Modul 1
STRATEGI PENGENDALIAN FLU BURUNG
DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
PANDEMI INFLUENZA
SERTA
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih
mampu memahami strategi pengendalian flu
burung dan kesiapsiagaan menghadapi
POKOK DAN
SUB POKOK BAHASAN
1. Strategi Pengendalian Flu Burung dan Pandemi
influenza
2. Pembentukan Tim Gerak Cepat Pengendalian Flu
Burung dan Pandemi Influenza
• Anggota Tim Gerak Cepat pengendalian Flu Burung dan kesiapsiagaan Pandemi Influenza
• Peran dan tanggung jawab setiap anggota tim • Koordinasi dan komunikasi antar anggota tim
• Hubungan antara Komite Daerah dengan Tim Gerak Cepat Pengendalian Flu Burung dan kesiapsiagaan Pandemi
Influenza
LANDASAN HUKUM
– INSTRUKSI PRESIDEN RI Nomor. 1 tahun 2007 tentang Penanganan dan penegendalian Virus Flu Burung (Avian Influenza)
– PERATURAN PRESIDEN Nomor 7 tahun 2006 tentang Komite Nasional Pengendalian Flu Burung (Avian Influenza) dan
Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza.
– KEPMENKES RI Nomor 1371/MENKES/IX/2005 tentang Penetapan Flu Burung (Avian Influenza) sebagai Penyakit yg dapat menimbulkan wabah serta Pedoman Penanggulangannya.
– KEPMENKES RI Nomor 1372/MENKES/IX/2005, tentang Penetapan Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza).
– KEPMENKES RI Nomor 1643/MENKES/SK/XII/2005, tentang Tim Nasional Penanggulangan Penyakit Flu Burung.
STRATEGI
1. Pengendalian penyakit pada hewan
2. Penatalaksanaan kasus pada manusia
3. Perlindungan pada kelompok risiko tinggi
4. Surveilans Epidemiologi pada hewan dan manusia
5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan
6. Komunikasi resiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat
7. Penguatan dukungan peraturan
8. Peningkatan kapasitas
9. Penelitian kaji tindak
10. Monitoring dan evaluasi
1. Pengendalian Penyakit pada Hewan
Kegiatan Pokok
1. Melaksanakan depopulasi selektif pada daerah tertular dan vaksinasi emergency
2. Melaksanakan stamping out pada daerah tertular baru
3. Memperketat biosecurity
4. Meningkatkan pengawasan karantina terhadap lalu lintas media pembawa Highly Pathogenic Avian
Influenza (HPAI) dan penelusuran balik
5. Penyediaan vaksin dan peningkatan cakupan vaksinasi pada hewan terutama pada sektor 3 dan 4
Tujuan:
2. Penatalaksanaan Kasus pada Manusia
Tujuan:
1. Kecepatan dan ketepatan diagnosa penyakit
2. Melaksanakan tatalaksana kasus sesuai standar
Kegiatan Pokok
1. Pengadaan obat antiviral
2. Pelaksanaan rujukan kasus
3. Penyediaan sarana dan prasarana penanganan kasus di rumah sakit
4. Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) penatalaksanaan kasus
3. Perlindungan Kelompok Resiko Tinggi
Tujuan:
•
Melindungi kelompok beresiko tinggi dari
penularan flu burung
Kegiatan Pokok :
1. Penyediaan alat pelindung diri (PPE) pada peternak ,petugas kesehatan hewan di rumah sakit, laboratorium
2. Perbaikan sanitasi lingkungan peternakan, pasar unggas dan RPA
4. Surveilans Epidemiologi pada Hewan dan
Manusia
Tujuan:
• Mengembangkan sistem surveilans dan kewaspadaan dini AI/Flu Burung pada manusia dan hewan
• Memperkuat kapasitas surveilans di semua fasilitas pelayanan kesehatan
• Menyiapkan surveilans untuk menghadapi pandemi
• Mengetahui epidemiologi dan dinamika penyakit
Kegiatan Pokok :
• Penyusunan dan pelaksanaan sistem surveilans terintegrasi termasuk surveilans pada kelompok resiko tinggi
• Penyusunan dan pelaksanaan sistem kewaspadaaan dini (SKD) • Pengadaan sarana dan prasarana surveilans
• Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM surveilans • Menyusun sistem surveilans menghadapi pandemi • Pemantauan pasca vaksinasi
• Surveilans terhadap potensial reservoir AI
• Pelaksanaan surveilans epidemiologi molekuler pada hewan dan manusia
• Pemantauan efektifitas homologus/heterologus vaksin pada peternakan dengan menggunakan metode sentinel birds/ DIVA • Penyusunan dan pelaksanaan sistem penanggulangan AI dan PI
dengan data base terintegrasi yang menggunakann teknologi sistem informasi geografi.
