(The Research Tax Office Majalaya) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Studi Akuntansi Strata-1
Universitas Komputer Indonesia
Disusun oleh:
Nama : Nurhadi Eka Mulyanto
Nim : 21110225
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
MOTTO
ABSTRAK ... i
ABSRTACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6
1.2.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 8
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 9
vii
2.1.1.1 Pengertian Self Assessment System ... 11
2.1.1.2 Indikator Self Assessment System ... 12
2.1.2 Sosialisasi Perpajakan ... 13
2.1.2.1 Pengertian Sosialisasi Perpajakan ... 13
2.1.2.3 Indikator Sosialisasi Perpajakan ... 14
2.1.3 Kepatuhan Wajib Pajak ... 15
2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan wajib pajak ... 15
2.1.3.2 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak ... 16
2.2 Kerangka Pemikiran ... 17
2.2.1 Pengaruh Self Assessment System terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .. 19
2.2.2 Pengaruh Sosialisasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 19
2.2.4 Penelitian Terdahulu ... 21
2.3 Hipotesis ... 24
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Objek Penelitian ... 25
3.2 Metode penelitian ... 25
3.2.1Desain Penelitian ... 26
3.3Operasionalisasi Variabel ... 39
3.4 Alat ukur pengujian ... 32
3.4.1 Uji Validitas ... 32
viii
3.5.2 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ... 37
3.6.1 Populasi ... 37
3.6.2 Penarikan Sampel... 37
3.7 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 38
3.7.1 Rancangan Analisis ... 38
3.7.2 Pengujian Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1Hasil penelitian ... 54
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya ... 54
4.1.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya . 54 4.1.1.2 Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya ... 57
4.1.1.3 Uraian Tugas (Job Description) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya ... 58
4.1.1.4 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya . 60 4.1.2 Analisis Validitas dan Reabilitas ... 61
4.1.2.1 Hasil Pengujian Validitas ... 61
4.1.2.2 Hasil Pengujian Reabilitas ... 63
4.1.3 Analisis Deskriftif ... 64
4.1.3.1 Analisis Karakteristik Responden... 64
ix
4.1.4 Analisis Verifikatif ... 80
4.1.4.1 Pengaruh Self Assessment System dan Sosisalisasi perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 80
4.1.4.2 Pengujian Hipotesis ... 88
4.2 Pembahasan ... 92
4.2.1 Pengaruh Self Assessment System terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .. 92
4.2.2 Pengaruh Sosialisasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 94
4.2.3 Pengaruh Self Assessment System dan Sosialisasi perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
LAMPIRAN ... 102
100
Anandita Budi Suryana. 2012.Mengerek Kepatuhan Wajib Pajak. www.pajak.go.id
Ern Chen Loo, Margaret McKerchar and Ann Hansford. 2010. FINDINGS ON THE IMPACT OF SELFASSESSMENT ON THE COMPLIANCEBEHAVIOUR OF INDIVIDUALTAXPAYERS IN MALAYSIA.
Eko Sentianto. 2010. Pengaruh sosialisasi perpajakan dan pelaksanaan self assessment system terhadap tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cilandak.
Erwin Harinudin. 2009. Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak. BadanBisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi.hlm. 96-104 Volume 16.
Fajar Budiman dan Nia Anggrie Pratiwi. 2011. 79 Masalah Pajak Pribadi dan Solusinya. Depok: Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Group)
John Hutagaol, 2007. Perpajakan: Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. Joko Susanto. 2011. Mencermati Kepatuhan Pajak. www.pajak.go.id
Listiana Andyastuti, Topowijono dan Achmad Husaini. 2013. Pengaruh penyuluhan, pelayanan, pemeriksaan, dan sanksi Terhadap kepatuhan penyampaian surat Pemberitahuan tahunan orang pribadi. Fakultas Imu Administrasi
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
Oktaviane L. Winerungan. 2013. SOSIALISASI PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAPKEPATUHAN WPOP DI KPP MANADO DAN KPP BITUNG. Jurnal EMBAVol.1 No.3, Hal. 960-970.
