• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Maturity Level Sistem Informasi Manajemen Pusat Informasi Komuditas Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Dengan Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran Maturity Level Sistem Informasi Manajemen Pusat Informasi Komuditas Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Dengan Menggunakan Kerangka Kerja Cobit 4.1"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN

MATURITY LEVEL

SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PUSAT INFORMASI KOMUDITAS DINAS

PERTANIAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN

MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

Dibuat oleh:

Garda Wirayudha

57.101.11.008

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGUKURAN M ATURITY LEVEL SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PUSAT INFORMASI KOMUDITAS DINAS

PERTANIAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN

MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1

Oleh

Garda Wirayudha 57.101.11.008

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal seperti tertera dibawah ini

Bandung, Agustus 2014

Pembinünng I Pembimbing II

Dr. Eng Ana Hadiana,B. Eng., M.Eng. Imelda, M.T.

Mengetahui,

Ketua Program Studi M agister Sistem Informasi

(3)

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Rovaltv Noneksklusif

atas penelitian ini dan bersedia untuk di-on/we-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, (22/Agustus/2014)

Penulis, Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Barat METERAI

TEMPEE

Garda Wiravudha

NIM. 57.101.11.008

Edwin Firmantho. S.TP.

NIP. 19790429.200501.1.001

Mengetahui, Pembimbing I

Dr. Eng Ana Hadiana.B. Ena.. M.Eng.

Pembimbing II

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Garda Wirayudha Telepon : 081320306089

Data Pendidikan:

1. Pendidikan formal :

a) TK Angkasa Bandung.

b) SDN Citapen 2 Tasikmalaya.

c) SMPN 1 Tasikmalaya.

d) SMAN 1 Bandung.

e) Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat.

f) Master (S2) Magister Sistem Informasi, Universitas Komputer Indonesia

(UNIKOM) Bandung, Jawa Barat.

Pengalaman Kerja:

1. Staff IT Programmer VB.Net di MMC.

(5)

DAFTAR

ISI

ABSTRAK……….………. i

ABSTRACT……… ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………..ix

DAFTAR GAMBAR………xi

DAFTAR LAMPIRAN……….xii

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1 Latar Belakang Penelitian………1

1.2Rumusan Masalah...………5

1.3Tujuan Penelitian……….6

1.4 ManfaatPenelitian………...6

1.5Pembatasan Masalah dan Asumsi………...7

1.6Sistematika Penulisan………..8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...10

2.1 Pengertian Manajemen Sistem Informasi………10

(6)

2.1.2 Pengertian Informasi……….... 10

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi………10

2.1.4 Komponen Sistem Informasi………11

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Manajemen……….12

2.1.6 Komponen Sistem Informasi Manajemen………13

2.2 Audit Sistem Informasi...……….14

2.2.1 Pengertian Audit………...14

2.2.2 Tujuan Audit……….15

2.2.3 Prosedur Audit………..15

2.2.4 Pengertian Audit SI...………17

2.2.5 Tujuan Audit SI..………..17

2.2.6 Prosedur Audit SI...………..19

2.3 COBIT...………..21

2.3.1 Pengertian COBIT……….... 21

2.3.2 Kerangka Kerja COBIT………...22

2.3.3 Hasil COBIT……….32

(7)

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN.………..38

3.1 Metodologi Penelitian……….38

3.1.1 Metode dan Alur Penelitian………..38

3.1.2 Tujuan Audit SIM PIK……….41

3.1.3 Teknik Pengujian Penelitian……….42

3.2 Objek Penelitian………..………43

3.2.1 Profil Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat……….43

3.2.2 Visi dan Misi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat……….47

3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat…………...48

3.2.4 Struktur Organisasi………...48

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI………52

4.1 Analisis………52

4.1.1 Tahap Perencanaan………...52

4.1.2 Tahap Mempelajari dan Mengevaluasi Kontrol………...66

4.2 Evaluasi………...76

4.2.1 Tahap Pengujian………...76

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………124

5.1 Kesimpulan………..124

5.2 Saran………125

(9)

DAFTAR

TABEL

Tabel 2.1Generic Maturity Model....………30

Tabel 2.2Index Maturity………...32

Tabel 4.1 Mekanisme Permintaan Data SIM PIK……….57

Tabel 4.2 Penanganan Permasalahan Data SIM PIK………58

Tabel 4.3 Penemuan Masalah Awal………...65

Tabel 4.4Index Maturity………...67

Tabel 4.5Control ObjectivesCOBIT yang Dipergunakan………68

Tabel 4.6Index Maturity………...77

Tabel 4.7 Evaluasi PO1……….78

Tabel 4.8 Evaluasi PO2……….79

Tabel 4.9 Evaluasi PO3……….80

Tabel 4.10 Evaluasi PO4………...81

Tabel 4.11 Evaluasi PO5………83

Tabel 4.12 Evaluasi PO6………...84

Tabel 4.13 Evaluasi PO7………...85

Tabel 4.14 Evaluasi PO8………...86

Tabel 4.15 Evaluasi PO10……….87

Tabel 4.16 Evaluasi AI2………88

(10)

Tabel 4.18 Evaluasi AI5………91

Tabel 4.19 Evaluasi DS2………...92

Tabel 4.20 Evaluasi DS3………...93

Tabel 4.21 Evaluasi DS7………...94

Tabel 4.22 Evaluasi DS8………...94

Tabel 4.23 Evaluasi DS10……….95

Tabel 4.24 Evaluasi DS13……….96

Tabel 4.25GapAntara Target dan Status Dinas Saat Ini………..98

Tabel 4.26 LaporanMaturity GapMasing-masing Permasalahan………105

Tabel 4.27 Rekomendasi Strategi SI SIM PIK………..108

Tabel 4.28 Rekomendasi EAP SIM PIK………111

Tabel 4.29 Rekomendasi Manajemen Proyek SIM PIK………114

Tabel 4.30 Rekomendasi Manajemen SDM SIM PIK………..117

Tabel 4.31 Rekomendasi Prosedur Operasional SIM PIK………119

(11)

DAFTAR

GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedur Audit……….. 21

Gambar 2.2 Representasi GrafikMaturity Model……….31

Gambar 3.1 Alur Pembahasan Penelitian……….……….39

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Prov. Jabar………...49

Gambar 4.1 MenuLogin………56

Gambar 4.2 Jaringan Komputer SIM PIK……… 60

Gambar 4.3 Halaman UtamaSoftwareSIM PIK………..61

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Proyek Berdasarkan DIPA…..………..64

Gambar 4.5 Responden Audit SIM PIK………..…..75

Gambar 4.6 Status SIM PIK dan Target SIM PIK………...104

Gambar 4.7 RekomendasiLevel MaturityUntuk SIM PIK………..106

Gambar 4.8 Rekomendasi Skema Strategi SIM PIK...………..110

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner dan Wawancara Untuk Perencana Operasional…………130

Lampiran 2 Kuesioner Untuk Operasional………131

(13)

DAFTAR

PUSTAKA

Arens, Alvin A. dan James, K Loebbecke. 2000.Auditing an Integrated Approach (8th edition). Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). 2011.Framework, Kode Etik & Standar, Pedoman Umum Audit Teknologi. Jakarta: Pusat Audit Teknologi

–BPPT.

Benson, Robert J. Bugnitz, Thomas L. Walton, William B. 2004. From Business Strategy To IT Action: Right Decision For a Better Bottom Line. New Jersey, USA: John Wiley and Sons.

Beynon, D.P. 2004. E-Business. Basingstoke: Palgrave. Dalam Dhipiya, Finh

Yutta. “Audit Sistem Informasi Instlasai Rawat Inap Berdasarkan Prespektif Pelanggan Balanced Scorecard Menggunakan Standar COBIT 4.1 (Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Haji Surabaya)”, hlm 2. Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Komputer & Teknik Komputer

Surabaya.

Bruch & Strater. 1974. Information System: Theory and Practice. Santa Barbara, California: Hamilton Publishing Company.

(14)

Council, Claude L. 2011. Implementing COBIT In Higher Education: Practices That Work Best. Journal Online. Melalui http://ebookbrowsee.net/jopdf0605-implementing-cobit-pdf-d164451811[03/09/2014]

Davis, Gordon B. 1974. Management Information System: Conceptual Foundation, Structure, and Development. Auckland: McGraw-Hill International Book Company.

