• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistematika Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistematika Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

SISTEMATIKA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB

PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN

PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN

Oleh:

NAMA : ABDURRASYIDI PASARIBU NIM : 052600113

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :

Nama : ABDURRASYIDI PASARIBU NIM : 052600113

Program Studi : Diploma III Administrasi Perpajakan

Judul : Sistematika Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Ketua Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan

(Drs. M. H. Thamrin Nst, M.Si) (Drs. Kariono, M.Si) ( ) NIP : 131 930 631 NIP : 131 654 108

Diketahui, DEKAN FISIP USU

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Taufiknya serta Hidayah-Nya pada kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini diselesaikan penulis berdasarkan penelitian dan pengalaman

yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dengan judul

” SISTEMATIKA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI” pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. Disamping itu,

tugas akhir ini juga dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Program Diploma III

Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

Di dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa isi dari tulisan

ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan

dan pegalaman baik dalam memperoleh, mengumpulkan, dan mengolah data.

Meskipun demikian, penulis megusahakan agar tugas akhir ini dapat diselesikan

dengan baik dan berjalan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayah, Ibunda beserta adik-adik tercinta yang memberikan doa dan dukungan

(4)

2. Bapak M. Husni Thamrin Nst, Msi, selaku Ketua Program studi Diploma III

Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Bapak Drs. Kariono Msi, Selaku dosen pembimbing untuk menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

4. Kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang

membantu dalam mendapatkan informasi atau data untuk melengkapi Tugas

Akhir ini.

5. Ucapan terima kasih tidak juga lupa kepada rekan-rekan kelas C adm.

Perpajakan fisip usu stambuk 2005 yang terus mendukung dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini

6. Terima kasih juga kepada genk Wacul, Wan, tengku, iil, ucok tapsel, ewin

simamora, asep, ardi, taufiq, taslim, tika, dll yang susah disebutin

nama-namanya persatu.

7. ucapan terima kasih yang sebear-besarnya kepada wan rahmatullah untuk

komputernya dan semuanya yang sudah kubuat susah.

8. Ucapan terima kasih kepada kawan-kawan stambuk 2005 yang turut

memotivasi Tugas Akhir ini, kepada jean ari, pak de, nia, tika, amani, riri,

dayat, dina, agung, suryanti, kiki, dona, mimi, jaka pokoknya semuanyalah

karena susah disebutin satu persatu.

9. Kepada keluarga Besar HmI komisariat FISIP USU, karena the change start

here

(5)

11.Kepada adek asuh yang senantiasa memberi semangat kepada penulis.

Amelia, sari, nita, fahmi, dina, gusnimar, rafsan, riska, suci, said, davi,

semualah.

12.Kepada rekan-rekan seperjuangan stambuk 2006 mas mus, ismuhar, roni,

ryan, yurial, diah, bejo, adel, ulfa, ais, amar, wanul, regar.

13.Semua yang turut membantu dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini termasuk

Iwan Fals.

Dalam hal ini penulis tidak dapat membalas jasa dari semua pihak yang telah

disebutin diatas dan Hanya Ridho Allah SWT yang dapat membalasnya.

Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT selalu dalam lindungan-Nya,

amin.

Medan, september 2008

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKLM 1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM 4

C. Ruang Lingkup PKLM 6

D. Metode PKLM 6

E. Metode Pengumpulan Data 8

F. Sistematika Penulisan Laporan PKLM 9

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan 11

B. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan 11

C. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan 12

D. Reformasi Perpajakan Komprehensif 13

E. Modernisasi Perpajakan 13

(7)

G. Struktur Organisasi 14

H. Kode Etik Pegawai 16

I. Kewajiban Pegawai 17

J. Larangan Bagi Pegawai 18

BAB III GAMBARAN DATA ATAU TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR

POKOK WAJIB PAJAK

A. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 20

B. Dasar Hukum Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 21

C. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) 21

D. Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 22

E. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 25

F. Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak 26

G. Jangka Waktu Pendaftaran atau Pelaporan

Kegiatan Usaha 28

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

Analisa dan Evaluasi Data 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 34

B. Saran 36

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Pajak adalah iuran yang wajib diberikan masyarakat kepada pemerintah untuk

menjalankan kegiatan pemerintahan, masyarakat mendapatkan imbalan atau balasan

dari apa yang dibayar secara tidak langsung. Melalui pajak semua aktivitas dan

kinerja mempengaruhi semua hasil yang akan kita capai bersama.

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakn ditentukan untuk melakukan kewajiban

perpajakan, termasuk pemungut pajak, atau pemungut pajak tertentu. Wajib pajak

pun harus juga mempunyai apa yang disebut dengan NOMOR POKOK WAJIB

PAJAK (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang akan diberikan

kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan

sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya.

Wajib pajak yang telah terdaftar akan mendapatkan Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP), NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan kode

Wajib Pajak dan 6 digit berikutnya merupakan kode Administrasi Perpajakan.

Wajib Pajak Orang Pribadi menjalankan usaha atau pekerjaan bebas serta

(10)

Pajak paling lambat satu bulan setelah usaha dijalankan. Wajib Pajak melaporkan

usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebelum

melakukan penyerahan Barang dan atau Jasa kena pajak. Saat berdirinya atau saat

dilakukan (mana yang lebih dulu terjadi).

Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak

ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau

tempat kedudukan Wajib Pajak. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan

usaha dibeberapa tempat juga wajib mendaftarkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

tempat dimana semua kegiatan usaha Wajib Pajak tersebut berada.

Wajib Pajak pengusaha kecil yang memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak,

wajib mengajukan penyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak, sedangkan Wajib Pajak pengusaha kecil yang tidak memilih sebagai

Pengusaha Kena Pajak, tetapi sampai suatu masa pajak dalam satu tahun buku

seluruh nilai perdaran bruto telah melampaui batas yang ditentukan sebagai

pendapatan untuk usaha kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak paling lambat akhir masa pajak berikutnya.

Wajib Pajak yang semestinya wajib mendaftarkan untuk mendapatkan NPWP,

tetapi tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan diberi NPWP dan atau

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan. Berdasarkan sistem self

assesment setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak

atau melalui Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) yang

(11)

Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin yang

dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim

atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan

harta.

Wajib Pajak pengusaha tertentu yang mempunyai tempat usaha berbeda

dengan tempat tinggal, selain wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalnya, juga diwajibkan

mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi

tempat kegiatan usaha dilakukan. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan

usaha atau pekerjaan bebas, bila sampai dalam satu bulan memperoleh penghasilan

yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun, wajib

mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya. Wajib Pajak Orang

Pribadi lainnya yang memerlukan NPWP dapat mengajukan permohonan untuk

memperoleh NPWP.

Artinya NPWP sangat penting untuk proses administrasi kepada Wajib Pajak

khususnya dan untuk kemudahan kepada Kantor Pelayanan Pajak. Melalui PKLM ini

diharapkan penulis mengerti dan paham serta mengaplikasikan ilmu yang telah

penulis dapatkan mengenai NPWP dalam dunia kerja nantinya. Sehingga penulis

melakukan PKLM ini adalah:

1. Untuk mengetahui tata cara pendaftaran NPWP dan pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak.

(12)

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam pendaftyaran

NPWP.

Penulis berencana melakukan penelitian dalam masalah ini di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dengan judul penelitian yaitu ”

Sistematika Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan”.

B. Tujuan dan Manfaat PKLM

1. Tujuan PKLM

Adapun tujuan penulis mengadakan PKLM yaitu,

a. Untuk mengetahui sistematika pendaftran Nomor Pokok Wajib Pajak

sebagi Wajib Pajak yang sadar akan peran dan tanggung jawab untuk

membayar pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang yang mendukung ataupun

menghambat dalam pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

2. manfaat PKLM

Manfaat PKLM bagi mahasiswa, yaitu :

a. Untuk meningkatkan wawasan dan menambah ilmu pengetahuan dalam

bidang perpajakan khususnya bagaimana cara atau mekanisme

(13)

b. Untuk meningkatkan dan mengembangkan nilai tanggung jawab kepada

masyarakat dengan jalan sadar akan arti penting perpajakan melalui

pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

c. Mengaplikasikan apa yang didapat dalam dunis teoritis

d. Melatih dan meningkatkan kemampuan berfikir dalam dunia kerja

nantinya

Manfaat PKLM bagi Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan hubungan kerja sama Universitas Sumatera Utara

dengan instansi pemerintah pemerintah khususnya Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Belawan

b. Membuka interaksi antara dosen dan instansi yang bersangkutan dalam

memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima

mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

c. Memperbaiki image (pandangan) masyarakat terhadap sumber daya

manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya

Universitas Sumatera Utara

Manfaat PKLM bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

a. Meningkatkan mutu dan kualitas dengan Praktik Kerja Lapangan

Mandiri (PKLM)

b. Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai

dengan keahlian dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai

sesuai dengan ilmu yang diketahui

(14)

d. Dengan dilaksanakan PKLM bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya

berupa saran maupun kritik yang membangun dan menjadi sumber

masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

C. Ruang Lingkup PKLM

Dalam hal ini penulis melakukan PKLM pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Belawan khususnya pada seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP),

sebagaimana Wajib Pajak itu mendaftarkan diri untuk mendapatkan atau

mengukuhkan diri sebagai Wajib Pajak agar dapat mendapatkan Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP). Mahasiswa juga mengharapkan dapat mengetahui bagaimana

pendaftran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

D. Metode PKLM

Untuk menyimpulkan data dan informasi dalam PKLM ini, maka penulis

menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari

penetapan judul dan penentuan tempat PKLM, mencari bahan untuk

(15)

2. Studi literature

Pada tahap ini penulis melakukan literatur-literatur atau buku-buku,

undang-undang perpajakan, dan buku-buku yang membahas tentang

sistematika pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

3. Observasi lapangan

Dalam metode ini penulis langsung datang ke tempat PKLM yaitu

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan untuk mengamati

bagaimana mendaftarkan NPWP secara langsung

4. Pengumpulan data

Yaitu pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan judul.