Sadhani D. 2004. Peran serta Akuntan dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Makalah disampaikan pada Konggres Nasional Ikatan Akuntan Indonesia V. Yogyakarta
Siti Kurnia Rahayu. 2010, PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA.
Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Surya Manurung. 2013. Komplesitas Kepatuhan Pajak. www.pajak.go.id
Tapan K. Sarker. 2003. Improving Tax Compliance in Developing Countries via Self Assessment Systems What Could Bangladesh Learn from Japan? AISA-PACIFIC TAX BULLETIN Vol. 9, No. 6.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta. Penerbit Genesis.
Yuliani Arum. 2011. Pengaruh self assessment system dan penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.
Yulianto. 2009. Pengaruh Implementasi Kebijakan Self Assessment system pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Propinsi Lampung. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 1.
Yuniasih. 2010. Pengaruh penerapan self assessment system terhadap kepatuhan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cilandak. Universitas Pembangunan Nasional.
___________. Keputusan Direktorat Jenderal Pajak SE - 22/PJ./2007. Tentang Penyeragaman Sosialisasi Perpajakan bagi Masyarakat. Direktur Jenderal Pajak
Assalamu’allaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas
berkat, rahmat, dan
sehingga penulis mampu menyelesaikan
SELF ASSESSMENT SYSTEM
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Adapun tujuan dari p
untuk menempuh jenjang
Indonesia Bandung.
Penulis menyadari dalam penulisan
kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki,
penulis mengharapkan kritik dan saran yan
Selain itu penulis menyadari bahwa
adanya bimbingan, dorongan, nasi
oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan
kasih kepada semua yang telah membantu penulis,
selesai tepat pada waktunya.
iii Assalamu’allaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas
berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,
sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul
SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menempuh jenjang SI Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer
lis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih
kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bimbingan, dorongan, nasihat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan
kasih kepada semua yang telah membantu penulis, sehingga Skripsi
selesai tepat pada waktunya.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas
Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis,
“PENGARUH
DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN
enelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
ersitas Komputer
banyak terdapat
kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu
g membangun dari berbagai pihak.
ini tidak akan terwujud tanpa
hat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima
1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini,SE.,Spec.,Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia dan Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan
sabar membimbing penulis.
4. Inta Budi Setya Nusa SE.,M Ak selaku wali dosen AK-5.
5. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia.
6. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
7. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, kupanjatkan doa, semoga segala bantuan dan
dorongan yang telah diberikan akan mendapat balasan dan pahala yang
berlipat ganda dari Allah S.W.T.
8. Sahabat, Bonus, Danang, Dendi, Herdy, Lina, Oki, Onnya, Panca, Wika yang
telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis.
9. Seluruh teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada
penulis.
10. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak
terselesaikannya laporan ini. Semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Dan semoga Allah SWT
selalu memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Juli 2014
DATA PRIBADI
Nama : Nurhadi Eka Mulyanto Nim : 21110225
Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 10 Desember 1991 Agama : Islam
Alamat : Blok Cibiuk Gg. Tanjung 6 RT/RW 06/14 Melong. Cimahi Selatan
Email : bobz.gila@yahoo.co.id Telp. : 082126232404
DATA PENDIDIKAN Pendidikan Formal
1. Tahun 1996 – 1997 : TK Handayani 2. Tahun 1997 – 2003 : SD Bojong 1
3. Tahun 2003 – 2006 : SMP Negeri 39 Bandung 4. Tahun 2006 – 2009 : SMA YWKA BAndung
25 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Menurut Sugiyono (2012:41), bahwa:
“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.”
Objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010:29)
adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Objek dalam penelitian ini adalah self assessment system, Sosialisasi
perpajakan dan kepatuhan wajib pajak.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode
verifikatif.
