• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS JENIS MAKANAN DAN PROPORSI BERATNYA TERHADAP BERAT BADAN PADA BURUNG BELIBIS BATU (Dendrocygna javanica) LIAR DI KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS JENIS MAKANAN DAN PROPORSI BERATNYA TERHADAP BERAT BADAN PADA BURUNG BELIBIS BATU (Dendrocygna javanica) LIAR DI KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Rafika Khaira NIM 4123220022 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

(3)

ii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tj minjei Aceh Timur, pada tanggal 16 juni

1994. Ibu bernama Wardiana Arifin dan Ayah bernama Mukhtar Usman,

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis memiliki kakak bernama

Rizki Zahara Perdana, Amd. Keb, dan adik bernama Aulia Dinda. Pada tahun

2000, penulis masuk sekolah di SD Negeri 050656 Stabat dan lulus pada tahun

2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Tanah

Jambo Aye Aceh Utara dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis

melanjutkan sekolah di SMA Negeri Negeri 1 Tanah Jambo Aye Aceh Utara dan

lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi

Biologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan Medan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan lulus pada bulan juli tahun 2012.

Selama kuliah di Universitas Negeri Medan penulis pernah menjadi

Asisten laboratorium untuk beberapa mata kuliah yaitu pada mata kuliah

Praktikum Taksonomi Hewan Tingkat Rendah, Praktikum Ekologi Hewan, dan

Praktikum Ekologi Perairan. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) di Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan, Sumatera

Utara. Penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bogak

Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Penulis pernah berpartisipasi

dalam kepanitiaan Olimpiade Biologi se-Sumatera Utara dan acara-acara yang

diselenggarakan oleh (PSGPA). Penulis aktif dari berbagai organisasi

mahasiswaan, antara lain Komunitas Ilmuan Biologi (KIMBI), Forum studi islam

(4)

iii

ANALISIS JENIS MAKANAN DAN PROPORSI BERATNYA TERHADAP BERAT BADAN PADA BURUNG BELIBIS BATU

(Dendrocygna javanica) LIAR DI KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

Rafika Khaira (NIM 4123220022) Email rafikakhaira@rocketmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis makanan yang dikonsumsi burung Belibis batu (Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di habitat alam di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat dan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pengambilan sampel burung dari habitat alami dilakukan pada bulan Februari 2016 dilanjutkan dengan identifikasi di Laboratorium. Pada saat pengambilan sampel di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, burung Belibis batu yang telah ditangkap segera dibedah dan diambil saluran pencernaannya lalu diawetkan dengan alkohol 70% kemudian dibawa ke Laboratorium Universitas Negeri Medan untuk mengamati isi lambungnya serta menimbang masing-masing jenis makanan yang ditemukan di dalam lambung burung tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makanan yang ditemukan di dalam lambung burung Belibis batu berasal dari jenis tumbuhan yaitu bagian daun dan biji-bijian. Makanan yang paling dominan dikonsumsi burung Belibis tersebut yaitu Jenis biji-bijian dengan persentase rata-rata 36,43% dari total isi lambung. Berat makanan memiliki korelasi tinggi terhadap berat badan Dengan Nilai Koefisien Korelasi sebesar 0,612 dan berat makanan memiliki kontribusi sebesar 37,5% terhadap berat badan. Proporsi berat makanan terhadap berat badan burung belibis batu rata-rata 0,35%.

(5)

ANALYSIS OF FOOD AND PROPORTION OF HEAVY FOOD WEIGHT OF THE WILD WHISTLING DUCKS (Dendrocygna javanica) IN NATURAL HABITAT IN SECANGGANG DISTRICT ON LANGKAT

REGENCY

Rafika Khaira (NIM 4123220022) Email rafikakhaira@rocketmail.com

Abstract

This study aims to determine the type of food consumed by wild whistling ducks (Dendrocygna javanica) live wild in natural habitats Secanggang Langkat district. The study was conducted in two places, in natural habitats Secanggang Langkat and in the Laboratory of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Medan. Sampling of the natural habitat of birds was conducted in February 2016 followed by identification in the laboratory. At the time of sampling in Secanggang Langkat, the wild whistling ducks (Dendrocygna javanica) was arrested immediately dissected and taken his digestive tract and then preserved in 70% alcohol then taken to the Laboratory of the State University of Medan to observe the contents of the stomach and weigh each type of food found in The stomach of birds. The results of this study indicate that the food found in the stomach of whistling ducks come from plants that the leaves and grains. Food consumption is the most dominant in the grouse bird that type of grains with an average percentage of 36,43%. Heavy foods have a high correlation to weight the value correlation coefficient of 0.612 and a weight of food has a contribution of 37.5% of body weight. The proportion of the heavy weight of food on body weight whistling ducks average of 0.35%.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karuniaNya memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga

penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan

Februari 2016 ialah “Analisis Jenis Makanan dan Proporsi Beratnya Terhadap

Berat Badan pada Burung Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Liar di

Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Mukhtar

Usman, Ibunda Wardiana Arifin, Kakanda dan Adinda Rizki Zahara Perdana dan

Aulia Dinda yang telah memberikan dorongan, bimbingan, nasehat, dan doa

dalam menyelesaikan pendidikan hingga selesainya skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, dorongan serta

petunjuk dari berbagai pihak, oleh karenanya dengan tulus dan ikhlas penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.

Puji Prastowo, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan selama penelitian hingga selesainya skripsi ini, Bapak Drs. Hudson

sidabutar selaku penasehat akademik yang telah banyak memberikan bimbingan

selama masa pendidikan, serta Bapak Dr. Mufti Sudibyo M.Si, bapak Drs. Zulkifli

Simatupang, M.Pd dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si., Apt sebagai

tim penguji skripsi penulis yang telah memberikan banyak saran dan masukan

untuk kesempurnaan skripsi ini, juga kepada seluruh staf dosen FMIPA

Universitas Negeri Medan yang telah mendidik dan membimbing penulis selama

menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Negeri Medan. Dan tak

lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para sahabat di kelas Biologi Nondik A

2012 terkhusus untuk Yuli Hardyanti, Siti Hardiyanti, Delly Maryam Valencia

Siregar yang telah memberikan semangat dan bantuan yang sangat berharga

hingga selesai penulisan skripsi ini dan kepada seluruh keluarga Biologi FMIPA

(7)

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya dalam dunia Biologi.

Medan, 2 Agustus 2016

Rafika Khaira

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata pengantar v

Daftar isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3.Batasan Masalah 3

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 4

1.7. Definisi Operasional 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Deskripsi Belibis Batu (Dendrosygna javanica) 6 2.2. Pola Sebaran Belibis Batu (Dendrosygna javanica) 7 2.3. Habitat Belibis Batu (Dendrosygna javanica) 8 2.4. Pola Makan Belibis Batu (Dendrosygna javanica) 10 2.5. Perilaku Makan Belibis Batu (Dendrosygna javanica) 10 2.6. Saluran Pencernaan Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 11

2.7. Kerangka Konseptual 12

BAB III. METODE PENELITIAN 14

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 14

3.2. Populasi dan Sampel 14

3.3. Alat dan Bahan 14

3.4. Teknik Pengumpulan data 14

3.5. Teknik Analisis Data 17

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20

4.1. Deskripsi Peneltian 20

4.1.1. Deskripsi Habitat Burung Belbis Batu (Dendrocygna javanica) 20

4.1.2. Deskripsi Data Penelitian 20

4.1.3. Analisis Data Penelitian 23

4.2. Pembahasan 23

(9)

5.1. Kesimpulan 26

5.2. Saran 26

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Belibis Batu (Dendrocygna javanica) 7 Gambar 2.2. Peta Sebaran Burung Belibis Batu (Dendrocygna

javanica) 8

Gambar 2.3. Habitat Burung Belibis Batu (Dendrocygna

javanica) 9

Gambar 4.1. Perbandingan isi lambung berupa makanan dan yang bukan makanan (pasir dan batu) pada

burung beibis batu (Dendrocygna javanica) 21 Gambar 4.2. Perbandingan isi lambung yang berupa daun

dan biji-bijian pada burung beibis batu (Dendrocygna

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pengamatan Berat badan, ukuran saluran pencernaan,

berat lambung, dan berat isi lambung burung belibis

batu (Dendrocygna javanica) 17

Tabel 3.2 Pengamatan berat isi lambung burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) 18

Tabel 3.3 Pengamatan berat jenis makanan yang ditemukan di dalam lambung burung belibis batu (Dendrocygna

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kumpulan Data Penelitian 29

Lampiran 2. Hasil uji Statistik Berat Makanan dan Berat Badan 31

Lampiran 3. Grafik Data Berat Badan, Berat Saluran Pencernaan, Berat Lambung, Dan Morfometrik Saluran Pencernaan 32

Lampiran 4. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian 35

Lampiran 5. Isi Lambung Pada Masing-Masing Sampel Burung Belibis 37

Lampiran 6. Surat izin penelitian 40

Lampiran 7. Surat keterangan Selesai Penelitian 41

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar 17.000 pulau.

