PULAU GILIYANG DI KABUPATEN SUMENEP MADURA
JAWA TIMUR DENGAN JUDUL PULAU OKSIGEN
TUGAS AKHIR
Program Studi
DIV Komputer Multimedia
Oleh:
Almaviva Sakina Rofiandi
12.51016.0040
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
xi
Halaman
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ...xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Manfaat ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Pulau Giliyang ... 6
2.2 Film... 9
2.3 Karakteristik Film ... 10
2.4 Fungsi dan Peran Film ... 11
2.5 Kekuatan Film ... 12
2.6 Film Dokumenter Ilmu Pengetahuan... 12
2.7 Dasar-dasar Produksi Film ... 13
2.8 Tahap Pembuatan Film ... 13
2.9 Sruktur Film... 14
2.10Voice Over... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16
3.1 Metodologi Penelitian... 16
3.2 Pengumpulan Data... 17
3.3 STP ... 26
xii
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA... 39
4.1 Produksi ... 40
4.2 Pasca Produksi ... 46
4.3 Publikasi Karya... 51
BAB V PENUTUP... 55
5.1 Simpulan ... 55
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 58
LAMPIRAN... 59
Lampiran Kolokium I... 66
Lampiran Kolokium II ... 67
xiii
Halaman
Gambar 2.1 Peta Lokasi Pulau Giliyang ... 7
Gambar 2.2 Pulau Giliyang...8
Gambar 2.3 Pulau Giliyang...8
Gambar 3.1 Lokasi Oksigen... 20
Gambar 3.2 Suasana di Lokasi Oksigen ... 21
Gambar 3.3 Lingkungan Desa Bancamara...21
Gambar 3.4 National Geographic Documentary... 23
Gambar 3.5 Watchdoc... 23
Gambar 3.6 Bagan Keyword... 28
Gambar 3.7 Skema Warna Tentram... 29
Gambar 3.8 Font Baskerville...30
Gambar 3.9 Bagan Perancangan Karya...31
Gambar 3.10 Management Lokasi...33
Gambar 3.11 Desain Poster...38
Gambar 3.12 Cover DVD...39
Gambar 3.13 Cakram DVD...39
Gambar 4.1 Setting Lokasi...40
Gambar 4.2 Behind The Scene 1...44
Gambar 4.3 Behind The Scene 2...44
Gambar 4.4 Hasil Offline Editing...46
xiv
Gambar 4.8 Poster...50
Gambar 4.9 Desain Stiker...51
Gambar 4.10 Desain Pin...51
Gambar 4.11 Desain Kartu Nama...51
Gambar 4.12 Desain Label CD...52
Gambar 4.13 Desain Cover CD...53
Gambar 4.14 Gambar Pameran 1...54
xv
Halaman
Tabel 3.1 Keyword wawancara ... 19
Tabel 3.2 Keyword Observasi... 22
Tabel 3.3 Keyword Literatur... 25
Tabel 3.4 STP... 27
Tabel 3.5 Analisa Data ... 28
Tabel 3.6 Anggaran Biaya ... 34
Tabel 3.7 Staff Non Artistik... 35
Tabel 3.8 Staff Artistik... 35
Tabel 4.1 Peralatan Kamera...42
1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film
dokumenter ilmu pengetahuan tentang pulau nomor dua di dunia yang kaya akan
oksigen. Produksi dokumenter ini dilatar belakangi oleh kekayaan alam
indonesiandi pulau Giliyang yang kaya akan oksigen belum di dokumentasikan
secara nyata/realisme. Untuk mewujudkan keindahan Pulau Giliyang secara
realisme maka dibuatlah sebuah fil yang dapat mempresentasikannya. Hal ini di
dukung pendapat menurut Javandalasta dalam bukunya Lima hari Mahir Bikin
Film (2014: 144) bahwa film dokumenter merupakan cara kreatif
merepresentasikan realitas melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai
tujuan. Ditambahkan oleh Sumarmo dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar
Apresiasi Film (1996: 169), bahwa selain mengandung fakta, dokumenter juga
mengandung subjektivitas si pembuatnya. Film dokumenter seringkali menyajikan
berbagai macam realita melalui berbagai cara yang dibuat untuk berbagai macam
tujuan, yang intinya film dokumenter berpijak pada realitas hal-hal yang senyata
mungkin.
Film dokumenter ini lebih dispesifikan ke dokumenter ilmu pengetahuan.
Dokumenter ilmu pengetahuan menurut Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya
Dokumenter dari ide sampai produksi (2007: 48) sebagaimana namanya dibuat
untuk keperluan lembaga pendidikan formal atau nonformal, misalnya untuk
metode sistem pengajaran yang menggunakan media audio-visual. Tipe
dokumennter ilmu pengetahuan ini dapat saja bersifat komersial dengan
disisipkan unsur hiburan agar lebih menarik yang biasanya terkemas untuk
program televisi dengan tujuan promosi. Dari penjelasan tersebut di atas maka di
pilihlah film dokumenter sebagai media untuk mempresentasikan secara nyata
tentang Pulau Giliyang yang kaya akan oksigen.
Pada zaman ini sudah banyak sekali kendaraan bermotor yang
mengeluarkan polusi dan banyak hutan yang di tebang sehingga bumi semakin
panas. Dengan dampak buruk global warming yang sudah tidak asing lagi di
dunia ini, maka pemanasan global yang dari hari ke hari semakin parah. Menurut
Asosiasi Energi Matahari New Mexico, Amerika Serikat menjelaskan bahwa
global warming merupakan peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di
permukaan bumi sebagai dampak dari efek rumah kaca. Dimana efek rumah kaca
ini merupakan kejadian terperangkapnya panas di bumi karena terhalangnya gas
emisi seperti karbondioksida di atmosfir, karena asap kendaraan bermotor, polusi
udara dari pabrik-pabrik atau industri dan kebakaran hutan.
Dengan dampak buruknya itu, solusi dalam upaya mengatasi global
warming itu dengan adanya Pulau Giliyang. Karena Pulau Giliyang sebagai
contoh ekosistem tumbuh-tumbuhan yang mengandung oksigen, dan pulau
Giliyang bisa dijadikan contoh untuk pulau-pulau lain agar megurangi kendaraan
bermotor, pohon-pohon tidak ditebang sembarangan dan melakukan penghijauan.
Pulau Giliyang berada di Jawa Timur tepatnya di pulau Madura, kabupaten
oksigen. Pulau Giliyang diklaim mempunyai kadar oksigen terbaik didunia data
ini dihasilkan dari hasil penelitian tim Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan
Iklim LAPAN akhir Juli 2006, sebesar 3,3% sampai 4,8% menurut LAPAN
adalah di atas normal. Sempat dikaji ulang pada 27 Desember 2011 lalu oleh BLH
(Badan Lingkungan Hidup) Sumenep yang hasilnya adalah sama, yaitu di atas
normal sebesar 3,3 sampai 4,8% di atas rata-rata wilayah lainnya. Menurut Balai
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya Jawa
timur, pada Mei 2013 hasilnya pun meningkat menjadi 20,9%. Serta pihak
Bappeda menunjukkan bahwa Pulau Giliyang satu-satunya pulau yang
mempunyai oksigen nomor 2 yang terbaik di dunia sehingga sangat tepat bila
kawasan itu dijadikan contoh pulau kesehatan.