Menurut Sugiyono (2010:29) menjelaskan bahwa:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
Metode deskriptif digunakan untuk mengambarkan rumusan masalah ke
satu dan ke dua. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan
masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut
akan di kumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori
yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
Sedangkan menurut Mashuri (2009:45) menjelaskan bahwa:
“Metode verifikatif adalah memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel
X1 dan X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan
pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2010:30) mendefinisikan desain penelitian
adalah sebagai berikut:
“Desain digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian,
sehingga desain penelitian merupakan rancangan yang sangat diperlukan
dalam melakukan suatu penelitian.”
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30)
sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan;
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data;
8. Melakukan analisis data;
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain
pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian ini
permasalahan yang terjadi difokuskan pada kepatuhan wajib pajak dimana
masih adanya wajib pajak yang belum patuh sepenuhnya dalam melakukan
proses perpajakanya. Oleh karena itu penulis mengambil judul yaitu
pengaruh self assessment system dan sosialisasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak
2. Menetapkan rumusan masalah.
3. Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya
dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh self assessment
system dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini ialah ingin
mengetahui seberapa besar self assessment system dan sosialisasi
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori. Hipotesis dalam penelitian ini adalah self assessment system dan
sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah self
assessment system dan sosialisasi perpajakan, sedangkan yang menjadi
variabel terikatnya adalah kepatuhan wajib pajak.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu
berupa kuesioner, teknik penentuan sampelnya terdiri dari populasi dan
sampel. Populasi dan sampelnya yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Majalaya, teknik pengumpulan datanya didapatkan dari kuisioner yang
disebar.
8. Melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis kuantitatif.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analisis Horizon Time T-1 Deskriptif dan
Verifikatif Explanatory Survey Kantor Pelayanan Pajak Cross Sectional T-2 Deskriptif dan
Verifikatif Explanatory Survey Kantor Pelayanan Pajak Cross Sectional T-3 Deskriptif dan
Verifikatif Explanatory Survey Kantor Pelayanan Pajak Cross Sectional Sumber : Umi Narimawati (2007:85)
Keterangan:
T-1: Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self assessment system
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
T-2: Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
T-3: Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self assessment system dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah
sebagai berikut
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya.”
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel-variabel yang
1. Variabel Bebas/Independent (X)
Dalam penelitian variabel bebas akan berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah variabel X1 adalah self assessment system dan X2 adalah
sosialisasi perpajakan.
2. Variabel Tidak Bebas / Dependent (variabel Y)
Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah kepatuhan wajib pajak. Operasional variabel penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variable
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Y
Dalam operasional variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal.
Menurut Umi Narimawati (2010:53) mendefinisikan skala ordinal adalah sebagai
berikut:
“Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah relative.”
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi
berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe skala likert.
Menurut Sugiyono (2012:93) skala Likert:
“Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda,
misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pernyataan.
Kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran. Berikut ini
bobot penilaian pada skala Likert.
Tabel 3.3
Scoring Untuk Jawaban Kuesioner
Pernyataan Skor Positif Skor Negatif
A 5 1
B 4 2
C 3 3
D 2 4
E 1 5
Sumber: Sugiyono (2012:94) 3.4 Alat Ukur Penelitian
3.4.1 Uji Validitas
Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah :
”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that
a test measures what the researcher actually wishes to measure.”
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah
dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya.
Semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk
menentukan valid tidaknya suatu item. Validitas suatu data tercapai jika
pernyataan tersebut mampu mengungkapkan masing-masing pernyataan dengan
jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan
adalah teknik korelasi pearson product moment. Adapun rumus dari korelasi
Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:42)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson product moment
X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan
n = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrumen
Pengujian validitas menggunakan korelasi product moment (indeks
validitas) dinyatakan Barker et al. (2002:70) sebagai berikut:
“Butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi butir pernyataan
≥ 0,30. Kemudian pengujian reliabilitas menggunakan metode
alpha-cronbach dan dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitas > 0,70.”
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji coba dengan t (taraf
signifikasi) adalah 5%.
3.4.2 Uji Reabilitas
Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43)
realibitas adalah sebagai berikut:
“Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy,
precision, and concistency.”
Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
penelitian yang digunakan cukup handal. Untuk melihat kehandalan dari alat ukur,
pertanyaan dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan dimensi penelitiannya,
dihitung setiap jumlah bagiannya kemudian dihitung koefisien korelasinya dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach.
= ∑ −
(∑ )(∑ )
Keterangan:
k= Banyaknya pertanyaan
= Nilai varians jawaban bagian split j S= Nilai varians total jawaban responden
Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas dengan
Adapun cara
penelitian dapat dilakukan dengan teknik belah dua (split
Keterangan:
R = Realibility
r1 = Reliabilitas internal seluruh item rb = Korelasi product moment
Adapun kriteria penilaian uji reliabilitas yang dikemukakan oleh Barker
al. (2002) dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut: Banyaknya pertanyaan
= Nilai varians jawaban bagian split j S= Nilai varians total jawaban responden
Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas dengan rumus sebagai berikut :
Adapun cara mengemukakan bahwa pengujian realibil
dilakukan dengan teknik belah dua (split-half) dengan
Sumber: Sugiyono (2012)
= Reliabilitas internal seluruh item
product moment antara belahan pertama dan kedua
Adapun kriteria penilaian uji reliabilitas yang dikemukakan oleh Barker
. (2002) dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
mengemukakan bahwa pengujian realibilitas instrumen
half) dengan rumus:
3.5 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai self
assessment system dan sosialisasi terhadap kepatuhan wajib pajak sumber data
primer.
Menurut Sugiyono (2012:137) mendefinisikan data primer adalah sebagai
berikut:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.”
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu melalui cara
menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan tentang
variabel yang akan diteliti.
3.5.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
duacara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan
(Library Research) . Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan
cara:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang
b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh
dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait
langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.
c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner
tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah Aparat Pajak, dengan harapan
mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur
dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur
berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah,
surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang
memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini
bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan
akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih
lanjut dalam penelitian ini.
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,
terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik
yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur
penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk
3.6 Populasi dan Penarikan Sampel
Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan
pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:
3.6.1 Populasi
Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah petugas pajak pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Majalaya dengan jumlah populasi secara keseluruhan sebanyak 67
Petugas Pajak.
3.6.2 Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:81), menjelaskan definisi sampel adalah sebagai
berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.”
Adapun teknik pengamblian sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampling purposive. Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono
(2010:85) mengemukakan bahwa:
”sampling purposive adalah teknik penentuan sample dengan
pertimbangan tertentu.”
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Rumus yang digunakan
untuk menentukan sampel yaitu menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh
N n =
(N.e2) + 1
Dimana :
n = Jumlah sample
N = Jumlah Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample
dalam penelitian, presisi yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial adalah
1%, 5%, 10%. Presisi yang digunakan dalam penelitian ini diambil nilai e =5%
sehingga ukuran sample dapat dihitung sebagai berikut :
n = N
(N.e2) + 1 n = 67
(67.0.05.0.05) + 1 n =67
1.16 n = 57
Berdasarkan rumus penarikan jumlah sample diatas, maka sample yang
diambil penulis dalam penelitian ini adalah sebanyak 57 Petugas Pajak
3.7 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.7.1 Rancangan Analisis
Setelah data terkumpul penulis melakukan analisis terhadap data yang
telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif
(kuantitatif).
1. Metode Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa
selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan seberapa besar pengaruh Self assessment system dan
sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Metode Verifikatif
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap
variable dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori
dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono (2010:14) analisis kualitatifadalah sebagai berikut:
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari
variabel X1 (self assessment system) dan X2 (sosialisasi perpajakan), peneliti
menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai narasumber dari divisi
yang terkait. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah
a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima
alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang
menggambarkan peringkat jawaban.
b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh
indikator variabel untuk semua responden.
c. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.
d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik
deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel
ataupun grafik.
e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :
Sumber: Umi Narimawati, 2007:85)
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor
aktual dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Presentase Tanggapan Responden No. % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00% – 36.00% Tidak Baik 2 36.01% – 52.00% Kurang Baik
3 52.01% – 68.00% Cukup
4 68.01% – 84.00% Baik
5 84.01% – 100% Sangat Baik Sumber : Umi Narimawati (2007)
2. Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2010:8) menjelaskan bahwa analisis kuantitatif adalah
sebagai berikut:
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Dimana data variabel independent (X1) self assessement system (X2) sosialisasi
perpajakan yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal,
maka sebelum di olah dan dipasangkan dengan data variabel depandent (Y)
kepatuhan wajib pajak, data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data
interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI).
Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu :
a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang
disebarkan.
b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi
jawaban responden.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi.
d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan perkolom skor.
e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap
f. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).
g. Menggunakan skala dengan rumus.
(Density at Lower Limit) - (Density at Upper Limit)
NS=
(Area Below Upper Limit)- (Area Below Upper Limit) Keterangan:
Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = kepadatan batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah
h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang
nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama
dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini :
[NS + | NS min | +1 ] = Y
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,
terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik
yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur
penelitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk
digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2010:149) menjelaskan bahwa:
bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel
independen dinaikan/diturunkan.”
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan seberapa besar pengaruh self assessment system dan sosialisasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Analisis regresi berganda
digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis
ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel
dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2). Persamaan regresinya
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Sumber: Sugiyono (2010 : 149)
Dimana:
a = bilangan berkonstanta b1,b2= koefisien arah garis
X1= variabel bebas (self assessment system) X2= variabel bebas (sosialisasi perpajakan)
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode
kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑y = na + b1∑X1+ b2∑X2
∑X1y = a∑X1+ b1∑X1 +b2∑X1X2 ∑X2y = a∑X2 + b1∑X1X2+ b2∑X2
Sumber: Sugiyono (2010 : 279)
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda,
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik
yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan
sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik
meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan
persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi)
koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan
pengujian secara statistik.
Menurut Singgih Santoso (2002:393) menjelaskan bahwa:
“Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.”
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar
normal Probability Plots dalam program SPSS. Menurut Singgih Santosa
(2007:322) menjelaskan bahwa:
“a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.”
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data
untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel
ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi
berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi
tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau
semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara
sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama
variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin
besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan
menggunakan Variance Inflation Factors (VIF).
1 VIF =
1 – Ri2 (Sumber: Gujarati, 2005:35)
Menurut Gujarati (2003:362) menjelaskan bahwa:
c. Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien
koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi
kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar
koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut
harus dihilangkan dari model regresi.
Menurut Gujarati (2003:406) menjelaskan bahwa:
“Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).”
2. Analisis Korelasi Person
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan). Sedangkan
untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y,
X1 dan X2 sebagai berikut:
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan
analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap
konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Nazir (2003:464)
b. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap
konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Nazir (2003:464)
c. Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Nazir (2003:464)
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 ≤r ≤ 1 :
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan
mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau
sebaliknya).
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X
dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan
dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.6
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199 Sangat Rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Kuat
0.80-1.000 Sangat Kuat Sumber: Sugiono (2010:183)
d. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (Kd) digunakan untuk melihat
seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen
(Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kd = (r)2x 100 %
Sumber: Umi Narimawati (2007)
Dimana :
Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
3.7.2 Uji Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol
dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan
adatidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol
(Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada
tidaknyapengaruh antara variabel independent (X) yaitu self assessment system
(X1) dan sosialisasi perpajakan (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y),
dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Penetapan Hipotesis
a. Hipotesis
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya,
maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis parsial .
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara self assessment system terhadap
kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
Ha: Terdapat pengaruh antara self assessment system terhadap kepatuhan
2. Hipotesis parsial.
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara sosialisasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya .
Ha: Terdapat pengaruh antara sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan
wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
3. Hipotesis secara keseluruhan .
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara self assessment system dan sosialisasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Majalaya.
