• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI RATOEH DUEK PERSPEKTIF NILAI ESTETIKA ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TARI RATOEH DUEK PERSPEKTIF NILAI ESTETIKA ISLAM."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TARI RATOEH DUEK PERSPEKTIF

NILAI ESTETIKA ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FAKHRUNNISA ALTAS

NIM. 2123340011

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

FAKHRUNNISA ALTAS NIM 2123340011 Tari Ratoeh Duek Perspektif Nilai Estetika Islam. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana estetika Islam yang terkandung dalam tari Ratoeh Duek.

Sebagai pedoman pemikiran dalam penelitian ini digunakan teori yang bermanfaat sebagai pemandu, agak fokus pada hal apa yang akan diteliti Penelitian ini mengunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik seperti teori sejarah teori, teori nilai estetika islam, dan teori bentuk penyajian

Waktu yang digunakan dalam penelitianini membahas tari ratoeh duek perspektif nilai estetika islam selama 2 bulan yaitu dari bulan juli 2016 sampai dengan agustus 2016. Tempat penelitian adalah di sanggar Seulaweuet UIN Ar Raniry Banda Aceh. Analisis penelitian mengunakan kualitatif, untuk melengkapi data-sata dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa nilai estetika Islam Tari Ratoeh Duek ini berdasarkan adanya kegiatan masyarakat melakukan ibadah. Estetika Islam yang terdapat dalam tari Ratoeh Duek ini ialah motif gerak seperti berdoa dan sujud. Apabila penari tidak dapat melakuakan gerak sesuai dengan resam, maka nilai estetika tari akan berkurang., busana estetika Islam dalam pemakaian busana, dilihat dari aturan-aturan dalam ajaran Islam. Bagi masyarakat Aceh segala sesuatu yang bersifat menutup aurat diangap mempunyai nilai keindahan yang tinggi dan syair Dimana syair tersebut berisikan doa-doa dan pesan-pesan keagamaan. Syair ini bukan bukan hanya di nyanyikan saja selaian mengandung makna positif, dalam syair ini tidak ada celaan, hinaan, dan sindiran. Karna banyak mengandung doa, zhikir dan pesan keagamaan.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karna atas

rahmad dan karunia-nya sekeripsi ini dapat diselesaikan , dan tidak lupa shalawat

beriringan salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang

syafaatnya kita harapkan. Penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini

dengan judul “Tari Ratoeh Duek Perspektif Nilai Estetika Islam.

Meskipun skripsi ini dikerjakan dengan sunguh-sunguh , tetapi penulis

menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna dan masih banyak kekuranganya,

baik bagi penulis maupun isinya. Untuk itu prnulis dengan lapang dada penulis

harapkan keritik dan saran dari pada pembaca demi penyempurnaanya.

Terlintas dipikiran penulis adalah bagaimana mengangkat judul ini

dengan tuntas dengan dukungan dan respon yang maksimal dari berbagai pihak.

Dari tahapan-tahapan penelitian yang penulis kerjakan, akhirnya sungguh diluar

dugaan. Dukungan mengalir untuk membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada,

1. Prof.Dr. Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr.Isda Pramuniati,M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni.

3. Uyuni Widiastuti,M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Siti Rahmah,S.Pd,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.

5. Dra. Tuty Rahayu, M. Si selaku Dosen Pembimbing I penulis.

6. Dra. Dlinar Adlin. M.Pd selaku Dosen Pembimbing II penulis.

7. Dosen, Staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang

telah banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama proses

perkuliahan maupun ketika penelitian.

8. Bapak Imam Junaini selaku pengarah dan narasumber yang dengan

sukarela memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian, Tari

(8)

iii

9. Heri Maslijar yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian di

sanggar seni seulaweuet msahasiswa UIN Ar-Raniry dan telah banyak

membantu penulis dalam menyelelesaikan tugas akhir kuliah.

10. Siti dan Shifa sebagai narasumber yang banyak memberikan informasi

tentang Tari Ratoeh Duek perspektif nilai estetika islam, Serta seluruh

masyarakat Banda Aceh yang ada di Kecamatan Kopelma

Darusalam,yang banyak membantu penulis dalam mengumpulkan

informasi dan data yang diperlukan.

11. Khususnya buat orang yang tersayang dan yang tercinta yang telah

menghadap ilahi Ayahnda Rasidal (Alm) dan Ibunda Siti Aisyah dengan

penuh sabar memberikan kasih sayangnya dan melindungi penulis hingga

detik ini,serta dukungan baik secara moral maupun material,dalam

menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Sendratasik Universitas Negeri

Medan.

