SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertandatangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat
penelitian, menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia
Hak Bebas Royalty
Noneksklusif
atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Agustus 2016
Catatan :
Bab I,III,IV,V dan lampiran tidak di-online-kan dengan alasan :
1)
Pihak instansi tidak ingin dipublikasikan
2)
Untuk menghindari penyalahgunaan data oleh peneliti lain yang dapat
merugikan penulis dan instansi tempat penelitian
Penulis,
Meliana Gultom
NIM. 21112274
Ketua Tax Center
Universitas Komputer Indonesia
Pof. Dr.Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.,Si
NIP. 4127.34.02.015
Mengetahui,
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK DAN EKSTENSIFIKASI WAJIB
PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
(Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak yang Terdaftar Di Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I Periode 2010-2015)
THE INFLUENCE OF NUMBER TAXPAYERS AND TAXPAYERS
EXTENSIFICATION TO TAX REVENUE
(Survey On Tax Service Office Listed In The Regional Office of Directorate
General of Taxes West Java I Period 2010-2015)
MELIANA GULTOM
NIM. 21112274
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada tanggal:
Agustus 2016
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Inta Budi Setyanusa, SE.,M.Ak
NIP. 4127.34.03.031
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic
NIP. 4127.70.019
Ketua Program Studi Akuntansi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini menyatakan bahwa:
1.
Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (Sarjana), baik di Unikom maupun di perguruan tinggi lain.
2.
Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3.
Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
4.
Pernyataan ini saya buat dengan sesunguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung , Agustus 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Meliana Gultom
Tempat tanggal lahir : Bandung, 24 Mei 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Nama Ayah
: Jentar Gultom
Nama Ibu
: Rosmeri Simatupang
Alamat Rumah
: Graha Bukit Raya I Blok: F6 No. 3 RT. 03 RW. 21 Kode
Pos 40552
Telepon
: 08986006054
Pendidikan Formal
Tahun1997 s/d 2003 : SDN Jalan Kaum
Tahun 2003 s/d 2007 : SMPN 2 Ngamprah
Tahun 2007 s/d 2010 : SMAN 4 Cimahi
Tahun 2012 s/d sekarang: Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Pendidikan Nonformal:
PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK DAN
EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK
(Survei pada Kantor Pelayanan Pajak yang Terdaftar Di Kantor wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I Periode 2010-2015)
THE INFLUENCE OF NUMBER TAXPAYERS AND TAXPAYERS
EXTENSIFICATION TO TAX REVENUE
(Survey on Tax Service Office Listed In The Regional Office of Directorate General
of Taxes West Java I Period 2010-2015)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu
Oleh
:
Meliana Gultom
21112274
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan berkat yang sudah
diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yangberjudul
“PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK DAN EKSTENSIFIKASI WAJIB
PAJAK
TERHADAP
PENERIMAAN
PAJAK
PADA
KANTOR
PELAYANAN PAJAK YANG TERDAFTAR DI KANTOR WILAYAH
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAWA BARAT I PERIODE
2010-2015”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh
jenjang S-1 Program Studi Akuntansi 2015 di Fakultas Ekonomi pada Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasanya
pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu penulis menerima segala bentuk
saran dan kritik yang bersifat membangun yang dapat berguna bagi semua pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara moril maupun
materiil, khususnya kepada :
1.
Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
3.
Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4.
Dr. Inta Budi Setyanusa, SE.,M.Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu selama menyelesaikanskripsi ini.
5.
Yang Tercinta kedua orangtua saya, yang telah memberikan segala kasih
sayang, doa, dan perhatian yang begitu besar.
6.
Abang- abangku, Ricardo dan Martin Parulian, yang selalu memberikan
bimbingan, doa dan motivasi bagi penulis.
7.
Sahabat-sahabatku, Dermawanti, Opi, Dina, Rijal dan Mei Listiany yang
selalu mendorong dan memberikan bantuan secara moril maupun materiil.
8.
Semua pihak yang telah membantu, memberikan semangat serta doanya
kepada penulis yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu. Terima
kasih banyak.
Hanya doa dan ucapan syukur yang dapat penulis panjatkan, semoga
Tuhan Yesus Kristus membalas semua kebaikan Bapak, ibu, Saudara dan
teman-teman sekalian. Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi
pihak yang berkepentingan.
Bandung, Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRAK...
i
ABSTRACT...
ii
KATA PENGANTAR...
iii
DAFTAR ISI...
v
DAFTAR TABEL...
viii
DAFTAR GAMBAR...
ix
DAFTAR LAMPIRAN...
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian...
1
1.2
Identifikasi masalah...
7
1.3
Rumusan masalah...
7
1.4
Maksud dan Tujuan penelitian...
7
1.4.1 Maksud Penelitian...
7
1.4.2 Tujuan Penelitian...
8
1.5
Kegunaan penelitian...
8
1.5.1 Kegunaan Praktis...
8
1.5.2 Kegunaan Akademis...
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka...
10
2.1.1 Jumlah Wajib Pajak...
10
2.1.1.1 Pengertian Jumlah...
10
2.1.1.2 Pengertian Wajib Pajak...
10
2.1.1.3 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak...
11
2.1.2 Ekstensifikasi Wajib Pajak ...
14
2.1.2.1 Pengertian Ekstensifikasi Wajib Pajak...
14
2.1.2.2 Tujuan dan Sasaran Ekstensifikasi ...
15
2.1.2.3 Ruang Lingkup Ekstensifikasi ...
15
2.1.2.4 Indikator Ekstensifikasi ...
17
2.1.3 Penerimaan Pajak...
17
2.1.3.1 Pengertian Penerimaan Pajak ...,....
17
2.1.3.2 Sumber-Sumber Penerimaan Negara...
18
2.1.3.2 Indikator Penerimaan Pajak...
18
2.2
Kerangka Pemikiran... 18
2.2.1 Pengaruh Jumah Wajib Pajak terhadap Penerimaan
Pajak...
20
2.2.2 Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak terhadap
Penerimaan Pajak...
20
2.2.3 Paradigma Penelitian...
22
2.3
Hipotesis... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian yang Digunakan...
24
3.2
Operasionalisasi Variabel...
26
3.3
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data...
28
3.3.1 Sumber Data...
28
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data...