Oleh karena itu dalam Tugas Akhir penulis memilih Pulau Giliyang sebagai
obyek pembuatan film dengan judul “PULAU OKSIGEN” karena Pulau Giliyang
sebagai gambaran, dari hasil penelitian Pulau Giliyang memiliki konsentrasi
oksigen sebesar 20,9% di atas dari wilayah-wilayah lain.
Agar sesuai dengan konsep pembuat film dokumenter, maka digali fakta
langsung dari daerah Pulau Giliyang, Sumenep. Dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi sebenarnya daerah tersebut. Pulau Giliyang menjadi pedoman untuk
semua pulau-pulau beserta negara-negara yang lain untuk mengikuti ekosistem
yang terdapat di pulau Giliyang. Segmentasi dari pembuatan film dokumenter ini
targetnya adalah remaja, karena menurut Haryanto, S.Pd dalam
masa depan, membuat strategi, wawasan berfikirnya semakin luas serta dapat
memecahkan masalah.
Mengenai hal ini harapan yang diinginkan dalam membuat film dokumenter
tentang Pulau Giliyang di Sumenep Madura adalah agar masyarakat mampu
mencontoh Pulau Giliyang yang terjaga ekosistemnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka ditemukan rumusan masalah dalam
Tugas Akhir yaitu bagaimana cara membuat film dokumenter ilmu pengetahuan
Pulau Giliyang di kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur dengan judul Pulau
Oksigen yang dapat difungsikan sebagai media belajar pada masyarakat untuk
mempertahankan udara bersih.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini agar tidak terjadi pembahasan yang
melebar maka perlu dibatasi permasalahannya. Adapun batasan masalah yang
dibahas di dalam pembuatan film dokumenter ini antara lain:
1. Film Dokumenter ini menceritakan tentang ekosistem Pulau Giliyang di
Sumenep Madura.
2. Dalam film dokumenter ini menggunakan teknik pengambilan bird eye
view dengan gabungan teks yang menjelaskan suatu tempat.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dalam Tugas Akhir ini antara lain:
1. Menghasilkan film dokumenter tentang Pulau Giliyang di kabupaten
Sumenep kota Madura.
2. Membuat film dokumenter yang menggunakan teknik bird eye view.
3. Membuat film dokumenter yang dapat menvisualisasikan tentang ekosistem
di Pulau Giliyang.
1.5 Manfaat Proyek
Adapun beberapa manfaat dalam Tugas Akhir ini diantara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Teknik pengambilan bird eye view yang digunakan dalam film
dokumenter ini untuk memperindah visualisasi kekayaan alam yang
disuguhkan oleh Pulau Giliyang dan sebagai salah satu trik
untuk membuat penonton tidak bosan ketika melihat film dokumenter.
b. Diharapkan mampu menjadi film yang bukan hanya memberikan
informasi tetapi juga mengedukasi, melalui pesan-pesan yang
disampaikan secara verbal maupun non verbal
2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil dari film dokumenter ini dapat dijadikan sebagai media
yang dijadikan sarana atau informasi yang mampu membuka pandangan
6 2.1 Pulau Giliyang
Pulau Giliyang terdiri dari dua kata gili (pulau) dan iyang (sesepuh). Konon
katanya pulau ini dihuni oleh masyarakat yang berasal dari Sumenep (Pulau
Madura) di masa Sultan Abdurrachman, dan keluarga dari Makasar yang bernama
Daeng Massale. Salah satu informan di Pulau Giliyang yang merupakan generasi
ke delapan dari keturunan Daeng Masalle ini menuturkan bahwa pada tahun 1818,
pulai ini pertama diketemukan oleh leluhurnya. Beliau pertama hijrah ke pulau ini
tiba di pantai Leguna yang saat ini dinamakan Desa Banraas. Selanjutnya keluarga
Daeng Masalle dari Makasar melalui Desa Bancamara kemudian menetap dan
sampai saat ini masih nampak bangunan yang sudah di pugar dan sisa pagar batu
tempo dulu. Awalnya Daeng Masalle akan hijrah ke suatu tempat yang arah
pulaunya utara-selatan, ternyata diketemukan Pulau Giliyang.
Pulau Giliyang merupakan salah satu dari 126 pulau yang berada di
Kabupaten Sumenep. Pulau ini memiliki daya tarik bagi para peneliti karena
ditengarai kandungan oksigen di pulau tersebut di atas normal yaitu dengan
konsentrasi oksigen sebesar 20,9% dengan LEL (Level Explosif Limit) 0,5%,
berdasarkan hasil pengukuran tim LAPAN tahun 2006.
Beberapa instansi telah melakukan penelitian di pulau tersebut antara lain,
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Kementrian Kesehatan provinsi Jawa Timur, Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kementrian Pariwwisata, dan LAPAN telah melakukan kajian kada oksigen di
pulau tersebut, namun penelitian ini masih perlu ditindak lanjuti terhadap faktor
penyenbab tingginya oksigen tersebut.
Pada tahun 2014, BAPPEDA Sumenep sama dengan Puslit Biologi LIPI,
melakukan kegiatan inventarisasi biota pulau Giliyang untuk mengetahui faktor
apa saja yang menyebabkan perbedaan tingginya kadar oksigen di pualu tersebut.
Seperti diketahui bahwa tumbuhan merupakan penyumbang oksigen utama untuk
bumi ini, meskipun kadarnya lebih rendah (20%) dibandingkan dengan plankton
yang mencapai 80% (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2014). Lokasi Pulau
Giliyang dapat di lihat pada gambar 2.1, gambar 2.2 dan gambar 2.3.
Gambar 2.1 Peta Lokasi Pulau Giliyang, Madura.
Gambar 2.2 Lokasi Pulau Giliyang, Madura.
Sumber : Olahan Peneliti
Gambar 2.3 Lokasi Pulau Giliyang, Madura.
2.2 Film
Menurut Effendy film adalah dalam bukunya Kamus Komunikasi (1929:
226), menjelaskan bahwa media yang bersifat visual dan audio visual untuk
menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1990:
242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar
negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan
dimainkan di bioskop). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup.
Dari definisi yang pertama, dapat di bayangkan film sebagai sebuah benda yang
sangat rapuh, ringkih, hanya sekeping Compact Disc (CD). Sedangkan film
diartikan sebagai lakon artinya adalah film tersebut merepresentasikan sebuah
cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur.
2.3 Karakterisitik
Film
Film memiliki karakteristik berbeda jika dibandingkan dengan media
pendidikan lain yang konvensional. Menurut Ardianto dalam bukunya yang
berjudul Komunikasi Massa Suatu Penghantar (2004: 34), dijelaskan bahwa
karakteristik film ada 4 macam:
1. Layar yang luas
Maksudnya adalah film memberikan keleluasaan pada penonton untuk
menikmati scene atau adegan-adegan yang disajikan melalui layar.