5. Restrukturisasi Sistem Industri
Perunggasan
Tujuan:
•
Memperbaiki sistem usaha dan pemeliharaan
perunggasan
Kegiatan pokok :
1. Pengkajian sistem usaha perunggasan
2. Penyusunan aturan sistem usaha perunggasan termasuk penataan rumah potong ayam (RPA) dan pasar unggas
6. Komunikasi Risiko, Edukasi dan
Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Tujuan:
• Mendiseminasi pengetahuan tentang flu burung kepada masyarakat
• Pemberdayaan masyarakat untuk ikut aktif dalam
surveilans, membangun jejaraing (networking) terutama pada peternak skala menengah dan kecil dalam
pengendalian flu burung
• Merumuskan strategi komunikasi risiko termasuk advokasi kepada pengambil kebijakan untuk
menanggulangi flu burung
Kegiatan Pokok :
• Pembentukan organisasi peternak skala kecil dan menengah
• Pengembangan komunikasi publik untuk
mendiseminasikan cara pencegahan dan pengendalian flu burung
• Penyuluhan dan pelatihan masyarakat dalam surveilans dan pencegahan flu burung
• Penyuluhan, pelatihan dan pendidikan tenaga kesehatan
• Bina suasana terhadap kelompok khusus (legislatif,
pelajar, pendidik, LSM, masyarakat perunggasan, tokoh masyarakat, komunitas kesehatan/veteriner, trade
7. Penguatan Dukungan Peraturan
Tujuan:
• Memperkuat dan melengkapi peraturan perundangan dalam rangka pengendalian AI/Flu Burung
• Mengembangkan Otoritas Veteriner pada institusi terkait
• Memperkuat lembaga yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di setiap propinsi dan kabupaten/kota
• Memperkuat kelembagaan pelayanan kesehatan dalam pengendalian flu burung
Kegiatan Pokok :
Finalisasi revisi UU no. 6/1967
Menyusun PP yang berkaitan dengan Pengendalian Penyakit Zoonis termasuk flu burung
Mengembangkan rumah sakit dan laboratorium rujukan
8. Peningkatan Kapasitas
Tujuan:
• Memperbaiki struktur dan sistem kelembagaan
pengendalian AI/Flu Burung secara nasional, sektoral dan regional
• Memperkuat kelembagaan kesehatan hewan dan karantina hewan di pusat dan daerah
• Memperkuat lembaga penelitian
• Meningkatkan kapasitas laboratorium diagnosis AI/Flu Burung
• Meningkatkan kapasitas rumah sakit
• Meningkatkan kapasitas veteriner lapangan
Kegiatan Pokok :
• Pembentukan panel ahli (dokter hewan dan ahli
kesehatan masyarakat) dan kelembagaan pengendalian AI/Flu Burung terpadu di tingkat nasional, sektoral, dan regional
• Peningkatan kapasitas otoritas veteriner
• Pembangunan dan memfungsikan laboratorium BSL 3 untuk hewan dan manusia
• Melengkapi sarana dan prasarana termasuk sumber daya manusia laboratorium regional dan rujukan
nasional
• Pembangunan 2 laboratorium kesehatan hewan tipe A
• Melengkapi sarana dan prasarana termasuk sumber daya manusia pada lembaga penelitian, lembaga produksi bahan biologi, dan laboratorium karantina hewan
• Pertemuan berkala dan komunikasi intensif antar laboratorium
• Peningkatan peralatan dan SDM lab tipe C/poskeswan
