• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan PUS yang Bukan Klien KB Aktif Tentang Alat Kontrasepsi Di Desa Sambirejo. Kec Binjai. Kab Langkat Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan PUS yang Bukan Klien KB Aktif Tentang Alat Kontrasepsi Di Desa Sambirejo. Kec Binjai. Kab Langkat Tahun 2009"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN PUS YANG BUKAN AKSEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI DESA SAMBIREJO

KEC. BINJAI, KAB. LANGKAT TAHUN 2009

FITRI ANGGRIANI NIM : 085102026

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : FITRI ANGGRIANI

NIM : O85102026

JUDUL : PENGETAHUAN PUS YANG BUKAN KLIEN KB AKTIF

TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI DESA SAMBIREJO, KEC.

BINJAI, KAB. LANGKAT TAHUN 2009

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk mengikuti ujian sidang

Karya Tulis Ilmiah.

Medan, ……….. 2009

Pembimbing

(Ir. Dwi Lindarto. MT)

(3)

Judul : Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Smbirejo Kec. Binjai. Kab. Langkat tahun 2009

Nama : Fitri Anggriani

Nim : 085102026

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

...……….. ………..Penguji I

(Ir. Dwi Lindarto.MT) (Nur Asnah Sitohang,S.Kep,Ns,M.Kep)

………Penguji II

(dr. Christoffel L Tobing SpOG(K))

……….Penguji III

(Ir. Dwi Lindarto.MT)

Program Studi D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik

……… ……….

(Nur Asnah Sitohang,S.Kep,Ns,M.Kep) (dr. Muniarti Manik ,MSc,SpKK)

Nip: 132.299.794 Nip : 130.810.210

Koordinator Ketua Pelaksana

(4)

PERSETUJUAN MELAKSANAKAN PENELITIAN

NAMA : FITRI ANGGRIANI

NIM : O85102026

JUDUL : PENGETAHUAN PUS YANG BUKAN KLIEN KB AKTIF

TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI DESA SAMBIREJO, KEC.

BINJAI, KAB. LANGKAT TAHUN 2009

Telah disetujui untuk melaksanakan penelitian

Medan, ………2009

Pembimbing

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi responden Berdasarkan data demografi PU yang bukan klien KB

aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Sambirejo Kec. Binjai, Kab. Langkat

tahun 2009. ... 32

Table 5.2. Distribusi sumber informasi mengenai alat kontrasepsi di Desa Sambireji

Kec. Binja, Kab. Langkata tahun 2009. ... 33

Table 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan PUS yang bukan klien KB

aktif tentang alat kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap di Desa

Sambireji Kec. Binja, Kab. Langkata tahun 2009. ... 34

Table 5.4. Distribusi responden berdasrakan pengetahuan PUS yang bukan klien KB

aktif tentang alat kontrasepsi Desa Sambireji Kec. Binja, Kab. Langkata

(6)

DAFTAR SKEMA

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Konsultasi

2. Jadwal Kegiatan

3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Izin Kelurahan

5. Surat Selesai Penelitian

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan Rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “ Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Samberejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat tahun 2009“ yang merupakan tugas akhir studi program D – IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, dan

dapat berhasil berkat sumbangan jasa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Guslihan dasa Tjipta, SpA (K ), Ketua Departemen Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, Msc, SpKK, selaku ketua program D – IV Bidan Pendidik FK

USU.

3. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, MKep, selaku coordinator program D – IV Bidan

Pendidik dan selaku penguji I yang telah memberikan pengarahan kepada penulis

untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.

4. Dr. Cristoffel L.Tobing, SPOG. ( K ) selaku penguji II yang telah memberikan

pengarahan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini

5. Ir. Dwi Lindarto, MT, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu

untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan karya tulis ilmiah

(9)

6. Kepala Puskesma Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab Langkat.

7. Bapak dan ibu yang selalu menjadi tempat inspirasi dan sebagai pelita hidup

penulis sehingga penulis selalu bersemangat dalam belajar dan menjalani hidup

8. Ibu Murni yang selalu membantu penulis dalam menghadapi setiap masalah dan

memberi nasehat kepada penulis

9. Spesial untuk seseorang yang penulis sayangi, selalu memberi semangat dan

menemani penulis dalam suka dan duka, terima kasih sayang.

10.Seluruh teman-teman D-IV angkatan VIII yang juga berperan serta membantu

dalam penysusunan karya tulis ilmiah ini. Dan terima kasi atas semua

dukungannya.

Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan nasehat dan

sarannya agar karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik lagi. Atas nasehat dan saran

pembaca, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, 12 Juni 2009

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Kontrasepsi ... 5

B. Tujuan kontrasepsi ... 5

C. Jenis – jenis kontrasepsi ... 5

1. Kontrasepsi Pil ... 5

2. Kontrasepsi Suntik ... 8

3. Kontrasepsi Susuk ... 11

4. Kontrasepsi IUD... 14

(11)

BAB III. KERANGKA KONSEP ... 22

A. Kerangka Konsep ... 22

B. Defenisi Operasional ... 23

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Etik Penelitian ... 27

F. Instrument Penelitian ... 28

G. Prosedur Pungumpulan Data ... 29

H. Aanalisa Data ... 30

BAB V. HASI DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil ... 31

B. Pembahasan ... 36

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41

(12)

D-IV Bidan Pendidik

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Fitri Anggriani IM : 085102026

Pengetahuan PUS yang Bukan Klien KB Aktif Tentang Alat Kontrasepsi Di Desa Sambirejo. Kec Binjai. Kab Langkat

Tahun 2009 ABSTRAK

xi+ 41 halaman + 4 tabel +1 skema + 10 lampiran

Diperkirakan jumlah PUS di Indonesia sekitar 42 juta orang sedangkan pemakaian metode kontrasepsi hanya 60 % dari jumlah seluruhnya. Ditinjau dati fakta sebenarnya jumlah ini cukup melampaui akan tetapi kenyataan jumlah pertumbuhan penduduk sekitar 1,95 per tahun. Bila jumlah ini tidak ditekan maka jumlah penduduk akan menjdi dua kali lipat. Oleh sebab itu, maka pemerintah berupaya keras untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran melalui kebijakan dengan menggalakkan program KB dan peningkatan pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa sambirejo. Kec. Binjai. Kab Langkat tahun 2009. Desain penelotian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data awal pada tahun 2007 dan november 2008 menunjukkan 599 populasi. Tehnik pengambilan sampel adalah simpel random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang. Hasil penelitian ini diperoleh mayoritas responden berusia 20 – 25 tahun sebanyak 40 responde (40,8%). Berdasarkan paritas mayoritas berjumlah 1-2 orang sebanyak 36 responde (6,7%).pendidikkan mayoritas SMP sebanyak 45 responde (45,9%). Pendapatan mayoritas Rp. < 500.000 sebanyak 57 responde (58,2%). Suku mayotitas jawa sebanyak 80 responde (81,6%). Dan berdasarkan sumber informasi yang didapat mengenai alat kontrasepsi mayoritas dari masyarakat sebanyak 37 responde (37,8%). Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 71 responde (72,4%). Direkomendasikan agar penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pelayananan kebidanan dalam memberikan pelayanan pada PUS yang buka akseptor KB tentang alat kontrasepsi.

