• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN SUKU BUNGA (BI RATE) TERHADAP JUMLAH DANA SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS PRIMA ARTHA SLEMAN (PERIODE 2011-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN SUKU BUNGA (BI RATE) TERHADAP JUMLAH DANA SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS PRIMA ARTHA SLEMAN (PERIODE 2011-2015)"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP JUMLAH DANA SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS PRIMA ARTHA SLEMAN (PERIODE 2011-2015)

SKRIPSI

Oleh:

David Wahyu Ramadhan NPM: 20120730118

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(2)

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN SUKU BUNGA (BIRATE) TERHADAP JUMLAH DANA SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS PRIMA ARTHA SLEMAN (PERIODE 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu

pada Prodi Ekonomi & Perbankan Islam (Muamalat) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

David Wahyu Ramadhan NPM: 20120730118

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(3)

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : David Wahyu Ramadhan NIM : 20120730118

Program Studi: Ekonomi dan Perbankan Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH TINGKAT BAGI

HASIL DAN SUKU BUNGA (BI RATE) TERHADAP JUMLAH DANA

SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS PRIMA ARTHA DI SLEMAN (PERIODE 2011-2015)” ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitka noleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 9 Agustus 2016

(4)

MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain

dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap” (QS: Al-Insyirah 6-8)

“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila di

belanjakan” (Ali bin Abi Talib)

"Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur”

(Lukman Hakim)

“Mencari Ilmu adalah Jihad. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian”

(Muadz bin Jabal ra)

“Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat”

(5)
(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERNYATAAN...iv

MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR ISI...xi

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK... xvi

ABSTRAK... xvii

ABSTRAK...xviii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB... xix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah... 13

C. Tujuan Penelitian...13

(7)

A. Tinjauan Pustaka...15

B. Kerangka Teori...18

C. Paradigma Penelitian...39

D. Hipotesis... 40

BAB III. METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian...46

B. Jenis Data... 46

C. Metode Pengumpulan Data... 47

D. Definisi Operasional Variabel...47

E. Tehknik Analisis Data... 48

1. Analisis Statistik Deskriptif...48

2. Analisis Regresi Linier Berganda...49

3. Penguji Asumsi Klasik... 50

F. Pengujian Hipotesis... 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data...55

B. Gambaran Umum Objek Penelitian... 55

C. Statistik Deskriptif...59

D. Uji Asumsi Klasik...64

(8)

2. Uji Multikolinearitas... 66

3. Uji Heterokedastisitas...69

4. Uji Autokorelasi... 72

E. Analisis Regresi...74

1. Koefisien Determinasi (R2)... 74

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)... 77

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)...79

F. Pembahasan Hasil Penelitian...84

BABV. PENUTUP A. Kesimpulan... 93

B. Saran...96

C. Keterbatasan Penelitian...97

DAFTAR PUSTAKA... 98

(9)

Tabel 1.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil...5

Tabel 1.2 Jumlah Rekening Anggota KJKS Prima Artha...10

Tabel 1.2 Produk-produk pada KJKS Prima Artha...10

Tabel 3.1 Aturan Pengujian Durbin Watson...52

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif (Jangka Waktu 3 Bulan)...59

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif (Jangka Waktu 6 Bulan)...59

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif (Jangka Waktu 12 Bulan)...59

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (Jangka Waktu 3 Bulan)... 64

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas (Jangka Waktu 6 Bulan)... 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas (Jangka Waktu 12 Bulan)... 65

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas (Jangka Waktu 3 Bulan)...66

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas (Jangka Waktu 6 Bulan)...67

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas (Jangka Waktu 12 Bulan)...67

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi (Jangka Waktu 3 Bulan)... 72

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi (Jangka Waktu 6 Bulan)... 72

Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi (Jangka Waktu 12 Bulan)... 73

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) (Jangka Waktu 3 Bulan)... 74

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) (Jangka Waktu 6 Bulan)... 75

(10)

Tabel 4.16 Hasil Uji Nilai F (Jangka Waktu 3 Bulan)...77

Tabel 4.17 Hasil Uji Nilai F (Jangka Waktu 6 Bulan)...78

Tabel 4.18 Hasil Uji Nilai F (Jangka Waktu 12 Bulan)...78

Tabel 4.19 Hasil Uji Nilai T (Jangka Waktu 3 Bulan)...79

Tabel 4.20 Hasil Uji Nilai T (Jangka Waktu 6 Bulan)...81

(11)

Gambar 2.1 Teori Klasik Tingkat Bunga...37

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...39

Grafik 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas (Jangka Waktu 3 Bulan)... 69

Grafik 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas (Jangka Waktu 6 Bulan)... 70

Grafik 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas (Jangka Waktu 12 Bulan)... 71

Grafik 4.4 Tingkat Bagi hasil dan BIRate(Jangka Waktu 3 Bulan)...89

Grafik 4.5 Tingkat Bagi hasil dan BIRate(Jangka Waktu 6 Bulan)...90

(12)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata Arab-Latin yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

1. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب Bā’ B

-ت Tā T

-ث Sā s (dengan titik diatas)

ج Jīm J

-ح Hā h (dengan titik dibawah)

خ Khā’ Kh

-د Dāl D

-ذ Zāl Ż z (dengan titik diatas)

(13)

-س Sīn S

-ش Syīn Sy

-ص Sād .s s (dengan titik dibawah)

ض Dād .d d (dengan titik dibawah)

ط Tā’ .t t (dengan titik dibawah)

ظ Zā’ .z z (dengan titik dibawah)

ع ‘Aīn koma terbalik ke atas

غ Gaīn G

-ف Fā’ F

-ق Qāf Q

-ك Kāf K

-ل Lām L

-م Mīm M

-ن Nūn N

(14)

-ه Hā’ H

-ء Hamzah ‘ Apostrof

ي Yā’ Y

-2. Konsonan Rangkap karenaSyaddahditulis rangkap

ةدﺪﻌﺘﻣ

Ditulis Muta’addidah

ةﺪﻋ

Ditulis ‘iddah

3. Ta’ Marbūṭah di akhir kata a. Bila dimatikan tulish

ﺔﻤﻜﺣ

Ditulis ḥikmah

ﺔﯾﺰﺟ

Ditulis Jizyah

(Ketentuan ini tidak diperlukan, bila kata-kata arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila ta’ marbuṭah diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis denganh

(15)

t

ﺮﻄﻔﻟا ةﺎﻛز

Ditulis Zakāt al-fịtr

4. Vokal Pendek

ــــــــــــــَــ faṭhạh Ditulis A

ــِــــــــــــــ Kasrah Ditulis I

ــــــــــــُــــ .dammah Ditulis U

5. Vokal Panjang 1. Faṭhạh +alif

(16)

6. Vokal Rangkap

1. Faṭhạh + ya’mati

ﻢﻜﻨﯿﺑ

Ditulis ditulis

Ai

Bainakum

2. Faṭhạh + wawumati

لﻮﻗ

Ditulis ditulis

Au Qaul

7. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

ﻢﺘﻧأأ

Ditulis a’antum

تﺪﻋأ

Ditulis u’iddat

ﻢﺗﺮﻜﺷ ﻦﺌﻟ

Ditulis la’in syakartum

8. Kata SandangAlif + Lam

a. Bila diikuti hurufQamariyyah

نآﺮﻘﻟا

Ditulis al –Qur’ān

سﺎﯿﻘﻟا

Ditulis al-Qiyās

(17)

ﺲﻤﺸﻟا

Ditulis asy- Syams

9. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

ضوﺮﻔﻟا ىوذ

Ditulis Zawi al-furūḍ

(18)
(19)
(20)
(21)

“PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN SUKU BUNGA (BIRATE) TERHADAP JUMLAH DANA SIMPANAN BERJANGKA

PADA KJKS PRIMA ARTHA SLEMAN (PERIODE 2011-2015)”