• Rekruitmen tenaga veteriner lapangan
• Pelatihan/training sumber daya kesehatan hewan, karantina dan lembaga penelitian
• Akreditasi laboratorium veteriner
• Memperkuat fungsi Puskesmas dalam surveilans,
9. Penelitian Kaji Tindak
Tujuan:
•
Meningkatkan efektivitas vaksin dan vaksinasi
AI/Flu Burung pada hewan
•
Melakukan penelitian dan pengembangan
vaksin AI/flu burung
•
Melakukan penelitian dan pengembangan
vaksin flu burung pada hewan dan manusia
•
Mengembangkan diagnostic kits yang spesifik
dan sensitif.
Kegiatan pokok :
• Melakukan penelitian epidemiologi, genotiping, diagnosis
• Pengembangan vaksin untuk manusia dan uji coba
• Pembuatan antigen
• Pengembangan model jejaring laboratorium penelitian flu burung
• Melakukan penelitian efektivitas vaksin dan vaksinasi hewan yang berkualitas dan aman
• Penelitian dan pengembangan diagnostik reagensia dan kits
10. Monitoring dan Evaluasi
Tujuan:
•
Mengetahui perkembangan kegiatan dan
dampak serta permasalahan yang timbul
Kegiatan Pokok:
Penyusunan rencana pemantauan dan evaluasi penangulangan flu burung
STRATEGI KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
1. Penguatan manajemen berkelanjutan (perencanaan, aktivitas, pengorganisasian, koordinasi, monitoring dan evaluasi).
2. Penguatan surveilans pada hewan dan manusia (termasuk peringatan dini, investigasi dan tindakan pengendalian).
3. Pencegahan dan pengendalian (proteksi risiko tinggi, vaksinasi, biosecurity, dll).
4. Penguatan kapasitas respons pelayanan kesehatan (kesiapan obat, peralatan kesehatan, vaksin,
laboratorium, SDM, penatalaksanaan kasus, dll).
5. Komunikasi Risiko, Edukasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
6. Rencana Kontingensi Pandemi Influenza
1. Penguatan Manajemen Berkelanjutan
Tujuan :
• Mengembangkan sistem dan mekanisme manajemen pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza yang
terintegrasi.
• Memobilisasi sumber daya dari berbagai sumber dari dalam negeri dan internasional.
Kegiatan Pokok :
1. Menyusun kerangka pelaksanaan, pengendalian, pengendalian flu burung, dan kesiapsiagaan pandemi influenza termasuk penyiapan pedoman-pedoman dan kebijakannya.
2. Assesment status kesiapsiagaan dan identifikasi secepat mungkin kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
3. Pembentukan Komite Pandemi Influenza Nasional (KPIN) dan Pos Komando (POSKO) serta mekanismenya.
4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perencanaan kontingensi nasional.
5. Koordinasi dengan negara-negara tetangga, regional dan badan-badan internasional serta untuk membagi informasi dan respons darurat (net
working).
2. Penguatan Surveilans Pada Hewan dan
Manusia
Tujuan :
• Memperkuat surveilans rutin dan sistem peringatan dini secara terpadu termasuk peranan laboratorium.
• Memantapkan penyelidikan epidemiologik (tim respons KLB) dan manajemen kontak.