Daftar Pustaka : 21 ( 1998 – 2008 )

(13)

D-IV Bidan Pendidik

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Fitri Anggriani IM : 085102026

Pengetahuan PUS yang Bukan Klien KB Aktif Tentang Alat Kontrasepsi Di Desa Sambirejo. Kec Binjai. Kab Langkat

Tahun 2009 ABSTRAK

xi+ 41 halaman + 4 tabel +1 skema + 10 lampiran

Diperkirakan jumlah PUS di Indonesia sekitar 42 juta orang sedangkan pemakaian metode kontrasepsi hanya 60 % dari jumlah seluruhnya. Ditinjau dati fakta sebenarnya jumlah ini cukup melampaui akan tetapi kenyataan jumlah pertumbuhan penduduk sekitar 1,95 per tahun. Bila jumlah ini tidak ditekan maka jumlah penduduk akan menjdi dua kali lipat. Oleh sebab itu, maka pemerintah berupaya keras untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran melalui kebijakan dengan menggalakkan program KB dan peningkatan pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa sambirejo. Kec. Binjai. Kab Langkat tahun 2009. Desain penelotian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data awal pada tahun 2007 dan november 2008 menunjukkan 599 populasi. Tehnik pengambilan sampel adalah simpel random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang. Hasil penelitian ini diperoleh mayoritas responden berusia 20 – 25 tahun sebanyak 40 responde (40,8%). Berdasarkan paritas mayoritas berjumlah 1-2 orang sebanyak 36 responde (6,7%).pendidikkan mayoritas SMP sebanyak 45 responde (45,9%). Pendapatan mayoritas Rp. < 500.000 sebanyak 57 responde (58,2%). Suku mayotitas jawa sebanyak 80 responde (81,6%). Dan berdasarkan sumber informasi yang didapat mengenai alat kontrasepsi mayoritas dari masyarakat sebanyak 37 responde (37,8%). Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 71 responde (72,4%). Direkomendasikan agar penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pelayananan kebidanan dalam memberikan pelayanan pada PUS yang buka akseptor KB tentang alat kontrasepsi.

Daftar Pustaka : 21 ( 1998 – 2008 )

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kependudukan masih merupakan tantangan cukup berat bagi

pembangunan Indonesia dewasa ini, dengan tingkat pertambahan penduduk yang

mencapai 1,5%, diperkirakan jumlah pertambahan penduduk mencapai 3,04 juta jiwa

pertahun. Diperkirakan jumlah PUS di Indonesia sekitar 42 juta orang sedangkan

pemakaian metode KB hanya 60% dari seluruhnya. Ditinjau dari fakta, sebenarnya

jumlah ini sudah cukup melampaui fase transisi tetapi kenyataannya pertumbuhan

penduduk di Indonesia sekitar 1,95 per tahun. Bila jumlah ini tidak dapat ditekan atau

dikendalikan dalam waktu 57 sampai 60 tahun penduduk Indonesia akan menjadi dua

kali lipat yaitu sekitar 425 – 450 juta orang. ( Manuaba.2008. hlm 221 ).

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pemerintah berupaya keras untuk

menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran melalui

kebijakan dengan menggalakkan program KB nasional dan peningkatan pelayanan

fasilitas kesehatan yang berkualitas. Program KB ini mempunyai visi mewujudkan

NKKBS dan telah dirubah menjadi keluarga berkualitas tahun 2015 sehingga melaui

program KB ini dapat dilakakukan penelitian pelayanan KB berkualitas dengan

mengikut sertakan penilaian terhadap PUS yang bukan akseptor KB dengan menitik

beratkan pada strategi agar pelayanan lebih mudah diperoleh dan diterima oleh PUS

sehingga PUS tertarik untuk menjadi akseptor KB. Program pemerintah yang sedang

(15)

KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi . Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah

terjadinya kehamilan, alat kontarsepsi yang sedang digalakkan dalam program

pemerintah adalah Pil, Suntik, Implan, IUD dan Kontap

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sambirejo jumlah PUS sebanyak

950, pada tahun 2007 sampai November 2008, peserta KB aktif berjumlah 351 orang,

kontrasepsi yang digunakan oleh PUS adalah Pil 167 orang, Suntik 146 orang, Implant

16 orang , IUD 6 orang, Kondom 11 orang dan Kontap 5 orang , sedangkan PUS yang

bukan peserta KB 599 orang. dimana Puskesma ini memiliki 7 dusun. Dengan jumlah

KK ( kepala keluarga ) 1574 orang.

Menurut Manuaba 200, minimnya pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi dapat

menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak teratur dan banyak PUS yang tidak

menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini secra tidak langsung akan berdampak terhadap

peningkatan angka kematian ibu hamil, bersalin, angka kehamilan yang tidak

diinginkan, dan gangguan kesehatan akibat efek samping kontrasepsi. Pencapaian

peserta KB 50% Pus merupakan masa transisi, sedangkan bila mencapai 70-75% baru

akan berarti dalam upaya pengaturan kelahiran dan jumlah yang dapat diatasai oleh

pertumbuhan ekonomi.

Dari uaraian diatas, dapat dilihat PUS yang bukan peserta KB aktif sangat tinggi.

Oleh sebab itu, peneliti ingin mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB

aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat tahun 2009

(16)

Bagaimanakah pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat

kontrasepsi .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang

alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab Langkat tahun 2009

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik PUS yang bukan klien KB aktif

tentang alat kontrasepsi.

b. Untuk mengidentifikasi sumber informasi tentang alat kontrasepsi

c. Untuk memperoleh pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif mengenai

kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap

D. Manfaat

(17)

Sebagai informasi bagi bidan praktek swasta sehingga bidan praktek swasta

dapat menjelaskan tentang alat kontrasepsi kepada PUS yang ingin

menggunakan alat kontrasepsi.

2. Bagi Puskemas

Sebagai informasi kepada puskesmas sehingga puskesmas dapat mengetahui

tentang pengetahuan masyarakata mengenai alat konrasepsi sehingga puskesma

dapat memberikan penhyuluhan tentang alat kontrasepsi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai data awal untul peneliti selanjutnya.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Kontrasepsi

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk

mendapatkan objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,

mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan

jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri. ( Hanafi. 2003. hlm 879 ).

