data yang diperoleh dan mencocokanya dengan data Master File
Lokal (MFL) melalui program Sistem Informasi Perpajakan (SIP).
7. KPP membuat daftar nominatif Wajib Pajak yang belum mempunyai NPWP
dan atau Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP PKP) sesuai dengan
data yang dimiliki.
8. KPP mempersiapkan sarana dan prasarana administratif yang diperlukan.
9. KPP melaksanakan koordinasi dengan instansi di luar DJP yang terkait dalam
pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak.
10.KPP membuat dan mengirimkan Pemberitahuan kepada Wajib Pajak yang
terdapat dalam daftar administratif. Data yang diterima KPP secara selektif
F. Pengawasan dalam Kegiatan Ekstensifikasi
Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001
tentan Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak. Dalam Rangka pengawasan kegiatan
ekstensifikasi wajib pajak agar berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
pelaksanaan kegiatan diwajibkan memonitor pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Setiap tim pelaksana kegiatan ekstensifikasi wajib pajak, secara berkala memuat
laporan hasil pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak untuk dikompilisasi
oleh Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
2. Kepala KPP bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan
ekstensifikasi wajib pajak tersebut kepada Kakanwil DJP atasannya.
3. Kakanwil DJP bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak di wilayahnya dan secara periodic
melaporkan hasil kegiatan ekstensifikasi wajib pajak tersebut kepada Direktorat
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.Pelaksanaan Ekstensifikasi
Dalam melakukan kegiatan ekstensifikasi Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
tidak bekerja sendirian. Dalam melakukan kegiatan Ekstensifikasi terutama dalam hal
canvassing atau penyisiran lapangan, seksi Ekstensifikasi perpajakan dibantu oleh
sejumlah account Representative yang merupakan anggota dari seksi Pengawasan dan
Konsultasi dan Seksi pelayanan .dalam melakukan canvassing petugas ekstensifikasi
perpajakan mengikutsertakan Account Representative untuk memberikan berbagai
penjelasan yang dibutuhkan oleh wajib pajak sehingga mereka memahami tujuan dari
pemberian NPWP .Seksi pelayanan merupakan seksi yang berada di garis pertama
dalam pendaftaran wajib pajak artinya seksi yang memberikan pelayanan pendaftaran
sebagai wajib pajak yang akan memperoleh NPWP.
Oleh karena itu diperlukan personil yang cakap dan simpatik untuk
memberikan penjelasan kepada wajib pajak. Kecakapan yang harus dimiliki paling
tidak mengenai materi hak dam kewajiban perpajakan bagi wajib pajak sehingga
mampu memberikan penjelasan yang baik dan tepat. Selain itu diperlukan kerjasama
yang baik antar seksi dalam melaksanakan ekstensifikasi. Data yang diolah oleh seksi
Pengolahan Data dan Informasi (Seksi PDI) didistribusikan kepada seksi teknis untuk
terjaring dalam Ekstensifikasi , sehingga merupakan suatu tim kerja yang saling
membutuhkan dan mempengaruhi satu sama lain.
A.1 Pelaksanaan Ekstensifikasi PER-16/PJ/2007 tentang tentang pemberian
NPWP Orang Pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris,pemegang
saham/pemilik. Dan pegawai melalui pemberi kerja /bendaharawan pemerintah
a.Tahap Persiapan
Kepala KPP lokasi melakukan rapat persiapan yang dipimpin oleh KPP
dengan menjelaskan tentang latar belakang dan rencana ekstensifikasi ,ruang lingkup
pekerjaan,sasaran,jadwal,waktu,sarana kerja,pembagian tanggung jawab dan lain-lain
yang di perlukan
1) Perencanaan
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan petugas
Ekstensifikasi,dapat disimpulkan bahwa tahap perencanaan kegiatan ekstensifikasi
yang dilakukan Oleh KPP Pratama Binjai telah dilakukan dengan baik .Hal ini dapat
dilihat dari program kerja tim Ekstensifikasi yang dibuat sebelum dilakukanya
pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada para pemeri kerja/Bendaharawan pemerintah
yang dilakukan pada 23 April 2007 dan kegiatan ini dilaksanakan secara
berkelanjutan .Program kerja disusun secara sederhana yang mencakup hal-hal
penting seperti sumber daya manusia.pemanfaatan data,persiapan prasaraa serta
2) Persiapan Sarana Administratif
Setelah dikeluarkanya PER-16/PJ/2007, Seksi Ekstensifikasi Perpajakn
KPP Prtama Binjai mulai mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam
mengidentifikasi wajib pajak yang akan di ekstensifukasi yang berupada data pemberi
keja,bendaharawan,karyawan,pengurus,konisaris,pemegang saham/pemilik.