29
3.4
Populasi, Sampel dan Tempat Serta Waktu Penelitian...
30
3.4.1 Populasi...
30
3.4.2 Penarikan Sample...
31
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian...
32
3.4.3.1 Tempat Penelitian...
32
3.4.3.2 Waktu Penelitian ...
33
3.5
Metode Pengujian Data...
33
3.6
Metode Analisis Data...
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian...
46
4.1.1 Analisis Desktiptif (Historical / developmental)...
46
4.1.1.1 Perkembangan Jumlah Wajib Pajak Periode
2010-2015...
46
4.1.1.2 Perkembangan Ekstensifikasi Wajib Pajak
Periode 2010-2015...
52
4.1.1.3 Perkembangan Penerimaan Pajak Periode
2010-2015...
57
4.1.2 Analisis Verifikatif... 62
62
4.1.2.1 Pengujian Asumsi Klasik...
63
4.1.2.2 Regresi Liniear Berganda...
67
4.1.2.3 Koefisien Korelasi...
69
4.1.2.4 Koefisien Determinasi...
70
4.1.2.5 Pengujian Hipotesis...
71
4.2
Pembahasan...
74
4.2.1 Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak...
74
4.2.2 Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak...
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan...
79
5.2
Saran...
79
5.2.1 Saran Praktis/Operasional...
79
5.2.2 Saran Akademis...
80
DAFTAR PUSTAKA...
81
81
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2011. Pengaruh Jumlah Wajib Efektif terhadap Penerimaan Pajak pada
Kantor Penerimaan Pajak Pratama TanjungPinang.
Amina Laminutu. 2013.
Pengaruh Jumlah Wajib Pajak PPH 21 terhadap
Penerimaan Pajak PPH 21 pada KPP Pratama Manado.
Asri Harahap. 2004. Paradigma Baru Perpajakan Indonesia: Perspektif
Ekonomi-Politik Integrita. Jakarta: Dinamika Press
Bambang Jatmiko. 2008.Pelatihan Metodologi Penelitian bagi Karyawan PT. Pos
Indonesia. Bandung: Modul
Burton. 2008. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Buyung Muniriyanto. 2014. Kepatuhan Wajib Pajak Kunci Penerimaan Negara
melalui <www.pajak.go.id>
Dadang Sunyoto. 2013.
Teori Kuisioner dan Proses AnalisisData Perilaku
Organisasional. Jakarta: Caps
Djoko Muljono. 2010. Panduan Brevet Pajak Penghasilan. Yogyakarta: Andi
Edi Slamet Irianto, dkk. 2015.
Pajak Kepemimpinan dan Masa Depan:Kanwil
DJP Jateng I.Semarang: Dreamlight apps
Fuad Rahmany. 2012.
Sensus Pajak Nasional Tahap Kedua diharapkan Jaring 2
Juta Lebih Wajib Pajak Baru. Diakses Pada 25 Februari 2016. Melalui
<http://www.pajak.go.id/content/news/sensus-pajak-nasional-tahap-kedua-diharapkan-jaring-2-juta-lebih-wajib-pajak-baru>
Gujarati. 2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga
Gunadi. 2012. Pajak Internasional. Yogyakarta: Salemba Empat
Hariwijaya dan Atik Sutiwi. 2009.
Cara Mudah Lulus Psikotes.
Yogyakarta:
Indonesia Tera.
Haula Rosdiana dan Edi Slanmet Irianto. 2011.
Panduan Lengkap Tata Cara
Perpajakan di Indonesia. Jakarta: VisiMedia
82
Jogiyanto. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
John Hutagaol. 2007. Perpajakan Isu-isu Kontemporer. Jakarta: Graha Ilmu
Jokowi Widodo. 2014.
Batu Sandungan Jokowi Genjot Capaian Penerimaan
Pajak.
Diakses
pada
20
Februari
2016.
Melalui
<http://m.ekonomi.rimanews.com/keuangan/read/20141030/180499/Batu-Sandungan-Jokowi-Genjot-Capaian-Penerimaan-Pajak>
Ken Dwijugiasteadi. 2015.
Dirjen Remunerasi Pegawai Pajak Kalo Bisa
Dinaikkan.
Diakses
pada
11
Maret
2016.
Melalui<http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/12/04/093400226/Plt.Di
rjen.Remunerasi.Pegawai.Pajak.kalau.Bisa.Dinaikkan>
Liberti Pandiangan. 2008.
Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan.
Jakarta: Elek Media Komputindo
Mardiasmo. 2004. Perpajakan. Jakarta: Andy Offset
Mashuri. 2009. Penelitian Verifikatif. Yogyakarta: Andi
Mawar Warih Hanti. 2014.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pajak
Penghasilan Orang Pribadi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
M. Tiptardjo. 2010.
Jumlah Wajib Pajak Naik Kok Penerimaaan Malah Turun.
Diakses
Pada
28
Januari
2016.
Melalui
<http://finance.detik.com/read/2010/01/28/122309/1288021/4/jumlah-wajib-pajak-naik-kok-penerimaan-malah-turun.
Mohammad Nazir. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Mohammad Zain. 2005.
Manajaemen Perpajakan Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Mohammad Zain. 2007.
Manajaemen Perpajakan Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Nufransa Wira Sakti. 2015.
Panduan Praktis Mengurus Pajak secara Online:
Daftar, Bayar, Lapor. Jakarta: VisiMedia
83
Riduwan. 2012.
Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta
Selvia dan Abriandi.
Pelaksanaan Ekstensifikasi Dan Intensifikasi Pajakdalam
Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak. Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Jakarta, Jurnal Bisnis dan Komunikasi
Rika Mursyida. 2015.
Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah anak di desa
pusong kecamatan banda sakti kota lhokseumawe. Universitas Sumatera Utara.
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Siti Resmi. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/2007 Tanggal 3 April
2007 tentang
Penjelasan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor:
PER-175/PJ/2006 tentang
Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak Dan
Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha
Dan Atau Tempat Usaha Di Pusat Perdagangan Dan Atau PertokoanTahun
2007
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.9/2001 Tanggal 11 Juli
2001 tentang
Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak
Tahun 2001
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak SE-07/PJ.7/2005 Tanggal 22 Juni 2005
tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain Tahun 2005
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
12™
.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2013.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Sulaiman. 2009. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Terhadap Pemahaman Mengenai Pajak
Penghasilan Pasal 21. JemasiVol.5 No 1. Palembang
84
Suparmono dan Theresia Woro. 2010.
