RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. HOLLAND
Oleh :
Nama : Budi Heru Wicaksono Nim : 98.41010.5014
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Akuntansi ... 7
2.2 Akuntansi Manajemen ... 8
2.3 Akuntansi Biaya ... 8
2.4 Biaya ... 8
x
2.6 Perilaku biaya ... 9
2.7 Persediaan Barang ... 11
2.7.1 Metode Pencatatan Persediaan Barang ... 13
2.7.2
Metode Harga Pokok Persediaan ... 142.8 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing ... 15
2.9 Analisa Break Even ... 16
2.10 Margin of Safety (Margin Pengaman) ... 19
2.11 Analisa dan Perancangan Sistem ... 19
2.11.1 Data flow diagram ... 20
2.11.2 Entity relationship diagram ... 21
2.11.3 Database ... 23
2.11.4 Structured query language ... 23
2.11.5 Power Designer 6.0 ... 24
BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 25
3.1 Analisa Sistem ... 25
3.2 Perancangan Sistem ... 25
3.2.1 Sistem flow ... 26
3.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 44
3.2.3 HIPO / Bagan Berjenjang ... 46
3.2.4 Entity Relationship Diagram (ER-Diagram) ... 71
3.2.5 Physical Data Model / Database Diagram ... 72
3.2.6 Struktur Database ... 73
xi
3.2.8 Rancangan Output ... 99
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 101
4.1 Implementasi ... 101
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 101
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 101
4.2 Evaluasi ... 102
BAB V PENUTUP ... 145
5.1 Kesimpulan ... 145
5.2 Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 147
BIODATA ... 148
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
2
Pendapatan pada PT. Holland diperoleh dari penjualan. Sistem penjualan ada dua yaitu penjualan produk secara tunai yang dilakukan melalui outlet-outlet yang terdapat di sejumlah tempat di Surabaya dan Jakarta serta penjualan bahan dan peralatan ke pihak franchisee secara kredit maupun tunai. Sedangkan untuk
3
saat ini dapat mempengaruhi laba/rugi. Perusahaan juga dapat menentukan dan menganalisa keadaan jangka panjang perusahaan berapa rugi laba perusahaan di masa yang datang dan juga peningkatan atau efisiensi apa yang harus dilakukan untuk memperoleh laba serta sejauh mana pengaruh pendapatan terhadap biaya-biaya tetap maupun biaya-biaya variabel. Di sini pihak perusahaan dengan data-data biaya dan pendapatan yang ada dituntut untuk merencanakan laba, merumuskan kebijaksanaan dan mengambil keputusan yang sangat diperlukan untuk menunjukkan perusahaan itu dalam keadaan laba, rugi ataupun impas.
Untuk itu peneliti membuat suatu software aplikasi untuk meringankan pekerjaan dalam bidang akuntansi, terutama yang berhubungan dengan sistem inventori, general ledger serta analisa break even dan margin pengaman.
1.2. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang ada maka perumusan masalah dapat diketahui sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat sistem inventori untuk membantu bagian inventori mengontrol persediaan bahan baku ?
2. Bagaimana membuat sistem general ledger yang terintegrasi dengan sistem inventori, sistem penjualan dan sistem pembelian untuk membantu bagian keuangan dalam pencatatan jurnal transaksi dan pembuatan laporan keuangan ?
4
4. Bagaimana melakukan analisa break even pada data-data inventori dan general ledger untuk dapat menghitung margin pengaman agar perusahaan dapat mengendalikan penjualan produknya ?
1.3. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah untuk permasalahan diatas :
1. Sistem Informasi Akuntansi yang dibuat untuk perusahaan manufaktur PT. Holland Surabaya.
2. Sistem Informasi Akuntansi yang dibuat meliputi :
- Sistem Penjualan Produk yang bisa menghitung omset penjualan dan harga pokok bahan baku standar yang terpakai.
- Sistem Pembelian yang terintegrasi dengan sistem inventori
- Sistem inventori yang dibuat dapat menghitung produksi bahan setengah jadi, pengeluaran bahan baku, retur bahan baku dan penjualan dan retur penjualan bahan dan peralatan ke pihak franchisee. Sistem
untuk menghitung metode harga pokok penjualan menggunakan metode rata-rata.
- Sistem general ledger yang terintegrasi dengan sistem penjualan, sistem pembelian dan sistem inventori serta dapat melakukan proses perhitungan aktiva tetap, hutang dan piutang dagang dengan menggunakan sistem periodik bulanan.
5
laporan hutang dagang, laporan piutang dagang, laporan jurnal, laporan harga pokok penjualan, laporan rugi laba dan laporan neraca yang datanya diperoleh dari transaksi bulanan.
4. Data-data untuk analisa break even dan margin pengaman diambil dari data inventori dan general ledger.
1.4. Tujuan
Tujuan pembuatan sistem akuntansi ini adalah :
1. Membuat software aplikasi Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi antara sistem inventori, sistem penjualan dan sistem pembelian dengan sistem general ledger pada PT. Holland Surabaya.
6
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I menguraikan latar belakang masalah dan penjelasan permasalahan secara umum, perumusan masalah serta batasan masalah yang dibuat, tujuan dari pembuatan tugas akhir ini dan sistematika penulisan buku ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II Menjelaskan secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM
Bab III menguraikan tentang perancangan Metodologi Penelitian, Analisa Sistem, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship serta
struktur database yang digunakan dalam pembuatan sistem ini.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab IV membahas mengenai implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan dan memberikan penjelasan dari rancangan input dan output. Melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V PENUTUP
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang digunakan dalam
pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah:
2.1. Akuntansi
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi
dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya.
Definisi dari Sudut Pemakai :
Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai :
Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi.
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :
1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan
keputusan oleh manajemen.
2. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan
pemerintah, dan sebagainya.
Definisi dari Sudut Proses Kegiatan :
Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai :
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi. Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi
merupakan tugas kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada
8
1. Mengidentifikasi data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan
yang akan diambil.
2. Memproses atau menganalisis data yang relevan.
3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
2.2. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan
bagi keperluan manajemen perusahaan. Akuntansi manajemen berhubungan
dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi mereka
yang berada dalam perusahaan.
2.3. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan,penggolongan,peringkasan dan
penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara
tertentu serta penafsiran terhadapnya.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok :
1. Penentuan harga pokok produk.
2. Pengendalian biaya.
3. Pengambilan keputuasan khusus.
2.4. Biaya
Biaya adalah merupakan obyek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan
9
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2.5. Cara Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.
Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut.
Biaya digolongkan menurut :
1. Obyek pengeluaran.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
5. Jangka waktu manfaatnya.
2.6. Perilaku biaya
Pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan
perubahan volume kegiatan. Berdasar perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1. Biaya Tetap.
10
3. Biaya Semivariabel.
Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya
variabel harus dipecah lagi sebagai berikut.
Biaya Tetap
a. Commited fixed costs
b. Discretionary fixed costs
Biaya Variabel
a.Engineered variable costs
b.Discretionary variable costs
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan
volume kegiatan tertentu.
