PENGETAHUAN PUS YANG BUKAN AKSEPTOR KB AKTIF TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI DESA SAMBIREJO
KEC. BINJAI, KAB. LANGKAT TAHUN 2009
FITRI ANGGRIANI NIM : 085102026
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI
NAMA : FITRI ANGGRIANI
NIM : O85102026
JUDUL : PENGETAHUAN PUS YANG BUKAN KLIEN KB AKTIF
TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI DESA SAMBIREJO, KEC.
BINJAI, KAB. LANGKAT TAHUN 2009
Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk mengikuti ujian sidang
Karya Tulis Ilmiah.
Medan, ……….. 2009
Pembimbing
(Ir. Dwi Lindarto. MT)
Judul : Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Smbirejo Kec. Binjai. Kab. Langkat tahun 2009
Nama : Fitri Anggriani
Nim : 085102026
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik
Pembimbing Penguji
...……….. ………..Penguji I
(Ir. Dwi Lindarto.MT) (Nur Asnah Sitohang,S.Kep,Ns,M.Kep)
………Penguji II
(dr. Christoffel L Tobing SpOG(K))
……….Penguji III
(Ir. Dwi Lindarto.MT)
Program Studi D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik
……… ……….
(Nur Asnah Sitohang,S.Kep,Ns,M.Kep) (dr. Muniarti Manik ,MSc,SpKK)
Nip: 132.299.794 Nip : 130.810.210
Koordinator Ketua Pelaksana
PERSETUJUAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
NAMA : FITRI ANGGRIANI
NIM : O85102026
JUDUL : PENGETAHUAN PUS YANG BUKAN KLIEN KB AKTIF
TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI DESA SAMBIREJO, KEC.
BINJAI, KAB. LANGKAT TAHUN 2009
Telah disetujui untuk melaksanakan penelitian
Medan, ………2009
Pembimbing
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi responden Berdasarkan data demografi PU yang bukan klien KB
aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Sambirejo Kec. Binjai, Kab. Langkat
tahun 2009. ... 32
Table 5.2. Distribusi sumber informasi mengenai alat kontrasepsi di Desa Sambireji
Kec. Binja, Kab. Langkata tahun 2009. ... 33
Table 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan PUS yang bukan klien KB
aktif tentang alat kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap di Desa
Sambireji Kec. Binja, Kab. Langkata tahun 2009. ... 34
Table 5.4. Distribusi responden berdasrakan pengetahuan PUS yang bukan klien KB
aktif tentang alat kontrasepsi Desa Sambireji Kec. Binja, Kab. Langkata
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi
2. Jadwal Kegiatan
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Izin Kelurahan
5. Surat Selesai Penelitian
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “ Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Samberejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat tahun 2009“ yang merupakan tugas akhir studi program D – IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, dan
dapat berhasil berkat sumbangan jasa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Guslihan dasa Tjipta, SpA (K ), Ketua Departemen Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Murniati Manik, Msc, SpKK, selaku ketua program D – IV Bidan Pendidik FK
USU.
3. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, MKep, selaku coordinator program D – IV Bidan
Pendidik dan selaku penguji I yang telah memberikan pengarahan kepada penulis
untuk menyusun karya tulis ilmiah ini.
4. Dr. Cristoffel L.Tobing, SPOG. ( K ) selaku penguji II yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini
5. Ir. Dwi Lindarto, MT, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan karya tulis ilmiah
6. Kepala Puskesma Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab Langkat.
7. Bapak dan ibu yang selalu menjadi tempat inspirasi dan sebagai pelita hidup
penulis sehingga penulis selalu bersemangat dalam belajar dan menjalani hidup
8. Ibu Murni yang selalu membantu penulis dalam menghadapi setiap masalah dan
memberi nasehat kepada penulis
9. Spesial untuk seseorang yang penulis sayangi, selalu memberi semangat dan
menemani penulis dalam suka dan duka, terima kasih sayang.
10.Seluruh teman-teman D-IV angkatan VIII yang juga berperan serta membantu
dalam penysusunan karya tulis ilmiah ini. Dan terima kasi atas semua
dukungannya.
Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan nasehat dan
sarannya agar karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik lagi. Atas nasehat dan saran
pembaca, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, 12 Juni 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR SKEMA ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Kontrasepsi ... 5
B. Tujuan kontrasepsi ... 5
C. Jenis – jenis kontrasepsi ... 5
1. Kontrasepsi Pil ... 5
2. Kontrasepsi Suntik ... 8
3. Kontrasepsi Susuk ... 11
4. Kontrasepsi IUD... 14
BAB III. KERANGKA KONSEP ... 22
A. Kerangka Konsep ... 22
B. Defenisi Operasional ... 23
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 25
C. Tempat Penelitian ... 27
D. Waktu Penelitian ... 27
E. Etik Penelitian ... 27
F. Instrument Penelitian ... 28
G. Prosedur Pungumpulan Data ... 29
H. Aanalisa Data ... 30
BAB V. HASI DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil ... 31
B. Pembahasan ... 36
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 41
D-IV Bidan Pendidik
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Fitri Anggriani IM : 085102026
Pengetahuan PUS yang Bukan Klien KB Aktif Tentang Alat Kontrasepsi Di Desa Sambirejo. Kec Binjai. Kab Langkat
Tahun 2009 ABSTRAK
xi+ 41 halaman + 4 tabel +1 skema + 10 lampiran
Diperkirakan jumlah PUS di Indonesia sekitar 42 juta orang sedangkan pemakaian metode kontrasepsi hanya 60 % dari jumlah seluruhnya. Ditinjau dati fakta sebenarnya jumlah ini cukup melampaui akan tetapi kenyataan jumlah pertumbuhan penduduk sekitar 1,95 per tahun. Bila jumlah ini tidak ditekan maka jumlah penduduk akan menjdi dua kali lipat. Oleh sebab itu, maka pemerintah berupaya keras untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran melalui kebijakan dengan menggalakkan program KB dan peningkatan pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa sambirejo. Kec. Binjai. Kab Langkat tahun 2009. Desain penelotian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data awal pada tahun 2007 dan november 2008 menunjukkan 599 populasi. Tehnik pengambilan sampel adalah simpel random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang. Hasil penelitian ini diperoleh mayoritas responden berusia 20 – 25 tahun sebanyak 40 responde (40,8%). Berdasarkan paritas mayoritas berjumlah 1-2 orang sebanyak 36 responde (6,7%).pendidikkan mayoritas SMP sebanyak 45 responde (45,9%). Pendapatan mayoritas Rp. < 500.000 sebanyak 57 responde (58,2%). Suku mayotitas jawa sebanyak 80 responde (81,6%). Dan berdasarkan sumber informasi yang didapat mengenai alat kontrasepsi mayoritas dari masyarakat sebanyak 37 responde (37,8%). Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 71 responde (72,4%). Direkomendasikan agar penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pelayananan kebidanan dalam memberikan pelayanan pada PUS yang buka akseptor KB tentang alat kontrasepsi.
