• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK

WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh:

Yuni Mariana

NIM F3408087

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)

commit to user

(4)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jalan ini memang berat. Hambatan dan onak menghampar. Hingga kau akan

lelah, lemah, ataupun menderita. Adukan semua keluh kesah dalam sujudmu.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(Al Baqoroh: 286)

Orang berhasil adalah orang yang memenuhi pikirannya dengan orientasi

keberhasilan. Orang gagal adalah orang yang menjejali pikirannya dengan

orientasi kegagalan dan ketidakberdayaan.

(Satria Hadi Lubis)

Kita lahir dengan dua mata di depan. Karenanya tidak harus melihat ke

belakang. Tapi lihat apa yang terjadi di depan kita, masa depan kita. Berjuang

tak kenal henti.

(Budi Hartono)

Penulis persembahkan kepada:

Ø Bapak dan Ibu yang tercinta

Ø Kangmas dan Adikku yang tersayang

Ø Teman – temanku

(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas berkat-Nya penulis diberi kemampuan dan kemudahan untuk dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK

WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

KARANGANYAR dengan lancar dan tepat waktu.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Kesuksesan dan keberhasilan bukan hanya berasal dari kerja keras semata, melainkan kekuatan dan dukungan dari berbagai pihak. Selanjutnya dengan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapab terima kasih kepada:

1. Bapak Sri Suranta, S.E, MSi, Ak., BKP. Selaku Ketua Program Studi DIII Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang telah meluangkan waktu beliau dan membimbing penulis.

3. Bapak Syuhirman selaku Kepala Bagian Fungsional Pemeriksa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar serta segenap staff yang telah memberikan ijin dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

(6)

commit to user

sayang serta ridha dari kalian yang dapat menjadi bekal dalam menjalankan hidup ini.

6. Adikku, Rista Dwiyana yang selalu mendukung dan menghiburku serta menjadi pemicu selama ini.

7. Arif Wahyu Nogroho yang tercinta, yang selalu memberikan dukungan, semangat, kepercayaan serta kasih sayangnya yang tulus. 8. Teman-teman kost three ana 2, Nia, Remo, Mbah Uti dan Mak.e terima

kasih atas segala dorongan dan masukannya saat penulis mengalami kesulitan.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 Diploma III Perpajakan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

10.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang banyak memberikan bantuan selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa laporan yang penulis susun ini masih jauh dari sempurna. Dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan sehingga belum dapat memenuhi keinginan pembaca. Oleh karena itu, sebelumnya penulis meminta maaf kepada pihak-pihak yang tidak berkenan dengan sebagian atau seluruh isi dari Laporan Tugas Akhir ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semuan pihak demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2011

(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ………. . x

DAFTAR GAMBAR ... . xi

DAFTAR LAMPIRAN ... . xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ……… 1

B. Latar Belakang Masalah ……….. 17

(8)

commit to user

D. Tujuan Penelitian ……… 20

E. Manfaat Penelitian ……….. 20

II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka ………. 22

B. Analisis Data dan Pembahasan ………... 35

III. TEMUAN

A. Kelebihan ……… 46

B. Kelemahan ……….. 47

IV. PENUTUP

A. Simpulan ………. 48

B. Rekomendasi ……….. 49

DAFTAR PUSTAKA

(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

I.1 Wilayah Administrasi KPP Pratama Karanganyar ……….. 3

II.1 Daftar Pelaksanaan Kegiatan Penghapusan NPWP……….. 43

(10)

commit to user DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

I.1 Denah Lokasi KPP Pratama Karanganyar ……….. 2

I.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar ………. 9

(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Pembuatan Tugas Akhir

2. Surat Permohonan Magang

3. Surat Konfirmasi Magang

4. Surat Penyelesaian Magang

5. Memo Pengumpulan Laporan Magang

6. Lembar Penilaian Magang

7. Presensi Harian dalam Pelaksanaan KMM

8. Laporan Kegiatan Magang Mahasiswa

9. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-03/PJ.04/2007 tentang

Penegasan Atas Pelaksanaan Pemeriksaan dalam Rangka Penghapusan

NPWP/Pencabutan PKP

10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 20/PMK.03/2008

tentang Jangka Waktu pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara

pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan

dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

11. Daftar penjagaan Penyelesaian SP2 Seksi pemeriksaan

12. Lembar Pengawasan Arus Dokumen

13. Surat Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

(12)

commit to user

15. Berita Acara Penghapusan NPWP

16. Lembar Pengawasan Arus Dokumen nomor PEM : 01002597/528/nov/2010

17. Salinan KTP Wuryanti

18. Surat Permohonan Pencabutan NPWP yang Ganda

(13)

commit to user

ABSTRAK

TINJAUAN PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK

WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA KARANGANYAR

Yuni Mariana

F3408087

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak dalam penghapusan NPWP dan untuk mengetahui realita proses penghapusan NPWP bagi semua Wajib Pajak yang dilakukan oleh fiskus.

Langkah yang diambil penulis adalah dengan membandingkan antara dasar hukum, observasi, wawancara dengan beberapa pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dan juga menganalisis Prosedur Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah persyaratan dalam penghapusan NPWP untuk semua Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan harus adanya surat keterangan penyebab penghapusan NPWP dan prosedur penghapusan NPWP dimulai dari Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan melalui Petugas Tempat Pelayanan Terpadu kemudian Pelaksana Seksi Pelayanan menyerahkan berkas ke Seksi Pemeriksaan untuk diperiksa setelah diketahui hasilnya, Pelaksana Seksi Pelayanan mengajukan Nota Dinas Konfirmasi Utang Pajak dan diserahkan ke Seksi Penagihan. Wajib Pajak harus melunasi utang pajak terlebih dahulu. Kemudian Kepala Seksi Pelayanan membuat Surat Penghapusan atau Penolakan Penghapusan NPWP.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis mengajukan beberapa saran yaitu apabila Wajib Pajak tidak segera melengkapi persyaratan, KPP sebaiknya membuat jangka waktu kelengkapan data Wajib Pajak sehingga proses dapat cepat terselesaikan serta perlu adanya sosialisasi kepada fiskus mengenai prosedur penghapusan NPWP agar fiskus lebih memahami proses penghapusan. Dengan demikian, kesalahan yang dilakukan fiskus dapat berkurang.

(14)

commit to user

ABSTRACT

ELIMINATION THE NUMBER OF REVIEW PROCEDURES

TAX PAYERS IN SERVICE TAX OFFICE

PRATAMA KARANGANYAR

Yuni Mariana

F3408087

The purpose of this study was to determine the conditions that must be fulfilled Tax Payers for the elimination of tax NPWP and to know the reality of the removal process NPWP for all tax payers by tax authorities.

Steps taken by the author are to compare between the basic law, observation, interviews with several employees of the Tax Office Pratama Karanganyar and also analyze the Elimination Procedure Tax Payer Identification Number.

The conclusion of this research is the requirement for the elimination of tax NPWP for all individual Tax Payers and the Board shall cause the elimination of a certificate and NPWP removal procedure starts from the Tax Payers files the petition filed by Officer Place Integrated Services Executive Services Section and then submit the file to the Section of Examination for reviewed after the outcome is known, Managing Services Section Department filed a Memorandum Confirmation Tax Debt and submitted to the Billing Section. Tax Payers must pay tax debts first. Then the head of service section to make Deletion or Removal of Rejection Letters NPWP.