Adapun pengumpulan data yang digunakan ada dua jenis yaitu :

- Pengumpulan Data Primer yaitu pengumpulan data yang

langsung diambil atau berasal dari objek pajak yang

bersangkutan (Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan)

- Pengumpulan Data Skunder yaitu pengumpulan data dengan

cara mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku atau dari

Undang-Undang Perpajakan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Yaitu data-data yang sudah diperoleh atau dikumpulkan dalam PKLM

ini akan dianalisis dan dievaluasi secara terperinci sehingga dapat

(16)

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam PKLM ini,

maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan cara interview atau melakukan tanya

jawab secara langsung dengan pimpinan kantor dan pegawai sehingga

dapat memberikan data yang dibutuhkan penulis ditempat diadakannya

PKLM

2. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung kelapangan pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan khususnya pada seksi Tata

Usaha perpajakan (TUP)

3. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dari dokumen-dokumen yang berupa

buku-buku, peraturan pemerintah, surat kabar, dan Undang-Undang

Perpajakan khususnya yang mengenai dengan sistematika atau tata cara

(17)

F. Sistematika Penulisan Laporan PKLM

Adapun maksud atau tujuan membuat sistematika penulisan laporan PKLM

adalah untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan penelitian.

Sistematika penulisan laporan PKLM dibuat dalam 5 (lima) bab dan dilengkapi

dengan sub bab dan diberi dengan penjelasan terperinci yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang Latar

Belakang, Tujuan dan Manfaat, Ruang lingkup

PKLM, Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data,

Serta Sistematika Penulisan Laporan PKLM

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM

Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran umum

tentang sejarah, struktur organisasi, tugas pegawai

dan kegiatan yang dilaksanakan pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

BAB III :`GAMBARAN DATA ATAU TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

Dalam bab ini penulis akan membahas bagaimana

(18)

baik di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Di bab ini penulis akan menganalisa

permasalahan-permasalahan ataupun rintangan-rintangan dan

alternative pemecahan masalah juga evaluasi terhadap

pemecahan masalah.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berupa kesimpulan dan uraian-uraian dalam

bab-bab sebelumnya dan saran-saran dari hasil

pemikiran penulis agar kiranya dapat berguna dan

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan

Sejak tanggal 27 mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan berubah

menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. Letak Kantor Pelayanan

Pajak Medan Belawan yang dulunya terletak di daerah Pondok Kelapa kini semenjak

beralih fungsi menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan berpindah di

jalan Yos Sudarso daerah Tanjung Mulia.

Dahulunya gedung yang dipakai oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan adalah tempat Kantor Pelayanan Pajak-Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

dan kini beralih menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan tetapi

pengurusan Pajak Bumi dan Bangunan tetap pengurusan di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama karena salah satu fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

adalah pengurusan Pajak Bumi dan Bangunan.

B. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan adalah

wilayah kekuasan yang dimandatkan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam

(20)

wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan belawan ditanggungjawabi

oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan belawan.

Adapun wilyah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

meliputi daerah sebagai berikut :

1. Kecamatan Medan Deli

2. Kecamatan Medan Labuhan

3. Kecamatan Medan Marelan

4. Kecamatan Medan Belawan

C. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

VISI :

” Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan

sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan

dibanggakan oleh masyarakat”.

MISI :

FISKAL

” Menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak yang mampu

menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan

Undang-Undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang

(21)

EKONOMI

” Mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan

ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang dapat meminimasi

dostorsi”

POLITIK

” Mendukung proses demokratisasi kelembagaan”

” Senantiasa memperbaharui diri, delaras dengan aspirasi masyarakat

dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir”

D. Reformasi Perpajakan Komprehensif

Bidang Administrasi : Modernisasi Administrasi Perpajakn

Bidang Peraturan : Amandemen Undang-Undang Perpajakan

Bidang Pengawasan : Bank Data Nasional

E. Modernisasi Perpajakan

KONSEP

” Pelayanan Prima dan Pengawasan Intensif dengan pelaksanaan Good

Governance”

TUJUAN

(22)

” Tingkat kepercayaan terhadap Administarsi Perpajakan yang Tinggi”

” Tingkat Produktivitas Pegawai Pajak yang Tinggi”

F. Karakteristik Kantor Pelayanan Pajak Pratama

1. Gabungan dari tiga unit kantor yaitu KPP, KPPBB, dan KARIPKA

2. All Taxes yaitu mengadministrasikan PPh, PPN, dan PBB & BPHTB

3. Mengadministrasikan Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi

4. Wajib Pajak yang ditangani sangat banyak (ribuan)

5. Kontribusi pajak perWAjib Pajak sangat kecil

6. Penerapan konsep teritorial (penguasaan wilayah)

7. Terdapat seksi Ekstensifikasi Perpajakan agar jumlah Wajib Pajaknya terus

bertambah

G. Struktur Organisasi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dipimpin oleh seorang

kepala, yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak.