Kegiatan Pokok
• Melaksanakan sistem surveilans klinis penyakit menyerupai influenza (ILI) dan flu burung, dan pelaksanaannya meliputi : a) pedoman-pedoman Surveilans; b) surveilans berbasis RS sentinel ; c) surveilans berbasis laboratorium; d)
surveilans verifikasi rumor; e) surveilans berbasis komunitas; f) surveilans influenza binatang.
• Melaksanakan kajian surveilans epidemiologi dan virologi (molekuler) terhadap virus influenza subtipe baru yang potensial pandemik.
• Membangun jejaring laboratorium rujukan nasional dan referensi internasional.
• Melakukan investigasi dan respons pengendalian flu burung dan pandemi influenza.
• Memonitor perkembangan resistensi terhadap obat anti virus.
3. Pencegahan dan Pengendalian
Tujuan:
• Mencegah penularan dan memutus mata rantai penyebaran virus flu burung dan influenza pandemik sedini mungkin.
• Melakukan tindakan pengendalian virus flu burung dan influenza pandemik pada daerah yang terjangkit.
• Menyediakan dan mengembangkan pembuatan obat antivirus dan vaksin dari benih virus (seed) Indonesia.
Kegiatan Pokok :
1. Perlindungan terhadap kelompok risiko tinggi.
2. Peningkatan biosekuriti pada daerah yang berisiko tinggi terjadi penularan flu burung dan pandemi influenza.
3. Penguatan pengawasan lalu-lintas unggas dan produknya serta manusia.
4. Penyediaan obat antivirus dan vaksin flu burung dan pandemi influenza (strain subtipe baru)
5. Pengembangan kapasitas memproduksi obat antivirus dan vaksin flu burung dan pandemi influenza dalam negeri (virus influenza subtipe baru)
4. Penguatan Kapasitas Respons
Pelayanan Kesehatan
Tujuan:
• Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan manusia dan hewan di pusat dan di daerah dalam menghadapi flu burung dan pandemi influenza.
• Meningkatkan kapasitan (SDM, peralatan dan metoda) rumah- rumah sakit rujukan yang sudah ditetapkan dan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
Kegiatan Pokok :
1. Melakukan pelayanan kesehatan hewan secara berkala
2. Pengembangan penatalaksanaan kasus flu burung dan pandemi influenza termasuk pencegahan infeksi nosokomial
3. Penyediaan reagen, tes diagnostik, peralatan, ruang isolasi/ICU, dan lain-lain penunjang medis dan diagnostik
4. Pelayanan Kesehatan dan Rujukan di RS
5 Komunikasi risiko, Edukasi dan
Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Tujuan:
• Memberikan informasi, edukasi dan komunikasi risiko terhadap seluruh lapisan masyarakat agar waspada dan tidak panik dalam menghadapi KLB flu burung dan kemungkinan terjadinya pandemi influenza.
• Meningkatkan kemampuan komunikasi risiko bagi tenaga teknis: promosi/ penyuluhan, kehumasan, jurnalis, tokoh masyarakat.
Kegiatan Pokok :
1. Pengembangan prosedur standar untuk penyebaran informasi. 2. Pengembangan dan penyebaran media dan pesan.
3. Peningkatan koordinasi dan jejaring komunikasi risiko dengan semua mitra lokal, nasional dan lembaga internasional dan edukasi.
4. Penyusunan kurikulum di Fakultas Kedokteran dan pelajar sekolah menengah.
6. Rencana Kontingensi
Pandemi Influenza
Dasar pertimbangan:
Masih banyak ketidakpastian pada pandemi
influenza yang akan datang tetapi pandemi itu harus
diantisipasi untuk mengurangi dampaknya.
Indonesia mungkin terkena pandemi itu dengan
daerah yang terbatas atau luas.
Tujuan:
1. Untuk memelihara kesiapsiagaan
Strategi:
1. Pelihara kesiapsiagaan (Jika Indonesia tidak
terkena)
2.
