• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tatacara Pemotongan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Karyawan Tetap Pada Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Wilayah Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tatacara Pemotongan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Karyawan Tetap Pada Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Wilayah Sumatera Utara"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

TATACARA PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN TETAP PADA

PERSEROAN TERBATAS PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA WILAYAH SUMATERA UTARA

O L E H

NAMA : DINNI FINSA ASTARI NIM : 082600057

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

(3)

1. Subjek ... 2. Objek ... C. Cara Perhitungan ... 1. Pengurangan Yang Diperbolehkan ... 2. Penghailan Tidak Kena Pajak ... 3. Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21 ... 4. Tarif PPh Pasal 21 dan Penerapan Tarif... 5. Contoh Perhitungan... D. Prosedur Penyampaian (Pelaporan) SPT PPh Pasal 21 ... BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI ... A. Analisa ... B. Evaluasi ... BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya (Penulis) panjatkan kepada Allah SWT karena atas Berkah, Rahmat serta Anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan Judul yaitu TATA CARA PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN TETAP PADA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA.

Laporan Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari sepenuhnya isi dari tulisan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih kurangnya Pengetahuan dan Pengalaman baik dalam memperoleh, mengumpulkan dan mengolah data. Meskipun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin agar tulisan ini dapat tersusun dengan baik dan selesai sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia terbuka terhadap kritikan maupun masukan atau saran yang membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan untuk memberikan manfaat di masa yang akan datang.

(5)

yabg sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, nasihat, serta doa selama Penulis menyusun Laporan ini dan mengikuti pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Alwi Hasyim Batubara,M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Rosmiani, MA, selaku dosen pembimbing saya, yang selama penyusunan laporan ini berlangsung selalu memberikan bimbingan dan masukan hingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir. 4. Seluruh Pegawai dan Staff Pengajar Departemen Administrasi Perpajakan

FISIP USU.

5. Bapak Rusliadi, selaku pembimbing yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan memberikan data-data yang penulis perlukan. 6. Kepada Keluarga Ku Tercinta, Ayah dan Mama Ku (yang selalu menjadi

sumber inspirasiku dan kekuatanku dalam melakukan dan menjalani kehidupan ini dan juga yang selalu menyemangatkan Ku dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ne,dini sayang ayah dan mama...) tulisan ini Penulis dedikasikan buat kalian berdua, terima kasih ayah...mama....yang telah menjadi orang tua dini yang luar biasa bagi dini, dini sayang... kali ma kalian berdua . Buat saudara kandung dini

(6)

untuk dini sehingga dini dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini,dan juga terima kasih doanya abangku,, semoga Orang Tua dini Dan abang dini, begitu juga Dini selalu dilindungi Oleh Allah SWT dan kita sekeluarga diberi kesehatan selalu.

7. Seluruh Teman ku yang ada di Program D III Adm. Perpajakan Stambuk 08 khususnya dikelas B, rinal,bdul,wanda,kiki,hera,dika,yuni,deni,ogek alias fahmi,dajal (dedi),dina,...kita masih tetap 3G kan??hahahahaha..., jangan dihilangkan ya namanya, tue lah yang mempererat hubungan persahabatan kita, tuk juga kawan ku2 kucing meong, dan yang lain- lain, woy...akhirnya kita bisa tamat juga ya,gk terasa 3 tahun sudah berjalan dengan cepat, semoga dikelas B ne Stambuk 08 menjadi orang-orang yang sukses ya, Amin..., kalau udah sukses jangan lupa ma teman-teman yang lain, ok ;)

(7)

cepat selesai hahahahahaahahhahahahhaa... , cory yonk becanda. ,makasih ya...

Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya para pembaca.

Medan, 2010

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PKLM

Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah suatu cara kerja yang langsung dipraktikkan atau dilakukan mahasiswa secara mandiri. yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori – teori keahlian yang diterima di bangku perkuliahan, dan diharapkan mahasiswa yang diminta dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas dan kreatif khususnya di bidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini. mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya sehingga dapat membimbing kita kedalam dunia kerja yang nyata guna memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan. Guna memenuhi tuntunan itu dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi yang berkualitas, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

(9)

luar anggaran Negara. Dana yang berasal dari anggaran negara pada umumnya diterima dari sektor pajak, yang dewasa ini peranannya perlu ditingkatkan, karena seperti yang telah direncanakan bahwa pembiayaan pembangunan semakin bergantung pada pajak. Dengan kata lain, ketergantungan pada pinjaman luar negeri dan penerimaan dari migas semakin berkurang.

Saat sekarang ini juga lebih dari separuh penerimaan negara disumbangkan dari sektor pajak. Sektor pajak tersebut masih menjadi prioritas yang utama di Indonesia sebagai sarana untuk mensukseskan dan melancarkan pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Karena itu, volume penerimaan dalam negeri terutama dari pajak senantiasa diupayakan untuk terus meningkat.

Pemungutan pajak merupakan perwujudan atas kewajiban kenegaraan dan partisipasi anggota masyarakat dalam memenuhi keperluan pengelolaan Negara dan pembangunan nasional. Agar dapat melaksanakan berbagai kegiatan yang sesuai dengan derap laju dibidang sosial ekonomi, diperlukan adanyakerjasama yang baik antara Direktorat Jenderal Pajak dengan instansi-instansi pemerintah atau lembaga swasta lainnya.

(10)

masyarakat memililki andil yang cukup besar dalam pembangunan negara ini.

Salah satu wujud peran aktif dari seluruh masyarakat wajib pajak adalah adanya penunjukan dari pemerintah pusat untuk memotong ataupun untuk memungut pajak yang terutang dan salah satu yang termasuk didalamnya perusahaan atau pemberi kerja

Dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis ingin mengetahui peranan serta tingkat kesadaran masyarakat khususnya pihak pemotong dalam menyetorkan serta melaporkan pajak penghasilan atas gaji karyawan tetap yang dipotong dalam hal ini oleh Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara.

