MI ISLAMIYAH KEPOH BOJONEGORO
SKRIPSI
Oleh :
RHIMA WIDHARANI D77213091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Rhima Widharani. 2017. Penerapan Media Bagan Pohon Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Lembaga-Lembaga Negara Mata Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas IV MI Islamiyah Kepoh Bojonegoro. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag, dan Zudan Rosyidi, SS. MA.
Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, PKn, Media bagan pohon.
Latar belakang penelitian ini adanya kesulitan yang dialami siswa kelas IV MI Islmaiyah Kepoh dalam hal memahami materi PKn. Hasil pretest menunjukkan dari 19 siswa, hanya 8 siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM dan 11 siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan ini melalui media bagan pohon.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu : (1) Bagaimana penerapan media bagan pohon dalam mata pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara di kelas IV MI Islamiyah Kepoh?, (2) Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn materi lembga-lembaga negara setelah menggunakan media bagan pohon di MI Islamiyah Kepoh?
Metode penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin. Dalam satu siklus terdapat empat tahapan, yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh yang terdiri dari 19 siswa. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi lembaga-lembaga negara. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi dan tes.
Penerapan media bagan pohon dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa materi lembaga-lemabaga Negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh telah diterapkan dengan baik dan sesuai yang diharapkan karena terjadi peningkatan prosentase keaktifan siswa dan guru dari siklus I ke siklus II. Dengan prosentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 68,75% menjadi 93% di siklus II, dan prosentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 64,91% menjadi 91,66% di siklus II.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
LEMBAR PERDETUJUAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v
ABSTRAK ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tindakan Yang Dipilih ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Lingkup Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemahaman
1. Definisi Pemahaman ... 12
2. Tingkatan Pemahaman ... 13
3. Indikator Pemahaman... 16
4. Faktor yang mempengaruhi pemahaman ... 19
5. Cara meningkatkan pemahaman ... 22
A. Media Pembelajaran Bagan Pohon
2. Tujuan Pembelajaran PKn... 34
3. Ruang lingkup PKn MI ... 35
4. Materi tentang lembaga-lembaga negara ... 37
C. Penggunaan Media Bagan Pohon Untuk Meningkatkan Pemahaman ... 41
G. Indikator Kinerja ... 59
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 61 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 108 B. Saran ... 109
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas
IV Semester 2 ... 33
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ... 100
Grafik 4.2 Grafik peningkatan prosentase ketuntasan siswa secara klasikal .. 105
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kurt Lewin ... 45
Gambar 4.1 Kegiatan Awal Pembelajaran ... 65
Gambar 4.2 Antusias siswa ketika merespon pertanyaan guru ... 66
Gambar 4.3 Guru mengenalkan media bagan pohon ... 67
Gambar 4.4 Guru membimbing diskusi ... 68
Gambar 4.5 Siswa asik berdiskusi ... 69
Gambar 4.6 Bagan pohon ... 69
Gambar 4.7 Siswa membacakan hasil diskusi didepan kelas ... 70
Gambar 4.8 guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran ... 71
Gambar 4.9 Antusias siswa melakukan ice breaking ... 80
Gambar 4.10 guru melakukan tanya jawab ... 83
Gambar 4.11 Siswa berdiskusi kelompok ... 84
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 Instrumen Validasi RPP Siklus I
Lampiran 3 Lembar Validasi Soal
Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 7 Instrumen Validasi RPP Siklus II
Lampiran 8 Lembar Validasi Soal
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 15 Daftar Nilai Pra Siklus
Lampiran 16 Daftar Nilai Siklus I
Lampiran 17 Daftar Nilai Siklus II
Lampiran 18 Instrumen wawancara kepada Guru sebelum penelitian
Lampiran 19 Instrumen Wawancara Kepada Guru Sesudah Penelitian
Lampiran 20 Instrumen Wawancara Kepada Siswa Sesudah Penelitian
Lampiran 21 Profil Madrasah
Lampiran 22 Dokumentasi
Lampiran 23 Lampiran Media bagan pohon
Lampiran 24 Surat Tugas
Lampiran 25 Kartu Konsultasi Skripsi
Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran
yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat bawah sampai
tingkat atas. PKn juga merupakan pendidikan wajib bagi setiap warga Negara
,khususnya warga negara Indonesia, karena dalam pendidikan
kewarganegaraan akan mendidik warganya menjadi warga Negara yang baik.
PKn perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia.
Malik Fajar menyatakan bahwa PKn ini sangat penting dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan PKn juga memiliki peranan penting
sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan,wawasan, watak,karakter,
dan pengetahuan sehingga warga Negara nantinya memiliki sikap demokratis
dan bertanggung jawab.1 PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya agar menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter sebagaimana yang telah diamanatkan pada pancasila
dan UUD 1945.
1
Salah satu tujuan pembelajaran PKn adalah agar siswa mampu berpikir
kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganageraan yang ada,
serta mengharapkan siswa agar mampu berpartisipasi secara aktif, kreatif, dan
bertanggung jawab, juga bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selain itu juga dapat berkembang
secara demokratis.2 Oleh karena itu kegiatan pembelajaran PKn yang dilakukan
harus selalu mengacu pada tujuan tersebut dan diharapkan tidak monoton. Agar
pembelajaran mudah dipahami oleh siswa dan siswa tidak merasa bosan selama
pembelajaran PKn.
Selain tujuan tersebut, ada lagi tujuan pembelajaran PKn yang lain, yaitu
agar siswa mampu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga Negara
Indonesia, agar siswa mampu memahami bahwa Negara Indonesia adalah suatu
Negara yang dijalankan oleh suatu sistem. Dalam kaitannya ini, pada
pembelajaran PKn kelas IV Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah,
diharapkan siswa mampu mengenali dan memahami lembaga-lembaga Negara
Indonesia, sehingga kedepannya siswa mampu mengetahui atau memahami
arti,peran,tugas, dan bagaimana jalannya lembaga-lembaga Negara tersebut.
Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan,
menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang
2
pengetahuan yang pernah diterimanya.3 Jadi, siswa diharapkan mampu
memahami materi lembaga-lembaga Negara yang telah dipelajarinya.
