THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RATIO
AND RETURN
ON ASSET ON DIVIDEND PAYOUT RATIO
(at Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008 - 2010)
Disusun Oleh:
EKA FITRIA 21108087
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
kecilnya dividen payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Penelitian ini menggunakan faktor fundamental perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Asset (ROA) sebagai variabel independen dan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel dependen.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran variabel DER, ROA dan DPR, sedangkan verifikatif untuk mengetahui hubungan antara DER dengan DPR dan ROA dengan DPR. Untuk mengetahui pengaruh DER dan ROA terhadap DPR digunakan pengujian statistik dengan menggunakan software SPSS 15.0.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan DER dan ROA berpengaruh terhadap DPR, yaitu sebesar 24,6 % sedangkan secara parsial ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR yaitu sebesar 22,94% dan DER berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR.
iv
that the size of the dividend payout ratio will affect the investment decisions of the shareholders.
The purpose of this study was to determine the factors that affect the Dividend Payout Ratio. This study uses the fundamentals of the company. Debt to Equity Ratio (DER) and Return On Asset (ROA) as the independent variable and the Dividend Payout Ratio (DPR) as the dependent variable.
The research method used was descriptive method and verifikatif. Descriptive methods are used to determine the description about DER, ROA, and DPR variable, while verifikatif method are used to determine the relationship of DER to DPR, and ROA to DPR. To determine the influence of DER and ROA to DPR used statistical examination with using SPSS 15.0 software.
The result of research indicate that the fundamental ratio which is consist of DER and ROA are together have significant effect to DPR amounting to 24,6%. While partiality, ROA have significant effect to DPR amounting to 22,94%, but DER has no Significant effect to DPR.
vi
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On Asset terhadap Dividend Payout Ratio (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 - 2010)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk menanggulanginya. Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan agar Skripsi ini lebih baik lagi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., selaku ketua Program Studi Akuntansi. 4. Dr. Eli Suhayati S.E, M.Si., Ak. Selaku Dosen Wali.
5. Dr. Ony Widilestariningtyas, S.E.,M,Si selaku Dosen pembimbing yang penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan
vii penelitian ini.
9. Sahabat - sahabat kelas AK-2, Dani, Kartika, Kirana, Nuraini, Amellia, Fiki, Intan, Asep lalan, Dll. Sahabat Hedon Maximal Ar1v, Adit, Iman, Mutaqin, Slamet, Genda, Putri, yang senantiasa mendukung dalam penyusunan skripsi.
10. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan
dukungan yang tulus.
Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalannya yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Bandung, Juli 2012
viii PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10
ix
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Debt to Equity Ratio ... 12
2.1.2 Return on Asset ... 14
2.1.3 Dividen ... 16
2.1.3.1 Dividen Payout Ratio ... 16
2.1.3.2 Bentuk Pembayaran Dividen ... 18
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 19
2.1.4.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Debt to Equity Ratio ... 19
2.1.4.2 Pengaruh Return on Asset Terhadap Debt to Equity Ratio ... 20
2.2 Kerangka Pemikiran ... 21
2.3 Hipotesis ... 24
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 25
3.2 Metode Penelitian... 25
3.2.1 Desain Penelitian ... 26
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 30
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 34
x
3.2.5.1 Rancangan Analisis... 35
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 44
4.1.1 Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 44
4.1.2 Karakteristik Industri Manufaktur ... 47
4.1.2.1 Definisi Perusahaan Manufaktur ... 47
4.1.2.2 Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur ... 47
4.2 Analisis Deskriptif ... 54
4.2.1 Analisis Deskriptif Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Sektor Manufaktur ... 55
4.2.2 Analisis Deskriptif Return On Asset pada Perusahaan Sektor Manufaktur ... 59
4.2.3 Analisis Deskriptif Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Sektor Manufaktur ... 63
4.3 Analisis Verifikatif ... 66
4.3.1 Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio ... 66
4.3.1.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 66
xi
4.4 Analisis Verifikatif ... 79
4.4.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On Asset secara
Simultan Terhadap Dividen Payout Ratio ... 79
4.4.1.1 Pengujian Koefisien Regressi Secara Parsial ... 80
4.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Dividen Payoout Ratio 81
4.4.3 Pengaruh Return On Asset Terhadap Dividen Payoout Ratio ... 83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 85
5.2 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
xii
2.1 Paradigma Penelitian... 24
3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis... 43
Grafik Data Debt to Equity Ratio ... 58
Grafik Data Return on Asset ...62
Grafik Data Dividen Payout Ratio ... 65
Grafik Uji Heteroskedastisitas ... 68
Grafik Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ... 71
Daerah Kreteria Pengujian Autokorelasi ... 72
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada uji simultan... 80
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho pada uji Parsial ... 82
xiii
Operasionalisasi Variabel ... 31
Data Sampel ... 34
Interpretasi Koefisien Korelasi ... 38
Gambaran Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Manufaktur periode tahun 2008 - 2010 ... 56
Gambaran Data Return on Asset Perusahaan Sektor Manufaktur Periode tahun 2008 – 2010 ... 60
Gambaran Data Dividen Payout Ratio Perusahaan Sektor Manufaktur Periode tahun 2008 – 2010 ...63
4.4 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas...……….. 67
Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas... 69
Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas...70
Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi... 72
Hasil Estimasi Model Regressi... 74
Koefisien Korelasi Parsial DER dengan DPR ...;...75
Koefisien Korelasi Parsial ROA dengan DPR... 76
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ekonomi pada suatu negara dapat diukur dengan banyak
cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal
dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal (capital market)
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam
bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam aktivitas
dipasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang ditanamnya,
yaitu berupa capital gain dan dividen (Lisa dan Clara, 2009).
