• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rohis sebagai sarana pengayaan pendidikan agama islam di SMA Budi Mulia Ciledug

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rohis sebagai sarana pengayaan pendidikan agama islam di SMA Budi Mulia Ciledug"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Roms SEBAGAI SARANA PENGAYAAN

PENDIDlKAN AGAMA ISLAM

DI SMA BUDI MULIA CILEDUG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas llmu Tabiyah dan Keguruan untuk.

Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam 8-1

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ROHIS SEBAGAI SARANA PENGAYAAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA BUDI MULIA CILEDUG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk

Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam S-l

Disusun Oleh :

Fatwa Oscar Gozali

NIM: 102011023446

Drs. H.

ajid Khon M.Ag

NIP : I 1 682 377

JURUSAN PENDIDlKAN AGAMA ISLAM

FAKULT AS ILMU TARBIYAD DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ROllIS SEBAGAI SARANA PENGAYAAN

PENOIOIKAN AGAMA ISLAM 01 SMA BUDI MULIA CILEDUG telah

diujikan dalam sidang l11unaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Kegunl3,n UIN

Syarjf Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Nopember 2006. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1(S 1)

pacla Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 16 Nopember 2006

Pembantu Dekan 1

Sekretaris Merangkap Anggota,

Anggota: Siclang Munaqosyah

Dekan

Ketua Merangkap Anggota,

Pengl1ji I

Drs. H. Ghufron Thsan M.A NIP. 150202340

(4)

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu ュ・ョケ。ケセュァゥ

hambanya, yang selalu melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga Allah SWT selalu

mencurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para

pengikutnya.

Dalam pembuatan skripsi ini penulis menyatakan dengan kerendahan hati

bahwa hal tersebut tidak akan pernah terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,

bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu sudah seharusnya penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Dede Rosyada, M.A sebagai Dekan Fakultas I1mu Tarbiyah dan

Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.A, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan ,

セ.

Agama Islam.

3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq,M.A, sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Bapak Drs. H. Abdul Majid Khon M.Ag, sebagai dosen pembimbing skripsi yang

dengan sabar dan perhatian memberikan petunjuk dan waktunya yang sangat

berharga, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Kepala sekolah SMA Budi Mulia, Bapak Dr. H. M Suryadi Syarief, S.E., M.M.,

Ciledug atas arahan dan kesempatan yang diberikan, Pembina Rohis Bapak Ir.H.

(5)

'06.

6. Ayahanda H. Gozali Husin dan Hj. Sunaya tercinta yang selalu memberikan

dukungan, dorongan dan perhatian berkat perjuangan kalian penulis akhirnya

dapat menyelesaikan kuliah, semoga kasih sayang Allah selalu bersama kalian.

7. Kakak tercinta Hj Dede Sindarwati, Hj. Siti Mahmudah, Muchlas Taufik, Yusro,

Badriah, Dini Rohaini, lbnu Sabililhaq yang selalu mendorong dan membantu

dalam meyelesaikan skripsi ini.

8. Kekasih tercinta lim Hamidah yang selalu setia menemani serta membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman senasib dan seperjuangan PAl '02 khususnya kelas 'A tercinta yang

sama-sama berjuang dalam kuliah dan skripsi atas kerjasama dan

kekeluargaannya. Penghuni kost legoso, kawan-kawanku, Ahmad Sahal, Madinah,

Dasukih, Ozyn, Dymyati, Abdurrahman, Ira, Mba Nita, Hafazoh, Irma, atas

kebersamaan yang terus terjalin.

Akhirnya penulis berdo'a kepada Allah SWT semoga amal kebajikan kita

diterima dan mendapatkan balasan yang layak dari-Nya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.Amin Ya Robbal 'A/amin.

Ciledug, 09 November 2006

(6)

BABII

DAFTARISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR lSI v

DAFTAR TABEL vii

BAB I PENDAHULUAN '.:" .. 1

A. Latar Belakang Masalah .

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan

Masalah 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

D. Sistematika Penulisan 8

KAJIAN TEORI '" 10

A. Bimbingan Rohani Islam 10

1. Pengertian Bimbingan, rohani dan Islam 10

2. Dasar dan Tujuan Rohis 18

B. Pendidikan Agama Islam .24

1. Pengertian PAI. 24

2. Dasar dan Tujuan PAI.. 28

3. Ruang Lingkup PAL 35

4. Problematika PAL .40

C. Kurikulum 42

(7)

BABV BABIV BAB III

2. Ekstrakurikuler 43

3. Ko-Kurikuler. 43

METODOLOGI PENELITIAN .45

A. Tehnik Pengumpulan Data .45

1. Observasi 45

2. Angket. , 45

3. Wawancara 46

4. Populasi dan Sampel.. .46

B. Tehnik Pengolahan Data .46

1. Editing 46

2. Tabulating 47

C. Tehnik Analisis Data .48

lIASIL PENELITIAN 49

A. Gambaran Umum SMA Budi Mulia Ciledug .49

B. Deskripsi Data セ 57

C. Analisis Data 57

PENUTUP 84

A. Kesimpulan 84

8.

Saran-saran 85

DAFTARPUSTAKA 87

(8)
(9)

A. Latar Bclakang Masalah

Dalam proses kehidupan manusia adanya pendidikan adalah syarat mutlak

yang harus ditempuh dan dimiliki oleh manusia. Pendidikan adalah bagian dari

proses kehidupan yang akan membawa manusia kepada perkembangan

kedewasaan jasmaniah dan rohaniah secara ideal. Oleh karena itu, pendidikan

harus diupayakan secara bersungguh-sungguh baik dalam kegiatan fonnal

maupun nonformal.

Tidak dapat dihindari, sebab peran pendidikan sangat mempengaruhi pola

kehidupan manusia. Segala aktivitas pendidikan diarahkan kepada pembinaan

perkembangan dan pembentukan kehidupan manusia yang hakiki, yaitu bentuk

kehidupan manusia yang berkualitas, yang berguna bagi dirinya sendiri, 「。ョァセ。L

dan negaranya serta kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT.

Kehidupan yang berkualitas seperti tersebut di atas itulah yang

dikehendaki oleh setiap usaha kegiatan pendidikan, sebagaimana rumusan Tujuan

Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang RI NO. 20 pasal 03

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

(10)

2

YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".I

Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional di atas, maka dapat diambil

pengertian bahwa pendidikan bangsa kita selain tertuju pada perkembangan

material, juga tertuju pada perkembangan mental spiritua1. lui berarti, di dalam

upaya pembangunan bangsa Indonesia tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan jasmaniah, tetapi juga peningkatan kesejahteraan rohaniah secara

seimbang.

Dalam usahanya membangun mental spiritual, pemerintah menerapkan

pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah umurn. Pendidikan agama di

sekolah perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh karena pendidikan

agama sangat besar pengaruhnya terhadap upaya mewujudkan masyarakat adil

dan makmur yang didambakan oleh bangsa Indonesia.

Keberhasilan pendidikan agama di sekolah sangat bergantung pada faktor

penunjang. Faktor penunjang tersebut terdiri dari sarana dan prasarana yang

tersedia yang memungkinkan para guru dapat mengembangkan dan melaksanakan

semua program pendidikan agama yaitu meliputi program intra kurikuler, ko

kurikuler, dan ekstra kurikuler.

Namun dalam pelaksanaannya program pendidikan agama di Indonesia

belum berjalan seperti yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala

1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan,

(11)

dalam bidang pelaksanaan metode, sarana fisik dan nonfisik, disamping suasana

lingkungan pendidikan yang kurang menunjang suksesnya pendidikan mental

spiritual dan moral.

Towaf (1996) sebagaimana dikutip oleh Muhairnin menyatakan bahwa:

"Kelemahan-kelemahan Pendidikan Agama Islam di sekolah antara lain sebagai

berikut : Pendekatan masih cenderung normatif, dalam arti pendidikan agama

menyajikan norma-norma yang seringkali tanpa ilustrasi konteks sosial budaya

sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang

hidup dalam keseharian."2

Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang di sekolah

sebenarnya lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi,

tetapi pihak guru Pendidikan Agama Islam seringkali terpaku padanya sehingga

semangat untuk memperkaya kurikulum dengan pengalaman belajar yang bervariasi kurang tumbuh.