Perpajakan Indonesia
–
Mekanisme dan
Perhitungan. Yogyakarta: Andi
Suryadi. 2009.Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib
Pajak dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan Paja: Suatu Survei di
Wilayah Jawa Timur
Timbul H Simanjuntak dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan
Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Raih Asa Sukses
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini, Lina, Ismawati. 2010.
Penulisan Karya
Ilimiah. Bekasi: Genesis
Umi Narimawati. 2008.
Analisis Multifariat untuk Penelitian Ekonomi.
Yogyakarta: Graha Ilmu
V Wiratna Sujarweni. 2015. Statistik untuk Kesehatan. Yogyakarta: Visi Media
Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
Windy, dkk. 2013. Pengaruh Ekstensifikasi Pajak Dan Tingkat Kepatuhan Pajak
Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan PPH Pasal 21.Fakultas
Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung.
__________.
Undang-undang No. 16 tahun 2009 tentang Hak dan Kewajiban
Wajib Pajak.
__________. Undang-undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara
Perpajakan.
__________. Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilimiah
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian
pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian.
2.1.1 Jumlah Wajib pajak
2.1.1.1 Pengertian Jumlah
Pengertian jumlah menurut Hariwijaya dan Atik Sutiwi (2009:45) adalah
sebagai berikut:
“Jumlah adalah banyaknya bilangan atau
sesuatu yang dikumpulkan
menjadi satu”.
Sedangkan menurut Rika Mursyida (2015) menyatakan bahwa:
“Jumlah adalah banyaknya nominal atau sesuatu yang yang dikumpulkan
menjadi satu”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa
jumlah adalah sesuatu atau bilangan atau nominal yang dikumpulkan menjadi satu
2.1.1.2 Pengertian Wajib Pajak
Pengertian wajib pajak menurut Siti Resmi (2011:75) adalah sebagai
berikut:
11
untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak
atau pemotong pajak tertentu”.
Selanjutnya pengertian wajib pajak menurut Timbul H. Simanjuntak dan
Imam Mukhlis (2012:23) dalam bukunya Perpajakan Indonesia menyatakan
bahwa:
“Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayaran pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peratuan perundang
-
undangan perpajakan”.
Sedangkan menurut Haula Rosdiana dan Edi Slamet Irianto (2011:75)
menyatakan bahwa:
“Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi
kewajiban pajak subjektif dan objektif”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa
wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayara pajak, dan
pemungut pajak yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan ditentukan untuk melakukan hak dan kewajiban perpajakannya.
2.1.1.3 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak menurut Undang-undang No. 16 tahun
2009 yaitu:
1)
Hak Wajib Pajak
a)
Melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa.
b)
Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan
kriteria tertentu.
12
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain
kepada Direktur Jenderal pajak.
d)
Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
e)
Mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak.
f)
Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas
Surat Keputusan Keberatan.
g)
Menunjuk seorang kuasa dengan surat kusus untuk menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
h)
Memperoleh pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa
bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak.
2)
Kewajiban Wajib Pajak
a)
Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
b)
Melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha
Kena Pajak.
c)
Mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas.
13
e)
Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yangdiatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
f)
Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Adanya kewajiban pajak subyektif, yaitu dimulai pada saat:
a)
Orang pribadi tersebut dilahirkkan.
b)
Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan, atau berniat untuk
bertempat tinggal di Indonesia.
c)
Badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia.
d)
Warisan yang belum dibagi dalam satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.
e)
Subjek pajak luar negeri, orang pribadi tidak tinggal di Indonesia kurang
dari 183 hari dalam 12 bulan.
f)
Bentuk usaha tetap (BUT) atau badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia.
2.1.1.4 Indikator Jumlah Wajib Pajak
14
2.1.2 Ekstensifikasi Wajib Pajak
2.1.2.1 Pengertian Ekstensifikasi Wajib Pajak
Pengertian ekstensifikasi wajib pajak menurut Suparmo & Theresia
(2010:113) adalah sebagai berikut:
“Ekstensifikasi wajib pajak adalah upaya yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan penerimaan negara yang ditempuh melalui perluasan
baik objek maupun subjek pajak”.
Selanjutnya pengertian ekstensifikasi wajib pajak menurut Edi Slamet
Irianto, dkk (2015:170) menyatakan bahwa:
“
Ekstensifikasi wajib pajak adalah kegiatan yang dilakukan dalam
rangka meningkatkan jumlah wajib pajak dan atau pengusaha kena
pajak (PKP) terdaftar serta untuk menghitung besarnya angsuran
pajak penghasilan (Pph) dalam tahun berjalan dan penyetoran pajak
dalam suatu masa pajak
”.
Sedangkan menurut Gunadi, dkk (2012:28) menyatakan bahwa:
“
Ekstensifikasi wajib pajak adalah upaya meningkatkan penerimaan pajak
dengan cara menambah wajib pajak atau menambah jumlah jenis pajak
yang baru
”.
15
2.1.2.2
Tujuan dan Sasaran Ekstensifikasi
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/2007 tentang
Penjelasan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-175/PJ/2006 tentang
Tata cara pemutakhiran data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang
Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan atau tempat usaha di pusat
perdagangan dan atau pertokoan, angka 1, dan 2 yaitu:
1)
Tujuan kegiatan ekstensifikasi adalah untuk:
Pemberian NPWP dengan memperhatikan asas domosili, sedangkan
pemenuhan kewajiban perpajakan timbul sebagai akibat pemberian NPWP
tetap mengacu pada prinsip self assessment.
2)
Sasaran kegiatan ekstensifikasi adalah untuk:
Kegiatan ini harus dilaksanakan secara menyeluruh terhadap setiap
gerai/tempat usaha yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh Wajib
Pajak Orang Pribadi baik yang telah memiliki NPWP maupun belum memiliki
NPWP. Bagi wajib Pajak Orang Pribadi yang telah memiliki NPWP, data dan
identitasnya dimutakhirkan sesuai dengan ketentuan.