Ha : Terdapat pengaruh antara self assessment system dan sosialisasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Majalaya.
b. Hipotesis Statistik
1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak (two tail test)
dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol ( ) : β = 0 dan hipotesis
alternatifnya (Ha) : β≠ 0:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara self assessment system terhadap
kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
Ha : Terdapat pengaruh antara self assessment systment terhadap kepatuhan
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara sosialisasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
Ha: Terdapat pengaruh antara sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan
wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara self assesment system dan sosialisasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Majalaya.
Ha : Terdapat pengaruh antara self assessment system dan sosialisasi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Majalaya.
2. Menentukan tingkat signifikan
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk
menentukan tabelsebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.
Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup
untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan
tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam satu penelitian.
a. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel
koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :
Dimana :
R = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel
t = thitung
b. Menghitung nilai Fhitungsebagai berikut :
Sumber: Sugiyono (2010:192)
Dimana:
R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka
digunakan kriteria sebagai berikut :
a. Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
1)Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti
Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
2)Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti
Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada
pengaruhnya.
3)t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan
4)t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan
sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = (n-k-1) atau 24-2-1=21
b. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
2) Tolak Ho jika Fhitung< Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
3) Tolak Ho jika nilai F-sign <ɑ ),05.
4. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.7
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
5. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya.
Jika thitung dan fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak
(diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan
(tidak signifikan). Kesimpulannya, self assessment system dan sosialisasi
perpajakan berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap kepatuhan wajib pajak.
Tingkat signifikannya yaitu 5% (α=0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak
(diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari
penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan
adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel
97
Berdasarkan hasil penelitian mengenai self assessment system dan
sosisalisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Self assessment system memberikan pengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Kualitas
pelayanan. Terdapat hubungan cukup kuat antara self assessment system
denga kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti apabila self assessment system
meningkat maka kepatuhan wajib pajak pun akan meningkat. Self
asssessment system pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya dalam
kategori yang cukup baik.
2. Sosialisasi perpajakan memberikan pengaruh terhadap Kepatuhan wajib
pajak sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebijakan
perpajakan. Terdapat hubungan cukup kuat antara sosialisasi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti apabila sosialisasi perpajakan
meningkat maka kepatuhan wajib pajak pun akan meningkat. Sosialisasi
perpajakan pada Kantor pelayanan pajak pratama Majalaya dalam kategori
baik.
3. Self assessment system dan sosisalisasi perpajakan memberikan pengaruh
terhadap kapatuhan wajib pajak dimana terdapat hubungan yang cukup kuat,
lebih dominan dibandingkan self assessment system terhadap kepatuhan
wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan mengenai self
assessment system dan sosisalisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak,
maka peneliti memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan dapat dijadikan
masukan kepada petugas pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya
sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya
berpendapat bahwa self assessment system berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak, oleh karena itu ada baiknya untuk Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Majalaya melakukan kegiatan sensus pajak terhadap warga negara
Indonesia supaya dapat diketahui warga negara Indonesia yang belum
terdaftar sebagai wajib pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya
ada baiknya melakukan audit pajak terhadap wajib pajak supaya dapat
diketahui wajib pajak tersebut telah melakukan kegiatan perpajakannya sesuai
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
2. Sebagian besar responden pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya
berpendapat bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak, oleh karena itu ada baiknya untuk Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Majalaya melakukan kegiatan sosialisasi berupa tax education road
pelajar, mahasiswa dan wajib pajak mengenai tanggapan buruknya pajak
dapat dikurangi.