3) Koordinasi dengan Instansi lain
Berdasarkan pengamatan penulis koordinasi yang dilakukan oleh tim
Ekstensifikasi dengan pihak lain cukup baik terutama kerjasama dengan Departemen
Perdaganagn terkait permintaan data perusahaan yang berdiri dan berusaha di wilayah
kerja KPP.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Penyiapan Data Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan petugas pelaksanaan
kegiatan ekstensifikasi PER-16/PJ/2007 yang telah dilakukan oleh Tim Ekstensifikasi
KPP Pratama Binjai telah dilakukan sesuai Prosedur, diawali dengan penyipan data
pemberi kerja/Bendaharawan Pemerintah yang disiapkan oleh kepala Seksi
Pengolahan data dan Informasi melalui data intern yang dimiliki oleh KPP dan data
lain yang diperoleh dari pihak ketiga yaitu dari Departemen Perdagangan berupa
2) Sosialisasi
Sosialisasi merupakan bagian terpenting dalam upaya ekstensifikasi ,Wajib Pajak
sebagai Komisaris,pengurus,pemegang saham/pemilik dan pegawai juga telah
berjalan dengan baik, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan penulis proses
sosialisasi atas wajib pajak tersebut tidak sesulit proses sosialisasi terhadap para
pedagang karena petuga ekstensifikasi hanya meminta kesediaan para pemberi kerja
/Bendaharawan pemerintah untuk diberikan penyuluhan tentang kemudahan
pemenuhan kewajibaan perpajakan.
3) Proses Administrasi
Sebelum memeberikan NPWP, Petugas Ekstensifikasi harus meminta jatah NPWP
kepada Direktorat Teknologi dan Informasi Perpajakan melalui aplikasi PWPM.
Proses administrasi ini lebih mudah karena dokumen yang menjadi dasar pengisian
Formulir Permohonan NPWP hanya berupa data yang diperoleh dari para pemberi
kerja/Bendaharawan Pemerinatah. Jika pemberi kerja /Bendaharawan pemerintah
tidak menyampaikan data isian e-NPWP, petugas menginput data dari daftar
nominatif dan fotokopi KTP ke dalam PWPM. jika pemberi kerja/Bendaharawan
pemerintah menyampaikan data isian NPWP,petugas mengupload data isian
e-NPWP pada aplikasi PWPM. Berdasarkan dokumen-dokumen diatas petugas
kemudian mencetak kartu NPWP,Rekapitulasi dan tanda teimanya dan
c.Tahap Pengawasan
Berdasarkan pengamatan penulis, tahap pengawasan yang dilakukan dimulai dari
unit pelaksanaan ekstensifikasi hingga ke kantor pusat telah dilakukan dengan baik
terlihat dari laporan bulanan yang dibuat dari tingkat pelaksana sampai ke tingkay
kepala KPP yang menyampaikan laporan ke tingkat kantor wilayah. Hal ini dilakukan
untuk memantau penerbiatan NPWP baru melalui aplikasi PWPM. dan pengawasan
juga dilakukan oleh KPP Domisili, selain mengawasi penggunaan NPWP baru, KPP
Domisili juga berperan dalam mencetak Surat Penghapusan NPWP.
