TARI RATOEH DUEK PERSPEKTIF
NILAI ESTETIKA ISLAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
FAKHRUNNISA ALTAS
NIM. 2123340011
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
FAKHRUNNISA ALTAS NIM 2123340011 Tari Ratoeh Duek Perspektif Nilai Estetika Islam. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016
Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana estetika Islam yang terkandung dalam tari Ratoeh Duek.
Sebagai pedoman pemikiran dalam penelitian ini digunakan teori yang bermanfaat sebagai pemandu, agak fokus pada hal apa yang akan diteliti Penelitian ini mengunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik seperti teori sejarah teori, teori nilai estetika islam, dan teori bentuk penyajian
Waktu yang digunakan dalam penelitianini membahas tari ratoeh duek perspektif nilai estetika islam selama 2 bulan yaitu dari bulan juli 2016 sampai dengan agustus 2016. Tempat penelitian adalah di sanggar Seulaweuet UIN Ar Raniry Banda Aceh. Analisis penelitian mengunakan kualitatif, untuk melengkapi data-sata dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa nilai estetika Islam Tari Ratoeh Duek ini berdasarkan adanya kegiatan masyarakat melakukan ibadah. Estetika Islam yang terdapat dalam tari Ratoeh Duek ini ialah motif gerak seperti berdoa dan sujud. Apabila penari tidak dapat melakuakan gerak sesuai dengan resam, maka nilai estetika tari akan berkurang., busana estetika Islam dalam pemakaian busana, dilihat dari aturan-aturan dalam ajaran Islam. Bagi masyarakat Aceh segala sesuatu yang bersifat menutup aurat diangap mempunyai nilai keindahan yang tinggi dan syair Dimana syair tersebut berisikan doa-doa dan pesan-pesan keagamaan. Syair ini bukan bukan hanya di nyanyikan saja selaian mengandung makna positif, dalam syair ini tidak ada celaan, hinaan, dan sindiran. Karna banyak mengandung doa, zhikir dan pesan keagamaan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karna atas
rahmad dan karunia-nya sekeripsi ini dapat diselesaikan , dan tidak lupa shalawat
beriringan salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
syafaatnya kita harapkan. Penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini
dengan judul “Tari Ratoeh Duek Perspektif Nilai Estetika Islam.
Meskipun skripsi ini dikerjakan dengan sunguh-sunguh , tetapi penulis
menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna dan masih banyak kekuranganya,
baik bagi penulis maupun isinya. Untuk itu prnulis dengan lapang dada penulis
harapkan keritik dan saran dari pada pembaca demi penyempurnaanya.
Terlintas dipikiran penulis adalah bagaimana mengangkat judul ini
dengan tuntas dengan dukungan dan respon yang maksimal dari berbagai pihak.
Dari tahapan-tahapan penelitian yang penulis kerjakan, akhirnya sungguh diluar
dugaan. Dukungan mengalir untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada,
1. Prof.Dr. Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr.Isda Pramuniati,M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti,M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Siti Rahmah,S.Pd,M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.
5. Dra. Tuty Rahayu, M. Si selaku Dosen Pembimbing I penulis.
6. Dra. Dlinar Adlin. M.Pd selaku Dosen Pembimbing II penulis.
7. Dosen, Staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Tari yang
telah banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama proses
perkuliahan maupun ketika penelitian.
8. Bapak Imam Junaini selaku pengarah dan narasumber yang dengan
sukarela memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian, Tari
iii
9. Heri Maslijar yang telah mengizinkan penulis untuk penelitian di
sanggar seni seulaweuet msahasiswa UIN Ar-Raniry dan telah banyak
membantu penulis dalam menyelelesaikan tugas akhir kuliah.
10. Siti dan Shifa sebagai narasumber yang banyak memberikan informasi
tentang Tari Ratoeh Duek perspektif nilai estetika islam, Serta seluruh
masyarakat Banda Aceh yang ada di Kecamatan Kopelma
Darusalam,yang banyak membantu penulis dalam mengumpulkan
informasi dan data yang diperlukan.
