• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

NATALIA HENDRIYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

NATALIA HENDRIYANI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar Matematika kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat, untuk mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar Matematika maka penelitian ini menggunakan Media bangun ruang sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat melalui media bangun ruang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik tes dan non tes. Alat pengumpulan data dilakukan dengan aara observasi dan tes hasil belajar.Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media bangun ruang dalam proses pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I ( 58, 79%) dan siklus II (81, 86%), sementara persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebanyak 18 siswa (58,06%), dan pada siklus II sebanyak 29 siswa (93,55%) dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (66,16), siklus II (89,06) walaupun pencapaian nilainya belum istimewa.

(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

NATALIA HENDRIYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan SI Ilmu Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi

Oleh

NATALIA HENDRIYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

NATALIA HENDRIYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan SI Ilmu Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

SANWACANA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Belajar ... 6

1.2 Pengertian Pembelajaran... 7

1.3 Pengertian Aktivitas Belajar ... 8

1.4 Hasil Belajar... 9

1.5 Pengertian Matematika SD ... 11

1.6 Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media ... 11

(7)

1.8 Pengertian Media Bangun Ruang ... 13

1.9 Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika ... 14

1.10 Hipotesis Tindakan ... 15

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 16

3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 17

3.3 Setting Penelitian ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 23

3.5 Teknik Analisis Data... 24

3.6 Indikator Keberhasilan... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29

4.1.1Deskripsi Awal... 29

4.1.2Siklus I ... 30

4.1.2.1Perencanaan Tindakan ... 30

4.1.2.2Tahap Pelaksanaan... 30

4.1.2.3Pertemuan Pada Siklus I ... 33

a. Aktivitas Belajar Siswa... 33

b. Aktivitas Guru Siklus I ... 35

c. Hasil Belajar Siswa... 39

4.1.2.4Refleksi ... 41

4.1.3Siklus II... 42

4.1.3.1Tahap Perencanaan ... 42

4.1.3.2Tahap Pelaksanaan... 43

4.1.3.3Pertemuan Pada Siklus II... 45

a. Aktivitas Belajar Siswa... 45

(8)

c. Hasil Belajar Siswa... 52

4.1.3.4Refleksi ... 54

4.2 Pembahasan... 55

4.2.1Aktivitas Siswa Dalam Prooses Pembelajaran ... 55

4.2.2Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran... 57

4.2.3Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(9)
(10)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur pada-NYA karya sederhana ini penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengabulkan doa-doaku

2. Ibu dan Bapakku tercinta terima kasih atas doa dan restumu.

3. Suami dan anakku tercinta yang menjadi semangatku dalam menyelesaikan perkuliahan, semoga keberhasilanku ini dapat membawa kebahagiaan.

4. Keluarga terima kasih atas doamu.

5. Semua teman-teman kuliah yang memberi semangatku semoga keberhasilanku akan menjadi keberhasilanmu nanti. dan

(11)
(12)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS VSEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSATTAHUN AJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : NATALIA HENDRIYANI Nomor Pokok Mahasiswa : 1013099019

Program Studi : PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Sarengat, M.Pd

(13)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Sarengat, M. Pd __________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Hi. Darsono, M. Pd __________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(14)
(15)

MOTTO

“Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”

“ Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda dan perjuanganlah adalah kunci utama untuk meraihnya”

(16)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama mahasiswa : NATALIA HENDRIYANI NPM : 1013099019

Jurusan : Ilmu Pendidikan Program studi : S 1 PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Media Bangun RuangSiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Metro PusatTahun Pelajaran 2012/2013 tersebut adalah benar-benar hasil sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bbersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 02 Desember 2012 Yang membuat pernyataan

(17)
(18)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan

Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Media Bangun RuangSiswa Kelas V Sekolah

Dasar Negeri 10 Metro PusatTahun Pelajaran 2012/2013” sebagai salah satu syarat untuk meraih

gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari, dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan baik dari segi penulisan

dan isinya. Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari petunjuk, bimbingan, serta

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebagai Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD dan Dosen Penguji.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd sebagai Ketua UPP PGSD Metro.

5. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd selaku Dosen Pembimbing.

6. Bapak Yohanes Puryono, S. Pd sebagai Kepala Sekolah Dasar Negeri 10 Metro Pusat, Ibu

Eka Sila sebagai Teman Sejawat dan seluruh dewan guru SD Negeri 10 Metro Pusat.

7. Seluruh staf pengajar PGSD FKIP Unila yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada

penulis selama masa kuliah.

8. Bapak Petrus Suwiji dan Ibu Agnes Pariyem kedua orang tuaku yang selalu memberikan

(19)

9. Seluruh rekan-rekan PGSD terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan yang telah kalian

berikan selama ini.

10.Almamater tercinta. Aku bangga bisa menjadi bagian di dalamnya.

Metro, 02 Desember 2012 Penulis

(20)
(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, Serta untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam

masyarakat, bangsa dan negara.

Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem

pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya,

merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal

yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah

bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui

kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan

berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu

seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat

meningkatkan pembelajara di sekolah dasar.

Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah rendahnya hasil

(22)

2

pokok bahasan selalu hasil belajar matematika di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah 6,0

persentase siswa yang telah mencapai KKM untuk mata pelajaran

Matematika adalah 57% dari jumlah 27 siswa dengan rincian 17 siswa telah

mencapai KKM sedangkan 10 siswa belum mencapai KKM . Hasil belajar

matematika siswa lebih rendah lagi pada pokok bahasan luas permukaan

bangun ruang. Materi luas permukaan bangun ruang merupakan jumlah luas

seluruh sisi-sisi bangun ruang dan materi ini merupakan materi yang sulit

bagi siswa. Adapun aktivitas siswa kelas V di SD N 10 Metro Pusat sangat

kurang, guru juga masih banyak menggunakan pembelajaran secara

konvensional, suasana kelas harus hening, siswa duduk manis, dan tidak ada

interaksi dengan siswa.

Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar siswa

dalam materi luas permukaan bangun ruang adalah:

a. Materi luas permukaan bangun ruang bersifat abstrak. Siswa sukar

membedakan antara sisi pada bangun datar dengan sisi pada bangun

ruang.

b. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

c. Tidak mantapnya konsep tentang luas bangun datar.

d. Penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media

sama sekali yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media

amat penting dalam pembelajaran matematika. Higgis dalam Ruseffendi

(23)

3

menggunakan media dibandingkan dengan tidak menggunakan media.

Untuk mengatasi permasalaha di atas, langkah yang perlu

dilaksanakan adalah dengan menggunakan media. Media tersebut bernama

media bangun ruang yang dapat membelajarkan siswa secara optimal.

Penggunaan media dapat dimanipulasikan, media merupakan

lingkungan belajar yang sangat menunjang untuk tercapainya optimalisasi

dalam pembelajaran, karena media merupakan jembatan belajar yang

awalnya terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak.

Melalui media bangun ruang materi yang bersifat abstrak dapat

menjadi konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat komponen –

komponen bangun ruang dan sisi pada bangun ruang. Selain itu dengan

media siswa dapat melihat secara langsung bentuk bentuk sisi dan sekaligus

mengingat kembali tentang luas luas bangun ruang .

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dilakukan

perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan Media Bangun

Ruangpada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Metro Pusat.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1.2.1 Guru masih banyak menggunakan pembelajaran secara konvensional,

(24)

4

dengan siswa.

1.2.2 Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

1.2.3 Hasil belajar Matematika siswa masih rendah, karena nilai rata-rata

siswa masih dibawah kkm yaitu 60.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang

akan dikemukakan adalah :

1.3.1 Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang pada

pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?

1.3.2 Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang pada

pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat

dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

Matematika dengan menggunakan media bangun ruang kelas V SD

Negeri 10 Metro Pusat.