Berdasarkan uraian di atas,maka penulis tertarik untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tentang “TATACARA PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN TETAP PADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PKLM

Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan PKLM ini adalah :

(11)

2. Untuk mengetahui perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji karyawan tetap di PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan laporan sebagai hasil dari pelaksanaa PKLM.

1. Bagi Mahasiswa adalah :

a. Untuk Mahasiswa agar dapat menerapkan ilmunya secara langsung pada bidang yang diambilnya sehingga dapat membandingkan antara teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan praktik di lapangan b. Sebagai Pengalaman bagi Mahasiswa untuk berinteraksi kemasyarakat

secara langsung khususnya ke PT.PLN (Persero) mengenai tata cara pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji Karyawan tetap di PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

c. Untuk meningkatkan keterampilan profesionalitas mahasiswa di dalam menghadapi pekerjaan kedepan terutama dibidang administrasi perpajakan ini.

2. Bagi PT.PLN adalah :

(12)

b. Untuk memperkenalkan citra PT.PLN (Persero) kepada masyarakat khususnya Sivitas Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara :

a. Untuk Mempererat Hubungan Baik antara Pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Dengan Perusahaan.

b. Untuk menguji teori yang diajarkan di dalam bangku perkuliahan untuk dunia kerja khususnya dibidang perpajakan

c. Untuk Mempromosikan Sumber daya Manusia yang berkompeten, yang ada di Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Studi Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

d. Untuk Mendapat masukan dan saran untuk evaluasi penyempurnaan kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

(13)

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

b. Pajak Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H, dalam Resmi (2008:1) adalah Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Setelah kita ketahui unsur-unsur yang melekat pada pengertian Pajak dari berbagai definisi, terlihat ada dua fungsi pajak yaitu:

Pajak Berfungsi Sebagai Penerimaan (Budgetair)

Yaitu pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Pajak Berfungsi Sebagai Mengatur (Reguler)

Yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi.

Contoh :

Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif yang diatur dalam PPnBM ( Pajak Pertambahan Nilai dan Barang Mewah)

(14)

2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak

a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi maupun Badan.

b. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000, dan Sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pemotongan Pajak penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

3. Pengertian PPh Pasal 21, Pemotong PPh Pasal 21, Penerima Penghasilan PPh Pasal21

a. Menurut pasal 4 ayat 1 Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008: Penghasilan PPh pasal 21 adalah Pajak atas berupa gaji, Upah, Honorarium, tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. b. Yang Termasuk Pemotong PPh Pasal 21 adalah :

1. Pemberi Kerja

2. Bendaharawan Pemerintahan 3. Dana Pensiun

4. Perusahaan

(15)

, olahraga)

6.Penyelenggara Kegiatan (termasuk badan pemerintah, orang pribadi) c. Penerima penghasilan adalah Wajib pajak, yang penghasilannya dipotong

PPh Pasal 21 adalah: 1. Pejabat Negara 2. Pegawai 3. Pegawai Tetap 4. Penerima pensiun 5. Penerima Honorarium 6 Penerima Upah

7. Orang Pribadi

4. Penguranngan PPh pasal 21 yang Diperbolehkan

Pada Pengurangan PPh pasl 21 Untuk pegawai Tetap Pengurangan Yang diperbolehkan dari penghasilan Bruto untuk menentukan besarnya penghasilan neto :

a. Biaya Jabatan, dengan tarif 5% (limaPersen) dari penghasilan bruto, dengan jumlah maksimum yang diperkenakan sebesar Rp.6.000.000 setahun atau Rp. 5.000.000

(16)

Untuk menentukan Penghasilan Kena Pajak, Penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang sebenarnya.

a. Karyawati Kawin, PTKP dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri, dan dalam hal tidak kawin pengurangan PTKP selain untuk dirinya sendiri ditambah dengan PTKP untuk keluarga menjadi tanggungan sepenuhnya. b. Bagi Karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah

setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa suami tidak menerima atau memperoleh penghasilan ,diberikan Tambahan PTKP Rp. 15.840.000 setahun dan Rp.1.320.000 untuk sebulan dan ditambah PTKP tanggungan Keluarga maksimal 3 (tiga) orang, yang masing-masing Rp.1.320.000 setahun dan Rp.110.000 sebulan.

c. Besarnya PTKP ditentukan Berdasarkan keadaaan pada awal tahun kalender. Misalnya saja, ada pegawai yang baru datang ke Indonesia dalam bagian tahun Kalender, besarnya PTKP berdasarkan Keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang bersangkutan.

2. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Untuk Menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak dari Wajib Pajak Dalam Negeri, Penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah PTKP.

(17)

Keterangan PTKP 2009 Setahun (Baru)

PTKP 2006 Setahun (lama) Untuk wajib Pajak Rp. 15.840.000,00 Rp. 13.200.000,00 Tambahan Untuk wajib

pajak yang kawin dan semenda dalam garis keturunan lurus serta anak

yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak

3 (tiga) orang

Rp. 1.320.000,00 Rp.1.200.000,00

5. Tarif PPh Pasal 21 dan Penerapan Tarifnya

a. Tarif yang digunakan PPh pasal 21 menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008,adalah sebagai berikut :

Lapisan Penghasilan kena pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 50.000.000 5%

(18)

Diatas Rp. 250.000.000 s/d Rp. 500.000.000 25%

Diatas Rp. 500.000.000 30%

b. Penerapan Tarif

Tarif PPh Pasal 17 x Penghasilan Kena Pajak Penghitungan PKP :

Penghasilan Bruto dikurangi Biaya Jabatan, Iuran Pensiun termasuk Iuran Tabungan hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan Dana Pensiun, dan PTKP.

6. Prosedur Penyampaian (Pelaporan) SPT Tahunan PPh Pasal 21

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak,objek pajak, dan atau bukan objek pajak, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Fungsi SPT bagi pemotong atau pemungut pajak adalah sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.

