• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

MI ISLAMIYAH KEPOH BOJONEGORO

SKRIPSI

Oleh :

RHIMA WIDHARANI D77213091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Rhima Widharani. 2017. Penerapan Media Bagan Pohon Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Lembaga-Lembaga Negara Mata Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Kepoh Bojonegoro. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag, dan Zudan Rosyidi, SS. MA.

Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, PKn, Media bagan pohon.

Latar belakang penelitian ini adanya kesulitan yang dialami siswa kelas IV MI Islmaiyah Kepoh dalam hal memahami materi PKn. Hasil pretest menunjukkan dari 19 siswa, hanya 8 siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM dan 11 siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan ini melalui media bagan pohon.

Rumusan masalah penelitian ini yaitu : (1) Bagaimana penerapan media bagan pohon dalam mata pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara di kelas IV MI Islamiyah Kepoh?, (2) Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn materi lembga-lembaga negara setelah menggunakan media bagan pohon di MI Islamiyah Kepoh?

Metode penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin. Dalam satu siklus terdapat empat tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh yang terdiri dari 19 siswa. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi lembaga-lembaga negara. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi dan tes.

Penerapan media bagan pohon dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa materi lembaga-lemabaga Negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh telah diterapkan dengan baik dan sesuai yang diharapkan karena terjadi peningkatan prosentase keaktifan siswa dan guru dari siklus I ke siklus II. Dengan prosentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 68,75% menjadi 93% di siklus II, dan prosentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 64,91% menjadi 91,66% di siklus II.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

LEMBAR PERDETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan Yang Dipilih ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Lingkup Penelitian ... 8

(8)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pemahaman

1. Definisi Pemahaman ... 12

2. Tingkatan Pemahaman ... 13

3. Indikator Pemahaman... 16

4. Faktor yang mempengaruhi pemahaman ... 19

5. Cara meningkatkan pemahaman ... 22

A. Media Pembelajaran Bagan Pohon

2. Tujuan Pembelajaran PKn... 34

3. Ruang lingkup PKn MI ... 35

4. Materi tentang lembaga-lembaga negara ... 37

C. Penggunaan Media Bagan Pohon Untuk Meningkatkan Pemahaman ... 41

(9)

G. Indikator Kinerja ... 59

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 61 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 108 B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas

IV Semester 2 ... 33

(11)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan

Siklus II ... 100

Grafik 4.2 Grafik peningkatan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal .. 105

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kurt Lewin ... 45

Gambar 4.1 Kegiatan Awal Pembelajaran ... 65

Gambar 4.2 Antusias siswa ketika merespon pertanyaan guru ... 66

Gambar 4.3 Guru mengenalkan media bagan pohon ... 67

Gambar 4.4 Guru membimbing diskusi ... 68

Gambar 4.5 Siswa asik berdiskusi ... 69

Gambar 4.6 Bagan pohon ... 69

Gambar 4.7 Siswa membacakan hasil diskusi didepan kelas ... 70

Gambar 4.8 guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran ... 71

Gambar 4.9 Antusias siswa melakukan ice breaking ... 80

Gambar 4.10 guru melakukan tanya jawab ... 83

Gambar 4.11 Siswa berdiskusi kelompok ... 84

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2 Instrumen Validasi RPP Siklus I

Lampiran 3 Lembar Validasi Soal

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 7 Instrumen Validasi RPP Siklus II

Lampiran 8 Lembar Validasi Soal

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 15 Daftar Nilai Pra Siklus

Lampiran 16 Daftar Nilai Siklus I

Lampiran 17 Daftar Nilai Siklus II

Lampiran 18 Instrumen wawancara kepada Guru sebelum penelitian

Lampiran 19 Instrumen Wawancara Kepada Guru Sesudah Penelitian

Lampiran 20 Instrumen Wawancara Kepada Siswa Sesudah Penelitian

Lampiran 21 Profil Madrasah

Lampiran 22 Dokumentasi

Lampiran 23 Lampiran Media bagan pohon

Lampiran 24 Surat Tugas

Lampiran 25 Kartu Konsultasi Skripsi

Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran

yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat bawah sampai

tingkat atas. PKn juga merupakan pendidikan wajib bagi setiap warga Negara

,khususnya warga negara Indonesia, karena dalam pendidikan

kewarganegaraan akan mendidik warganya menjadi warga Negara yang baik.

PKn perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan

kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia.

Malik Fajar menyatakan bahwa PKn ini sangat penting dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan PKn juga memiliki peranan penting

sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan,wawasan, watak,karakter,

dan pengetahuan sehingga warga Negara nantinya memiliki sikap demokratis

dan bertanggung jawab.1 PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan

hak-hak dan kewajibannya agar menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas,

terampil, dan berkarakter sebagaimana yang telah diamanatkan pada pancasila

dan UUD 1945.

1

(15)

Salah satu tujuan pembelajaran PKn adalah agar siswa mampu berpikir

kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganageraan yang ada,

serta mengharapkan siswa agar mampu berpartisipasi secara aktif, kreatif, dan

bertanggung jawab, juga bertindak secara cerdas dalam kegiatan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selain itu juga dapat berkembang

secara demokratis.2 Oleh karena itu kegiatan pembelajaran PKn yang dilakukan

harus selalu mengacu pada tujuan tersebut dan diharapkan tidak monoton. Agar

pembelajaran mudah dipahami oleh siswa dan siswa tidak merasa bosan selama

pembelajaran PKn.

Selain tujuan tersebut, ada lagi tujuan pembelajaran PKn yang lain, yaitu

agar siswa mampu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga Negara

Indonesia, agar siswa mampu memahami bahwa Negara Indonesia adalah suatu

Negara yang dijalankan oleh suatu sistem. Dalam kaitannya ini, pada

pembelajaran PKn kelas IV Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah,

diharapkan siswa mampu mengenali dan memahami lembaga-lembaga Negara

Indonesia, sehingga kedepannya siswa mampu mengetahui atau memahami

arti,peran,tugas, dan bagaimana jalannya lembaga-lembaga Negara tersebut.

Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang

2

(16)

pengetahuan yang pernah diterimanya.3 Jadi, siswa diharapkan mampu

memahami materi lembaga-lembaga Negara yang telah dipelajarinya.

