ABSTRACT
APPLICATION OF PORTFOLIO LEARNING FOR IMPROVING PRAYER PRACTICE ABILITY OF FIFTH GRADE STUDENTS IN BARURANJI
STATE ELEMENTARY SCHOOL OF SOUTH LAMPUNG
BY
The action research was carried out in two cycles. In the first cycle was conducted in the selected task group, to determine the main causes why the students left the prayer and to develop further action plans for the students performing the prayer within the group. The second cycle was conducted in different group to determine and to solve common mistakes in the prayer by ordaining the students to practice the prayer in individually. Respondent of this research were the elementary students of the 5th grade A and B. Data were elected by the observation method, performing a writing test for the students and documentation
ABSTRAK
PENERAPAN PEMBELAJARAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN SHALAT SISWA
KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI BARURANJI LAMPUNG SELATAN
OLEH
YOPI AFRIANSYAH
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan, mendeskripsikan pelaksanaan dan sistem penilaian serta mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat di kelas V A dan V B SD Negeri Baruranji Lampung Selatan.
Penelitian tindakan kelas dilakukan sebanyak dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan tugas kelompok, menemukan masalah tentang penyebab meninggalkan shalat dan mengkajinya hingga menyusun rencana tindakan serta pelaksanaan praktik shalat siswa berkelompok. Siklus kedua dilaksanakan dengan kelompok yang berbeda dengan sebelumnya untuk mengkaji dan menyelesaikan masalah tentang kesalahan – kesalahan dalam shalat, serta praktik shalat siswa secara individu. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA sebanyak 32 orang dan kelas VB sebanyak 33 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi yang dilengkapi dengan tes kemampuan shalat dan dokumentasi siswa.
121
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan atas pembahasan dan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat
menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan menggunakan pembelajaran portofolio mengalami peningkatan. Di
buktikan dengan perolehan nilai RPP pada siklus I mendapat nilai 4,60
menjadi 4.80 dengan kategori baik, meningkat sebanyak 0,20 poin yaitu
terjadi perbaikan pada komponen strategi pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio pada materi shalat kelas V ini di
lakukan sebanyak dua siklus dan tiap siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali
pertmuan, masing–masing pertemuan menggunakan tindakan yang saling
berkesinambungan untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini.
Dalam penerapan pembelajaran portofolio mengalami peningkatan pada
aktifitas guru dan aktifitas siswa. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran
portofolio di siklus I mencapai 70% dan di siklus II menjadi 85% dari jumlah
aktifitas yang di amati.
Aktifitas siswa yang aktif dalam proses pembelajaran portofolio mengalami
peningkatan. Siswa yang aktif kelas V A di siklus I sebanyak 17 siswa
(53,1%) meningkat menjadi 27 siswa (84,3%) di siklus II dan kelas V B di
122
3. Pada proses penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran portofolio
ini yaitu pertama tes formatif yang berfungsi untuk mengetahui hasil kognitif
siswa yaitu pengetahuan tentang ketentuan dan tatacara shalat yang benar.
Pada siklus pertama skor validitas 0,40 dan nilai reliable 0,81 dan 13 soal
memiliki tingkat kesukaran sedang dan 1 soal memiliki daya beda yang baik.
Siklus kedua skor validitas 0,75 mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya dan hasil tes dinyatakan reliable dengan skor 0,95 dan 15 soal
dinyatakan sedang dan 10 soal memiliki daya beda yang baik. Terakhir,
praktik shalat siswa untuk mengukur ranah psikomotorik meliputi kemampuan
shalat siswa baik dari gerakan dan bacaannya.
4. Hasil belajar yang di amati dalam tindakan ini yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa mengalami peningkatan. Dimana hasil yang diperoleh
selama tindakan berlangsung ini pada masing kelasnya, sebagai berikut :
a) Pada ranah kognitif, di siklus pertama yang memperoleh nilai hingga
KKM di kelas V A berjumlah 15 siswa (46,8 %) dari 32 siswa dan dikelas
V B berjumlah 13 siswa atau sebesar (39,3%) dari 33 siswa. Sedangkan di
siklus kedua terjadi peningkatan pada aspek kognitif ini dimana jumlah
siswa yang mencapai nilai KKM di kelas V A sebanyak 25 siswa dari 32
siswa (78,1%) dan dikelas V B 24 siswa (72,7%) dari 33 siswa yang ada.
