• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penjadwalan Produksi Sandal Dengan Metode Shortest Job First Pada CV. Djibril Jaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Penjadwalan Produksi Sandal Dengan Metode Shortest Job First Pada CV. Djibril Jaya."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PADA CV. DJIBRIL JAYA

Oleh :

Nama : Dicky Faizal Alie Nim : 08.41010.0381 Program : S1 ( Strata Satu ) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

PADA CV. DJIBRIL JAYA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana Komputer

Oleh :

Nama : Dicky Faizal Alie Nim : 08.41010.0381 Program : S1 ( Strata Satu ) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(3)

x

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Sistem ... 7

2.2 Sistem Informasi ... 7

2.3 Manajemen Produksi ... 8

2.4 Jadwal Induk Produksi ... 9

2.5 Penjadwalan Proses ... 12

2.5.1 Algoritma Penjadwalan ... 13

2.5.2 Dynamic Priority ... 14

2.5.3 Short Job First Scheduling ... 15

STIKOM

(4)

xi

2.7 Analisa dan Perancangan Sistem ... 19

2.7.1 Entity Relation Diagram ... 19

2.7.2 Data Flow Diagram ... 21

2.8 Konsep Dasar Basis Data ... 23

2.9 Sistem Basis Data ... 23

2.10 Database ... 24

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27

3.1 Analisis Sistem ... 27

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 27

3.1.2 Analisis Kebutuhan ... 30

3.2 Perancangan Sistem ... 37

3.2.1 System Flow ... 37

3.2.2 Context Diagram ... 47

3.2.3 Diagram Berjenjang ... 47

3.2.4 Data Flow Diagram ... 48

3.2.5 Perancangan Basis Data ... 56

3.2.6 Struktur Basis Data ... 58

3.2.7 Perancangan Input dan Output ... 64

3.2.8 Perancangan Interface Input dan Output ... 66

3.3 Rancangan Uji coba dan Evaluasi Aplikasi ... 80

STIKOM

(5)

xii

4.1 Kebutuhan Sistem ... 84

4.1.1 Kebutuhan perangkat Keras ... 84

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 85

4.2 Pembuatan Program ... 85

4.3 Implementasi Sistem ... 85

4.4 Uji Coba dan Evaluasi Sistem ... 102

4.4.1 Evaluasi Fungsi Input data Pesanan ... 102

4.4.2 Evaluasi Fungsi pengurutan Pesanan ... 103

4.4.3 Evaluasi Fungsi Menampilkan Jadwal Induk ... 104

4.4.4 Evaluasi Fungsi Proses Penjadwalan ... 104

BAB V PENUTUP ... 121

5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123

LAMPIRAN ... 124

STIKOM

(6)

xiii

Tabel 2.1 Contoh Penjadwalan Dynamic Priority Scheduling... 15

Tabel 2.2 Waktu Proses Penjadwalan Dynamic Priority Scheduling ... 15

Tabel 2.3 Contoh Penjadwalan Shortest Job First ... 16

Tabel 2.4 Keuntungan Dan Kerugian Sistem Basis Data ... 23

Tabel 3.1 Struktur Tabel Pelanggan ... 59

Tabel 3.2 Struktur Tabel Pegawai ... 59

Tabel 3.3 Struktut Tabel Shift Pegawai ... 60

Tabel 3.4 Struktur Tabel Mesin ... 60

Tabel 3.5 Struktur Tabel Penjadwalan ... 61

Tabel 3.6 Struktur Tabel Detil Penjadwalan ... 61

Tabel 3.7 Struktur Tabel Pesanan ... 62

Tabel 3.8 Struktur Tabel Detail Pemesanan ... 62

Tabel 3.9 Struktur Tabel Barang ... 63

Tabel 3.10 Struktur Tabel Master Tipe ... 63

Tabel 3.11 Struktur Tabel Detil Tipe ... 64

Tabel 3.12 Rencana Pengujian Sistem Informasi Penjadwalan ... 81

Tabel 3.13 Desain Uji Coba Menginputkan Data Pesanan ... 81

Tabel 3.14 Desain Uji Coba Pengurutan Data Pesanan ... 82

Tabel 3.15 Desain Uji Coba Menampilkan Penjadwalan Induk Produksi ... 82

Tabel 3.16 Desain Uji Coba Proses Penjadwalan ... 83

Tabel 3.17 Desain Uji Coba Menampilkan Jadwal Kerja ... 83

Tabel 4.1 Data Pesanan Pelanggan ... 102

STIKOM

(7)

xiv

Tabel 4.3 Evaluasi Hasil Pengolahan Pesanan Manual ... 107

Tabel 4.4 Evaluasi Proses Pemilahan Pesanan Manual ... 107

Tabel 4.5 Evaluasi Detil Mesin Manual ... 108

Tabel 4.6 Evaluasi Detil Pegawai Shift 1 Manual ... 109

Tabel 4.7 Evaluasi Detil Pegawai Shift 2 Manual ... 109

Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Penjadwalan Produksi Shift Pertama Manual ... 110

Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Penjadwalan Produksi Shift Kedua Manual ... 110

Tabel 4.10 Evaluasi Uji Data Pesanan Dengan Penjadwalan Saat Ini ... 113

Tabel 4.11 Hasil Evaluasi Urutan Penjadwalan Saat Ini ... 113

Tabel 4.12 Hasil Uji Penjadwalan Produksi Shift Pertama Saat Ini ... 114

Tabel 4.13 Hasil Uji Penjadwalan Produksi Shift Kedua Saat Ini ... 114

STIKOM

(8)

xv

Gambar 2.1 Bentuk Umum Dari Master Production Schedule ... 12

Gambar 2.2 Simbol External Entity ... 22

Gambar 2.3 Simbol Data Flow ... 22

Gambar 2.4 Simbol Proses ... 22

Gambar 2.5 Simbol Data Store ... 22

Gambar 3.1 Layout Proses Penjadwalan Lama... 28

Gambar 3.2 Blok Diagram Penjadwalan Produksi ... 32

Gambar 3.3 System Flow Proses Maintenance Master Mesin ... 38

Gambar 3.4 System Flow Proses Maintenance Master Tipe ... 39

Gambar 3.5 System Flow Proses Maintenance Master Barang ... 40

Gambar 3.6 System Flow Proses Maintenance Master Pelanggan ... 41

Gambar 3.7 System Flow Proses Maintenance Master Shift ... 42

Gambar 3.8 System Flow Proses Maintenance Master Pegawai ... 43

Gambar 3.9 System Flow Proses Mencatat Pesanan ... 44

Gambar 3.10 System Flow Proses Pengurutan Pesanan ... 45

Gambar 3.11 System Flow Proses Penjadwalan ... 46

Gambar 3.12 Context Diagram Sistem Informasi Penjadwalan ... 47

Gambar 3.13 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Produksi ... 48

Gambar 3.14 Dfd Level 0 Pada Sistem Informasi Penjadwalan ... 49

Gambar 3.15 Dfd Level 1 Mengola Data Master ... 49

Gambar 3.16 Dfd Level 2 Subsistem Master Mesin ... 50

Gambar 3.17 Dfd Level 2 Subsistem Master Tipe ... 50

STIKOM

(9)