11. Khususnya buat orang yang tersayang dan yang tercinta yang telah
menghadap ilahi Ayahnda Rasidal (Alm) dan Ibunda Siti Aisyah dengan
penuh sabar memberikan kasih sayangnya dan melindungi penulis hingga
detik ini,serta dukungan baik secara moral maupun material,dalam
menyelesaikan perkuliahan di Jurusan Sendratasik Universitas Negeri
Medan.
12. Para sahabat Seni Tari Stambuk 2012 lainya yang banyak memberikan
semangat,motivasi, dukungan, doa dan rela memberikan informasi
kepada penulis selama peneltian ini berlangsung.
13. Kepada Abangda Abror Harahap S.T yang banyak membantu dalam
proses penyusunan berkas di Jurusan Seni Tari. Serta kepada semua
pihak yang terlibat dalam pengumpulan data Skripsi ini yang tidak dapat
saya sebutkan satu-persatu.
Akhir kata, penulis mengucapkan syukur, terimakasih semoga kebaiakan
tersebut menjadi ibadah kepada Allah penulis berserah diri mohon ampunan
Medan, Agustus 2016 Penulis,
iv
v
b. Sistem Kepercayaan Masyarakat Aceh... 25
c. Sistem Religi... 26
d. Kesenian ... 27
B. Asal Mula Tari Ratoeh Duek ... 28
1.Tari Ratoeh Duek ... 28
2.Isi Cerita Tari Ratoeh Duek ... 29
C.Bentuk Penyajian ... 30
1.Bentuk penyajian ... 30
1.1 Tema ... 31
1.1Gerak ... 31
1.2Pola ... 31
1.3Syair ... 34
1.4Busana ... 34
D.Estetika Islam Dalam Tari Ratoeh Duek ... 33
1. Gerak ... 39
2. Busana ... 39
3. Syair ... 40
BAB V PENUTUP ... 42
A.Kesimpulan ... 42
B. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 45
vi
DAFTAR TABEL
Gambar 4.1 Denskrip Gerak Tari Ratoeh Duek ... 34
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 . Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 19
Gambar 4.2. Letak geografis kota banda aceh ... 19
Gambar 4.3. Tahap Awal ... 25
Gambar 4.4. Tahap awal ... 25
Gambar 4.5. Tahap Isi ... 26
Gambar 4.6. Tahap isi ... 26
Gambar 4.7 Tahap isi ... 26
Gambar 4.8 Tahap Akhir ... 27
Gambar 4.9 Gerak Tari Ratoeh Duek ... 28
Gambar 4.10 pola laintai 1 ... 29
Gambar 4.11 pola lantai 2 ... 29
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Islam adalah agama yang realitis, mengetahui dan menyadari
kepentingana, tabiat, watak, bakat dana keinginana manusia sebagai makhluk
yang memilih fitrah kejadian dan instink. Karena itu ajaran islam bukanlah
ajarana yang hanya dalam hal-hal ubidiah (hamba) semata, yaitu bersifat ukhrawi,
tetapi juga mnemberikan pedoman bagi umat dalam kehidupan duniawi. Bukan
saja untuk kepentingan rohani tetapi juga untuk kepentingan jasmani.
Islam menyadari dan tidak mengekang manusia dari hal-hal yang sesuai
dengan fitrah dan instink kemanusiaanya. Di antara kebutuhan fitrah insaniyah
ialah bahwa manusia ingin bahagia, sehat gembira suka cita, bermain dan
sebagainya. Untuk mewujudkan keinginan itu lahirlah beberapa jenis ekspresi
kesenian. Hal itu kemudian menjadi budaya dari suatu komunitas masyarakat dan
bangsa.
Dalam kehidupan Rasulullah saw, beliau dikenal sebagai sosok yang
wibawa, tidak pemurung, selalu mengekspresikan ketegangan dan kebahagiaan.
Oleh sebab itu, para sahabat Nabi saw, suka bergaul kepadanya. Mereka tidak saja
dituntun untuk mendapatkan kebahagian di dunia dana diakhirat, tetapi juga
memperoleh kedamaian dan dan ketentraman.