(19)

Untuk mengisi SPT Tahunan,Pemotonng Pajak harus mempunyai NPWP, SPT Tahunan PPh Pasal 21 diambil sendiri oleh Pemotong pajak ditempat-tempat sebagai berikut :

a. Kantor Pelayanan Pajak b. Kantor Penyuluhan Pajak

c. Tempat lain yang ditentukan Dirjen Pajak

Penyampaian SPT Tahuna PPh Pasal 21 dapat dilakukan Dengan cara : a. Disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan pajak Pratama atau ke kantor

Pelayanan Kota Madya

b. Disampaikan melalui Kantor Pos dan Giro

Batas waktu Penyampaian :

a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, Paling Lama 20 (dua Puluh) hari setelah akhir Masa Pajak.

b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir pajak.

Batas waktu pelunasan kekurangan Pajak yang terutang :

(20)

Ketentuan Umum Perpajakan apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 3,atau batas waktu yang ditentukan, dikenai sanksi administrasi berupa denda, yaitu Rp.100.000 untuk Surat Pemberitahuan Masa Lainnya, dan Rp.100.000 untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.

D.

RUANG LINGKUP PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang paling mendasar adalah untuk melakukan pendataan praktik dan tatacara pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan tetap yang dipotong oleh pihak bendaharawan, dan juga untuk mengetahui tentang dasar-dasar pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Perseroan Terbatas.Perusahaan Listrik Negara serta tatacara pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Sudah dihitung pemotongannya ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama dimana perusahaan tersebut terdaftar sebagai wajib pajak.

E.

METODE PKLM 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis akan melakukan berbagai persiapan dimulai dari pengajuan judul kepada Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, penentuan judul, penentuan tempat PKLM, mencari bahan untuk pembuatan proposal, hingga pada dengan pihak dosen.

(21)

Merupakan landasan teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut materi yang akan yang bersumber dari buku-buku, undang-undang, dan bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan laporan PKLM.

3. Observasi Lapangan

Pengamatan yang dilakukan sesuai dengan data-data yang ada pada instansi yang bersangkutan mengenai objek studi khususnya pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan tetap.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data melalui : a. Data Primer

Data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi pada saat penulis melakukan observasi di lapangan.

b. Data Sekunder

Data atau informasi yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumber-sumber pustaka dan undang-undang, dokumentasi, maupun literatur lainnya yang berhubungan dengan objek praktik kerja lapangan mandiri. 5. Analisis Data dan Evaluasi

(22)

F.

METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam melaksanakan PKLM, penulis melakukan 3 (tiga) metode pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk membuat laporan yang digunakan dalam penulisan ini,Yaitu :

a. Daftar Pertanyaan (Interview Guide)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya berlangsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tatacara pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 21 atas gaji karyawan tetap.

b. Daftar Observasi (Observation Guide)

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan mengadakan pengamatan langsung ditempat PKLM sehubungan dengan objek studi yang akan dispesialisasikan oleh penulis.

c. Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Pengumpulan daftar dokumentasi yang diperlukan dalam instansi yang bersangkutan untuk menambah objektivitas yang berkaitan dengan yang dibutuhkan, guna melengkapi laporan PKLM yang menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

pada program Diploma III Administrasi Perpajakan

G.

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PKLM

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir adalah sebagai berikut :

(23)

Bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Ruang Lingkup PKLM, Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data PKLM, serta Sistematika Penulisan Laporan PKLM.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Gambaran mengenai Data Pegawai atau Karyawan Perusahaan.

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK

Bab ini penulis menguraikan secara sistematis dan terperinci mengenai ketentuan-ketentuan yang ada dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, Objek dan Subjek Pajak, Cara Perhitungan dan Pendaftaran. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Bab ini membahas Analisis dan Evaluasi Data yang diperoleh mengenai Pemotongan dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pernyataan mengenai hal-hal yang telah di kemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat diambil tindakan konkrit untuk mengatasi masalah yang ada.

(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) WILAYAH

SUMATERA UTARA

A.Sejarah Singkat

sebelum kita mengulas sejarah PLN Wilayah Sumatera Utara kita terlebih dahulu mengetahui arti sejarah dari lambang PLN.

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadikan bidang dasar bagi elemen –elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

1. Petir atau kilat

(25)

terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan berserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

2. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap di perlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan. Ketiga elemen ini la yang menjadi arti penting bagi perusahaan PLN tersebut

(26)

Masa penjajahan Jepang , Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

(27)

kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 /PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.

(28)

Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus. Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

(29)

Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Dan PT.PLN juga mempunyai Visi, Misi dan Motto untuk mensejahterakan rakyat, yaitu :

VISI

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,

Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

MISI

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

MOTTO

(30)

B.Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan yang ada. Struktur organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integritasi secara efisien dari segenap kegiatan

Berdasarkan Keputusan General Manager PT.PLN (Persero) Wilyah Sumatera Utara Nomor 019.K/GM. WSU/2008 Tanggal 3 Juni 2008 Tentang Uraian Fungsi dan Tugas Pokok Pada Organisasi PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara terdiri dari :

1. General Manager

2. Bidang Perencanaan, terdiri dari :

a. Sub Bidang Perencanaan Perusahaan b. Sub Bidang Perencanaan Sistem c. Sub Bidang Sistem Informasi

d. Sub Bidang Operasi Aplikasi Teknologi Informasi e. Sub Bidang Operasi Jaringan dan Multi Media f. Sub Bidang Layanan Database

3. Bidang Teknik

(31)

b. Sub Bidang Distribusi

c. Sub Bidang Pengukuran dan Sistem Proteksi 4. Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan

a. Sub Bidang Pemasaran b. Sub Bidang Komersial

c. Sub Bidang Pengembangan Usaha 5. Bidang Keuangan

a. Sub Bidang Anggaran b. Sub Bidang Keuangan

c. Sub Bidang Administrasi Keuangan d. Sub Bidang Pengendalian Pendapatan e. Sub Bidang Pajak dan Asuransi f. Sub Bidang Akutansi

g. Sub Bidang Akuntansi Aktiva Tetap, PDP dan Persediaan h. Sub Bidang Akutansi Umum

6. Bidang Sumber Daya Manusia dan Organisasi a. Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan SDM b. Sub Bidang Perencanaan karir dan Diklat

c. Sub Bidang Administrasi SDM d. Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai e. Sub Bidang Administrasi SDM

(32)

b. Sub Bidang Hukum

c. Sub Bidang Administrasi Umum dan Fasilitas d. Sub Bidang Kesekretariatan

(33)

C. Uraian Tugas dan Fungsi

1. GENERAL MANAGER

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis; pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan; dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkitan (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan ;

- Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara ;

- Memastikan program rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara dilaksanakan sesuai penetapan direksi ;

(34)

- Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan ;

- Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitor dan mengendalikan pelaksanaannya ; - Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan

mekanisme niaga dan operasi yang telah ditetapkan Direksi ;

- Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Wilayah Sumatera Utara ;

- Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi ; - Menetapkan Laporan Manajemen Wilayah Sumatera Utara.

