• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Strategi Perdagangan Foreign Exchange Menggunakan Pendekatan Fibonacci, Candlestick Dan Fuzzy Logic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Strategi Perdagangan Foreign Exchange Menggunakan Pendekatan Fibonacci, Candlestick Dan Fuzzy Logic"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

CANDLESTICK DAN FUZZY LOGIC

SKRIPSI

LAILAN SAHRINA HASIBUAN

051401064

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENENTUAN STRATEGI PERDAGANGAN FOREIGN EXCHANGE MENGGUNAKAN PENDEKATAN FIBONACCI,

CANDLESTICK DAN FUZZY LOGIC

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

LAILAN SAHRINA HASIBUAN 051401064

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN STRATEGI PERDAGANGAN

FOREIGN EXCHANGE MENGGUNAKAN PENDEKATAN FIBONACCI, CANDLESTICK DAN FUZZY LOGIC

Kategori : SKRIPSI

Nama : LAILAN SAHRINA HASIBUAN

Nomor Induk Mahasiswa : 051401064

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, November 2010

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Syahriol Sitorus, S.Si, MIT Prof. Dr. Muhammad Zarlis NIP. 197103101997031004 NIP. 195707011986011003

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PENTUAN STRATEGI PERDAGANGAN FOREIGN EXCHANGE MENGGUNAKAN PEDEKATAN FIBONACCI,

CANDLESTICK DAN FUZZY LOGIC

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, November 2010

(5)

PENGHARGAAN

Segala puji bagi Allah SWT, yang segala sesuatu bertasbih kepada-Nya dan segala kekuasaan berada dalam genggaman-Nya. Shalawat dan salam kepada manusia paling agung, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat dan pengikutnya yang setia meski tak pernah berjumpa.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Syahriol Sitorus,S.Si, MIT selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Selanjutnya kepada Bapak Drs. Sawaluddin, MIT selaku Dosen Penguji I dan Ibu Maya Silvi Lydia, BSc, MSc selaku Dosen Penguji II, terima kasih atas saran dan kritik yang sangat berguna bagi penulis. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer dan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Syahriol Sitorus, S.Si, MIT, Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, dosen-dosen di Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU, dan para pegawai di Program Studi S1 Ilmu Komputer FMIPA USU.

Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orangtua, Ayahanda Alm.Ahmad Sayuti Hasibuan, yang telah berjuang dengan keras hingga akhir hayatnya untuk menyekolahkan anak-anaknya dan kepada Ibunda Nurlin Nasution yang selalu bersabar dalam semua kondisi, sesungguhnya doa dari ibunda menjadi pembuka jalan hidup bagi penulis. Semoga Ayahanda dan Ibunda selalu berada dalam naungan cahaya iman. Penulis juga sampaikan terima kasih kepada Kakak terkasih, Linda, yang telah menggantikan posisi ayah untuk menyekolahkan adik-adiknya dan terima kasih juga untuk hal-hal yang telah kakak rencanakan, kakak lebih hebat dari Abdullah Khairul Azzam. Tidak lupa juga untuk Kak Lita dan Adik-adik, Bairuni dan Farabi, terima kasih atas arahan, bantuan dan dukungannya yang tidak ternilai.

Selanjutnya kepada sahabat penulis, Rossy, terima kasih atas doanya yang begitu tulus, untuk Melly dan Titin yang telah sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsi. Untuk Rena yang bersedia berbagi. Untuk teman-teman dan adik-adik di BKM Al-Khuwarizmi juga UKMI Ad-Da’wah terima kasih atas dukungannya. Terima kasih untuk seorang kakak yang menjadi guru dalam kehidupan penulis, yang telah berbagi ilmu dan pengalaman. Terima kasih juga untuk teman-teman stambuk 2005, abang dan kakak senior, adik-adik junior, adik-adik mentoring dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan.

(6)

ABSTRAK

Perdagangan forex merupakan investasi yang berisiko tinggi dan memiliki prospek yang tinggi. Berbagai kalangan berperan di dalamnya, mulai dari individu hingga perusahaan-perusahaan bertaraf internasional. Nilai transaksi pada pasar forex juga sangat besar, menyentuh harga $USD 2 triliun perharinya. Banyaknya kalangan yang berperan di dalamnya dan besarnya nilai uang yang beredar menjadikan pasar forex sulit untuk dikendalikan oleh kalangan tertentu.

Berbagai analisa telah dikembangkan untuk memprediksi pergerakan harga forex, diantaranya fibonacci dan candlestick. Fibonacci melakukan prediksi pergerakan harga forex berdasarkan level-level fibonacci. Candlestick merupakan salah satu analisa yang dapat digunakan untuk mengetahui batas level fibonacci berdasarkan pola-pola candlestick yang terbentuk pada waktu sebelumnya. Baik fibonacci maupun candlestick menggunakan variable-variabel fuzzy seperti lebih tinggi, lebih rendah, lebih lebar.

(7)

DETERMINATION OF FOREIGN EXCHANGE TRADING STRATEGY BY USING FIBONACCI, CANDLESTICK AND

FUZZY LOGIC APPROACH

ABSTRACT

Forex trading is a high risk and high prospects investments. Various people played in it, ranging from individuals to international companies. The value of transactions on the forex market is also very large, the price touched $USD 2 trillion per day. The number of circles that play a role in it and the value of money in circulation makes the forex market is difficult to be controlled by certain circles.

Various analysis have been developed to predict forex price movement, including the Fibonacci and Candlestick. Fibonacci predict forex price movement based on the Fibonacci levels. Candlestick is one of analysis that can be used to determine the limit of Fibonacci levels based on candlestick patterns are formed at an earlier time. Both the Fibonacci and Candlestick using fuzzy variables such as higher, lower, longer.

(8)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Batasan Masalah 2

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

1.6. Hipotesis 3

1.7. Tinjauan Pustaka 3

1.8. Metode Penelitian 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Fuzzy Logic 10

2.1.1. Himpunan Fuzzy 10

2.1.2. Membership Function (Fungsi Keanggotaan) 12

2.1.3. Operator Himpunan Fuzzy 13

2.1.4. Aturan Fuzzy 14

2.1.5. Fuzzy Inference System 14

2.1.6. Keunggulan Fuzzy Logic 17

2.2. Forex 17

2.3. Analisis Teknikal 18

2.4. Analisis Fibonacci 19

2.4.1. Leonardo Fiboacci 19

2.4.2. Perbandingan Fibonacci 19

2.4.3. Fibonacci dan Pergerakan Pasar 20

2.5. Analisis Candlestick 22

2.5.1. Sejarah Candlestick 22

2.5.2. Dasar Candlestick 23

2.5.3. Pola-Pola Candlestick 23

2.6. Penelitian Terkait 30

(9)

3.1. Analisis Masalah 31

3.2. Penyelesaian Masalah 32

3.2.1. Basis Pengetahuan 33

3.2.2. Fuzifikasi 34

3.2.3. Inferensi 38

3.2.4. Defuzifikasi 39

3.3. Analisis Sistem 40

3.3.1. Pemodelan Fungsional 40

3.3.2. Kamus Data 46

3.4. Perancangan 49

3.4.1. Perancangan Arsitektur 49

3.4.2. Perancangan Prosedural 50

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 52

4.1. Implementasi 52

4.1.1. Expert Advisor 52

4.1.2. Custom Indicator 53

4.2. Pengujian 54

4.2.1. Pengujian dengan Black Box 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

(10)

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 1.1 Persamaan untuk posisi titik C dan D 6

Tabel 2.1 Persamaan untuk posisi titik C dan D 21

Tabel 3.1 Basis Pengetahuan 35

Tabel 3.2 Titik-titik a, b, c dan d untuk representasi kurva trapezium 36

Tabel 3.3 Titik a dan b untuk representasi kurva linear naik 36

Tabel 3.4 Titik a dan b untuk representasi kurva linear turun 37

Tabel 3.5 Titik a dan b untuk representasi kurva tegas 38

Tabel 3.6 Spesifikasi Proses Diagram Konteks Level 0 41

Tabel 3.7 Spesifikasi Proses DFD level 1 Proses P.0 42

Tabel 3.8 Spesifikasi Proses DFD 2 Proses P.2 44

Tabel 3.9 Spesifikasi Proses DFD 2 Proses P.3 45

Tabel 3.10 Kamus Data 46

(11)