1.4.2 Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Matematika dengan menggunakan media bangun ruang kelas V SD

(25)

5

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi siswa

Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika

sehingga hasil belajarnya juga meningkat.

2.5.2 Bagi Guru

Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat

mengoptimalkan penggunaan media dalam pembalajaran metematika.

1.5.3 Bagi Sekolah

Meningkatkan hasil belajar matematika akan meningkatkan juga citra

sekolah di mata masyarakat.

1.5.4 Bagi penulis

Pengalaman yang berharga untuk melaksankan tugas di masa yang

(26)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Proses penelitian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus),

sehingga diperoleh pembelajaran dapat membantu siswa dalam

menyelesaikan soal tentang luas pemukaan bangun ruang di kls V.

Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Tiap sikslus dilakukan 2 kali

pertemuan. Pada setiap siklus terdapat rencana, tindakan, observasi dan

refleksi. Wardani dkk (2007 : 2,4) menjelaskan bahwa tahap-tahap dalam

penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bagan 2.1 berikut ini :

Gambar 1. Prosedur Penelitian Refleksi

Merencanakan

Melakukan Tindakan

Mengamati

Refleksi

Merencanakan

Melakukan Tindakan

Mengamati Siklus I

Siklus II

(27)

17

Pelaksanaan penelitian tindakan

Menurut Wardani ( 2007:1.4) PTK adalah Penelitian yang dilakukan guru

dalam kelasnya dan berkolaboratif antara peneliti dengan praktisi ( guru dan

kepala sekolah ).

3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

3.2.1 Siklus I

Rencana

Menyediakan perangkat penelitian meliputi:

a. Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). pokok bahasan,

sub poko bahasan, (b). tujuan pembelajaran khusus (TPK), (c).

kegiatan belajar mengajar (KBM), (d). sumber / alat / metode (e).

penilaian.

b. Lembar observasi murid

c. Lembar kerja siswa

Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini pelaksanaan penelitian tindakan kelas dibagi

menjadi 2 siklus 2 sesuai dengan yang ditetapkan yaitu siklus I dan

siklus II.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 4 bulan

yaitu sejak bulan Maret sampai dengan Juni 2012, langkah-langkah

yang digunakan sebagai berikut :

a. Meragakan aneka bangun ruang.

(28)

18

sisi, dan titik sudut. Model kerangka untuk menunjukkan rusuk.

c. Lima orang siswa kelas bergantian menghitung sisi, rusuk dan titik

sudut dari model-model bangun ruang.

d. Lima orang siswa kedepan kelas bergantian untuk menunjukkan

rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari, dan diameter dari

masing-masing bangun ruang.

e. Lima orang siswa ke depan kelas mengukur rusuk, panjang, lebar,

tinggi, jari-jari, dan diameter bangun ruang.

f. Siswa mencari luas permukaan sisi bangun ruang.

g. Melalui bimbingan guru siswa menemukan rumus luas permukaan

kubus, balok dan tabung.

h. Mengerjakan latihan dengan menggunakan rumus luas permukaan

kubus, balok dan tabung.

Observasi

Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan

media bangun ruang adalah dengan menyediakan lembar pengamatan

tentang kegiatan siswa, pada :

a. Pendahuluan

Meliputi : (a) melengkapi alat tulis, (b) mengerjakan PR.

b. Kegiatan inti

Meliputi : (a) memperhatikan uraian guru, (b) mengerjakan latihan

tepat waktu, (c) mengerjakan latihan dengan memahami

(29)

19

guru, (f) kurang memperhatikan seperti bercanda, minta

izin.

c. Penutup

Meliputi : merangkum pelajaran.

d. Hasil Belajar

1. Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa adalah :

Mendata hasil belajar siswa yang sudah mencapai hasil ≥ 6,0 dan

yang belum mencapai 6,0.

2. Menemukan kesulitan siswa dalam memahami dan menggunakan

rumus luas pemukaan bangun ruang.

e. Analisa

Bedasarkan kegiatan siswa dan hasil belajar siswa, maka hasil

analisa peneliti dapat digambarkan pada refleksi.

