• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Ketika seorang anak memasuki usia pra sekolah, keterampilan sosial merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki agar anak bisa diterima oleh lingkungan, beradaptasi dan menjalin hubungan sosial dengan sebayanya. Tingkat keterampilan sosial berbeda antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini tampak pada saat memasuki lembaga pra sekolah terdapat anak-anak yang dengan mudah menjalin hubungan dengan teman baru, mau berinteraksi dengan orang dewasa (guru) dan tidak mengalami masalah ketika harus berpisah sementara dengan orangtua (ibu). Namun sebaliknya, ada pula anak-anak yang sangat sulit untuk memulai menjalin hubungan dengan teman sebayanya, tidak mau berinteraksi dengan orang dewasa lain selain orangtua dan pengasuhnya serta memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa berpisah sementara dengan pengasuh atau orangtuanya.

Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang harus dilatihkan pada anak. Dalam perkembangan dunia saat ini, kemampuan seseorang untuk menjalin sebuah hubungan sosial sangat penting. Hal ini karena banyak lini dalam kehidupan yang mengharuskan seseorang bekerja dalam tim, memiliki keterampilan untuk menjalin komunikasi yang harmonis dan

memiliki kemampuan dalam mengatasi persoalan-persoalan interpersonal.

Kemampuan-kemampuan tersebut menjadi faktor penting untuk dikembangkan pada usia kanak-kanak. Pada usia pra sekolah, anak mulai belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang-orang diluar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain. Keterampilan sosial/ social skills merupakan salah satu keterampilan yang akan membantu anak untuk beradaptasi dengan

lingkungan sosial sepanjang kehidupannya (Jalongo, 2006). Perkembangan keterampilan sosial pada anak menjadi faktor utama yang berhubungan dengan keberhasilan akademik dan sosial (Smith & Wallace, 2011).

Anak yang hubungan dengan teman sekolahnya buruk, akan cenderung untuk menampakkan pencapaian prestasi akademik yang rendah (Brodeski, 2007; Butcher, 1999). Sebaliknya anak-anak dengan level keterampilan sosial tinggi merepresentasikan individu yang

(2)

Anak-anak yang keterampilan sosialnya berkembang dengan baik akan cenderung untuk lebih perhatian, dapat bekerja lebih kooperatif dengan orang lain, bisa meminta bantuan ketika memerlukan, bertindak dengan lebih bertanggungjawab, dan menghormati sudut pandang orang lain (Elliot & Gresham, 2008).

Keterampilan sosial yang telah dapat dimiliki oleh anak usia pra sekolah antara lain adalah: menyapa, memperkenalkan diri sendiri dan orang lain dengan menyebutkan nama, berterimaksih, menjawab pertanyaan, lebih suka mengungkapkan kemarahan secara verbal daripada menggunakan kekuatan fisik, berpartisipasi dalam kelompok, bekerjasama, mendamaikan, meminta informasi dan berbagi (Gulay, Akman, Kargi, 2009). Kekurangan dalam hal keterampilan sosial tersebut apabila tidak teridentifikasi sejak awal dan tidak ada intervensi maka kemungkinan pola perilaku tersebut akan menetap hingga dewasa. salah satu alasan untuk

mengembangkan keterampilan sosial pada anak adalah karena penerimaan oleh teman sebaya bukan hanya berkorelasi dengan sikap positif di sekolah tetapi juga merupakan prediktor yang kuat terhadap kemampuan penyesuaian diri di masa dewasa (Jalongo, 2006). Dengan demikian, keterampilan sosial menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh anak usia pra sekolah karena

akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak di masa dewasa nanti.

Pencapaian keterampilan sosial pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah kelekatan, perkembangan otot dan motorik serta kemampuan kognitif dan bahasa (Mena & Eyer, 2003), tingkat sosial ekonomi, jenis kelamin, usia, karakteristik perkembangan umum, pendidikan pra sekolah dan social skill training (Gulay, Akman, Kargi, 2009; Spence ,2003). Selain itu gaya pengasuhan, pengalaman pengasuhan di rumah dan sekolah, dukungan dan arahan dari orangtua, keluarga dan guru pra sekolah, pendidikan pra sekolah juga memiliki peran penting dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak (Berg, 2011; Claessens

& Amy,2012; Mattera & Julie, 2011, Kariuki et al, 2007). Dan Erbay & Caqdas (2011) juga menyatakan bahwa keterampilan komunikasi ibu terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan interpersonal, self control, kemampuan verbal dan keterampilan mendengarkan yang kesemuanya merupakan sub dimensi dari keterampilan sosial.