Commited fixed costs
Commited fixed costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari
pemilikan pablik, ekuipmen, dan organisasi pokok.
Discretionary fixed costs
Discretionary fixed costs merupakan biaya :
a. yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala yang
secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai
jumlah maksimum biaya yang diijinkan untuk dikeluarkan.
b. Yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan
dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa, atau produk).
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
11
Engineered variable costs
Engineered variable costs adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu
dengan ukuran kegiatan tertentu.
Discretionary variable costs
Discretionary variable costs merupakan biaya yang masukan dan keluarannya
memiliki hubungan erat namun tidak nyata.
Biaya Semivariabel
Biaya Semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di
dalamnya.Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk
menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya
semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
2.7. Persediaan Barang
Persediaan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha
perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu
perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan
perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang
membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah
persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk
dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan
dijual. Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan
dijual kembali diberi judul persediaan barang. Judul ini menunjukkan seluruh
persediaan barang yang dimiliki. Dalam perusahaan manufaktur persediaan
12
jenis diberi judul tersendiri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang
dimiliki. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut:
1. Bahan Baku dan Penolong
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari
produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan
penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi
tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.
2. Supplies Pabrik
Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses
produksi.
3. Barang dalam Proses
Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi
pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk
dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
4. Produk Selesai
Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses
produksi dan menunggu saat penjualannya.
Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan
manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun rugi
laba, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus
dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok
penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana yang masih
13
2.7.1. Metode Pencatatan Persediaan Barang
Ada 2 metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan
pencatatan persediaan yaitu :
1. Metode Fisik
Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan
barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan.
Perhitungan persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui
berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudiaan diperhitungkan harga
pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam
buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian.
Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok
penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan
baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung:
Perhitungan harga pokok penjualan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Persediaan barang awal Rp xxx
Pembelian (netto) xxx
--- (+)
Tersedia untuk dijual Rp xxx
Persediaan barang akhir xxx
--- (-)
Harga pokok penjualan Rp xxx
2. Metode Buku (Perpetual)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening
sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam
buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam
14
dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian,
penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti
dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan
sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening
persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga
perolehannya. Penggunaan metode buku dapat memudahkan penyusunan
neraca dan laporan rugi laba jangka pendek, karena tidak perlu lagi
mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.
Walaupun neraca dan laporan rugi laba dapat segera disusun tanpa
mengadakan perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali
perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai
dengan jumlah dalam rekening persediaan. Pengecekan ini dilakukan dengan
cara membandingkan hasil perhitungan fisik dengan jumlah dalam rekening
persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan
fisik dengan saldo rekening persediaan, dapat dilakukan penelitian terhadap
sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti
susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu diselewengkan. Selisih yang
terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening
lawannya adalah persediaan barang.
2.7.2. Metode Harga Pokok Persediaan
Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga
pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang
dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam hubungannya dengan
15
atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan
penempatan persediaan tersebut agar dapat dijual.
Metode penentuan harga pokok persediaan :
- Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)
Dalam Metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan
dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan
dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya.
2.8. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing
Dalam metode ini harga pokok produksi dihitung dengan menjumlah semua
unsur biaya produksi, baik produksi yang berperilaku tetap maupun yang
berperilaku variabel. Metode Full Costing atau sering pula disebut absorption atau
conventional costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang
membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun
variabel kepada produk. Harga pokok produksi menurut metode full costing
terdiri dari :
Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xx
Biaya overhead pabrik tetap Rp xx
Biaya overhead pabrik variabel Rp xx
---
Harga pokok produk Rp xx
---
Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku
tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif
yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead
pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat
16
yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok
penjualan) apabila produk jadi tersebut telah terjual. Karena biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada
kapasitas normal, maka jika dalam suatu periode biaya overhead pabrik
sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan tersebut, akan terjadi
pembebanan overhead lebih (overapplied factory overhead) atau pembebanan
biaya overhead kurang (underapplied factory overhead). Jika semua produk yang
diolah dalam periode tersebut belum laku dijual maka pembebanan biaya
overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau
menambah harga pokok produk yang masih dalam persediaan tersebut (baik
berupa persediaan produk dalam proses maupun produk jadi). Namun jika dalam
suatu periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead lebih atau kurang,
maka biaya overhead pabrik tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap
perhitungan rugi-laba sebelum produknya laku dijual.
2.9. Analisa Break Even
Break Even adalah suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak
menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah
pendapatan sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat
digunakan untuk menutup biaya saja.
Analisa Break Even adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan
minimum agar supaya perusahaan tidak menderita rugi, tetapi juga belum
memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).
Cara penentuan break even
17
Perhitungan Break Even dengan Pendekatan Teknik Persamaan
Laba adalah sama dengan hasil penjualan dikurangi dengan biaya, atau dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
y = laba
c = harga jual per satuan
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel per satuan
a = biaya tetap
Menurut definisi suatu perusahaan akan mencapai keadaan break even jika jumlah
pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba=nol, y=0). Sehingga didapatkan
rumus perhitungan break even dalam satuan produk yang dijual adalah :
Break Even =
Rumus perhitungan break even dalam rupiah penjualan adalah :
Break Even =
Catatan : 1 - b/c disebut marginal income ratio atau contribution margin ratio,
yaitu hasil bagi laba kontribusi dengan hasil penjualan.
Break Even =
Biaya Tetap
Harga jual per satuan - Biaya variabel per satuan (Dlm sat.produk yg dijual)
(Dlm Rp penjualan)
Biaya Tetap
Harga jual per satuan Biaya variabel per satuan 1 -
(Dlm Rp penjualan)
Biaya Tetap
18
Atau
Break Even =
Perhitungan Break Even dengan Pendekatan Grafis
Perhitungan break even dapat dilakukan juga dengan menentukan titik pertemuan
antara garis pendapatan dengan garis biaya dalam suatu grafik. Titik pertemuan
antara garis pendapatan dengan garis biaya merupakan break even point. Untuk
dapat menentukan break even point, harus dibuat grafik dengan sumbu datar
menunjukkan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan
pendapatan.
Grafik
Gambar 2.1. Grafik Break Even (Dlm Rp penjualan)
Biaya Tetap
Hasil Penjualan Biaya variabel 1 -
Volume penjualan
Pen
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Daerah Laba
Daerah Rugi
19
2.10. Margin of Safety (Margin Pengaman)
Apabila hasil penjualan pada tingkat break even dihubungkan dengan
penjualan yang dibudgetkan atau pada tingkat penjualan tertentu, maka akan
diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga
perusahaan perusahaan tidak merugi. Hubungan atau selisih antara penjualan yang
dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even
merupakan margin of safety (margin pengaman).
Informasi tentang margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio (prosentase)
antara penjualan menurut budget dengan volumer penjualan pada tingkat break
even, atau dalam prosentase (ratio) dari selisih antara penjualan yang dibudgetkan
dan penjualan pada tingkat break even dengan penjualan yang dibudgetkan itu
sendiri, atau dengan rumus :
1.