Kenyataan saat ini, di kelas IV MI Islamiyah Kepoh masih jauh dari
proses ideal. Pemahaman materi lembaga-lembaga Negara mata pelajaran PKn
dikatakan masih rendah atau masih tingkat paling bawah yaitu menerjemahkan,
dimana siswa hanya mampu menyajikan pengertian lembaga-lembaga Negara
berdasarkan konsep atau berdasarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Mereka
belum mampu memahami materi lembaga-lembaga Negara pada tingkat
menafsirkan.
Seharusnya, guru mampu mendorong siswa untuk memahami materi
lembaga-lembaga Negara pada tingkat menafsirkan, yang dimaksud
menafsirkan disini adalah siswa mampu menerjemahkan materi tidak hanya
dengan kata-kata tetapi harus dapat dijelaskan, selain itu siswa mampu
menghubungkan bagian-bagian paling kecil dan mengkorelasikan dengan
hal-hal yang diketahuinya. Ketika guru memberi pertanyaan tentang lembaga
yudikatif, siswa hanya mampu menjawab sesuai teori dan belum bisa
menjelaskan. Hal ini menandakan bahwa tingkat pemahaman siswa belum
mencapai tingkat menafsirkan.
Guru juga belum mampu menuntun siswa untuk memiliki kemampuan
memahami tingat ekstrapolasi. Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan
tingkatan pemahaman tertinggi ketiga setelah menerjemahkan dan
3
menafsirkan. Ekstrapolasi menuntut siswa untuk melihat dibalik tertulis, dan
menuntut siswa untuk dapat membuat kesimpulan sehubungan dengan apa
yang dijelaskan oleh guru, yaitu membuat kesimpulan tentang materi
lembaga-lembaga Negara. Tetapi pada kenyataannya, siswa belum mampu
menyimpulkan materi tentang lembaga-lembaga Negara.
Hasil wawancara dengan guru kelas IV MI Islamiyah Kepoh menyatakan
bahwa proses pembelajaran yang hampir sama dengan proses pembelajaran
lainnya membuat siswa terkadang bosan karena menggunakan metode dan cara
pembelajaran yang umum, sehingga membuat siswa banyak yang kurang
paham. Selain itu waktu yang terbatas membuat materi yang diajarkan kurang
maksimal.4 Hasil wawancara peserta didik yang menyatakan bahwa terkadang
senang dan kadang juga tidak senang dengan materi PKn membuat pemahaman
siswa menjadi rendah karena banyak materi yang menghafalkan . Terbukti dari
hasil pre-test menunjukkan skala yang jauh dari harapan keberhasilan
pengajaran seorang guru, ada 11 siswa atau 57,89% yang belum memahami
materi lembaga negara.
Beberapa kemungkinan penyebab kurangnya pemahaman siswa dalam
proses pembelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga negara ,
yaitu : 1) cara guru dalam menyampaikan materi yang masih konvensional, 2)
pembelajaran masih berpusat kepada guru yang monoton yaitu dengan
4
Hasil observasi terhadap aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan oleh Bapak Kiswanto di MI
menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang berperan ataupun
berpartisipasi selama pembelajaran PKn berlangsung, 3) guru tidak
menggunakan alat peraga maupun metode pembelajaran yang dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi Lembaga-Lembaga Negara
yang disampaikan oleh guru dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa. Guru
hanya menggunakan bagan yang digambarkan di papan tulis.
Keadaan demikian membuat siswa merasa bosan dan jenuh dengan
pelajaran yang disampaikan. Rasa bosan dan jenuh tersebut menimbulkan
siswa melakukan hal-hal yang mengganggu aktivitas belajar PKn, seperti
berbicara dengan teman sebangkunya, megganggu temannya, mengantuk di
dalam kelas, bermain pensil, dan tidak mendengarkan atau menghiraukan guru
saat guru menjelaskan pelajaran. Keadaan tersebut berdampak pada
pemahaman siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan
pertanyaan dan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan
tersebut.
Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran agar pembelajaran lebih
menyenangkan dan menarik yaitu dengan menggunakan media pembelajaran
bagan pohon. Dalam menyampaikan materi diperlukan alat peraga (media)
yang tepat sehingga siswa termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran.
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar dan diharapkan akan
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.5
Oleh karena itu, peneliti mendesain suatu alat peraga (media) berupa
Bagan Pohon. Bagan pohon adalah bagan yang menggambarkan arus diagram
yang berasal dari akar ke batang, menuju cabang-cabang dan kemudian menuju
ranting-ranting,6 atau suatu proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari
beberapa akar menuju batang tunggal. Bagan ini juga dapat menggambarkan
suatu keadaan pengelompookan. Dalam kaitannya ini, materi lembaga-lembaga
Negara biasanya disajikan atau dikemas dengan bagan, karena dalam materi
tersebut ada 4 lembaga yang harus dipelajari oleh siswa. Salah satu cara
menyampaikan materi tersebut adalah dengan menggunakan bagan, tetapi
selama ini guru hanya menggunakan bagan garis.
Dalam hal ini, peneliti ingin menggunakan media yang menarik yaitu
bagan pohon, media bagan pohon akan disesuaikan dengan materi yang
diajarkan yaitu tentang lembaga-lembaga Negara dimana pada akar tersebut
akan diisi dengan tulisan UUD, dan seterusnya. Penggunaan media tersebut
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi
Lembaga-Lembaga Negara. Selain itu dengan alat peraga ini diharapkan dapat
menarik perhatian dan antusias siswa sehingga pembelajaran PKn tidak
membosankan.
