• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Lagu Religi Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Siswa Di Sdn 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Lagu Religi Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Siswa Di Sdn 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

i Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Lilis Mukhlisoh NIM 809011000193

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii

Skripsi berjudul Pemanfaatan Lagu Religi Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Siswa disusun oleh Lilis Mukhlisoh, NIM. 809011000193, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 16 Juni 2012

Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing

(3)

iii Nama : Lilis Mukhlisoh

NIM : 809011000193

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Jl. Goalpara Nyalindung Desa Sukamekar Kec. Sukaraja Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan Lagu Religi Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen :

Nama Pembimbing : Dr. Sururin

NIP. : 197103191989032001

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 12 Juni 2012 Yang Menyatakan

Materai 6000

(4)

iv

809011000193, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 13 April 2013 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 13 April 2013

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda tangan

Bahrissalim, M.Ag ………. ……….

NIP.196803071998031002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan) Tanggal Tanda tangan

Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ………. ………. NIP.196703282000031001

Penguji I Tanggal Tanda tangan

DR. Ghufron Ikhsani, MA. ………. ……….

NIP.195305091981031003

Penguji II Tanggal Tanda tangan

Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag ………. ………. NIP.196703282000031001

Mengetahui, Dekan,

(5)

v Siswa.

Kata Kunci : Lagu religi, pemahaman keagamaan siswa

Penggunaan nyanyian atau lagu religi dalam pembelajaran PAI dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi. Pada konsep pertama, lagu digunakan sebagai penunjang pengajaran PAI secara umum, termasuk untuk pengayaan dan motivasi. Sedang pada konsep yang kedua, lagu digunakan sebagai penunjang pengajaran secara spesifik karena isi lagu merujuk pada materi pelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah rendahnya pemahaman keagamaan siswa, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pemanfaatan lagu religi dalam meningkatkan pemahaman keagamaan siswa. Penulis melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri I Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

Dalam penelitian ini, penulis mengamati pelaksanaan pemanfaatan media lagu religi di SDN 1 Sukaraja. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi/penelaahan terhadap buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.

(6)

vi

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan seluruh umat manusia.

Skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa hormat penulis sampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Sururin, MA. pembimbing yang dengan sabar mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Dedi Koswara, S.Pd., Kepala SDN 1 Sukaraja Sukabumi yang telah meluangkan waktu dan tenaga serta bimbingannya selama penulis mengadakan penelitian.

6. Dewan Guru dan staf karyawan SDN 1 Sukaraja yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga terselesainya skripsi ini

Semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang setimpal, Amiin.

Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi diri pribadi khususnya.

(7)

vii

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ……..….………... ii

Pengesahan Penguji ………... iii

Abstrak ……….. iv

Kata Pengantar ………... v

Daftar Isi ……… vi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah .………... 1

B. Identifikasi Masalah ………. 5

C. Pembatasan Masalah ……… 6

D. Rumusan Masalah ………..……….... 6

E. Tujuan Penelitian ………….……..……… 6

F. Manfaat Penelitian ……….……….……….. 6

BAB II KAJIAN TEORI PEMANFAATAN LAGU RELIGI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN SISWA 8 A. Lagu Religi ……….……… 9

1. Pengertian Lagu Religi ……… 9

2. Lagu Religi sebagai media pembelajaran………. 12

3. Fungsi dan Manfaat Lagu Religi dalam Pembelajaran PAI……. 14

B. Pemahaman Keagamaan Siswa …..……… 15

1. Pengertian Pemahaman Keagamaan ……… 15

2. Urgensi Pemahaman Keagamaan ……… 19

3. Indikator Pemahaman ……….. 20

4. Cara Pengukuran Pemahaman ………. 21

C. Hubungan antara Lagu Religi dengan Pemahaman Keagamaan Siswa………... 24

(8)

viii

C. Jenis Data ………... 27

D. Sumber Data ……….. 27

E. Pendekatan dan Teknik Pengumpulan Data ……… 27

F. Analisis Data ……… 29

BAB IV ANALISA EMPIRIK TENTANG PEMANFAATAN LAGU RELIGI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN SISWA ……….. 32

A. Kondisi Objektif SDN 1 Sukaraja………. 32

1. Sejarah singkat SDN Sukaraja 1 ……….. 32

2. Letak geografis ………. 32

3. Profil Sekolah ………. 32

4. Keadaan Guru dan Personalia ……….. 34

5. Kegiatan Ektrakurikuler ……….. 34

B. Realitas Pemanfaatan Lagu Religi Di SD ………. 35

1. Materi pelajaran PAI ..………. 36

2. Daftar lagu-lagu yang digunakkan ………. 37

C. Realitas Pemahaman Keagamaan Siswa ………. 40

1. Pemahaman menterjemahkan siswa ………. 44

2. Pemahaman menafsirkan ……… 44

3. Pemahaman memperkirakan……… 45

D. Realitas Pemanfaatan Lagu Religi Dan Pemahaman Keagamaan Siswa di SD …………..………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 50

1. Kesimpulan ……… 50

(9)

ix

Lampiran-lampiran..………. ix

1. Tes Pemahaman Keagamaan Siswa ……… x

2. Daftar Tenaga Pengajar..………. xii

3. Data Jumlah Siswa ……… xiv

4. Surat Izin / Keterangan telah melakukan penelitian……….. xv

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Islam diturunkan sebagai rahmatan lil „alamin. Untuk mewujudkan hal tersebut Rasulullah SAW diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah agar manusia hidup bahagia dunia dan akhirat. Selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW memberikan pembinaan kepada manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu.

Dalam pandangan Islam, pendidikan merupakan bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepriabadian muslim.1 Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlak baik sesuai dengan ajaran islam dengan berbagai macam metode dan pendekatan. Dari sini dapat kita lihat bahwa pendidikan islam bukan hanya bersifat teoritis tetapi juga bersifat praktis.2

Oleh karena itu, pendidikan dalam ajaran Islam menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalani manusia dalam kehidupannya. Hal ini tersirat dalam ayat yang pertama diturunkan dalam al-Quran ;

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah

menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang mengajar

(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-„alaq:1-5)3

1

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005), h. 11

2

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.28

3

Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemah (Jakarta: Depag RI, 1971), h.1079

(11)

Sebagaimana Hadits Nabi :

"Siapa orang yang akan diberi kebaikan oleh Allah, maka ia akan

difahamkan dalam ilmu agama" (HR. Bukhari dan Muslim)4

Bahkan dalam ayat lain dinyatakan bahwa orang yang memiliki ilmu akan ditinggikan derajatnya, sebagaimana firman Allah :

                                                         

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan”. (QS. Al-mujadalah : 11)5

Dari sini, jelaslah bahwa islam memiliki perhatian besar terhadap ilmu dan mendorong umat islam untuk belajar menuntut ilmu. Belajar adalah proses interaksi antara manusia dengan lingkungan yang dilakukan secara terencana untuk mencapai pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diinginkan, sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang dari hasil belajar tersebut, yaitu kedewasaan diri.6

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi. Perubahan yang merupakan hasil belajar menggali ilmu pengetahuan telah dibuktikan dalam sejarah peradaban Islam. Terbukti, pada masa Khalifah

4

Imam Nawawi, Riyad al-Solihin, (Bairut: al-Maktabah al-Islami, 1986), h. 445

5

Departemen Agama, Opcit. h. 910-911

6

(12)

