• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DASAR TEORI 3.1 Gardu Induk 3.1.1 Definisi Umum Menurut Penempatan Peralatannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III DASAR TEORI 3.1 Gardu Induk 3.1.1 Definisi Umum Menurut Penempatan Peralatannya"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Gardu Induk 3.1.1 Definisi Umum

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk :

1. Mengubah tenaga listrik tegangan tingi yang satu ke tegangan tinggi yang lainnya u tegangan menengah.

2. Pengukuran, pengawasan, operasi serta pengaturan pengamanan sistem tenaga listrik.

3. Pengaturan daya ke Gardu Induk lain melalui tegangan tinggi dan Gardu-Gardu Distribusi melalui gawai tegangan menengah.

3.2 Klasifikasi Gardu Induk

Klasifikasi gardu induk dapat dibedakan menurut beberapa hal : 3.2.1 Menurut Lokasi dan Fungsi

Merurut lokasinya di dalam sistem tenaga listrik, fungsi dan tegangannya (tinggi, menengah atau rendah) maka gardu listrik dapat dibagi :

a. Gardu Induk Transmisi

Gardu induk transmisi adalah gardu listrik yang mendapatkan daya dari satuan transmisi atau sub-transmisi suatu sistem tenaga listrik kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota dan sebagainya) melalui saluran distribusi primer.

b. Gardu Induk Distribusi

(2)

3.2.2 Menurut Penempatan Peralatannya

Menurut penempatannya, gardu induk dapat dibagi : a. Gardu Induk pemasangan dalam.

Gardu Induk dimana semua peralatannya (switchgear, isolator dan sebagainya) di pasang di dalam gedung/ruangan tertutup.

b. Gardu Induk pemasangan luar.

Gardu Induk dimana semua peralatannya (switchgear, isolator dan sebagainya) di tempatkan di udara terbuka.

3.2.3 Menurut Isolasi Yang Digunakan a. Gardu Induk dengan Isolasi Udara

Merupakan gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional dan memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

(3)

b. Gardu Induk yang Menggunakan Isolasi Gas SF 6

Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit.

3.2.4 Menurut Sistem Rel (Busbar)

Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :

a. Gardu Induk Sistem Ring Busbar

Merupakan gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada terhubung satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

b. Gardu Induk Sistem Single Busbar

Merupakan gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.

(4)

c. Gardu Induk Sistem Double Busbar

Merupakan gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk ini sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.

Gambar 3.3 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Double Busbar

d. Gardu Induk Sistem Satu Setengah (On Half) Busbar

(5)

Gambar 3.4 Single Line Diagram Gardu Induk Satu Setengah Busbar

3.3. Peralatan Perlengkapan Gardu Induk

Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer. Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan. , Secara umum perlatan dan perlengkapan pokok yang ada di Gardu Induk terdiri dari :

3.3.1. Transformator Daya

(6)

Gambar 3.5 Transformator Daya

3.3.2. Transformator Tegangan

Trafo tegangan adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, yang di perlukan untuk alat-alat ukur (pengukuran) dan alat pengaman (proteksi). Fungsi trafo tegangan (potensial transformer) :

a. Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk system pengukuran atau proteksi.

b. Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaian primer.

c. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder.

(7)

3.3.3. Transformator Arus

Trafo arus disebut juga current transformer (CT) berfungsi untuk menurunkan arus yang besar pada tegangan tinggi menjadi arus yang kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman (proteksi).

Gambar 3.7 Transformator Arus

3.3.4. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator)

Transformator bantu adalah trafo yang berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/ 380 Volt yang digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain untuk :

a. Penerangan di swtich yard, gedung kontrol, halaman GI dan sekeliling GI b. Alat pendingin (AC).

c. Pompa air dan motor-motor listrik, dan

d. Peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah.

3.3.5. Aresster

(8)

menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan, LA bersifat konduktif sehingga dapat menyalurkan arus listrik ke bumi.

Gambar 3.8 Arrester

3.3.6. Busbar/ rel

Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Bahan dari rel terbuat dari bahan tembaga (bar copper atau hollow conductor).

3.3.6. Saklar Pemisah (PMS) atau Disconneting Switch (DS)

Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Oleh karena itu pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual, motor, pneumatic atau angin dan hidrolis.

3.3.7. Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB)

(9)

memutuskan hubungan daya listrik bila terjadi gangguaan, baik dalam keadaan berbeban maupun tidak berbeban dan proses ini di lakukan dengan cepat. Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.