Manusia adalah makluk yang berbudaya. Kesenian dan budaya merupakan
2
dalam diri manusia. Oleh sebab itu islam merespons dan menghalalkanya. Hasil
kesenian dan kebudayaan yang tidak disukai islam yaitu kesenian dan kebudayaan
yang dapat merusak iman dan bertentangan dengan batas kesopanan yang
diajarkan dalam islam. Islam tidak pernah menolak kesenian selama kesenian itu
tidak melangar syari’at islam sendiri. Namaun demikian kebanyakan manusia
terjebak dalam kelalaian dan melampaui batas dalam hiburan dan seni yang
memang erat hubunganya dengan perasaan, dan hati serta akal fikiran. Namun
ternyata hiburan dan seni terkontaminasi oleh kemewahan dan hedonisme
daripada sisi estetika yang indah dan luas.
Aceh adalah sebuah provinsi di indonesia. Aceh terletak diujung utara
pulau sumatra dan merupakan provinsi paling barat di indonesia. Ibu kotanya
adalah Bana Aceh . yang didiami oleh beberapa kabupaten diantaranya
Meulaboh, Blangpidie, Jantho, Calang, Tapak Tuan, Singkil, Karang Baru,
Takengon, Kutacane, Idi Rayeuk, Lhoksemawe, Simpang tiga redelong, suka
makmue, Blang Kejeren, Biruen, Sigli, Meureudu, Sinabang, Langsa, Sabang,
Subusalalam, Sinabang, Banda Aceh. Aceh memiliki kebudayaan yang
menghasilkan banyak adat dan kesenian daerah, dan hal tersebut masih dilakukan
oleh masyarakat tersebut. Kesenian yang tetdapat dalam masyarakat Aceh adalah
warisan leluhur yang turun temurun dari generasi ke generasi yang masih selalu
dilakukan sampai sekarang, salah satu dari kesenian tersebut adalah Seni Tari.
Tari dalam bahasa Aceh adalah likha atau juget. Sedangkan menari adalah
ranjale. Tari selalu terkait dengan roh dan sering dilakukan ketika ada
3
berbagai cara dan ritual yang berhubungan dengan pertunjukan dan hiburan. Suku
Aceh mengunakan tari untuk menunjukan suatu proses adat atau prosesi kegiatan,
ataupun suasana lain yang dituaangkan dalam bentuk gerak tari.
Penyajian tari dalam kondisi sehari-hari umumnya memiliki pola-pola
gerak tari yang rumit walaupun keliatanya seperti kegiatan sehari-hari masyarakat
Aceh. Salah satu tari yang mengambarkan keseharian masyarakat Aceh adalah tari
Ratoeh Duek. Ratoeh Duek terdiri dari dua kata Ratoeh berasal dari bahasa arab
yaitu rateb/ratip yang artinya melakukan puji-pujian dan doa kepada Allah SWT
sedangkan duek berasal dari bahasa Aceh yang artinya duduk. Dengan demikian
Ratoeh Duek artinya kegiatan kesenian yang mengandung makna ibadah yang
dilakukan secara duduk. Tari ini bersifat hiburan, tidak diketahui siapa
penciptanya tetapi menjadi bagian dan masyarakat Aceh. Tari ini merupakan
kreasi masyarakat Aceh yang terinspirasi dari gerak saman, rateb meusekat, likok
pulo, seudati, ratoeh jaroh. Tari ini tidak memiliki iringan musik melaikan syahi
dengan melantunkan syair. Didalam syair tersebut terdapat makna dan
pesan-pesan dakwah dengan cara seperti inilah masyarakat aceh menyebarkan agama
islam lewat tarian dan syair. Berdasarkan penngamatan tersebut pertulis
berpendapat bahwa dalam tari Ratoeh Duek ini mengandung nilai estetika isalam
didalamnya.
Nilai Estetika Islam yang terdapat pada tari ratoeh duek tersebut terlihat
pada bergerak dengan melakukan gerak yang sangat indah. Masihng-masing gerak
disetiap daerah memiliki keunikan tersendiri yang tidak bisa terlepasdari
4
berdasarkan penyajian yaitu kreasi. Dimana ratoeh duek ini disetiap sanggar
berbeda-beda gerak tarianya, akan tetapi gerakny tidak terlepas dari ajaran-ajaran
islam. Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk menjelaskan estetik
islam dalam tari ratoeh duek sebagai tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, ada
banyak hal yang dapat diungkapkan dalam perkembangan Tari Ratoeh Duek
Persfektif Nilai Estetika Islam. Sugiano(2008:52) menyatakan bahwa “ setiap
penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun
diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit
dalam proses penelitian.”
Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah merangkum sejumlah
pertanyaan yang muncul yang mengidentifikasikannya sebagai masalah yang
perlu dicari jawabanya. Adanya identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal
permasalahan yang diteliti sehingga penulisan akan mencapai sasaran. Adapun
identifikasi masalahnya dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keberadaan Tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda Aceh ?
2. Bagaimana estetika Tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda Aceh?
3. Bagaimana bentuk penyajian Tari ratoeh Duek pada masyarakat Banda
Aceh?
5
C.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar peneliti lebih terarah, terfokus, dan
tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat
Suharmad (1982:31) yang menyatakan bahwa Sebuah masalah yang dirumuskan
terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan tidak akan pernah
jelas batasan-batasan masalah. Pembatasan ini perlu bukan saja untuk
mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan akan tetapi juga
menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam memecahkan
masalah waktu, ongkos dan lain sebagainya.
Oleh karna itu, penulis memokuskan kepada pembahasan atas
masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalah-masalahan yaitu :
1. Sejarah tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda Aceh ?
2. Bagaimana bentuk penyajian Tari Ratoeh Duek pada masyarakat Banda
Aceh?
3. Nilai estetika islam apa yang terdapat dalam tari Ratoeh Duek pada
masyarakat Banda Aceh ?
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah telah
diuraikan diatas, maka akan dijelaskan rumusan masalah dalam penelitian ini.
Sugiyono (2008:55) mengatakan “bahwa Rumusan masalah berbeda dengan
6
apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang
akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimana Tari Ratoeh Duek Persfektif Nilai Estetika Islam.”
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan
sdalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dijapai oleh penulis adalah:
1. Mendeskripsikan Tari Ratoeh Duek Persfektif Nilai Estetika Islam ?
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang membangun
visi dan misi kebudayaan khususnya di bidang seni tradisional.
2. Sebagai apresiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi program studi seni tari di
universitas negri medan.
3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian dan masyarakat umum.
4. Sebagai bahan apresiasi bagi masyarakat diluar Aceh dalam memahami
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa Estetika Islam dalam Tari Ratoeh Duek di
sanggar seulaweut UIN Ar Raniry Banda Aceh yaitu sebagai berikut :
1. Gerak pada tari Ratoeh Duek ini juga terdapat motif gerak seperti berdoa
dan sujud. Apabila penari tidak dapat melakuakan gerak sesuai dengan
resam, maka nilai estetika tari akan berkurang.Dalam menarikan tari ini
harus serius melakukan gerak, tidak boleh asal bergerak, harus fokus dan
konsentrasi mengikuti aturan-aturan dan dalam melakukan gerak pada tari
Ratoeh Duek dan menghayati setiap gerak agar mendapat
resam.(wawancara dengan narasumber, 3 agustus 2016).Berdasarkan
pendapat narasumber tersebut sudah jelas bahwa estetika tari Ratoeh Duek
bukan hanya dilihat secara kesatmata saja. Tetapi juga dapat dilihat darai
ekspresi wajah, kelembutan penari menarikan agar dapat resamnya.
48
1. pada lingkungan yang berlandasan syariat islam. Pada pertunjukan tari
Ratoeh Duek, jika para penari tidak mengunakan pakaian yang menutup
aurat maka kesanya tidak indah . dibawah ini adalah busana yang dipalkai
dalam tari Ratoeh Duek. Tata busana penariadalah celana panjang
berwarna hitam,baju kurung dengan lengan panjang, kain songket,
Aksisoris yang melambangkan motif Aceh, jilbab.
2. Syair atau nyanyian yang mengiringi tari Rtoeh Duek sangatlah penting di
dalam tari ini. Estetika dalam hal ini terdapat pada syair-syair yang
dinyanyikan dengan mengunakan bahasa Atari ceh kuno. Pernyanyian tari
Ratoeh Duek disebut Syekh yang memiliki suara yang bernada tinggi dan
indah. Cengkok cengkok pada nadanya mempunyai tingkat kesulitan.
