Universitas Muhammadiyah Malang
www.umm.ac.id
NU Tolak Dukung Satu Parpol
Media Indonesia : Minggu, 2009-04-26 | 21:20 WIB
SURABAYA--MI:Sebanyak 98 persen dari 100 responden yang terdiri pengurus Nahdlatul Ulama (NU) dari tingkat kecamatan hingga kabupaten/kota di tiga daerah yakni Malang, Jember dan Sumenep menyatakan menolak apabila NU mendukung satu parpol.
"Itu merupakan hasil survei kami tentang hubungan NU dengan parpol, pemerintah dan pilkada/pilpres," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PWNU Jawa Timur Prof Dr M Mas'ud Said dalam orasinya pada deklarasi majelis alumni Ikatan Pelajar NU (IPNU) Jatim di Surabaya, Minggu (26/4).
Pada acara yang dihadiri Ketua Presidium Majelis Alumni IPNU Pusat Hilmy Muhammadiyah dan Mustasyar PBNU KHA Muchit Muzadi itu, ia mengatakan jawaban responden selaras dengan jawaban atas pertanyaan tentang hubungan NU dengan pemerintah dan hubungan NU dengan pilkada/pilpres.
"Ada 85 persen responden yang meminta NU menjadi mitra kritis dari pemerintah dengan mengatakan salah apabila pemerintah memang salah, dan mengatakan benar apabila memang benar," katanya.
Sedangkan respoden yang setuju NU menjadi pendukung pemerintah hanya sembilan persen, dan enam persen tidak menyebutkan peran NU yang tepat.
Menurut dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan dosen pascasarjana Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang ini, responden yang diteliti pada 2008 tersebut juga tidak memasukkan politik praktis sebagai program NU, ketika diajukan pertanyaan tentang NU sebaiknya di bawa kemana ?.
"Mayoritas responden meminta NU fokus pada perkaderan, pengembangan organisasi ke seluruh dunia, pendidikan, dakwah dan perekonomian rakyat," katanya.
Ia mengatakan tidak ada satu pun yang menghendaki politik praktis, dan hal itu sudah sesuai dengan khittah NU yang menghendaki bidang garapan NU terfokus pada masyarakat. Senada dengan itu, Mustasyar PBNU KHA Muchit Muzadi meminta majelis alumni IPNU untuk tidak memiliki agenda tersembunyi bagi kepentingan alumni IPNU, melainkan benar-benar menjadi kelompok alumni yang membangkitkan IPNU terutama di SMA-SMA.
"Jangan sampai presidium alumni IPNU menjadi pesaing bagi IPNU itu sendiri, melainkan majelis alumni IPNU hendaknya membangkitkan IPNU di SMA-SMA yang sekarang sudah dirasuki ideologi non-Aswaja. Perkaderan sejak dini mulai SMA akan bermakna penting bagi masa depan NU," katanya.
Dalam deklarasi presidium majelis alumni IPNU Jatim itu, Ketua Presidium Majelis Alumni IPNU Pusat Hilmy
Muhammadiyah melantik presidium majelis alumni IPNU Jatim yang diketuai H Muzammil Syafii (mantan Wakil Bupati Pasuruan) dengan sekretaris H Achmad Heri (caleg dari Jatim).
Kepengurusan presidium majelis alumni IPNU Jatim melibatkan sejumlah mantan pengurus IPNU Jatim yang aktif sebagai anggota dewan (DPR/DPRD), eksekutif (bupati/wakil bupati), profesional (perbankan, jurnalis dan sebagainya). (Ant/OL-03)