Refleksi

Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar

siswa di atas maka penelitian berkolaborasi dengan pengamat dan

menetapkan :

a. Apa yang telah dicapai siswa dalam menggunakan rumus luas

pemukaan bangun ruang.

b. Apa yang belum dicapai siswa dalam menggunakan rumus-rumus

bangun ruang.

c. Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam siklus

(30)

20

3.2.2 Siklus II

Rencana

Menyediakan perangkat penelitian meliputi:

a. Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). pokok bahasan,

sub poko bahasan (b). tujuan pembelajaran khusus (TPK) (c).

kegiatan belajar mengajar (KBM) (d). sumber / alat / metode (e).

penilaian.

b. Lembar observasi murid.

c. Lembar kerja siswa.

Pelaksanakan Tindakan

a. Siswa meletakkan jaring-jaring bangun ruang yang dibawa dari

rumah masing-masing.

b. Siswa menukar jaring-jaringnya dengan teman sebangku.

c. Memperhatikan jaring-jaring bangun ruang yang dipajang guru

didepan.

d. Masing-masing siswa mengukur panjang masing-masing rusuk

bangun ruang

e. Siswa menggunting jaring-jaring bangun ruang

f. Siswa mampu menbentuk model jaring-jaring bangun ruang.

g. Siswa mengelompokan sisi-sisi yang sama dan sebangun.

h. Siswa mengerjakan perintah guru.

(31)

21

Observasi

Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan

media bangun ruang adalah dengan menyediakan lembar pengamatan

tentang kegiatan Siswa, pada :

1. Pendahuluan

meliputi: (a) melengkapi alat tulis, (b) mengerjakan PR.

2. Kegiatan inti

Meliputi :

a. Memperhatikan uraian guru.

b. Mengerjakan latihan tepat waktu.

c. Mengerjakan latihan dengan memahami rumus.

d. Berani bertanya.

e. Berani menjawab pertanyaan guru.

f. Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.

3. Penutup

Meliputi : merangkum pelajaran.

Refleksi

Melalui hasil kolaborasi peneliti dengan pengamat serta hasil

observasi maka peneliti menetapkan langkah berikutnya.

3.2.3 Alur penelitian dapat dilihat di bawah ini :

Siklus 1 :

(32)

22

a. mengamati aneka bangun ruang.

b. memberi nama bangun ruang

c. menggunakan media bangun ruang untuk menunjukkan sisi, rusuk,

dan titik sudut.

d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut

e. Megukur panjang, lebar, tinggi, diameter, dan jari-jari bangun

ruang.

f. Memberi nama sisi, rusuk, dan titik sudut.

g. Mencari luas sisi-sisi bangun ruang.

h. Menemukan rumus luas pemukaan bangun ruang

i. Latihan.

Siklus 2 :

Langkah-langkah yang digunakan adalah :

a. Mengamati jaring-jaring bangun ruang

b. Mengukur panjang masing-masing rusuk

c. Memberi nama sisi pada jaring-jaring bangun ruang

d. Menggunting jaring-jaring bangun ruang.

e. Membentuk beberapa macam model jaring bangun ruang.

f. Mengelompokkan sisi-sisi yang sebangun

g. Mencari luas masing-masing sisi.

h. Menjumlahkan semua sisi.

i. Menggunakan rumus pencari luas pemukaan bangun ruang untuk

(33)

23

3.3 SETTING PENELITIAN

3.3.1 Subjek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V

SD Negeri 10 Metro Pusat yang terdiri dari 31 siswa dengan komposisi

perempuan 19dan laki-laki 12 siswa.

3.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas V SD Negeri 10

Metro Pusat Pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 mulai tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.

3.3.3 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan

yaitu mulai bulan Mei sampai Agustus 2012 mulai tahap (penyusunan

RPP, LKS) sampai tahap pelaksanaan (pembelajaran dikelas) dan

tahap pelaporan tahun pelajaran 2012/2013.