(3)

kemungkinannya untuk survive. Pengasuh utama biasanya adalah ibu meskipun tidak menutup kemungkinan selain ibu yang memiliki hubungan emosional yang kuat, responsive dan orang yang mampu merawat dengan baik. Zeanah & Shah (2005) menyatakan bahwa kelekatan anak kepada pengasuhnya merupakan prediktor terhadap kemampuan adaptasi psikososial anak dimasa yang akan datang.

Anak-anak yang memiliki kelekatan aman cenderung penuh perhatian, memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, berani mengeksplorasi lingkungan, mampu berinteraksi dengan teman sebayanya dan orang dewasa lain ketika masuk usia pra sekolah (Berns, 2010). Anak dengan kelekatan aman memperoleh kenyamanan dari orangtuanya dan merasa bebas untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya (Van Londen, Juffer, van IJzendoon, 2007)

Kelekatan dan pengasuhan berkaitan dengan hubungan sebaya. Hubungan antara

kelekatan dan fungsi sosial anak telah banyak memperoleh perhatian empiris. Sebagai contoh, anak usia empat tahun dengan kelekatan aman ditemui lebih terlibat secara sosial dibandingkan dengan anak yang kelekatannya tidak aman ((Rose-Krasnor, Rubin,Booth & Coplan, 1996) dan anak usia empat tahun dengan kelekatan tidak aman ditemukan lebih agresif dan menunjukkan

sikap negatif yang lebih tinggi dalam interaksi sosial dibanding anak dengan kelekatan aman (Booth, Rose-Krasnor,& Rubin,1991).

Santrock (2007) menyatakan bahwa kelekatan yang aman pada tahun pertama akan memberikan pondasi dasar untuk perkembangan psikologis di masa yang akan datang. Bagi sebagian anak, kelekatan awal akan menentukan bagaimana fungsi mereka selanjutnya (Carlson, Sroufe & Egeland, 2004). Sebagai contoh bayi yang memiliki kelekatan aman pada usia 15 bulan akan menjadi anak yang lebih kompeten secara sosioemosional dan kognitif pada usia empat tahun dibandingkan bayi lain yang pada usia 15 bulan memiliki kelekatan yang tidak aman (insecure attachment) (Fish, 2004).

Anak-anak pada usia dua tahun dengan kelekatan yang aman akan memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki kelekatan tidak aman, mereka juga lebih sociable. Mereka lebih memiliki interaksi yang positif dengan

sebayanya dan lebih ramah sehingga mudah diterima oleh temannya (Meins, 1998; Elicker, Englund & Sroufe, 1992; Main, 1993; Fagot, 1997)

(4)

anak-anak lain dan mereka lebih menyukai untuk membentuk persahabatan yang kuat (Arend,Gove&Sroufe,1979; Elicker et al,1992; Jacobson&Wille,1986; Waters, Wippman,&Sroufe,1979; Youngblade & Blensky,1992). Mereka berinteraksi secara lebih positif dengan orangtuanya, guru-guru pra sekolah dan sebayanya serta lebih mampu menyelesaikan konflik (Elicker et al, 1992).

Bayi dengan kelekatan tidak aman, sebaliknya, seringkali memiliki masalah dikemudian hari; inhibisi pada usia 2 tahun, permusuhan dengan teman pada usia lima tahun dan kebergantungan selama usia sekolah (Calkins & Fox, 1992; Lyons-Ruth,Alpern& Repacholi, 1993; Sroufe et al,1993). Dan anak-anak dengan kelekatan yang tidak beraturan (disorganized attachment) cenderung memiliki masalah perilaku pada semua level usia sekolah dan gangguan

psikiatri pada usia 17 tahun (Carlson, 1998).

Dalam kultur barat, anak-anak dengan kelekatan aman pada masa bayi cenderung lebih independent, empati, memiliki keterampilan sosial pada usia pra sekolah jika dibandingkan dengan anak-anak yang kelekatannya tidak aman (Kestenbaum, Farber &Sroufe, 1989; Sroufe, 1993; Vaughn,Egeland,Sroufe & Waters, 1979).