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang

digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. ( Hanifa. 2003.

hlm 905 dan Manuaba. 2008. hlm. 218 ).

B. Tujuan kontrasepsi

Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,

mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta mencapai

keluarga yang sejahtera.

C. Jenis – jenis kontrasepsi 1. Kontrasepsi PIL

Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita,

berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil

(19)

Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan,

kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat

menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.

Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama 2,7 5

di Indonesia. ( Pendit, 2006, hlm. 22 )

a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :

Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon

estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.

Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon

estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormon.

Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone

estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormon ( Saifuddin. 2003. hlm. MK – 27 ).

b. Efektivitas

pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah

kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih

(20)

c. Keuntungan

Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan jika

pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia,

mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap kanker

endometrium dan ovarium.

d. Kerugian

Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur,

cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular,

peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang merokok

pada usia 35 atahun. ( Everett, 2007. hlm 119 ).

e. Indikasi

Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki

anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus

haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. ( Sifuddin. 2003. hlm MK-29 ).

f. Kontra indikasi

Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil,

perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi, depresi

berat dan obesitas. ( Everett, 2007. hlm. 120 ).

g. Mekanisme Kerja

mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing

hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi

luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan tidak

adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium

(21)

mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang,

sehingga penetrasi sperma menurun (Siswosudarmo,et al, 2001.hlm.15).

h. Efek Samping

Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat badan,

perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. ( Hanifa. 1999. hlm

919 ).

i.Cara pemakaian

Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid, dapat

juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar

mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet.

(Hanifa. 1999.hlm 919 ).

2. Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone

dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang sebulan sekali ( syclopen )

dan suntik 3 bulan sekali ( depo propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan

suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan

teratur dan jarang menyebabkan spoting. (Pendit. 2006, hlm 30 ).

a. Efektifitas

Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam mencegah

kehamilan. Dan tinggat kegagalannya sangat kecil. Keefektifannya 0,1 – 0,4

kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian.

(22)

b. Kerugian

Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan

bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya berkurang bila

digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor

hati. ( Saifuddin. 2003. hlm MK – 33 ).

c. Keuntungan

Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8 sampai

12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu pengeluaran

pengeluaran asi. ( Manuaba. 1998. hlm 445 ).

d. Indikasi

Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak, ibu

yang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan ibu yang

sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. ( Saifuddi. 2003. hlm. MK – 42 ).

Kontra indikasi

Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan yang

belum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang menderita

diabetes militus disertai komplikasi.

e. Efek samping

Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi, berat

(23)

f. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH dan

LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks

sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi

sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana endometrium sehingga tidak

sempurna untuk implantasi hasil konsepsi

g. Jenis – jenis suntik

Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi

progesteron asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12 minggu.

Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg setiap 8

minggu. syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu. ( Everett. 2007.

hlm. 170 ).

h. Cara pemakaian

Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat dilakukan

segera setelah post partum, setelah post abortus :

Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertma haid, tidak dibutuhkan

kontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu.

Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsi

tambahan setelah itu diberikan setiap 8 minggu.

Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu ( Everett. 2007. hlm

(24)

3. Kontrasepsi Susuk

Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang

memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 5

tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif

bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen. (Hanifa. 1999.

hlm 922 ).

a. Mekanisme kerja

Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah

serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan.

Dengan konsep kerjanya adalah progesteron dapat mengahalangi pengeluaran

LH sehingga tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidak

siap menjadi tempat nidasi.

b. Jenis – jenis

Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan

36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu

batabg putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm,

yang di isi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedena

dan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester

(25)

c. Keuntungan

Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control medis

ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu tingggi, biaya

ringan.. ( Manuaba 1999. hlm 446 ).

d. Kerugian

Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak, meningkatnya

jumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan acne, dan

membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan membukanya.

e. Indikasi

Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang ingin

kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran

f. Kontra indikasi

Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang

tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan

depresi. ( Everett. 2007. hlm. 182 ).

g. Efek samping

Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada tempat

pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat badan,

(26)

h. Waktu pemasangan

Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap saat

selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan metode

kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini

tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan

melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7

hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan

insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu

memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan

implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus

haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. ( Hanifa. 1999 ).

i. Cara pemasangan

Cara pemasangan implant adalah :

1. Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien membersihkan

lengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang digunakan.

2. Gunakan cara pencegahan infeksi

3. Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan siku di

daerah media lengan

4. Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil, hanya

sekedar menembus kulit.

5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.

6. Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai semu

implant masuk kedalam bawah kulit.

(27)

8. Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi dengan

bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. ( Sifuddin. 2003. hlm

PK-18).

j. Cara pencabutan

Cara pencabutan implant adalah :

1. Desinfeksi daerah yang akan di insisi.

2. Suntikkan lidocain 5cc.

3. Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul implant.

4. Tangan kanan mendorong implant kearah insisi

5. Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant

6. Keluarkan kapsul implant satu – persatu.

7. Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan atau

lebar agar tidak terjadi perdarahan. ( Manuaba. 1999. hlm. 448 ).

2. Kontrasepsi IUD

IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai lilitan

tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. ( Burns. 2000. hlm 311 ).

IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang megandung

tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak boleh

menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan merupakan kontrasepsi

jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yang

lama dan kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006.

(28)

a. Jenis – jenis IUD

Menurut Speroff 2003. hlm 205 0 jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippes

lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang

berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga

memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang berbentuk

mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnya

dan berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat

tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah.

Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada

lengan vertical.

b. Keuntungan

Menurut Saifuddin. 2003. MK- 73 dan V Taree. 2007 keuntungan pemakaian

kontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka

panjang, tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan

cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di pasang segera setelah melahirkan.

Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap

resiko kehamilan.

Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal, yaitu : Sangat efektif

0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian. IUD

dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang ( 8 – 10 tahun

pemakaian ). Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Tidak ada efek samping

hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat digunakan

(29)

c. Efek Samping

Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang disebabkan oleh

benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping

IUD menurut Saifuddin. 2003. MK – 74 antara lain : Haid lebih banyak dan

lama. Saat haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya pedarahan yang

banyak. Kehamilan insitu

d. Indikasi

Menurut Glasier. 2005. hlm 125 yang merupakan indikasi pemakaian kontrasepsi

IUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang.

Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.

e. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan

penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang

mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. ( Saifuddin 2003. hlm MK – 73 ).

Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum,

mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma,

menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma. ( Mansjoer

2001. hlm. 357 ).

Mekanisme kerja IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada

endometrium dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista

atau sperma. IUD yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat

anhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum,

mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma

(30)

IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi

leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang

akan menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi

lambat dan akan mati dengan sendirinya. ( Manuaba. 2008. hlm 233 )

IUD bentuk insert, contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda asing

dengan terjadinya migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan

endometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan

tidak terjadi. ( Manuaba. 2008. Hlm 24 ).

f. Kerugian

Menurut Maryani 2005 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi

ang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang

tidak steril. Ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim ).

Sedangkan menurut Rubrik 2004 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah :

Haid menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting ( bercak – bercak ).

Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk memasangn

dan membuka IUD.

g. Kontra Indikasi

Menurut Saifuddin. 2003. M K – 73 dan Burns. 2000 hlm. 311 yang merupakan

kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang hamil.

Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia. Perdarahan vagina yang

tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita

yang menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yang

(31)

h. Waktu Pemasangan

Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008. hlm 245 antara lain :

Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir masa

nifas, Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca persalinan,

Segera setelah post abortus.

i. Waktu Pencabutan

Waktu pencabutan IUD yang baik menurut ( Manuaba 1998. hlm 458 ) antara

lain : Ingin hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan

insitu.

j. Jadwal Pemeriksaan Ulang

Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal pemeriksaan

ulang menurut Manuaba 1998. hlm 458 antara lain :

1. Dua minggu setelah pemasangan

2. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama

3. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua

4. Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun

(32)

k. Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut

Manuaba 2008. hlm. 247 yaitu :

1. Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga

perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau perdarahan

infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD

2. Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan

dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan aliran

darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.

5. Kontrasepsi Mantap

Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan.

Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi yang

digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya

dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1% -

0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang dari 1% per

seratus setelah satu tahun pemasangan.

Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan

mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang

dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.

a. Tubektomi

Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini

melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang

(33)

1. Efektivitas

Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100 wanita

pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus

2. Keuntungan

Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat segera

efektif setelah pemasangan.

3. Kerugian

Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi,

tidak mudah kembali kesuburan.

4. Indikasi

Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita

yang tidak menginginkan anak lagi.

5. Kontra indikasi

Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu

pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan resiko

saat operasi.

6. Efek samping

Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko

tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan. ( Everett. 2007.

(34)

b. Vasektomi

Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk banyak

pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran

yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis.

1. Efektivitas

Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan

langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1

dalm 3000.

2. Keuntungan

Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen, menghilangkan

kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, prosedur

aman dan sederhana

3. Kontra indikasi

Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah urologi,

tiadak didukung oleh pasangan.

4. Efek samping

(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hubungan – hubungan antara konsep yang satu dengan

konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada

tinjauan pustaka. ( Machfoed. 2008. hlm 37 ). Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan akseptor KB aktif tentang alat

kontrasepsi.

Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif meliputi kontrasepsi pil, suntik, susuk,

IUD dan kontap.

Pengetahuan PUS yang bukan

klien KB aktif tentang alat

kontrasepsi

Aalat kontrasepsi :

1. Pil

2. Suntik

3. Susuk

4. IUD

(36)

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur

Segala sesuatu yang

diketahui tentang

kontrasepsi berdasarkan

defenisi, keuntungan,

kerugian, efek samping,

indikasi, kontra indikasi

dan cara pemakaian

Lamanya hidup dalam

tahun yang terhitung sejak

lahir hingga saat dilakukan

penelitian

Jumlah persalinan yang

dialami oleh ibu

Jenjang pendidikan formal

yang dilewati responden.

(37)

5

Upah yang diterima selama

bekerja

Adat yang dianut oleh

penduduk, budaya turun

temurun.

Suatu media atau sarana

yang berfungsi sebagai

tempat mendapatkan kabar

atau berita tentang sesuatu

(38)

BAB IV

METODELOGI PENELITAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain penelitian deskriptif, yang

bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang

alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat tahun 2009.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.

Populasinya adalah PUS yang bukan klien KB aktif di Desa Sambirejo, Kec.

Binjai, kab. Langkat sejumlah 599 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagai objek yang diambil dari keseluruhan populasi. Sampel

yang diambil dengan tehnik simple random sampling dengan cara mengacak

nomor responden atau menguruitkan nomor responden, dan diamabil 98 nomor

sesuai dengan jumlah sampel yang diinginkan. Nomor responden yang terambil

adalah nomor yang genap. Cara mengghitung jumlah sampel yang dibutuhkan

dengan menggunakan rumus :

Za2. P. Q n=

d2 keterangan :

n= Jumlah sample

(39)

P= Proporsi dari pustaka

Q= 1 – P

D= Ketepatan relative yang ditetapkan oleh peneliti.

Jadi sample yang diperoleh peneliti adalah :

Diketahui : Za = 1,96 ; P = 0,6 ;Q = 1 – P = 1 – 0,6 = 0,4 ; d = 10% maka

Sampel yang di peroleh adalah 92 orang, Karena untuk mengantisipasi

kemungkinan responden yang terpilih mengundurkan diri atau tidak bersedia

menjadi responden, maka perlu dilakukan koreksi terhadap sampel yang dihitung

dengan menambah sampel, seperti berikut : ( Sastroasmoro. 2002. hlm 283 )

n Keterangn :

jadi jumlah sampel yang diperoleh adalah 102 orang pasangan usia subur.

Sampel ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :

1.Ibu PUS yang bukan akseptor KB aktif

2.Ibu PUS yang pernah menggunakan KB tetapi saat penelitian tidak

(40)

3.Ibu PUS dari usia 20 – 35 tahun

4.Ibu PUS yang bersedia menjadi responden.

5.Ibu yang tamat sekolah diatas SMP

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab Langkat tahun 2008.

karena dilingkungan ini ditemukan 599 PUS yang bukan klien KB aktif, sehingga perlu

di identifikasi pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 – April 2009.

E. Etik Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mendapat izin dari ketua Program D – IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan

izin kepada kepala Puskesms Samberejo. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

peneliti kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut

bersifat sukarela, responden dapat mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti akan

membagikan lembar persetujuan yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden

pada lembar kuesioner, tetapi memberikan nomor kode responden pada masing – masing

lembar kuesioner. Data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk

(41)

F. Instrument Penelitian

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat peneliti berdasarkan

literature yang ada.. Kesioner yang dibagikan terdiri dari 3 bagian yaitu : bagian pertama

berisi tentang karakteristik responden yang meliputi : umur, paritas, pendidikan,

pendapatan dan suku, bagian kedua adalah pertanyan terbuka tentang kontrasepsi dan

bagian ketiga berisi tentang pengetahuan responden dengan model pertanyaan pilihan

ganda yang meliputi pengetahuan tentang kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan

kontap. Skala pengukuran pengetahuan yaitu jika jawaban benar diberi skor 1 dan jika

jawaban salah diberi skor 0

Maka aspek kategori pengetahuan renponden dengan rentang sebagai berikut :

- Kategori baik bila 76 % - 100 %, jika responden mampu menjawab benar

sebanyak 32 – 42 pertanyaan.