Organisasi yang berada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

bertujuan untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat trelaksana dengan

teratur dan penuh tanggung jawab, sehinggga tujuan yang diinginkan dapt tercapai

(23)

Belawan mempunyai 1(satu) sub bagian umum dan 6 (enam) seksi yang mempunyai

tugas s ebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum berfungsi sebagai pengadministrasian di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Belawan. Segala administrasi yang ada di Kantor

Pelayanan Pajak terletak di bagian sub bagian umum.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Tugas seksi ini adalah untuk memanfaatkan data, menyalurkan data,

mengolah data. Dimana data-data tersebut antara lain berasal dari instansi

pemerintah, bank, bea cukai, kantor lelang dan juga berasal dari Kantor

Pelayanan Pajak Pratama setempat.

3. Seksi Pelayanan

Fungsi dan peran seksi pelayanan ini di Kantor Pelayanan Pajak adalah

sebagai bagian pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak. Segala urusan

perpajakan yang dialami oleh Wajib Pajak akan dilayani di bagian pelayanan

ini.

4. Seksi Penagihan

Tugas seksi ini adalah melakukan tata usaha piutang pajak dan melakukan

penagihan atas pajak yang terutang, menyiapkan surat teguran dan menyusun

penagihan pajak dengan surat paksa.

5. Seksi Pemeriksaan

Segala administrasi perpajakan akan di lakukan pemeriksaan di bagian seksi

(24)

kekurangan data atau dokemen yang dibutuhkan, maka seksi ini akan

mengembalikan ataupun menghubungi Wajib Pajak agar melengkapi data

maupun dokumen yang dibutuhkan dalam pengadminstrasian perpajakan.

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi Ekstensifkasi Perpajakan adalah seksi yang dibentuk untuk mencari

Wajib Pajak baru. Jadi seksi ini akan melaporkan dan membuat NPWP secara

jabatan apabila ditemukan subyek pajak yang telah ataupun mampu

membayar pajak. Seksi ini bergerak dilapangan dan seperti detektif dalam

melakukan sistem pekerjaannya.

7. seksi pengawasan dan konsultasi

pengawasan dan konsultasi dierikan kepada masyarakat untuk mengetahui

pajak dan mempermudah dalam urusan perpajakan. Seksi ini berfungsi untuk

mengawasi sistem perpajakan dan memberikan konsultasi-konsultasi kepada

Wajib Pajak apabila Wajib Pajak membutuhkannya.

H. Kode Etik Pegawai

Secara tegas mencantumkan kewajiban dan larangan bagi para pegawai

termasuk sanksi-sangksi bagi setiap pelanggaran ( Peraturan Menteri Keuangan RI

No. 1/PM.3/2007 Tgl 23 juli 2007)

Pelaksanaan kode etik pegawai diawasi secara ketat oleh berbagai badan

(25)

1. Komite Kode Etik Pegawai yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal

Departemen Keuangan

2. Komite Ombudsman Nasional dengan desk pajak yang bertugas untuk

menangani pengaduan masyarkat

3. Tim Khusus Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan yang secara

intensif memonitor kinerja kanwil dan Kantor Pelayanan Pajak Modern

I. Kewajiban Pegawai

- Menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain.

- Bekerja secara profesional, transparan dan akuntabel.

- Mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki DJP.

- Memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak, sesama pegawai, atau

pihak lain dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya.

- Mentaati perintah kedinasan

- Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik DJP.

- Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor.

- Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi

kewajiban perpajakan.

(26)

J. Larangan Bagi Pegawai

- Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas.

- Menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik.

- Menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak

langsung.

- Menyalahgunakan fasilitas kantor.

- Menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung

maupun tidak langsung, dari Wajib Pajak, sesama Pegawai, atau pihak

lain, yang menyebabkan Pegawai yang menerima patut diduga

memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya.

- Menyalahgunakan data atau informasi perpajakan.

- Melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan

gangguan, kerusakan dan atau perubahan data pada sistem informasi

milik DJP.

- Melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma

(27)

Bagan 1

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan

Belawan

Kepala Kantor

Subbagian Umum

Seksi Pengolahan Data Dan Informasi

Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi Pelayanan

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Pemeriksaan

Seksi Penagihan

(28)

BAB III

GAMBARAN DATA ATAU TATA CARA PENDAFTARAN

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

A. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan suatu sarana di dalam

administrasi perpajakan, yang salah satunya berfungsi sebagai sarana untuk

berhubungan dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau bisa juga sebagai tanda

pengenal (identitas) bagi Wajib Pajak. Bila Subyek Pajak telah memiliki Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) maka secara sah Subyek Pajak tersebut telah menjadi

Wajib Pajak, dan sekaligus Wajib Pajak tersebut telah terdaftar namanya di

Direktorat Jenderal Pajak (DIRJEN PAJAK). Setelah menjadi Wajib Pajak tersebut

sudah mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan menyetorkan pajaknya.

Sewaktu Subyek Pajak melakukan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) sebaiknya jangan meminta bantuan kepada orang-orang diluar seperti calo

yang menawarkan kepada anda untuk mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Karena para calo tersebut hanya ingin uang anda saja dan urusannya akan makin sulit.