Maksudnya adalah visualisasi scene pada film dibuat sedekat mungkin
menyamai realitas peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Konsentrasi penuh
Maksudnya adalah aktivitas menonton film dengan sendirinya mengajak
penonton dalam konsentrasi yang penuh dalam film.
4. Identifikasi psikologis
Sebuah istilah yang diambil dari disiplin ilmu jiwa sosial yang maksudnya
adalah sebuah kondisi dimana penonton secara tidak sadar menyamakan atau
mengidentifikasikan pribadi kita dengan peran-peran, dan peristiwa yang
dialami tokoh yang ada di film. Artinya penonton mampu mencerna cerita
yang difilmkan serta memiliki kepekaan emosi.
2.4 Fungsi dan Peran
Film
Dijelaskan oleh MCQuil dalam bukunya yang berjudul Teori Komunikasi
Massa (1987: 91), film merupakan media komunikasi massa yang memiliki
beberapa fungsi dan peran dalam masyarakat, diantaranya:
1. Film sebagai sumber pengetahuan yang menyediakan informasi tentang
peristiwa dan kondisi masyarakat dari berbagai belahan dunia.
2. Film sebagai sarana sosialisasi dan pewarisan nilai, norma dan kebudayaan,
yang artinya selain sebagai hiburan secara tidak langsung film dapat
3. Film seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan
saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan symbol.
4. Melainkan juga dalam pengertian pengemasan tata cara, mode, gaya hidup
dan norma-norma.
2.5 Kekuatan Film
Pada perkembangannya film memiliki banyak kekuatan, disebutkan oleh
Javandalasta dalam bukunya yang berjudul Lima Hari Mahir Bikin Film (2014:
17), lima diantaranya adalah:
1. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat, sanggup
menghubungkan penonton dengan kisah-kisah personal.
2. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung.
3. Film dapat berkomunikasi dengan para penontonya tanpa batas menjangkau
luas kedalam perspektif pemikiran.
4. Film dapat memotivasi penonton untuk membuat perubahan. Film dapat
sebagai alat yang mampu menghubungkan penonton dengan pengalaman
yang terpampang melalui bahasa gambar.
2.6 Film Dokumenter Ilmu Pengetahuan
Dokumenter ilmu pengetahuan menurut Gerzon R. Ayawaila dalam
bukunya Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi (2007: 48) sebagaimana
namanya dibuat untuk keperluan lembaga pendidikan formal atau nonformal,
Tipe dokumennter ilmu pengetahuan ini dapat saja bersifat komersial dengan
disisipkan unsur hiburan agar lebih menarik yang biasanya terkemas untuk
program televisi dengan tujuan promosi. Dalam displin ilmu sosial seperti
anntropologi dan etnologi tipe ini memiliki spsifikasi tersendiri, disebut
antropologi visual dan film etnografi, yang dibuat untuk menginformasikan sistem
budaya suatu kelompok etnis masyarakat. Sistem pengajaran yang ditunjang
kemajuaan teknologi komputer, audio visual dan internet banyak memerlukan
bentuk dokumenter ini, termasuk untuk melaksanakan sistem pendidikan jarak
jauh yang umumnya dikemas dalam bentuk modul.
2.7 Dasar-Dasar Produksi Film
Dalam proses produksi sebuah film tentunya ada beberapa dasar-dasar yang
dijadikan acuan dalam pengerjaan film itu sendiri. Menurut Javandalasta dalam
bukunya Lima Hari Mahir Bikin Film, (2014: 118), Dasar-dasar tersebut meliputi:
1. Penulisan: Writing is one of the most important things you do in college.
Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di
sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting
dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah.
2. Penyutradaraan: Kemampuan seorang sutradara yang baik adalah hasil
pengalaman dan bakat yang tidak mungkin diuraikan.
3. Sinematografi: Orang yang bertanggung jawab semua aspek Visual dalam
pembuatan sebuah film. Sinematografer adalah juga kepala bagian
itulah Sinematogrefer sering juga disebut sebagai Director of Photography
atau disingkat menjadi DOP.
4. Tata Suara: Suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu
acara pertunjukan, pertemuan, rekaman dan lain lain. Tata suara memainkan
peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian
tak terpisahkan dari tata panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri.
Editing: Editing adalah proses menggerakan dan menata video shot/hasil
rekaman gambar menjadi suatu rekaman gambar yang baru dan enak untuk
dilihat. Secara umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca
produksi, seperti titling, colour correction, sound mixing, dsb.
2.8 Tahap Pembuatan Film
Menurut Javandalasta dalam bukunya Lima Hari Mahir Bikin Film (2014:
112), dalam pembuatan film ada tiga tahapan yang harus dilalui, yakni:
1. Tahap Pra Produksi
Proses persiapan hal-hal yang menyangkut semua hal sebelum proses
produksi sebuah film, seperti pembuatan jadwal shooting, penyusunan crew,
dan pembuatan naskah.
2. Tahap Produksi
Proses eksekusi semua hal yang sebelumnya telah dipersiapkan pada proses
pra produksi.
Proses finishing sebuah film sampai menjadi film yang utuh dan mampu
menyampaikan sebuah cerita atau pesan kepada penontonnya.
2.9 Struktur Film
Seperti yang lain, film jenis apapun baik panjang maupun pendek, film
dapat dipecah menjadi beberapa unsur, yakni:
1. Shot: Suatu rangkaian gambar hasil rekaman kamera tanpa interupsi
2. Adegan (Scene): Gambar berjalan yang direkam untuk menjelaskan jalan
cerita, tokoh dan perwatakannya. biasanya terdapat komponen-komponen
yang ada di scene seperti audio: background musik dan suara pemain, visual:
pemain dan pemandangan di sekitarnya
3. Sekuen (Sequence): Serangkaian atau shot–shot, yang merupakan suatau
kesatuan utuh.
4. Studi Kasus: Suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara
integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam
tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan
masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang
baik.
2.10 Voice Over
Voice Over adalah format suara yang tubuh beritanya dibacakan narator
menyertainya sesuai konteks naskah. atmosphere sound yang terekam dalam
Bab III ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam pembuatan
dan pengolahan data serta perancangan dalam pembuatan film dokumenter ini.
Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam film ini akan menjadi dasar
rancangan karya yang dibuat. Metode penilitian dalam proses pembuatan film
dokumenter ini dilakukan berdasarkan penilitian dengan tahapan-tahapan yang
digunakan diantaranya adalah planning atau perencanaan, analisa, desain,
implementasi.
3.1 Metodologi Penelitian
Bidang kajian multimedia, bisa dikatakan sebagai disiplin ilmu baru, jika
dibandingkan dengan ilmu-ilmu seni lainnya. Oleh karena itu metode yang
dilakukan dalam pembuatan Tugas Akhir ini, menggunakan metodologi kualitatif.