Fitrianah, Devi & Sucahyo, Yudho Giri. Audit sistem informasi/teknologi informasi dengan kerangka kerja COBIT untuk evaluasi manajemen teknologi informasi di Universitas XYZ. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI, Volume 4, Nomor 1, ISBN 1412-8896.

Hamilton, Alexander. 1986.Management Audit : Maximizing Your Company Efficiency and Effectiveness. Alexander Hamilton Institute.

Hartono, Jogiyanto. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta. Dalam Antonio, Harianto & Safrida, Novi. 2012. “Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Informatika (SI-ADIF)” hlm 12.

Jurnal ELKHAVol.4, No 2,Oktober 2012.

IT Governance Institute. 2007. COBIT 4.1 Excerpt : Executive Summary Framework. USA: IL.

(15)

Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, Nopember 3, 2010, ISBN: 978-979-8689-13-0

Mathiassen, Lars. Munk-Madsen, Andreas. Nielsen, Peter A. dan Stage, Jan.

2000. Object Oriented Analysis & Design, 1st Edition. Denmark: Marko Publishing Aps.

Mukhtar, Masjono Ali.Audit Sistem Informasi.Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Ratnawulan, Nani. 2002. Manajemen Perkantoran. Bandung: UPJ Adpend FIP

UPI.

Shodiq, Arief Anwar & Ghozalo, Khakim. 2012. Evaluasi kesesuaian struktur organisasi pengelola teknologi informasi dengan rencana jangka panjang instansi (Studi kasus pada dinas XYZ).Jurnal Teknik ITSVol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271.

Soedibjo, Bambang S. 2013. Pengantar Metode Penelitian. Bandung: Universitas Nasional PASIM.

Sarno, R. 2009.Audit Sistem & Teknologi Informasi. Surabaya : ITS Press.

Surendro, K. 2004. Audit Sistem Informasi Rumah Sakit dengan Menggunakan

(16)

Sutabri, Tata. 2004.Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi.

Swastika, I Putu Agus. 2007. Buku Panduan Kuliah STIKOM Surabaya : Audit

Sistem Informasi. Surabaya :STIKOM. Dalam Prastiti, Novi. 2011. “Audit Pengembangan Teknologi Informasi Berdasarkan Standar COBIT 4.1 Pada Domain Acquire & Implement (Studi Kasus Pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga)”, hlm 48. Jurnal Sistem Informasi, Volume 4, Nomor 1, September 2011, hlm 44-52.

(17)

LAMPIRAN

1

KUESIONER DAN WAWANCARA

UNTUK PERENCANA OPERASIONAL

(18)

LAMPIRAN

2

(19)

LAMPIRAN

3

PERHITUNGAN HASIL KUESIONER DAN

(20)

KATA

PENGANTAR

Alhamdulillah, atas izin Allah penyusunan tesis perihal “Pengukuran Maturity

Level Sistem Informasi Manajemen Pusat Informasi Komuditas Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Barat Dengan Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1” telah

selesai dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Penyusunan tesis

dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master

Komputer Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Penulis memahami bahwa dalam melakukan proses penelitian dan pembuatan

tesis ini tidak dapat dilakukan oleh seorang diri penulis, melainkan memperoleh

dukungan, masukan dan bantuan dari pihak-pihak lainnya, terutama dari Allah

S.W.T. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Allah S.W.T, Tuhan yang Maha Esa.

2. Bapak Dr. Eng. Ana Hadiana selaku pembimbing satu yang telah membantu

memberikan arahan, saran dan ketelitian pemikiran pada penulis dalam

pembuatan tesis.

3. Ibu Imelda, S.T, M.T selaku pembimbing dua yang telah membantu

memberikan arahan, saran dan konsep sistemik pada penulis dalam

pembuatan tesis.

4. Bapak Edwin F selaku pegawai Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat yang

(21)

5. Bapak Ujang Suhadi, S.TP selaku pegawai Dinas Pertanian Provinsi Jawa

Barat yang meluangkan waktunya untuk mendukung penulis dalam

melakukan penelitian ini.

6. Bapak Ridal Mukadim selaku pegawai Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat

yang meluangkan waktunya untuk mendukung penulis dalam melakukan

penelitian ini.

7. Orang tua tercinta yang telah mendukung secara moral dan materiil terhadap

penulis dalam penyusunan tesis ini.

8. Keluarga tercinta yang telah mendukung secara moral dan materiil terhadap

penulis dalam penyusunan tesis ini.

9. Rekan-rekan MSI UNIKOM yang telah membantu penulis dalam penyusunan

tesis ini.

10. Bapak Aef Herosandiana, Bapak Charli, Bapak Hafiz dan Bapak Yayat yang

telah membantu penulis dalam segala hal selama perkuliahan di MSI

UNIKOM.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berdoa semoga pihak-pihak yang membantu penulis dalam penelitian

dan penyusunan tesis ini diberikan kemudahan rezeki dan pertolongan oleh Allah

(22)

BA

B I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah sementara Provinsi Jawa Barat

Nomor 3/UPO/1952 dan Surat Keputusan Gubernur Nomor 197/A.V/18/SK/1975

menetapkan bahwa Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat merupakan suatu instansi

pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat yang diperuntukkan bagi pengelolaan

pertanian di Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, Dinas Pertanian Provinsi Jawa

Barat mempunyai tanggungjawab dalam penanganan permasalahan pertanian di

Jawa Barat. Adapun salah satu permasalahan pertanian di Jawa Barat adalah

tentang komuditas pertanian di Jawa Barat.

Informasi tentang komuditas pertanian di Jawa Barat masih minim diketahui

oleh khalayak publik dan tidak tersebar luas informasi komuditas pertaniannya ke

seluruh Jawa Barat. Dengan keadaan seperti ini, maka Dinas Pertanian Provinsi

Jawa Barat membuat suatu sistem informasi manajemen yang peruntukannya

khusus bagi komuditas pertanian Jawa Barat. Nama sistem informasi manajemen

yang dibangun bagi informasi komuditas pertanian adalah Sistem Informasi

Manajemen Pusat Informasi Komuditas atau disingkat dengan nama SIM PIK.

Sistem Informasi Manajemen Pusat Informasi Komuditas (SIM PIK)

merupakan wacana tahun 2012 dari Kementerian Pertanian yang diperuntukkan

(23)

pada Dinas Pertanian Jawa Barat, wacana SIM PIK dari Kementerian

Pertanian tersebut diterjemahkan sebagai aplikasi yang berbasis web yang

berfungsi untuk mendesimasikan, publish dan memberikan informasi-informasi pertanian Jawa Barat sekaligus wadah pasar maya (e-commerce) pertanian di Jawa Barat.

SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, oleh dinas Pertanian Provinsi

Jawa Barat sendiri direncanakan agar menjadi SIM PIK yang menjadi pedoman

nasional dan pedoman Dinas Pertanian Provinsi-Provinsi lainnya. Oleh karena itu,

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat memerlukan pengukuran terhadap

kematangan perkembangan dan tindakan pada SIM PIK yang mereka bangun agar

dinas mengetahui sejauh mana kematangan perkembangan dan tindakan SIM PIK

serta ingin mengetahui apakah ada kendala dalam implementasi SIM PIK saat

sekarang.

Berkaca pada hasil evaluasi awal dalam implementasi SIM PIK dengan

proses kegiatan survei dan observasi sistem software, ternyata SIM PIK memiliki kendala-kendala dalam perkembangan dan tindakannya. Keadaan ini terlihat dari

hasil pra-audit terhadap SIM PIK, dimana kendala-kendala tersebut sebagai

berikut:

1. Strategi SI (Sistem Informasi) dan EAP (enterprise architecture planning) pada suatu sistem informasi harus memiliki sifat operasional software yang

(24)

mengakomodir salah satu tujuan dan fungsi SIM PIK ini, yakni sebagai

pasar-maya (e-commerce). Keadaan ini terlihat dari menu Tawar Komoditas, dimana seharusnya menu ini berfungsi sebagai suatu wadah pasar maya

transaksi komoditas pertanian, tetapi dalam implementasinya menjadi suatu

menu yang berfungsi sebagai komentator untuk postingan yang dipilih. Untuk

mengetahui inti penyebab keadaan ini, maka diperlukanlah suatu audit untuk

melihat sejauh mana kematangan strategi SI dan EAP dalam pengembangan

SIM PIK.