Gambar 3.9 Pemutus Tenaga

3.3.8. Sakelar Pentanahan

Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar pentanahan ini dibuka dan ditutup apabila sistem dalam keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).

3.3.8. Kompensator

(10)

kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt.

3.3.9. Rele Proteksi dan Papan Alarm

Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. Semua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.

3.3.10. Baterai

Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu induk. Peranan dari baterai sangat penting karena pada saat gangguan terjadi, baterai sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang digunakan pada gardu induk menurut bahan elektrolit yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada dua macam yaitu:

1) Lead-antimony 2) Lead-calcium

b. Baterai alkali (alkali stroge batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam yaitu:

(11)

3.4. Bagian-Bagian dari Transformator 3.4.1. Bagian Utama

3.4.1.1.Inti Besi

Inti besi adalah tempat melekatnya kumparan dan berfungsi sebagai jalannya fluks magnetik. Besi yang digunakan untuk inti transformator biasanya mempunyai kadar silikon yang tinggi dan diproses agar memiliki permeabilitas yang tinggi dan rugi-rugi histeris yang kecil pada operasi normal. Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current. Ada dua jenis inti yang biasanya digunakan pada trafo, yang membedakan tipe inti ini adalah cara pemasangan kumparan primer dan skundernya. Kedua jenis inti tersebut adalah: 1. Tipe inti (core).

2. Tipe cangkang (shell).

Gambar 3.10 Inti Besi

3.4.1.2 Kumparan Transformator

(12)

kumparan primer dan skunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan / arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut akan terjadi fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan dan bila pada rangkaian sekunder dihubungkan dengan beban maka akan menghasilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus. Jumlah lilitan transformator pada bagian primer dan sekunder juga menentukan apakah transformator berfungsi sebagai penaik (step up) atau penurun tegangan (step down).

Gambar 3.11 Susunan Kumparan dari Transformator

3.4.1.3.Minyak Transformator

Minyak transformator mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai bahan isolasi dan bahan pendingin transformator. Sebagai bahan isolasi, minyak akan mengisi ruangan antara kumparan primer dan skunder sehingga tidak akan menimbulkan breakdown antara kumparan tersebut. Sebagai bahan pendingin minyak dipilih karena minyak dapat mensirkulasikan panas dengan baik. Jenis minyak transformator yang biasa dipakai di indonesia pada umumnya adalah Shel Dialla B. Sebagai minyak transformator pasti mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi), maka minyak transformator harus memenuhipersyaratan yaitu:

a. Kekuatan isolasi tinggi

b. Penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.

(13)

d. Titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan bahaya

e. Tidak merusak bahan isolasi padat. f. Sifat kimia yang stabil.

3.4.1.4 Tangki Konservator

Tangki konservator merupakan tempat untuk menampung pemuaian minyak dari minyak yang ada di dalam transformator, minyak pada transformator dalam keadaan tertentu akan memuai oleh panas akibat temperatur yang tinggi. Hasil pemuaian dari minyak ditampung didalam tangki yang bernama tangki konservator. Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi akan memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun.

Gambar 3.12 Tangki Konservator 3.4.1.5 Bushing

(14)

Gambar 3.13 Bushing

3.4.2 Bagian Peralatan Bantu Transformator 3.4.2.1 Pendingin Transformator

Transformator umumnya diisi minyak sebagai bahan isolasi antara kumparan dengan kumparan dan kumparan dengan tangki. Transformator tenaga umumnya dilengkapi dengan sistem pendingin yang dimaksudkan agar transformator dapat bekerja sesuai rating yang tertera pada spesifikasinya.

(15)

Gambar 3.14 Pendingin Kipas – Kipas Radiator

3.4.2.2 Tap Changer

Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang berubah-rubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut Off Load Tap Changer dan hanya dapat dioperasikan manual. Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban disebut On Load Tap Changer dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.

Ada dua cara kerja tap changer:

1. Mengubah tap dalam keadaan transformator tanpa beban.

2. Mengubah tap dalam keadaan transformator berbeban (On Load Tap Changer/OLTC).

3.4.2.3 Alat Pernafasan

(16)

Gambar 3.15 Alat Pernafasan Transformator

3.4.2.4 Indikator

Berfungsi untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator yang terpasang pada transformator, dan indikator yang biasa digunakan sebagai berikut:

1. Indikator suhu minyak 2. Indikator permukaan minyak 3. Indikator winding temperatur 4. Indikator kedudukan tap

Gambar 3.16 Indikator Winding Temperature

(17)

Proteksi transformator daya berfungsi untuk mencegah kerusakan transformator sebagai akibat adanya gangguan yang terjadi dalam petak/bay transformator. Tujuan pemasangan relay proteksi pada transformator daya adalah untuk mengamankan peralatan /sistem sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara :

1) Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ketidak normalan yang terjadi pada transformator atau gangguan pada bay transformator.

2) Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.

3) Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.

4) Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.

5) Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada konsumen. Serta mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik

Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi sesuai SPLN 52-1:1983 Bagian Satu C yaitu Pola Pengamanan Transformator 150/66, 150/20 KV DAN 66/20 KV.

Macam-macam peralatan proteksi pada transformator, yaitu : a. Relay bucholz

Relay bucholz adalah alat atau rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh karena:

1. Hubung singkat antar lilitan/dalam fasa. 2. Hubung singkat antar fasa.

3. Hubung singkat antar phasa ke tanah. 4. Busur api listrik antar laminasi.

(18)

b. Relay tekanan lebih (sudden pressure relay)

Relay tekanan lebih ini berfungsi hampir sama seperti relay bucholz, yaitu sebagai pengaman terhadap gangguan di dalam transformator. Perbedaannya relay ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.

c. Relaydifferensial

Relay differensial berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) yang terjadi di dalam daerah pengaman trafo.

d. Relay arus lebih (Over Cuurrent Relay)

Relay arus lebih erfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) antara phasa di dalam maupun di luar daerah pengamanan trafo.

e. Relay Tangki Tanah

Relay tangki tanah berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.

f. Relay hubung tanah

Relay hubung tanah berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan satu phasa ke tanah.

g. Relay termis

(19)

h. Minyak trafo (transformator oil)

Fungsi dari minyak transformator adalah sebagai insulator yaitu menginsolasikan kumparan di dalam transformator agar tidak terjadi loncatan bunga api listrik (hubungan pendek) akibat tegangan tinggi.

3.6 Pemeliharaan Transformator Daya 3.6.1 Pemeliharaan Harian

Pemeliharaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator setiap hari untuk Gardu Induk yang dijaga atau petugas patroli pada Gardu Induk yang tidak dijaga dan dilaksanakan setiap minggu (Jadwal Mingguan) dalam keadaan operasi.

Tabel 3.1 Jadwal Pemeliharaan Transformator setiap minggu

No Peralatan/Komponen Yang Diperiksa Cara Pelaksanaan Trafo Besar Trafo Sedang Trafo Kecil

1

Periksa apakah ada kebocoran minyak

Periksa kipas kipas apakah ada karat

(20)

3 kotoran / bangkai

binatang atau binatang serta benda asing

lainnya.

4 Indikator tinggi minyak

5 Bushing Bushing Bushing

Periksa apakah ada yang retak, kotor,

pecah dan kebocoran minyak.

6 Indikator Pompa sikulasi

7 Sumber arus searah (DC) tertutup dan MCB

(21)

8 Pemadam

sempurna , bila perlu tutup kembali

dan bersihkan bila kotor.

Periksa tekanan gas Nitrogen.

(22)

Pemeliharaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap bulan untuk Gardu Induk yang dijaga maupun Gardu Induk yang tidak dijaga.

Tabel 3.2 Jadwal Pemeliharaan Transformator setiap bulan

No Peralatan/Komponen Yang Diperiksa Cara Pelaksanaan Trafo Besar Trafo Sedang Trafo Kecil

1

Periksa Lemari kotrol/ Proteksi dan box

kontrol serta Marshaling kios dari

kotoran / bangkai binatang atau binatang

serta benda asing lainnya. selicagel pada sistem

pernapasan transformator apakah masih biru dan apakah

mulut pernapasannya masih kerendam

minyak. 3 Kerja OLTC Kerja OLTC Kerja OLTC Periksa jumlah kerja

OLTC apakah sudah melampaui jumlah

(23)

minyaknya sudah kotor.

3.6.3 Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan transformator yang berupa pemeriksaan, pengukuran dan pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun untuk Gardu Induk yang dijaga maupun Gardu Induk yang tidak dijaga.

Tabel 3.3 Jadwal Pemeliharaan Transformator setiap tahun

No Peralatan/Komponen Yang Diperiksa Cara Pelaksanaan Trafo Besar Trafo Sedang Trafo Kecil

1 Diafragma Diafragma

-Periksa diapragma apakah masih menutup sempurna /rapat , Pada diaphragma tipe tidak hancur (non shaterring

type diaphragm), periksa tertutup oleh

karat atau cat.