5
Basyirudin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 25. 6
Untuk menghindari kebingungan murid-murid pada bagan ini, dapat
digunakan secara bertahap, yaitu menjelaskan setiap materi mulai dari akar,
disusul materi-materi selanjutnya. Dengan menggunakan media bagan pohon,
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn
khususnya materi lembaga-lembaga Negara sehingga proses pembelajaran
siswa bermakna dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang “PENERAPAN MEDIA BAGAN
POHON UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA
MATERI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MATA PELAJARAN PKN
SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH KEPOH BOJONEGORO”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu
masalah yaitu:
1. Bagaimana penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman
siswa dalam mata pelajaran PKN materi lembaga-lembaga negara pada
siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh ?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKN materi
lembaga-lembaga negara setelah menggunakan media bagan pohon di kelas
C. Tindakan yang Dipilih
Agar kesulitan tersebut dapat teratasi dan siswa memahami materi
lembaga-lembaga Negara dengan baik dan benar, peneliti bertanggungjawab
untuk mencari solusi yang tepat dan efektif dalam mengatasi pembelajaran
tersebut. Yaitu dengan menggunakan media bagan pohon untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi
Lembaga-Lembaga Negara. Dengan menggunakan bagan pohon, diharapkan siswa dapat
memahami materi Lembaga-Lembaga negara yang dijelaskan guru dengan
mudah
Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar
pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, lembar observasi
kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru, dan lembar wawancara
guru dan siswa yang digunakan sebelum atau sesudah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media bagan pohon,dan lembar soal-soal
tes/evaluasi
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
1. Penerapan media bagan pohon dalam meningkatkan pemahaman mata
pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara pada siswa kelas IV MI
Islamiyah Kepoh Bojonegoro
2. Peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKn materi
lembaga-lembaga negara menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI islamiyah
Kepoh Bojonegoro
E. Lingkup Pnelitian
Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi pembahasan
penelitian pada hal seperti di bawah ini :
1. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) semster II
2. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV
MI Islamiyah Kepoh pada tahun jaran 2016-2017 tepatnya pada semester II
3. Implementasi dalam penelitian ini adalah media bagan pohon pada mata
pelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga Negara
4. Pelaksanaan pembelajaran adalah materi Lembaga-Lembaga Negara
5. Penilaian yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah
penilaian tes
6. Kemampuan yang ditingkatkan adalah kemampuan memahami materi
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil daari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan perbandingan, evaluasi,
dan masukan bagi peneliti lainnya serta pengetahuan dalam melakukan
penelitian yang memiliki fokus yang sama untuk penelitian selanjutnya, dan
juga dapat mengembangkan pengetahuan di bidang pendidikan khususnya
mengenai pentingnya penggunanan media bagan pohon dalam
pembelajaran dan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
lembaga-lembaga Negara
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
1. Dengan penggunaan media bagan pohon dalam pembelajaran PKn
khususnya materi Lembaga-Lembaga Negara diharapkan dapat
membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan dalam
pembelajaran, dan dengan media ini siswa diharapkan untuk terlibat
aktif
2. Siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar lembaga-lembaga
negara dan menganggap PKn adalah pelajaran yang menarik dan tidak
membosankan.
3. Meningkatkan keaktifan dan semangat siswa karenaa proses
b. Bagi Guru
1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan tentang media
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan di kelas.
2. Membantu guru menanamkan konsep materi Lembaga-Lembaga
Negara kepada siswa
3. Guru dapat mengkoreksi kelemahan dan kelebihan sistem
pengajarannya selama ini, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan.
4. Memberikan informasi media yang sesuai dengan materi lembaga
Negara
5. Menjadi sumbangan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan
pemahaman siswa menggunakan media bagan pohon
c. Bagi Sekolah
1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
referensi untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
2. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan
dan pelatihan bagi guru-guru, agar menggunakan media bagan pohon
untuk diterapkan pada mata pelajaran lain.
3. Memperbaiki mutu sekolah dalam memberikan pendidikan terhadap
peserta didik, khususnya dalam penyediaan media pembelajaran
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman
1. Definisi Pemahaman
Definisi tentang pemahaman telah banyak diungkapkan oleh para ahli.
Salah satunya adalah Nana Sudjana, menurut beliau pemahaman adalah
ebuah hasil belajar, sebagai contoh adalah ketika peserta didik dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang telah
dibacanya, ditulisnya, atau didengarnya, atau ketika peserta didik dapat
memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan oleh guru.7 Misalnya
kemampuan menerjemahkan bahan matematika verbal kedalam
simbol-simbol,8 atau kemampuan menerjemahkan lembaga eksekutif.
Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti suatu materi
yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemampuan seseorang
menafsirkan informasi yang telah diterimanya, dan menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.9 Pemahaman juga diartikan sebagai suatu
proses,prosedur, cara, atau suatu perbuatan memahami, selain itu dapat
disebut juga sebagai kemampuan memahami arti suatu pelajaran, seperti
7
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Hal. 24.
8
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1996), hal 50
9
menafsirkan, menjelaskan, meringkas, atau merangkum. Pemahaman
merupakan jenjang kemampun berpikir yang setingkat lebih tinggi dari
hafalan.10 Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa
ia telah memahami materi yang telah diterima atau dipelajarinya.11
Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan memahami
materi atau pelajaran apabila ia dapat memberikan penjelasan atau
memberi uraian yang rinci tentang hal yang telah dia pelajari dengan
menggunakan bahasanya sendiri. Lebih baik lagi apabila siswa dapat
memberikan contoh tentang apa yang dia pelajari dengan
permasalahan-permasalahan yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk
memahami atau mengerti apa yang telah ajarkan oleh guru, dan
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan oleh guru atau dirinya
sendiri.
2. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman
Pemahaman merupakan salah satu patokan kompetensi yang dicapai
setelah siswa melakukan proses belajar mengajar. Dalam proses
pembelajaran, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda
10
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 1996)hal 50
11
dalam memahami apa yang dia pelajari. Terdapat tiga jenis perilaku
pemahaman yang mencakup12 :
a. Menerjemahkan
Terjemahan dapat diartikan bahwa seorang peserta didik mampu
menerjemahkan suatu bagian dari komunikasi yang panjang menjadi
lebih, kemampuan menerjemahkan dari satu tingkat ke tingkat abstrak ,
kemampuan menerjemahkan hubungan-hubungan yang dinyatakan
didalam wujud simbolis, termasuk ilustrasi, peta, diagram, grafik, dan
lain sebagainya ke dalam bentuk lisan atau sebaliknya.Pengertian
menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang
satu ke dalam bahasa yang lain, seperti dapat menjelaskan tugas
lembaga yudikatif atau eksekutif.
b. Interpretasi
Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, kemampuan
tingkat ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami.