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 1.1 Diagram Sistem Fuzzy 4

Gambar 1.2 Sinyal Beli 6

Gambar 1.3 Level Fibonacci 6

Gambar 1.4 Struktur Candlestick 7

Gambar 2.1 Himpunan Konvensional dan Himpunan Fuzzy 11

Gambar 2.2 Bagian dari Fuzzy Logic 11

Gambar 2.3 Berbagai Jenis Fungsi Keanggotaan 13

Gambar 2.4 Fuzzy Inference System 15

Gambar 2.5 Fuzzification untuk masukan crisp menjadi fuzzy 15

Gambar 2.6 Inferensi fuzzy model Tsukamoto 16

Gambar 2.7 Sinyal Beli 20

Gambar 2.8 Level Fibonacci 20

Gambar 2.9 Perbandingan Fibonacci pada Pergerakan Pasar Forex 21

Gambar 2.10 Candle yang menunjukkan bullish dan bearish 23

Gambar 2.11 Bullish Engulfing Candle 25

Gambar 2.12 Piercing Line 26

Gambar 2.13 Bullish Harami 27

Gambar 2.14 Bearish Engulfing Candle 28

Gambar 2.15 Dark Cloud Cover 29

Gambar 2.16 Bearish Harami 30

Gambar 3.1 Interval harga perdagangan USD/JPY 32

Gambar 3.2 Kurva Trapesium dan Fungsi keanggotaan 34

Gambar 3.3 Kurva Linear Naik dan Fungsi Keanggotaannya 36

Gambar 3.4 Kurva Kurva Tegas (Crisp) dan Fungsi Keanggotaannya 38

Gambar 3.5 Fungsi keanggotaan untuk himpunan fuzzy buy dan sell 39

Gambar 3.6 Hasil akhir sistem fuzzy yang direkomendasikan kepada trader 40

Gambar 3.7 Diagram konteks sistem forex 40

Gambar 3.8 DFD level 1 Proses 0 41

Gambar 3.9 DFD level 2 proses P.2 43

Gambar 3.10 DFD level 2 proses P.3 43

Gambar 3.11 Rancangan arsitektur sistem forex 49

Gambar 4.1 Data masukan pada expert advisor 52

(12)

ABSTRAK

Perdagangan forex merupakan investasi yang berisiko tinggi dan memiliki prospek yang tinggi. Berbagai kalangan berperan di dalamnya, mulai dari individu hingga perusahaan-perusahaan bertaraf internasional. Nilai transaksi pada pasar forex juga sangat besar, menyentuh harga $USD 2 triliun perharinya. Banyaknya kalangan yang berperan di dalamnya dan besarnya nilai uang yang beredar menjadikan pasar forex sulit untuk dikendalikan oleh kalangan tertentu.

Berbagai analisa telah dikembangkan untuk memprediksi pergerakan harga forex, diantaranya fibonacci dan candlestick. Fibonacci melakukan prediksi pergerakan harga forex berdasarkan level-level fibonacci. Candlestick merupakan salah satu analisa yang dapat digunakan untuk mengetahui batas level fibonacci berdasarkan pola-pola candlestick yang terbentuk pada waktu sebelumnya. Baik fibonacci maupun candlestick menggunakan variable-variabel fuzzy seperti lebih tinggi, lebih rendah, lebih lebar.

(13)

DETERMINATION OF FOREIGN EXCHANGE TRADING STRATEGY BY USING FIBONACCI, CANDLESTICK AND

FUZZY LOGIC APPROACH

ABSTRACT

Forex trading is a high risk and high prospects investments. Various people played in it, ranging from individuals to international companies. The value of transactions on the forex market is also very large, the price touched $USD 2 trillion per day. The number of circles that play a role in it and the value of money in circulation makes the forex market is difficult to be controlled by certain circles.

Various analysis have been developed to predict forex price movement, including the Fibonacci and Candlestick. Fibonacci predict forex price movement based on the Fibonacci levels. Candlestick is one of analysis that can be used to determine the limit of Fibonacci levels based on candlestick patterns are formed at an earlier time. Both the Fibonacci and Candlestick using fuzzy variables such as higher, lower, longer.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Foreign Exchange, lebih dikenal dengan istilah forex, merupakan salah satu pilihan

investasi yang berkembang di Indonesia. Forex Trading adalah transaksi perdagangan

nilai tukar mata uang asing di pasar uang internasional. Forex berbeda dengan money

changer. Pada money changer, jual beli dilakukan secara fisik (memiliki tempat dan

barang), transaksi forex dilakukan dengan memindahbukukan dana pada rekening

bank antara trader.

Pasar forex sebenarnya adalah pasar uang terbesar di dunia. Banyak sekali

trader yang terlibat di dalamnya, perusahaan bertaraf internasional, bank-bank dunia

maupun individu. Banyaknya trader di pasar ini membuat perputaran uang menjadi

sangat cepat.

Perputaran uang yang begitu cepat, selain diakibatkan oleh banyaknya jumlah

trader, juga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti faktor ekonomi, politik

dan sosial suatu negara. Akibatnya, harga menjadi sangat fluktuatif. Harga yang

sangat fluktuatif merupakan resiko yang harus dihadapi para trader.

Harga suatu mata uang terhadap mata uang lain akan mengalami peningkatan

(bullish) ataupun penurunan (bearish). Jika harga suatu mata uang mengalami bullish

terhadap mata uang lain, maka perdagangan forex diawali dengan open-buy dan akan

diakhiri dengan close-sell. Selisih antara harga beli dan harga jual adalah keuntungan

yang diperoleh trader (Martinez, Jared F, 2007).

Berbagai analisis teknikal telah dikembangkan untuk memprediksi terjadinya

bullish, yang berarti sinyal beli, dan memprediksi terjadinya bearish, yang berarti

sinyal jual. Diantaranya adalah Relative Strength Index (RSI), Stochastic Oschilator,

(15)

Analisis Fibonacci menggunakan perbandingan bilangan Fibonacci untuk

menentukan sinyal beli, sinyal jual dan target keuntungan yang dapat dicapai

(Marshall dan Moubray, 2005). Analisis dengan Fibonacci akan semakin akurat jika

digabungkan dengan analisis lainnya yaitu candlstick (Fischer dan Fischer, 2003).

Pola-pola candlestick yang dapat digunakan untuk menentukan keputusan

mengandung variable-variabel fuzzy seperti ‘lebih besar’, ‘lebih kecil’, ‘lebih tinggi’,

‘lebih rendah’. Oleh sebab itu fuzzy logic diperlukan untuk mengukur keakuratan pola

yang muncul.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana menentukan posisi beli maupun jual menggunakan metode Fibonacci

dan candlestick.

2. Bagaimana mengukur keakuratan pola fibonacci dan candlestick menggunakan

fuzzy logic.

1.3. Batasan Masalah

Dalam suatu penelitian diperlukan batasan masalah agar pembahasan tidak melebar.

Pada penelitian ini yang menjadi batasan masalah adalah :

1. Grafik yang digunakan adalah grafik 5 menit.

2. Perdagangan forex untuk USD/JPY.

3. Pola candlestick terbatas pada bullish/bearish engulfing candle, piercing line, dark

cloud cover dan bullish/bearish harami.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun suatu aplikasi yang dapat

menentukan posisi open-buy, open-sell, close-sell dan close-buy pada perdagangan

forex.

1.5. Manfaat Penelitian

(16)

1.6. Hipotesis

Dalam penelitian ini ada beberapa hipotesis yang akan diuji, yaitu

1. Harga pembukaan forex masa lalu dapat memprediksi harga forex yang akan

datang.

2. Harga penutupan forex masa lalu dapat memprediksi harga forex yang akan

datang.

3. Harga tertinggi forex masa lalu dapat memprediksi harga forex yang akan datang.

4. Harga terendah forex masa lalu dapat memprediksi harga forex yang akan datang.

1.7. Tinjauan Pustaka

Landasan teori yang digunakan dalam pembangunan aplikasi yang dapat menentukan

strategi perdagangan forex dengan fuzzy logic.

1.7.1. Himpunan Fuzzy

Fuzzy logic adalah salah satu cara untuk memetakan suatu ruang input ke ruang

output. Ide mengenai fuzzy logic sudah lama dipikirkan oleh para filsuf Yunani kuno.

Plato adalah filsuf pertama yang meletakkan fondasi dasar fuzzy logic. Plato

mengatakan terdapat area ketiga selain benar dan salah. Tetapi, pemikiran mengenai

fuzzy logic menghilang selama dua milinium dan baru muncul kembali pada era

1960-an. Konsep fuzzy logic yang sangat sistematis pertama kali diusulkan oleh Lotfi A.

Zadeh (Suyanto, 2008).

Pada himpunan konvensional himpunan memiliki batasan yang kaku. Sebagai

contoh, suatu himpunan konvensional didefinisikan sebagai

A = {x | x > 6}

ada batasan yang jelas yaitu 6 sehingga jika x lebih besar dari 6 maka x anggota

himpunan A dan jika sebaliknya maka x bukan anggota himpnan A. Berlawanan

dengan himpunan konvensional, himpunan fuzzy merupakan suatu himpunan tanpa

batasan yang kaku. Oleh karena itu transisi dari “anggota himpunan” ke “bukan

anggota himpunan” terjadi secara bertahap dan transisi ini diimplementasikan dengan

(17)

Suatu sistem yang berbasis fuzzy logic diawali dengan fuzifikasi yaitu konversi

input crisp menjadi fuzzy berdasarkan fungsi keanggotaan. Proses selanjutnya adalah

inferensi, proses ini akan memperhitungkan semua aturan pada basis aturan dan

menghasilkan himpunan fuzzy. Proses terakhir adalah defuzifikasi, proses ini akan

menentukan nilai crisp untuk himpunan fuzzy yang dihasilkan pada proses inferensi

Gambar 1.1. Diagram Sistem Fuzzy (Jang dan Sun, 1995).

