• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI BARURANJI LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI BARURANJI LAMPUNG SELATAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

APPLICATION OF PORTFOLIO LEARNING FOR IMPROVING PRAYER PRACTICE ABILITY OF FIFTH GRADE STUDENTS IN BARURANJI

STATE ELEMENTARY SCHOOL OF SOUTH LAMPUNG

BY

The action research was carried out in two cycles. In the first cycle was conducted in the selected task group, to determine the main causes why the students left the prayer and to develop further action plans for the students performing the prayer within the group. The second cycle was conducted in different group to determine and to solve common mistakes in the prayer by ordaining the students to practice the prayer in individually. Respondent of this research were the elementary students of the 5th grade A and B. Data were elected by the observation method, performing a writing test for the students and documentation

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT SISWA

KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI BARURANJI LAMPUNG SELATAN

OLEH

YOPI AFRIANSYAH

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan, mendeskripsikan pelaksanaan dan sistem penilaian serta mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat di kelas V A dan V B SD Negeri Baruranji Lampung Selatan.

Penelitian tindakan kelas dilakukan sebanyak dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan tugas kelompok, menemukan masalah tentang penyebab meninggalkan shalat dan mengkajinya hingga menyusun rencana tindakan serta pelaksanaan praktik shalat siswa berkelompok. Siklus kedua dilaksanakan dengan kelompok yang berbeda dengan sebelumnya untuk mengkaji dan menyelesaikan masalah tentang kesalahan – kesalahan dalam shalat, serta praktik shalat siswa secara individu. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA sebanyak 32 orang dan kelas VB sebanyak 33 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi yang dilengkapi dengan tes kemampuan shalat dan dokumentasi siswa.

(3)

121

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan atas pembahasan dan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat

menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan menggunakan pembelajaran portofolio mengalami peningkatan. Di

buktikan dengan perolehan nilai RPP pada siklus I mendapat nilai 4,60

menjadi 4.80 dengan kategori baik, meningkat sebanyak 0,20 poin yaitu

terjadi perbaikan pada komponen strategi pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio pada materi shalat kelas V ini di

lakukan sebanyak dua siklus dan tiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali

pertmuan, masing–masing pertemuan menggunakan tindakan yang saling

berkesinambungan untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini.

Dalam penerapan pembelajaran portofolio mengalami peningkatan pada

aktifitas guru dan aktifitas siswa. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran

portofolio di siklus I mencapai 70% dan di siklus II menjadi 85% dari jumlah

aktifitas yang di amati.

Aktifitas siswa yang aktif dalam proses pembelajaran portofolio mengalami

peningkatan. Siswa yang aktif kelas V A di siklus I sebanyak 17 siswa

(53,1%) meningkat menjadi 27 siswa (84,3%) di siklus II dan kelas V B di

(4)

122

3. Pada proses penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran portofolio

ini yaitu pertama tes formatif yang berfungsi untuk mengetahui hasil kognitif

siswa yaitu pengetahuan tentang ketentuan dan tatacara shalat yang benar.

Pada siklus pertama skor validitas 0,40 dan nilai reliable 0,81 dan 13 soal

memiliki tingkat kesukaran sedang dan 1 soal memiliki daya beda yang baik.

Siklus kedua skor validitas 0,75 mengalami peningkatan dari siklus

sebelumnya dan hasil tes dinyatakan reliable dengan skor 0,95 dan 15 soal

dinyatakan sedang dan 10 soal memiliki daya beda yang baik. Terakhir,

praktik shalat siswa untuk mengukur ranah psikomotorik meliputi kemampuan

shalat siswa baik dari gerakan dan bacaannya.

4. Hasil belajar yang di amati dalam tindakan ini yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa mengalami peningkatan. Dimana hasil yang diperoleh

selama tindakan berlangsung ini pada masing kelasnya, sebagai berikut :

a) Pada ranah kognitif, di siklus pertama yang memperoleh nilai hingga

KKM di kelas V A berjumlah 15 siswa (46,8 %) dari 32 siswa dan dikelas

V B berjumlah 13 siswa atau sebesar (39,3%) dari 33 siswa. Sedangkan di

siklus kedua terjadi peningkatan pada aspek kognitif ini dimana jumlah

siswa yang mencapai nilai KKM di kelas V A sebanyak 25 siswa dari 32

siswa (78,1%) dan dikelas V B 24 siswa (72,7%) dari 33 siswa yang ada.

b) Aspek Psikomotorik yang mengamati kemampuan shalat siswa yang

meliputi tatacara gerakan dan bacaan shalat. Kelas V A yang memperoleh

nilai tuntas dengan kategori sangat baik di siklus I hanya 15,6 % (5 siswa)

meningkat menjadi 84,3 %. (27 siswa) dan kelas V B hanya 21,2 % (7

(5)

123

Dengan demikian penelitian ini dihentikan karena semua indikator yang telah

ditetapkan telah tercapai. Pembelajaran portofolio ini dapat meningkatkan

kemampuan belajar siswa khususnya materi shalat pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI).