Daftar Pustaka : 21 ( 1998 – 2008 )
D-IV Bidan Pendidik
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Nama : Fitri Anggriani IM : 085102026
Pengetahuan PUS yang Bukan Klien KB Aktif Tentang Alat Kontrasepsi Di Desa Sambirejo. Kec Binjai. Kab Langkat
Tahun 2009 ABSTRAK
xi+ 41 halaman + 4 tabel +1 skema + 10 lampiran
Diperkirakan jumlah PUS di Indonesia sekitar 42 juta orang sedangkan pemakaian metode kontrasepsi hanya 60 % dari jumlah seluruhnya. Ditinjau dati fakta sebenarnya jumlah ini cukup melampaui akan tetapi kenyataan jumlah pertumbuhan penduduk sekitar 1,95 per tahun. Bila jumlah ini tidak ditekan maka jumlah penduduk akan menjdi dua kali lipat. Oleh sebab itu, maka pemerintah berupaya keras untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran melalui kebijakan dengan menggalakkan program KB dan peningkatan pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa sambirejo. Kec. Binjai. Kab Langkat tahun 2009. Desain penelotian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional, dimana hasil survey data awal pada tahun 2007 dan november 2008 menunjukkan 599 populasi. Tehnik pengambilan sampel adalah simpel random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang. Hasil penelitian ini diperoleh mayoritas responden berusia 20 – 25 tahun sebanyak 40 responde (40,8%). Berdasarkan paritas mayoritas berjumlah 1-2 orang sebanyak 36 responde (6,7%).pendidikkan mayoritas SMP sebanyak 45 responde (45,9%). Pendapatan mayoritas Rp. < 500.000 sebanyak 57 responde (58,2%). Suku mayotitas jawa sebanyak 80 responde (81,6%). Dan berdasarkan sumber informasi yang didapat mengenai alat kontrasepsi mayoritas dari masyarakat sebanyak 37 responde (37,8%). Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 71 responde (72,4%). Direkomendasikan agar penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pelayananan kebidanan dalam memberikan pelayanan pada PUS yang buka akseptor KB tentang alat kontrasepsi.
Daftar Pustaka : 21 ( 1998 – 2008 )
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kependudukan masih merupakan tantangan cukup berat bagi
pembangunan Indonesia dewasa ini, dengan tingkat pertambahan penduduk yang
mencapai 1,5%, diperkirakan jumlah pertambahan penduduk mencapai 3,04 juta jiwa
pertahun. Diperkirakan jumlah PUS di Indonesia sekitar 42 juta orang sedangkan
pemakaian metode KB hanya 60% dari seluruhnya. Ditinjau dari fakta, sebenarnya
jumlah ini sudah cukup melampaui fase transisi tetapi kenyataannya pertumbuhan
penduduk di Indonesia sekitar 1,95 per tahun. Bila jumlah ini tidak dapat ditekan atau
dikendalikan dalam waktu 57 sampai 60 tahun penduduk Indonesia akan menjadi dua
kali lipat yaitu sekitar 425 – 450 juta orang. ( Manuaba.2008. hlm 221 ).
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, pemerintah berupaya keras untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran melalui
kebijakan dengan menggalakkan program KB nasional dan peningkatan pelayanan
fasilitas kesehatan yang berkualitas. Program KB ini mempunyai visi mewujudkan
NKKBS dan telah dirubah menjadi keluarga berkualitas tahun 2015 sehingga melaui
program KB ini dapat dilakakukan penelitian pelayanan KB berkualitas dengan
mengikut sertakan penilaian terhadap PUS yang bukan akseptor KB dengan menitik
beratkan pada strategi agar pelayanan lebih mudah diperoleh dan diterima oleh PUS
sehingga PUS tertarik untuk menjadi akseptor KB. Program pemerintah yang sedang
KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi . Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan, alat kontarsepsi yang sedang digalakkan dalam program
pemerintah adalah Pil, Suntik, Implan, IUD dan Kontap
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sambirejo jumlah PUS sebanyak
950, pada tahun 2007 sampai November 2008, peserta KB aktif berjumlah 351 orang,
kontrasepsi yang digunakan oleh PUS adalah Pil 167 orang, Suntik 146 orang, Implant
16 orang , IUD 6 orang, Kondom 11 orang dan Kontap 5 orang , sedangkan PUS yang
bukan peserta KB 599 orang. dimana Puskesma ini memiliki 7 dusun. Dengan jumlah
KK ( kepala keluarga ) 1574 orang.
Menurut Manuaba 200, minimnya pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi dapat
menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak teratur dan banyak PUS yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini secra tidak langsung akan berdampak terhadap
peningkatan angka kematian ibu hamil, bersalin, angka kehamilan yang tidak
diinginkan, dan gangguan kesehatan akibat efek samping kontrasepsi. Pencapaian
peserta KB 50% Pus merupakan masa transisi, sedangkan bila mencapai 70-75% baru
akan berarti dalam upaya pengaturan kelahiran dan jumlah yang dapat diatasai oleh
pertumbuhan ekonomi.
Dari uaraian diatas, dapat dilihat PUS yang bukan peserta KB aktif sangat tinggi.
Oleh sebab itu, peneliti ingin mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB
aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat tahun 2009
Bagaimanakah pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat
kontrasepsi .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang
alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab Langkat tahun 2009
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik PUS yang bukan klien KB aktif
tentang alat kontrasepsi.
b. Untuk mengidentifikasi sumber informasi tentang alat kontrasepsi
c. Untuk memperoleh pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif mengenai
kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap
D. Manfaat
Sebagai informasi bagi bidan praktek swasta sehingga bidan praktek swasta
dapat menjelaskan tentang alat kontrasepsi kepada PUS yang ingin
menggunakan alat kontrasepsi.