2. Suatu sistem informasi yang berbasis website, harus memiliki sifat

operasional berupa mobilitas data yang berupa update data dan informasi. Berkaca pada implementasi SIM PIK, saat ini pada SIM PIK belum ada data

yang terbaru sehingga tidak ada informasi yang disampaikan dalam SIM PIK.

Hal ini memperlihatkan bahwa terjadi suatu operasional TI yang bermasalah.

Untuk mengetahui penyebab permasalahan ini pula diperlukan audit untuk

mengetahui sejauh mana kematangan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat

dalam manajemen sumber daya manusianya pada bidang TI serta prosedur

manajemen untuk implementasi sistem informasinya.

3. Kinerja software yang baik merupakan software yang memiliki sifat

reliability yakni software yang melaksanakan fungsinya dengan teliti. Jika mengkaji software SIM PIK yang berbasis web tersebut, terdapat beberapa fungsi yang tidak sesuai dengan peruntukannya, seperti main menu produsen

pertanian dimana didalamnya tidak terdapat data produsen melainkan

(25)

yang seharusnya merupakan menu e-commerce malah menampilkan tulisan

Page Not Founddan berisi preview suatu dokumen file yang berbentuk PDF. Berdasarkan hasil kajian software SIM PIK ini, maka yang menjadi pertanyaan untuk auditor adalah sejauh mana kematangan dinas dalam

mempersiapkan kinerjasoftwareSIM PIK.

Pemaparan-pemaparan dari kendala SIM PIK telah diungkapkan dan dari

pengungkapan tersebut ternyata diperlukan suatu audit SI untuk mengetahui posisi

kematangan sistem SIM PIK itu sendiri, agar pada masa yang akan datang posisi

kematangan sistem informasi pada SIM PIK menjadi lebih baik dari saat

sekarang. Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mengevaluasi

kematangan pada perkembangan dan tindakan SIM PIK saat ini?

Mengkaji terhadap teori audit SI pada pengukuran kematangan sistem

informasi manajemen, audit SI pada pengukuran kematangan sistem informasi

manajemen yang baik adalah audit SI yang mempunyai skala pengukuran yang

jelas. Oleh karena itu, diperlukan suatu alat pengukuran yang berbentuk kerangka

kerja yang jelas dan terstandar. Salah satu kerangka kerja alat pengukuran yang

sudah berupa pedoman baku dan terstandar dalam mengukur kematangan

perkembangan dan tindakan sistem informasi manajemen adalah COBIT 4.1.

COBIT 4.1 itu sendiri merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang

mengarahkan sistem informasi dalam menjembatani pemisah antara resiko bisnis,

kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis dalam sistem informasi

serta mampu melihat dan mengevaluasi proses-proses manajemen sistem

(26)

sistem informasi sebagai bahan analisis obyek yang perlu diperbaiki (Sarno, R.

2009). Dengan demikian COBIT 4.1 merupakan suatu kerangka kerja yang tepat

dalam melakukan pengukuran kematangan perkembangan dan tindakan pada SIM

PIK.

Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa jauh posisi kematangan SIM PIK

di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, maka diperlukanlah pengukuran

kematangan untuk mengevaluasi perkembangan dan tindakan SIM PIK saat ini

serta mempergunakan COBIT 4.1 sebagai peralatan pengukuran dalam

mengevaluasinya.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang masalah yang mengemukakan bahwa SIM PIK yang

dikembangkan oleh Dinas Pertanian Jawa Barat masih terus diperbaiki, sehingga

diperlukan suatu audit SI terukur untuk mengetahui sejauh mana ketimpangan

antara tujuan dan manajemen dalam penerapan SIM PIK. Maka dalam

pelaksanaan audit SI terhadap SIM PIK harus memperhatikan beberapa

permasalahan yang telah dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana menganalisis SIM PIK.

2. Bagaimana mengukur kematangan SIM PIK terhadap tujuan dan manajemen

operasi bisnis PIK dinas.

3. Bagaimana merekomendasikan pemanfaatan SIM PIK dalam menunjang

(27)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diperlukan untuk mengukur secara terperinci keselarasan

antara penerapan SIM PIK dengan tujuan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat

selaku pengembang SIM PIK tersebut. Adapun tujuan penelitian ini secara

terperinci adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis SIM PIK.

2. Mengukur kematangan SIM PIK terhadap tujuan dan manajemen operasi

bisnis.

3. Memberikan rekomendasi terhadap pemanfaatan SIM PIK dalam menunjang

tujuan dan manajemen operasi bisnis.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat selaku

pengembang SIM PIK. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini

secara mendetail adalah:

1. Memberikan hasil evaluasi terhadap tujuan dan manajemen SI pada Sistem

Informasi Manajemen Pusat Informasi Komuditas (SIM PIK) berdasarkan

standar COBIT 4.1.

2. Membantu Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat untuk mengetahui posisi

kematangan sistem SIM PIK pada saat sekarang sehingga pada masa yang

akan datang, kematangan sistem SIM PIK ini menjadi lebih baik dari saat

(28)

resiko-resiko yang terjadi dari kelemahan penerapan tujuan dan manajemen

SIM PIK.

1.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Agar tujuan dan manfaat penelitian ini dapat dicapai secara efektif, maka

perlu pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Fokus evaluasi dalam audit SI pada pengukuran kematangan SIM PIK ini

berfokus pada tiga permasalahan, yakni: kematangan perancangan tujuan

SIM PIK, kematangan manajemen operasional TI baik dari sisi kematangan

persiapan SDM TI maupun prosedur TI pada SIM PIK serta kematangan

kinerja software pada SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat itu sendiri.

2. Pelaksanaan audit SI pada tujuan TI SIM PIK mempergunakan control objectiveCOBIT 4.1 yang dipergunakan untuk mengukur posisi kematangan pada ketiga permasalahan dalam SIM PIK.

3. Pelaksanaan audit SI pada pengukuran kematangan SIM PIK dibatasi hanya

mengevaluasi perkembangan dan pelaksanaan dari peraturan-peraturan,

prosedur-prosedur dan kontrol-kontrol, sehingga pengukuran audit SI pada

SIM PIK hanya menggunakan COBITmaturity level.

Adapun asumsi penelitian ini adalah dengan adanya pengukuran kematangan

SIM PIK dan menggunakan alat ukur COBIT 4.1 dalam evaluasi pengujian

(29)

akan memberikan konsep sejauh mana keselarasan dan tingkat kematangan

penerapan manajemen SIM PIK terhadap tujuan organisasi dari SIM PIK

tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar dalam penulisan tesis ini mempunyai susunan sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan

Pada Bab ini menjelaskan Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Pembatasan Masalah dan Asumsi serta Sistematika

Penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada Bab ini menguraikan kajian pustaka yang membahas landasan teori yang

membahas teori yang berhubungan dengan penelitian serta terbitan (publikasi)

yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian yang menjelaskan posisi

dari penelitian yang dijadikan tesis.

Bab III: Metodologi dan Objek Penelitian

Pada bab ini menguraikan secara rinci pendekatan-pendekatan yang digunakan

dalam menganalisis permasalahan penelitian. Pokok-pokok bahasan yang

terkandung dalam metodologi dan objek penelitian mencakup metode penelitian,

(30)

Bab IV: Analisis dan Evaluasi

Pada bab ini di bahas pemodelan tahapan proses Audit SI dengan pengukurannya

menggunakan COBIT 4.1 serta hasil analisis Audit SI.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dari penelitian dan pengajuan saran

(31)

BA

B II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Berdasarkan pemaparan Hartono (Antonio, H & Safrida, N. 2012) dan

Mathiassen (2000) tentang definisi sistem, maka secara garis besar, sistem

merujuk kepada adanya komponen-komponen yang mempunyai input (suatu sasaran tertentu) yang kemudian diproses (diimplementasikan dalam bentuk

pemodelan fungsi dan antar muka) sehingga menghasilkan output yang berbentuk proses suatu jaringan kerja dari pemodelan fungsi dan antar muka yang saling

berhubungan.