3.3.4 Lama Penelitian

Adapun penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 4

bulan, terhitunng dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil

penelitian.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.4.1 Lember panduan Observasi

Instrumen ini dirancang peneliti untuk berkolaborasi dengan guru kelas

(34)

24

mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian

tindakan kelas dalam pembelajaran Matematika dengan media bangun

ruang.

3.4.2 Tes hasil Belajar

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan

hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi

yang dibelajarkan dengan cara mengumpulkan data memberikan tes

awal pembelajaran (pretes) dan tes akhir pembelajaran (postes) dengan

soal yang sama untuk mengetahui aktivitas siswa menggunakan media

bangun ruang.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan

dinamika proses belajar. Untuk pengolahan data utama yaitu hasil belajar

digunakan teknik persentase. Dimana hasil belajar siswa siklus I

dipersentasekan dan dibandingkan dengan hasil belajar siswa awal, kemudian

peningkatan hasil belajar pada siklus II dipersentasekan dan dibandingkan

dengan nilai hasil belajar siklus I, sasarannya adalah data tentang aktivitas

guru, aktivitas belajar siswa, dan interaksi pembelajaran yang bersumber dari

data observasi.

1.1 Persentase aktivitas siswa dan guru diperoleh dengan rumus :

NP = x N

SM

(35)

25

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa/guru SM = Skor maksimum dari tes yang ditentukan 100= Bilangan tetap

Ketuntasan individua = jika siswa mencapai > 60 %

Ketuntasan klasikal = jika seluruh siswa mencapai ketuntasan > 80% ( diadopsi dari purwanto 2008: 102)

Dimisalkan : data utama tentang hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri

10 Metro Pusat mata pelajaran Matematika setelah tindakan kelas siklus I

diperoleh data kuantitas sebagai berikut :

1. Jumlah soal 10 butir, skor tiap soal 2, kalau data dijawab benar,

nilainya 1 dan 0 jika dijawab salah, skor maksimal adalah 20.

2. Misalnya skor yang diperoleh siswa B, dari 10 soal adalah 18.

Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas maka diperoleh nilai hasil

belajar siswa Z adalah :

Hasil belajar = 100 90

20

18x

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar

siswa sebagai kesimpulan keberhasilan penelitian. Analisis yang didapat dari

hasil pembelajaran siswa yang dilakukan melalui tes awal pembelajaran dan

(36)

26

keberhasilan siswa sebagai berikut.

Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam (%)

NO TINGKAT

KEBERHASILAN KETERANGAN

1 > 80 % Sangat Tinggi

2 60-79 % Tinggi

3 40-59% Sedang

4 20-39% Rendah

5 <20% Sangat Rendah

(Sumber: Aqib, 2009: 41)

1.2 Nilai rata-rata dari hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

X =

N X

Keterangan:

X = Nilai rata-rata yang dicari

X = Jumlah nilai

N = Banyak siswa

(diadopsi dari Arikunto 2010: 264)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus

(37)

27

(diadopsi Aqib, 2009: 41)

Dimisalkan : aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika dikelas V

SD Negeri 10 Metro Pusat pada tindakan kelas siklus I diperoleh data

kuantitas sebagai berikut :

a. Jumlah pertanyaan 10 butir, skor tiap pertanyaan paling tinggi 5,

sehingga akor maksimal adalah 50.

b. Misalnya skor yang diperoleh siswa Z dari 10 butir pertanyaan adalah

33. Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas maka diperoleh nilai

aktivitas siswa Z adalah :

Aktivitas siswa = 100 66

50

33x

3.6 INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa berhasil belajar

jika daya serap siswa secara individu mencapai 60 ke atas dan secara

klasikal sebesar 80% dari jumlah siswa yang ada.

3.6.1 Peningkatan aktivitas guru dan siswa khususnya pada mata pelajaran

Matematika mencapai 75%.