2.1.2.3
Ruang Lingkup Ekstensifikasi
Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor
SE-06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi
Pajak mengenai ruang lingkup kegiatan ekstensifikasi meliputi:
16
tinggal di wilayah atau lokasi pemukiman atau perumahan, dan atau orang
pribadi lainnya (termasuk orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan), yang menerima atau
memperoleh penghasilan melebihi batas Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP).
2)
Pemberian NPWP dilokasi usaha, termasuk pengukuhan sebagai PKP,
terhadap orang pribadi pengusaha tertentu yang mempunyai lokasi usaha
di sentra perdagangan atau perbelanjaan atau pertokoan atau perkantoran
atau mal atau plaza atau kawasan industri atau sentra ekonomi lainnya.
3)
Pemberian NPWP dan atau pengukuhan sebagai PKP terhadap Wajib
Pajak badan yang berdasarkan data yang dimiliki atau diperoleh ternyata
belum terdaftar sebagai wajib pajak dan atau PKP baik di domisili atau
lokasi.
4)
Penentuan jumlah angsuran PPh Pasal 25 dan atau jumlah PPN yang harus
disetor dalam tahun berjalan, dimulai sejak bulan Januari tahun yang
bersangkutan.
17
2.1.2.4 Indikator Ekstensifikasi
Indikator Ekstensifikasi menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak
SE-07/PJ.7/2005 dalam Edi Slamet Irianto, dkk (2015:170) yang menjadi
indikator ekstensifikasi wajib pajak yaitu jumlah pengusaha kena pajak.
2.1.3 Penerimaan Pajak
2.1.3.1 Pengertian Penerimaan Pajak
Pengertian penerimaan pajak menurut Suryadi (2009:105) adalah sebagai
berikut:
“Penerimaan pajak adalah sumber pembiayaan negara yang dominan baik
untuk belanja rutin maupun pembangunan”.
Selanjutnya pengertian penerimaan pajak menurut John Hutagaol
(2007:325) menyatakan bahwa:
“
Penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh
secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal
sesuai kebutuhan pemerintahan serta kondisi masyarakat
”
.
Sedangkan menurut Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012:30)
menyatakan bahwa:
“
Penerimaan pajak adalah salah satu komponen penting dalam rangka
kemandirian pembiayaan pembangunan”
.
18
2.1.3.2 Sumber-sumber Penerimaan Negara
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:54) Penerimaan negara dalam APBN
dan RAPBN adalah sebagai berikut:
“A)
. Penerimaan dalam negeri, terdiri dari:
1. Penerimaan Migas terdiri dari:
a.
Minyak bumi
b.
Gas alam
2. Penerimaan Non Migas terdiri dari:
a.
Pajak Penghasilan
b.
Pajak Pertambahan Nilai
c.
Bea Masuk
d.
Cukai
e.
Pajak Ekspor
f.
Pajak Bumi dan Bangunan
g.
Pajak Lainnya
h.
Penrimaan Bukan Pajak
i.
Laba Bersih Minyak
B). Penerimaan Pembangunan terdiri dari:
1.
Bantuan Program
2.
Bantuan Proyek
”.
2.1.3.3 Indikator Penerimaan Pajak
Adapun indikator dari penerimaan pajak menurut Siti Kurnia Rahayu
(2010:139) diukur dari jumlah realisasi penerimaan pajak.
2.2
Kerangka Pemikiran
Menurut Muhammad Nazir (2009:75) yang dimaksud dengan kerangka
pemikiran adalah sebagai berikut:
“Kerangka Pemikiran adalah gambaran mengenai hubungan antara
variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut
kerangka logis”.
19
pajak. Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah
self assesment system.
Pemungutan pajak dengan
self assesment system yaitu wajib pajak menghitung,
membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus disetor. Hal ini
menyebabkan wajib pajak mendapat beban karena semua aktivitas pemenuhan
kewajiban perpajakan dilakukan oleh wajib pajak sendiri.
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,
dan pemungut pajak yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan ditentukan untuk melakukan hak dan kewajiban perpajakannya. Untuk
itu sebagai wajib pajak tentunya harus melaksanakan hak dan kewajibanya karena
penerimaan pajak akan optimal jika didukung oleh peran aktif dari masyarakat
sebagai wajib pajak.
20
2.2.1 Pengaruh Jumlah Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Menurut Asri Harahap (2004:45) menyatakan:
“
Semakin banyak wajib pajak yang terdaftar, penerimaan negara dari
pajak diharapkan dapat meningkat
”
.
Selanjutnya menurut Buyung Muniriyanto (2014) menyatakan bahwa:
“
Penerimaan pajak secara keseluruhan dapat ditingkatkan dengan
dua cara, yaitu meningkatkan tax coverage ratio dan tax compliance
ratio.
Tax coverage ratio dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
jumlah wajib pajak. Faktor lain yang harus diperhatikan adalah
rasio kepatuhan
”
.
Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya tentang pengaruh
pengaruh pendapatan perkapita dan jumlah wajib pajak terhadap penerimaan
pajak pengahasilan jumlah wajib pajak, pemeriksaan pajak, dan penagihan pajak
dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak yang dilakukan oleh Rakiman dan
Sarsiti (2011) menyatakan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pajak Pph. Berdasarkan perhitungan r parsial diketahui
pengaruh jumlah wajib pajak (X
2) diperoleh nilai t-hitung sebesar 2500 dengan
koefisien signifikan sebesar 0,047.
Kemudian didukung juga oleh penelitian Ilfi Rahmi Putri (2013) yang
menyatakan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
penerimaan pajak.
2.2.2 Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Keterkaitan program ekstensifikasi terhadap penerimaan pajak menurut
Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012:87) adalah sebagai berikut:
21
wajib pajak masyarakat, perbaikan pelayanan pajak, dan lainnya
sepanjang dilakukan dengan efisien. Apabila langkah ini dilakukan
dengan efisien tentu penerimaan pajak akan optimal
”.
Selanjutnya Suparmono dan Theresia (2005:53) menambahkan bahwa:
“Da
lam kaitannya dengan fungsi budgetair, pemerintah selalu
berupaya untuk meningkatkan penerimaan negara yang ditempuh
melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak.
Ekstensifikasi ditempuh melalui perluasan baik objek maupun
subjek pajak, sedangkan intensifikasi ditempuh melalui peningkatan
kepatuhan subjek pajak yang telah ada.