Harun al-Rasyid, Islam mencapai puncak kejayaannya, salah satu factor penyebab kemajuan peradaban Islam saat itu adalah dengan berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga melahirkan berbagi disiplin ilmu dan para ilmuwan yang terkenal di dunia seperti Ibn Rusyd, Ibn Sina, Al-Farabi, Al-Gazali, dan lain-lain.7 Oleh karena itu, kemajuan dan perkembangan pendidikan menjadi faktor penentu keberhasilan suatu bangsa. Bangsa Indonesia sebagai Negara berkembang masih mencari bentuk untuk berupaya menjadi Negara maju dan terlepas dari ketertinggalan terutama bidang pendidikan. Melalui pendidikan, diharapkan bangsa Indonesia terhindar dari kebodohan karena merupakan sumber keterpurukan. Karenanya, pendidikan harus ditempatkan sebagai Panglima Pembangunan Nasional. Kedzaliman yang paling jahat adalah kebodohan, dan pendidikan adalah jalan utama menyingkirkan kebodohan.8

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong adanya upaya pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Ilmu pengetahuan dan teknologi melahirkan media-media yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.9

Namun, masih banyak guru yang kurang menguasai terhadap media pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi monoton dan menjenuhkan bagi peserta didik. Padahal pendidikan dituntut menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak merasa bosan, guru harus mampu memiliki modal pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang disampaikan.

Kondisi seperti ini membutuhkan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan semua peserta didik sehingga dapat saling membelajarkan melalui

7

Departemen Agama RI, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Depag RI, 2002) h. 47

8

Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21,

(Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), h. 7

9

(13)

tukar pikiran, pengalaman maupun gagasan-gagasan. Salah satu alternatif yang bisa dipilih dalam rangka menghasilkan pembelajaran yang berkualitas yaitu pembelajaran melalui media yang tepat. Media pembelajaran dapat menimbulkan gairah dan motivasi belajar peserta didik.10

Salah satu cara untuk memotivasi siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik adalah dengan melakukan variasi pembelajaran. Variasi ini bisa dilakukan dari segi materi, metode/teknik, media, dan tempat.

Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik jika siswa diajak untuk memanfaatkan alat inderanya baik pendengaran maupun pengamatan. Menyanyi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat merangsang indera pendengaran sehingga peserta didik mampu menerima dan menyerap informasi dengan mudah.11

Lagu merupakan salah satu media pembelajaran karena dipergunakan untuk proses penyaluran pesan/informasi dalam proses belajar mengajar. Media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Penggunaan lagu atau nyanyian dalam pembelajaran dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi. Pada konsep pertama, lagu digunakan sebagai penunjang pengajaran secara umum, termasuk untuk pengayaan dan motivasi. Sedang pada konsep yang kedua, lagu digunakan sebagai penunjang pengajaran secara spesifik karena isi nyanyian merujuk pada materi pelajaran.

Di era globalisasi ini, kesadaran orang tua untuk memperkenalkan lagu kepada anaknya sejak dini semakin tinggi, terlihat dari menjamurnya berbagai sekolah musik yang membuka kelas musik untuk anak-anak mulai umur balita sampai dewasa. Meskipun biaya kursus relatif tinggi, tetapi para orang tua tetap berusaha memasukkan anaknya agar masuk sekolah musik.

Kesadaran itu dipicu oleh hasil penelitian bahwa lagu ternyata sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional

10

Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Nusantara, 2011)h.5

11

(14)

Quotien). Anak-anak yang sejak kecil terbiasa bergaul dan mendengarkan lagu akan memiliki kecerdasan emosial dan intelegensia yang lebih berkembang dibanding dengan anak-anak yang jarang mendengarkan lagu.

Dalam hal ini lagu berfungsi sebagai salah satu media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Jika motivasi belajar meningkat maka akan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.

Salah satu jenis lagu adalah lagu religi yaitu lagu yang terikat oleh ajaran-ajaran agama, dimana isi tiap-tiap bait lagu mengandung nilai-nilai ajaran-ajaran Tuhan Semesta Alam dan membawa ajaran pada kebaikan.

Dalam pendidikan keagamaan, banyak media pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru agar materi keagamaan dapat dipahami oleh siswa sebagai peserta didik. Salah satu dari media itu adalah lagu, karena mayoritas siswa menyukai lagu. Dari sini dapat ditarik pengertian bahwa dalam lagu religi merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran keagamaan.

Akan tetapi sejauhmana media lagu religi dapat memberi dampak positif terhadap pemahaman keagamaan siswa. Ini merupakan masalah yang menarik untuk diteliti sehingga diharapkan media lagu religi menjadi alternatif dalam memberikan pemahaman keagamaan kepada siswa dengan kemasan yang menarik bagi anak.

Berdasarkan latarbelakang di atas, peneliti bermaksud mengadakan sebuah penelitian berjudul : “Pemanfaatan Lagu Religi Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Siswa di SDN 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis menemukan beberapa masalah terkait dengan penelitian yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(15)

2. Pemahaman keagamaan siswa di SDN 1 Sukaraja masih rendah. C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan lebih spesifik dan mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penelitian ini hanya membahas Pemanfaatan Lagu Religi Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan Siswa berkaitan dengan materi sejarah Nabi dan Akhlak tercela di SDN 1 Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

D. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan beberapa masalah yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pemanfaatan lagu religi di SDN 1 Sukaraja Kab. Sukabumi ? 2. Bagaimana pemahaman keagamaan siswa di SDN 1 Sukaraja Kab.

Sukabumi?

3. Bagaimana Pemanfaatan lagu religi untuk memberikan pemahaman keagamaan kepada siswa di SDN 1 Sukaraja Kab. Sukabumi ?

E. Tujuan Penelitian

Agar sasaran yang dicapai dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis perlu menjabarkan tujuan penelitian yang akan dicapai sebagai berikut :

1. Mengetahui pemanfaatan lagu religi di SDN 1 Sukaraja Kab. Sukabumi.

2. Mengetahui pemahaman keagamaan siswa di SDN 1 Sukaraja Kab. Sukabumi.

3. Mengetahui Pemanfaatan lagu religi untuk memberikan pemahaman keagamaan kepada siswa di SDN 1 Sukaraja Kab. Sukabumi.

F. Manfaat Penelitian

(16)

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

b. Aspek praktis

1. Bagi lembaga, hasil penelitian ini berguna bagi pengembangan pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini sangat berguna untuk menemukan solusi dari sekian banyak permasalahan dalam proses pembelajaran PAI.

(17)

BAB II KAJIAN TEORI

LAGU RELIGI DAN PEMAHAMAN KEAGAMAAN

Pada dasarnya, manusia memiliki jiwa menyukai keindahan. Salah satu bentuk keindahan itu adalah seni. Dengan seni maka manusia akan memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menjalani aktifitas hidupnya, bahkan dengan seni pula manusia akan mendapatkan motivasi hidup.

Pada pakar berbeda pendapat tentang pengertian seni. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dsb.) dan merupakan karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran, dsb.1

Dalam perkembangan ditengah pesatnya kemajuan di berbagai aspek kehidupan, keindahan tidak lagi menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Seni memiliki fungsi dan tujuan yang terdiri dari fungsi religi/keagamaan, fungsi pendidikan, fungsi komunikasi, fungsi rekreasi/hiburan, fungsi artistik, fungsi guna (seni terapan), dan fungsi kesehatan (terapi).