Based on these researches the author proposes some suggestions that if the Tax Payers did not immediately complete the requirements, the KPP should be a period of time Tax Payers bunch completeness so that the process can be quickly resolved and the need for socialization to tax authorities on procedures for removal of NPWP for tax authorities better understand the process of elimination. Therefore, mistake made by the tax authorities can be reduced.

(15)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah berdirinya KPP Pratama Karanganyar

KPP Pratama Karanganyar merupakan pecahan dari KPP Surakarta

yang berdasar pada Peraturan Menteri Keuangan nomor:

55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang perubahan atas Peraturan

Menteri Keuangan nomor: 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. KPP Pratama

Karanganyar berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala

kantor Direktorat Jenderal Pajak Jawa bagian Tengah II.

Pada awal berdirinya, KPP Pratama Karanganyar menggunakan

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Surakarta. Awal bulan

Januari dipindahkan ke ex Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak

(KARIKPA) Surakarta. Kode wilayah untuk KPP Pratama Karanganyar

sebelumnya 526, dan kode wilayah untuk KPP Surakarta sekarang

menjadi 528. Misalnya, nomor: 01.139.922.1-526.000 yang semula kode

wilayah KPP Surakarta berhubung berada di wilayah Karanganyar

otomatis NPWP menjadi nomor: 01.139.922.1-528.000.

Pada akhir bulan Desember 2007 KPP Pratama Karanganyar

(16)

commit to user

karena banjir bandang sungai Bengawan Solo yang mengakibatkan

sebagian besar dokumen hanyut terbawa air banjir. Maka dari itu, untuk

menjaga keamanan dan kenyamanan dalam melakukan segala aktifitas,

kini KPP Pratama Karanganyar telah menjadi lembaga perpajakan yang

independen.

2. Tempat kedudukan KPP Pratama Karanganyar

Berhubung peranannya dalam memberikan pelayanan di bidang

perpajakan kepada masyarakat, KPP Pratama Karanganyar memiliki

tempat yang strategis sehingga mudah ditemukan. Lokasi KPP Pratama

Karanganyar berada di Jalan K. H. Samanhudi No. 7 Komplek

Perkantoran Cangakan, Karanganyar.

(17)

commit to user

3. Wilayah Kerja KPP Pratama Karanganyar

Tabel I.1

Wilayah Administrasi KPP Pratama Karanganyar

Wilayah

(Sumber: Seksi Waskon Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar)

Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sampai tahun 2009 di KPP

Pratama Karanganyar, dengan perincian 73.913 Wajib Pajak orang

pribadi, 4167 badan dan 2.400 bendahara. Jumlah Wajib Pajak baru yang

mendaftar di tahun 2010 untuk orang pribadi sebanyak 19.767, badan 646

dan 191 bendahara. Target penerimaan KPP Pratama Karanganyar pada

tahun 2010 sebesar Rp 480.856.275.041,00 sedangkan realisasi

penerimaan pajak tahun 2010 sebesar Rp 367.755.458.210,00. Jadi,

realisasi penerimaaan tidak mencapai target dengan tingkat realisasi

(18)

commit to user

4. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Karanganyar

a. KPP Pratama Karanganyar mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam mencapai

sasaran strategis peningkatan kualitas kepada Wajib Pajak dengan

berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur;

2) Memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada Wajib Pajak

dalam rangka pelaksanaan kewajiban perpajakannya;

3) Meningkatkan penerimaan pajak dari tahun ke tahun sehingga

dapat mencapai target yang ditetapkan oleh pusat;

4) Memberikaan pembinaan kepada Wajib Pajak dengan melakukan

berbagai upaya, antara lain memberikan penyuluhan pengetahuan

tentang perpajakan melalui media massa maupun penerangan

secara langsung.

b. Fungsi didirikannya KPP Pratama karanganyar antara lain:

1) Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi

perpajakan, pengamat potensi perpajakan dan ekstensifikasi Wajib

Pajak;

2) Penatausahaan piutang dagang, penerimaan, penagihan,

penyelesaian keberatan, banding dan penyelesaian restitusi sanksi

perpajakan;

3) Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

(19)

commit to user

4) Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

serta berkas-berkas Wajib Pajak;

5) Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan;

6) Pengurusan penertiban dan pembetulan Surat Ketetapan Pajak

(SKP);

7) Penyuluhan dan pelayanan konsultasi pajak;

8) Pengurusan pelaksanaan dan administrasi Tata Usaha dan Urusan

Rumah Tangga Kantor Pelayanan Pajak.

5. Visi dan Misi Direktorat Jederal Pajak

a. Visi Dirjen Pajak

Menjadi insitusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem

administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi dengan

bercirikan:

1) Kepuasan masyarakat atas kinerja pelayanan secara menyeluruh;

2) Aparat yang berintegritas tinggi dan profesional;

3) Memiliki kinerja tinggi dan setara dengan kinerja instansi

perpajakan negara maju;

4) Kewibawaan yang tinggi di mata masyarakat domestik dan

internasional;

5) Memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi dalam

(20)

commit to user

b. Misi Dirjen Pajak

Menghimpun penerimaan pajak berdasarkan undang-undang

perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui sistem

administrasi perpajakan yang efektif dan efisien dengan

batasan-batasan sebagai berikut:

1) Pajak mampu berperan utama dalam membiayai defisit APBN;

2) Tingkat tax ratio, coverage ratio dan compliance ratio yang

tinggi;

3) Kebijaksanaan perpajakan netral dan non distortion;

4) Mampu mendukung kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi,

sosial dan politik;

5) Cost of collection rendah.

Nilai acuan yang dipakai dalam menjalankan nilai Dirjen Pajak

adalah:

1) Profesionalisme adalah nilai yang memiliki kompetensi di bidang

profesi, menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai kompetensi,

kewenangan serta norma-norma profesi, etika dan sosial;

2) Integritas adalah nilai yang menjalankan tugas dan pekerjaan

dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip

(21)

commit to user

3) Teamwork adalah nilai yang memiliki kemampuan untuk bekerja

sama dengan pihak-pihak lain serta membangun jejaring untuk

menunjang tugas dan pekerjaan;

4) Inovasi adalah nilai yang memiliki pemikiran yang bersifat

terobosan atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dengan

memperhatikan norma yang ada.