Selama krisis finansial global tahun 2008-2009 sektor manufaktur di
Indonesia merupakan sektor ekonomi yang paling terkena dampak buruk
dibanding sektor lainnya. Kenaikan harga komoditi primer yang menjadi bahan
baku sektor ini telah menyebabkan biaya produksi meningkat. Sementara itu
pasar ekspor yang menjadi target utama pemasaran produk manufaktur juga
mengalami kemerosotan karena negara maju yang menjadi tujuan ekspor utama
ekonominya sedang terkena dampak serius dari krisis finansial (Indonesian
Commercial Newsletter, 2010).
Dengan pulihnya ekonomi dunia dan ekonomi Indonesia di tahun 2010
yang tetap stabil dan tingkat pertumbuhannya yang relatif tinggi, maka kini
investasi mulai bergeser kembali ke sektor manufaktur. Tingginya permintaan
produksi yang lebih tinggi untuk memenuhi permintaan tersebut. Ketika pasar
lokal yang terbukti mampu tumbuh dengan sehat bagi pasar produk manufaktur
ketika terjadi krisis finansial global tahun 2008 - 2009, maka dengan membaiknya
pasar ekspor seharusnya Indonesia bisa menjadi tempat investasi yang menarik
bagi investor domestik dan asing (Indonesian Commercial Newsletter, 2010).
Keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan
kepada para pemegang saham disebut dengan kebijakan dividen (dividend policy).
Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan
yang diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih
setelah pajak dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian
lagi ditahan dalam bentuk laba ditahan (retained earnings) guna pembiayaan
investasi pada periode berikutnya (Riyanto, 1995).
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout rationya
yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar
kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para
pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.
Pertimbangan mengenai dividend payout ratio ini diduga sangat berkaitan dengan
kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka
perusahaan tersebut akan mampu menetapkan besarnya dividend payout ratio
sesuai dengan harapan pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan
kepentingan perusahaan untuk tetap sehat dan tumbuh (Lisa dan Clara, 2009).
Salah satu faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan
pembagian dividen dari laba yang dihasilkan setelah pinjaman diberikan (Brigham
dan Houston, 2001). Hal ini terjadi karena jika perusahaan menetapkan bahwa
pelunasan hutang akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus
menahan sebagian besar dari pendapatan nya untuk dan mengurangi bagian
pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen (Bambang Riyanto, 2001). Debt to
Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio
ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono 2001: 66).
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal
sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu semakin rendah
DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur
modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.
Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba
bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima
karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian
dividen (Prihantoro, 2003).
Keuntungan perusahaan merupakan faktor yang biasanya menjadi
pertimbangan direksi dalam kebijakan dividen (Ang, 1997). ROA merupakan
salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur
dikatakan bahwa Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan
pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono, 2001).
Perubahan DPR, DER, ROA dari tahun 2009 ke tahun 2010 pada beberapa
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut
ini :
Tabel 1.1
Perubahan DPR, DER dan ROA Pada Rata-rata Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI dari Tahun 2009 – 2010
No Perusahaan DPR (%) DER (x) ROA (%)
Sumber : Performance Profile IDX dan Indonesian Capital Market Directory 2009 – 2010
Dari tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa besarnya DPR yang dibagikan
oleh masing-masing perusahaan kepada pemegang saham berbeda - beda dari
Perbedaan ini terjadi karena dalam menetapkan kebijakan dividen perlu
mempertimbangkan beberapa faktor.