xvi

Gambar 3.19 Dfd Level 2 Subsistem Master Pelanggan ... 51

Gambar 3.20 Dfd Level 2 Subsistem Master Shift ... 51

Gambar 3.21 Dfd Level 2 Subsistem Master Pegawai ... 52

Gambar 3.22 Dfd Level 1 Melakukan Penjadwalan ... 52

Gambar 3.23 Dfd Level 2 Mencatat Pesanan... 53

Gambar 3.24 Dfd Level 2 Pengurutan Pesanan ... 54

Gambar 3.25 Dfd Level 2 Membuat Penjadwalan ... 55

Gambar 3.26 Dfd Level 1 Membuat Laporan ... 56

Gambar 3.27 Cdm Sistem Informasi Penjadwalan Produksi ... 57

Gambar 3.28 Pdm Sistem Informasi Penjadwalan Produksi ... 58

Gambar 3.29 Perancangan Form Data Pesanan ... 64

Gambar 3.30 Perancangan Form Output Jadwal Induk Produksi ... 65

Gambar 3.31 Perancangan Form Output Jadwal Produksi ... 66

Gambar 3.32 Perancangan Interface Pegawai ... 67

Gambar 3.33 Perancangan Interface Input Data Mesin ... 68

Gambar 3.34 Perancangan Interface Shift Pegawai ... 68

Gambar 3.35 Perancangan Interface Input Tipe Barang ... 69

Gambar 3.36 Perancangan Interface Input Barang ... 70

Gambar 3.37 Perancangan Interface Input Pelanggan ... 70

Gambar 3.38 Perancangan Interface Input Pesanan ... 71

Gambar 3.39 Interface Output Jadwal Induk Produksi Berdasarkan Barang ... 72

Gambar 3.40 Interface Output Penjadwalan Produksi ... 73

STIKOM

(10)

xvii

Gambar 3.42 Interface Output Jadwal Kerja Pegawai ... 74

Gambar 3.43 Interface Output Laporan Rekap Pesanan Barang ... 75

Gambar 3.44 Interface Output Laporan Pelanggan... 76

Gambar 3.45 Interface Output Laporan Barang ... 77

Gambar 3.46 Interface Output Laporan Mesin ... 78

Gambar 3.47 Interface Output Laporan Pegawai ... 79

Gambar 3.48 Interface Output Laporan Shift Pegawai ... 80

Gambar 4.1 Tampilan Menu Utama... 86

Gambar 4.2 Tampilan Form Master Barang ... 87

Gambar 4.3 Tampilan Form Master Mesin ... 98

Gambar 4.4 Tampilan Form Master Pegawai ... 99

Gambar 4.5 Tampilan Form Master Pelanggan ... 90

Gambar 4.6 Tampilan Form Tipe Barang ... 91

Gambar 4.7 Tampilan Form Master Shift ... 92

Gambar 4.8 Tampilan Form Jadwal Pesanan ... 93

Gambar 4.9 Tampilan Form Detil Id Barang ... 94

Gambar 4.10 Tampilan Form Jadwal Pesanan ... 95

Gambar 4.11 Tampilan Form Informasi Tanggal Selesai ... 95

Gambar 4.12 Tampilan Form Jadwal Induk Produksi ... 96

Gambar 4.13 Tampilan Form Penjadwalan Produksi Harian ... 97

Gambar 4.14 Tampilan Form Detil Pesanan ... 97

Gambar 4.15 Tampilan Form Jadwal Kerja Produksi ... 98

STIKOM

(11)

xviii

Gambar 4.17 Tampilan Laporan Penjadwalan Produksi... 99

Gambar 4.18 Tampilan Laporan Mesin ... 100

Gambar 4.19 Tampilan Laporan Pegawai ... 101

Gambar 4.20 Tampilan Laporan Shift Pegawai ... 101

Gambar 4.21 Evaluasi Input Data Pesanan ... 103

Gambar 4.22 Evaluasi Pengurutan Pesanan ... 103

Gambar 4.23 Evaluasi Menampilkan Jadwal Induk Produksi ... 104

Gambar 4.24 Evaluasi Fungsi Proses Penjadwalan ... 105

Gambar 4.25 Evaluasi Informasi Tanggal Selesai ... 105

Gambar 4.26 Hasil Uji Coba Proses Penjadwalan Sistem ... 111

Gambar 4.27 Hasil Uji Coba Sistem Proses Penjadwalan Produksi Sistem ... 112

Gambar 4.28 Hasil Uji Coba Sistem Proses Jadwal Kerja Pegawai Sistem ... 112

Gambar 4.29 Evaluasi Hasil Proses Penjadwalan Sistem ... 116

Gambar 4.30 Evaluasi Hasil Tanggal Selesai Produksi Sistem ... 117

Gambar 4.31 Evaluasi Hasil Proses Penjadwalan Produksi Sistem ... 118

Gambar 4.32 Evaluasi Proses Jadwal Kerja Pegawai Sistem ... 118

STIKOM

(12)

xix

Lampiran 1 Laporan Penjadwalan Produksi Barang……… ... 124

Lampiran 2 Laporan Jadwal Kerja Pegawai ... 125

Lampiran 3 Laporan Produksi Pesanan Barang ... 126

Lampiran 4 Laporan Pelanggan ... 127

Lampiran 5 Laporan Mesin ... 128

Lampiran 6 Laporan Pegawai ... 129

Lampiran 7 Laporan Shift Pegawai ... 130

STIKOM

(13)

vii

CV. Djibril Jaya merupakan perusahaan yang menerima pesanan dengan

sistem pesanan dari pelanggan. Perusahaan terlambat dalam menyelesaikan pesanan

yang diterima, hal ini terkait dengan pengolahan data pesanan saat ini yang belum

optimal karena hanya melihat pada penjadwalan FIFO (first in first out) dimana

pesanan yang datang pertama akan langsung dikerjakan tanpa melihat jumlah

pesanan, status prioritas pesanan dan optimalisasi kerja mesin, akibatnya waktu

antrian menjadi lama sehingga menyebabkan proses produksi menjadi terlambat dan

mendapat komplain dari pelanggan.

Dari permasalahan tersebut, maka dibuat sistem penjadwalan produksi dengan

menggunakan algoritma shortest job first. Penjadwalan produksi dilakukan dengan

menetukan prioritas pesanan pelanggan. Sistem ini dapat mengolah data-data

pesanan. Pesanan yang datang akan diantrikan dengan cara melihat status prioritas

pesanan. Jenis pesanan yang sama digabungkan dan lama waktu pengerjaan produksi

diurutkan dari yang terkecil (shortest job first scheduling). Metode ini menghasilkan

rata-rata waktu tunggu lebih kecil bila dibandingkan FIFO.

Berdasarkan sistem yang dihasilkan dan serangkaian uji coba yang telah

dilakukan, pihak produksi dapat mengetahui urutan pesanan yang harus dikerjakan.

Selain itu sistem juga menghasilkan informasi jadwal induk produksi, jadwal

produksi barang, informasi tanggal selesai pesanan dan jadwal pegawai yang dapat

digunakan sebagai acuan untuk produksi.

Kata Kunci : Penjadwalan Produksi, short job first, first in first out

STIKOM

(14)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan

secara optimal penggunaan sumber daya antara lain tenaga kerja, mesin, peralatan,

bahan mentah dan sebagainya. Manajer produksi dan operasi mengarahkan

berbagai masukan agar dapat memproduksi berbagai keluaran atau hasil dalam

jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan

konsumen untuk mencapai itu, diperlukan adanya penjadwalan agar output yang

dihasilkan dapat diselesaikan sesuai target.

Penjadwalan adalah suatu kegiatan untuk menentukan kapan pekerjaan

dilakukan. Dalam proses produksi, penjadwalan memainkan peran penting untuk

mengalokasikan sumber daya seperti mesin dan tenaga kerja. Dengan adanya

penjadwalan produksi yang baik, maka perusahaan tidak akan mengalami

keterlambatan dan tidak akan mendapat komplain serta biaya keterlambatan dari

pelanggan.

CV. Djibril Jaya adalah perusahaaan yang bergerak dibidang industri

sandal yang memproduksi sandal dengan berbagai macam bentuk dan warna.

Adapun bentuk sandal antara lain bentuk buah, nemo, slop, dan kumbang sesuai

pesanan pelanggan. Serta pemasaran produknya ditujukan untuk pelanggan lokal

dan selanjutnya akan dipasarkan ke seluruh indonesia.

Untuk mendukung produksi CV. Djibril Jaya memiliki mesin antara lain:

satu buah mesin pencetak bentuk yang berfungsi untuk memberi bentuk sesuai

STIKOM

(15)

keinginan. Satu mesin bor yang berfungsi memberi lubang. Dua mesin press

drolis yang berfungsi untuk menekan sandal atau memberi motiv di alas sandal.