Kenyataan saat ini, di kelas IV MI Islamiyah Kepoh masih jauh dari

proses ideal. Pemahaman materi lembaga-lembaga Negara mata pelajaran PKn

dikatakan masih rendah atau masih tingkat paling bawah yaitu menerjemahkan,

dimana siswa hanya mampu menyajikan pengertian lembaga-lembaga Negara

berdasarkan konsep atau berdasarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Mereka

belum mampu memahami materi lembaga-lembaga Negara pada tingkat

menafsirkan.

Seharusnya, guru mampu mendorong siswa untuk memahami materi

lembaga-lembaga Negara pada tingkat menafsirkan, yang dimaksud

menafsirkan disini adalah siswa mampu menerjemahkan materi tidak hanya

dengan kata-kata tetapi harus dapat dijelaskan, selain itu siswa mampu

menghubungkan bagian-bagian paling kecil dan mengkorelasikan dengan

hal-hal yang diketahuinya. Ketika guru memberi pertanyaan tentang lembaga

yudikatif, siswa hanya mampu menjawab sesuai teori dan belum bisa

menjelaskan. Hal ini menandakan bahwa tingkat pemahaman siswa belum

mencapai tingkat menafsirkan.

Guru juga belum mampu menuntun siswa untuk memiliki kemampuan

memahami tingat ekstrapolasi. Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan

tingkatan pemahaman tertinggi ketiga setelah menerjemahkan dan

3

(17)

menafsirkan. Ekstrapolasi menuntut siswa untuk melihat dibalik tertulis, dan

menuntut siswa untuk dapat membuat kesimpulan sehubungan dengan apa

yang dijelaskan oleh guru, yaitu membuat kesimpulan tentang materi

lembaga-lembaga Negara. Tetapi pada kenyataannya, siswa belum mampu

menyimpulkan materi tentang lembaga-lembaga Negara.

Hasil wawancara dengan guru kelas IV MI Islamiyah Kepoh menyatakan

bahwa proses pembelajaran yang hampir sama dengan proses pembelajaran

lainnya membuat siswa terkadang bosan karena menggunakan metode dan cara

pembelajaran yang umum, sehingga membuat siswa banyak yang kurang

paham. Selain itu waktu yang terbatas membuat materi yang diajarkan kurang

maksimal.4 Hasil wawancara peserta didik yang menyatakan bahwa terkadang

senang dan kadang juga tidak senang dengan materi PKn membuat pemahaman

siswa menjadi rendah karena banyak materi yang menghafalkan . Terbukti dari

hasil pre-test menunjukkan skala yang jauh dari harapan keberhasilan

pengajaran seorang guru, ada 11 siswa atau 57,89% yang belum memahami

materi lembaga negara.

Beberapa kemungkinan penyebab kurangnya pemahaman siswa dalam

proses pembelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga negara ,

yaitu : 1) cara guru dalam menyampaikan materi yang masih konvensional, 2)

pembelajaran masih berpusat kepada guru yang monoton yaitu dengan

4

Hasil observasi terhadap aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan oleh Bapak Kiswanto di MI

(18)

menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang berperan ataupun

berpartisipasi selama pembelajaran PKn berlangsung, 3) guru tidak

menggunakan alat peraga maupun metode pembelajaran yang dapat

mempermudah siswa dalam memahami materi Lembaga-Lembaga Negara

yang disampaikan oleh guru dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa. Guru

hanya menggunakan bagan yang digambarkan di papan tulis.

Keadaan demikian membuat siswa merasa bosan dan jenuh dengan

pelajaran yang disampaikan. Rasa bosan dan jenuh tersebut menimbulkan

siswa melakukan hal-hal yang mengganggu aktivitas belajar PKn, seperti

berbicara dengan teman sebangkunya, megganggu temannya, mengantuk di

dalam kelas, bermain pensil, dan tidak mendengarkan atau menghiraukan guru

saat guru menjelaskan pelajaran. Keadaan tersebut berdampak pada

pemahaman siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan

pertanyaan dan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan

tersebut.

Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan

menggunakan alat peraga atau media pembelajaran agar pembelajaran lebih

menyenangkan dan menarik yaitu dengan menggunakan media pembelajaran

bagan pohon. Dalam menyampaikan materi diperlukan alat peraga (media)

yang tepat sehingga siswa termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran.

(19)

mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar dan diharapkan akan

mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.5

Oleh karena itu, peneliti mendesain suatu alat peraga (media) berupa

Bagan Pohon. Bagan pohon adalah bagan yang menggambarkan arus diagram

yang berasal dari akar ke batang, menuju cabang-cabang dan kemudian menuju

ranting-ranting,6 atau suatu proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari

beberapa akar menuju batang tunggal. Bagan ini juga dapat menggambarkan

suatu keadaan pengelompookan. Dalam kaitannya ini, materi lembaga-lembaga

Negara biasanya disajikan atau dikemas dengan bagan, karena dalam materi

tersebut ada 4 lembaga yang harus dipelajari oleh siswa. Salah satu cara

menyampaikan materi tersebut adalah dengan menggunakan bagan, tetapi

selama ini guru hanya menggunakan bagan garis.

Dalam hal ini, peneliti ingin menggunakan media yang menarik yaitu

bagan pohon, media bagan pohon akan disesuaikan dengan materi yang

diajarkan yaitu tentang lembaga-lembaga Negara dimana pada akar tersebut

akan diisi dengan tulisan UUD, dan seterusnya. Penggunaan media tersebut

untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi

Lembaga-Lembaga Negara. Selain itu dengan alat peraga ini diharapkan dapat

menarik perhatian dan antusias siswa sehingga pembelajaran PKn tidak

membosankan.

