PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar Matematika kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat, untuk mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar Matematika maka penelitian ini menggunakan Media bangun ruang sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat melalui media bangun ruang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik tes dan non tes. Alat pengumpulan data dilakukan dengan aara observasi dan tes hasil belajar.Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media bangun ruang dalam proses pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I ( 58, 79%) dan siklus II (81, 86%), sementara persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebanyak 18 siswa (58,06%), dan pada siklus II sebanyak 29 siswa (93,55%) dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (66,16), siklus II (89,06) walaupun pencapaian nilainya belum istimewa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan SI Ilmu Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Skripsi
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan SI Ilmu Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
SANWACANA... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 3
1.3 Perumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Belajar ... 6
1.2 Pengertian Pembelajaran... 7
1.3 Pengertian Aktivitas Belajar ... 8
1.4 Hasil Belajar... 9
1.5 Pengertian Matematika SD ... 11
1.6 Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media ... 11
1.8 Pengertian Media Bangun Ruang ... 13
1.9 Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika ... 14
1.10 Hipotesis Tindakan ... 15
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 16
3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 17
3.3 Setting Penelitian ... 23
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 23
3.5 Teknik Analisis Data... 24
3.6 Indikator Keberhasilan... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.1.1Deskripsi Awal... 29
4.1.2Siklus I ... 30
4.1.2.1Perencanaan Tindakan ... 30
4.1.2.2Tahap Pelaksanaan... 30
4.1.2.3Pertemuan Pada Siklus I ... 33
a. Aktivitas Belajar Siswa... 33
b. Aktivitas Guru Siklus I ... 35
c. Hasil Belajar Siswa... 39
4.1.2.4Refleksi ... 41
4.1.3Siklus II... 42
4.1.3.1Tahap Perencanaan ... 42
4.1.3.2Tahap Pelaksanaan... 43
4.1.3.3Pertemuan Pada Siklus II... 45
a. Aktivitas Belajar Siswa... 45
c. Hasil Belajar Siswa... 52
4.1.3.4Refleksi ... 54
4.2 Pembahasan... 55
4.2.1Aktivitas Siswa Dalam Prooses Pembelajaran ... 55
4.2.2Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran... 57
4.2.3Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring dengan rasa syukur pada-NYA karya sederhana ini penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengabulkan doa-doaku
2. Ibu dan Bapakku tercinta terima kasih atas doa dan restumu.
3. Suami dan anakku tercinta yang menjadi semangatku dalam menyelesaikan perkuliahan, semoga keberhasilanku ini dapat membawa kebahagiaan.
4. Keluarga terima kasih atas doamu.
5. Semua teman-teman kuliah yang memberi semangatku semoga keberhasilanku akan menjadi keberhasilanmu nanti. dan
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS VSEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSATTAHUN AJARAN 2012/2013
Nama Mahasiswa : NATALIA HENDRIYANI Nomor Pokok Mahasiswa : 1013099019
Program Studi : PGSD
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Sarengat, M.Pd
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Sarengat, M. Pd __________________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Hi. Darsono, M. Pd __________________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
MOTTO
“Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”
“ Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda dan perjuanganlah adalah kunci utama untuk meraihnya”
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama mahasiswa : NATALIA HENDRIYANI NPM : 1013099019
Jurusan : Ilmu Pendidikan Program studi : S 1 PGSD
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Media Bangun RuangSiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Metro PusatTahun Pelajaran 2012/2013 tersebut adalah benar-benar hasil sendiri.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bbersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, 02 Desember 2012 Yang membuat pernyataan
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Media Bangun RuangSiswa Kelas V Sekolah
Dasar Negeri 10 Metro PusatTahun Pelajaran 2012/2013” sebagai salah satu syarat untuk meraih
gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari, dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan baik dari segi penulisan
dan isinya. Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari petunjuk, bimbingan, serta
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebagai Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD dan Dosen Penguji.
4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd sebagai Ketua UPP PGSD Metro.
5. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd selaku Dosen Pembimbing.
6. Bapak Yohanes Puryono, S. Pd sebagai Kepala Sekolah Dasar Negeri 10 Metro Pusat, Ibu
Eka Sila sebagai Teman Sejawat dan seluruh dewan guru SD Negeri 10 Metro Pusat.