Seperti yang ditulis oleh Semiawan (2010: 80), dalam buku yang berjudul
“Metode Penelitian Kualitatif”, metodologi itu sendiri berarti sekumpulan
peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.
Pembahasan metodologi yang dibahas pada pembuatan film dokumenter ini
adalah menggunakan metode kualitatif karena membutuhkan pengujian secara
kualitas sehingga tahap pengumpulan data lebih detail terhadap karya Tugas
Akhir guna menghasilkan karya berkualitas yang lebih baik. Seperti yang ditulis
oleh Semiawan (2010: 62), dalam buku yang berjudul “Metode Penelitian
Kualitatif”, metode kualitatif datanya sangat mendasar karena berdasarkan fakta
dan realita sehingga kualitas pengumpulan lebih detail. Dalam metode tersebut
akan digali informasi tentang Pulau Giliyang yang ada di Pulau Madura
khususnya informasi tentang ekosistem di Pulau oksigen tersebut.
3.2 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah data berupa suatu pernyataan (statement)
tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110)
Jenis pengumpulan data ada macam-macam diantaranya wawancara, observasi,
dan literatur.
Merujuk dari penjelasan tersebut, maka pengumpulan data dalam penelitian
ini akan dilakukan dari beberapa cara, yaitu:
1. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono (2012: 233) menjelaskan tentang metode
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.Dalam kajian ini yang diwawancarai adalah Dinas Kehutanan
Sumenep untuk mendapatkan data tentang Pulau Giliyang di Sumenep
Madura. Wawancara tentang Pulau Giliyang dilakukan secara online
Murtada (Dinas Kehutanan Sumenep). Berikut merupakan hasil wawancara
pulau Giliyang
a. Pulau Giliyang
Pulau Giliyang berada di Jawa Timur tepatnya di pulau Madura, kabupaten
Sumenep kecamatan Dungkek. Pulau ini adalah sebuah pulau yang kaya
akan oksigen. Pulau Giliyang yang diklaim mempunya kadar oksigen
terbaik didunia, hal itu berdasarkan hasil penelitian tim Pusat Pemanfaatan
Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN akhir Juli 2006 lalu, sebesar 3,3%
sampai 4,8% yang menurut LAPAN adalah di atas normal. Dan sempat
dikaji ulang pada 27 Desember 2011 lalu oleh BLH (Badan Lingkungan
Hidup) Sumenep yang hasilnya adalah sama, yaitu diatas normal sebesar 3,3
sampai 4,8% di atas rata-rata wilayah lainnya. Menurut Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya Jawa Timur,
pada Mei 2013 hasilnya pun meningkat menjadi 20,9%. Serta pihak
Bappeda menunjukkan bahwa Pulau Giliyang satu-satunya pulau yang
mempunyai oksigen nomor 2 yang terbaik di dunia sehingga sangat tepat
bila kawasan itu dijadikan contoh pulau kesehatan.
b. Jenis-jenis pohon di pulau Giliyang secara garis besar adalah kayu rimba.
Untuk jenis yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah kayu jati. Tanah di
Kabupaten Sumenep umumnya adalah kompleks mediteran merah dan
Litosol. Sebagian besar berbahan induk bahan kapur sedangkan sisanya
berbahan induk batu pasir. Perawatan pada umumnya untuk pemeliharaan
logging serta dengan melakukan penghijauan lingkungan. Letak geografis
LS 114,16○BT 6,96○114,20○7,02○
wawancara kedua tentang kesehatan dilakukan secara langsung di Balai
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLP)
di Surabaya pada hari Senin tanggal 09 November 2015 pukul 09.00 oleh
Mariani Tuti Sudarti pegawai BBTKLP yang sudah melakukan penelitian di
pulau Giliyang. Kesehatan disana bisa dikatakan bagus karena para manula
disana masih bisa berdiri tegap. Karena disana tidak ada pencemaran udara
seperti pabrik dan kendaraan bermotor disana sangat jarang dan udara
disana terasa sangat sejuk. Umur para manula disana rata sudah 80 tahun ke
atas. Dari hasil wawancara didapatkan keyword seperti tabel 3.1
Tabel 3.1 Keyword Wawancara
No Keyword Wawancara
1. Sejuk
2. Kesehatan
Sumber : Olahan Peneliti
2. Observasi
Observasi menurut Riduwan (2004: 200) merupakan teknik pengumpulan
data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan. Dalam Tugas Akhir ini data observasi yang di dapat bersumber
dari pengamatan langsung di pulau Giliyang. Dari hasil observasi tersebut
saat peneliti survey ke pulau Giliyang, terdapat wisatawan terkena asma
selama 3tahun, sudah berobat kemana-mana tetapi tak kunjung sembuh.
Tetapi saat Ia datang ke pulau Giliyang, penyakit asma itu berangsur sembuh
karena Ia menghirup oksigen yang tidak terkena pencemaran. Oksigen di
pulau Giliyang belum sama sekali tercemar oleh polusi. Tumbuhan, air dan
tanah sangat mempengaruhi oksigen di pulau Giliyang. Suasana Pulau
Giliyang dapat dilihat seperti pada gambar 3.1 sampai gambar 3.3
Gambar 3.1 Suasana di Pulau Giliyang
Gambar 3.2 Suasana di lokasi oksigen
(Olahan Peneliti)
Gambar 3.3 Lingkungan desa Bancamara
(Olahan Peneliti)
Pada gambar 3.1 merupakan suasana di Pulau Giliyang. Gambar 3.2 merupakan
suasana lokasi oksigen tertinggi sedangkan gambar 3.3 lingkungan di desa
Bancamara. Lebih dari 100 tumbuhan yang tercatat di pulau Giliyang ini, sekitar
keperluan lainnya Hasil analisis gizi beberapa tumbuhan yang dikonsumsi oleh
para lansia yang berumur lebih dari 100 tahun, ternyata memiliki nili gizi yang
lebih tinggi kadarnya. Dari hasil analisis tanah dan tumbuhannya terhadap kadar
oksigennya, ternayata lahan di lokasi Bancamara memiliki oksigen tertinggi jika
di bandingkan dengan lokasi yang berada di desa Banraas. Dari sampel air, yang
berasal dari sumur dan gua yang berair memiliki peran dalam menyumbang kadar
oksigen tinggi di pulau tersebut.
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap pulau Giliyang dapat diperoleh
beberapa kata kunci seperti pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Keyword Observasi
No Keyword Observasi
1 Kesehatan
Sumber : Olahan Peneliti
2.1 Studi Eksisting
Studi eksisting merupakan acuan yang mempengaruhi secara dominan
dalam pembuatan sebuah karya. Beberapa karya yang menjadi referensi
dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah:
1. National Geographic Documentary
Konsep cerita, national geographic sangat detail untuk menjelaskan alur
cerita yang bagus dan menyentuh menjadi acuan untuk membuat film
dokumenter ilmu pengetahuan serta dari cerita satu ke lainnya dengan
cut to cut yang sangat pas. Gambar 3.4 adalah national geographic
Gambar 3.4 National Geographic Documentary
(Sumber: www.youtube/Unsolved Mysteries The Secret of Easter Island-National Geographic HD.com)
2. Watchdoc
Konsep pengambilan stock shoot yang beragam dalam shot pengambilan
gambarnya yang akan menjadi acuan dalam pembuatan konsep dan shot
pengambilan gambarnya. Gambar watchdoc dapat dilihat pada gambar
3.5.