Pada PT Astra Otoparts, Tbk dan PT. Darya-Varia Laboratory, Tbk. tahun
2010 dapat dilihat DPR mengalami penurunan dengan diikuti penurunan DER dan
kenaikan ROA. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Bambang Riyanto (2001)
bahwa pelunasan hutang akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan
harus menahan sebagian besar dari pendapatan nya untuk dan mengurangi bagian
pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen. Hal ini dapat disebabkan karena
perusahaan ingin menambah cadangan laba ditahannya untuk kepentingan
perusahaan daripada membagikannya sebagai dividen, sehingga walaupun ROA
meningkat, perusahaan tetap tidak menaikkan Dividen payout rationya. Padahal
menurut pendapat Sartono (2001) bahwa Semakin tinggi Return on Assets (ROA)
maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak. Hal ini pun terjadi
pada PT. Astra Internasional, Tbk. Penurunan DPR diikuti dengan kenaikan DER
dan kenaikan ROA.
Dibandingkan dengan PT. Unilever dan PT. Sumi Indo Kabel, Tbk. DPR
meningkat diikuti dengan DER yang meningkat dan ROA yang menurun. Hal ini
pun berbeda dengan pendapat Bambang Riyanto (2001) bahwa pelunasan hutang
akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian
besar dari pendapatan nya untuk dan mengurangi bagian pendapatan yang
dibayarkan sebagai dividen. Ini dapat disebabkan karena Perusahaan membayar
dividen dengan dana yang berasal laba ditahan dengan tujuan dapat menarik para
meningkat dan ROA yang menurun, perusahaan tetap dapat menaikkan dividen
payout rationya. Hal ini pun terjadi pada PT. Lion Metal Works, Tbk. Dan PT.
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk dengan DPR yang meningkat, DER yang
menurun dan ROA yang meningkat.
Berbagai penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend
payout ratio di bursa efek Indonesia telah banyak dilakukan oleh para peneliti.
Penelitian tersebut antara lain Prihantoro (2003) dengan judul Estimasi Pengaruh
Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap Dividen Pyout
Ratio.
Lisa Marlina dan Clara Danice (2009) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Cash position, Debt To Equity Ratio dan Return On Assets terhadap
Dividen Payout Ratio. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Return On Assets
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Dari fenomena yang dijelaskan di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang dividen. Penelitian ini menggunakan variabel
Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel dependen kemudian Debt to
Equity Ratio (DER) dan Return on Asset (ROA) sebagai variabel Independen,
dengan judul “ Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On Asset terhadap
Dividend Payout Ratio (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah pada
penelitian ini sebagai berikut :
1. Pada tahun 2010 Dividen Payout Ratio PT. Astra Otoparts, Tbk., PT.
Darya-Varia, Tbk. dan PT. Astra Internasional, Tbk mengalami
penurunan, penurunan Dividen Payout Ratio ini dapat disebabkan karena
pada saat perusahaan memperoleh laba, manajemen perusahaan memilih
untuk menggunakan laba tersebut sebagai laba ditahan.
2. Pada tahun 2010 Dividen Payout Ratio PT. Unilever, Tbk., PT. Sumi Indo
Kabel, Tbk. . Lion Metal Works, Tbk. Dan PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,
Tbk. mengalami kenaikan diikuti dengan Return on Asset yang menurun.
Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan membagikan dividen yang
dananya berasal dari laba ditahan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Manufaktur.
2. Bagaimana Return On Asset pada Perusahaan Manufaktur.
3. Bagaimana Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur.
4. Seberapa besar Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On Asset
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On Asset terhadap Dividen Payout
Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 - 2010
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Debt to Equity Ratio pada perusahaan manufaktur.
2. Untuk mengetahui Return On Asset pada perusahaan manufaktur.
3. Untuk mengetahui Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur.
4. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Debt to Equity Ratio dan
Return On Asset terhadap Dividen Payout Ratio baik secara simultan
maupun parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Kegunaan Akademis 1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
debt to equity ratio dan return on asset tersebut terhadap dividen
payout ratio sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
yang lebih mendalam mengenai kebijakan menentukan pembayaran
2. Bagi pengembangan ilmu Akuntansi
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih terkait materi-materi di
dalam mata kuliah akuntansi keuangan khususnya teori portofolio
dan analisis investasi mengenai Debt to Equity Ratio, Return On
Assets dan Dividend Payout Ratio.
1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan dividen (dividend payout ratio). Perhitungan kuantitatif
diharapkan dapat menunjukkan pengaruh debt to equity ratio dan
return on asset tersebut terhadap dividend payout ratio sehingga
bagian keuangan yang berkompeten dalam masalah ini dapat
mengambil keputusan dalam menentukan pembayaran dividen.