12. Para sahabat Seni Tari Stambuk 2012 lainya yang banyak memberikan

semangat,motivasi, dukungan, doa dan rela memberikan informasi

kepada penulis selama peneltian ini berlangsung.

13. Kepada Abangda Abror Harahap S.T yang banyak membantu dalam

proses penyusunan berkas di Jurusan Seni Tari. Serta kepada semua

pihak yang terlibat dalam pengumpulan data Skripsi ini yang tidak dapat

saya sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis mengucapkan syukur, terimakasih semoga kebaiakan

tersebut menjadi ibadah kepada Allah penulis berserah diri mohon ampunan

Medan, Agustus 2016 Penulis,

(9)

iv

(10)

v

b. Sistem Kepercayaan Masyarakat Aceh... 25

c. Sistem Religi... 26

d. Kesenian ... 27

B. Asal Mula Tari Ratoeh Duek ... 28

1.Tari Ratoeh Duek ... 28

2.Isi Cerita Tari Ratoeh Duek ... 29

C.Bentuk Penyajian ... 30

1.Bentuk penyajian ... 30

1.1 Tema ... 31

1.1Gerak ... 31

1.2Pola ... 31

1.3Syair ... 34

1.4Busana ... 34

D.Estetika Islam Dalam Tari Ratoeh Duek ... 33

1. Gerak ... 39

2. Busana ... 39

3. Syair ... 40

BAB V PENUTUP ... 42

A.Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Denskrip Gerak Tari Ratoeh Duek ... 34

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 . Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 19

Gambar 4.2. Letak geografis kota banda aceh ... 19

Gambar 4.3. Tahap Awal ... 25

Gambar 4.4. Tahap awal ... 25

Gambar 4.5. Tahap Isi ... 26

Gambar 4.6. Tahap isi ... 26

Gambar 4.7 Tahap isi ... 26

Gambar 4.8 Tahap Akhir ... 27

Gambar 4.9 Gerak Tari Ratoeh Duek ... 28

Gambar 4.10 pola laintai 1 ... 29

Gambar 4.11 pola lantai 2 ... 29

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Islam adalah agama yang realitis, mengetahui dan menyadari

kepentingana, tabiat, watak, bakat dana keinginana manusia sebagai makhluk

yang memilih fitrah kejadian dan instink. Karena itu ajaran islam bukanlah

ajarana yang hanya dalam hal-hal ubidiah (hamba) semata, yaitu bersifat ukhrawi,

tetapi juga mnemberikan pedoman bagi umat dalam kehidupan duniawi. Bukan

saja untuk kepentingan rohani tetapi juga untuk kepentingan jasmani.

Islam menyadari dan tidak mengekang manusia dari hal-hal yang sesuai

dengan fitrah dan instink kemanusiaanya. Di antara kebutuhan fitrah insaniyah

ialah bahwa manusia ingin bahagia, sehat gembira suka cita, bermain dan

sebagainya. Untuk mewujudkan keinginan itu lahirlah beberapa jenis ekspresi

kesenian. Hal itu kemudian menjadi budaya dari suatu komunitas masyarakat dan

bangsa.

Dalam kehidupan Rasulullah saw, beliau dikenal sebagai sosok yang

wibawa, tidak pemurung, selalu mengekspresikan ketegangan dan kebahagiaan.

Oleh sebab itu, para sahabat Nabi saw, suka bergaul kepadanya. Mereka tidak saja

dituntun untuk mendapatkan kebahagian di dunia dana diakhirat, tetapi juga

memperoleh kedamaian dan dan ketentraman.

Manusia adalah makluk yang berbudaya. Kesenian dan budaya merupakan

(14)

2

dalam diri manusia. Oleh sebab itu islam merespons dan menghalalkanya. Hasil

kesenian dan kebudayaan yang tidak disukai islam yaitu kesenian dan kebudayaan

yang dapat merusak iman dan bertentangan dengan batas kesopanan yang

diajarkan dalam islam. Islam tidak pernah menolak kesenian selama kesenian itu

tidak melangar syari’at islam sendiri. Namaun demikian kebanyakan manusia

terjebak dalam kelalaian dan melampaui batas dalam hiburan dan seni yang

memang erat hubunganya dengan perasaan, dan hati serta akal fikiran. Namun

ternyata hiburan dan seni terkontaminasi oleh kemewahan dan hedonisme

daripada sisi estetika yang indah dan luas.

