• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis strategi bisnis kecap pada PT Korma Jaya Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis strategi bisnis kecap pada PT Korma Jaya Utama"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh LOLY FITRIA

A14103053

DEPARTMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

(2)

LOLY FITRIA. 2007. Analisis Strategi Bisnis Kecap Pada PT Korma Jaya

Utama. Dibawah bimbingan Dr. Ir.HARIANTO, MS

Sektor lapangan usaha sebagian masyarakat Indonesia saat ini mulai beralih dari sektor pertanian ke sektor ekonomi. Berdasarkan kontribusinya menurut sektor ekonomi, maka selama kurun waktu 2000-2005 sektor industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDB. Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2005 menunjukkan bahwa industri pengolahan memberikan sumbangan lebih dari seperempat komponen pembentuk PDB, yaitu 28,06 persen, sementara sektor pertanian hanya memberi andil sebesar 13,39 persen.

Dalam industri pengolahan, subsektor industri makanan dan minumanlah yang memiliki nilai produksi terbesar, yaitu sekitar 19,69 persen pada tahun 2005. Salah satu jenis industri yang termasuk kedalam industri pengolahan subsektor industri makanan dan minuman adalah kecap. Dilihat dari data konsumsi kecap manis oleh masyarakat Indonesia, terlihat peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Konsumsi kecap manis pada tahun 2002 yaitu sebesar 131 juta liter.

Meningkatnya permintaan serta konsumsi masyarakat terhadap kecap, tingginya permintaan dalam negeri juga diikuti oleh tingginya permintaan di luar negeri yang terlihat dari tingkat ekspor kecap yang meningkat tiap tahunnya. Faktor tersebut dapat menjadi peluang bagi PT KJU untuk mengembangkan usahanya, namun di sisi lain terdapat juga ancaman bagi perusahaan. Ancaman tersebut seperti pesaing yang lebih berpengalaman dan memiliki pangsa pasar yang besar serta diikuti oleh semakin tingginya tingkat impor kecap tiap tahunnya

Market share atau pangsa pasar untuk industri kecap dipimpin oleh PT Heinz ABC dengan 60 persen, kemudian diikuti oleh Bango (20%), Indofood (3%) dan lainnya (17%). Pangsa pasar 17 persen ini diperebutkan oleh 80 perusahaan. PT Korma Jaya Utama (PT KJU) berada pada posisi ini dengan penguasaan terhadap pangsa pasar pada tahun 2006 hanya sebesar 0,4 persen dari pangsa pasar nasional. PT KJU memproduksi kecap dengan merek dagang “Korma” Mengingat adanya peluang pertumbuhan usaha yang besar yang diikuti oleh ancaman dari pesaing yang kuat dan berpengalaman serta adanya pergantian struktur organisasi, dan terjadinya penurunan penjualan perusahaan, maka PT KJU perlu membenahi diri. Pembenahan diri dilakukan dengan meyusun langkah strategis yang baru untuk dapat memanfaatkan kekuatan dan meminimalisir kelemahan internal guna memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. perusahaan dapat tetap bertahan dan bahkan mampu bangkit menjadi lebih baik dan lebih berkembang dari sebelumnya

(3)

perusahaan adalah (1) pertumbuhan perekonomian yang semakin membaik; (2) besarnya peluang pasar lokal maupun internasional; (3) kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; (4) meningkatnya daya beli konsumen; (5) tidak adanya produk substitusi kecap; (6) hambatan masuk industri tinggi; dan (7) peningkatan permintaan kecap setiap tahunnya. Faktor ancaman utama yang mempengaruhi perusahaan adalah (1) adanya kebijakan pemerintah mengenai kenaikan biaya telepon, gas, PDAM, BBM industri, dan minyak tanah; (2) pesaing yang lebih berpengalaman dan memiliki pangasa pasar yang besar; (3) harga kedelai yang semakin meningkat; (4) kekuatan tawar- menawar pemasok kedelai tinggi; dan (5) impor kecap yang meningkat setiap tahunnya.

Faktor strategis internal yang mempengaruhi PT KJU terdiri dari kekuatan dan kelemahan internal. Faktor kekuatan utama yang mempengaruhi perusahaan yaitu (1) produk bermutu tinggi; (2) proses fermentasi kedelai alami; (3) sertifikasi halal dari MUI; (4) pemimpin pasar untuk hotel, restoran dan katering; (5) lokasi PT KJU yang strategis; (6) pemberian motivasi kerja yang tinggi dari perusahaan; dan (7) produk yang bervariasi (rasa, ukuran dan kemasan). Faktor kelemahan utama yang mempengaruhi perusahaan adalah (1) distribusi kurang luas; (2) tidak semua manajer menggunakan sistem informasi manajemen untuk pengambilan keputusan; (3) tidak memiliki lembaga penelitian dan pengembangan tersendiri; (4) kurang/lemahnya riset pemasaran perusahaan; (5) mutu SDM karyawan pelaksana relatif rendah; dan (6) promosi dan penjualan produk masih kurang gencar.

Hasil analisis dengan menggunakan matriks EFE pada PT KJU yang terdiri dari peluang dan ancaman eksternal, diperoleh total skor 2.609. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih berada pada tingkat rata-rata atau menengah, dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang guna mengatasi ancaman eksternal. Hasil analisis dari PT KJU dengan menggunakan matriks IFE yang meliputi faktor kekuatan dan kelemahan internal,

diperoleh total skor 2.393. Total nilai tersebut menunjukkan bahwa PT KJU

memiliki kemampuan yang masih dalam taraf rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan guna mengatasi ancaman internal perusahaan.

Total skor EFE yang diperoleh PT KJU adalah 2.609 dan total skor IFE

adalah 2.393. Koordinat yang dihasilkan adalah (2.393;2.609). dari hasil

pemetaan ini maka dapat diketahui bahwa PT KJU menempati posisi V dalam matriks IE. Posisi sel ini menunjukkan bahwa baik posisi internal maupun eksternal perusahaan berada pada taraf rata-rata. Pada sel ini PT KJU berada pada posisi jaga dan pertahankan. Pada posisi ini, strategi yang paling baik untuk diterapkan oleh perusahaan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

(4)

promosi dan penjualan; (3) meningkatakan kemampuan manajerial karyawan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan; (4) mengembangkan litbang dan riset pemasaran; (5) membina hubungan baik dengan pelanggan atau pemasok; (6) memperkuat jalur pendistribusian; dan (7) membina kerjasama dengan institusi dalam pengembangan produk

(5)

Oleh LOLY FITRIA

A14103053

Skripsi

Sebagai bagian persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Nama : Loly Fitria NRP : A14103053

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Harianto, MS

NIP 131 430 801

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M Agr

NIP. 131 124 019

(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

ANALISIS STRATEGI BISNIS KECAP PADA PT KORMA JAYA UTAMA BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN

MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

Bogor, Mei 2007

(8)

Penulis dilahirkan di Solok, Sumatera Barat, pada tanggal 8 Juni 1984.

Penulis merupakan putri dari pasangan Bapak Masrul dan Ibu Yusnidar. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasa di SDN Mekarjaya XVII Depok

pada tahun 1997. Selepas menamatkan pendidikan dasar, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 3 Depok, dan berhasil menyelesaikannya pada tahun

2000. pada tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan menengah di SMU

Negeri 1 Depok.

Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor pada

tahun 2003 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima

sebagai mahasiswa program studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu- Ilmu

Sosial Ekonomi Pertanain, Fakultas Pertanian.