Berdasarkan hal di atas, seni memiliki manfaat yang sangat besar yaitu menjadi media untuk menyampaikan informasi, pengetahuan, perasaan, dan lain-lain secara lebih luwes, tidak kaku, lebih indah, kreatif, inovatif dan tidak menjenuhkan.

Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu; 1) seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni musik, seni

suara, dan seni sastra, puisi dan pantun, 2) seni yang dinikmati dengan media

penglihatan (Visual art) misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya, 3) seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, film, dll.

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002)

(18)

Lagu religi merupakan salah satu media kesenian alternatif yang dapat digunakan dalam pendidikan dan pengajaran termasuk pengajaran pemahaman keagamaan kepada para siswa di sekolah.

A. Lagu Religi

1. Pengertian Lagu Religi

Kata lagu sudah tidak asing di telinga masyarakat sejak zaman dahulu hingga sekarang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia lagu adalah ragam suara yang berirama2. Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama). Dan ragam nada atau suara yang berirama disebut juga dengan lagu.

Lagu sering juga disebut nyanyian yaitu syair yang dilafalkan sesuai nada, ritme, birama, dan melodi tertentu hingga membentuk harmoni. Nyanyian juga diartikan sebagai lagu yang berarti gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama).

Lagu merupakan bekal yang diberikan Allah Swt kepada manusia bahkan sejak manusia lahir. Tangisan bayi selalu mengeluarkan nada-nada merdu yang merasuk kalbu. Dengan kata lain, setiap bayi sudah dibekali Allah Swt dengan teknik vocal yang teratur, baik dan benar. Setiap nada tangisannya selalu tertata apik dengan proses yang teratur, yakni menyimpan nafas di perut, melakukan ancang, kemudian pada saat memproduksi suara dia melakukan teknik powering

diafragma. 3

Lagu religi adalah lagu yang terikat oleh ajaran-ajaran agama, dimana isi tiap-tiap bait lagu mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan Semesta Alam dan membawa ajaran pada kebaikan.

2

ibid. h. 624

3

(19)

Dalam seni musik islam, lagu sering disebut nasyid. Nasyid merupakan sebutan untuk lagu-lagu pemujaan yang khidmat, khusyu, syahdu, dan agung dalam tempo lambat atau sedang. Nasyid digolongkan kepada lagu hymne atau lagu pujian bersifat religius dan spiritual. Nasyid telah ada sejak zaman Rasulullah SAW yaitu nasyid Tala’al Badru yang dinyanyikan oleh sahabat Anshar dengan iringan musik rebana guna memuliakan kedatangan Nabi Muhammad SAW saat hijrah dari Makkah ke Madinah.4

Dalam dunia Islam, nasyid merupakan salah satu sarana dalam berdakwah. Oleh karena itu, seorang munsyid harus memahami falsafah berdakwah dalam nasyid, yaitu menyampaikan pesan dalam nasyid agar tersampaikan kepada pendengarnya. Seorang munsyid harus mampu membuat pendengarnya tergerak untuk mengingat Allah dan senantiasa berbuat kebaikan. Setiap syair yang dinyanyikan hanya akan sampai ke hati pendengar apabila dinyanyikan dengan hati, maka sudah merupakan kewajiban bagi seorang munsyid untuk mengaplikasikan nasyid yang disampaikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu jenis lagu religi adalah qasidah yang berasal dari kata qashidah (bahasa Arab) yang berarti lagu atau nyanyian. Tetapi selanjutnya arti qasidah menunjukkan kepada lagu dan music dengan ciri khas tersendiri, yaitu lagu dengan syair-syair bertemakan agama islam dan dakwah islam.

Pada mulanya qasidah menggunakan alat musik rebana, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya kesenian qasidah dapat dimainkan dengan alat kesenian lainnya sesuai keterampilan seniman itu sendiri.

Kesenian qasidah diadakan dengan maksud untuk memberikan hiburan musik dan Seniman muslim berkreasi dengan maksud tertentu, seperti sebagai berikut:

1) Rekreatif atau hiburan.

2) Menyemarakkam hari-hari besar Islam. 3) Da'wah Islam.

4

(20)

Seni qasidah lahir bersamaan dengan kelahiran Islam. Untuk pertama kalinya, qasidah ditampilkan oleh kaum Anshar (penolong Nabi Muhammad saw. dan sahabat-sahabatnya dari kaum Muhajirin dalam perjalanan hijrah dari tanah kelahirannya (Makkah) ke Yatsrib (Madinah). Pada saat itu beberapa kaum Anshar menyambut kedatangan Nabi dan mendendangkan lagu-lagu pujian diiringi dengan lantunan musik rebana. Lagu-lagu pujian saat itu pun melegenda hingga hari ini sebagai lagu klasik dan masih dapat dinikmati hingga sekarang. Sebagai contoh dari lagu-lagu pujian itu adalah sebagai berikut:

Ya Nabi, keselamatan untukmu

Ya Rasul, keselamatan untukmu

Ya Kekasih, keselamatan untukmu

Engkaulah matahari, engkaulah rembulan

Engkau cahaya di atas cahaya

Engkau penerang kegelapan

Engkau pelita penerang hati

Seni qasidah pun biasa dipergunakan pada acara Marhaban, yaitu acara menyambut kelahiran bayi serta pada acara cukuran bayi yang berumur 40 hari, dan pada hari besar Islam lainnya.

Berbeda dengan jenis-jenis musik dan lagu yang tumbuh dalam budaya Indonesia, qasidah merupakan kesenian yang diapresiasi oleh kalangan ulama dan pesantren. Dimana dalam hal berkesenian, kalangan ulama dan pesantren dapat dikatakan kurang menerima jenis kesenian lainnnya, bahkan cenderung mengharamkan. Sehingga dengan kondisi seperti ini dapat dipahami jika kesenian qasidah lebih banyak berkembang pada masyarakat yang memiliki ciri budaya Islam yang kental seperti di pesantren-pesantren. Dalam hal ini di Propinsi Banten dengan ciri budaya pesantren yang masih kental, maka kesenian qasidah dapat hidup dan terus bertahan dari waktu ke waktu.

(21)

1) Mendorong keimanan kepada Allah dan Hari Akhir;

2) Mendorong orang untuk beribadah dan taat terhadap Allah serta Rasulnya. 3) Mendorong orang untuk berbuat kebajikan dan menjauhi ma'shiyat. 4) Mendorong orang untuk bertindak amar ma'ruf dan nahyi munkar. 5) Mendorong orang agar memiliki etos kerja tinggi dan berjiwa patriotis. 6) Mendorong orang agar menjauhi gaya hidup mewah serta berbuat riya. 7) Tidak menampilkan pornografi maupun porno-aksi dan menggugas

syahwat.

8) Tidak menampilkan syair yang cengeng sehingga membuat orang malas bekerja.5

Qasidah sebagai salah satu bentuk kesenian dapat bertahan sejak mulai berkembang di daerah ini hingga sekarang. Dari waktu ke waktu grup-grup qasidah selalu datang silih berganti.

2. Lagu religi sebagai media pembelajaran

Dilihat dari aspek bahasa, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, secara harfiyah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media juga berarti perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut NEA (National

Education Assotition) mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala benda

yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang digunakan dalam kegiatan tersebut.6

Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti film, kaset, dll. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association) memiliki pengertian yang berbeda. Menurutnya, media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.7

5

Masduki Aam dkk., Kesenian Tradisional Provinsi Banten (Bandung : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2005), h.