5.2 Saran

Dengan berakhirnya penelitian tindakan ini, maka peneliti mengemukakan saran –

saran sebagai berikut :

1. Kepada Kepala Sekolah sebaiknya lebih memperhatikan lagi kemampuan

tenaga pendidik yang ada dalam menguasai model dan metode pembelajaran

sehingga dalam proses pembelajaran tidak terpaut pada metode ceramah saja.

Dengan memberikan pembinaan sekaligus pelatihan terhadap guru diharapkan

dapat melatih mereka untuk lebih kreatif lagi dalam melaksanakan proses

pembelajaran didalam kelas.

2. Kepada Tenaga Pendidik, sebaiknya lebih memperhatikan lagi kemampuan

dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran

Pendidikan Agama Islam, karena dalam jangka panjang kedepan kemampuan

peserta didik dalam bidang agamanya akan sangat berguna di masyarakat

lingkungan mereka kelak.

3. Bagi siswa yang belum tuntas, sebaiknya diberikan kegaiatan remedial

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

didik. Diasumsikan bahwa faktor pemicunya adalah ketidakberesan dalam sistem

pendidikan, terlebih lagi dalam proses pembelajarannya. Dengan adanya

pengembangan kurikulum yang berimbas pada keseluruhan proses pembelajaran

yang meliputi kondisi, strategi dan evaluasi. Akan tetapi, usaha itu belum dapat

menuai hasil seperti yang diharapkan. Terbukti sampai hari ini semua kalangan

masih mengeluhkan tentang mutu out-put lembaga pendidikan (formal), mulai

dari ketidaksiapan peserta didik untuk dipakai di masyarakat sampai dengan

kebobrokan moral para peserta didik.

Saat ini, dunia pendidikan seakan - akan tiada hentinya menuai kritikan

dari berbagai kalangan, yaitu tentang ketidak mampuannya dalam melahirkan

alumni yang berkualitas manusia Indonesia seutuhnya seperti cita-cita luhur

bangsa dan yang diamanatkan oleh Undang-undang Pendidikan itu sendiri yaitu

“manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab”.

Kekurangberhasilan pendidikan dapat terjadi pada hampir semua jenjang

(7)

utama pendidikan di Indonesia antara lain terletak pada kekurangmampuan guru

dalam mempersiapkan materi ajar dengan baik, memilih metode yang tepat untuk

mentransfer materi pelajaran, memilih media yang tepat serta melaksanakan

evaluasi hasil pembelajaran dengan fair.

Pendidikan Islam yang bertujuan untuk menginformasikan,

mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai islami diharapkan

mampu menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan segi kehidupan spiritual

yang baik dan benar dalam rangka mewujudkan pribadi muslim seutuhnya. Untuk

itu perlu disusun strategi yang mantap, berupa langkah pembelajaran yang

disusun secara sistematis dan terencana dan dapat pula berupa keteladanan guru

yang berperan sebagai the life model bagi para peserta didiknya.

Pada jenjang pendidikan dasar seorang guru agar dapat menyampaikan

materi pelajaran dengan baik maka diperlukan keterampilan yang memadai, agar

penyajian materi tersebut menjadi sesuatu yang menarik, dapat dimengerti dan

tidak menjenuhkan. Inilah yang menjadi kendala utama yang dihadapi oleh

sebagian besar guru SD, terutama yang mengajar di kelas rendah. Padahal di

jenjang pendidikan ini diperlukan guru yang mampu, bukan hanya secara

intelektual, tetapi juga harus piawai dalam mengelola pembelajaran dan sabar

dalam menghadapi siswa.

Mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) atau nilai moral lainnya di

tingkat Sekolah Dasar harus dilakukan secara benar dan tepat. Masa ini

merupakan masa pembentukan dan fondasi bagi keberagamaan pengetahuan anak

(8)

bahwa siswa memiliki latar pengetahuan keagamaan yang berbeda, yang bisa saja

disebabkan oleh perbedaan pendapat sosial, kebiasaan keluarga dan kualitas

intelektual anak.