Selama kuliah, penulis aktif menjadi pengurus dari organisasi Keluarga

Muslim Sosek (KMS) pada tahun 2003/2004, Dewan Perwakilan Mahasiswa

Fakultas Pertanian (DPM-A) periode 2004/2005. Pada tahun 2005 penulis

menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM-A)

periode 2005/2006. Penulis juga pernah menjadi tenaga pengajar untuk mata

ajaran Pengantar Matematika bagi mahasiswa IPB tingkat satu di asrama TPB IPB

(9)

Analisis kasus seperti “Analisis Strategi Bisnis Kecap Pada PT Korma Jaya Utama” adalah kegiatan memformulasikan dan membuat rekomendasi, sehingga dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi

atau informasi yang diperoleh dalam pemecahan kasus tersebut. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis lima kekuatan persaingan Porter,

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, serta QSPM dengan

banyak mengacu pada buku Fred R David edisi ke 10. Dengan alat analisis ini

diharapkan hasil yang diperoleh lebih baik, sehingga dapat diterapkan untuk

mengembangkan usaha kecap korma.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alah SWT Tuhan

semesta alam, atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayahnya, sehingga skripsi ini

dapat selesai dengan baik. Shalawat serta salam bagi Rasulullah Muhammad

SAW.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada program studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dan berharap agar skripsi ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak

yang membutuhkan.

Bogor, Mei 2007

(10)

Alhamdulillah puji syukur bagi Allah atas berkah, rahmat dan karuniaNya

sehingga skripsi ini dapat selesai. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, yaitu:

1. Kedua orang tua, uda Eko dan uni Yaya yang telah memberikan semangat dan

doa, sehingga skripsi ini dapat selesai.

2. Dr. Ir. Harianto, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, dorongan dan perhatian yang sangat membantu penulis dalam

melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Iwan Riswandi, MS selaku dosen penguji utama yang telah bersedia

menguji penulis dan memberikan ma sukkan terhadap perbaikan skripsi ini.

4. Anita P, SP, MS selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah bersedia

menjadi penguji skripsi penulis.

5. Bapak Taufik Aljufri selaku direktur utama, Bapak Puji selaku sales and

marketing manager, Ibu Inayah selaku financial and accounting manager,

purchasing, dan production dari PT Korma Jaya Utama. Terima kasih atas

waktu dan tenaganya.

6. Amdewa atas bantuannya sehingga dapat membantu kelancaran penulisan

skripsi.

7. Keluarga sekaligus sahabat-sahabat terbaik di Pondok Annissa, terima kasih

(11)

Pur), Veny, Shinta, Tari, Kiki TIN, Aini (Bang Ai), Ida, Ika, dan Diah.

8. Keluarga besar AGB angkatan 40, terima kasih atas kebersamaannya. Untuk

Mbe’ dan Rani terima kasih untuk konsumsinya dan semangat-semangatnya.

Tasiker, Fatma, terima kasih sudah menemani saat sidang.

9. Teman seperjuangan bimbingan Pak Harianto, Roy, Neta, Icha, Indra. Terima

kasih atas dukungan moril selama ini.

10.Terima kasih untuk seluruh karyawan serta staff IPB yang telah membantu

administrasi selama penulis kuliah di IPB.

11.Adik-adik kelas AGB 41 terima kasih atas dukungan, doa, dan pinjaman

(12)

DAFTAR ISI ………. Ruang Lingkup Penelitian ………..

II. TINJAUAN PUSTAKA ………...

Kedelai ………... Kecap ………... Hasil Penelitian Terdahulu ………...

III. KERANGKA PEMIKIRAN ………...

Kerangka Pemikiran Teoritis

………...

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ………..

IV METODE PENELITIAN ………

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4.2 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 4.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...

4.3.1 Analisis Deskriptif ………...

4.3.2 Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi ……….

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……….

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ………... 5.2 Visi dan Misi Perusahaan ………... 5.3 Struktur Organisasi Perusahaan ………. 5.4 Kegiatan Umum Perusahaan ……….. 5.5 Peralatan Produksi ……….. 5.6 Tenaga Kerja lapang ………..

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ………

6.1 Analisis Lingkungan Eksternal ………

6.1.1 Kekuatan Ekonomi ………...

6.1.2 Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan .. 6.1.3 Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan huk um ………...

6.1.4 Kekuatan Teknologi ………...

6.1.5 Kekuatan Kompetitif ………

(13)

6.2.2 Pemasaran ……… 6.2.3 Keuangan/Akuntansi ……… 6.2.4 Produksi/Operasi ……….. 6.2.5 Penelitian dan Pengembangan ………. 6.2.6 Sistem Informasi Manajemen ……….. 6.3 Identifikasi Faktor Lingkungan Perusahaan ……….. 6.3.1 Identifikasi Peluang Lingkungan dan Ancaman ……….. 6.3.2 Identifikasi Kekukatan dan Kelemahan ………...

VII. FORMULASI STRATEGI ………..

7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE ………...

7.1.1 Matriks EFE (Eksternal Factor Ev aluation) …………..

7.1.2 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ……….

7.2 Matriks IE (Internal-Eksternal) ………..

7.3 Matriks SWOT ………...

7.3.1 Strategi SO ……….

7.3.2 Strategi WO ………

7.3.3 Strategi ST ………..

7.3.4 Strategi WT ………

7.4 Analisis Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) …...

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ………

(14)

Halaman

1. Konsumsi Kecap Manis Di Indonesia ………...

2. Ekspor dan Impor Kecap Manis ……….

3. Jumlah Perusahaan Sedang dan Besar dalam Industri Kecap

Indonesia dari Tahun 1998-2005 ………...

4. Volume Penjualan PT Korma Jaya Utama Tahun 2004-2006 ……...

5. Komposisi Zat Gizi Kecap Kedelai dalam 100 gram ………

6. Syarat Pokok Mutu Kedalai ………...

7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ………

8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ………..

9. Mariks EFE (External Factor Evaluation) ………

10. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ……….

11. Tabel 12. Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix) …

12. Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Seminggu Untuk Kecap ………...

13. Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia ………

14. Daftar Harga Kecap ………...

15. Rasio Keuangan PT korma Jaya Utama Tahun 2004-2005 ………...

16. Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal Pada PT KJU ………...

17. Identifikasi Faktor-Faktor Internal Pada PT KJU ………...

18. Matriks EFE untuk PT KJU ………...

(15)

Nomor

1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ………..

2. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi ………

3. Model Lima Kekuatan Porter ……….

4. Bagan Alur Pemikiran Operasional ………..

5. Matriks IE ………..

6. Matriks SWOT ………...

7. Perkembangan Nilai Impor Kecap ……….

8. Perkembangan Nilai Ekspor Kecap ………...

9. Alur Produksi Kecap Korma di PT Korma Jaya Utama ………

10.Matriks IE PT Korma Jaya Utama ……….

Halaman

21

23

29

41

50

52

68

69

100

(16)

Lampiran

1. Struktur Organisasi PT Korma Jaya Utama ………...

2. Perhitungan Bobot Faktor Eksternal PT Korma Jaya Utama ……

3. Perhitungan Bobot Faktor Internal PT Korma Jaya Utama ……...

4. Perhitungan Rating Faktor Internal dan Eksternal ……….

5. Matriks EFE dan Matriks IFE PT Korma Jaya Utama …………..

6. Matriks SWOT ………...

7. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ………..

Halaman

126

127

129

131

132

133

(17)

1.1 Latar Belakang

Sektor lapangan usaha sebagian masyarakat Indonesia saat ini mulai

beralih dari sektor pertanian ke sektor ekonomi. Berdasarkan kontribusinya

menurut sektor ekonomi, maka selama kurun waktu 2000-2005 sektor industri

pengolahan merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDB. Data dari Badan

Pusat Statistik pada tahun 2005 menunjukkan bahwa industri pengolahan

memberikan sumbangan lebih dari seperempat komponen pembentuk PDB, yaitu

28,06 persen, sementara sektor pertanian ha nya memberi andil sebesar 13,39

persen.

Industri pengolahan di Indonesia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu

industri besar, sedang, kecil, dan kerajinan rumah tangga. Jumlah perusahaan

industri besar dan sedang relatif kecil (0,88%) tetapi nilai tambah yang dihasilkan

relatif besar, yaitu sekitar 89 persen (BPS, 2005). Pada tahun 2004, jumlah

perusahaan industri besar dan sedang mencapai 20.685 perusahaan atau

bertambah 361 perusahaan (1,78%) dibanding tahun 2003.