6

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 3

(22)

Sejalan dengan pengertian di atas, media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar, yakni segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.

Menurut Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely dalam Rohani, media dibagi menjadi dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit media berwujud dalam bentuk grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Menurut arti luas, media adalah kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.8

Media juga merupakan alat bantu pada proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas, baik berbentuk fisik seperti foto, film, kaset, televisi, dll. maupun berbentuk non fisik berupa kegiatan. Alat bantu pembelajaran tersebut turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh pendidik sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima peserta didik dengan utuh serta menarik minat peserta didik untuk belajar lebih lanjut.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.

Dalam kegiatan belajar mengajar, pemakaian kata media pembelajaran (ةيميلعتلا لئاسولا) sering digantikan dengan istilah-istilah lain seperti alat pandang-dengar (audio-visual), bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang dengar (audio visual communication), pendidikan alat peraga pandang

(visual education), teknologi pendidikan (education technology), alat peraga ( لئاسو

حاضياا) dan media penjelas (ةيحيضوتلا لئاسولا).

8

(23)

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui ciri-ciri umum pendidikan antara lain;

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang disebut dengan

hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,

didengar, atau diraba dengan panca indera.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang disebut dengan

software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa 3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal (misalnya radio, televise, dll), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya modul, computer, radio, tape/kaset, video recorder).

7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen.9

Lagu Religi adalah media yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa agar proses belajar mengajar terjadi sesuai dengan harapan.

3. Manfaat Lagu Religi dalam Pembelajaran PAI

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran wajib di seluruh jenjang sekolah. Melalui pelajaran ini, diharapkan siswa mampu memahami ajaran agamanya dan melaksanakan seluruh ajarannya termasuk masalah Akhlakul Karimah. Dengan demikian, akan terwujud pendidikan yang berkarakter.

9

(24)

Untuk mencapai tujuan di atas, maka diperlukan kurikulum yang baik, metode pembelajaran termasuk media yang tepat, dengan harapan bahwa siswa mampu memahami ajaran agama dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat.

Adapun manfaat penggunaan lagu religi dalam pembelajaran PAI antara lain:

1) Dapat memperjelas penyajian materi keagamaan

2) Meningkatkan perhatian siswa ketika proses pembelajaran agama 3) Membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman ilmu agama 4) Meningkatkan hasil belajar

5) Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar PAI

6) Menyajikan materi lebih menarik dan tidak monoton sehingga siswa memiliki semangat belajar.

7) Pembelajaran lebih interaktif

8) Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu pembelajaransehingga pembelajaran dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.

9) Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya.

10)Meringankan beban/tugas guru dalam menjelaskan materi pelajaran.10

B. Pemahaman Keagamaan Siswa

1. Pengertian Pemahaman Keagamaan

Pemahaman Keagamaan merupakan gabungan dua buah kata yaitu kata pemahaman dan kata keagamaan. Kata pemahaman berasal dari kata “paham” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang secara etimologi berarti proses atau cara memahami atau memahamkan.11 Dalam kamus bahasa Arab, kata paham berasal dari bahasa arab اًمْ ف م ْفي م ف yang berarti memahami dan mengerti.12

10

Azhar Arsyad, op.cit., h.25-27

11

Departemen Pendidikan Nasional. Op.cit.hal 638

12

(25)

Pemahaman mempunyai arti yang sangat penting dalam setiap proses belajar mengajar, sebab tanpa memahami materi yang dipelajari, seseorang tidak akan mampu menginterpretasikan pemahamannya baik ke dalam kata-kata maupun ke dalam perbuatan.

Dalam istilah pendidikan aspek pemahaman merupakan salah satu target pencapaian tujuan pendidikan ranah kognitif yang menurut Uzer Usman dibatasi sebagai suatu kemampuan memahami arti dari suatu makna materi seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas.

Pemahaman mempunyai fungsi yang amat penting dalam setiap proses belajar maupun proses belajar mengajar. Sebab, tanpa pemahaman atau memahami materi yang dipelajari, seseorang tidak akan mampu menginterpretasikan pemahamannya itu baik ke dalam kata-kata maupun ke dalam perbuatan.

Untuk mengetahui gambaran tentang pengertian pemahaman secara luas, berikut dikemukanakan beberapa pendapat yang berhubungan dengannya. Sadirman A.M. mengemukakan bahwa pemahaman atau compreheunsion dapat diartikan sebagai menguasai sesuatu dengan pikiran. Dikatakan demikian karena dalam memahami sesuatu seseorang dituntut untuk mengerti secara mental makna, maksud implikasi dan aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan seseorang dapat memahami suatu situasi yang dihadapinya. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar. Memahami, maksudnya menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Comprehension atau pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.13

Pemahaman juga diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam menyatakan suatu definisi atau rumusan kata yang sulit sekalipun ke dalam bahasanya sendiri atau ke dalam suatu konsekuensi atau implikasi. Kemampuan dalam menyatakan definisi atau rumusan kata itu dapat dilihat dalam perkataan ketika rumusan sesuatu atau membaca sesuatu.

13

(26)

Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan bahwa pemahaman merupakan kemampuan seseorang dalam menyimpulkan sesuatu hal. Menurutnya kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan, karena pemahaman (memahami) tergantung kemampuan menilai, memahami, serta menghayati terhadap sesuatu yang dikaji, yang nantinya akan terungkap dalam kata-kata dan teraflikasikan dengan tingkah laku. Beliau membagi pemahaman kepada tiga macam, yaitu pertama pemahaman terjemahan, yaitu kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya, kedua pemahaman penafsiran misalnya memahami grafik, menghubungkan konsep yang berbeda, dll, ketiga pemahaman ekstrapolasi yaitu kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat.14

Untuk mengumpulkan bahan materi tersebut tentunya diperlukan pemahaman yang lebih mendalam. Karena itu, pemahaman lebih sulit dari pengetahuan, sebab dalam pemahaman diperlukan pemikiran yang mendalam.

Dari beberapa pengertian di atas, terlihat beberapa persamaan, yakti bahwa pemahaman itu merupakan suatu proses menginterpretasi, mengerti, dan mengungkapkan kembali sesuatu hal yang dipelajari oleh seseorang. Pemahaman juga dapat dilihat dalam bentuk kata-kata dan perbuatan seseorang sebagai manifestasi dari apa yang dipahaminya.

Sebagai suatu proses, pemahaman dimulai dari mengenal, mengetahui sesuatu dan kemudian mengkaji serta memahami untuk diterapkan dalam bentuk kata-kata atau prilaku (perbuatan). Oleh bebab itu, pemahaman tidak muncul dengan sendirinya, tetapi ia akan terlihat muncul bersamaan dengan unsur-unsur psikologi yang lain, seperti motivasi, konsentrasi dan reaksi. Jika ketiga unsur psikologi tersebut saling mempengaruhi, maka akan didapatkan suatu pemahaman yang sempurna dari hal yang dipelajari.

Persamaan penafsiran tentang teori pemahaman itu didasarkan atas proses pemikiran yang mendalam terhadap sesuatu materi, setidaknya hal tersebut lebih sulit daripada sekedar mengetahui. Disamping persamaan, ada pula perbedaan

14

(27)

yang terungkap diantaranya adalah tujuan akhir dari pemahaman yaitu pengungkapan kembali apa yang dipahami ke dalam bahasa sendiri atau ke dalam prilaku. Ini mengandung arti tidak hanya sekedar hafal dan mengerti tetapi harus terimplikasi dalam sikap dan perbuatan, barulah dapat diakatakan memahami yang sebenarnya terhadap suatu materi.