2. Bagi Puskemas
Sebagai informasi kepada puskesmas sehingga puskesmas dapat mengetahui
tentang pengetahuan masyarakata mengenai alat konrasepsi sehingga puskesma
dapat memberikan penhyuluhan tentang alat kontrasepsi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai data awal untul peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Kontrasepsi
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan
jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri. ( Hanafi. 2003. hlm 879 ).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang
digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. ( Hanifa. 2003.
hlm 905 dan Manuaba. 2008. hlm. 218 ).
B. Tujuan kontrasepsi
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta mencapai
keluarga yang sejahtera.
C. Jenis – jenis kontrasepsi 1. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita,
berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil
Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan,
kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat
menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.
Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama 2,7 5
di Indonesia. ( Pendit, 2006, hlm. 22 )
a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon.
Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon ( Saifuddin. 2003. hlm. MK – 27 ).
b. Efektivitas
pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah
kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih
c. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan jika
pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia,
mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap kanker
endometrium dan ovarium.
d. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur,
cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular,
peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang merokok
pada usia 35 atahun. ( Everett, 2007. hlm 119 ).
e. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki
anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus
haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. ( Sifuddin. 2003. hlm MK-29 ).
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil,
perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi, depresi
berat dan obesitas. ( Everett, 2007. hlm. 120 ).
g. Mekanisme Kerja
mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing
hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi
luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan tidak
adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium
mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang,
sehingga penetrasi sperma menurun (Siswosudarmo,et al, 2001.hlm.15).
h. Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat badan,
perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. ( Hanifa. 1999. hlm
919 ).
i.Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid, dapat
juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar
mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet.
(Hanifa. 1999.hlm 919 ).
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone
dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang sebulan sekali ( syclopen )
dan suntik 3 bulan sekali ( depo propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan
suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan
teratur dan jarang menyebabkan spoting. (Pendit. 2006, hlm 30 ).
a. Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam mencegah
kehamilan. Dan tinggat kegagalannya sangat kecil. Keefektifannya 0,1 – 0,4
kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian.
b. Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya berkurang bila
digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor
hati. ( Saifuddin. 2003. hlm MK – 33 ).
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8 sampai
12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu pengeluaran
pengeluaran asi. ( Manuaba. 1998. hlm 445 ).
d. Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak, ibu
yang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan ibu yang
sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. ( Saifuddi. 2003. hlm. MK – 42 ).
Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan yang
belum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang menderita
diabetes militus disertai komplikasi.
e. Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi, berat
f. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH dan
LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi
sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana endometrium sehingga tidak
sempurna untuk implantasi hasil konsepsi
g. Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi
progesteron asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12 minggu.
Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg setiap 8
minggu. syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu. ( Everett. 2007.
hlm. 170 ).
h. Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat dilakukan
segera setelah post partum, setelah post abortus :
Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertma haid, tidak dibutuhkan
kontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu.
Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsi
tambahan setelah itu diberikan setiap 8 minggu.
Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu ( Everett. 2007. hlm
3. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang
memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 5
tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif
bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen. (Hanifa. 1999.
hlm 922 ).
a. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah
serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan.
Dengan konsep kerjanya adalah progesteron dapat mengahalangi pengeluaran
LH sehingga tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidak
siap menjadi tempat nidasi.
b. Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik lembut
berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan
36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu
batabg putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm,
yang di isi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedena
dan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control medis
ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu tingggi, biaya
ringan.. ( Manuaba 1999. hlm 446 ).
d. Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak, meningkatnya
jumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan acne, dan
membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan membukanya.
e. Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang ingin
kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang
tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan
depresi. ( Everett. 2007. hlm. 182 ).
g. Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada tempat
pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat badan,
h. Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap saat
selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7
hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu
memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan
implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus
haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. ( Hanifa. 1999 ).
i. Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
1. Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien membersihkan
lengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang digunakan.
2. Gunakan cara pencegahan infeksi
3. Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan siku di
daerah media lengan
4. Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil, hanya
sekedar menembus kulit.
5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
6. Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai semu
implant masuk kedalam bawah kulit.
8. Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi dengan
bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. ( Sifuddin. 2003. hlm
PK-18).
j. Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
1. Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
2. Suntikkan lidocain 5cc.
3. Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul implant.
4. Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
5. Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
6. Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
7. Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan atau
lebar agar tidak terjadi perdarahan. ( Manuaba. 1999. hlm. 448 ).
2. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. ( Burns. 2000. hlm 311 ).
IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang megandung
tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan merupakan kontrasepsi
jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yang
lama dan kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006.
a. Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003. hlm 205 0 jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippes
lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang
berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga
memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang berbentuk
mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnya
dan berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat
tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah.
Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada
lengan vertical.
b. Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003. MK- 73 dan V Taree. 2007 keuntungan pemakaian
kontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka
panjang, tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan
cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di pasang segera setelah melahirkan.
Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap
resiko kehamilan.
Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal, yaitu : Sangat efektif
0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian. IUD
dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang ( 8 – 10 tahun
pemakaian ). Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Tidak ada efek samping
hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat digunakan
c. Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang disebabkan oleh
benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping
IUD menurut Saifuddin. 2003. MK – 74 antara lain : Haid lebih banyak dan
lama. Saat haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya pedarahan yang
banyak. Kehamilan insitu
d. Indikasi
Menurut Glasier. 2005. hlm 125 yang merupakan indikasi pemakaian kontrasepsi
IUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
e. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan
penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang
mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. ( Saifuddin 2003. hlm MK – 73 ).
Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma,
menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma. ( Mansjoer
2001. hlm. 357 ).
Mekanisme kerja IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada
endometrium dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista
atau sperma. IUD yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat
anhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma
IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi
leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang
akan menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi
lambat dan akan mati dengan sendirinya. ( Manuaba. 2008. hlm 233 )
IUD bentuk insert, contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda asing
dengan terjadinya migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan
endometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan
tidak terjadi. ( Manuaba. 2008. Hlm 24 ).
f. Kerugian
Menurut Maryani 2005 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi
ang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang
tidak steril. Ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim ).