Nama: David Wahyu Ramadhan NIM: 20120730118

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga (Birate) terhadap jumlah dana atau saldo keseluruhan simpanan berjangka (Deposito) pada KJKS Prima Artha di Sleman, D.I. Yogyakarta. Karena sejatinya nasabah atau anggota tetap akan memperhatikan besar kecil tingkat bagi hasil untuk menyimpan dananya pada lembaga keuangan syariah tersebut, jika dilihat secara teori bank umum (Konvensional) untuk menentukan bunga menggunakan standar yang sudah di tetapkan oleh pemerintah yaitu Bi rate dan tanpa memperhatikan pendapatan, hal ini berbanding terbalik dengan LKS (Bank Syariah dan BMT/KJKS) untuk menentukan tingkat bagi hasil harus menyesuaikan dengan pendapatannya dan tidak mengacu pada standar Birate.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data yang di gunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dimana dalam menguji pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga (Bi rate) menggunakan uji hipotesis pengujian koefisien pengujian signifikansi simultan (uji F), determinasi (adjusted R2), dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) untuk menguji pengaruh kedua variabel X tersebut yaitu Tingkat Bagi Hasil dan BI Rate terhadap variabel Y, yaitu Jumlah Dana saldo keseluruhan Anggota simpanan berjangka (Deposito). Penelitian ini dilakukan terhadap KJKS Prima Artha, di Sleman D.I.Yogyakarta periode 2011-2015 yang sesuai dengan tekhnik pengummpulan data.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel tingkat bagi hasil memiliki pengaruh positif terhadap Jumlah dana deposan, sedangkan Bi rate tidak memiliki pengaruh terhadap Jumlah dana deposan pada KJKS Prima Artha, di Sleman.

(22)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF THE PROFIT SHARING LEVEL AND THE INTEREST RATE (BI RATE) TOWARD THE AMOUNT OF FUNDS OR THE OVERALL

BALANCE OF TIME DEPOSITS AT ISLAMIC FINANCIAL SERVICES COOPERATIVE (KJKS) PRIMA ARTHA SLEMAN (PERIOD OF 2011-2015)

Nama: David Wahyu Ramadhan NIM: 20120730118

This research aims at analyzing the ifluence of the Profit sharing level and the interest rate (BI Rate) toward the amount of funds of the overall balanceof time deposits on Islamic Financial Services Cooperative (KJKS) Prima Artha Sleman, D.I.Yogyakarta. Both the customers and permanent members will consider the percentage of profit sharing to save their funds in related sharia financial institutions. It is inversely proportional with the sharia financial institution (Sharia banks and BMT?KJKS). To determine the profit sharing level, it must be adjusted with the income and does not refer to the BI rate standard.

The research type is quantitative research with the data used is the secondary data. This research uses multiple linier regression in which in testing the influence of profit sharing level and interest rate (BI rate) using the test coefficient hypothesis, simultaneous significance test (F test), determination (adjusted R2), and individual parameter signifiicance test (t statistical test)to test

the influence of two X variable which is the overall fund balance toward Islamic Financial Services Cooperative (KJKS) Prima Artha Sleman, D.I.Yogyakarta during the period of 2011-2015 which is in accordance with the data collection technique.

This research aims to show that the profit sharing level variable has a positive ijnfluence toward the number of depositors’ fund. Meanwhile, the BI rate does not have any influence toward the number of depositors’ fund at Islamic Financial Services Cooperative (KJKS) Prima Artha Sleman.

(23)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak

dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana,

atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

dana (Kasmir,2008: 11). Menurut Wijaya, (2000). Lembaga keuangan

merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang

melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.

Lembaga keuangan Syariah adalah setiap perusahaaan keuangan

yanga bergerak sesuai aturan Syariat Islam. LKS didirikan dengan tujuan

mempromosikan dan mengembangkan prinsip-prinsip Islam, syariah dan

tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang

terkait, adapun yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip

hukum Islam dalam kegiatan lembaga keuangan berdasarkan fatwa yang

dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan

fatwa di bidang syariah. Prinsip syariah yang dianut oleh lembaga

keuangan syariah dilandasi nilai-nilai keadilan, kemanfaatan,

keseimbangan, dan keuniversalan (rahmatan lil’ alamin) (Soemitra,

2009:35-36).

Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) merupakan salah satu

(24)

2

keuangan non bank, yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

KJKS adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang

pembiayaan dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

KJKS sebenarnya sama saja dalam konteks pelaksanaannya

dengan Baitul Maal wat Tanwil (BMT). Perbedannya terletak pada

lembaganya pada KJKS hanya terdiri dari satu lembaga saja, yaitu

koperasi yang berjalan dengan system syariah. Sedangkan pada BMT

terdapat 2 lembaga yaitu diambil dari namanya ‘Baitul Maal wat Tanwil’

yang artinya lembaga zakat dan lembaga keuangan Syariah. Hal ini berarti

bahwa KJKS yang dijalankan dengan 2 lembaga disebut BMT dan yang

hanya menjalankan KJKS disebut Koperasi Syariah.

Produk yang ditawarkan oleh KJKS menjadi beberapa bagian,

yaitu: produk penghimpunan dana (funding) dengan konsep bagi hasil

meliputi tabungan, deposito dan giro. Produk penyaluran dana (financing)

dengan konsep bagi hasil meliputi mudharabah dan musyarakah, dan

masih banyak lagi produk dengan konsep margin. terdapat dua fungsi

utama KJKS dll, pertama adalah penghimpunan dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan. Kedua adalah menyalurkan dana kepada

(25)

Bagi seorang muslim/muslimah tentu saja keberadaan bank syariah

atau KJKS merupakan suatu kabar yang menggembirakan. Karena selama ini

para nasabah yang beragama Islam akan merasa khawatir dengan sistem

bunga yang diberikan oleh bank konvensional. Akan tetapi dalam prakteknya,

masyarakat atau bahkan nasabah bank syariah belum mengenal serta

memahami makna syariah dan mudharabah yang telah diterapkan. Yang mereka pahami hanyalah bahwa bank syariah merupakan bank yang

menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam melaksanakan kegiatannya.

Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil.

Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar

sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembuangan uang

(musjtari dan fitriyanti, 2010:84). Dalam investasi, usaha yang dilakukan

mengandung resiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian.

Sebaliknya, pembuangan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki resiko,

karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan

berdasarkan besarnya modal.

Dalam menghadapi persaingan yang mengglobal terutama dengan

bank konvensional yang menawarkan imbalan berupa bunga, maka bank

syariah perlu memperhatikan manajemennya agar bisa bertahan di industri

perbankan. Salah satunya adalah kondisi tingkat bagi hasil, dalam

persaingan merebut dana pihak ketiga Bank syariah sulit mengimbangi

daya saing perbankan konvensional untuk menentukan Bunga dalam

(26)

4

termasuk dalam kondisi tren BI Rate yang menigkat (Otoritas Jasa

Keuangan, Tinjauan Perkembangan Industri Keuangan Syariah di

Indonesia, 2013:6).

Walaupun demikian, dengan naiknya tingkat suku bunga maka

akan diikuti naiknya suku bungan simpanan dan suku bunga pinjaman

pada bank konvensional. Sehingga orang akan cenderung untuk

menyimpan dananya di bank konvensional daripada di bank syariah atau

BMT KJKS, karena bungan simpanan di bank konvensional naik yang

pada akhirnya tingkat pengembalian yang diperoleh oleh nasabah

penyimpan dana akan mengalami peningkatan.

Dalam penelitian Anisah (2013) menyatakan bahwa tingkat suku

bunga akan mempunyai hubungan negatif terhadap dana deposito bank

syariah. Hal ini lah yang menjadi dilema dalam dunia perbankan syariah

saat ini, karena di khawatirkan akan ada perpindahan dana dari bank

syariah ke bank konvensional. (Otoritas Jasa Keuangan, Tinjauan

Perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia, 2013:7).