Akan tetapi Nana Sudjana mengungkapkan bahwa pemahaman itu cukup dianggap sempurna dengan hanya menyimpulkan materi saja tanpa harus bekerja keras untuk mengaplikasikan dan menerapkannya dalam bahasa sendiri atau dalam prilaku.15

Walaupun terdapat persamaan dan perbedaan dalam mengartikan kata pemahaman, namun pada intinya para ahli sepakat bahwa pemahaman adalah suatu proses menginterpretasi, mengerti dan mengungkkapkan kembali sesuatu yang pernah dipelajari oleh seseorang, baik dimanivestasikan dalam kata-kata, perbuatan ataupun tidak dimanivestasikan.

Kata keagamaan berasal dari kata agama yang berarti system prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berbuhungan dengan ajaran tersebut. Kata dasar agama kemudian diberikan imbuhan “ke-an” yang membentuk kata keagamaan, memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan agama.

Oleh karena itu, apabila kedua kata tersebut digabungkan menjadi pemahaman keagamaan maka memiliki pengertian sebagai suatu pandangan tentang sesuatu yang berhubungan dengan agama.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pemahaman keagamaan siswa adalah kemampuan siswa dalam mengetahui dan mengerti terhadap materi agama yang pernah dipelajarinya. Jika seseorang memahami materi yang pernah dipelajarinya, maka ia akan mampu mengaplikasikan apa yang dipahaminya dalam bentuk lain.

15

(28)

2. Urgensi Pemahaman Keagamaan

Hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa erat hubungannya dengan rumusan tujuan yang direncanakan oleh pengajar sebelumnya. Hal itu dipengaruhi pula oleh kemampuan guru dalam merancang proses belajar mengajar. Untuk itu, seorang guru dituntut untuk menguasai taksonomi hasil belajar yang selama ini dijadikan pedoman dalam perumusan tujuan intruksional.

Menurut Nana Sudjana, tujuan pendidikan terdiri dari tiga bidang yaitu; ranah kognitif (penguasaan intelektual), ranah afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) dan ranah psikomotor (yang berhubungan dengan kemampuan/keterampilan bertindak/berprilaku).16

Ranah kognitif memiliki enam tingkatan. Tingkatan yang paling rendah menunjukkan kemampuan paling sederhana, sedangkan tingkatan yang paling tinggi menunjukkan kemampuan yang kompleks dan rumit. Keenam tingkatan tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Pengetahuan, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan mengingat kembali bahan yang sudah dipelajari sebelumnya. Tingkatan ini merupakan kemampuan paling rendah.

b. Pemahaman, yaitu kemampuan untuk memahami suatu bahan pelajaran seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas, atau merangkum suatu pengertian.

c. Penerapan atau aplikasi, yaitu kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang kongkrit.

d. Analisis, yaitu kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian sehingga susunannya dapat dimengerti

e. Sintetis, yaitu kemampuan yang menunjukkan proses menghimpun bagian ke dalam suatu rencana.

f. Evaluasi, yaitu kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan pada maksud dan kriterian tertentu.

(29)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pemahaman keagamaan merupakan salah satu tingkatan dari ranah kognitif yang lebih tinggi daripada pengetahuan keagamaan.

3. Indikator Pemahaman Keagamaan

Bertolak dari pendapat WS. Winkel tentang jenis dan kategori pemahaman yang ada, pada dasarnya terdiri dari menterjemahkan, menafsirkan, mengektrapolasikan (memperkirakan) dan menentukan.17 Hal ini sejalan dengan pendapat Zakia Daradjat dan Nana Sudjana dengan penjelasan-penjelasan sebagai berikut:

a. Menterjemahkan

Menterjemahkan atau mengartikan yakni kemampuan siswa untuk menyalin dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Pemahaman menterjemahkan yakni kesanggupan memahami kalimat bahasa Inggris atau Bahasa lainnya ke dalam bahasa Indonesia. Untuk merumuskan tujuan intruksional dalam proses pembelajaran, kata yang cocok digunakan adalah siswa dapat menjelaskan makna kata atau kalimat.

b. Menafsirkan

Menafsirkan merupakan salah satu bidang kognitif yang berhubungan dengan kemampuan mengartikan, menangkap maksud perkataan tidak menurut apa adanya saja, melainkan menerangkan apa yang tersirat (mengutarakan pendapat sendiri).

Sebagaimana telah diungkapkan Zakiyah Daradjat bahwa kemampuan menafsirkan adalah mencakup penyusunan suatu pandangan baru baik dari ayat mmaupun hadits. Kata operasionalnya adalah siswa dapat mengungkapkan makna dan kalimat.

(30)

c. Memperkirakan

Memperkirakan merupakan salah satu bidang kognitif dalam pemahaman yang berfungsi memperhitungkan atau mempertimbangkan segala sesuatu yang akan terjadi dengan adanya kemampuann mengumpulkan materi tertentu sehingga akhirnya siswa dapat menentukan dengan meramalkan arah-arah penggunaannya, akibatnya, serta hasilnya.

Zakiyah Daradjat mengemukakan bahwa kemampuan menilai, menimbang dan melakukan pilihan yang tepat akan mengembil suatu kesimpulan yakni memilih alternative yang tepat, mengambil suatu keputusan yang tepat dan bertindak yang tepat dan memilih sesuatu dengan menimbang baik dan buruk suatu perbuatan atau tingkah laku sepanjang ajaran Islam.

4. Cara Pengukuran Pemahaman

Pengertian pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi yang dapat dikualifikasi baik dengan cara tes maupun cara-cara yang lain. Untuk menggolongkan hasil belajar maka perlu adanya standar penilaian. Walaupun penilaian tidak diukur secara objektif, pengukuran ini dilakukan terhadap aspek-aspek keterampilan (psikomotor), kesanggupan (kemampuan kognitif) dan sikapnya (kemampuan apektif).

Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan yang berdimensi kognitif dapat dilakukan dengan tes, baik tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.18 Dalam tes, ada yang sudah distandarisasi, artinya tes tersebut telah mengalami proses ketepatan dan ketetapan untuk tujuan tertentu dan untuk kelompok tertentu. Tes tulis dapat berupa tes esay (uraian) dan tes objektif. Dalam tes objektif dapat berupa pilihan ganda, benar salah, menjodohkan dan melengkapi. Untuk tes lisan biasanya menggunakan bentuk uraian karena berkomunikasi secara langsung.

Pemahaman (Comprehension) lebih tinggi dari pada pengetahuan, bentuk kemampuannya adalah menjelaskan, menafsirkan, dan mendefinisikan dengan

18

(31)

bahasa sendiri. Aspek pemahaman diukur dengan tes dalam bentuk tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar salah.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pemahaman termasuk tipe hasil belajar dalam ranah kognitif. Adapun cara pengukuran kemampuan intelektual yang lazim dikenal dengan kognitif adalah sebagai berikut :

1) Pengetahuan atau ingatan (recall), bentuk kemampuannya adalah menunjukkan, membandingkan, menghubungkan, menyebutkan dan menunjukkan kembali. Aspek ini diukur dengan tes tertulis, seperti tes tipe, melengkapi, tife isian, dan tipe benar salah.