7. Seluruh staf pengajar PGSD FKIP Unila yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada
penulis selama masa kuliah.
8. Bapak Petrus Suwiji dan Ibu Agnes Pariyem kedua orang tuaku yang selalu memberikan
9. Seluruh rekan-rekan PGSD terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan yang telah kalian
berikan selama ini.
10.Almamater tercinta. Aku bangga bisa menjadi bagian di dalamnya.
Metro, 02 Desember 2012 Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, Serta untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam
masyarakat, bangsa dan negara.
Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem
pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya,
merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal
yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah
bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui
kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan
berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu
seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat
meningkatkan pembelajara di sekolah dasar.
Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah rendahnya hasil
2
pokok bahasan selalu hasil belajar matematika di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah 6,0
persentase siswa yang telah mencapai KKM untuk mata pelajaran
Matematika adalah 57% dari jumlah 27 siswa dengan rincian 17 siswa telah
mencapai KKM sedangkan 10 siswa belum mencapai KKM . Hasil belajar
matematika siswa lebih rendah lagi pada pokok bahasan luas permukaan
bangun ruang. Materi luas permukaan bangun ruang merupakan jumlah luas
seluruh sisi-sisi bangun ruang dan materi ini merupakan materi yang sulit
bagi siswa. Adapun aktivitas siswa kelas V di SD N 10 Metro Pusat sangat
kurang, guru juga masih banyak menggunakan pembelajaran secara
konvensional, suasana kelas harus hening, siswa duduk manis, dan tidak ada
interaksi dengan siswa.
Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar siswa
dalam materi luas permukaan bangun ruang adalah:
a. Materi luas permukaan bangun ruang bersifat abstrak. Siswa sukar
membedakan antara sisi pada bangun datar dengan sisi pada bangun
ruang.
b. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.
c. Tidak mantapnya konsep tentang luas bangun datar.
d. Penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media
sama sekali yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media
amat penting dalam pembelajaran matematika. Higgis dalam Ruseffendi
3
menggunakan media dibandingkan dengan tidak menggunakan media.
Untuk mengatasi permasalaha di atas, langkah yang perlu
dilaksanakan adalah dengan menggunakan media. Media tersebut bernama
media bangun ruang yang dapat membelajarkan siswa secara optimal.
Penggunaan media dapat dimanipulasikan, media merupakan
lingkungan belajar yang sangat menunjang untuk tercapainya optimalisasi
dalam pembelajaran, karena media merupakan jembatan belajar yang
awalnya terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak.
Melalui media bangun ruang materi yang bersifat abstrak dapat
menjadi konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat komponen –
komponen bangun ruang dan sisi pada bangun ruang. Selain itu dengan
media siswa dapat melihat secara langsung bentuk bentuk sisi dan sekaligus
mengingat kembali tentang luas luas bangun ruang .
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dilakukan
perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan Media Bangun
Ruangpada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Metro Pusat.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
identifikasi masalah sebagai berikut:
1.2.1 Guru masih banyak menggunakan pembelajaran secara konvensional,
4
dengan siswa.
1.2.2 Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.
1.2.3 Hasil belajar Matematika siswa masih rendah, karena nilai rata-rata
siswa masih dibawah kkm yaitu 60.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang
akan dikemukakan adalah :
1.3.1 Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang pada
pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
1.3.2 Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang pada
pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat
dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika dengan menggunakan media bangun ruang kelas V SD
Negeri 10 Metro Pusat.
1.4.2 Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika dengan menggunakan media bangun ruang kelas V SD
5
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga hasil belajarnya juga meningkat.
2.5.2 Bagi Guru
Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat
mengoptimalkan penggunaan media dalam pembalajaran metematika.
1.5.3 Bagi Sekolah
Meningkatkan hasil belajar matematika akan meningkatkan juga citra
sekolah di mata masyarakat.
1.5.4 Bagi penulis
Pengalaman yang berharga untuk melaksankan tugas di masa yang
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Proses penelitian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus),
sehingga diperoleh pembelajaran dapat membantu siswa dalam
menyelesaikan soal tentang luas pemukaan bangun ruang di kls V.
Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Tiap sikslus dilakukan 2 kali
pertemuan. Pada setiap siklus terdapat rencana, tindakan, observasi dan
refleksi. Wardani dkk (2007 : 2,4) menjelaskan bahwa tahap-tahap dalam
penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bagan 2.1 berikut ini :
Gambar 1. Prosedur Penelitian Refleksi
Merencanakan
Melakukan Tindakan
Mengamati
Refleksi
Merencanakan
Melakukan Tindakan
Mengamati Siklus I
Siklus II
17
Pelaksanaan penelitian tindakan
Menurut Wardani ( 2007:1.4) PTK adalah Penelitian yang dilakukan guru
dalam kelasnya dan berkolaboratif antara peneliti dengan praktisi ( guru dan
kepala sekolah ).
3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
3.2.1 Siklus I
Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
a. Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). pokok bahasan,
sub poko bahasan, (b). tujuan pembelajaran khusus (TPK), (c).
kegiatan belajar mengajar (KBM), (d). sumber / alat / metode (e).
penilaian.
b. Lembar observasi murid
c. Lembar kerja siswa
Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini pelaksanaan penelitian tindakan kelas dibagi
menjadi 2 siklus 2 sesuai dengan yang ditetapkan yaitu siklus I dan
siklus II.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 4 bulan
yaitu sejak bulan Maret sampai dengan Juni 2012, langkah-langkah
yang digunakan sebagai berikut :
a. Meragakan aneka bangun ruang.
18
sisi, dan titik sudut. Model kerangka untuk menunjukkan rusuk.
c. Lima orang siswa kelas bergantian menghitung sisi, rusuk dan titik
sudut dari model-model bangun ruang.
d. Lima orang siswa kedepan kelas bergantian untuk menunjukkan
rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari, dan diameter dari
masing-masing bangun ruang.
e. Lima orang siswa ke depan kelas mengukur rusuk, panjang, lebar,
tinggi, jari-jari, dan diameter bangun ruang.
f. Siswa mencari luas permukaan sisi bangun ruang.
g. Melalui bimbingan guru siswa menemukan rumus luas permukaan
kubus, balok dan tabung.
h. Mengerjakan latihan dengan menggunakan rumus luas permukaan
kubus, balok dan tabung.
Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan
media bangun ruang adalah dengan menyediakan lembar pengamatan
tentang kegiatan siswa, pada :
a. Pendahuluan
Meliputi : (a) melengkapi alat tulis, (b) mengerjakan PR.
b. Kegiatan inti
Meliputi : (a) memperhatikan uraian guru, (b) mengerjakan latihan
tepat waktu, (c) mengerjakan latihan dengan memahami
19
guru, (f) kurang memperhatikan seperti bercanda, minta
izin.
c. Penutup
Meliputi : merangkum pelajaran.
d. Hasil Belajar
1. Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa adalah :
Mendata hasil belajar siswa yang sudah mencapai hasil ≥ 6,0 dan
yang belum mencapai 6,0.
2. Menemukan kesulitan siswa dalam memahami dan menggunakan
rumus luas pemukaan bangun ruang.
e. Analisa
Bedasarkan kegiatan siswa dan hasil belajar siswa, maka hasil
analisa peneliti dapat digambarkan pada refleksi.
Refleksi
Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar
siswa di atas maka penelitian berkolaborasi dengan pengamat dan
menetapkan :
a. Apa yang telah dicapai siswa dalam menggunakan rumus luas
pemukaan bangun ruang.
b. Apa yang belum dicapai siswa dalam menggunakan rumus-rumus
bangun ruang.
c. Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam siklus
20
3.2.2 Siklus II
Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
a. Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). pokok bahasan,
sub poko bahasan (b). tujuan pembelajaran khusus (TPK) (c).
kegiatan belajar mengajar (KBM) (d). sumber / alat / metode (e).
penilaian.
b. Lembar observasi murid.
c. Lembar kerja siswa.
Pelaksanakan Tindakan
a. Siswa meletakkan jaring-jaring bangun ruang yang dibawa dari
rumah masing-masing.
b. Siswa menukar jaring-jaringnya dengan teman sebangku.
c. Memperhatikan jaring-jaring bangun ruang yang dipajang guru
didepan.
d. Masing-masing siswa mengukur panjang masing-masing rusuk
bangun ruang
e. Siswa menggunting jaring-jaring bangun ruang
f. Siswa mampu menbentuk model jaring-jaring bangun ruang.
g. Siswa mengelompokan sisi-sisi yang sama dan sebangun.
h. Siswa mengerjakan perintah guru.