A.2 Pelaksanaan Ekstensifikasi PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib
Pajak Orang Pribadi melalui pendataan Objek Pajak
Peraturan ini mengatur tentang tata cara melaksanakan kegiatan ekstensifikasi
melaluli pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang berupa tenpat usaha serta
unit perumahan dan atau apartemen. Sebagaimana telah diperbaharui dengan
PER-32/PJ/2008, unit perumahan yang masuk dalam kegiatan pendataan ini adalah yang
memiliki NJOP Bumi dan Bangunan senilai minimal Rp.300.000.000,00 serta yang
mempunyai NJOP bangunan sebesar minimal Rp.700.000,00 PER m2. Sedangkan
unit apartemen yang termasuk dalam kegiatan pendataan ini adalah unit yang punya
Ekstensifikasi Wajib Pajak orang pribadi harus dilakukan dalam kegiatan pendataan
objek pajak bumi dan bangunan yang memenuhi kriteria :
a.unit tempat usaha; dan
b.unit perumahan dan/atau unit apartemen,yang memiliki Nilai Jual Objek Pajak
tertentu.
2.Dalam kegiatan ekstensifikasi sebagaimana dimaksud pada butir 1, setiap Wajib
Pajak orang pribadi wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) dan kepadanya diberikan NPWP.
3.Pemberian NPWP dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi lokasi objek pajak bumi dan bangunan (KPP Lokasi), sedangkan kode KPP
pada setiap NPWP yang diberikan sesuai dengan kode KPP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal sesuai dengan alamat yang tercantum pada Kartu Tanda
Penduduk dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
4.Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi yang telah diberikan NPWP melalui kegiatan
ekstensifikasiberdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini ternyata telah
memiliki NPWP, telah meninggal dunia, dan/atau sesuai dengan ketentuan
undang-undang perpajakan tidak wajib mempunyai NPWP, Kantor Pelayanan Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi tersebut (KPP
Domisili) melakukan penghapusan NPWP yang telah diberikan oleh KPP Lokasi
dengan menerbitkan Surat Penghapusan NPWP tanpa melalui prosedur pemeriksaan.
5.Pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak orang pribadi melalui pendataan objek
bangunan untuk objek pajak unit tempat usaha tetap dilaksanakan berdasarkan
Peraturan DirekturJenderal Pajak Nomor PER-175/PJ./2006 tentang Tata Cara
Pemutakhiran data objek pajak danekstensifikasi wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha dan/atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan
atau pertokoan sampai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajaktersebut dinyatakan
tidak berlaku.
A.3 Pelaksanaan Ekstensifkasi PER-30/PJ/2011 tentang Sensus Pajak Nasional
Sensus Pajak Nasional merupakan salah satu Program Penggalian potensi
perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, pencapaian target penerimaan
perpajakan dan pengamanan penerimaan negara . Sensus Pajak Nasional
diselengarakan melalui kegiatan pendataan objek pajak dalam rangka pengumpulan
data perpajakan.
Pelaksanaan SPN terdiri atas 3 kegiatan pokok,yaitu :
a. Kegiatan Persiapan terdiri atas pembentukan tim SPN, penyusunan rencana kerja
yang disetujui oleh kepala kanwil DJP, Penyediaan data serta koordinasi internal dan
eksternal.
b. Kegiatan Pelaksanaan terdiri atas kegiatan pencacahan pelaporan dan asistensi
c. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi.
• Perluasan basis pajak
• Peningkatan penerimaan pajak
• Peningkatan jumlah penerimaan SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh (Pajak
Penghasilan)
• Pemutakhiran data Wajib Pajak
• Penggalian Potensi dan Pengamanan Penerimaan Pajak Orang Pribadi
Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak Wajib Pajak Orang Pribadi
dilakukan upaya penggalian potensi dan penerimaan pajak WP OP baru.WP OP Baru
adalah WP OP yang terdaftar pada tahun berjalan atau satu tahun sebelumya yang
meliputi WP OP domisili dan WP OP cabang. Penggalian potensi WP OP Baru ini
merupakan upaya aktif yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan
menganalisis perbedaan anatara potensi dengan data yang di peroleh dari WP OP.
Penerimaan pajak WP OP Baru berasal dari pembayaran yang dilakukan oleh WP OP
Baru.