6. Wewenang Direktorat Jenderal Pajak

Beberapa wewenang yang dimiliki oleh Dirjen Pajak adalah:

a. Memberikan bukti penerimaan pendaftaran Wajib Pajak dan bukti

penerimaan laporan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena

Pajak;

b. Menerbitkan izin perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT

Tahunan Pajak Penghasilan;

c. Mengeluarkan surat permintaan kelengkapan SPT Tahunan Pajak

Penghasilan;

d. Mengeluarkan SPT hasil penelitian atau pemeriksaan SPT Tahunan

Pajak Penghasilan;

e. Menerbitkan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) dan

menerbitkannya secara jabatan;

f. Memberikan dan menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

secara jabatan;

(22)

commit to user

7. Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar

Struktur organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Karanganyar terdiri atas Kepala Kantor, Bendaharawan, Subbag Umum,

Seksi Pelayanan, Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi Penagihan,

Seksi Ekstensifikasi, Seksi Pemeriksaan, Seksi Waskon I, Seksi Waskon

II, Seksi Waskon III, Kantor Pelayanan penyuluhan dan Konsultasi

Perpajakan (KP2KP) wilayah Sragen dan Kelompok Jabatan Fungsional

Pemeriksa. Total jumlah pegawai per 17 Maret 2011 adalah 92 pegawai

dengan rician 1 pegawai Kepala Kantor (eselon III), 8 pegawai Kepala

Seksi (eselon IV), 1 pegawai Kepala KP2KP Sragen, 22 Account

Representative, 3 pegawai pemeriksa, 2 pegawai jurusita pajak dan 55

pegawai pelaksana. Dari 55 pegawai pelaksana tersebut 13 pegawai Sub

Bagian Umum, 10 pegawai di seksi Pelayanan, 9 pegawai di seksi PDI, 4

pegawai di seksi Penagihan (jurusita tidak termasuk), 6 pegawai di seksi

Ekstensifikasi dan 3 pegawai di seksi Pemeriksaan.

Setelah modernisasi perpajakan, struktur organisasi yang terdapat

pada KPP Pratama Karanganyar sebagaimana yang terdapat pada KPP

(23)

9

Gambar I.2

Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar

(24)

commit to user

8. Deskripsi Jabatan

Berikut ini merupakan deskripsi jabatan di KPP Pratama Karanganyar:

a. Kepala Kantor

Kepala kantor bertugas mengkoordinasi dan mengendalikan

kegiatan operasional pelayanan perpajakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan

pemenuhan kewajiban perpajakan.

b. Sub Bagian Umum

1) Penerimaan, pemrosesan, penatausahaan dokumen masuk KPP.

2) Penyampaian dokumen di KPP.

3) Penyusunan RKAKL laporan berkala KPP, laporan tahunan,

laporan/ daftar realisasi anggaran.

4) Penerimaan inventaris dari rekaan/pihak lain.

5) Penutupan buku kas umum, dan lain-lain.

c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI.

2) Penatausahaan alat keterangan.

3) Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,

perkembangan ekonomi dan keuangan.

4) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.

5) Penatausahaan penerimaan PBB Non-Elektronik.

(25)

commit to user

7) Penyelesaian bagi hasil penerimaan PBB.

d. Seksi Pelayanan

1) Penatausahaan surat, dokumen dan laporan WP kepada TPT.

2) Pendaftaran NPWP dan pengukuhan PKP serta penghapusan

NPWP dan pencabutan PKP.

3) Perubahan identitas WP.

4) Pemindahan WP dan PKP lama dan KPP baru.

5) Penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan dan Masa.

6) Permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT

Tahunan PPh.

7) Penerbitan Surat Teguran untuk SPT Masa PPN.

8) Penerbitan Surat Teguran untuk SPT Tahunan PPh.

9) Penelitian hasil keluaran SPPT/STTS/DHKP/DHR.

10)Permohonan pencetakan salinan SPPT/SKP/STP.

11)Peminjaman atau pengiriman berkas.

12)Permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US

Dollar.

13)Pemberitahuan penggunaan Norma Perhitungan.

14)Penertiban SKP.

15)Penatausahaan dokumen masuk di pelayanan dan dokumen WP.

16)Penyisihan anak berkas WP yang masa/tahun pajaknya lebih dari

(26)

commit to user

e. Seksi Pemeriksaan

1) Penyelesaian SPT tahunan PPh lebih bayar.

2) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak penjualan atas barang mewah (PPh BM).

3) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak pertambahan nilai (PPN) utuk selain WP patuh.

4) Penyelesaian usulan pemeriksaan.

5) Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan.

6) Pengamatan oleh KPP.

7) Pemeriksaan kantor dan lapangan.

8) Penatausahaan laporan pemeriksaan dan nota hitung.

f. Seksi Ekstensifikasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi

ekstensifikasi.

2) Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor dan

lapangan.

3) Penerbitan himbauan ber-NPWP.

4) Pencarian data potensi perpajakan.

5) Pelaksanaan penilaian individual objek PBB.

6) Pembuatan DBKB.

7) Pembentukan atau penyempurnaan ZNT/NIR.

(27)

commit to user

9) Penyelesaian mutasi sebagian dan atau seluruhnya objek dan

subjek PBB.

10)Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian SPOP.

11)Penyelesaian permohonan surat keterangan NJOP.

12)Penerbitan daftar nominatif usulan SP3 SPL ekstensifikasi.

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) terdiri dari tiga

bagian, yaitu: Waskon I, Waskon II dan Waskon III. Setiap Waskon

membawahi beberapa kecamatan, antara lain:

1)Seksi Waskon I membawahi 14 kecamatan, antara lain:

a) Kecamatan Karanganyar;

b) Kecamatan Karangpandan;

c) Kecamatan Kebak Kramat;

d) Kecamatan Tangen;

e) Kecamatan Tasikmadu;

f) Kecamatan Gemolong;

g) Kecamatan Sambung Macan;

h) Kecamatan Mojogedang;

i) Kecamatan Sidoharjo;

j) Kecamatan Mondokan;

k) Kecamatan Sumber Lawang;

l) Kecamatan Tanon;

(28)

commit to user

n) Kecamatan Masaran.

2)Seksi Waskon II membawahi 9 kecamatan, antara lain:

a) Kecamatan Jaten;

b) Kecamatan Sragen;

c) Kecamatan Gondang;

d) Kecamatan Jatipuro;

e) Kecamatan Jenar;

f) Kecamatan Tawangmangu;

g) Kecamatan Sukodono;

h) Kecamatan Kedawung;

i) Kecamatan Matesih.

3)Seksi Waskon III membawahi 13 kecamatan, antara lain:

a) Kecamatan Colomadu;

b) Kecamatan Gondangrejo;

c) Kecamatan Ngargoyoso;

d) Kecamatan Kerjo;

e) Kecamatan Jatiyoso;

f) Kecamatan Jumantono;

g) Kecamatan Plupuh;

h) Kecamatan Sambirejo;

i) Kecamatan Ngrampal;

j) Kecamatan Karang Malang;

(29)

commit to user

l) Kecamatan Miri;

m) Kecamatan Gesi.

Tugas-tugas seksi Waskon, yaitu:

a) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi

pengawasan dan konsultasi;

b) Penerbitan SPMKP, SPMIB, SKBKBN/SKBKBT/STB, SKP PBB,

teguran pengembalian SPOP, surat himbauan SPT;

c) Penerbitan SPMKP/SPMIB pengganti karena kadaluwarsa;

d) Penerbitan SPMKP/SPMIB yang rusak atau salah (yang sudah atau

belum diterbitkan);

e) Penyelesaian permohonan WP;

f) Pembuatan SPMKP/SPMIB yang hilang;

g) Penyelesaian pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT secara jabatan;

h) Penyelesaian pemindahbukuan dan pemindahbukuan ke KPP lain;

i) Pelaksanaan putusan gugatan atau banding;

j) Penyelesaian perhitungan lebih bayar;

k) Penentuan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran PBB;

l) Pemberian bimbingan kepada WP;

m)Menjawab surat yang berkaitan dengan konsultasi teknis

perpajakan bagi WP;

n) Layanan permintaan perubahan metode penilaian persediaan;

o) Penetapan WP patuh;

(30)

commit to user

q) Pelaksanaan Ekualisasi;

r) Pengusulan PKP Fiktif;

s) Penatausahaan SK pembetulan dari seksi pengawasan dan

konsultasi;

t) Penatausahaan SKK/PB/pengurangan atau pembatalan ketetapan

pajak dan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di

seksi pengawasan dan konsultasi;

u) Penyusunan estimasi penerimaan pajak ber-NPWP;

v) Pelaksanaan penelitian dan analisis kepatuhan material WP.

h. Seksi Penagihan

1) Membuat surat teguran dan surat paksa.