5

Basyirudin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 25. 6

(20)

Untuk menghindari kebingungan murid-murid pada bagan ini, dapat

digunakan secara bertahap, yaitu menjelaskan setiap materi mulai dari akar,

disusul materi-materi selanjutnya. Dengan menggunakan media bagan pohon,

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn

khususnya materi lembaga-lembaga Negara sehingga proses pembelajaran

siswa bermakna dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang “PENERAPAN MEDIA BAGAN

POHON UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA

MATERI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MATA PELAJARAN PKN

SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH KEPOH BOJONEGORO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu

masalah yaitu:

1. Bagaimana penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman

siswa dalam mata pelajaran PKN materi lembaga-lembaga negara pada

siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh ?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKN materi

lembaga-lembaga negara setelah menggunakan media bagan pohon di kelas

(21)

C. Tindakan yang Dipilih

Agar kesulitan tersebut dapat teratasi dan siswa memahami materi

lembaga-lembaga Negara dengan baik dan benar, peneliti bertanggungjawab

untuk mencari solusi yang tepat dan efektif dalam mengatasi pembelajaran

tersebut. Yaitu dengan menggunakan media bagan pohon untuk meningkatkan

pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi

Lembaga-Lembaga Negara. Dengan menggunakan bagan pohon, diharapkan siswa dapat

memahami materi Lembaga-Lembaga negara yang dijelaskan guru dengan

mudah

Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar

pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, lembar observasi

kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru, dan lembar wawancara

guru dan siswa yang digunakan sebelum atau sesudah melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan media bagan pohon,dan lembar soal-soal

tes/evaluasi

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

(22)

1. Penerapan media bagan pohon dalam meningkatkan pemahaman mata

pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara pada siswa kelas IV MI

Islamiyah Kepoh Bojonegoro

2. Peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKn materi

lembaga-lembaga negara menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI islamiyah

Kepoh Bojonegoro

E. Lingkup Pnelitian

Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi pembahasan

penelitian pada hal seperti di bawah ini :

1. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) semster II

2. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV

MI Islamiyah Kepoh pada tahun jaran 2016-2017 tepatnya pada semester II

3. Implementasi dalam penelitian ini adalah media bagan pohon pada mata

pelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga Negara

4. Pelaksanaan pembelajaran adalah materi Lembaga-Lembaga Negara

5. Penilaian yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah

penilaian tes

6. Kemampuan yang ditingkatkan adalah kemampuan memahami materi

(23)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil daari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan perbandingan, evaluasi,

dan masukan bagi peneliti lainnya serta pengetahuan dalam melakukan

penelitian yang memiliki fokus yang sama untuk penelitian selanjutnya, dan

juga dapat mengembangkan pengetahuan di bidang pendidikan khususnya

mengenai pentingnya penggunanan media bagan pohon dalam

pembelajaran dan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi

lembaga-lembaga Negara

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa

1. Dengan penggunaan media bagan pohon dalam pembelajaran PKn

khususnya materi Lembaga-Lembaga Negara diharapkan dapat

membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan dalam

pembelajaran, dan dengan media ini siswa diharapkan untuk terlibat

aktif

2. Siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar lembaga-lembaga

negara dan menganggap PKn adalah pelajaran yang menarik dan tidak

membosankan.

3. Meningkatkan keaktifan dan semangat siswa karenaa proses

(24)

b. Bagi Guru

1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan tentang media

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran

pendidikan kewarganegaraan di kelas.

2. Membantu guru menanamkan konsep materi Lembaga-Lembaga

Negara kepada siswa

3. Guru dapat mengkoreksi kelemahan dan kelebihan sistem

pengajarannya selama ini, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan.

4. Memberikan informasi media yang sesuai dengan materi lembaga

Negara

5. Menjadi sumbangan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan

pemahaman siswa menggunakan media bagan pohon

c. Bagi Sekolah

1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

referensi untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

2. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan

dan pelatihan bagi guru-guru, agar menggunakan media bagan pohon

untuk diterapkan pada mata pelajaran lain.

3. Memperbaiki mutu sekolah dalam memberikan pendidikan terhadap

peserta didik, khususnya dalam penyediaan media pembelajaran

(25)

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman

1. Definisi Pemahaman

Definisi tentang pemahaman telah banyak diungkapkan oleh para ahli.

Salah satunya adalah Nana Sudjana, menurut beliau pemahaman adalah

ebuah hasil belajar, sebagai contoh adalah ketika peserta didik dapat

menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang telah

dibacanya, ditulisnya, atau didengarnya, atau ketika peserta didik dapat

memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan oleh guru.7 Misalnya

kemampuan menerjemahkan bahan matematika verbal kedalam

simbol-simbol,8 atau kemampuan menerjemahkan lembaga eksekutif.

Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti suatu materi

yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemampuan seseorang

menafsirkan informasi yang telah diterimanya, dan menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.9 Pemahaman juga diartikan sebagai suatu

proses,prosedur, cara, atau suatu perbuatan memahami, selain itu dapat

disebut juga sebagai kemampuan memahami arti suatu pelajaran, seperti

7

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal. 24.

8

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1996), hal 50

9

(26)

menafsirkan, menjelaskan, meringkas, atau merangkum. Pemahaman

merupakan jenjang kemampun berpikir yang setingkat lebih tinggi dari

hafalan.10 Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa

ia telah memahami materi yang telah diterima atau dipelajarinya.11

Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan memahami

materi atau pelajaran apabila ia dapat memberikan penjelasan atau

memberi uraian yang rinci tentang hal yang telah dia pelajari dengan

menggunakan bahasanya sendiri. Lebih baik lagi apabila siswa dapat

memberikan contoh tentang apa yang dia pelajari dengan

permasalahan-permasalahan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk

memahami atau mengerti apa yang telah ajarkan oleh guru, dan

mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan oleh guru atau dirinya

sendiri.

2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman

Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai

setelah siswa melakukan proses belajar mengajar. Dalam proses

pembelajaran, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda

10

Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 1996)hal 50

11

(27)

dalam memahami apa yang dia pelajari. Terdapat tiga jenis perilaku

pemahaman yang mencakup12 :

a. Menerjemahkan

Terjemahan dapat diartikan bahwa seorang peserta didik mampu

menerjemahkan suatu bagian dari komunikasi yang panjang menjadi

lebih, kemampuan menerjemahkan dari satu tingkat ke tingkat abstrak ,

kemampuan menerjemahkan hubungan-hubungan yang dinyatakan

didalam wujud simbolis, termasuk ilustrasi, peta, diagram, grafik, dan

lain sebagainya ke dalam bentuk lisan atau sebaliknya.Pengertian

menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang

satu ke dalam bahasa yang lain, seperti dapat menjelaskan tugas

lembaga yudikatif atau eksekutif.

b. Interpretasi

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, kemampuan

tingkat ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami.