1.7.2. Operator Himpunan Fuzzy

Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang didefinisikan

secara khusus untuk mengkombinasikan dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai

keanggotaan sebagai hasil dari operasi dua himpunan sering dikenal dengan nama fire

strength atau -predikat. Ada tiga operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu:

a. Operator AND

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. -predikat

sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil nilai

keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.

µA B[x]=min(µA[x], µB[y])

b. Operator OR

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. -predikat sebagai

hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengna mengambil nilai keanggotaan

terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.

(18)

c. Operator NOT

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan -predikat

sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan mengurangkan nilai

keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari satu

µA’ = 1 - µA[x]

(Kusumadewi dan Hartati, 2006).

1.7.3. Fibonacci

Pada pasar forex, rasio Fibonacci digunakan untuk menentukan posisi pembukaan dan

posisi penutupan untuk suatu perdagangan. Rasio yang digunakan adalah 38.2%, 50%,

61.8%, 78.6%, 100%, 127%, 161.8%, 200%, 261.8%.

(a) (b)

Gambar 1.2 Sinyal beli (a) dan sinyal jual (b)

Sinyal beli terjadi ketika harga bergerak naik dari titik A menuju titik B

kemudian retrace hingga titik C sesuai level Fibonacci. Sinyal jual terjadi ketika harga

begerak turun dari titik A menuju titik B kemudian retrace hingga titik C sesuai level

Fibonacci.

(19)

Grafik di atas menunjukkan adanya sinyal beli. Perdagangan forex dimulai

pada titik C dan ditutup pada titik D. Posisi titik C dan titik D dapat dihitung dengan

persamaan di bawah ini:

Tabel 1.1. Persamaan untuk posisi titik C dan D

Target Fibonacci Persamaan titik C dan D

38.2% B - (B-A) * 0.382 = C

50% B - (B-A) * 0.5 = C

61.8% B - (B-A) * 0.618 = C

78.6% B - (B-A) * 0.786 = C

100% (B-A) * 1 + A = D

127% (B-A) * 1.27 + A = D

161.8% (B-A) * 1.618 + A = D

200% (B-A) * 2 + A = D

261.8% (B-A) * 2.618 + A = D

(Martinez, Jared F, 2007).

Posisi titik C dan titik D dapat ditentukan dengan metode lain. Candlestick merupakan

metode yang sangant sesuai digabungkan dengan Fibonacci (Fischer dan Fischer,

2003).

1.7.4. Analisis Candlestick

Candlestick bekerja berdasarkan harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah

dan harga penutupan. Diagram ini mampu mengidentifikasi momentum perubahan

harga dengan membandingkan harga pembukaan dan harga penutupan (Fischer dan

Fischer, 2003).

(20)

Pola candlestick yang digunakan sebagai analisis teknikal pada penelitian ini

adalah bullish/bearish engulfing candle, piercing line, dark cloud cover dan

bullish/bearish harami.

a. Bullish Engulfing Candle

Bullish engulfing candle terdiri atas dua candle dengan warna yang berlawanan.

Candle pertama berwarna hitam dan candle kedua berwarna putih. Candle kedua

“menelan” candle pertama, harga pembukaan candle kedua lebih rendah dari harga

penutupan candle pertama dan harga penutupan candle kedua lebih tinggi dari harga

pembukaan candle pertama.. Pola ini menandakan bahwa harga akan mengalami

peningkatan yang artinya sinyal beli.

b. Piercing Line

Pola piercing line terjadi pada trend yang mengalami downtrend. Candle pertama

berwarna hitam dan menunjukkan trend yang sedang terjadi. Candle kedua

mempunyai harga pembukaan lebih rendah harga terendah pada candle sebelumnya

dan harga penutupannya di atas setengah real body candle sebelumnya. Pola ini

menandakan bahwa harga akan mengalami peningkatan yang artinya sinyal beli.

c. Bullish Harami

Bullish harami terjadi pada trend yang mengalami downtrend. Pola ini berkebalikan

dengan bullish engulfing candle. Bullish harami diawali dengan candle pertama yang

memiliki real body yang panjang dan candle ini menunjukkan trend yang sedang

terjadi. Candle kedua memiliki real body yang kecil dan real body ini berada di dalam

real body candle sebelumnya. Pola ini menandakan sinyal beli.

d. Bearish Engulfing Candle

Bearish engulfing candle terdiri atas dua candle dengan warna yang berlawanan.

Candle pertama berwarna putih dan candle kedua berwarna hitam. Candle kedua

“menelan” candle pertama, harga pembukaan candle kedua lebih tinggi dari harga

(21)

pembukaan candle pertama.. Pola ini menandakan bahwa harga akan mengalami

penurunan yang berarti sinyal jual.

e. Dark Cloud

Pola dark cloud cover terjadi pada trend yang mengalami uptrend. Pola ini diawali

dengan candle putih yang memiliki real body yang panjang dan candle ini mengikuti

trend yang sedang terjadi. Candle kedua berwarna hitam dengan harga pembukaan

lebih tinggi dari harga tertinggi pada candle sebelumnya dan harga penutupannya di

bawah setengah real body candle sebelumnya. Pola ini menandakan bahwa harga akan

mengalami penurunan yang berarti bahwa sinyal jual

f. Bearish Harami

Bearish harami terjadi pada trend yang mengalami uptrend. Pola ini berkebalikan

dengan bearish engulfing candle. Bearish harami diawali dengan candle pertama yang

memiliki real body yang panjang dan candle ini menunjukkan trend yang sedang

terjadi. Candle kedua memiliki real body yang kecil dan real body ini berada di dalam

real body candle sebelumnya. Pola ini menunjukkan sinyal jual

1.8. Metode Penelitian

Langkah-langkah dalam pengerjaan skripsi:

a. Studi Literatur. Penulisan ini dimulai dengan studi kepustakaan yaitu

mengumpulkan bahan-bahan referensi mengenai perdagangan forex, Metode

Fibonacci, Metode Candlestick, fuzzy logic dari berbagai sumber.

b. Analisis masalah. Pada tahap ini akan dianalisa bagaimana menentukan posisi beli

maupun jual menggunakan metode Fibonacci dan candlestick serta bagaimana

menentukan keakuratan pola candlestick yang muncul dengan fuzzy logic.

c. Perancangan Sistem. Pada tahap ini dilakukan pembuatan diagram konteks, DFD,

perancangan data, perancangan antarmuka, dan perancangan prosedural sistem.

d. Pengkodean. Pada tahap ini sistem yang telah dirancang kemudian

diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman.

e. Pengujian. Pada tahap ini dilakukan pengujian program dan mencari kesalahan

(22)

f. Penyusunan laporan dan kesimpulan akhir. Menyusun laporan hasil analisis dan

perancangan ke dalam format penulisan tugas akhir dengan disertai kesimpulan

akhir.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Fuzzy logic

Fuzzy logic merupakan suatu sistem cerdas yang digunakan untuk merepresentasikan

ketidakpastian sesuai dengan cara manusia berfikir dan mengambil kesimpulan. Fuzzy

logic secara matematis pertama kali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh (Suyanto,

2006).

2.1.1. Himpunan Fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan superset dari himpunan konvensional. Pada himpunan

fuzzy derajat keanggotaan berada diantara 0 dan 1. Derajat keanggotaan yang bernilai

1 menyatakan keanggotaan penuh, sedangkan derajat keanggotaan yang bernilai 0

menyatakan bukan anggota sama sekali. Pada himpunan fuzzy dapat terjadi

keanggotaan yang bersifat parsial (Ibrahim, 2003).

Pada himpunan konvensional, himpunan memiliki batasan yang kaku. Sebagai

contoh, suatu himpunan konvensional didefinisikan sebagai

A = {x | x > 6}

ada batasan yang jelas yaitu 6 sehingga jika x lebih besar dari 6 maka x anggota

himpunan A dan jika sebaliknya maka x bukan anggota himpnan A. Berlawanan

dengan himpunan konvensional, himpunan fuzzy merupakan suatu himpunan tanpa

(23)

anggota himpunan” terjadi secara bertahap dan transisi ini diimplementasikan dengan

fungsi keanggotaan.