Malah sebaiknya kalau anda langsung kepada petugas pajak yang ada didalam kantor

dan menanyakan secara langsung apa-apa saja kesukaran anda dalam mendaftarkan

diri. Sebab dalam mengurus Nomor Pokok wajib Pajak (NPWP) Wajib Pajak tidak

(29)

B. Dasar Hukum Nomor Pokok Wajib Pajak

Pasal 2 (1) Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Pajak keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-161/PJ/2001 menyebutkan

bahwa “Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan

wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib

Pajak paling lama 1(satu) bulan setelah saat usaha dimulai dijalankan.

Pengaturan masalah Nomor Pokok Wajib Pajak telah ditetapkan dan di atur

dalam keputusan direktorat jenderal pajak keputusan direktur jenderal pajak nomor :

KEP-161/PJ/2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha,

Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Serta

Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Bagi wajib pajak yang memiliki lebih dari satu tempat tinggal/tempat

kedudukan harus melaporkan atau memberitahukan kepada direktorat jenderal pajak

untuk ditetapkan pada daerah mana Wajib Pajak harus mendaftarkan dirinya.

C. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak per tahun berubah sejak dikeluarkan pada tanggal

1 januari 2006, sebagai berikut :

1. Untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus,

serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya (maksimal 3

(30)

2. Tambahan untuk Wajib Pajak kawin sebesar Rp. 1.200.000

3. Tambahan untuk tanggungan Wajib Pajak maksimal 3 orang sebesar

@ Rp. 1.200.000

Fungsi Penghasilan Tidak Kena Pajak ini sebagai patokan untuk mengetahui berapa

besar atau kelayakan Wajib Pajak dikenakan Pajak. Apabila penghasilan Wajib Pajak

tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, maka Wajib Pajak tidak dikenakan

beban pajak.

D. Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib

Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak

Untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) maka yang dilakukan

Subyek Pajak maupun petugas pajak adalah mendatangi Kantor Pelayanan Pajak,

dimana kita berdomisili dalam hal untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. Dan

Wajib pajak jangan mencoba untuk mengurus NPWP kepada orang lain yang tidak

berhak atas pengurusan NPWP dengan meminta imbalan kepada Subjek Pajak yang

mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. Wajib Pajak juga harus memenuhi

syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak dan menghitung sendiri hutang

pajaknya, sesuai dengan self assesment selanjutnya membayar pajak terutangnya.

Semua pendaftaran Wajib Pajak berdasarkan self assesmentI, artinya Wajib

Pajak mendaftarkan sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib Pajak

berdomisili atau bertempat tinggal untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus

(31)

menerima penghasilan tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib

mendaftarkan diri dengan cara mengisi formulir pendaftaran. Formulir ini harus diisi

dengan jelas dan benar serta dilengkapi dengan syarat-syarat sebagai berikut :

- Mengisi formulir KP.PDIP.4.1

- Melampirkan fotocopy KTP, Fotocopy Kartu Keluarga atau Paspor

ditambah Surat Keterangan Tempat Tinggal dari Instansi yang

berwenang sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa bagi orang

asing.

- Surat Kuasa, ini berlaku bagi Wajib Pajak yang diwakili kuasanya

karena suatu hal

Ketika Subyek Pajak mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak kepada petugas

Pajak, maka petugas pajak akan memberikan formulir dimana didalam mengisi

formulir itu gunanya untuk mengetahui data-data Wajib Pajak. Didalam mengisi

formulir Petugas Pajak akan menuntun satu persatu dalam mengisi formulir. Gunanya

untuk tidak terjadi kesalahan dalam mengisi formulir tersebut, setelah itu Petugas

pajak akan memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang terdiri dari

(32)

x xxx xxx x xxx

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Keterangan :

1. Kotak 1 sampai dengan 7 merupakan Nomor Pokok untuk Wajib Pajak

2. Kotak ke 8 merupakan angka pengecekan untuk Kantor Pelayanan Pajak

(KPP)

3. Kotak ke 9 sampai dengan ke 11 adalah kode Kantor Pelayanan Pajak

(KPP)

Adapun digit awal dari Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah petunjuk

jenis Wajib Pajak, yaitu :

1. Digit 0 berarti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) digunakan oleh

bendaharawan

2. Digit 1,2, dan 3 sebagai petunjuk bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) ini dipergunakan oleh Wajib Pajak (badan hukum saat ini

dipergunakan dengan digit awal 1)

3. Digit awal 4 dan seterusnya sebagai petunjuk bahwa Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) dipergunakan oleh Wajib Pajak perorangan yang untuk

(33)

E. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

Yang dimaksud dengan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

adalah suatu tindakan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dari tata

usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Pada dasarnya Nomor Pokok wajib Pajak

(NPWP) berlaku untuk sekali seumur hidup. Namun demikian Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) dapat juga dihapuskan dari tata usaha kantor pajak apabila telah

memenuhi kebutuhan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut (pasal 11 keputusan

direktorat Jenderal Pajak No. 516/PJ/2000)

1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggal dunia dan tidak

meninggalkan warisan. Dengan syarat adanya pemberitahuan tertulis dari

ahli waris atau pihak lain, dan dilampiri dengan fotocopy laporan

kematian atau Surat Kematian dari Instansi yang berwenang.

2. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.