[image:31.595.146.513.212.701.2]

2) Pemahaman (comprehension), bentuk kemampuannya adalah menjelaskan, menafsirkan dan mendefinisikan dengan bahasa sendiri. Aspek ini diukur dengan tes dalam bentuk tes objektif, tipe pilihan dan tipe banar salah. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram ataupun grafik.

3) Penerapan (application), bentuk kemampuannya dalah memberikan contoh, menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah. Untuk mengukurnya Bloom membedakan delapan aplikasi dengan cara mengetesnya, yaitu;

a) Dapat menetapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai dengan situasi baru yang dihadapi. Dalam hal ini yang bersangkutan belum diharapkan dapat memecahkan seluruh masalah, tetapi sekerdar dapat menetapkan prinsip yang sesuai.

b) Dapat menyusun problemnya, sehingga dapat menetapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai.

c) Dapat memberikan spesifikasi batas-batas relevansi suatu prinsip atau generelisasi.

d) Dapat mengenal hal-hal khusus yang terpampang dari generalisasi e) Dapat menjelaskan suatu gejala baru berdasarkan prinsip dan

(32)

f) Dapat menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam menghadapi situasi baru dengan menggunakan prinsip dan generalisasi yang relevan.

g) Dapat menjelaskan alas an menggunakan prinsip dalam menghadapi situasi baru.

4) Analisis, kemampuanya dalam bentuk menguraikan, menghubungkan dan mengaflikasikannya. Misalnya kemampuan memeriksa konsistensi hipotesis dan asumsi yang diberikan, kemampuan mengenal asumsi yang tidak dinyatakan dan lain-lain.

Untuk membuat tes item kecakapan analisis ini perlu dikenali beberapa kecakapan termasuk klasifikasi analisis yaitu;

a) Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase atau pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan criteria analisis tertentu.

b) Dapat meramalkan sifat-sifat khusus yang tidak dapat disebutkan secara jelas.

c) Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implicit atau yang perlu ada berdasarkan criteria dan hubungan materinya. d) Dapat mengetengahkan pola, tata atau pengaturan materi dengan

menggunakan criteria seperti relevansi, sebab akibat dan peruntukan.

e) Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi pada pola materi yang dihadapi

f) Dapat meramalkan sudut pandang, kerangka acuan dan tujuan materi yang dihadapinya.

(33)

6) Evaluasi, bentuk kemampuannya adalah menafsirkan, memberikan kritik dan pertimbangan serta penilaian. Dalam evaluasi diperlukan adanya suatu criteria atau standar tertentu.19

Jadi dari keenam aspek hasil belajar dalam ranah kognitif tersebut selain dapat diukur dengan tes tertulis, dapat pula diukur dengan tes perbuatan.

C. Hubungan Antara Lagu Religi Dengan Pemahaman Keagamaan Siswa Secara psikologis, pemahaman merupakan proses mental yang secara alamiyah telah dimiliki oleh stiap manusia waluapun bisa jadi berbeda. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna atau arti dari bahan yang telah dipelajari.

Sementara itu lagu religi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran materi agama, sehingga diharapkan dengan menggunakan media tersebut pembelajaran menjadi menarik bagi siswa. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi agama yang dipelajarinya.

D. Kerangka Pemikiran

Lagu religi adalah lagu yang terikat oleh ajaran-ajaran agama, dimana isi tiap-tiap bait lagu mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan Semesta Alam dan membawa ajaran pada kebaikan. Mayoritas siswa menyukai lagu dengan berbagai jenisnya. Jika lagu ini dipandang mampu menarik siswa saat belajar, maka dalam proses pembelajaran PAI pun lagu religi dapat dimanfaatkan sebagai media alternaif yang menarik bagi siswa.

Dengan lagu religi maka siswa akan gairah belajar, sehingga dari sisi psikologi jika lagu religi digunakan dalam mengajarkan PAI maka guru akan lebih mudah dalam memberikan pemahaman agama kepada siswa.

19

(34)

Untuk memudahkan memahami alur penelitian ini, maka penulis merangkainnya dalam sebuah skema penelitian sebagai berikut:

KBM Lagu Religi

(35)

26 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian sering disebut latar atau setting penelitian. Dalam penelitian kualitatif, tempat penelitian menjelaskan secara rinci situasi sosial meliputi lokasi, tempat, aktivitas yang terjadi atau tokoh yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Sukaraja Jalan Goalpara KM 1 Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Adapun waktu pelaksanaannya pada April tahun ajaran 2011/2012.

B. Metode Penelitian

Penelitian adalah suatu cara ilmiyah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk menembus batas-batas ketidaktahuan manusia. Dengan kata lain, penelitian ini adalah suatu kegiatan untuk meneliti yaitu mengumpulkan dan memproses fakta-fakta yang ada, sehingga fakta tersebut dapat dikomunikasikan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena cara pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti. Melalui pendekatan kualitatif, peneliti berusaha mengamati siswa sebagai objek penelitian ini dalam lingkungannya, berinteraksi dengan subjek penelitian tersebut secara langsung dan berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang penggunaan media lagu religi dalam memahami pelajaran PAI. Peneliti juga berusaha melihat fenomena yang terjadi di lingkungan SDN 1 Sukaraja secara langsung, memahami dan memberi makna terhadap rangkaian peristiwa yang dilihat dan didengarnya.

(36)

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau tulisan dari orang dan prilaku yang diamati.1

Melalui metode deskriptif peneliti bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi maupun fenomena realitas yang terjadi di SDN 1 Sukaraja Kab. Sukabumi.

C. Jenis Data

Data adalah berupa fakta ataupun angka yang akan diolah dalam penelitian pemanfaatan lagu religi dalam pemahaman keagamaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang bersifat analitis, yaitu penelitian terhadap pemanfaatan lagu religi dalam meningkatkan pemahaman keagamaan siswa. Jenis data berupa kata-kata atau tindakan, sedangkan data tambahan berupa dokumen serta buku-buku yang dapat dijadikan sumber literatur.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.2 Data primer adalah sumber data utama. Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah responden siswa SDN 1 Sukaraja, Kepala sekolah, Guru, dan Orangtua.

Sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang mendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari berbagai macam sumber berupa buku-buku yang mendukung pada judul penelitian ini.

E. Pendekatan dan Teknik Pengumpulan Data

Hasil pencatatan dalam penelitian ini menghasilkan data mentah yang kegunaannya masih terbatas. Oleh karena itu, agar data mentah menjadi lebih berguna harus diolah, disarikan, disederhanakan dan dianalisis untuk diberi makna.

1

Lexy Meoleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011) h.4

2

(37)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengkaji perspektif partisifan dengan multi strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap dan lain-lain.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi /penelaahan terhadap buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan iltelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.3

Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam memahami materi agama dengan menggunakan media lagu religi.

2. Observasi

Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Penggunaan teknik observasi dimaksudkan untuk mengamati benda-benda di lokasi penelitian seperti keadaan bangunan, lingkungan, dengan gejala-gejala lain serta proses belajar mengajar yang menjadi objek dari penelitian ini.4

Pada penelitian ini akan dilakukan observasi partisipatif dimana peneliti mengamati apa yang dikerjakan objek penelitian, mendengarkan apa yang diucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

3. Wawancara

Jenis wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur Oleh karena itu, dalam melakukan waancara pengumpul data telah menyiapkan

3

Ibid. h. 193 4

(38)

instrumen penelitian berupa pertanyaan- pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan kemudian data dikumpulkan dan dicatat.5

Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan para guru PAI, siswa, kepala sekolah, dan orangtua tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran PAI dengan menggunakan media lagu religi dalam memberikan pemahaman keagamaan siswa.