• Penggalian Potensi
• Mapping Potensi WP OP baru dapat di peroleh melalui kegiatan ekstensifikasi
berbasis property khususnya tempat kegiatan usaha (pusat bisnis), pemeberi kerja
dan profesi (termasuk asosiasi) dengan mengoptimalkan kegiatan ekstensifikasi
• Ekstensifikasi berbasis property dilakukan berdasrkan peraturan Dirjen Pajak
No.PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi WP OP melalui Pendataan Objek
PBB sebagaiamana telah diubah dengan PER-32/PJ/2008, termasuk bangunan
bertingkat tinggi (high rise building).
• Ekstensifikasi berbasis Pemberi Kerja dilakukan berdasarkan Peraturan Dirjen
Pajak No.PER-16/PJ/2007 tentang Pemberian NPWP yang berstatus sebagai
Pengurus, Komisaris,Pemegang saham,/Pemilik dan Pegawai melalui Pemberi
Kerja/ Bendaharawan Pemerintah,termasuk kegiatan multilevel
marketing,pemasok,(supplier) dan sejenisnya.
1.2 Pengamanan Penerimaan Pajak
Pengamanan penerimaan pajak WP OP Baru dapat dilakukan berdasarkan
pemantauan dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
• Optimalisasi kegiatan pengawasan terhadap WP OP Baru yang termasuk kategori
Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (OPPT) sesuai dengan Peraturan Direktorat
Jenderal Pajak No.PER-32/PJ/2010 tentang Pelaksanaan Pengenaan PPh Pasal 25
bagi WP OPPT.
• Tindak lanjut Hasil Ekstensifikasi WP OP dan Penegasan tindak lanjut terhadap
• Pelaksanaan Pembinaan,edukasi, dan pelayanan perpajakan terhadap WP OP
Baru.
Prosedur Pelaksanaan Penggalian Potensi dan Pengamanan Penerimaan Pajak
• Prosedur Pelaksanaan Penggalian Potensi WP OP Baru
• Kepala KPP menugaskan kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan untuk
melaksanakan penggalian potensi WP OP Baru
• Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan menerima penugasan dari Kepala
Kantor selanjutnya meminta bantuan Kepala Seksi PDI untuk memberikan
data yang diperlukan untuk penggalian potensi WP OP Baru.
• Kepala Seksi PDI memberikan data yang di perlukan untuk penggalian
potensi WP OP Baru kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
• Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan menerima data-data dari Kepala
Seksi PDI selanjutnya menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi
perpajakan untuk melakukan inventaris dan pemilahan data WP OP
Potensial untuk menentukan WP OP yang belum memiliki NPWP
• Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan melakukan inventarisasi dan
pemilahan data WP OP Potensial untuk menentukan WP OP yang belum
memiliki NPWP selanjutnya menyampaikan hasil invnetaris dan hasil
• Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan menerima hasil invetarisasi dan
pemilahan data dari Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan untuk di
analisa guna menentukan prioritas kegiatan ekstensifikasi , selanjutnya
menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan untuk
melaksanakan ekstensifakasi.
• Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan melaksanakan
ekstensifikasinya selanjutnya melaporkan kepada Kepala Seksi
Ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.2 Prosedur Pengamanan penerimaan pajak Wajib Pajak Oarang Pribadi Baru
• Kepala KPP Pratama menugaskan Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan
untuk melaksanakan Pengamanan penerimaan pajak WP OP Baru.
• Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan menerima penugasan darai Kepala
kantor selanjutnya meminta bantuan Kepala Seksi PDI untuk memberikan
data yang diperlukan untuk pengamanan penerimaan pajak WP OP Baru
kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan.
• Kepala Seksi PDI memberikan data yang diperlukan untuk Pengamanan
penerimaan pajak WO OP Baru kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi
• Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan menerima data dari Kepala Seksi PDI
selanjutnya menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan untuk
melakukan inventarisasi dan pemilahan dara WP OP Baru yang sudah dan
belum melaksanakan kewajiban perpajakan.
• Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan melakukan inventarisasi dan
pemilihan data WP OP baru yang suudah dan belum melaksanakan
kewajiban perpajakan selanjutnya menyampaikan hasil inventarisasi dan hasil
pemilahan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan.
• Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan menerima hasil inventarisasi dan
pemilihan data dari Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan untuk
dianalisa guna menentukan prioritas kegiatan penyampaian himbauan dan
atau edukasi, selanjutnya menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi
perpajakan untuk melaksanakan pengawasan kepatuhan terhadap WP OP
Baru yang telah melaksanakan kewajiban perpajakanya dan Penyampaian
himbauan atau edukasi.
• Pelaksana Seksi Ekstensifikasi perpajakan melaksankan pengawasan
kepatuhan,penyampaian himbauan dan atau edukasi selanjutnya melaporkan
kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang
Agar pelaksanaan kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak dapat dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya dengan ketentuan sebagai berikut:
• KPP melakukan identifikasi terhadap data yang diperoleh dan mencocokanya
dengan data Master File Lokal (MFL) Melalui progrram Sistem Informasi Pajak
(SIP);
• KPP membuat daftar nominatif Wajib Pajak yang belum ber-NPWP/ber-PKP
berdasarkan datayang dimiliki.Daftar nomonatif adalah daftar nama dan identitas
Pengurus,Komisaris,Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai yang disusun oleh
Pemberi kerja/Bendaharawan Pemerintah dan dikelompokkan berdasarkan
pennghasilan diatas PTKP dan belum ber-NPWP, penghasilan diatas PTKP dan
sudah ber-NPWP, dan penghasilan dibawah PTKP;
• KPP mempersiapkan sarana/prasarana administratif yang diperlukan;
• KPP berkoordinasi dengan instansi yang terkait diluar DJP dalam pelaksanaan
kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak;
• KPP membuat dan mengirimkan pemberitahuan kepada Wajib Pajak yang tedapat
dalam daftar administratif. Data yang ditrima KPP secara selektif akan dihimbau
untuk mendaftarkan diri,berdasarkan tujuan kegiatan Ekstensifikasi Wajib
Pajak,yakni untuk menambah jumlah Wajib Pajak Terdaftar. Atas Pemberitahuan
• Wajib Pajak menanggapi dan bersedia untuk mendaftarkan diri dan
diberikan NPWP dengan mengisi formulir pendaftaran Wajib Pajak;
• Wajib Pajak tidak menanggapi Pemberitahuan,walaupun pemeberitahuan
telah diterima ;
• Wajib Pajak menanggapi Pemberitahuan dengan menyatakan bahwa yang
bersangkutan tidak wajib memililki NPWP;
• Wajib Pajak menanggapi Pemberitahuan dengan menyatakan bahwa yang
bersangkutan sudah memiliki NPWP;
• Wajib Pajak menanggapi Pemberitahuan dengan menyatakan bahwa yang
bersangkutan sudah memiliki NPWP dan terdaftar di KPP lain;
• Wajib Pajak tidak meneriam himbauan ditandatangani dengan
pemberihauan kembali dari Kantor Pos(Kempos);
• Terhadap Wajib Pajak yang beruasa di sentra perdagangan atau
perbelanjaan atau pertokoanpertokoan atau perkantoran atau mal atau
plaza atau sentra ekonomi lainya,seluruhnya dilakukan Pemerikasaan
Sederhana Lapangan;
• Wajib Pajak yang menyatakan telah terdftar dan memiliki NPWP dan
menyatakan telah terdaftar di KPP lain akan dilakukan pencocokan data di
2.Hambatan-Hambatan yang dihadapi dalam melakukan ekstensifikasi
Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi
Wajib Pajak Orang Pribadi adalah :
a.Terbatasnya SDM Seksi Ekstensifikasi Perpajakan di KPP Pratama Binjai yang
hanya berjumlah 7 (tujuh) pegawai, sedangkan jumlah WP dan wilayah serta lingkup
pekerjaan yang ditangani cukup banyak dan luas.
b.Masih kurangnya kerjasama yang terpadu dengan pihak-pihak terkait seperti
Pemerintah daerah, PLN, Pengelola perumahan mewah, pengelola pusat bisnis dan
asosiasi pengusaha dan pedagang dan sebagainya.
c.Kurangnya data baik intern maupun ekstern yang lengkap dan mutakhir mengenai
data Wajib Pajak dan potensi masyarakat pengusaha.