Kecenderungan masyarakat menggunakan sistem bunga (interest

ataupun usury) lebih bertujuan untuk mengoptimlakan pemenuhan

kepentingan pribadi, sehingga kurang mempertimbangkan dampak sosial

yang ditimbulkan (PBI No. 7/47/PB/2005). Berbeda dengan sistem bagi

hasil (Profit sharing) sistem berorentasi pemenuhan kemaslahatan hidup

(27)

Perbedaan antara bunga dan bagi hasil :

Tabel 1.1

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Sumber : Wirdyaningsih, 2005, hlm. 49.

Bagi hasil merupakan ciri khas utama pada lembaga keuangan

syariah. Dinamakan lembaga keuangan bagi hasil dikarenakan lembaga

ini memperoleh keuntungan dari apa yang di hasilkan dalam upayanya

mengelola dana pihak ketiga (DPK). Nisbah bagi hasil merupakan faktor

penting dalam menentukan bagi hasil di bank syariah. Sebab aspek nisbah

merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang

melakukan transaksi (Muhammad, 2004:123).

Bagi hasil menurut istilah adalah suatu sistem yang meliputi tata

cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana

Bunga Bagi Hasil

Penentuan Keuntungan Pada waktu perjanjian dengan asumsi haru selalu untung

Pada waktu akad dengan pedoman untung atau rugi

Besarnya Prosentase Berdasarkan jumlah uang

(modal) yang dipinjamkan Berdasarkan keuntunganyang diperoleh

Pembayaran Seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan untung atau rugi

Bergantung pada keutungan proyek bila rugi di tanggung bersama

Jumlah Pembayaran Tetap tidak meningkat walau

keuntungan berlipat Sesuai dengan peningkatanjum lah pendapatn

Eksistensi Diragukan oleh semua

(28)

6

(Rofiq, 2004:153). Menurut terminologi asing (inggris) bagi hasil dikenal

dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan:

pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “Distribusi

beberapa bagian dari laba (profit) pada para pegawai dari suatu

perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan, bahwa hal itu dapat berbentuk suatu

bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada

tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan

atau bulanan (Pass, 1997:537).

Pada dasarnya pola perhitungan bagi hasil dalam Islam ada dua

macam, yaitu bagi hasil untung (profit sharing) dan bagi pendapatan

(revenue sharing), Perhitungan bagi hasil hanya dapat dilakukan setelah

proyek selesai, atau setelah berakhirnya suatu periode perhitungan

pendapatan tertentu, misalnya setiap akhir bulan, akhir tahun, ataupun

lainnya sesuai kesepakatan. Pada awal perjanjian ditentukan adalah

penetapan nisbah (ratio) bagi hasil. Nilai nominal hasil tergantung dari

besarnya keuntungan proyek yang belum diketahui (Arifin, 2009:22).

Menurut Iska (2012) secara umum bentuk yang diterapkan di

Indonesia ialah pola bagi pendapatan (revenue sharing), jika bank sebagai

pemodal dan nasabah sebagai pengguna dana, dan menggunakan sistem

bagi untung bersih (profit sharing) jika bank sebagai pengelola dana dan

nasabah sebagai penabung. Apabila bank menggunakan sistem bagi

(29)

setelah dikeluarkan biaya bank, kemungkinan yang akan terjadi bagi hasil

bagi penabung akan semakin kecil, jika kadar bunga di pasaran lebih

tinggi, akan mempengaruhi penurunan jumlah dana pihak ketiga suatu

lembaga keuangan syariah secara keseluruhan. Karena yang variabel

yang akan di jadikan bahan penelitian terdapat pada produk

penghimpunan dana yang menggunakan konsep bagi hasil, yaitu deposito

atau simpanan berjangka maka akan dijelaskan sedikit tentang

pengertiannya.

BI Rate atau tingkat suku bunga yang di tetapkan oleh Bank

Indonesia merupakan acuan bagi lembaga perbankan dalam menentukan

bunga bank umum. Di dalam teori Perbankan Syariah dalam menentukan

bagi hasil tidak mengacu pada BIRate,karena BIRateatau acuan tingkat

suku bunga Bank Umum tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Namun masih banyak nasabah atau anggota, ketika ingin mendepositokan

dananya harus melihat suku bunga bank umum yang mengacu pada Bi

rate untuk di bandingkan dengan tingkat bagi hasil yang di berikan, dan

jika suku bunga bank umum lebih besar maka anggota akan memilih

mendepositokan dananya ke bank umum dan begitu juga sebaliknya, bisa

disimpulkan nasabah atau anggota seperti ini adalah anggota atau nasabah

yang tidak loyal terhadap suatu lembaga keuangan syariah maupun

(30)

8

Tabungan menurut pandangan ekonomi klasik, merupakan fungsi

dari tingkat bunga. Tingkat Bunga yang tinggi akan semakin mendorong

seseorang untuk menabung dan mengorbankan konsumsi sekarang untuk

dimanfaatkan dimasa yang akan datang. Tingginya minat nasabah untuk

menabung dipengaruhi oleh tingkat bunga, hal ini menunjukan bahwa

pada saat tingkat bunga tinggi masyarakat lebih tertarik untuk

mengorbankan konsumsi sekarang guna menambah tabungannya. Konsep

ini berbeda dengan sistem perbankan syariah yang menggunakan sistem

bagi hasil atas penggunaan dana oleh pihek peminjam (baik pihak nasabah

atau bank) (Ghofur,2007:69-70).

Deposito dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.

03/DSN-MUI/IV/2000 terdiri atas dua jenis: pertama, deposito yang tidak

dibenarkan secara prinsip syariah yaitu deposito yang berdasarkan

pehitunga bunga. Kedua, deposito yang dibenarkan secara syariah yaitu

deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dimana suatu lembaga

keuangan syariah bertindak sebagaimudharib(pengelola dana) sedangkan

nasabah bertindak sebagaishahibul maal(pemilik dana).

Menurut Nur rianto (2012: 35) Pengertian deposito adalah bentuk

simpanan yang memiliki jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu

dan bagi hasilnya lebih tinggi dari pada tabungan. Jangka waktu tersebut

adalah 1, 3, 6, dan 12 bulan. Tingkat bagi hasil deposito pada bank

(31)

menabung. Ketika tingkat bagi hasil deposito tinggi, masyarakat akan

lebih cenderung mendepositokan uangnya daripada dikonsumsi

keseluruhan. Hal itu dikarenakan tidak semua nasabah merupakan

nasabah loyalis yang memilih menggunakan jasa perbankan disebabkan

faktor keyakinan.

Peneliti mengambil data penelitian pada Lembaga Keuangan

Syariah Mikro, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Prima Artha

Sleman, yang dinyatakan “CUKUP SEHAT” oleh Kementrian Koperasi

dan UKM (Sumber KJKS Prima Artha), aspek - aspek dalam penilaian

kesehatan meliputi: permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,

efisiesi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi,

Khusus bagi KJKS ditambahka aspek kepatuhan prinsip Syariah

(http://www.dinkop-umkm.jatengprov.go.id). Sedangkan yang akan jadi

objek penelitian adalah Simpanan berjangka (Deposito) produk tersebut

merupakan Produk yang terdapat pada Lembaga Keuangan Syariah Mikro,

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Prima Artha Sleman.

Lembaga Keuangan Syariah Mikro Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS) Prima Artha Sleman adalah lembaga keuangan mikro

yang berlandaskan syariah Islam, kantor pusat dan kantor cabang Sleman

yang beralamatkan di Jl. Dr. Radjimin No. 40 C, Paten, Tridadi, Sleman.