2.1.2 Pengertian Informasi

Garis besar tentang informasi dari pemaparan Davis (1974) serta Burch dan

Strater (1974) adalah adanya suatu data yang dikumpulkan, dimana data tersebut

mempunyai nilai bagi pemakai data dikarenakan didalamnya terdapat

pengetahuan atau keterangan bagi pemakai data.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Melihat pemaparan tentang definisi Sistem dan Informasi sebelumnya, dapat

(32)

aplikasi, hardware dan software) yang mengumpulkan data-data yang bernilai untuk disajikan terhadap pemakai data tersebut. Dengan demikian, sistem

informasi ini mengolah transaksi data harian menjadi suatu informasi bagi

kegiatan strategi suatu perusahaan dengan menyediakan informasi yang akurat

dalam bentuk laporan-laporan yang akurat.

2.1.4. Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi ini mempunyai komponen-komponen sistem yang

mendukung suatu informasi. Adapun komponen-komponen sistem informasi

tersebut terdapat enam komponen (Sutabri, T. 2004), yakni sebagai berikut:

1. Input Block(Blok masukan)

Pada blok input ini, yang dimaksud input dalam komponen sistem informasi

ini merupakan metode dan media untuk menangkap data yang masuk ke

dalam sistem informasi.

2. Model Block(Blok model)

Blok model merupakan kombinasi prosedur, logika dan model matematik

yang memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data untuk

menghasilkan keluaran informasi yang diinginkan.

3. Output Block(Blok keluaran)

Blok keluaran merupakan produk dari sistem informasi yakni informasi dan

dokumentasi yang berguna untuk pemakai sistem.

4. Technology Block(Blok teknologi)

Blok teknologi ini terdiri atas tiga komponen utama yakni brainware

(33)

komponen ini dipergunakan untuk menerima blok masukan, menjalankan

blok model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan blok keluaran

dan membantu pengendalian sistem informasi secara keseluruhan.

5. Database Block(Blok basis data)

Blok basis data merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan

berhubungan satu sama lainnya sehingga menghasilkan informasi yang

berkualitas. Blok basis data ini pula melakukan organisasi data dengan baik

sehingga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanan data.

6. Control Block(Blok kendali)

Blok kendali merupakan rancangan dan penerapan pengendalian sistem

informasi agar hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah dan apabila

terlanjur terjadi kerusakan sistem, maka blok kendali ini dapat mengatasi

kesalahan-kesalahan tersebut dengan cepat.

Berdasarkan penuturan dari Sutabri perihal komponen-komponen sistem

informasi, maka yang menjadi fokus dalam komponen sistem informasi adalah

data (yang termasuk didalamnya adalah blok masukan, blok model, blok keluaran

dan blok basis data), hardwaresoftware – sumber daya manusia (blok teknologi) dan prosedur (blok kendali). Jadi secara ringkas, yang dimaksud

dengan komponen sistem informasi adalah data,hardware,software, sumber daya manusia dan prosedur.

2.1.5. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Membicarakan sistem informasi manajemen, berarti kita harus memahami

(34)

George R. Terry (1974) dan Moekijat (1982) (Ratnawulan, N. 2002) didefinisikan

sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang

berkenaan dengan pekerjaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu tujuannya.

Berdasarkan pemaparan pendefinisian manajemen tersebut, maka sistem

informasi manajemen dapat didefinisikan sebagai tindakan manajemen

(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan) untuk mendukung

komponen sistem informasi (data, hardware,software, sumber daya manusia dan prosedur) agar mampu mengumpulkan dan mengolah data masukan agar

menghasilkan keluaran informasi berkualitas dan berguna bagi pemakai sistem

informasi.

2.1.6. Komponen Sistem Informasi Manajemen

Berbicara tentang komponen sistem informasi manajemen, terlebih dahulu

kita harus memahami perihal komponen manajemen dan sistem informasi itu

sendiri. Komponen manajemen terdapat empat komponen, yakni: P (Planning

atau perencanaan), O (Organizing atau pengorganisasian), A (Actuating atau pelaksanaan) dan C (Controllingatau pengawasan). Sedangkan komponen sistem informasi adalah data,hardware,software, sumber daya manusia dan prosedur.

Jika meniliki kepada kedua komponen tersebut yakni komponen manajemen

dan komponen sistem informasi, maka komponen sistem informasi manajemen

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan yang merancang komponen sistem informasi agar dapat

(35)

2. Pengorganisasian komponen sistem informasi terutama pada sumber daya

manusia dan prosedur agar tahap perencanaan dapat diimplementasikan.

Pengorganisasian komponen sistem informasi disebut pula Build of the system information.

3. Pelaksanaan yang menerapkan perencanaan dan pengorganisasian komponen

sistem informasi ke dalam sistem. Pelaksanaan ini pula disebut dengan Run of the system information.

4. Pengawasan yang memeriksa tingkat pelaksanaan apakah sesuai dengan

perencanaan sistem dan apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan

semula.

2.2 Audit Sistem Informasi

2.2.1 Pengertian Audit

Audit berdasarkan pendapat Ali Masjono Mukhtar (2002) serta Arens and

Loebbecke (2000) yakni proses yang sistematis dan memiliki objektif yang

ditunjukan untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti informasi yang

berhubungan dengan kegiatan dan kejadian untuk sehingga memperoleh dan

melaporkan hubungannya dengan hasil diinginkan pemakai. Pendapat ini

mengungkapkan bahwa audit merupakan proses akumulasi evaluasi yang

sistematis dan objektif untuk menentukan kesesuaian antara pelaksanaan dan

(36)

2.2.2 Tujuan Audit

Audit dilakukan karena memiliki tujuan. Adapun tujuan audit sendiri adalah

untuk:

1. Penilaian atas pengendalian

Berhubungan dengan pengendalian administrasi (administrative control) pada suatu perusahaan, yang bertujuan untuk menentukan apakah pengendalian

yang ada telah memadai dan terbukti efektif dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan perusahaan.

2. Penilaian atas pelaksanaan

Auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan apakah kegiatan

perusahaan telah berjalan secara efektif dan efisien.

3. Memberikan bantuan kepada manajemen

Dengan jalan memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan oleh

perusahaan. Dan sebagai seorang auditor untuk membantu manajemen harus

memahami dahulu prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dan

fungsi-fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, staffing, leading, dan

controlling.

2.2.3 Prosedur Audit

Alexander Hamilton (1986) mengungkapkan lima tahapan dalam prosedur

(37)

1. Definisi Ruang Lingkup Proyek

Merupakan tahap pengenalan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman

mengenai latar belakang serta kegiatan yang diperiksa. Hal ini membantu

auditor mengidentifikasi masalah yang timbul, menemukan penyebabnya dan

kemudian melakukan tindakan-tindakan pembetulan.

2. Rencana, Persiapan dan Organisasi

Pemeriksaan manajemen pada tahap ini adalah meneliti serta menelusuri

lingkup setiap sumber dokumentasi, kemudian dianalisa dan selanjutnya

diperbaharui.

3. Pengumpulan Fakta dan Pembaharuan Dokumen

Meliputi pengumpulan seluruh data pemberitahuan yang berhubungan dengan

ruang lingkup dari proyek termaksud. Data ini diperoleh dari surat-menyurat

dan untuk informasi yang non formal dapat diperoleh secara langsung dari

para karyawan melalui wawancara.

4. Riset dan Analisis

Pada tahap ini pemeriksa mengumpulkan semua bukti dan data yang sangat

penting untuk mendukung suatu kesimpulan pendapat pada pimpinan teratas.

Dan selanjutnya penelitian akan diubah sesuai dengan tujuan perencanaan dan

mengevaluasi keadaan lingkup tertentu.

5. Laporan

Dari hasil pengujian dan pemeriksaan yang dijelaskan dilaksanakan,

kemudian dibuat laporan hasil audit secara menyeluruh yang merupakan

(38)

2.2.4 Pengertian Audit SI

Sarno (2009) dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

(2011) mengungkapkan bahwa audit SI proses evaluasi yang sistematis dan

objektif yang dilakukan Auditor Teknologi secara objektif sehingga dapat

memperoleh dan menilai bukti-bukti kinerja aset dan tujuan teknologi. Dari

pemaparan kedua pihak ini, maka audit SI merupakan aktivitas yang

memverifikasi kematangan aktifitas sistem informasi yang diaudit sesuai dengan

aturan, standar maupun prosedur yang berlaku. Audit SI bukan ditujukan untuk

mencari kesalahan melainkan ditujukan untuk melakukan perbaikan.