Perbedaan karakteristik antar pulau menjadikan Indonesia berpotensi memiliki

keanekaragaman habitat yang tinggi. Habitat merupakan tempat tinggal bagi flora

dan fauna. Indonesia memiliki flora dan fauna yang spektakuler dan unik,

walaupun daratannya hanya 1,3% dari seluruh daratan di bumi. Indonesia juga

memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan yakni: 10% dari spesies

berbunga yang ada di dunia, 12% dari spesies mamalia di dunia, 16% dari seluruh

reptil dan amfibi dunia, 17% dari seluruh spesies burung dunia, dan 25% dari

semua spesies ikan yang sudah dikenal manusia. Tingkat endemis flora dan fauna

di Indonesia juga sangat tinggi (Sutoyo, 2010).

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati atau

dikenal sebagai megabiodiversity country. Salah satu kekayaan keanekaragaman

hayati tersebut adalah keanekaragaman jenis burung di Indonesia. Indonesia

memiliki 1.598 spesies burung atau sekitar 17% dari total jenis burung di dunia.

Jumlah tersebut, menunjukkan bahwa indonesia merupakan negara nomor empat

di dunia terkaya akan jumlah spesies burungnya setelah Columbia, Peru, dan

Brazil (Sukmantoro, dkk, 2007). Bahkan berdasarkan tingkat endemisitas,

Indonesia adalah negara dengan tingkat endemisitas burung tertinggi di dunia.

Tercatat sebanyak 372 (32,28%) diantara spesies burung yang ada di Indonesia

merupakan burung endemik Indonesia.

Indonesia memiliki ekosistem yang sangat beragam untuk habitat burung

seperti ekosistem hutan, dan berbagai ekosistem lahan basah (wetlands). Kawasan

lahan basah di indonesia tak hanya menjadi tempat singgah bagi burung migran

sebagai tempat beristirahat dan mencari makan, namun juga menjadi habitat bagi

burung air penetap yang secara ekologis kehidupannya bergantung pada kawasan

lahan basah tersebut (Sukmantoro, dkk, 2007). Indonesia memiliki keragaman

burung air tertinggi di dunia yaitu tercatat 184 spesies dari 833 spesies burung air

(14)

2

ini dijadikan sebagai indikator penting dalam mengkaji mutu dan produktivitas

suatu lahan basah.

Keberhasilan program peyelamatan dan peningkatan burung di TFCA

Sumatera dirasa belum dilakukan secara optimal karena ternyata populasi burung

masih kurang. Menurut data list IUCN pada tahun 2002, 772 spesies flora dan

fauna terancam punah, diantaranya adalah 114 spesies burung. Banyak dari

spesies-spesies yang terancam punah tersebut merupakan pesies yang eksotik dan

hanya terdapat di Indonesia.

Burung belibis batu (Dendrocygna javanica) merupakan salah satu jenis

species yang diketahui jenisnya memiliki status konservasi lets concern atau

belum mendekati kepunahan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun

1999. Belibis batu (Dendrocygna javanica) merupakan salah satu jenis burung air

yang biasa di temukan di daerah perairan seperti danau, rawa-rawa, sungai, dan

lahan basah lainnya. Belibis batu (Dendrocygna javanica) merupakan burung

perenang yang memiliki kaki berselaput dan jarang melakukan aktivitas terbang.

Menurut Gitayana (2011), burung belibis yang termasuk burung air

memiliki peranan penting bagi lingkungannya dalam melakukan kontrol terhadap

populasi keong apabila burung belibis punah maka keong akan menjadi hama bagi

tanaman padi yang sangat sulit untuk diberantas. Selain itu, burung belibis batu

juga berperan sebagai penyebar biji dari tumbuhan yang dikonsumsinya.

Masyarakat Indonesia mengenal burung belibis batu (Dendrocygna

javanica) sebagai itik liar yang sering diburu untuk dikonsumsi (Siwi, dkk, 2009).

Bahkan tidak jarang ditemukan di berbagai warung makan yang menyajikan

belibis goreng sebagai menu utama karena rasa dagingnya yang enak dimakan dan

disukai banyak orang. Tekanan masyarakat terhadap burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) ini dikhawatirkan akan mengancam keberlangsungan

hidup dari belibis batu tersebut mengingat statusnya yang berada dalam

konservasi dilindungi.