Subsektor industri makanan dan minuman memiliki nilai produksi terbesar

di dalam industri pengolahan, yaitu sekitar 18,06 persen dari total nilai produksi

industri besar dan sedang pada tahun 2004, dan pada tahun 2005 sekitar 19,69

persen. Nilai tambah terbesar juga dihasilkan oleh subsektor industri makanan dan

minuman yaitu sekitar 50 triliun rupiah pada tahun 2004 dan pada tahun 2005

(18)

Salah satu jenis industri yang termasuk kedalam industri pengolahan

subsektor industri makanan dan minuman adalah kecap yang berasal dari

pengolahan lebih lanjut dari kacang kedelai. Kecap merupakan produk olahan

yang dapat meningkatkan nilai tambah dari kedelai dan juga menambah

keanekaragaman produk penyedap masakan.

Data dari Badan Pusat Statistik (2002-2005) mengenai konsumsi kecap

manis masyarakat Indonesia, terlihat peningkatan yang cukup signifikan dari

tahun ke tahun, seperti yang terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Konsumsi Kecap Manis di Indonesia

Tahun Konsumsi (liter) Perubahan Konsumsi (%)

2002 131.499.451 -

2003 122.150.886 -7,65

2004 123.770.275 1,31

2005 148.183.377 16,47

Sumber : BPS, 2005 (diolah)

Selain konsumsi kecap yang tinggi di dalam negeri, ekspor kecap ke luar

negeripun semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data BPS dari tahun

2001 hingga tahun 2006, terjadi peningkatan ekspor yang sangat tinggi. Pada

tahun 2001, ekspor kecap indonesia sekitar 2,8 juta kg. Pada tahun 2002 terjadi

penurunan ekspor sebesar 47.427 kg. Setelah itu mulai tahun 2003 hingga 2005

ekspor kecap meningkat kembali. Dari tahun 2002 ke tahun 2003 terjadi

peningkatan ekspor sekitar 800 ribu kg, dan pada tahun-tahun selanjutnya

peningkatan terjadi sekitar 400 ribu kg. Data selengkapnya tersaji pada tabel 2

(19)

Tabel 2. Ekspor dan Impor Kecap Manis

Ekspor Kecap Manis Impor Kecap Manis

Tahun Jumlah (Kg) Nilai (US $) Tahun Jumlah (Kg) Nilai (US $) -) : Belum ada data pendukung

Seiring dengan bertambahnya permintaan terhadap kecap, maka

meningkat pula jumlah perusahaan yang bergerak sebagai produsen kecap,

walaupun setiap tahunnya terjadi fluktuasi jumlah perusahaan yang memproduksi

kecap. Akibat terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia dimulai pada

tahun 1998, jumlah perusahaan dari tahun 1997 terus berkurang hingga tahun

1999. Begitupun dengan aliran investasi dari luar negeri, pada tahun 1997-1998

tidak ada perusahaan asing yang mau berinvestasi pada usaha kecap ini (Tabel 3

pada halaman 4).

Setelah itu sejak tahun 2003 hingga 2005, kondisi perekonomian mulai

stabil, jumlah perusahaan dan investasi dari dalam dan luar negeri terus bertambah

tiap tahunnya, walaupun hambatan untuk masuk industri cukup tinggi. Data BPS

pada tahun 2005 menunjukkan bahwa terdapat 83 perusahaan yang menjadi

produsen kecap, dengan 13 buah perusahaan berskala besar. Jika dilihat dari

jumlah pekerja, maka industri yang memiliki pekerja lebih dari 100 orang

tergolong industri besar. PT Korma Jaya Utama (PT KJU) merupakan salah satu

dari 13 perusahaan besar tersebut, karena telah memiliki lebih dari 200 pekerja.

(20)

perusahaan dikatakan berskala kecil jika memiliki total aset kurang dari 10 miliar.

Total aset PT KJU hanya 7 miliar, jadi masih tergolong perusahaan kecil.

Tabel 3. Jumlah Perusahaan Sedang dan Besar dalam Industri Kecap Indonesia dari Tahun 1998-2005

Tahun Skala Usaha Sumber Modal

PMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri *) : Belum ada data pendukung

1.2 Perumusan Masalah

PT Korma Jaya Utama awalnya didirikan tahun 1974 di Jakarta dengan

nama Korma Food Company. Saat itu usaha ini masih berskala rumah tangga.

Dari awal tahun berdiri, yaitu tahun 1974 hingga tahun 2003, PT KJU dipimpin

dan diusahakan oleh keluarga Bapak Husein Ibrahim Assega f selaku pemilik

perusahaan. Selama dua puluh tahun tersebut perusahaan dikelola oleh

manajemen keluarga. PT KJU ini memproduksi kecap dari bahan alami (non

GMO) yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri.

Fenomena di luar lingkungan PT KJU yang sedang terjadi yang dapat

mempengaruhi perusahaan. Faktor yang dapat mempengaruhi tersebut diantaranya

yaitu semakin meningkatnya permintaan serta konsumsi masyarakat terhadap

kecap, tingginya permintaan dalam negeri juga diikuti oleh tingginya permintaan

(21)

tahunnya. Selain peluang terdapat juga ancaman bagi perusahaan. Ancaman

tersebut seperti pesaing yang lebih berpengalaman dan memiliki pangsa pasar

yang besar serta diikuti oleh semakin tingginya tingkat impor kecap tiap tahunnya

(Tabel 2 halaman 3).

Market share atau pangsa pasar untuk industri kecap dipimpin oleh PT Heinz ABC dengan 60 persen, kemudian diikuti oleh Bango (20%), Indofood

(3%) dan lainnya (17%). Pangsa pasar 17 persen ini diperebutkan oleh 80

perusahaan. PT Korma Jaya Utama (PT KJU) berada pada posisi ini dengan

penguasaan terhadap pangsa pasar pada tahun 2006 hanya sebesar 0,4 persen dari

pangsa pasar nasiona l. PT KJU memproduksi kecap dengan merek dagang

“Korma” (Sumber: PT Korma Jaya Utama).

Peluang dan ancaman yang terdapat disekeliling perusahaan serta

ketidaksanggupan manajemen keluarga untuk mengelolanya sendiri menyebabkan

pemilik perusahaan memutuskan untuk menyerahkan dan mempercayakan

menajemen perusahaan kepada orang lain diluar keluarga sendiri yang lebih

kompeten dan profesional. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan perusahaan

menjadi lebih baik dan lebih besar lagi dari pada sebelumnya. Sejak tahun 2004

nama perusahaan berubah menjadi PT Korma Jaya Utama.

Mengingat adanya peluang pertumbuhan usaha yang besar yang diikuti

oleh ancaman dari pesaing yang kuat dan berpengalaman serta adanya pergantian

struktur organisasi, dan terjadinya penurunan penjualan perusahaan (tabel 4

halaman 6), maka PT KJU perlu membenahi diri. Pembenahan diri dilakukan

dengan meyusun langkah strategis yang baru untuk dapat memanfaatkan kekuatan

(22)

mengatasi ancaman. Dengan demikian, perusahaan dapat tetap bertahan dan

bahkan mampu bangkit menjadi lebih baik dan lebih berkembang dari sebelumnya

Tabel 4. Volume Penjualan PT Korma Jaya Utama Tahun 2004-2006

Tahun Volume Penjualan (botol) Pertumbuhan (%)

2004 2.340.056 -

2005 2.626.305 10,9

2006 2.330.304 - 11,27

Sumber: PT Korma Jaya Utama

Untuk membantu dalam menganalisis variabel-variabel yang

mempengaruhi perusahaan serta merumuskan dan mengha silkan strategi yang

tepat hingga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi PT KJU, maka

dibuatlah suatu perumusan masalah. Terdapat beberapa perumusan masalah yang

akan diangkat pada penelitian ini, yaitu:

1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa yang mempengaruhi PT KJU?

2. Perumusan strategi seperti apa yang dapat diterapkan pada PT KJU

berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan?

3. Apa alternatif strategi yang sebaiknya diterapkan oleh PT KJU dalam

menghadapi persaingan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor- faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi usaha PT KJU.