2) Menerbitkan surat sita.

3) Membuat laporan surat paksa.

4) Membuat berita acara pelaksanaan sita.

5) Melaksanakan lelang.

6) Menerima dan menatausahaan daftar pengantar SPT/SKP/PBk dari

seksi pelayanan dan kemudian merekamnya.

7) Menatausahakan surat masuk dan surat keluar.

8) Melakukan konfirmasi data tunggakan pajak.

9) Mencetak surat teguran.

10)Melakukan validasi tunggakan awal Wajib Pajak.

11)Menatausahakan kartu pengawasan tunggakan pajak dan STP/

(31)

commit to user

12)Pengarsipan berkas tunggakan Wajib Pajak.

13)Membuat laporan bulanan, triwulan, laporan usulan penghapusan

dan laporan perkembangan tunggakan pajak.

i. Seksi Fungsional

1) Menyampaikan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SPPP).

2) Melakukan pemeriksaan.

3) Melakukan penilaian terhadap objek pajak di lapangan.

j. KP2KP Sragen

KP2KP (Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Penyuluhan

Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan) bertempat di Sragen. KP2KP

mempunyai tugas antara lain:

1) Penyuluhan di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai

serta Pajak Bumi dan Bangunan kepada masyarakat;

2) Pelayanan konsultasi di bidang Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai serta Pajak Bumi dan Bangunan kepada

masyarakat.

B. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini harus diakui telah membawa pengaruh

terhadap perkembangan ekonomi. Khususnya di Indonesia banyak didirikan

perusahaan-perusahaan dan banyak pula didirikan home industry untuk

(32)

commit to user

perkembangan ini dengan membuat peraturan-peraturan baru yang dapat

disesuaikan dengan keadaan masyarakat di Indonesia.

Kebijakan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak

menciptakan sistem perpajakan agar tingkat penerimaan pajak meningkat

sehingga semua warga Indonesia diharuskan memiliki Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) pada Wajib Pajak yang pendapatannya di atas Pendapatan

Tidak Kena Pajak (PTKP). Perusahan juga diharuskan memiliki NPWP serta

diwajibkan untuk lapor dan setor pajak dengan sistem pemungutan pajak di

Indonesia berdasarkan Undang-Undang perpajakan yang berlaku saat ini

yaitu sistem self assessment.

Berdasarkan sistem tersebut, maka Wajib Pajak diberi kesempatan

dan kepercayaan serta tanggung jawab untuk menghitung, membayar dan

melaporkan sendiri besarnya pajak terutang atau pajak yang harus dibayar.

Sistem ini dianut sejak terjadi reformasi di bidang perpajakan. Sejak

reformasi tersebut Indonesia mulai menganut asas Self Assessment System

sebagai pengganti dari Official Assessment System.

Banyak perusahaan yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,

salah satunya digunakan untuk mendapatkan investasi yang ditanamkan

dalam perusahaan tersebut. Namun saat dikeluarkan keputusan bahwa

perusahaan tersebut ditutup, merupakan sesuatu yang wajar dalam dunia

bisnis. Hal ini dapat disebabkan karena keinginan pemilik maupun

berdasarkan putusan banding. Tindakan tersebut akan berdampak terhadap

(33)

commit to user

penutupan usaha tersebut berkaitan dengan masalah penghapusan Nomor

Pokok Wajib Pajak.

Pada kenyataannya, tidak semua Wajib Pajak Orang Pribadi maupun

Badan peduli dalam menyelesaikan urusan perpajakannya sampai selesai.

Biasanya banyak perusahaan yang ditinggalkan begitu saja tanpa adanya

likuidasi atau penyelesaian kewajiban perpajakannya karena perusahaan

tersebut sudah tidak mempunyai tanda-tanda untuk hidup. Permohonan

penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak juga dapat dilakukan oleh Wajib

Pajak Orang Pribadi yang meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya,

misalnya bagi tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia akan kembali ke

negara asalnya dan bagi wanita yang sudah menikah namun tidak dengan

pemisahan harta kepada suaminya serta untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

yang meninggal dunia.

Pada kenyataannya, proses penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) merupakan salah satu masalah dalam penyelesaian perpajakan yang

tidak dapat diselesaikan dengan pasti dan memerlukan waktu yang

bertahun-tahun lamanya yang seharusnya dapat terselesaikan oleh fiskus dalam jangka

waktu 6 bulan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan 12 bulan untuk Wajib

Pajak Badan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan studi kasus melalui karya ilmiah dengan judul “TINJAUAN

PROSEDUR PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DI

(34)

commit to user

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini digunakan sebagai pedoman

bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai

dengan prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Dengan melihat latar belakang yang

telah dijelaskan di atas makan penulis mengambil perumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah persyaratan dalam penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) selain dikarenakan Wajib Pajak ganda di KPP Pratama

Karanganyar?

2. Bagaimanakah proses penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak selain

dikarenakan Wajib Pajak ganda di KPP Pratama Karanganyar?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diambil penulis, tujuan yang ingin

dicapai penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak

dalam penghapusan NPWP;

2. Untuk mengetahui realita proses penghapusan NPWP bagi semua Wajib

Pajak yang dilakukan oleh fiskus.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka

(35)

commit to user

1. Bagi KPP Pratama Karanganyar

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi KPP Pratama

Karanganyar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penghapusan

NPWP.

2. Bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi instansi yang

terkait serta sebagai dasar pembuatan kebijakan atau peraturan dalam

bidang perpajakan, khususnya mengenai penghapusan NPWP.

3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lainnya

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perpajakan,

khususnya prosedur penghapusan NPWP dan sebagai referensi pembuatan

Tugas Akhir, khususnya mahasiswa perpajakan degan pokok bahasan

yang berkaitan.

4. Bagi Masyarakat Umum

Sebagai sumber informasi kepada masyarakat, khususnya Wajib Pajak

yang ingin menghapuskan NPWPnya untuk bahan dasar dan acuan proses

(36)

commit to user BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal

(kontraprestasi), yang lansung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat Soemitro dalam Suandy

Erly, 2008: 10).

Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, “Pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Sedangkan Prof. Dr. P. J. A. Andriani (dalam Brotodihardjo R.

Santoso, 1991: 2) mengemukakan bahwa pajak adalah iuran kepada

negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

(37)

commit to user

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan

tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah.

2. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgeting (sumber keuangan

negara) dan fungsi regulerend atau pengatur (Resmi Siti, 2007).

a. Fungsi Budgeting (Sumber Keuangan Negara)

Pajak mempunyai fungsi budgeting, artinya pajak merupakan

salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai

pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber

keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang

sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara

ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui

penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan

atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan

lain-lain.

b. Fungsi Regulerend (Pengatur)

Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat

untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam

bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di

luar bidang keuangan.