Gambar 3.5 Watchdoc
(Sumber: www.youtube/watchdoc/kalabenoa.com)
3. Literatur
Buku yang digunakan antara lain adalah Oleh Mulyana dalam bukunya
“Belajar Sambil Mengajar” (2008: 57), Film Dokumenter mempunyai kekuatan
tersendiri sebagai bahan belajar bersama dan bisa menjadi media menarik yang
akan merangsang penonton untuk memahami persoalan. Film dokumenter
pengetahuan menurut Gerzon R. Ayawaila buku Dokumenter dari ide sampai
produksi (2007: 48) dijelaskan bahwa film dokumenter dibuat untuk keperluan
lembaga pendidikan formal atau nonformal, misalnya untuk metode sistem
pengajaran yang menggunakan media audio-visual. Tipe dokumennter ilmu
pengetahuan ini dapat saja bersifat komersial dengan disisipkan unsur hiburan
agar lebih menarik yang biasanya terkemas untuk program televisi dengan tujuan
promosi. Menurut buku Dasar-dasar Produksi Televisi dokumenter ilmu
pengetahuan merupakan film berisi penyampaian informasi mengenai suatu teori,
sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Film dokumenter ini sesungguhnya
yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia, misalnya saja pada masa Orde
Baru, TVRI sering memutar program berjudul Dari Desa Ke Desa, yang
menceritakan pembangunan desa untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat. Serta
film dokumenter asing yang dibeli dari BBC Inggris yang banyak dikenal dengan
nama Flora dan fauna. Film ilmu pengetahuan sangat banyak variasinya sejak
RCTI (pada masa itu masih menjadi televisi berbayar) memutar program Beyond
2000, yaitu film ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi masa
depan.
Menurut buku Giliyang Pulau Wisata Sehat di Kabupaten Sumenep Jawa
Timur (2014) Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih
dari 17.000 pulau, salah satu diantaranya adalah pulau giliyang. Pulau Giliyang
terletak dibagian timur pulau Madura, termasuk dalam wilayah kecamatan
Dungkek, kabupaten Sumenep. Pulau ini dilaporkan termasuk salah satu tempat
negara yang datang berkunjung. Di pulau ini terasa sangat sejuk meskipun pada
siang hari, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung kesana untuk mengobati
penyakit, contohnya seperti penyakit asma. Pulau Giliyang terdiri dari dua kata
gili (pulau) dan iyang (sesepuh) konon katanya pulau ini dihuni oleh masyarakat
yang berasal dari Sumenep (Pulau Madura) di masa Sultan Abdurrachman, dan
keluarga dari Makasar yang bernama Daeng Massale. Salah satu informan di
Pulau Giliyang yang merupakan generasi ke delapan dari keturunan Daeng
Masalle ini menuturkan bahwa pada tahun 1818, pulau ini pertama diketemukan
oleh leluhurnya. Beliau pertama hijrah ke pulau ini tiba di pantai Leguna yang
saat ini dinamakan Desa Banraas. Selanjutnya keluarga Daeng Masalle dari
Makasar melalui Desa Bancamara kemudian menetap dan sampai saat ini masih
nampak bangunan yang sudah di pugar dan sisa pagar batu tempo dulu. Awalnya
Daeng Masalle akan hijrah ke suatu tempat yang arah pulaunya utara-selatan,
ternyata diketemukan Pulau Giliyang. Informasi tentang tingginya kadar oksigen
di pulau Giliyang terdapat dari tanah, tumbuhan dan air yang menjadi
penyumbang oksigen. Faktor lingkungan abiotik berupa suhu, curah hujan dan
kelembaban merupakan komponen yang dapat mempengaruhi kadar oksigen.
Dari hasil studi pustaka yang dilakukan melalui sumber artikel, ataupun
website diperoleh beberapa kata kunci seperti pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Keyword Literatur
No Keyword Literatur
1. Kesehatan
3.3 STP
Segmenting, Targeting, dan Positioning merupakan pemetaan segmentasi
pemasaran produk secara modern (Kotler, 1995: 315). Pemetaan ini dilakukan
untuk memfokuskan penentuan komponen strategi suatu produk agar dapat
bersaing dengan produk yang sebelumnya ada di pasar. Pemetaan dalam Tugas
Akhir ini dilakukan untuk menentukan pasar dengan hasil pembuatan produk
berupa film dokumenter pulau oksigen di pulau Giliyang.
Segmenting merupakan pengelompokan karakteristik konsumen (Kotler,
2003: 97). Berdasar dengan segmentasi geografis yaitu seluruh masyarakat
Indonesia. Dilanjutkan dengan pengerucutan dari segmenting dengan target
berdasarkan psikografi yang mengacu pada masyarakat yang tertarik pada
penghijauan alam. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang pembuatannya akan
potensi alam yang kaya akan oksigen di pulau Giliyang kabupaten Sumenep,
Madura.
Positioning merupakan cara mengkomunikasikan sebuah pencitraan dari
suatu produk. Pencitraan yang ingin dibangun dalam hal ini adalah tentang pulau
yang kaya akan oksigen di pulau Giliyang yang dikomunikasikan melalui media
Tabel 3.4 Analisis STP
Segmentasi
&
Targeting
Geografis Masyarakat pulau Giliyang
Demografi Semua umur
Gender : Laki-laki , perempuan
Psikologi Kelas sosial : Menengah
Gaya hidup : Standar
Positioning FIlm ini diperuntukan bagi semua umur tapi
diutamakan bagi remaja agar bisa mencontoh
melakukan penghijauan di kota-kota yang banyak
polusi.
Sumber : Olahan Peneliti
3.4 Analisis Data
Menurut Moleong (2002: 103) analisis data adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Berikut ini adalah beberapa teknik untuk menganalisa data yang di dapat dari
Tabel 3.4 Analisis data
No Materi Literatur Observasi Wawancara Kesimpulan
1. Dokumenter Dokumenter dari ide sampai produksi (2007:48) Dasar-Dasar Produksi Televisi (2011:112) -Pengajaran -Pengaruh 2. Pulau Giliyang
Sejarah (buku penilitian dari LIPI)
- Sejuk - Kesehatan
-Sejuk -Kesehatan -80 tahun ke atas
-Sejuk
-Kesehatan
Sumber : Olahan Peneliti
3.5 Keyword
Pengajaran Dokumenter Ilmu Pengetahuan Pulau Giliyang Pengaruh Sejuk Kesehatan Pencerahan Teduh Tentram
Gambar 3.6 Bagan Keyword
3.5.1 Makna Tentram
Yang dimaksud dengan tentram pada keyword di atas adalah, suasana di
Pulau Giliyang, suasana yang membuat orang yang tinggal ataupun yang wisata
ke Pulau Giliyang merasa nyaman saat disana.