Sedangkan menurut Rubrik 2004 kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah :
Haid menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting ( bercak – bercak ).
Kadang – kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk memasangn
dan membuka IUD.
g. Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003. M K – 73 dan Burns. 2000 hlm. 311 yang merupakan
kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang hamil.
Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia. Perdarahan vagina yang
tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita
yang menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yang
h. Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008. hlm 245 antara lain :
Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir masa
nifas, Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca persalinan,
Segera setelah post abortus.
i. Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut ( Manuaba 1998. hlm 458 ) antara
lain : Ingin hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan
insitu.
j. Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal pemeriksaan
ulang menurut Manuaba 1998. hlm 458 antara lain :
1. Dua minggu setelah pemasangan
2. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
3. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
4. Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
k. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut
Manuaba 2008. hlm. 247 yaitu :
1. Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga
perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau perdarahan
infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD
2. Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan
dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan aliran
darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.
5. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi yang
digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya
dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1% -
0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang dari 1% per
seratus setelah satu tahun pemasangan.
Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan
mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang
dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
a. Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini
melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang
1. Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100 wanita
pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus
2. Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat segera
efektif setelah pemasangan.
3. Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi,
tidak mudah kembali kesuburan.
4. Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita
yang tidak menginginkan anak lagi.
5. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu
pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan resiko
saat operasi.
6. Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko
tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan. ( Everett. 2007.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk banyak
pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran
yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis.
1. Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan
langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1
dalm 3000.
2. Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen, menghilangkan
kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, prosedur
aman dan sederhana
3. Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah urologi,
tiadak didukung oleh pasangan.
4. Efek samping
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hubungan – hubungan antara konsep yang satu dengan
konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada
tinjauan pustaka. ( Machfoed. 2008. hlm 37 ). Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan akseptor KB aktif tentang alat
kontrasepsi.
Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif meliputi kontrasepsi pil, suntik, susuk,
IUD dan kontap.
Pengetahuan PUS yang bukan
klien KB aktif tentang alat
kontrasepsi
Aalat kontrasepsi :
1. Pil
2. Suntik
3. Susuk
4. IUD
B. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur
Segala sesuatu yang
diketahui tentang
kontrasepsi berdasarkan
defenisi, keuntungan,
kerugian, efek samping,
indikasi, kontra indikasi
dan cara pemakaian
Lamanya hidup dalam
tahun yang terhitung sejak
lahir hingga saat dilakukan
penelitian
Jumlah persalinan yang
dialami oleh ibu
Jenjang pendidikan formal
yang dilewati responden.
5
Upah yang diterima selama
bekerja
Adat yang dianut oleh
penduduk, budaya turun
temurun.
Suatu media atau sarana
yang berfungsi sebagai
tempat mendapatkan kabar
atau berita tentang sesuatu
BAB IV
METODELOGI PENELITAN A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain penelitian deskriptif, yang
bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang
alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat tahun 2009.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.
Populasinya adalah PUS yang bukan klien KB aktif di Desa Sambirejo, Kec.
Binjai, kab. Langkat sejumlah 599 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagai objek yang diambil dari keseluruhan populasi. Sampel
yang diambil dengan tehnik simple random sampling dengan cara mengacak
nomor responden atau menguruitkan nomor responden, dan diamabil 98 nomor
sesuai dengan jumlah sampel yang diinginkan. Nomor responden yang terambil
adalah nomor yang genap. Cara mengghitung jumlah sampel yang dibutuhkan
dengan menggunakan rumus :
Za2. P. Q n=
d2 keterangan :
n= Jumlah sample
P= Proporsi dari pustaka
Q= 1 – P
D= Ketepatan relative yang ditetapkan oleh peneliti.
Jadi sample yang diperoleh peneliti adalah :
Diketahui : Za = 1,96 ; P = 0,6 ;Q = 1 – P = 1 – 0,6 = 0,4 ; d = 10% maka
Sampel yang di peroleh adalah 92 orang, Karena untuk mengantisipasi
kemungkinan responden yang terpilih mengundurkan diri atau tidak bersedia
menjadi responden, maka perlu dilakukan koreksi terhadap sampel yang dihitung
dengan menambah sampel, seperti berikut : ( Sastroasmoro. 2002. hlm 283 )
n Keterangn :
jadi jumlah sampel yang diperoleh adalah 102 orang pasangan usia subur.
Sampel ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut :
1.Ibu PUS yang bukan akseptor KB aktif
2.Ibu PUS yang pernah menggunakan KB tetapi saat penelitian tidak
3.Ibu PUS dari usia 20 – 35 tahun
4.Ibu PUS yang bersedia menjadi responden.
5.Ibu yang tamat sekolah diatas SMP
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab Langkat tahun 2008.
karena dilingkungan ini ditemukan 599 PUS yang bukan klien KB aktif, sehingga perlu
di identifikasi pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi
D. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 – April 2009.
E. Etik Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mendapat izin dari ketua Program D – IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan
izin kepada kepala Puskesms Samberejo. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut
bersifat sukarela, responden dapat mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti akan
membagikan lembar persetujuan yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.
Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden
pada lembar kuesioner, tetapi memberikan nomor kode responden pada masing – masing
lembar kuesioner. Data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk
F. Instrument Penelitian
Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat peneliti berdasarkan
literature yang ada.. Kesioner yang dibagikan terdiri dari 3 bagian yaitu : bagian pertama
berisi tentang karakteristik responden yang meliputi : umur, paritas, pendidikan,
pendapatan dan suku, bagian kedua adalah pertanyan terbuka tentang kontrasepsi dan
bagian ketiga berisi tentang pengetahuan responden dengan model pertanyaan pilihan
ganda yang meliputi pengetahuan tentang kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan
kontap. Skala pengukuran pengetahuan yaitu jika jawaban benar diberi skor 1 dan jika
jawaban salah diberi skor 0
Maka aspek kategori pengetahuan renponden dengan rentang sebagai berikut :
- Kategori baik bila 76 % - 100 %, jika responden mampu menjawab benar
sebanyak 32 – 42 pertanyaan.