Audit SI mempunyai persamaan dengan audit pada umumnya yakni terletak

pada kegiatan evaluasi yang terstruktur untuk memperoleh gambaran kinerja yang

diauditnya. Hanya saja dalam audit SI, yang diaudit adalah komponen sistem

informasi manajemennya.

2.2.5 Tujuan Audit SI

BPPT (2011) memberikan pedoman perihal tujuan audit SI yang dilakukan

bagi kegiatan audit SI di pemerintahan. Terdapat enam tujuan audit SI berdasarkan

pedoman dari BPPT, yakni:

1. Performance improvementuntuk peningkatan daya saing, yang mencakup:

pengukuran kinerja teknologi dalam rangka menemukan solusi

permasalahan, peningkatan produktivitas untuk peningkatan revenue,

peningkatan efektifitas & efisiensi proses produksi, peningkatan efisiensi

(39)

potensipotensi yang belum termanfaatkan, seperti mencari channel inovatif

berkaitan dengan pelanggan, distributor dan pemasok, dan perbaikan

berkelanjutan.

2. Compliance untuk menilai kesesuaian dengan standar/prosedur dan

kesesuaian dengan rencana/kebutuhan/kondisi.

3. Prevention dengan melakukan identifikasi resiko-resiko penggunaan

teknologi, dan mencegah kerugian akibat penggunaan teknologi.

4. Positioning mencakup: identifikasi status teknologi yang dimiliki,

identifikasi daya saing/kemampuan teknologi, termasuk dalam hal ini

adalah inventarisasi dan pemetaan aset teknologi, sehingga hal berikut

dapat dicapai:

4.1.Mengukur seberapa baik perusahaan memanfaatkan seluruh aset

teknologinya.

4.2.Melihat kondisi aset teknologi secara makro dan menyeluruh.

4.3.Mengukur bagaimana perusahaan meningkatkan diri dalam menghadapi

persaingan yang akan datang.

4.4.Mengetahui status teknologi yang dimiliki terhadap teknologi pesaing

ataustate of the artteknologi

4.5.Mengukur kapabilitas teknologi dengan mengacu pada kriteria

kapabilitas yang digunakan dalam dunia industri

5. Planningmemiliki fungsi yang strategis dalam kaitan dengan perencanaan

pengembangan sistem/teknologi dan perencanaan perbaikan kelemahan

(40)

5.1.Menghindari investasi yang kurang berdaya guna, seperti anggaran

berulang untuk alasan peningkatan kapasitas yang dilakukan setiap

tahun terhadap teknologi yang memang terbatas kapasitasnya.

5.2.Mengawal perusahaan dalam mencapai visi dan misinya. Termasuk

dalam hal ini adalah mencapai pengurangan resiko bisnis atas

kegagalan teknologi.

5.3.Melihat perhatian perusahaan terhadap teknologi tertentu, misalnya

integrasi unit-unit produksi dalam sebuah mata rantai yang benar.

6. Investigasi dilakukan untuk mengungkap suatu sebab atau fakta terkait

dengan suatu kejadian atau peristiwa yang biasanya berimplikasi pada

kondisi yang membahayakan keselamatan atau keamanan.

2.2.6 Prosedur Audit SI

Audit SI sama seperti halnya audit pada umumnya memiliki empat tahapan

prosedur audit. Adapun tahapan prosedur audit SI, yakni:

1. Tahap Perencanaan

Tindakan pertama kali dalam penelitian adalah melakukan tahap perencanaan.

Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan yang dilakukan, yakni:

1.1.Kegiatan menentukan tujuan audit. Setiap audit SI harus memiliki

kejelasan tujuan dilaksanakannya audit SI.

1.2.Identifikasi sistem SIM PIK. Kegiatan identifikasi sistem SIM PIK untuk

(41)

2. Tahap Mempelajari dan Mengevaluasi Kontrol

Tahapan selanjutnya setelah pelaksanaan tahap perencanaan, yakni tahap

mempelajari dan mengevaluasi kontrol. Pada tahapan mempelajari dan

mengevaluasi kontrol terdapat dua kegiatan yang dilakukan yakni:

2.1.Identifikasi kendali SIM PIK. Identifikasi kendali SIM PIK dilakukan

untuk menentukan control objectives COBIT yang sesuai dengan permasalahan awal yang ditemukan.

2.2. Mengumpulkan bukti-bukti. Mengumpulkan bukti data-data (dengan

kegiatan survei, interview atau wawancara, kuesioner, observasi, dan

review dokumentasi) yang berkaitan dengan audit SI SIM PIK.

3. Tahap Pengujian Kontrol

Tahap pengujian kontrol ini melakukan kegiatan menguji kendali dan bukti

data-data yang telah dikumpulkan seperti hasil wawancara, kuesioner serta

dokumen-dokumen prosedur SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

Adapun pengujiannya mengacu kepadamanagement guidelines pada COBIT 4.1 yakni menggunakan perhitunganmaturity model.

4. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir pada penelitian ini. Adapun kegiatan

dalam tahap ini adalah mendokumentasikan hasil audit dan menyusun hasil

laporan audit SI pada SIM PIK. Kegiatan pelaporan audit adalah auditor

melaporkan hasil penilaian dan pengujian hasil audit yang dilakukan terhadap

(42)

Secara detail kegiatan pada keempat tahapan prosedur audit SI, dapat kita

simak pada gambar 2.1 Prosedur Audit.

Gambar 2.1 Prosedur Audit

2.3 COBIT

2.3.1 Pengertian COBIT

Menurut Campbell (2005), COBIT merupakan suatu alat standar terbuka

(43)

terstruktur terdiri dari seperangkat control objectives untuk bidang TI yang dirancang untuk memungkinkan tahapan bagi audit SI.

COBIT itu sendiri merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan yang

membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah (gap) antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. Serta COBIT itu sendiri dikembangkan oleh IT Governance

Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association(ISACA).

2.3.2 Kerangka Kerja COBIT

Adapun kerangka kerja COBIT secara keseluruhan terdiri atas arahan

seperti:

1. Control objectives: terdiri atas empat tujuan pengendalian tingkat tinggi tinggi (high-level control objectives) yang tercermin dalam empat domain, yaitu:

1.1Planning & Organization

Domain Planning & Organization menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan,

mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI

dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan

bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan

infrastruktur teknologi yang baik pula. DomainPlanning & Organization

(44)

1. Apakah strategi teknologi informasi dan bisnis selaras?

2. Apakah perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada secara

optimal?

3. Apakah setiap orang dalam organisasi mengerti tujuan dari penerapan

teknologi informasi?

4. Apakah resiko teknologi informasi telah dimengerti dan dikelola?

5. Apakah kualitas sistem teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan

bisnis?

DomainPlanning & Organizationmencakup: PO1–Menentukan rencana strategis

PO2–Menentukan arsitektur informasi

PO3–Menentukan arah teknologi

PO4–Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya

PO5–Mengelola investasi TI

PO6–Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

PO7–Mengelola sumber daya manusia

PO8–Mengelola kualitas

PO9–Menilai dan mengelola resiko TI

PO10–Mengelola proyek

PO11–Manajemen Kualitas

1.2Acquisition & Implementation

(45)

mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup

sistem tersebut tetap terjaga. Domain Acquisition & Implementation

harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan manajemen tentang:

1. Apakah proyek baru dapat memberikan solusi untuk menjawab

kebutuhan bisnis?

2. Apakah proyek baru dapat memberikan solusi terhadap nilai ketepatan

waktu dan nilai anggaran biaya (budget)?

3. Apakah sistem baru berjalan dengan baik ketika diimplementasikan?

4. Apakah perubahan yang dilakukan tidak mengganggu proses atau

kegiatan operasional bisnis yang ada?

DomainAcquisition & Implementationmeliputi:

AI1–Mengidentifikasi solusi yang dapat diotomatisasi.