Tentukan ukuran daerah yang terkena (Jika
Indonesia terkena):
•
Skenario 1
:
terbatas pada tingkat desa
/ kelurahan di sejumlah propinsi yang terbatas
•
Skenario 2
:
terbatas pada tingkat
kecamatan di sejumlah propinsi yang terbatas
•
Skenario 3
:
terbatas pada tingkat
Kab/Kota di sejumlah propinsi yang terbatas
•
Skenario
4 : epidemi/wabah
skala
3. Respons pada:
• Skenario 1: Terutama dengan tindakan isolasi (UU Wabah), kalau ada obat antiviral (tamiflu) 80 %
penduduk diobati.
• Skenario 2: Lakukan penyelidikan dan respons KLB
• Skenario 3: Deklarasikan wabah/epidemi dan penegakan hukum (UU wabah). Pemerintah pusat memobilisasi dana dan kekuatan untuk mencegah meluasnya wabah dan mengurangi dampaknya.
• Skenario 4: Wabah skala nasional. Mobilisasi kekuatan dan sumber nasional termasuk dana dan
kekuatan cadangan (sukarelawan dll) sebagaimana dan bila diperintahkan oleh Presiden sebagai Komandan
Tertinggi selama keadaan darurat melanda bangsa Indonesia.
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE NASIONAL
PENGENDALIAN FLU BURUNG DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA
(PERATURAN PRESIDEN NO. 7 TAHUN 2006)
• Ketua : Menko Kesra
• Waka 1 : Menko Perekonomian
• Waka 2 : Menteri Pertanian
• Waka 3 : Menteri Kesehatan
• Sek : Deputy Menko Perekonomian, Bidang
SUSUNAN
TIM PELAKSANA HARIAN
KOMNAS FBPI
(Keputusan Ketua Komnas FBPI No. 1 tahun 2006)
• Waka Ketua Pelaksana Harian 1
• Waka Ketua Pelaksana Harian 2
• Koordinator Kesekretariatan
• Bidang-bidang (Ketua Bidang, Waka Bidang dan Sek):
– Pengendalian Flu Burung pada Hewan
– Penatalaksanaan Flu Burung pada Manusia dan
Kesiapsiagaan Pandemi Influenza
– Pengadaan dan distribusi obat dan vaksin
– Informatika, komunikasi publik dan pembinaan
jaringan kerja
– Riset dan pengembangan
PRESIDEN R.I
KOMNAS FBPI.
Ketua : Menko Kesra
Wkl. Ketua I : Menko, Bid Perekonomian Wkl Ketua II : Mentan
Wkl Ketua III : Menkes
Sekertaris : Deputi Men. Bid Perkonomian Anggota :
Mendagri, Menlu, Menkeu, Menhut, Menperindag, Menhub, Mendiknas, Menbud & wata,
Meneg Ristek, Meneg LH, Meneg Renbangnas/ BAPPENAS, Panglima TNI, Kapolri, Ketua PMI.
Tim Pelks. Harian :
1. Esel I terkait 2. Org. Profesi 3. Pihak terkait
Pokja & Panel Ahli.
1. Pj. Instan Pem
2. Pakar
3. Akademisi
4. Praktisi
5. Pihak-2 lain
Komite Prop. FBPI Komite Kab/Kota. FBPI
Tugas:
1. Menetapkan Kebijakan & renstra nas.
2. Menetapkan pedum P3 3. Menetapkan langkah strate 4. Koord. Laks kegiatan P3 5. Mengendalikan,monev laks
strategi nasional P3 FBPI 6. Menyelesaikan masalah
yg timbul dlm kegiatan P3. 7. Koord pglolaan data & inf. 8. Arahan kpd Komprop &Kab 9. Mengatur mek tata kerja. 10.Melapor scr berkala/3 bln 11.Menetapkan ketentuan yg
diperlukan bagi plksn P3.