Secara matematis suatu himpunan fuzzy A dalam semesta X dapat dinyatakan

sebagai himpunan pasangan terurut

A={(x, µA(x)) | x X }

di mana µA adalah fungsi keanggotaan dari himpunan fuzzy A yang merupakan suatu

pemetaan dari himpunan semesta X ke interval tertutup [0,1] (Ibrahim, 2003).

Perbedaan himpunan fuzzy dan himpunan konvensional terlihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1. Himpunan konvensional dan himpunan fuzzy

Pada gambar diatas ada tiga himpunan yaitu poors, averages dan richs dalam

himpunan semesta kekayaan. Pada himpunan konvensional terlihat batasan kaku

antara poors, averages dan richs. Pada himpunan fuzzy tidak ada batasan yang kaku,

seseorang dapat menjadi anggota himpunan poors dengan derajat keanggotaan 0.1

sekaligus menjadi anggota himpunan averages dengan derajat keanggotaan 0.7.

Keunggulan utama dari fuzzy logic adalah kemampuannya mengolah ekspresi

kata atau kalimat menggantikan nilai-nilai numeris. Ekspresi tersebut dikenal dengan

istilah variabel linguistik. Sebagai contoh, variabel fuzzy kecepatan dapat dibagi

menjadi tiga variabel linguistik yaitu lambat, sedang dan cepat. Setiap variabel

lingustik dinyatakan dalam fungsi keanggotaan dalam semesta pembicaraan. Nilai dari

fungsi keanggotaan bervariasi antara 0 dan 1. Bentuk kurva fungsi keanggotaan juga

bervariasi seperti bentuk kurva segitiga, kurva bahu atau sigmoid. Tidak ada aturan

pasti yang mengatur pemilihan bentuk kurva, namun keakuratan hasil yang dihasilkan

dari sistem fuzzy berkaitan erat dengan kesesuaian kurva yang dipilih untuk mewakili

(24)

Gambar 2.2. Bagian dari fuzzy logic

Dalam sistem fuzzy ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk dapat

memahami sitem, yaitu:

1. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang akan dibahas dalam suatu sistem fuzzy.

Contoh: kecepatan.

2. Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan

tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Contoh: Pada variabel fuzzy kecepatan dapat

dibagi menjadi tiga himpunan fuzzy yaitu lambat, menengah dan cepat

3. Semesta pembicaraan (universe of discourse)

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan

himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri

ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun

negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak ada batas atasnya. Contoh:

Semesta pembicaraan untuk variabel fuzzy kecepatan [0 120]

4. Domain

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta

pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya

semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa

naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa

bilangan positif dan negatif. Contoh: Domain himpunan fuzzy untuk menengah [40

80]

(25)

Setiap variabel linguistik diasosiasikan dengan himpunan fuzzy yang masing-masing

memiliki fungsi keanggotaan yang telah didefinisikan. Fungsi keanggotaan adalah

suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai

keanggotaannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai

keanggotaan adalah dengan pendekatan fungsi

Terdapat banyak fungsi yang dapat digunakan untuk memetakan titik-titik

input ke dalam nilai keanggotannya. Beberapa diantaranya adalah triangular

membership function, trapezoid membership function, gaussian membership function

dan generalized bell membership function (Surbakti, 2006).

Gambar 2.3. Berbagai jenis fungsi keanggotaan

2.1.3. Operator Himpunan Fuzzy

Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang didefinisikan

secara khusus untuk mengkombinasikan dan memodifikasi himpunan fuzzy. Nilai

keanggotaan sebagai hasil dari operasi dua himpunan sering dikenal dengan nama fire

strength atau -predikat. Ada tiga operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu:

a. Operator AND

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. -predikat

sebagai hasil operasi dengan operator AND diperoleh dengan mengambil nilai

keanggotaan terkecil antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.

µA B[x]=min(µA[x], µB[y])

(26)

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. -predikat sebagai

hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengna mengambil nilai keanggotaan

terbesar antar elemen pada himpunan-himpunan yang bersangkutan.

µAUB[x]=max(µA[x], µB[y])

c. Operator NOT

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan -predikat

sebagai hasil operasi dengan operator NOT diperoleh dengan mengurangkan nilai

keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari satu

µA’ = 1 - µA[x]

(Kusumadewi dan Hartati, 2006).

2.1.4. Aturan Fuzzy

Penalaran pada fuzzy menggunakan aturan fuzzy yang berbentuk IF-THEN. Aturan

fuzzy terdiri atas dua bagian antaseden atau premis dan konsekuen atau konklusi.

Bentuk aturan fuzzy adalah sebagai berikut:

IF x is A THEN y is B

(x is A) adalah antaseden atau premis dan (y is B) adalah konsekuen atau konklusi. A

dan B adalah variabel linguistik yang terdefinisi dalam himpunan fuzzy pada semesta

X dan Y (Jang dan Sun, 1995). Aturan fuzzy sering didapati dalam kehidupan

sehari-hari, misalnya:

a. JIKA tekanan besar MAKA volume kecil

b. JIKA permintaan tinggi MAKA harga naik

c. JIKA jalanan licin MAKA mengemudi berbahaya.

2.1.5. Fuzzy Inference System

Fuzzy Inference System merupakan suatu kerangka komputasi yang didasarkan teori

himpunan fuzzy, aturan fuzzy berbentuk if...then dan penalaran fuzzy. Mekanisme

(27)

dengan situasi terkini berdasarkan data yang dimasukkan dan (2) menggambarkan

kesimpulan berdasarkan data masukan dan informasi pada rule-base.

Gambar 2.4 menunjukkan fuzzy inference system, terlihat bahwa fuzzy

inference system terdiri atas lima blok yaitu rule-base yang berisi aturan fuzzy if-then,

database yang menetapkan fungsi keanggotaan untuk himpunan fuzzy yang digunakan

pada aturan fuzzy, decision making unit yang melakukan operasi inferensi pada aturan,

fuzzification interface yang merubah input crisp menjadi fuzzy dengan derajat

keanggotannya dan defuzzification interface yang merubah hasil sistem inferensi yang

berupa fuzzy menjadi crisp sebagai keluaran terakhir. Berikut ini akan dijelaskan lebih

rinci untuk masing-masing proses pada fuzzy inference system

Gambar 2.4. Fuzzy Inference System

Fuzzification

Pada fuzzification, nilai masukan crisp dikonversi menjadi nilai fuzzy. Nilai crisp yang

dimasukkan akan disesuaikan dengan variable linguistik sesuai dengan derajat

keanggotaannya berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditetapkan

Gambar 2.5. Fuzzification untuk masukan crisp menjadi fuzzy

(28)

Decision making unit melakukan operasi inferensi pada aturan fuzzy. Nilai fuzzy dalam

aturan fuzzy digabungkan dengan operator penghubung seperti interseksi (AND),

union (OR) atau komplemen (NOT). Hasil operasi dari dua nilai fuzzy dalam derajat

keanggotaan disebut fire strength atau -predikat. Fire strength menggambarkan

kekuatan aturan fuzzy yang telah dibentuk untuk dibangkitkan.

Defuzzification

Defuzzifikasi merupakan proses akhir dari sistem fuzzy. Pada defuzzifikasi akan

dilakukan konversi dari hasil fuzzy yang dihasilkan pada proses inferensi menjadi hasil

crisp. Ada beberapa metode defuzzfikasi yang dapat digunakan, diantaranya rata-rata

terbobot. Metode ini menggabungkan konsekuen pada aturan fuzzy dengan keluaran

pada sistem inferensi berdasarkan rumus

dimana n merupakan jumlah aturan fuzzy, µi merupakan fire strength untuk aturan ke-i

dan Zi merupakan hasil inferensi aturan ke-i.

Ada beberapa metode inferensi yang dapat digunakan diantaranya adalah

sistem inferensi metode tsukamoto. Sistem inferensi menggunakan metode tsukamoto

memiliki karakteristik yaitu konsekuen direpresentasikan dalam fungsi yang monoton.

Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas

(crisp) berdasarkan -predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan

(29)

Gambar 2.6. Inferensi fuzzy model Tsukamoto

2.1.6. Keunggulan Fuzzy logic

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan fuzzy logic, antara lain:

1. Konsep fuzzy logic mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari

penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.

2. Fuzzy logic sangat fleksibel.

3. Fuzzy logic memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.

4. Fuzzy logic mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks.

5. Fuzzy logic dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman

para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.

6. Fuzzy logic dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.

7. Fuzzy logic didasarkan pada bahasa alami.

8. Sangat mudah digabungkan dengan teknologi lain, misalnya algoritma genetika,

jaringan saraf.

2.2 Forex

Forex merupakan singkatan dari foreign exchange atau dikenal juga dengan valuta

(30)

memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang

melibatkan pasar internasional.

Nilai transaksi pada pasar forex dapat mencapai $USD 2 triliun per harinya.