- Kategori cukup bila 56 % - 75 %, jika responden mampu menjawab benar

sebanyak 24 – 32 pertanyaan.

- Kategori kurang bila < 56 %, jika responden mampu menjawab benar sebanyak

<24 pertanyaan.

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mampu mengukur apa yang diinginkan.

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi ( content

validity). Content validity adalah tingkat substansi pengukuran terhadap konsep (

pengertian variable sebagaimana yang dirumuskan dalam defenisi operasional.

(42)

Content validity ini juga dilakukan pada yang ahlinya yaitu dokter spesialis

obgyene, dengan tujuan agar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden tidak

menyimpang dari konsep isi yang yang akan di ukur. Kuesioner diberikan kepada yang

ahli kemudian diperiksa dengan baik, jika ada pertanyaan yang harus disesuaikan

dengan bahasa yang mudah dimengerti, dari 50 pertanyaan yang diajukan, 8 pertanyaan

yang harus dihilangkan karena tidak sesuai dengan konsep isi, jadi jumlah pertanyaan

yang layak di sebarkan adalah 42 pertanyaan.

Sedangkan uji reliabilitas dilakukan pada sampel yang sejenis. Jumlah sampel

yang diambil sebanyak 20 responden pada ibu yang bukan klien KB di Desa Sidowaras

Kuala Madu Kabupaten Langkat, 15 februari tahun 2009 Uji reabilitas ini dilakukan

sebanyak tiga kali, dimana pada uji realibilitas yang pertama ditemukan 5 pertanyaan

yang tidak reliabel yaitu pertanyaan no 6, 15, 20, 33 dan 41, pada uji realibilitas kedua

ditemukan 2 pertanyan yang tidak reliabel yaitu pertanyaan 30 dan 41 dan pada uji

reliabilitas yang ketiga, didapat seluruh pertanyaan yang diajukan sudah reliabel. Uji

reliabilitas ini menggunakan rumus alpa dan rumus sperman brown dengan bantuan

program yang sesuai.

Kuesioner dinyatakan rebliabel jika r hitung > r table, dan kuesioner dinyatakan tidak

reliable jika r hitung < r table, pada @ = 0,05, dengan dk =n-1=20, maka ttabel = 0,444, dari

hasil uji validitas dan reliabelitas kuesioner, maka seluruh pertanyaan dinyatakan valit,

(43)

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk

mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan peserta aktif KB tentang alat

kontrasepsi. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan

surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D – IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat

permohonan izin melaksanakan penelitian di Puskesmas Samberejo, Kec. Binjai, Kab.

Langkat tahu 2009, setelah mendapat izin, kemudian peneliti melaksanakan

pengumpulan data pada ibu PUS yang bukan peserta aktif KB. Selanjutnya peneliti

menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian yag

dilakukan, kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi

responden dengan menandatangai informend concent dan memberikan kuesioner untuk

mengidentifikasi data dan pengetahuan ibu PUS yang bukan peserta klien KB aktif

tentang alat kontrasepsi, kemudian responden dipersilahkan untuk mengisi kuesioner

yang telah dipersiapkan, kemudian mengumpulkan data yang telah isi dan diperiksa

kelengkapan data bila terdapat data yang kurang maka dilakukan pendataan ulang

kepada responden yang sama. Kemudian data dianalisa dan ditabulasikan didalam tabel

(44)

Pengumpulan data ini dibantu oleh bidan yang telah diberi bimbingan dalam

melakukan pengumpulan data, di Desa Sambirejo terdapat 7 dusun, kemudian dibagi

menjadi 2 bagian, dimana pada dusun 1 – 3 dikumpulkan data oleh bidan yang telah

diberi bimbingan, jumlah responden yang diambil sebanyak 40 responden kesetiap

rumah, dan pada dusun 4-7 dikumpulkan data oleh peneliti sendiri dimana jumlah

responden yang diambil sebanyak 58 responden ke setiap rumah.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan mengelompokkan data kategorik yaitu usia,

paritas, pendidikan, pendapatan dan suku seta sumber informasi tentang alat kontrasepsi,

dengan menggunakan komputerisasi dan program SPSS dengan langkah secara univariat

dimana analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik masing-masing

variabel yang diteliti. Karakteristik variabel dijelaskan sesuai dengan skala pengukuran.

Data yang bersifat kategorik yaitu untuk mencari frekuensi dan hasil data yang diperoleh

(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tetang pengetahuan PUS yang

bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec Binjai, Kab

langkat 2009. Jumlah responden adalah 98 orang yang termasuk kedalam kriteria.

Responden menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner terdiri atas tiga

bagain yaitu bagian pertama adalah data demografi, bagian kedua adalah pertanyaan

terbuka dan bagian ketiga adalah pertanyaan berisi tentang pengetahuan PUS yang

bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi. berjumlah 42 pertanyaan dengan pilihan

jawaban adalah pilihan ganda.

Analisa Univariat

Analisa ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing – masing

variable yang diteliti. Yakni pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat

kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec Binjai, Kab langkat 2009. Data yang bersifat

(46)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi PUS Yang Bukan Klie KB Aktif di

Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009

No Usia Frekuensi Persentasi

%

No Paritas Frekuensi Persentasi

%

No Pendidikan Frekuensi Persentasi

%

No Pendapatan Frekuensi Persentasi

%

No Suku Frekuensi Persentasi

(47)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 20–25

tahun sebanyak 40 responden (40,8%). Berdasarkan paritas mayoritas responden

mempunyai anak sebanyak 1 – 2 orang yaitu 36 responden (36,7 %). Berdasarkan

pendidikan mayoritas responden adalah SMP sebanyak 45 responden (45,9%).

Berdasarkan pendapatan mayoritas responden mempunyai pendapatan < Rp. 500.000

sebanyak 57 responden (58,2 %). Berdasarkan suku mayoritas responden adalah jawa

sebanyak 80 responden ( 81,6 %).

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan sumber informasi mengenai alat kontrasepsi

di Desa Sambirejo Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009

No Sumber informasi Frekuensi Persentasi

1.

Dari tabel diatas diperoleh bahwa mayoritas responden mendapatkan

informasi tentang alat kontrasepsi melalui masyarakat sebanyak 37 responden (37.8 %).