21
Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan
media bangun ruang adalah dengan menyediakan lembar pengamatan
tentang kegiatan Siswa, pada :
1. Pendahuluan
meliputi: (a) melengkapi alat tulis, (b) mengerjakan PR.
2. Kegiatan inti
Meliputi :
a. Memperhatikan uraian guru.
b. Mengerjakan latihan tepat waktu.
c. Mengerjakan latihan dengan memahami rumus.
d. Berani bertanya.
e. Berani menjawab pertanyaan guru.
f. Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.
3. Penutup
Meliputi : merangkum pelajaran.
Refleksi
Melalui hasil kolaborasi peneliti dengan pengamat serta hasil
observasi maka peneliti menetapkan langkah berikutnya.
3.2.3 Alur penelitian dapat dilihat di bawah ini :
Siklus 1 :
22
a. mengamati aneka bangun ruang.
b. memberi nama bangun ruang
c. menggunakan media bangun ruang untuk menunjukkan sisi, rusuk,
dan titik sudut.
d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut
e. Megukur panjang, lebar, tinggi, diameter, dan jari-jari bangun
ruang.
f. Memberi nama sisi, rusuk, dan titik sudut.
g. Mencari luas sisi-sisi bangun ruang.
h. Menemukan rumus luas pemukaan bangun ruang
i. Latihan.
Siklus 2 :
Langkah-langkah yang digunakan adalah :
a. Mengamati jaring-jaring bangun ruang
b. Mengukur panjang masing-masing rusuk
c. Memberi nama sisi pada jaring-jaring bangun ruang
d. Menggunting jaring-jaring bangun ruang.
e. Membentuk beberapa macam model jaring bangun ruang.
f. Mengelompokkan sisi-sisi yang sebangun
g. Mencari luas masing-masing sisi.
h. Menjumlahkan semua sisi.
i. Menggunakan rumus pencari luas pemukaan bangun ruang untuk
23
3.3 SETTING PENELITIAN
3.3.1 Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V
SD Negeri 10 Metro Pusat yang terdiri dari 31 siswa dengan komposisi
perempuan 19dan laki-laki 12 siswa.
3.3.2 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas V SD Negeri 10
Metro Pusat Pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 mulai tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.
3.3.3 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan
yaitu mulai bulan Mei sampai Agustus 2012 mulai tahap (penyusunan
RPP, LKS) sampai tahap pelaksanaan (pembelajaran dikelas) dan
tahap pelaporan tahun pelajaran 2012/2013.
3.3.4 Lama Penelitian
Adapun penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 4
bulan, terhitunng dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil
penelitian.
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.4.1 Lember panduan Observasi
Instrumen ini dirancang peneliti untuk berkolaborasi dengan guru kelas
24
mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian
tindakan kelas dalam pembelajaran Matematika dengan media bangun
ruang.
3.4.2 Tes hasil Belajar
Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan
hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi
yang dibelajarkan dengan cara mengumpulkan data memberikan tes
awal pembelajaran (pretes) dan tes akhir pembelajaran (postes) dengan
soal yang sama untuk mengetahui aktivitas siswa menggunakan media
bangun ruang.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan
dinamika proses belajar. Untuk pengolahan data utama yaitu hasil belajar
digunakan teknik persentase. Dimana hasil belajar siswa siklus I
dipersentasekan dan dibandingkan dengan hasil belajar siswa awal, kemudian
peningkatan hasil belajar pada siklus II dipersentasekan dan dibandingkan
dengan nilai hasil belajar siklus I, sasarannya adalah data tentang aktivitas
guru, aktivitas belajar siswa, dan interaksi pembelajaran yang bersumber dari
data observasi.
1.1 Persentase aktivitas siswa dan guru diperoleh dengan rumus :
NP = x N
SM
25
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa/guru SM = Skor maksimum dari tes yang ditentukan 100= Bilangan tetap
Ketuntasan individua = jika siswa mencapai > 60 %
Ketuntasan klasikal = jika seluruh siswa mencapai ketuntasan > 80% ( diadopsi dari purwanto 2008: 102)
Dimisalkan : data utama tentang hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri
10 Metro Pusat mata pelajaran Matematika setelah tindakan kelas siklus I
diperoleh data kuantitas sebagai berikut :
1. Jumlah soal 10 butir, skor tiap soal 2, kalau data dijawab benar,
nilainya 1 dan 0 jika dijawab salah, skor maksimal adalah 20.