Interpretasi atau menafsirkan dapat dilakukan dengan cara

menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang

diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi

12

(28)

yang dijabarkan sebenarnya, atau dapat membedakan yang pokok dari

yang bukan pokok. 13

Dalam tingkatan ini, diharapkan siswa mampu menerjemahkan

materi tidak hanya dengan kata-kata tetapi harus dapat dijelaskan, selain

itu siswa mampu menghubungkan bagian-bagian paling kecil dan

mengkorelasikan dengan hal-hal yang diketahuinya Dasar untuk

menginterpretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari bagian

isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata, tetapi harus dapat

dijelaskan. Kemampuan tersebut melebihi bagian ke bagian isi materi

pada saat komunikasi.14

c. Ekstrapolasi

Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan tingkat pemahaman

tertinggi ke tiga, dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu

menyusun kesimpulan, mampu menggambarkan, mampu menaksir atau

memprediksi akibat dari tindakan tertentu. Kemampuan tingkat

ekstrapolasi ini juga menuntut siswa untuk melihat dibalik tertulis, dan

menuntut siswa untuk dapat membuat kesimpulan sehubungan dengan

apa yang dijelaskan oleh guru.

13

Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, hal 44 14

(29)

Adapun menurut Carin dan Sund, pemahaman adalah suatu

proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan, yaitu15 :

1) Translate major ideas into own word

2) Interpret the relationship among major ideas

3) Extrapolate or beyond data to implication of major ideas

4) Apply their knowledge and understanding to the solution of new

problems in new situation

5) Analyze or break a idea into its part and show that they understanndi

their relationship

6) Synthesize or put elements together to form a new pattern and

prosuce a unique communiation, plan, or set of abstract relation

7) Evaluate or make judgements based upon evidence.

3. Indikator Pemahaman

Kata kerja operasional yang biasa dipakai dalam pemahaman

diantaranya : membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,

mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemostrasikan, nemberi

contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan. Berikut ini

juga termasuk kategori memahami, antara lain16:

a) Menginterpretasikan

(30)

Proses ini terjadi padas seorang siswa untuk mampu mengubah

sebuah informasi dari satu bentuk penyajian ke bentuk lainnya. Proses

ini bisa berupa mengubah suatu kata-kata menjadi kata lain. Seperti

rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan

tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti

grafik,17 Membaca bagian-bagian dari bagan pohon.

b) Mencontohkan

Proses mencontohkan ini terjadi apabila seseorang siswa

memberikan suatu contoh khusus mengenai prinsip atau konsep umum.

Proses ini mencakup proses mengidentifikasi sifat-sifat dasar dari suatu

konsep. Misalnya, siswa mencontohkan kegiatan yang dilakukan oleh

presiden atau wakil presiden, mencontohkan tugas-tugas hakim,

mencontohkan tugas-tugas BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

c) Mengklasifikasikan

Proses klasifikasi terjadi pada saat seorang siswa menyadari bahwa

suatu hal termasuk dalam kategori tertentu. Untuk mengklasifikasikan

juga merupakan usaha untuk medeteksi sifat-sifat atau pola dari suatu

hal yang relevan yang sesuai dengan sifat-sifat atau pola dari suatu

konsep.

d) Merangkum

17

(31)

Proses ini terjadi pada saat siswa mengajukan pertanyaan, dimana

pertanyaan tersebut mewakili suatu informasi yang sudah disampaikan

oleh guru. Ketika guru menjawab pertanyaan, disistulah siswa harus

mampu merangkum jawaban pertanyaan dari guru. Pada tahap ini,

meringkas merupakan suatu usaha peserta didik untuk menyusun

informasi atau materi yang kemudian dijadikan untuk menentukan tema

atau pokok pikiran dari materi tersebut. Pada tahap ini, diharapkan

siswa dapat merangkum materi yang telah diajarkan oleh guru

menggunakan bahasa sendiri.

e) Menduga

Proses menduga merupakan proses menemukan suatu pola dari

serangkaian contoh atau kasus. Proses menduga ini terjadi ketika

peserta didik mampu merangkum sebuah konsep atau prinsip umum

yang telah diterapkan pada serangkaiam contoh atau kasus yang

relevan.18 Misalnya pada materi lembaga-lembaga Negara, siswa

mampu merangkum tugas dan wewenang masing-masing lembaga

negara tersebut. Nama lain dari dari tahap ini adalah menyimpulkan,

meramalkan, kemungkinan, menyisipkan, memprediksi.

f) Membandingkan

Proses membandingkan merupakan proses mendeteksi adanya

persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian,

18

(32)

pemikiran, permasalahan, dan lain-lain.19 Dalam proses pembelajaran,

yang termasuk dalam membandingkan adalah suatu usaha untuk

menemukan persamaan antara elemen dan pola dari suatu objek,

kejadian, pemikiran, dengan elemen dan pola dari objek, kejadian, dan

pemikiran lainnya.Pada proses ini, diharapkan siswa dapat

menbandingkan antar materi satu dengan materi yang lainnya,

membandingkan tugas masing-masing lembaga Negara.

g) Menjelaskan

Proses menjelaskan ini terjadi ketika peserta didik mampu

menyususn suatu model sebab akibat dari suatu sistem dan

menggunakan pemodelan. Yang dimaksud dengan suatu penjelasan

yang utuh adalah penjelasan yang meliputi sebab akibat. Pada tahap ini,

peserta didik harus dapat menjelaskan materi yang telah diajarkan oleh

bapak/ibu guru baik secara lisan maupun secara tertulis. Misal siswa

dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-katanya sendiri tentang

perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua atau berdimensi

tiga,20 siswa dapat menjelaskan pengertian dari masing-masing lembaga

Negara.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

19

Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, 21 20

(33)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus

keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan

adalah sebagai berikut: 21

a. Tujuan

Merupakan suatu pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai

oleh seorang guru dalam suatu proses belajar mengajar. Dalam

kaitannya ini, ada beberapa perumusan tujuan pembelajaran yang akan

mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan

secara langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung pada saat itu. Karena tujuan merupakan pedoman, maka

dalam setiap proses pembelajaran guru diwajibkan merumuskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b. Guru