Sedangkan informasi tentang alat kontrasepsi yang paling sedikit adalah melalui telepisi

(48)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang

alat kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap

di Desa Sambirejo Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi %

(49)

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup sebanyak 64 responden (65,3%) tentang kontrasepsi pil,

Berdasarkan table diatas maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan

cukup sebanyak 52 responden (53,1%) tentang kontrasepsi suntik, Berdasarkan tabel

diatas maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak

52 responden (53,1%) tentang kontrasepsi susuk, Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 56 responden (57,1%),

dan berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responde berpengeahuan

kurang 56 responden (57,1%) tentang kontrasepsi mantap.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang

alat kontrasepsi di Desa Sambirejo

Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009

No Pengetahuan Frekuensi Persentasi

(50)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup tentang alat kontrasepsi sebanyak 71 responden (72,4 %),

responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 24 responden (24,5 %) sedangkan

responden yang berpengetahuan baik sangat sedikit, sebanyak 3 responden (3,1 %).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi berdasarkan karakteristik.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas responden berusia 20-25

tahun sebanyak 40 responden (40,8 %), jumlah paritas 1-2 anak sebanyak 36

responden ( 36,07 %), berpendidikan SMP 45 responden (45,9 %), responden

berpenghasilan <Rp. 500.000 sebanyak 57 responden (58,2 %), dan responden

mayoritas besuku kebangsaan jawa sebanyak 80 (81,6 %).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kundi Ardiayan tahuan 2005

di Kelurahan Sumbersari Kab. Jember periode 2004-2005 mengatakan bahwa

pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi dapat dipengaharui oleh usia, jumlah

paritas, pendidikan, penghasilan dan suku kebangsaan. Dimana semakin tua usia

PUS, jumlah anak semakin banyak, pendidikan yang makin tinggi dan pengahasilan

PUS yang lebih baik maka semakin baik pula pengetahuannya, serta suku

kebangsaan yang tidak terlalu primitif maka pengetahuan PUS tentang alat

kontrasepsi akan semakin baik.

(51)

2. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif berdasarkan sumber informasi mengenai alat kontrasepsi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sumber informasi yang

diterima oleh responden mayoritas diperoleh dari masyarakat 37 responden (37,8 %),

dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayan tahun 2008 di Puskesmas

Harapan Raya Riau bahwa banyaknya anggapan yang salah tentang alat kontrasepsi,

hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber informasi yang diperoleh oleh PUS

misalnya tidak dijumpai adanya media informasi yang lebih akurat seperti poster

atau dilakukannya penyuluhan tentang alat kontrasepsi.

Oleh sebab itu maka dapat disimpilkan bahwa sumber informasi tentang alat

kontrasepsi sebaiknya diperoleh dari sumber yang akurat dan jelas, jika sumber

informasi semakin banyak dan terpercaya maka semakin baik pengetahuan PUS

tentang alat kontrasepsi.

3. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif berdasarkan alat kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap.

Dari hasil penelitian maka diperoleh bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup pada pertanyaan tentang kontrasepsi pil sebanyak 64

responden (65,3 %), suntik sebanyak 52 responden (53,1 %) dan kontrasepsi susuk

sebanyak 52 responden (53,1 %). Sedangkan pertanyaan tentang kontrasepsi IUD

dan kontap responden mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 56 responde

(52)

Menurut pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa dari 6 tingkatan pengetahuan,

yang paling dasar adalah “tahu” yaitu mengingat kembali terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima.

Sesuai dengan teori diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan merupakan tingkat

penilaiana dasar dari kognitif yang bertujuan hanya untuk mengingat dari apa yang

telah diketahuinya oleh sebab itu maka dapat diukur pengetahuan PUS tentang alat

kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap melalui kuesioner yang telah

diberikan kepada responden, maka bila pengetahuan responden tentang setiap aitem

pertanyaan yang diajukan berbeda, hal ini sebabkan oleh seberapa kuat ingatan

responden tentang alat kontrasepsi.

4. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi

adalah cukup sebanyak 71 responden (72,4 %).

Pengetahuan adalah merupakan hasil “ tau “ dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan melalui panca indra manusia yaini penglihatan,

pendengaran, penciuman dan rasa. Maka pengetahuan merupakan hal yang sangt

penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. ( Notoatmodjo, 2003 ).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kundi Ardiyan tahun

2005 di Kelurahan Sumbersari Kab. Jember periode 2004 – 2005 didapatkan

(53)

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang saya peroleh, terlihat bahwa

hasil penelitian saya mengenai pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi,

responden berpengetahuan cukup hal ini sebabkan oleh perbedaan tingkat

pendidikan responden yang mayoritas berpendidikan SMP sebanyak 45

responden (45,9 %), pendapatan responden yang minim sebesar Rp.< 500.000

sebanyak 57 responden (58,2 %) dan lokasi penelitian yang berbeda, yang

(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian sesuai dengan karakteristik responden maka didapatkan

berdasarkan usia yaitu mayoritas responden berusia 20-25 tahu sebanyak 40 responden

(40,8 %). Berdasarkan paritas, mayoritas responden memiliki paritas 1-2 orang sebanyak

36 responden (36,7 %). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan

SMP sebanyak 45 responden (45,9 %). Berdasarkan pendapatan mayoritas responden

berpendapatan <Rp.500.000 perbulan sebanyak 57 responden (58,2 %). Berdasarkan

suku kebangsaan mayoritas responden bersuku kebangsaan jawa sebanyak 80 (81,6 %).

Berdasarkan sumber informasi mayoritas responden memperoleh informasi tentang alat

kontrasepsi dari masyarakat sebanyak 37 responden (37,8 %).

Hasil penelitian ini dapat dimpulkan bahwa pengetahuan responden cukup

tentang alat kontrasepsi pil, suntik dan susuk dimana jumlah responden yang

berpengetahuan cukup adalah 64 responden (65,3 %) tentang kontrasepsi pil, 52

responden (53,1 %) tentang alat kontrasepsi suntik dan 52 responden 953,1 %) tentang

kontrasepsi susuk sedangkan responden yang berpengetahuan kurang tentang alat

kontrasepsi IUD dan kontap dimana jumlah responden yang berpengetahuan kurang

sebanyak 56 (57,24 %) tentang alat kontrasepsi IUD dan 56 responden (57,1 % )

(55)

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan PUS yang bukan klien KB

aktif tentang alat kontrasepsi secara keseluruhan adalah cukup sebanyak 71 responden

(72,4 5).