AI2–Mendapatkan danmaintenancesoftware aplikasi. AI3–Mendapatkan danmaintenanceinfrastuktur teknologi AI4–Mengaktifkan operasi dan penggunaan

AI5–Pengadaan sumber daya TI.

AI6–Mengelola perubahan

AI7–Instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan.

1.3Delivery & Support

(46)

pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan. Domain

Delivery & Supportharus mampu menjawab pertanyaan tentang:

1. Apakah layanan teknologi informasi yang diberikan sesuai dengan

prioritas-prioritas bisnis?

2. Apakah biaya untuk teknologi informasi sudah dioptimalkan?

3. Apakah pekerja mampu menggunakan sistem teknologi informasi

secara produktif dan aman?

4. Apakah kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan tersedia untuk

keamanan informasi?

DomainDelivery & Supportmeliputi:

DS1–Menentukan dan mengelola tingkat layanan.

DS2–Mengelola layanan dari pihak ketiga

DS3–Mengelola performa dan kapasitas.

DS4–Menjamin layanan yang berkelanjutan

DS5–Menjamin keamanan sistem.

DS6–Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana.

DS7–Mendidik dan melatih pengguna

DS8–Mengelola service desk dan insiden.

DS9–Mengelola konfigurasi.

DS10–Mengelola permasalahan.

(47)

DS12–Mengelola lingkungan fisik

DS13–Mengelola operasi.

1.4Monitoring & Evaluation

Domain Monitoring & Evaluation berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan

ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan yang

dilakukan. Domain Monitoring & Evaluation harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang:

1. Apakah performa teknologi informasi diukur untuk mendeteksi

permasalahan-permasalahan sebelum terlambat?

2. Apakah manajemen memastikan bahwa kontrol internal benar-benar

efektif dan efisien?

3. Dapatkah performa teknologi informasi dihubungkan kembali dengan

tujuan bisnis (bussiness goals)?

4. Apakah resiko, kontrol, kesesuaian, dan performa diukur dan

dilaporkan?

DomainMonitoring & Evaluationmeliputi:

ME1–Mengawasi dan mengevaluasi performansi TI.

ME2–Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal

ME3–Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal.

(48)

2. Audit guidelines: berisi 318 tujuan pengendalian bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan

management assurancedan/atau saran perbaikan.

3. Management guidelines: berisi arahan, baik secara umum dan spesifik mengenai hal-hal yang menyangkut kebutuhan manajemen dan mengenai apa

saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini:

1) Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang

dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.

2) Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.

3) Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai

sukses (critical success factors).

4) Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran

yang ditentukan.

5) Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.

6) Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula

membandingkannya.

Adapun komponen utama darimanagement guidelinesCOBIT ini adalah:

1. Goals and Metrics

(49)

1) Tujuan dan metrik TI yang menetapkan apa ekspetasi-ekspetasi

bisnis dari TI dan bagaimana mengukur TI tersebut.

2) Proses tujuan dan metrik yang menetapkan proses TI apa yang harus

dikirim untuk mendukung tujuan/ sasaran TI dan bagaimana

mengukurnya.

3) Tujuan kegiatan dan metrik yang menetapkan apa yang harus terjadi

di dalam proses untuk mencapai kinerja yang diperlukan dan

bagaimana mengukurnya.

2. Process inputs and outputs

Process input (proses masukan) mengidentifikasi pengiriman kebutuhan pada suatu proses dan proses kiriman yang akan datang. Demikian pula,

process output (proses keluaran) mengidentifikasi pengiriman yang diharapkan dari suatu proses dan proses yang mereka kirimkan.

Berbicara perihal proses masukan dalam sistem informasi berarti

pembahasannya mengenaiIT resource(sumberdaya TI), dikarenakaninput

dalam sistem informasi itu memasukkan unsur IT resource sebagai tahap awal dalam implementasi input sistem informasi. Adapun yang dimaksud dengan IT resource ini terdiri atas sumber daya manusia, sistem aplikasi, teknologi, fasilitas dan data. Sumber daya manusia, sistem aplikasi,

teknologi, fasilitas dan data merupakan komponen sistem informasi. Jadi

secara tidak langsung komponen input sistem informasi itu mempersiapkan komponen sistem informasi. Sedangkan perihal proses

(50)

menghasilkan informasi yang efektif, efisien, rahasia, terintegrasi, tersedia,

terpenuhi dan terpecaya.

Sistem informasi yang baik adalah sistem informasi yang mampu

memproses input (sumber daya manusia, sistem aplikasi, teknologi, fasilitas dan data) yang menghasilkan output (informasi yang efektif, efisien, rahasia, terintegrasi, tersedia, terpenuhi dan terpecaya) informasi

secara baik sesuai dengan tujuan sistem informasi yang telah ditetapkan.

3. Process activities and RACI charts

Process activities and RACI charts (Aktivitas-aktivitas proses dan grafik RACI) menunjukkan jarak peranan umum dari Responsible

(Tanggungjawab), Accountable(Akuntabel),Consulted (Dikonsultasikan), danInformed(Diinformasikan) untuk kegiatan-kegiatan inti.

4. Maturity models

Maturity models ((Model Kematangan) yang disingkat dengan MMs merupakan metode yang mengukur kemampuan apakah organisasi dapat

membuat upaya sistematis untuk peningkatan. Dengan menggunakan

MMs ini, maka manajemen dapat memetakan:

1) Status sekarang dari organisasi dalam bermacam-macam parameter.

2) Sasaran yang ingin dicapai.

3) Bagaimana perencanaan organisasi mencapai target-target atau

strategi-strategi tersebut.

MMs didasarkan pada metode evaluasi perusahaan atau organisasi, sehingga

(51)

dimulai dari level 0 (non-existent) hingga level 5 (optimised). Keterangan lebih detailnya dapat dilihat pada tabel 2.1 Generic Maturity Model dan gambar 2.5 representasi grafikMaturity Model.

Kekurangan yang menyeluruh terhadap proses apapun yang dapat dikenali. Perusahaan bahkan tidak mengetahui bahwa terdapat permasalahan yang harus diatasi.

1

Initial / Ad Hoc

Terdapat bukti bahwa perusahaan mengetahui adanya permasalahan yang harus diatasi.

Bagaimanapun juga tidak terdapat proses standar, namun menggunakan pendekatan ad hoc yang cenderung diperlakukan secara individu atau per kasus. Secara umum pendekatan kepada pengelolaan proses tidak terorganisasi.

2

Repeatable but Intituitive

Proses dikembangkan ke dalam tahapan yang prosedur serupa diikuti oleh pihak-pihak yang berbeda untuk pekerjaan yang sama. Tidak terdapat pelatihan formal atau pengkomunikasian prosedur standar dan tanggung jawab diserahkan kepada individu masing-masing. Terdapat tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pengetahuan individu sehingga kemungkinan terjadierrorsangat besar.

3

Defined

Prosedur distandarisasi dan didokumentasikan kemudian dikomunikasikan melalui pelatihan. Kemudian diamanatkan bahwa proses-proses tersebut harus diikuti. Namun penyimpangan tidak mungkin dapat terdeteksi. Prosedur sendiri tidak lengkap namun sudah memformalkan praktek yang berjalan.

4

Managed and Measurable

(52)

Level Maturity Level

5

Optimised

Proses telah dipilih ke dalam tingkat praktek yang baik, berdasarkan hasil dari perbaikan berkelanjutan dan permodelan kedewasaan dengan perusahaan lain.

Teknologi informasi digunakan sebagi cara terintegrasi untuk mengotomatisasi alur kerja, penyediaan alat untuk peningkatan kualitas dan efektifitas serta membuat perusahaan cepat beradaptasi.

Sumber: IT Governance Institute. 2007

Secara jelasnya pemahaman tentang maturity level pada tabel 2.1 Generic

Maturity Model dapat kita simak pada gambar 2.2 representasi grafik Maturity Model.

Gambar 2.2 Representasi GrafikMaturity Model(IT Governance Institute: 2007)

Penilaian tingkat maturity pada setiap domain COBIT mengacu pada CMMI (Capability Maturity Model Integration) dan dihitung menggunakan rumus 2-1.