Syaratnya adalah fotocopy Surat Nikah atau Akta Perkawinan dari Catatan

Sipil

3. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subyek Pajak

sudah selesai dibagi. Dengan syarat adanya surat pernyataan tentang

selesainya warisan dibagi oleh ahli waris

4. Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku

5. bentuk usaha tetap yang karena suatu hal kehilangan statusnya sebagai

(34)

6. Wajib Pajak orang pribadi lainnya selain yang dimaksud diatas yang tidak

memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dilakukan apabila hutang pajak

telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah daluwarsa, kecuali dari hasil

pemeriksaan pajak diketahui bahwa hutang pajak tersebut tidak dapat atau tidak

mungkin ditagih kembali karena Wajib Pajak tersebut telah meninggal dunia dengan

tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris

tidak dapat ditemukan.

Permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau pencabuutan

pengukuhan pengusaha kena pajak harus diselesaikan dalam jangka waktu 12(dua

belas) bulan sejak tanggal diterimannya permohonan secara lengkap.

F. Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak

Dalam hal Wajib Pajak terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan

atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain atau terjadi

perubahan status perusahaan yang mengakibatkan Kantor Pelayanan Pajak tempat

Wajib Pajak terdaftar harus berubah, maka Wajib Pajak wajib mengajukan

permohonan pindah dengan menyampaikan surat pernyataan pindah beserta

persyaratannya.

Kantor Pelayanan Pajak wajib menertibkan :

a. Surat Pindah, untuk diberikan kepada Wajib Pajak paling lama pada

(35)

diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak baru, dalam hal surat

pernyataan pindah beserta persyaratannya secara lengkap telah

disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak lama.

b. Kartu Pelayanan Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar,

paling lama pada hari kerja berikutnya, dalam hal surat pernyataan

pindah beserta persyaratannya secara lengkap disampaikan ke Kantor

Pelayanan Pajak baru, atau setelah menerima Surat Pindah dari Wajib

Pajak yang berasal dari Kantor Pelayanan Pajak lama.

Dalam hal surat pernyataan pindah berisikan pernyataan pindah sebagai pengusaha

kena pajak, maka :

a. Kantor Pelayanan Pajak lama menerbitkankan Surat Pindah paling lama

pada hari kerja berikutnya setelah menerima surat pernyataan pindah

beserta persyaratannya secara lengkap dari Pengusaha Kena Pajak atau

pemberitahuan adanya surat pernyataan pindah dari Kantor Pelayanan

Pajak baru.

b. Kantor Pelayanan Pajak baru menerbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak dan bila diperlukan sekalligus menerbitkan Kartu Nomor

Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar paling lama 3(tiga)

hari kerja setelah menerima Surat Pindah dari Kantor Pelayanan Pajak

lama.

c. Kantor Pelayanan Pajak lama menerbitkan Surat Pencabutan Pengukuhan

(36)

Kena Pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak baru paling

lama pada hari kerja berikutnya.

Dalam hal surat pernyataan pindah selain berisikan pindah tempat tinggal atau

tempat kedudukan juga menyatakan pindah tempat kegiatan usaha, maka Kartu

Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Keterangan Terdaftar, dan Surat Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak diterbitkan secara bersamaan paling lama 3(tiga) hari kerja

setelah diterimanya Surat Pindah dari Wajib Pajak yang berasal dari Kantor

Pelayanan Pajak lama.

Dalam hal terjadi pemindahan seperti di atas, Kantor Pelayanan Pajak lama

harus mengirim berkas Wajib Pajak dan atau berkas Pengusaha Kena Pajak yang

bersangkutan berikut uraian singkat mengenai hal-hal yang dianggap perlu kepada

Kantor Pelayanan Pajak baru yang isinya antara lain :

a. Jumlah tunggakan pajak yang masih harus ditagih

b. Tindakan penagihan yang telah dilaksanakan atas tunggakan pajak

c. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak atau keberatan

Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak yang belum diselesaikan.

G. Jangka Waktu Pendaftaran atau Pelaporan Kegiatan Usaha

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan

wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri untuk memperolah Nomor Pokok Wajib

(37)

mulai dijalankan adalah saat yang terjadi lebih dulu antara saat pendirian dan saat

usaha nyata-nyata mulai dijalankan.

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,

apabila sampai dengan suatu bulan memperoleh penghsilan yang jumlahnya telah

melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak setahun, wajib mendaftarkan diri untuk

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling lambat pada akhir bulan berikutnya.

Wajib Pajak yang memerlukan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat mengajukan

permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Wajib Pajak sebagai Pengusaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir

denganUndang-undang nomor 18 tahun 2000, yang berbunyi :

a. Pengusaha Kecil memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib mengajukan

pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

b. Pengusaha Kecil tidak memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi sampai

dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran

bruto telah melampaui batasan yang telah ditentukan sebagai pengusaha kecil,

wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

paling lambat akhir masa berikutnya

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dibeberapa tempat,

juga wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. Dalam hal tempat tinggal atau

(38)

Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Kantor Pelayanan Pajak tempat

(39)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

Nomor Pokok Wajib pajak adalah jembatan dari Subyek Pajak terhadap

Direktorat Jenderal Pajak untuk segala urusan Administrasi Perpajakan. Arti penting

Nomor Pokok Wajib Pajak sebagai awal mulanya proses perpajakan dimulai. Negara

ini tergantung segalanya dari pajak yang didapat dari masyarakat. Tanpa pajak kita

tidak dapat melaksanakan roda pemerintahan ataupun sistem perekonomian kita.