Satu mesin selep yang berfungsi untuk meratakan pinggiran sandal yang sudah

jadi. Satu mesin roll yang berfungsi untuk merekatkan sandal yang sudah dilem

dan ditempelkan dan dua mesin lem yang berfungsi untuk merekatkan sandal.

Perusahaan memiliki jumlah pegawai sebanyak dua puluh pegawai dengan jam

kerja dari jam sembilan pagi hingga sembilan malam sudah termasuk jam lembur

dengan sistem yang diterapkan.

Perusahaan menerima pesanan dengan sistem pesanan dari pelanggan.

Perusahaan tidak mampu menyelesaikan pesanan yang diterima, hal ini terkait

dengan masalah optimalisasi pengolahan barang. Sehingga membuat proses

penyelesaian barang membutuhkan waktu tunggu yang lama yang pada akhirnya

terlambat dalam menyelesaikan produksi dan menerima komplain dari pelanggan.

Keterlambatan penyelesaian barang dari perusahaan diakibatkan karena

belum adanya optimalisasi pengolahan data pesanan yang masuk pada perusahaan

yang masih dilakukan secara first in first out (pesanan yang pertama datang yang

dikerjakan). Perusahaan tidak melihat pada jumlah pesanan, status prioritas

pelanggan dan kapasitas mesin, sehingga menyebabkan pesanan belum terkelola

dengan baik. Keterlambatan itu terjadi karena ketidaktauan informasi untuk

pesanan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu sehingga kerja mesin harus

berubah-ubah yang menimbulkan antrian dan waktu tunggu yang lama, serta

berdampak pada jadwal kerja produksi yang terlambat.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diharapkan

keterlambatan proses produksi ini dapat dikurangi dengan mengoptimalkan kerja

STIKOM

(16)

dari pegawai, mesin, dan adanya proses pengolahan pesanan. Oleh sebab itu

diusulkan Rancang Bangun Sistem Informasi Penjadwalan dengan metode

shortest job first dan pelanggan berprioritas yang dapat melakukan pengolahan

pesanan, dari pesanan berprioritas serta penggabungan tipe yang sama.

Selanjutnya akan diurutkan dari pesanan dengan nilai terkecil ke terbesar.

Sehingga diharapkan mesin dapat bekerja dengan optimal tanpa harus sering

menunggu untuk pergantian cetakan mesin untuk mempersingkat waktu tunggu.

Dipilihnya pelanggan berprioritas merupakan aturan yang telah dipiih

perusahaan untuk memberikan perlakuan khusus bagi pelanggan yang

berprioritas. Dengan beranggapan pelanggan berprioritas merupakan pelanggan

loyal yang harus diberikan perlakuan khusus. Dipilihnya shortest job first karena

metode ini memiliki waktu rata-rata tunggu paling kecil dibanding algoritma

penjadwalan first in first out, dengan memindahkan job yang pendek di depan job

yang panjang.

Oleh sebab itu dengan menerapkan sistem informasi penjadwalan

produksi ini diharapkan perusahaan dan pelanggan mendapatkan hasil yang

optimal. Selain itu sistem ini dapat menghasilkan informasi atau acuan untuk

melakukan penjadwalan produksi yang dapat menyelesaikan pesanan tepat

waktu.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat rancang bangun sistem informasi penjadwalan produksi

yang dapat mengolah data permintaan pelanggan.

STIKOM

(17)

2. Bagaimana menyusun jadwal kerja penyelesaian suatu pesanan.

3. Bagaimana menyusun informasi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan

pesanan.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan Sistem Informasi ini, agar tidak menyimpang dari

tujuan yang ingin dicapai maka pembahasan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Tidak menghitung besar biaya yang dikeluarkan pelanggan untuk barang yang

dipesan.

2. Obyek penelitian dibatasi hanya pada penjadwalan produksi saja, sedangkan

mutu dan kualitas produk tidak dibahas.

3. Bahan baku material diasumsikan selalu tersedia.

4. Pegawai diasumsikan dalam keadaan siap.

5. Jenis bahan baku material yang digunakan berkualitas baik.

6. Permasalahan dibatasi tidak menghitung jumlah pembelian yang dilakukan

oleh pihak gudang.

7. Untuk penyelesaian pesanan khusus atau prioritas yang didapat dari pegawai

pemasaran maka akan dikerjakan dengan metode pendukung dynamic priority

dan jumlah pesanannya sudah memenuhi kriteria produksi minimum

perusahaan.

8. Pesanan yang datang hari ini akan diakumulasi dan akan dikerjakan pada hari

berikutnya.

9. Proses penjadwalan pesanan hanya dilakukan perhari.

10.Pesanan baru tidak dapat menggeser pesanan yang sudah dijadwalkan

sebelumnya.

STIKOM

(18)

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan sistem informasi penjadwalan produksi pada CV. Djibril Jaya.

2. Menghasilkan informasi jadwal kerja pesanan yang diterima oleh CV. Djibril

Jaya.

3. Menghasilkan informasi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pesanan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami persoalan dan pembahasannya,

maka penulisan Laporan dibuat dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan hal–hal yang menjadi latar belakang,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai,

manfaat serta sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas teori yang berhubungan dengan pembuatan

rancang bangun sistem informasi penjadwalan.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang Analisis sistem yang ada sekarang

dengan menunjukkan sebuah penjelasan layout penjadwalan lama.

Mengubah dari penjelasan layout penjadwalan lama menjadi

penjelasan Blok Diagram. Membuat DFD mulai context Diagram

yang didecompose sampai minimal level 1. Membuat ERD yang

didapat dari import dari DFD sekaligus dilengkapi dengan conceptual

STIKOM

(19)

data model, physical data model dan diteruskan dengan tabel

database. Rancangan I/O untuk usaha mencapai tujuan yang mau

didapatkan dalam penlitian ini. Rancangan uji coba progam yang

dilengkapi dengan analisis dengan hasil uji coba.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari sistem yang dibuat,

proses implementasi dari perangkat lunak yang telah melalui tahap

evaluasi.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari pembuatan Rancang

Bangun Sistem Informasi Penjadwalan dengan metode shortest job

first dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta saran untuk

pengembangan sistem mendatang.

STIKOM

(20)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005), definisi sistem dapat

dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan

secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai

kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan

berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari

komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem

yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen

pengendali. Sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengontrol dan

dihubungkan pada lingkungan sekitarnya.

2.2Sistem Informasi

Sistem Informasi merupakan organisasi kumpulan orang, data,

proses-proses, dan teknologi informasi yang saling berhubungan dalam mengumpulkan,

memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output (yaitu) informasi yang

dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi. Teknologi Informasi merupakan

bentuk teknologi masa kini yang menggambarkan kombinasi dari teknologi

komputer (baik hardware maupun software) dengan teknologi telekomunikasi

(seperti data, gambar, dan jaringan suara) (Suryantoro, 2007).

STIKOM

(21)

2.3Manajemen Produksi

Produksi adalah kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa

dan' bahan-bahan atau sumber-sumber faktor produksi dengan tujuan untuk dijual

lagi. Sedangkan manajemen merupakan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan

dengan mengkoordinir kegiatan orang lain. Jadi manajemen produksi adalah

kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu

barang dan jasa. Dengan kata lain bagaimana memelihara antar hubungan dari

semua variable dan sedapat mungkin memandang keseluruhan proses sebagai

suatu sistem terpadu. Bila semua berjalan dengan baik, akan dihasilkan keluaran

(output) berupa produk atau jasa yang memenuhi standar kualitas dan biaya.

Secara umum fungsi produksi adalah mengelola bahan baku atau bahan

penolong/bahan pembantu menjadi barang jadi/jasa yang akan memberikan

pendapatan bagi perusahaan.

Ada 4 (empat) macam fungsi produksi yang utama yaitu:

a. Proses.

Proses dalam artian merupakan metode/teknik yang digunkan untuk

pengolahan bahan yang digunakan dalam proses produksi.

b. Jasa–jasa.