2. BIDANG PERENCANAAN

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem menajemen kinerja, perencanaan investasi, pengembangan aplikasi sistem informasi, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik (RUPTL), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) ;

(35)

- Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerjanya ;

- Menyusun metoda evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian finansialnya ;

- Mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain dan penyandang dana, baik secara bilateral maupun miltilateral ;

- Menyusun rencana pengembangan sistem teknologi informasi dan aplikasi pengembangan sistem informasi;

- Mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi ; - Menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistim informasi ;

- Menyusun laporan manajemen dan database pada Bidang Perencanaan

a. Sub Bidang Perencanaan Perusahaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pengusahaan tenaga listrik, system manajemen kinerja, perencanaan investasi, serta menggali potensi kerjasama dengan pihak luar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Memonitor lingkungan eksternal yang berkaitan dengan ketenagalistrikan

(36)

- Mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan investasi (LKAI) - Membuat proyeksi keuangan untuk jangka menengan dan panjang - Mereview penetapan target kinerja unit pelaksana

- Mengevaluasi permasalahan kinerja unit-unit pelaksana - Membuat pedoman penilaian kinerja unit pelaksana - Membuat laporan kinerja unit sesuai pedoman

- Mengidentifikasi dan mengumpulkan data pihak yang mempunyai potensi kerjasama

- Membuat laporan manajemen dan statistik - Merencanakan pengembangan listrik pedesaan

- Menyusun laporan konsolidasi keuangan listrik pedesaan - Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya

b. Sub Bidang Perencanaan Sistem

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan umum penyediaan tenaga listrik beserta kebutuhan investasinya. Merencanakan pengembangan sistem pembangkit, transmisi, Gardu Induk dan distribusi sesuai standar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja, sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

(37)

- Membuat perkiraan beban untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang

- Menyusun kebutuhan investasi untuk penyediaan tenaga listrik - Membuat desain standar konstruksi jaringan distribusi

- Membuat desain standar konstruksi pembangkit isolated - Membuat pedoman untuk evaluasi kelayakan investasi

- Melakukan evaluasi sesuai pedoman kelayakan investasi dan penilaian finansial

- Membuat, mengendalikan dan mereview rencana pengembanga sistem ketenagalistrikan

- Membuat dan mereview standar pengembangan sistem dalam kaitannya dengan kelayakan sistem tenaga listrik untuk PB/PD pelanggan besar diatas 5 Mva

- Menyusun rencana pengembangan sarana komunikasi dan scada - Mengendalikan anggaran investasi dengan memperhatikan efisiensi

dan kinerja perusahaan

- Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya c. Sub Bidang Sistem Informasi

(38)

efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Merencanakan program pengembangan aplikasi sistem informasi berdasarkan bisnis proses

- Merencanakan dan mengembangkan sistem multi media - Mengevaluasi kinerja sistem informasi yang ada

- Mengevaluasi infrastruktur sistem informasi yang ada - Menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi - Mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi

- Mengelola penyediaan, operasi dan pemeliharaan sistem informasi - Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya

d. Sub Bidang Operasi Aplikasi Teknologi Informasi

Bertanggung jawab beroperasinya sistem-sistem aplikasi serta menjaga terpeliharanya sistem aplikasi, menyiapkan SOP sistem-sistem aplikasi yang telah dioperasikan, menyiapkan pengembangan sistem aplikasi sesuai kebutuhan perusahaan

e. Sub Bidang Operasi Jaringan dan Multimedia

(39)

f. Sub Bidang Layanan Database

Bertanggung jawab atas rancangan data base sesuai kebutuhan dalam rangka pengembangan aplikasi dan sistem aplikasi dari masing-masing user, dan pengembangan layanan database serta pengamanannya

3. BIDANG TEKNIK

Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun dan membina penerapan system pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit :

- Strategi pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit, jaringan distribusi dan membina penerapannya

- SOP penerapan dan pengujian peralatan distribusi, serta SOP untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi

(40)

- Pengembangan sarana komunikasi dan optimalisasi operasi jaringan distribusi

- Manajemen pengadaan dan perbekalan dalam sistem pengelolaan jaringan distribusi

- Pengendalian susut energi listrik dan gangguan serta usulan perbaikan

- Menyusun regulasi untuk penyempurnaan data induk pembangkit dan data induk jaringan (DIJ)

- Memantau dan mengevaluasi data induk jaringan - Memantau dan mengevaluasi data induk jaringan

- Menyusun rencana kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya

- Membuat usulan RKAP terkait bidang teknik

- Menyusun laporan manajemen dan database pada bidang teknik a. Sub Bidang Konstruksi

(41)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun metoda tata kelola konstruksi dan administrasi pekerjaan - Membuat pedoman manajemen konstruksi

- Membina penerapan pelaksanaan konstruksi dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana

- Melaksanakan pembinaan terhadap prosedur pengadaan barang dan jasa

- Menyusun analisa harga satuan material dan jasa

- Mengendalikan pekerjaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana

- Melaksanakan koordinasi dan mengurus perijinan dengan pihak terkait

- Mengelola administrasi pekerjaan konstruksi

- Mengendalikan administrasi material PDP dan pemeliharaan - Mengelola e-procurement-