b) Aspek Psikomotorik yang mengamati kemampuan shalat siswa yang
meliputi tatacara gerakan dan bacaan shalat. Kelas V A yang memperoleh
nilai tuntas dengan kategori sangat baik di siklus I hanya 15,6 % (5 siswa)
meningkat menjadi 84,3 %. (27 siswa) dan kelas V B hanya 21,2 % (7
123
Dengan demikian penelitian ini dihentikan karena semua indikator yang telah
ditetapkan telah tercapai. Pembelajaran portofolio ini dapat meningkatkan
kemampuan belajar siswa khususnya materi shalat pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI).
5.2 Saran
Dengan berakhirnya penelitian tindakan ini, maka peneliti mengemukakan saran –
saran sebagai berikut :
1. Kepada Kepala Sekolah sebaiknya lebih memperhatikan lagi kemampuan
tenaga pendidik yang ada dalam menguasai model dan metode pembelajaran
sehingga dalam proses pembelajaran tidak terpaut pada metode ceramah saja.
Dengan memberikan pembinaan sekaligus pelatihan terhadap guru diharapkan
dapat melatih mereka untuk lebih kreatif lagi dalam melaksanakan proses
pembelajaran didalam kelas.
2. Kepada Tenaga Pendidik, sebaiknya lebih memperhatikan lagi kemampuan
dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam, karena dalam jangka panjang kedepan kemampuan
peserta didik dalam bidang agamanya akan sangat berguna di masyarakat
lingkungan mereka kelak.
3. Bagi siswa yang belum tuntas, sebaiknya diberikan kegaiatan remedial
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta
didik. Diasumsikan bahwa faktor pemicunya adalah ketidakberesan dalam sistem
pendidikan, terlebih lagi dalam proses pembelajarannya. Dengan adanya
pengembangan kurikulum yang berimbas pada keseluruhan proses pembelajaran
yang meliputi kondisi, strategi dan evaluasi. Akan tetapi, usaha itu belum dapat
menuai hasil seperti yang diharapkan. Terbukti sampai hari ini semua kalangan
masih mengeluhkan tentang mutu out-put lembaga pendidikan (formal), mulai
dari ketidaksiapan peserta didik untuk dipakai di masyarakat sampai dengan
kebobrokan moral para peserta didik.
Saat ini, dunia pendidikan seakan - akan tiada hentinya menuai kritikan
dari berbagai kalangan, yaitu tentang ketidak mampuannya dalam melahirkan
alumni yang berkualitas manusia Indonesia seutuhnya seperti cita-cita luhur
bangsa dan yang diamanatkan oleh Undang-undang Pendidikan itu sendiri yaitu
“manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab”.
Kekurangberhasilan pendidikan dapat terjadi pada hampir semua jenjang
utama pendidikan di Indonesia antara lain terletak pada kekurangmampuan guru
dalam mempersiapkan materi ajar dengan baik, memilih metode yang tepat untuk
mentransfer materi pelajaran, memilih media yang tepat serta melaksanakan
evaluasi hasil pembelajaran dengan fair.
Pendidikan Islam yang bertujuan untuk menginformasikan,
mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai islami diharapkan
mampu menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan segi kehidupan spiritual
yang baik dan benar dalam rangka mewujudkan pribadi muslim seutuhnya. Untuk
itu perlu disusun strategi yang mantap, berupa langkah pembelajaran yang
disusun secara sistematis dan terencana dan dapat pula berupa keteladanan guru
yang berperan sebagai the life model bagi para peserta didiknya.
Pada jenjang pendidikan dasar seorang guru agar dapat menyampaikan
materi pelajaran dengan baik maka diperlukan keterampilan yang memadai, agar
penyajian materi tersebut menjadi sesuatu yang menarik, dapat dimengerti dan
tidak menjenuhkan. Inilah yang menjadi kendala utama yang dihadapi oleh
sebagian besar guru SD, terutama yang mengajar di kelas rendah. Padahal di
jenjang pendidikan ini diperlukan guru yang mampu, bukan hanya secara
intelektual, tetapi juga harus piawai dalam mengelola pembelajaran dan sabar
dalam menghadapi siswa.
Mengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) atau nilai moral lainnya di
tingkat Sekolah Dasar harus dilakukan secara benar dan tepat. Masa ini
merupakan masa pembentukan dan fondasi bagi keberagamaan pengetahuan anak
bahwa siswa memiliki latar pengetahuan keagamaan yang berbeda, yang bisa saja
disebabkan oleh perbedaan pendapat sosial, kebiasaan keluarga dan kualitas
intelektual anak.
Kesulitan utama yang dihadapi oleh guru PAI adalah ketika
menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa yang dapat dipahami oleh anak,
dan bagaimana membuat ajaran agama yang abstrak dapat hidup dalam kenyataan
dunia mereka. Seperti ketika menyampaikan materi tauhid, surga, neraka, kiamat,
pahala dan sebagainya, yang terangkum dalam materi aqidah, akhlak, ibadah dan
mu‟amalah.
Kesulitan lain adalah kekurang mampuan guru untuk mengoptimalkan
serta menyeimbangkan ketiga ranah pendidikan sebagaimana yang terdapat dalam
taksonomi Bloom (kognitif, afektif dan psikomotor) (Darsono, 2002:41). Untuk
itulah diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat, seimbang serat efisien
dalam menangani permasalahan tersebut. Selama ini, telah cukup dimaklumi
bahwa kekurang berhasilan dunia pendidikan diawali dari kekurang mampuan
guru dalam menanamkan hal-hal tersebut secara benar dan tepat.
Portofolio dalam pendidikan mulai dipergunakan sebagai salah satu jenis
model penilaian (assesment) yang berbasis produk, yaitu penilaian yang
didasarkan pada segala hasil yang dapat dibuat atau ditunjukkan oleh peserta
didik, kemudian dihimpun dalam sebuah „map‟ (portofolio) untuk dijadikan bahan
pertimbangan guru dalam memberikan asesmen otentik terhadap kinerja peserta
Pembelajaran yang digunakan oleh guru seharusnya dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada
penelitian ini penulis memilih model pembelajaran berbasis portofolio dengan
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak
dalam pembelajaran sehingga peserta didik memiliki suatu kebebasan dalam
berfikir, berpendapat, aktif dan kreatif dalam belajar.
Portofolio sebenarnya diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai
suatu proses sosial pedadogis, maupun sebagai sifat pembelajaran. Sebagai suatu
wujud benda fisik itu adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil
pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal
(pretest), tugas – tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan
melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes awal (post-test) dan test akhir sebagai
suatu proses sosial pedadogis, portofolio adalah collection of learning experience
yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berujud pengetahuan
(kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).
Pembelajaran portofolio mengutamakan pengalaman, kontekstualisasi dan
pengetahuan di luar kelas. Model pembelajaran portofolio memberikan bukti
otentik siswa sebagai hasil pembelajaran sehingga guru dapat memberikan
penilaian terhadap bukti-bukti tersebut. Begitu halnya dengan siswa, mereka dapat
Karena pembelajaran portofolio masih berlandaskan kepada empat pilar
pendidikan, yaitu sebagai berikut
Learning to do, peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik, sosial dan budaya.
Learning to know, peserta didik harus mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya.
Learning to be, peserta didik harus mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya.
Learning to live together, kesempatan berinteraksi dengan kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukkan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.
(Dasim Budimansyah, 2002)
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model
pembelajaran portofolio sebagai landasan utama dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang
lebih berkualitas kemampuan hasil belajarnya serta bertakwa kepada Allah SWT.