Hal ini juga didukung oleh penelitian terdahulu tentang pelaksanaan
ekstensifikasi dan intensifikasi dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak
oleh Selvia dan Abriandi (2015) ISSN 2356-4385. Hasil implementasi program
ekstensifikasi pajak yang dilakukan oleh KPP KB Satu yang dapat dilihat dari
pencapaian target jumlah penambahan Wajib Pajak baru terdaftar dan penerimaan
pajak dari wajib pajak baru terdaftar sudah signifikan.
Kemudian didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Mawar Warih
Anti (2014) dalam judul analisis faktor-faktor yang memperngaruhi penerimaan
pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa ekstensifikasi wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
22
2.2.3 Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:42), paradigma penelitian adalah:
[image:28.595.111.512.280.563.2]“Pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori
yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan digunakan”.
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
2.3
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:159), Hipotesis adalah:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan”.
Jumlah Wajib Pajak
Hariwijaya dan Atik Sutiwi (2009:45)
Rika Mursyida (2015) Siti Resmi (2011:75) Imam Mukhlis (2012:23) Haula Rosdiana dan Edi Slanmet Irianto (2011:75)
Ekstensifikasi Wajib Pajak
Suparmono dan Theresia (2010:113) Edi Slamet Irianto, dkk (2013:65) Gunadi (2012:28)
Penerimaan Pajak
Suryadi (2009:105) John Hutagaol (2007:325) Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012:30)
Asri Harahap (2004:45) Buyung Muniriyanto (2014) Rakiman dan Sarsiti (2011) Ilfi Rahmi Putri (2013)
Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012:87) Suparmono dan Theresia(2005:53)
23
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mencoba
merumuskan hipotesis sebagai kesimpulan sementara sebagai berikut:
PENGARUH JUMAH WAJIB PAJAK DAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
(Survei pada Kantor Pelayanan Pajak yang Terdaftar Di Kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I Periode 2010-2015)
THE INFLUENCE OF NUMBER TAXPAYERS AND TAXPAYERS EXTENSIFICATION TO TAX REVENUE
(Survey on Tax Service Office Listed In The Regional Office of Directorate General of Taxes West Java I Period 2010-2015)
Oleh: Meliana Gultom
21112274
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universtas Komputer Indonesia Bandung
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of number taxpayers and tax extensification to tax revenue. The method used is descriptive method verification with quantitative approach. While the data used is secondary data in the period of 2010-2015.
The population in this study are all Tax Service Office Listed in the Regional Office of Directorate General of Taxes West Java I Period 2010-2015. The sample in this study sample taken using purposive sampling to obtain a sample of 5 Tax Service Office. Analyses performed using multiple linear regression models.
These results indicate that the number of taxpayers and significant positive effect on tax revenue. Taxpayers extensification and significant positive on tax revenue . statistical test used is the classical assumption test, multiple linear analysis, the correlation coefficient of determination and hypothesis testing. Getting the analysis results were processed using SPSS version 21.0.
Keywords: Taxpayers, Taxpayers Extensification and Tax Revenue
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh wajib pajak orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat (Siti Resmi, 2011:18). Dengan demikian, kontribusi masyarakat melalui pajak adalah salah satu cara dan sarana pembiayaan yang digunakan oleh pemerintah dalam membangun sarana umum (Nufransa Wira Sakti, 2015:4).
Dalam meningkatkan penerimaan pajak, wajib pajak merupakan salah satu aspek penting, semua kegiatan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya telah diatur dalam dalam UU No. 6 Tahun 1983 dan telah diperbaharui oleh UU No. 28 Tahun 2007 guna mengatur pelaksanaan pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak dan fiskus (Siti Kurnia Rahayu, 2010:163). Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan perpajakan (Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis, 2012:23). Penerimaan pajak akan optimal jika didukung oleh peran aktif dari masyarakat sebagai wajib pajak. Peran aktif masyarakat sebagai wajib pajak didukung dengan
Jumlah wajib pajak yang terdaftar setiap tahunnya selalu bertambah, namun kenyataan yang terjadi pada KPP Pratama Majalaya jumlah wajib pajak yang meningkat di tahun 2011 belum diimbangi dengan tercapainya realisasi penerimaan pajak di tahun tersebut karena dari wajib pajak yang terdaftar masih banyak yang belum dapat menghitung dan membayar pajak yang terutang dengan benar (Raden Yanwar, 2016).
Selain peran dari masyarakat Direktorat Jenderal Pajak selalu berupaya untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui kegiatan ekstensifikasi wajib pajak (Timbul H. Simanjuntak, 2012:56). Ekstensifikasi wajib pajak adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pengusaha kena pajak (PKP) serta untuk menghitung besarnya angsuran pajak penghasilan (Pph) dalam tahun berjalan dan penyetoran pajak dalam suatu masa pajak (Edi Slamet Irianto, dkk, 2015:65).
Kenyataanya ekstensifikasi wajib pajak yang terjadi pada KPP Pratama Sumedang dilihat dari jumlah Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang meningkat di tahun 2013, 2014 dan 2015 belum dapat diimbangi dengan penerimaan pajak karena penerimaan pajak masih rendah belum mencapai target hal ini disebabkan karena PKP belum membayarkan hutang pajaknya serta tingkat pengetahuan PKP masih rendah mengenai kewajibannya dalam membayar pajak (Saifudin, 2016).
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut dengan judul
“PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK DAN EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Survei Pada Kantor Pelayanan Pajak yang Terdaftar Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I Periode 2010-2015)”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Seberapa besar pengaruh jumlah wajib pajak terhadap penerimaan pajak. 2) Seberapa besar pengaruh ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dilakukanya penelitian ini yaitu untuk mengumpulkan data dari berbagai informasi terkait dengan pengaruh jumlah wajib pajak dan ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak. Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah:
1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah wajib pajak terhadap penerimaan pajak.
2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah tentang hal-hal yang berkaitan dengan jumlah wajib pajak, ekstensifikasi wajib pajak dan penerimaan pajak.
1.4.2. Kegunaan Akademis
1) Bagi Peneliti
Memberikan informasi yang berguna untuk pengembangan penelitian perpajakan terutama dalam hal jumlah wajib pajak, ekstensifikasi wajib pajak dan penerimaan pajak.