2. Merumuskan strategi bisnis yang dapat diterapkan di PT KJU berdasarkan

(23)

3. Memilih strategi yang paling tepat diterapkan oleh PT KJU untuk menghadapi

persaingan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan

dan menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan, penetapan strategi dan

kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pengembangan perusahaan.

Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai bahan pustaka dan masukan

bagi peneliti selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai manajemen strategi ini hanya dibatasi pada tahap

pertama proses manajemen strategi, yaitu tahap formulasi strategi. Alternatif

strategi yang dihasilkan hingga tahap keputusan. Hasil formulasi dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan atau penyusunan strategi bagi

perusahaan, sedangkan tahap implementasi dan tahap evaluasi strategi merupakan

kewenangan perusahaan. Analisis yang dilakukan dalam skirpsi ini hanya berlaku

untuk wilayah pemasaran kecap Korma seperti Jakarta, Surabaya, Bogor, Dan

Solo, dimana PT KJU menjadi pemimpin pasar untuk target pasar hotel, restoran,

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kedelai

Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polonga n

yang memiliki bintil pengikat nitrogen bebas yang merupakan tanaman semusim

dan termasuk tanaman basah. Menurut para ahli botani kedelai merupakan

tanaman yang berasal dari Manchuria dan sebagian dari China, kemudian tanaman

ini menyebar ke daerah tropika dan subtropika. Kedelai memiliki kadar protein

tinggi sehingga tanamannya dapat digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan

ternak (Koswara, 1992).

Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau,

daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang

lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering1.

Produk olahan kedelai dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu

makanan non fermentasi dan makanan terfermentasi. Makanan fermentasi dapat

berupa hasil pengolahan tradisional yang terdapat dan berpotensi dipasaran dalam

negeri adalah tempe, kecap dan tauco, sedangkan makanan nonfermentasi dari

hasil industri tradisional adalah tahu dan kembang tahu.

Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Olahan biji dapat dibuat

menjadi tahu (tofu), bermacam- macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang

aslinya dibuat dari kedelai hitam), tempe, susu kedelai (baik bagi orang yang

sensitif laktosa), tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik,

kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel)2.

1

Dikutip dari Wikipedia.http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai. Kedelai.

2

(25)

2.2 Kecap

Kecap adalah produk cair yang diperolah dari hasil fermentasi dan atau

cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa

penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan

(SNI 01-3543-1994). Kecap merupakan salah satu bentuk pangan tradisional dari

kedelai. Kecap telah terkenal di negara Asia sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu.

Kecap berasal dari Cina dan dikenal di berbagai negara dengan nama yang

berbeda-beda, misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu di Cina, tayo di Filipina dan

di Indonesia disebut kecap (Hesseltine & Wang dalam Adhari, 2005).

Menurut Nomura & Sasaki (1986), kecap adalah cairan yang berwarna

coklat kehitaman yang dihasilkan dari peoses hidrolisis dengan atau tanpa

penambahan gandum dengan bantuan enzim Aspergilus oryzae (A. oryzae)

kedalam larutan garam kira-kira 18% w/v.

Penggunaan kecap sebagai bumbu penyedap telah lama dikenal luas oleh

masyarakat Indonesia. Pada dasarnya ada dua jenis kecap yang utama, yaitu kecap

cina dan jepang. Kecap cina berwarna lebih gelap dan lebih manis karena adanya

penambahan gula tebu. Selain itu, kecap cina mempunyai berat jenis, kekentalan,

dan kandungan nitrogen lebih tinggi. Namun, kecap jepang mempunyai

kandungan asam amino, terutama asam amino glutamat, yang lebih tinggi. Dari

segi pembuatan, keduanya memiliki perbedaan dalam hal bahan baku dan

teknologi. Kecap di Indonesia termasuk salah satu jenis kecap cina. Kecap cina

(26)

Secara umum kecap di Indonesia dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu

kecap asin dan kecap manis3.

Dilihat dari kandungan gizinya, kecap kedelai ternyata masih memiliki

protein dan kadar abu yang cukup tinggi (Tabel 5). Sementara itu, komposisi asam

amino pada kecap kedelai sebagian besar di dukung oleh asam amino glutamat,

prolin, asam asportat dan lausin. Dengan demikian mengkonsumsi kecap

bukanlah sekedar menikmati rasa asin atau manis, akan tetapi karena kecap

kedelai memiliki zat gizi yang lengkap dengan asam aminonya (Santoso, 1994).

Tabel 5. Komposisi Zat Gizi Kecap Kedelai dalam 100 gr

No. Zat Gizi Kecap

Sumber : Direktorat Gizi Dept.Kesehatan RI dalam Santoso (1994)

Bahan baku pembuatan kecap adalah kedelai. Untuk menghasilkan kecap

yang bermutu tinggi harus diperhatikan beberapa syarat atau kriteria dibawah ini.

1. Jenis Kedelai

Jenis kedelai dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu kedelai kuning,

kedelai hitam, kedelai hijau, dan kedelai coklat. Jenis-jenis kedelai tersebut dapat

didefinisikan sebagai berikut:

3

(27)

a. Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna kuning,

putih atau hijau, yang apabila dipotong melintang memperlihatkan

warna kuning pada irisan keping bijinya.

b. Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam.

Kedelai inilah yang bisanya dijadikan kecap.

c. Kedelai hijau adalah kedelai yang kulit bijinya berwana hijau yang

apabila dipotong melintang memperlihatkan warna hijau pada

kepingan bijinya.

d. Kedelai coklat adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna coklat.

2. Biji Kedelai

Bentuk biji kedelai bergantung kultivarnya, dapat berbentuk bulat, agak

gepeng dan sebagian bagian besar bulat telur. Sedangkan besar dan bobotnya

dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Kedelai berbiji besar, bila bobot setiap 100 biji lebih dari 13 gr.

b. Kedelai berbiji sedang, bila bobot setiap 100 biji antara 11-13 gr.

c. Kedelai berbiji kecil, bila bobot setiap 100 biji antara 7-11 gr.

Biji kedelai terdiri dari dua bagian, yaitu kulit biji (testa) dan janin

(embrio). Kulit biji ini beragam warnanya, mulai dari kuning, hijau, hitam atau

campuran warna-warna tersebut. Kulit biji ini terdiri dari tiga lapisan sel.

Sementara itu janin terdiri dari kotiledon, plumula dan poros hipokotil-bakal akar.

Kotiledon inilah merupakan bagian terbesar dari biji kedelai dan berisi bahan

(28)

3. Syarat Mutu

Untuk mendapatkan kecap kedelai kualitas super, tentu harus diperhatikan

syarat mutu biji kedelai yang hendak kita gunakan sebagai bahan baku (Tabel 6).

a. Syarat umum

• Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan batang atau

ranting), batu, kerikil, tanah atau biji-bijian tanaman lainnya.

• Biji kedelai tidak luka atau bebas dari serangan hama dan penyakit.

• Biji kedelai tidak memar atau rusak.

• Kulit biji tidak keriput.

b. Syarat pokok

tingkat mutu kedelai dapat dikategorikan menjai tiga, yaitu, mutu I,

mutu II dan mutu III.