Aceh adalah sebuah provinsi di indonesia. Aceh terletak diujung utara

pulau sumatra dan merupakan provinsi paling barat di indonesia. Ibu kotanya

adalah Bana Aceh . yang didiami oleh beberapa kabupaten diantaranya

Meulaboh, Blangpidie, Jantho, Calang, Tapak Tuan, Singkil, Karang Baru,

Takengon, Kutacane, Idi Rayeuk, Lhoksemawe, Simpang tiga redelong, suka

makmue, Blang Kejeren, Biruen, Sigli, Meureudu, Sinabang, Langsa, Sabang,

Subusalalam, Sinabang, Banda Aceh. Aceh memiliki kebudayaan yang

menghasilkan banyak adat dan kesenian daerah, dan hal tersebut masih dilakukan

oleh masyarakat tersebut. Kesenian yang tetdapat dalam masyarakat Aceh adalah

warisan leluhur yang turun temurun dari generasi ke generasi yang masih selalu

dilakukan sampai sekarang, salah satu dari kesenian tersebut adalah Seni Tari.

Tari dalam bahasa Aceh adalah likha atau juget. Sedangkan menari adalah

ranjale. Tari selalu terkait dengan roh dan sering dilakukan ketika ada

(15)

3

berbagai cara dan ritual yang berhubungan dengan pertunjukan dan hiburan. Suku

Aceh mengunakan tari untuk menunjukan suatu proses adat atau prosesi kegiatan,

ataupun suasana lain yang dituaangkan dalam bentuk gerak tari.

Penyajian tari dalam kondisi sehari-hari umumnya memiliki pola-pola

gerak tari yang rumit walaupun keliatanya seperti kegiatan sehari-hari masyarakat

Aceh. Salah satu tari yang mengambarkan keseharian masyarakat Aceh adalah tari

Ratoeh Duek. Ratoeh Duek terdiri dari dua kata Ratoeh berasal dari bahasa arab

yaitu rateb/ratip yang artinya melakukan puji-pujian dan doa kepada Allah SWT

sedangkan duek berasal dari bahasa Aceh yang artinya duduk. Dengan demikian

Ratoeh Duek artinya kegiatan kesenian yang mengandung makna ibadah yang

dilakukan secara duduk. Tari ini bersifat hiburan, tidak diketahui siapa

penciptanya tetapi menjadi bagian dan masyarakat Aceh. Tari ini merupakan

kreasi masyarakat Aceh yang terinspirasi dari gerak saman, rateb meusekat, likok

pulo, seudati, ratoeh jaroh. Tari ini tidak memiliki iringan musik melaikan syahi

dengan melantunkan syair. Didalam syair tersebut terdapat makna dan

pesan-pesan dakwah dengan cara seperti inilah masyarakat aceh menyebarkan agama

islam lewat tarian dan syair. Berdasarkan penngamatan tersebut pertulis

berpendapat bahwa dalam tari Ratoeh Duek ini mengandung nilai estetika isalam

didalamnya.

Nilai Estetika Islam yang terdapat pada tari ratoeh duek tersebut terlihat

pada bergerak dengan melakukan gerak yang sangat indah. Masihng-masing gerak

disetiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang tidak bisa terlepasdari

(16)

4

berdasarkan penyajian yaitu kreasi. Dimana ratoeh duek ini disetiap sanggar

berbeda-beda gerak tarianya, akan tetapi gerakny tidak terlepas dari ajaran-ajaran

islam. Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk menjelaskan estetik

islam dalam tari ratoeh duek sebagai tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, ada

banyak hal yang dapat diungkapkan dalam perkembangan Tari Ratoeh Duek

Persfektif Nilai Estetika Islam. Sugiano(2008:52) menyatakan bahwa “ setiap

penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun

diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit

dalam proses penelitian.”

Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah merangkum sejumlah

pertanyaan yang muncul yang mengidentifikasikannya sebagai masalah yang

perlu dicari jawabanya. Adanya identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal

permasalahan yang diteliti sehingga penulisan akan mencapai sasaran. Adapun

identifikasi masalahnya dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keberadaan Tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda Aceh ?

2. Bagaimana estetika Tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda Aceh?

3. Bagaimana bentuk penyajian Tari ratoeh Duek pada masyarakat Banda

Aceh?

(17)

5

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar peneliti lebih terarah, terfokus, dan

tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat

Suharmad (1982:31) yang menyatakan bahwa Sebuah masalah yang dirumuskan

terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan tidak akan pernah

jelas batasan-batasan masalah. Pembatasan ini perlu bukan saja untuk

mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan akan tetapi juga

menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam memecahkan

masalah waktu, ongkos dan lain sebagainya.