Dengan demikian prospek investasi pada perdagangan forex sangat menjanjikan,

disamping itu pergerakan harga forex sulit untuk dipermainkan oleh kalangan tertentu,

karena perputarannya yang sangat cepat.

Forex menjadi alternatif investasi yang populer karena profit yang dapat

diperoleh melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya (berkisar 5% - 20% per

bulan, bahkan dapat mencapai lebih dari 100% per bulan). Namun demikian forex

juga memiliki resiko yang tinggi karena perputaran uang di dalamnya yang sangat

cepat.

Tidak semua mata uang diperdagangkan pada pasar forex, hanya mata uang

tertentu yang diperdagangkan seperti USD (US Dollar), JPY (Yen Jepang), GBP

(Great Britain Poundsterling), EUR (Euro), CHF (Swiss franc) dan AUD (Australian

Dollar).

2.3 Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memprediksi

pergerakan harga dan trend pasar yang akan datang dengan menganalisa grafik pasar

masa lalu. Alat utama untuk analisis teknikal adalah grafik. Grafik menggambarkan

perubahan harga mata uang berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi pada masa

lalu. Berdasarkan perubahan ini dapat diperoleh pola-pola pergerakan harga mata

uang terhadap mata uang lainnya. Pola-pola inilah yang digunakan untuk menentukan

pergerakan harga yang akan datang, karena menurut analisis teknikal pergerakan

harga mata uang akan mengikuti pola pergerakan yang telah terjadi di masa lalu.

Sementara analisis fundamental percaya bahwa pergerakan harga mata uang

dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental seperti ekonomi, politik dan moneter

negara yang bersangkutan. Pada kesempatan ini penulis akan menggunakan analisis

teknikal untuk memprediksi pergerakan harga mata uang yang akan datang karena

analisis teknikal mudah untuk dikomputasi dan analisis teknikal berlaku untuk semua

grafik mata uang.

Analisis teknikal menggunakan beberapa indikator untuk memprediksi

(31)

1. Open : merupakan harga pembukaan suatu mata uang pada selang waktu

tertentu

2. High : merupakan harga tertinggi suatu mata uang pada selang waktu tertentu

3. Low : merupakan harga terendah suatu mata uang pada selang waktu tertentu

4. Close : merupakan harga penutupan suatu mata uang pada selang waktu tertentu

5. Volume : merupakan jumlah mata uang yang diperdagangkan pada selang waktu

tertentu

Berbagai analisis teknikal telah dikembangkan untuk memprediksi pergerakan

harga forex, diantaranya adalah Relative Strength Index (RSI), Stochastic Oschilator,

Simple Moving Average, Fibonacci, Candlestick. Analisis Fibonacci menggunakan

perbandingan bilangan Fibonacci untuk menentukan pergerakan harga forex (Marshall

dan Moubray, 2005). Analisis dengan Fibonacci akan semakin akurat jika

digabungkan dengan analisis lainnya yaitu candlstick (Fischer dan Fischer, 2003). Dua

analisis ini yaitu, Fibonacci dan Candlestick akan digunakan untuk memprediksi

pergerakan harga forex.

2.4 Analisis Fibonacci

Bilangan fibonacci diperkenalkan oleh Leonardo Fibonacci, seorang saudagar yang

sangat terkenal di Eropa karena kejeniusannya. Berikut ini adalah deret fibonacci:

1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, ...

Bilangan berikutnya diperoleh dengan menjumlahkan dua bilangan sebelumnya.

Perbandingan bilangan-bilangan fibonacci ini menjadi dasar untuk memprediksi

pergerakan harga pasar.

2.4.1 Leonardo Fibonacci

Leonardo de Pisa de Fibonacci (1170 - 1250) adalah seorang matematikawan Italia

yang dikenal sebagai penemu bilangannya Fibonacci. Ayahnya,Guilielmo, memimpin

sebuah pos perdagangan untuk Republik Pisa di Bugia, Afrika Utara. Leonardo ikut

bersama ayahnya dan di sana ia mulai mempelajari matematika.

Fibonacci mempelajari sistem bilangan arab yang dilihatnya lebih efisien.

Fibonacci kemudian berkelana ke penjuru daerah Mediterania untuk belajar kepada

matematikawan Arab yang terkenal mada masa itu, dan baru pulang kembali sekitar

(32)

buku Liber Abaci, atau Buku Perhitungan. Buku ini menunjukkan kepraktisan sistem

bilangan Arab dengan cara menerapkannya ke dalam pembukuan dagang, konversi

berbagai ukuran dan berat, perhitungan bunga, pertukaran uang dan berbagai aplikasi

lainnya. Buku ini disambut baik oleh kaum terpelajar Eropa, dan menghasilkan

dampak yang penting kepada pemikiran Eropa, meski penggunaannya baru

menyebarluas setelah ditemukannya percetakan sekitar tiga abad berikutnya

(Martinez, 2007).

2.4.2 Perbandingan Fibonacci

Perbandingan Fibonacci merupakan perbandingan bilanga-bilangan fibonacci yang

digunakan untuk memprediksi arah pergerakan pasar forex. Perbandingan fibonacci

yang digunakan adalah 0.236, 0.382, 0.50, 0.782, 1.00, 1.27, 1.618, 2.00 dan 2.618.

Untuk menentukan posisi open akan digunakan perbandingan bilangan

fibonacci 0.236, 0.382, 0.50 dan 0.782. Dan untuk posisi close digunakan

perbandingan bilangan fibonacci 1.00, 1.27, 1.618, 2.00 dan 2.618.

2.4.3 Fibonacci dan Pergerakan pasar

Pada pasar forex, rasio Fibonacci digunakan untuk menentukan posisi pembukaan dan

posisi penutupan untuk suatu perdagangan.

(a) (b)

Gambar 2.7 Sinyal beli (a) dan sinyal jual (b)

Sinyal beli terjadi ketika harga bergerak naik dari titik A menuju titik B

kemudian retrace hingga titik C sesuai level Fibonacci. Sinyal jual terjadi ketika

harga begerak turun dari titik A menuju titik B kemudian retrace hingga titik C sesuai

(33)

Gambar 2.8. Level Fibonacci

Grafik di atas menunjukkan adanya sinyal beli. Perdagangan forex dimulai

pada titik C dan ditutup pada titik D. Posisi titik C dan titik D dapat dihitung dengan

persamaan di bawah ini:

Tabel 2.1. Persamaan untuk posisi titik C dan D

Target Fibonacci Persamaan titik C dan D

23.6% B - (B-A) * 0.236 = C

38.2% B - (B-A) * 0.382 = C

50% B - (B-A) * 0.5 = C

61.8% B - (B-A) * 0.618 = C

78.6% B - (B-A) * 0.786 = C

100% (B-A) * 1 + A = D

127% (B-A) * 1.27 + A = D

161.8% (B-A) * 1.618 + A = D

200% (B-A) * 2 + A = D

261.8% (B-A) * 2.618 + A = D

(34)

Posisi titik C dan titik D dapat ditentukan dengan metode lain. Candlestick

merupakan metode yang sangant sesuai digabungkan dengan Fibonacci (Fischer dan

Fischer, 2003).

Gambar 2.9. Perbandingan Fibonacci pada pergerakan pasar forex

2.5 Analisis Candlestick

Analisis Candlestick merupakan salah satu teknik analisis teknikal yang banyak

digunakan dan akan terus digunakan karena efektif untuk segala analisis pasar pada

semua interval waktu. Teori Candlestick mengasumsikan bahwa trend pasar dapat

diprediksi dengan mengidentifikasi pola-pola candle tertentu pada grafik Candlestick

(Fischer dan Fischer, 2003).

2.5.1 Sejarah Candlestick

Salah satu orang yang paling terkenal yang menggunakan data-data masa lalu untuk

memprediksi pergerakan harga yang akan datang adalah Munehisa Homma. Dia

mengumpulkan data-data perdagangan yang memberikan keuntungan dari pasar beras

selama tahun 1700-an.

Munehisa Homma lahir pada tahun 1724. Ia terlahir dari keluarga hartawan.

(35)

kemudian memulai perdagangan beras di kota Sakata. Ketika ayah Munehisa Homma

meninggal, Homma dipercayakan untuk mengelola asset keluarga meskipun ia masih

sangat muda. Homma kemudian mulai melakukan perdagangan pada pasar beras yang

lebih besar, Dojima Rice Exchange di Osaka.

Homma mengumpulkan berbagai informasi mengenai pasar beras, ia juga

mengumpulkan informasi mengenai kondisi cuaca selama satu tahunan. Ini ia lakukan

untuk mempelajari psikologi para investor, ia juga menganalisa harga beras pada masa

lalu.