2.
2.11. Analisa dan Perancangan Sistem
Sebelum menyelesaikan suatu permasalahan yang telah di rumuskan
dalam rumusan permasalahan maka terlebih dahulu dilakukan suatu analisis
terhadap permasalahan tersebut, dicari bagaimana cara solusi pemecahannya dan
dibuatlah suatu perancangan sistem yang nantinya dapat membantu dalam proses
untuk penyelesaian masalah yang di hadapi. Penjualan per Budget
Penjualan per Break even %
Penjualan per Budget
20
2.11.1. Data flow diagram
Data flow diagram atau yang untuk selanjutnya di sebut DFD, adalah
sebuah alat dokumentasi grafis yang menggunakan beberapa simbol untuk
menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang terhubung.
Untuk memahami suatu DFD maka akan di jelaskan sebagai berikut:
1. External Entity atau Boundary
Notasi / Simbol :
Gambar 2.2. External Entity
Simbol ini menunjukan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa
orang, organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang
akan memberikan pengaruh berupa input atau menerima output dari sistem
2. Data Flow / Aliran Data
Notasi / Simbol :
Gambar 2.3. Aliran Data
Aliran data yang masuk atau keluar dari sistem. Aliran data di gambarkan
dengan tanda panah dan garis yang di beri nama dari aliran data tersebut.
3. Process
Notasi / Simbol :
21
Dalam simbol tersebut akan di tuliskan proses yang akan di kerjakan oleh
sistem dari transformasi aliran data yang masuk menjadi aliran data yang
keluar. Suatu proses mempunyai satu atau lebih input data yang menghasilkan
satu atau lebih output data.
4. Data Store
Notasi / Simbol :
Gambar 2.5. Data Store
Data store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file atau database
di sistem komputer, arsip atau catatan manual, suatu agenda atau buku. Di
gunakan untuk menyimpan data sebelum dan sesudah proses lebih lanjut.
2.11.2. Entity relationship diagram
Entity relationship diagram yang untuk selanjutnya disebut ERD, adalah
suatu pemodelan file-file yang membentuk basis data. Pada model data rasional,
hubungan antara file di relasikan dengan kunci relasi yang merupakan kunci
utama tiap file. Relasi antar file di kategorikan menjadi tiga macam yaitu :
1. One to one (1 : 1) relationship
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu.
2. One to many (1 : N) relationship
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak
22
3. Many to many (M : N) relationship
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding
banyak.
Struktur logika secara keseluruhan dari sebuah basis data / database
dapat di nyatakan secara grafis yang terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
1. Persegi panjang yang melambangkan himpunan entity
Gambar 2.6. Himpunan Entity
2. Elips yang melambangkan atribut atau field atau column.
Gambar 2.7. Atribut
3. Belah ketupat yang menghubungkan atribut-atribut pada himpunan
entity-entity dan himpunan entity pada himpunan hubungan.
Gambar 2.8. Hubungan Atribut
4. Garis yang menghubungkan atribut-atribut pada himpunan entity dan
23
Gambar 2.9. Garis Hubung
2.11.3. Database
Basis data merupakan tempat penyimpanan informasi kedalam komputer
yang berupa tabel-tabel yang saling berhubungan antar satu dengan yang lainnya.
Di setiap tabel, terdapat fields-fields untuk menentukan tipe data seperti string,
date/time, character, numeric, boolean dan panjang dari masing-masing field.
Didalam database terdapat istilah record yaitu merupakan kelompok dari
beberapa field yang ada pada table atau file.
Basis data atau kumpulan file yang mempunyai kaitan satu dengan yang
lainnya sehingga membentuk satu bangunan data dan membentuk suatu informasi
dalam batasan tertentu. Untuk menunjukkan hubungan antara file yang satu
dengan file yang lain maka digunakan kunci dari tiap file yang ada.
2.11.4. Structured query language
Structured Query Language atau SQL adalah kumpulan perintah yang
telah menjadi standar untuk melakukan manipulasi terhadap suatu database yang
digunakan bersama aplikasi-aplikasi pemrograman seperti Delphi, Visual Basic,
dan lain-lain. SQL bukan bahasa yang dapat beroperasi sendiri melainkan bagian
24
2.11.5. Power Designer 6.0
a. Power Designer Process Analyst 6.0
Process Analyst adalah merupakan suatu perangkat lunak dari Power
Designer yang digunakan untuk merepresentasikan proses-proses yang terjadi
dalam sistem informasi dan juga menunjukkan relasi antar entity-entity dengan
proses selama sistem berjalan.
b. Power Designer Data Architect 6.0
Data Architect adalah merupakan suatu perangkat lunak dari Power
Designer yang digunakan untuk merepresentasikan relasi-relasi antar database
dalam sistem informasi yang dibuat. Data Architect memiliki desain database
yang baik dan juga memberikan keuntungan dengan pendekatan desain dua level
25 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Analisa Sistem
Sistem pengolahan data persediaan dan keuangan pada PT. Holland masih dilakukan manual sehingga banyak terjadi pemborosan dan kebocoran pada bagian persediaan, sedangkan pada bagian keuangan kesulitan untuk mengontrol sistem keuangan serta pembuatan laporan-laporan keuangan. Sistem persediaan terkomputerisasi nantinya melakukan perekaman data persediaan meliputi pembelian, penjualan, keluar dan retur bahan sehingga diharapkan dapat membantu bagian persediaan dengan mengontrol persediaan barang yang ada di gudang dengan menggunakan laporan-laporan stok yang dihasilkan oleh sistem komputerisasi. Transaksi-transaksi yang terlibat pada persediaan dan yang
berpengaruh dengan kas dan bank akan diproses ke general ledger. Proses
General Ledger akan menghasilkan output berupa laporan-laporan keuangan yang
berguna untuk mengontrol keadaan keuangan perusahaan.
3.2. Perancangan Sistem
26
3.2.1. Sistem flow
Diagram alir atau sistem flow merupakan bagan alir dari program / sistem yang digunakan untuk memperjelas arus dari data atau dokumen. Diagram alir tersebut terdiri atas Dokumen Flow dan Sistem Flow.