(38)

28

(39)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Menurut Dalyono (2005: 49) belajar merupakan satu usaha atau kegiatan

yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup

tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan

sebagainya. Menurut Hamalik (2001: 27) bahwa belajar adalah modifikasi

atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut

Winkel (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 48) belajar merupakan suatu

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan

berbekas.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik dengan peningkatan keterampilan-keterampilan tertentu yang

menekankan pengalaman sebagai hasil belajarnya, sehingga seseorang yang

(40)

7

2.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dapat diidentikkan dengan kata “ mengajar “ berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (http://Krisna1.blog.uns.ac.id.Pengerian-dan-ciri-ciri-pembelajaran. Html 2012/04/19(16.25)).

Hamzah (2007: 19) pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau

perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Kualitas hubungan

antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar

ditentukan oleh pendidik dalam mengajar dan peserta didik dalam belajar.

Belajar adalah suatu proses di dalam kepribadian manusia, perubahan tersebutditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas. Sedangkan menurut Purwanto, MP memberikan definisi belajar dari beberapa elemen:a. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapatmengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi ada kemungkinan mengarah kepadatingkah laku yang buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.c. Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktuyang cukup panjang.d. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

(41)

8

Dari pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar,

yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana

perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam

waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

2.3 Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

siswa untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai

sikap, dan keterampilan, sehingga menjadi manusia yang mandiri dalam

kehidupannya.

Paul (Sardiman, 2010:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:

visual aktivities (yang termasuk didalamnya termasuk membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain),

oral activities (seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi), listening activities (sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato), writing activities (seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin), drawing

activities (misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram),

motor activities (yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

berternak), mental activities (sebagai contoh misalnya:

menanggapi,mengingat, memecahkan soal, menganalisis, membuat hubungan, menggambil keputusan), and emotional activities (seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup).

Sedangkan menurut Hanafiah ( 2009 : 23) menyatakan aktivitas

pembelajaran haruslah melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik,

(42)

9

dapat secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Menurut Rohani ( 2003 : 6) belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya dan jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini diperkuat oleh Sanjaya ( 2006 : 132) yang mengemukakan

bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga

meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.

Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka yang dimaksud

dengan aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa untuk

memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan dengan inidikator pelibatan fisik, mental, dan

emosi siswa.

2.4 Hasil Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan

sekitar lingkungan kegiatan belajar yang dapat digunakan untuk membantu

optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak

hanya dari hasil belajar (out put) namun juga dapat dilihat dari proses berupa

interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang

untuk terjadinya proses belajar dan mempercepat pengguasaan pengetahuan,

(43)

10

Menurut Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran.

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran (Dimyati dan mudjiono, 2002 : 3-4).

Rahmat ( dalam Abidin. 2004:1 ) mengatakan bahwa hasil belajar adalah “ Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana ( 1989:9 ) belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan – wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama.”

Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahap ( dalam Abidin. 2004:2 ) yaitu :

1. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui keberhasilan komponen – komponen pengajaran

dalam rangka mencapai tujuan.

3. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.

4. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran. 5. Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan penilik agar

guru lebih berkompeten.

6. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran .

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

merupakan suatu indikator yang penting untuk menyatakan kualitas suatu

pembelajaran. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah

melakukan kegiatan belajar, hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif,

(44)

11

2.5 Pengertian Matematika SD

Dalam pembelajaran Matematika, guru harus memahami bahwa

kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa

menyenangi Matematika. Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk

susunan, besaran dan konsep–konsep yang saling berhubungan satu sama

lainnya, matematika dapat dibagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis

dan geometri. James & James ( dalam Ruseffendi. 1993:27 ) menyatakan

bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna

karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika untuk membantu masalah

sosial, ekonomi dan alam.

Sedangkan menurut Russefendi (Heruman, 2007: 1) Matematika

adalah bahasa simbol; ilmu tentang pola keteraturan, dan stuktur

terorganisasi. Sedangkan menurut Soedjadi (Heruman, 2007: 1) Hakikat

Matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Matematika adalah kumpulan dari ide-ide yang bersifat abstrak, dengan

struktur-struktur deduktif, mempunyai peran yang penting dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.6 Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media

Di dalam pengajaran dikenal beberapa istilah seperi peragaan atau

keperagaan. Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah mulai

(45)

12

secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.