Beberapa contoh penerapan pajak sebagai fungsi pengatur

(38)

commit to user

1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah. Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dikenakan pada saat

transaksi jual beli barang mewah. Semakin mewah suatu barang,

maka tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut

semakin mahal harganya. Pengenaaan pajak ini dimaksudkan agar

rakyat tidak berlomba-lomba untuk mengonsumsi barang mewah

(mengurangi gaya hidup mewah).

2) Tarif pajak progresif dikenakan atas penghasilan. Hal ini

dimaksudkan agar pihak yang memperoleh penghasilan tinggi

memberikan kontribusi (membayar pajak) yang tinggi pula,

sehingga terjadi pemerataan pendapatan.

3) Tarif pajak ekspor sebesar 0% dimaksudkan agar para pengusaha

terdorong mengekspor hasil produksinya di pasar dunia sehingga

dapat memperbesar devisa Negara.

4) Pajak penghasilan dikenakan atas penyerahan barang hasil industri

tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja, dan

lain-lain, dimaksudkan agar terdapat penekanan produksi terhadap

industri tersebut karena dapat mengganggu lingkungan atau polusi

(membahayakan kesehatan).

5) Pemberlakuan tax holiday dimaksudkan untuk menarik investor

(39)

commit to user

3. Pengelompokan Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga

yaitu pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat dan menurut

lembaga pemungutnya.

a. Menurut Golongan

1) Pajak Langsung

Pajak langsung yaitu pajak yang bebannya harus

ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak

dapat dialihkan kepada pihak lain. Sebagai contoh Pajak

Penghasilan (PPh).

2) Pajak Tidak Langsung

Pajak Tidak langsung yaitu pajak yang pembebanannya

dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Pajak tidak langsung terjadi

jika terdapat suatu kegiatan yang menyebabkan terutangnya pajak,

misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Sebagai contoh

Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

b. Menurut Sifat

1) Pajak Subjektif

Pajak subjektif yaitu pajak yang pengenaannya

memerhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak. Sebagai contoh Pajak

Penghasilan (PPh) yang pengenaan PPh untuk orang pribadi

(40)

commit to user

lainnya sehingga dengan keadaan Wajib Pajak tersebut digunakan

untuk menentukan besarnya penghasilan tidak kena pajak.

2) Pajak Objektif

Pajak Objektif yaitu pajak yang pengenaannya

memerhatikan objeknya tanpa memerhatikan keadaan pribadi

Wajib Pajak maupun tempat tinggal. Sebagai contoh Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas barang Mewah

(PPnBM) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

c. Menurut Lembaga Pemungut

1) Pajak Negara (Pajak Pusat)

Pajak Negara (pajak pusat) yaitu pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

negara pada umumnya. Sebagai contoh PPh, PPN, PBB, PPnBM

dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

2) Pajak Daerah

Pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah

tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai

rumah tangga daerah masing-masing.

Pajak Provinsi meliputi Pajak Kendaraan Bermotor dan

kendaraan di atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan

(41)

commit to user

serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah tanah dan

Air Pemukaan.

Pajak Kabupaten/Kota meliputi Pajak Hotel, Pajak

Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,

Pajak Pengambilan Bahan Gailan Golongan C dan Pajak Parkir.

4. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh Wajib Pajak setiap tahunnya sesuai peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus;

2) Wajib Pajak bersifat pasif;

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

b. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya

(42)

commit to user

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri;

2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri yang terutang;

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak

yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak;

2) Penunjukan pihak ketiga dilakukan sesuai peraturan

perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden dan peraturan lainnya;

3) Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak

bergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.

5. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

a. Kewajiban Wajib Pajak

1) Kewajiban Mendaftarkan Diri

Sesuai dengan sistem self assessment, maka Wajib Pajak

(43)

commit to user

Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayahnya meliputi tempat

tinggal atau kedudukan Wajib Pajak untuk diberikan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP). Setelah memperoleh NPWP, Wajib

Pajak sebagai Pengusaha yang dikenakan PPN wajib melaporkan

usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

(PKP).

2) Kewajiban Pembayaran, Pemotongan dan Pelaporan Pajak

Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan

sesuai dengan sistem self assessment wajib melakukan sendiri

perhitungan, pembayaran dan pelaporan pajak terutang. Wajib

Pajak yang tidak melakukan kewajiban pajaknya sesuai jangka

waktu yang telah ditentukan, akan dilakukan penagihan pajak.

3) Kewajiban dalam Hal Diperiksa

Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya, Direktur Jenderal Pajak dapat

melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. Pelaksanaan

pemeriksaan dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi

pengawasan terhadap Wajib Pajak yang bertujuan untuk

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

4) Kewajiban Memberi Data

Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak

(44)

commit to user

perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak. Data dan informasi

dimaksud adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang

dapat menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran usaha,

penghasilan atau kekayaan yang bersangkutan serta laporan

keuangan atau kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi

lain di luar Direktorat Jenderal Pajak.

b. Hak Wajib Pajak

1) Hak Atas Kelebihan Pembayaran Pajak

Dalam hal pajak terutang untuk suatu tahun pajak ternyata

lebih kecil dari jumlah kredit pajak, maka Wajib Pajak

mempunyai hak untuk mendapatkan kembali kelebihan tersebut.

Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dapat diberikan dalam

waktu dua belas bulan sejak surat permohonan diterima secara

lengkap.

2) Hak dalam Hal Wajib Pajak dilakukan Pemeriksaan

Dalam hal dilakukan pemeriksaan, Wajib Pajak berhak

meminta Surat Perintah Pemeriksaan, mendapatkan penjelasan

mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan dan meminta rincian

perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT.

3) Hak untuk Mengajukan Keberatan, Banding dan Peninjauan

Kembali.

Berdasarkan hasil pemeriksaan maka diterbitkan surat

(45)

commit to user

kurang bayar, lebih bayar atau nihil. Wajib Pajak berhak

mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak tersebut, apabila

belum puas maka Wajib Pajak dapat mengajukan banding.

Langkah terakhir yang dapat dilakukan Wajib Pajak dalam

sengketa pajak adalah peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

4) Hak-Hak Wajib Pajak Lainnya:

a) Hak atas kerahasiaan bagi Wajib Pajak;

b) Hak atas penundaan pembayaran;

c) Hak untuk pengangsuran pembayaran;

d) Hak untuk penundaan pelaporan SPT Tahunan;

e) Hak untuk pengurangan PPh Pasal 25;

f) Hak untuk pengurangan PBB;

g) Hak untuk pembebasan pajak.

6. Pengertian dan Manfaat NPWP

NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai

sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda

pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya.

NPWP terdiri atas 15 digit dengan pembagian 9 digit pertama

merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 digit berikutnya Kode Administrasi

Perpajakan. Format tersebut adalah sebagai berikut: XX. XXX. XXX. X.

(46)

commit to user

Setiap Wajib Pajak hanya mempunyai satu NPWP untuk semua

jenis pajak. Apabila Wajib Pajak yang tidak diwajibkan mendaftarkan diri

namun memerlukan NPWP, dapat mendaftarkan diri dan akan diberikan

NPWP untuk badan (misalnya PT) yang baru berdiri sebaiknya tetap

mempunyai NPWP karena apabila rugi dapat dikompensasi dengan tahun

berikutnya.