- Menyusun manajemen lingkungan dan keselamatan instalasi - Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya

b. Sub Bidang Distribusi

(42)

dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun rencana kebijakan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi

- Menyusun anggaran biaya operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi beserta sarananya

- Membuat pedoman pemeilharaan jaringan distribusi

- Menyusun rencana kebutuhan material dan jasa pemeliharaan jaringan distribusi

- Mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi

- Melaksanakan manajemen aset distribusi (updating DIJ, Relokasi, Penghapusan)

- Membina pelaksanaan manajemen lingkungan sesuai standar - Mengevaluasi dan menyusun tingkat mutu pelayanan

- Menyusun usulan pengembangan, sarana komunikasi dan otomatisasi operasi jaringan distribusi

- Melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap gangguan jaringan distribusi

- Melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap susut energi listrik - Membina pelaksanaan P2TL

(43)

- Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya c. Sub Bidang Pengukuran dan Sistem Proteksi

Bertanggung jawab atas tersusunnya sistem proteksi dan pengukuran yang handal dan akurat untuk mendukung pelayanan tenaga listrik kepada masyarakat

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Merencanakan sistem proteksi yang handal & sistem pengukuran yang benar dan akurat

- Menganalisa dan mengevaluasi unjuk kerja sistem proteksi, pengukuran dan AMR

- Membuat pedoman pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran dan AMR

- Menyusun anggaran biaya pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran dan AMR

- Menyusun kebutuhan Material dan Jasa pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran, AMR

- Menyusun kebutuhan peralatan test / peralatan kerja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan sistem proteksi dan pengukuran - Mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan sistim proteksi,

pengukuran dan AMR

(44)

- Mengendalikan kegiatan peneraan KWh meter dan pemeliharaan peralatan Tera

- Menyusun data asset / inventarisasi peralatan proteksi dan pengukuran

- Melakukan penelitian mengenai modus-modus pencurian listrik dan kasus-kasus mal-function pada sistem proteksi

- Melakukan kajian-kajian untuk pengembangan sistem proteksi dan pengukuran

- Membantu peningkatan SDM yang menangani sistem proteksi dan pengukuran

- Menyusun pedoman manajemen APP, dan penyegelan APP - Membuat laporan sesuai bidang tugasnya

4. BIDANG NIAGA DAN PELAYANAN PELANGGAN

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan dan transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi Perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana

Rincian tugas pokok sebagai berikut : Menyusun :

- Ketentuan dan strategi pemasaran

(45)

- Mengevaluasi harga jual energi listrik - Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik - Menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik

Menyusun :

- Strategi dan pengembangan pelayanan pelanggan - Standar dan produk pelayanan

- Ketentuan data induk (DIL) dan data induk saldo (DIS) - Konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan - Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang-

- Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu antara lain TNI/POLRI dan instansi vertikal

- Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana penyempurnaannya

- Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana

- Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya - Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya

- Menyusun dan mengelola manajemen mutu - Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik - Menyusun laporan manajemen dibidangnya a.Sub Bidang Pemasaran

(46)

tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan

- Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan

- Melaksanakan riset pasar dan menyusun data potensi pasar - Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan - Menyusun segmentasi pelanggan

- Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan - Melaksanakan survei kepuasan pelanggan

- Menyusun strategi peningkatan pelayanan pelanggan - Menyusun standar dan produk pelayanan

- Menyusun dan mengevaluasi tingkat mutu pelayanan - Membuat pedoman SPJBTL untuk pelanggan

- Mengevaluasi perkembangan Captive Power

- Menghitung biaya subtitusi tenaga listrik pada sisi konsumen - Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya

b. Sub Bidang Komersial

(47)

pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun rencana pelaksanaan DSM dan SSM

- Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan manajemen sistem baca meter

- Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan bisnis proses pembuatan rekening

- Menyusun, mengevaluasi dan konsolidasi tingkat mutu pelayanan - Mengendalikan SPJBTL pelanggan besar

- Membuat pedoman pembuatan / pemeliharaan DIL dan UMTL/UJL - Mengendalikan pelaksanaan bisnis proses TUL

- Merencanakan dan mengendalikan manajemen P2TL

- Menyusun dan melakukan pengendalian pelaksanaan bisnis proses sistim informasi pelanggan

- Mengawasi pelaksanaan bisnis proses pelaksanaan bisnis proses penagihan

- Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan bisnis proses pengawasan kredit

c. Sub Bidang Pengembangan Usaha

(48)

guna tercapainya interaksi kerja yang baik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut : - Mengevaluasi BPP per titik transaksi

- Mengevaluasi komponen biaya yang mempengaruhi BPP - Menyusun mekanisme transfer energi (transfer pricing) - Menyusun kontrak jual beli dengan pemasok energi

- Menyusun kebijakan, pengelolaan dan pengawasan manajemen kwh meter transaksi digital

- Mengendalikan tata kelola PJU dan PPJ

- Menyusun kebijakan, pengelolaan dan pangawasan call centre

- Menyusun kebijakan dan pengawasan pemanfaatan asset perusahaaan

- Mengkaji dan mengusulkan konsep pengembangan Revenue Protection

- Mengkaji kelayakan pemnfaatan asset perusahaan dan pengembangannya

- Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya 5. BIDANG KEUANGAN

(49)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun kebijakan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan - Menyusun biaya perolehan pokok (BPP) per transaksi dan atau

perfungsi

- Mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi - Mengendalikan aliran kas pendapatan

- Mengendalikan aliran kas pembiayaan - Melakukan pengelolaan keuangan

- Melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan unit-unit - Menyusun laporan konsolidasi

- Menyusun laporan rekonsiliasi keuangan

- Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan asset

- Melakukan pengelolaan pajak asuransi

- Membuat RKAP bersama bidang perencanaan danbidang lainnya - Menyusun dan mengelola manajemen mutu dan menerapkan tata

kelola yang baik

- Menyusun laporan manajemen di bidangnya a. Sub Bidang Anggaran

(50)