- Kategori cukup bila 56 % - 75 %, jika responden mampu menjawab benar
sebanyak 24 – 32 pertanyaan.
- Kategori kurang bila < 56 %, jika responden mampu menjawab benar sebanyak
<24 pertanyaan.
Uji validitas adalah suatu ukuran yang mampu mengukur apa yang diinginkan.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi ( content
validity). Content validity adalah tingkat substansi pengukuran terhadap konsep (
pengertian variable sebagaimana yang dirumuskan dalam defenisi operasional.
Content validity ini juga dilakukan pada yang ahlinya yaitu dokter spesialis
obgyene, dengan tujuan agar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden tidak
menyimpang dari konsep isi yang yang akan di ukur. Kuesioner diberikan kepada yang
ahli kemudian diperiksa dengan baik, jika ada pertanyaan yang harus disesuaikan
dengan bahasa yang mudah dimengerti, dari 50 pertanyaan yang diajukan, 8 pertanyaan
yang harus dihilangkan karena tidak sesuai dengan konsep isi, jadi jumlah pertanyaan
yang layak di sebarkan adalah 42 pertanyaan.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan pada sampel yang sejenis. Jumlah sampel
yang diambil sebanyak 20 responden pada ibu yang bukan klien KB di Desa Sidowaras
Kuala Madu Kabupaten Langkat, 15 februari tahun 2009 Uji reabilitas ini dilakukan
sebanyak tiga kali, dimana pada uji realibilitas yang pertama ditemukan 5 pertanyaan
yang tidak reliabel yaitu pertanyaan no 6, 15, 20, 33 dan 41, pada uji realibilitas kedua
ditemukan 2 pertanyan yang tidak reliabel yaitu pertanyaan 30 dan 41 dan pada uji
reliabilitas yang ketiga, didapat seluruh pertanyaan yang diajukan sudah reliabel. Uji
reliabilitas ini menggunakan rumus alpa dan rumus sperman brown dengan bantuan
program yang sesuai.
Kuesioner dinyatakan rebliabel jika r hitung > r table, dan kuesioner dinyatakan tidak
reliable jika r hitung < r table, pada @ = 0,05, dengan dk =n-1=20, maka ttabel = 0,444, dari
hasil uji validitas dan reliabelitas kuesioner, maka seluruh pertanyaan dinyatakan valit,
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk
mengidentifikasi pengetahuan PUS yang bukan peserta aktif KB tentang alat
kontrasepsi. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan
surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D – IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat
permohonan izin melaksanakan penelitian di Puskesmas Samberejo, Kec. Binjai, Kab.
Langkat tahu 2009, setelah mendapat izin, kemudian peneliti melaksanakan
pengumpulan data pada ibu PUS yang bukan peserta aktif KB. Selanjutnya peneliti
menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian yag
dilakukan, kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi
responden dengan menandatangai informend concent dan memberikan kuesioner untuk
mengidentifikasi data dan pengetahuan ibu PUS yang bukan peserta klien KB aktif
tentang alat kontrasepsi, kemudian responden dipersilahkan untuk mengisi kuesioner
yang telah dipersiapkan, kemudian mengumpulkan data yang telah isi dan diperiksa
kelengkapan data bila terdapat data yang kurang maka dilakukan pendataan ulang
kepada responden yang sama. Kemudian data dianalisa dan ditabulasikan didalam tabel
Pengumpulan data ini dibantu oleh bidan yang telah diberi bimbingan dalam
melakukan pengumpulan data, di Desa Sambirejo terdapat 7 dusun, kemudian dibagi
menjadi 2 bagian, dimana pada dusun 1 – 3 dikumpulkan data oleh bidan yang telah
diberi bimbingan, jumlah responden yang diambil sebanyak 40 responden kesetiap
rumah, dan pada dusun 4-7 dikumpulkan data oleh peneliti sendiri dimana jumlah
responden yang diambil sebanyak 58 responden ke setiap rumah.
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan mengelompokkan data kategorik yaitu usia,
paritas, pendidikan, pendapatan dan suku seta sumber informasi tentang alat kontrasepsi,
dengan menggunakan komputerisasi dan program SPSS dengan langkah secara univariat
dimana analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik masing-masing
variabel yang diteliti. Karakteristik variabel dijelaskan sesuai dengan skala pengukuran.
Data yang bersifat kategorik yaitu untuk mencari frekuensi dan hasil data yang diperoleh
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tetang pengetahuan PUS yang
bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec Binjai, Kab
langkat 2009. Jumlah responden adalah 98 orang yang termasuk kedalam kriteria.
Responden menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner terdiri atas tiga
bagain yaitu bagian pertama adalah data demografi, bagian kedua adalah pertanyaan
terbuka dan bagian ketiga adalah pertanyaan berisi tentang pengetahuan PUS yang
bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi. berjumlah 42 pertanyaan dengan pilihan
jawaban adalah pilihan ganda.
Analisa Univariat
Analisa ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing – masing
variable yang diteliti. Yakni pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat
kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec Binjai, Kab langkat 2009. Data yang bersifat
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi PUS Yang Bukan Klie KB Aktif di
Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009
No Usia Frekuensi Persentasi
%
No Paritas Frekuensi Persentasi
%
No Pendidikan Frekuensi Persentasi
%
No Pendapatan Frekuensi Persentasi
%
No Suku Frekuensi Persentasi
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 20–25
tahun sebanyak 40 responden (40,8%). Berdasarkan paritas mayoritas responden
mempunyai anak sebanyak 1 – 2 orang yaitu 36 responden (36,7 %). Berdasarkan
pendidikan mayoritas responden adalah SMP sebanyak 45 responden (45,9%).
Berdasarkan pendapatan mayoritas responden mempunyai pendapatan < Rp. 500.000
sebanyak 57 responden (58,2 %). Berdasarkan suku mayoritas responden adalah jawa
sebanyak 80 responden ( 81,6 %).
Tabel 5.2
Distribusi responden berdasarkan sumber informasi mengenai alat kontrasepsi
di Desa Sambirejo Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009
No Sumber informasi Frekuensi Persentasi
1.
Dari tabel diatas diperoleh bahwa mayoritas responden mendapatkan
informasi tentang alat kontrasepsi melalui masyarakat sebanyak 37 responden (37.8 %).