3.5.2 Analisa Warna
Dari keyword yang didapat di atas dimunculkan warna tentram sebagai
acuan dalam pewarnaan atau color grading untuk menyetarakan warna video dan
poster agar mendukung suasana sesuai dengan keyword. Pewarnaan akan
didominasi oleh warna yang mewakili warna tentram untuk menciptakan nuansa
tentram dengan mengutamakan warna-warna damai. Warna-warna yang
memberikan rasa tentram menurut www.belajar-desain.com adalah warna coklat.
[image:35.596.88.515.312.691.2]Warna-warna tersebut dijabarkan pada gambar 3.7.
3.5.2 Analisa Font
Dari keyword yang didapat di atas dimunculkan warna tentram dapat ditarik
pada pemilihan font untuk judul “Pulau Oksigen” dengan menggunakan font
Baskerville Old face. Font tersebut termasuk pada jenis serif transisi. Karakter
dari Baskervilles merupakan puncak dari serangkaian percobaan yang lebih besar
untuk meningkatkan keterbacaan, yang juga termasuk pembuatan kertas dan tinta.
Hasilnya adalah jenis huruf yang mencerminkan cita-cita kesempurnaan,
[image:36.596.90.504.320.529.2]kesederhanaan dan tenang (www.fonts.com) Seperti pada gambar 3.8
Gambar 3.8 Font Baskervilles (Sumber: www.fonts.com)
3.6 Perancangan Karya
Berdasarkan data-data yang didapat, maka dapat dibuat sebuah perancangan
dalam pembuatan film dokumenter ilmu pengetahuan pulau Oksigen ini.
Perancangan yang tepat ditujukan agar konten yang akan disampaikan dalam film
ini sesuai dengan daya tangkap dan imajinasi penonton. Pada tahap perancangan
karya ini dibagi menjadi beberapa proses yang dapat dilihat pada gambar bagan
4.6
Masalah
Pra produksi
Data
Ide Konsep
Perancangan
Karya Produksi Shotting
Editing
Pasca Produksi Finishing
[image:37.596.99.501.109.542.2]Publikasi
Gambar 3.9 Bagan Perancangan Karya Sumber : Olahan Peneliti
3.6.1 Pra Produksi
1. Ide dan Konsep
Data-data untuk mendukung ide dan konsep yang akan dibuat pada proyek
a. Ide
Polusi semakin banyak di Indonesia, dan salah satu pulau di Indonesia
mempunyai pulau yang kaya akan oksigen, bernama pulau Giliyang.
Maka penulis akan membuat film dokumenter ilmu pengetahuan untuk
mempengaruhi masyarakat agar melakukan penghijauan.
b. Konsep
Seperti judul di atas, peneliti akan mengenalkan ekosistem di pulau
Giliyang kepada masyarakat dikemas menjadi film dokumenter ilmu
pengetahuan. Penonton akan dimanjakan dengan berbagai pepohonan
dan shoot yang menggambarkan “pulau oksigen” itu sendiri. Dengan
memberi variasi shoot seperti bird eye view kemudian disempurnakan
dengan musik yang cocok dengan isi video, color grading dan text yang
mendukung kesempurnaan video.
c. Sinopsis
Pulau Giliyang terletak di kabupaten Sumenep, Madura. Pulau yang
dikenal dengan karapan sapi ini menyimpan satu keunikan yang tidak
ada di pulau lain, yaitu wisata oksigen tertinggi. Ekosistem, tanah dan
tinggi. “Pulau Oksigen” ini akan berusaha mengenalkan ekosistem
kepada masyarakat agar dapat ditiru.
d. Management Produksi
Pra Produksi dalam pembuatan film dokumenter ini dibentuk organisasi
waktu dan anggota yang biasa disebut management produksi. Koordinasi
tempat, peralatan, biaya dan sebagainya semua diatur dalam management
produksi. Pada tahap ini management produksi dibagi menjadi beberapa
tahap, yaitu:
1) Management Lokasi
Perizinan lokasi dikerjakan oleh management produksi dan anggotanya.
Tugas lainnya yang harus dilakukan adalah membuat jadwal yang padat
agar dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya saat melakukan
[image:39.596.94.515.313.726.2]produksi. Lokasi dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Lokasi
Kegiatan/ Uraian Dana
Transportasi(BBM+Mobil) Rp. 500.000,-
Konsumsi Team Riset 5 orang Rp. 100.000,-
Pulsa Rp. 100.000,-
r Administrasi(ATK, Tinta, Kertas a4, dll) Rp. 250.000,-
OJilid Proposal TA Rp. 5.000,-
Fotocopy Proposal TA Rp. 30.000,-
Total Pra Produksi
a
Rp. 985.000,-
Produksi( 3 Hari) n
Komunikasi(Pulsa) Rp. 100.000,-
Transport(BBM) Rp. 500.000,-
Penginapan(konsumsi+sewa motor) Rp. 1.000.000,-
Sewa kapal Rp. 500.000,-
Tol suramadu Rp. 60.000,-
Dll Rp. 404.800,-
Total Produksi Rp. 2.064.800,-
Paska Produksi( 10 Hari)
Pameran TA Rp. 1.500.000,-
Editing Rp. 750.000,-
Pembuatan Laporan TA(4) Rp. 200.000,-
Cetak Publikasi(CD, Poster, Souvenir, dll) Rp. 500.000,-
Total Paska Produksi Rp. 2.200.000,-
Total Keseluruhan Rp. 5.249.800,-
[image:40.596.93.542.130.686.2]2) Management Biaya
Tabel 3.6 Anggaran Biaya
O
a. Staff Non Artistik
Tabel 3.7 Staff Non Artistik
No Jabatan Produksi Nama
1. Produser Drs. Andi Rachman Andhika
2. Produser Pelaksana Almaghfira R. Rofiandi
3. Pimpinan Produksi Almaviva Sakina Rofiandi
4. Manajer Unit Johan Udin Arianto
6. Drivers Ayu Mashiastuti
7. Still Photographer Adhitya Indra Lesmana
b. Staff Artistik
Tabel 3.8 Staff Artistik
No Jabatan Produksi Nama
1. Pencetus Ide
Sutradara Pencatat Skrip Editor
Almaviva Sakina Rofiandi
3. Asisten Sutradara Johan Udin Arianto
5. Penata Kamera Adhitya Indra Lesmana
6. Asisten Penata Kamera Teguh Nugroho
7. Penata Suara Ichal Major
3.6.2 Produksi
Membuat suatu karya berupa film dokumenter ilmu pengetahuan yang
mengangkat sebuah pulau oksigen di pulau Giliyang kabupaten Sumenep Madura
Jawa Timur dikemas dari realita permasalahan yang ada di wilayah tersebut.