(5)

i

HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Sains Psikologi

Diajukan Oleh :

Kisworini

NIM 201010440211007

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

ii

HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Sains Psikologi

Diajukan Oleh :

Kisworini

NIM 201010440211007

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(7)

iii

SURAT PERNYATAAN

T E S I S

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Kisworini

NIM 201010440211007

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari/tanggal, Selasa/13 November 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat sebagai kelengkapan

memperoleh gelar Magister di Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua :.Dr. Fattah Hanurawan, M.Si _____________________

Sekretaris : Dra. Djudiah, M.Si.Psi _____________________

Penguji I : Dr. Latipun,M.Kes _____________________

(8)

iv

HUBUNGAN KELEKATAN DAN KETERAMPILAN SOSIAL

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Yang diajukan oleh:

KISWORINI 201010440211007

Telah disetujui

pada hari/tanggal, Selasa/13 November 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Fattah Hanurawan, M.Si Dra. Djudiah, M.Si.Psi

Direktur Ketua Program Studi

Program Pascasarjana Magister Psikologi

(9)

v

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Kisworini

NIM : 201010440211007

Program Studi : Magister Psikologi Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tesis dengan judul “Hubungan Kelekatan dan Keterampilan Sosial pada Anak

Usia Pra sekolah” adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta

diproses sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Malang, 13 Nopember 2012 Yang menyatakan

(10)

vi

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kemudahan, anugerah akal dan pikiran sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis ini dengan judul Hubungan kelekatan dan keterampilan sosial pada anak usia pra sekolah.

Penyusunan Tesis ini diajukan untuk memenuhi syarat akademis dalam rangka menyelesaikan Studi S2 Program Studi Sains Psikologi di Program Pasca Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Latipun, M.Kes, selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Fattah Hanurawan, M.Si, M.Ed selaku Dosen Pembimbing I yang pertanyaan-pertanyaannya membuat penulis harus lebih banyak belajar kembali. Beliau juga yang dengan sabar memberikan arahan, bimbingan serta berbagai saran demi terselesaikannya penyusunan tesis ini.

3. Dra. Djudiah, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang di sela-sela kesibukan beliau selalu cermat dan telaten memberikan arahan kepada penulis.

4. Guru-guru dan orangtua siswa di Play Group dan TK Insan Kamil Tuban yang

telah banyak membantu terselesaikannya penelitian ini.

5. Orangtuaku, yang senantiasa memberikan do‟a dan dukungannya.

6. Suami tercinta Adji Suwito, yang telah memberikan kesempatan, dukungan, mengorbankan waktu dan tenaga sehingga penulis bisa menyelasaikan studi S2 ini.

7. Anak-anakku, Nabila Luthfiani, Nabila Shofi Rachimi dan Galih Kurnia Majid yang merelakan kebersamaan dengan ibunya demi menggapai ilmu, semoga kalian menjadi lebih bersemangat memetik ilmu untuk kemaslahatan sesama. 8. Keluarga Mujair III/16, Budhe, Pakde yang memberikan „rumah kedua‟, Mbak

(11)

vii

9. Teman-teman seangkatan, mbak Rani, mbak Santi, Mbak Rahmi, mbak Dewi,

Bu Tinna, mas Fauzi yang banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

10.Semua pihak yang karena teramat banyaknya sehingga tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, penulis ucapkan terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Semoga Allah memberikan balasan kebaikan untuk semua yang penulis sebutkan di atas. Amin

Malang, 13 Nopember 2012 Penulis

(12)
(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Karakteristik subyek penelitian

Tabel 2 : Deskripsi data kelekatan dan keterampilan sosial Tabel 3 : Hasil uji normalitas sebaran

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen penelitian

Lampiran 2 : Blue Print instrumen penelitian

Lampiran 3 : Hasil uji validitas instrumen kelekatan

Lampiran 4 : Hasil uji reliabilitas instrumen kelekatan

Lampiran 5 : Hasil uji validitas instrumen keterampilan sosial

Lampiran 6 : Hasil uji reliabilitas instrumen keterampilan sosial

Lampiran 7 :.Uji Normalitas

Lampiran 8 : Perhitungan korelasi

(15)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Arend,R., Gove,F., & Sroufe,L.A., 1979. Continuity of individual adaptation from infancy to kindergarten: a predictive study of ego resiliency and curiousity in pre schoolers. Child Development,50: 950-959.