Berupa badan pengorganisasian untuk penetapan teknik-teknik sehingga

proses dapat dipergunakan secara efektif.

c. Perencanaan.

Merupakan suatu hubungan/korelasi dengan organisasi dari kegiatan produksi

untuk suatu jangka waktu terentu.

STIKOM

(22)

d. Pengawasan.

Pengawasan berfungsi untuk menjamin bahwa maksud atau tujuan mengenai

penggunaan bahan yang dipergunakan pada kenyataannya telah dilaksanakan

dengan baik (Ahyari, 1986).

2.4Jadwal Induk Produksi

Menurut (Gasperz, 1998) Jadwal induk produksi adalah suatu set

perencanaan yang mengidentifikasikan kuantitas dari item tetentu yang dapat dan

akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu)

1. Make to order

Make to order adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk

memenuhi pesanan. Produk-produk dari lingkungan make to order biasanya

baru dikerjakan atau diselesaikan setelah menerima pesanan pelanggan.

Ciri-ciri Make to Order :

a. Inputnya bahan baku

b. Biasanya untuk supply Item dengan banyak jenis

c. Harga cukup mahal

d. Perlu keahlian khusus.

e. Komponen bisa dibeli untuk persediaan.

Contoh : Mobil balap, super komputer, alat berat,restoran.

2. Pemilihan item-item MPS

Faktor utama lain yang perlu diperhatikan dalam mendesain MPS adalah

pemilihan item-item MPS. Pemilihan item-item yang dijadwalkan melalui

MPS juga perlu mendapat perhatian khusus. Pemilihan item-item ini penting,

karena tidak hanya mempengaruhi bagaimana MPS beroperasi, tetapi juga

STIKOM

(23)

mempengaruhi bagaimana sistem perencanaan dan pengendalian

manufakturing secara keseluruhan beroperasi. Terdapat beberapa kriteria

dasar yang mengatur pemilihan item-item dalam MPS, yaitu:

a. Item-item yang dijadwalkan seharusnya merupakan produk akhir, kecuali

ada pertimbangan yang jelas menguntungkan untuk menjadwalkan

item-item yang lebih kecil daripada produk akhir seperti: super family, super

modular, atau super planning bills lainnya. Penjadwalan produk-produk

akhir dalam MPS menyebabkan itu menjadi sama seperti : final assembly

schedule (FAS).

b. Jumlah item-item MPS seharusnya sedikit, karena manajemen tidak dapat

membuat keputusan yang efektif terhadapa MPS apabila jumlah item MPS

terlalu banyak.

c. Seharusnya memungkinkan untuk meramalkan permintaan dari item-item

MPS (kecuali item itu adalah make to order). Item-item yang dijadwalkan

harus berkaitan erat dengan item-item yang dijual.

d. Item-item yang dipilih harus dimasukkan dalam perhitungan kapasitas

produksi yang dibutuhkan.

e. Item-item MPS harus memudahkan dalam penerjemahan pesanan-pesanan

pelanggan ke dalam pembuatan produk yang akan dikirim.

Berikut ini akan dikemukakan penjelasan singkat berkaitan dengan

informasi yang ada dalam MPS.

1. On Hand

Adalah posisi inventori awal yang secara fisik tersedia dalam stok, yang

merupakan kuantitas dari item yang ada dalam stok.

STIKOM

(24)

2. Time Periods for Display

Adalah banyaknya periode waktu yang ditampilkan dalam format MPS.

Dalam gambar 2 ditampilkan periode waktu 6 minggu (dengan asumsi

PTF = 4 minggu). Banyaknya periode waktu dalam perencanaan MPS

ini sering disebut sebagai horizon perencanaan MPS.

3. Actual Orders

Merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti (certain).

4. Projected Available Balances ( PAB )

Merupakan proyeksi on-hand inventory dari waktu ke waktu selama

horizon perencanaan MPS, yang menunjukkan status inventori yang

diproyeksikan pada akhir dari setiap periode waktu dalam horizon

perencanaan MPS. Dalam buku-buku teks yang lain, PAB juga disebut

sebagai Projected On Hand Balance. Berdasarkan informasi PAB,

berbagai kebijaksanaan dan tindakan korektif dapat diambil untuk

perbaikan terus-menerus dari proses manufakturing. PAB dinyatakan

melewati PTF hanya sebagai informasi saja, sementara MPS dan ATP

tidak direncanakan melewati PTF (planning time fences).

5. Available To Promise ( ATP )

Merupakan informasi yang sangat berguna bagi departemen pemasaran

untuk mampu memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan

pelanggan tentang: “Kapan pesanan selesai?”. Nilai ATP memberikan

informasi tentang berapa banyak item atau produk tertentu yang

dijadwalkan pada periode waktu itu tersedia untuk pesanan pelanggan,

sehingga berdasarkan informasi ini bagian pemasaran dapat membuat

STIKOM

(25)

MPS ( Jadwal Induk Produski )

janji yang tepat kepada pelanggan. ATP dapat juga dihitung secara

kumulatif untuk memberikan informasi tentang cumulative ATP pada

periode waktu tertentu.

Time Periods (weeks)

1 2 3 4 5 6

OHI Actual Order Avaible TO Promise Comulative ATP

Gambar 2.1 Bentuk Umum dari Master Production Schedule

2.5Penjadwalan proses

Penjadwalan proses merupakan kumpulan kebijaksanaan dan

mekanisme disistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan

sistem komputer Penjadwalan bertugas untuk memutuskan proses yang harus

berjalan dan juga menentukan kapan dan berapa lama proses itu berjalan (Arum,

2010). Adapun kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam proses penjadwalan:

1. Adil (fairness).

Proses yang diperlukan sama dan tidak ada suatu proses yang tidak kebagian

layanan untuk diproses.

2. Efisiensi (efisiensi).

Efisiensi atau utilitas pemrosesan dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu

sibuk.

STIKOM

(26)

3. Waktu tanggap (response time).

Waktu tanggap berbeda untuk:

a. Sistem interaktif, Didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat

karakter terakhir dari perintah dimasukkan atau transaksi sampai pertama

muncul dilayar. Waktu tanggan ini disebut terminal response time.

b. Sistem waktu nyata, Didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian

(internal atau eksternal) sampai instruktur pertama rutin layanan yang

dimaksud dieksekusi, disebut even response time.

4. Turn arround time.

Adalah waktu yang menghabiskan dari saat program atau job mulai masuk ke

sistem sampai proses diselesaikan sistem, diekspresikan sebagai penjumlah

waktu eksekusi (waktu pelayanan job) dan waktu menunggu, yaitu: Turn

Arround Time = waktu eksekusi + waktu menunggu.

5. Throughput.

Adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara

untuk mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job pemakai yang

dapat dieksekusi dalam satu unit / interval waktu.

2.5.1 Algoritma Penjadwalan

Menurut Kusumadewi (2000:69) jenis–jenis algoritma berdasarkan

penjadwalan terbagi atas:

a. Non Preemptive

Suatu algoritma penjadwalan dimana proses yang sedang running tidak bisa

dihentikan sementara, jadi harus running terus sampai selesai. Yang termasuk

algoritma non preemptive sceduling adalah:

STIKOM

(27)

1. FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve)

2. SJF (Shortest Job First)

3. HRN (Hight Ratio Next)

4. MFQ (Multiple Feedback Queues)

b. Preemptive

Algoritma penjadwalan memungkinkan beberapa proses yang sedang running,

bisa dihentikan sementara. Algoritma ini bertujuan agar sistem lebih responsif

dan dapat mengerjakan proses yang lain secara bergantian. Yang termasuk

algoritma preemptive scheduling menggunakan konsep:

1. RR (Round Robin)

2. SRF (Short Remaining First)

3. PS (Priority Scheduling)

4. GS (Guaranteed Scheduling)

Klasifikasi selain berdasarkan dapat atau tidaknya suatu proses diambil secara

paksa adalah klasifikasi adanya prioritas pada proses, yaitu:

1. Algoritma penjadwalan tanpa prioritas.

2. Algoritma penjadwalan berprioritas, terdiri dari :

a. Berprioritas statik

b. Berprioritas dinamis

2.5.2 Dynamic Priority

Menurut Kusumadewi (2000:73) dynamic priority Scheduling merupakan

suatu penjadwalan dimana prioritas selalu berubah–ubah secara dinamis sesuai

kondisi yang mana tiap-tiap proses dilengkapi dengan prioritas, pesanan

STIKOM

(28)

dialokasikan untuk proses yang memiliki prioritas lebih tinggi. Sebagai contoh

ada 3 proses iklan P1, P2, dan P3 dengan lama proses :

Tabel 2.1 Contoh Penjadwalan Dynamic Priority Scheduling

Proses Waktu/ jam Prioritas

P1 6 2

P2 4 1

P3 3 4

Maka didapat waktu proses seperti Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Waktu Proses Penjadwalan Dynamic Priority Scheduling

Dari tabel di atas diketahui bahwa tugas P2 memiliki prioritas lebih tinggi dari

pada P1, maka P2 akan dierjakan terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan P1 dan

P3.