Sebagai dampak yang menyertai situasi tersebut di atas ュセ。 guru

Pendidikan Agama Islam kurang berupaya menggali berbagai metode yang

mungkin bisa dipakai untuk pendidikan agama sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

2 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifitaskan PAl Di Sekolah,

(12)

Keterbatasan sarana dan prasarana mengakibatkan pengelolaan cenderung

seadanya. Pendidikan agama yang diklaim sebagai aspek yang penting seringkali

kurang diberi prioritas dalam urusan fasilitas.

Terlepas dari perrnasalahan di atas, perrnasaIahan yang sering dihadapi

para guru pendidikan agama di sekolah dalam melaksanakan dan merealisasikan

tujuan pendidikan agama yaitu terbatasnya alokasi waktu yang tersedia terutama

di sekolah-sekolah urnum. Alokasi waktu yang tersedia hanya dua jam pelajaran

setiap minggu, dirasa sangat kurang bila dibanding dengan jurnlah materi yang harus disajikan kepada siswa.

Permasalahan di atas membawa konsekuensi logis terhadap sekolah

sebagai ujung tombak dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan agama, dan

harns mendapat penanganan secara sungguh-sunghguh. Pelaksanaan pendidikan

agama tidak boleh hanya terpaku pada alokasi waktu yang tersedia, tetapi perlu

memberdayakan setiap potensi yang ada, yang dapat digerakkan untuk menunjang

pelaksanaan dan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

Dengan .demikian, perlu disusun program pengayaan altematif yang

memungkinkan siswa mendapatkan Pendidikan Agama Islam secara·optimal.

\-.

Untuk itu, perlu adanya kegiatan yang bersifat positif bagi siswa agar dapat

menanggulangi perrnasalahan yang terjadi karena kurangnya Pendidikan Agama

Islam di sekolah urnurn. Salah satu kegiatan positif tersebut adalah bimbingan

(13)

memberi suatu alternatif pendidikan keagamaan dan pembinaan serta penyegaran

dalam mempelajari agama Islam.

Dalam kegiatan tersebut siswa bebas mengembangkan kemampuannya

dalam menggali ajaran-ajaran Islam dalam berbagai bentuk kegiatan seperti

diskusi keagamaan, shalat berjamaah, serta peningkatan membaca AI-Qur'an. Hal

tersebut dapat menambah penguasaan siswa tentang ajaran-ajaran Islam, dan

dalam pengamalannya siswa tidak hanya terpaku pada sejumlah kurikulum yang

tersaji dan alokasi waktu yang tersedia. Materi-materi yang dipelajari pun lebih

variatif dan bersifat kontekstual. Siswa dapat mengaplikasikan wacana-wacana

keIslaman dalam bentuk kegiatan-kegiatan keagaanlaan, sehingga ajaran-ajaran

Islam yang siswa miliki sangat mungkin terinternalisasi ke dalam pribadi siswa,

karena pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran Islam yang mereka miliki

sesering mungkin diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang

telah terprogram, yang sifatnya berjangka dan terns-menerns.

Mengingat sangat pentingnya program pengayaan dalam mengembangkan

pendidikan agama di sekolah, hal ini mendorong penulis untuk memilih judul:

"ROHIS SEBAGAI SARANA PENGAYAAN PENDIDIKAN AGAMA

(14)

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat cukup kompleksnya permasalahan penelitian .ini maka

permasalahannya dibatasi sebagai berikut :

1. Bimbingan Rohani dalam penelitian ini dapat dilihat dari dimensi-dimensinya

yaitu dimensi kegiatan diskusi keagamaan,dimensi shalat beIjama'ah dan

dimensi peningkatan membaca AI-Qur'an.

2. Pendidikan Agama disini adalah pendidikan yang diarahkan kepada

pembinaan,perkembangan dan pembentukan kehidupan manusia yang

hakiki,kehidupan manusia yang berkualitas, yang berguna bagi dirinya

sendirinya, bangsa dan Negaranya, serta kehidupan yang diridhoi oleh Allah

SWT.

3. Objek yang akan diteliti adalah siswa kelas II SMA Budi Mulia Ciledug,

siswa yang mempunyai pengalaman lingkungan pendidikan menengah atas

dan masih fokus dalam kegiatan Bimbingan Rohani Islam.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas maka penulis merumuskan masalall sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk kegiatan Rohis dalam upaya pengayaan Pendidikan Agama

(15)

2. Bagaimana peran Roms dalam menunjang pengayaan Pendidikan Agama di

SMA Budi Mulia?

3. Bagaimana keberhasilan Roms yang telah diperoleh siswa SMA Budi Mulia

Ciledug?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan bentuk kegiatan Rohis di SMA Budi Mulia Ciledug

b. Untuk mengetahui peran Roms di SMA Budi Mulia Ciledug dalam

menunjang pengayaan Pendidikan Agama.

c. Untuk mengetahui keberhasilan Rohis di SMA Budi Mulia Ciledug

2. Manfaat Penelitian

a. Diharapkan bisa menjadi bahan pengembangan dan masukan dalam

pelaksanaan Pendidikan Agarna Islam di SMA Budi Mulia Ciledug.

b. Diharapkan pula dapat berguna untuk menambah khasanah keilmuan bagi

para guru agama dalam upaya pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam

(16)

Bab II

D. Sistematika Penyusunan

Adapun sistematika penyusunan skripsi ini adalah sebagai 「・イゥォオセNZ

Bab I Pendahuluan; bab ini terdiri dari 5 sub bab, yaitu: latar belakang

masalah, Identifikasi,pembatasaan, serta perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Kajian Teori, bab ini terdiri dari 3 sub bab, yaitu: Bimbingan

Rohani Islam (ROHIS), meliputi : Pengertian Bimbingan, Rohani

dan Islam, Dasar dan Tujuan ROHIS; Pendidikan Agama Islam,

meliputi: Pengertian PAl, dasar dan tujuan PAl, ruang lingkup PAl,

serta Problematika PAI; Kurikulum, meliputi: Intrakurikuler,

Ekstrakurikuler dan Ko-Kurikuler.

Bab III

BabIV

BabV

Metodologi Penelitian meliputi: Teknik Pengumpulan Data;

Observasi; Angket; Wawancara; Teknik Pengolahan Data, dan

Teknik Analisis Data

Deskripsi Data meliputi: Gambaran umum SMA Budi Mulia

Ciledug; Deskripsi DatadanAnalisis Hasil Penelitian.

[image:16.487.45.442.206.529.2]
(17)
(18)

BABII

KAJIAN TEORI

A. Bimbingan Rohani Islam (Rohis)

1. Pengertian Bimbingan Rohis

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

"guidance" berasal dari kata keIja "to guide" yang mempunyai arti

"menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu orang lain ke arah

tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini dan masa mendatang". Sesuai

dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu

bantuan atau tuntunan.I

Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas, di bawah ini akan

dikemukakan beberapa defmisi. Definisi bimbingan yang dikemukakan oleh

Djumhur dan M. Surya ialah bimbingan ialah suatu proses ー・ュ「・イゥセ bantuan

yang terns menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah

yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya

(self-understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self-acceptance),

kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self-direction), kemampuan untuk

merealisasikan dirinya (self-realization), sesuai dengan potensi atau

kemampuannya dalam mencapai penyesuaian dirinya dengan lingkungannya, baik

(19)

keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh

orang-orang yang memiliki keahlian pengalaman khusus dalam bidang tersebut.

Stoops mengemukakan bahwa "bimbingan adalah suatu proses terus

menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai

kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang

sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat?

Menurut Crow & Crow, bimbingan diartikan sebagai "bantuan yang

diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi baik dan

pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk

menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat

pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.3

Dari beberapa defmisi yang dikutip di atas, H.M. Surya mendefinisikan

bimbingan sebagai berikut:

"pertama, bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah.

Kedua, bimbingan merupakan proses membantu individu yang tidak terdapat adanya unsur paksaan.

Ketiga,bahwa bantuan diberikan kepada setiap individu yang memerlukannya di dalam proses perkembangannya.

Keempat, bahwa bantuan yang diberikan melalui pelayanan bimbingan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya seCaI'a optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Kelima, yang menjadi sasaran bimbingan ialah agar individu dapat mencapai kemandirian, yakni tercapainya perkembangan yang optimal dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

2Ibid, h.28

(20)

Keenam, menggunakan pendekatan pribadi atau kelompok dengan memanfaatkan berbagai teknik dan media bimbingan.