Setelah mendominasi pasar di Osaka, Homma mulai berdagang di pasar

regional Edo (sekarang disebut Tokyo). Ia menggunakan wawasannya untuk

menghasilkan kekayaan. Disebutkan bahwa Homma mampu mengendalikan pasar

beras, ketika panen beras di Sakata (asal Homma) bagus, maka harga beras di Dojima

Rice Exchange jatuh dan harga beras di Edo anjlok.

Pada tahun berikutnya Homma menjadi konsultan keuangan untuk

pemerintah. Ia meninggal pada tahun 1803. Dasar-dasar perdagangannya yang telah di

terapkan pada pasar beras, berkembang menjadi metodologi candlestick yang

sekarang ini digunakan (Nison, 1991).

2.5.2 Dasar Candlestick

Candlestick merupakan analisis yang banyak digunakan karena grafik Candlestick

memberikan tampilan pasar secara visual. Investor dapat dengan mengetahui harga

pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan harga terendah. Investor juga dapat

dengan mudah mengetahui apakah dalam interval waktu tertentu terjadi bullish atau

bearish. Berikut ini merupakan gambar candlestick yang menunjukkan bullish dan

bearish.

(36)

Gambar 2.10. Candle yang menunjukkan bullish (a) dan bearish (b)

Bagian tengah candle disebut real body. Real body menunjukkan perbedaan

harga antara pembukaan dan penutupan. Jika harga pembukaan lebih rendah dari

harga penutupan (bullish) maka real body berwarna putih (Gambar 2.10. a), jika harga

pembukaan lebih tinggi dari harga penutupan (bearish) maka real body berwarna

hitam (Gambar 2.10. b).

Garis yang berada di bawah dan diatas real body disebut shadow. Shadow

menunjukkan harga ekstrim. Shadow di atas real body disebut upper shadow, ini

menunjukkan harga tertinggi pada interval waktu tertentu. Shadow di bawah real body

disebut lower shadow, ini menunjukkan harga terendah pada interval waktu tertentu.

Jika suatu candle tidak memiliki upper shadow maka ia disebut shaven head dan jika

suatu candle tidak memiliki lower shadow maka ia disebut shaven buttom.

2.5.3 Pola-Pola Candlestick

Nilai forex dalam perdagangan mengalami fluktuasi, naik dan turun. Trader yang

memulai perdagangannya dengan open buy berharap nilai forex mengalami bullish

yaitu meningkat sehingga pada akhir perdagangan akan ditutup dengan menjual forex

dengan harga yang lebih tinggi. Sebaliknya trader yang memulai perdagangannya

dengan open sell berharap nilai forex mengalami bearish yaitu menurun sehingga

pada akhir perdagangan akan ditutup dengan membeli forex dengan harga yang lebih

rendah.

Arah pergerakan pasar, bullish atau bearish, dapat dilihat dari pola-pola

candlestick yang muncul. Pola-pola candlestick tersusun atas satu atau kombinasi dari

beberapa candle. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pola candlestick

yang tersusun atas dua candle. Untuk mengidentifikasi terjadinya bullish akan

digunakan tiga pola yaitu bullish engulfing candle, piercing line dan bullish harami.

Dan untuk mengidentifikasi terjadinya bearish akan digunakan tiga pola juga yaitu

bearish engulfing candle, dark cloud cover dan bearish harami. Berikut ini penjelasan

untuk masing-masing pola:

1. Bullish engulfing candle

Bullish engulfing candle terdiri atas dua candle dengan warna yang berlawanan.

(37)

“menelan” candle pertama, harga pembukaan candle kedua lebih rendah dari harga

penutupan candle pertama dan harga penutupan candle kedua lebih tinggi dari harga

pembukaan candle pertama. Ada empat kriteria yang menunjukkan pola bullish

engulfing candle, yaitu:

a. Trend pasar adalah downtrend (menurun)

b. Candle kedua harus “menelan” candle pertama

c. Warna candle pertama yaitu hitam menunjukkan trend yang sedang terjadi yaitu

downtrend.

d. warna candle kedua berlawanan dengan candle pertama

Candle pertama mempunyai real body yang kecil sementara candle kedua mempunyai

real body yang panjang, ini menunjukkan kekuatan trend sebelumnya semakin

melemah dan perubahan trend ke arah yang sebaliknya semakin menguat.

Gambar 2.11. Bullish engulfing candle

2. Piercing Line

Pola piercing line terjadi pada trend yang mengalami downtrend. Candle pertama

berwarna hitam dan menunjukkan trend yang sedang terjadi. Candle kedua

mempunyai harga pembukaan lebih rendah harga terendah pada candle sebelumnya

dan harga penutupannya di atas setengah real body candle sebelumnya. Ada tiga

kriteria yang menunjukkan pola piercing line, yaitu:

a. Candle pertama berwarna hitam dengan real body yang panjang dan candle ini

(38)

b. Candle kedua berwarna putih dengan harga pembukaan yang lebih rendah dari

harga terendah pada candle sebelumnya.

c. Harga penutupan candle kedua di atas setengah candle sebelumnya.

Candle pertama berwarna hitam dengan real body yang panjang melanjutkan

terjadinya downtrend. Candle kedua memiliki harga pembukaan lebih rendah dari

harga terendah pada candle sebelumnya. Sinyal ini menunjukkan bahwa downtrend

akan berakhir dan diperkuat dengan harga penutupan candle kedua berada di atas

setengah candle pertama.

Gambar 2.12. Piercing line

3. Bullish Harami

Bullish harami terjadi pada trend yang mengalami downtrend. Pola ini berkebalikan

dengan bullish engulfing candle. Bullish harami diawali dengan candle pertama yang

memiliki real body yang panjang dan candle ini menunjukkan trend yang sedang

terjadi. Candle kedua memiliki real body yang kecil dan real body ini berada di dalam

real body candle sebelumnya. Ada tiga kriteria yang menunjukkan pola bullish

harami, yaitu:

a. Candle pertama mempunyai real body yang panjang dan menunjukan trend yang

sedang terjadi yaitu downtrend.

b. Candle kedua memiliki real body yang kecil dan berada diantara rentang body dari

candle sebelumnya.

(39)

Gambar 2.13. Bullish harami

4. Bearish Engulfing Candle

Bearish engulfing candle terdiri atas dua candle dengan warna yang berlawanan.

Candle pertama berwarna putih dan candle kedua berwarna hitam. Candle kedua

“menelan” candle pertama, harga pembukaan candle kedua lebih tinggi dari harga

penutupan candle pertama dan harga penutupan candle kedua lebih rendah dari harga

pembukaan candle pertama. Ada empat kriteria yang menunjukkan pola bearish

engulfing candle, yaitu:

a. Trend pasar adalah uptrend (menaik)

b. Candle kedua harus “menelan” candle pertama

c. Warna candle pertama yaitu putih menunjukkan trend yang sedang terjadi yaitu

uptrend.

d. warna candle kedua berlawanan dengan candle pertama

Candle pertama mempunyai real body yang kecil sementara candle kedua mempunyai

real body yang panjang, ini menunjukkan kekuatan trend sebelumnya semakin

(40)

Gambar 2.14. Bearish engulfing candle

5. Dark cluod Cover

Pola dark cloud cover terjadi pada trend yang mengalami uptrend. Pola ini diawali

dengan candle putih yang memiliki real body yang panjang dan candle ini mengikuti

trend yang sedang terjadi. Candle kedua berwarna hitam dengan harga pembukaan

lebih tinggi dari harga tertinggi pada candle sebelumnya dan harga penutupannya di

bawah setengah real body candle sebelumnya. Ada tiga kriteria yang menunjukkan

pola dark cloud cover, yaitu:

a. Candle pertama berwarna putih dengan real body yang panjang dan candle ini

melanjutkan trend yang sedang terjadi yaitu uptrend.

b. Candle kedua berwarna hitam dengan harga pembukaan yang lebih tinggi dari

harga tertinggi pada candle sebelumnya.

c. Harga penutupan candle kedua di bawah setengah candle sebelumnya.

Candle pertama berwarna putih dengan real body yang panjang melanjutkan

terjadinya uptrend. Candle kedua memiliki harga pembukaan lebih tinggi dari harga

tertinggi pada candle sebelumnya. Sinyal ini menunjukkan bahwa uptrend akan

berakhir. Sinyal ini diperkuat dengan harga penutupan candle kedua di bawah

(41)

Gambar 2.15. Dark cloud cover

6. Bearish Harami

Bearish harami terjadi pada trend yang mengalami uptrend. Pola ini berkebalikan

dengan bearish engulfing candle. Bearish harami diawali dengan candle pertama yang

memiliki real body yang panjang dan candle ini menunjukkan trend yang sedang

terjadi. Candle kedua memiliki real body yang kecil dan real body ini berada di dalam

real body candle sebelumnya. Ada tiga kriteria yang menunjukkan pola bearish

harami, yaitu:

a. Candle pertama mempunyai real body yang panjang dan menunjukan trend yang

sedang terjadi yaitu uptrend.

b. Candle kedua memiliki real body yang kecil dan berada diantara rentang body dari

candle sebelumnya.