2.5.3 Shortest job first scheduling

Menurut Kusumadewi (2000) Algoritma Shortest Job First Scheduling

sangat optimal karena memberikan rata–rata waktu tunggu lebih kecil

dibandingkan algoritma penjadwalan yang lain dengan cara memindahkan job–job

pendek di depan job-job yang panjang, sehingga akan mengurangi waktu tunggu.

Untuk memperjelasnya dapat dilihat di contoh berikut.

Misalkan ada 4 job yaitu A, B, C, D masing – masing waktu kedatangan

sama yaitu pada t = 0, dan lama proses job berturut – turut : 8, 4, 4, 4.

Waktu Proses

4 P2

6 P1

3 P3

STIKOM

(29)

Tabel 2.3. Contoh penjadwalan shortest job first

PROSES WAKTU

A 8

B 4

C 4

D 4

Jika urutan pengerjaannya :

a. Job A, B, C, D

b. Job B, C, D, A

Maka proses pengerjaanya adalah sebagai berikut :

(a) ...(b)

Time : 0 8 12 16 20 0 4 8 12 20

a. Dengan pengerjaan job berdasarkan urutan (a) maka berturut – turut waktu

yang dibutuhkan untuk proses A, B, C, D adalah 8, 12, 16, 20 sehingga dapat

dihitung waktu rata – rata = ( 8 + 12 + 16 + 20 ) / 4 = 14

b. Bila job yang dikerjakan berdasarkan (b), yaitu dengan shortest job first, maka

waktu yang dibutuhkan untuk proses B, C, D, A adalah 4, 8, 12, 20 atau rata –

rata =( 4 + 8 + 12 + 20 ) / 4 = 11

berdasarkan contoh di atas, bahwa algoritma shortest job first scheduling

lebih optimal.

2.6 SQL Server 2005

SQL Server 2005 merupakan aplikasi database produk microsoft yang

memiliki fitur-fitur baru sehingga membuatnya menjadi platform database yang 4

B 4 C

4 D

8 A 8

A

4 B

4 C

4 D

STIKOM

(30)

sempurna, khususnya dalam mengelola data yang berskala besar (Yuswanto,

2008).

SQL Server 2005 perangkat lunak Relational Database Management

System (RDBMS) yang handal. Didesain untuk mendukung proses transaksi yang

besar seperti online order entry, inventory, akuntansi atau manufaktur. SQL

Server 2005 dapat dijalankan pada Windows 2000 Pro SP2, Windows 2000

Server SP4, Windows XP Professional SP2 atau Windows 2003 Server SP1. SQL

Server 2005 membutuhkan Windows installer 3.1 yang dapat diperoleh pada saat

instalasi Visual Studio 2005. SQL Server 2005 memiliki fasilitas tambahan yang

menyebabkannya memiliki kemampuan penuh dalam e-Commerce, antara lain

reporting dan analysis services.

SQL didefinisikan sebagai bahasa pemrograman untuk memproses basis

data, yang dapat dipergunakan untuk mendefinisikan basis data, memannipulasi

data yang ada di dalam basis data dan untuk melakukan administrasi penggunaan

basis data.

SQL pertama kali didefinisikan oleh E.F.Codd dan IBM San Jose

Laboratory pada tahun 1970 dengan nama Structured English Query Language

(SEQUEL). Pada perkembangannya SEQUEL diubah namanya menjadi SQL dan

oleh American National Standard Institute (ANSI) didefinisikan sebagai SQL-92

dan distandarisasi oleh Internasional Standard Organization (ISO) sebagai ISO

sebagai ISO/IEC 9057:1992, “Database Languange SQL”.

SQL termasuk keluarga Fourth Generation Language (4GL) dimana

perintah-perintah SQL merupakan deskripsi dari hasil yang diinginkan. Dalam

ANSI-SQL, perintah-perintah SQL dibagi menjadi 6 kategori,yaitu:

STIKOM

(31)

1. Data Query Language

Data-Query Language dipergunakan untuk mengambil data yang diperlukan

dari basis data.

2. Data Manipulation Language

Digunakan untuk melakukan manipulasi data di dalam tabel.

Perintah-perintah Data-Manipulation Language ini adalah Insert untuk mengisi data

baru, Update untuk mengubah data lama dengan data baru, Delete untuk

menghapus data yang ingin dihapus.

3. Transaction Processing Language

Digunakan untuk menentukan apakah data telah diperbaharui dengan

mempergunakan Data-Manipulation Language dan akan disimpan secara

permanen didatabase atau tidak. Perintah-perintah SQL yang termasuk di

dalam kelompok ini adalah Begin Transaction, Commit dan Rollback.

4. Data Control Language

Digunakan untuk menentukan hak akses individu atau grup dalam

mempergunakan database. Perintah-perintah SQL yang termasuk dalam

kelompok ini adalah Grant dan Revoke.

5. Data Definition Language

Digunakan untuk membuat tabel baru dalam database (Create table),

menambah file indeks (Create Index), hubungan antar table (Primary Key,

Foreign key, Preference) serta menghapus tabel dan indeks (Drop Table,

Drop Index).

STIKOM

(32)

6. Cursor Control Language

Digunakan untuk memproses record dari tiap-tiap table. Perintah-perintahnya

adalah Ferch Into, Update Where Current.

2.7 Analisa dan Perancangan Sistem

Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi

dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan,

sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang

utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan

mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi

terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah

tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam

membangun aplikasi.

Menurut Kendall dan Kendall (2003) Analisa dan Perancangan Sistem

dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan

peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan

sistem informasi terkomputerisasi.

Berikut ini adalah proses dalam analisis dan perancangan sistem yang

terbagi menjadi dua, yaitu:

2.7.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem

dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity

merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat

STIKOM

(33)

abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribute yang

merupakan ciri entity tersebut. Relasi adalah hubungan antar entity yang

berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity.

Menurut Marlinda (2004), Atribute adalah kolom sebuah relasi.

Macam-macam atribute yaitu:

a. Simple Attribute

Attribute ini merupakan attribute yang unik dan tidak dimiliki oleh attribute

lainnya, misalnya entity mahasiswa yang attribute-nya NIM.

b. Composite Attribute

Composite attribute adalah attribute yang memiliki dua nilai harga, misalnya

nama besar (nama keluarga) dan nama kecil (nama asli).

c. Single Value Attribute

Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity mahasiswa

dengan attribute-nya Umur (tanggal lahir).

d. Multi Value Attribute

Multi value attribute adalah atribute yang banyak memiliki nilai harga,

misalnya entity mahasiswa dengan atribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA).

e. Null Vallue Attribute

Null value attribute adalah attribute yang tidak memiliki nilai harga, misalnya

entity tukang becak dengan attribute-nya pendidikan (tanpa memiliki ijazah).

ERD ini diperlukan agar dapat menggambarkan hubungan antar entity

dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar

entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perancang database.