2. Misalnya skor yang diperoleh siswa B, dari 10 soal adalah 18.
Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas maka diperoleh nilai hasil
belajar siswa Z adalah :
Hasil belajar = 100 90
20
18x
Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar
siswa sebagai kesimpulan keberhasilan penelitian. Analisis yang didapat dari
hasil pembelajaran siswa yang dilakukan melalui tes awal pembelajaran dan
26
keberhasilan siswa sebagai berikut.
Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam (%)
NO TINGKAT
KEBERHASILAN KETERANGAN
1 > 80 % Sangat Tinggi
2 60-79 % Tinggi
3 40-59% Sedang
4 20-39% Rendah
5 <20% Sangat Rendah
(Sumber: Aqib, 2009: 41)
1.2 Nilai rata-rata dari hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
X =
N X
Keterangan:
X = Nilai rata-rata yang dicari
X = Jumlah nilaiN = Banyak siswa
(diadopsi dari Arikunto 2010: 264)
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus
27
(diadopsi Aqib, 2009: 41)
Dimisalkan : aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika dikelas V
SD Negeri 10 Metro Pusat pada tindakan kelas siklus I diperoleh data
kuantitas sebagai berikut :
a. Jumlah pertanyaan 10 butir, skor tiap pertanyaan paling tinggi 5,
sehingga akor maksimal adalah 50.
b. Misalnya skor yang diperoleh siswa Z dari 10 butir pertanyaan adalah
33. Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas maka diperoleh nilai
aktivitas siswa Z adalah :
Aktivitas siswa = 100 66
50
33x
3.6 INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa berhasil belajar
jika daya serap siswa secara individu mencapai 60 ke atas dan secara
klasikal sebesar 80% dari jumlah siswa yang ada.
3.6.1 Peningkatan aktivitas guru dan siswa khususnya pada mata pelajaran
Matematika mencapai 75%.
28
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Menurut Dalyono (2005: 49) belajar merupakan satu usaha atau kegiatan
yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya. Menurut Hamalik (2001: 27) bahwa belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut
Winkel (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 48) belajar merupakan suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan
berbekas.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan peningkatan keterampilan-keterampilan tertentu yang
menekankan pengalaman sebagai hasil belajarnya, sehingga seseorang yang
7
2.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat diidentikkan dengan kata “ mengajar “ berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (http://Krisna1.blog.uns.ac.id.Pengerian-dan-ciri-ciri-pembelajaran. Html 2012/04/19(16.25)).
Hamzah (2007: 19) pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau
perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Kualitas hubungan
antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar
ditentukan oleh pendidik dalam mengajar dan peserta didik dalam belajar.
Belajar adalah suatu proses di dalam kepribadian manusia, perubahan tersebutditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas. Sedangkan menurut Purwanto, MP memberikan definisi belajar dari beberapa elemen:a. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapatmengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi ada kemungkinan mengarah kepadatingkah laku yang buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.c. Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktuyang cukup panjang.d. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
8
Dari pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,
yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam
waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.
2.3 Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
siswa untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai
sikap, dan keterampilan, sehingga menjadi manusia yang mandiri dalam
kehidupannya.
Paul (Sardiman, 2010:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
visual aktivities (yang termasuk didalamnya termasuk membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain),
oral activities (seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi), listening activities (sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato), writing activities (seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin), drawing
activities (misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram),
motor activities (yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
berternak), mental activities (sebagai contoh misalnya:
menanggapi,mengingat, memecahkan soal, menganalisis, membuat hubungan, menggambil keputusan), and emotional activities (seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup).
Sedangkan menurut Hanafiah ( 2009 : 23) menyatakan aktivitas
pembelajaran haruslah melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik,
9
dapat secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Menurut Rohani ( 2003 : 6) belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya dan jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran.
Hal ini diperkuat oleh Sanjaya ( 2006 : 132) yang mengemukakan
bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka yang dimaksud
dengan aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa untuk
memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan dengan inidikator pelibatan fisik, mental, dan
emosi siswa.