27
D
okume
n
Fl
ow
Sis
te
m
Lama
Pr
ose
s P
em
be
lia
n Ba
ra
ng
28
D
okume
n
Fl
ow
Sis
te
m
Lama
Pr
ose
s Pe
njua
lan
Ba
ra
ng
29
30
Dokumen Flow Sistem Lama Proses Produksi WIP
31
Dokumen Flow Sistem Lama Proses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba dan Lap. Neraca
32
33
D
okume
n
Fl
ow
Sis
tem
Bar
u Pr
ose
s Pe
mbe
lia
n B
ar
ang
34
Do
ku
m
en
Fl
ow
S
iste
m
Ba
ru
P
ro
ses
Pe
njualan
Bar
ang
35
36
Dok
umen
F
low
S
ist
em Bar
u P
ro
ses P
rod
uk
si WIP
37
Dokumen Flow Sistem Baru Proses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba dan Lap. Neraca
38
39
Siste
m Fl
ow
Pr
ose
s P
embe
lia
n Ba
ra
ng
40
Sistem
Fl
ow
Pr
oses P
en
ju
ala
n Ba
ra
ng
41
KELUAR & RETUR BHN &
JUAL PRODUK OUTLET MANAJEMEN
Menyiapkan Bhn Retur Outlet
Menerima Bhn Retur dr Outlet SRB 1 Fkt Jual Prod
PDE
Proses Hit Stock & Buat Lap
Terminal Even yang lalu
1 Lap Analisa Biaya
Bhn yg lalu 2
Keterangan :
SKB = Surat Keluar Bahan SRB = Surat Retur Bahan LKB = Laporan Keluar Bahan LRB = Laporan Retur Bahan LJP = Laporan penJualan Produk
42
Proses Hit Stock & Buat SPMB serta Buat LPMB
Terminal Even yang lalu
1 Lap Analisa Biaya
Bhn yg lalu 2
LPMB2 LPMB1
N
Keterangan :
SPMB = Surat PeMakaian Bahan
FMBP = Form perMintaan Bahan untuk diProduksi LPMB = Lap. PeMakaian Bahan
43
Sistem
F
low
Pr
oses P
em
bu
at
an
L
ap
. S
tok
, Lap
. Ru
gi
Lab
a
da
n La
p. Nera
ca
Gambar 3.15. Sistem Flow Proses Pembuatan Lap. Stok, Lap. Rugi Laba
44
3.2.2. Data Flow Diagram (DFD).
Data flow diagram adalah suatu diagram yang digunakan untuk menggambarkan arus data suatu sistem. Data flow diagram diawali dengan pembuatan context diagram untuk memberikan gambaran sistem secara keseluruhan, setelah itu diturunkan hingga menjadi sub-sub yang lebih kecil dan lebih terperinci. Untuk proses-proses didalamnya, akan tampak jelas dan lebih rinci dilevel-level berikutnya, yaitu:
Context Diagram.
Context diagram merupakan gambaran menyeluruh dari Data Flow
45
Data Koreksi Stock Brg Lap Break Even
Kwitansi Jual
Srt Tagihan Data Transaksi Jurnal
Lap Analisa By Bhn yg lama unt Outlet Lap Analisa By Bhn yg lama unt Produksi
Lap Stock Kwitansi Beli
SPB
SOP Srt Jalan & TTB
Lap Retur Beli Lap Beli Lap Hut Dag
Status Stock dan Keuangan Srt Jalan & Brg
LPMB SPMB
LJP
LRB LKB
Byr Tagih Jl Brg
Status plg_franchisee SRB
SKB
Lap Piut Dag Lap Retur Jual Lap Jual Lap Jurnal
SJB & Brg Srt Order
Faktur Jl Prod
Faktur Ret Beli LBRP
FMBP SOP
Lap Nrc
SRJ
Faktur Ret Jual
Lap R_L
Status brg di gudang Faktur Beli
Byr Tagihan Beli
Faktur Jl Brg
Byr oleh plg
Order Jual
Lap Hpp Lap Break Even Pelanggan
46
- Pelanggan : Entity yang membeli produk ke perusahaan.
- Produksi : Entity yang melakukan produksi dari bahan mentah menjadi
bahan WIP.
- Outlet : Entity yang menangani penjualan produk ke pelanggan.
- Pelanggan_Franchisee : Entity yang membeli barang ke perusahaan.
- Keuangan : Entity yang menangani masalah inventory dan keuangan
di dalam perusahaan
- Gudang : Entity yang menangani keluar masuk barang secara fisik
di dalam perusahaan.
- Manajemen : Entity yang menerima laporan-laporan yang dihasilkan dari
entity keuangan.
3.2.3. HIPO / Bagan Berjenjang.
48
Lap Break Even yang lama Lap Break Even yang lama
[Lap Break Even]
[Lap Break Even] Inf Dt Break Even
Dt Break Even Inf Dt Perkiraan
Lap R_L
Inf Dt Brg Inf Dt Perkiraan
Inf Dt Posting Dt Jurnal
Inf Dt Posting Inf Dt Perkiraan Dt Jurnal
[Kwitansi Jual]
[Srt Tagihan]
[Data Transaksi Jurnal]
[Lap Analisa By Bhn yg lama unt Produksi] [Lap Analisa By Bhn yg lama unt Outlet]
[Lap R_L]
[Lap Jurnal] Dt Jurnal [Lap Hpp] [Lap Nrc]
Inf DT Posting
[Lap Stock]
Inf Dt Perkiraan Inf Dt Posting
Dt Jurnal
Inf Dt Posting
Inf Dt Perkiraan
Inf Dt Jurnal
Inf Dt PerkiraanDt Jurnal [Kwitansi Beli]
[Byr Tagihan Beli]
Srt Jalan & Brg tdk cocok
Srt Jalan & Brg tdk cocok [SPB] [SOP]
[Srt Jalan & TTB]
Inf Hutang Dag Inf Dt Pemasok Inf Dt Brg
[Faktur Ret Beli] [Faktur Beli]
[SOP] [Srt Jalan & Brg]
[Status Stock dan Keuangan]
[Lap Beli] [Lap Retur Beli]
[Lap Hut Dag]
[LBRP]
[Byr oleh plg] [Order Jual]
[LRB] [LKB]
[LJP]
[Faktur Jl Prod] Inf Dt Piutang
Inf Dt Plg [Status plg_franchisee]
[Lap Piut Dag] [Lap Jual]
[Lap Retur Jual]
[Status brg di gudang] [SRJ] [SJB & Brg]
[Faktur Ret Jual] [Faktur Jl Brg]
[Srt Order]
Lap Analisa By Bhn
[Byr Tagih Jl Brg]
Pelanggan
2 Plg_Franchisee
5 Piutang Dag 1 Barang
Produksi 2
Produksi Bahan WIP
12 Hutang Dag Manajemen 3
Keluar & Retur Bhn & Jual
Produk +
17 PerkiraanMst
18 Jurnal
18 Jurnal 17 PerkiraanMst 6
General Ledger
+
19 Mst Posting
19 Mst Posting 5
Laporan Stock Barang
17 PerkiraanMst 19 Mst Posting 18 Jurnal
7 Laporan Break
Even
+
20 Break Even Keuangan 8
Koreksi Stock Barang Rusak
+
21 Koreksi
49
Pada Proses Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Holland terdapat beberapa proses yaitu Proses Pembelian, Proses Produksi Bahan WIP, Proses Keluar & Retur Bhn & Jual Produk, Proses Penjualan, Proses Laporan Stock Barang, Proses General Ledger, Proses Laporan Break Even dan Koreksi Stock Barang Rusak.