Arshat,Z., Baharudin,R., Juhari,R., & Abu Talib,M., (2009). Relationships between

family background & family strengths with children‟s social competence,

Pertanika J.Soc.Sci.&Hum, 17(2): 205-214.

Berg,Brook., (2011), The effects of parenting style on a preschool aged childs social emotional development, The Graduate School University of Wincosin, Stout.

Berns,Roberta M.C., (2010), Child, family, school, community, socialization and support, 8thEd, Wadsworth,USA.

Booth,C.L., Rose-Krasnor,L.,& Rubin,K.H.,1991. Relating preschoolers‟ social

competence and their mothers‟ parenting behavior to early attachment security

and high risk status. Journal of social and Personal Relationship, 8:363-382.

Bowlby,John., (1969), Attachment & loss. Volume 1. Penguin Books, Great Britain

Brodeski, J. (2007). Improving social skills in young children. Degree of master of arts in teaching and leadership, Saint Xavier University Chicago, Illinois, II.

Butcher, D.A. (1999). Enhacing social skills through school social work interventions during recess: Gender differences. Social Work in Education, 21(4): 249-263.

Calkin,S.D, & Fox,N.A., (1992), The relations among infant temperament, security of attachment, and behavioral inhibition at twenty four month, Child Development.66: 129-138.

Church, K., Gottschalk, C.M., & Leddy,J.N. (2003). 20 ways to enhance social and friendship skills. Intervention in School and Clinic, 38: 307-310.

Claessens & Amy,(2012), Kindergarten child care experiences and child achievement and socioemotional skills, Early Childhood Research Quarterly, 27 (3):365-375, diakses dari http://www.eric.ed.gov pada tanggal 25 september 2012.

Elicker,J., Englund,M., Sroufe,L.A., (1992), Predicting peer competence and peer relationship in childhood from early parent-child relationship in R. Parke G.Ladd (Eds), Family-Peer relationships: Modes of linkage (pp.77-106), Hillsdale.NJ.Erlbaum

(16)

xii

Erbay, F., Arslan,E., Cagdas, A., (2011), An analysis of the effects of communication skills training provided to the mothers of six year old children on the social skills of children, US-China Education Review, ISSN 1548-6613, 8(3): 384-392.

Erickson,M., B. Egeland, Sroufe,L.A., (1985). The relationship between quality of attachment and behavior problem in preschool in a high risk sample. In I.BBretherton & E. Waters (Eds), Growing point in attachment theory and research. Monographs of the society for research in child development, 209: 147-186.

Gulay,H., Akman, B., Kargi,E., 2009. Social skill of first grade primary school students and preschool education. Education vol.131 No.3. Project innovation,Inc., diakses dari

Gresham, F.M. (2000). Assessment of Social Skills in Students with Emotional and Behavioral Disorders. Assessment for Effective Intervention; 26-51. DOI:

10.1177/073724770002600107. Diakses dari

http://aei.sagepub.com/cgi/content/abstract pada: 9 April 2012 pukul: 09.27 A.M.

Hannessdottir,D.K., (2005), Social skills among socially anxious children in Iceland, Thesis submitted to the faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University, Blackburg, Virginia Tech.

Jacobson, J.L., & Wille,D.E., (1986), The influence of attachment pattern on developmental changes in peer interaction from the toddler to the preschool period. Child Development, 57: 338-347.

Jalongo,M.R. (2006). Professional development: Social skills and young children. Early Childhood Today (scholastic), 20 (7):08-09.

Kail, Robert V.,(2006). Children and their development, 4thEd, Pearson Education,Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Kariuki,M.W., Chepchieng,M.E., Mbugua,S.N., Ngumi,O.N., (2007), Effectiveness of early childhood education programme in preparing preschool children in their social emotional competencies at the entry to primary one, Academic Journal, 2 (2): 026-031, diakses dari http://www.academic journals.org/ERR.

La Freniere,P.J., (2000), Emotional development-a biosocial perspective. Wadsworth Thompson Learning, Belmont. USA.

Lewis, M., Feiring,C., Mc Guffog,C., & Jaskir,J., (1984). Predicting psychopathology in six years old from early social relation. Child development,55:123-136.