Oleh karna itu, penulis memokuskan kepada pembahasan atas

masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalah-masalahan yaitu :

1. Sejarah tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda Aceh ?

2. Bagaimana bentuk penyajian Tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda

Aceh?

3. Nilai estetika islam apa yang terdapat dalam tari Ratoeh Duek pada

masyarakat Banda Aceh ?

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah telah

diuraikan diatas, maka akan dijelaskan rumusan masalah dalam penelitian ini.

Sugiyono (2008:55) mengatakan “bahwa Rumusan masalah berbeda dengan

(18)

6

apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang

akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimana Tari Ratoeh Duek Persfektif Nilai Estetika Islam.”

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu

keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan

sdalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dijapai oleh penulis adalah:

1. Mendeskripsikan Tari Ratoeh Duek Persfektif Nilai Estetika Islam ?

F. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang membangun

visi dan misi kebudayaan khususnya di bidang seni tradisional.

2. Sebagai apresiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi program studi seni tari di

universitas negri medan.

3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian dan masyarakat umum.

4. Sebagai bahan apresiasi bagi masyarakat diluar Aceh dalam memahami

(19)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa Estetika Islam dalam Tari Ratoeh Duek di

sanggar seulaweut UIN Ar Raniry Banda Aceh yaitu sebagai berikut :

1. Gerak pada tari Ratoeh Duek ini juga terdapat motif gerak seperti berdoa

dan sujud. Apabila penari tidak dapat melakuakan gerak sesuai dengan

resam, maka nilai estetika tari akan berkurang.Dalam menarikan tari ini

harus serius melakukan gerak, tidak boleh asal bergerak, harus fokus dan

konsentrasi mengikuti aturan-aturan dan dalam melakukan gerak pada tari

Ratoeh Duek dan menghayati setiap gerak agar mendapat

resam.(wawancara dengan narasumber, 3 agustus 2016).Berdasarkan

pendapat narasumber tersebut sudah jelas bahwa estetika tari Ratoeh Duek

bukan hanya dilihat secara kesatmata saja. Tetapi juga dapat dilihat darai

ekspresi wajah, kelembutan penari menarikan agar dapat resamnya.

(20)

48

1. pada lingkungan yang berlandasan syariat islam. Pada pertunjukan tari

Ratoeh Duek, jika para penari tidak mengunakan pakaian yang menutup

aurat maka kesanya tidak indah . dibawah ini adalah busana yang dipalkai

dalam tari Ratoeh Duek. Tata busana penariadalah celana panjang

berwarna hitam,baju kurung dengan lengan panjang, kain songket,

Aksisoris yang melambangkan motif Aceh, jilbab.

2. Syair atau nyanyian yang mengiringi tari Rtoeh Duek sangatlah penting di

dalam tari ini. Estetika dalam hal ini terdapat pada syair-syair yang

dinyanyikan dengan mengunakan bahasa Atari ceh kuno. Pernyanyian tari

Ratoeh Duek disebut Syekh yang memiliki suara yang bernada tinggi dan

indah. Cengkok cengkok pada nadanya mempunyai tingkat kesulitan.

B. Saran

Diakhir pembahasan ini, penulis akan mengemukakan beberrapa saran

yang bersifat konstruktif sebagai bahan renungan, yang kiranya dapat menjadi

masukan untuk dilakukan penyempurnaan dan pembina dalam proses menjaga,

mengembangkan, sertta melestarikan setiap setiap tari Ratoeh Duek yang lahir

dalam setiap kebudayaan masyarakat masing-masing. Adapun saran yang dapat

dikemukakan adalah:

1. Tari menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni dan menjadi sebuah

media komunikasi, melelui sebuah tarian merepresentasikan kehidupan

manusia dalam segala hal. Khususnya untuk tarian tradisional hendaknya

(21)

49

tradisional dan alangkah baiknya banyak melakukan sosialisasiseni dan

budaya yang banyak menampilkan kesenian tari tradisional asli Indonesia.

2. Untuk menjaga agar setiap jenis tari Ratoeh Duek yang ada di Aceh tetap

dalam masyarakatnya, penulis mengajak semua kalangan untuk selalu

mengajakan generasi cinta kepada nilai-nilai tari tradisional yang kaya dan

sarat dengan unsur-unsur islam. Hal ini menjadi penting karena muatan

budaya masyarakat Aceh yang dijelmakan melalui simbolis sebagai bentuk

tari Ratoeh Duek sangat berperan dan berpengaruh terhadap pemahaman

dan hakikat identitas keacehan.