DFD Level 2 Proses Pembelian
[Srt Tagihan]
Inf Dt Hut Dag Inf Ret Beli
Inf Dt Ret Beli
Inf Dt Pemasok
Inf Dt Posting [Inf Dt Posting]
Dt Hut Dag Dt Jurnal
Inf Dt Perkiraan
[Lap Beli] [Lap Retur Beli]
[Lap Hut Dag] Dt Brg
Inf Dt Ret Beli
Inf Dt Beli
Dt Hut Dag Status Hut Dag [Dt Jurnal] [Inf Dt Perkiraan]
[Kwitansi Beli]
[Srt Jalan & Brg tdk cocok] [Srt Jalan & Brg tdk cocok]
Dt Ord Beli Brg [SOP] [SPB]
[Srt Jalan & TTB]
[Inf Hutang Dag]
Dt Retur Beli Brg
Inf Dt Brg Inf Dt Pemasok [Inf Dt Pemasok]
[Inf Dt Brg] [Status Stock dan Keuangan]
Dt Beli Brg
[Faktur Ret Beli] [LBRP] [SOP]
[Byr Tagihan Beli] [Srt Jalan & Brg]
[Faktur Beli] Transaksi Retur
Pembelian +
12 Hutang Dag
13 Beli Brg
14 Retur Beli Brg
Gudang
15 Beli BrgOrder
18 Jurnal
17 PerkiraanMst
12 Hutang Dag
1.3 Update Stock Brg Beli
& Ret Beli dan Mencatat ke Jurnal &
Hut Dag +
19 PostingMst
11 Pemasok
13 Beli Brg
Pemasok
1.1 Transaksi Pembelian +
Gambar 3.19. DFD Level 2 Proses Pembelian
50
DFD Level 3 Proses Transaksi Pembelian
[Inf Hutang Dag]
[Dt Beli Brg]
[Inf Dt Pemasok]
[Dt Ord Beli Brg]
[Faktur Beli] [Srt Jalan & TTB]
[SOP]
[Srt Jalan & Brg]
[SOP] [Status Stock dan Keuangan]
Data Beli Brg [SPB]
13 Beli Brg Gudang
Gambar 3.20. DFD Level 3 Proses Transaksi Pembelian
51
DFD Level 3 Proses Retur Pembelian
[LBRP]
[Srt Jalan & Brg tdk cocok]
[Faktur Ret Beli]
[Dt Retur Beli Brg]
[Inf Dt Brg] [Inf Dt Pemasok] [Srt Jalan & Brg tdk cocok]
Pemasok
11 Pemasok
1 Barang
14 Beli BrgRetur Gudang
1.2.1 Membuat LBRP
dan Mengirim Barang
1.2.2 Input Retur
Pembelian
Gambar 3.21. DFD Level 3 Proses Retur Pembelian
52
DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Beli & Ret Beli dan Mencatat ke Jurnal & Hut Dag
Inf Dt Beli
Inf Dt Ret Beli
[Inf Dt Posting]
[Dt Hut Dag] [Dt Jurnal]
[Inf Dt Perkiraan]
[Dt Brg]
[Inf Dt Ret Beli] [Inf Dt Beli]
13 Beli Brg 14 Retur Beli Brg
1 Barang
17 Mst Perkiraan
18 Jurnal 12 Hutang Dag
19 Mst Posting 1.3.1
Update Stock Brg Beli & Ret
Beli
1.3.2
Mencatat ke Jurnal & Hut Dag
Gambar 3.22. DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Beli & Ret Beli dan Mencatat ke Jurnal & Hut Dag
53
DFD Level 3 Proses Pengeluaran Kas
[Srt Tagihan]
[Byr Tagihan Beli]
[Inf Dt Pemasok] [Inf Dt Posting]
[Dt Hut Dag] Data Transaksi Jurnal
[Dt Jurnal]
[Inf Dt Perkiraan] [Kwitansi Beli]
[Status Hut Dag] Pemasok Pengeluaran Kas
ke Jurnal
19 PostingMst
11 Pemasok
Gambar 3.23. DFD Level 3 Proses Pengeluaran Kas
54
DFD Level 3 Proses Lap Beli & Ret Beli dan Lap Hut Dag
[Lap Hut Dag] [Lap Retur Beli]
[Lap Beli]
[Inf Dt Hut Dag] [Inf Dt Ret Beli]
[Inf Ret Beli]
Manajemen 14 Beli BrgRetur
13 Beli Brg
12 Hutang Dag
1.5.2
Laporan Retur Pembelian
Gambar 3.24. DFD Level 3 Proses Lap Beli & Ret Beli dan Lap Hut Dag Proses ini untuk membuat laporan pembelian, laporan retur pembelian dan laporan hutang dagang.
DFD Level 4 Proses Pembayaran Hutang Dagang
[Data Transaksi Jurnal] Data Cek atau Giro
[Kwitansi Beli]
Status Hut Dag
[Byr Tagihan Beli]
[Status Hut Dag]
[Srt Tagihan] 12 Hutang Dag
Catat Transaksi Pengeluaran K Pemasok
1.4.1.1
Verifikasi Status Hutang Dagang
1.4.1.2
Menyiapkan Cek atau Giro
1.4.1.3 Mengisi Nota
Bank
Gambar 3.25. DFD Level 4 Proses Pembayaran Hutang Dagang
55
DFD Level 2 Proses Produksi Bahan WIP
[Lap Break Even yang lama]
[Dt Jurnal] [Inf Dt Posting]
[Inf Dt Perkiraan] [Lap Analisa By Bhn yg lama unt Produksi]
Inf Dt Produksi
[LPMB] Inf Dt Bhn Produksi
[Dt Brg] Kebutuhan bhn unt produksi
SPMB 10 Produksi
2.4 Update Stock
Bhn dan Mencatat ke
Jurnal + 17 PerkiraanMst 19 PostingMst
Gambar 3.26. DFD Level 2 Proses Produksi Bahan WIP
Proses Produksi Bahan WIP dimulai dari merencanakan kebutuhan bahan untuk produksi oleh bagian keuangan dengan dasar melihat laporan analisa biaya bahan yang lama. Kemudian proses membuat FMBP (Form perMintaan Bahan untuk diProduksi ) yang diberikan ke bagian gudang. Bagian gudang akan menerbitkan SPMB ( Surat PeMakaian Bahan ) sebagai bukti telah mengeluarkan bahan dari gudang untuk produksi bahan WIP. Setelah proses produksi selesai,
56
DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn dan Mencatat ke Jurnal Produksi Bahan WIP
[Dt Jurnal] [Inf Dt Posting] [Inf Dt Perkiraan] Inf Dt Bhn Produksi
[Inf Dt Bhn Produksi] [Dt Brg] 1 Barang
10 Produksi
17 PerkiraanMst
19 PostingMst 18 Jurnal
2.4.1 Update Stock
Bhn
2.4.2 Mencatat ke
Jurnal
Gambar 3.27. DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn dan Mencatat ke Jurnal
Proses Update Stock Bhn dan Mencatat ke Jurnal untuk meng-update
bahan mentah dan bahan WIP ke data store barang kemudian menyimpan
57
DFD Level 2 Proses Keluar & Retur Bhn & Jual Produk
[Lap Break Even yang lama]
[Inf Dt Posting] [Dt Jurnal] [Inf Dt Perkiraan]
Dt Brg
Inf Dt Klr Bhn Inf Dt Retur Bhn
Inf Dt Produk Inf Dt Brg
Inf Dt Budget Dt Budget
Inf Dt Retur Bhn
Inf Dt Jual Produk [LKB] [LJP] [LRB]
Inf Dt Produk
Inf Dt Retur Bhn
Inf Dt Jual Produk Inf Dt Klr Bhn
Dt Jual Produk Dt Retur BhnInf Dt Retur Bhn