Kesulitan utama yang dihadapi oleh guru PAI adalah ketika

menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa yang dapat dipahami oleh anak,

dan bagaimana membuat ajaran agama yang abstrak dapat hidup dalam kenyataan

dunia mereka. Seperti ketika menyampaikan materi tauhid, surga, neraka, kiamat,

pahala dan sebagainya, yang terangkum dalam materi aqidah, akhlak, ibadah dan

mu‟amalah.

Kesulitan lain adalah kekurang mampuan guru untuk mengoptimalkan

serta menyeimbangkan ketiga ranah pendidikan sebagaimana yang terdapat dalam

taksonomi Bloom (kognitif, afektif dan psikomotor) (Darsono, 2002:41). Untuk

itulah diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat, seimbang serat efisien

dalam menangani permasalahan tersebut. Selama ini, telah cukup dimaklumi

bahwa kekurang berhasilan dunia pendidikan diawali dari kekurang mampuan

guru dalam menanamkan hal-hal tersebut secara benar dan tepat.

Portofolio dalam pendidikan mulai dipergunakan sebagai salah satu jenis

model penilaian (assesment) yang berbasis produk, yaitu penilaian yang

didasarkan pada segala hasil yang dapat dibuat atau ditunjukkan oleh peserta

didik, kemudian dihimpun dalam sebuah „map‟ (portofolio) untuk dijadikan bahan

pertimbangan guru dalam memberikan asesmen otentik terhadap kinerja peserta

(9)

Pembelajaran yang digunakan oleh guru seharusnya dapat menciptakan

suasana yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada

penelitian ini penulis memilih model pembelajaran berbasis portofolio dengan

melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak

dalam pembelajaran sehingga peserta didik memiliki suatu kebebasan dalam

berfikir, berpendapat, aktif dan kreatif dalam belajar.

Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai

suatu proses sosial pedadogis, maupun sebagai sifat pembelajaran. Sebagai suatu

wujud benda fisik itu adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil

pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal

(pretest), tugas – tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan

melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes awal (post-test) dan test akhir sebagai

suatu proses sosial pedadogis, portofolio adalah collection of learning experience

yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berujud pengetahuan

(kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).

Pembelajaran portofolio mengutamakan pengalaman, kontekstualisasi dan

pengetahuan di luar kelas. Model pembelajaran portofolio memberikan bukti

otentik siswa sebagai hasil pembelajaran sehingga guru dapat memberikan

penilaian terhadap bukti-bukti tersebut. Begitu halnya dengan siswa, mereka dapat

(10)

Karena pembelajaran portofolio masih berlandaskan kepada empat pilar

pendidikan, yaitu sebagai berikut

Learning to do, peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, sosial dan budaya.

Learning to know, peserta didik harus mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya.

Learning to be, peserta didik harus mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya.

Learning to live together, kesempatan berinteraksi dengan kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukkan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.

(Dasim Budimansyah, 2002)

Penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model

pembelajaran portofolio sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang

lebih berkualitas kemampuan hasil belajarnya serta bertakwa kepada Allah SWT.

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan pendidikan yang menanamkan

aspek keyakinan adanya Allah SWT yang diwujudkan kedalam akhlak dan prilaku

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sangat disesalkan apabila proses

pembelajaran PAI tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Pada tingkat sekolah dasar, peserta didik diharapkan di seusia itu anak sudah

dapat menunjukkan keimanan dan pengamalan materi yang diajarkan dalam

kegiatan sehari – hari mereka seperti mulai mengenal serta melaksanakan shalat

berjemaah, bisa membaca Al – Qur‟an dengan baik dan benar, mengetahui rasul

dan nabi mereka, serta berprilaku sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW

(11)

harapan tersebut masih belum sesuai dengan kenyataan yang peneliti temui di

lapangan. Berdasarkan atas pengamatan peneliti dan wawancara dengan peserta

didik, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa kelas V sekolah dasar yang

masih kurang memahami pentingnya shalat, belum lancar mengucapkan bacaan

shalat dan belum sempurna melaksanaakan gerakan (tatacara) shalat seperti

tercantum dalam Tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 Penilaian Kemampuan Shalat Siswa Kelas V TP. 2010/2011

Kelas Penilaian Jumlah

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

V A 1 12 16 3 32 siswa

V B 2 13 14 4 33 siswa

Jumlah 3 25 30 7 65 siswa

Keterangan :

Sangat Baik : Apabila siswa paham tatacara gerakan dan lancar dalam bacaan shalat.