Ketujuh, layanan bimbingan dilaksanakan dalam suasana asOOan yang

nonnatif, yaitu suasana yang akrab, saling menghonnati, saling percaya, tanpa pamrih dan didasarkan pada nonna-nonna yang berlaku.

Kedelapan, bahwa untuk melaksanakan kegiatan bimbingan diperlukan

adanya personil-personil yang memliki keahlian dan pengalaman khusus

dalam bidang bimbingan.4

Adapun Rohis berasal dari dua kata, yaitu Rohani dan Islam. Kata rohani

dalam bahasa arab berarti "ruh", sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia arti

rohani adalah "rohn yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani.5 Dari

pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa birnbingan atau pernbinaan kerohanian

yaitu segala usaha dan tindakan yang rnenunjukkan kegiatan untuk mernbentuk.

rnernelihara, serta rneningkatkan kondisi atau keadaan rohani seseorang agar

senantiasa sadar sebagai rnakhluk Tuhan.

Sedangkan rnenurut Abdul Halim Mahrnud "ruh" adalah bagian manusia

yang paling mulia, karena ia adalah tiupan dari Allah SWT. ia hams dididik

dengan tujuan untuk mernpennudah jalan di hadapan-Nya, untuk bemlakrifat

kepada Allah SWT dan mernbiasakannya serta melatihnya untuk melaksanakan

benar-benar ibadah kepada Allah.6

Roo adalah nama bagi nafsu yang dengannya menjalin kehidupan,

gerakan, upaya mencari kebaikan, dan upaya rnenghindarkan keburukan dari

4M. Surya,Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997), h. 20

5Departemen Pendidikian dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), h. 752

(21)

dalam diri manusia. Roo yang dimaksud itu adalah yang disebutkan dalam firman

Allah SWT:

I 4 1 . - J j. J

j..-セ j..-セj|

セj セj

;i

CJj\

Ji

セjェ|

2J5J.LL;J

{A

0:

セ|NイBG

セ|ス

Artinya: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakanlah: Ruh itu

termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".(Q. S. AI-Isra : 85).

Rohani juga adalah nama bagi keseluruhan yang ada pada bagian batin

dari manusia. Sayid Sabiq dalam bukunya Aqidatul lslamiah sebagaimana yang

dikutip oleh Drs. Syahminan Zaini mengatakan bahwa "Dengan rohani itu

manusia dapat menemukan, mengingat, berfikir, mengetahui, berkehendak,

memilih dan mencintai".7

Dalam buku Harun Nasution, Al-Razi mengatakan bahwa Tuhan pada

mulanya tidak berniat membuat alam ini. Tapi pada suatu ketika roh tertarik pada

materi pertama, bermain dengan materi itu, tetapi materi pertama berontak. TOOan

datang menolong roh dengan membentuk alam ini dalam susunan yang kuat

sehingga roh dapat mencari kesenangan materi didalamnya. Tuhan mewujudkan

manusia dan didalamnya mengambil tempat. Terikat pada materi, roh lupa pada

asalnya dan lupa bahwa kesenangannya yang sebenarnya bukan terletak dalam

persatuan dengan materi tetapi dalam melepaskan diri dari materi8•

(22)

13

Sedangkan pengertian Rohani di dalam kamus sinonim Bahasa Indonesia

disebutkan dengan kata batin, spiritual, kejiwaan. Mahrnud Yunus menyebutkan

rohani adalah suatu kondisi kejiwaan seseorang dimana terbentuk hubungan

dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia sesuai dengan

ajaran agama yang dianutnya.

Rohani manusia memiliki unsur daya, kemampuan pikir, merasakan atau

menghayati dan kehendak atau hawa nafsu, serta juga akal. Menurut Aunur

Rahim Faqih, kemampuan ini merupakan sisi lain kemampuan fundamental

potensi untuk: "(1) mengetahui (mendengar), (2) memperhatikan atau

menganalisis (melihat; dengan bantuan ataudukungan pikiran), dan (3)

menghayati (bati atau af'idah, dengan dukungan kalbu dengan akal)".9

Sedangkan pengertian Islam berarti berserah diri kepada Allah. Hal ini

dipertegas oleh finnan Allah sebagai berikut :

.".. .... .".. .".. 0 /. 0 .... .".. . " . . . , .".. ....

セャj

セセj

セj「

オpセGZj|j

オ|セ|

J:;:

セイ

セj

Pセ

4tI\

jセ

セイ

,... " . " . . " . , . . " . . . " . .

(A'" :

P|セ

Ji)

0:';';'"J

Artinya : "Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,

padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-Iah

mereka dikembalikan" (Q.S. Ali Irnran : 83). .

(23)

Mohammad Daud Ali, dalam bukunya "Pendidikan Agama Islam"

mengartikannya sebagai berikut: "Islam berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan

(kepada kehendak Allah) berasal dari kata salam, yang berarti sejahtera, tidak

tercela, tidak bercacat. Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang

berati kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri)".10

Sedangkan pengertian Islam menurut Altaf Gauhar, ialah pemasrahan diri

yang sempurna kepada Allah dan keyakinan yang terus menerus kepada wahyu

Allah yang telah disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW. Di sisi lain Islam

juga dapat berarti way of life, peraturan yang bersifat integral, yang mengatur

hidup dan kehidupan manusia dan menjadi dasar akhlak yang mulia, YaJ1g dibawa

oleh nabi Muhammad SAW Ufltuk disampaikan kepada umat manusia.11

Dalam buku Ensiklopedi Islam disebutkan bahwasannya kata Islam yang

berasal dari kata aslama,yuslimu, Islam, mempunyai beberapa arti yaitu : 1.

melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin, 2. kedamaian dan keamanan,

dan 3. ketaatan dan kepatuhan.12

Dalam pandangan Islam, bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai

hamba Allah yang harus mengabdikan diri kepada-Nya setiap saat, sebagai wujud

keimanannya. Oleh karenanya dasar atau pokok ajaran Islam adalah tentang

keimanan yang harus diyakini oleh setiap muslim.

10 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2002), Cel. Ke-4, h. 49

IIAltaf Gaur,Tantangan Islam,(Bandung: Pustaka, 1983), Cet. Ke-3, h. 2

12 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

(24)

15

Dari penjabaran di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Islam adalah

agama perdamaian yang selalu membawa manusia kearah yang lebih baik

sehingga dapat menciptakan generasi muda yang selalu taat dan tunduk terhadap

ajarannya. Pada hakekatnya manusia sebagai hamba Allah yang harns patuh dan

taat sehingga dapat mengabdikan dirinya kepada-Nya.

Hal pertama yang dituntut Islam dari seorang muslim adalah keimanan yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT., hubungan yang erat dengan-Nya,

zikir kepada-Nya, yang tidak putus-putusnya, serta bertawakkal kepada-Nya

senantiasa memohon pertolongan dari-Nya dan merasa bahwa dirinya selalu

membutuhkan kekuatan, bantuan dan dukungan-Nya, meskipun dirinya telah

memiliki semuanya.

Untuk menanarnkan sikap keimanan seorang muslim perlu diberikan

bimbingan secara terns-meneros, sehingga meraka benar-benar menjadi mukmin

yang hidup hatinya, mukmin yang pandangannya selalu terbuka, perhatiannya

selalu tertuju kepada Allah kepada ciptaan Allah dengan keyakinan bahwa

kekuasaan Allah-Iah yang menjalankan alam jagat raya ini serta yang mengatur

kehidupan manusia.

Pembinaan kualitas keimanan seorang muslim meliputi pembinaan seluruh

aspek manusia secara komprehensif, yaitu jasmaniyah, rohaniyah dan akalnya,

agar tetap berada pada tingkat keadaan yang normal, sehingga dapat menjalankan

(25)

Dr. Zakiyah Daradjat mengemukakan bahwa agama adalah kebutuhan

jiwa (psykis) manusia, yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan

hidup, kelakuan, dan cara menghadapi tiap-tiap masalah. Karena pentingnya

masalah adalah pembangunan mental, maka pendidikan agama harus

dilaksanakan secara intensif.13

Untuk memperkokoh keimanan dan ketakwaan secara kaffah

(menyeluruh) setiap muslim perlu mendapatkan pembinaan secara serentak di

semua bidang tidak hanya di keluarga melalui orang tua, dimasyarakat melalui

tokoh-tokoh masyarakat, dan di sekolah melaui guru tetapi dapat juga melalui

sarana-sarana yang dapat dijadikan wadah untuk pembinaan keagamaan; Hal itu

dapat diperoleh melalui organisasi-organisasi ekstrakurikuler dalam bidang

keagamaan yang terdapat di sekolah sebagai pusat pendidikan.