Interpretasi atau menafsirkan dapat dilakukan dengan cara
menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang
diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi
12
yang dijabarkan sebenarnya, atau dapat membedakan yang pokok dari
yang bukan pokok. 13
Dalam tingkatan ini, diharapkan siswa mampu menerjemahkan
materi tidak hanya dengan kata-kata tetapi harus dapat dijelaskan, selain
itu siswa mampu menghubungkan bagian-bagian paling kecil dan
mengkorelasikan dengan hal-hal yang diketahuinya Dasar untuk
menginterpretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari bagian
isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata, tetapi harus dapat
dijelaskan. Kemampuan tersebut melebihi bagian ke bagian isi materi
pada saat komunikasi.14
c. Ekstrapolasi
Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan tingkat pemahaman
tertinggi ke tiga, dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu
menyusun kesimpulan, mampu menggambarkan, mampu menaksir atau
memprediksi akibat dari tindakan tertentu. Kemampuan tingkat
ekstrapolasi ini juga menuntut siswa untuk melihat dibalik tertulis, dan
menuntut siswa untuk dapat membuat kesimpulan sehubungan dengan
apa yang dijelaskan oleh guru.
13
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, hal 44 14
Adapun menurut Carin dan Sund, pemahaman adalah suatu
proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan, yaitu15 :
1) Translate major ideas into own word
2) Interpret the relationship among major ideas
3) Extrapolate or beyond data to implication of major ideas
4) Apply their knowledge and understanding to the solution of new
problems in new situation
5) Analyze or break a idea into its part and show that they understanndi
their relationship
6) Synthesize or put elements together to form a new pattern and
prosuce a unique communiation, plan, or set of abstract relation
7) Evaluate or make judgements based upon evidence.
3. Indikator Pemahaman
Kata kerja operasional yang biasa dipakai dalam pemahaman
diantaranya : membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,
mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemostrasikan, nemberi
contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan. Berikut ini
juga termasuk kategori memahami, antara lain16:
a) Menginterpretasikan
Proses ini terjadi padas seorang siswa untuk mampu mengubah
sebuah informasi dari satu bentuk penyajian ke bentuk lainnya. Proses
ini bisa berupa mengubah suatu kata-kata menjadi kata lain. Seperti
rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan
tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti
grafik,17 Membaca bagian-bagian dari bagan pohon.
b) Mencontohkan
Proses mencontohkan ini terjadi apabila seseorang siswa
memberikan suatu contoh khusus mengenai prinsip atau konsep umum.
Proses ini mencakup proses mengidentifikasi sifat-sifat dasar dari suatu
konsep. Misalnya, siswa mencontohkan kegiatan yang dilakukan oleh
presiden atau wakil presiden, mencontohkan tugas-tugas hakim,
mencontohkan tugas-tugas BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
c) Mengklasifikasikan
Proses klasifikasi terjadi pada saat seorang siswa menyadari bahwa
suatu hal termasuk dalam kategori tertentu. Untuk mengklasifikasikan
juga merupakan usaha untuk medeteksi sifat-sifat atau pola dari suatu
hal yang relevan yang sesuai dengan sifat-sifat atau pola dari suatu
konsep.
d) Merangkum
17
Proses ini terjadi pada saat siswa mengajukan pertanyaan, dimana
pertanyaan tersebut mewakili suatu informasi yang sudah disampaikan
oleh guru. Ketika guru menjawab pertanyaan, disistulah siswa harus
mampu merangkum jawaban pertanyaan dari guru. Pada tahap ini,
meringkas merupakan suatu usaha peserta didik untuk menyusun
informasi atau materi yang kemudian dijadikan untuk menentukan tema
atau pokok pikiran dari materi tersebut. Pada tahap ini, diharapkan
siswa dapat merangkum materi yang telah diajarkan oleh guru
menggunakan bahasa sendiri.
e) Menduga
Proses menduga merupakan proses menemukan suatu pola dari
serangkaian contoh atau kasus. Proses menduga ini terjadi ketika
peserta didik mampu merangkum sebuah konsep atau prinsip umum
yang telah diterapkan pada serangkaiam contoh atau kasus yang
relevan.18 Misalnya pada materi lembaga-lembaga Negara, siswa
mampu merangkum tugas dan wewenang masing-masing lembaga
negara tersebut. Nama lain dari dari tahap ini adalah menyimpulkan,
meramalkan, kemungkinan, menyisipkan, memprediksi.
f) Membandingkan
Proses membandingkan merupakan proses mendeteksi adanya
persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian,
18
pemikiran, permasalahan, dan lain-lain.19 Dalam proses pembelajaran,
yang termasuk dalam membandingkan adalah suatu usaha untuk
menemukan persamaan antara elemen dan pola dari suatu objek,
kejadian, pemikiran, dengan elemen dan pola dari objek, kejadian, dan
pemikiran lainnya.Pada proses ini, diharapkan siswa dapat
menbandingkan antar materi satu dengan materi yang lainnya,
membandingkan tugas masing-masing lembaga Negara.