B. Saran
Diakhir pembahasan ini, penulis akan mengemukakan beberrapa saran
yang bersifat konstruktif sebagai bahan renungan, yang kiranya dapat menjadi
masukan untuk dilakukan penyempurnaan dan pembina dalam proses menjaga,
mengembangkan, sertta melestarikan setiap setiap tari Ratoeh Duek yang lahir
dalam setiap kebudayaan masyarakat masing-masing. Adapun saran yang dapat
dikemukakan adalah:
1. Tari menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni dan menjadi sebuah
media komunikasi, melelui sebuah tarian merepresentasikan kehidupan
manusia dalam segala hal. Khususnya untuk tarian tradisional hendaknya
49
tradisional dan alangkah baiknya banyak melakukan sosialisasiseni dan
budaya yang banyak menampilkan kesenian tari tradisional asli Indonesia.
2. Untuk menjaga agar setiap jenis tari Ratoeh Duek yang ada di Aceh tetap
dalam masyarakatnya, penulis mengajak semua kalangan untuk selalu
mengajakan generasi cinta kepada nilai-nilai tari tradisional yang kaya dan
sarat dengan unsur-unsur islam. Hal ini menjadi penting karena muatan
budaya masyarakat Aceh yang dijelmakan melalui simbolis sebagai bentuk
tari Ratoeh Duek sangat berperan dan berpengaruh terhadap pemahaman
dan hakikat identitas keacehan.
3. Untuk menghindari kesalah pahaman dan salah kaprah dalam
mengapresiasikan tari Ratoeh Duek, baik yang dilakukan oleh masyarakat
Aceh maupun luar Aceh, sudah saatnya kita memberikan pemahaman yang
berlandaskan fakta sejarah dan budaya yang kita miliki agar tidak
mengaburnyabentuk-bentuk yang telah ada dan tidak memiskinkan Ratoeh
Duek yang lahir dalam masyarakat Aceh yang unik dan indah.
4. Bagi teman-teman di luar Aceh yang ingin memperkenalkan aceh lewat
kesenian, misalnya Ratoeh Duek, harus melakukannya sesuai dengan
bentuknya masing-masing dan harus bisa membedakan antara tari saman
dengan Ratoeh Duek, sebab Saman itu untuk laki-laki dan Ratoeh Duek
50
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endan Saifudidin 1993 Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya : PT Bina Ilmu
Djamaludin Abdullah. Diskripsi Tari rateeb Meuseukat. Banda Aceh: Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan Aceh, 1991/1992.
Darwis A.Soelaiman. Warisan Budaya Melayu Aceh. Banda Aceh:pusma,2003
Dewan Redaksi PKA II. Pencerminan Aceh yang kaya budaya. Banda Aceh, 1973
Drs. Dermawan Sembiring, M.Hum 2015 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Drs. Sidi Gazalba 2006-62 Etikan dan Estetika
G.W.F Hegel 2007 Filsafat Sejarah
Husnel Anwar Matondang, M.Ag 2015 Pendidikan Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi ( Al-Islam )
Jakob sumardjo 2010 Estetika Prodoks
Ikip medan .Estetika (estetika tradisional dan estetika modren)
Purwanto S.K, Srijanti, Wahyudi Pramono 2006 Estika Membangun Masyarakat
Islam Modern
Kartika, Dharsono Sony, 2007 Estetika
Lalisma Sfyanti, Ihsan. Tari-tarian di NAD. Banda Aceh: sanggar Cut Nyak Dhin, 2004
Leman, Oliver, 2005 Estetika Islam Menafsirkan Seni Keindahan
Loentjaraningrat 1980a.. sejarah ilmuan antropologi I, jakarta: Rineka Cistra.
Gramedia
Majlis Ulama propinsi daerah istimewa Aceh. Bagai mana islam memandang Kesenian. Bnda Aceh: MPU, 1972.
Nabbhany As.”seni seudati”, harian serambi indonesia. Banda Aceh, 2008
Suhelmi et,al. Apresiasi seni budaya aceh. Banda Aceh :Ar-Raniry press, 2004.
51
Rina wulandari 2012 Estetika Instrumental Anak Usia Dini
W.J.S Poerwadarminta 1952:465 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Z.H.Idrris.ET.Al. sejarah tradisonal peralatan dan kesenian tradisional profinsi daerah istimewa Aceh, Jakarta:1993
DAFTAR INTERNET
http://www.conflictanddevelopment.org
http://kagurahai.com.
http://aceh.com
www.sejarah-negara.com