Dalam pendidikan semua pasti menginginkan siswa-siswi memiliki bobot

ilmu dan iman yang sarna atau memiliki daya pikir dan zikir yang seimbang dan

sejalan. Untuk itu sarana peribadatan sangat diperlukan dalam rangka membina

ketaqwaan dan peribadatan siswa. Sebab, pertemuan satu jam mata pelajaran

agama yang dilaksanakan di dalam kelas belumlah cukup, karena itu, djbutuhkan

kegiatan keagamaan yakni diskusi dan lain sebagainya, di luar jam mata pelajaran

13Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,

(26)

yang ada. Dibutuhkan juga kreatifitas dalam menggalakkan kegiatan agama dari

kelompok keeil sampai kegiatan yang bersifat massal.14

Dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam yang kaffah dapat

ditempuh melalui pendekatan, sarana dan mekanisme yang fleksibel. Tidak harus

seeara formal dibangku sekolah. Hal itu dapat ditempuh melalui berbagai asosiasi

dan organisasi yang ada di sekolah baik intra maupun ekstra, salah satunya adalah

dengan diselenggarakannya kegiatan Bimbingan Rohani Islam (ROHIS).

Menurut Hallen A dalam bukunya "Bimbingan dan Konseling Islam"

bahwa: "Bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan yang terarah,

kontinu, dan sistematis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan

potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya seeara optimal dengan cara

mengintemalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam aiセqオイG。ョ dan Hadits

Rasulullah dalam did, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan

AI-Qur'an dan Hadits. Untuk mengembangkan potensi atau fitrah tersebut, Allah

SWT melengkapi manusia dengan sarana atau alat yakni pendengaran,

penglihatan, dan hati.15

Dengan demikian bimbingan rohani Islam merupakan proses bimbingan

sebagaimana kegiatan bimbingan lainnya terhadap individu agar kemampuan

rohaniahnya selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

14 Tim Kerja Pembinaan Mental Pelajar DKI Jakarta, Buku Pedoman Pembinaan

ROHI8-0818,(Jakarta: Aries Lima, 1994), Cet. Ke-l, h. 18

(27)

2. Dasar dan Tujuan Robis

a. Dasar Diselenggarakannya Robis

Dasar pemikiran diselenggarakannya Rohis adalah remaja merupakan

generasi penerus yang sangat dibutuhkan dalam melanjutkan pembangunan.

Masa remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak, oleh karena itu

diperlukan suatu wadah yang dapat membina mental spiritual agar jangan

mudah goyah. Kemajuan teknologi yang berkembang begitu cepat dapat

memberikan kemudahan dan kesenangan hidup belum tentu dapat menjamin

kebahagiaan hidup baik dalam keluarga maupun masyarakat juga di akhirat

nanti

Di lain pihak banyak siswa yang kehilangan motivasi belajar, nilai

moral menjadi kabur, keagamaan menuru.n, bahkan ada yang tidak

mengindahkan ketentuan agama. Dalam rangka mengurangi dampak negatif

dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan キ。、セ untuk

membimbing dan membina siswa atau remaja kearah

pengalaman-pengalaman ketakwaan secara riel, baik secara individual maupun secara

kelompok. 8udah tentu ditentukan kerjasama dari tiga lingkungan yaitu

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat selain itu sarana dan prasarana

yang memadai.

Mengingat pentingnya pembinaan mental bagi remaja, maka 0818

8MA Budi Mulia Ciledug mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dibidang

(28)

para remaja. Dan sebagai sarana pengayaan altematif bagi para pelajar untuk

memperoleh Pendidikan Agama Islam dalam rangka mencapai Tujuan

Pendidikan Agama Islam di sekolah.

Selain itu bahwa dasar diselenggarakannya Roms yang terdapat di

SMA Budi Mulia bersandar pada visi dan misi Yayasan Budi Mulia yaitu:

a. Visi:

Mewujudkan pendidikan yang berakhlak, berdaya saing, unggul dalarn

ー・ョァオセ。。ョ ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Misi:

1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan

yang Maha Esa.

2. Mewujudkan pendidikan yang unggul berkualitas dan berdaya

samg.

3. Mewujudkan SDM yang berakhlak mulia, cerdas, sehat, kreatif,

inovatif, disiplin, bertanggung jawab, terampil, serta unggul dalam

penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologil6

Rohis SMA Budi Mulia Ciledug ll},erupakan salah satu organisasi

-;.

ekstrakurikuler di bawah OSIS , merupakan suatu wadah pembinaan siswa

yang beragarna Islam dalam rangka kegiatan yang terarah meningkatkan mutu

keimanan dan ketakwaan dengan cara pendalaman terhadap ajaran Islam

dengan segala variasi.

(29)

Oleh karenanya untuk kemajuan bimbingan rohani Islam perlu adanya

ketrampilan dan kemampuan yang kuat sehingga mampu mengelolanya

dengan baik dan benar dan tetap berjalan sesuai dengan harapan masa depan

sehingga mendapatkan Pendidikan Agama yang maksimal.

b. Tujuan Rohis

Pendidikan agama merupakan produk pembinaan budi pekerti

(akhlakul karimah) dipandang periu menemukan bentuk dan pola baru,

sehingga melahirkan pemahaman yang rinei tentang nilai-nilai moral dan

dapat menampilkan sikap dan perilaku yang sopan santun, kasih sayang, jujur,

suka menolong,「・セ、ゥウゥーャゥョL beretos kerja dan sebagainya.

Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum ialah

untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bennasyarakat dan bemegara.17

Secara garis besar tujuan bimbingan Islam menurut Aunur Rahim

Faqih, dibagi menjadi dua; tujuan secara umum dan tujuan secara khusus, sebagaimana berikut:

(30)

1. Tujuan Dmum

Membantu individu guna mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya

agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Tujuan Khusus

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

b. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang lebih baik atau yang telah baik agar tetap baik atau

menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah lagi

bagi dirinya dan orang lain.Is

Dengan demikian, tujuan bimbingan rohani Islam adalah untuk

menghindari masalah-masalah gangguan mental spiritual, serta mampu

mengatasinya dengan nilai-niIai atau ajaran-ajaran agama yang telah

mendasari kehidupannya secara pribadi, sehingga diharapkan dapat membawa

kebahagiaan hidup didunia maupun diakhirat.

3. Rohis Sebagai Sarana Pengayaan

Sarana merupakan segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud dan tujuan.I9

18Aunur Rahim Faqih,Op.Cit. h.38

19 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Balai

(31)

Pengertian sarana pendidikan menurut tim penyusun Pedoman Sarana

Pendidikan mempunyai dua pengertian. yaitu secara umum dan Khusus.

Pengertian sarana secara umum adalah semua fasilitas yang menunjang proses

pencapaian tujuan pendidikan, termasuk kurikulum. benda dan biaya. Sedangkan

pengertian sarana secara khusus adalah semua benda bergerak maupun tidak

bergerak yang digunakan dalam proses belajar mengajar agar pencapaian tujuan

pendidikan dapat beIjalan dengan lancar, teratur, efisien. dan efektif.20

Dalam buku pedoman pembakuan bangunan, perabot dan media

pendidikan, yang dilakukan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan

dijelaskan bahwa: "sarana Pendidikan adalah segala fasilitas baik bergerak

maupun tidak yang menunjang proses belajar mengajar, sehingga tujuan

pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.21

Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia sarana adalah segaia sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.22

Sedangkan pengayaan adalah proses, cara, perbuatan mengayakan,

memperkaya, memperbanyak pengetahuan dan lain-lain.23 Kegiatan pengayaan

berarti kegiatan yang diberikan pada siswa di Iuar jam pelajaran formal. Di

20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Informasi Pembakuan sarana Pendidikan,

(Jakarta: Proyek Pembakuan Sarana Pendidikan, 1990), h. 5

21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Pedoman Pembakuan Bangunan Perabot

Sekolah dan Media Pendidikan,(Jakarta: Proyek Pembakuan sarana pendidikan, 1976), h.l

22Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Op. Cit.,h. 784

(32)

harapkan siswa tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya

atau lebih mendalami bahan pelajaran yang sedang mereka pelajari.24

Tujuan kegiatan pengayaan adalah agar siswa dapat menguasai bahan

pelajaran secara optimal. Kegiatan pengayaan hams mempunyai nilai material

(menambah pengetahuan), nilai formal (membentuk pribadi), dan nilai praktis

(dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari).