Setelah memperoleh NPWP, Wajib Pajak dapat menjalankan

hak-hak dengan semestinya. Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh

wajib pajak yang mempunyai NPWP yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak;

b. Wajib pajak dipotong pajak atas pekerjaan atau kegiatan dengan

memiliki NPWP, maka Wajib Pajak dapat menghitung kembali dan

apabila terdapat kelebihan pembayaran dapat direstitusikan;

c. Dapat terhindar dari tarif PPh pasal 21 lebih tinggi 20% dan tarif PPh

pasal 23 lebih tinggi 100%;

d. Wajib Pajak dapat menjalankan transaksi yang mensyaratkan

kepemilikan NPWP, misalnya pengajuan kredit, penjualan tanah,

menjadi konsultan pajak dan sebagainya;

e. Jika terjadi kekeliruan atau penetapan sepihak, Wajib Pajak dapat

menggunakan hak mengajukan keberatan, banding, pembatalan

ketetapan, pengurangan sanksi, dan sebagainya;

f. Berhak mendapatkan pelayanan dari petugas pajak, baik bersifat

(47)

commit to user

7. Cara Memperoleh NPWP

Ada dua cara untuk memperoleh NPWP yaitu sebagai berikut:

a. Mendaftarkan diri ke Kantor Direktorat Pajak untuk memperoleh

NPWP dengan menempuh prosedur sebagai berikut:

1) Wajib pajak mendaftarkan diri ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak

yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak,

tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha tanpa harus sesuai

dengan alamat tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat

kegiatan usaha;

2) Apabila jumlah penghasilannya telah melebihi PTKP dalam waktu

setahun, pendaftaran paling lambat akhir bulan berikutnya. Bagi

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan usaha atau pekerjaan

bebas pendaftaran paling lambat satu bulan setelah saat usaha

mulai dijalankan;

3) Wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan permohonan

pendaftaran NPWP ke Kantor pelayanan Pajak (KPP) atau melalui

Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4)

atau Kantor Penyuluhan Pelayanan dan Konsultasi Pajak

(KP2KP). Pengisian dilakukan dengan menyiapkan

dokumen-dokumen sesuai dengan Wajib Pajak atara lain:

a) Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dokumen yang diperlukan

hanya berupa fotokopi KTP yang masih berlaku atau Kartu

(48)

commit to user

b) Bagi Wajib Pajak Badan, dokumen yang diperlukan antara

lain:

(1)Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan;

(2)Fotokopi KTP Pengurus;

(3)Surat Keterangan Kegiatan Usaha dari Lurah.

4) Jangka waktu penyelesaian permohonan Wajib Pajak paling lambat

pada hari kerja berikutnya setelah permohonan diterima lengkap

dan kepada Wajib Pajak diberikan surat keterangan terdaftar

(SKT) dan kartu NPWP.

b. Pendaftaran NPWP melalui media elektronik (electronic registration)

Pendaftaran NPWP oleh Wajib Pajak dapat juga dilakukan secara

elektronik yaitu melalui internet di situs Direktorat Jenderal Pajak

dengan alamat www.pajak.go.id. Wajib Pajak cukup memasukan

data-data pribadi (KTP/SIM/Paspor) untuk dapat memperoleh NPWP.

Langkah-langkah untuk mendapatkan NPWP melalui internet sebagai

berikut:

1) Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di internet dengan alamat

www.pajak.go.id;

2) Selanjutnya memilih menu e-reg (electronic registration);

3) Pilih menu “buat account baru” dan isi kolom yang diminta;

4) Kemudian akan masuk ke menu “Formulir Wajib Pajak Orang

Pribadi sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang

(49)

commit to user

5) Kemudian akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

sementara yang berlaku selama 30 hari sejak pendaftaran

dilakukan. Cetak SKT sementara beserta Formulir Registrasi

Wajib Pajak orang Pribadi sebagai bukti sudah terdaftar sebagai

Wajib Pajak;

6) Menandatangani formulir registrasi, kemudian kirimkan atau

sampaikan bersama SKT sementara serta persyaratan lainnya ke

KPP seperti yang tertera pada SKT sementara tersebut. Kemudian

menerima kartu NPWP dan SKT asli.

B. Analisis Data dan Pembahasan

Sama halnya dengan siklus kehidupan, NPWP juga memiliki siklus

yang sama sesuai dengan ciri khas manusia. Jika awalnya seseorang

mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP, maka ia berhak mengajukan

penghapusan apabila kondisi tertentu terpenuhi sebagai dasar dihapuskannya

NPWP. Seringkali karena ketidakmengertian Wajib Pajak, penyelesaian

urusan pajak menjadi lama.

1. Persyaratan dalam Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Selain Dikarenakan Wajib Pajak Ganda di KPP Pratama

Karanganyar

Permohonan penghapusan NPWP oleh wajib pajak atau ahli

warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan

(50)

perundang-commit to user

undangan. Persyaratan subjektif adalah persyaratan dengan ketentuan

mengenai subjek pajak baik Orang Pribadi maupun badan bertempat

tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.

Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima

atau memperoleh penghasilan selama satu tahun pajak di atas

penghasilan tidak kena pajak (PTKP).

a. Menurut SE-03/PJ.04/2007 Penghapusan NPWP dilakukan oleh

Direktur Jenderal Pajak apabila:

1) Wajib pajak Orang Pribadi meninggal dunia dengan tidak

meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli

waris tidak dapat ditemukan;

2) Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan

penghasilan;

3) Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI pensiun dan tidak lagi

memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak;

4) Karyawan yang tidak memiliki usaha atau pekerjaan bebas dan

tidak lagi memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak yaitu yang

penghasilannya di bawah PTKP;

5) Bendahara pemerintah atau bendahara proyek yang tidak lagi

memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak karena yang bersangkutan

sudah tidak lagi ditunjuk menjadi bendahara;

6) Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggalkan Indonesia

(51)

commit to user

7) Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek

Pajak sudah selesai dibagi;

8) Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu NPWP untuk

menentukan NPWP yang dapat digunakan sebagai sarana

administrasi pemenuhan pelaksanaan hak dan kewajiban

perpajakan.

b. Persyaratan yang harus dibawa saat mengajukan permohonan NPWP

oleh Wajib Pajak:

1) Fotokopi akte kematian atau laporan kematian dari instansi yang

berwenang bagi Wajib Pajak yang meninggal dunia dan tidak

meninggalkan warisan;

2) Adanya surat nikah atau akte perkawinan dari catatan sipil bagi

wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan

penghasilan;

3) Apabila sudah selesai warisan yang dibagi, disyaratkan adanya

keterangan tentang selesainya warisan yang telah terbagi oleh

para waris untuk warisan dalam kedudukannya sebagai subjek

pajak;

4) Adanya akte pembubaran yang dikukuhkan dengan surat

keterangan dari instansi yang berwenang bagi Wajib Pajak

badan yang telah dibubarkan secara resmi;

5) Adanya permohonan Wajib Pajak yang dilampirkan dokumen

(52)

commit to user

memenuhi syarat untuk dapat digolongkan sebagai WP bagi

BUT yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai

BUT;

6) Wajib Pajak yang memiliki NPWP ganda disyaratkan adanya

NPWP lama, fotokopi KTP dan NPWP baru.

c. Penghapusan NPWP dapat dilakukan apabila utang pajak telah

dilunasi, kecuali dari hasil pemeriksaan pajak diketahui adanya utang

pajak yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, dikarenakan:

1) Wajib Pajak Orang Pribadi meninggal dunia dengan tidak

meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli

waris tidak dapat ditemukan;

2) Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan.