= jumlah bobot jawaban

jumlah pertanyaan

(2-1)

(53)

= jumlah maturity index jumlah klausul

(2-2)

Hasil perhitungan maturity level dengan menggunakan rumus 2-2 dipetakan sesuai keterangan yang dapat dilihat pada tabel 2.2Index Maturityberikut ini:

Tabel 2.2

Index Maturity

Index Maturity Keterangan 0.00–0.50 Non-existent

0.51–1.50 Initial / Ad Hoc

1.51–2.50 Repeatable but Intuitive 2.51–3.50 Define Process

3.51–4.50 Manage and Measureable 4.51–5.00 Optimized

2.3.3 Hasil COBIT

COBIT berdasarkan pemaparan dari Claude L. Council (2011) memiliki dua

hasil akhir yang dicapai oleh COBIT. Adapun hasil dari kegiatan COBIT yakni

apabila COBIT dipergunakan untuk mengevaluasi resiko, maka COBIT

menggunakan CSF (Critical Success Factors), KGI (Key Goal Indicators) dan KPI (Key Performance Indicators). Tetapi apabila COBIT dipergunakan untuk mengevaluasi perkembangan dan tindakan dari kebijakan-kebijakan,

prosedur-prosedur dan kontrol-kontrol, maka COBIT menggunakanmaturity model.

2.2 Penelitian Terkait

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan topik

(54)

1. Audit sistem informasi/teknologi informasi dengan kerangka kerja COBIT

untuk evaluasi manajemen teknologi informasi di Universitas XYZ.

Penelitian ini dilakukan oleh Devi Fitrianah dan Yudho Giri Sucahyo.

Penelitian yang dilakukan oleh kedua orang tersebut dilakukan di suatu

Universitas kota Jakarta.

Penelitian ini membahas tentang efektifitas dan efisiensi pemanfaatan

teknologi informasi dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi. Untuk mengetahui keefektifan pemanfaatan teknologi informasi

hingga mampu mendukung efesiensi terhadap organisasi, peneliti melakukan

pemetaan audit TI agar diketahui sejauh mana universitas tersebut telah

memanfaatkan TI untuk efesiensi organisasi universitas tersebut.

Metode penelitian yang mereka lakukan dalam kegiatan audit TI di

universitas tersebut yakni dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja

COBIT 4.1, sehingga analisis yang mereka lakukan terhadap objek penelitian

mereka adalah dengan menganalisis objek penelitian yang disesuaikan

dengan empat domain COBIT pada COBIT 4.1. Hasil analisis penelitian

mereka pun mengungkapkan bahwa universitas tersebut hampir 85% tidak

memenuhi kelengkapan control objectives domain COBIT 4.1 yang berjumlah 34control objectives.

Berdasarkan hasil analisis penelitian mereka, maka mereka menyimpulkan

bahwa di universitas tersebut sudah ada kontrol yang berjalan yaitu PO8.1.

(55)

itupun karena ada penerapan standarisasi ISO. Kontrol yang lainnya adalah

DS5.9. Malicious Software Prevention, Detection and Correction. Serta masih terdapat banyak control objectives COBIT 4.1 yang masih belum berjalan / dimiliki oleh universitas tersebut.

Penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam beberapa hal, diantaranya

yakni:

2) Tidak sesuainya control objectives domain COBIT 4.1 yang mereka usung dengan standar dalam teori COBIT 4.1, contoh PO8.1 yang

seharusnya berisi control objectives External Requirements Review, mereka malah mengusungQuality Management System.

3) Tidak adanya penjelasan secara mendetail atau pemaparan tentang tiap

domain COBIT 4.1 dalam penelitian mereka, sehingga tidak adanya

perhitungan maturity level pada hasil penelitian audit TI yang mereka lakukan. Sedangkan dalam COBIT 4.1 diharuskan melakukan

perhitungan maturity level pada objek audit sehingga diketahui sejauh mana tingkatan keefektifan dan keefisiensian pemanfaatan TI pada objek

auditnya.

4) Penelitian mereka mengungkapkan terdapatnya 85% kelengkapan control obejctives COBIT 4.1 yang tidak dimiliki oleh universitas tersebut. Sedangkan penetapan 85% tersebut tidak dijelaskan berdasarkan

perhitungan seperti apa, yang akhirnya adanya ketidakvalidan data pada

(56)

Kekurangan-kekurangan dalam penelitian audit SI inilah, yang diperbaiki

dalam penelitian audit SI pada SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

Dalam audit SI SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, control objectivesCOBIT 4.1 yang dipergunakan sesuai dengan standar teori COBIT 4.1 dan setiap control objectivesdalam domain COBIT 4.1 dihitung maturity levelnya sesuai dengan CMMI. Dengan adanya control objectivesyang sesuai standar teori COBIT 4.1 dan setiap control objectives COBIT 4.1 tersebut dihitung maturity level, maka hasil analisis data dalam penelitian audit SI SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat dapat dipertanggungjawabkan

dikarenakan datanya valid.

2. Evaluasi kesesuaian struktur organisasi pengelola teknologi informasi dengan

rencana jangka panjang instansi (Studi kasus pada dinas XYZ) (2012).

Penelitian ini dilakukan oleh Arief Anwar Shodiq dan Khahim Gazali pada

tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada suatu dinas yang bertugas sebagai

pengelola pendidikan dan kebudayaan di tingkat Provinsi.

Penelitian ini difokuskan pada keselarasan struktur organisasi TI terhadap

rencana jangka panjang instansi tersebut agar struktur organisasi TI tersebut

mendukung tujuan bisnis dari instansi pemerintahan tersebut. Untuk

mengetahui keselarasannya, peneliti melakukan audit TI dengan kerangka

kerja COBIT 4.1.

Penelitian ini bermula dari mengkaji literatur dan kondisi kekinian Dinas

(57)

jawab masing-masing bagian, dan analisis gap mengenai kondisi saat ini dan

kebutuhan TI masa depan, yang semua itu disesuaikan dengan framework

COBIT 4.1.

Penelitian ini pula menyimpulkan bahwa terdapat 11 Business Goals, 24 IT Goals dan tujuh bidang kerja yang sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Instansi. Tetapi masih terdapat 16 poin IT Processes yang belum terpenuhi oleh dinas tersebut. Sehingga peneliti menyarankan penyesuaian struktur

organisasi dan penambahan tupoksi pada dinas tersebut.

Penelitian ini menggambarkan bahwa audit TI dengan kerangka kerja COBIT

4.1 dapat mengaudit struktur organisasi TI yang sesuai dengan proses bisnis

suatu dinas. Hanya saja penelitian ini memiliki beberapa hal kekurangan

secara teknis, yakni:

1) Penyimpulan peneliti yang mengatakan terdapatnya 11 Business Goals, 24 IT Goals dan tujuh bidang kerja yang sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Instansi, tidak dibarengi dengan penjelasan tingkat kematangan

padaBusiness Goals,IT Goalsdan tujuh bidang kerja di instansi tersebut. 2) Peneliti melakukan pendekatan penelitiannya dengan COBIT 4.1, tetapi

tidak ada penjelasan terperinci domain mana saja yang menjadi landasan

penelitiannya dan dimana posisi kematangan tiap domain pada dinas

tersebut.

Kedua kelemahan dalam penelitian ini, diperbaiki juga dalam penelitian SIM

PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. Dimana dalam penelitian SIM PIK

(58)

yang dipergunakan untuk objek penelitian, serta dihitung pula maturity level

terhadap tiap-tiap domain COBIT 4.1 yang dipergunakan dalam penelitian

(59)

BA

B III

METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

3.1.1 Metode dan Alur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang melakukan evaluasi untuk melihat

sejauh mana maturity level sistem informasi di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat dan memberikan analisis perbaikan untuk meningkatkan sistem informasi

sesuai dengan proses bisnis yang terjadi di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

Oleh karena itu, penelitian ini melakukan pendekatan metode evaluasi, dimana

metode evaluasi didefinisikan sebagai metode penelitian yang bertujuan untuk

melihat sampai berapa jauh suatu program atau suatu sistem baru telah mencapai

sasaran yang telah ditetapkan (Soedibjo, BS. 2013).