2) Bagi Pengembangan Ilmu
Diharapkan dapat memberikan informasi serta dapat dijadikan refrensi untuk perkembangan perpajakan yang berkaitan dengan jumlah wajib pajak, ekstensifikasi wajib pajak dan penerimaan pajak.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan, umumnya mengenai perpajakan, khususnya mengenai jumlah wajib pajak, ekstensifikasi wajib pajak dan penerimaan pajak.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Jumlah
Pengertian jumlah menurut Hariwijaya dan Atik Sutiwi (2009:45) adalah sebagai berikut:
“Jumlah adalah banyaknya bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu”.
Sedangkan menurut Rika Mursyida (2015) menyatakan bahwa:
“Jumlah adalah banyaknya nominal atau sesuatu yang yang dikumpulkan menjadi satu”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa jumlah adalah sesuatu atau bilangan atau nominal yang dikumpulkan menjadi satu.
2.1.2 Pengertian Wajib Pajak
Pengertian wajib pajak menurut Siti Resmi (2011:75) adalah sebagai berikut:
“Wajib pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu”.
Selanjutnya pengertian wajib pajak menurut Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012:23) dalam bukunya Perpajakan Indonesia menyatakan bahwa:
“Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peratuan perundang -undangan perpajakan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayara pajak, dan pemungut pajak yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan hak dan kewajiban perpajakannya.
2.1.2.1 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak menurut Undang-undang No. 16 tahun 2009 yaitu:
1) Hak Wajib Pajak
a) Melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa. b) Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan kriteria
tertentu.
c) Memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk paling lama dua bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal pajak.
d) Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak. e) Mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak.
f) Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan.
g) Menunjuk seorang kuasa dengan surat kusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
h) Memperoleh pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak.
2) Kewajiban Wajib Pajak
a) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
c) Mengisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas.
d) Menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain rupiah yang dizinkan, yang pelaksanaannya yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
e) Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yangdiatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
f) Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Adanya kewajiban pajak subyektif, yaitu dimulai pada saat: a) Orang pribadi tersebut dilahirkkan.
b) Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam 12 bulan, atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
c) Badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia.
d) Warisan yang belum dibagi dalam satu kesatuan, menggantikan yang berhak. e) Subjek pajak luar negeri, orang pribadi tidak tinggal di Indonesia kurang dari
183 hari dalam 12 bulan.
f) Bentuk usaha tetap (BUT) atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
2.1.2.2 Indikator Jumlah Wajib Pajak
Indikator jumlah wajib pajak dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Resmi (2011:127) yaitu jumlah wajib pajak terdaftar.
2.1.3 Pengertian Ekstensifikasi Wajib Pajak
Pengertian ekstensifikasi wajib pajak menurut Suparmo & Theresia (2010:113) adalah sebagai berikut:
“Ekstensifikasi wajib pajak adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara yang ditempuh melalui perluasan baik objek
maupun subjek pajak”.
Selanjutnya pengertian ekstensifikasi wajib pajak menurut Edi Slamet Irianto, dkk (2015:170) menyatakan bahwa:
“Ekstensifikasi wajib pajak adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah wajib pajak dan atau pengusaha kena pajak (PKP) terdaftar serta untuk menghitung besarnya angsuran pajak penghasilan (Pph) dalam tahun berjalan dan
penyetoran pajak dalam suatu masa pajak”.
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat dikatakan bahwa
ekstensifikasi wajib pajak adalah adalah upaya proaktif yang dilakukan oleh direktorat jenderal pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak dalam rangka menambah wajib pajak dan/atau pengukuhan pengusaha kena pajak serta memperluas ruang lingkup pajak yang sudah ada.
2.1.3.1 Indikator Ekstensifikasi Wajib Pajak
Indikator Ekstensifikasi menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak SE-07/PJ.7/2005 dalam Edi Slamet Irianto, dkk (2015:170) yang menjadi indikator ekstensifikasi wajib pajak yaitu jumlah pengusaha kena pajak.
2.1.4 Pengertian Penerimaan Pajak
Pengertian penerimaan pajak menurut Suryadi (2009:105) adalah sebagai berikut:
“Penerimaan pajak adalah sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan”.
Selanjutnya pengertian penerimaan pajak menurut John Hutagaol (2007:325) menyatakan bahwa:
“Penerimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintahan
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa penerimaan pajak adalah semua penerimaan yang dapat diperoleh secara terus menerus yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pemerintah sebagai sumber pembiayaan yang baik dalam rangka kemandirian pembiayaan pembangunan.
2.1.4.1 Pengertian Penerimaan Pajak
Adapun indikator dari penerimaan pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:139) diukur dari jumlah realisasi penerimaan pajak.
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut Muhammad Nazir (2009:75) yang dimaksud dengan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
“Kerangka Pemikiran adalah gambaran mengenai hubungan antara variabel dalam suatu
penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis”.
2.2.1 Pengaruh Jumlah Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Menurut Asri Harahap (2004:45) menyatakan:
“Semakin banyak wajib pajak yang terdaftar, penerimaan negara dari pajak diharapkan dapat meningkat”.
Selanjutnya menurut Buyung Muniriyanto (2014) menyatakan bahwa:
“Penerimaan pajak secara keseluruhan dapat ditingkatkan dengan dua cara, yaitu
meningkatkan tax coverage ratio dan tax compliance ratio. Tax coverage ratio dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah wajib pajak”.
2.2.2 Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Keterkaitan program ekstensifikasi terhadap penerimaan pajak menurut Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis (2012:87) adalah sebagai berikut:
“Metode yang lazim dilaksanakan dalam strategi ekstensifikasi dan intensifikasi adalah antara lain dengan cara peningkatan kepatuhan wajib pajak masyarakat, perbaikan pelayanan pajak, dan lainnya sepanjang dilakukan dengan efisien. Apabila
langkah ini dilakukan dengan efisien tentu penerimaan pajak akan optimal”.