2.4 Hasil Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan
sekitar lingkungan kegiatan belajar yang dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak
hanya dari hasil belajar (out put) namun juga dapat dilihat dari proses berupa
interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang
untuk terjadinya proses belajar dan mempercepat pengguasaan pengetahuan,
10
Menurut Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran.
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran (Dimyati dan mudjiono, 2002 : 3-4).
Rahmat ( dalam Abidin. 2004:1 ) mengatakan bahwa hasil belajar adalah “ Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana ( 1989:9 ) belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan – wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama.”
Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahap ( dalam Abidin. 2004:2 ) yaitu :
1. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui keberhasilan komponen – komponen pengajaran
dalam rangka mencapai tujuan.
3. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.
4. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran. 5. Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan penilik agar
guru lebih berkompeten.
6. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran .
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
merupakan suatu indikator yang penting untuk menyatakan kualitas suatu
pembelajaran. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar, hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif,
11
2.5 Pengertian Matematika SD
Dalam pembelajaran Matematika, guru harus memahami bahwa
kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa
menyenangi Matematika. Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk
susunan, besaran dan konsep–konsep yang saling berhubungan satu sama
lainnya, matematika dapat dibagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis
dan geometri. James & James ( dalam Ruseffendi. 1993:27 ) menyatakan
bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika untuk membantu masalah
sosial, ekonomi dan alam.
Sedangkan menurut Russefendi (Heruman, 2007: 1) Matematika
adalah bahasa simbol; ilmu tentang pola keteraturan, dan stuktur
terorganisasi. Sedangkan menurut Soedjadi (Heruman, 2007: 1) Hakikat
Matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Matematika adalah kumpulan dari ide-ide yang bersifat abstrak, dengan
struktur-struktur deduktif, mempunyai peran yang penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.6 Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media
Di dalam pengajaran dikenal beberapa istilah seperi peragaan atau
keperagaan. Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah mulai
12
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.
Sadiman ( 1999:6 ) yang mengutip pendapat Gagne menyebut media “
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar”. National Education Association ( NEA )
dalam Halim ( 2002:11 ) mendefinisikan media sebagai “ benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan dan dipergunakan
dalam kegiatan belajar mengajar “.
Senada dengan itu Ruseffendi ( 141:1993 ) menyatakan bahwa : “ media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep matematika pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat. Alat bantu itu dapat berwujud benda kongkrit, seperti : batu-batuan, dan kacang-kacangan. Untuk menerapkan konsep bilangan, kubus ( bendanya ) untuk memperjelas konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar dan wujud dari kubus itu sendiri, serta benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep bangun datar dan bangun ruang “. digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, diharapkan hasil siswa belajar dapat ditingkatkan setelah menggunakan media.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Media adalah alat bantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung disekolah, karena dengan menggunakan alat bantu dapat
mempermudah siswa memahami konsep Matematika dan dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi pada saat berlangsungnya
pelajaran.
2.7 Jenis-jenis Media
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada
13
dari media adalah sebagai berikut : (a) benda asli yang berada dilingkungan
siswa, (b) papan planel, (c) lambang bilangan, (d) dekak-dekak, (e) model
bangun datar, (f) papan berpaku, dan (g) model bangun ruang. Menurut
Wina Sanjaya ( 2006:171) media yang digunakan harus sesuai dengan
materi pembelajaran. Agar penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka
penulis akan membatasi tentang jenis media bangun ruang.
2.8 Pengertian Media Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki
rusuk, sisi dan titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan
bentuk massif, berongga, dan kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah
dikenal siswa dikelas IV adalah kubus, balok, tabung, prisma, kerucut,
limas, dan bola. Bentuk-bentuk tersebut akan dipelajari kembali di kelas V
dengan pembahasannya dititik beratkan pada penentuan luas pemukaan
bangun ruang, seperti : kubus, balok dan tabung. Untuk lebih jelasnya
penulis akan menjelaskan pengertian bangun ruang satu persatu.