Tugas:
1.Merumuskan kebijakan, langkah-2 P3 FBPI sesuai Komnas
2. Melaporkan secara berkala tugasnya ke Ketua Komnas FBPI
TIM NASIONAL PENANGGULANGAN FLU BURUNG (Kepmenkes N0 1643/MENKES/XII/2005)
Menkes (Pelindung)
Dir. Jen. PP & PL (Ketua Pelaksana )
Pengarah
Menteri Pertanian Direktur Jenderal Peternakan Direktur Kesehatan Hewan BBV/ BPPV Unit Pengendali Penyakit AI Pusat
Unit Pengendali Penyakit AI Propinsi (LDCC) Lab. Veteriner Prop.
Unit Pengendali Penyakit AI Regional (UPPR)
BBV/BPPV
Tim
Pelacakan Penyakit (PDS) Kabupaten/ Kota
Dinas Peternakan Propinsi
Dinas Peternakan Kabupaten/ Kota Tim Gerak Cepat
(PDR) Prop/ Kab/ Kota
Poskeswan
Instruksi dan Pengawasan Laporan harian, mingguan, Bulanan, tahunan
Koordinasi
Organisasi Pengendalian Avian Influenza Deptan
Koordinator
Wakil Koordinator Pengendali Penyakit
Narasumber/ Tenaga Ahli Informasi & Pelaporan Surveilans & Monitoring
Komunikasi
Kerjasama Luar Negeri
Kader Kecamatan/ Desa
Pelayanan Laboratorium Task Force
AI KOMNAS
BUPATI/WALIKOTA
KOMITE PROPINSI, KAB/KOTA
.
Ketua :
Wkl. Ketua I : DISKES/DISNAK Wkl Ketua II : DISNAK/DISKES Sekertaris :
Anggota :
WAKIL DARI INSTANSI TERKAIT
Tim Pelks. Harian :
1. Esel 2 terkait 2. Org. Profesi 3. Pihak terkait
Pokja & Panel Ahli.
1. Pj. Instan Pem
2. Pakar
3. Akademisii
4. Praktisi
5. Pihak-2 lain CEPAT NAKTIM GERAK TIM GERAK CEPAT KES
Tugas:
1. Menetapkan Kebijakan & renstra Kab/Kota.
2. Menetapkan pedum P3 3. Menetapkan langkah strate. 4. Koord. Laks kegiatan P3 5. Mengendalikan,monev laks
strate Kab/Kota P3 FBPI 6. Menyelesaikan masalah
yg timbul dlm kegiatan P3. 7. Koord pglolaan data & inf. 8. Arahan kpd Tim Reaksi
Cepat
9. Mengatur tahubja.
10.Melapor scr berkala/3 bln 11.Menetapkan ketentuan yg
diperlukan bagi plksn P3. Tugas:
1. Melakukan pengkajian kemungkinan penularan hewan-manusia-manusia
2. Melaporkan perkembangan KLB AI/pandemi influenza dan masukan strategi pengendaliannya
3. Mencegah dan mengendalikan infeksi
4. Meminimalkan kesakitan dan kematian
5. Melakukan penanggulangan sumber penularan
Disepakati:
TIM GERAK CEPAT PENANGGULANGAN FLU
BURUNG DAN KESIAP SIAGAAN MENGHADAPI
PANDEMI INFLUENZA
Adalah :
Tim Gerak Cepat adalah tim yang terdiri dari tenaga dari berbagai program dan sektor terkait yang bertugas
Tugas Tim Gerak Cepat
1.
Melakukan pengkajian kemungkinan
penularan hewan-manusia-manusia
2.
Melaporkan perkembangan KLB AI/pandemi
influenza dan masukan strategi
pengendaliannya
3.
Mencegah dan mengendalikan infeksi
4.