Selanjutnya Suparmono dan Theresia (2005:53) menambahkan bahwa:
“Dalam kaitannya dengan fungsi budgetair, pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan penerimaan negara yang ditempuh melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak. Ekstensifikasi ditempuh melalui perluasan baik objek maupun subjek pajak, sedangkan intensifikasi ditempuh melalui peningkatan kepatuhan subjek pajak yang telah ada.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai kesimpulan sementara sebagai berikut:
H1: Jumlah wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
H2: Ekstensifikasi wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak
.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
Menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Sedangkan menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:11) metode penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain
penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempurh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah atau
dianalisis”.
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
3.2 Opersionalisasi Variabel
Menurut Sumadi Suryabrata (2013:29) pengertian operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:
“Operasionalisasi variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Konsep dapat diamati atau observasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh orang lain”.
Operasionalisasi diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serat skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul mengenai pengaruh jumlah wajib pajak dan ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak.
Maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen (X)
Variabel Independen menurut Sugiyono (2012:59) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak (XΌ) dan ekstensifikasi wajib pajak (X).
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel Dependen menurut Sugiyono (2012:39) adalah variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak.
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Sumber data dalam dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder Pengertian data sekunder menurut Sugiyono (2012:139) adalah sebagai berikut:
“Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari
dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta
dokumen perusahaan”.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2014:224) menjelaskan definisi dari teknik pengumpulan data adalah:
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Penelitian lapangan (File Research)
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumen-dokumen yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dengan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai jumlah wajib pajak, ekstensifikasi wajib pajak dan penerimaan pajak.
2) Studi kepustakaan (Library Research)
Data diperoleh dari buku-buku sumber yang dapat dijadikan acuan yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti.
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah 15 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Kantor Wilayah Jawa Barat I.
3.4.2 Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono (2011:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Penentuan penarikan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan suatu kriteria yang dibuat oleh peneliti (Jogiyanto 2010:79).
Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2013:85), yaitu :
“Teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak terdaftar, jumlah pengusaha kena pajak dan target serta realisasi penerimaan pajak pada KPP yang terdaftar di Kantor Wilayah Jawa Barat I dari tahun 2010-2015 dengan kriteria sebagai beikut:
1. Kantor Pelayanan Pajak yang terdaftar di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I
2. Data jumlah wajib pajak terdaftar, jumlah pengusaha kena pajak, target dan realisasi penerimaan pajak yang dapat dipublikasikan dari tahun 2010-2015 untuk dilakukan penelitian.
3. Data yang diambil dari tahun 2010-2015 (lima tahun) yang dijadikan sampel karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 data yang terdiri dari 5 KPP dari periode 2010-2015 atau n= 5 x 6 (tahun) = 30.
3.5 Metode Pengujian Data
Metode pengujian data untuk penelitian ini yaitu dengan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang digunakan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:225) Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
2) Uji Multikolinieritas
Menurut Dadang Sunyoto (2013:87) uji asumsi klasik ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau variabel independen dimana akan diukur keeratan hubungan antar variabel tersebut melalui besaran koefisien koreasi (r)
3) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Dadang Sunyoto (2013:90) dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varian dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut terjadi heteroskedastisitas dan jika variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansnya tidak sama atau berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas.
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2012:225) menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya.
3.6 Metode Analisis Data
Alat Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Analisis Regresi Berganda
Digunakan untuk untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel tergantung dengan skala interval
2) Analisis Koefisien Korelasi
Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala interval atau rasio
(parametrik) yang dalam SPSS disebut scale
3) Koefisien Determinasi
Digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
4) Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya korelasi dan pengaruh variabel independen X1 dan X2 secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Korelasi
Koefisien korelasi berfungsi untuk mencari kuatnya hubungan antara masing-masing variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini, analisis korelasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana keeratan hubungan antara Jumlah Wajib Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak dengan Penerimaan Pajak.
a. Korelasi antara Jumlah Wajib Pajak dengan Penerimaan Pajak
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi antara jumlah wajib pajak terhadap penerimaan pajak termasuk dalam kategori hubungan yang kuat. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah, dimana semakin banyaknya jumlah wajib pajak terdaftar, akan diikuti oleh semakin tingginya penerimaan pajak.
b. Korelasi antara Ekstensifikasi Waib Pajak dengan Penerimaan Pajak
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi antara ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak termasuk dalam kategori hubungan yang cukup kuat. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah, dimana semakin banyaknya jumlah PKP yang terdaftar, akan diikuti oleh semakin tingginya penerimaan pajak.
4.1.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini merupakan nilai yang menunjukan besarnya kontribusi pengaruh yang diberikan oleh jumlah wajib pajak dan ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak. Hasil pengujian data diperoleh bahwa jumlah wajib pajak memiliki kontribusi yang cukup terhadap penerimaan pajak sedangkan ekstensifikasi wajib pajak memiliki kontribusi rendah tetapi pasti terhadap penerimaan pajak.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Jumlah Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
pada pembahasan sebelumnya menurut Asri Harahap (2004:45) yang menyatakan bahwa semakin banyaknya jumlah wajib pajak yang terdaftar penerimaan negara dari pajak diharapkan dapat meningkat.
Untuk hasil uji hipotesis menyatakan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh oleh Ilfi Rahmi Putri (2013) yang menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak dan hasil penelitianyang dilakukan oleh Rakiman dan Sarsiti (2011) menyatakan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak Pph.
Adapun hasil dari analisis koefisien determinasi, diketahui bahwa besarnya pengaruh jumlah wajib pajak terhadap penerimaan pajak adalah 54,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti pencairan tunggakan pajak, pemeriksaan pajak, dan kepatuhan wajib pajak.
Hal ini membuktikan bahwa fenomena yang terjadi pada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya, terkonfirmasi bahwa jumlah wajib pajak meningkat pada tahun 2010 ke tahun 2011 namun penerimaan pajak masih rendah pada tahun 2011 penerimaan pajak belum mencapai target s karena dari wajib pajak yang terdaftar masih banyak yang belum dapat menghitung dan membayar pajak yang terutang dengan benar sehingga menyebabkan kurangnya penerimaan dan penerimaan pajak menjadi tidak mencapai target (Raden Yanwar, 2016)
Maka dari itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya sebaiknyaterus memberikan pengarahan bagaimana cara dalam menghitung dan membayar pajak yang terutang dengan benar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membayar pajak.