g) Menjelaskan
Proses menjelaskan ini terjadi ketika peserta didik mampu
menyususn suatu model sebab akibat dari suatu sistem dan
menggunakan pemodelan. Yang dimaksud dengan suatu penjelasan
yang utuh adalah penjelasan yang meliputi sebab akibat. Pada tahap ini,
peserta didik harus dapat menjelaskan materi yang telah diajarkan oleh
bapak/ibu guru baik secara lisan maupun secara tertulis. Misal siswa
dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-katanya sendiri tentang
perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua atau berdimensi
tiga,20 siswa dapat menjelaskan pengertian dari masing-masing lembaga
Negara.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
19
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, 21 20
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan
adalah sebagai berikut: 21
a. Tujuan
Merupakan suatu pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai
oleh seorang guru dalam suatu proses belajar mengajar. Dalam
kaitannya ini, ada beberapa perumusan tujuan pembelajaran yang akan
mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan
secara langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung pada saat itu. Karena tujuan merupakan pedoman, maka
dalam setiap proses pembelajaran guru diwajibkan merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Guru
Adalah seorang tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan yang telah dimilikinya pada peserta didik disekolah. Guru
adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Sehingga
peserta didik akan mencapai tujuan yang diharapkan. Sebenarnya setiap
orang bisa dikatakan sebagai guru. Dan guru yang paling baik adalah
pengalaman. Guru memiliki peran yang sangat penting kepada peserta
21
didiknya, karena disinilah proses interaksi pembelajaran dilaksanakan,22
keberhasilan seorang siswa tergantung bagaimana seorang guru
mengajarkan materinya, guru yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan
akan membuat suasana kelas menjadi lebih aktif dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran.
c. Peserta didik
Peseta didik adalah orang yang menerima pelajaran disekolah yang
dengan sengaja datang ke sekolah untuk belajar bersama guru dan
teman sebayanya.23 Mereka memiliki latar belakang yang berbeda,
bakat, minat dan potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas
pasti terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan
kepribadian. Peserta didik juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi proses belajar mengajar, dimana suatu proses
pembelajaran tidak akan terlaksana jika dalam suatu kelas tersebut tidak
ada peserta didik.
d. Kegiatan pengajaran
Adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik
yang terjadi di dalam kelas ataupun di luar kelas, dalam kegiatan belajar
mengajar terdapat hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta
didik. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses pembelajaran yang
22
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2011), hal 59 23
diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh bagaimana keterampilan
seorang guru dalam mengolah kelasnya. Proses belajar mengajar
merupakan suatu kegiatan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar
dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
e. Bahan dan alat evaluasi
Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang terdapat
dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan
hasil belajar siswa. Biasanya dalam satu mata pelajaran alat evaluasi
sudah terkemas menjadi satu dalam setiap buku paket atau buku
pedoman lain yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Alat evaluasi meliputi cara-cara dalam menyajikan bahan evaluasi,
misalnya dengan memberikan butir soal bentuk benar-salah, pilihan
ganda, menjodohkan, melengkapi, dan essay. Dalam penggunaannya,
guru tidak harus memilih hanya satu alat evaluasi tetapi bisa
menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi. Penguasaan secara penuh
(pemahaman) siswa tergantung pula pada bahan evaluasi atau soal yang
di berikan guru kepada siswa.
f. Suasana Evaluasi
Suasana evalusi juga mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar,
suasana evaluasi yang kurang kondusif akan mengganggu konsentrasi
konsentrasi peserta didik lebih terfokuskan. Berbeda halnya jika
evaluasi dilakukan diluar kelas, peserta didik kurang focus karena ingin
melihat atau memperhatikan keadaan disekitarnya.
Faktor lain yang mempengaruhi pemahaman atau keberhasilan belajar
siswa adalah sebagai berikut:24
a. Faktor internal (dari diri sendiri),
1) Faktor jasmani, meliputi: keadaan panca indera yang sehat tidak
mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang
tidak sempurna.
2) Faktor psikologis, yang meliputi keintelektualan (kecerdasan), minat,
bakat, kesipan, kematangan, dan potensi prestasi yang di miliki.
3) Faktor kelelahan : kelelahan pada seseorang dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
b. Faktor eksternal (dari luar diri)
1) Faktor social meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan kelompok, dan lingkungan masyarakat.
2) Faktor budaya meliputi: adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik meliputi: fasilitas rumah dan sekolah.
4) Faktor lingkungan spiritual (keagamaan).
24
5. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan seorang guru
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
a. Memperbaiki Proses Pembelajaran
Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses
pemahaman siswa dalam belajar. Proses pengajaran tersebut meliputi:
memperbaiki tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pemilihan
strategi, metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar.
Yang mana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Dalam
mengukur tingkat pemahaman, biasanya seorang guru menggunakan
metode tes.
b. Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar
Belajar merupakan inti dari proses pendidikan, maka setiap siswa
wajib mengikuti bimbingan-bimbingan belajar agar tercapainya suatu
proses belajar. Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang
diberikan kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan
yang diinginkan. Adapun tujuan dari kegiatan bimbingan belajar
adalah:25
1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.
25
2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku
pelajaran.
3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan
bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau
kesehatannya.
4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan atau
ujian.
5) Memilih bidang studi yang sesuai dengan bakat dan minat peserta
didik
6) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar.
7) Menentukan pembagian waktu
8) Memilih pelajaran tambahan yang berhubungand engan pelajaran
disekolah
c. Memaksimalkan waktu belajar
Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar banyak ditentukan oleh
kesempetan belajar itu sendiri serta kualitas pembelajaran yang
diperoleh oleh siswa.26 Jika seorang siswa diberikan kesempatan untuk
belajar dengan waktu yang sesuai yang dibutuhkan oleh siswa, maka
siswa akan mampu mencapai target penguasaan yang diinginkan. Jadi,
jika seorang siswa ingin memaksimalkan pemahamannya ataupun hasil
26
belajarnya, mereka harus menambah waktu belajarnya dan menyisakan
waktu bermainnya untuk belajar.
d. Pengadaan Umpan Balik (Feedback) dalam Belajar
Umpan balik merupakan sesuatu yang sering terjadi dalam proses
belajar mengajar. Umpan balik merupakan respon terhadap akibat
perbuatan dari tindakan kita dalam belajar. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai
pemantapan belajar.
Hal ini dapat memberikan kepastian kepada siswa terhadap hal-hal
yang masin dibingungkan terkait materi yang dibahas dalam
pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru atas
kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang paling penting adalah
dengan adanya umpan balik, jika terjadi kesalah pahaman pada siswa,
siswa akan segera memperbaiki kesalahannya.27
e. Motivasi Belajar
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.28 Sedangkan secara psikologi, motivasi berarti usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang agar tergerak
27
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal 116 28
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya,
atau ingin mendapat kepuasan dengan perbuatan yang dilakukannya.
Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
disekitar individu. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku, baik
itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.29 Dalam kegiatan belajar
mengajar, peserta didik merupakan subjek dan objek dari kegiatan
pembelajaran, oleh karena itu belajar merupakan inti dari proses
pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi
belajar adalah keseluruhan daya pengggerak baik dari dalam diri
maupun dari luar seseorang atau kelompok yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang diinginkan oleh subjek belajar itu dapat dicapai. Jika
terdapat kesulitan, akan ada usaha yang muncul dari siswa untuk terus
belajar hingga apa yang dia inginkan dapat tercapai.
f. Keterampilan mengadakan Variasi
Variasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
proses belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
peserta didik sehingga dalam kegiatan pembelajaran peserta didik
menunjukkan sikap antusias, partisipatif, dan tekun. Keterampilan
29
mengadakan variasi dalam pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam
proses interaksi belajar mengajar yang menyenangkan dan ditunjukan
untuk mengatasi kebosanan siswa pada strategi pembelajaran yang
monoton.
Sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa senantiasa aktif dan
berfokus pada materi pelajaran yang disampaikan. Keterampilan dalam
mengadakan variasi ini meliputi variasi dalam cara mengajar guru,
variasi dalam penggunaan strategi belajar dan metode pembelajaran,
dan variasi pola interaksi guru dan siswa 30 Adapun upaya-upaya yang
dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pembalajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang baik.
B. Media Pembelajaran Bagan Pohon 1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
„tengah’, „perantara’ atau „pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.31
Pengertian media dalam arti luas adalah kegiatan yang dapat menciptakan
suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh
ilmu pengetahuan, keterampilan, wawasan, dan sikap yang baru. Hal ini
30
M. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Hal. 87. 31
sesuai dengan pendapat Sharon, yang mengatakan bahwa media itu adalah
alat komunikasi dan sumber informasi untuk peserta didik.32
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, juga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan keamanan peserta
didik, sehingga dapat mendorong terciptanya proses pada diri peserta didik
tersebut.33 Menurut Ibrahim, media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dipakai untuk memberikan rangsangan atau pancingan kepada
peserta didik, sehingga terjadi interaksi ketika proses belajar mengajar
dalam rangka mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.34
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau materi dari pendidik ke peserta didik yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, antusias, dan minat siswa
sehingga terjadi proses pembelajaran. Dalam kaitannya ini, guru, buku,
teks, gambar, dan lingkungan di kelas atau di sekolah bisa disebut sebagai
media atau alat peraga.
Media bagan pohon ini menggambarkan arus diagram berasal dari
akar ke batang, menuju ke cabang-cabang dan ranting-ranting.35 Bagan ini
juga dapat menggambarkan suatu keadaan pengelompokkan. Bagan pohon
ibarat sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang-cabang dan
ranting-rantingnya.36 Biasanya bagan pohon dipakai untuk menunjukkan sifat,
komposisi atau hubungan antar kelas keturunan. Silsilah termasuk bagan
pohon. Sesuai dengan namanya, bagan pohon dikembangakan dari dasar
yang terdiri dari atas beberapa akar menuju batang tunggal.37
Bagan pohon adalah bagan yang visualisasinya menggambarkan suatu
proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari beberapa akar menuju
batang tunggal.38 Cabang-cabang tersebut menggambarkan perkembangan
dan hubungan. Bagan pohon seperti yang diungkapkan oleh namanya,
ialah ibarat sebatang pohon yang tumbuh dengan cabang-cabang dan
ranting-ranting di mana bergantungan buah-buahan.39 Bagan pohon
digunakan untuk menjelaskan bahwa dari suatu benda atau istilah dapat
menghasilkan berbagai benda yang lain.
3. Langkah-Langkah Penerapan Media Bagan Pohon
35
Asnawir, Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, hal 34 36
Nur Hasanah, Peran Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Az-Zahair Palembang, ( Palembang : FTK UIN Raden Fatah, 2015) hal 31
37
Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : CV Sinar BAru Bandung, 1997), hal 29
38
Daryanto, Media Pembelajaran, hal 120 39
Berdasarkan pengertian tentang media bagan pohon tersebut dapat
disimpulkan bahwa media bagan pohon adalah sebuah alat peraga yang
dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang dikemas
secara menarik dan kreatif yaitu berbentuk pohon. Dalam media tersebut
terdapat akar, batang (dahan), ranting, daun, dan buah (jika
memungkinkan).
Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan media bagan pohon
dalam kegiatan pembelajaran dikelas :
a. Pengenalan tentang media bagan pohon
b. Membagi siswa menjadi 4 kelompok
c. Setiap kelompok mendiskusikan 1 lembaga negara
d. Peragaan media dimulai dari bagian-bagian yang akan diterangkan
terlebih dahulu, kemudian disusul dengan materi yang selanjutnya.40
e. Mulai menjelaskan materi dimulai dari bagian akar (UUD)
f. Menjelaskan materi selanjutnya, yaitu pada bagian batang.
g. Setelah menjelaskan bagian batang kemudian menjelaskan bagian
ranting-rantingnya.
Dalam kaitannya ini, bagan garis yang biasanya digunakan guru-guru
pada umumnya untui menjelaskan materi tersebut akan dikemas menjadi
bagan pohon. Dimana terdiri dari akar, batang, dan ranting. Pada akar
bagan tersebut terdapat tulidan UUD 1945, dimana cara menjelaskannya
40
pun dimulai dari akar. Kedudukan UUD dalam materi ini adalah sebagai
patokan. Kemudian pada batangnya terdapat tulisan Lembaga Legislatif,
dalam batang tersebut terdapat tiga ranting yang bertuliskan MPR,
DPR,DPD. Masing-masing batang dan ranting akan dijelaskan secara rinci
dan bergantian sampai semua peserta didik memahami materi tersebut
kemudian dilanjutkan pada batang yang selanjutnya.