Adalah seorang tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan yang telah dimilikinya pada peserta didik disekolah. Guru

adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Sehingga

peserta didik akan mencapai tujuan yang diharapkan. Sebenarnya setiap

orang bisa dikatakan sebagai guru. Dan guru yang paling baik adalah

pengalaman. Guru memiliki peran yang sangat penting kepada peserta

21

(34)

didiknya, karena disinilah proses interaksi pembelajaran dilaksanakan,22

keberhasilan seorang siswa tergantung bagaimana seorang guru

mengajarkan materinya, guru yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan

akan membuat suasana kelas menjadi lebih aktif dan antusias dalam

mengikuti pembelajaran.

c. Peserta didik

Peseta didik adalah orang yang menerima pelajaran disekolah yang

dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan

teman sebayanya.23 Mereka memiliki latar belakang yang berbeda,

bakat, minat dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas

pasti terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan

kepribadian. Peserta didik juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses belajar mengajar, dimana suatu proses

pembelajaran tidak akan terlaksana jika dalam suatu kelas tersebut tidak

ada peserta didik.

d. Kegiatan pengajaran

Adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik

yang terjadi di dalam kelas ataupun di luar kelas, dalam kegiatan belajar

mengajar terdapat hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta

didik. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang

22

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2011), hal 59 23

(35)

diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan

seorang guru dalam mengolah kelasnya. Proses belajar mengajar

merupakan suatu kegiatan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar

dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

e. Bahan dan alat evaluasi

Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat

dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan

hasil belajar siswa. Biasanya dalam satu mata pelajaran alat evaluasi

sudah terkemas menjadi satu dalam setiap buku paket atau buku

pedoman lain yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.

Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi,

misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar-salah, pilihan

ganda, menjodohkan, melengkapi, dan essay. Dalam penggunaannya,

guru tidak harus memilih hanya satu alat evaluasi tetapi bisa

menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi. Penguasaan secara penuh

(pemahaman) siswa tergantung pula pada bahan evaluasi atau soal yang

di berikan guru kepada siswa.

f. Suasana Evaluasi

Suasana evalusi juga mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar,

suasana evaluasi yang kurang kondusif akan mengganggu konsentrasi

(36)

konsentrasi peserta didik lebih terfokuskan. Berbeda halnya jika

evaluasi dilakukan diluar kelas, peserta didik kurang focus karena ingin

melihat atau memperhatikan keadaan disekitarnya.

Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar

siswa adalah sebagai berikut:24

a. Faktor internal (dari diri sendiri),

1) Faktor jasmani, meliputi: keadaan panca indera yang sehat tidak

mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang

tidak sempurna.

2) Faktor psikologis, yang meliputi keintelektualan (kecerdasan), minat,

bakat, kesipan, kematangan, dan potensi prestasi yang di miliki.

3) Faktor kelelahan : kelelahan pada seseorang dapat dibedakan

menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

b. Faktor eksternal (dari luar diri)

1) Faktor social meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat.

2) Faktor budaya meliputi: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik meliputi: fasilitas rumah dan sekolah.

4) Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).

24

(37)

5. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan seorang guru

dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

a. Memperbaiki Proses Pembelajaran

Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses

pemahaman siswa dalam belajar. Proses pengajaran tersebut meliputi:

memperbaiki tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pemilihan

strategi, metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar.

Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Dalam

mengukur tingkat pemahaman, biasanya seorang guru menggunakan

metode tes.

b. Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar

Belajar merupakan inti dari proses pendidikan, maka setiap siswa

wajib mengikuti bimbingan-bimbingan belajar agar tercapainya suatu

proses belajar. Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang

diberikan kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan

yang diinginkan. Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan belajar

adalah:25

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.

25

(38)

2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku

pelajaran.

3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan

bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau

kesehatannya.

4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan atau

ujian.

5) Memilih bidang studi yang sesuai dengan bakat dan minat peserta

didik

6) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar.

7) Menentukan pembagian waktu

8) Memilih pelajaran tambahan yang berhubungand engan pelajaran

disekolah

c. Memaksimalkan waktu belajar

Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar banyak ditentukan oleh

kesempetan belajar itu sendiri serta kualitas pembelajaran yang

diperoleh oleh siswa.26 Jika seorang siswa diberikan kesempatan untuk

belajar dengan waktu yang sesuai yang dibutuhkan oleh siswa, maka

siswa akan mampu mencapai target penguasaan yang diinginkan. Jadi,

jika seorang siswa ingin memaksimalkan pemahamannya ataupun hasil

26

(39)

belajarnya, mereka harus menambah waktu belajarnya dan menyisakan

waktu bermainnya untuk belajar.

d. Pengadaan Umpan Balik (Feedback) dalam Belajar

Umpan balik merupakan sesuatu yang sering terjadi dalam proses

belajar mengajar. Umpan balik merupakan respon terhadap akibat

perbuatan dari tindakan kita dalam belajar. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai

pemantapan belajar.

Hal ini dapat memberikan kepastian kepada siswa terhadap hal-hal

yang masin dibingungkan terkait materi yang dibahas dalam

pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru atas

kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang paling penting adalah

dengan adanya umpan balik, jika terjadi kesalah pahaman pada siswa,

siswa akan segera memperbaiki kesalahannya.27

e. Motivasi Belajar

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan

pembelajaran.28 Sedangkan secara psikologi, motivasi berarti usaha

yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang agar tergerak

27

Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal 116 28

(40)

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya,

atau ingin mendapat kepuasan dengan perbuatan yang dilakukannya.

Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

disekitar individu. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku, baik

itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.29 Dalam kegiatan belajar

mengajar, peserta didik merupakan subjek dan objek dari kegiatan

pembelajaran, oleh karena itu belajar merupakan inti dari proses

pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi

belajar adalah keseluruhan daya pengggerak baik dari dalam diri

maupun dari luar seseorang atau kelompok yang menjamin

kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang diinginkan oleh subjek belajar itu dapat dicapai. Jika

terdapat kesulitan, akan ada usaha yang muncul dari siswa untuk terus

belajar hingga apa yang dia inginkan dapat tercapai.

f. Keterampilan mengadakan Variasi

Variasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam

proses belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan

peserta didik sehingga dalam kegiatan pembelajaran peserta didik

menunjukkan sikap antusias, partisipatif, dan tekun. Keterampilan

29

(41)

mengadakan variasi dalam pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam

proses interaksi belajar mengajar yang menyenangkan dan ditunjukan

untuk mengatasi kebosanan siswa pada strategi pembelajaran yang

monoton.

Sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa aktif dan

berfokus pada materi pelajaran yang disampaikan. Keterampilan dalam

mengadakan variasi ini meliputi variasi dalam cara mengajar guru,

variasi dalam penggunaan strategi belajar dan metode pembelajaran,

dan variasi pola interaksi guru dan siswa 30 Adapun upaya-upaya yang

dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi pembalajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang baik.

B. Media Pembelajaran Bagan Pohon 1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

„tengah’, „perantara’ atau „pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah

perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.31

Pengertian media dalam arti luas adalah kegiatan yang dapat menciptakan

suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh

ilmu pengetahuan, keterampilan, wawasan, dan sikap yang baru. Hal ini

30

M. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Hal. 87. 31

(42)

sesuai dengan pendapat Sharon, yang mengatakan bahwa media itu adalah

alat komunikasi dan sumber informasi untuk peserta didik.32

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan

pesan, juga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan keamanan peserta

didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses pada diri peserta didik

tersebut.33 Menurut Ibrahim, media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dipakai untuk memberikan rangsangan atau pancingan kepada

peserta didik, sehingga terjadi interaksi ketika proses belajar mengajar

dalam rangka mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.34

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan atau materi dari pendidik ke peserta didik yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, antusias, dan minat siswa

sehingga terjadi proses pembelajaran. Dalam kaitannya ini, guru, buku,

teks, gambar, dan lingkungan di kelas atau di sekolah bisa disebut sebagai

media atau alat peraga.

(43)

Media bagan pohon ini menggambarkan arus diagram berasal dari

akar ke batang, menuju ke cabang-cabang dan ranting-ranting.35 Bagan ini

juga dapat menggambarkan suatu keadaan pengelompokkan. Bagan pohon

ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang-cabang dan

ranting-rantingnya.36 Biasanya bagan pohon dipakai untuk menunjukkan sifat,

komposisi atau hubungan antar kelas keturunan. Silsilah termasuk bagan

pohon. Sesuai dengan namanya, bagan pohon dikembangakan dari dasar

yang terdiri dari atas beberapa akar menuju batang tunggal.37

Bagan pohon adalah bagan yang visualisasinya menggambarkan suatu

proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari beberapa akar menuju

batang tunggal.38 Cabang-cabang tersebut menggambarkan perkembangan

dan hubungan. Bagan pohon seperti yang diungkapkan oleh namanya,

ialah ibarat sebatang pohon yang tumbuh dengan cabang-cabang dan

ranting-ranting di mana bergantungan buah-buahan.39 Bagan pohon

digunakan untuk menjelaskan bahwa dari suatu benda atau istilah dapat

menghasilkan berbagai benda yang lain.

3. Langkah-Langkah Penerapan Media Bagan Pohon

35

Asnawir, Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, hal 34 36

Nur Hasanah, Peran Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahair Palembang, ( Palembang : FTK UIN Raden Fatah, 2015) hal 31

37

Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : CV Sinar BAru Bandung, 1997), hal 29

38

Daryanto, Media Pembelajaran, hal 120 39

(44)

Berdasarkan pengertian tentang media bagan pohon tersebut dapat

disimpulkan bahwa media bagan pohon adalah sebuah alat peraga yang

dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang dikemas

secara menarik dan kreatif yaitu berbentuk pohon. Dalam media tersebut

terdapat akar, batang (dahan), ranting, daun, dan buah (jika

memungkinkan).

Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan media bagan pohon

dalam kegiatan pembelajaran dikelas :

a. Pengenalan tentang media bagan pohon

b. Membagi siswa menjadi 4 kelompok

c. Setiap kelompok mendiskusikan 1 lembaga negara

d. Peragaan media dimulai dari bagian-bagian yang akan diterangkan

terlebih dahulu, kemudian disusul dengan materi yang selanjutnya.40

e. Mulai menjelaskan materi dimulai dari bagian akar (UUD)

f. Menjelaskan materi selanjutnya, yaitu pada bagian batang.

g. Setelah menjelaskan bagian batang kemudian menjelaskan bagian

ranting-rantingnya.

Dalam kaitannya ini, bagan garis yang biasanya digunakan guru-guru

pada umumnya untui menjelaskan materi tersebut akan dikemas menjadi

bagan pohon. Dimana terdiri dari akar, batang, dan ranting. Pada akar

bagan tersebut terdapat tulidan UUD 1945, dimana cara menjelaskannya

40

(45)

pun dimulai dari akar. Kedudukan UUD dalam materi ini adalah sebagai

patokan. Kemudian pada batangnya terdapat tulisan Lembaga Legislatif,

dalam batang tersebut terdapat tiga ranting yang bertuliskan MPR,

DPR,DPD. Masing-masing batang dan ranting akan dijelaskan secara rinci

dan bergantian sampai semua peserta didik memahami materi tersebut

kemudian dilanjutkan pada batang yang selanjutnya.

Untuk menghindari kebingungan murid-murid maka bagan pohon ini

digunakan secara bertahap. Peragaan di mulai dari bagian yang

diterangkan terlebih dahulu, yaitu pada akar pohon yang tertuliskan UUD

1945. Sebelum guru menjelaskan tentang hal tersebut, guru juga

menjelaskan kaitannya mengapa UUD 1945 terdapat pada akar pohon

tersebut, dan seterusnya. Kemudian di susul dengan hal-hal lainnya atau

materi pada batang menuju ranting.

4. Cara Membuat Media Bagan Pohon

Media bagan pohon bisa terbuat dari kertas karton,kertas manila dan

kertas origami atau juga bisa membuatnya dari bahan kardus. Dalam

kaitannya ini, kertas karton digunakan sebagai landasan untuk

menempelkan materi sedangkan kertas manila digunakan sebagai batang

atau dahan, kertas origami sebagai daunnya. Cara membuatnya adalah

sebagai berikut :

a. Siapkan kertas manila,kertas karton, kertas origami, kardus, bahan

(46)

b. Gambar atau gunting kertas hingga berbentuk akar

c. Gambar atau gunting kertas hingga menyerupai dahan,ranting, dan daun

ataupun buah jika ingin memberinya buah agar terkesan lebih menarik

d. Gambar atau tempelkan semua potongan hingga membentuk sebuah

pohon atau bisa ditempelkan ketika proses belajar mengajar

berlangsung

e. Setiap potongan kertas terdapat tulisan tentang materi lembaga-lembaga

Negara atau setiap gambar terdapat tulisan atau terselip materi

lembaga-lembaga Negara.

f. Warnai gammbar pohon tersebut agar terlihat lebih menarik

C. Karakteristik Materi PKn

Pada materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas IV MI Islamiyah

Kepoh berpatokan pada Standar Kompetensi (SK) , dan Kompetensi Dasar

(KD) mata pelajaran PKn kelas IV Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar.