14
2.9 Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika
Selain untuk mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran,
media bangun ruang dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam
menerima materi luas permukaan bangun ruang. Penggunaan media bangun
ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
Dengan kata lain, penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran
matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Arnis Kamar ( 2002:18 ) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : (a) dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b) dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkrit, maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. (c) media dapat membantu daya titik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih berhasil dalam belajar. (d) siswa akan menyadari hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya. (e) konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian.
Bedasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat
membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit
sehingga siswa mudah belajar matematika.
Namun dalam pelaksanaan guru hendaknya memilih dan
menggunakan media yang cocok untuk menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara fisik, mental dan sosial,
15
penulis akan menggunakan bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran luas
pemukaan adalah sebagai berikut:
a. Mengamati model bangun ruang berongga, dan model kerangka.
b. Memberi nama bangun ruang, dan menggunakan media bangun ruang
berongga untuk menunjukkan sisi.
c. Menggunakan model kerangka untuk menunjukkan rusuk.
d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut.
e. Mengukur pada model bangun ruang pada : rusuk, panjang, lebar,
tinggi, jari-jari dan diameter.
f. Mencari luas sisi bangun ruang.
g. Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, tabung, dan
h. Membimbing siswa menggunakan rumus-rumus dengan memberikan
latihan-latihan. Dengan menggunakan media siswa dapat termotivasi
sebagaimana Ivor K. Davies ( 1991:215 ) jika seseorang telah
termotivasi maka ia siap untuk melakukan hal-hal yang diperlukan
sesuai dengan yang dikehendaki.
3.10 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis tindakan kelas
sebagai berikut “ Apabila dalam pembelajaran Matematika menggunakan
Media Bangun Ruang dengan langkah yang tepat maka akan meningkatkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas
V pada mata pelajaran Matematika SD Negeri 10 Metro Pusat dapat disimpulkan:
5.1.1 Penggunaan media Bangun Ruang dalam Matematika dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini sesuai dengan pengamatan
observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai
siklus II, dan terjadi peningkatan disiklus ke 2 yaitu rata-rata siklus II
meningkat dari siklus I yaitu 58,79% menjadi 81,86%.
5.1.2 Penggunaan Media Bangun Ruang dalam Matematika dapat
meningkatkan hasil belajar, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar
yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus II , dimana
ketuntasan belajar siklus II siswa meningkat dari siklus I yaitu 18
siswa (58,06%) menjadi 29 siswa (93,55%) dengan nilai rata-rata
siklus II meningkat dari rata-rata siklus I yaitu 66,16 menjadi 89,06.
5.2 Saran
5.2.1 Kepada guru, untuk selalu senantiasa menggunakan media/alat peraga
60
pelajaran, dan diharapkan guru dapat menciptakan media yang dalam
pembelajaran Matematika yang dianggap sukar.
5.2.2. Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasaranayang masih
belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik
sehinggan hasil belajar dapat meningkat.
5.2.3 Mahasiswa pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dapat lebih
memahami tugas seorang Guru Sekolah Dasar dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan dasar, dapat mengatasi
permasalahan-permasalahan yang muncul disekolah, sehingga dapat menjadia acuan
61
DAFTAR PUSTAKA
Admihardja Mintarsih. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah .Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas
Terbuka. Jakarta.
Angkowo, A dan Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT. Grasindo, Jakarta
Arnis Kamar. 2002. Penelitian Peningkatan Hasil Belajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya, Bandung.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Darmansyah. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya
Hamalik. 1992. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Departemen Diknas,
Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.
Hanafiah. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Unika, Jakarta.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja Rosadakarya: Bandung.
Http://lhizaspears21.blogspot.com/2009/07/defenisi-belajar.htm2012/06/11.
Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali, Jakarta.
Jamzuri. 2007. Desaindan Pembuatan Alat Peraga IPA. Universitas Terbuka: Jakarta
Kasbolah, E.S. Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen pendidikan dan kebudayaan : Malang.
62
Nana Sujana. 1989. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Ekonomi UI, Bandung.
Sadiman Paul.A.M. 1999. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rohani, Ahmad. 2003. Penggelolaaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Ruseffendi. 1993. Pendidikan Matematika 3. Depdikbud, Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. PT. Kencana, Jakarta.
Uno B. Hamzah. 2007. Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo : PT Bumi Aksara.
Wardhani, IGAK. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Erlangga, Jakarta.