Meminimalkan kesakitan dan kematian
Siapa yg masuk dalam tim
Tim inti terdiri dari :
• Ketua Tim: Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk
• Pejabat pada Dinas Kesehatan Kab/Kota
• Pejabat yang membidangi fungsi kesehatan hewan di kab/kota
• Ahli epidemiologi
• Ahli komunikasi
• Klinisi (dokter, Perawat)
• Tenaga Laboratorium
Tenaga lain dapat ditambahkan sesuai keadaan.
Catatan :
Kriteria Anggota Tim
•
Memiliki kepemimpinan
•
Tanggung jawab
•
Mampu berkomunikasi secara efektif
•
Mampu bekerja sama sebagai satu tim
•
Mampu mengambil keputusan
Bagaimana bekerja sbg satu tim
1•
Mengetahui peran masing2
•
Mampu memecahkan masalah secara
tim (transportasi, komunikasi,
kerjasama).
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
KETUA TIM
•
Memberikan informasi yang tersedia
•
Menyiapkan rencana investigasi
•
Membagi/mengarahkan tugas dan tanggung
jawab anggota Tim
•
Supervisi
•
Memberikan penjelasan pada media
•
Komunikasi dengan pejabat lain
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
ANGGOTA TIM
Tenaga Ahli Epidemiologi:
•
Melakukan verifikasi laporan KLB yang masuk
•
Menetapkan definisi kasus
•
Melaksanakan investigasi kasus
•
Mengidentifikasi faktor risiko
•
Mengidentifikasi dan mengkoordinasikan cara
pengendalian
•
Mendokumentasi tatalaksana kasus
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
ANGGOTA TIM
Klinisi
:•
Memberi petunjuk tatalaksana kasus di RS dan
lapangan.
•
Menerapkan dan supervisi upaya pengendalian
infeksi
•
Mendokumentasi kapasitas perawatan dan
pengobatan setempat
•
Pengambilan spesimen
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
ANGGOTA TIM
Tenaga Laboratorium
:
•
Melakukan pengambilan, pengiriman dan
penyimpanan spesimen secara cepat
•
Melakukan verifikasi hasil laboratorium
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
ANGGOTA TIM
Tenaga Peternakan
:
•
Melaksanakan pengendalian flu burung pada
unggas
•
Melakukan pengambilan spesimen unggas (lab)
•
Memberikan petunjuk dalam pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan flu Burung
pada unggas
•
Menyampaikan data surveilans Flu Burung
(berbagi informasi) (epidemiolog)
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
ANGGOTA TIM
Administrator atau logistik
:
•
Mengatur kebutuhan perbekalan bagi tim gerak
cepat
•
Mengurus kebutuhan keamanan anggota tim
gerak cepat
•
Mengurus kebutuhan keuangan dalam
melaksanakan kegiatan tim
•
Mengatur kebutuhan transportasi anggota tim
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
ANGGOTA TIM
Ahli Komunikasi
:
•
Melakukan komunikasi dengan anggota
tim setiap hari
•
Memberikan umpan balik/ masukan
•
Mampu berbahasa lokal
•
Hanya 1 orang yang boleh
KOORDINASI & KOMUNIKASI
1. Beberapa hal berkaitan dengan masalah koordinasi, meliputi:
• Pendelegasian Tugas dan tanggung jawab
• Managemen faktor stress
2. Beberapa hal yang berkaitan dengan masalah komunikasi, meliputi:
• Pertemuan anggota tim, beberapa hal yang perlu diperhatikan
• Perhatian terhadap iklim keterbukaan antar
anggota tim dan dengan pasien atau tersangka
• Pentingnya melakukan pendokumentasian
ETIKA DALAM MELAKSANAKAN
INVESTIGASI KASUS
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan investigasi, antara lain:
–
Menerapkan kode etik secara umum
–
Mempertahankan kerahasiaan
–
Melindungi kesehatan masyarakat
–
Mempertimbangkan agama dan
Anggaran Tim
Sumber :
•
Dana APBN
•
Dana APBD I/ APBD II
•