Table 2.1

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas IV semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Mengenal sitem pemerintahan tingkat pusat

3.1 Mengenal lembaga-lembaga

Negara dalam susuna pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, presiden, MA, MK,dan BPK, dan lain-lain

(47)

pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presidem, dan para menteri

1. Pengertian PKn

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya

lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM karena

mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal, seperti pemerintah,

konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, hak dan kewajiban warga Negara,

proses demokrasi, partisipasi aktif, keterlibatan warganegara dalam

masyarakat madani, dan lain-lain. PKn adalah suatu mata pelajaran yang

digunakan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.41

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang diambil

dari nilai-nilai pancasila dan konsep kewarganegaraan yang bertujuan untuk

pendewasaan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan

komponen bangsa Indonesia. Berdasarkan pengertian-pengertian pendidikan

kewarganegaraan diatas dapat didimpulkan bahwa PKN adalah mata

pelajaran yang diberikan kepada peserta didik sebagai bekal hidup

dimasyarakat yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2. Tujuan Pembelajaran PKn

41

(48)

Mata pelajaran PKn disekolah memiliki tujuan membentuk warga

Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan dalam pancasila dan UUD

1945.42 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di kelas MI adalah untuk

mengembangkan kepekaan, ketanggapan, dan kreatifitas social dalam

konteks kehidupan bermasyarakat serta tertib, damai, dan kreatif. Mulayasa

menyebutkan tujuan pelajaran PKn adalah sebagai beikut :

a. Mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan

hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya

b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan sevcara aktif dan

bertanggung jwab, sehingga dapat bertindak secara kerdas dalam semua

kegiatan.

c. Dapat berkembang seara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup

bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta

mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan

baik.43

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

mata pelajaran PKN adalah membentuk siswa menjadi manusia yang

42

Musthafa Kamal Pasha, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarts : Citra Karsa Mandiri, 2002), hal 4

43

(49)

tanggap,kreatif dan aktif akan berbagai keadaan di lingkungannya, selain

itu, tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warga Negara

yang baik, yaitu warga Negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan

kewajibannya. Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan kelak bangsa

Indonesia akan menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan juga bisa

bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan zaman.

3. Ruang Lingkup PKn SD/MI

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada

tingkat sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut:44

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam

perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia,

sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan republik indonesia,

partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara

kesatuan republik indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,

tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,

peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan

peradilan internasional.

c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional ham,

44

(50)

pemajuan, penghormatan dan perlindungan ham kebutuhan warga

negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga

masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri , persamaan

kedudukan warga negara.

d. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

e. Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

f. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan

ideology negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,

pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

pancasila sebagai ideologi terbuka.

g. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan

internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.

(51)

Dalam penelitian yang dilakukan, ruang lingkup yang diambil yaitu

pada materi Lembaga Negara. Berikut ini adalah

Lembaga-Lembaga Negara yang terdiri atas :

a. Lembaga-Lembaga Legislatif

Lembaga legislative adalah lembaga yang bertugas membuat UUD.

1) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)

Majelis Permusyawarakatan Rakyat terdiri atas anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang

dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan

undang-undang.45 Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat

ditetapkan dengan suara terbanyak.

Wewenang Majelis Permusyawarakatan Rakyat antara lain yaitu

mengubah daan menetapkan Undang-Undang Dasar, Majelis

Permusyawarakatan Rakyat melantik presiden dan/atau wakil

presiden, Majelis Permusyawarakatan Rakyat hanya dapat

memberhentikan Presiden dan atau wakil presiden dalam masa

jabatannya menuju Undang-Undang Dasar.

2) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan

umum, susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur dengan

45

(52)

Undang, dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam

setahun. DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang,

setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan perwakilan

Rakyat dan presiden untuk mendapatkan tujuan bersama.

3) DPD (Dewan Perwakilan Daerah)

Anggota DPD dipilih dari provinsi melalui pemilihan umum. Dimana

4 calon anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan

menjadi anggota DPD. Adapaun tugas DPD antara lain yaitu

mengajukan RUU kepada DPR, ikut membahasa RUU, melakukan

pengawasan pelaksanaan RUU. Adapun RUU yang dimaksud hanya

berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta keuangan

pusat dan daerah

b. Lembaga Eksekutif

Lembaga eksekutif artinya lembaga yang memegang kekuasaan

pemerintahan. Lembaga ini merupakan lembaga yang paling luas

wewenangnya dan tugasnya dibanding lembaga Negara legislative dan

yudikatif. UUD 1945 menentukan bahwa kekuasaan eksekutif dilakukan

oleh presiden. Presiden merupakan penyelenggara tertinggi dibawah

MPR, yang dalam melaksanakannya dibantu oleh wakil presiden.

(53)

undang-undang-undang.46 Lembaga legislative inilah yang disebut sebagai

pemerintah pusat.

c. Lembaga Yudikatif

Lembaga yudikatif adalah lembaga yang memegang kekuasaan di bidang

kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka

untuk menyelenggarakan peradilan gunamenegakkan hokum dan

keadilan.

1) Mahkamah Agung (MA) merupakan badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman tertinggi. Lembaga yudikatif bebas dari campur

tangan siapapun. Lembaga yudikatif juga yang menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah agung

berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan

perundang-undangan.

2) Mahkamah Konstitudi (MK) berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji

undang-undang terhadap undang-undang dasar, memutus sengketa

kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh

undang-undang dasar, memutus pembubaran partai politik, dan

memtusu perselisihan tentang hasil pemilu.