(42)

Gambar 2.16. Bearish harami

2.6 Penelitian Terkait

Chiung-Hon Leon Lee dan Alan Liu telah melakukan penelitian mengenai sistem

pendukung keputusan keuangan menggunakan pola-pola candlestick yang diproses

dengan sistem fuzzy. Pada sistem ini, pengetahuan pakar mengenai pola candlestick

disimpan pada database. Trader dapat mengambil keputusan sendiri berdasarkan pola

candlestick yang telah diidentifikasi. Pengetahuan mengenai pola candlestick tersedia

pada sistem dan trader dapat merubah, melakukan validasi dan memberikan

(43)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

3.1. Analisis Masalah

Dalam perkembangan saat ini terdapat banyak pilihan investasi, salah satunya adalah

investasi di bidang perdagangan forex. Pasar forex merupakan pasar terbesar dengan

nilai transaksi yang mencapai $USD 2 triliun per harinya. Banyak kalangan yang

terlibat di dalamnya diantaranya perusahaan-perusahaan bertaraf internasional,

bank-bank dunia ataupun investor-investor pribadi.

Banyaknya kalangan yang terlibat dalam perdagangan forex menjadikan perputaran

uang dalam pasar forex sangat cepat, sehingga harga forex menjadi sangat fluktuatif.

Harga yang sangat fluktuatif merupakan tantangan yang harus dihadapi para trader

yang terlibat dalam perdagangan forex.

Contoh kasus yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah investasi dalam

perdagangan forex untuk mata uang USD/JPY. Trader harus menentukan interval

waktu, ‘awal’ dan ‘akhir’, yang sesuai dengan trend yang sedang terjadi. Sistem akan

melakukan pemeriksaan untuk menentukan trend dan interval harga. Jika trend yang

terjadi adalah uptrend maka interval harga diperoleh dari selisih antara harga tertinggi

pada waktu ‘akhir’ dan harga terendah pada waktu ‘awal’, namun jika trend yang

terjadi adalah downtrend maka interval harga diperoleh dari selisih antara harga

tertinggi pada waktu ‘awal’ dan harga terendah pada waktu ‘akhir’.

Pada contoh kasus ini akan digunakan interval waktu pada tanggal 13 juli 2010 pukul

14:50 sebagai waktu ‘awal’ dan 13 juli 2010 pukul 16:10 sebagai waktu ‘akhir’, garis

(44)

Gambar 3.1. Interval waktu perdagangan USD/JPY

3.2. Penyelesaian Masalah

Penyelesaian masalah diawali dengan mengidentifikasi interval waktu yang

dimasukkan oleh trader sebagai masukan. Pada kasus ini interval waktu yang

digunakan adalah 13 juli 2010 pukul 14.50 dan 13 juli 2010 pukul 16.10. Berdasarkan

interval waktu ini diperoleh bahwa trend yang terjadi adalah uptrend dan interval

harga yaitu selisih antara harga terendah di waktu ‘awal’ dan harga tertinggi di waktu

‘akhir’, yaitu 0.312.

Setelah mendapatkan trend dan interval, sistem akan mencari posisi open.

Berdasarkan trend terdapat dua kemungkinan posisi open, yaitu:

a. Jika trend adalah uptrend, maka sistem akan mencari posisi open buy.

b. Jika trend adalah downtrend, maka sistem akan mencari posisi open sell.

Pada kasus ini sistem akan mencari posisi open buy karena trend yang terjadi adalah

uptrend. Untuk mencari posisi open buy, sistem melakukan fuzifikasi, inferensi dan

menjalankan fungsi max yang menghasilkan posisi open buy. Jika sistem menemukan

posisi open buy maka secara otomatis sistem akan mengirim order open buy ke pasar

forex.

Selain mencari posisi open buy, sistem juga mencari posisi close sell, jika sistem

(45)

akan ditutup dan sistem tidak akan mencari posisi open buy lagi. Jika belum ada order

yang dilakukan sebelumnya maka trader harus memasukkan interval yang baru untuk

melakukan trading karena interval yang dimasukkan sebelumnya sudah tidak sesuai

dengan trend yang terjadi sekarang.

Selain berdasarkan posisi close, sistem dapat menutup order secara otomatis jika order

telah mencapai keuntungan yang diinginkan oleh trader yaitu take profit. Sistem juga

akan menutup order secara otomatis jika order menyentuh batas kerugian yang

dimasukkan oleh trader yaitu stop loss.

3.2.1. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan berisi aturan fuzzy yang berbentuk “if-then”. Pada penelitian ini

akan digunakan enam aturan fuzzy untuk mengidentifikasi keadaan pasar, yang secara

garis besar terbagi dua yaitu posisi buy dan posisi close. Untuk menentukan posisi buy

sistem akan memeriksa bahwa candle sebelumnya (cd0) adalah bearish dan candle

sekarang (cd1) adalah bullish dan sistem akan memeriksa bahwa selisih harga

pembukan dan penutupan cd0 dan cd1 lebih besar dari 0.002. Untuk menentukan

posisi sell sistem akan memeriksa bahwa cd0 adalah bullish dan cd1 adalah bearish

dan selisih harga pembukaan dan penutupan cd0 dan cd1 lebih besar dari 0.002. Tabel

3.1 menjelaskan basis pengetahuan. Aturan fuzzy yang digunakan adalah:

a. Bullish Engulfung Candle

IF fibo is high AND cd0.body is medium cd1.body AND cd1.open is low cd0.close

AND cd1.close is high cd0.open THEN buy.

b. Piercing Line

IF fibo is high AND cd0.body is long cd1.body AND cd1.open is low cd0.low AND

cd1.close is high cd0.close THEN buy.

c. Bullish Harami

IF fibo is high AND cd0.body is long cd1.body AND cd1.open is equal cd0.close

(46)

a b c d

0 1

d. Bearish Engulfung Candle

IF fibo is high AND cd0.body is medium cd1.body AND cd1.open is high cd0.close

AND cd1.close is low cd0.open THEN sell.

e. Dark Cloud Cover

IF fibo is high AND cd0.body is long cd1.body AND cd1.open is high cd0.high AND

cd1.close is low cd0.close THEN sell.

f. Bearish Harami

IF fibo is high AND cd0.body is long cd1.body AND cd1.open is equal cd0.close

AND cd1.close is equal cd0.open THEN sell

3.2.2. Fuzifikasi

Pada proses fuzifikasi sistem akan menerima masukan crisp dan mengubahnya

menjadi nilai fuzzy berdasarkan fungsi keanggotaan. Pada penelitian ini digunakan

empat belas fungsi keanggotaan untuk mendukung basis pengetahuan fuzzy. Fungsi

keanggotaan yang digunakan adalah:

a. Fungsi keanggotaan dengan kurva trapesium

Himpunan fuzzy yang menggunakan fungsi keanggotaan dengan kurva trapesiun

adalah himpunan fuzzy fibonacci untuk posisi open dan close untuk merepresentasikan

variabel lingistik high dan himpunan fuzzy body untuk merepresentasikan variabel

linguistik medium dan long. Tabel 3.2. menunjukkan titik-titik a, b, c dan d untuk

fungsi keanggotaan himpunan fuzzy dengan representasi kurva trapesium.

(a) (b)

Gambar 3.2. Kurva Trapesium (a), Fungsi keanggotaan (b)

(47)

Kriteria

cd0 bearish bearish bearish bullish bullish bullish

cd1 bullish bullish bullish bearish bearish bearish

selisih

cd0 : candle sebelumnya cd1 : candle sekarang fibo : harga fibonacci

cd0.body : perbandingan body cd0 terhadap cd1 cd1.open : harga pembukaan candle sekarang cd0.close : harga penutupan candle sebelumnya cd0.low : harga terendah candle sebelumnya cd0.high : harga tertinggi candle sebelumnya cd1.close : harga penutupan candle sekarang cd0.open : harga pembukaan candle sebelumnya

(48)

Himpunan Fuzzy Nilai a Nilai b Nilai c Nilai d Keterangan

Fibonacci Open i - 4 i - 2 i + 2 i + 4 i = 23.6, 38.3, 50, 61.8, 78.2

Fibonacci Close i - 8 i - 4 i + 4 i + 8 i = 100, 127, 161.8, 200, 261.8

Body Medium 0.10 0.25 0.75 0.90 nilai x adalah body0 / body1

Body Long 1.00 1.25 7.75 8.50 nilai x adalah body0 / body1

b. Fungsi keanggotaan dengan kurva linear naik

Himpunan fuzzy yang menggunakan fungsi keanggotaan dengan kurva linear naik

adalah himpunan fuzzy untuk menyatakan:

i. cd1.open is high cd0.open (OHC),

ii. cd1.open is high cd0.close (CHO),

iii. cd1.open is high cd0.close (OHH),

iv. cd1.close is high cd0.close (CHC).