Sadiman ( 1999:6 ) yang mengutip pendapat Gagne menyebut media “

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar”. National Education Association ( NEA )

dalam Halim ( 2002:11 ) mendefinisikan media sebagai “ benda yang dapat

dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan dan dipergunakan

dalam kegiatan belajar mengajar “.

Senada dengan itu Ruseffendi ( 141:1993 ) menyatakan bahwa : “ media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep matematika pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat. Alat bantu itu dapat berwujud benda kongkrit, seperti : batu-batuan, dan kacang-kacangan. Untuk menerapkan konsep bilangan, kubus ( bendanya ) untuk memperjelas konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar dan wujud dari kubus itu sendiri, serta benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep bangun datar dan bangun ruang “. digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, diharapkan hasil siswa belajar dapat ditingkatkan setelah menggunakan media.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Media adalah alat bantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang

berlangsung disekolah, karena dengan menggunakan alat bantu dapat

mempermudah siswa memahami konsep Matematika dan dapat

mempermudah guru dalam menyampaikan materi pada saat berlangsungnya

pelajaran.

2.7 Jenis-jenis Media

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada

(46)

13

dari media adalah sebagai berikut : (a) benda asli yang berada dilingkungan

siswa, (b) papan planel, (c) lambang bilangan, (d) dekak-dekak, (e) model

bangun datar, (f) papan berpaku, dan (g) model bangun ruang. Menurut

Wina Sanjaya ( 2006:171) media yang digunakan harus sesuai dengan

materi pembelajaran. Agar penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka

penulis akan membatasi tentang jenis media bangun ruang.

2.8 Pengertian Media Bangun Ruang

Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki

rusuk, sisi dan titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan

bentuk massif, berongga, dan kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah

dikenal siswa dikelas IV adalah kubus, balok, tabung, prisma, kerucut,

limas, dan bola. Bentuk-bentuk tersebut akan dipelajari kembali di kelas V

dengan pembahasannya dititik beratkan pada penentuan luas pemukaan

bangun ruang, seperti : kubus, balok dan tabung. Untuk lebih jelasnya

penulis akan menjelaskan pengertian bangun ruang satu persatu.

(47)

14

2.9 Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika

Selain untuk mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran,

media bangun ruang dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam

menerima materi luas permukaan bangun ruang. Penggunaan media bangun

ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

Dengan kata lain, penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran

matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.

Arnis Kamar ( 2002:18 ) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : (a) dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b) dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkrit, maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. (c) media dapat membantu daya titik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih berhasil dalam belajar. (d) siswa akan menyadari hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya. (e) konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian.

Bedasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat

membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit

sehingga siswa mudah belajar matematika.

Namun dalam pelaksanaan guru hendaknya memilih dan

menggunakan media yang cocok untuk menyampaikan materi pembelajaran

kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara fisik, mental dan sosial,

(48)

15

penulis akan menggunakan bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran luas

pemukaan adalah sebagai berikut:

a. Mengamati model bangun ruang berongga, dan model kerangka.

b. Memberi nama bangun ruang, dan menggunakan media bangun ruang

berongga untuk menunjukkan sisi.

c. Menggunakan model kerangka untuk menunjukkan rusuk.

d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut.

e. Mengukur pada model bangun ruang pada : rusuk, panjang, lebar,

tinggi, jari-jari dan diameter.

f. Mencari luas sisi bangun ruang.

g. Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, tabung, dan

h. Membimbing siswa menggunakan rumus-rumus dengan memberikan

latihan-latihan. Dengan menggunakan media siswa dapat termotivasi

sebagaimana Ivor K. Davies ( 1991:215 ) jika seseorang telah

termotivasi maka ia siap untuk melakukan hal-hal yang diperlukan

sesuai dengan yang dikehendaki.