Dt Klr Bhn
[Byr oleh plg] [Faktur Jl Prod]
[Order Jual] [SKB]
Inf Dt Klr Bhn
[Lap Analisa By Bhn] [Lap Analisa By Bhn yg lama unt Outlet]
Pelanggan Membuat Srt
Ret Bhn
3.5 Membuat Laporan Outlet 1 Barang
6 Keluar Bahan
7 Jual Produk 8 Retur Bahan
9 Produk
16 Budget Produk 1 Barang
Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal
+
Keuangan
3.1 Merencanakan Kebutuhan bhn di outlet & Membuat Srt
Klr Bhn
18 Jurnal 19 PostingMst 17 PerkiraanMst
Gambar 3.28. DFD Level 2 Proses Keluar & Retur Bhn & Jual Produk
58
DFD Level 3 Proses Penjualan Produk
Inf Order Jual [Byr oleh plg]
[Faktur Jl Prod]
[Inf Dt Produk]
[Dt Jual Produk]
[Order Jual] Pelanggan
7 ProdukJual
9 Produk
3.2.1 Proses Order
Jual dan penyiapan
produk
3.2.2 Membuat Faktur Jual
Produk
Gambar 3.29. DFD Level 3 Proses Penjualan Produk
59
DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal
Inf Dt Retur Bhn Inf Dt Klr Bhn
[Inf Dt Posting]
[Dt Jurnal]
[Inf Dt Perkiraan] [Dt Brg]
[Inf Dt Klr Bhn]
[Inf Dt Retur Bhn] 8
Retur Bahan 6 Keluar Bahan
1 Barang
17 PerkiraanMst 18 Jurnal
19 Mst
Posting 3.4.1
Update Stock Bhn Keluar &
Retur
3.4.2 Mencatat ke
Jurnal
Gambar 3.30. DFD Level 3 Proses Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal
Proses Update Stock Bhn Keluar & Retur dan Mencatat ke Jurnal untuk
meng-update hasil selisih bahan keluar dikurangi bahan retur ke data store barang
60
DFD Level 3 Proses Analisa Biaya Bahan
[Lap Analisa By Bhn] Data Budget
[Inf Dt Retur Bhn] [Inf Dt Jual Produk] [Inf Dt Klr Bhn]
[Inf Dt Budget] [Dt Budget] [Inf Dt Produk]
[Inf Dt Brg]
6 Keluar Bahan
7 Jual Produk
8 Retur Bahan
16 Budget Produk 3.6.1 Laporan Analisa
Biaya Bahan
Manajemen
Gambar 3.31. DFD Level 3 Proses Analisa Biaya Bahan
61
DFD Level 2 Proses Penjualan
[Kwitansi Jual]
Dt Brg Inf Dt Ret Jual Brg
Inf Dt Jual Brg
Dt Piut Dag [Dt Jurnal]
[Inf Dt Posting] [Inf Dt Perkiraan] Inf Dt Posting
Dt Jurnal
Inf Dt Perkiraan
Status Piut Dag
Inf Dt Piut Dag Inf Dt Jual Brg
[Inf Dt Piutang] Status SRJ
Inf Dt Jual Brg Inf Dt Ret Jual Brg Dt Ret Jual Brg
Dt Jual Brg Inf Dt Brg
Inf Dt Plg
[Inf Dt Plg]
[Status plg_franchisee] [Status brg di gudang]
[Lap Retur Jual] [Lap Jual] [Lap Piut Dag] [SRJ]
[Faktur Ret Jual]
[SJB & Brg] [Faktur Jl Brg]
[Srt Order] [Byr Tagih Jl Brg]
Gudang
Membuat Lap Jual & Ret Jual serta Lap Piut Dag +
Keuangan 2 Plg_Franchisee 1 Barang
3 Jual Brg 4 Retur Jual Brg
5 Piutang Dag
17 PerkiraanMst
18 Jurnal
19 PostingMst
4.3 Update Stock Brg Jual &
Ret Jual dan Mencatat ke Jurnal & Piut Dag
+
1 Barang
Gambar 3.32. DFD Level 2 Proses Penjualan
62
DFD Level 3 Proses Transaksi Penjualan
Inf Dt Brg
[Srt Order]
FMBJ Acc Inf Dt Brg
[SJB & Brg]
SJB & Brg
Order Jual & FMBJ
[Status brg di gudang] Order Jual di Acc Inf Dt Plg [Inf Dt Piutang]
[Status plg_franchisee] [Inf Dt Plg]
[Dt Jual Brg] [Faktur Jl Brg]
Pelanggan_ Franchisee
Gudang
Keuangan 2 Plg_Franchisee
3 Jual Brg 4.1.3
Membuat Faktur Jl Brg & SJB
5 Piutang Dag
4.1.1 Memeriksa status
kredit & memberikan otorisasi kredit
4.1.2 Membuat FMBJ
serta Acc ke
Gambar 3.33. DFD Level 3 Proses Transaksi Penjualan
63
DFD Level 3 Proses Transaksi Retur Penjualan
[Inf Dt Jual Brg]
[Faktur Ret Jual]
[Inf Dt Brg] [Dt Ret Jual Brg]
[Inf Dt Plg] SRJ Acc
SRJ Acc [Status SRJ] [SRJ]
Pelanggan _Franchisee
2 Plg_Franchisee
1 Barang
4 Jual BrgRetur
Gudang 4.2.1
Verifikasi SRJ
4.2.2
Membuat Faktur Retur Jl Brg 3 Jual Brg
Gambar 3.34. DFD Level 3 Proses Transaksi Retur Penjualan
64
DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Jual & Ret Jual dan Mencatat ke Jurnal & Piut Dag
[Dt Brg]
Inf Dt Ret Jual Brg Inf Dt Jual Brg
[Inf Dt Jual Brg]
[Inf Dt Ret Jual Brg]
[Dt Piut Dag]
[Dt Jurnal] [Inf Dt Posting]
[Inf Dt Perkiraan] 17 PerkiraanMst
19 Mst Posting 18 Jurnal
5 Piutang Dag
3 Jual Brg 4 Retur Jual
Brg 4.3.1
Update Stock Brg Jual & Ret
Jual
4.3.2 Mencatat ke Jurnal & Piut
Dag 1 Barang
Gambar 3.35. DFD Level 3 Proses Update Stock Brg Jual & Ret Jual dan Catat ke Jurnal & Piut Dag
Proses Update Stock Brg Jual & Ret Jual digunakan untuk menghitung jumlah barang yang keluar pada proses penjualan dan menghitung jumlah barang
yang masuk pada proses retur penjualan dan kemudian diupdate ke data store
65
DFD Level 3 Proses Penerimaan Kas
Data Transaksi Jurnal [Kwitansi Jual]
[Inf Dt Posting]
[Dt Jurnal] [Inf Dt Perkiraan]
Dt Piutang [Status Piut Dag] [Byr Tagih Jl Brg]
Pelanggan _Franchisee
5 Piutang Dag
17 Mst Perkiraan 18 Jurnal
4.4.1
Penerimaan Pembayaran Tagihan Penjualan Brg+
4.4.2 Mencatat Transaksi Penerimaan Kas
ke Jurnal
19 Mst Posting
Gambar 3.36. DFD Level 3 Proses Penerimaan Kas
66
DFD Level 4 Proses Penerimaan Pembayaran Tagihan Penjualan Brg
[Data Transaksi Jurnal] Data Penerimaan Cek atau Giro
[Kwitansi Jual] [Byr Tagih Jl Brg]
[Status Piut Dag]
Pelanggan _Franchisee 5 Piutang Dag
4.4.1.1 Menerima Cek at
Giro dan Verifikasi Status
Piut Dag
4.4.1.2 Membuat Kwitansi Jual dan
Mengisi Nota Bank
.