Rincian tugas pokok sebagai berikut : - Menyusun RKAP bersama bidang lain

- Menyusun cash budgeting untuk seluruh aktivitias ( Cash in Cash out )

- Menetapkan dan melaksanakan pengendalian SKKO dan SKKI - Memantau realisasi cash budgeting (anggaran tunai)

- Mengevaluasi dan mengusulkan penetapan anggaran tunai unit-unit

- Memantau dan mengendalikan cash in dan cash out

- Memantau dan mengendalikan anggaran investasi dan operasi dengan memperhatikan persediaan material

- Mengevaluasi perubahan alokasi pos anggaran - Mengevaluasi dan mengajukan revisi anggaran

- Mengevaluasi resiko yang timbul dari suatu aktivitas (Risk Management)

- Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya b. Sub Bidang Keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

(51)

- Melaksanakan dropping kas pembiayaan ke unit (imprest) - Meneliti kelengkapan dokumen pendukung pembayaran

- Melaksanakan pembayaran atas transaksi sesuai batas kewenangan yang diberikan

- Melaksanakan rekonsiliasi kas, bank imprest - Melaksanakan pengendalian kas pembiayaan unit - Melakukan pemungutan dan penyetoran pajak - Melakukan rekonsiliasi piutang pegawai - Melakukan rekonsiliasi hutang usaha

- Memantau dan mengendalikan biaya operasional PPJ

c. Sub Bidang Administrasi Keuangan

Bertanggung jawab melaksanakan administrasi tata usaha keuangan pengusahaan, sarana penyediaan tenaga listrik dan pelaporan penggunaan setiap pos anggaran

d. Sub bidang Pengendalian pendapatan

Bertanggung jawab atas pengelolaan pendapatan perusahaan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

(52)

- Memantau dan mengevaluasi Revenue Protection

- Memonitor dan mengeavaluasi pelaksanaan transfer otomatis bank receipt

- Melakukan rekonsiliasi penerimaan pendapatan dengan laporan akuntansi

- Melakukan rekonsiliasi kas, bank pendapatan - Membuat laporan dibidangnya

e. Sub Bidang Pajak dan Asuransi

Bertanggung jawab atas pengelolaan pajak dan asuransi perusahaan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola pajak perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Melakukan pengadministrasian asuransi dan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku

- Melaksanakan pelaporan kepada kantor pajak sesuai ketentuan yang berlaku

- Mengkoordinasikan dengan bagian / bidang terkait tentang perlakuan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku

(53)

f. Sub Bidang Akutansi

Bertanggung jawab atas penyelenggaraa pengelolaan akuntansi unit sesuai dengan standar akuntansi keuangan, serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan

- Menyusun laporan keuangan konsolidasi bulanan, triwulan, semester, dan tahunan

- Menyajikan data laporan proyek selesai ke departemen (APBN) - Melaksanakan sub administrasi persesiaan material dan utang

usaha

- Melaksanakan rekonsiliasi utang piutang termasuk iuran pensiun - Mengawasi pelaksanaan opname fisik kas bank kantor wilayah

dan unit

- Menyusun biaya perolehan pokok (BPP) per titik transaksi dan atau per fungsi

- Melaksanakan pembinaan tata kelola akuntansi unit

- Melakukan analisa dan evaluasi laporan keuangan unit-unit - Melakukan inventarisasi asset (AT, PDP, persediaan)

(54)

- Melakukan rekonsiliasi akun penutup antar unit bisnis - Membuat laporan sesuai dengan bidangnya

g. Sub Bidang Akutansi Aktiva Tetap dan PDP & Persediaan

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi untuk pembangunan dan pemugaran sarana penyediaan tenaga listrik serta akuntansi aktiva tetap, akuntansi persediaan, dan analisa evaluasi keuangan/akuntansi

h. Sub Bidang Akutansi Umum

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi umum wilayah dan pengusahaan sarana penyediaan tenaga listrik serta menyusun laporan keuangannya

6. BIDANG SUMBERDAYA MANUSIA DAN ORGANISASI Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM berbasis kompetensi, pengembangan organisasi, evaluasi tingkat organisasi unit, perencanaan tenaga kerja, dan anggaran kepegawaian, pengelolaan data dan administrasi kepegawaian serta hubungan industrial

Rincian tugas pokok sebagai berikut : Mengelola :

- Pengembangan organisasi

- Pengembangan sumber daya manusia

(55)

- Perencanaan tenaga kerja

- Perencanaan anggaran kepegawaian

- Evaluasi tingkat organisasi unit pelaksana dan sub unit pelaksana - Membina hubungan industrial

- Menyusun laporan manajemen

a. Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan SDM

Bertanggung jawab atas penyusunan dan evaluasi perencanaan organisasi dan SDM untuk mendukung kelancaran kerja organisasi, menyusun anggaran biaya pegawai, menyusun rencana pengembangan pegawai sesuai kebutuhan kompetensi jabatan dan kompetensi individu, serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas sebagai berikut :

- Mengelola pola pengembangan karir pegawai

- Mengidentifikasi kebutuhan diklat untuk pengembangan kompetensi pegawai, merencanakan dan melaksanakan diklat pegawai

- Mengelola proses pelaksanaan penilaian kinerja individu (pegawai) melalui penilaian oleh komite appraisal

- Mengevaluasi rencana suksesi jabatan - Mengidentifikasi kompetensi pegawai - Menyusun kebutuhan kompetensi jabatan

(56)

- Mengevaluasi efektivitas organisasi - Mengevaluasi tingkat unit organisasi

- Menyusun rencana pengembangan organisasi

- Menyusun formasi jabatan sesuai kebutuhan dan efektivitas organisasi - Menyusun kebutuhan Tenaga Kerja

- Menyusun uraian jabatan bersama bidang terkait - Menyusun rencana kerja anggaran biaya pegawai - Mengelola penerimaan pegawai baru

- Mengelola pelaksanaan PSG, PKL

- Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya b. Sub Bidang Perencanaan Karir dan Diklat