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan pendidikan yang menanamkan
aspek keyakinan adanya Allah SWT yang diwujudkan kedalam akhlak dan prilaku
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sangat disesalkan apabila proses
pembelajaran PAI tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Pada tingkat sekolah dasar, peserta didik diharapkan di seusia itu anak sudah
dapat menunjukkan keimanan dan pengamalan materi yang diajarkan dalam
kegiatan sehari – hari mereka seperti mulai mengenal serta melaksanakan shalat
berjemaah, bisa membaca Al – Qur‟an dengan baik dan benar, mengetahui rasul
dan nabi mereka, serta berprilaku sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW
harapan tersebut masih belum sesuai dengan kenyataan yang peneliti temui di
lapangan. Berdasarkan atas pengamatan peneliti dan wawancara dengan peserta
didik, dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa kelas V sekolah dasar yang
masih kurang memahami pentingnya shalat, belum lancar mengucapkan bacaan
shalat dan belum sempurna melaksanaakan gerakan (tatacara) shalat seperti
tercantum dalam Tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1 Penilaian Kemampuan Shalat Siswa Kelas V TP. 2010/2011
Kelas Penilaian Jumlah
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
V A 1 12 16 3 32 siswa
V B 2 13 14 4 33 siswa
Jumlah 3 25 30 7 65 siswa
Keterangan :
Sangat Baik : Apabila siswa paham tatacara gerakan dan lancar dalam bacaan shalat.
Baik : Apabila siswa paham tatacara shalat atau lancar dalam bacaan shalat.
Cukup : Apabila siswa kurang paham tatacara shalat dan kurang lancar dalam bacaan shalat
Kurang : Apabila siswa tidak paham tatacara shalat dan bacaan shalat.
Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, akan dapat mengakibatkan lemahnya
kemampuan shalat mereka, dan hal ini tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
pendidikan Agama Islam yaitu salah satunya mewujudkan peserta didik yang taat
beragama dan berakhlak mulia.
Melalui masalah tersebut, peneliti tidak hanya bisa menyalahkan peserta
didik atau pendidiknya, tetapi diperlukan intropeksi pada masing - masing
tersebut dapat teridentifikasi bahwa faktor penghambatnya terdapat pada internal
serta eksternal pesert didik.
Faktor internal peserta didik mencakup latar belakang peserta didik yang
keluarganya belum seberapa memberikan respon positif terhadap perkembangan
religious mereka. Hal ini didapati karena masih banyak peserta didik yang tidak
mengikuti kegiatan mengaji di lingkungan rumahnya, yang seharusnya di usia
mereka sudah seharusnya mengikuti kegiatan mengaji. Hal ini disebabkan
kurangnya peran serta orang tua dalam mengawasi perkembangan kemampuan
spiritual anaknya, yang mengakibatkan kurangnya penerapan kemampuan
spiritual mereka dalam aktifitas sehari - hari.
Ada pula faktor eksternal peserta didik yang dapat menghambat lambatnya
peserta didik dalam mendalami pelajaran pendidikan agama Islam, yaitu terdapat
pada gurunya dan sumber belajar yang digunakan. Hal ini teridentifikasi dari
kurangnya pengetahuan guru PAI dalam penggunaan system pembelajaran yang
efektif dan efisien yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh untuk
mengikuti pembelajaran PAI. Peserta didik merasa jenuh karena penggunaan
system pembelajaran yang masih saja menekankan pada catatan materi semata
dan hanya dijelaskan seperlunya dengan metode ceramah saja, dan juga
kurangnya sumber belajar pendidikan Agama Islam yang hanya terbatas pada
buku PAI serta sistem penilaian pelajaran Pendidikan Agama Islam masih
berorientasi hanya pada hasil kognitif siswa saja, sehingga kurang memperhatikan
Peneliti mencoba menggunakan pembelajaran portofolio pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan hasil yang di inginkan sesuai
dengan tujuan silabus PAI yaitu untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pembelajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Adapun alasan menggunakan pembelajaran portofolio pada penelitian ini
yaitu pertama pembelajaran portofolio dapat memunculkan dan meningkatkan
kreativitas siswa dalam menemukan dan mengkaji masalah yang ada disekitar
mereka melalui praktik belajar secara langsung. Boediono menerangkan bahwa
praktik belajar portofolio dapat mendorong kompetensi, berpartisipasi, belajar
menilai dan memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan belajar
dengan linbgkungan sekitar peserta didik (Budimansyah, 2002:3). Siswa SD
Negeri Baruranji masih memerlukan suatu metode belajar yang dapat
memunculkan dan melatih mereka dalam berpendapat karena selama ini metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran cenderung lebih monoton dan
cenderung hanya menimbulkan rasa bosan pada peserta didik, mengingat karakter
peserta didik yang beragam dalam menerima materi dengan menggunakan
pembelajaran portofolio ini siswa dapat berkreasi dalam mengungkapkan
gagasan-gagasan baru.