3. Untuk menghindari kesalah pahaman dan salah kaprah dalam

mengapresiasikan tari Ratoeh Duek, baik yang dilakukan oleh masyarakat

Aceh maupun luar Aceh, sudah saatnya kita memberikan pemahaman yang

berlandaskan fakta sejarah dan budaya yang kita miliki agar tidak

mengaburnyabentuk-bentuk yang telah ada dan tidak memiskinkan Ratoeh

Duek yang lahir dalam masyarakat Aceh yang unik dan indah.

4. Bagi teman-teman di luar Aceh yang ingin memperkenalkan aceh lewat

kesenian, misalnya Ratoeh Duek, harus melakukannya sesuai dengan

bentuknya masing-masing dan harus bisa membedakan antara tari saman

dengan Ratoeh Duek, sebab Saman itu untuk laki-laki dan Ratoeh Duek

(22)

50

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endan Saifudidin 1993 Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya : PT Bina Ilmu

Djamaludin Abdullah. Diskripsi Tari rateeb Meuseukat. Banda Aceh: Dinas

Pendidikan Dan Kebudayaan Aceh, 1991/1992.

Darwis A.Soelaiman. Warisan Budaya Melayu Aceh. Banda Aceh:pusma,2003

Dewan Redaksi PKA II. Pencerminan Aceh yang kaya budaya. Banda Aceh, 1973

Drs. Dermawan Sembiring, M.Hum 2015 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Drs. Sidi Gazalba 2006-62 Etikan dan Estetika

G.W.F Hegel 2007 Filsafat Sejarah

Husnel Anwar Matondang, M.Ag 2015 Pendidikan Agama Islam untuk

Perguruan Tinggi ( Al-Islam )

Jakob sumardjo 2010 Estetika Prodoks

Ikip medan .Estetika (estetika tradisional dan estetika modren)

Purwanto S.K, Srijanti, Wahyudi Pramono 2006 Estika Membangun Masyarakat

Islam Modern

Kartika, Dharsono Sony, 2007 Estetika

Lalisma Sfyanti, Ihsan. Tari-tarian di NAD. Banda Aceh: sanggar Cut Nyak Dhin, 2004

Leman, Oliver, 2005 Estetika Islam Menafsirkan Seni Keindahan

Loentjaraningrat 1980a.. sejarah ilmuan antropologi I, jakarta: Rineka Cistra.

Gramedia

Majlis Ulama propinsi daerah istimewa Aceh. Bagai mana islam memandang Kesenian. Bnda Aceh: MPU, 1972.

Nabbhany As.”seni seudati”, harian serambi indonesia. Banda Aceh, 2008

Suhelmi et,al. Apresiasi seni budaya aceh. Banda Aceh :Ar-Raniry press, 2004.

(23)

51

Rina wulandari 2012 Estetika Instrumental Anak Usia Dini

W.J.S Poerwadarminta 1952:465 Kamus Besar Bahasa Indonesia

Z.H.Idrris.ET.Al. sejarah tradisonal peralatan dan kesenian tradisional profinsi daerah istimewa Aceh, Jakarta:1993

DAFTAR INTERNET

http://www.conflictanddevelopment.org

http://kagurahai.com.

http://aceh.com

www.sejarah-negara.com

Gambar

Gambar 4.1 Denskrip Gerak Tari Ratoeh Duek ............................................

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, Artha Wiweka hadir untuk menjadi solusi dalam penyaluran edukasi mengenai literasi keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik di masyarakat

Pada penelitian ini terlihat bahwa PUFA n-3 pada ikan tuna loin segar dan tuna loin pemberian FS selama penyimpanan 4 minggu didominasi oleh DHA dan EPA yang berada pada

aureus resisten terhadap antibiotik ciprofloxacin (15%), cefotaxime (31%), dan cefadroxil (8%), sedangkan bakteri Gram negatif yang mengalami resistensi tertinggi

Apabila nilai yang didapatkan pada bab sebelumnya kurang dari 75, maka akan muncul soal dengan tingkat kesulitan rendah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.17.

245 TK MARDIRINI 1 WONOSALAM KECAMATAN WONOSALAM 246 TK MARDIRINI 2 WONOSALAM KECAMATAN WONOSALAM 247 TK MARDISIWI MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN 248 TK MARGO UTOMO

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Suhir, Suyadi dan Riyadi (2014) melalui data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner

Isi liputan berita mencakup informasi terkait pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi, apa tujuan kolaborasi, apa dampaknya, tindak lanjut yang akan dilakukan dan

Gambar 15 : Pengaruh larutan acetylcholine 0 ,1 gamma/cc jang diikuti de - ngan pemberian larutan metaproterenol 100 gamma/cc pada sediaan usus halus kelintji