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan perencanaan karir dan diklat untuk pembinaan Pegawai serta merencanakan proses Promosi dan rotasi Pegawai

c. Sub Bidang Administrasi SDM

Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai kebijakan perusahaan dan hubungan industrial yang baik, mendukung peningkatan produktivitas organisasi serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Memelihara kesesuaian peraturan internal terhadap ketentuan ketenagakerjaan

(57)

- Mengelola administrasi kesejahteraan dan kesehatan pegawai & pensiunan

- Membuat perhitungan pajak penghasilan pegawai dan pensiunan - Mengelola pelaksanaan outsourcing

- Memelihara file/dosier pegawai sesuai sistim informasu kepegawaian

- Mengevaluasi dan mengusulkan penyempurnaan PKB

- Mengelola administrasi pelaksanaan TP2DP di Kantor Induk dan Unit Pelaksana

- Membuat laporan perpajakan dan penyelesaian ke KPP - Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya d. Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai

Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi gaji/upah dan kesejahteraan pegawai serta pensiun, mengelola data pensiun

e. Sub Bidang Administrasi SDM

Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi SDM meliputi pengangkatan, penempatan,

pemindahan dan pemberhentian pegawai, serta mengelola data pegawai meliputi fisik/dosier maupun data komputerisasi / Sipeg

7. BIDANG KOMUNIKASI HUKUM DAN ADMINISTRASI

(58)

sarana dan prasarana kantor, serta pembinaan lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja organisasi

Rincian tugas pokok sebagai berikut : - Mengelola :

Komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal dan internal Fasilitas dan prasarana kerja

Sistem keamanan dan pengamanan kantor

- Mengelola program kemitraan dan program bina lingkungan (PKBL)

- Melakukan advokasi hukum dan peraturan-peraturan perusahaan - Mengelola :

Sertifikasi asset

Dokumentasi dan perpustakaan

Administrasi kesekretariatan, protokol dan rumah tangga kantor induk

- Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya - Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

- Menyusun laporan manajemen dan data base pada bidang komunikasi, hukum dan administrasi

a. Sub Bidang Komunikasi dan Bina Lingkungan

(59)

untuk mendukung peningkatan citra perusahaan serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun kebijakan dan program komunikasi kehumasan untuk menunjang

citra perusahaan

- Membina komunikasi dengan media massa, eksekutif, legislatif, dan yudikatif di tingkat lokal

- Mengelola informasi internal dan eksternal

- Mengelola administrasi program kemitraan dan program bina lingkungan (PKBL)

- Mengevaluasi dan menyusun program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL)

- Membuat laporan dibidangnya b. Sub Bidang Hukum

Bertanggung jawab atas pengelolaan advokasi dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Mengevaluasi kesesuaian produk hukum / peraturan dengan ketentuan yang berlaku

- Membina penerapan produk hukum dan peraturan

(60)

- Mewakili perusahaan dalam proses di dalam maupun di luar peradilan

- Menangani penyelesaian sengketa dengan pihak internal/eksternal - Melakukan pendataan asset berupa tanah serta melakukan

sertifikasi tanah

- Memberikan bantuan dan pertimbangan hukum kepada perusahaan dan pegawai

- Membuat laporan dibidangnya

c. Sub Bidang Administrasi Umum dan Fasilitas

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan administrasi kesekretariatan, dan pengelolaan keamanan, fasilitas, sarana dan prasarana kantor untuk mendukung kelancaran kerja perusahaan serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan kearsipan - Mengevaluasi kebutuhan fasilitas dan sarana kantor serta rumah

jabatan

- Mambuat standarisasi sarana pelayanan cabang, ranting/rayon dan payment point

- Mengendalikan pengamanan dan kebersihan fasilitas kantor dan instalasi

(61)

- Melaksanakan kegiatan dan pelaporan K3

- Mengendalikan pemakaian telepon, listrik, air, ATK, dan kendaraan dinas

- Membina pelaksanaan TLSK

- Menyediakan kebutuhan ATK dan fasilitas - Membuat standar HPS material peralatan kantor

- Mengevaluasi dan melakukan pembayaran Pajak dan Asuransi atas sarana yang dimiliki

- Mengelola kegiatan protokoler

- Melaksanakan inventarisasi / pendataan asset tanah dan bangunan - Mengelola pemeliharaan gedung, fasilitas, sarana dan prasarana

serta kendaraan

- Menyusun kebijakan administrasi

- Membuat laporan sesuai bidang tugasnya d. Sub Bidang Kesektariatan

Bertanggung jawab atas kegiatan kesekretariatan dan kearsipan kegiatan kedinasan, mengendalikan biaya pemakaian ATK dan sarana kantor dan keamanan lingkungan kantor

e. Sub Bidang Umum dan Fasilitas Kantor

(62)

8. AUDIT INTERNAL

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen dan oprasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

- Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan sesuai program kerja perusahaan

- Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik, manajemen dan SDM

- Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional

- Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal - Menyusun laporan manajemen sesuai bidang tugas D. Gambaran Karyawan Perusahaan

Gambaran Pegawai atau Karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara secara umum yang terdiri dari 198 orang staff pegawai, antara lain yaitu :

1. General Manager

(63)

6. Bidang Keuangan terdiri dari 29 Orang Staff 7. Bidang SDM terdiri dari 24 Orang Staff

8. Bidang Komunikasi, Hukum, dan Administrasi terdiri dari 37 Orang Staff

(64)

BAB 3

GAMBARAN DATA PAJAK A. KETENTUAN UMUM

1. Pengertian Pajak Pengasilan Pasal 21

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dalam bentuk apapun.

Sedangkan Pajak Penghasilan Pasal 21, yang disingkat PPh pasal 21 adalah Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Pembayaran PPh ini dilakukan dalam tahun berjalan melalui pemotongan oleh pihak-pihak tertentu. Pihak yang wajib melakukan PPh Pasal 21 adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggara kegiatan, pihak-pihak tersebut diwajibkan oleh undang-undang untuk memotong pajak yang terutang dari Wajib Pajak dan selanjutnya disetorkan ke Kas Negara.