Penghapusan NPWP dapat dilakukan secara jabatan, apabila

berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak diketahui

bahwa Wajib Pajak yang bersangkutan diterbitkan Nomor Pokok Wajib

Pajak secara jabatan ternyata telah memiliki NPWP. Penghapusan

tersebut dilakukan terhadap NPWP yang diterbitkan secara jabatan.

Dalam penghapusan NPWP inilah diperlukan pemeriksaan terlebih

dahulu melalui pemeriksaan untuk tujuan lain.

Setelah melakukan pemeriksaan, Direktur Jenderal Pajak harus

memberikan keputusan atas permohonan penghapusan Nomor Pokok

(53)

commit to user

12 bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan Wajib

Pajak diterima secara lengkap.

Apabila Direktorat Jenderal Pajak tidak memberikan keputusan dan

telah melewati jangka waktu yang ditentukan, maka permohonan

penghapusan NPWP dianggap disetujui, dan Direktorat Jenderal Pajak

harus menerbitkan surat keputusan penghapusan NPWP dalam jangka

waktu paling lambat satu bulan setelah jangka waktu yang telah

(54)

commit to user

2. Proses Penghapusan NPWP Selain Dikarenakan Wajib Pajak Ganda

di KPP Pratama Karanganyar

(55)

commit to user

Berdasarkan Gambar II.1 dapat diketahui prosedur kerja penghapusan

NPWP adalah sebagai berikut:

a) Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan penghapusan NPWP

dengan menggunakan Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data

Wajib Pajak beserta persyaratannya.

b) Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran

dan Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan

persyaratannya. Apabila berkas penghapusan NPWP belum lengkap,

maka Wajib Pajak wajib melengkapinya. Apabila berkas sudah

lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan menerbitkan BPS

(Bukti Penerimaan Surat) dan LPAD (Lembar Pengawasan Arus

Dokumen). BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD

digabungkan dengan berkas penghapusan NPWP kemudian

diserahkan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

c) Pelaksana Seksi Pelayanan menyerahkan LPAD dan berkas

permohonan ke Seksi Pemeriksaan.

d) Seksi Pemeriksaan melakukan proses pemeriksaan sesuai dengan

SOP Pemeriksaan kemudian mengeluarkan Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) dan diserahkan ke Pelaksana Seksi Pelayanan.

e) Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dan merekam Laporan Hasil

(56)

commit to user

(1) Wajib Pajak memenuhi syarat untuk dihapus.

Apabila dapat memenuhi syarat untuk dihapuskan maka Seksi

Pelayanan membuat Nota Dinas konfirmasi utang pajak.

Kemudian diberikan ke Seksi Penagihan untuk mengonfirmasi

sesuai dengan SOP Tata Cara Menjawab Konfirmasi Data

Tunggakan Pajak dan diserahkan kembali ke Pelaksana Seksi

Pelayanan. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak Nota Dinas

Jawaban Konfirmasi Utang Pajak, sehingga dapat diketahui

utang pajak dan Wajib Pajak harus melunasi terlebih dahulu.

Setelah dilunasi Pelaksana Seksi Pelayanan membuat Konsep

Surat Penghapusan NPWP dan diberikan ke Kepala Seksi

Pelayanan untuk meneliti dan menandatangani kemudian

mengeluarkan Surat Penghapusan NPWP.

(2) Wajib Pajak tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan.

Apabila tidak memenuhi syarat untuk dihapuskan NPWP maka

Seksi Pelayanan membuat Konsep Surat Penolakan

Penghapusan NPWP kemudian diberikan ke Kepala Seksi

Pelayanan untuk meneliti dan menandatangani kemudian

mengeluarkan Surat Penolakan Penghapusan Nomor Pokok

Wajib Pajak.

f) Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Penghapusan NPWP

atau Surat Penolakan Penghapusan NPWP kemudian dikembalikan

(57)

commit to user

g) Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen untuk

menatausahakan dengan mencatat nomor Surat Penghapusan NPWP

yang telah diberikan secara sistem ke dalam buku register, memberi

stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip dan

menyampaikan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.

h) Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan

dokumen kepada Wajib Pajak sesuai dengan SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen di KPP.

i) Wajib Pajak menerima Surat Penghapusan atau Surat Penolakan

NPWP.

j) Proses selesai.

Jumlah Wajib Pajak yang mengajukan penghapusan NPWP di KPP

Pratama Karanganyar adalah sebangai berikut:

Tabel II.1

Daftar Pelaksanaan Kegiatan Penghapusan NPWP

Jenis

(Sumber: Bagian Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar )

Dari Tabel II.1 diketahui bahwa penghapusan NPWP pada tahun

2009 hanya 34 Wajib Pajak dan dapat diselesaikan semuanya sehingga

(58)

commit to user

tahun 2010 jumlah Wajib Pajak yang mengajukan penghapusan NPWP

sebanyak 105 dan dapat terselesaikan hanya 63 Wajib Pajak sehingga

tersisa tunggakan pemeriksaan sebanyak 42 Wajib Pajak. Alasan terjadi

tunggakan pemeriksaan untuk tahun 2010 sebanyak 42 Wajib Pajak

dikarenakan Wajib Pajak mengajukan penghapusan pada akhir tahun,

misalnya bulan Oktober sehingga Fiskus baru mulai memproses pada

akhir tahun sehingga sampai bulan Desember 2010 belum terselesaikan

maka sisa tersebut dimasukkan dalam tunggakan pemeriksaan tahun

2011. Apabila sisa tunggakan pemeriksaan itu belum terselesaikan tahun

2011 dan melebihi jangka waktu penghapusan NPWP, maka permohonan

penghapusan NPWP dianggap disetujui. Jumlah Wajib Pajak tersebut

mengajukan penghapusan NPWP dikarenakan meninggal, pergi ke luar

negeri selama-lamanya, perusahaannya bubar dan lain sebagainya kecuali

dikarenakan mempunyai NPWP ganda.

Pada KPP Pratama Karanganyar jumlah Wajib Pajak yang

mengajukan permohonan penghapusan NPWP dikarenakan mempunyai

NPWP ganda sejak berdirinya KPP pada bulan Oktober 2007 hingga 29

Maret 2011 sebanyak 626 Wajib Pajak. Untuk penghapusan NPWP

dikarenakan ganda proses penghapusannya tidak terlalu rumit seperti

penghapusan NPWP dikarenakan yang lainnya karena NPWP ganda

tidak mengalami pemeriksaan hanya ditangani oleh Seksi Waskon untuk

meneliti benarkah Wajib Pajak tersebut mempunyai NPWP ganda.