d.Kurangnya kesadaran subjek pajak untuk memiliki NPWP karena masih banyak
dari mereka yang menganggap bahwa NPWP merupakan beban, selain membayar
pajak juga wajib melaporkan pembayarannya tersebut ke KPP.
e.Kurang kondusifnya situasi perekonomian negara yang mempengaruhi
kesejahteraan masyarakat.
f.Hambatan Sensus Pajak Nasional adalah ketika para calon wajib pajak menolak
ketika diminta mengisi formulir isian sensus.bahkan ada pila yang tidak berada di
tempat ketika dilakukan pendataan .dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengaku
akan digunakan untuk menghitung PTKP ,sebab data keuangan tersebut terdapat pada
pihak perbankan.
3. Upaya-Upaya dalam mengatasi hambatan
Upaya-upaya yang dilakukan sebagai solusidalam mengatasi hambatan
pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak, yaitu :
a.Meningkatkan penyuluhan perpajakan dan sosialisasi secara berkelanjutan baik
secara langsung maupun melalui media massa.
b.Diupayakan meningkatkan kerjasama yang terpadu dengan pihak terkait secara
terus-menerus.
c.Pemanfaatan data internal dan data eksternal untuk memperoleh data calon Wajib
Pajak serta pemutakhiran data internal dengan keadaan sesungguhnya untuk dasar
pelaksanaan ekstensifikasi masa berikutnya.
d.Pelaksanaan kegiatan intensifikasi pajak dengan melakukan himbauan kepada
Wajib Pajak baru untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, pemantauan
pemenuhan kewajiban perpajakan olehWajib Pajak serta penegakkan hukum terhadap
Wajib Pajak baru agar patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
e.Pemberdayaan SDM melalui penambahan personil dan pelatihan teknis
4.Hasil Pelaksanaan Ekstensifikasi yang dilakukan oleh KPP pratama Binjai
Setelah di adakannya kegiatan ekstensifikasi di KPP Pratama Binjai,
pertumbuhan wajib pajak terdaftar bertambah secara signifikan, Hal ini disebabkan
berhasilnya kegiatan ekstensifikasi wajib pajak di KPP Pratama Binjai. Hal tersebut
dapat dilihat dari tabel pertumbuhan wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Binjai :
Tabel 1
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar keseluruhan
Keterangan 2010 2011 2012
Orang Pribadi 71.557 73.914 76.509
Sumber PDI KPP Pratama Binjai 2010/2012
Berdasarkan data tersebut bahwa di KPP Pratama Binjai terjadi peningkatan
wajib pajak yang cukup signifikan tergadap jumlah wajib pajak Orang Pribadi setiap
tahunya.Namun untuk lebih meningkatkan jumlah penerimaan PPh OP dan agar
target penerimaan dapat terealisasi, maka penjaringan WP OP perlu digalakan. Hal ini
dilakukan melalui Ekstensifikasi sehingga pengenaan pajak akan lebih luas dan beban
Tabel 2
Jumlah Wajib Pajak OP yang melaporkan SPT Tahunan Orang Pribadi
Keterangan 2010 2011 2012
SPT Tahunan OP 23.692 25.809 23.775
Sumber PDI KPP Pratama Binjai 2010/2013
Berdasarkan tabel tersebut jumlah wajib pajak yang melaporkan pelaporan
SPT Tahunan OP tahum 2010 sebesar 33,2 % dari jumlah wajib pajak terdaftar pada
tahun 2010.Namun pada tahun 2011 mengalami peningkatan persentase sebesar 34,9
% dari jumlah wajib pajak terdaftar tahun 2011.sedangkan pada tahun 2012 terjadi
penurunan sebesar 0.8 % dari tahun 2011. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa banyak
Wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakanya. Untuk itu, perlu
dilakukan sanksi administrasi supaya wajib pajak melakukan kewajiban
[image:59.612.112.537.532.620.2]perpajakanya.