Tabel 3.3 menunjukkan titik a dan b untuk fungsi keanggotaan himpunan fuzzy dengan

representasi kurva linear naik.

(a) (b)

Gambar 3.3. Kurva Linear Naik (a) dan Fungsi Keanggotaannya(b)

Tabel 3.3. Titik a dan b untuk representasi kurva linear naik

Himpunan Fuzzy Nilai a Nilai b

OHC cd0.close - 0.1*body0 cd0.close+0.25*body0

CHO cd0.open - 0.1*body0 cd0.open+0.25*body0

OHH cd0.high - 0.25*(cd0.high-cd0.close) cd0.high

CHC cd0.close cd0.close+0.5*body0

c. Fungsi Keanggotaan dengan Kurva Linear Turun

0 1

a b

0

(x-a) /

(b-1

a < x <=

(49)

Himpunan fuzzy yang menggunakan fungsi keanggotaan dengan kurva linear turun

adalah himpunan fuzzy untuk menyatakan:

i. cd1.open is low cd0.close (OLC),

ii. cd1.close is low cd0.open (CLO),

iii. cd1.open is low cd0.low (OLL),

iv. cd1.close is low cd0.close (CLC).

Tabel 3.4 menunjukkan titik a dan b untuk fungsi keanggotaan himpunan fuzzy dengan

representasi kurva linear turun

(a) (b)

Gambar 3.4. Kurva Linear Turun (a) dan Fungsi Keanggotaannya (b)

Tabel 3.4. Titik a dan b untuk representasi kurva linear turun

Himpunan Fuzzy Nilai a Nilai b

OLC cd0.close-0.25*body0 cd0.close+0.1*body0

CLO cd0.open-0.25*body0 cd0.open+0.1*body0

OLL cd0.low cd0.low+0.25*(cd0.close-cd0.low)

CLC cd0.close-0.5*body0 cd0.close

d. Representasi Kurva Secara Tegas (Crisp)

Himpunan yang fungsi keanggotaannya dinyatakan denngan fungsi yang tegas (crisp)

adalah

i. cd1.open is equal cd0.close (OEC),

ii. cd1.close is equal cd0.open (CEO).

0 1

a b

0

x) /

(b-1

a < x < b

(50)

(a) (b)

Gambar 3.5. Kurva Tegas (Crisp) (a) dan Fungsi Keanggotaannya (b)

Tabel 3.5. Titik a dan b untuk representasi kurva tegas

Himpunan Tegas Nilai a Nilai b Keterangan

OEC cd0.close cd0.open Bullish Harami

CEO cdo.close cd0.open Bullish Harami

OEC cd0.open cd0.close Bearish Harami

CEO cd0.open cdo.close Bearish Harami

Himpunan di atas menggunakan himpunan tegas karena untuk OEC dan CEO untuk

bullish harami, jika x < cd0.close atau x>cd0.open maka pola yang terjadi adalah

bullish engulfing candle. Untuk OEC dan CEO untuk bearish harami, jika x<cd0.open

atau x>cd0.close maka pola yang terjadi adalah bearish engulfing candle

3.2.3. Inferensi

Pada proses inferensi sistem akan melakukan penarikan kesimpulan. Fungsi MIN

digunakan untuk menentukan fire strength atau -predikat untuk setiap aturan.

Berdasarkan contoh kasus di atas, sistem akan melakukan penarikan kesimpulan untuk

tiga aturan yaitu bullish engulfing candle, piercing line dan bullish harami. Titik

pertama yang direkomendasikan sistem untuk posisi open buy. Berikut ini

penjelasannya:

R[1] Bullish Engulfung Candle

IF fibo is high AND cd0.body is medium cd1.body AND cd1.open is low

cd0.close AND cd1.close is high cd0.open THEN buy.

alfa[0] = MIN(0.296, 0.000, 1.000, 0.000)

alfa[0] = 0.296

R[2] Piercing Line

0

1 a <= x <= x<a atau x>

0 1

(51)

IF fibo is high AND cd0.body is long cd1.body AND cd1.open is low cd0.low

AND cd1.close is high cd0.close THEN buy.

alfa[1] = MIN(0.296, 0.457, 1.000, 1.000)

alfa[1] = 0.296

R[3] Bullish Harami

IF fibo is high AND cd0.body is long cd1.body AND cd1.open is equal

cd0.close AND cd1.close is equal cd0.open THEN buy

alfa[2] = MIN (0.296, 0.457, 1.000, 1.000)

alfa[2] = 0.296.

Himpunan fuzzy buy direpresentasikan dengan kurva linear naik dengan titik a dan b

adalah nol dan satu, dengan demikian nilai alfa yang dihasilkan adalah nilai crisp dari

masing-masing aturan.

Gambar 3.6. Fungsi keanggotaan untuk himpunan fuzzy buy dan sell

3.2.4. Defuzifikasi

Defuzifikasi merupakan proses penarikan kesimpulan menggunakan fungsi rata-rata

terbobot, berdasarkan nilai alfa dari proses inferensi. Pada kasus ini proses

defuzifikasi tidak dilakukan. Di akhir proses, sistem akan mencari aturan yang paling

kuat berdasarkan nilai alfa. Aturan yang paling kuat adalah aturan yang memiliki nilai

alfa paling tinggi. Nilai alfa tersebut akan menjadi keluaran akhir dari sistem fuzzy.

MAX(0.296, 0.296, 0.296) = 0.296

0 1

0 1

Nilai

Nilai 0

(x-a) /

(b-1

a < x <=

(52)

Gambar 3.7. Hasil akhir sistem fuzzy yang direkomendasikan kepada trader

3.3. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan aktivitas pembangunan model. Model dibuat untuk

menggambarkan muatan aliran informasi yang meliputi data dan kontrol. Analisis

sistem yang dilakukan pada penelitian ini dengan pemodelan fungsional menggunakan

Data Flow Diagram (DFD).

3.3.1. Pemodelan Fungsional

Pemodelan fungsional dengan Data Flow Diagram (DFD) bertujuan untuk

menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Analisis dengan DFD

dimulai dengan menggambarkan diagram konteks. Diagram konteks merupakan

diagram yang terdiri dari satu proses dan menggambarkan ruang lingkup dari suatu

sistem. Gambar 3.7. menunjukkan diagram konteks yang menggambarkan sistem

secara garis besar.

Gambar 3.8. Diagram konteks sistem forex P.0

Sistem Forex

Trader Pasar

awal,akhir profit,loss,

slippag,MN strategi

(53)

Proses yang terjadi pada diagram konteks di atas dijelaskan dengan menggunakan

spesifikasi proses pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Spesifikasi Proses Diagram Konteks Level 0

No / Nama Proses Input Keterangan Proses Output

Proses 0 / Sistem Forex

awal, akhir,

profit, loss,

slippage, MN

Pada proses ini sistem akan

menentukan strategi

perdagangan berdasarkan

data masukan

strategi

Dari Diagram Konteks diatas, Proses 0 dijabarkan menjadi proses yang lebih

kecil. Proses 0 dibagi menjadi 3 proses. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 3.8

DFD Level 1 dari Proses P.0. Berikut ini adalah uraian proses yang terjadi pada

program.

Gambar 3.9. DFD level 1 Proses 0

Pasar

open ,close, high, low open ,close,

high, low

high, low

Gambar

Gambar 2.7 Sinyal beli (a) dan sinyal jual (b)
Gambar 2.8. Level Fibonacci
Gambar 2.9. Perbandingan Fibonacci pada pergerakan pasar forex
Gambar 2.11. Bullish engulfing candle
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan pendekatan SAVI lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

new wave Kami dalam memperkokoh layanan TIME dimana pertumbuhan bisnis IME dan Anak Perusahaan sangat tinggi di tengah tetap menurunnya layanan telepon kabel sehingga Kami

Sebagai pengganti bahan baku pembuat kertas Beberapa Mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian (FTP) UGM berhasil memanfaatkan limbah tongkol jagung sebagai sumber karbon untuk

Hasil penelitian menemukan bahwa variabel pemahaman peraturan perpajakan dan asas keadilan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak,

Manusa yadnya, biasanya pada upacara memetik, dan perkawinan, gayah yang digunakan adalah gayah sari dan gayah utuh, satenya bisa tidak menggunakan semua sate pengideran, cukup

Anak-anak muda yang sudah memasuki tahap pubertas hingga yang Anak-anak muda yang sudah memasuki tahap pubertas hingga yang sudah dewasa namun belum menikah antara

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran itik memberikan pengaruh yang nyata (p&lt;0,05) terhadap serapan nitrogen dan fosfor serta

Penelitian ini merupakan penelitian payung dari penelitian Kurniati (2011), yang mengimplementasikan strategi pembelajaran generatif berbasis konteks untuk meningkatkan