Baik : Apabila siswa paham tatacara shalat atau lancar dalam bacaan shalat.

Cukup : Apabila siswa kurang paham tatacara shalat dan kurang lancar dalam bacaan shalat

Kurang : Apabila siswa tidak paham tatacara shalat dan bacaan shalat.

Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, akan dapat mengakibatkan lemahnya

kemampuan shalat mereka, dan hal ini tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

pendidikan Agama Islam yaitu salah satunya mewujudkan peserta didik yang taat

beragama dan berakhlak mulia.

Melalui masalah tersebut, peneliti tidak hanya bisa menyalahkan peserta

didik atau pendidiknya, tetapi diperlukan intropeksi pada masing - masing

(12)

tersebut dapat teridentifikasi bahwa faktor penghambatnya terdapat pada internal

serta eksternal pesert didik.

Faktor internal peserta didik mencakup latar belakang peserta didik yang

keluarganya belum seberapa memberikan respon positif terhadap perkembangan

religious mereka. Hal ini didapati karena masih banyak peserta didik yang tidak

mengikuti kegiatan mengaji di lingkungan rumahnya, yang seharusnya di usia

mereka sudah seharusnya mengikuti kegiatan mengaji. Hal ini disebabkan

kurangnya peran serta orang tua dalam mengawasi perkembangan kemampuan

spiritual anaknya, yang mengakibatkan kurangnya penerapan kemampuan

spiritual mereka dalam aktifitas sehari - hari.

Ada pula faktor eksternal peserta didik yang dapat menghambat lambatnya

peserta didik dalam mendalami pelajaran pendidikan agama Islam, yaitu terdapat

pada gurunya dan sumber belajar yang digunakan. Hal ini teridentifikasi dari

kurangnya pengetahuan guru PAI dalam penggunaan system pembelajaran yang

efektif dan efisien yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh untuk

mengikuti pembelajaran PAI. Peserta didik merasa jenuh karena penggunaan

system pembelajaran yang masih saja menekankan pada catatan materi semata

dan hanya dijelaskan seperlunya dengan metode ceramah saja, dan juga

kurangnya sumber belajar pendidikan Agama Islam yang hanya terbatas pada

buku PAI serta sistem penilaian pelajaran Pendidikan Agama Islam masih

berorientasi hanya pada hasil kognitif siswa saja, sehingga kurang memperhatikan

(13)

Peneliti mencoba menggunakan pembelajaran portofolio pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan hasil yang di inginkan sesuai

dengan tujuan silabus PAI yaitu untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pembelajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam

masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Adapun alasan menggunakan pembelajaran portofolio pada penelitian ini

yaitu pertama pembelajaran portofolio dapat memunculkan dan meningkatkan

kreativitas siswa dalam menemukan dan mengkaji masalah yang ada disekitar

mereka melalui praktik belajar secara langsung. Boediono menerangkan bahwa

praktik belajar portofolio dapat mendorong kompetensi, berpartisipasi, belajar

menilai dan memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan belajar

dengan linbgkungan sekitar peserta didik (Budimansyah, 2002:3). Siswa SD

Negeri Baruranji masih memerlukan suatu metode belajar yang dapat

memunculkan dan melatih mereka dalam berpendapat karena selama ini metode

yang digunakan dalam proses pembelajaran cenderung lebih monoton dan

cenderung hanya menimbulkan rasa bosan pada peserta didik, mengingat karakter

peserta didik yang beragam dalam menerima materi dengan menggunakan

pembelajaran portofolio ini siswa dapat berkreasi dalam mengungkapkan

gagasan-gagasan baru.

Kedua, materi shalat merupakan materi yang tidak hanya mengukur ranah

(14)

sehingga siswa sadar akan kewajiban tentang shalat sebagai dasar bagi umat Islam

secara terus menerus. materi shalat harus dapat melibatkan peserta didik secara

langsung agar melatih mereka dalam praktik belajar yang sesungguhnya.

Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik

dengan lingkungan sekitarnya baik dalam pengetahuan atau keterampilan yang

spesifik dan kemajuan kearah penguasaan dasar hingga lanjutan (Yuliani, 2010:9).