2 Tahanan

Periksa tahanan isolasi dengan megger antara

belitan dan belitan ketanah serta tahanan tanahnya. Apabila ada

yang kendor kencangkan dan nilai

(24)

pentanahan berubah, kembalikan ke

nilainyanya.

3 Ratio Ratio Ratio

Ukur ratio

Uji dielectrik minyak, apakah masih sesuai

standar yang dipergunakan

5 Kadar asam minyak

Kadar asam minyak

Kadar asam minyak

Uji dielectrik minyak, apakah masih sesuai

standar yang dipergunakan

Uji kadar air dalam minyak, apakah masih

sesuai standar yang dipergunakan

Uji viscositas minyak, apakah masih sesuai

standar yang dipergunakan.

8 Warna

minyak Warna minyak

Warna minyak

Uji warna minyak, apakah masih sesuai

(25)

9

Uji kandungan gas dalam minyak menggunakan DGA, apakah masih sesuai

standar yang

Bersihkan terminal dari debu. Periksa seal pada

tempat masuk kabel tripping dan alaram bila

rusak ganti. Bersihkan rongga tempat sambungan kabel dari socket Sudden Pressure

dari bangkai binatang kecil dan periksa seal pada tempat masuk

kabel tripping dan alarm bila rusak ganti.

Uji seluruh alarm dan trippingnya. Bersihkan

dari debu dan kotoran lalu beri vet. 11 Bushing dengan air atau sakapen

Periksa dan keraskan bila terdapat mur baut

(26)

bocor diganti yang baru

12 Roda gigi OLTC

Roda gigi OLTC

Roda gigi OLTC

Periksa dan kencangkan serta bersihkan roda gigi dan beri pelumas.

13 baut body dan

baut

Periksa dan kencangkan bila terdapat baut-baut

sambungan yang kendor Keraskan semua

baut penghubung.

Periksa Spark gap bushing apakah masih memenuhi syarat ( lihat

lampiran IV .4 buku O&M SE 032) standard

VDE 0111/12.

Periksa dan kencangkan dan bila terdapat baut-baut yang kendor pada

panel kontrol dan proteksi.

Uji kontrol, limit switch apakah bekerja sesuai fungsinya dan periksa indikator OLTC apakah

(27)

posisinya.

Uji tegangan tembus minyak apakah masih

sesuai standar yang berlaku.

18 Pondasi Pondasi Pondasi

Periksa pondasi apakah ada

keretakkan-keretakkan dan perubahan kedudukan.

Periksa penahan roda apakah masih tetap kokoh pada tempatnya.

Periksa apakah isolasi antara tangki terhadap

tanah masih baik ( untuk trafo yang memakai pengaman

Periksa arus beban motor dan bandingkan

dengan arus nominal motor tersebut. Periksa

Gambar

Gambar 3.1 Gardu Induk Konvensional
Gambar 3.2 Single Line Diagram Gardu Induk Single Line Busbar
Gambar 3.3 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Double Busbar
Gambar 3.4 Single Line Diagram Gardu Induk Satu Setengah Busbar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk

Sedangkan menurut Harefa 2015 berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat 2 huruf d, UU PPh jo PP nomor 71 Tahun 2008 Tentang Pembayaran Pajak Pengasilan atas Penghasilan dari Pengalihan

Pemerian cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, bau menyerupai buahnya, rasa manis dan aromatik, menghablur jika didinginkan, kelarutan Dalam etanol larut dalam

Upaya yang dilakukan YH dalam menggapi terjadinya suatu konflik yang di dalam arena kerja, konflik dengan atasan maupun dengan teman, konflik urat sarap terhadap

Pada klien End Stage Remal Disease (ESRD) terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) berpengaruh pada retensi cairan dan natrium. Retensi cairan dan natrium

Sambutan yang pertama akan disampaikan oleh Ketua Panitia Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, 12 Rabiul Awal 1435 Hijriyah Ustadz Baidowi kepada beliau waktu dan tempat kami

8 Kolom (5) : isilah dengan nomor SK pengesahannya atau dengan nomor pedoman sebagaimana tertulis dalam cover/halaman judul pedoman; 9 Kolom (6) : isilah dengan tanggal SK

Faktor-faktor yang digunakan dalam perhitungan dan analisis neraca air ini adalah ketersediaan air dari daerah aliran sungai yang dikaji (yang merupakan ketersediaan air