Tabel 6. Syarat Pokok Mutu Kedelai

No. Kriteria Mutu I Mutu II Mutu III

1 Kadar air maks (% basis basah) 13 14 16

2 Kotoran max (% bobot) 1 2 5

3 Butir rusak (% bobot) 2 3 5

4 Butir keriput (% bobot) 0 5 8

5 Butir belah (% bobot) 1 3 5

6 Butir warna lain (% bobot) 0 5 10

Sumber : SK Mentan No. 501/Kpts/TP.830/8/1984 dalam Santoso (1994)

Kecap dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu dengan cara fermentasi,

hidrolisis asam dan kombinasi kedua cara tersebut. Dibandingkan dengan cara

hidrolisis, kecap yang berasal dari proses fermentasi biasanya mempunyai rasa

dan aroma yang lebih baik. Hal ini mungkin merupakan alasan mengapa jarang

(29)

Pembuatan kecap secara secara fermentasi pada prinsipnya adalah

memecah protein, lemak dan karbohidrat oleh aktivitas enzim dari kapang, ragi

(khamir) dan bakteri menjadi fraksi- fraksi yang lebih sederhana. Fraksi- fraksi

tersebut menentukan cita rasa, aroma dan komposisi kecap. Sedangkan pembuatan

kecap secara hidrolisis pada dasarnya adalah pemecahan (hidrolisis) protein

dengan menggunkan asam amino sehingga dihasilkan peptida-peptida dan

asam-asam amino. Kecap jenis ini kurang lengkap komposisinya bila dibandingkan

dengan kecap fermentasi. Kecap ini hanya merupakan larutan garam dan

asam-asam amino saja, sedangkan komponen pembentuk cita rasa seperrti peptida

tertentu, alkohol, ester dan komponen lainnya tidak terdapat dalam kecap jenis ini.

Pembuatan kecap secara kombinasi merupakan gabungan kedua cara di atas,

mula- mula sebagian protein dihidrolisis dengan asam, kemudian dilanjutkan

dengan fermentasi. Pembuatan kecap di Indonesia pada umumnya dilakukan

secara fermentasi.

Pembuatan kecap pada umumnya terdiri dari dua tahap, yaitu fermentasi

kapang (solid stage fermentation) dan fermentasi dalam larutan garam (brine

fermentation). Selama fermentasi kapang, mikroba yang berperan adalah

Aspergillus oryzae, A. flavus, A. niger dan Ryzophus oligosporus. Sedangkan

selama fermentasi garam berperan, beberapa jenis khamir dan bakteri antara lain

zygosacharomyces dan hansenula (khamir) dan laktobacillus (bakteri) (Koswara, 1992).

Fermentasi kapang dapat dilakukan secara spontan atau mengunakan

biakan murni (koji). Pada fermentasi kapang secara spontan mula- mula dipilih

(30)

tampan (nyiru) sampai dingin, selanjutnya ditutup menggunakan daun pisang atau

karung goni dan dibiarkan selama 3-5 hari sehingga ditumbuhi kapang.

Koji dapat dibuat dengan cara menginokulasi biakan kapang murni (satu

atau beberapa jenis kapang) pada kedelai yang telah direndam, didinginkan serta

dicampur dengan tepung gandum yang telah disangrai (sekitar 25 persen). Fungsi

dari tepung gandum adalah untuk mencegah adanya kontaminsi dari kapang yang

tidak dikehendaki. Sedangkan fermentasi kapang dengan menggunakan koji

dilakukan dengan cara sebagai berikut; kedelai dipilih yang baik, dicuci dan

direndamselama 12-24 jam tergantung dari suhu udara dan musim. Kemudian di

kukus atau direbus sampai matang dan didinginkan (sambil ditiriskan),

selanjutnya diinokulasi dengan koji sebanyak 2-5 persen dan diinkubasi pada suhu

ruangan selama 3-5 hari. Kedelai yang telah difermentasikan dengan kapang (baik

secara spontan maupun menggunakan koji) selanjutnya direndam dalam larutan

garam 20 persen dan dibiarkan terfermentasi selama 3-10 minggu.

Selanjutnya hasil fermentasi garam ditambahakan dengan sejumlah air dan

direbus. Kemudian disaring dan filtratnya dipasteurisasi pada suhu 60-700C

selama 30 menit. Bila suhu pasteurisasi terlalu tinggi akan terjadi pemecahan dan

penggumpalan protein, sehingga mutu kecap akan menurun. Selanjutnya filtrat

tersebut dimasak bersama gula aren dan bumbu (untuk kecap manis) atua

ditambah garam (untuk kecap asin) dan disaring. Foltrat hasil penyaringan

meripakan kecap yang sudah jadi dan siap dibotolkan. dari 1 kg kedelai dapat

(31)

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu mengenai analisis strategi pengembangan usaha

suatu komoditas telah banyak dilakukan. Alat analisis yang telah banyak

digunakan antara lain berupa analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,

matriks BCG, matriks SWOT, serta QSPM. Penelitian Tinambunan (2005)

mengangkat tentang “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias pada

PT Bina Usaha Flora (BUF) di Cipanas-Cianjur”. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kekuatan-kelemahan, peluang-ancaman dari perusahaan serta

memformulasikan strategi dan memilih strategi yang terbaik. Alat analisis yang

digunakan dalam memformulasikan strategi bisnis pada penelitian in adalah

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, serta QSPM.

Hasil identifikasi faktor penentu eksterna l yang memberikan skor peluang

tertinggi pada matriks EFE adalah besarnya peluang dan pangsa pasar lokal

maupun internasional. Sedangkan faktor yang merupakan ancaman terbesar

adalah banyaknya jumlah pesaing dan bergamnya karakteristik pesaing dalam

industri.

Masing- masing total skor pada matriks IFE dan EFE dipetakan dalam

matriks IE, sehingga menempatkan PT BUF pada posisi sel IV. Posisi sel ini

menunjukkan posisi internal dan eksternal PT BUF yang sedang atau rata-rata.

Pada sel ini PT BUF berada pada tahap posisi tumbuh dan bina (growth and

build). Strategi yang dapat dikembangkan adalah strategi integrasi dan intensif.

Penentuan prioritas strategi dengan QSPM merekomendasikan dan memutuskan

(32)

adalah menjalin kerjasama dengan pelanggan tetap potensial, floris, dinas taman

perkotaan, pengelola lapangan golf, dan developer real estate.

Indriastanti (2003) dengan judul “Strategi Pemasaran dan Pengembangan

Usaha Anggur Hijau. (Kasus Usaha Petani Klaten, Jawa Tengah)”. Tujuan dari

penelitian ini adalah mengetahui strategi yang sedang dijalankan, mengetahui

strategi yang telah dijalankan dan memberi alternatif strategi untuk pemasaran dan

pengembangan usaha anggur hijau.

Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,

dan matriks SWOT. Berdasrkan matrik IFE, kekuatan utama anggur hijau yaitu

tingkat harga yang tinggi dibandingkan produk lain. Kelemahan utama yaitu

belum ada sentuhan teknologi pasca pane n.

Berdasarkan matriks EFE, peluang utama anggur hijau adalah adanya

perencanaan untuk membuat agrowisata. Ancaman utama yaitu adanya tingkat

ketergantungan yang tinggi terhadap alam.

Matriks IE diperoleh posisi usaha anggur hijau berada pada sel V, yait u

pada tahap growth and stability. Strategi yang sesuai yaitu strategi intensif dengan

cara penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Berdasarkan analisis SWOT, strategi pemasaran yang dapat

direkomendasikan untuk pengembangan usaha anggur hijau adalah strategi

intensif dengan cara meningkatkan kualitas buah, mempertahankkan harga yang

sudah ada, melakukan perluasan pasar, penetrasi pasar dengan melakukan promosi

melalui media elektronik seperti radio, koran dan majalah. Kemudian

dierkomendasikan juga strategi penetrasi pasar dengan merangkul pemerintah

(33)

mengusahakan anggur hijau. Sedangkan strategi pengembangan produk dapat

dilakukan melalui kerjasama dengan pemerintah dengan cara mendatangkan

tenaga ahli yang berkompeten dibidang anggur hijau, sehingga mampu melakukan

budidaya secara efektif dan efisien. Strategi integratif dapat dilakukan melalui

peningkatan pelayanan kepada konsumen dan menjalin hubungan baik dengan

pemasok faktor- faktor input.

Sani (2005) membahas tentang “Analisis Preferensi Konsumen Kecap

Manis Merek Korma” Sani menyimpulkan bahwa sebagian besar konsumen

mendapat pengaruh pembelian dari diri sendiri. Sumber informasi konsumen

sebagian besar berasal dari iklan/media masa. Lokasi pembelian sebagian besar

konsumen adalah supermarket. Atribut kecap manis yang sangat penting bagi

konsumen adalah rasa, aroma, dan kehalalan.