Tabel 3
Penerimaan Pajak Peghasilan Orang Pribadi keseluruhan
Keterangan 2010 2011 2013
Penerimaan PPh
OP
2.884.740.619 1.590793.001 1.974.517.615
Sumber PDI KPP Pratama Binjai 2010/2013
Dari penerimaan pajak diatas, dapat dilihat bahwa penerimaan PPh OP di KPP
penerimaan PPh OP cenderung turun dari tahun 2010 sedangkan pada tahun 2013
terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2011. Dari tabel diatas yang
cenderun tidak stabil maka DJP harus melakukan sosialisasi lebih maksimal lagi
[image:60.612.113.530.303.387.2]sehingga target penerimaan dapat di peroleh secara maksimal.
Tabel 4
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar Baru
Keterangan
2010 2011 2012
Jumlah WP Baru
592 589 464
Sumber PDI KPP Pratama Binjai 2010/2012
Dari tabel diatas, terdapat perubahan yang signifikan atas jumlah wajib pajak
Orang Priadi yang baru. Setiap tahunya terjadi penurunan jumlah wajib pajak di KPP
Pratama Binjai, Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan Ekstensifikasi di KPP Pratama
Binjai harus lebih maksimal dan efektif agar jumlah WP Baru dapat bertambah .
Dari keempat tabel tersebut dapat saya simpulakan bahwa hasil pelaksanaan
ekstensifikasi di KPP Pratama Binjai berjalan dengan baik karena tejadi penigkatan
setiap tahunya pada jumlah wajib pajak terdaftar orang pribadi , itu menunjukan
semakin banyak masyarakat yang sadar akan kewajiban perpajakanya oleh karena itu
kegiatan ekstensifikasi wajib pajak merupakan upaya yang dilakukan pemerintah
dalam rangka meningkatkan pemerimaan negara yang berasal dari pajak , dalam
dilakukan dibarengi dengan moderinisasi perpajakan,sosialisasi,sensus pajak
nasional,sistem jemput bola dengan mendatangi langsung para wajib pajak . Dengan
adanya kebijakan pemerintah melalui ekstensifikasi wajib pajak diharapkan
penerimaan pajak akan lebih optimal dan pembangunan di segala bidang dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Ekstensifikasi wajib pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai sudah termasuk dalam kategori baik. Artinya ruang lingkup
pelaksanaan ekstensifikasi sudah luas, persiapan pelaksanaan ekstensifikasi
dan tahap pelaksanaan ekstensifikasi sudah dilakukan dengan baik oleh
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai di wilayah kerja Binjai meskipun
hasil yang diperoleh belum maksimal , karena masih terdapat
hambatan-hambatan misalnya dalam mendaftarkan diri menjadi wajib pajak baru.
2. Dalam Pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak untuk menjaring wajib pajak
baru seperti yang terdapat pada tabel 4 tentang jumlah wajib pajak baru, KPP
Pratama Binjai terlebih dahulu melakukan pendataan terhadap data –data
wajib pajak yang telah diperoleh yang kemudian data tersebut di pergunakan
dalam pengukuhan sebagai wajib pajak atau pengusaha kena pajak.
pelaksanaan Ekstensifikasi ini merupakan salah satu bentuk penggalian
potensi dan pengamanan penerimaan pajak. Penggalian potensi dilaksanakan
dengan mengoptimalkan kegiatan ekstensifikasi terhadap WP OP yang belum
terdaftar, khusunya WP OP yang memiliki potensi penerimaan pajak.
sedangkan pengamanan penerimaan pajak dilaksanakan dengan
3. Kualitas petugas pajak sangat menetukan efektifitas undang-undang dan
peraturan perpajakan. Petugas pajak yang berhubungan dengan masyarakat
haris memiliki integritas tinggi,terlatih baik dan bermoral tinggi. Petugas
pajak hendaknya menyadari bahwa setiap tindakan serta sikap terhadap wajib
pajak dalam rangka melaksanakan tugasnya mempunyai fpengaruh langsung
terhadap kepercayaan masyarakat akan system perpajakan dan pengenaan
pajak yang adil.
4. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga melaksanakan perbaikan atas sistem
pelayanan kepada masyarakat, mulai dari cara penyampaian