(65)

nantinya dapat dikreditkan oleh Wajib Pajak yang bersangkutan pada saat melaporkan penghitungan pajak yang terutang pada akhir tahun pajak. 2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak

a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 Orang Pribadi maupun Badan.

b. undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000, dan Sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

B. SUBJEK DAN OBJEK PAJAK PPH PASAL 21 1. Subjek Pajak

Penerima Penghasilan yang di Potong PPh Pasal 21 :

a. Pegawai meliputi pegawai tetap dan pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas

b. Penerima uang pesangon,pensiun atau uang manfaat pensiun,tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya.

(66)

d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan

Yang tidak merupakan subjek pajak dalam arti yang tidak merupakan Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 :

a. Pejabat Perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang telah ditetapkan oleh menteri keuangan

2. Objek Pajak

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap,baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.

c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, uang Jaminan hari tua atau tunajangan hari tua,dan pembayaran lain sejenisnya. d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah

(67)

e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan

f. Imbalan kepada peserta kegiatan antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, hadiah/penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, imbalan sejenis dengan nama apapun.

Penghasilan yang Bukan Objek Pajak :

a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.

b. Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapunyang diberikan oleh pemerintah ataupun wajib pajak.

c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan Iuran Jaminan Hari Tua kepada badan Penyelenggara Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.

d. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.

e. Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan Tunjangan Hari Tua.

(68)

3. Pemotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Pemotong Pajak Penghasilan (PPh) adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh UU No.7 Tahun 1983 Tentang PPh sebagaimana telah di ubah dengan UU No.17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan UU No.36 Tahun 2008 untuk memotong PPh Pasal 21. Termasuk Pemotong PPh Pasal 21 adalah :

a. Pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap (BUT), baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atas jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

b. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan Pemerintah Pusat,Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga pemerintah dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama c. apapun sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan.

d. Dana Pensiun, Badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), dan badan-badan lain yang membayar uang pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT) atau Jaminan Hari Tua (JHT).

(69)

melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.

f. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan, jasa, yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Wajib Pajak Luar Negeri. g. Yayasan (termasuk yayasan dibidang kesejahteraan, rumah sakit,

pendidikan, kesenian, olahraga, kebudayaan, lembaga, kepanitian, asosiasi, perkumpulan organisasi massa, organisasi sosial politik,dan organisasi lainnya) dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

h. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, pemagangan.

i. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggrakan kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wasjib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

4. Bukan Pemotong Pajak PPh Pasal 21

(70)

b. Organisasi –organisasi internasional yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan

c. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha

5. Penerima Penghasilan (Wajib Pajak PPh Pasal 21)

Penerima Penghasilan selanjutnya disebut Wajib Pajak, Yang Penghasilannya dipotong PPh Pasal 21 adalah :

a. Pejabat Negara, yaitu : a. Presiden dan Wakil Presiden

b. Ketua, Wakil Ketua,dan anggota DPR/MPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota.

c. Ketua dan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan

d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Mahkamah Agung e. Ketua dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung

f. Menteri, Menteri Negara, dan Menteri Muda g. Jaksa Agung

h. Gubernur dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Provinsi i. Bupati dan Wakil Bupati Kepala Daerah Kabupaten j. Walikota dan Wakil Walikota

(71)

c. Pegawai adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja, baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau BUMN atau BUMD.

d. Pegawai Tetap adalah Orang Pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara bekala,termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara terus- menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara berlangsung.

e. Tenaga Lepas adalah orang Pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang hanya menerima atau memperoleh imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja

f. Penerima Pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan dimasa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.

g. Penerima Honorarium adalah orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.

h. Penerima Upah adalah orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau upah satuan.

(72)

6. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, THT/JHT Yang Dibayarkan Sekaligus

a. Definisi dari Uang Pesangon adalah Penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk pengelola dana pesangon tenaga kerja kepada pegawai, dengan nama dan dalam bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.

b. Definisi Uang Manfaat Pensiun adalah Penghasilan dari manfaat pensiun yang dibayarkan kepada orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. c. Tunjangan Hari Tua adalah Penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh

badan penyelenggara tunjangan hari tua kepada orang pribadi yang telah mencapai usia pensiun

d. Jaminan Hari Tua adalah Penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja kepada orang pribadi yang berhak dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau keadaan lain yang ditentukan.

Gambar

GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) WILAYAH

Referensi

Dokumen terkait

scoping excercise dengan mitra FTA ASEAN. Template akan dilaporkan kepada SEOM agar SEOM dapat membahasnya secara inter-sessional sebelum dikirim kepada mitra FTA

- Menjelaskan isi bacaan melalui Referencing - Menyebutkan fungsi nouns pada suatu kalimat - Menyebutkan suffixes yang tepat pada suatu kalimat Materi Pokok :

Bagian tengah cabang memiliki proporsi polip karang yang berkaitan dengan lo- kasi energi untuk pertumbuhan yang lebih reproduktif (100%) dengan kandungan rataan jumlah telur yang

Melalui Program Kreativitas mahasiswa (PKM) ini disusun suatu langkah solusi yaitu dengan melakukan penelitian pembuatan nanofiber kitosan berbahan dasar cangkang..

CNF yang diproduksi pada 500 o C secara umum berbentuk fiber/serat yang lurus dan heliks dengan diameter serat sekitar 300 nm, pada CNF dengan suhu 600 o C secara

Di dalam naskah ini akan menceritakan kisah Gun Jack dengan anak keduanya, Wulan Mayastika sebagai tokoh utama dari sudut pandang Rudi sebagai sudut pandang orang pertama bukan

Preferensi umpan padi/gabah lebih disukai oleh tikus dari pada umpan umpan beras utuh, beras pecah, jagung utuh, jagung pecah dan tepung jagung karena umpan padi mudah

Pertumbuhan setek tengah nyata lebih baik dari pada setek pucuk yakni setek tengah memiliki ukuran tunas lebih baik, jumlah tunasnya lebih banyak dan ukurannya lebih panjang,