Untuk itu ERD dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:

STIKOM

(34)

1. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

hubungan antar tabel secara konseptual.

2. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

hubungan antar tabel secara fisikal.

2.7.2 Data Flow Diagram (DFD)

Pada tahap ini, penggunaan notasi dapat membantu komunikasi dengan

pemakai/user sistem untuk memahami sistem tersebut secara logika. Diagram

yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem ini

dikenal dengan nama Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DFD berfungsi

untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat

yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan untuk melakukan

dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih

kecil dan yang lebih sederhana.

DFD fokus pada aliran data dari dan ke dalam sistem serta memproses

data tersebut (Kendall dan Kendall, 2003). Simbol-simbol dasar dalam DFD

antara lain:

a. External Entity

Suatu External Entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen,

atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan

informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat. Gambar 2.2 merupakan

simbol entitas dalam DFD dalam model Gane dan Sarson.

STIKOM

(35)
[image:35.595.44.560.149.695.2]

Gambar 2.2 Simbol External Entity

b. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Data Flow

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau

entitas dengan proses. Gambar 2.3 merupakan simbol Data Flow.

Gambar 2.3 Simbol Data Flow

c. Process

Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan.

Gambar 2.4 merupakan simbul process.

Gambar 2.4 Simbol Process

d. Data Store

Data Store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data. Gambar 2.5 merupakan simbol file penyimpanan/data

store.

Gambar 2.5 Simbol Data Store

STIKOM

(36)

2.8 Konsep Dasar Basis Data

Kumpulan data yang saling berhubungan (relasi). Relasi biasanya

ditunjukan dengan kunci dari tiap file yang ada. Dalam satu file terdapat

record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan

entitas yang seragam. Satu record terdiri dari field yang saling berhubungan

menunjukan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan

direkam dalam satu record.

2.9 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004), sistem basis data adalah suatu sistem

menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk

menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah

organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang

diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu

Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data

(Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data

(DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat

opsional).

Tabel 2.4 Keuntungan dan Kerugian Sistem Basis Data

Keuntungan Sistem Basis Data Kerugian Sistem Basis Data

Mengurangi Kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas

data yang berbeda-beda sehingga

update dilakukan berulang-ulang

Diperlukan tempat penyimpanan yang besar

STIKOM

(37)

Keuntungan Sistem Basis Data Kerugian Sistem Basis Data

Mencegah ketidakkonsistenan Diperlukan tenaga yang terampil dalam

mengolah data

Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang

Perangkat lunaknya mahal

2.10Database

Menurut Yuswanto (2008), database merupakan sekumpulan data yang

berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara

database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah

database hanya merupakan sebuah file.

Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data

operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola

dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu

menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang

diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah

pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan

pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai),

masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data

independence (kebebasan data).

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)

merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya.

Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri

STIKOM

(38)

sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data,

menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

Berikut ini merupakan Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS ,

yakni:

1. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang

diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi

perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang

disebut data dictionary/directory.

2. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data

sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian

DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

Fungsi-fungsi dari DBMS terdiri dari 3 yaitu Data Definition, Data

Manipulation, Data Security dan Integrity. Berikut adalah penjelasan dari ketiga

fungsi tersebut

1. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data.

2. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk

mengakses data.

3. Data Security dan Integrity

STIKOM

(39)

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh

DBA.

4. Data Recovery dan Concurrency

a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data

yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan

sebagainya.

b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila

satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada

saat yang bersamaan.

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary. adalah katalog fakta tentang data

dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan DD

analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir disistem dengan

lengkap. Pada tahap analisis sistem, DD digunakan sebagai alat komunikasi

antara analis sitem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir ke

sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang

dibutuhkan oleh pemakai sistem.

STIKOM

(40)

27

3.1Analisis Sistem

Analisis sistem informasi proses penjadwalan produksi yang dilakukan

oleh penulis menghasilkan beberapa output berupa kelemahan sistem dan

kebutuhan informasi pemakai/manajemen. Kelemahan dari sistem penjualan

yang lama adalah proses penjadwalan hanya terpaku pada FIFO (first in first out)

tanpa melihat jenis pesanan yang masuk, sehingga terkadang apabila ada jenis

pesanan yang sama tidak dapat diketahui. Informasi stok barang yang diterima

oleh bagian gudang masih sering mengalami kekeliruan karena pencatatannya

masih belum terintegrasi dengan penjadwalannya. Selain itu belum ada proses

pengecekan jumlah pesanan yang masuk apakah memenuhi kapasitas produksi

untuk setiap kali proses. Sehingga setiap pesanan yang masuk akan langsung

dijadwalkan, hal ini menyebabkan pihak perusahaan tidak dapat melakukan

penjadwalan secara optimal.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Perusahan CV. Djibril Jaya merupakan perusahaan sandal yang bekerja

berdasarkan pesanan, pesanan yang datang akan diterima oleh bagian pemasaran,

yang selanjutnya diteruskan ke bagian produksi untuk dijadwalkan dan dilakukan

produksi. Bagian produksi seringkali mengalami keterlambatan dalam

menyelesaikan proses produksi, banyaknya pesanan yang masuk tidak diimbangi

dengan informasi penjadwalan yang baik.

STIKOM

(41)

Dalam perusahaan pesanan yang diterima langsung dijadwalkan tanpa

adanya pengelolaan data terlebih dahulu seperti jenis barang, jumlah stok dan

tanggal mesin siap digunakan. Jadi bila terdapat order dengan tipe produk yang

sama yang seharusnya dapat dikerjakan bersamaan sering kali terabaikan dan

hanya berfokus pada setiap order yang datang terlebih dahulu. Padahal pesanan

dapat digabungkan sesuai tipe barang yang sama. Selain itu, perusahaan

menghadapi pesanan dengan status prioritas, yaitu pesanan yang harus

diselesaikan terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Bag,Pemasaran

Bag,Produksi Laporan

Owner

Manager Costomer1

Costomer2

Costomer3

Order1

Order2

Order3

Data Order

Laporan

Laporan Laporan

Laporan

Perkiraan selesai Perkiraan selesai1

Perkiraan selesai2

Perkiraan selesai3

Gambar 3.1 Layout Proses Penjadwalan Lama

Di dalam penelitian ini dapat diidentifikasi bahwa permasalahan yang

sedang dihadapi oleh CV. Djibril Jaya untuk divisi produksi adalah masalah

penjadwalan produksi, belum adanya sistem penjadwalan yang diterapkan dalam

perusahaan. Selain itu masalah lain yang timbul adalah bagaimana perusahaan

dapat menghitung waktu yang diperlukan dalam setiap order yang masuk, serta

berapa lama proses antrian hingga order tersebut dapat dikerjakan. Padahal dalam

pembuatannya masih dihitung oleh manusia yang tingkat human error nya tinggi.

Oleh sebab itu dilakukan observasi dan studi pustakan untuk mengidentifikasinya.

STIKOM

(42)

A. Melakukan Observasi

Observasi dilakukan pada CV. Djibril Jaya untuk mencari data yang

diperlukan untuk melakukan analisis dengan melakukan wawancara dan meminta

data mengenai proses penjadwalan produksi di perusahaan. Selain itu juga

mempelajari mesin yang berjalan di perusahaan dengan mengamati kegiatan

proses produksi.

Kegiatan produksi yang berjalan di Djibril Jaya akan terjadi jika ada

pesanan yang masuk dan akan dikerjakan jika proses mesin sudah siap, namun

pesanan yang masuk akan langsung dijadwalkan untuk menunggu giliran

diproduksi.

Di dalam penerapannya CV. Djibril Jaya menitik beratkan penjadwalan

FIFO (First In First Out) dalam penentuan penjadwalan pesanannya, dimana

setiap order yang datang akan langsung masuk di dalam antrian untuk menunggu

giliran dikerjakan berikutnya. Bila gilirannya tiba maka pesanan tersebut siap

akan dikerjakan, jadi jika pesanan tersebut merupakan prioritas utama perusahan

akan mengerjakan terlebih dahulu. Pihak perusahaan sering mengabaikan pesanan

dengan tipe yang sama padahal jika perusahaan dapat menyaring itu maka dapat

dioptimalkan jadwal yang ada dengan menggabungkan tipe barang yang sama.