Susunan yang terkandung dalam pembuatan film dokumenter ini mengacu
pada beberapa prinsip dasar dalam karya seni, yaitu:
1. Asas Kesatuan/ Utuh
Dalam pembuatan karya dapat dijelaskan mengenai fakta yang
sesungguhnya terjadi tanpa mengandung unsur-unsur tertentu atau unsur
yang diperlukan seprti halnya politik, promosi, atau hal lainnya, sehingga
dapat merusak keseluruhan karena adanya timbal balik dari unsur tersebut
dari hal diberikan gambaran realita peran dari penari Joged Bumbung.
2. Asas Keseimbangan
Unsuur-unsur yang bertentangan atau berlawanan dalam karya film
dokumenter ini saling memerlukan karena akan menciptakan suatu
kebulatan dengan adanya fakta-fakta di lapangan yang telah diteliti tentang
ungkapan realita yang terjadi.
3. Asas Etik Sosial
Film dokumenter pulau oksigen ini proses bagian-bagian awal menentukan
bagian selanjutnya dan bersama-sama menciptakan suatu makna dan pesan.
Maka akan dicantumkan beberapa teknik dalam film tentang sebab dan
akibat sehingga film dokumneter Pulau Oksigen ini tetap mendukung secara
3.6.3 Pasca Produksi
Penyuntingan adalah proses kerja sama yang panjang antara sutradara dan
penyunting, baik penyunting gambar maupun suara. Produser bisa menjadi
penengah yang baik bila terjadi ketegangan diantara mereka. Selama proses
penyuntingan ini, diskusi antara sutradara dengan produser sangat penting. Dari
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan film dari awal hingga akhir, praktis
masih sutradara dan produser yang masih bekerja untuk film tersebut. Berikut
tahap Pasca Produksi:
1. Editing
Pada tahap ini, akan dilakukan editing secara digital dengan menggunakan
salah satu perangkat lunak yang diperuntukkan untuk menyunting dan
memberikan sound efek agar mendapatkan kesan yang indah, dalam proses
editing video menggabungkan shot satu dengan shot lainnya.
2. Mastering
Tahap mastering ini, digunakan mastering jenis DVD Digital Video Disk
dimana dengan jenis ini akan dapat menunjukkan hasil maksimal dalam
3.7 Publikasi
Tahap publikasi akan dilakukan sebagai syarat presentasi Tugas Akhir. Media
yang akan digunakan untuk publikasi adalah poster, merchandise dan DVD (cover
depan dan cover cakram). Pembuatan media publikasi film dokumenter ini
diperlukan beberapa proses, antara lain menentukan konsep. Berikut adalah
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam persiapan melakukan tahap
publikasi:
1. Poster
a. Konsep
Poster pada karya film dokumenter yang berjudul “Pulau Oksigen”
menggunakan konsep bumi berpadu dengan pepohonan .
Gambar 3.11 Desain Poster
2. Cover DVD
a. Konsep
Terdapat gambar pepohonan dicampur dengan warna coklat yang soft
[image:45.596.91.533.222.489.2]mendukung tema yang diangkat yaitu pulau Giliyang.
Gambar 3.12 Desain Cover CD Sumber: Olahan Peneliti
3. Cakram DVD
a. Konsep
Pepohonan yang hijau beserta akarnya dengan ditambahkan warna coklat
yang soft.
Gambar 3.14 Desain Cakram CD
[image:45.596.98.539.227.737.2]IMPLEMENTASI KARYA
4.1 Produksi
Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan
rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan
pada tahap ini. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi antara lain
shotting atau pengambilan gambar secara keseluruhan mulai tahap awal, tengah
hingga akhir.
Berikut ini teknik produksi yang akan digunakan dan diterapkan dalam tahap
produksi:
1. Setting Artistik Lokasi
Sutradara lebih mengutamakan setting artistik outdoor saat produksi, hal ini
dimaksudkan agar visual di film dokumenter memberikan kesan hidup bukan
hanya lokasi dianggap biasa tetapi sesuai dengan tema dan keadaan yang
diinginkan sutradara. Setting lokasi bisa dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Setting lokasi Sumber : Olahan Peneliti
2. Setting Perekaman
Pembuatan film dokumenter ini sistem perekaman dilakukan secara langsung.
Selain itu crew juga akan menggunakan sistem perekaman tidak langsung untuk
unsusr audio yang diantaranya meliputi sound effect, dialog narasi dan instrumen
musik.
Peralatan yang digunakan dalam perekaman ini beraneka ragam sesuai dengan
perancangan shotting list yang dibuat oleh tim, berbagai alat yang disiapkan
seperti recorder, slider camera dan masih banyak lainnya. Beberapa alat
tersebut memiliki fungsi yang menghasilkan gambar dan audio lebih hidup dan
mempermudah proses produksi. Gambar setting perekeman bisa dilihat pada
Kamera Keterangan
Kamera canon 60D
DJI Phantom 3
[image:48.612.104.517.115.507.2]Lensa Keterangan
Lensa wide 17-40mm
Lensa fix 40mm
Peralatan Lain
Slider Kamera
[image:49.612.105.511.98.612.2]Gambar 4.2 Behind The Scene 1
Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 4.3 Behind The Scene 2
multiple camera, yaitu pengambilan gambar menggunakan lebih dari satu
kamera, dengan pertimbangan agar mempercepat produksi dan mempermudah
teknis pengambilan karena objek yang ditangkap adalah objek banyak bergerak
sehingga tim produksi dapat menyingkat waktu dengan adanya multiple
camera.
Beragam teknik digunakan untuk mengambil sebuah adegan agar menimbulkan
kesan hidup dan tidak membosankan saat khalayak umum atau penonton
menyaksikan hasil dari film ini, film dokumenter ini merupakan film berbeda
dari film lainnya, pengambilan gambar menggunakan kamera drone agar
masyarakat yang melihat film dokumenter ini tidak bosan. Pengambilan gambar
menggunakan multiple camera di dalam film ini mempunyai banyak fungsi,
diantaranya anggota tim dapat mempersingkat waktu produksi.
4.2 Pasca Produksi
Pembahasan pada tahap berikut adalah tentang tahap terakhir produksi sebelum
karya film dokumenter ini dipublikasikan, tahap ini disebut penyuntingan atau
editing, dimana penyuntingan dibagi menjadi tiga tahap yaitu offline editing, online
Setelah shotting selesai, sutradara dan editor memilah sesuai catatan yang
sebelumnya dilakukan saat produksi berdasarkan catatan shotting dan gambar,
editor dan sutradara menyamakan digit frame per detik, menit, dan jam begitu
juga lokasi. Sehingga mempermudah editor dalam penyuntingan sesuai yang
[image:52.612.97.585.266.563.2]diharapkan oleh sutradara. Gambar offline editing bisa dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4.4
Sumber : Hasil Offline Editing
2. Online Editing
Setelah proses offline editing, tahap kedua pasca produksi adalah
menggabungkan hasil shotting asli sesuai dengan scene. setelah
menggabungkan shot yang telah dilakukan, editor dan sutradara berhak
produksi, atau sutradara memiliki karakter warna yang merupakan ciri khas
sutradara. Gambar online editing bisa dilihat pada gambar 4.5
[image:53.612.104.515.165.450.2]Gambar 4.5
Sumber : Hasil Online Editing
Online editing yang dilakukan merupakan hasil kerja yang rumit dikarenakan
pengolahan hasil gambar merupakan objek bergerak, jika tidak ada kesinambungan
kerap dapat mengakibatkan kejanggalan atau bisa disebut jumping. Memahami secara
mendasar pengolahan gambar memang harus dilakukan dengan teliti agar tidak
terjadi kesalahan yang fatal, untuk mengurangi kesalahan tersebut sutradara
diwajibkan mengikuti tahap editing.