Burung belibis batu (Dendrocygna javanica) memiliki paruh yang lebar

yang memudahkannya menangkap makanan pada lahan basah atau berair.

(15)

mengkonsumsi pakan ditentukan oleh faktor fisiologis unggas, serta bentuk dan

jenis pakan yang dimakan. Jenis makanan yang sering di konsumsi oleh burung

belibis adalah makanan yang tersedia di lahan basah yaitu jenis binatang-binatang

kecil yang hidup di air, jenis-jenis tanaman air dan juga biji-bijian.

Berdasarkan uraian di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian tentang jenis

makanan yang dikonsumsi dan proporsi beratnya terhadap berat badan pada

burung belibis batu (Dendrocygna javanica) di kawasan secanggang Kabupaten

Langkat.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi dari burung belibis batu (Dendrocygna javanica) ini adalah:

1. Populasi burung belibis batu (Dendrocygna javanica) yang mendapat tekanan

dari aktvitas masyarakat yang berburu burung untuk dijadikan sumber

makanan.

2. Habitat burung belibis batu (Dendrocygna javanica) yang semakin

menyempit.

3. Ketersediaan jenis makanan yang dikonsumsi burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) di alam yang semakin sedikit.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar masalah tidak terlalu meluas,

dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada jenis-jenis makanan yang dikonsumsi

oleh burung belibis batu (Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat

alami di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat berupa biji-bijian,

(16)

4

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada batasan masalah di atas, masalah yang akan

dirumuskan pada penelitian ini adalah :

1. Jenis makanan apa sajakah yang dikonsumsi oleh burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di Kecamatan

Secanggang Kabupaten Langkat?

2. Jenis makanan apakah yang paling dominan dikonsumsi oleh burung belibis

batu (Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di

Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat?

3. Adakah hubungan antara berat makanan dan berat badan burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di Kecamatan

Secanggang Kabupaten Langkat?

4. Berapakah proporsi berat makanan terhadap berat badan pada burung belibis

batu (Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di

Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat?

1.5. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui :

1. Jenis makanan yang dikonsumsi oleh burung belibis batu (Dendrocygna

javanica) liar yang hidup pada habitat alami di Kecamatan Secanggang

Kabupaten Langkat.

2. Jenis makanan yang paling dominan dikonsumsi oleh burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di Kecamatan

Secanggang Kabupaten Langkat.

3. Hubungan antara berat makanan dan berat badan burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di Kecamatan

Secanggang Kabupaten Langkat?

4. Proporsi berat makanan terhadap berat badan pada burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) liar yang hidup pada habitat alami di Kecamatan

(17)

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Ilmu pengetahuan sebagai data awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai burung belibis batu (Dendrocygna javanica)

2. Pihak-pihak konservasi (BKSDA) sebagai informasi untuk salah satu upaya

pelestarian burung belibis batu (Dendrocygna javanica).

3. Masyarakat sebagai informasi untuk menduga luas areal pakan terhadap

kebutuhan jumlah belibis yang ada di Kecamatan Secanggang Kabupaten

Langkat atau jumlah belibis yang ada dapat diperkirakan kebutuhan pakan

dan luas areal yang dibutuhkan.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan persepsi berikut ini disajikan beberapa istilah

yang digunakan, yaitu:

1. Jenis makanan yang dikonsumsi yaitu jenis makanan berupa hewan dan

tumbuhan yang biasa dikonsumsi hewan sebagai sumber energi untuk

keberlangsungan hidupnya.

2. Jenis makanan yang paling dominan dikonsumsi yaitu jenis makanan yang

paling banyak di temukan dalam analisis isi tembolok.

3. Habitat alami adalah tempat hidup hewan dimana hewan tersebut dapat

memilih makanan yang tersedia di alam bebas untuk dikonsumsinya.

4. Analisis isi tembolok yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap isi

tembolok hewan yang mengandung makanan masih relatif utuh dengan

(18)

26 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Jenis makanan yang di temukan di dalam lambung burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) berasal dari jenis tumbuhan yaitu bagian daun dan

biji-bijian.

2. Jenis makanan yang paling dominan dikonsumsi burung belibis batu

(Dendrocygna javanica) yaitu jenis biji-bijian dengan rata-rata 36,43% dari

total isi lambung.

3. Berat makanan burung belibis batu memiliki korelasi yang tinggi terhadap

berat badan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,612 dan berat makanan

memiliki kontribusi sebesar 37,5% terhadap berat badan.

4. Proporsi berat makanan terhadap berat badan pada burung belibis batu

memiliki nilai rata-rata 0.35%.