Fungsi pajak sebagai pendapatan negara tidak terlepas berapa jumlah besarnya

pajak yang didapat per periode ataupun pertahun. Semakin besar pajak yang diterima

pertahun maka semakin tinggi tingkat perekonomian negara kita ini. Namun penyakit

sosial masyarakat Indonesia seperti Korupsi mempengaruhi pendapatan pajak yang

kita peroleh. Masyarakatpun pasti akan bertanya besar kepada negara ini kemana

uang yang telah disetor kepada kas negara sehingga pelayanan maupun kualitas jasa

yang diberikan negara kepada masyarakat tidak diperoleh secara maksimal dan utuh.

Fungsi pajak juga sebagai pengatur sistem ekonomi cukup dominan, sehingga

kita sangat bergantuing kepada pajak. Pajak yang diharapakan dapat mengatur inflasi

cukup mempengaruhi keuangan negara ini. Hal ini juga tidak dirasakan masyarakat,

karena masyarakat Indonesia tidak menyadari hal ini. Kita terkadang tidak berfikir

mengenai pajak ini, karena yang kita inginkakn hanya pendidikan yang murah, harga

(40)

yang kunjung jua hanya mimpi segar yang diberikan para elit negara kepada

masyarakat.

Masalah-masalah yang sering timbul dalam pengurusan Nomor Pokok Wajib

Pajak yang dialami oleh subyek pajak adalah sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan Subyek pajak tentang hak-hak dan kewajibannya di

bidang perpajakan masih kurang.

Pengetahuan yang dimiliki pada mayarakat umumnya mengenai dunia

administrasi perpajakan masih minim. Sehingga masyrakat merasa tidak

dapat mengetahui bagaimana cara ataupun mekanisme pendaftaran Nomor

Poko Wajib Pajak (NPWP) secara baik dan benar. Ditambah lagi

paradigma yang ada di dalam masyarakat segala pengurusan administrasi

di Indonesia selalu sulit dan lama yang dapat mengakibatkan kejenuhan

yang terjadi di tengah-tengah masyarakat untuk mendaftarkan diri guna

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak tersebut.

2. Tingkat kesadaran Subyek Pajak terhadap peran penting perpajakan

Tingkat kesadaran Subyek pajak terhadap pajak sangat mempengaruhi

dalam memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hal ini didasari

karena Wajib Pajak hanya ingin mendapatkan langsung imbalan atas apa

yang telah dibayarkan Subyek Pajak atas pajaknya. Subyek pajak tidak

mengetahui bahwa pajak yang telah dibayarkan akan mendapatkan imbalan

atas pajaknya secara tidak langsung yaitu seperti pembangunan jalan raya,

(41)

mau mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) untuk menjadi subjek pajak. Padahal kalau mereka mengerti akan

pentingnya membayar pajak itu. Mungkin negara kita ini akan maju dan

berkembang seperti di negara eropa. Bila dilihat dari arti pajak sendiri

adalah “ Iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang terhutang oleh

yang Wajib Pajak membayar menurut peraturan-peraturan dengan tidak

mendapat prestasi kembali yang dapat langsung ditunjukan dan yang

gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubungan dengantugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”

( P.J.A ANDRIANI ( HAMDAN, 1993, 7))

Semenjak Kantor Pelayanan pajak menjadi Pratama sebenarnya telah banyak

memberikan angin positif dalam pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ini.

Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama kini muncul dengan formula-formula baru

dalam pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan menghadirkan

pelayanan Pajak hanya Satu Hari bahkan Kantor Pelayanan Pajak ingin menciptakan

pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) satu jam. Formula ini ini sering

disebut juga dengan pelayanan unggulan yang dihadirkan Kantor Pelayanan Pajak.

Harapannya adalah agar subjek pajak tidak merasa jenuh dalam pengurusan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan merangsang para Subjek Pajak mendaftarkan

NPWP-nya. Ditambah lagi dengan program Ekstensifikasi yang dihadirkan.

Ekstensifikasi adalah progaram yang dibuat Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk

mencari dan mendatangi para Subyek Pajak yang layak untuk mendapatkan Nomor

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh penulis adalah

1. Dalam pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak tidaklah serumit seperti yang

sering dipikirkan selama ini. Selama persyaratan kita cukup dan penghasilan

telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) maka kita telah wajib

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). NPWP ini sangat penting

untuk melakukan proses perpajakan. NPWP tidak hanya terpaut untuk urusan

perpajakan saja, tetapi lebih jauh seperti pengajuan kredit usaha kepada

investor. Para Bank yang ingin memberikan kredit kepada kreditur harus

dilampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan kredit.