3. Sebagian besar responden pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya
berpendapat bahwa penerapan self assessment system dan sosialisasi
perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, oleh karena itu ada
baiknya untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya lebih sering
melakukan sosialisasi perpajakan supaya tanggapan masyarakat terhadap
pajak dapat membaik dan dalam penerapan self assessment system ada
baiknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama lebih sering melakukan kegiatan
sensus pajak supaya dapat diketahui wajib pajak yang belum memenuhi
1
TAXPAYERS COMPLIANCE
(The Research Tax Office Majalaya)
)
Oleh:
Nurhadi Eka Mulyanto 21110225
Program Studi Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
ABSTRACT
Tax compliance is a critical issue throughout the world, both in all developed countries and in developing countries. Because if the taxpayer does not comply with these measures will end causes to reduced state tax revenue, where the case could be caused by self assessment system and socialization tax less to taxpayers
The research methods are using descriptive methods and verification. With a population of 67 tax officers, with a sample size of 57 tax officers, the sampling is using purposive sample, where the particular consideration. Collection data using observation, library research, questionnaires and interviews.
The results showed that the self assessment system significant effect on the taxpayers compliance with the positive direction, which means the higher the quality of self assessment system a taxpayers compliace to be good as well as to the socialization taxation have a significant effect on taxpayers compliance in a positive direction, which means that the higher the quality of the socialization taxation to be good. The coefficient of determination indicates that jointly provide the self assessmnet system and socialization taxation on taxpayers compliance distribution of 51.5%, while the remaining 48.5% is influenced by other factors such as quality of service and taxtion policy.
Keyword: Self Assessment System, Socialization Taxtion, Taxpayers Compliance.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepatuhan Wajib Pajak adalah masalah penting diseluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang. Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada Wajib Pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak (Siti Kurnia Rahayu.2010).
Langkah pemerintah untuk kepatuhan dari sektor perpajakan dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983, guna mengurangi biaya kepatuhan wajib pajak (Compliance Cost) saat itulah, Indonesia menganut self assessment system
2
kepada masyarakat pada umumnya dan Wajib Pajak pada khususnya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perpajakan dan perundang-undangan. Sosialisasi ini dapat dilakukan melalui media komunikasi baik media cetak seperti surat kabar, majalah maupun media audio visual seperti radio ataupun televisi. Dalam sosialisasi perpajakan, motivasi masyarakat sebagai Wajib Pajak masih kurang baik untuk ikut serta dalam kegiatan sosialisasi perpajakan tersebut (Metti Restianti.2011).
Program-program yang telah dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak berkaitan dengan kegiatan sosialisasi tersebut antara lain, dengan mengadakan seminar-seminar ke berbagai profesi serta pelatihan-pelatihan baik untuk pemerintah maupun swasta, memasang spanduk yang bertemakan pajak, memasang iklan layanan masyarakat diberbagai stasiun televisi, mengadakan acara tax goes to campus yang diisi dengan berbagai acara yang menarik mulai dari debat pajak sampai dengan seminar pajak dimana acara tersebut bertujuan guna menimbulkan pemahaman tentang pajak ke mahasiswa yang dinilai sangat kritis. Selain mahasiswa, para pelajar juga perlu dibekali tentang dasar-dasar pajak melalui acara tax education road show, serta memberikan penghargaan terhadap Wajib Pajak patuh pada setiap Kantor Pelayanan Pajak (Oktaviane L. Winerungan. 2013 ).
Persentase tingkat kepatuhan wajib pajak pada tahun 2012 masih tergolong sangat rendah, tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bahwa Orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar pajaknya atau melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang dengan rasio SPT sekitar 14,7 persen. Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, yang mau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayar pajak atau melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (Agus Martowardojo, 2013).
Rendahnya persentase kepatuhan wajib pajak di Indonesia bisa disebabkan penerapan
self assessment system dalam pembayaran pajak. Masih banyak wajib pajak yang belum terdaftar. Bahkan terdapat wajib pajak yang tidak membayar pajak sesuai dengan ketentuannya (Agus Martowardojo, 2013). Dan aparat pajak kurang memberikan sosialisasi kepadawajib pajak sehingga masyarakat yang terdaftar sebagai wajib pajak, belum melaporkan dan membayar pajak (Anandita Budi Suryana.2012)
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
2. Seberapa besar pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
3
Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Self Assessment System Dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Pengertian Self Assessment System
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:101) adalah:
“Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya.”
Indikator Self Assessment System
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:101) adalah: “1.Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak.