5.2. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar:

1. Pengambilan sampel burung belibis batu dilakukan pada saat waktu makan

burung.

2. Meneliti kebutuhan jumlah makanan yang optimal terhadap burung belibis

batu liar berdasarkan proporsi berat makanan terhadap berat badan burung

(19)

27

DAFTAR PUSTAKA

Elfidasari, D., 2005, Pengaruh Perbedaan Lokasi Mencari Makan Terhadap Keragaman Mangsa Tiga Jenis Kuntul di Cagar Alam Pulau Dua Serang: Casmerodius albus, Egretta garzetta, Bubulcus ibis., Makara Sains 9(1): 7-12.

Elfidasari, D., dan Junardi., 2006, Keragaman Burung Air di Kawasan Hutan Mangrove Peniti, Kabupaten Pontianak, Biodiversitas 7(1): 63-68.

Indrawan, M, Sunarto, dan Cahyono, T (2011), Keanekaragaman Jenis Burung Air di Waduk Mulur Skoharjo, Biodiversitas

Gitayana, A., 2011, Informasi dan Potensi Burung Air Taman Nasional Alas Purwo, Balai Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi.

MacKinon, J., 1993, Burung-burung di Jawa dan Bali, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Novarino, W., Mardastuti, A., Prasetyo L,B., Widjakusuma, R., Mulyani, Y.A., Kobayashi, H., Salsabila, A., Jarulis., dan Jandra, M.N., 2008, Komposisi Guild dan Lebar Relung Burung Strata Bawah di Sipisang Sumatera Barat, Biota 13(3): 155-162.

Ruskhanidar., dan Hambal, M., 2007, Kajian Tentang Keanekaragaman Spesies Burung di Hutan Mangrove Aceh Besar Pasca Tsunami 2004, Jurnal Kediaman Hewan 1(2) : 76-83.

Rylander, M.K., dan Bolen, E.G., 1974, Feeding Adaptation in Whistling Ducks (Dendrocygna), The Auk 91:86-94

Siwi, N., Wahyuni, T.H., dan Hamdan., 2009, Identifikasi Morfologi dan Morfometri Organ Pencernaan Serta Sifat Kualitatif Warna Bulu Belibis Kembang (Dendrocygna Arcuata) dan Belibis Batu (Dendrocygna Javanica), Jurnal Peternakan Integratif 2(2) : 193-208.

Srigandono, B, 1986, Ilmu Unggas Air, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Sukmantoro W., Irham M., Novarino W., Hasudungan F., Kemp N., dan Muchtar M., 2007, Daftar Burung Indonesia no. 2, Indonesian Ornithologists’ Union, Bogor.

(20)

28

28

Sutoyo., 2010, Keanekaragaman Hayati di Indonesia, Buana Sains 10(2): 101-106.

Widodo, W., 2006, Kemelimpahan dan Sumbar Pakan Burung-burung di Taman Nasional Manusela, Seram, Maluku Tengah, Biodiversitas 7(1): 54-58.

Zainal, Y., 2007, Pengaruh pemberian silanse ransum komplit terhadap organ dalam itik mujosari alabio jantan, Jurnal peternakan integratif 2(2): 102-114.

Gambar

Gambar 2.1. Belibis Batu (Dendrocygna javanica) Gambar 2.2. Peta Sebaran Burung Belibis Batu (Dendrocygna
Tabel 3.1 Pengamatan Berat badan, ukuran saluran pencernaan,  berat lambung, dan berat isi lambung burung belibis

Referensi

Dokumen terkait

Tiga tulisan yang terangkum dalam bagian kesatu, masing-masing berjudul (1) Inisiatif Perempuan dalam Menentukan Pasangan Hidup, (2) Seudati Sebagai Media Interaksi

(2) Instansi Pemerintah atas permohonan Wajib Bayar untuk jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) setelah memenuhi persyaratan yang

Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada beberapa mata.. pelajaran ada yang belum memenuhi standar, salah satunya pada

Pembelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Sumbersari 02 Jember Pokok Bahasan Segitiga dan

“Pengaruh Stres Kerja berdasarkan Model Demand-Induced Strain Compensation terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Perawat Rumah Sakit X Surabaya”.

tanggal 28 Juni 2013 telah dilantik oleh Ketua Pengadilan Agama Palangka Raya pada tanggal 20 Agustus 2013.. Palangka Raya

3.3.3 Path of Tweets: The main purpose of this study was to determine the paths or routes of the twitter users by using their tweets’ location information and review

: Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci.. d.t.o