4.2.2 Pengaruh Ekstensifikasi Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Berdasarkan hasil analisis korelasi (r), menunjukkan bahwa hubungan yang diperoleh antara ekstensifikasi wajib pajak dengan penerimaan pajak adalah sebesar 0,55, dimana nilai korelasi terdapat hubungan yang sedang dan positif. Nilai korelasi yang positif menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara variabelekstensifikasi wajib pajak dan penerimaan pajak adalah searah. Artinya semakin besar ekstensifikasi wajib pajak, akan diikuti oleh semakin tingginya realisasi penerimaan pajak. Hasil ini sesuai dengan teori pada pembahasan sebelumnya menurut Suparmono dan Theresia (2005:53) bahwa dalam kaitannya dengan fungsi budgetair, pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan penerimaan negara yang ditempuh melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak. Ekstensifikasi ditempuh melalui perluasan baik objek maupun subjek pajak, sedangkan intensifikasi ditempuh melalui peningkatan kepatuhan subjek pajak yang telah ada.
Untuk hasil uji hipotesis menyatakan bahwa jumlah wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Mawar Warih Anti (2014) hasil penelitian menyimpulkan bahwa ekstensifikasi wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak.
Adapun hasil dari analisis koefisien determinasi, diketahui bahwa besarnya pengaruh ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak adalah 20,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti penagihan pajak, kesadaran wajib pajak dan tunggakan pajak.
Hal ini membuktikan bahwa fenomena yang terjadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang, ekstensifikasi wajib pajak yang dilakukan belum optimal dikarenakan peningkatan jumlah PKP di tahun 2013-2015 belum dapat diimbangi dengan penerimaan pajak karena penerimaan pajak masih rendah belum mencapai target hal ini disebabkan karena PKP belum membayarkan hutang pajaknya serta tingkat pengetahuan PKP masih rendah mengenai kewajibannya dalam membayar pajak (Saifudin, 2016).
PKP melaksanakan kewajiban yaitu membayar hutang pajaknya dan memberikan pengetahuan tentang sanksi pajak jika tidak membayar pajak yang terutang sehingga Pengusaha Kena Pajak akan membayar hutang pajaknya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan fenomena,rumusan masalah, hipotesis, hasil analisis dan pembahasan mengenai jumlah wajib pajak dan ekstensifikasi wajib pajak terhadap penerimaan pajak maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Jumlah wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Semakin besar jumlah wajib pajak maka akan diikuti dengan meningkatnya penerimaan pajak.
2) Ekstensifikasi wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Semakin besar ekstensifikasi wajib pajak maka akan diikuti dengan meningkatnya penerimaan pajak.
5.1 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
5.1.1 Saran Operasional
a) Untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui jumlah wajib pajak maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama khususnya Kantor Pelayanan Pajak Majalaya sebaiknya terus memberikan pengarahan kepada wajib pajak bagaimana cara dalam menghitung dan membayar pajak yang terutang dengan benar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membayar pajak. juga mengawasi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti Mengisi SPT dengan benar,membayar atau menyetor pajak yang terutang, dll.
b) Untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui ekstensifikasi wajib pajak, maka sebaiknya disarankan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama khususnya Kantor Pelayanan Pajak Sumedang melalui bagian ekstensifikasi harus melakukan penyuluhan kepada wajib pajak agar mendaftarkan diri sebagai pengusaha kena pajak (PKP) serta memberikan pengarahan dandoronganagar PKP melaksanakan kewajiban yaitu membayar hutang pajaknya dan memberikan pengetahuan tentang sanksi pajak jika tidak membayar pajak yang terutang sehingga Pengusaha Kena Pajak akan membayar hutang pajaknya.
5.1.2 Saran Akademis
a) Bagi Pengembangan Ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, sebagai sumbangan pemikiran dan referensi tambahan dalam pengembangan perpajakan serta berkontribusi dalam pengembangan penelitian khususnya mengenai jumlah wajib pajak dan ekstensifikasi wajib pajak serta sebagai masukan dan tambahan referensi bagi para pembaca.
b) Bagi penelitian selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar dapat melakukan penelitian dengan variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini, dan dengan unit analisis yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan konsep yang diterima secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2011. Pengaruh Jumlah Wajib Efektif terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor
Penerimaan Pajak Pratama TanjungPinang.
Asri Harahap. 2004. Paradigma Baru Perpajakan Indonesia: Perspektif Ekonomi-Politik Integrita.
Amina Laminutu. 2013. Pengaruh Jumlah Wajib Pajak PPH 21 terhadap Penerimaan Pajak PPH 21 pada KPP Pratama Manado.
Buyung Muniriyanto. 2014. Kepatuhan Wajib Pajak Kunci Penerimaan Negara melalui
<www.pajak.go.id>.
Dadang Sunyoto. 2013. Teori Kuisioner dan Proses AnalisisData Perilaku Organisasional.
Jakarta: Caps.
Edi Slamet Irianto, dkk. 2015. Pajak Kepemimpinan dan Masa Depan:Kanwil DJP Jateng
.Semarang: Dreamlight apps.
Hariwijaya dan Atik Sutiwi. 2009. Cara Mudah Lulus Psikotes. Yogyakarta:Indonesia Tera.
Ilfi Rahmi Puteri. 2013. Pengaruh Jumlah Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Jogiyanto. 2010. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
John Hutagaol. 2007. Perpajakan Isu-isu Kontemporer. Jakarta: Graha Ilmu.
Mawar Warih Hanti. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pajak Penghasilan Orang
Pribadi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
M. Tiptardjo. 2010. Jumlah Wajib Pajak Naik Kok Penerimaaan Malah Turun. Diakses Pada 28
Januari 2016. Melalui <http://finance.detik.com/read/2010/01/28/122309/1288021/4/jumlah-wajib-pajak-naik-kok-penerimaan-malah-turun.
Nufransa Wira Sakti. 2015. Panduan Praktis Mengurus Pajak secara Online: Daftar, Bayar,
Lapor. Jakarta: VisiMedia
Rakiman dan Sarsiti. 2011. Pengaruh Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Wajib Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak Pengahasilan Jumlah Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, Dan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak.
Rika Mursyida. 2015. Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah anak di desa pusong kecamatan
banda sakti kota lhokseumawe. Universitas Sumatera Utara.
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti Resmi. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&am