(17)

xiii

Matson, J.L., & Ollendick, T.H. (1988). Enhancing children’s social skills. Assessment and training. New York: Psychology Practitioner Guidebooks, Pergamon Press.

Mena, J.G., & Eyer,D.W., (2003). Infants, Toddlers and Caregivers. A curriculum of respectful, responsive care and education. Mc Graw Hill. Boston.

Moore,T., 2004. Encouraging acceptance and compassion through play-Helping children learn to interact successfully in a diverse world. Early Childhood Today (scholastic),19: 36-44.

Nair,H.,& Murray,A., (2005). Predictor of attachment security in preschool children, The Journal of Genetic Psychology, 166; 245-263.

Ojala, Mikko; Talts, Leida, 2007, Preschool achievement in Finland and Estonia: Cross-cultural comparison between the cities of Helsinki and Tallinn, Scandinavian Journal of Educational Research, 51(2):205-221.

Palut, B., 2003. Social development and peer relations. New approaches to early childhood development and education. Istanbul; Morpa Publishing

Papalia,Diane E.,Olds,Sally W.,& Feldman,Ruth D., (2002), A Child World Infancy Through Adolescence, 9th Ed, Mc Graw Hill, Boston.

Richardson, R.C., Myran, S.P., & Tonelson, S. (2009). Teaching social and emotional competence in early childhood. International Journal of Special Education, 24(3): . Diakses dari http://www.mendeley.com pada: 16 Maret 2012 pukul: 11.43 A.M.

Rose-Krasnor,L., Rubin,K.H., Booth,C.L., & Coplan,R., (1996), The relation of maternal directiveness and child attachment security to social competence in pre schoolers. International Journal of Behavioral Development, 19: 309-325.

Santrock,J.W., 2007. Perkembangan anak. (Edisi kesebelas.Jilid 2). Penerbit Erlangga. Jakarta.

Shaughnessy,J.J., ZechmeisterE.B., Zechmeister,J.S., 2006. Metodologi penelitian psikologi. Edisi ketujuh. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Spence,S.H., (2003), Social skills training with children and young people: theory, evidence and practice, Child and Adolescent Mental Health. 8:84-96.

Spence,S.H., (1995). Social Skills Training: enhancing social competence for children and adolescents, Windsor,UK: The NFER-Nelson Publishing Company Ltd.

(18)

xiv

Sroufe,L.A., Carlson,E., Shulman, S.,(1993), Individuals in relationships: development from infancy through adolescence.

Van Londen,W.M., Juffer,F., Van IJzendoon,M.H., (2007), Attachment, cognitive, and motor development in adopted children; short term outcomes after international adoption. Journal of pediatric Psychology 32 (10): 1249-1258. DOI:10.1093/jpepsy/jsm062. Oxford University Press.

Van IJzendoorn,M.H.& Sagi,A (1997). Cross cultural patterns of attachment: Uiversal and Contextual dimensions dalam J.Cassidy & P.Shaver (Eds). Handbook on attachment theory and research.New York. Guilford Press.

Waters, E. (1987). Attachment Q-set (Version 3). Diakses dari http://www.johnbowlby.com pada: 16 April 2012 pukul: 12.23 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat melatih keterampilan sosial menggllnakan metode bermain eukup efektif untuk meningkatkan minat subjek usia pra sekolah yang memiliki keberbakatan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesiapan menghadapi menstruasi pertama ( menarche ) dengan kelekatan aman anak dan ibu dengan pada remaja

cenderung memodelkan dirinya sendiri sebagai pribadi yang tidak kompeten dan pengalaman dengan pengasuh utamanya memengaruhi keyakinan serta harapan anak

Anak yang mempunyai kelekatan yang aman men- jadikan orangtuanya sebagai sumber rasa ny- aman dan aman (Wahyuni dan Asra, 2014), begitu juga pada remaja, remaja yang me-

Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah Ciri-ciri Tumbuh Kembang Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak Pertumbuhan Fisik Perkembangan Motorik, Sosial dan

Dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia Pra Sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelurahan

Riwayat kehamilan juga berhubungan positif signifikan dengan kelekatan semakin baik riwayat kehamilan maka kelekatan akan semakin aman, sedangkan riwayat persalinan

Adanya pola kelekatan aman ini tentu saja sangat menguntungkan bagi anak karena mereka benar -benar berada pada situasi kondusif dan positif yang akan membantu proses