Gambar 3.37. DFD Level 4 Proses PenerimaanPembayaran Tagihan
Penjualan Brg
Pada Proses Penerimaan Pembayaran Tagihan Penjualan Brg dimulai
67
DFD Level 3 Proses Membuat Lap Jual & Ret Jual serta Lap Piut Dag
[Lap Piut Dag] [Lap Retur Jual]
[Lap Jual] [Inf Dt Jual Brg]
[Inf Dt Ret Jual Brg]
[Inf Dt Piut Dag]
Manajemen 4 Retur Jual Brg
3 Jual Brg
5 Piutang Dag
4.5.1 Laporan Penjualan
Barang
4.5.2 Laporan Retur
Penjualan Barang
4.5.3 Laporan Piutang Dagang
Gambar 3.38. DFD Level 3 Proses Membuat Lap Jual & Ret Jual serta Lap Piut Dag
68
DFD Level 2 Proses General Ledger
[Lap R_L] [Data Transaksi Jurnal]
Inf Dt Jurnal
[Lap Jurnal]
Inf Dt Perkiraan
Inf DT Posting
[Dt Jurnal]
Data Jurnal
Hasil dari Hitung Saldo
[Lap Hpp] [Lap R_L] [Lap Nrc]
[Inf Dt Jurnal] [Inf DT Posting]
[Inf Dt Perkiraan]
18 Jurnal
17 PerkiraanMst
19 PostingMst
Manajemen 6.1
Input Jurnal Transaksi
6.2 Hitung Ulang
Saldo
6.3 Membuat Laporan General
Ledger Keuangan
Gambar 3.39. DFD Level 2 Proses General Ledger
69
DFD Level 2 Proses Laporan Break Even
[Lap Break Even]
[Lap Break Even] [Inf Dt Break Even] [Dt Break Even] Dt Break Even
[Inf Dt Perkiraan] [Lap R_L]
General Ledge
17 Mst Perkiraan
20 Break Even 7.1
Input Transaksi Break Even
7.2 Membuat Laporan Break
Even
Manajemen Keuangan
Gambar 3.40. DFD Level 2 Proses Laporan Break Even
Pada Proses Laporan Break Even dimulai dengan proses input
transaksi-transaksi Break Even, setelah itu kemudian proses dilanjutkan dengan membuat
laporan Break Even untuk kemudian laporan tersebut diberikan ke pihak
70
DFD Level 2 Proses Koreksi Stock Barang Rusak
[Data Koreksi Stock Brg]
Inf Dt Koreksi
[Dt Jurnal] [Inf Dt Brg]
[Dt Brg]
[Dt Koreksi]
1 Barang
21 Koreksi 8.1
Input Data Koreksi Stock
Barang
8.2
Update Stock Bhn Koreksi dan Mencatat ke
Jurnal
18 Jurnal Gudang
Gambar 3.41. DFD Level 2 Proses Koreksi Stock Barang Rusak
71
3.2.4. Entity Relationship Diagram (ER-Diagram).
Entity Relationship Diagram menggambarkan hubungan antara entitas dalam perancangan sebuah basis data. Gambar ER-Diagram dapat dilihat pada gambar berikut:
KDSUP
72
3.2.5. Physical Data Model / Database Diagram
Physical data model atau yang biasa disebut dengan database diagram menspesifikasikan detail implementasi yang bergantung kepada perangkat lunak yang mendefinisikan struktur penyimpanan secara fisik. Database diagram sistem informasi akuntansi pada PT. Holland dapat digambarkan sebagai berikut:
KDCABANG = KDCABANG
KDSUP = KDSUP
KDBHN = KDBHN
KDCABANG = KDCABANG
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR
KDCABANG = KDCABANG NOPERK = NOPERK
KDCABANG = KDCABANG
KDCABANG = KDCABANG NOBUKTI = TRANS KDCABANG = KDCABANG
PERKIRAAN = PERK
KDBHN = KDBHN
KDCABANG = KDCABANG
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR PEMAKAI = USERID
KDBHN = KDWIP
KDCABANG = KDCABANG NOPERK = NOPERK
KODE = KODE KDCABANG = KDCABANG KDSUP = KODE
KDCABANG = KDCABANG
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR
KDBHN = KDBHN KDBHN = KDBHN
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR
KDFG = KDBHN
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR KDBHN = KDBHN
KDCABANG = RBL_KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR
KDBHN = KDBHN
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR
KDBHN = KDBHN
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR KDBHN = KDBHN
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR
KDBHN = KDWIP
KDCABANG = KDCABANG NO_FAKTUR = NO_FAKTUR
KDFG = KDFG KDBHN = KDBHN
KDOUTLET = KDOUTLET KDOUTLET = KDOUTLET
KDOUTLET = KDOUTLET KDCABANG = KDCABANG
KDCABANG = KDCABANG
KDCABANG = KDCABANG KDCABANG = KDCABANG
KDCABANG = KDCABANG
KODE = KDCUST KDCABANG = KDCABANG
KODE = KDCUST KDCABANG = KDCABANG KDSUP = KDSUP KDCABANG = KDCABANG
KDJENIS = KDJENIS
KDSUP = KDSUP
SUPPLIER
USERLEVEL char(2) PMBDT
KDCABANG varchar(15)
73
3.2.6. Struktur database
Software yang digunakan dalam pengelolaan database dari aplikasi
sistem ini adalah SQL Server 7. Dan SQL Server ini sangat baik dalam keamanan
data, selain itu juga memiliki kompatibilitas dengan software yang digunakan
dalam membangun sistem ini. Adapun tabel-tabel dan struktur data base yang
digunakan dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Nama : USERS
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data pemakai
Tabel 3.1 USERS
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 USERID char 10 PK Kode Pemakai
2 USERPASSWORD Varchar 15 Password
3 USERNAME Varchar 30 Nama User
4 USERLEVEL char 2 Level User
2. Nama : AUTHOR
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data otoritas menu user
Tabel 3.2 AUTHOR
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 USERID char 10 PK User Id/Pemakai
2 MENUNAME Varchar 100 Menu Program
3 OTORITAS Int Otoritas Menu
3. Nama : CABANG
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master Cabang
Tabel 3.3 CABANG
No Field Data Type Length Key Keterangan
74
No Field Data Type Length Key Keterangan
2 NMCABANG Varchar 75 Nama Cabang
3 ALAMAT Varchar 50 Alamat
4 KOTA Varchar 30 Kota
5 TELEPON Varchar 15 Telepon
4. Nama : SUPPLIER
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master pemasok
Tabel 3.4 SUPPLIER
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDSUP varchar 15 PK Kode Supplier
2 NMSUP varchar 75 Nama Supplier
3 ALAMAT varchar 50 Alamat
4 KOTA varchar 30 Kota
5 TELEPON varchar 15 Telepon
5. Nama : CUSTOMER
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master
pelanggan_franchisee
Tabel 3.5 CUSTOMER
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KODE varchar 15 PK Kode Customer
2 NAMA varchar 75 Nama Customer
3 ALAMAT varchar 50 Alamat
4 KOTA varchar 30 Kota
75
6. Nama : OUTLET
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master outlet
Tabel 3.6 OUTLET
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDOUTLET varchar 15 PK Kode Outlet
2 NMOUTLET varchar 75 Nama Outlet
3 ALAMAT varchar 50 Alamat
4 KOTA varchar 30 Kota
5 TELEPON varchar 15 Telepon
7. Nama : BHN
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master bahan mentah
dan bahan WIP.