2. Bagi Investor
Bagi Investor diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal
(khususnya Instrumen saham). Dengan menganalisis pengaruh debtto
equity ratio dan return on asset tersebut terhadap dividen payout
1.5 Lokasi dan waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Data diperoleh dengan mengambil data sekunder yang didapat melalui
situs resmi Bursa Efek Indonesia yang beralamatkan www.idx.co.id.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Februari
2012 sampai dengan Agustus 2012. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai
ketahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian. Secara lebih rinci waktu penelitian
12 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio masuk di dalam rasio Leverage atau Solvabilitas,
rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga disebut
dengan rasio pengungkit (Leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam
meminjam uang (Darsono dan Ashari, 2010:54-55).
Pengertian Debt to Equity Ratio Menurut Agus Sartono (2001) adalah
sebagai berikut :
“ Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengindikasi
besarnya dana, yaitu modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang”.
Sedangkan menurut Robert Ang (1997) adalah sebagai berikut :
“Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengindikasi
besarnya dana dalam mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap
total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.
Darsono dan Ashari menambahkan jika Debt to Equity Ratio ini
menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar
kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
Rumus untuk menghitung DER sebagai berikut :
DER =
�
100 %
Sumber : Sofyan Syafri Harahap (2009:104)
Total Debt atau Total Utang yang dimaksud dalam rumus perhitungan di
atas adalah seluruh total utang perusahaan baik utang jangka pendek maupun
utang jangka panjang dalam satu periode akuntansi. Semakin tinggi Debt to
Equity Ratio (DER) ini semakin menunjukkan perusahaan semakin berisiko.
semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio (Prihantoro, 2003).
2.1.2 Return On Asset (ROA)
Return on Assets sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno, 2000:266)
Pengertian Return on Asset menurut Dendawijaya (2003: 120) adalah sebagai berikut :
“Return on Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset”.
Sedangkan perngertian Return on Asset menurut Sartono (2001) adalah sebagai berikut :
“Return on Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak”.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Return On Asset merupakan rasio yang diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total aset perusahaanya.
Rumus untuk menghitung ROA sebagai berikut :
ROA =
� � � ��
x 100%
Sumber : Agus Sartono, 2002
Kedua indikator yang digunakan untuk mengukur ROA tersebut (Laba bersih sebelum pajak dan total Asset) terlihat dalam laporan keuangan tahunan, dimana besarnya Laba bersih sebelum pajak diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan total asset pada perusahaan terlihat dalam laporan neraca (sisiaktiva/ asset).
Adapun kelebihan dari Return On Assets, Syamsuddin (2002 : 58) yaitu : 1. Selain berguna sebagai alat kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.
2. Sebagai alat untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat dihitung profitabilitas masing-masing produk.
2.1.3 Dividen
Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan
kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain
diperoleh dari selisih harga jual dan beli saham. Sedangkan dividen adalah
pembagian keuntungan perusahaan.
Menurut Tangkisilan dan Hessel (2003:227)
“Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para
pemegang saham (pemilik modal sendiri,equity).”
Sedangkan menurut Rusdin (2006:73) dividen adalah:
“Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham.”
Sehingga dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah
bagian keuntungan bersih setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.
Karena dividen merupakan salah satu potensi keuntungan dari investasi melalui
saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan
dividen yang akan diterapkan dalam rangka menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam bentuk kepemilikan saham.
2.1.3.1 Dividend Payout Ratio (DPR)
Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan
kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain
diperoleh dari selisih harga jual dan beli saham. Sedangkan dividen adalah
Pengertian Dividend payout ratio (DPR) menurut Robert Ang (1997) adalah sebagai berikut :
“Dividend payout ratio (DPR) merupakan rasio antara dividend per share
dengan earning per share. DPR mencerminkan kebijakan dividen dari manajemen mengenai besarnya dividen yang harus dibagikan kepada pemegang saham”.
Sedangkan pengertian Dividend payout ratio (DPR) menurut Keown (2005) adalah sebagai berikut :
“Dividen payout ratio (DPR) adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar saham”.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Dividen Payout Ratio (DPR) jumlah dividen yang dibayarkan relatif dengan rasio antara dividen per share dengan Earning per share yang mencerminkan kebijakan dividen dari manajemen.
Rumus untuk menghitung DPR sebagai berikut :
DPR =
��� � � �� � ��� � ����� � � �ℎ �Sumber : Lukas Setia Atmaja, 2003
Dividend payout ratio diukur dengan membandingkan dividen kas per lembar sahamterhadap laba yang diperoleh per lembar saham.
sudah merencanakan dengan menetapkan target Dividend Payout Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak.
2.1.3.2 Bentuk Pembayaran Dividen
Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada pemegang saham. Ada beberapa Bentuk pembayaran dividen yang dapat dipilih sebagai alternatif dividen payout ratio perusahaan, yaitu :
Bentuk - bentuk pembayaran dividen menurut Abdul Halim (2003:89) ada tiga bentuk yaitu:
1. “Dividen dalam jumlah rupiah stabil. 2. Dividen dalam rasio pembayaran konstan.