Sedangkan informasi tentang alat kontrasepsi yang paling sedikit adalah melalui telepisi
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang
alat kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap
di Desa Sambirejo Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009
No Pengetahuan Frekuensi Persentasi %
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden
berpengetahuan cukup sebanyak 64 responden (65,3%) tentang kontrasepsi pil,
Berdasarkan table diatas maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
cukup sebanyak 52 responden (53,1%) tentang kontrasepsi suntik, Berdasarkan tabel
diatas maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak
52 responden (53,1%) tentang kontrasepsi susuk, Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 56 responden (57,1%),
dan berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responde berpengeahuan
kurang 56 responden (57,1%) tentang kontrasepsi mantap.
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang
alat kontrasepsi di Desa Sambirejo
Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009
No Pengetahuan Frekuensi Persentasi
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa mayoritas responden
berpengetahuan cukup tentang alat kontrasepsi sebanyak 71 responden (72,4 %),
responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 24 responden (24,5 %) sedangkan
responden yang berpengetahuan baik sangat sedikit, sebanyak 3 responden (3,1 %).
B. Pembahasan
1. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi berdasarkan karakteristik.
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa mayoritas responden berusia 20-25
tahun sebanyak 40 responden (40,8 %), jumlah paritas 1-2 anak sebanyak 36
responden ( 36,07 %), berpendidikan SMP 45 responden (45,9 %), responden
berpenghasilan <Rp. 500.000 sebanyak 57 responden (58,2 %), dan responden
mayoritas besuku kebangsaan jawa sebanyak 80 (81,6 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kundi Ardiayan tahuan 2005
di Kelurahan Sumbersari Kab. Jember periode 2004-2005 mengatakan bahwa
pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi dapat dipengaharui oleh usia, jumlah
paritas, pendidikan, penghasilan dan suku kebangsaan. Dimana semakin tua usia
PUS, jumlah anak semakin banyak, pendidikan yang makin tinggi dan pengahasilan
PUS yang lebih baik maka semakin baik pula pengetahuannya, serta suku
kebangsaan yang tidak terlalu primitif maka pengetahuan PUS tentang alat
kontrasepsi akan semakin baik.
2. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif berdasarkan sumber informasi mengenai alat kontrasepsi
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sumber informasi yang
diterima oleh responden mayoritas diperoleh dari masyarakat 37 responden (37,8 %),
dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayan tahun 2008 di Puskesmas
Harapan Raya Riau bahwa banyaknya anggapan yang salah tentang alat kontrasepsi,
hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber informasi yang diperoleh oleh PUS
misalnya tidak dijumpai adanya media informasi yang lebih akurat seperti poster
atau dilakukannya penyuluhan tentang alat kontrasepsi.
Oleh sebab itu maka dapat disimpilkan bahwa sumber informasi tentang alat
kontrasepsi sebaiknya diperoleh dari sumber yang akurat dan jelas, jika sumber
informasi semakin banyak dan terpercaya maka semakin baik pengetahuan PUS
tentang alat kontrasepsi.
3. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif berdasarkan alat kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap.
Dari hasil penelitian maka diperoleh bahwa mayoritas responden
berpengetahuan cukup pada pertanyaan tentang kontrasepsi pil sebanyak 64
responden (65,3 %), suntik sebanyak 52 responden (53,1 %) dan kontrasepsi susuk
sebanyak 52 responden (53,1 %). Sedangkan pertanyaan tentang kontrasepsi IUD
dan kontap responden mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 56 responde
Menurut pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa dari 6 tingkatan pengetahuan,
yang paling dasar adalah “tahu” yaitu mengingat kembali terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima.
Sesuai dengan teori diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan merupakan tingkat
penilaiana dasar dari kognitif yang bertujuan hanya untuk mengingat dari apa yang
telah diketahuinya oleh sebab itu maka dapat diukur pengetahuan PUS tentang alat
kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD dan kontap melalui kuesioner yang telah
diberikan kepada responden, maka bila pengetahuan responden tentang setiap aitem
pertanyaan yang diajukan berbeda, hal ini sebabkan oleh seberapa kuat ingatan
responden tentang alat kontrasepsi.
4. Pengetahuan PUS yang bukan klien KB aktif tentang alat kontrasepsi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi
adalah cukup sebanyak 71 responden (72,4 %).
Pengetahuan adalah merupakan hasil “ tau “ dan ini terjadi setelah
melakukan penginderaan melalui panca indra manusia yaini penglihatan,
pendengaran, penciuman dan rasa. Maka pengetahuan merupakan hal yang sangt
penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. ( Notoatmodjo, 2003 ).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kundi Ardiyan tahun
2005 di Kelurahan Sumbersari Kab. Jember periode 2004 – 2005 didapatkan
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang saya peroleh, terlihat bahwa
hasil penelitian saya mengenai pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi,
responden berpengetahuan cukup hal ini sebabkan oleh perbedaan tingkat
pendidikan responden yang mayoritas berpendidikan SMP sebanyak 45
responden (45,9 %), pendapatan responden yang minim sebesar Rp.< 500.000
sebanyak 57 responden (58,2 %) dan lokasi penelitian yang berbeda, yang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian sesuai dengan karakteristik responden maka didapatkan
berdasarkan usia yaitu mayoritas responden berusia 20-25 tahu sebanyak 40 responden
(40,8 %). Berdasarkan paritas, mayoritas responden memiliki paritas 1-2 orang sebanyak
36 responden (36,7 %). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan
SMP sebanyak 45 responden (45,9 %). Berdasarkan pendapatan mayoritas responden
berpendapatan <Rp.500.000 perbulan sebanyak 57 responden (58,2 %). Berdasarkan
suku kebangsaan mayoritas responden bersuku kebangsaan jawa sebanyak 80 (81,6 %).
Berdasarkan sumber informasi mayoritas responden memperoleh informasi tentang alat
kontrasepsi dari masyarakat sebanyak 37 responden (37,8 %).