Namun dalam praktek Pendidikan Islam kadang kala menjumpai kesulitan

dan belum mencukupi untuk Pendidikan Agama Islam. Kalau aspek kognitif dan

psikomotor mungkin dapat seluruhnya dipergunakan, tetapi aspek afektif lah yang

dirasakan masih menemui kesulitan, karena sulit dijelaskan urutan pengajarannya

dalam kegiatan pendidikan. Untuk itu perIu dilakukan pembinaan yang serentak

di semua bidang yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Dan untuk lebih

menitikberatkan pada aspek afektif yang seimbang dengan segi kognitif, maka

pendidikan Islam juga memadukan secara harroonis pendidikan formal,

nonformal dan informal.25

Salah satunya dengan diselenggarakannya kegiatan ekstrakurikuler dalam

dunia persekolahan ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam

bidang tertentu. Kegiatan itu pun hams ditujukan untuk membangkitkan

semangat, dinamika, dan optimisme siswa sehingga mereka mencintai sekolahnya

24Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa,(Jakarta:Rajawali Press, 1988), h. 36.

2SMuslih Usa,Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1991),

(33)

dan menyadari poslsmya di tengah-tengah masyarakat.26 Seperti dengan

diselenggarakannya organisasi Roms di sekolah-sekolah.

Sesuai dengan pemyataan di atas Rohis merupakan kegiatan

ekstrakurikuler dalam bidang keagamaan, yang menyelenggarakan sejumlah

program kegiatan yang ditujukan untuk menggali potensi-potensi keagamaan

yang dimiliki seseorang, khususnya pelajar. Program kegiatan yang telah

dirumuskan dalam program kerja tersebut dilaksanakan secara berkala dan terus

menerus, di luar jam pelajaran sekolah.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum sampai kepada pembahasan tentang pengertian pendidikan

Agama Islam, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pendidikan secara

umum serta pengaruhnya terhadap perkembangan yang terjadi pada diri manusia.

Hal ini penulis pandang perlu untuk diungkapkan sebagai bahan pemikiran dan titik tolak pembahasan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam.

Oalam bahasa Indonesia kata pendidikan terdiri dari kata yang mendapat

awalan

pe-

dan akhiran

-an.

Kata tersebut sebagaimana dijelaskan kamus umum

bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara) mendidik.27 Sedangkan dalam

26Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah; Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995), Cet. Ke-l, h. 187

(34)

bahasa Inggris kata pendidikan disebut "education" dengan kata kerja "educate"

yang berarti "mendidik,,?8 Adapun kata pendidikan dalam bahasa Arab

BセjゥB、・ョァ。ョ kata kelja エQセjB berarti mengasuh, mendidik, dan memelihara.29

Sedangkan menurut Abdurrahman AI-Bani yang dikutip oleh

Abdurrahman An-Nahlawi bahwa dalam pendidikan tercakup tiga unsur yaitu:

a. Menjaga dan memelihara anak.

b. Mengembangkan bakat dan potensi anak sesuai dengan kekhasan

masing-masing.

c. Mengarahkan potensi dan bakat agar mencapai kebaikan dan

kesempurnaan yang seliruhnya dilakukan secara bertahap.30

Menurut Ngalim Purwanto, pendidikan adalah segala usaha orang dewasa

dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani

dan rohaninya ke arah kedewasaan.31

Hakikat pendidikan yaitu proses bimbingan dan pembinaan terhadap jiwa

dan raga manusia di dalam pertumbuhan dan perkembangannya, untuk mencapai

suatu tujuan hidup yang diharapkan. Dalam hal ini para ahli pendidikan

berpendapat menurut definisi masing-masing.

セ.

28 John M. Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,

1997), Cet. Ke-XXIV, h. 207

29Mahmud Yunus,Kamus Arab-Indonesia,(Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989), h. 137 30Abdurrahman An-Nah1awi, Op.Cit,h.21

31 Ngalim Purwanto, Jlmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosda

(35)

Menurut Ahmad D. Marimba: "Pendidikan adalah segala usaha atau

pembinaan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang mulia".32

Sedangkan dalam bahasa Arab kata yang biasa digunakan untuk

pengertian pendidikan adalah Tarbiyah. Sesuai dengan firman Allah sセt dalam

AI-Qur'an :

Artinya: "Dan ucapkanlah: "Wahai tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil. (QS AI-Isra :24)

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para aWi pendidikan

tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses yang

dilakukan dan diusahakan secara sadar dan disengaja'dari orang dewasa atau

pendidik kepada anak didik, untuk membina dan memimpin perkembangan

jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan dan terbentuknya kepribadian utama

dan mulia sesuai dengan nilai-nilai dan budaya yang ada di masyarakat, agar

kelak dapat hidup secara wajar sebagai diri pribadi dan sebagai anggota

masyarakat.

William We. Gueken S.J, berpendapat bahwa: " Pendidikan diartikan sebagai suatu perkembangan dan kelengkapan dari kemampuan-kemampuan

32Ahmad D. Marimba, Penganlar Filsafal Pendidikan Is/am, (Bandung: Al-Ma'arif, 1989),

(36)

27

manusia, baik moral, intelektual maupun jasmani yang diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individual atau sosial dan diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang besatu dengan penciptanya sebagai tujuan akhimya.,,33

Dalam hubungan dengan pengertian di atas, maka peran pendidikan membawa manusia secara lahir dan batin kepada suatu kehidupan bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat. dalam konteks pengertian ini, Islam memiliki konsep pendidikan yaitu: "Suatu pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan hamba Allah".34

Dari beberapa pengertian pendidikan ケ。ョセ telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan tersebut di atas, maka penulis memberi kesimpulan bahwa pendidikan terdapat unsur usaha yang disengaja dari orang dewasa atau pendidik kepada anak didik, untuk membina dan memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan dan terbentuknya kepribadian utama dan mulia sesuai dengan nitai-nilai dan budaya yang ada di masyarakat, agar kelak dapat hidup secara wajar sebagai diri pribadi dan sebagai anggota masyarakat serta menyiapkan peserta didik untuk mencapai kedewasaan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan.

Sedangkan mengenai pendidikan Islam, Zakiyah Daradjat mengemukakan sebagai berikut: "Secara umum dapat kita katakan bahwa pendidikan Islam itu adalah pembentukan kepribadian muslim".35

(37)

"Menurut Drs. Nasir Salihun, Pendidikan Agama Islam adalah suatu yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara yang sedemikian, sehingga ajaran-ajaran agama Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian integral dalam pribadinya, dimana ajaran Islam itu benar-bemar dipahanli, diyakini kebenarannya, diamalkan

menjadi pedoman llidupnya, menjadi pengontrol terhadap perbuatan,

pemikiran dan sikap mentalnya.,,36 .