3.Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra.”
Adapun penjelasan dari bentuk-bentuk pembayaran dividen adalah: 1. Dividen dalam jumlah rupiah stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan pembayaran dividen yang stabil, artinya
jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunya relative tetap
selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan perlembar saham per
tahunnya berfluktuasi.Dengan adanya pembayaran dividen yang stabil ini dapat
memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang stabil dimasa mendatang. Dengan demikian , manajemen dapat
mempengaruhi harapan para investor dengan melalui kebijakan dividen yang
stabil. Disamping itu banyak pemegang saham hidupnya dari pendapatan yang
diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai
2. Dividen dalam rasio pembayaran konstan
Beberapa perusahaan melakukan pembayaran dividen berdasarkan persentase
tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan
berakibat jumlah dividen dalam rupiah akan berfluktuasi. Kebijakan ini tidak akan
memaksimumkan nilai saham perusahaan, karena pasar tidak dapat mengandalkan
kebijakan ini untuk memberi informasi tentang perusahaan di masa mendatang.
3. Dividen tetap rendah ditambah dividen ekstra
Pembayaran dividen ini hanya merupakan modifikasi dari pembayaran dividen dalam jumlah rupiah stabil dan dividen lam rasio pembayaran konstan. Kebijakan ini memberi fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan penanam modal sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya dividen mereka. Apabila laba perusahaan sangat berfluktuasi, kebijakan ini merupakan pilihan terbaik.
2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian
2.1.4.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividen Payout Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukurtingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan (Robert Ang, 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhikewajibannya.
pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanyasebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen(Riyanto 2001:267).
Prihantoro (2003) menyatakan bahwa debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
Berdasarkan pernyataan tersebut, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio.
2.1.4.2 Pengaruh Return on Asset terhadap Dividen Payout Ratio
Mondigliani-Miller (1961) menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang, berdasarkan teori tersebut menunjukkanbahwa penghasilan yang tinggi melalui asset yang dimiliki yang tercermin dalam return on Asset (ROA) menunjukkan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen yang tercermin dalam dividend payout ratio (DPR). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001 : 122) yang menyatakan semakin tinggi Return On Asset maka kemungkinan pembagian Dividen semakin besar.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan semakin besar
keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan membayar Dividen.
Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Clara (2009) menunjukkan bahwa
2.2 Kerangka Pemikiran
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo dari
lebih satu tahun. Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan
dari investasi yang ditanamnya, yaitu berupa capital gain dan dividen. Keputusan
untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para
pemegang saham disebut dengan kebijakan dividen (dividend policy).
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal.
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana
semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan (Sartono 2001: 66).
Berdasarkan penelitian Prihantoro (2003) menyatakan bahwa Debt to
Equity Ratio (DER) secara parsial memiliki hubungan yang negatif signifikan dan
memiliki pengaruh yang dominan terhadap Dividen Payout Ratio.
Berdasarkan penelitian Sutrisno menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Berdasarkan penelitian Abdul Kadir (2010) Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan credit agencies go public di
Bursa efek Indonesia.
tercermin dalam dividend payout ratio (DPR). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001 : 122) yang menyatakan semakin tinggi Return On
Asset maka kemungkinan pembagian Dividen semakin besar.
Berdasarkan Penelitian Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) Variabel Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).
Berdasarkan Penelitian Hakim Murni (2004) secara parsial Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio.
Berdasarkan dari kerangka pemikiran diatas bahwa Debt to Equity Ratio
dan Return On Asset berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
Lisa dan Clara, 2009
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian Debt to Equity
Ratio (DER)
Return On Asset (ROA)
Tabel 2.1 secara parsial memiliki hubungan yang negatif signifikan dan memiliki pengaruh yang dominan terhadap Dividen Payout Ratio. mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
Dividen Payout Ratio (DPR).
Jurnal Manajemen Bisnis Volume 2, Nomor 1 Januari 2009 ISSN: 1978−8339
3. Sutrisno Analisis Faktor-faktor yang terhadap Dividend Payout Ratio
In partial, independent variables of ROA significantly influenced DPR
Jurnal Widya Ekonomika No. 1 Vol.6 Juni 2004 ISSN: 0251-2800
5. Abdul Kadir Analisis Faktor-faktor yang terhadap Dividen Payout Ratio
Jurnal Manajemen analysis showed profitability,
Keuangan liquidity, debt policy, institutional ownership, growth, and firm size simultaneously influential to dividend payout ratio
7. Yuli Soesetio Pengaruh Perubahan Return On Assets,
The Change of Return on Asset (X1), The Change of Debt to Equity Ratio (X2), were able to explain dependent variable of the change Dividend Payout
the debt policy, ROA, and firm size influence policy of
Hipotesis menurut Sugiyono (2001:39) adalah sebagai berikut:
“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian.”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
“ Debt to Equity Ratio dan Return On Asset berperngaruh terhadap
25 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) menerangkan bahwa: “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio
dan Return On Asset sebagai variabel bebas dan Dividen Payout Ratio sebagai
variabel terikat. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2008 - 2010.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan metode
verifikatif. Menurut Sugiyono (2005:21) :
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
Metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:
“ Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan
telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan regresi
berganda.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian dilakukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan
baik dan sistematis. Desain penelitian merupakan hal yang penting karena dapat
dijadikan pedoman dalam memlakukan penelitian. Desain Penelitian menurut
Moh. Nazir (2003:84) adalah:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian.”