46

(54)

3) Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga yang mengawasi para kehakiman dan memutus perkara. Komisi yudisial bersifat mandiri

yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan

mempunyai wewrnang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan

kehormatan, keluhuran martabat, serts perilaku hakim. Komisi

Yudisial menerima keluhan dan aduan masyarakat atas perilaku hakim

dan memutus perkara. Setelah menerima keluhan dan aduan

masyarajat, Komisi Yudisial kemudian menyelidiki hakim yang

dimaksud. Setelah itu barulah Komisi Yudisial mengeluarkan

rekomendasi kepada Mahkamah Agung. Komisi Yudisial diangkat

dan diberhentikan presiden atas persetujuan DPR. Anggota Komisi

Yudisial dipilih karena pengetahuannya dan pengalamannya dibidang

hukum serta kejujurannya.

a. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah badan yang bertanggung

jwab memeriksa keungan negara. BPK memeriksa semua pelaksanaan

anggaran pendapatan dan belanja Negara, dan hasil pemeriksaan itu

disampaikan ke pada DPR. BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang

memiliki wewenang untuk mengawasi serta memeriksa pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara, temuan BPK dilaporkan kepada DPR

dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak hukum. BPK berkantor di

(55)

ialah segala sesuatu yang berdasarkan sumber dan penggunaan anggaran

dan keuangan Negara.

D. Penggunaan Media Bagan Pohon untuk Meningkatkan Pemahaman

Peneliti mempertimbangkan penggunaan media bagan pohon ini dari

penelitian terdahulu untuk mengetahui keefektifan media ini. Yaitu pada

penelitian dari Nurhasanah, mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang dengan judul “Peran

Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar kelas IV Pada Mata

Pelajaran Aqidah Akhlak di MI Az-Zahir Palembang”, penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan jenis penelitian

yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

kelas ini direncanakan dengan cara bersiklus dan dilakkan dalam dua siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media

bagan pohon mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus II.

Penelitian tersebut dari pra tindakan sebesar 61,5 (pre-test) mengalami

peningkatan nilai sesudah menggunakan bagan pohon meningkat menjadi 87,5

(post test). Dari hasil pengujian yang dilakukan peneliti terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi nabi-nabi dan rasul sebelum

dan sesudah menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI Az-Zahir

(56)

Berdasarkan deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa media bagan

pohon telah menunjukkan efektifitasnya yang nyata dalam arti kata media

tersebut dapat diandalkan sebagai media yang baik untuk pembelajaran karena

dengan menggunakan media tersebut para siwa aktif dan antusias dalam

mengikuti proses belajar mengajar sehingga memberikan hasil belajar yang

efektif, dan dapat meningkatkan hasil belajar siwa.47

Pada penelitian yang akan peneliti lakukan, penggunaan media bagan

pohon ini terdapat tahap persiapan dimana guru meminta siswa membaca

materi tentang lembaga-lembaga Negara. Kemudian guru menjelaskan secara

singkat tentang materi tersebut. Setelah itu, guru menjelaskan sekilas tentang

lembaga Negara kemudian guru mengeluarkan media pembelajaran yaitu

bagan pohon yang didalamnya sudah tertulis materi-materi yang akan

diajarakan. Guru menjelaskan mulai dari akar, dimana dalam akar tersebut

terdapat tulisan UUD, kemudian guru menjelaskan kenapa UUD ada pada akar

pohon, dan seterusnya.

Guru menjelaskan materi secara berurutan. Batang yang pertama berisi

materi tentang lembaga legislatif dan penjelasannya, dalam batang tersebut

terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MPR, DPR dan DPD beserta

penjelasannya. kemudian batang kedua berisi tulisan materi tentang lembaga

eksekutif beserta pengertiannya, pada batang selanjutnya terdapat

47

(57)

ranting yang berisi tentang presiden dan wakil presiden. Batang ketiga berisi

tulisan lembaga eksekutif beserta pengertiannya, dalam batang tersebut

terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MA,MK, dan KY.

Guru tidak akan menjelaskan materi pada batang selanjutnya sebelum

siswa benar-benar paham. Disini pendidik lebih banyak bertindak sebagai

fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum

dimengerti siswa oleh siswa. Setelah siswa paham, guru menjelaskan pada

(58)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical)

yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: merencanakan, melakukan tindakan,

pengamatan, dan refleksi.48 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Menurut Aqib dkk, PTK

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui

refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kenerjanya sehingga hasil

belajar siswa meningkat.49

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik

pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat

memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari teori

Kurt Lewin. Karena dalam model tersebut dijelaskan bahwa ada empat hal

48

Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Wacana Prima, 2007), hal.6 49

(59)

yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan kelas, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.50 Pelaksanaan penelitian

tindakan adalah proses yang terus menerus, yang meliputi hal berikut :

1. Perencanaan (planning) adalah proses menentukan program perbaikan

yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti

2. Tindakan (action) adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti

3. Observasi (observing) adalah pengamatan yang dilakuakn untuk

mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulakn informasi tentang

berbagi kekurangan yang telah dilakukan.

4. Refleksi (reflecting) adalah kegiatan menganalisis tentang hasil observasi

sehingga memunculkan program atau perencanaan baru.

Proses tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut :

50

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta : Kencana, 2009), hal 49.

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................... 48
Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan
  Table 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kurt Lewin
+7

Referensi

Dokumen terkait

At Unzen Unzen , metal barriers have been erected near , metal barriers have been erected near vulnerable structures to help dissipate the pyroclastic vulnerable structures to

Tugas:  Hasil pekerjaan menerapkan fungsi perintah yang biasa digunakan dalam membuat dan memodifikasi gambar CAD 2D Observasi:  Proses pelaksanaan tugas menyajikan

gerakan lengan manusia, pengontrolannya pun di buat dengan potensiometer yang diletakkan pada setiap sendi-sendi pada lengan dan jari-jari manusia dengan cara membuat pengendali

Hasil penelitian dapat dilihat dari siklus I yaitu nilai rata-rata tanggung jawab berdasarkan hasil angket siswa sebesar 3,2 dengan kriteria baik, prestasi

[r]

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat pengaruh tinggi antara lingkungan kerja terhadap kinerja kar- yawan sesuai dengan hipotesis

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana

mengatur mengenai perkawinan campuran terdapat dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dalam pasal 57 yang menyatakan sebagai berikut : “ yang