Hasil penelitian ini dapat dimpulkan bahwa pengetahuan responden cukup
tentang alat kontrasepsi pil, suntik dan susuk dimana jumlah responden yang
berpengetahuan cukup adalah 64 responden (65,3 %) tentang kontrasepsi pil, 52
responden (53,1 %) tentang alat kontrasepsi suntik dan 52 responden 953,1 %) tentang
kontrasepsi susuk sedangkan responden yang berpengetahuan kurang tentang alat
kontrasepsi IUD dan kontap dimana jumlah responden yang berpengetahuan kurang
sebanyak 56 (57,24 %) tentang alat kontrasepsi IUD dan 56 responden (57,1 % )
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan PUS yang bukan klien KB
aktif tentang alat kontrasepsi secara keseluruhan adalah cukup sebanyak 71 responden
(72,4 5).
B. Saran
1 Diharapkan kepada bidan praktek swasta untuk memberikan informasi yang jelas
tentang alat kontrasepsi pada setiap klien KB yang baru sehingga klien KB yang
baru berminat dan memilih kontrasepsi yang cocok untuk dirinya
2 Diharapkan kepada Puskesma Sambirejo dapat melakukan penyuluhan kepada
masyarakat tentang alat kontrasepsi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
masyakat di Desa sambirejo tentang alat kontrasepsi.
3. Pada waktu yang akan datang, diharapkan akan terus ada penelitian yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Agritubella, Syafrisal meri, (2007) Family planning
Aulia, (2007), welcome to family planning and healty reproductive, plus important
Information.
Bruns, august. A (2000), Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan, Yogyakarta,
Yayasan Essentia.
Everett, Suzanne, (2007), Buku Saju Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual, Jakarta, EGC.
Glasier, Anna, (2005), Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta, EGC.
Hanifa, Winkknjoastro, (1999), Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka.
Helen, Varney, (2001) Buku Saku Bidan, Jakarta, EGC.
Koblin, Maege, (2000), the Women : A global persevtive, Jakarta, Gajjah Mada
University Press.
LSKR, the Institute for equality action and reflection studies, ( 2005 ), Mediacamp
Machfoedz, Ircham, (2008), Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan,
Kebidanan dan Kedokteran, Yogyakarta, Fitra Maya.
Manuaba, Ida ayu chananita , (2008), Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri
Sosial untuk Profesi bidan, Jakarta, EGC.
Manuaba, Ida bagus gde, (1998), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta, EGC.
Notoatmojdo, Soekidjdo, (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka
Cipta.
Prasetyo, Bambang, ( 2005 ), Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi,
Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada.
Saifuddin, ( 2003 ), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, BKKBN,
Depkes.
Sastroasmoro, Sudigdo, ( 2006 ), Dasar – dasar Metodelogi Penelitian Klinis, Jakarta,
Sagung.
Speroff, Leon, ( 2003 ), Pedoman Klinis Kontrasepsi, Jakarta, EGC.
Suyono, Haryono, ( 2004 ), Memantapkan Strategi Pengembangan Program KB, SKDI.
Yayan, 2008, Peningkatan Mutu Keluarga Berencana di Puskesmas Harapan Raya
Riau, http://www.google.com, diperoleh tanggal (04 juni 2009).
Rian,2008, Peningkatan Program Keluarga Berencana di RW 03 Kelurahan Tanjung
Duren Utara, Kec. Grogol, Jakarta, http://www.google.com, diperoleh tanggal (04
No responden…..
Diisi oleh peneliti
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta beri
tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang benar, kuesioner yang telah disediakan.
Karakteristik Responden
1. 1. Usia : tahun
2. Paritas : kali
3. Pendidikan :
a. SMP
b. SMa
c. Diploma
d. Sarjana
4. Pendapatan :
a. <Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. > Rp. 1.000.00
5. Suku :
a. Jawa
b. Batak
c. karo
Pertayaan terbuka
1. apakah ibu pernah mendengar tentang KB ?
2. Dari mana ibu mendengar atau mengetahui tentang alat kontrasepsi ?
Pertanyaan Pengetahuan Tentang Alat kontrasepsi
1. Menurut ibu yang dimaksud dengan keluarga berencana adalah
a. Usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi.
b. Usaha menjarangkan kehamilan untuk mencapai keluarga sejahtera
c. Usaha untuk menunda kehamilan
2. Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan kontrasepsi
a. Suatu metode yang dipakai untuk menunda kehamilan
b. Suatu metode yang digunakan untuk menjaga kesehatan reproduksi
c. Suatu metode yang digunakan untuk mencapai keluarga sejahtera
3. Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi Pil ?
a. Kontrasepsi yang berbentuk pil, yang terdiri dari 21 sampai 28 tablet.
b. Kontrasepsi yang dimasukkan kedalam tubuh melalui anal
c. Kontrasepsi yang dimasukkan kedalam tubuh melalui bawah kulit
4. Jenis – jenis kontrasepai Pil, yaitu….
a. Ekskluton dan mikrodiol
b. Cyklupen dan depoprovera
5. Apa keuntungan menggunakan kontrasepsi pil ?
a. Dapat mengurangi perdarahan
b. Melindungi terhadap penyakit kanker rahim
c. Dapat menyebabkan terjadinya radang panggul
6. Apa kerugian menggunakan kontrasepsi pil ?
a. Dapat diandalkan jika pemakaiannya teratur.
b. Pusing, mual dan menyebabkan perdarahan yang banyak
c. Efektikitasnya berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat yang
menginduksi enzim hati
7. Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi pil ?
a. Ibu yang berusia reproduksi dan ibu yang sedang memberikan asi eksklusif
b. Ibu yang berusia reproduksi dan sudah mempunyai anak
c. Ibu yang menderita diabetes berat
8. Ibu yang bagaimana, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil ?
a. Ibu yang menderita radang panggul
b. Ibu yang dicurigai hamil
c. Ibu perokok dengan usia 35 tahun
9. Apa efek samping yang ditimbulkan oleh kontrasepsi pil ?
a. Meningkatkan resiko penyakit menular seksual
b. Mengganggu pemberian asi eksklusif
10.bagaimana cara pemakaian kontrasepsi pil ?
a. Diminum pada saat hari ke 5 siklus haid
b. Disuntik setiap bulan
c. Dimasukkan kedalam rahim oleh tenaga kesehatan
11.Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi suntik ?
a. Kontrasepsi wanita yang dimasukkan melalui anal
b. Kontrasepsi wanita yang disuntikkan setiap bulannya
c. Kontrasepsi wanita yang dimasukkan kedalam bawah kulit
12.Ada berapa jenis kontrasepsi suntik ?