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30)
adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
Berikut ini penjelasan mengenai langkah-langkah desain penelitian :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa apabila DER pada suatu perusahaan
tinggi maka kemampuan memberikan dividen akan menurun, dan jika ROA
pada suatu perusahaan tinggi maka kemampuan perusahaan dalam
membagikan dividen pun akan tinggi atau sebaliknya, tetapi pada
kenyataannya tidak selalu begitu. Maka judul dari penelitian ini adalah
pengaruh Debt to Equity (DER) dan Return On Asset (ROA) terhadap
Dividen Payout Ratio (DPR).
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi Dividen Payout Ratio (DPR).
Dalam penelitian ini yang diambil adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan
Return On Asset (ROA)
3. Menetapkan rumusan masalah.
Dalam penelitian ini rumusan masalahnya yaitu seberapa besar pengaruh
Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Asset (ROA) terhadap Dividen
Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan manufaktur.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu ingin menganalisis seberapa
besar pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Asset (ROA)
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio dan Return On
Asset berperngaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio
dan Return On Asset, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah
Dividen Payout Ratio.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu Laporan Keuangan
Tahunan Perusahaan Manufaktur tahun 2008 - 2010, teknik penentuan data
terdiri dari populasi dan sampel. Populasinya adalah Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur periode tahun 2008 – 2010 dan Sampelnya adalah
Laporan Keuangan 17 perusahaan manufaktur Periode tahun 2008 – 2010.
Dengan teknik pengumpulan data di dapat dari dokumentasi dan studi
kepustakaan.
8. Melakukan analisis data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif
(metode deskriptif) dan analisis kuantitatif (metode verifikatif).
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan
indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini.
Variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, maka yang menjadi variabel bebas yaitu
Debt to Equity Ratio dan Return On Asset. Menurut Agus Sartono Debt to Equity
Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengindikasi besarnya dana, yaitu
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Menurut Sartono Return
on Asset merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data
Jenis data dibagi kedalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Menurut Andi Supangat (2007: 2) data primer adalah:
“Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang
diteliti baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi
yang mengolah data untuk keperluan dirinya sendiri.”
2. Data Sekunder
Menurut Andi Supangat (2007: 2) data sekunder adalah:
“Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan pihak kedua baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya umtuk keperluan peelitian dari para pengguna.”
Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka sumber data dalam penelitian
ini adalah sumber data sekunder berupa laporan keuangan Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 - 2010 yang diperoleh
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009:80), menyatakan bahwa populasi adalah sebagai
berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2008 – 2010 yaitu sebanyak 117 Perusahaan.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2009:81), menyatakan bahwa sampel adalah sebagai
berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008 – 2010.
2. Perusahaan mengalami keuntungan (profit) pada periode pengamatan.
Berdasarkan Kriteria tersebut maka telah ditetapkan sampel sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data Sampel
No. Perusahaan
1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. (INTP)
2. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) 3. PT. Semen Gresik, Tbk. (SMGR)
4. PT. Sumi Indo Kabel, Tbk. (IKBI) 5. PT. Lion, Tbk. (LION)
6. PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) 7. PT. Tjiwi Kimia, Tbk. (TKIM) 8. PT. Astra Internasional Tbk. (ASII) 9. PT. Selamat Sempurna, Tbk. (SMSM) 10. PT. Astra Otoparts, Tbk. (AUTO)
11. PT. Darya-Varia Laboratory, Tbk. (DVLA) 12. PT. Delta Djakarta, Tbk. (DLTA)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini merupakan cara-cara untuk mendapatkan
data yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Teknik
pengumpulan data dapat diperoleh dengan cara:
1. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
terdapat pada perusahaan khususnya yaitu laporan keuangan perusahaan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data berupa teori-teori
yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian. Data tersebut dapat
diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang telah diperoleh. Peneliti melakukan analisa terhadap data
yang telah diperoleh dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2009:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi,
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2009:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut : “Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistic.
Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan
inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan
statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila
penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil
analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data
dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang,
piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian
merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data
yang telah disajikan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah:
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat(2007:352) yaitu:
“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu
garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa
sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu
berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan seberapa besar Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan
(naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai
indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan
variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2009:192)
Ket :
Y = variabel terikat (Dividend Payout Ratio) a = bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas X1 (Debt to Equity Ratio) X2 = variabel bebas X2 (Return On Asset) b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi
(hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan
hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan
antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis
regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur
kekuatan asosiasi (hubungan).
Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati (2011:49),
pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan
antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi
Pearson dengan rumus :
r = n( ∑ XiYi ) –( ∑ Xi )( ∑ Y )
√ { n ( ∑ Xi2 ) –( ∑ Xi)2} { n ( ∑ Yi2 ) –( ∑ Yi)2 }
Sumber : Umi Narimawati (2010:50)
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel
kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y
turun atau sebaliknya).
b. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara
variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
c. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (Kd) digunakan untuk melihat
seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel
dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kd = (r)2 x 100 %
Umi Narimawati (2010:50) Dimana:
d = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut :
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi
berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada
tingkat signifikansi tertentu:.
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan
sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah
yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara
tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
1. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara
simultan terhadap variable terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
F = (n-k-1)R2/Y.X… K(1-R2/Y.X…)
Sumber :Umi Narimawati (2010:50)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas
secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini
dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai
F-kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance
(ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung > Fkritis,
maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variable bebas tidak
dapat menjelaskan perubahan nilai variable terikat ditolak dan sebaliknya.
b. Hipotesis
H0 ; ρ = 0, Secara simultan Debt to Equity Ratio dan Return On Asset tidak
berperngaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan Debt to Equity Ratio dan Return On Asset
berperngaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
c. Kriteria Pengujian
2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variable terikat.
a. Rumus Uji t adalah
thitung = r √n-2
√1-r2 Sumber : Sugiyono, 2008 Ket:
t : nilai uji t
r : koefisien korelasi n : jumlah sampel
b. hipotesisnya sebagai berikut :
H02 . β = 0, Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
Ha2 . β ≠ 0, Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
H03 . β = 0, Return On Asset tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
Ha3 . β≠ 0, Return On Asset berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
c. Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut:
H0 ditolak apabila thitung < ttabel(α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,
a) Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
Sumber : Andi Supangat (2007:295) Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
3. Pengujian Asumsi Klasik
Setelah hasil regresi diperoleh dan selanjutnya dilakukan pengujian asumsi
klasik untuk mengevaluasi kelayakan hasil regresi yaitu :
1. Uji Normalitas
Digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat untuk setiap nilai
variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error (є) yang berdistribusi normal. Model
regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian statistik. Pengujian
program spss. Menurut Singgih Santoso (2002:393), dasar pengambilan keputusan
bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance) adalah:
A. Jika Probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model adalah normal.
B. Jika Probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model tidak berdistribusi
secara normal.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik normal
Probability Plots dalam program SPSS.
A. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
B. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil
pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan pada hasil criteria yang telah
dijelaskan di atas, juga dari teori-teori yang mendukung objek dari masalah yang
85 5.1 Simpulan
Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai Pengaruh Debt to
Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada
Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2008 - 2010, maka penulis dalam bab ini akan mencoba menarik suatu
kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis
kemukakan dalam bab sebelumnya.
1. Hasil analisis deskripsi memperlihatkan bahwa Debt to Equity Ratio
Perusahaan sektor manufaktur fluktuatif dan cenderung menurun. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur memiliki proporsi hutang yang
kecil dan perusahaan manufaktur lebih menyukai pembiayaan dengan
modalnya daripada menggunakan dana dari pihak luar.
2. Hasil analisis deskripsi memperlihatkan bahwa Return On Asset Perusahaan
Manufaktur bernilai positif yang berarti perusahaan tidak mengalami
kerugian. Return on asset perusahaan manufaktur fluktuatif dan cenderung
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa laba perusahaan manufaktur
meningkat diiringi oleh peningkatan asetnya.
3. Hasil analisis deskripsi memperlihatkan bahwa Dividen payout ratio
Perusahaan Manufaktur cenderung mengalami kenaikan. Hal ini
4. Hasil analisis regresi memperlihatkan antara Debt to Equity Ratio dengan
Dividen Payout Ratio terdapat hubungan yang berbanding terbalik (negatif)
dimana apabila Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan pada saat Return
On Asset tidak mengalami perubahan, maka Dividen Payout Ratio akan
mengalami penurunan. Berdasarkan hasil penghitungan nilai statistik uji t
secara parsial Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap Dividen
Payout Ratio pada Perusahaan sektor manufaktur. Hal ini menunjukkan hasil
penelitian Debt to Equity Ratio terhadap Dividen Payout Ratio tidak dapat
digeneralisasikan/ diberlakukan umum pada anggota populasi secara
keseluruhan sehingga variabel Debt to Equity Ratio ini tidak dapat digunakan
untuk memprediksi Dividen Payout Ratio.