Jenis pertanyaan dalam wawancara berhubungan dengan pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan dan lain-lain.

4. Studi Dokumentasi

Metode Dokumentasi merupakan sumber data atau informasi non manusia. Dengan metode ini sangat akurat karena dapat mencerminkan situasi dan kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisa secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.

Metode ini digunakan untuk mencari data berupa catatan, manuskrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya yang berkaitan dengan objek penelitian. 6

Data yang diperoleh penulis di lapangan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi tersebut kemudian dikelompokkan sesuai pertanyaan penelitian, kemudian dilakukan penyesuaian data. Data dari ketiga metode tersebut disatukan karena satu sama lain saling melengkapi.

F. Analisis Data

Analisis data diperoleh dengan pengolahan data mentah. Mengolah data berarti membuat data ringkasan berdasarkan data mentah hasil pengumpulan data. Pengolahan data juga berarti pengelompokkan mengenai data yang dimiliki peneliti yang diperoleh melalui tahap pengumpulan data.

5

Ibid. h. 198 6

(39)

Melihat datanya yang bersumber pada data deskriptif di lapangan baik berupa data tertulis maupun data lisan, maka dilakukan analisis data melalui tahapan identifikasi, klasifikasi, dan kategorisasi, kemudian dilanjutkan dengan interpretasi.

Adapun proses analisis data dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Pada proses ini, seluruh data tentang kondisi SDN 1 Sukaraja, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media lagu religi, dan tentang pemahaman keagamaan siswa dikumpulkan baik data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi maupun data pendukung lainnya yang terkait dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.

2. Kategorisasi

Kategorisasi adalah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi atau kriteria tertentu.7 Pada proses ini semua informasi atau data tentang kondisi SDN 1 Sukaraja, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media lagu religi, dan tentang pemahaman keagamaan siswa dikumpulkan, kemudian data tersebut diseleksi, difokuskan, disederhanakan, disusun dan dikelompokkan sesuai dengan jenis pertanyaan dan tujuan penelitian.

3. Penafsiran data

Informasi dan data tentang kondisi SDN 1 Sukaraja, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media lagu religi, dan tentang pemahaman keagamaan siswa yang sudah dikategorisasi tersebut kemudian dijabarkan agar dapat menjawab tujuan penelitian.

Peranan hubungan merupakan kunci dalam penafsiran data. Proses ini berlangsung selama penelitian berlangsung. Kategori dan hubungannya diberi

7

(40)

label dengan pernyataan sederhana berupa proposisi yang menunjukkan hubungan. Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan yang cukup erat antara informasi dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.

4. Kesimpulan

(41)

32

KEAGAMAAN SISWA

A. Kondisi Objektif SDN 1 Sukaraja

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SD Negeri 1 Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi mengacu pada rumusan masalah yang menjadi tujuan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Sejarah singkat SDN 1 Sukaraja

SD Negeri 1 Sukaraja didirikan oleh pemerintah pada tahun 1928. Tanah yang ditempati sekolah ini merupakan hasil swadaya murni masyarakat setempat dengan luas tanah 1488 m². dengan Persil C nomor 0098, hal ini merupakan salah satu kepedulian masyarakat setempat yang sangat memahami akan pentingnya pendidikan bagi putra – putri mereka, mengingat pada waktu itu lembaga yang ada cukup jauh ditempuh oleh anak – anak usia Sekolah Dasar serta sarana transportasi seperti sekarang, di desa ini belum ada sehingga untuk pergi bersekolah anak – anak harus menempuhnya dengan berjalan kaki.

2. Letak Geografis

Sekolah Dasar Negeri 1 Sukaraja berlokasi di lingkungan masyarakat perkampungan, tepatnya di Jalan Goalpara KM 1, kampung Cibeureum RT 21 RW 06, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukaraja, Provinsi Jawa Barat.

3. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sukaraja b. Nomor Identitas Sekolah (NIS) :

c. No. Statistik Sekolah (NSS) : 101020602002 d. No. Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 20202579

(42)

1) Desa : Sukaraja 2) Kecamatan : Sukaraja

3) Kabupaten : Sukabumi

4) Provinsi : Jawa Barat

5) Kode Pos : 43192

6) Telepon : (0265) 235022

f. Status Sekolah : Negeri

g. Tahun Pendirian : 1928

h. Luas Tanah : 1.488 m2

i. Luas Bangunan : 653 m2

j. Status Tanah : Hak Milik

k. Status bangunan : Milik Sendiri 653 m2 l. No. Sertifikat Tanah : -

m. Status Akreditasi/Tahun : A/2011

n. Visi Sekolah : Membentuk Manusia Yang

Beriman, Bertaqwa, Berakhlak Mulia, Berilmu Pengetahuan Dan Berbudaya, Sehat Jasmani Dan Rohani, Serta Mampu Bersaing Dalam Menghadapi Tantangan Era Globalisasi.

o. Misi Sekolah : 1. Meningkatkan Keimanan Dalam Ketaqwaan Peserta Didik Kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengoptimalkan Kompetensi

Siswa Melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3. Meningkatkan Kemampuan

(43)

p. Data Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 seluruhnya berjumlah 512 siswa

4. Keadaan guru dan personalia

Tenaga pendidik ( guru ) dan kepala sekolah yang bertugas di SDN 1 Sukaraja pada tahun pelajaran 2011 / 2012 berjumlah 17 orang yakni 7 laki-laki dan 10 perempuan dan dibantu oleh seorang penjaga sekolah. Siswa SD Negeri 1 Sukaraja pada awal tahun pelajaran 2011 / 2012 berjumlah 520 siswa yang terdiri dari 268 siswa laki-laki dan 252 perempuan yang dibimbing dan diarahkan serta dikembangkan menjadi manusia yang memilki pengetahuan umum dan agama, terampil dan disiplin serta berakhlakul karimah.

5. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pelaksanaan pendidikan di SD Negeri 1 Sukaraja selain pembelajaran kurikuler juga melaksanakan ekstrakurikuler diantaranya sebaga berikut :

a. Pramuka

Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka biasa dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Sabtu selepas jam pelajaran usia yaitu pukul 11.00 yang beranggotakan siswa kelas IV, V dan VI serta dibimbing oleh 4 Pembina Pramuka yang terdiri dari 2 Pembina Putra dan 2 Pembina Putri. Ke empat Pembina tersebut adalah guru dari SD Negeri 1 Sukaraja.

b. Baca Tulis Al-Qur`an ( BTQ )

(44)

seluruh kelas dari kelas I sampai dengan kelas VI di kelas masing – masing. Kegiatan ini dibimbing oleh 2 orang guru yaitu 1 laki – laki dan 1 perempuan.

c. Qosidah (Musik Religi)

Kegiatan qosidah atau musik religi diikuti oleh kelas 3 sampai dengan kelas VI dengan pengaturan jadwal yang telah ditentukan mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Berikut adalah jadwal pelaksanakan ekstrakurikuler qosidah ( musik religi SD Negeri 1 Sukaraja :

Kelas

Hari

III A & III B

IV A & IV B

V A & V B

VI A &

VI B Pembimbing

Senin √ Lilis Mukhlisoh &

Nurhayatin, S.Pd.I

Selasa √ Mintarsih &

Nurjanah, S.Pd

Rabu √ Lilis Mukhlisoh &

Nurhayatin, S.Pd.I

Kamis √ Mintarsih &

Nurjanah, S.Pd

B. Realitas Pemanfaatan Lagu Religi di SD

Untuk mengembangkan materi pendidikan diperlukan media agar bisa sampai pada tujuan materi itu sendiri dan dapat diterima dengan baik. Begitupun dalam materi Pendidikan Agama Islam (PAI), berbagai macam media bisa ditampilkan, termasuk media lagu religi yang makna isinya berkaitan dengan materi Pendidikan Agama Islam (PAI).