Alur pembahasan pada penelitian ini merujuk kepada tahapan-tahapan proses

Audit SI yakni lima tahapan. Adapun langkah-langkah penelitian ini secara lebih

(60)

Mulai

Menentukan Tujuan Audit

Identifikasi sistem SIM PIK

Identifikasi kendali SIM PIK dengan

control objectivesCOBIT 4.1

Mengumpulkan bukti-bukti

Menguji Kendali dan Bukti-Bukti denganmaturity modelCOBIT 4.1

Menyusun Laporan Hasil Audit dan Rekomendasi

Selesai

Tahap Perencanaan

Tahap Mempelajari & Mengevaluasi Kontrol

Tahap Pengujian Kontrol

Tahap Pelaporan

Gambar 3.1 Alur Pembahasan Penelitian

Penjelasan terperinci dari gambar 3.1 Alur Pembahasan Penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tindakan pertama kali dalam penelitian adalah melakukan tahap perencanaan.

(61)

1.1.Kegiatan menentukan tujuan audit. Kegiatan menentukan tujuan audit

berdasarkan pedoman dari BPPT tahun 2011 dikarenakan Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Barat adalah instansi pemerintah yang tentu saja acuannya

merujuk kepada peraturan pemerintah yang salah satunya adalah pedoman

dari BPPT pemerintah.

1.2.Identifikasi sistem SIM PIK. Kegiatan identifikasi sistem SIM PIK untuk

memastikan bahwa qualified resource sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktek-praktek terbaik.

2. Tahap Mempelajari dan Mengevaluasi Kontrol

Tahapan selanjutnya setelah pelaksanaan tahap perencanaan, yakni tahap

mempelajari dan mengevaluasi kontrol. Pada tahapan mempelajari dan

mengevaluasi kontrol terdapat dua kegiatan yang dilakukan yakni:

2.1.Identifikasi kendali SIM PIK dengan control objectives COBIT 4.1. Identifikasi kendali SIM PIK dilakukan untuk menentukan control objectives COBIT yang sesuai dengan permasalahan awal yang ditemukan.

2.2. Mengumpulkan bukti-bukti. Mengumpulkan bukti data-data (dengan

kegiatan survei, interview atau wawancara, kuesioner, observasi, dan

review dokumentasi) yang berkaitan dengan audit SI SIM PIK, dimana

(62)

3. Tahap Pengujian Kontrol

Tahap pengujian kontrol ini melakukan kegiatan menguji kendali dan bukti

data-data yang telah dikumpulkan seperti hasil wawancara, kuesioner serta

dokumen-dokumen prosedur SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

Adapun pengujiannya mengacu kepadamanagement guidelines pada COBIT 4.1 yakni menggunakan perhitunganmaturity model.

4. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir pada penelitian ini. Adapun kegiatan

dalam tahap ini menyusun hasil laporan audit SI dan rekomendasi pada SIM

PIK. Kegiatan pelaporan audit adalah auditor melaporkan hasil penilaian dan

pengujian hasil audit yang dilakukan terhadap pihak yang diaudit.

3.1.2 Tujuan Audit SIM PIK

Tujuan audit SI yang dilakukan di instansi pemerintahan harus berdasarkan

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi (Permen Kominfo) Nomor

41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 dimana audit SI harus mengacu terhadap suatu

pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

Adapun badan pemerintah yang telah menentukan pedoman dari audit SI

adalah BPPT. Pada pedoman BPPT dalam Peraturan Kepala Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi Nomor 004/2011, terdapat tujuan audit SI, dimana salah

satu tujuan audit SI yang ditetapkan adalah tujuan yang mengacu kepada

compliance. Tujuan audit SI pada compliance itu sendiri adalah untuk menilai

kesesuaian dengan standar/prosedur dan kesesuaian dengan

(63)

Jika menilik kepada pemaparan tersebut, jelaslah bahwa tujuan audit SI yang

dilakukan pada SIM PIK Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat adalah

mengevaluasi apakah implementasi sistem informasi manajemen pada SIM PIK

telah sesuai dengan standar/prosedur dan rencana/kebutuhan/kondisi sehingga

kematangan SIM PIK berada pada level 5 (lima) sesuai perencanaan Dinas

Pertanian Jawa Barat.

3.1.3 Teknik Pengujian Penelitian

Teknik pengujian penelitian ini menggunakan tahapan prosedur audit SI dari

pemaparan Swastika. Adapun pemilihan tahapan proses audit yang dikemukakan

oleh Swastika dikarenakan pelaksanaan dalam tahapan-tahapan proses auditnya

merujuk kepada COBIT, terutama tahapan mempelajari dan mengevaluasi kontrol

yang memiliki kegiatan prosedur dan langkah-langkah audit untuk memperoleh

data dimana penentuan parameter auditnya disesuaikan dengancontrol objectives

COBIT, serta pada tahapan pengujian dan mengevaluasi kontrol terdapat kegiatan

evaluasi hasil pengujian yang mempergunakan perhitungan maturity level yang terdapat padamanagement guidelinesCOBIT.

Metode audit pada penelitian menggunakan framework COBIT 4.1. Adapun pemilihan pada framework COBIT 4.1 didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

1) COBIT 4.1 memungkinkan auditor untuk meninjau proses TI lebih

(64)

objectives COBIT 4.1 ini sendiri untuk menentukan dimana pengendalian yang kurang baik dan mana yang prosesnya harus diperbaiki.

2) Membantu pemilik proses menjawab pertanyaan, apakah yang dilakukan

sesuai dengan petunjuk. Bila tidak sesuai, apa yang harus dilakukan dan

harus fokus pada apa dalam memperbaikinya. (Martono, HY. 2010).

Adapun secara teknis, audit SI di pemerintahan salah satunya harus

memenuhi pedoman tujuan audit SI dari BPPT. Salah satu tujuan dari audit SI di

SIM PIK kali ini adalah compliance. Tujuan compliance dalam audit SI sendiri adalah untuk menilai kesesuaian dengan standar/prosedur dan kesesuaian dengan

rencana/kebutuhan/kondisi. Untuk mencapai tujuan compliance audit SI,

berdasarkan pendapat Claude L. Council harus mempergunakan maturity model. Sedangkan maturity model terdapat pada COBIT 4.1, dimana maturity model

dipergunakan sebagai alat pengukuran pada COBIT 4.1.

Metode perhitungan yang dipergunakan dalam audit SIM PIK yakni

menggunakan CMMI (Capability Maturity Model Integration) yang terdapat dalam COBIT 4.1. Penggunaan perhitungan CMMI didasarkan atas terdapatnya

standar rumusan perhitunganmaturity leveluntuk setiapcontrol objectives.

3.2 Objek Penelitian

3.2.1 Profil Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat telah berdiri sejak masa penjajahan

Gambar

Gambar 2.1 Prosedur Audit
Gambar 2.2 Representasi Grafik Maturity Model (IT Governance Institute:
Tabel 2.2
Gambar 3.1 Alur Pembahasan Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang Muncul Dan Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Melakukan Perjanjian Hutang Piutang Non Kontraktual Dengan Jaminan Kebendaan Di Madiun...86. BAB IV

perbedaan jenis mikoriza dan tumbuhan inang (Van der Heidjen dan Kuyper, 2001), yang selanjutnya berdampak pada perkembangan hifa mikoriza, jumlah spora dan

Berdasarkan hasil pengujian pada semua skenario dengan parameter (packet loss, delay, dan throuhput), dapat disimpulkan bahwa keempat skenario jaringan VLAN,

Pengujian ekstrak etanol kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.) dilakukan dengan metode preventif pada tikus Sprague-Dawley. Kemudian diamati kadar gula darah

Penelitian ini merupakan hasil penggabungan dan replikasi (mengulang) dari penelitian yang dilakukan oleh Restu Agusti dan Nastia (2014), Komang, dkk (2014), dan Rudi Lesmana

Apa tugas yang harus dilakukan seperti yang dikatakan Suparno (2007) tugas tutor sebaya adalah (1) guru memberikan petunjuk pada tutor bagaimana mendekati

kedua tangan secara perlahan hingga 10 detik.  Gerakan kesebelas: gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan

Hasil penelitian (1) perencanaan pembelajaran PKn menggunakan model simulasi dalam meningkatkan penguatan nilai-nilai demokrasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 19 Semarang ada