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Agama

Islam adalah usaha sadar untuk membina generasi anak dari orang dewasakepada

peserta didik untuk mencapai pendidikan ajaran-ajaran agama Islam untuk dapat

menjiwai dan memahami agar dapat menjadi petunjuk dalam kehidupannya,

sehingga secara lahir dan batin kepada suatu kehidupan bahagia dan sejahtera di

dunia dan akhirat

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Pendidikan Agama Islam

Dasar-dasar Pendidikan Islam dijelaskan AI-Taumy: "Islam adalah

sumber azasi dari mana masyarakat mengambil falsafah pendidikan,

tujuan-tujuan, dasar-dasar.37

Sedangkan aィュセ、 D. Marimba mengemukakan: "AI-Qur'an

mencakup segala masalah baik yang mengenai peribadatan maupun mengenai

36 H. A. Nasir Salihun, Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap Pemecahan Problem

Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 1999), h. 11-12

37Omar Muhammad At-Taumy, Filsafat Pendidikan Islam, Terjemaham Hasan Langgulung,

(38)

kemasyarakatan. Kegiatan berupa pendidikan ini banyak sekali mendapat

tuntunan yangjelas di dalam AI_Qur'an,,38

Dari beberapa pemyataan di atas dapat dikatakan bahwa landasan

Pendidikan Agarna Islam didasarkan pada landasan ajaran Islam itu sendiri,

yaitu Qur'an dan Hadits. Landasan Pendidikan Agama Islam berupa

AI-Qur'an dan Hadits memiliki muatan dan nilai-nilai yang sangat kaya untuk

digali serta menjadikanya pijakan dalam merealisasikan tujuan pendidikan

dalam Islam. Berikut ini dikemukakan ayat-ayat dan Hadits yang memberikan

penegasan terhadap pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi umatnya.

Firman Allah, surat An-Nahl :125,

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan tuhamu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tenta;ig siapa yang tersesat dad jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk."CQS An-Nahl: 125).

AI-Qur'an sebagai dasar utama hidup muslim telah banyak

memberikan dalil, pedoman serta isyarat dalam menunjukkan betapa

(39)

30

pentingnya ilmu pengetahuan serta bagaimana melakukan pendidikan dan

pembinaan umat manusia. Sebagaimana Firman Allah:

;J> セ __

I:;T

セセi

セ| セB[

(\ \ :

セセセ|I

p;.:.

,.. Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. AI-Mujadilah: 11).

Nabi bersabda:

, J セ "" '" til \ ' " セセBB -"" A. .., ./

Jfi

セI

セi セ

セi jセj

0i

J\j

セi セj

0:;;

セゥ

d-,.. , . . , . .

...-:: 0 /r ,A."" 0 0 セNNL ,

WI

Jl

セ^

4U\

¥

セ^

. / ..,,,,, .., ,..

Artinya: "Dari Abu Hurairah R.A. berkata: Rasulullah SAW bersabd: siapa yang berja/an di suatu ja/an untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah akan memudahkan baginyajalan ke surga".(H.R.Mw>lim)39

Ayat-ayat AI-Qur'an dan Hadits Nabi SAW, tersebut di atas adalah

sebagai landasan religius yang mendorong kiprah umat Islam ke dalam suatu

karya nyata di bidang pendidikan. Landasan ini juga memberikan motivasi

yang kuat, bahwa usaha-usaha mencerdaskan kehidupan manusia bukan hanya

sekedar untuk menunjukan eksistensi manusia di dalam kehidupan dunia

(40)

semata, tetapi lebih dad itu, bahwa オウ。ィ。セオウ。ィ。 mencerdaskan kehidupan

manusia adalah sebagai bukti pengabdian did kepada Allah SWT.

Dalam hubungan kehidupan bermasyarakat dan bemegara mI,

operasional Pendidikan Agama Islam berada di dalam kerangka aturan itu dan

sekaligus memberikan legalitas Pendidikan Agama Islam sebagai bagian dari

pendidikan nasional. Sebagai konsekwensi logisnya, operasional Pendidikan

Agama Islam di samping mengacu pada landasan religius yaitu AI-Qur'an dan

Hadits juga mengacu pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu

Undang-Undang RI, No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu:

"Pendidikan Nasional berfungsi rnengernbangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi waga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.40 .

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dasar Pendidikan Agama

Islam didasarkan pada landasan ajaran Islam itu sendiri, yaitu AI-Qur'an dan

Hadits. Landasan Pendidikan Agama Islam berupa AI-Qur' an dan Hadits

memiliki muatan dan nilai-nilai yang sangat kaya untuk digali serta

rnenjadikanya pijakan dalam merealisasikan tujuan pendidikan dalam Islam.

(41)

C. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti mempunyai tujuan yang

hendak dicapai. Secara urnurn yang dimaksud dengan tujuan adalah, suatu yang

diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.

Ada beberapa pendapat dalam menetapkan tentang tujuan pendidikan

Islam, sebagai berikut:

1. Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan tujuan pendidikan Islam adalah

merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik

secara individu maupun secara sosia1.41

2. Drs. Abdurrahman Shaleh, tujuan Pendidikan Agama Islam ialah memberikan

bantuan kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan

tugas hidupnya yang diridhai Allah SWT. Sehingga terjalinlah kebahagiaan

dunia dan akhirat at;as kuasanya sendiri.42

Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan

keimanan, pemaharnan, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang

Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pibadi, bermasyarakat,

berbangsa, bemegara (OBPP PAl, 1994).

Dalarn rumusan tujuan PAI tersebut mengandung pengertian bahwa proses

Pendidikan Agama Islam yang dilalui dan dialami siswa di sekolah dirriUlai dari

tahapan sebagai berikut:

41Abdurrahman An·Nahlawi,Gp.Cit.,h. 117

42Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-I,

(42)

33

a. Kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.

b. Afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam

diri pribadi siswa, dalama arti menghayati dan meyakini ajaran danョゥャ。ゥMョゥャセ

yang terkandung dalam ajaran Islam setelah mengetahui dan memahami ajaran dan nilai agama Islam.

c. Psikomotor, melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan ajaran dan

nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.43

Al- Taumy mengemukakan sebagai berikut:

"Ciri-ciri tujuan Pendidikan Islam yang paling menonjol adalah sifatnya yang bercorak agama dan akhlak, sifat keseluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi pelajar dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat. Sifat berimbang pada penumpuhannya dijelaskan tidak adanya pertentangan diantara unsur-unsurnya dan antara cara-cara pelaksanaannya, sifat ralistis dan dapat dilaksanakan penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku pada kehidupan.',44

Manusia terdiri dad jasmani dan rohani yang keduanya memiliki potensi.

Maka Pendidikan Agama Islam mengembangkan potensi itu agar berjalan secara

seimbang menuju terbentuknya pribadi yang bertakwa kepada Allah SWT.45

Ketakwaan dalam Islam tidak hanya terpenuhinya rohaniah semata, tetapi juga

kesempurnaan hidup duniawi. Sebagaimana ditegaskan dalam AI-Quran surat

Al-Qashash ayat 77:

, '! J. ,. , 0 . . . . : A.

W

セiェ

t;:UI

0-: ;::.(:;;

'1j

ッセセQ

セiZu|

セi

Ajャ[i|ZセZ

f l j

". 0 0.セ 0 セ J " セ セ 0 't 0 • , . , . ... 0 0 " . ' ,. , 0'" ' \ , , . 0 '!

セj

...Q411

'1 <\.UI

Pセ

セNjGQQ

:J

セui

'1

J

セャ

<\.U\

セi

{VV

11:

セiス

43Muhaimin .Op. cit., h. 79

44Omar Muhammad Al- Taumy,Op. Cit.,h. 436

(43)

34

Artinya: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) dunia dqn berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". (Q.S. AI-Qashash : 77).

Sedangkan tujuan operasional Pendidikan Agama Islam sebagai bagian

dari sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana dirumuskan dalam kurikulum

Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: "Pendidikan Agama Islam bertujuan

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan muslim yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara".

Dari tujuan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Agama Islam bertujuan mencetak pribadi-pribadi muslim yang

beriman, berakhlak, berilmu, dan bertakwa, selaras dan seimbang baik kepada .

Allah SWT. Sebagai pencipta ataupun kepada sesama manusia dan alam sekitar,

sehingga cita-cita insan kamil dapat terwujud.

D. Ruang Lingkup dan Problematika Pendidikan Agama Islam

1. Ruang Lingkup PAI

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, yaitu

pendidikan yang dapat membina selwuh aspek kehidupan manusia baik jasmani

dan rohani agar anak dapat menjalankan fungsi kehidupannya secara wajar

l--:::----..

セᄋ]ᄋMZMᄋセセᄋセ ...セ.._"e'. . . .ᄋセGNZᄋLLZMNセᄋZBB|N。ᄋᄋセ|ᄋエイセセG[ャNiNᄋセ ...ᄋセ ..;:.,,;;..·,;•._ ."