2.Menghitung dan atau memperhitungkan sendiri jumlah pajak yang terutang. 3.Menyetor pajak tersebut ke bank persepsi/kantor pos.
4.Melaporkan penyetoran tersebut kepada Direktorat Jenderal Pajak.
5.Menetapkan sendiri jumlah pajak terutang melalui pengisian dengan baik dan benar.”
Pengertian Sosialisasi Perpajakan
Menurut Listiana Andyastuty, Topowijono dan Achmad Husaini (2013), menjelaskan bahwa:
“Sosialisasi/Penyuluhan perpajakan memiliki arti proses penyebarluasan peraturan perpajakan agar dapat dipahami dan dapat diterapkan dalam kegiatan praktisi di lapangan yang dilakukan secara berkesinambungan.”
Indikator Sosialiasi Perpajakan
Menurut Oktaviane Lidya Winerungan (2013), menjelaskan bahwa:: “1 Penyuluhan,
2 Diskusi dengan wajib pajak dan tokoh masyarakat, 3 Informasi langsung dari petugas ke wajib pajak, 4 Pemasangan billboard,
5 Web site Ditjen pajak.”
Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:138), menyatakan bahwa :
“Tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara.”
Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Norman D. Nowak dan Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:135) sebagai berikut:
“1 Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perpajakan,
4 KERANGKA PEMIKIRAN
Pengaruh Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:142) adalah sebagai berikut:
“Sistem pemungutan pajak dengan menggunakan self assessment system memberikan peran aktif wajib pajak untuk melakukan sendiri perhitungan pajak terutang, menyetorkan sendiri, dan melaporkan SPT sendiri. Dalam sistem ini lebih ditekankan kepada wajib pajak untuk mematuhi kewajiban perpajakannya”.
Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE - 99/PJ/2011 menjelaskan bahwa :
“Kegiatan sosialisasi/penyuluhan memegang peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kepatuhan masyarakat (Wajib Pajak) dalam memenuhi kewajiban Perpajakannya.”
Gambar 2.1 Jenderal Pajak Nomor : SE – 22/PJ/2007
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE - 99/PJ/2011
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Siti Kurnia Rahayu PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep dan Aspek Formal. Graha Ilmu.
5
tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”. Berdasarkan pernyataan di atas maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa :
H1:Terdapat pengaruh antara Self Assessment System Terhadap Kapatuhan Wajib Pajak.
H2:Terdapat pengaruh antara Sosisalisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
H3:Terdapat pengaruh antara Self Assessment System Dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Definisi objek penelitian menurut Menurut Sugiyono (2012:38) “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu yang objektif, valid dan realible. Dan juga digunakan untuk sasaran ilmiah yaitu siapa, apa dan dimana dan mempunyai variasi yang ditetapkan oleh peneliti. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Self Assessment System, Sosialisasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan metode penelitian adalah sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.
Dalam penelitian ini, metode deskriptif dan verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh Self AssessmentSystem Dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti, responden dalam penelitian ini adalah auditor partner dan auditor senior pada Kantor Akuntan Publik di wilayah kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Selain itu data primer juga meliputi dokumen-dokumen kantor akuntan publik berupa sejarah perkembangan KAP, struktur organisasi, dan data-data statistik mengenai jumlah pegawai dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:137) mendefinisikan data primer adalah:
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian.
6
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Populasi dalam 67 Pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.
Sampel
Menurut Sugiyono (2011:85) Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi yang digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi reratif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi menjadi sampel”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampling perposive karena penulis menggunakan kriteria tertentu, sehingga sampel pada penelitian ini 57 pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan studi kepustakaan (LibraryReseach). Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan cara:
1. Studi Lapangan (field research)
a. Wawancara atau interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden.
2. Studi Kepustakaan (library research)
Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku (text book), peraturan perundang-undangan, majalah, suratkabar, artikel, situs web danpenelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.
Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis Rancangan Analisis
Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.
a. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh integritas dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit.
b. Penelitian verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap variable dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
1. Analisis Kualitatif