(45)

karena itu tidak salah apabila materi Pendidikan Agama Islam (PAI) disampaikan dengan menggunakan media lagu religi.

1. Materi pelajaran PAI

Materi Pelajaran PAI untuk tingkat SD kelas V SD Negeri 1 Sukaraja meliputi :

a. Kandungan ayat – ayat Al-Qur`an dari sebagian juz 30 b. Rukun Iman

c. Kisah para Nabi, Rasul dan sahabatnya d. Akhlak

e. Fikih, materi dasar

Adapun Materi Ajar yang dipelajari dalam penelitian ini adalah materi PAI sebagai berikut :

a. Sejarah Nabi Muhammad SAW.1

1) Kebiasaan buruk masyarakat Jahiliyah - Menyembah berhala

- Suka minum-minuman keras - Suka berjudi

- Berbuat maksiat

- Merendahkan diri wanita

2) Beberapa peristiwa pada saat Nabi Muhammad SAW lahir sampai remaja.

- Peristiwa pasukan bergajah - Kelahiran Nabi

b. Akhlak Sifat Tercela.2 1) Marah

2) Dusta

1

Departemen Agama, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) h. 28 -38

2

(46)

3) Dendam 4) Dengki

2. Daftar lagu – lagu yang digunakan

Untuk pemahaman siswa tentang materi sejarah Nabi, bisa disampaikan dengan menggunakan media lagu religi diantaranya lagu yang berjudul Maulid Nabi dan lagu Matahari.

a. Lagu Maulid Nabi

MAULID NABI Bulan Maulid bulan yang suci

Yang senantiasa kita hormati Tersebut dalam alkitab Isa Almasih putra Maryam Disambut ahlan wa sahlan

ة ي دمل ا يف ت رج و ةكمب دل وم م ان ا ا ديس و ء ايبن ا ا ديس و

م ان ا ا ديس و

b. Lagu Matahari

MATAHARI Di langit ada matahari Bersinar menerangi bumi

Cahanya yang tajam menembus kegelapan Menerangi seluruh alam

Lalalalalalalalala

Di bumi ada para Nabi, utusan Rabbul Izzati Membawa kebenaran, mencegah kezaliman Petunjuk jalan keselamatan

(47)

Nabi Muhammad Nabi akhir zaman Rahmat bagi umat diseluruh alam Nabi Muhammad bagai purnama Di tengah malam gelap gulita Nabi Muhammad bagai pelita Cahayanya di atas cahaya Wahai kau muslimin muslimat Sampaikan salawat salam

Dan untuk pemahaman siswa tentang materi akhlak, bisa disampaikan dengan menggunakan media lagu religi, diantaranya lagu yang berjudul Syurga dan Perdamaian.

a. Lagu Syurga SYURGA Siapa ingin ke syurga Pintu selalu terbuka Tak mungkin dimiliki Walaupun orang suci Carilah pintu syurga Dengan amal sendiri

Hindarkanlah semua Perbuatan yang keji Hindarkanlah semua Perbuatan yang munkar Amalkanlah Al-Qur`an

(48)

b. Lagu Perdamaian PERDAMAIAN

Perdamaian … perdamaian 4x Banyak yang cinta damai 2x Tapi perang semakin ramai 2x Bingung … bingung kumemikirnya Ref 1:

Wahai kau anak manusia

Ingin aman dan sentosa Tapi kau buat senjata

Biaya berjuta – juta

Bom atom kau ledakan Semua jadi berantakan

Bingung – bingung ku memikirnya Ref 2 :

Rumah sakit kau dirikan

Orang sakit kau obatkan Orang miskin kau kasihi

Anak yatim kau santuni

Banyak gedung kau dirikan Kemudian kau hancurkan

Bingung – bingung kumemikirnya

Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan lain hal maka dalam penelitian yang telah penulis laksanakan hanya 2 lagu yang dipergunakan sebagai media pembelajaran PAI yaitu lagu Maulid Nabi untuk materi sejarah Nabi dan lagu Syurga untuk materi akhlak.

2x

2x

2x

(49)

C. Realitas Pemahaman Keagamaan Siswa

Untuk mengetahui pemahaman keagamaan siswa sesuai dengan materi Pendidikan Agama Islam ( PAI ) kelas V SD Negeri 1 Sukaraja maka digunakan 3 indikator untuk diwawancarakan langsung terhadap 30 siswa kelas V. Adapun 3 indikator tersebut meliputi menterjemahkan, menafsirkan dan memperkirakan dari lagu – lagu religi yang dijadikan media pembelajaran materi Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut. Adapun soal-soal yang diajukan kepada siswa sebagai berikut :

1. Untuk lagu dengan judul Maulid Nabi : a) Indikator : menterjemahkan

Dalam lagu Maulid Nabi terdapat ungkapan

ة يدملا يف ترج و ةكمب دلوم

Apakah arti ungkapan tersebut ?

a. Lahir di kota Mekah wafat di Madinah b. Lahir di kota Mekah dan hijrah ke Madinah c. Lahir di Madinah wafat di Mekah

d. Lahir di Madinah hijrah ke Mekah

b) Indikator : menafsirkan

Nabi Muhammad adalah sayyidul anbiya, apa maksudnya ? a. Nabi yang paling mulia

b. Nabi yang pertama c. Nabi yang tertampan d. Nabi terkaya

c) Indikator : memperkirakan

Gambar

gambar, denah, diagram ataupun grafik.
Tabel 1.  Hasil Jawaban Secara Keseluruhan Pertanyaan Materi PAI
Tabel 3. Pemahaman Menterjemahkan Siswa Terhadap Materi PAI
Tabel 5.   Pemahaman Menafsirkan Siswa Terhadap Materi PAI
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu dengan adanya lembar kerja siswa (LKS) guru Pendidikan Agama Islam lebih mudah dalam menyampaikan materi meskipun harus memberikan materi tambahan

Selain itu dengan adanya lembar kerja siswa (LKS) guru Pendidikan Agama Islam lebih mudah dalam menyampaikan materi meskipun harus memberikan materi tambahan yang belum

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam penguasaan materi pembelajaran matematika melalui metode guided note taking pada siswa kelas

Peneliti berharap dengan adanya media lagu ini, maka kegiatan belajar semakin menarik, tidak membosankan, materi semakin mudah dipelajari, siswa dapat berperan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep materi tanah dengan media pembelajaran Audio visual dan realita pada siswa kelas V SDN

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMK Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Materi SPLTV..

Kegiatan yang dilakukan adalah (1) memberikan pemahaman tentang belajar matematika yang menyenangkan dengan menggunakan ragam media yang mudah dibuat sendiri oleh siswa

penerapan metode simulasi dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi fiqih di MTs Rifa’iyah Wonokerto