Sirkulasi stok di gudang pun seringkali tidak diperhatikan karena belum ada

sistem pencatatan yang terintegrasi. Dalam sehari-hari perusahaan ini beroperasi

selama 10 jam (2 shift) selama hari Senin hingga hari Sabtu dengan perincian jam

sebagai berikut: Hari senin sampai dengan sabtu pada jam 09.00 pagi sampai

15.00 sore untuk shift 1 dan jam 15.00 sore sampai 21.00 malam untuk shift2.

Dimana istirahat setiap pukul 13.00 dan 18.00.

STIKOM

(43)

B. Melakukan Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan landasan teori mengenai

sistem informasi dan berbagai macam kegiatan produksi untuk mendapatkan

acuan mengenai pembuatan sistem informasi penjadwalan yang benar. Untuk

menentukan metode analisis yang benar, penulis menggunakan buku-buku

perencanaan produksi.

Tujuan utama kegiatan penjadwalan produksi adalah menjadwalkan

produksi agar tercipta penjadwalan yang tepat untuk pesanan yang masuk. Untuk

mencapai tujuan tersebut pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan

penting, yaitu:

1. Kapan proses produksi harus di lakukan?

2. Lama Proses Produksi yang dibutuhkan ?

3. Mesin mana saja akan dilakukan proses produksi?

4. Barang mana saja yang harus dikerjakan saat itu?

Sebagai tambahan, pihak manajemen harus mengawasi dan mengevaluasi

proses siklus produksi. Hal ini membutuhkan akses yang mudah ke data terinci

mengenai berapa lama waktu yang digunakan dalam proses produksi. Kemudian,

agar dapat berguna dan relevan untuk pengambilan keputusan, data tersebut

harus akurat dan tepat waktu.

3.1.2 Analisis Kebutuhan

Dalam analisi kebutuhan ini dikumpulkan beberapa informasi yang

dibutuhkan oleh pihak manajemen. Kebutuhan informasi pemakai/manajemen

sebagai berikut:

STIKOM

(44)

1. Informasi untuk mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan

seperti informasi jenis barang yang dipesan, jumlah barang yang dipesan,

prioritas serta jadwal induk.

2. Informasi Lama Proses produksi untuk pesanan yang masuk.

3. Informasi Jadwal produksi.

Dari analysis kebutuhan tersebut maka dibuatlah blok diagram untuk

mengetahui masukan yang dibutuhkan. Data yang diharapkan dapat memberi

masukan ke dalam sistem antara lain: data pesanan, data pelanggan, data barang,

data tipe barang, data jumlah pesanan, data stok barang, data prioritas, data urutan

pesanan, data mesin, data jadwal produksi barang, data pegawai, data shift

pegawai, data mesin dan data jadwal produksi barang.

Selanjutnya dari data tersebut akan dilakukan proses sebagai berikut:

Proses pengurutan pesanan dengan metode shortest job first dalam proses ini

dilakukan pengecekan pesanan tersebut sudah memenuhi kapasitas atau belum.

Jika sudah memenuhi kapasitas akan diurutkan, namun jika belum memenuhi

kapasitas akan ditunggu hingga pesanan tersebut memenuhi kapasitas. Proses

pembuatan jadwal produksi barang yang memberikan informasi kapan barang

tersebut akan dikerjakan, pada mesin mana saja pesanan dikerjakan dan pada jam

berapa saja pesanan itu dikerjakan. Proses pembuatan jadwal kerja karyawan

yang berisi pada mesin mana karyawan tersebut bekerja dan pada jam berapa

karyawan tersebut bekerja. Laporan yang dihasilkan dari proses penjadwalan

produksi setsebut adalah sebagai berikut: Laporan urutan pesanan, laporan jadwal

induk produksi, laporan jadwal produksi barang dan laporan informasi tanggal

STIKOM

(45)

selesai pesanan, laporan jadwal karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 3.2.

· Data Pesanan,

· Data Pelanggan,

· Data Barang,

· Data Tipe Barang

· Data Jumlah Pesanan,

· Data Inventory,

· Data Prioritas.

Proses Pembuatan jadwal Produksi Barang

Proses Pembuatan Jadwal Karyawan

· Laporan Jadwal Produksi Barang,

· Laporan Tanggal Selesai Pesanan.

Laporan Jadwal Karyawan Proses Pengurutan

Pesanan ( metode shortest job first )

· Laporan Urutan Pesanan,

· Laporan Jadwal Induk Produksi.

· Data Jadwal Produksi Barang.

· Data Pegawai.

· Data Shift,

· Data Mesin.

· Data Urutan Pesanan,

· Data Mesin.

BLOK MASUKAN BLOK PROSES BLOK KELUARAN

Gambar 3.2 Blok Diagram Penjadwalan Produksi

Berdasarkan Gambar 3.2 blok diagram tersebut, maka dapat dijelaskan input,

proses dan output, untuk jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut:

a. Input

1. Data Pesanan

Berisi data-data pesanan yang masuk pada perusahaan pada periode

tersebut dan siap untuk dilakukan proses pengurutan pesanan sebelum

dilakukan penjadwalan. Data pesanan antara lain berisi, nama pelanggan,

nama barang, jumlah, status prioritas, tanggal masuk.

STIKOM

(46)

2. Data Pelanggan

Berisi tentang data pelanggan antara lain, nama, asal perusahaan, alamat

dan status pelanggan apakah pelanggan prioritas atau bukan.

3. Data Barang

Data barang berisi tentang nama barang serta inventory yang dimiliki

barang tersebut

4. Data Tipe Barang

Merupakan penjelasan tentang tipe barang yang ada dalam perusahaan

yang nantinya sebagai informasi tipe tersebut dapat dikerjakan pada mesin

mana saja

5. Data Jumlah Pesanan

Berisi jumlah pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan.

6. Data Inventory

Berisi tentang stok yang dimiliki perusahaan tersebut untuk tiap

barangnya, bisa juga didapat dari hasil sisa penjadwalan yang sudah

terjadi.

7. Data Prioritas

Merupakan status yang dimiliki pelanggan yang berfungi jika pelanggan

tersebut prioritas maka bisa mendapatkan pelayanan khusus berupa

pengerjaan pesananya diawal, dengan catatan sudah memenuhi kriteria

minimum produksi perusahaan.

8. Data urutan pesanan

Merupakan informasi yang didapat dari proses pengurutan pesanan yang

berfungsi untuk inputan proses penjadwalan produksi. Berisi data-data

STIKOM

(47)

yang sudah diurutkan, mulai dari pesanan status prioritas, pengolahan

barang dengan tipe yang sama dan pengurutan dari barang dengan jumlah

terkecil ke terbesar.

9. Data mesin

Merupakan penjelasan banyaknya mesin yang dimiliki oleh pihak

perusahaan serta informasi kapasitas yang dapat dikerjakan dan lama

durasi pengerjaan untuk setiap kapasitas tersebut.

10.Data jadwal produksi barang

Berisi data hasil pengolahan dari proses penjadwalan produksi barang,

yang berisi informasi barang yang diproduksi, jumlah, diproduksi pada

mesin mana saja, tanggal proses dan tanggal selesai.

11.Data pegawai

Berisi penjelasan nama pegawai dan posisi mesin yang dipegang, berisi

tentang informasi jabatan juga di dalamnya.

12.Data shift

Berisi penjelasan siapa yang bekerja pada hari itu dan jam itu untuk

menentukan pembuatan jadwal karyawan.

b. Proses

1. Proses Pengurutan Pesanan (Metode Shortest Job First)

Proses ini bertujuan untuk mengurutkan pesanan yang masuk pada

perusahaan dengan melihat status pelanggan yang ada apakah pelanggan

tersebut prioritas atau bukan jika prioritas maka akan diurutkan di awal,

selanjutnya akan dicek apakah ada barang dengan tipe barang yang sama

STIKOM

(48)

jika sama akan digabugkan dan selanjutnya akan diurutkan pesanan

terkecil ke terbesar (shortest job first scheduling).