Dan Kantor KJKS Prima Artha cabang Seyegan yang terletak di sebelah

(32)

10

Tabel 1.2

Jumlah Rekening Simpanan Anggota KJKS Tahun 2014 & 2015

Sumber: KJKS Prima Artha

Tabel 1.3

Produk-produk yang ada di KJKS Prima Artha Sleman

Sumber : KJKS Prima Artha

Data-data dari kedua tabel tersebut adalah data jumlah rekening

yang terdapat di Lembaga Keuangan Syariah KJKS Prima Artha Sleman,

dari tahun 2014 sampai 2015 yang menunjukan peningkatan yang baik Jenis

S.Prima 2.209 2.316 4,84% 5.967 6.162 3,27%

S.Hari Istimewa

158 163 3,16% 139 143 2,88%

S.Arista Prima

1.008 1.613 60,02% 807 1.281 58,74%

S.Pokok 953 1.116 17,10% 1.323 1.711 29,33%

No Produk Simpanan Produk Pembiayaan

1 Simpanan Prima Jual Beli dan Leasing 2 Simpanan Hari Istimewa Modal Kerja

3 Simpanan Berjangka Gadai

4 Modal Penyertaan Multi Guna

(33)

dari segi produk dengan keuntungan bagi hasil maupun produk dengan

keuntungan fee atau bonus. Serta data tentang produk-produk

penghimpun dana dan produk-produk penyaluran dana.

Dikarenakan data yang disajikan atau yang diberikan kepada

peneliti adalah data jumlah dana deposito, maka yang akan di teliti oleh

peneliti adalah jumlah dana depositonya. Dan bahwasanya deposito

adalah produk penghimpunan dana yang paling tinggi tawaran bagi

hasilnya, jika bagi hasil tinggi maka seharusnya masyarakat cenderung

mendepositokan uangnya dari pada dikonsumsi saja, secara otomatis hal

ini mempengaruhi jumlah dana deposito pada suatu lembaga keuangan

syariah di Indonesia.

Tingkat bagi hasil deposito pada bank syariah merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menabung. Ketika tingkat bagi

hasil deposito tinggi, masyarakat akan lebih cenderung mendepositokan

uangnya daripada dikonsumsi keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian

Adiwarman Karim dan Adi Zakaria Afif dari Karim Business Consulting,

segmentasi nasabah perbankan syariah di Indonesia terbagi menjadi 3

segmen, yaitu syariah loyalist market, floating market, dan conventional

loyalist market. Segmen loyalis syariah dan loyalis konvensional

merupakan kelompok nasabah yang memilih menggunakan jasa atau

perbankan lebih disebabkan faktor keyakinan. Sedangkan segmenfloating

market merupakan kelompok nasabah yang memilih menggunakan jasa

(34)

12

yang ditawarkan (service and return), tanpa memperhatikan sistem bagi

hasil maupun bunga.

Fokus penelitian ini adalah meneliti tentang pengaruh tingkat bagi

hasil deposito dan BI rate terhadap jumlah dana simpanan mudharabah

dimana produk simpanan mudharabah yang di teliti adalah Simpanan

Berjangka (Deposito Mudharabah) yang ada pada KJKS Prima Artha

Sleman. Alasan memilih simpanan mudharabah jenis deposito lebih

disebabkan karena karakteristik produk deposito pada umumnya.

Kelebihan simpanan deposito dibandingkan jenis simpanan lainnya

seperti tabungan dan giro adalah pemberian tingkat keuntungan (bagi

hasil) yang lebih tinggi.

Bagi hasil pada lembaga keuangan syariah sering disebut sebagai

pengganti bunga pada Bank Konvensional, perbedaanya dalam bagi hasil

keuntungannya bersifat fluktuaktif yaitu tergantung pada usaha yang

dijalankan. Dengan begitu suatu LKS harus menjalankan usahanya

semaksimal dan sebaik mungkin agar bagi hasil yang didapatkan akan

meningkat tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah, dan hal ini akan

menarik nasabah untuk mendepositokan dananya ke lembaga keuangan

syariah khususnya KJKS Prima Artha. Dari latar belakang yang

dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian mengenai:

(35)

B. Rumusan masalah

1. Apakah tingkat bagi hasil deposito berpengaruh terhadap jumlah dana

simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman

(deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan)?

2. Apakah suku bunga (BI rate) berpengaruh terhadap jumlah dana

simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman

(deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan)?

3. Apakah tingkat bagi hasil deposito dan suku bunga (BI rate)

berpengaruh secara bersama-sama terhadap jumlah dana simpanan

berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito

jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan)?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil deposito terhadap

jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha,

Sleman (deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan).

2. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga (BI rate) terhadap jumlah

dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman

(deposito jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan).

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga (BI

rate) secara bersama sama terhadap jumlah dana simpanan berjangka

(deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman (deposito jangka waktu 3,

(36)

14

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung

diharapkan dapat berguna untuk semua pihak.

1. Bagi Penulis

Dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan,

pengalaman dan penerapaan teori dalam kehidupan sehari-hari

terutama pada ilmu Lembaga Keuangan dan Ekonomi Syariah, yang

sesuai dengan jurusan perkuliahan yang peneliti tempuh.

2. Bagi Akademisi

Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat dijadikan

sebagai refrensi dan juga diharapkan dapat memberikan motivasi

untuk penelitian yang akan di lakukan selanjutnya.

3. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini dapat membantu sebagai bahan

pertimbangan oleh pihak KJKS Prima Artha Sleman dalam

menentukan kebijakan pengambilan keputusan dalam meningkatkan

(37)

15

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka menurut uraian sistematik hasil-hasil penelitian

yang didapat oleh peneliti terdahulu yang bersangkutan dengan penelitian

yang akan dilakukan. Untuk melengkapi penelitian ini, maka disajikan

pula hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan dan menjadi bahan

masukan dan kajian bagi penelitian ini. Sebagai peneliti yang telah

melakukan penelusuran, peneliti menemukan beberapa skripsi dan

penelitian yang relevan sekaligus dapat dijadikan rujukan dalam

membandingkan skripsi yang berkaitan dengan pengaruh tingkat bagi

hasil dan Suku Bunga (BIRate) terhadap jumlah dana deposito.

Penelitian yang dilakukan Wahyunintyas (2015) tentang pengaruh

tingkat bagi hasil deposito bank syariah dan suku bunga bank umum

terhadap jumlah simpanan depositomudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2013) dengan kesimpulan sebagai

berikut : Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bagi Hasil memiliki nilai

signifikasi lebih kecil dibandingkan kriteria yang ditentukan yaitu sebesar

0,006 < 0,05. Hal ini berarti menunjukkan secara individu variabel Bagi

Hasil (BH) terdapat pengaruh terhadap jumlah simpanan deposito

mudhorobah. Suku Bunga memiliki nilai signifikasi lebih besar

(38)

16

berarti menunjukkan secara individu variabel Suku Bunga (SB) terdapat

pengaruh terhadap jumlah simpanan deposito mudharabah. Perbedaannya

adalah objek (KJKS Prima Artha, Sleman), periode penelitian

(2011-2015), dan variabel Y nya.

Frisa Julianti (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi,

Nilai Tukar dan BIRateterhadap TabunganMudharabahpada Perbankan Syariah”, kesimpulannya bahwa berdasarkan pengujian secara individual

(parsial) variabel Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Tabungan Mudharabah, variabel Kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tabungan Mudharabah, variabel BIrate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel Y objek penelitian

dan beberapa ariabel yang tidak ada pada penelitian yan saya lakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo Rubianto (2007) tentang

Pengaruh tingkat bagi hasil terhadap jumlah nasabah PT. Bank Muamalat

Indonesia Cabang Medan. Kesimpulan yang didapat adalah tingkat bagi

hasil berpengaruh positif terhadap jumlah nasabah pada PT. BMI Cabang

Medan artinya jika tingkat bagi hasil naik maka jumlah nasabah akan

mengalami kenaikan pula. Perbedaan penelitiannya adalah penelitian yang

akan saya lakukan terdapat variabel Suku Bunga (BIRate) dan juga lebih membahas terhadap jumlah dana Sedangkan pada penelitian Rubianto

(39)

Pada penelitian yang dilakukan Imran Syafei M. Nur tentang

pengaruh bagi hasil tabungan dan pembiayaan terhadap jumlah nasabah

baru Bank Muamalat indonesia, Penelitian ini berkesimpulan berdasarkan

hasil analisis bahwa bagi hasil tabungan, pembiayaan mudharabah,

pembiayaan musyarakah tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan

terhadap jumlah nasabah baru, Sedangkan pembiayaan murabahah

menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya jumlah

nasabah baru pada Bank Muamalat Indonesia Jayapura. Perbedannya

adalah pada variabel penelitian dan objek penelitian.

Penelitian yang dilakukan Sukma Wijaya (2007) tentang

Hubungan Antara Ekuivalen Rate Produk Simpanan Dan Penempatan

Dana Syariah Dengan Jumlah Nasabah Pada PT. Bank Muamalat

Indonesia, TBK. Kesimpulan yang di dapat adalah besarnya ekuivalen

rate dan penempatan dana syariah secara bersama-sama mempengaruhi

jumlah nasabah Bank Muamalat Indonesia. Koefisien determinasi

menghasilkan 86,5 persen perkembangan jumlah nasabah dipengaruhi

ekuivalen rate yang dihasilkan, selain itu dengan hasil uji anova

memperkuat analisis koefisien yang dihasilkan bahwa ekuivalen rate dari

masing-masing produk berpengaruh secara signifikan terhadap

perkembangan jumlah nasabah. Pada penelitian ini berbeda variabel

dengan penelitian yang saya lakukan, namun ada beberapa yang sama.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ghafur W (2003)

(40)

18

Pendapatan Terhadap Simpanan Mudharabah: Studi Kasus Bank

Muamalat Indonesia (BMI).” Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari

ketiga variabel bebas hanya variabel pendapatan yang berpengaruh

signifikan dan positif terhadap simpanan Mudharabah, sedangkan variabel

tingkat bagi hasil dan suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan.

Perbedaan dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah Ghafur

meneliti pengaruh Tingkat bagi hasil, suku bunga dan pendapatan

terhadap simpanan mudharabah, sedangkan penelitian saya meneliti tentang pengaruh tingkat bagi hasil dan Suku Bunga (BI Rate) terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito).

Dalam penelitian ini penulis akan menyoroti masalah yang

berkaitan dengan pengaruh tingkat bagi hasil dan Suku Bunga (BI Rate) terhadap jumlah dana simpanan berjangka (Deposito) yang terdapat pada

KJKS Prima Artha, Sleman.

B. Kerangka teori

KJKS atau BMT sebenarnya sama saja dalam konteks

pelaksanaannya dengan Baitul Maal wat Tanwil (BMT). Perbedannya terletak pada lembaganya pada KJKS hanya terdiri dari satu lembaga saja,

yaitu koperasi yang berjalan dengan system syariah. Sedangkan pada

(41)

ini berarti bahwa KJKS yang dijalankan dengan 2 lembaga disebut BMT

dan yang hanya menjalankan KJKS disebut Koperasi Syariah.

1. KJKS atau BMT

a. Pengertian

Koperasi atau jasa keuangan syariah (KJKS) atau Baitul maal wattamwil (BMT), lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha

tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari KJKS atau

BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat

kecil dengan berlandaskan syariah (Sudarsono,2005:103).

Menurut Rahardjo (1999) dalam Sudarsono (2005), secara

kelembagaan BMT didampingi atau didukung pusat Pusat

Inkubasi Bisnis Kecil Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai

lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni

menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK

menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha

kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan

masyarakat di mana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT

mampu mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat.

Menurut Soemitra (2009:51). BMT atau KJKS adalah

lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan

prinsip-prinsip syariah, atau baali mandiri terpadu yang

(42)

20

investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

ekonominya.

b. Prinsip Operasi

Dalam menjalankan usahanya BMT atau KJKS

menggunakan 3 prinsip, yaitu :

1) Prinsip bagi hasil

Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari

pemberian pinjaman dengan BMT atau KJKS.

a) Al-Mudharabah

b) Al-Musyarakah

c) Al-Muzara’ah

d) Al-Musaqah

2) Sistem jual beli

Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang

dalam pelaksanaanya BMT atau KJKS mengangkat nasabah

sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang

atas nama BMT atau KJKS, dan kemudian bertindak sebagai

penjual.

a) Bai’ al-Murabahah

b) Bai’ as-Salam

(43)

d) Bai’ Bitsaman Ajil

3) Sistem non-profit

Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan

kebajikan ini merupakan pembiayaan yang bersifat sosial

dan non-komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok

pinjamannya saja yang di sebutAl-Qordhul Hasan.

4) Produk pembiayaan

Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam-meminjam di antara BMT atau

KJKS dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka

waktu tertentu.

a) Pembiayaanal-Murabahah

b) Pembiayaanal-Bai’ Bitsaman Ajil

c) Pembiayaanal-Mudharabah

d) Pembiayaanal-Musyarakah

Untuk meningkatkan peran BMT atau KJKS dalam

kehidupan ekonomi masyarakat, maka harus terbuka untuk

menciptakan produk baru. Tetapi produk tersebut harus

memenuhi syarat.

1) Sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan Syariah.

2) Dapat ditangani oleh sistem operasi BMT atau KJKS

(44)

22

3) Membawa kemaslahatan bagi masyarakat.

c. Penghimpunan dana

1) Penyimpanan dan Penggunaan Dana

a) Sumber dana

(1) Dana Masyarakat

(2) Simpanan biasa

(3) Simpanan berjangka atau Deposito

(4) Lewat kerjasama antara lembaga atau institusi.

Dalam penggalangan dana BMT atrau KJKS biasanya

terjadi transaksi yang berulang-ulang, baik penyetoran

maupun penarikannya.

2) Kebiasaan penggalangan dana

a) Penyandang dana rutin tapi tetap, besarnya dana

biasanya variatif.

b) Penyandang dana rutin tidak tetap besarnya dana

biasanya variatif.

c) Penyandang dana rutin temporal-deposito minimal Rp

1.000.000,- sampai Rp 5.000.000,-.

3) Pengambilan dana

a) Pengampilan dana rutin tertentu yang tetap,

b) Pengambilan dana tidak rutin tetapi tertentu,

c) Pengambilan dna tidak tentu,

(45)

4) Penyimpanan dan penggalangan dalam masyarakat

dipengaruhi :

a) Memperhatikan momentum,

b) Mampu memberikan keuntungan,

c) Memberikan rasa aman,

d) Pelayanan optimal,

e) Profesionalisme.

d. Penggunaan dana

1) Penggalangan dana digunakan untuk :

a) Penyaluran melalui pembiayaan,

b) Kas tangan,

c) Ditabungkan di BPRS atau di Bank Syariah.

2) Penggunaan dana masyarakat yang harus disalurkan kepada :

a) Penggunaan dana BMT atau KJKS yang rutin dan tetap.

b) Penggunaan dana BMT atau KJKS yang rutin tapi tidak

tetap.

c) Penggunaan dana BMT atau KJKS yang tidak tentu tapi

tetap.

d) Penggunaan dana BMT atau KJKS tidak tentu.

3) Sistem pengangsuran atau pengembalian dana:

a) Pengangsuran yang rutin dan tetap,

b) Pengangsuran yang tidak rutin dan tetap,

(46)

24

d) Pengangsuran yang tidak tentu (kredit macet).

4) Klasifikasi pembiayaan:

a) Perdagangan,

b) Industri rumah tangga,

c) Pertanian/peternakan/perikanan,

d) Konveksi,

e) Kontruksi,

f) Percetakan,

g) Jasa-jasa/lain.

5) Jenis angsuran:

a) Harian,

b) Mingguan,

c) 2 mingguan,

d) Bulanan,

e) Jatuh tempo.

6) Antisipasi kemacetan dalam pembiayaan BMT atau KJKS:

a) Evaluasi terhadap kegiatan pembiayaan,

b) Merevisi segala kegiatan pembiayaan,

c) Pemindahan akad baru,

d) Mencarikan donatur yang bisa menutup pembiayaan.

e. Pelayanan Zakat dan Shadaqoh

(47)

b) Lewat kerjasama antara BMT dengan lembaga Badan

Amil Zakat, Infaq,danShadaqoh(BAZIS). 2) Dalam penyaluran dana ZIS.

a) Digunakan untuk pemberian pembiayaan yang sifatnya

hanya membantu.

b) Pemberian bea siswa bagi peserta yang berprestasi atau

kurang mampu dalam membayar SPP.

c) Penutupan terhadap pembiayaan yang macet karena

faktor kesulitan pelunasan.

d) Membantu masyarakat yang perlu pengobatan.

2. Badan Hukum KJKS

Dasar hukum pelaksanaan kegiatan pinjam KJKS mengacu

pada Undang-undang No. 25/1992 tentang perkoperasian; PP No. 9

tahun 1995 tentang Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh

Koperasi; Perda No. 2 tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan

Koperasi; Permenkop dan UKM No. 19/KEP/M.KUKM//XI/2008

tentang Juklak Kegiata Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi; Permen

No. 14/Per/M.KUKM/2009 tentang perubahan Permen No.

20/Per/M.KUKM/ 2008 tetang Juklak Penkes KSP/USP serta Permen

(48)

26

BMT atau KJKS dapat didirikan dalam bentuk Kelompok

Swadaya Masyarakat atau koperasi.

a. Koperasi simpan pinjam syariah (KSP-S).

b. Koperasi serba usaha atau koperasi syariah.

c. KSM adalah kelompok Swadaya Masyarakat dengan mendapat

Surat Keterangan Operasional dan PINBUK (Pusat Inkubasi

Bisnis Usaha Kecil).

3. Tabungan

Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investai dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prindip syariah yang penarikannya dapat

dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati,

tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya

yang dipersamakan dengan itu (Nurianto, 2012: 34).

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.

02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu :

a. Tabungan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, berdasarkan

perhitungan bunga.

b. Tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan

yang berasarkan prinsipmudharabahdanwadi’ah.

Menurut M. Nur Rianto Al Arif dalam bukunya tabungan

(49)

waktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, namu bagi hasil yang

ditawarkan kepada nasabah penabung kecil. Akan tetapi jenis

penghimpunan dana tabungan merupakan produk penghimpunan yang

lebih minimal biaya bagi pihak bank atau karena bagi hasil yang

ditawarkan pun kecil namun nasabah yang menggunakan tabungan

lebih banyak dari pada produk penghimpunan yang lain.

4. Deposito

Deposito menurut undang-undang Perbankan Syariah Nomor

21 tahun 2008 investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu bedasarkan

akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha

Syariah (UUS).

Deposito dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No.

03/DSN-MUI/IV/2000 terdiri atas beberapa jenis: Pertama, Deposito yang

tidak dibenarkan secara syariah yaitu deposito yang berdasarkan

perhitungan bunga dan Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang

berdasarkan prinsip mudharabah.

Kedua, ketentuan Umum Deposito berdasarkan Mudharabah:

a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau

(50)

28

b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya

mudharabah dengan pihak lain.

c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai

dan bukan piutang.

d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah

dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito

dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

f. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan

nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan

Menurut Nur Rianto (2012: 35) Pengertian deposito adalah

bentuk simpanan yang memiliki jumlah minimal tertentu, jangka

waktu tertentu dan bagi hasilnya lebih tinggi dari pada tabungan.

Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan

jangka waktu yang telah disepakati, sehingga nasabah tidak dapat

mencairkan dananya sebelum jatuh tempo yang telah disepakati, akan

tetapi bagi hasil yang ditawarkan jauh lebih tinggi daripada tabungan

(51)

Produk penghimpunan dana (deposito) ini biasanya dipilih

oleh nasabah yang memilik kelebihan dana sehingga selain bertujuan

untuk menyimpan dananya, bertujuan pula untuk salah satu sarana

berinvestasi.

Deposito berjangka adalah bentuk simpanan berjangka yang

penarikannya disesuaikan dengan jangka waktu tertentu. Jangka

waktu Deposito ini bervariasi (Ismail, 2010:80), antara lain: Deposito

jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 24 bulaan. Yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deposito jangka waktu 1 bulan.

5. Bagi Hasil

a. Pengertian

Menurut Yaumuddin (2010:5) aktivitas bagi hasil adalah

sebuah usaha yang dibangun berdasarkan kesepakatan antara

pemodal dan pengusaha untuk memberikan pembagian hasil

berdasarkan persentase tertentu dari hasil utama. Kesepakatan ini

dilakukan secara adil dan transparan. Bagi hasil menurut istilah

adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil

usaha antara penyedia dana dan pengelola dana (Rofiq, 2004:153).

Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil.

Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan

mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan

(52)

30

Ayat Al-Qur’an yang menerangkan larangan tentang riba

(Bunga) ada pada :

Al-Imran ayat 130

َنﻮُﺤِﻠْﻔُﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ َﱠ ا اﻮُﻘﱠﺗاَو ًﺔَﻔَﻋﺎَﻀُﻣ ﺎًﻓﺎَﻌْﺿَأ ﺎَﺑِّﺮﻟا اﻮُﻠُﻛْﺄَﺗ ﻻ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (Ali Imran: 130, diterjemahkan oleh Falistya Al-Qur’an).

Menurut Iska Sukri dalam bukunya bahwa pada dasarnya

pola perhitungan bagi hasil dalam Islam ada dua macam:

1) Bagi hasil untung (Profit Sharing) 2) Bagi Pendapatan (Revenue Sharing) b. Cara Menghitung Bagi Hasil

Perhitungan bagi hasil hanya dapat dilakukan setelah

proyek selesai, atau setelah berakhirnya suatu periode

perhitungan pendapatan tertentu, misal setiap akhir bulan, akhir

tahun, ataupun lainnya sesuai kesepakatan. Pada awal perjanjian

ditentukan adalah penetapan nisbah (ratio) bagi hasil. Nilai

nominal hasil tergantung dari besarnya keuntungan proyek yang

belum diketahui (Arifin, 2009:22).

Di dalam bagi hasil maka variabel penentu bagi hasilnya

adalah:

1) Pendapatan/Keuntungan

2) Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank

(53)

4) Rata-rata penghimpunan dana bank

Berikut ini adalah rumus perhitungan bagi hasil dana

tabungan pada suatu Bank Syariah di Indonesia (musjtari dan

fitriyanti, 2010:87), yaitu:

1) Alokasi pendapatan share tabungan :

Total rata-rata produk tabungan

--- x total pendapatan Total saldo rata-rata dana

2) Bagi hasil nasabah :

Saldo rata-rata nas. Tab.

--- x Alokasi pendapatan tab.×% nisbah Total rata-rata produk tab.

c. Konsep Bagi Hasil (Profit Sharing dan Revenue Sharing)

Konsep nisbah hasil usaha dalam sistem perekonomian

Islam harus ditentuka pada awal berlakunya kontrak kerjasama

(akad), sesuai dengan peruntukan masing-masing sesuai

kesepakatan. Misalnya nisbah itu 40:60, berarti bagi hasil yang

diperoleh akan dibagikan sebanyak 40 persen kepada pemilik

modal (shahib- al-mal) dan 60 persen kepada pengelola dana (mudharib) (Iska, 2012: 112).

Meurut Syukri Iska (2012) dalam bukunya bahwa, mekanisme

perhitungan bagi hasil itu terdiri dari dua bentuk:

1) Profit Sharing (bagi untung bersih), yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari keseluruhan

pendapatan setelah dikeluarkan segala biaya yang

(54)

32

2) Revenue Sharing (bagi pendapatan), yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari keseluruhan

pendapatan yang diterima sebelum dikuragi biaya-biaya yag

telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatn tersebut.

Pada dasarnya, perbankan syariah atau LKS lainnya

menggunakan pola bagi hasil profit sharing (bagi utung bersih) atau revenue sharing (bagi pendapatan), tergantung kepada kebijaksanaan pihak perbankan tersebut. Namun secara umum

bentuk yang diterapkan di Indonesia ialah pola bagi pendapatan

(revenue sharing), jika bank sebagai pemodal dan nasabah sebagai pengguna dana, dan menggunakan sistem bagi untung

bersih (profit sharing) jika bank sebagai pengelola dana dan nasabah sebagai penabung.

Menurut Syukri Iska dalam bukunya (2012) Apabila suatu

LKS menggunakan sistem bagi untung bersih, dimana bagi hasil

diperhitungkan dari pendapatan bersih setelah dikeluarkan biaya

bank, kemungkinan yang akan terjadi bagi hasil bagi penabung

akan semakin kecil, jika kadar bunga di pasaran lebih tinggi, akan

mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menginvestasikan

uangnya kepada suatu LKS dan berpengaruh menurunnya jumlah

dana pihak ketiga secara keseluruhan. Sebaliknya apabila

menggunakan sistem bagi pendapatan, dimana bagi hasil

(55)

kadar bagi hasil bagi pemilik dana akan lebih besar dari pada

suku bunga di pasaran namun mengurangi pendapatan suatu LKS.

1) Konsep Bagi Hasil

a) Pemilik dana menginvestasikan dananya melalui

lembaga keuangan

b) Pengelola megelola dana tersebut dalam sistem pool of fund (sejumlah uang sekelompok orang), seterusnya akan menginvestasika dana tersebut ke dalam

proyek/usaha yang layak dan mengutugkan serta

memenuhi aspek Syariah.

c) Kedua belah pihak menanda-tagani akad yang berisi

ruang lingkup kerjasama, nominal, nisbah dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut.

2) Mekanisme perhitungan bagi hasil:

a) Hitung saldo rata-rata harian sumber dana sesuai

klasifikasi dana yang dimiliki

b) Hitung saldo rata-rata sumber dana yang telah

disalurkan dalam investasi dan produk-produk aset

lainnya

c) Hitung keseluruhan pendapatan yang diterima dalam

tempo waktu berjalan.

d) Bandingkan antara jumlah sumber dana dengan

(56)

34

e) Alokasikan keseluruhan pendapatan kepada setiap

klasifikasi dana yang dimiliki sesuai dengan saldo

rata-rata

f) Perhatikannisbahsesuai dengan kesepakatan pada akad g) Distribusikan bagi hasil sesuai dengan nisbah kepada

pemilik dana, sesuai denga klasifikasi dana yang

dimiliki.

6. BIRate

Menurut Bank Indonesia BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia

dapat menggunakan kebijakan yang ekspansif melalui penurunan

tingkat suku bunga untuk mendorong aktivitas ekonomi. Perubahan

tingkat suku bunga juga mempengaruhi nilai tukar selain itu juga

perubahan suku bunga BIRatemempengruhi ekonomi makro melalui perubahan harga asset. (www.bi.go.id)

BI Rate merupakan indikasi bunga jangka pendek yang diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI

rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar

(57)

mempengaruhi PUAB, suku bunga pinjaman dan suku bunga lainnya

dalam jangka panjang (Aulia Pohan, 2008:225).

BI Rate atau tingkat suku bunga yang di tetapkan oleh Bank Indonesia juga merupakan acuan bagi lembaga perbankan dalam

menentukan bunga bank, secara leksikal bunga sebagai terjemahan

dari kata Interest. Secara istilah sebagaimana diungkapkan dalam suatu kamus dinyatakan, bahwa Interest Is a charge for a financial loan, ussualy a percentage of the amount loaned. Bunga adalah tanggungna pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan

presentase dari uang yang dipinjamkan (Muhamad, 2002: 40)

Dalam perbankan konvensional suku bunga merupakan faktor

yang sangat penting dalam aktivitas utama bank, baik suku bunga

kredit, maupun simpanan. Kedua suku bunga tersebut mempengaruhi

satu sama lainnya. Apabila suku buunga naik maka kemungkinan

besar suku bunga kredit juga naik, demikian juga sebaliknya.

Suku bunga simpanan merupakan tingkat harga tertentu yang

dibayarkan oleh bank untuk memberikan rangsangan kepada nasabah

penyimpan dananya agar menempatkan dananya di bank. Beberapa

bank memberikan tambahan bunga kepada nasabah yang

menempatkan dananya dalam bentuk deposito sejumlah tertentu. Hal

ini dilakukan bank agar nasabah akan selalu meningkatkan simpanan

(58)

36

Menurut klasik, tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga.

Makin tinggi tingkat bunga maka makin tinggi pula keinginnan

masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang tinggi

masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau

mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan

(Nopirin, 1998; 70).

Tingginya minat masyarakat untuk menabung biasanya

dipengaruhi oleh tingkat bunga yang tinggi. Dengan hal itu jika

tingkat bunga tinggi nasabah akan berfikir dua kali untuk menabung

di Bank Syariah atau KJKS, karena jika bunga pada Bank

Konvensional yang ditawarkan lebih tinggi akan lebih di pilih nasabah

ataupun calon nasabah dari pada bagi hasil yang bersifat fluktuaktif

(tergantung pendapatan bank syariah).

Hal ini tentu membuat masyarakat beralih untuk menyimpan

dananya di bank konvensional jika kondisi bunga naik karena tingkat

(59)

Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga Gambar 2.1

Tingkat Bunga

Tabungan

I1

Investai i Investasi 0

S0

Pada kurva tersebut menunjukan bahwa jika tingkat bunga naik,

hal itu akan mempengaruhi tabungan yamg akan meningkat dan juga

investasi yang juga meningkat, dan apabila tingkat bunga menurun

tabungan dan investasi juga akan ikut menurun.

Islam sebagai suatu agama wahyu telah memiliki syari’at yang

baku sebagai pedoman ummat dalam menjalakan aktivitas hidup.

Demikian juga dengan persoalan penggunaan dan penyimnpanan uang

bagi masyarakat, telah ada aturan-aturan yang jelas, pemikiran konsep

lembaga keuangan syari’ah sebenarnya bermula dari pandangan

(60)

38

7. Hubungan Bi Rate dengan KJKS atau BMT

Pengaruh suku bunga (BI rate) terhadap jumlah dana simpanan

berjangkamudharabahteori yang digunakan adalah teorifloating market.

Apabila tingkat suku bunga (BI rate) lebih tinggi, dibandingkan dengan

tingkat bagi hasil yang ditawarkan bank syariah, maka tidak menutup

kemungkinan yang semula merupakan anggota atau nasabah Bank

Syariah, BPRS dan BMT/KJKS akan beralih menjadi nasabah bank

konvensional, karena pada dasarnya suku bunga (BI Rate) adalah acuan

bank umum untuk menentukan suku bunga deposito. Begitupula

sebaliknya, jika tingkat bagi hasil yang ditawarkan bank syariah lebih

tinggi dibandingkan tingkat suku bunga (BIRate) yang digunakan acuan

atau standar untuk menentukan suku bunga deposito, maka tidak

menutup kemungkinan anggota yang semula merupakan nasabah bank

konvensional akan beralih menjadi anggota BMT atau KJKS.

8. Jumlah Dana

Jumlah dana adalah jumlah nominal uang dana masyarakat atau

anggota yang mendepositokan uangnya ke KJKS Prima Artha. Jumlah

dana disini termasuk dalam dana pihak ketiga (DPK). DPK biasanya

lebih dikenal dengan dana masyarakat, menurut Syukri Iska dalam

bukunya ialah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik secara

perorangan maupun badan usaha yang didapatkan oleh bank dengan

menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki

bank. Pada penelitian ini simpanan yang di gunakan adalah simpanan

(61)

C. Paradigma Penelitian

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Pada gambar 2.2 menjelaskan tentang kerangka pemikiran

penelitian ini, garis lurus tersebut menguji pengaruh tingkat bagi hasil dan

Suku Bunga (BIRate) terhadap jumlah dana simpanan berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman.

Tingkat Bagi Hasil (X1)

Jumlah dana

Simpanan Berjangka (Y)

(62)

40

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori yang

digunaka diatas maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Pengaruh Tingkat Bagi hasil Deposito terhadap jumlah dana simpanan

berjangka (DepositoMudharabah).

Pada dasarnya, deposito mudharabah merupakan tempat berinvestasi nasabah dalam bank syariah. Para nasabah dalam

menempatkan dananya di bank syariah tentunya dipengaruhi oleh

motif untuk mendapatkan keuntungan sehingga jika tingkat bagi

hasil yang diberikan bank syariah semakin tinggi maka alokasi dana

investasi yang disimpan di bank syariah akan semakin besar.

Tingkat bagi hasil deposito pada bank syariah merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menabung. Ketika

tingkat bagi hasil deposito tinggi, masyarakat akan lebih cenderung

mendepositokan uangnya daripada dikonsumsi keseluruhan. Hal itu

dikarenakan tidak semua nasabah merupakan nasabah loyalis yang

memilih menggunakan jasa perbankan disebabkan faktor keyakinan.

Berdasarkan hasil penelitian Adiwarman Karim dan Adi

Zakaria Afif dari Karim Business Consulting, segmentasi nasabah

perbankan syariah di Indonesia terbagi menjadi 3 segmen, yaitu

syariah loyalist market, floating market, dan conventional loyalist

(63)

kelompok nasabah yang memilih menggunakan jasa atau perbankan

lebih disebabkan faktor keyakinan. Sedangkan segmen floating

market merupakan kelompok nasabah yang memilih menggunakan

jasa atau perbankan lebih disebabkan faktor kualitas layanan dan

keuntungan yang ditawarkan (service and return), tanpa

memperhatikan sistem bagi hasil maupun bunga.

Penelitian yang dilakukan oleh Dika Wahyuningtyas bahwa

Bagi Hasil memiliki nilai signifikasi lebih kecil dibandingkan kriteria

yang ditentukan yaitu sebesar 0,006 < 0,05. Hal ini berarti

menunjukkan secara individu variabel Bagi Hasil terdapat pengaruh

terhadap jumlah simpanan deposito mudhorobah.

Dari pemaparan diatas dan didukung dengan penelitian

sebelumnya dapat ditarik hipotesis pertama, yaitu:

H1: Tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah dana simpanan berjangka jangka waktu 3 bulan pada

KJKS Prima Artha, Sleman.

H2: Tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah dana simpanan berjangka jangka waktu 6 bulan pada

KJKS Prima Artha, Sleman.

H3: Tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah dana simpanan berjangka jangka waktu 12 bulan pada

(64)

42

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga (BI Rate) terhadap jumlah dana simpanan berjangka (DepositoMudharabah).

Bi rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank

Indonesia dan di umumkan kepada public. BI Rate atau tingkat suku bunga yang di tetapkan oleh Bank Inonesia juga merupakan acauan

bagi lembaga perbankan dalam menentukan bunga bank, secara

leksikal bunga sebagai terjemahan dari kata Interest. Secara istilah sebagaimana diungkapkan dalam suatu kamus dinyatakan, bahwa

Interest Is a charge for a financial loan, ussualy a percentage of the amount loaned. Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan presentase dari uang yang dipinjamkan

(Muhamad, 2002: 40).

Menurut klasik, tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga.

Makin tinggi tingkat bunga maka makin tinggi pula keinginnan

masayrakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang tinggi

masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau

mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan.

(Nopirin, 1998; 70).

Tingginya minat nasabah untuk menabung dipengaruhi oleh

tingkat bunga, hal ini menunjukan bahwa pada saat tingkat bunga

tinggi masyarakat lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsi

(65)

sistem perbankan syariah yang menggunakan sistem bagi hasil atas

penggunaan dana oleh pihek peminjam (baik pihak nasabah atau bank)

(Ghofur,2007:69-70).

Pengaruh tingkat suku bunga bank umum terhadap jumlah dana

teori yang digunakan adalah teori floating market. Apabila tingkat suku

bunga pada bank konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat

bagi hasil yang ditawarkan bank syariah, maka tidak menutup

kemungkinan nasabah yang semula merupakan nasabah bank syariah

akan beralih menjadi nasabah bank konvensional. Begitupula sebaliknya,

jika tingkat bagi hasil yang ditawarkan bank syariah lebih tinggi

dibandingkan tingkat suku bunga di bank konvensional, maka tidak

menutup kemungkinan nasabah yang semula merupakan nasabah bank

konvensional akan beralih menjadi nasabah bank syariah

(Wahyuningtyas, 2015).

Hal ini tentu membuat masyarakat beralih untuk menyimpan

dananya di bank konvensional jika kondisi bunga naik karena tingkat

suku bunga pada tabungan maupun deposito akan naik, maka

akibatnya DPK pada perbankan syari’ah akan berkurang pernyataan

ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Frisa Julianti

(2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar dan BI

Rate terhadap Tabungan Mudharabah pada Perbankan Syariah”, kesimpulannya bahwa berdasarkan pengujian secara individual

(66)

44

Tabungan Mudharabah, variabel Kurs berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tabungan Mudharabah, variabel BI rate

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap TabunganMudharabah.

Dari pemaparan di atas dan didukung oleh penelitian

sebelumnya dapat ditarik hipotesis kedua, yaitu:

H4: Suku Bunga (BI Rate) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah dana (simpanan berjangka) jangka

waktu 3 bulan pada KJKS Prima Artha, Sleman.

H5: Suku Bunga (BI Rate) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah dana simpanan berjangka jangka

waktu 6 bulan pada KJKS Prima Artha, Sleman.

H6: Suku Bunga (BI Rate) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah dana simpanan berjangka jangka

waktu 12 bulan pada KJKS Prima Artha, Sleman.

H7: Tingkat Bagi Hasil Deposito dan Suku Bunga (BIRate) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap jumlah dana

simpanan berjangka jangka waktu 3 bulan pada KJKS Prima

Artha, Sleman.

H8: Tingkat Bagi Hasil Deposito dan Suku Bunga (BIRate) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap jumlah dana

simpanan berjangka jangka waktu 6 bulan pada KJKS Prima

(67)

H9: Tingkat Bagi Hasil Deposito dan Suku Bunga (BIRate) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap jumlah dana

simpanan berjangka jangka waktu 12 bulan pada KJKS Prima

(68)

46 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

Tingkat Bagi Hasil deposito dan BI rate Sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependennya adalah Jumlah dana Simpanan

Berjangka (Deposito) Periode dalam penelitian ini adalah Januari

2011-Desember 2015 (Jangka 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan).

Berdasarkan pengertian diatas peneliti akan meneliti pengaruh

tingkat bagi hasil deposito dan BI rate terhadap jumlah dana simpanan

berjangka (deposito) pada KJKS Prima Artha, Sleman.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yaitu data yang berbentuk angka. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang di dapat langsung dari objek atau tempat penelitian, pada

penelitian ini yang menjai tempat penelitian adalah KJKS Prima Artha,

Sleman, sedangkan Data sekunder adalah data yang dipublikasikan yang

diperoleh dari data BIRateyang terdapat pada internet dengan web resmi

Gambar

Tabel 1.2
Gambar 2.1Tingkat Bunga
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1Aturan Pengujian Durbin Watson
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Otoritas moneter yaitu Bank Indonesia sebaiknya menaikkan suku bunga SBI yang akan memacu naiknya tingkat suku bunga deposito berjangka pada tingkat tertentu agar dapat

Ria Trianna Sianipar : Determinan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia, 2006... UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, menunjukkan bahwa semua variabel (giro wajib minimum, suku bunga deposito berjangka, dana pihak ketiga dan cost of loanable

Secara parsial, variabel pendapatan perkapita dan suku bunga deposito mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah simpanan deposito pada bank umum di Kota

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih mendalam dan pemahaman mengenai pengaruh tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap sumber dana

“Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah” (Studi Pada PT. Malang: Universitas

Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia Dependen: Sukubunga deposito berjangka Independen: 1. LDR Regresi Linear

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat bagi hasil deposito bank syariah berpengaruh terhadap jumlah simpanan deposito mudharabah dan apakah tingkat