Kedua, materi shalat merupakan materi yang tidak hanya mengukur ranah
sehingga siswa sadar akan kewajiban tentang shalat sebagai dasar bagi umat Islam
secara terus menerus. materi shalat harus dapat melibatkan peserta didik secara
langsung agar melatih mereka dalam praktik belajar yang sesungguhnya.
Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik
dengan lingkungan sekitarnya baik dalam pengetahuan atau keterampilan yang
spesifik dan kemajuan kearah penguasaan dasar hingga lanjutan (Yuliani, 2010:9).
Terakhir, portofolio dipilih karena memiliki beberapa keuntungan dalam
proses pendidikan yaitu dapat mendorong kolaborasi antara peserta didik,
pendidik dan lingkungan peserta didik, mengakses kemampuan peserta didik
untuk menghasilkan tugas akademik berkelanjutan dan dapat menilai
keterampilan serta kecakapan peserta didik dalam proses pembelajaran
(Depdiknas, 2004:40-41).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan atas latar belakang masalah yang telah peneliti jabarkan
sebelumnya, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran pendidikan Agama Islam di SDN Baruranji masih belum
efektif dan efisien.
2. Kemampuan shalat siswa masih rendah baik secara teori dan praktek.
3. Aktifitas pembelajaran masih berpusat pada guru.
4. Rencana pembelajaran pendidikan agama Islam belum sesuai dengan standar
proses.
5. Sumber belajar siswa kelas V SDN Baruranji hanya terbatas pada buku
6. Sistem penilaian Pendidikan Agama Islam kelas V di SDN Baruranji
berorientasi pada aspek kognitif saja.
7. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN Baruranji
rendah.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah peneliti uraikan, maka
batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam materi shalat di kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan
belum disusun.
2. Pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
shalat kelas V A dan V B SDN Baruranji Lampung Selatan belum diterapkan
3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio untuk pelajaran Pendidikan Agama
Islam materi shalat menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
belum diterapkan.
4. Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotorik kelas V A dan
V B SDN Baruranji dengan pembelajaran portofolio belum diketahui.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan atas identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
penulis uraikan, terdapat beberapa rumusan masalah yang perlu ditindak lanjuti
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di
SDN Baruranji Lampung Selatan ?
2. Bagaimana proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN
Baruranji Lampung Selatan ?
3. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas
V SDN Baruranji Lampung Selatan?
4. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan
pembelajaran portofolio pada pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
Baruranji Lampung Selatan?
1.5 Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan ini dilakukan untuk mendapatkan suatu pemecahan permasalahan
yang telah di uraikan peneliti, yaitu untuk mendeskripsikan :
1. Perencanaan pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN
Baruranji Lampung Selatan.
2. Proses pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V di SDN
Baruranji Lampung Selatan.
3. Sistem penilaian pembelajaran portofolio pada materi shalat kelas V SDN
Baruranji Lampung Selatan.
4. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN Baruranji Lampung Selatan setelah pembelajaran portofolio
1.6 Manfaat Penelitian
Peneliti berharap bahwa penelitian tiandakan kelas ini dapat bermanfaat
baik secara teoritis maupun praktis dalam kegiatan proses pembelajaran. Manfaat
yang peneliti harapkan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan pengetahuan
tentang model pembelajaran portofolio khususnya pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan juga dapat menjadi sumbangan pemikiran
dan tolak ukur kajian pada penelitian yang lebih lanjut.
2) Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi model pembelajaran alternatif
dalam proses pembelajaran di kelas khususnya Pendidikan Agama
Islam. Guru dapat mengetahui permasalahan – permasalahan belajar
siswa dan cara mengatasinya. Guru menjadi aktif dan kreatif dalam
membelajarkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi peserta didik.
b. Manfaat bagi siswa
Dengan menerapkan model pembelajaran portofolio yang menarik dan
tidak membosankan, siswa akan menyimak pelajaran dengan baik dan
lebih aktif belajar serta lebih mudah dalam memahami pelajaran yang
c. Manfaat bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai
model pembelajaran yang tepat dan efisien untuk digunakan dalam
proses pembelajaran di kelas khususnya pelajaran Pendidikan Agama