Rekomendasi strategi pemasaran bagi kecap korma antara lain pihak

produsen harus dapat memeperluas jaringan distribusi ke warung atau toko-toko

kecil. Promosi dapat dikelola melalui iklan di media cetak, khususnya majalah

wanita, menempatkan produk di tempat mencolok, menjadi sponsor acara

bertemakan pengolahan makanan, dan meningkatkan promosi serta hubungan

masyarakat.

Mardianti (2005) dengan penelitian berjudul “Optimalisasi Produk Kecap

di Korma Food Company, Jakarta” Mardianty menyimpulkan bahwa hasil analisis

optimal menunjukkan bahwa masih banyak sumberdaya yang berlebih seperti

sebagian besar bahan baku dan bahan penolong, bahan pengemas, kapasitas

(34)

daya yang paling menguntungkan untuk ditingkatkan ketersediaannya adalah

bahan baku kedelai.

Hal yang disarankan yaitu dalam jangka pendek perusahaan dapat

memfokuskan produksi dan pemasaran pada produk Manis Panggang 625 ml dan

Sari Rasa 625 ml, dengan pertimbangan bahwa keuntungan per unit yang

dihasilkan jauh lebih tinggi dibandingkan produk lain. Dalam perencanaan jangka

panjang, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menambah ketersediaan

tungku masak, karena pemanfaatannya untuk saat ini sudah hampir maksimal.

Perusahaan hendaknya mengatur kembali manajemen pengadaan dan bahan baku

yang diperlukan untuk memecahkan masalah dalam pengadaan bahan baku yang

belum optimal.

Penelitian ini mengambil topik mengenai analisis strategi bisnis kecap

yang belum pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Perbedaan lainnya

yaitu penelitian ini banyak mengacu pada buku Fred R David edisi ke 10 cetakan

2006 dimana analisis strategi kompetitif disatukan kedalam analisis eksternal

lainnya, tidak dipisahkan menjadi analisis tersendiri seperti yang terdapat dalam

edisi ke 9. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis lima

kekuatan persaingan Porter, matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks

SWOT, serta QSPM. Dengan alat analisis ini diharapkan hasil yang diperoleh

lebih baik, sehingga dapat diterapkan untuk mengembangkan usaha kecap korma.

(35)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan mengenai pengertian

manajemen, strategi, dan manajemen strategi berdasarkan literatur yang ada.

a. Konsep Manajemen

Manajemen mengacu pada proses dalam menyelesaikan suatu aktivitas

secara efisien dengan dan melalui orang lain (Robbin, 1991). Menurut Handoko

(2000) manajemen didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk

menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

pelaksanaan fungsi- fungsi perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (Staffing), pengarahan dan

kepemimpinan (Leading) dan pengawasan (Controlling). Sedangkan menurut

Stoner4, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

b. Konsep Strategi

Menurut Glueck dan Jauck (1991) strategi adalah rencana yang disatukan,

luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan

dengan tantangan lingkungan dan yang dirancanakan untuk memastikan bahwa

tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat

oleh organisasi. Sedangkan menurut hamel dan Prahald dalam Tinambunan

4

(36)

(2005) menyatakan bahwa strategi adalah merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di

masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang telah

terjadi.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas

alokasi sumber daya (Chandler dalam Tinambunan, 2005).

c. Manajemen Strategi

Manajemen strategi dapat didefinisikan sabagai seni dan ilmu untuk

memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi

yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006).

Menurut Glueck dan Jauch (1991) manajemen strategi merupakan arus keputusan

dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau

strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Menurut

Kotler, manajemen strategi adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan

mempertahankan kesesuaian yang layak antara sasaran dan sumber sumber daya

perusahaan dengan peluang pasar yang selalu berubah.

Seperti tersirat dalam definisi, manajemen strategi berfokus pada

mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer untuk mencapai

keberhasilan organisasi. Kadang-kadang istilah manajemen strategi mengacu pada

formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi, sedangkan yang dimaksud dengan

(37)

strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang

berbeda untuk masa mendatang (David, 2006).

d. Tahap Proses Manajemen Strategi

Menurut David (2006), proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap,

yaitu tahap perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

Gambaran mengenai teori ini tersaji dalam bentuk gambar 1.

Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Stategis Sumber: David (2006)

1. Formulasi Strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukankan

kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan.

Formulasi

Strategi Implementasi Strategi

(38)

Isu formulasi strategi mencakup bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa

yang harus ditinggalkan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah harus

melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, apakah harus memasuki pasar

internasional, apakah harus merger atau membentuk join venture dan bagaimana

menghindari pengambilalihan secara paksa.

Dalam perumusan srategi terdapat tiga tahap kerangka kerja perumusan

strategi yang komprehensif untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Penjelasan mengenai teori ini terangkum dalam gambar 2 pada halaman 23.

Tahapan tersebut antara lain:

a. Tahapan Input, yaitu tahapan yang meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Informasi dasar tersebut diperoleh

dari analisis terhadap faktor- faktor lingkungan eksternal dan internal

organisasi melalui Matriks EFE dan Matriks IFE. Selama tahap awal dari

proses perumusan strategi, alat inp ut membutuhkan penyusun strategi untuk

mengkuatifikasi secara subjektif. Setiap keputusan kecil dalam matriks input

berhubungan dengan tingkat penting relatif dari faktor internal dan eksternal

yang memungkinkan penyusun strategi untuk menghasilkan dan mengevaluasi

alternatif strategi dengan lebih efektif.

b. Tahap Pencocokan. Strategi kadang didefinisikan juga sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara sumber daya dan keterampilan internalnya

dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor internal. Tahap

pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri dari lima teknik

yang dapat digunakan, yaitu Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG,

(39)

informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan

ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan

faktor- faktor keberhasilan internal dan eksternal adalah kunci untuk

menghasilkan alternatif strategi yang layak dan efektif.

c. Tahap Keputusan. Melibatkan strategi tunggal yaitu Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Qualitative Strategic Planning Matrix-QSPM). QSPM

menggunakan masukkan dari tahap input untuk mengevaluasi secara objektif

alternatif-alternatif strategi yang layak dan dengan demikian memberikan

dasar tujuan untuk memilih strategi yang spesifik.

Gambar 2. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi

Sumber : David (2006)

2. Implementasi Strategi

Mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat

kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga

strategi yang telah di formulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi

termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan

sturktur organisasi yang efektif dan mengerahkan usaha pemasaran, menyiapkan

Tahap 1: TAHAP INPUT

Matriks Evalusi Faktor Matriks Profil Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Kompetitif (CPM) Internal (IFE)

Tahap 2: TAHAP PENCOCOKAN

Matriks Matriks Matriks Matriks Matriks Grand

SWOT SPACE BCG IE Strategy

(40)

anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan

menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

Implementasi strategi biasanya disebut juga dengan tahap pelaksanaan

dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan

dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi

tindakan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer

untuk memotivasi karyawan agar mau melaksanakan strategi yang telah

dirumuskan.

3. Evaluasi srategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Evaluasi

strategis dilakukan untuk mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti

yang diharapkan. Ada tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi

strategi, yaitu: (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi

dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif.

e. Permulasi Strategi

Tahap formulasi strategi ini terdiri dari (1) pernyataan visi dan misi; (1)

analisis lingkungan eksternal; dan (3) analisis lingkungan internal; (4) menetapkan

tujuan jangka panjang.

1. Pernyataan Visi dan Misi

Visi adalah pernyataan masa depan yang diinginkan atau didambakan oleh

suatu organisasi. Pernyataan visi menjawab pertaanyaan tentang “ingin menjadi

apakah kita?” Mengembangkan pernyataan visi sering dianggap sebagai tahap

pertama dalam perencanaan strategis, bahkan mendahului pembuatan pernyataan

(41)

yang komprehensif. Pernyataan visi seharusnya singkat, lebih disukai satu

kalimat, dan diharapkan semua manajer dapat ikut serta dalam mengembangkan

pernyataan visi ini.

Misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan suatu

perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pernyataan misi mengidentifikasi

cakupan operasi perusahaan dalam definisi produk dan pasar. Pertanyaan tersebut

menjawab pertanyaan dasar yang dihadapi semua penyusun strategi, “apakah

bisnis kita?” Pernyataan misi yang jelas menggambarkan nilai dan prioritas dari

suatu organisasi. Pernyataan misi adalah deklarasi tentang alasan keberadaan

sebuah organisasi. Pernyataan misi yang jelas adalah penting untuk perumusan

tujuan dan formulasi strategi yang efektif. Pernyataan misi mengungkapkan apa

yang ingin dicapai perusahaan dan pelanggan yang ingin dilayani.

2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan

perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam

menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Audit eksternal

menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang berada diluar

kendali perusahaan. Analisis eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman

utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat memformulasikan

strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari

atau mengurangi dampak dari ancaman potensial.

Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam

permintaan konsumen untuk barang dan konsumsi serta jasa. Kekuatan eksternal

(42)

segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis

yang ingin di akuisisi atau dijual. Kekuatan eksternal kunci dapat dibagi menjadi

lima kategori besar, yaitu:

a. Kekuatan Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap potensi menarik

tidaknya berbagai strategi. Sebagai contoh ketika suku bunga meningkat, dana

yang dibutuhkan untuk ekspansi modal menjadi lebih mahal atau tidak tersedia.

Juga ketika suku bungan naik, pendapatan yang dapat dibelanjakan maupun

permintaan terhadap barang menurun.

Variabel ekonomi kunci yang perlu di monitor antara lain, pergeseran ke

ekonomi jasa, ketersediaan kredit, tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan,

tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pasar uang, defisit anggaran pemerintah

federal, tren produk domestik kotor, pola konsumsi, tren pengangguran, tingkat

produktivitas pekerja, nilai dolar di pasaran dunia, tren pasar saham, kondisi

ekonomi negara lain, faktor ekspor/impor, pergeseran permintaan untuk kategori

barang dan jasa yang berbeda, perbedaan pendapatan berdasar wilayah dan

kelompok konsumen, fluktuasi harga, ekspor tenaga kerja dan modal dari

Amerika Serikat, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, tarif pajak, kebijakan

komunitas ekonomi eropa, kebijakan OPEC, dan kebijakan koalilsi negara- negara

kurang berkembang.

b. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh

besar terhadap hampir semua produk jasa, pasar, dan pelanggan serta berpengaruh

(43)

menciptakan tipe konsumen yang berbeda dan akibatnya kebutuhan akan barang

dan jasa pun berbeda sehingga strategi yang diambil perusahaanpun berbeda.

Terdapat beberapa variabel utama sosial, budaya, demografi, dan lingkungan,

beberapa diantaranya yaitu: jumlah anak, tingkat kelahiran, tingkat kematian,

tingkat perpindahan penduduk, gaya hidup, perilaku konsumsi, rata-rata tingkat

pendidikan, polusi udara, air, sampah, dan penurunan kadar ozon.

c. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum

Faktor politik, pemerintahan, dan hukum dapat menjadi peluang atau

ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar. Untuk perusahaan dan

industri baru yang bergantung pada kontak pemerintah atau subsidi, ramalan

politik dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit eksternal.

Perubahan dalam tarif pajak dan aktivitas lobi dapat mempengaruhi perusahaan

secara dignifikan. Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi, pasar,

pemerintah, dan organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan

pengaruh variabel politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang

kompetitif.

Peramalan politik dapat menjadi penting dan kompleks untuk perusahaan

multinasional yang mengandalkan negara lain untuk sumber daya alam, fasilitas,

distribusi produk, bantuan khusus atau pelanggan. Para penyusun strategi saat ini

harus memiliki keterampilan yang memungkinkan mereka mengahadapi lebih

banyak masalah menyangkut hukum dan politik dibandingkan penyusun strategi

dimasa sebelumnya, yang perhatiannya lebih ditujukan kepada hal-hal ekonomi

(44)

Beberapa variabel politik, pemerintah, dan hukum yang mempengaruhi

yaitu: regulasi dan deregulasi pemerintah, perubahan dalam peraturan pajak,

undang-undang perlindungan lingkungan, tingkat subsidi pemerintah, peraturan

ekspor impor, kondisi politik negara lain, pemilihan umum ne gara bagian dan

lokal.

d. Kekuatan Teknologi

Perubahan dalam bidang teknologi dapat mengubah sifat dasar peluang

dan ancaman dengan mengubah siklus hidup produk, meningkatkan kecepatan

distribusi, menciptakan produk dan jasa baru, menghapus keterbatasan dari pasar

geografis tradisional, dan mengubah sejarah trade off antara standardisasi dan fleksibilitas produk. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman

utama yang harus dipertimbangkan dalam formulasi strategi. Kemajuan teknologi

dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing,

pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi komperirif perusahaan

secara dramatis.

Kemajuan teknologi juga dapat mengubah skala ekonomi, mengubah

hambatan untuk masuk, menciptakan pasar baru, yang menghasilkan penciptaan

prodak baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya kompetitif dalam

suatu industri dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi ketinggalan zaman.

e. Kekuatan Kompetitif

Bagian dalam audit eksternal adalah mengidentifikasi perubahan pesaing

dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang, ancaman, tujuan,

dan strategi. Tujuh karakteristik perusahaan yang paling kompetitif di yaitu: (1)

(45)

jalani; (3) entah itu rudak atau tidak, perbaikilah-buatlah yang lebih baik; (4)

berinovasi atau hilang; (5) akuisisi penting untuk pertumbuhan; (6) orang

membuat perbedaan; (7) tidak ada substitusi untuk kualitas dan tidak ada ancaman

yang lebih besar dari pada kegagalan untuk mencapai biaya yang bersaing dalam

sakala global.

Hal yang paling penting dilakukan untuk mencapai keberhasilan formulasi

strategi adalah mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing.

Tidak mudah untuk melakukan identifikasi pesaing karena banyak perusahaan

yang memiliki divisi yang berkompetisi dalam industri yang berbeda. Umumnya

perusahaan multi divisi tidak memberikan informasi penjualan dan laba untuk

alasan kompetisi.

Analisis Kompetitif: Model Lima Kekuatan Porter

Model lima kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan

yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak

industri. Menurut Porter, hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai

kombinasi atas lima kekuatan seperti yang terlihat pada gambar 3. Kekuatan

tersebut adalah:

Gambar 3. Model Lima Kekuatan Porter

Sumber: David (2006) Potensi pengembangan produk substitusi

Kekuatan tawar-menawar Penjual/pemasok

Kekuatan tawar-menawar Pembeli/konsumen Persaingan

antarperusahaan sejenis

(46)

1. Persaingan Antarperusahaan Sejenis

Persaingan antarperusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar

dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu prusahaan

dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif

dibandingkan strategi yang dijalankan prusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh

suatu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan

harga, meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan jasa,

memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan. Persaingan antarperusahaan

dapat meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah, ketika

hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, ketika biaya tetap tinggi, ketika

produk mudah rusak, ketika merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu

industri, dan ketika persaingan antarperusahaan sejenis semakin intensif.

2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Tugas penyusun srategi adalah mengidentifikasi perusahaan yang

berpotensi masuk pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat

serangan balasan apabila dibutuhkan, serta memanfaatkan kekuatan dan peluang

saat ini. Terdapat beberapa hambatan dalam memasuki pasar bagi perusahaan

pendatang baru, diantaranya yaitu sulitnya mencapai skala ekonomi dengan cepat,

kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya

pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya

kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan

pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten,

lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang

(47)

3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi

Dalam suatu industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk

substitusi dalam industri yang berbeda. Dengan adanya produk pengganti yang

lebih murah, maka tekanan persaingan semakin besar, dan biaya konsumen untuk

beralih ke produkpun rendah. Cara tebaik untuk mengukur kekuatan kompetitif

produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh

produk tersebut, juga dengan memantau perencanaan untuk meningkatkan

kapasitas dan penetrasi pasar.