Terakhir, portofolio dipilih karena memiliki beberapa keuntungan dalam

proses pendidikan yaitu dapat mendorong kolaborasi antara peserta didik,

pendidik dan lingkungan peserta didik, mengakses kemampuan peserta didik

untuk menghasilkan tugas akademik berkelanjutan dan dapat menilai

keterampilan serta kecakapan peserta didik dalam proses pembelajaran

(Depdiknas, 2004:40-41).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah peneliti jabarkan

sebelumnya, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji masih belum

efektif dan efisien.

2. Kemampuan shalat siswa masih rendah baik secara teori dan praktek.

3. Aktifitas pembelajaran masih berpusat pada guru.

4. Rencana pembelajaran pendidikan agama Islam belum sesuai dengan standar

proses.

5. Sumber belajar siswa kelas V SDN Baruranji hanya terbatas pada buku

(15)

6. Sistem penilaian Pendidikan Agama Islam kelas V di SDN Baruranji

berorientasi pada aspek kognitif saja.

7. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN Baruranji

rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah peneliti uraikan, maka

batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam materi shalat di kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan

belum disusun.

2. Pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

shalat kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan belum diterapkan

3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio untuk pelajaran Pendidikan Agama

Islam materi shalat menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

belum diterapkan.

4. Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotorik kelas V A dan

V B SDN Baruranji dengan pembelajaran portofolio belum diketahui.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan atas identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah

penulis uraikan, terdapat beberapa rumusan masalah yang perlu ditindak lanjuti

(16)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di

SDN Baruranji Lampung Selatan ?

2. Bagaimana proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN

Baruranji Lampung Selatan ?

3. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas

V SDN Baruranji Lampung Selatan?

4. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan

pembelajaran portofolio pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN

Baruranji Lampung Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian Tindakan

Tujuan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu pemecahan permasalahan

yang telah di uraikan peneliti, yaitu untuk mendeskripsikan :

1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN

Baruranji Lampung Selatan.

2. Proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN

Baruranji Lampung Selatan.

3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V SDN

Baruranji Lampung Selatan.

4. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SDN Baruranji Lampung Selatan setelah pembelajaran portofolio

(17)

1.6 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap bahwa penelitian tiandakan kelas ini dapat bermanfaat

baik secara teoritis maupun praktis dalam kegiatan proses pembelajaran. Manfaat

yang peneliti harapkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan pengetahuan

tentang model pembelajaran portofolio khususnya pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan juga dapat menjadi sumbangan pemikiran

dan tolak ukur kajian pada penelitian yang lebih lanjut.

2) Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi model pembelajaran alternatif

dalam proses pembelajaran di kelas khususnya Pendidikan Agama

Islam. Guru dapat mengetahui permasalahan – permasalahan belajar

siswa dan cara mengatasinya. Guru menjadi aktif dan kreatif dalam

membelajarkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang

sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi peserta didik.

b. Manfaat bagi siswa

Dengan menerapkan model pembelajaran portofolio yang menarik dan

tidak membosankan, siswa akan menyimak pelajaran dengan baik dan

lebih aktif belajar serta lebih mudah dalam memahami pelajaran yang

(18)

c. Manfaat bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai

model pembelajaran yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam

proses pembelajaran di kelas khususnya pelajaran Pendidikan Agama

Gambar

Tabel 1.1 Penilaian  Kemampuan Shalat Siswa Kelas V  TP. 2010/2011

Referensi

Dokumen terkait

In this research, the writer used pre-experimental method by using “one-group pretest and posttest design 33 where the students would be given a pretest before

Kemampuan mengasimilasikan pengetahuan baru bergantung pada kenyataan apakah individu-individu telah memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan pengetahuan yang baru

Akan tetapi pada kenyataannya, koleksi yang ada di Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul memiliki berbagai kendala, salah satunya adalah

Sekar yang waktu ini telah berganti nama menjadi Jero Kananga ( jero adalah nama yang harus dipakai perempuan kebanyakan yang menikah dengan lelaki bangsawan), memaksakan

bahan yang sudah disiapkan, seperti sistem minimum ATMEGA8 berfungsi pengolahan data atau pengendali dari input dan output rangkaian alat smart alarm rumah, sensor.. ultrasonik

Pemaparan penelitian sebelumnya oleh Sari (2012) tentang hubungan body image dan self-esteem pada dewasa awal tunadaksa yang mengalami cacat tubuh setelah kelahiran,

a) Hasil produksi pertanian organik pada awal penerapannya lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian anorganik yang menggunakan bahan kimia. Karena hal ini pula dan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Current Ratio secara signifikan berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio Perbankan Domestik Komersial di Malaysia... dan