, \ (0)

エAセゥセJZᆬセスL[GセセZセセセセiL

uZZセセセセセ[ャセ

,'-H,
(44)

35

dengan pribadinya, masyarakat/lingkoogan maupoo dalam huboogannya dengan

AllahSWT.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang terdapat dalam

kurikulum/GBPP Sekolah Menengah Dmwn mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam meliputi keselarasan dan keseimbangan antara:

a. Huboogan manusia dengan Allah SWT

b. Huboogan manusia dengan sesama manusia

c. Huboogan manusia dengan dirinya sendiri

d. Huboogan manusia dengan makhluk lain dan lingkoogalUlya46

Huboogan manusia dengan Allah adalah huboogan vertikal antara

makhluk dengan khaliknya yang merupakan prioritas pertama dalam Pendidikan

Agama Islam.

Huboogan manusia dengan sesama manusia adalah huboogan horizontal

dalam kehidupan bermasyarakat, karena pada dasamya seseorang tidak dapat

hidup tanpa orang lain.

Hubungan manusia dengan dirinya sendiri adalah hubungan manusia

dengan makhluk individu yang membutuhkan perhatian bagi dirinya sendiri

sepelti sandang, pangan, papan, dan kesehatan.

Huboogan manusia dengan alam dan lingkungannya adalah huboogan

manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ootuk mengatur, memanfaatkan

serta mengolah alam dan lingkoogan seCara optimal dan benar.

(45)

36

Berdasarkan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di atas, maka bahan

atau materi Pendidikan Agama Islam meliputi tujuh unsur pokok, yaitu:

1. Keimanan

2. Ibadah

3. aQセqオイ。ョ

4. Akhlak

5. Muamalah

6. Syari'ah

7. Tarikh

Materi Pendidikan Agama Islam adalah segala sesuatu yang hendak

diberikan kepada peserta didik untuk menghayati serta diarahkan dalam proses

kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Menurut

Zuhairini dkk, bahwa inti ajaran pokok Islam meliputi masalah keimanan

(aqidah), masalah keislaman (syari'ah), dan masalah ihsan (akhlak) yang

penjelasannya sebagai berikut:

L Aqidah : Adalah bersifat I'tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam

ini.

2. Syari'ah: Adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.

3. Akhlak Adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap, penyempurna bagi

kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang cara pergaulan

hidup manusia.47

47 Zuhairini,et. ai, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),

(46)

37

Ketiga pokok ajaran ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun Iman,

rukun Islam, dan Akhlak, dan dari ketiganya lahirlah beberapa keilmuan agama,

yaitu : Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih, dan Ilmu Akhlak.

Ketiga pokok Pendidikan Agama Islam tersebut sesual dengan surat

Luqman ayat 13, 17, dan 18, yang berbunyi sebagai berikut:

oJ ".. II!. 4J \ ".. vi J } 0J ".. ,- 0

セ Zセ

?W

Ajセ|

01

aゥiセ

!J)J

u

;}4

セj

セu

0L:.AJ

JL;

セセj

(\" : 0la.AJ)

Artinya : "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya :"Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaUmanyang besar". (Q.S.luqman: 13)

Dapat diambil kesimpulan bahwa ayat di atas menunjukan tentang

keimanan seseorang untuk tidak mempersekutukan Allah, karena barang siapa

yang mempersekutukan Allah termasuk kedzaliman yang amat besar, sehingga

akan melldapatkan pellyesalan di hari kiamat.

01

セセヲ

c

J$-

セij

PI

J-

セ|j ェjOZiセ

セヲj

セー|

セゥ セT

"" "" "" "" ",; "" ; / ""

..

<\V :

PセI

jセセ|

\0;,

セ セセ

"" "" "" ""

Artinya: "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarla hadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk h tel' hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)".

(Q.S. Luqman: 17)

Berdasarkan ayat tersebut yang menunjukan tentang keislaman seseorang

(47)

karena shalat itu dapat mencegah dari segala perbuatan yang mungkar yang tidak

baik dipandang menurut syari'at Islam dan bersabar ketika ditimpa musibah.

LLセ 0

セIGQ|

AItinya : "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena

sombong danjanganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri".48(Q.S. Luqman: 18) .,.

Kemudian yang terakhir bahwa ayat tersebut menunjukan tentang akhlak,

yang menjelaskan tentang larangan untuk memalingkan muka dari manusia

karena sombong, angkuh yang enggan untuk berinteraksi sesama manusia, karena

pada dasarnya manusia adalah makhluk social yang dapat berinteraksi antar

sesama dan tidak menaruh kebencian dan kesombongan di muka bumi ini.

Berdasarkan uraian di atas sangat jelas bagaimana Islam mendidik

manusia sebagai pribadi yang sempurna, selaras dan serasi dalam menjalin

hubungan yang mengikat sebagai makhluk individu, makhluk sosial, maupun

dalam hubungannya dengan sang pencipta, yaitu Allah SWT. Untuk

menghambakan diri kepada-Nya demi menggapai ridha-Nya.

2. Problematika Pendidikan Agama Islam

Sekolah sebagai pusat pendidikan, tempat anak-anak berinteraksi antar

sesama individu dan guru dalam menjalani masa perkembangannya, memberikan

(48)

39

jalan terhadap anak didik untuk mendapatkan pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman yang berguna bagi kehidupan diri pribadinya di tengah masyarakat.

Dalam fungsinya menjalankan tugas-tugas pendidikan, khususnya Pendidikan

Agama Islam di sekolah pun terdapat persoalan-persoalan.

Dalam hal ini, A. Tafsir mengemukakan sebagai berikut: "Pendidikan

Agama Islam di sekolah sampai saat ini belum juga memuaskan, dikatakan gagal

mungkin agak keterlaluan. Penyebabnya banyak, antara lain mungkin kurangnya

waktu, yaitu jam pelajaran yang dialokasikan untuk Pendidikan Agama Islam

katanya terlalu sedikit. Sebenarnya alasan ini belum tentu benar, penyebab yang

sesungguhnya amat pelik, rumit".49

Adapun fenomena problematika Pendidikan Agama Islam saat ini antara

lain disebabkan oleh dua faktor yaitu:

1. Faktor Ekstemal antara lain:

Timbulnya sikap orang tua yang kurang menyadari pentingnya

pendidikan agama yang mungkin disebabkan oleh dampak kebutuhan

ekonominya yang mendorong bekerja 20 jam di luar rumah, dan menyerahkan

sepenuhnya kepada sekolah untuk mendidik anaknya yang hanya dua jam per

mmggu.

Situasi lingkungan sekitar sekolah yang beragam bentuknya yang

kurang mendukung.50

49A.Tafsir,Ilmu Pendidikan dalam perspektijIslam, (Bandung: Rernaja Rosda Karya, 1992),

h.23

50 Djarnaluddin Aly & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam. (Bandung:Pustaka----·-セ

Setia, 1999), Cet. Ke-2, h. 18 ⦅NセLMMM ' '\

r--'-- - .'-

NLLLZ[セᄋャゥセャN

., \,

(49)

2. Faktor Internal antara lain:

a. Guru kurang kompeten untuk menjadi tenaga profesional pendidikan.

b. Penyalahgunaan mamajemen penempatan yang mengalihtugaskan

guru agama ke bagian administrasi, akibatnya pendidikan agama tidak

dilaksanakan seCara pragmatis.

c. Pendekatan metodologi guru masih terpaku kepada orientasi

tradisional sehingga tidak mampu menarik minat murid· pendidikan

agama.

d. Kurangnya persiapan guru agama dalam mengajar.

e. Kurikulum terlalu padat karena terlalu banyak menampung keinginan

tanpa mengarahkan prioritasdan sebagainya.51

Dari apa yang dikemukakan di atas menunjukkan kepada kita betapa

banyak persoalan-persoalan yang dihadapi oleh kita dalam merealisasikan

Pendidikan Agama Islam.

E. Kurikulum

Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik pada

zaman Yunani Kuno seperti yang clikutip Nurdin, Berasal dari kata"curir" yang

artinya pelari, dan "curare" yang artinya tempat berpacu atau tempat berlomba.

Sedangkancurriculum mempunyai arti ''jarak'' yang hams ditempuh oleh pelari.

Bila dilihat dalam kamus Webster tahun 1812, yang dikutip Syafruddin Nurdin,

(50)

kurikulum ialah a race, a place for running, a chariot.52Maksudnya kurikulum

memiliki dua pengertian ; yakni suatu jarak dalam perlombaan yang harus

ditempuh oleh para pelari, dan juga diartikan sebagai chariot, yaitu semacam

kereta pacu pada zaman dulu untuk membawa seseorang dari awal hingga finis.