5. Hasil analisis regresi memperlihatkan antara Return On Asset dengan Dividen
Payout Ratio terdapat hubungan yang berbanding lurus (positif) dimana
apabila Return On Asset mengalami kenaikan pada saat Debt to Equity Ratio
tidak mengalami perubahan, maka Dividen Payout Ratio akan mengalami
kenaikan. Berdasarkan hasil penghitungan nilai statistik uji t secara parsial
Return On Asset memiliki pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio. Hal ini
menunjukkan hasil penelitian Return On Asset terhadap Dividen Payout Ratio
dapat digeneralisasikan/ diberlakukan umum pada anggota populasi secara
keseluruhan sehingga variabel Return On Asset ini dapat digunakan untuk
6. Hasil analisis regresi memperlihatkan secara simultan atau bersama-sama
Debt to Equity Ratio dan Return On Asset memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Dividen Payout Ratio. Dengan nilai korelasi positif yang berarti jika
semakin besar Debt to Equity Ratio dan Return On Asset maka Dividen
Payout Ratio akan tinggi. Dengan hasil yang signifikan, hasil penelitian ini
dapat digeneralisasikan pada anggota populai serta Debt to Equity Ratio dan
Return On Asset dapat digunakan oleh manajer untuk memprediksi Dividen
Payout Ratio.
5.2 Saran
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang
Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Dividen Payout
Ratio, maka penulis akan memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan Sektor Manufaktur
Bagi Perusahaan sektor manufaktur sebaiknya mempertahankan proporsi
hutang yang kecil dan pembiayaan dengan modalnya sendiri daripada
menggunakan dana dari pihak luar, bila memang perusahaan tidak terlalu
membutuhkan dana dari pihak luar. Hal tersebut sesuai dengan pecking order
theory yang menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing
(pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan) daripada
pendanaan dari luar.
dipertahankan dengan cara memanfaatkan asset yang dimiliki oleh setiap perusahaan untuk menghasilkan laba agar kemampuan perusahaan dalam membayar dividen tetap terjaga.
2. Bagi Investor
Dalam berinvestasi, Investor harus melakukan analisa pada faktor - faktor lain
untuk meminimalisasi risiko investasinya selain Debt to equity ratio dan
Return on asset, yang dimana Debt to equity ratio ini tidak berpengaruh
terhadap Dividen payout Ratio tidak bisa menjadi acuan bagi investor dalam
mengharapkan dividen yang maksimal, di mana dalam pemberian dividend
ini setiap perusahan tidak hanya melihat dari kondisi keadaan setiap
perusahan tetapi ada faktor-faktor lain dari manajemen perusahan yang bisa
mempengaruhi pemberian dividen yang akan di berikan kepada para investor.
Sehingga investor bisa menilai dalam berinvestasi untuk memperoleh
keutungan yang maksimal melalui dividen.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Faktor - faktor yang mempengaruhi dividen payout ratio pada penelitian ini hanya terbatas pada informasi-informasi internal masing-masing perusahaan yang
berdasarkan laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, disarankan agar penelitian
selanjutnya juga menggunakan informasi internal lainnya dan informasi eksternal
perusahan yang menyangkut kondisi makro ekonomi misalnya seperti tingkat inflasi,
89
Abdul Kadir. 2010. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan dividen pada perusahaan credit agencies go public di Bursa efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi April 2010 Volume 11 Nomor 1.
Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi (4th ed). Yogyakarta. Bpfe.
Andi Supangat. (2007). Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana
Darsono & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Dwi R. Halldayani, Bambang Hadinugroho . (2009). “Analisis Pengaruh Kepemillkan Manajerial, Kebijakan Hutang, Roa, Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen”. Fokus Manajerial Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan No. 1 Vol.7 March 2009 ISSN 1693-3508.
Hakim Murni. 2004. “Pengaruh CP, ROA, DER dan GP terhadap Rasio
Pembayaran Dividen”. Jurnal Widya Ekonomika No. 1 Vol.6 Juni 2004 ISSN: 0251-2800
Husein Umar. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha ilmu.
Lisa Marlina dan Clara Danica. (2009). “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Manajemen Bisnis Volume 2, Nomor 1 Januari 2009 ISSN: 1978−8339
Lukas Setia Atmaja. 2008. “Teori dan Praktik Manajemen Keuangan”. Yogyakarta : Andi