4. Kekuatan Tawar-menawar Penjual/Pemasok

Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri yaitu

ketika terdapat sejumlah pemasok, hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup

bagus, ketika biaya untuk mengga nti bahan baku sangat mahal. Maka tindakan

yang seringkali dilakukan oleh pemasok atau produsen untuk memperbaiki

profitabilitas jangka panjang adalah saling memberi harga yang masuk akal,

memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan.

5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli/Konsumen

Apabila konsumen terkonsentrasi dalam jumlah yang sangat banyak, maka

kekuatan taawar- menawar mereka menjadi kekuatan utama yang dapat

mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan

tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar

yang tidak terdiferensiasi. Konsumen dapat bernegosiasi tentang harga jual,

(48)

4. Analisis Lingkungan Inte rnal

Analisis internal menekankan pada identifikasi dan evaluasi kekuatan dan

kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis. Dibandingkan dengan audit

eksternal, maka proses menjalankan audit internal memberikan lebih banyak

peluang untuk pihak berpartisiasi guna memahami bagaimana pekerjaan,

departemen, dan divisi mereka. Tujuan analisis faktor lingkungan internal adalah

mengenali kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dalam usahanya

memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Analisis internal memerlukan

pengumpulan dan pengolahan informasi bidang fungsional yaitu:

a. Manajemen

Terdapat fungsi manajemen yang terdiri atas lima aktivitas dasar, yaitu:

perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan

pengendalian.

b. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,

mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan

palanggan atas barang dan jasa. Terdapat tujuh fungsi dasar pemasaran: (1)

analisa pelanggan; (2) penjualan produk/jasa; (3) perencanaan produk dan jasa;

(4) penetapan harga; (5) distribusi; (6) riset pemasaran; dan (7) analisis peluang.

Apabila fungsi- fungsi ini telah dipahami, maka dapat membantu penyusun strategi

dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.

c. Keuangan/Akuntansi

Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi

(49)

Likuidasi, leverage, modal kerja, profitabilitas, utilitas aset, arus kas, dan modal

perusahaan dapat mengahapuskan beberapa strategi dan mengubah rencana

implementasi. Fungsi keuangan/akuntansi terdiri dari tiga keputusan seperti

keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen.

d. Produksi/Operasi

Manajemen produksi/operasi berhubungan dengan input, transformasi, dan

output yang bervarisi antarindustri dan pasar. Fungsi produksi/operasi terdiri dari

semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa, yaitu proses,

kapasitas, sediaan, tenaga kerja, dan mutu.

e. Penelitian dan Pengembangan

Bidang utama kelima dalam operasi internal yang hrus dievaluasi untuk

kekuatan dan kelemahan spesifik adalah penelitian dan pengembangan. Distribusi

biaya antara berbagai aktivitas litbang bervariasi anatara perusahaan dan industri,

tetapi total biaya biasanya tidak melebihi biaya produksi dan biaya awal

pemasaran. Empat pendekatan untuk menentukan alokasi anggaran litbang yang

biasanya digunakan; (1) membiayai sebanyak-banyaknya proposal proyek, (2)

menggunakan metode persentase penjualan, (3) menganggarkan jumlah yang

sama dengan pengeluaran litbang pesaing, (4) memutuskan berapa banyak produk

baru yang berhasil, yang dibutuhkan dan bekerja mundur. Litbang dalam

organisasi memiliki dua bentuk dasar: (1) litbang internal; (2) kontrak litbang.

f. Sistem Informasi manajemen

Sistem informasi manajemen menerima bahan mentah dari evaluasi

internal dan eksternal dari suatu organisasi. Ia mengumpulkan tentang data

(50)

internal, serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik,

peraturan pemerintah, teknologi dan kompetitif secara eksternal. Data tersebut

kemudian diintegrasikan dalam cara yang dibutuhkan untuk mendukung

pengambilan keputusan manajerial.

Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja

suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial, dan sistem

informasi yang efektif. Dengan demikian mengumpulkan, memberi simbol/kode,

menyiman, mensintesis, dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat

menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis. Jantung dari sistem informasi

manajemen adalah database yang berisi catatan dan data yang penting bagi

manajer.

Sistem informasi manajemen menerima bahan mentah dari evaluasi

internal dan eksternal suatu organisasi. Ia mengumpulkan data tentang pemasaran,

keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal,

serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, peraturan

pemerintah, teknologi, dan kompetitif secara eksternal. Data kemudian

diintegrasikan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial.

5. Menetapkan Tujuan Jangka Panjang

Sifat dari tujuan jangka panjang harus terukur, realistis, dapat dimengerti,

manantang, hierarkis, dapat dicapai, dan selaras antarunit organisasi. Tujuan yang

ditetapkan secara jelas menawarkan banyak keuntungan, antara lain memberikan

arahan, memungkinkan senergi, membantu dalam evaluasi, menetapkan prioritas,

menurunkan ketidakpastian, meminimalkan konflik, menciptakan energi, dan

(51)

Tujuan jangka panjang menunjukkan hasil yang diharapkan dengan

menjalankan strategi tertentu. Suatu strategi dapat mempresentasikan tindakan

yang akan diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Jangka waktu yang

ditetapkan untuk suatu tujuan harus konsisten, antara dua sampai lima tahun.

Tipe strategi alternatif yang dapat dijalankan perusahaan yaitu:

1. Srategi Integrasi

Strategi integrasi terdiri dari strategi integrasi ke depan, integrasi

kebelakang, dan integrasi horozontal, yang kesemuanya ini disebut strategi

integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan sebuah perusahaan

untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok atau pesaing.

a. Strategis Integrasi ke Depan, yaitu strategi untuk memperoleh kepemilikan

atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Strategi ini dapat

dilaksanakan jika perusahaan menghadapi masalah dalam pendistribusian

barang atau jasa, seperti terbatasnya jumlah distributor.

b. Strategi Integrasi ke Belakang, yaitu strategi untuk mencari kepemilikan untuk

meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Produsen dan pengecer

membeli bahan baku yang dibutuhkan dari pemasok. Strategi ini sangat cocok

jika perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak

mampu untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

c. Strategi Integrasi Horizontal, yaitu strategi untuk mencari kepemilikan atau

meningkatkan kendali atas para pesaing perusahaan. Strategi ini bisa me njadi

efektif ketika perusahaan bisa mendapatkan karakteristik monopolistik di area

Gambar

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………………….
Tabel 3.  Jumlah Perusahaan Sedang dan Besar dalam Industri Kecap Indonesia dari Tahun 1998-2005
Tabel 4. Volume Penjualan PT Korma Jaya Utama Tahun 2004-2006
Tabel 5. Komposisi Zat Gizi Kecap Kedelai dalam 100 gr
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kelemahan dan ancaman adalah promosi yang dijalankan perusahaan kurang optimal, pengembangan dan inovasi produk secara manual, biaya produksi

Ancaman terbesar perusahaan yaitu banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK (skor 0,163). Total skor matriks EFE sebesar 2,576 menunjukkan bahwa saat ini

Ancaman yang dimiliki PT Petrokimia Gresik antara lain pesaing dari Cina dan Filipina dengan produk yang sejenis, produsen pupuk lokal yang berada di setiap negara

dengan unit usaha pesaing, melakukan suatu yang lebih baik dari unit. usaha

tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran II adalah Strategi Pengembangan pasar, Penetrasi pasar,. pengembangan produk, integrasi horizontal, divestasi

Penelitian ini sesuai dengan latar belakang penelitian kami yang berkaitan dengan persaingan dalam industri asuransi yang semakin meningkat, dengan munculnya

Tujuan penelitian ini adalah untuk dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dimiliki oleh perusahaan dan juga untuk mengetahui alternative strategi yang

Selain itu PT Kaltim Prima Coal juga memiliki ancaman, diantaranya pesaing dari Cina dan Amerika dengan produk sejenis, produsen batubara lokal yang berada di setiap