Tabel 3.7 BHN
No Field Data Type Length Key Keterangan
76
No Field Data Type Length Key Keterangan
18 HRG_BELI5 money 9 Harga Beli 5
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master jenis
Tabel 3.8 JENIS
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDJENIS varchar 15 PK Kode Jenis
2 NMJENIS varchar 75 Nama Jenis
9. Nama : FG
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master produk jadi.
77
10. Nama : BGT
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data master Budget Produk.
Tabel 3.10 BGT
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 ID numeric 8 PK ID Tabel
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data transaksi Order
Pembelian barang.
78
No Field Data Type Length Key Keterangan
12 HARI smallint Jumlah Hari untuk
Bayar Kredit
13 TGL_JATUH datetime Tanggal Jatuh
Tempo
14 NOTE varchar 50 Keterangan
12. Nama : OPLDT
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data detail transaksi
pembelian barang.
Tabel 3.12. OPLDT
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDCABANG varchar 15 PK,FK Kode Cabang
2 NO_FAKTUR varchar 40 PK Nomor Faktur
3 URUT int PK Nomor Urut Detail
4 KDBHN varchar 30 FK Kode Barang
5 SATUAN varchar 10 Satuan
6 NO_SATUAN smallint Nomor Satuan
7 ISI decimal 9,2 Isi
8 QUANTITY decimal 9,2 Kuantitas
9 QNTKECIL decimal 9,2 Kuantitas kecil
10 HARGA money Harga Barang
11 DISCPR1 decimal 9,2 Disc Persen
12 DISCRP1 decimal 9,2 Disc Rupiah
13 NETTO money 9 Netto
13. Nama : BL
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data transaksi pembelian
79
Tabel 3.13. BL
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDCABANG varchar 15 PK,FK Kode Cabang
2 NO_FAKTUR varchar 40 PK Nomor Faktur
3 TGL_FAKTUR datetime Tanggal Faktur
4 KDSUP varchar 15 FK Kode Supplier
Bayar Kredit
13 TGL_JATUH datetime Tanggal Jatuh
Tempo
14 NOTE varchar 50 Keterangan
14. Nama : BLDT
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data detail transaksi
pembelian barang.
Tabel 3.14. BLDT
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDCABANG varchar 15 PK,FK Kode Cabang
80
No Field Data Type Length Key Keterangan
9 QNTKECIL decimal 9,2 Kuantitas kecil
10 HARGA money Harga Barang
11 DISCPR1 decimal 9,2 Disc Persen
12 DISCRP1 decimal 9,2 Disc Rupiah
13 NETTO money 9 Netto
15. Nama : RBL
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data transaksi retur
pembelian barang.
Tabel 3.15. RBL
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDCABANG varchar 15 PK,FK Kode Cabang
2 NO_FAKTUR varchar 40 PK Nomor Faktur
3 TGL_FAKTUR datetime Tanggal Faktur
4 KDSUP varchar 15 FK Kode Supplier
5 DISCPR1 decimal 9,2 Disc Persen
6 DISCRP1 decimal 9,2 Disc Rupiah
7 UMUKA money 9 Uang Muka
8 BRUTTO money 9 Jumlah Brutto
9 NETTO money 9 Jumlah Netto
10 BAYAR varchar 2 Syarat Bayar
Tunai/Kredit
11 PPN varchar 2 Pajak
12 HARI smallint Jumlah Hari untuk
Bayar Kredit
13 TGL_JATUH datetime Tanggal Jatuh
Tempo
81
16. Nama : RBLDT
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data detail transaksi retur
pembelian barang.
Tabel 3.16. RBLDT
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDCABANG varchar 15 PK,FK Kode Cabang
2 NO_FAKTUR varchar 40 PK,FK Nomor Faktur
3 URUT int PK Nomor Urut Detail
4 KDBHN varchar 30 FK Kode Barang
5 SATUAN varchar 10 Satuan
6 NO_SATUAN smallint Nomor Satuan
7 ISI decimal 9,2 Isi
8 QUANTITY decimal 9,2 Kuantitas
9 QNTKECIL decimal 9,2 Kuantitas kecil
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data transaksi penjualan
barang ke pelanggan_franchisee Tabel 3.17. JLU
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDCABANG varchar 15 PK,FK Kode Cabang
2 NO_FAKTUR varchar 40 PK Nomor Faktur
3 TGL_FAKTUR datetime Tanggal Faktur
4 KDCUST varchar 15 FK Kode Customer
5 DISCPR1 decimal 9,2 Disc Persen
6 DISCRP1 decimal 9,2 Disc Rupiah
82
Bayar Kredit
13 TGL_JATUH datetime Tanggal Jatuh
Tempo
14 NOTE varchar 50 Keterangan
18. Nama : JLUDT
Fungsi : Tabel untuk menyimpan data-data detail transaksi
penjualan barang ke pelanggan_franchisee. Tabel 3.18. JLUDT
No Field Data Type Length Key Keterangan
1 KDCABANG varchar 15 PK,FK Kode Cabang
2 NO_FAKTUR varchar 40 PK,FK Nomor Faktur
3 URUT int PK Nomor Urut Detail
4 KDBHN varchar 30 FK Kode Barang
5 SATUAN varchar 10 Satuan
6 NO_SATUAN smallint Nomor Satuan
7 ISI decimal 9,2 Isi
8 QUANTITY decimal 9,2 Kuantitas
9 QNTKECIL decimal 9,2 Kuantitas kecil
10 HARGA money Harga Barang
11 DISCPR1 decimal 9,2 Disc Persen
12 DISCRP1 decimal 9,2 Disc Rupiah