(59)

commit to user

data-data Wajib Pajak yang mengajukan penghapusan NPWP

dikarenakan ganda. Apabila AR menyetujui permohonan tersebut, maka

Seksi Waskon mengeluarkan Nota Dinas kemudian diberikan kepada

bagian Pelayanan untuk mencetak Surat Penghapusan NPWP dan

diberikan kepada Wajib Pajak.

(60)

commit to user BAB III

TEMUAN

A. Kelebihan

1. Pelaksana Seksi Pelayanan dalam Proses Penghapusan NPWP tahun 2008

tidak membuat Nota Dinas Konfirmasi Utang Pajak dan Nota Dinas

Jawaban Konfirmasi Utang Pajak sehingga tidak melalui Seksi Penagihan.

Sedangkan Proses Penghapusan NPWP tahun 2010, Pelaksana Seksi

Pelayanan diwajibkan membuat Nota Dinas Konfirmasi Utang Pajak dan

Nota Dinas Jawaban Utang Pajak.

2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar meningkatkan kinerja untuk

menyelesaikan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam

menjalankan prosedur yang telah ditetapkan, misalnya pada bagian seksi

fungsional pemeriksa dibentuknya susunan Tim Pemeriksa Pajak yang

terdiri dari tiga fiskus yaitu Supervisor, Ketua Tim dan Anggota Tim agar

memperlancar pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan.

3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar melakukan peningkatan

efektivitas kehumasan dengan memberikan pelayanan prima kepada

Wajib Pajak saat menyelesaikan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

(61)

commit to user

4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar melakukan penyuluhan

kepada lapisan masyarakat sehingga dapat meningkatkan tingkat

kepatuhan serta kesadaran Wajib Pajak dalam menyelesaikan urusan

perpajakan hingga selesai.

B. Kelemahan

1. Wajib Pajak sulit ditemukan dalam pemeriksaan lapangan, misalnya saat

mencari ahli waris serta mencari alamat Wajib Pajak sulit ditemukan

sehingga dapat menyulitkan fiskus dalam melakukan pemeriksaan Wajib

Pajak.

2. Terdapat beberapa Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Karanganyar yang tidak segera melengkapi persyaratan penghapusan

nomor pokok wajib pajak sehingga dalam penyelesaian penghapusan

tersebut menjadi tertunda dan fiskus untuk melakukan pemeriksaan harus

menunggu Wajib Pajak melengkapi persyaratan tersebut.

3. Fiskus terkadang mengalami kesalahan kerja dalam menyelesaikan

penghapusan NPWP yang sesuai prosedur, yakni masih menggunakan

prosedur lama. Perubahan prosedur tersebut adalah Prosedur Penghapusan

NPWP tahun 2008, penyerahan berkas permohonan penghapusan NPWP

ke Seksi Pemeriksaan tidak melalui Pelaksana Seksi pelayanan tetapi

langsung dari Petugas TPT ke Seksi Pemeriksaan. Sedangkan Prosedur

penghapusan NPWP tahun 2010, penyerahan berkas melalui Pelaksana

(62)

commit to user BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar mengenai prosedur penghapusan

Nomor Pokok Wajib Pajak, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penghapusan NPWP untuk Wajib

Pajak yang meninggal dunia wajib adanya fotokopi akte atau laporan

kematian, wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta adanya

surat nikah dari catatan sipil, warisan yang belum terbagi disyaratkan

adanya keterangan tentang selesainya warisan tersebut dibagi oleh ahli

waris, Wajib Pajak Badan yang telah dibubarkan adanya akte pembubaran

yang dikukuhkan, BUT yang kehilangan statusnya disyaratkan melampiri

dokumen bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat untuk digolongkan

sebagai Wajib Pajak dan Wajib Pajak dikarenakan memiliki NPWP ganda

diwajibkan melampiri NPWP lama, fotokopi KTP serta NPWP baru.

2. Prosedur penghapusan NPWP di KPP Pratama Karanganyar semua Wajib

Pajak mengajukan berkas penghapusan NPWP beserta formulir

pendaftaran, petugas TPT menerima semua berkas dari Wajib Pajak

(63)

commit to user

kepada Wajib Pajak dan LPAD yang digabungkan dengan berkas

penghapusan NPWP kemudian diberikan ke Seksi Pemeriksaan untuk

diproses, Seksi Pelayanan merekam LHP berdasarkan hasil pemeriksaan

untuk Wajib Pajak memenuhi syarat maka Seksi Pelayanan membuat nota

dinas tunggakan pajak ke Seksi Penagihan dan Wajib Pajak melunasi

tunggakan pajak tersebut kemudian Kepala Seksi Pelayanan mencetak

Surat Penghapusan NPWP yang ditanda tangani, pelaksana Seksi

Pelayanan menerima dokumen tersebut untuk mencatat nomor Surat

Penghapusan NPWP ke dalam buku register serta memberi stempel

kantor, Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan Surat

Penghapusan NPWP kepada Wajib Pajak, apabila Wajib Pajak tidak

memenuhi syarat maka Kepala Seksi Pelayanan mencetak Surat

Penolakan Penghapusan NPWP.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengamatan yang menjelaskan tentang kendala dan

masalah yang dihadapi Wajib Pajak maupun Fiskus, maka penulis

memberikan rekomendasi yang diharapkan dapat memperbaiki. Rekomendasi

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Saat fiskus mengalami kesulitan dalam menemukan alamat Wajib Pajak

yang diperiksa sebaiknya dalam pencarian alamat Wajib Pajak, Tim

Pemeriksa yang beranggotakan 3 orang melakukan pencarian dengan

(64)

commit to user

mencari ahli waris yang disebabkan Wajib Pajak meninggal dunia fiskus

langsung mencari keterangan ke RT dan RW daerah setempat.

2. Apabila Wajib Pajak tidak segera melengkapi persyaratan, KPP sebaiknya

membuat jangka waktu kelengkapan data Wajib Pajak sehingga dalam

penyelesaian penghapusan dapat cepat terselesaikan. Jika Wajib Pajak

tidak melengkapi dalam batas waktu tertentu, maka pelaksanaan

penghapusan NPWP tidak akan dilaksanakan.

3. Perlu adanya sosialisasi kepada fiskus mengenai prosedur penghapusan

NPWP sehingga fiskus lebih memahami proses penghapusan. Dengan

Gambar

TABEL                                                                                                        Halaman
GAMBAR                                                                                                   Halaman
Gambar I.1 Denah Lokasi KPP Pratama Karanganyar    commit to user
Tabel I.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis... satu di antara penggunaan representasi mate- matis dalam matematika terdapat pada ma- teri SPLDV. Pada materi

Hubungan antara pendidikan dengan penggunaan kontrasepsi Metode Operasi wanita diperoleh, dari 8 responden yang memiliki pendidikan rendah, sebanyak 4 orang (50,0%)

3) Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut atau apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus

Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan pada penelitian ini diperoleh bahwa ada hubungan dukungan informasional dan dukungan penghargaan, Sedangkan dukungan

Dengan adanya asas keseimbangan maka ketentuan dalam UUKPKPU merupakan perwujudan dari asas keseimbangan, yaitu ketentuan yang di satu pihak dapat mencegah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan bimbingan penyuluh di Sekolah Dasar Negeri Singakerta 1 Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu,

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perencanaan penyusunan produk berupa soal-soal tes standar matematika SMP kelas VII, untuk mengetahui hasil analisis

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dengan Bank Syariah BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia