• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 1 : Pelatihan Tim Gerak Cepat Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza serta Pembentukan Tim Gerak Cepat - [BUKU-PRESENTASI]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul 1 : Pelatihan Tim Gerak Cepat Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza serta Pembentukan Tim Gerak Cepat - [BUKU-PRESENTASI]"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Modul 1

STRATEGI PENGENDALIAN FLU BURUNG

DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI

PANDEMI INFLUENZA

SERTA

(2)

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih

mampu memahami strategi pengendalian flu

burung dan kesiapsiagaan menghadapi

(3)

POKOK DAN

SUB POKOK BAHASAN

1. Strategi Pengendalian Flu Burung dan Pandemi

influenza

2. Pembentukan Tim Gerak Cepat Pengendalian Flu

Burung dan Pandemi Influenza

• Anggota Tim Gerak Cepat pengendalian Flu Burung dan kesiapsiagaan Pandemi Influenza

• Peran dan tanggung jawab setiap anggota tim • Koordinasi dan komunikasi antar anggota tim

• Hubungan antara Komite Daerah dengan Tim Gerak Cepat Pengendalian Flu Burung dan kesiapsiagaan Pandemi

Influenza

(4)
(5)

LANDASAN HUKUM

– INSTRUKSI PRESIDEN RI Nomor. 1 tahun 2007 tentang Penanganan dan penegendalian Virus Flu Burung (Avian Influenza)

– PERATURAN PRESIDEN Nomor 7 tahun 2006 tentang Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) dan

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza.

– KEPMENKES RI Nomor 1371/MENKES/IX/2005 tentang Penetapan Flu Burung (Avian Influenza) sebagai Penyakit yg dapat menimbulkan wabah serta Pedoman Penanggulangannya.

– KEPMENKES RI Nomor 1372/MENKES/IX/2005, tentang Penetapan Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza).

– KEPMENKES RI Nomor 1643/MENKES/SK/XII/2005, tentang Tim Nasional Penanggulangan Penyakit Flu Burung.

(6)

STRATEGI

1. Pengendalian penyakit pada hewan

2. Penatalaksanaan kasus pada manusia

3. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi

4. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia

5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan

6. Komunikasi resiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat

7. Penguatan dukungan peraturan

8. Peningkatan kapasitas

9. Penelitian kaji tindak

10. Monitoring dan evaluasi

(7)

1. Pengendalian Penyakit pada Hewan

Kegiatan Pokok

1. Melaksanakan depopulasi selektif pada daerah tertular dan vaksinasi emergency

2. Melaksanakan stamping out pada daerah tertular baru

3. Memperketat biosecurity

4. Meningkatkan pengawasan karantina terhadap lalu lintas media pembawa Highly Pathogenic Avian

Influenza (HPAI) dan penelusuran balik

5. Penyediaan vaksin dan peningkatan cakupan vaksinasi pada hewan terutama pada sektor 3 dan 4

Tujuan:

(8)

2. Penatalaksanaan Kasus pada Manusia

Tujuan:

1. Kecepatan dan ketepatan diagnosa penyakit

2. Melaksanakan tatalaksana kasus sesuai standar

Kegiatan Pokok

1. Pengadaan obat antiviral

2. Pelaksanaan rujukan kasus

3. Penyediaan sarana dan prasarana penanganan kasus di rumah sakit

4. Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) penatalaksanaan kasus

(9)

3. Perlindungan Kelompok Resiko Tinggi

Tujuan:

Melindungi kelompok beresiko tinggi dari

penularan flu burung

Kegiatan Pokok :

1. Penyediaan alat pelindung diri (PPE) pada peternak ,petugas kesehatan hewan di rumah sakit, laboratorium

2. Perbaikan sanitasi lingkungan peternakan, pasar unggas dan RPA

(10)

4. Surveilans Epidemiologi pada Hewan dan

Manusia

Tujuan:

• Mengembangkan sistem surveilans dan kewaspadaan dini AI/Flu Burung pada manusia dan hewan

• Memperkuat kapasitas surveilans di semua fasilitas pelayanan kesehatan

• Menyiapkan surveilans untuk menghadapi pandemi

• Mengetahui epidemiologi dan dinamika penyakit

(11)

Kegiatan Pokok :

• Penyusunan dan pelaksanaan sistem surveilans terintegrasi termasuk surveilans pada kelompok resiko tinggi

• Penyusunan dan pelaksanaan sistem kewaspadaaan dini (SKD) • Pengadaan sarana dan prasarana surveilans

• Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM surveilans • Menyusun sistem surveilans menghadapi pandemi • Pemantauan pasca vaksinasi

Surveilans terhadap potensial reservoir AI

• Pelaksanaan surveilans epidemiologi molekuler pada hewan dan manusia

• Pemantauan efektifitas homologus/heterologus vaksin pada peternakan dengan menggunakan metode sentinel birds/ DIVA • Penyusunan dan pelaksanaan sistem penanggulangan AI dan PI

dengan data base terintegrasi yang menggunakann teknologi sistem informasi geografi.

(12)

5. Restrukturisasi Sistem Industri

Perunggasan

Tujuan:

Memperbaiki sistem usaha dan pemeliharaan

perunggasan

Kegiatan pokok :

1. Pengkajian sistem usaha perunggasan

2. Penyusunan aturan sistem usaha perunggasan termasuk penataan rumah potong ayam (RPA) dan pasar unggas

(13)

6. Komunikasi Risiko, Edukasi dan

Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Tujuan:

• Mendiseminasi pengetahuan tentang flu burung kepada masyarakat

• Pemberdayaan masyarakat untuk ikut aktif dalam

surveilans, membangun jejaraing (networking) terutama pada peternak skala menengah dan kecil dalam

pengendalian flu burung

• Merumuskan strategi komunikasi risiko termasuk advokasi kepada pengambil kebijakan untuk

menanggulangi flu burung

(14)

Kegiatan Pokok :

• Pembentukan organisasi peternak skala kecil dan menengah

• Pengembangan komunikasi publik untuk

mendiseminasikan cara pencegahan dan pengendalian flu burung

• Penyuluhan dan pelatihan masyarakat dalam surveilans dan pencegahan flu burung

• Penyuluhan, pelatihan dan pendidikan tenaga kesehatan

• Bina suasana terhadap kelompok khusus (legislatif,

pelajar, pendidik, LSM, masyarakat perunggasan, tokoh masyarakat, komunitas kesehatan/veteriner, trade

(15)

7. Penguatan Dukungan Peraturan

Tujuan:

• Memperkuat dan melengkapi peraturan perundangan dalam rangka pengendalian AI/Flu Burung

• Mengembangkan Otoritas Veteriner pada institusi terkait

• Memperkuat lembaga yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di setiap propinsi dan kabupaten/kota

• Memperkuat kelembagaan pelayanan kesehatan dalam pengendalian flu burung

Kegiatan Pokok :

Finalisasi revisi UU no. 6/1967

Menyusun PP yang berkaitan dengan Pengendalian Penyakit Zoonis termasuk flu burung

Mengembangkan rumah sakit dan laboratorium rujukan

(16)

8. Peningkatan Kapasitas

Tujuan:

• Memperbaiki struktur dan sistem kelembagaan

pengendalian AI/Flu Burung secara nasional, sektoral dan regional

• Memperkuat kelembagaan kesehatan hewan dan karantina hewan di pusat dan daerah

• Memperkuat lembaga penelitian

• Meningkatkan kapasitas laboratorium diagnosis AI/Flu Burung

• Meningkatkan kapasitas rumah sakit

• Meningkatkan kapasitas veteriner lapangan

(17)

Kegiatan Pokok :

• Pembentukan panel ahli (dokter hewan dan ahli

kesehatan masyarakat) dan kelembagaan pengendalian AI/Flu Burung terpadu di tingkat nasional, sektoral, dan regional

• Peningkatan kapasitas otoritas veteriner

• Pembangunan dan memfungsikan laboratorium BSL 3 untuk hewan dan manusia

• Melengkapi sarana dan prasarana termasuk sumber daya manusia laboratorium regional dan rujukan

nasional

• Pembangunan 2 laboratorium kesehatan hewan tipe A

(18)

• Melengkapi sarana dan prasarana termasuk sumber daya manusia pada lembaga penelitian, lembaga produksi bahan biologi, dan laboratorium karantina hewan

• Pertemuan berkala dan komunikasi intensif antar laboratorium

• Peningkatan peralatan dan SDM lab tipe C/poskeswan

• Rekruitmen tenaga veteriner lapangan

• Pelatihan/training sumber daya kesehatan hewan, karantina dan lembaga penelitian

• Akreditasi laboratorium veteriner

• Memperkuat fungsi Puskesmas dalam surveilans,

(19)

9. Penelitian Kaji Tindak

Tujuan:

Meningkatkan efektivitas vaksin dan vaksinasi

AI/Flu Burung pada hewan

Melakukan penelitian dan pengembangan

vaksin AI/flu burung

Melakukan penelitian dan pengembangan

vaksin flu burung pada hewan dan manusia

Mengembangkan diagnostic kits yang spesifik

dan sensitif.

(20)

Kegiatan pokok :

• Melakukan penelitian epidemiologi, genotiping, diagnosis

• Pengembangan vaksin untuk manusia dan uji coba

• Pembuatan antigen

• Pengembangan model jejaring laboratorium penelitian flu burung

• Melakukan penelitian efektivitas vaksin dan vaksinasi hewan yang berkualitas dan aman

• Penelitian dan pengembangan diagnostik reagensia dan kits

(21)

10. Monitoring dan Evaluasi

Tujuan:

Mengetahui perkembangan kegiatan dan

dampak serta permasalahan yang timbul

Kegiatan Pokok:

Penyusunan rencana pemantauan dan evaluasi penangulangan flu burung

(22)

STRATEGI KESIAPSIAGAAN

MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA

1. Penguatan manajemen berkelanjutan (perencanaan, aktivitas, pengorganisasian, koordinasi, monitoring dan evaluasi).

2. Penguatan surveilans pada hewan dan manusia (termasuk peringatan dini, investigasi dan tindakan pengendalian).

3. Pencegahan dan pengendalian (proteksi risiko tinggi, vaksinasi, biosecurity, dll).

4. Penguatan kapasitas respons pelayanan kesehatan (kesiapan obat, peralatan kesehatan, vaksin,

laboratorium, SDM, penatalaksanaan kasus, dll).

5. Komunikasi Risiko, Edukasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat

6. Rencana Kontingensi Pandemi Influenza

(23)

1. Penguatan Manajemen Berkelanjutan

Tujuan :

Mengembangkan sistem dan mekanisme manajemen pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza yang

terintegrasi.

Memobilisasi sumber daya dari berbagai sumber dari dalam negeri dan internasional.

Kegiatan Pokok :

1. Menyusun kerangka pelaksanaan, pengendalian, pengendalian flu burung, dan kesiapsiagaan pandemi influenza termasuk penyiapan pedoman-pedoman dan kebijakannya.

2. Assesment status kesiapsiagaan dan identifikasi secepat mungkin kegiatan-kegiatan yang diperlukan.

3. Pembentukan Komite Pandemi Influenza Nasional (KPIN) dan Pos Komando (POSKO) serta mekanismenya.

4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perencanaan kontingensi nasional.

5. Koordinasi dengan negara-negara tetangga, regional dan badan-badan internasional serta untuk membagi informasi dan respons darurat (net

working).

(24)

2. Penguatan Surveilans Pada Hewan dan

Manusia

Tujuan :

• Memperkuat surveilans rutin dan sistem peringatan dini secara terpadu termasuk peranan laboratorium.

• Memantapkan penyelidikan epidemiologik (tim respons KLB) dan manajemen kontak.

(25)

Kegiatan Pokok

• Melaksanakan sistem surveilans klinis penyakit menyerupai influenza (ILI) dan flu burung, dan pelaksanaannya meliputi : a) pedoman-pedoman Surveilans; b) surveilans berbasis RS sentinel ; c) surveilans berbasis laboratorium; d)

surveilans verifikasi rumor; e) surveilans berbasis komunitas; f) surveilans influenza binatang.

• Melaksanakan kajian surveilans epidemiologi dan virologi (molekuler) terhadap virus influenza subtipe baru yang potensial pandemik.

• Membangun jejaring laboratorium rujukan nasional dan referensi internasional.

• Melakukan investigasi dan respons pengendalian flu burung dan pandemi influenza.

• Memonitor perkembangan resistensi terhadap obat anti virus.

(26)

3. Pencegahan dan Pengendalian

Tujuan:

• Mencegah penularan dan memutus mata rantai penyebaran virus flu burung dan influenza pandemik sedini mungkin.

• Melakukan tindakan pengendalian virus flu burung dan influenza pandemik pada daerah yang terjangkit.

• Menyediakan dan mengembangkan pembuatan obat antivirus dan vaksin dari benih virus (seed) Indonesia.

Kegiatan Pokok :

1. Perlindungan terhadap kelompok risiko tinggi.

2. Peningkatan biosekuriti pada daerah yang berisiko tinggi terjadi penularan flu burung dan pandemi influenza.

3. Penguatan pengawasan lalu-lintas unggas dan produknya serta manusia.

4. Penyediaan obat antivirus dan vaksin flu burung dan pandemi influenza (strain subtipe baru)

5. Pengembangan kapasitas memproduksi obat antivirus dan vaksin flu burung dan pandemi influenza dalam negeri (virus influenza subtipe baru)

(27)

4. Penguatan Kapasitas Respons

Pelayanan Kesehatan

Tujuan:

• Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan manusia dan hewan di pusat dan di daerah dalam menghadapi flu burung dan pandemi influenza.

• Meningkatkan kapasitan (SDM, peralatan dan metoda) rumah- rumah sakit rujukan yang sudah ditetapkan dan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

Kegiatan Pokok :

1. Melakukan pelayanan kesehatan hewan secara berkala

2. Pengembangan penatalaksanaan kasus flu burung dan pandemi influenza termasuk pencegahan infeksi nosokomial

3. Penyediaan reagen, tes diagnostik, peralatan, ruang isolasi/ICU, dan lain-lain penunjang medis dan diagnostik

4. Pelayanan Kesehatan dan Rujukan di RS

(28)

5 Komunikasi risiko, Edukasi dan

Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Tujuan:

• Memberikan informasi, edukasi dan komunikasi risiko terhadap seluruh lapisan masyarakat agar waspada dan tidak panik dalam menghadapi KLB flu burung dan kemungkinan terjadinya pandemi influenza.

• Meningkatkan kemampuan komunikasi risiko bagi tenaga teknis: promosi/ penyuluhan, kehumasan, jurnalis, tokoh masyarakat.

Kegiatan Pokok :

1. Pengembangan prosedur standar untuk penyebaran informasi. 2. Pengembangan dan penyebaran media dan pesan.

3. Peningkatan koordinasi dan jejaring komunikasi risiko dengan semua mitra lokal, nasional dan lembaga internasional dan edukasi.

4. Penyusunan kurikulum di Fakultas Kedokteran dan pelajar sekolah menengah.

(29)

6. Rencana Kontingensi

Pandemi Influenza

Dasar pertimbangan:

Masih banyak ketidakpastian pada pandemi

influenza yang akan datang tetapi pandemi itu harus

diantisipasi untuk mengurangi dampaknya.

Indonesia mungkin terkena pandemi itu dengan

daerah yang terbatas atau luas.

Tujuan:

1. Untuk memelihara kesiapsiagaan

(30)

Strategi:

1. Pelihara kesiapsiagaan (Jika Indonesia tidak

terkena)

2.

Tentukan ukuran daerah yang terkena (Jika

Indonesia terkena):

Skenario 1

:

terbatas pada tingkat desa

/ kelurahan di sejumlah propinsi yang terbatas

Skenario 2

:

terbatas pada tingkat

kecamatan di sejumlah propinsi yang terbatas

Skenario 3

:

terbatas pada tingkat

Kab/Kota di sejumlah propinsi yang terbatas

Skenario

4 : epidemi/wabah

skala

(31)

3. Respons pada:

• Skenario 1: Terutama dengan tindakan isolasi (UU Wabah), kalau ada obat antiviral (tamiflu) 80 %

penduduk diobati.

• Skenario 2: Lakukan penyelidikan dan respons KLB

• Skenario 3: Deklarasikan wabah/epidemi dan penegakan hukum (UU wabah). Pemerintah pusat memobilisasi dana dan kekuatan untuk mencegah meluasnya wabah dan mengurangi dampaknya.

• Skenario 4: Wabah skala nasional. Mobilisasi kekuatan dan sumber nasional termasuk dana dan

kekuatan cadangan (sukarelawan dll) sebagaimana dan bila diperintahkan oleh Presiden sebagai Komandan

Tertinggi selama keadaan darurat melanda bangsa Indonesia.

(32)

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE NASIONAL

PENGENDALIAN FLU BURUNG DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA

(PERATURAN PRESIDEN NO. 7 TAHUN 2006)

Ketua : Menko Kesra

Waka 1 : Menko Perekonomian

Waka 2 : Menteri Pertanian

Waka 3 : Menteri Kesehatan

Sek : Deputy Menko Perekonomian, Bidang

(33)

SUSUNAN

TIM PELAKSANA HARIAN

KOMNAS FBPI

(Keputusan Ketua Komnas FBPI No. 1 tahun 2006)

Waka Ketua Pelaksana Harian 1

Waka Ketua Pelaksana Harian 2

Koordinator Kesekretariatan

Bidang-bidang (Ketua Bidang, Waka Bidang dan Sek):

Pengendalian Flu Burung pada Hewan

Penatalaksanaan Flu Burung pada Manusia dan

Kesiapsiagaan Pandemi Influenza

Pengadaan dan distribusi obat dan vaksin

Informatika, komunikasi publik dan pembinaan

jaringan kerja

Riset dan pengembangan

(34)

PRESIDEN R.I

KOMNAS FBPI.

Ketua : Menko Kesra

Wkl. Ketua I : Menko, Bid Perekonomian Wkl Ketua II : Mentan

Wkl Ketua III : Menkes

Sekertaris : Deputi Men. Bid Perkonomian Anggota :

Mendagri, Menlu, Menkeu, Menhut, Menperindag, Menhub, Mendiknas, Menbud & wata,

Meneg Ristek, Meneg LH, Meneg Renbangnas/ BAPPENAS, Panglima TNI, Kapolri, Ketua PMI.

Tim Pelks. Harian :

1. Esel I terkait 2. Org. Profesi 3. Pihak terkait

Pokja & Panel Ahli.

1. Pj. Instan Pem

2. Pakar

3. Akademisi

4. Praktisi

5. Pihak-2 lain

Komite Prop. FBPI Komite Kab/Kota. FBPI

Tugas:

1. Menetapkan Kebijakan & renstra nas.

2. Menetapkan pedum P3 3. Menetapkan langkah strate 4. Koord. Laks kegiatan P3 5. Mengendalikan,monev laks

strategi nasional P3 FBPI 6. Menyelesaikan masalah

yg timbul dlm kegiatan P3. 7. Koord pglolaan data & inf. 8. Arahan kpd Komprop &Kab 9. Mengatur mek tata kerja. 10.Melapor scr berkala/3 bln 11.Menetapkan ketentuan yg

diperlukan bagi plksn P3.

Tugas:

1.Merumuskan kebijakan, langkah-2 P3 FBPI sesuai Komnas

2. Melaporkan secara berkala tugasnya ke Ketua Komnas FBPI

(35)

TIM NASIONAL PENANGGULANGAN FLU BURUNG (Kepmenkes N0 1643/MENKES/XII/2005)

Menkes (Pelindung)

Dir. Jen. PP & PL (Ketua Pelaksana )

Pengarah

(36)

Menteri Pertanian Direktur Jenderal Peternakan Direktur Kesehatan Hewan BBV/ BPPV Unit Pengendali Penyakit AI Pusat

Unit Pengendali Penyakit AI Propinsi (LDCC) Lab. Veteriner Prop.

Unit Pengendali Penyakit AI Regional (UPPR)

BBV/BPPV

Tim

Pelacakan Penyakit (PDS) Kabupaten/ Kota

Dinas Peternakan Propinsi

Dinas Peternakan Kabupaten/ Kota Tim Gerak Cepat

(PDR) Prop/ Kab/ Kota

Poskeswan

Instruksi dan Pengawasan Laporan harian, mingguan, Bulanan, tahunan

Koordinasi

Organisasi Pengendalian Avian Influenza Deptan

Koordinator

Wakil Koordinator Pengendali Penyakit

Narasumber/ Tenaga Ahli Informasi & Pelaporan Surveilans & Monitoring

Komunikasi

Kerjasama Luar Negeri

Kader Kecamatan/ Desa

Pelayanan Laboratorium Task Force

AI KOMNAS

(37)

BUPATI/WALIKOTA

KOMITE PROPINSI, KAB/KOTA

.

Ketua :

Wkl. Ketua I : DISKES/DISNAK Wkl Ketua II : DISNAK/DISKES Sekertaris :

Anggota :

WAKIL DARI INSTANSI TERKAIT

Tim Pelks. Harian :

1. Esel 2 terkait 2. Org. Profesi 3. Pihak terkait

Pokja & Panel Ahli.

1. Pj. Instan Pem

2. Pakar

3. Akademisii

4. Praktisi

5. Pihak-2 lain CEPAT NAKTIM GERAK TIM GERAK CEPAT KES

Tugas:

1. Menetapkan Kebijakan & renstra Kab/Kota.

2. Menetapkan pedum P3 3. Menetapkan langkah strate. 4. Koord. Laks kegiatan P3 5. Mengendalikan,monev laks

strate Kab/Kota P3 FBPI 6. Menyelesaikan masalah

yg timbul dlm kegiatan P3. 7. Koord pglolaan data & inf. 8. Arahan kpd Tim Reaksi

Cepat

9. Mengatur tahubja.

10.Melapor scr berkala/3 bln 11.Menetapkan ketentuan yg

diperlukan bagi plksn P3. Tugas:

1. Melakukan pengkajian kemungkinan penularan hewan-manusia-manusia

2. Melaporkan perkembangan KLB AI/pandemi influenza dan masukan strategi pengendaliannya

3. Mencegah dan mengendalikan infeksi

4. Meminimalkan kesakitan dan kematian

5. Melakukan penanggulangan sumber penularan

Disepakati:

(38)

TIM GERAK CEPAT PENANGGULANGAN FLU

BURUNG DAN KESIAP SIAGAAN MENGHADAPI

PANDEMI INFLUENZA

Adalah :

Tim Gerak Cepat adalah tim yang terdiri dari tenaga dari berbagai program dan sektor terkait yang bertugas

(39)

Tugas Tim Gerak Cepat

1.

Melakukan pengkajian kemungkinan

penularan hewan-manusia-manusia

2.

Melaporkan perkembangan KLB AI/pandemi

influenza dan masukan strategi

pengendaliannya

3.

Mencegah dan mengendalikan infeksi

4.

Meminimalkan kesakitan dan kematian

(40)

Siapa yg masuk dalam tim

Tim inti terdiri dari :

Ketua Tim: Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk

Pejabat pada Dinas Kesehatan Kab/Kota

Pejabat yang membidangi fungsi kesehatan hewan di kab/kota

Ahli epidemiologi

Ahli komunikasi

Klinisi (dokter, Perawat)

Tenaga Laboratorium

Tenaga lain dapat ditambahkan sesuai keadaan.

Catatan :

(41)

Kriteria Anggota Tim

Memiliki kepemimpinan

Tanggung jawab

Mampu berkomunikasi secara efektif

Mampu bekerja sama sebagai satu tim

Mampu mengambil keputusan

(42)

Bagaimana bekerja sbg satu tim

1

Mengetahui peran masing2

Mampu memecahkan masalah secara

tim (transportasi, komunikasi,

kerjasama).

(43)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

KETUA TIM

Memberikan informasi yang tersedia

Menyiapkan rencana investigasi

Membagi/mengarahkan tugas dan tanggung

jawab anggota Tim

Supervisi

Memberikan penjelasan pada media

Komunikasi dengan pejabat lain

(44)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

ANGGOTA TIM

Tenaga Ahli Epidemiologi:

Melakukan verifikasi laporan KLB yang masuk

Menetapkan definisi kasus

Melaksanakan investigasi kasus

Mengidentifikasi faktor risiko

Mengidentifikasi dan mengkoordinasikan cara

pengendalian

Mendokumentasi tatalaksana kasus

(45)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

ANGGOTA TIM

Klinisi

:

Memberi petunjuk tatalaksana kasus di RS dan

lapangan.

Menerapkan dan supervisi upaya pengendalian

infeksi

Mendokumentasi kapasitas perawatan dan

pengobatan setempat

Pengambilan spesimen

(46)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

ANGGOTA TIM

Tenaga Laboratorium

:

Melakukan pengambilan, pengiriman dan

penyimpanan spesimen secara cepat

Melakukan verifikasi hasil laboratorium

(47)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

ANGGOTA TIM

Tenaga Peternakan

:

Melaksanakan pengendalian flu burung pada

unggas

Melakukan pengambilan spesimen unggas (lab)

Memberikan petunjuk dalam pencegahan,

pengendalian dan pemberantasan flu Burung

pada unggas

Menyampaikan data surveilans Flu Burung

(berbagi informasi) (epidemiolog)

(48)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

ANGGOTA TIM

Administrator atau logistik

:

Mengatur kebutuhan perbekalan bagi tim gerak

cepat

Mengurus kebutuhan keamanan anggota tim

gerak cepat

Mengurus kebutuhan keuangan dalam

melaksanakan kegiatan tim

Mengatur kebutuhan transportasi anggota tim

(49)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

ANGGOTA TIM

Ahli Komunikasi

:

Melakukan komunikasi dengan anggota

tim setiap hari

Memberikan umpan balik/ masukan

Mampu berbahasa lokal

Hanya 1 orang yang boleh

(50)

KOORDINASI & KOMUNIKASI

1. Beberapa hal berkaitan dengan masalah koordinasi, meliputi:

• Pendelegasian Tugas dan tanggung jawab

• Managemen faktor stress

2. Beberapa hal yang berkaitan dengan masalah komunikasi, meliputi:

• Pertemuan anggota tim, beberapa hal yang perlu diperhatikan

• Perhatian terhadap iklim keterbukaan antar

anggota tim dan dengan pasien atau tersangka

• Pentingnya melakukan pendokumentasian

(51)

ETIKA DALAM MELAKSANAKAN

INVESTIGASI KASUS

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

melakukan investigasi, antara lain:

Menerapkan kode etik secara umum

Mempertahankan kerahasiaan

Melindungi kesehatan masyarakat

Mempertimbangkan agama dan

(52)

Anggaran Tim

Sumber :

Dana APBN

Dana APBD I/ APBD II

Dana KLB

(53)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian pada anak usia sekolah ini adalah ingin mengetahui prevalensi gangguan tidur, gambaran gangguan tidur, pengaruh intervensi sleep hygiene pada keluhan

YBY menilai Yogyakarta memiliki modal yang lebih dari cukup untuk melakukan intervensi pemikiran kebudayaan di tingkat global lebih dari inisiatif pameran senirupa yang sudah

Lampiran 8 Respon kebutuhan prasarana irigasi pipa di Kelurahan

Sebelum mengungkapkan tentang hubungan Cirebon dengan VOC, sebelumnya dalam buku ini dijelaskan mengenai masuknya islam di Indonesia khususnya di Jawa Barat, sislsilah sunan gunung

1) Nama pengarang yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat maupun tidak disingkat harus konsisten dalam satu

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di kota Medan melalui Medan sehat 2010 (Sehat Sejahtera, 2010). Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan

PROSES BELAJAR MANDIRI PEMAIN KEYBOARD PADA BAND MTM COMMUNITY BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pertamina EP Asset 1 Field Jambi, khususnya Lapangan X, fluida dari sumur yang diproduksikan dialirkan menuju Stasisun Pengumpul (SP) dan kemudian dilakukan