2. Proses Pembuatan Jadwal Produksi

Proses pembuatan jadwal produksi membutuhkan inputan urutan pesanan,

dan data mesin

Sehingga dari pesanan yang masuk akan dikerjakan pada mesin yang

bekerja, sebelumnya akan dilakukan pengecekan kapan mesin siap untuk

digunakan sehingga menghasilkan jadwal produksi mesin dan informasi

tanggal selesai proses pengerjaan pesanan.

3. Proses Pembuatan Jadwal Karyawan

Proses penbuatan jadwal karyawan membutuhkan inputan data jadwal

produksi barang, data karyawan, data mesin dan data shift, data mesin

jadwal produksi berfungsi melihat hasil barang mana yang harus diproses

dan pada mesin mana saja yang harus bekerja sehingga akan dicek dari

data mesin pegawai mana yang bisa mengoperasikan mesin tersebut dan

dicek pada hari dan jam tersebut siapa pegawai yang bekerja di dapat dari

data shift pegawai. Dan didapatkan hasil yaitu laporan jadwal karyawan

yang berisi informasi siapa yang bekerja pada jam tersebu dan dimesin

mana saja.

c. Output

1. Laporan Urutan Pesanan

Laporan Berikut berisi daftar urutan pesanan yang telah diurutkan

berdasarkan prioritas dan serta diolah untuk digabungkan barang yang

sama dan diurutkan dari pesanan terkecil ke terbesar.

STIKOM

(49)

2. Laporan Jadwal Induk Produksi

Berisi informasi perencanaan kuantitas dari item barang tertentu yang ada

di perusahaan yang akan dibuat atau diproduksi pada perusahaan, berisi

informasi banyak pesanan yang masuk, stok yang dimiliki yang

selanjutnya dibandingkan antara stok dan pesanan, jika lebih besar

pesanan maka tidak perlu diproduksi namun jika lebih besar pesanan maka

akan menghasilkan net requirement yaitu jumlah bersih pesanan yang

harus diproduksi sehingga selanjutnya didapatkan informasi banyak

pesanan yang harus diproduksi.

3. Laporan Jadwal Produksi Barang

Berisi laporan jadwal produksi barang yang memberikan informasi barang

apa yang akan diproses, pada mesin mana akan diproses dan informasi

tanggal mulai, jam mulai pengerjaan dan tanggal selesai pengerjaan.

4. Laporan Tanggal Selesai

Berisi pengolahan tanggal selesai pesanan, menampilkan nama barang

serta tanggal selesai pesanan, sebagai bahan informasi perusahaan yang

selanjutnya berfungsi untuk membuat janji dengan pelanggan kapan

barang akan selesai.

5. Laporan Jadwal Karyawan

Berisi informasi jadwal karyawan yang bekerja pada hari tersebut dan jam

tersebut sehingga memudahkan perusahaan dalam mengatur pegawai yang

dimilikinya.

STIKOM

(50)

3.2Perancangan Sistem

Dalam merancang sistem informasi penjadwalan produksi, dikumpulkan

beberapa informasi yang diperlukan, perancangan sistem yang dilakukan dengan

cara merancang sistem dan membuat database, pertama akan dibuat system flow

untuk mengetahui alur sistem yang terjadi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

penjelasan berikut.

3.2.1 System Flow

Pada perancangan sistem ini dibuatlah system flow untuk menunjukkan

alur yang terdapat pada perusahaan untuk mengetahui tahapan jalannya sistem.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut.

a. System Flow Maintenance Master Mesin

Pada system flow maintenance master mesin ini, merupakan proses pengecekan

data mesin yang ada pada perusahaan saat ini, pengecekan mesin dilakukan

untuk mengetahui mesin tersebut merupakan mesin baru atau mesin lama yang

akan diperbarui data mesinnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

3.3.

b. System Flow Maintenance Master Tipe

Pada system flow maintenance master tipe ini merupakan proses pengecekan

data tipe, yang saling terkait dengan tipe baru yan terdapat pada perusahaan,

jika memang terdapat data baru maka akan dimasukkan datanya. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4.

STIKOM

(51)

Bag. Produksi

Sistem

Selesai Mulai

Ada

T

Simpan Data Mesin Y

Mesin Cek Data Mesin

Data Mesin

update

T

Mengisi data mesin

Mengisi data mesin baru

[image:51.595.58.556.79.736.2]

Y

Gambar 3.3 System Flow Maintenance Master Mesin

STIKOM

(52)

Bag. Produksi

Sistem

Selesai Mulai

Ada

T

Simpan Data Tipe Y

Tipe Cek Data Tipe

Data Tipe

update

T

Mengisi data Tipe

Mengisi data Tipe baru

[image:52.595.65.551.83.693.2]

Y

Gambar 3.4 System Flow Maintenance Master Tipe

STIKOM

(53)

c. System Flow Maintenance Master Barang

Pada system flow maintenance master barang ini merupakan proses

pengecekan data-data barang, terkait dengan adanya barang baru untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Bag. Produksi Sistem

Selesai Mulai

Ada

T

Simpan Data Barang Y

Barang Cek Data Barang

Data Barang

update

T

Mengisi data Barang

Mengisi data barang baru

[image:53.595.55.547.184.712.2]

Y

Gambar 3.5 System Flow Maintenance Master Barang

STIKOM

(54)

d. System Flow Maintenance Master Pelanggan

Pada system flow maintenance master pelanggan ini merupakan proses

pengecekan data-data pelanggan, yang saling terkait dengan adanya

pelanggan baru untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Bag. Produksi Sistem

Selesai Mulai

Ada

T

Simpan Data Pelanggan Y

Pelanggan Cek Data

Pelanggan

Data Pelanggan

update

T

Mengisi data Pelanggan

Mengisi data Pelanggan baru

[image:54.595.56.545.185.711.2]

Y

Gambar 3.6 System Flow Maintenance Master Pelanggan

STIKOM

(55)

e. System Flow Maintenance Master Shift

Pada system flow maintenance master shift ini merupakan proses pengecekan

data-data shift, yang saling terkait dengan adanya shift baru untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.7.

B

Gambar

Tabel 2.3. Contoh penjadwalan shortest job first
Gambar 2.2  Simbol External Entity
Gambar 3.3 System Flow Maintenance Master Mesin
Gambar 3.4 System Flow Maintenance Master Tipe
+7

Referensi

Dokumen terkait

Form laporan penjadwalan permesin digunakan untuk menampilkan hasil dari penjadwalan yang sudah dilakukan oleh pengguna. Tampilan form laporan penjadwalan produksi

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu sistem informasi penjualan yang dapat menghasilkan laporan – laporan penjualan seperti laporan prosentase

Masalah yang terjadi pada saat ini yaitu, dalam menerima pesanan pelanggan dan menentukan waktu penyelesaian pesanan selalu memperkirakan berapa lama waktu

mesin adalah waktu yang digunakan oleh karyawan untuk memindahkan komponen ke mesin selanjutnya. Proses selanjutnya adalah menghitung lama proses. Lama proses

Masalah yang terjadi pada saat ini yaitu, dalam menerima pesanan pelanggan dan menentukan waktu penyelesaian pesanan selalu memperkirakan berapa lama waktu

Aplikasi penjadwalan yang menggunakan metode shortest job first mampu memberikan solusi pengerjaan order sehingga dapat mengoptimalkan proses produksi cetak dan

Dari hasil uji coba yang dilakukan, sistem penjadwalan mampu menghasilkan informasi yaitu hasil perhitungan metode, jadwal produksi harian, dan jadwal produksi

Metode peramalan jumlah barang yang di produksi menggunaan MTS didasarkan pada jumlah barang yang akan di produksi berdasarkan pada jumlah pesanan yang dapat