B. Saran

1 Diharapkan kepada bidan praktek swasta untuk memberikan informasi yang jelas

tentang alat kontrasepsi pada setiap klien KB yang baru sehingga klien KB yang

baru berminat dan memilih kontrasepsi yang cocok untuk dirinya

2 Diharapkan kepada Puskesma Sambirejo dapat melakukan penyuluhan kepada

masyarakat tentang alat kontrasepsi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan

masyakat di Desa sambirejo tentang alat kontrasepsi.

3. Pada waktu yang akan datang, diharapkan akan terus ada penelitian yang lebih

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Agritubella, Syafrisal meri, (2007) Family planning

Aulia, (2007), welcome to family planning and healty reproductive, plus important

Information.

Bruns, august. A (2000), Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan, Yogyakarta,

Yayasan Essentia.

Everett, Suzanne, (2007), Buku Saju Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual, Jakarta, EGC.

Glasier, Anna, (2005), Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta, EGC.

Hanifa, Winkknjoastro, (1999), Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.

Helen, Varney, (2001) Buku Saku Bidan, Jakarta, EGC.

Koblin, Maege, (2000), the Women : A global persevtive, Jakarta, Gajjah Mada

University Press.

LSKR, the Institute for equality action and reflection studies, ( 2005 ), Mediacamp

Machfoedz, Ircham, (2008), Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan,

Kebidanan dan Kedokteran, Yogyakarta, Fitra Maya.

Manuaba, Ida ayu chananita , (2008), Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri

Sosial untuk Profesi bidan, Jakarta, EGC.

Manuaba, Ida bagus gde, (1998), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta, EGC.

Notoatmojdo, Soekidjdo, (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka

Cipta.

(57)

Prasetyo, Bambang, ( 2005 ), Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi,

Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada.

Saifuddin, ( 2003 ), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, BKKBN,

Depkes.

Sastroasmoro, Sudigdo, ( 2006 ), Dasar – dasar Metodelogi Penelitian Klinis, Jakarta,

Sagung.

Speroff, Leon, ( 2003 ), Pedoman Klinis Kontrasepsi, Jakarta, EGC.

Suyono, Haryono, ( 2004 ), Memantapkan Strategi Pengembangan Program KB, SKDI.

Yayan, 2008, Peningkatan Mutu Keluarga Berencana di Puskesmas Harapan Raya

Riau, http://www.google.com, diperoleh tanggal (04 juni 2009).

Rian,2008, Peningkatan Program Keluarga Berencana di RW 03 Kelurahan Tanjung

Duren Utara, Kec. Grogol, Jakarta, http://www.google.com, diperoleh tanggal (04

(58)

No responden…..

Diisi oleh peneliti

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta beri

tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang benar, kuesioner yang telah disediakan.

Karakteristik Responden

1. 1. Usia : tahun

2. Paritas : kali

3. Pendidikan :

a. SMP

b. SMa

c. Diploma

d. Sarjana

4. Pendapatan :

a. <Rp. 500.000

b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

c. > Rp. 1.000.00

5. Suku :

a. Jawa

b. Batak

c. karo

(59)

Pertayaan terbuka

1. apakah ibu pernah mendengar tentang KB ?

2. Dari mana ibu mendengar atau mengetahui tentang alat kontrasepsi ?

Pertanyaan Pengetahuan Tentang Alat kontrasepsi

1. Menurut ibu yang dimaksud dengan keluarga berencana adalah

a. Usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan

dengan memakai kontrasepsi.

b. Usaha menjarangkan kehamilan untuk mencapai keluarga sejahtera

c. Usaha untuk menunda kehamilan

2. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan kontrasepsi

a. Suatu metode yang dipakai untuk menunda kehamilan

b. Suatu metode yang digunakan untuk menjaga kesehatan reproduksi

c. Suatu metode yang digunakan untuk mencapai keluarga sejahtera

3. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi Pil ?

a. Kontrasepsi yang berbentuk pil, yang terdiri dari 21 sampai 28 tablet.

b. Kontrasepsi yang dimasukkan kedalam tubuh melalui anal

c. Kontrasepsi yang dimasukkan kedalam tubuh melalui bawah kulit

4. Jenis – jenis kontrasepai Pil, yaitu….

a. Ekskluton dan mikrodiol

b. Cyklupen dan depoprovera

(60)

5. Apa keuntungan menggunakan kontrasepsi pil ?

a. Dapat mengurangi perdarahan

b. Melindungi terhadap penyakit kanker rahim

c. Dapat menyebabkan terjadinya radang panggul

6. Apa kerugian menggunakan kontrasepsi pil ?

a. Dapat diandalkan jika pemakaiannya teratur.

b. Pusing, mual dan menyebabkan perdarahan yang banyak

c. Efektikitasnya berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat yang

menginduksi enzim hati

7. Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi pil ?

a. Ibu yang berusia reproduksi dan ibu yang sedang memberikan asi eksklusif

b. Ibu yang berusia reproduksi dan sudah mempunyai anak

c. Ibu yang menderita diabetes berat

8. Ibu yang bagaimana, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil ?

a. Ibu yang menderita radang panggul

b. Ibu yang dicurigai hamil

c. Ibu perokok dengan usia 35 tahun

9. Apa efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi pil ?

a. Meningkatkan resiko penyakit menular seksual

b. Mengganggu pemberian asi eksklusif

(61)

10.bagaimana cara pemakaian kontrasepsi pil ?

a. Diminum pada saat hari ke 5 siklus haid

b. Disuntik setiap bulan

c. Dimasukkan kedalam rahim oleh tenaga kesehatan

11.Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi suntik ?

a. Kontrasepsi wanita yang dimasukkan melalui anal

b. Kontrasepsi wanita yang disuntikkan setiap bulannya

c. Kontrasepsi wanita yang dimasukkan kedalam bawah kulit

12.Ada berapa jenis kontrasepsi suntik ?

a. Depopropera dan syclopen

b. Mikrodiol dan ekskluton

c. Nova T dan Copper T

13.Apa keuntungan menggunakan kontrasepsi suntik ?

a. Tidak menggagu pengeluaran asi dan tinggkat keefektivitasnya tinggi

b. Dapat meningkatkan perdarahan

c. Penyakit infeksi dapat meningkat

14.Apa kerugian menggunakan kontrasepsi suntik ?

a. Perdarahan tidak teratur

b. Dapat meningkatkan kehamilan diluar kandungan

c. Dapat menyebabkan nyeri haid yang hebat

15.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi suntik ?

a. Ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon

b. Ibu yang menyusui, perokok

(62)

16.Ibu yang bagaimana, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik ?

a. Ibu yang sedang menyusui asi eksklusif

b. Ibu yang menderita radng panggul

c. Ibu yang menderita diabetes militus yang disertai komplikasi

17.Apa efek samping penggunaan kontrasepsi suntik ?