3.10 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis tindakan kelas

sebagai berikut “ Apabila dalam pembelajaran Matematika menggunakan

Media Bangun Ruang dengan langkah yang tepat maka akan meningkatkan

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas

V pada mata pelajaran Matematika SD Negeri 10 Metro Pusat dapat disimpulkan:

5.1.1 Penggunaan media Bangun Ruang dalam Matematika dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini sesuai dengan pengamatan

observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai

siklus II, dan terjadi peningkatan disiklus ke 2 yaitu rata-rata siklus II

meningkat dari siklus I yaitu 58,79% menjadi 81,86%.

5.1.2 Penggunaan Media Bangun Ruang dalam Matematika dapat

meningkatkan hasil belajar, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar

yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus II , dimana

ketuntasan belajar siklus II siswa meningkat dari siklus I yaitu 18

siswa (58,06%) menjadi 29 siswa (93,55%) dengan nilai rata-rata

siklus II meningkat dari rata-rata siklus I yaitu 66,16 menjadi 89,06.

5.2 Saran

5.2.1 Kepada guru, untuk selalu senantiasa menggunakan media/alat peraga

(50)

60

pelajaran, dan diharapkan guru dapat menciptakan media yang dalam

pembelajaran Matematika yang dianggap sukar.

5.2.2. Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasaranayang masih

belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik

sehinggan hasil belajar dapat meningkat.

5.2.3 Mahasiswa pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dapat lebih

memahami tugas seorang Guru Sekolah Dasar dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan dasar, dapat mengatasi

permasalahan-permasalahan yang muncul disekolah, sehingga dapat menjadia acuan

(51)

61

DAFTAR PUSTAKA

Admihardja Mintarsih. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah .Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas

Terbuka. Jakarta.

Angkowo, A dan Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT. Grasindo, Jakarta

Arnis Kamar. 2002. Penelitian Peningkatan Hasil Belajar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya, Bandung.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Darmansyah. 2006. Belajar dan Pembelajaran.

Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya

Hamalik. 1992. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Departemen Diknas,

Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Hanafiah. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Unika, Jakarta.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja Rosadakarya: Bandung.

Http://lhizaspears21.blogspot.com/2009/07/defenisi-belajar.htm2012/06/11.

Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali, Jakarta.

Jamzuri. 2007. Desaindan Pembuatan Alat Peraga IPA. Universitas Terbuka: Jakarta

Kasbolah, E.S. Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen pendidikan dan kebudayaan : Malang.

(52)

62

Nana Sujana. 1989. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Ekonomi UI, Bandung.

Sadiman Paul.A.M. 1999. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rohani, Ahmad. 2003. Penggelolaaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Ruseffendi. 1993. Pendidikan Matematika 3. Depdikbud, Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. PT. Kencana, Jakarta.

Uno B. Hamzah. 2007. Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo : PT Bumi Aksara.

Wardhani, IGAK. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Erlangga, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan sikap tubuh tersebut, postur kepala mengalami penurunan lordosis pada cervical dari lower cervical vertebrae dan menciptakan kurva posterior di upper thoracic

Karya tulis saya, Tesis ini, adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar Akademik Magister, baik di Universitas Padjadjaran maupun Perguruan Tinggi

Define the Problem Do Background Research Specify Requirements Brainstorm Solutions Choose the Best Solution Do Development Work Build a Prototype Test and Redesign.. Engineers do

Freedom needs equality to make a harmony. Equality in the concept of anarchism does not mean that everything should be divided in equal number. Equality means

Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “ Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Lombok, jumlah wisatawan Pulau Lombok pada tahun 2016 mencapai 3.094.437 orang namun jumlah kapal yacht yang beroperasi hanya

Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah ekologi kuantitatif dengan judul Penentuan Ukuran Populasi Minimum dan Optimum Lestari Rusa Timor (Rusa timorensis)

[r]