3. Mixing
Setelah penggabungan seluruh scene dan sutradara merasa cukup untuk editing
gambar, pada tahap ini pemberian musik ilustrasi, narasi, dan sound effect dari
berbagai macam suara yang diolah sedemikian rupa agar tidak mengganggu dan
4. Rendering
Gambar 4.6 Mixing Audio Sumber: www.google.com
Proses rendering merupakan tahap akhir dari editing yang semua dilakukan,
menggabungkan semua scene atau adegan menjadi satu file dan menjadi format
video, atau bisa diartikan rendering merupakan format yang menggabungkan
file-file yang sudah di edit dan dijadikan satu format sendiri. Ada beberapa
tahapan melakukan rendering yang perlu dilakukan adalah mengatur settingan
render seperti resolusi atau format video. Waktu yang dibutuhkan untuk
merender proyek ini cukup lama, tergantung kualitas yang diharapkan dari
editor. Setelah selesai rendering, maka film telah selesai. Gambar rendering
Gambar 4.7 Rendering
Sumber: Olahan Peneliti
5. Mastering
Mastering merupakan proses dimana file yang telah dirender dipindahkan ke
dalam media kaset, VCD, DVD atau media lainnya dengan menggunakan
software berbeda dari tahap yang telah dilalui diatas. Film dokumenter tari joged
ini menggunakan media DVD karena kapasitas untuk menyimpan besar dan
4.3 Publikasi
Pada saat film sudah memasuki tahap publikasi,, maka akan dibuat media
promosi dan mempublikasikan proyek Tugas Akhir ini kepada masyarakat, dalam
publikasi dapat menggunakan berbagai macam media. Mulai dari media grafis, media
dengar dan media video. Media publikasi yang digunakan dalam film dokumenter
ilmu pengetahuan ini adalah poster dan DVD. Konsep pembuatan poster dan DVD
film ini telah dibahas sebelumnya pada BAB III, dan diimplementasikan kedalam
media cetak berupa poster, stiker, pin, kartu nama dan DVD. Berikut adalah hasil jadi
[image:56.612.98.521.260.651.2]media publikasinya.
Gambar 4.9 Desain Stiker Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 4.10 Desain Pin
Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 4.11 Desain Kartu nama
Gambar 4.12 Desain Label CD
[image:58.612.103.528.49.630.2]Sumber: Olahan Peneliti
Gambar 4.13 Desain Cover CD
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian perancangan dan Produksi Film Dokumenter
ilmu pengetahuan ini mengangkat tentang oksigen tertinggi di pulau Giliyang
Madura. Ternyata di Indonesia ada satu kepulauan kecil di pulau Madura kabupaten
Sumenep kecamatan Dungkek, yaitu wisata kesehatan pulau Giliyang. Pulau ini
sudah ada yang pernah meneliti tentang adanya oksigen tertinggi nomor dua di dunia
setelah laut mati Yordania. Setelah melalui riset studi pustaka, observasi dan
wawancara, diangkatlah menjadi sebuah film dokumenter ilmu pengetahuan dengan
judul “Pulau Oksigen”. Dibuatnya film dokumenter ini adalah untuk memberi contoh
kepada masyarakat akan menghirup udara bersih yang bebas polusi dan
menginformasikan bahwa oksigen sangatlah penting bagi kita semua. Dan sebelum
pembuatan film dokumenter ilmu pengetahuan ini harus melalui proses survey lokasi,
dan wawancara kepada pihak yang mengerti objek yang akan di tuju. Penulisan ini
menggunakan beberapa teori seperti Film Dokumenter, Perancangan Dokumenter,
Sinematografi. Kerangka tersebut menjadi pedoman dalam pembuatan perancangan
dan produksi film dokumenter ini. Proses editing film dokumenter ini menggunakan
software Adobe Premiere CS 5.
5.2 Saran
Penelitian tentang pulau Giliyang yang diaplikasikan dalam sebuah karya
film ini diharapkan menjadi wawasan dan pengetahuan bagi para khalayak luas.
Peneliti mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan penelitian ini ke
dalam film dokumenter ilmu pengetahuan pulau oksigen karena dalam pembuatan
film dokumenter ini dibutuhkan sekali untuk bekerja dalam tim, namun dalam
pembuatan film dokumenter ini sangat berbeda sekali dengan teori yang ada di buku
karena masih banyak yang digali dari pulau Giliyang tersebut. Oleh karena itu bagi
pembaca atau yang lain disarankan untuk dapat meneruskan film ini dengan
Sumber Buku:
Ardianto, Elvianaro dan Lukiati Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Fachrudin, Andi. 2011. Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan. 1990. Balai Pustaka
Javandalasta, P. (2014). Lima Hari Mahir Bikin Film. Surabaya: Mumtaz Media.
Kotler, Philip. 1995. Principles of Marketing. California: Pearson/Prentice Hall.
Kotler, Philip. 2003. Principles of Marketing. California: Pearson/Prentice Hall.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (2014). Giliyang Pulau Wisata Sehat di Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur. Bogor: Diaspora Publisher
MCQuil, 1987. Teori Komunikasi Massa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moelong, L. J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana (2008). Buku Sambil Mengajar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
Sumarno Marselli. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Semiawan, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Homerian Pustaka
Sumber Internet:
http://www.antonprasetyo.com/pulau-giliyang-madura-memiliki-kadar-oksigen- terbaik-di-dunia/
Diakses pada Jumat O2 Oktober 2015
http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/ Diakses pada Jumat 02 Oktober 2015
http://www.belajar-desain.com
Diakses pada Kamis 19 Oktober 2015
http://www.frame-magz.com/2013/12/teknik-pengambilan-gambar-video.html Diakses pada Jumat 02 Oktober 2015
http://www.fonts.com
Diakses pada Kamis 19 Oktober 2015
http://www.humaspemkabsumenep.org/2015/03/giliyang-pulau-oksigen-terbaik- dunia.html
Diakses pada 21 September 2015
http://www.lontarmadura.com/nikmati-kesegaran-alam-pulau-gili-iyang-sumenep/ Diakses pada Jumat 02 Oktober 2015
https://www.google.co.id/search?q=peta+pulau+giliyang&newwindow=1&source =lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiI3u6HhP_KAhVLG44KHQlPD24 Q_AUIBygB&biw=1366&bih=677#imgrc=_VuUpjxApfTxSM%3A
Diakses Pada Jumat 02 Oktober 2015
https://www.youtube.com/watch?v=QZIZt5VexoM Diakses pada Jumat 02 Oktober 2015