a. Sakit kepala, berat badan meningkat

b. Dapat meningkatkan kehamilan diluar kandung

c. Dapat meningkatkan keguguran

18.Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi suntik ?

a. Diminum pada hari ke 5 siklus haid

b. Dilakukan pada saat operasi secaria

c. Diberikan pada hari 5 haid pertama, setiap 12 minggu

19.Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi susuk ?

a. Alat kontrasepsi yang dimasukkan melalui rahim

b. Alat kontrasepsi yang dilakukan dengan operasi

c. Alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit

20.Ada berapa jenis alat kontrasepai susuk ?

a. Norplan dan Implanon

b. Depoprovera dan syclopen

c. Nova T dan copper T

21.Apa keuntungan penggunaan kontrasepsi susuk ?

a. Dapat dipakai selama 5 tahun

b. Biaya mahal

(63)

22.Apa kerugian penggunaan kontrasepsi susuk ?

a. Dapat meningkatkan hypertensi

b. Dapat menyebabkan keguguran

c. Dapat terjadi perdarahan spoting, menimbulkan jerawat

23.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakankontrasepsi susuk ?

a. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang

b. Wanita yang kegemukan

c. Wanita yang mempunyai penyakit hati

24.Ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi susuk adalah…

a. Ibu yang hamil dan tidak diketahui penyebabnya

b. Ibu yang menyusui

c. Ibu yang post keguguran

25.Apa efek samping penggunaan kontrasepsi susuk ?

a. Nyeri, gatal, atau terjadi infeksi pada tempat pemasangan

b. Menimbulkan penyakit hati

c. Meningkatkan penyakit menular seksual

26.Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi susuk ?

a. Dimasukkan kedalam rahim ibu

b. Dimasukkan melalui bawah kulit

c. Dimasukkan melaui mulut

27.Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi spiral ( IUD )?

a. Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkn kedalam rahim

b. Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan melalui suntikan

(64)

28.Ada berapa jenis kontrasepsi spral ?

a. 6 macam

b. 3 macam

c. 5 macam

29.Apa keuntungan penggunaan kontrasepsi spiral ?

a. Merupakan kontrasepsi jangka panjang, pemakaian selam 8 – 10 tahun

b. Dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan

c. Dapat mempengaruhi hubungan seksual

30.Apa kerugian penggunaan kontrasepsi spiral ?

a. Mentruasi yang lama dan lebih banyak

b. Dapat meningkat berat badan

c. Menimbulkan pusing dan mual

31.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi spiral ?

a. Ibu yang tidak cocok dengan kontrasepsi hormon

b. Ibu yang menderita infeksi lat genitalia

c. Ibu yang mengalami perdarahan yang tidak jelas

32.Ibu yang bagiamana, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi spiral

a. Ibu yang sedang menyusui

b. Ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi hormonal

c. Ibu yang menderita infekasi rahim

33.Apa efek samping dari penggunaan kontrasepsi spiral ?

a. Dapat menimbulkan perasaan mual dan muntah

b. Dapat menyebabkan radang panggul

(65)

34.Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi spiral ?

a. Dimasukkan kedalam rahim ibu

b. Dimasukkan melalui bawah kulit

c. Dimasukkan melaui mulut

35.Apa yang dimasud dengan kontrasepsi mantap ?

a. Alat kontrasepsi yang permanen

b. Alat kontrasepsi yang masa pemakaiannya 5-7 tahun

c. Alat kontrasepsi yang masa pemakaiannya 10 tahun

36.Ada berapa macam kontrasepsi mantap

a. 1 b. 2 c. 3

37.Apa keuntungan penggunaan kontrasepsi mantap ?

a. Efektivitas tinggi, permanent

b. Biaya cukup murah

c. Tidak memerlukan kontrol medis

38.Apa kerugian penggunaan kontrasepsi mantap ?

a. Dapat melibatkan prosedur pembedahan dan obat bius

b. Dapat menyebabkan perdarahan yang lama

c. Dapat menyebabkan berat badan meningkat

39.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi mantap ?

a. Ibu yang tidak menginginkan anak lagi

b. Ibu yang sedang menderita penyakit kronis

(66)

40.Ibu yang bagaiaman, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi mantap ?

a. Ibu yang masih mempunyai hanya satu orang anak

b. Ibu yang sudah mempunyai anak lebih dari 3 orang

c. Ibu yang mempunyai penyakit psikis

41.Apa efek samping kontrasepsi mantap ?

a. terjadinya infeksi

b. Terjadi kehamilan saat menggunakan alat kontrasepsi

c. Menyebabkan radang panggul

42. Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi mantap ?

a. Dimasukkan kedalam rahim ibu

b. Dimasukkan melalui bawah kulit

(67)

FORMAT CONTEN VALIDITI ISI

Nama : Fitri Anggriani

Nim : 085102026

Judul : Pengetahuan PUS yang bukan akseptor KB Aktif Tentang Alat

Kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009

Dengan ini dinyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan content

validiti isi pada dokter spesialis

Medan, Februari 2009

( Dr. Ichwanul Adenin, SpOG )

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan sumber informasi mengenai alat kontrasepsi
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kemitraan berjalan dengan beberapa kendala teknis, persepsi petani terhadap kinerja kemitraan antara Gapoktan Tani Maju

Siklus regeneratif menggunakan uap yang diekstraksi dari turbin untuk memanaskan fluida kerja pada tingkat keadaan cair jenuh yang dipompakan menuju boiler,

Pertama, melakukan perhitungan daya dukung tanah dengan menggunakan metode Terzaghi dan Tomlinson yang menggunakan data-data dari pengujian laboratorium.Untuk

pejabat yang jenjangnya lebih tinggi. 3) Pedoman berdasarkan jenis peraturan dan prosedur yang dibutuhkan untuk melakukan uraian pekerjaan serta pertimbangan yang diperlukan. 4)

Adapun saran yang ingin dikemukakan penulis sehubung dengan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman pisang, diharapkan dapat bermanfaat bagi masarakat

Pada tabel 3.33 dan 3.40 akan menggambarkan mengenai hambatan waktu yang ditemui oleh lansia Kota Surabaya pada saat memenuhi kebutuhan informasinya, yang berisi

ad* b)» Xalau kita baoa bunyi dari paoal 1601 b Btff maka da* patlah kita oimpulkon batata, oobelum waktu yang di- perjanjikan dalaa suatu porjanjian pemborongan itu habio,

Adapun implikasi penelitian ini perlunya pihak lembaga memaksimalkan peran lembaga PBB sehingga tidak hanya terbatas pada pelaksanaan matrikulasi seperti yang ada