Perkembangan selanjutnya, istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan

pengajaran, sebagaimana temmat dalam Webster Dictionari tabun 1955,

kurikulum didefinisikan sebagai berikut :

"A Course, especially aspecified Fixed course ofstudy, as in a school or

collage, as one leading to a degree.,,53

Definisi ini mengandung makna bahwa kurikulum merupakan sejumlah

mata pelajaran di sekolah atau di akademi yang harus ditempuh oleh siswa untuk

mencapai suatu tingkat atau ijazah.

Dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia No. 0209/u/1984 tentang perbaikan kurikulum Sekolab Menengah

Umum Tingkat Atas bagian lampiran dijelaskan tentang pengertian intra,

ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler:

1. Kegiatan Intra-kurikuler dilakukan di sekolah penjatahan waktunya telah

ditentukan dalam struktur program. Maksud kegiatan ini ialah untuk

mencapai tujuan minimal yang perlu dicapai dalam masing-masing mata

52Syafruddin Nurdin,Guru Pro!esiona/ dan lmp/ementasi KlIriku/um, (Jakarta: Ciputat Press,

2003), h. 33

(51)

pelajaran.Seperti belajar tambahan diluar jam yang ditentukan, Remedial dan

Enrichman teaching.

2. Kegiatan ko-kulikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang

bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang

dipelajari dalam kegiatan Intra kurikuler.

Kegiatan ko-kurikuler dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti

mempelajari buku-buku tertentu, melakukan penelitian, membuat karangan,

dan kegiatan-kegiatan yang sejenis dengan tujuan untuk lebih

menghayati/memperdalam apa yang telah dipelajari. Hasil kegiatan ini ikvt

menentukan dalam pemberian nilai bagi para siswa.

3. Sedangkan ekstra-kurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa

(termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar

sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai

hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta

melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.

Kegiatan mengunjungi obyek-obyek tertentu (gunung, candi, museum dan

sebagainya), drama, pramuka, Palang Merah Remaja, dan kegiatan-kegiatan lain

sejenis dapat dilangsungkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini

dilakukan secara berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai.

Kalau kita mempelajari definisi kurikulum modem sebenamya kita

mengetahui bahwa kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang berada di

bawall tanggung jawab sekolah. Dari sisi ini sebenamya tidak perlu dibedakan

(52)

43

intern, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler semuanya untuk membentuk pribadi si terdidik. Kalau akan dibedakan hanya oleh karena segi pandangan yang berbeda54.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan

seluruh pengalaman belajar yang berada di bawah tanggung jawab sekolah yang

harus diikuti dan dilaksanakan oleh para siswa agar memperoleh hasil yang

diharapkan. Kurikulum ini mencakup kegiatan intra kurikuler, ko-kurikuler, dan

ekstra kurikuler. Ketiga jenis kegiatan ini bertujuan untuk membentuk

kepribadian siswa agar lebih matang sehingga dapat terbentuk suatu pribadi yang

unggul.

133

(53)
(54)

Dalam Pembahasan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian

Lapangan (Field Research), yaitu suatu metode dengan melihat obyeknya secara

langsung.

A. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah : "Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki".l Observasi dilakukan dengan mengunjungi SMA Budi Mulia

Ciledug yang diteliti untuk mengamati pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

di sekolah tersebut, aktivitas siswa (bentuk kegiatan dan materi yang

diterapkan dalam kegiatan Rohis), serta sarana-sarana pendukung yang

dibutuhkan sebagai data penelitian. 2. Angket

Angket adalah : "Suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti".2 Dibagikan kepada

I Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metod%gi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2004), Cet. Ke-6, h. 70

2Ibid, h. 83

(55)

para siswa guna memperoleh data tentang kegiatan Rohis siswa di SMA Budi

Mulia Ciledug.

3. Wawancara

Wawancara adalah : "Metode pengumpulan data dengan menggunakan

sistematika Tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara langsung mengenai infonnasi-infonnasi atau

keterangan".3 dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dan tanya

jawab kepada, pembina Rohis, guru Pendidikan Agama Islam serta kepala

sekolah

4. I)opulasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII (sebelas

dan duabelas) SMA Budi Mulia Ciledug tahun ajaran 2006/2007. Darijumlah

populasi tersebut siswa yang akan dijadikan sebagai sampel adalah 30 orang

yang penulis ambil dari salah satu kelas.

B. Telmik Pengolahan Data

Untuk mengolah data-data yang telah terkumpul dalam penelitian lUI

penulis melakukan langkah-Iangkah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama kali harus dilakukan adalah

melakukan edit atau memilih/menyortir data sehingga hanya data yang

(56)

46

terpakai saja yang tinggal, sedangkan data yang tidak perlu dan tidak terpakai

disisihkan. Langkah editing ini bennaksud merapihkan data agar bersih, rapih

dan tinggal mengadakan pengoalahan lebih lanjut.

2. Tabulating

Tabulating adalah mentabulasi data jawaban yang telah diberikan ke

dalam bentuk. tabel, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan

prosentase. Untuk menentukan prosentasenya, maka dapat ditempuh dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

P

=

!.-

x

100% V'

N

Keterangan: P: Prosentase yang dicari

F : Frekuensi

N : Number of cases4

Kemudian setelah diperoleh hasil prosentase dari penghitungan di atas,

maka seterusnya dicocokkan dengan angka dalam tabel sebagai berikut:

Mセ

No Prosentase Penafsiran

1. 60 % -100 % Sebagian besar

2. 51 %-59% Lebih dari setengahnya

3.

50% Setengahnya

4. 40 %-49 % Hampir setengahnya

5. 1 % - 39 % . Sebagian keeil

4Anas Sudjono,Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),eet.

(57)

47

c.

Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data yang penulis kumpulkan dari lapangan, penulis

menggunakan teknik deskriptif analisis kualitatif, yaitu menginterpretasikan

data-data yang telah diperoleh dalam bentuk kalimat sederhana dan mudah dipahamLs

Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Menyusun materi data, yaitu memproses bahan-bahan yang diperoleh selama

berada di lapangan berdasarkan pada data yang ada. Hal ini dilakukan di

samping untuk menghindari terjadinya deviasi pembahasan juga untuk

menjaga agarエオェオセ dari penelitian ini dapat dicapai maksimal.

2. Melakukan analisa dan interpretasi data, yaitu suatu proses pemberian mak

Gambar

Gambaran umum SMA Budi Mulia
SaranaTabell dan Prasarana SMA Budi Mulia
Data Siswa SMATabel3 Budi Mulia Tahun ajaran 2006-2007
StrukturTabel4 Organisasi SMA Budi Mulia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel distribusi frekuensi kebersihan pribadi siswa SDN di kota dan MI di desa bahwa kebersihan pribadi siswa SDN di kota (SD Model Terpadu Bojonegoro) lebih

daripada janda tua. 3) Status Lansia dalam Rumah Tangga Proporsi lansia di Desa Murtigading dan Desa Gadingharjo sebagian besar berstatus sebagai kepala rumah tangga.

Dari karakteristik musikalitas yang tidak menuntut musisi untuk berskill tinggi, dan tidak berpatok pada standart baku, style penampilan yang menunjukkan

MEMUTUSKAN : Mengangkat nama yang tersebut di bawah Menimbang Mengingat Memperhatikan Menetapkan KESATU KEDUA Nama NIP Tempat/Tanggal Lahir Jenis kelamin Pendidikan MerSadi Calon

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) variabel pengeluaran pemerintah pada sektor pertanian berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar -1,008481 dan tidak

STANDAR KOMPETENSI : Memahami Perilaku Keteraturan Hidup sesuai dengan Nilai dan Norma yang Berlaku di MasyarakatB. KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan Sosiologi

Berdasarkan hasil penelitian, pasien sindroma koroner akut di RSUP Haji Adam Malik, Medan 2015 berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) paling ramai pasien yang didiagnosa dalam

Jelas bahwa usaha propaganda melalui produksi-produksi kebudayaan berbentuk majalah ini ditujukan kepada masyarakat Indonesia secara persuasive, akrab dan mudah