a. Depopropera dan syclopen
b. Mikrodiol dan ekskluton
c. Nova T dan Copper T
13.Apa keuntungan menggunakan kontrasepsi suntik ?
a. Tidak menggagu pengeluaran asi dan tinggkat keefektivitasnya tinggi
b. Dapat meningkatkan perdarahan
c. Penyakit infeksi dapat meningkat
14.Apa kerugian menggunakan kontrasepsi suntik ?
a. Perdarahan tidak teratur
b. Dapat meningkatkan kehamilan diluar kandungan
c. Dapat menyebabkan nyeri haid yang hebat
15.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi suntik ?
a. Ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon
b. Ibu yang menyusui, perokok
16.Ibu yang bagaimana, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik ?
a. Ibu yang sedang menyusui asi eksklusif
b. Ibu yang menderita radng panggul
c. Ibu yang menderita diabetes militus yang disertai komplikasi
17.Apa efek samping penggunaan kontrasepsi suntik ?
a. Sakit kepala, berat badan meningkat
b. Dapat meningkatkan kehamilan diluar kandung
c. Dapat meningkatkan keguguran
18.Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi suntik ?
a. Diminum pada hari ke 5 siklus haid
b. Dilakukan pada saat operasi secaria
c. Diberikan pada hari 5 haid pertama, setiap 12 minggu
19.Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi susuk ?
a. Alat kontrasepsi yang dimasukkan melalui rahim
b. Alat kontrasepsi yang dilakukan dengan operasi
c. Alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit
20.Ada berapa jenis alat kontrasepai susuk ?
a. Norplan dan Implanon
b. Depoprovera dan syclopen
c. Nova T dan copper T
21.Apa keuntungan penggunaan kontrasepsi susuk ?
a. Dapat dipakai selama 5 tahun
b. Biaya mahal
22.Apa kerugian penggunaan kontrasepsi susuk ?
a. Dapat meningkatkan hypertensi
b. Dapat menyebabkan keguguran
c. Dapat terjadi perdarahan spoting, menimbulkan jerawat
23.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakankontrasepsi susuk ?
a. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
b. Wanita yang kegemukan
c. Wanita yang mempunyai penyakit hati
24.Ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi susuk adalah…
a. Ibu yang hamil dan tidak diketahui penyebabnya
b. Ibu yang menyusui
c. Ibu yang post keguguran
25.Apa efek samping penggunaan kontrasepsi susuk ?
a. Nyeri, gatal, atau terjadi infeksi pada tempat pemasangan
b. Menimbulkan penyakit hati
c. Meningkatkan penyakit menular seksual
26.Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi susuk ?
a. Dimasukkan kedalam rahim ibu
b. Dimasukkan melalui bawah kulit
c. Dimasukkan melaui mulut
27.Apa yang dimaksud dengan kontrasepsi spiral ( IUD )?
a. Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkn kedalam rahim
b. Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan melalui suntikan
28.Ada berapa jenis kontrasepsi spral ?
a. 6 macam
b. 3 macam
c. 5 macam
29.Apa keuntungan penggunaan kontrasepsi spiral ?
a. Merupakan kontrasepsi jangka panjang, pemakaian selam 8 – 10 tahun
b. Dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan
c. Dapat mempengaruhi hubungan seksual
30.Apa kerugian penggunaan kontrasepsi spiral ?
a. Mentruasi yang lama dan lebih banyak
b. Dapat meningkat berat badan
c. Menimbulkan pusing dan mual
31.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi spiral ?
a. Ibu yang tidak cocok dengan kontrasepsi hormon
b. Ibu yang menderita infeksi lat genitalia
c. Ibu yang mengalami perdarahan yang tidak jelas
32.Ibu yang bagiamana, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi spiral
a. Ibu yang sedang menyusui
b. Ibu yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi hormonal
c. Ibu yang menderita infekasi rahim
33.Apa efek samping dari penggunaan kontrasepsi spiral ?
a. Dapat menimbulkan perasaan mual dan muntah
b. Dapat menyebabkan radang panggul
34.Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi spiral ?
a. Dimasukkan kedalam rahim ibu
b. Dimasukkan melalui bawah kulit
c. Dimasukkan melaui mulut
35.Apa yang dimasud dengan kontrasepsi mantap ?
a. Alat kontrasepsi yang permanen
b. Alat kontrasepsi yang masa pemakaiannya 5-7 tahun
c. Alat kontrasepsi yang masa pemakaiannya 10 tahun
36.Ada berapa macam kontrasepsi mantap
a. 1 b. 2 c. 3
37.Apa keuntungan penggunaan kontrasepsi mantap ?
a. Efektivitas tinggi, permanent
b. Biaya cukup murah
c. Tidak memerlukan kontrol medis
38.Apa kerugian penggunaan kontrasepsi mantap ?
a. Dapat melibatkan prosedur pembedahan dan obat bius
b. Dapat menyebabkan perdarahan yang lama
c. Dapat menyebabkan berat badan meningkat
39.Ibu yang bagaimana, yang boleh menggunakan kontrasepsi mantap ?
a. Ibu yang tidak menginginkan anak lagi
b. Ibu yang sedang menderita penyakit kronis
40.Ibu yang bagaiaman, yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi mantap ?
a. Ibu yang masih mempunyai hanya satu orang anak
b. Ibu yang sudah mempunyai anak lebih dari 3 orang
c. Ibu yang mempunyai penyakit psikis
41.Apa efek samping kontrasepsi mantap ?
a. terjadinya infeksi
b. Terjadi kehamilan saat menggunakan alat kontrasepsi
c. Menyebabkan radang panggul
42. Bagaimana cara pemakaian kontrasepsi mantap ?
a. Dimasukkan kedalam rahim ibu
b. Dimasukkan melalui bawah kulit
FORMAT CONTEN VALIDITI ISI
Nama : Fitri Anggriani
Nim : 085102026
Judul : Pengetahuan PUS yang bukan akseptor KB Aktif Tentang Alat
Kontrasepsi di Desa Sambirejo, Kec. Binjai, Kab. Langkat 2009
Dengan ini dinyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan content
validiti isi pada dokter spesialis
Medan, Februari 2009
( Dr. Ichwanul Adenin, SpOG )