Untuk menghindari kebingungan murid-murid maka bagan pohon ini
digunakan secara bertahap. Peragaan di mulai dari bagian yang
diterangkan terlebih dahulu, yaitu pada akar pohon yang tertuliskan UUD
1945. Sebelum guru menjelaskan tentang hal tersebut, guru juga
menjelaskan kaitannya mengapa UUD 1945 terdapat pada akar pohon
tersebut, dan seterusnya. Kemudian di susul dengan hal-hal lainnya atau
materi pada batang menuju ranting.
4. Cara Membuat Media Bagan Pohon
Media bagan pohon bisa terbuat dari kertas karton,kertas manila dan
kertas origami atau juga bisa membuatnya dari bahan kardus. Dalam
kaitannya ini, kertas karton digunakan sebagai landasan untuk
menempelkan materi sedangkan kertas manila digunakan sebagai batang
atau dahan, kertas origami sebagai daunnya. Cara membuatnya adalah
sebagai berikut :
a. Siapkan kertas manila,kertas karton, kertas origami, kardus, bahan
b. Gambar atau gunting kertas hingga berbentuk akar
c. Gambar atau gunting kertas hingga menyerupai dahan,ranting, dan daun
ataupun buah jika ingin memberinya buah agar terkesan lebih menarik
d. Gambar atau tempelkan semua potongan hingga membentuk sebuah
pohon atau bisa ditempelkan ketika proses belajar mengajar
berlangsung
e. Setiap potongan kertas terdapat tulisan tentang materi lembaga-lembaga
Negara atau setiap gambar terdapat tulisan atau terselip materi
lembaga-lembaga Negara.
f. Warnai gammbar pohon tersebut agar terlihat lebih menarik
C. Karakteristik Materi PKn
Pada materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas IV MI Islamiyah
Kepoh berpatokan pada Standar Kompetensi (SK) , dan Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran PKn kelas IV Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar.
Table 2.1
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas IV semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mengenal sitem pemerintahan tingkat pusat
3.1 Mengenal lembaga-lembaga
Negara dalam susuna pemerintahan tingkat pusat seperti MPR, DPR, presiden, MA, MK,dan BPK, dan lain-lain
pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presidem, dan para menteri
1. Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya
lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM karena
mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal, seperti pemerintah,
konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, hak dan kewajiban warga Negara,
proses demokrasi, partisipasi aktif, keterlibatan warganegara dalam
masyarakat madani, dan lain-lain. PKn adalah suatu mata pelajaran yang
digunakan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.41
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang diambil
dari nilai-nilai pancasila dan konsep kewarganegaraan yang bertujuan untuk
pendewasaan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan
komponen bangsa Indonesia. Berdasarkan pengertian-pengertian pendidikan
kewarganegaraan diatas dapat didimpulkan bahwa PKN adalah mata
pelajaran yang diberikan kepada peserta didik sebagai bekal hidup
dimasyarakat yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2. Tujuan Pembelajaran PKn
41
Mata pelajaran PKn disekolah memiliki tujuan membentuk warga
Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter sesuai dengan yang diamanatkan dalam pancasila dan UUD
1945.42 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di kelas MI adalah untuk
mengembangkan kepekaan, ketanggapan, dan kreatifitas social dalam
konteks kehidupan bermasyarakat serta tertib, damai, dan kreatif. Mulayasa
menyebutkan tujuan pelajaran PKn adalah sebagai beikut :
a. Mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan
hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya
b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan sevcara aktif dan
bertanggung jwab, sehingga dapat bertindak secara kerdas dalam semua
kegiatan.
c. Dapat berkembang seara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta
mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan
baik.43
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
mata pelajaran PKN adalah membentuk siswa menjadi manusia yang
42
Musthafa Kamal Pasha, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarts : Citra Karsa Mandiri, 2002), hal 4
43
tanggap,kreatif dan aktif akan berbagai keadaan di lingkungannya, selain
itu, tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warga Negara
yang baik, yaitu warga Negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan
kewajibannya. Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan kelak bangsa
Indonesia akan menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan juga bisa
bersikap baik sehingga mampu mengikuti kemajuan zaman.
3. Ruang Lingkup PKn SD/MI
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada
tingkat sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut:44
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan republik indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap negara
kesatuan republik indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional ham,
44
pemajuan, penghormatan dan perlindungan ham kebutuhan warga
negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri , persamaan
kedudukan warga negara.
d. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
e. Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
f. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideology negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
pancasila sebagai ideologi terbuka.
g. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
Dalam penelitian yang dilakukan, ruang lingkup yang diambil yaitu
pada materi Lembaga Negara. Berikut ini adalah
Lembaga-Lembaga Negara yang terdiri atas :
a. Lembaga-Lembaga Legislatif
Lembaga legislative adalah lembaga yang bertugas membuat UUD.
1) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
Majelis Permusyawarakatan Rakyat terdiri atas anggota Dewan
Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang-undang.45 Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
ditetapkan dengan suara terbanyak.
Wewenang Majelis Permusyawarakatan Rakyat antara lain yaitu
mengubah daan menetapkan Undang-Undang Dasar, Majelis
Permusyawarakatan Rakyat melantik presiden dan/atau wakil
presiden, Majelis Permusyawarakatan Rakyat hanya dapat
memberhentikan Presiden dan atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menuju Undang-Undang Dasar.
2) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan
umum, susunan Dewan Perwakilan rakyat diatur dengan
45
Undang, dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam
setahun. DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang,
setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan perwakilan
Rakyat dan presiden untuk mendapatkan tujuan bersama.
3) DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
Anggota DPD dipilih dari provinsi melalui pemilihan umum. Dimana
4 calon anggota DPD yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan
menjadi anggota DPD. Adapaun tugas DPD antara lain yaitu
mengajukan RUU kepada DPR, ikut membahasa RUU, melakukan
pengawasan pelaksanaan RUU. Adapun RUU yang dimaksud hanya
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta keuangan
pusat dan daerah
b. Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif artinya lembaga yang memegang kekuasaan
pemerintahan. Lembaga ini merupakan lembaga yang paling luas
wewenangnya dan tugasnya dibanding lembaga Negara legislative dan
yudikatif. UUD 1945 menentukan bahwa kekuasaan eksekutif dilakukan
oleh presiden. Presiden merupakan penyelenggara tertinggi dibawah
MPR, yang dalam melaksanakannya dibantu oleh wakil presiden.
undang-undang-undang.46 Lembaga legislative inilah yang disebut sebagai
pemerintah pusat.
c. Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif adalah lembaga yang memegang kekuasaan di bidang
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan gunamenegakkan hokum dan
keadilan.
1) Mahkamah Agung (MA) merupakan badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman tertinggi. Lembaga yudikatif bebas dari campur
tangan siapapun. Lembaga yudikatif juga yang menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah agung
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan.
2) Mahkamah Konstitudi (MK) berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang terhadap undang-undang dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh
undang-undang dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memtusu perselisihan tentang hasil pemilu.
46
3) Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga yang mengawasi para kehakiman dan memutus perkara. Komisi yudisial bersifat mandiri
yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewrnang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serts perilaku hakim. Komisi
Yudisial menerima keluhan dan aduan masyarakat atas perilaku hakim
dan memutus perkara. Setelah menerima keluhan dan aduan
masyarajat, Komisi Yudisial kemudian menyelidiki hakim yang
dimaksud. Setelah itu barulah Komisi Yudisial mengeluarkan
rekomendasi kepada Mahkamah Agung. Komisi Yudisial diangkat
dan diberhentikan presiden atas persetujuan DPR. Anggota Komisi
Yudisial dipilih karena pengetahuannya dan pengalamannya dibidang
hukum serta kejujurannya.
a. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah badan yang bertanggung
jwab memeriksa keungan negara. BPK memeriksa semua pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja Negara, dan hasil pemeriksaan itu
disampaikan ke pada DPR. BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang
memiliki wewenang untuk mengawasi serta memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara, temuan BPK dilaporkan kepada DPR
dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak hukum. BPK berkantor di
ialah segala sesuatu yang berdasarkan sumber dan penggunaan anggaran
dan keuangan Negara.
D. Penggunaan Media Bagan Pohon untuk Meningkatkan Pemahaman
Peneliti mempertimbangkan penggunaan media bagan pohon ini dari
penelitian terdahulu untuk mengetahui keefektifan media ini. Yaitu pada
penelitian dari Nurhasanah, mahasiswa Program Studi PGMI Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang dengan judul “Peran
Media Bagan Pohon dalam Meningkatkan Hasil Belajar kelas IV Pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak di MI Az-Zahir Palembang”, penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan jenis penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
kelas ini direncanakan dengan cara bersiklus dan dilakkan dalam dua siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media
bagan pohon mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus II.
Penelitian tersebut dari pra tindakan sebesar 61,5 (pre-test) mengalami
peningkatan nilai sesudah menggunakan bagan pohon meningkat menjadi 87,5
(post test). Dari hasil pengujian yang dilakukan peneliti terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi nabi-nabi dan rasul sebelum
dan sesudah menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI Az-Zahir
Berdasarkan deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa media bagan
pohon telah menunjukkan efektifitasnya yang nyata dalam arti kata media
tersebut dapat diandalkan sebagai media yang baik untuk pembelajaran karena
dengan menggunakan media tersebut para siwa aktif dan antusias dalam
mengikuti proses belajar mengajar sehingga memberikan hasil belajar yang
efektif, dan dapat meningkatkan hasil belajar siwa.47
Pada penelitian yang akan peneliti lakukan, penggunaan media bagan
pohon ini terdapat tahap persiapan dimana guru meminta siswa membaca
materi tentang lembaga-lembaga Negara. Kemudian guru menjelaskan secara
singkat tentang materi tersebut. Setelah itu, guru menjelaskan sekilas tentang
lembaga Negara kemudian guru mengeluarkan media pembelajaran yaitu
bagan pohon yang didalamnya sudah tertulis materi-materi yang akan
diajarakan. Guru menjelaskan mulai dari akar, dimana dalam akar tersebut
terdapat tulisan UUD, kemudian guru menjelaskan kenapa UUD ada pada akar
pohon, dan seterusnya.
Guru menjelaskan materi secara berurutan. Batang yang pertama berisi
materi tentang lembaga legislatif dan penjelasannya, dalam batang tersebut
terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MPR, DPR dan DPD beserta
penjelasannya. kemudian batang kedua berisi tulisan materi tentang lembaga
eksekutif beserta pengertiannya, pada batang selanjutnya terdapat
47
ranting yang berisi tentang presiden dan wakil presiden. Batang ketiga berisi
tulisan lembaga eksekutif beserta pengertiannya, dalam batang tersebut
terdapat ranting-ranting yang berisi tentang MA,MK, dan KY.
Guru tidak akan menjelaskan materi pada batang selanjutnya sebelum
siswa benar-benar paham. Disini pendidik lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum
dimengerti siswa oleh siswa. Setelah siswa paham, guru menjelaskan pada
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical)
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: merencanakan, melakukan tindakan,
pengamatan, dan refleksi.48 Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Menurut Aqib dkk, PTK
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kenerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat.49
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik
pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari teori
Kurt Lewin. Karena dalam model tersebut dijelaskan bahwa ada empat hal
48
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV. Wacana Prima, 2007), hal.6 49
yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan kelas, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.50 Pelaksanaan penelitian
tindakan adalah proses yang terus menerus, yang meliputi hal berikut :
1. Perencanaan (planning) adalah proses menentukan program perbaikan
yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti
2. Tindakan (action) adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti
3. Observasi (observing) adalah pengamatan yang dilakuakn untuk
mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulakn informasi tentang
berbagi kekurangan yang telah dilakukan.
4. Refleksi (reflecting) adalah kegiatan menganalisis tentang hasil observasi
sehingga memunculkan program atau perencanaan baru.
Proses tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut :
50
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta : Kencana, 2009), hal 49.