2. Subyek Pajak masih banyak yang belum menyadari arti penting perpajakan

dan fungsi perpajakan secara utuh. Pajak yang diagung-agungkan para elit

pejabat ini masih belum dapat sirasakan oleh masyarakat yang menjadi

Subyek Pajak. Padahal kalau kita melihat sejarah jauh kebelakang, kita dulu

tidak menjadikan pajak sebagai patokan sumber pendapatan negara

(43)

seperti ladang minyak, perkebunan, pariwisata, maupun lainnya yang

mendukung pendapatan negara ini. Tetapi hal tersebut kurang diberdayakan

ataupun kurang maksimal kita kelola dengan sempurna.

Minyak yang ada di teluk ambalat sebagai bukti bahwa kita masih memiliki

sumber pendapatan negara yang cukup signifikan dibanding pajak, namun

sistem pengelolaan yang menurut penulis kurang baik atau pun semrawut, hal

tersebut tidak dapat dimliki sebagai sumber kita. Bahkan teluk ambalat telah

dimiliki oleh pihak asing yang telah menjajah secara pelan tapi pasti menindas

kita.

3. Masih banyak lagi yang mendukung untuk sebagai pendapatan kita. Indonesia

terletak diantara 2 benua dan dua samudera yang dapat menjadi aset negara

sebagai pendapatan negara ini. Belum lagi kita berbicara dengan kekayaan

alam yang melimpah ruah di bumi pertiwi ini. Hasil perkebunan terbaik

didunia dapat dijadikan sumber utama devisa negara yang cukup signifikan.

Hal ini karena kita didukung letak geografis Indonesia ditengah garis

khatulistiwa yang amat sangat mendukung pendapatan kita. Contoh kecilnya

adalah pulau kalimantan yang memberi kita hasil kayu yang mempunyai

kualitas terbaik. Mulai dari kayu rotan sampai dengan kayu jati yang tahan

bertahun-tahun.

Hal ini sungguh luar biasa apabila dikelola dengan baik dan sempurna oleh

negara ini. Kita belum lagi berbicara tentang objek pariwisata yang sungguh

luar biasa yang didapat mulai dari Aceh sampai Irian Jaya, mulai dari Sabang

(44)

dan patut kita kelola. Namun kembali lagi kita apakah kita mampu untuk

mengeloala itu semua, sehingga pajak tidak menjadi masalah polemik yang

tak kunjung habisnya yang terjadi di masyarkat Indonesia. Dan kita bisa

merubah kondisi negara ini menjadi negara maju yang tidak menjadikan pajak

sebagai sumber utama pendapatan negara kita tetapi menjadi sumber pengatur

sistem ekonomi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Direktorat Jenderal

Pajak adalah

1. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada Subyek Pajak untuk

mengurus pajaknya.

Pelayanan yang ramah serta bersahabat akan membuat kenyamana Wajib

Pajak untuk melakukan aktifitas perpajakannya.

2. Memberikan formula-formula mutakhir seperti formula unggulan pengurusan

NPWP satu hari sebagai pemicu Wajib Pajak mempermudah pengurusan

Nomor Pokok Wajib Pajak.

Formula-formula ataupun program yang diberikan dari KPP kepada Wajib

Pajak seperti kemudahan dalam pengurusan NPWP-nya harus terus dilakukan

untuk kemudahan Wajib Pajak sendiri.

(45)

Penyuluhan sangat dibutuhkan oleh konsumen pajak. Hal ini penting untuk

membangun pengerahuan tentang erti penting perpajakan. Masyarakatpun

tidak bingung lagi mengenai pajak ini sendiri.

4. Iklan yang lebih menyadarkan masyarakat akan pentingnya pajak

Media publikasi seperti periklanan juga membantu dalam membangun

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Diana, SE, Akt & Lilis Setiawati, Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi,

dan Penuntun Praktis, Yogyakarta : Andi Offset 2004

Dadi Adriana, Peraturan Perpajakan Buku Satu, Yogyakarta : Andi Offset 2003

Gunadi, John L. Hutagaol, Richard Burton, Liberty Pandiangan, Wirawan Illyas,

Yoyok Satiotomo, Perpajakan Edisi Revisi 2001 Buku Satu, Jakarta :

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1999

www. Google.com

www. Pajakku.com

BROSUR MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN

Referensi

Dokumen terkait

Strategi TKI di Malaysia untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan. Pertama, Fenomena Sarmini adalah salah satu TKI di Malaysia yang sukses menjadi

Akibat hukum terhadap pengusaha pertambangan setelah adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 25/PUU-VIII/2010 adalah, pengusaha pertambangan dapat memiliki wilayah izin

[r]

2 Comparative clinical trial of an evidence based and clinical pharmacist-recommended treatment protocol for the antimicrobial therapy of aspiration pneumonia in opioid overdosed

kem bangan zakat di Indonesia. Ketiga, berkaitan de ngan aturan organik mengenai teknis pelaksanaan dari UU No 38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan za kat hanya dalam

2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan

Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU

• Investment bankers are in touch with potential foreign investors and know what they currently require, and can also help navigate the numerous institutional and. regulatory

The resulting rupture to business planning and operations came through clearly in our survey of 1,198 business leaders from around the world for the PricewaterhouseCoopers 13th